2. BADAN PUSAT STATISTIK
STATISTICS - INDONESIA
BADAN PUSAT STATISTIK
STATISTICS - INDONESIA
HASIL SURVEI
SOSIAL DEMOGRAFI
COVID-19
DAMPAK
2020
h
t
t
p
s
:
/
/
w
w
w
.
b
p
s
.
g
o
.
i
d
4. iii
Survei Sosial Demografi Dampak COVID-19
KATA PENGANTAR
Sejak diumumkannya kasus positif terinfeksi COVID-19 di Indonesia
pada tanggal 2 Maret 2020, berbagai langkah antisipasi untuk meminimalisir
penyebaranCOVID-19telahdilakukan,diantaranyahimbauanphysical-distancing,
pemberlakukan work from home, penutupan pusat perbelanjaan dan tempat
wisata, serta pengurangan kepadatan pekerja pada sektor industri. Namun
demikian, penyebaran COVID-19 ini ternyata masih terus berlanjut.
Sebagai Lembaga Negara yang ditugasi untuk menyajikan statistik, BPS
juga berupaya untuk mengambil peran dalam menyikapi situasi genting saat ini
dengan memproduksi statistik tambahan guna mendukung upaya percepatan
penanganan Pandemi COVID-19 di Indonesia.
Dengan diterapkannya physical distancing, pengumpulan data secara
konvensional menjadi terkendala. Hal tersebut disikapi dengan menggunakan
metode pengumpulan data secara daring, dan pemilihan metode pengambilan
sampel yang lebih mudah baik bagi BPS maupun bagi responden.
Penyajian statistik tambahan (additional statistics) ini bertujuan untuk
memberikan informasi kepada para pemangku kepentingan, guna menyusun
perencanaan serta langkah-langkah cepat dan strategis dalam menghadapi
pandemi ini, baik itu untuk pencegahan (preventive), penanggulangan, serta
untuk pemulihan (recovery).
Semoga kita semua dapat melalui musibah ini dengan selamat.
Salam Sehat
Kepala BPS
Suhariyanto
h
t
t
p
s
:
/
/
w
w
w
.
b
p
s
.
g
o
.
i
d
5. iv Survei Sosial Demografi Dampak COVID-19
TIM PENYUSUN
Pengarah:
• Suhariyanto
• Sri Soelistyowati
Koordinator:
• Ali Said
Penulis:
• Windhiarso Ponco Adi Putranto
• Riyadi
• Putri Larasaty
• Anna Kurniasih
• Aprilia Ira Pratiwi
• Valent Gigih Saputri
• Tika Meilaningsih
Kontributor Kegiatan Survei Sosial Demografi Dampak COVID-19:
• Windhiarso Ponco Adi Putranto
• Nur Indah Kristiani
• Rocky G. Hasudungan
• Udin Suchaini
• AnnaTriana Falentina
• YohanesWahyuTrio Pramono
• M. Arief Kurniawan
• Ade Koswara
• Miftakhul Jannah
• Tim BPS COVID-19 StatisticalTaskForce
• Tim Subdirektorat Jaringan Komunikasi Data
• Tim Subdirektorat Pengembangan Desain Sensus dan Survei
• Tim Subdirektorat Layanan dan Promosi Statistik
• Tim Subdirektorat Indikator Statistik
h
t
t
p
s
:
/
/
w
w
w
.
b
p
s
.
g
o
.
i
d
6. v
Survei Sosial Demografi Dampak COVID-19
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... v
METODOLOGI .................................................................................................................. 1
RESPONDEN ..................................................................................................................... 2
MEMUTUS RANTAI PENULARAN COVID-19 DENGAN JAGA JARAK .............. 3
PERILAKU BARU: RAJIN CUCI TANGAN ................................................................... 4
APA YANG MENJADI ALASAN UNTUK RAJIN CUCI TANGAN ........................... 5
PENGGUNAAN MASKER SEBAGAI MEKANISME PERTAHANAN TERDEPAN 6
ISOLASI MANDIRI UNTUK MELINDUNGI YANG DISAYANGI ............................. 7
TINGKAT KEKHAWATIRAN TERHADAP KONDISI COVID-19 .............................. 8
PENGGUNAAN TRANSPORTASI UMUM MULAI DIHINDARI ............................ 9
PHK AKIBAT PANDEMI COVID-19 .............................................................................. 10
BEKERJA DARI RUMAH .................................................................................................. 11
KONDISI PEKERJA SEKTOR JASA DI MASA PANDEMI ......................................... 12
DAMPAK COVID-19 PADA RESPONDEN YANG BEKERJA DI SEKTOR
TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN ............................................................ 13
DAMPAK COVID-19 TERHADAP PENDAPATAN ..................................................... 14
BEKERJA ATAU SEMENTARA DIRUMAHKAN? ........................................................ 15
KELOMPOK PENDAPATAN MANA YANG PALING TERDAMPAK? ..................... 16
PEKERJA DI SEKTOR MANA YANG PALING TERDAMPAK?.................................. 17
PENGELUARAN MENINGKAT ...................................................................................... 18
BELANJA ONLINE MENJADI PILIHAN ....................................................................... 19
GENERASI YANG SUKA BERBELANJA ONLINE ...................................................... 20
PERUBAHAN PENGELUARAN PADA KOMODITAS BELANJA RUMAH
TANGGA ..................................................................................................................... 21
INDEKS PERILAKU KETAATAN ..................................................................................... 22
h
t
t
p
s
:
/
/
w
w
w
.
b
p
s
.
g
o
.
i
d
8. 1
Survei Sosial Demografi Dampak COVID-19
METODOLOGI
Survei Sosial Demografi Dampak COVID-19 menggunakan rancangan Non-
ProbabilitySamplingyang merupakan kombinasi dari Convenience, Voluntary dan
Snowball Sampling untuk mendapatkan respon partisipasi sebanyak-banyaknya
dalam kurun waktu 1 minggu pelaksanaan survei.
Keunggulan Survei:
• Survei ini menyediakan data dan statistik terkini, sehingga dapat merespon
kebutuhan data secara cepat.
• Sebagai alat untuk memberikan gambaran dan kondisi terkini terkait kondisi
sosial-ekonomi menurut karakteristik demografi masyarakat, informasi yang
dihasilkan dari survei ini dapat dipertimbangkan pemanfaatannya untuk
pengambilan kebijakan yang berbasis data (data-drivendecisionmaking).
• Pertanyaan dalam kuesioner dirancang untuk memenuhi kebutuhan
informasi yang terkait dengan upaya penanganan wabah.
Keterbatasan Survei:
• Penggunaan metode online mengakibatkan terjadinya bias dibanding
metode wawancara langsung.
• Analisis yang dihasilkan merupakan gambaran individu yang secara sukarela
berpartisipasi dalam survei dan tidak mewakili kondisi seluruh masyarakat
Indonesia.
• Dalam analisis di publikasi ini penggunaan penimbang belum dilakukan,
meskipun hal tersebut dapat dipertimbangkan untuk mengurangi bias
informasi.
h
t
t
p
s
:
/
/
w
w
w
.
b
p
s
.
g
o
.
i
d
9. 2 Survei Sosial Demografi Dampak COVID-19
Namun demikian untuk karakteristik
demografi lainnya, seperti tingkat
pendidikan, kelompok umur dan status
kawin masih terdapat selisih yang
cukup besar. Hal ini disebabkan karena
metode survei online, mengakibatkan
informasi mengenai survei ini
cenderung sampai kepada individu
yang memiliki akses ke internet, dan
memiliki internet literacyyang tinggi.
DISTRIBUSI
RESPONDEN
Perbandingan Jumlah Responden Survei Sosial
Demografi Dampak COVID-19 dengan SUSENAS
2019 menurut Pulau Lokasi Tinggal (persen)
Jika dibandingkan dengan
Survei Sosial Ekonomi
Nasional (SUSENAS) tahun
2019. Distribusi responden
survei ini hampir mendekati
distribusi SUSENAS dalam
variabel Jenis Kelamin dan
Pulau Lokasi Tinggal.
Perbandingan Jumlah Responden Survei Sosial
Demografi Dampak COVID-19 dengan
SUSENAS 2019 menurut Jenis Kelamin (persen)
Responden Survei menurut Tingkat Pendidikan
(Usia Responden ≥ 17 Tahun)
Namun demikian untuk karakteristik
demografi lainnya, seperti tingkat
pendidikan, kelompok umur dan status
kawin masih terdapat selisih yang
cukup besar. Hal ini disebabkan karena
metode survei online, mengakibatkan
informasi mengenai survei ini
cenderung sampai kepada individu
yang memiliki akses ke internet, dan
memiliki internet literacyyang tinggi.
DISTRIBUSI
RESPONDEN
Perbandingan Jumlah Responden Survei Sosial
Demografi Dampak COVID-19 dengan SUSENAS
2019 menurut Pulau Lokasi Tinggal (persen)
Jika dibandingkan dengan
Survei Sosial Ekonomi
Nasional (SUSENAS) tahun
2019. Distribusi responden
survei ini hampir mendekati
distribusi SUSENAS dalam
variabel Jenis Kelamin dan
Pulau Lokasi Tinggal.
Perbandingan Jumlah Responden Survei Sosial
Demografi Dampak COVID-19 dengan
SUSENAS 2019 menurut Jenis Kelamin (persen)
Responden Survei menurut Tingkat Pendidikan
(Usia Responden ≥ 17 Tahun)
Namun demikian untuk karakteristik
demografi lainnya, seperti tingkat
pendidikan, kelompok umur dan status
kawin masih terdapat selisih yang
cukup besar. Hal ini disebabkan karena
metode survei online, mengakibatkan
informasi mengenai survei ini
cenderung sampai kepada individu
yang memiliki akses ke internet, dan
memiliki internet literacyyang tinggi.
DISTRIBUSI
RESPONDEN
Perbandingan Jumlah Responden Survei Sosial
Demografi Dampak COVID-19 dengan SUSENAS
2019 menurut Pulau Lokasi Tinggal (persen)
Jika dibandingkan dengan
Survei Sosial Ekonomi
Nasional (SUSENAS) tahun
2019. Distribusi responden
survei ini hampir mendekati
distribusi SUSENAS dalam
variabel Jenis Kelamin dan
Pulau Lokasi Tinggal.
Perbandingan Jumlah Responden Survei Sosial
Demografi Dampak COVID-19 dengan
SUSENAS 2019 menurut Jenis Kelamin (persen)
Responden Survei menurut Tingkat Pendidikan
(Usia Responden ≥ 17 Tahun)
Namun demikian untuk karakteristik
demografi lainnya, seperti tingkat
pendidikan, kelompok umur dan status
kawin masih terdapat selisih yang
cukup besar. Hal ini disebabkan karena
metode survei online, mengakibatkan
informasi mengenai survei ini
cenderung sampai kepada individu
yang memiliki akses ke internet, dan
memiliki internet literacyyang tinggi.
DISTRIBUSI
RESPONDEN
Perbandingan Jumlah Responden Survei Sosial
Demografi Dampak COVID-19 dengan SUSENAS
2019 menurut Pulau Lokasi Tinggal (persen)
Jika dibandingkan dengan
Survei Sosial Ekonomi
Nasional (SUSENAS) tahun
2019. Distribusi responden
survei ini hampir mendekati
distribusi SUSENAS dalam
variabel Jenis Kelamin dan
Pulau Lokasi Tinggal.
Perbandingan Jumlah Responden Survei Sosial
Demografi Dampak COVID-19 dengan
SUSENAS 2019 menurut Jenis Kelamin (persen)
Responden Survei menurut Tingkat Pendidikan
(Usia Responden ≥ 17 Tahun)
RESPONDEN
PERBANDINGANJUMLAHRESPONDENSURVEISOSIAL
DEMOGRAFIDAMPAKCOVID-19DENGANSUSENAS2019
MENURUTPULAULOKASITINGGAL(PERSEN)
PERBANDINGANJUMLAHRESPONDENSURVEI
SOSIALDEMOGRAFIDAMPAKCOVID-19DENGAN
SUSENAS2019MENURUTJENISKELAMIN(PERSEN)
RESPONDENSURVEIMENURUTTINGKAT
PENDIDIKAN(USIARESPONDEN≥17TAHUN)
Namun demikian untuk
karakteristik demografi lainnya,
seperti tingkat pendidikan,
kelompok umur dan status kawin
masih terdapat selisih yang
cukup besar. Hal ini disebabkan
karena metode survei online,
mengakibatkan informasi
mengenai survei ini cenderung
sampai kepada individu yang
memiliki akses ke internet, dan
memiliki internet literacy yang
tinggi.
Jika dibandingkan dengan
Survei Sosial Ekonomi
Nasional (SUSENAS) tahun
2019. Distribusi responden
survei ini hampir mendekati
distribusi SUSENAS dalam
variabel Jenis Kelamin dan
Pulau LokasiTinggal.
h
t
t
p
s
:
/
/
w
w
w
.
b
p
s
.
g
o
.
i
d
10. 3
Survei Sosial Demografi Dampak COVID-19
MEMUTUS RANTAI PENULARAN COVID-19
DENGAN JAGA JARAK
Penerapan physicaldistancingdiIndonesia diperkuat dengan
kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diatur
dalam Peraturan Pemerintah No.21Tahun 2020. Sejak ditetapkan
pada tanggal 31 Maret, penerapan kebijakan dianggap masih
terkendala dengan disiplin yang masih belum terbangun
bersama di tengah masyarakat.
85 %
67 %
88 %
77 %
MEMUTUS RANTAI PENULARAN COVID-19
DENGAN JAGA JARAK
(Physical Distancing)
Lo
r
Penerapan physical distancing
Indonesia diperkuat dengan kebijakan
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
yang diatur dalam Peraturan Pemerintah No.21
Tahun 2020. Sejak ditetapkan pada tanggal 31 Maret,
penerapan kebijakan dianggap masih terkendala dengan
disiplin yang masih belum terbangun bersama di tengah
Masyarakat.
87%
Pengetahuan kebijakan
physical distancing
> 80 % responden mengetahui
dan sangat mengetahui secara
detail kebijakan ini.
87%
72%
Penerapan kebijakan
physical distancing
< 80 % responden yang selalu
melakukan atau teratur menjaga
jarak dalam seminggu terakhir.
Perempuan lebih mengetahui dan menerapkan
physical distancing dibandingkan laki-laki.
85 %
67 %
88 %
77 %
MEMUTUS RANTAI PENULARAN COVID-19
DENGAN JAGA JARAK
(Physical Distancing)
Lo
r
Penerapan physical distancing
Indonesia diperkuat dengan kebijakan
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
yang diatur dalam Peraturan Pemerintah No.21
Tahun 2020. Sejak ditetapkan pada tanggal 31 Maret,
penerapan kebijakan dianggap masih terkendala dengan
disiplin yang masih belum terbangun bersama di tengah
Masyarakat.
87%
Pengetahuan kebijakan
physical distancing
> 80 % responden mengetahui
dan sangat mengetahui secara
detail kebijakan ini.
87%
72%
Penerapan kebijakan
physical distancing
< 80 % responden yang selalu
melakukan atau teratur menjaga
jarak dalam seminggu terakhir.
Perempuan lebih mengetahui dan menerapkan
physical distancing dibandingkan laki-laki.
85 %
67 %
88 %
77 %
MEMUTUS RANTAI PENULARAN COVID-19
DENGAN JAGA JARAK
(Physical Distancing)
Lo
r
Penerapan physical distancing
Indonesia diperkuat dengan kebijakan
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
yang diatur dalam Peraturan Pemerintah No.21
Tahun 2020. Sejak ditetapkan pada tanggal 31 Maret,
penerapan kebijakan dianggap masih terkendala dengan
disiplin yang masih belum terbangun bersama di tengah
Masyarakat.
87%
Pengetahuan kebijakan
physical distancing
> 80 % responden mengetahui
dan sangat mengetahui secara
detail kebijakan ini.
87%
72%
Penerapan kebijakan
physical distancing
< 80 % responden yang selalu
melakukan atau teratur menjaga
jarak dalam seminggu terakhir.
Perempuan lebih mengetahui dan menerapkan
physical distancing dibandingkan laki-laki.
85 %
67 %
88 %
77 %
MEMUTUS RANTAI PENULARAN COVID-19
DENGAN JAGA JARAK
(Physical Distancing)
Lo
r
Penerapan physical distancing
Indonesia diperkuat dengan kebijakan
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
yang diatur dalam Peraturan Pemerintah No.21
Tahun 2020. Sejak ditetapkan pada tanggal 31 Maret,
penerapan kebijakan dianggap masih terkendala dengan
disiplin yang masih belum terbangun bersama di tengah
Masyarakat.
87%
Pengetahuan kebijakan
physical distancing
> 80 % responden mengetahui
dan sangat mengetahui secara
detail kebijakan ini.
87%
72%
Penerapan kebijakan
physical distancing
< 80 % responden yang selalu
melakukan atau teratur menjaga
jarak dalam seminggu terakhir.
Perempuan lebih mengetahui dan menerapkan
physical distancing dibandingkan laki-laki.
85 %
67 %
88 %
77 %
MEMUTUS RANTAI PENULARAN COVID-19
DENGAN JAGA JARAK
(Physical Distancing)
Lo
r
Penerapan physical distancing
Indonesia diperkuat dengan kebijakan
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
yang diatur dalam Peraturan Pemerintah No.21
Tahun 2020. Sejak ditetapkan pada tanggal 31 Maret,
penerapan kebijakan dianggap masih terkendala dengan
disiplin yang masih belum terbangun bersama di tengah
Masyarakat.
87%
Pengetahuan kebijakan
physical distancing
> 80 % responden mengetahui
dan sangat mengetahui secara
detail kebijakan ini.
87%
72%
Penerapan kebijakan
physical distancing
< 80 % responden yang selalu
melakukan atau teratur menjaga
jarak dalam seminggu terakhir.
Perempuan lebih mengetahui dan menerapkan
physical distancing dibandingkan laki-laki.
Pengetahuan kebijakan
physicaldistancing
Sekitar 87 % responden
mengetahui secara detail
kebijakan ini.
Penerapan kebijakan
physicaldistancing
Sekitar 72% responden yang selalu
melakukan atau teratur menjaga
jarak dalam seminggu terakhir.
Perempuan lebih mengetahui dan menerapkan physicaldistancing
dibandingkan laki-laki.
h
t
t
p
s
:
/
/
w
w
w
.
b
p
s
.
g
o
.
i
d
11. 4 Survei Sosial Demografi Dampak COVID-19
PERILAKU BARU: RAJIN CUCI TANGAN
PERSENTASE RESPONDEN MENURUT PERILAKU
MENCUCITANGAN SELAMA 20 DETIK DENGAN SABUN
PERSENTASE RESPONDEN MENURUT PERILAKU
PENGGUNAAN HANDSANITIZER
80,2%
Sering/Selalu
14,84%
Kadang/
Tidak Sering
4,96%
Tidak Pernah/Jarang Sekali
64,42%
Sering/Selalu
20,72%
Kadang/
Tidak Sering
14,85%
Tidak Pernah/
Jarang Sekali
Tahukah?
84,61% 75,74%
Cuci tangan memang bukanlah
suatu terobosan baru untuk menjaga
kebersihan. Di masa pandemi
COVID-19 ini, mencuci tangan adalah
perilaku baru dan harus dilakukan
di setiap saat setelah beraktitas
untuk pencegahan penularan virus
corona. Sebanyak 80,20% responden
menyatakan bahwa mereka sering/
selalu mencuci tangan 20 detik
dengan sabun.
Namun, terkadang tidaklah
mudah menemukan air dan sabun
setiap saat atau di setiap fasilitas
umum. Mencuci tangan ini dapat
menggunakan larutan berbahan
dasar alkohol yang disebut juga
dengan handsanitizer. Sebanyak
64,42% responden sering/selalu
menggunakan handsanitizer.
Perilaku menjaga kebersihan tangan
dengan rajin mencuci tangan
dan penggunaan handsanitizer
akan mencegah penularan dan
penyebaran COVID-19 melalui media
tangan.
8 dari 10 responden sering/selalu mencuci
tangan dengan sabun selama 20 detik.
Responden perempuan lebih disiplin dalam menjaga
kebersihan dengan sering/selalu cuci tangan dengan sabun
dibandingkan responden laki-laki.
6 dari 10 responden sering/selalu
menggunakan hand sanitizer.
h
t
t
p
s
:
/
/
w
w
w
.
b
p
s
.
g
o
.
i
d
12. 5
Survei Sosial Demografi Dampak COVID-19
Sering/Selalu Kadang/TidakSering TidakPernah/
JarangSekali
48,87%
41,21%
9,92%
46,4%
46,21%
7,39%
45,85%
41,86%
12,29%
Khawatir/SangatKhawatir
Sedikit/CukupKhawatir
TidakKhawatir
Kekhawatiranterhadap
KesehatanDiriSendiri
Khawatir/SangatKhawatir
Sedikit/CukupKhawatir
TidakKhawatir
Kekhawatiranterhadap
KesehatanDiriSendiri
7,93% 11,41%
40,08% 43,92%
52,00% 44,67%
Kekhawatiran terhadap kesehatan diri sendiri mendorong responden
untuk menjaga kebersihan dengan sering/selalu mencuci tangan
dengan sabun selama 20 detik.
APA YANG MENJADI ALASAN
UNTUK RAJIN CUCI TANGAN
Responden perempuan
cenderung lebih khawatir
terhadap kesehatannya
dibandingkan responden
laki-laki sehingga mereka
lebih disiplin dalam menjaga
kebersihan dengan mencuci
tangan
PERSENTASERESPONDENMENURUTPERILAKUMENCUCITANGANSELAMA20DETIKDENGAN
SABUNDANKEKHAWATIRANTERHADAPKESEHATANDIRISENDIRI
h
t
t
p
s
:
/
/
w
w
w
.
b
p
s
.
g
o
.
i
d
13. 6 Survei Sosial Demografi Dampak COVID-19
PERSENTASE RESPONDEN MENURUT
PENGGUNAAN MASKER
80,2%
Sering/Selalu
14,84%
Kadang/
Tidak Sering
4,96%
Tidak Pernah/
Jarang Sekali
.
Tidak
Khawatir
6
8,26% 19,
4
8
%
1
2
,
2
6
%
7
5,81% 8,3%
1
5
,
8
9
%
8
6
,
2
1
%
4,55% 9
,
2
3
%
Sedikit/
Khawatir
Cukup
Khawatir/
Khawatir
Sangat
PERSENTASE RESPONDEN MENURUT KEKHAWATIRAN BERADA DI LUAR RUMAH DAN PENGGUNAAN MASKER
Sering/Selalu
Kadang/
Tidak Sering
Tidak Pernah/
Jarang Sekali
Khawatir/Sangat Khawatir
Ketika Berada di Luar Rumah
Sering/SelaluMenggunakanMasker
88,5% 77,18%
65,04%
73,77%
Penggunaan Masker
RespondenPerempuanCenderung
LebihKhawatirBeradadiLuarRumah
danSelaluMenggunakanMasker
PENGGUNAAN MASKER
SEBAGAI MEKANISME
PERTAHANAN TERDEPAN
7 dari 10 responden yang merasa tidak
khawatir ketika di luar rumah, sering/
selalu menggunakan masker.
9 dari 10 responden yang merasa khawatir/
sangat khawatir ketika di luar rumah, sering/
selalu menggunakan masker.
8 dari 10 responden
sering/selalu
menggunakan masker
terutama ketika sedang
berada di luar rumah.
Semakin khawatir ketika berada di luar rumah, semakin besar
kecenderungan untuk sering/selalu menggunakan masker.
h
t
t
p
s
:
/
/
w
w
w
.
b
p
s
.
g
o
.
i
d
14. 7
Survei Sosial Demografi Dampak COVID-19
ISOLASI MANDIRI
UNTUK MELINDUNGI
YANG DISAYANGI
Stay
at Home
Isolasi Mandiri atau Home Quarantine
merupakan protokol kesehatan untuk Orang Dalam
Pengawasan (ODP). Dalam protokol tersebut, ODP harus
berada di dalam rumah dan tidak berpergian ke tempat umum
selama 14 hari. Protokol ini bertujuan agar COVID-19 tidak menular
kepada orang lain. Meski demikian, masih ada anggapan bahwa
protokol ini belum efektif memutus penyebaran COVID-19. Hal ini
karena protokol dilakukan secara sukarela tanpa pengawasan dan
dianggap sulit untuk memisahkan orang sakit dengan
anggota keluarga lain dalam satu rumah.
1,62
9,95
7,82
43,29
37,32
Sama sekali
tidak efektif
Kurang
efektif
Biasa saja Cukup
efektif
Sangat
efektif
Mayoritas responden
menganggap isolasi
atau karantina
mandiri cukup efektif
memperlambat
penyebaran virus
COVID-19.
Responden
laki-laki
cenderung
menganggap
protokol ini
cukup efektif
Responden
perempuan
cenderung
menganggap
protokol ini
sangat efektif
ISOLASI MANDIRI
UNTUK MELINDUNGI
YANG DISAYANGI
Stay
at Home
Isolasi Mandiri atau Home Quara
merupakan protokol kesehatan untuk Orang D
Pengawasan (ODP). Dalam protokol tersebut, ODP h
berada di dalam rumah dan tidak berpergian ke tempat u
selama 14 hari. Protokol ini bertujuan agar COVID-19 tidak me
kepada orang lain. Meski demikian, masih ada anggapan b
protokol ini belum efektif memutus penyebaran COVID-19. H
karena protokol dilakukan secara sukarela tanpa pengawasan
dianggap sulit untuk memisahkan orang sakit de
anggota keluarga lain dalam satu ru
1,62
9,95
7,82
43,29
37,32
Sama sekali
tidak efektif
Kurang
efektif
Biasa saja Cukup
efektif
Sangat
efektif
Mayoritas responden
menganggap isolasi
atau karantina
mandiri cukup efektif
memperlambat
penyebaran virus
COVID-19.
Responden
laki-laki
cenderung
mengangg
protokol in
cukup efek
Responden
perempuan
cenderung
mengangg
protokol in
sangat efe
Stay
at Home
Isolasi Mandiri atau Home Quarantine
n protokol kesehatan untuk Orang Dalam
ODP). Dalam protokol tersebut, ODP harus
ah dan tidak berpergian ke tempat umum
ni bertujuan agar COVID-19 tidak menular
ki demikian, masih ada anggapan bahwa
if memutus penyebaran COVID-19. Hal ini
n secara sukarela tanpa pengawasan dan
it untuk memisahkan orang sakit dengan
anggota keluarga lain dalam satu rumah.
,29
37,32
kup
ktif
Sangat
efektif
Responden
laki-laki
cenderung
menganggap
protokol ini
cukup efektif
Responden
perempuan
cenderung
menganggap
protokol ini
sangat efektif
ISOLASI MANDIRI
UNTUK MELINDUNGI
YANG DISAYANGI
Stay
at Home
Isolasi Mandiri atau Home Quarantine
merupakan protokol kesehatan untuk Orang Dalam
Pengawasan (ODP). Dalam protokol tersebut, ODP harus
berada di dalam rumah dan tidak berpergian ke tempat umum
selama 14 hari. Protokol ini bertujuan agar COVID-19 tidak menular
kepada orang lain. Meski demikian, masih ada anggapan bahwa
protokol ini belum efektif memutus penyebaran COVID-19. Hal ini
karena protokol dilakukan secara sukarela tanpa pengawasan dan
dianggap sulit untuk memisahkan orang sakit dengan
anggota keluarga lain dalam satu rumah.
1,62
9,95
7,82
43,29
37,32
Sama sekali
tidak efektif
Kurang
efektif
Biasa saja Cukup
efektif
Sangat
efektif
Mayoritas responden
menganggap isolasi
atau karantina
mandiri cukup efektif
memperlambat
penyebaran virus
COVID-19.
Responden
laki-laki
cenderung
menganggap
protokol ini
cukup efektif
Responden
perempuan
cenderung
menganggap
protokol ini
sangat efektif
Isolasi Mandiri atau HomeQuarantine merupakan protokol kesehatan yakni
harus berada di dalam rumah dan tidak berpergian ke tempat umum selama
14 hari yang bertujuan agar COVID-19 tidak menular kepada orang lain.
Responden laki-
laki cenderung
menganggap protokol
ini cukup efektif.
Responden
perempuan cenderung
menganggap protokol
ini sangat efektif.
Mayoritas
responden
menganggap
isolasi atau
karantina mandiri
cukup efektif
memperlambat
penyebaran virus
COVID-19.
ISOLASI MANDIRI
UNTUK MELINDUNGI
YANG DISAYANGI
h
t
t
p
s
:
/
/
w
w
w
.
b
p
s
.
g
o
.
i
d
15. 8 Survei Sosial Demografi Dampak COVID-19
DAMPAK COVID-19
PADA KESEHATAN
MENTAL Pandemi COVID-19 telah membuat perubahan
besar dan menciptakan ketidakpastian di kehidupan
masyarakat. Keharusan untuk mengisolasi diri dari dunia
luar dan ketidakpastian kapan akan berakhirnya pandemi ini
mempengaruhi tingkat kecemasan masyarakat. Sehingga tidak
dapat dipungkiri COVID-19 berdampak pada kesehatan mental
setiap individu.
Pemberitaan Media
Mayoritas responden khawatir atau sangat khawatir
dengan kondisi dan pemberitaan mengenai
COVID-19.
Kesehatan Diri
Hampir separuh responden mengaku khawatir atau
sangat khawatir dengan kesehatan dirinya selama
masa pandemi COVID-19.
9,00
25,97
65,03
23,89
27,75
48,35
21,74
21,00
57,27
9,88
20,69
69,43
Khawatir atau Sangat khawatir Cukup khawatir Terlalu atau Agak berlebihan
Kesehatan Keluarga
Selain kesehatan dirinya, mayoritas responden
merasa khawatir atau sangat khawatir dengan
kesehatan keluarganya.
Saat Keluar Rumah
Kekhawatiran responden terkait kesehatan dirinya
semakin meningkat ketika ia harus beraktivitas di
luar rumah.
Kapan Berakhir?
68 persen responden optimis
pandemi COVID-19 akan berakhir
pada Mei hingga Juli 2020.
DAMPAK COVID-19
PADA KESEHATAN
MENTAL Pandemi COVID-19 telah membuat perubahan
besar dan menciptakan ketidakpastian di kehidupan
masyarakat. Keharusan untuk mengisolasi diri dari dunia
luar dan ketidakpastian kapan akan berakhirnya pandemi ini
mempengaruhi tingkat kecemasan masyarakat. Sehingga tidak
dapat dipungkiri COVID-19 berdampak pada kesehatan mental
setiap individu.
Pemberitaan Media
Mayoritas responden khawatir atau sangat khawatir
dengan kondisi dan pemberitaan mengenai
COVID-19.
Kesehatan Diri
Hampir separuh responden mengaku khawatir atau
sangat khawatir dengan kesehatan dirinya selama
masa pandemi COVID-19.
9,00
25,97
65,03
23,89
27,75
48,35
21,74
21,00
57,27
9,88
20,69
69,43
Khawatir atau Sangat khawatir Cukup khawatir Terlalu atau Agak berlebihan
Kesehatan Keluarga
Selain kesehatan dirinya, mayoritas responden
merasa khawatir atau sangat khawatir dengan
kesehatan keluarganya.
Saat Keluar Rumah
Kekhawatiran responden terkait kesehatan dirinya
semakin meningkat ketika ia harus beraktivitas di
luar rumah.
Kapan Berakhir?
68 persen responden optimis
pandemi COVID-19 akan berakhir
pada Mei hingga Juli 2020.
DAMPAK COVID-19
PADA KESEHATAN
MENTAL Pandemi COVID-19 telah membuat perubahan
besar dan menciptakan ketidakpastian di kehidupan
masyarakat. Keharusan untuk mengisolasi diri dari dunia
luar dan ketidakpastian kapan akan berakhirnya pandemi ini
mempengaruhi tingkat kecemasan masyarakat. Sehingga tidak
dapat dipungkiri COVID-19 berdampak pada kesehatan mental
setiap individu.
Pemberitaan Media
Mayoritas responden khawatir atau sangat khawatir
dengan kondisi dan pemberitaan mengenai
COVID-19.
Kesehatan Diri
Hampir separuh responden mengaku khawatir atau
sangat khawatir dengan kesehatan dirinya selama
masa pandemi COVID-19.
9,00
25,97
65,03
23,89
27,75
48,35
21,74
21,00
57,27
9,88
20,69
69,43
Khawatir atau Sangat khawatir Cukup khawatir Terlalu atau Agak berlebihan
Kesehatan Keluarga
Selain kesehatan dirinya, mayoritas responden
merasa khawatir atau sangat khawatir dengan
kesehatan keluarganya.
Saat Keluar Rumah
Kekhawatiran responden terkait kesehatan dirinya
semakin meningkat ketika ia harus beraktivitas di
luar rumah.
Kapan Berakhir?
68 persen responden optimis
pandemi COVID-19 akan berakhir
pada Mei hingga Juli 2020.
TINGKAT KEKHAWATIRAN
TERHADAP KONDISI COVID-19
Pandemi COVID-19 telah membuat perubahan
besar dan menciptakan ketidakpastian di kehidupan
masyarakat. Keharusan untuk mengisolasi diri dari dunia
luar dan ketidakpastian kapan akan berakhirnya pandemi ini
mempengaruhi tingkat kekhawatiran masyarakat. Kondisi ini diduga juga
akan mempengaruhi kesehatan mental setiap individu.
Pemberitaan Media
Mayoritas responden khawatir atau sangat khawatir
dengan kondisi dan pemberitaan mengenai
COVID-19.
Kesehatan Diri
Hampir separuh responden mengaku khawatir atau
sangat khawatir dengan kesehatan dirinya selama
masa pandemi COVID-19.
Kesehatan Keluarga
Selain kesehatan dirinya, mayoritas responden
merasa khawatir atau sangat khawatir dengan
kesehatan keluarganya.
Saat Keluar Rumah
Kekhawatiran responden terkait kesehatan dirinya
semakin meningkat ketika ia harus beraktivitas
di luar rumah.
Kapan Berakhir?
68 persen responden optimis
pandemi COVID-19 akan berakhir
pada Mei hingga Juli 2020.
h
t
t
p
s
:
/
/
w
w
w
.
b
p
s
.
g
o
.
i
d
16. 9
Survei Sosial Demografi Dampak COVID-19
PENGGUNAAN TRANSPORTASI UMUM
MULAI DIHINDARI
Responden selalu menghindari
transportasi umum (termasuk
transportasi online) di tengah
COVID-19.
82,52%
Dari seluruh responden yang mengisi
survei, sebanyak 4,75 persen berstatus
kadang-kadang/jarang/tidak sering
menghindari transportasi umum (terma-
suk transportasi online) .
Sementara 12,73 persen sisanya
berstatus tidak pernah menghindari
transportasi umum (termasuk
transportasi online) di tengah COVID-19
Dari 12,73 persen responden yang berstatus tidak pernah menghindari
transportasi umum (termasuk transportasi online), sekitar 29,73 persen
masih belum melakukan social distancing (jarak 2 meter) di tempat umum.
Sedangkan 32,16 persen kadang-kadang/jarang/tidak sering melakukan
social distancing, dan sisanya sebanyak 38,11 persen
sudah melakukan social distancing.
82,52%
Selalu
12,73%
Tidak pernah
4,75%
Kadang/Jarang/
Tidak sering
S O C I A L D I S TA N C I N G
38,11%
PENGGUNAAN TRANSPORTASI UMUM
MULAI DIHINDARI
Responden selalu menghindari
transportasi umum (termasuk
transportasi online) di tengah
COVID-19.
82,52%
PENGGUNAAN TRANSPORTASI UMUM
MULAI DIHINDARI
Responden selalu menghindari
transportasi umum (termasuk
transportasi online) di tengah
COVID-19.
82,52%
Dari seluruh responden yang mengisi
survei, sebanyak 4,75 persen berstatus
kadang-kadang/jarang/tidak sering
menghindari transportasi umum (terma-
suk transportasi online) .
Sementara 12,73 persen sisanya
berstatus tidak pernah menghindari
transportasi umum (termasuk
transportasi online) di tengah COVID-19
Dari 12,73 persen responden yang berstatus tidak pernah menghindari
transportasi umum (termasuk transportasi online), sekitar 29,73 persen
masih belum melakukan social distancing (jarak 2 meter) di tempat umum.
Sedangkan 32,16 persen kadang-kadang/jarang/tidak sering melakukan
social distancing, dan sisanya sebanyak 38,11 persen
sudah melakukan social distancing.
82,52%
Selalu
12,73%
Tidak pernah
4,75%
Kadang/Jarang/
Tidak sering
S O C I A L D I S TA N C I N G
38,11%
Dari seluruh responden yang
mengisi survei, sebanyak 4,75%
berstatus kadang-kadang/
jarang/tidak sering menghindari
transportasi umum (termasuk
transportasi online). Sementara
12,73% sisanya berstatus tidak
pernah menghindari transportasi
umum (termasuk transportasi
online) di tengah COVID-19.
Dari 12,73% responden yang berstatus tidak pernah menghindari
transportasi umum (termasuk transportasi online), sekitar 29,73% masih
belum melakukan social distancing (jarak 2 meter) di tempat umum.
Sedangkan 32,16% kadang-kadang/jarang/tidak sering melakukan social
distancing,dansisanyasebanyak38,11%sudahmelakukansocialdistancing.
h
t
t
p
s
:
/
/
w
w
w
.
b
p
s
.
g
o
.
i
d
17. 10 Survei Sosial Demografi Dampak COVID-19
Tidak sedikit pelaku usaha yang menutup sementara usahanya bahkan secara
permanen akibat kebijakan physical distancing untuk memutus rantai
penularan coronavirus..Kondisi tersebut berdampak pada kehidupan pekerja
diIndonesia.
Hasil survei terhadap 87.379 responden menunjukkan bahwa 2,52%
responden survei baru saja mengalami PHK akibat perusahaan/tempat usaha
dimana ia bekerja tutup. Sebagian besar yang mengalami PHK adalah
respondenlaki-laki.
Sedangkan18,34%diantaranyabekerjanamunsementaradirumahkan.
1,87%
dari responden perempuan ter-PHK
PERSENTASESTATUSBEKERJARESPONDEN
3,18%
dari responden laki-laki ter-PHK
Bekerja
Terkena PHK
Bekerja, sementara dirumahkan
Tidak bekerja
56,40%
18,34%
2,52%
22,74%
PHK AKIBAT PANDEMI COVID-19
Tidak sedikit pelaku usaha yang menutup sementara usahanya bahkan secara
permanen akibat kebijakan physical distancing untuk memutus rantai
penularan coronavirus..Kondisi tersebut berdampak pada kehidupan pekerja
diIndonesia.
Hasil survei terhadap 87.379 responden menunjukkan bahwa 2,52%
responden survei baru saja mengalami PHK akibat perusahaan/tempat usaha
dimana ia bekerja tutup. Sebagian besar yang mengalami PHK adalah
respondenlaki-laki.
Sedangkan18,34%diantaranyabekerjanamunsementaradirumahkan.
1,87%
dari responden perempuan ter-PHK
PERSENTASESTATUSBEKERJARESPONDEN
3,18%
dari responden laki-laki ter-PHK
Bekerja
Terkena PHK
Bekerja, sementara dirumahkan
Tidak bekerja
56,40%
18,34%
2,52%
22,74%
PHK AKIBAT PANDEMI COVID-19
Tidak sedikit pelaku usaha yang menutup sementara usahanya bahkan secara
permanen akibat kebijakan physical distancing untuk memutus rantai
penularan coronavirus..Kondisi tersebut berdampak pada kehidupan pekerja
diIndonesia.
Hasil survei terhadap 87.379 responden menunjukkan bahwa 2,52%
responden survei baru saja mengalami PHK akibat perusahaan/tempat usaha
dimana ia bekerja tutup. Sebagian besar yang mengalami PHK adalah
respondenlaki-laki.
Sedangkan18,34%diantaranyabekerjanamunsementaradirumahkan.
1,87%
dari responden perempuan ter-PHK
PERSENTASESTATUSBEKERJARESPONDEN
3,18%
dari responden laki-laki ter-PHK
Bekerja
Terkena PHK
Bekerja, sementara dirumahkan
Tidak bekerja
56,40%
18,34%
2,52%
22,74%
PHK AKIBAT PANDEMI COVID-19
PHK AKIBAT PANDEMI COVID-19
Tidak sedikit pelaku usaha yang menutup sementara usahanya bahkan secara
permanen akibat kebijakan physicaldistancinguntuk memutus rantai penularan
coronavirus. Kondisi tersebut berdampak pada kehidupan pekerja di Indonesia.
PERSENTASESTATUSBEKERJARESPONDEN
Hasil survei terhadap 87.379 responden menunjukkan bahwa 2,52%
responden survei baru saja mengalami PHK akibat perusahaan/tempat
usaha dimana ia bekerja tutup. Sebagian besar yang mengalami PHK
adalah responden laki-laki.
Sedangkan 18,34% diantaranya bekerja, namun sementara dirumahkan.
1,87%
dari responden
perempuan ter-PHK
3,18%
dari responden laki-laki
ter-PHK
h
t
t
p
s
:
/
/
w
w
w
.
b
p
s
.
g
o
.
i
d
18. 11
Survei Sosial Demografi Dampak COVID-19
BEKERJA DARI RUMAH
Pemberlakuan physicaldistancingdiikuti pemberlakuan bekerja dari rumah
atauWorkFromHome(WFH)olehsejumlahpelakuusaha.
SELALU WFH SEJAK
DITETAPKAN
PEKERJAAN TIDAK
MEMUNGKINKAN
WFH
MASUK SEPERTI BIASA
WFH, TAPI MASIH ADA
JADWAL MASUK
KANTOR
Dari total responden yang bekerja, 39,09% diantaranya menerapkan WFH
dan selalu bekerja dari rumah sejak ditetapkan. Sedangkan sebanyak
34,76% reponden menerapkan WFH namun masih terdapat jadwal untuk
masukkantor.
Tidak semua pekerjaan memungkinkan untuk penerapan WFH. Semakin
tinggi pendidikan responden survei, pekerjaan yang dimiliki semakin
memungkinkanuntukpenerapanWFH
PERSENTASERESPONDENYANGWFHMENURUTPENDIDIKANTERAKHIR
0
20
40
60
80
100
SD-SMP SMA/SMK Diploma S1+
Tidak memungkinkan WFH
Masuk seperti biasa
Masih ada jadwal masuk kantor
Selalu WFH sejak ditetapkan
BEKERJA DARI RUMAH
Pemberlakuan physicaldistancingdiikuti pemberlakuan bekerja dari rumah
atauWorkFromHome(WFH)olehsejumlahpelakuusaha.
SELALU WFH SEJAK
DITETAPKAN
PEKERJAAN TIDAK
MEMUNGKINKAN
WFH
MASUK SEPERTI BIASA
WFH, TAPI MASIH ADA
JADWAL MASUK
KANTOR
Dari total responden yang bekerja, 39,09% diantaranya menerapkan WFH
dan selalu bekerja dari rumah sejak ditetapkan. Sedangkan sebanyak
34,76% reponden menerapkan WFH namun masih terdapat jadwal untuk
masukkantor.
Tidak semua pekerjaan memungkinkan untuk penerapan WFH. Semakin
tinggi pendidikan responden survei, pekerjaan yang dimiliki semakin
memungkinkanuntukpenerapanWFH
PERSENTASERESPONDENYANGWFHMENURUTPENDIDIKANTERAKHIR
0
20
40
60
80
100
SD-SMP SMA/SMK Diploma S1+
Tidak memungkinkan WFH
Masuk seperti biasa
Masih ada jadwal masuk kantor
Selalu WFH sejak ditetapkan
PERSENTASERESPONDENYANGWFHMENURUTPENDIDIKANTERAKHIR
Tidak semua pekerjaan memungkinkan untuk penerapan
WFH. Semakin tinggi pendidikan responden survei,
semakin memungkinkan untuk penerapan WFH atas
pekerjaan yang dimilikinya.
BEKERJA DARI RUMAH
Pemberlakuan physicaldistancingdiikuti pemberlakuan
bekerja dari rumah atau WorkFromHome (WFH) oleh
sejumlah pelaku usaha.
h
t
t
p
s
:
/
/
w
w
w
.
b
p
s
.
g
o
.
i
d
19. 12 Survei Sosial Demografi Dampak COVID-19
KONDISI PEKERJA SEKTOR JASA
DI MASA PANDEMI
BIDANG PEKERJAAN RESPONDEN
25,4%
16,4%
5,9%
5,5%
Administrasi pemerintahan,
pertahanan dan jaminan sosial wajib
Jasa pendidikan
Jasa lainnya
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial
WORK FROM HOME
Dari 16.754 responden yang bekerja di bidang administrasi
pemerintahan,pertahanandanjaminansosialwajib,42,63%diantaranya
selalu bekerja dari rumah sejak ditetapkan kebijakan WFH dan 41,75%
diantaranyamenerapkanWFHnamunmasihadajadwalmasukkantor
3.616 responden bekerja di bidang jasa kesehatan dan kegiatan sosial
dan46,40%diantaranyatidakmemungkinkanuntukmenetapkanWFH
Terima kasih,
tenaga medis Indonesia!
BIDANG PEKERJAAN RESPOND
25,4%
16,4%
5,9%
5,5%
Administrasi pemerintahan,
pertahanan dan jaminan sosial wajib
Jasa pendidikan
Jasa lainnya
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial
WORK FROM HOME
Dari 16.754 responden yang bekerja di bidang
pemerintahan,pertahanandanjaminansosialwajib,42,63
selalu bekerja dari rumah sejak ditetapkan kebijakan WFH
diantaranyamenerapkanWFHnamunmasihadajadwalmasuk
3.616 responden bekerja di bidang jasa kesehatan dan k
dan46,40%diantaranyatidakmemungkinkanuntukmenet
Terima kasi
tenaga med
WORKFROMHOME
Dari 16.754 responden yang bekerja di bidang administrasi
pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib, 42,63%
diantaranya selalu bekerja dari rumah sejak ditetapkan kebijakanWFH dan
41,75% diantaranya menerapkanWFH namun masih ada jadwal masuk
kantor
3.616 responden bekerja di bidang jasa kesehatan dan kegiatan sosial
dan 46,40% diantaranya tidak memungkinkan untuk menetapkan
WFH.
BIDANG PEKERJAAN RESPONDEN
25,4%
16,4%
5,9%
5,5%
Administrasi pemerintahan,
pertahanan dan jaminan sosial wajib
Jasa pendidikan
Jasa lainnya
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial
WORK FROM HOME
Dari 16.754 responden yang bekerja di bidang administrasi
pemerintahan,pertahanandanjaminansosialwajib,42,63%diantaranya
selalu bekerja dari rumah sejak ditetapkan kebijakan WFH dan 41,75%
diantaranyamenerapkanWFHnamunmasihadajadwalmasukkantor
3.616 responden bekerja di bidang jasa kesehatan dan kegiatan sosial
dan46,40%diantaranyatidakmemungkinkanuntukmenetapkanWFH
Terima kasih,
tenaga medis Indonesia!
4 lapangan usaha
terbesar pekerjaan
responden termasuk
ke dalam bidang jasa-
jasa.
h
t
t
p
s
:
/
/
w
w
w
.
b
p
s
.
g
o
.
i
d
20. 13
Survei Sosial Demografi Dampak COVID-19
DAMPAK COVID-19 PADA RESPONDEN
YANG BEKERJA DI SEKTOR
TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN
DAMPAK C
RESPONDEN YAN
TRANSPORTASI
Dari 87.379 res
786 responden bekerja pada
72,39%
Sebanyak
bekerja d
masih be
Sementa
13,99 persen responden yang
bekerja di sektor Transportasi
dan Pergudangan memiliki
pendapatan kurang dari 1,8 juta.
Sementara 29,26 persen memiliki
pendapatan di atas 7,2 juta.
62
DAMPAK COVID-19 PADA
NDEN YANG BEKERJA DI SEKTOR
SPORTASI DAN PERGUDANGAN
Dari 87.379 responden survei, sebanyak
en bekerja pada Sektor Transportasi dan Pergudangan
Sebanyak 72,39 persen responden yang
bekerja di sektor Transportasi dan Pergudangan
masih bekerja di tengah pandemik COVID-19.
Sementara sisanya, sementara dirumahkan.
onden yang
ansportasi
memiliki
g dari 1,8 juta.
ersen memiliki
7,2 juta. 3,0-4,8Jt
<=1,8Jt
19,97% 20,23% 16,54%
29,26%
13,99%
1,8-3,0Jt 4,8-7,2Jt >7,2Jt
Setelah terjadi COVID-19,
sebanyak 62,60 persen
responden
yang bekerja di sektor
Transportasi
dan Pergudangan
mengalami
penurunan pendapatan.
62,60%
DAMPAK COVID-19 PADA
RESPONDEN YANG BEKERJA DI S
TRANSPORTASI DAN PERGUDAN
Dari 87.379 responden survei, sebanyak
786 responden bekerja pada Sektor Transportasi dan
72,39%
Sebanyak 72,39 persen responde
bekerja di sektor Transportasi dan
masih bekerja di tengah pandemi
Sementara sisanya, sementara dir
13,99 persen responden yang
bekerja di sektor Transportasi
dan Pergudangan memiliki
pendapatan kurang dari 1,8 juta.
Sementara 29,26 persen memiliki
pendapatan di atas 7,2 juta. 3,0-4,8J
<=1,8Jt
19,97% 20,23%
13,99%
1,8-3,0Jt
Setelah t
sebanyak
responde
yang be
Transpor
dan Perg
mengala
penurun
62,60%
Dari 87.379 responden survei, sebanyak
786 responden bekerja pada SektorTransportasi dan Pergudangan
Sebanyak 72,39% responden yang bekerja
di sektorTransportasi dan Pergudangan
masih bekerja di tengah pandemi COVID-19.
Sementara sisanya, sementara dirumahkan.
13,99% responden yang
bekerja di sektorTransportasi
dan Pergudangan memiliki
pendapatan kurang dari 1,8
juta. Sementara 29,26%
memiliki pendapatan di atas
7,2 juta.
Setelah terjadi COVID-19,
sebanyak 62,60%
responden yang bekerja
di sektorTransportasi dan
Pergudangan mengalami
penurunan pendapatan.
h
t
t
p
s
:
/
/
w
w
w
.
b
p
s
.
g
o
.
i
d
21. 14 Survei Sosial Demografi Dampak COVID-19
DAMPAK COVID-19 TERHADAP PENDAPATAN
Apakah ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan?
4 dari 10 responden mengaku
mengalami penurunan
pendapatan karena terdampak
adanya pandemi COVID-19.
Dampak mewabahnya virus corona baru atau CoronaVirus Disease
2019 (COVID-19) makin dirasakan oleh semua sektor usaha.
Beberapa sektor usaha mengalami penurunan produksi akibat
penurunan penjualan hasil produksi sehingga mengakibatkan
penurunan pendapatan usaha.
Tidak sedikit usaha yang gulung tikar, atau melakukan efisiensi biaya
produksi dengan mengurangi jumlah karyawan maupun pemotongan
gaji karyawan, dan mengambil kebijakan pengurangan shift kerja dan
merumahkan sebagian karyawannya. Hal ini tentunya berdampak pada
penurunan pendapatan yang dialami oleh para karyawan.
44,67% responden laki-laki
dan 38,55% responden
perempuan mengaku bahwa
dirinya mengalami penurunan
pendapatan akibat terdampak
COVID-19.
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki+
Perempuan
38,55%
41,91%
Laki-laki
Perempuan
44,67%
38,55%
Laki-laki
Perempuan
44,67%
38,55%
h
t
t
p
s
:
/
/
w
w
w
.
b
p
s
.
g
o
.
i
d
22. 15
Survei Sosial Demografi Dampak COVID-19
BEKERJA ATAU SEMENTARA DIRUMAHKAN?
Keduanya sama-sama mengalami penurunan pendapatan.
Persentase responden yang mengalami
penurunan pendapatan pada
kelompok responden yang sementara
dirumahkan lebih tinggi daripada
responden yang masih bekerja.
Penurunan pendapatan sangat
dirasakan oleh responden yang
sementara dirumahkan akibat
terdampak COVID-19 (6 dari
10 responden yang sementara
dirumahkan mengaku mengalami
penurunan pendapatan).
60,74%
35,78%
Sementara Dirumahkan
Bekerja
35,78% responden yang masih
bekerja, mengaku mengalami
penurunan pendapatan.
60,74%
35,78%
Sementara Dirumahkan
Bekerja
60,74%
35,78%
Sementara Dirumahkan
Bekerja
Pekerja/buruh yang dirumahkan karena situasi kedaruratan kesehatan
masyarakat akibat wabah pandemi COVID-19 masih tetap berhak
mendapatkan upah penuh atau pemotongan upah apabila telah
disepakati oleh pihak perusahaan dan pekerja.
60,74%
35,78%
Sementara Dirumahkan
Bekerja
h
t
t
p
s
:
/
/
w
w
w
.
b
p
s
.
g
o
.
i
d
23. 16 Survei Sosial Demografi Dampak COVID-19
KELOMPOK PENDAPATAN MANA
YANG PALING TERDAMPAK?
70,53% responden dalam kelompok
berpendapatan rendah (<=1,8 jt)
mengaku mengalami penurunan
pendapatan.
3 dari 10 responden kelompok
berpendapatan tinggi mengaku
mengalami penurunan pendapatan.
70,53%
<=1,8 jt
46,77%
1,8-3,0 jt
37,19%
3,0-4,8 jt
30,34%
37,19%
4,8-7,2 jt
31,67%
Masyarakat miskin, rentan miskin, dan yang bekerja di sektor informal
merupakan yang paling terdampak dari mewabahnya pandemi
COVID-19.
70,53%
<=1,8 jt
46,77%
1,8-3,0 jt
37,19%
3,0-4,8 jt
30,34%
37,19%
4,8-7,2 jt
31,67%
70,53%
<=1,8 jt
46,77%
1,8-3,0 jt
37,19%
3,0-4,8 jt
30,34%
37,19%
4,8-7,2 jt
31,67%
70,53%
<=1,8 jt
46,77%
1,8-3,0 jt
37,19%
3,0-4,8 jt
30,34%
>7,2 jt
37,19%
4,8-7,2 jt
31,67%
70,53%
<=1,8 jt
46,77%
1,8-3,0 jt
37,19%
3,0-4,8 jt
30,34%
>7,2 jt
37,19%
4,8-7,2 jt
31,67%
h
t
t
p
s
:
/
/
w
w
w
.
b
p
s
.
g
o
.
i
d
24. 17
Survei Sosial Demografi Dampak COVID-19
PEKERJA DI SEKTOR MANA
YANG PALING TERDAMPAK?
7 dari 10 responden yang bekerja
di sektor Perdagangan Besar
dan Eceran; Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor mengaku
mengalami penurunan pendapatan.
62,60% responden yang bekerja
pada sektor Transportasi
dan Pergudangan mengaku
mengalami penurunan
pendapatan akibat terdampak
COVID-19.
Responden yang bekerja di
sektor Penyediaan Akomodasi
dan Makan Minum menjadi
responden yang paling
terdampak (76,84% mengalami
penurunan pendapatan)
Wabah COVID-19 telah memukul industri pariwisata dalam negeri. Adanya
pembatasan sosial dan larangan kunjungan wisatawan asing telah
menyebabkan penurunan jumlah wisatawan domestik dan wisatawan
mancanegara untuk berkunjung ke tempat tujuan wisata di Indonesia.
3 jenis lapangan usaha terdampak yang termasuk ke dalam sektor
pariwisata yaitu sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor; sektorTransportasi dan Pergudangan; serta sektor
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum.
70,39%
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor
76,84%
Transportasi dan Pergudangan
62,60%
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
76,84%
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
70,39%
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor
76,84%
Transportasi dan Pergudangan
62,60%
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
h
t
t
p
s
:
/
/
w
w
w
.
b
p
s
.
g
o
.
i
d
25. 18 Survei Sosial Demografi Dampak COVID-19
PENGELUARAN MENINGKAT
PENGELUARAN MENINGKAT
Pandemi Covid-19 menyebabkan
perbedaan pengeluaran dari kondisi
biasa. 56 % responden mengalami
peningkatan pengeluaran, 17 %
mengalami menurunan pengeluaran
dan sisanya tetap
Rata-rata perubahan pengeluaran seluruh
responden survei mencapai 15 % sejak pandemi Covid-19 terjadi. Hal ini diduga
karena perubahan pola konsumsi, bertambahnya konsumsi komoditas
kesehatan, pulsa dan paket data serta memasuki Bulan Ramadhan.
51 % responden menjadikan bahan makanan
sebagai perubahan pengeluaran yang paling
dominan. Hal ini tidak terlepas dari anjuran
pemerintah untuk tetap berada di rumah dan
meningkatkan imunitas tubuh dengan memasak
makanan sendiri.
peningkatan
penurunan
PENGELUARAN MENINGKAT
Pandemi Covid-19 menyebabkan
perbedaan pengeluaran dari kondisi
biasa. 56 % responden mengalami
peningkatan pengeluaran, 17 %
mengalami menurunan pengeluaran
dan sisanya tetap
Rata-rata perubahan pengeluaran seluruh
responden survei mencapai 15 % sejak pandemi Covid-19 terjadi. Hal ini diduga
karena perubahan pola konsumsi, bertambahnya konsumsi komoditas
kesehatan, pulsa dan paket data serta memasuki Bulan Ramadhan.
51 % responden menjadikan bahan makanan
sebagai perubahan pengeluaran yang paling
dominan. Hal ini tidak terlepas dari anjuran
pemerintah untuk tetap berada di rumah dan
meningkatkan imunitas tubuh dengan memasak
makanan sendiri.
peningkatan
penurunan
Pandemi COVID-19 menyebabkan
perbedaan pengeluaran dari kondisi
biasa. 56% responden mengalami
peningkatan pengeluaran, 17%
mengalami penurunan pengeluaran dan
sisanya tetap
51% responden menjadikan bahan makanan
sebagai perubahan pengeluaran yang paling
dominan. Hal ini tidak terlepas dari anjuran
pemerintah untuk tetap berada di rumah dan
meningkatkan imunitas tubuh dengan memasak
makanan sendiri.
PENGELUARAN MENINGKAT
Pandemi Covid-19 menyebabkan
perbedaan pengeluaran dari kondisi
biasa. 56 % responden mengalami
peningkatan pengeluaran, 17 %
mengalami menurunan pengeluaran
dan sisanya tetap
Rata-rata perubahan pengeluaran seluruh
responden survei mencapai 15 % sejak pandemi Covid-19 terjadi. Hal ini diduga
karena perubahan pola konsumsi, bertambahnya konsumsi komoditas
kesehatan, pulsa dan paket data serta memasuki Bulan Ramadhan.
51 % responden menjadikan bahan makanan
sebagai perubahan pengeluaran yang paling
dominan. Hal ini tidak terlepas dari anjuran
pemerintah untuk tetap berada di rumah dan
meningkatkan imunitas tubuh dengan memasak
makanan sendiri.
peningkatan
penurunan
Persentasepenurunanpengeluaran
Persentasepeningkatanpengeluaran
36
44
9 11
1% - 25% 26% - 50% 51% - 75% 76% - 100%
37 36
10
17
1% - 25% 26% - 50% 51% - 75% 76% - 100%
Selama pandemi, ada responden
yang mengalami peningkatan
maupun penurunan pengeluaran.
44% diantara responden yang
mengalami peningkatan
pengeluaran, besarannya mencapai
25 hingga 50% peningkatan
dibanding sebelum wabah.
Dari responden yang
mengalami penurunan
pengeluaran, 27% nya
mencapai penurunan hingga
lebih dari 50% dibanding
sebelum wabah.
h
t
t
p
s
:
/
/
w
w
w
.
b
p
s
.
g
o
.
i
d
26. 19
Survei Sosial Demografi Dampak COVID-19
BELANJA ONLINE MENJADI PILIHAN
BELANJA ONLINE MENJADI PILIHAN
Mematuhi anjuran pemerintah untuk tetap
berada di rumah selama pandemi Covid-19
membuat masyarakat berpikir untuk
mengubah pola belanja dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Dengan adanya
kemudahan teknologi sekarang, 9 dari 10
responden memilih untuk berbelanja online.
Pelaku berbelanja online didominasi
oleh responden berusia produktif di
rentang usia 20 hingga 60 tahun.
Responden di usia tersebut merupakan
responden yang melek teknologi dan
mandiri secara finansial
6 dari 10 responden yang berbelanja
online selama pandemi COVID-19 adalah
generasi milenial. Generasi milenial
adalah generasi yang lahir di tahun
1980-2000, mereka sekarang berusia 20
hingga 40 tahun.
BELANJA ONLINE MENJADI PILIHAN
Mematuhi anjuran pemerintah untuk tetap
berada di rumah selama pandemi Covid-19
membuat masyarakat berpikir untuk
mengubah pola belanja dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Dengan adanya
kemudahan teknologi sekarang, 9 dari 10
responden memilih untuk berbelanja online.
Pelaku berbelanja online didominasi
oleh responden berusia produktif di
rentang usia 20 hingga 60 tahun.
Responden di usia tersebut merupakan
responden yang melek teknologi dan
mandiri secara finansial
6 dari 10 responden yang berbelanja
online selama pandemi COVID-19 adalah
generasi milenial. Generasi milenial
adalah generasi yang lahir di tahun
1980-2000, mereka sekarang berusia 20
hingga 40 tahun.
BELANJA ONLINE MENJADI PILIHAN
Mematuhi anjuran pemerintah untuk tetap
berada di rumah selama pandemi Covid-19
membuat masyarakat berpikir untuk
mengubah pola belanja dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Dengan adanya
kemudahan teknologi sekarang, 9 dari 10
responden memilih untuk berbelanja online.
Pelaku berbelanja online didominasi
oleh responden berusia produktif di
rentang usia 20 hingga 60 tahun.
Responden di usia tersebut merupakan
responden yang melek teknologi dan
mandiri secara finansial
6 dari 10 responden yang berbelanja
online selama pandemi COVID-19 adalah
generasi milenial. Generasi milenial
adalah generasi yang lahir di tahun
1980-2000, mereka sekarang berusia 20
hingga 40 tahun.
Terjadi peningkatan sebesar 42%
dalam aktivitas belanja online pada
responden yang mengaku belanja
online-nya meningkat selama COVID-19.
Terdapat kecenderungan pada
responden perempuan yang lebih
banyak melakukan aktivitas belanja
online dibandingkan responden laki-
laki.
9 dari 10 responden melakukan aktivitas
berbelanja online. Mematuhi anjuran
pemerintah untuk tetap berada di rumah
selama pandemi COVID-19 membuat
masyarakat mengubah pola belanja
dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Hasil survei menunjukkan sebanyak 31%
responden mengalami peningkatan
aktivitas belanja online selama COVID-19,
28% responden mengalami penurunan
dan sisanya tetap.
Pada responden yang mengalami penurunan belanja online selama
COVID-19, 55%-nya juga mengalami penurunan pendapatan.
h
t
t
p
s
:
/
/
w
w
w
.
b
p
s
.
g
o
.
i
d
27. 20 Survei Sosial Demografi Dampak COVID-19
GENERASI YANG SUKA BERBELANJA ONLINE
GENERASI YANG SUKA BERBELANJA ONLINE
55 dari 100 responden generasi milenialyang berbelanja online selama
pandemi COVID-19 adalah perempuan. Tingginya kesadaran untuk tetap tinggal di
rumah demi menjaga kesehatan diri sendiri dan keluarga serta kemudahan
teknologi yang dikuasai menjadikan generasi milenial perempuan lebih menyukai
kegiatan berbelanja online dibandingkan generasi milenial laki-laki.
58 dari 100 responden generasi X yang berbelanja online selama pandemi
COVID-19 adalah laki-laki.
Generasi X adalah generasi yang lahir di tahun 1960-1979,
mereka sekarang berusia 41 hingga 60 tahun
GENERASI YANG SUKA BERBELANJA ONLINE
55 dari 100 responden generasi milenialyang berbelanja online selama
pandemi COVID-19 adalah perempuan. Tingginya kesadaran untuk tetap tinggal di
rumah demi menjaga kesehatan diri sendiri dan keluarga serta kemudahan
teknologi yang dikuasai menjadikan generasi milenial perempuan lebih menyukai
kegiatan berbelanja online dibandingkan generasi milenial laki-laki.
58 dari 100 responden generasi X yang berbelanja online selama pandemi
COVID-19 adalah laki-laki.
Generasi X adalah generasi yang lahir di tahun 1960-1979,
mereka sekarang berusia 41 hingga 60 tahun
54 dari 100 responden generasi milenial yang berbelanja online
selama pandemi COVID-19 adalah perempuan. Dari hasil survei, 45%
responden generasi milenial perempuan memilih untuk tetap
tinggal di rumah dengan alasan menjaga kesehatan diri dan keluarga.
Hal ini menjadikan generasi milenial perempuan lebih memilih
kegiatan berbelanja online dibandingkan generasi milenial laki-laki.
Secara proporsi, responden dari generasi BabyBoomers
merupakan yang terbanyak dibandingkan responden dari
kelompok generasi lain dalam kaitan dengan peningkatan
belanja online selama masa pandemi COVID-19. Namun, secara
kuantitas jumlah,generasimilenialyang terbanyak.
h
t
t
p
s
:
/
/
w
w
w
.
b
p
s
.
g
o
.
i
d
28. 21
Survei Sosial Demografi Dampak COVID-19
PERUBAHAN PENGELUARAN PADA
KOMODITAS BELANJA RUMAH TANGGA
PERUBAHAN PENGELUARAN PADA
KOMODITAS BELANJA RUMAH TANGGA
Himbauan dirumah saja mendorong peningkatan permintaan
bahan pokok. Menurut salah satu retail besar di Indonesia,
peningkatan selama social distancing ini rata-rata kenaikannya
mencapai 50%. Layanan belanja secara online dan pengiriman
ke rumah pun menjadi permintaan konsumen.
46%
online.com
Dari 10 responden yang belanja
online-nya meningkat, sekitar
5 diantaranya juga mengatakan
peningkatan belanja bahan makannya
yang paling dominan
3%
8%
14%
20%
51%
Bahan Makanan
Kesehatan
Pulsa/Paket Data
Makanan/Minuman Jadi
Listrik
5 dari 10 responden berpendapat
bahwa belanja bahan makanan
paling dominan peningkatannya
selama masa WFH
Pola konsumsi masyarakat selama pandemi
ditunjukkan melalui tren global memasak
dan makan di rumah. Dengan berkumpulnya
keluarga di rumah, tingkat belanja makanan
baik bahan mentah maupun
makanan siap konsumsi menjadi lebih tinggi.
PERUBAHAN PENGELUARAN PADA
KOMODITAS BELANJA RUMAH TANGGA
Himbauan dirumah saja mendorong peningkatan permintaan
bahan pokok. Menurut salah satu retail besar di Indonesia,
peningkatan selama social distancing ini rata-rata kenaikannya
mencapai 50%. Layanan belanja secara online dan pengiriman
ke rumah pun menjadi permintaan konsumen.
46%
online.com
Dari 10 responden yang belanja
online-nya meningkat, sekitar
5 diantaranya juga mengatakan
peningkatan belanja bahan makannya
yang paling dominan
3%
8%
14%
20%
51%
Bahan Makanan
Kesehatan
Pulsa/Paket Data
Makanan/Minuman Jadi
Listrik
5 dari 10 responden berpendapat
bahwa belanja bahan makanan
paling dominan peningkatannya
selama masa WFH
Pola konsumsi masyarakat selama pandemi
ditunjukkan melalui tren global memasak
dan makan di rumah. Dengan berkumpulnya
keluarga di rumah, tingkat belanja makanan
baik bahan mentah maupun
makanan siap konsumsi menjadi lebih tinggi.
Himbauan dirumah saja mendorong peningkatan permintaan
bahan pokok. Menurut salah satu retail besar di Indonesia,
peningkatan selama socialdistancing ini rata-rata kenaikannya
mencapai 50%. Layanan belanja secara online dan pengiriman
ke rumah pun menjadi permintaan konsumen.
Selama bulan April 2020, 46%
responden yang belanja online-
nya meningkat sebagian besar
disebabkan oleh peningkatan
belanja bahan makanan.
Pola konsumsi masyarakat selama
pandemi ditunjukkan melalui tren
global memasak dan makan di
rumah. Dengan berkumpulnya
keluarga di rumah, tingkat belanja
makanan baik bahan mentah
maupun makanan siap konsumsi
menjadi lebih tinggi.
h
t
t
p
s
:
/
/
w
w
w
.
b
p
s
.
g
o
.
i
d
29. 22 Survei Sosial Demografi Dampak COVID-19
^ _ ` a b c
Semakin tinggi usia responden, semakin taat responden dalam
berperilaku memenuhi himbauan (masker, cuci tangan, physical
distancing, dll). Hal ini diduga karena semakin tinggi usia
responden, maka semakin tinggi tingkat kekhawatiran terhadap
dampak pandemi pada dirinya.
INDEKS PERILAKU KETAATAN
Jika dalam rangka memulai“New
Normal”, ada rencana agar penduduk
usia di bawah 45 tahun bisa bekerja
di perusahaan/ kantor selama masa
pandemi COVID-19 (tidak wajib WFH).
Maka yang perlu dipastikan adalah
tingkat ketaatan terhadap himbauan dan
protokol pencegahan penularan oleh
setiap individu.
*)merupakan nilai rata-rata dari 13 perilaku yang merupakan himbauan selama masa pandemi
≤20 21-25 26-30 31-35 36-40 41-45 46-50 51-55 56-60 61-65 66-70 >70
Kelompok Umur (tahun)
7,3
7,7
8,1
8,2
7,9
h
t
t
p
s
:
/
/
w
w
w
.
b
p
s
.
g
o
.
i
d
30. 23
Survei Sosial Demografi Dampak COVID-19
Pengetahuan akan
PhysicalDistancing
Penerapan
PhysicalDistancing
pada Diri Sendiri
Memakai
Masker
MencuciTangan
dengan Sabun
Selama 20 Detik
Menggunakan
Hand-Sanitizer/
disenfektan
Menghindari
BerjabatTangan
Menghindari Pertemuan
atau berdiri dalam
Antrian Panjang
Menghindari Menyentuh
Benda/Permukaan
Benda di Area Publik
Menghindari Naik
Transportasi Umum/
Transportasi Online
Segera memberi tahu
orang lain jika saya
menunjukkan
gejala penyakit
Menghindari
MenyentuhWajah
Memakai
SarungTangan
Menjaga Jarak
±2 m dari Orang Lain
Ketika di Luar Rumah
INDEKS PERILAKU KETAATAN*
SEMASA PANDEMI COVID-19
*)merupakan nilai rata-rata dari 13 perilaku di atas
h
t
t
p
s
:
/
/
w
w
w
.
b
p
s
.
g
o
.
i
d
31. D A T A
MENCERDASKAN BANGSA
Badan Pusat Statistik
Jln. dr Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710
Telp: (021) 3841195, 3842508, 3810291, Fax: (021) 3857046
Email: bpshq@bps.go.id Homepage: http://www.bps.go.id
h
t
t
p
s
:
/
/
w
w
w
.
b
p
s
.
g
o
.
i
d