Dokumen ini membahas strategi percepatan digitalisasi ekonomi di Kabupaten Batang untuk menghadapi dampak pandemi Covid-19. Analisis kondisi menunjukkan upaya pemerintah daerah melalui pelatihan pedagang pasar tradisional, pembangunan marketplace online, serta penyediaan infrastruktur TIK seperti menara telekomunikasi dan jaringan internet. Dokumen ini kemudian merumuskan strategi dan program yang akan diambil untuk mempercepat digitalisasi ekonomi di Kab
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
Digitalisasi Ekonomi Batang
1. 1
DOKUMEN RENCANA AKSELERASI DIGITALISASI
EKONOMI UNTUK PENGUATAN EKONOMI
MASYARAKAT DI MASA PANDEMI COVID-19
Oleh:
Yuwanita Dewi Prashintasari, S. Kom
Perencana Ahli Muda
PEMERINTAH KABUPATEN BATANG
TAHUN 2021
2. 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pandemi Covid-19 yang tercatat mulai masuk ke wilayah Kabupaten Batang sejak awal
tahun 2020 sampai dengan saat ini Pandemi Covid-19 masih belum berakhir. Meskipun kurva
penambahan kasus positf Covid-19 sudah mulai melandai, namun masih diperlukan upaya yang
keras untuk pengendalian penyebaran Covid-19. Bukan hanya di sektor kesehatan, Pandemi
Covid-19 juga memberikan guncangan besar terhadap aspek sosial ekonomi masyarakat, yang
tentunya berimplikasi pada pencapaian Visi-Misi Bupati dan Wakil Bupati Batang yang
ditandai dengan menurunnya capaian indikator makro Kabupaten Batang khususnya
Pertumbuhan Ekonomi, Angka kemiskinan dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Kondisi
ekonomi Kabupaten Batang mengalami kontraksi sebesar minus 1,29% pada tahun 2020 setelah
pada tahun sebelumnya mencapai angka 5,39%. Pandemi Covid-19 juga berdampak pada
meningkatnya angka kemiskinan sebesar 0,78% dan TPT sebesar 2,76% pada tahun 2020
dibandingkan tahun 2019.
Beberapa kebijakan dalam rangka pengendalian penyebaran Covid-19 telah diambil
oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Batang diantaranya melalui Surat Edaran Sekretaris Daerah
Kabupaten Batang Nomor: 800/062/2020 tentang Penyesuaian Sistem Kerja Aparatur Sipil
Negara dalam Upaya Pencegahan Penyebaran COVID-19 di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Batang, dimana ASN menjalankan tugas kedinasan dengan bekerja dari rumah.
Selanjutnya Peraturan Bupati Batang Nomor 55 tahun 2020 tentang Penerapan Disiplin dan
Penegakan Protokol Hukum Kesehatan sebagai Upaya Pencegahan dan Pengendalian Corona
Virus Disease-19 (COVID-19) di Kabupaten Batang, serta Instruksi Bupati Batang Nomor 009
Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 2 Corona
Virus Disease (COVID-19) di Kabupaten Batang, mengharuskan adanya pembatasan interaksi
fisik (physical distancing). Adanya kebijakan tersebut, telah merubah perilaku dan pola pikir
masyarakat. Masyarakat dihimbau untuk belajar, beribadah, dan bekerja dari rumah. Interaksi
yang semula dilakukan secara tatap muka (face to face) kini telah mengalami pergeseran
paradigma. Pandemi Covid-19 telah mengubah cara kerja, beraktivitas, belajar, hingga
bertransaksi menjadi serba online. Hal ini berdampak pada meningkatnya populasi dunia maya
(cyber space) sebagai konsekuensi logis dari adanya penggunaan akses internet yang semakin
3. 3
masif. Pembangunan teknologi informasi dan komunikasi menjadi hal yang sangat krusial,
serta menjadi momentum untuk melakukan transformasi digital di setiap lini kehidupan.
Pembatasan interaksi sosial dianggap sebagai upaya pencegahan terbaik dalam menekan laju
penyebaran (flatenning the curve) Covid-19. Covid-19 telah menghadirkan realitas baru, yakni
semakin masifnya dunia digital. Masifnya dunia digital di Kabupaten Batang dapat dilihat pada
terus meningkatnya pertumbuhan sektor informasi dan komunikasi pada Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Batang tahun 2020, dan tetap tumbuh positif sebesar 17,13
persen di masa pandemi. Pandemi Covid-19 menunjukkan bahwa fungsi dan ketersediaan
infrastruktur digital menjadi sangat krusial. Perkembangan digitalisasi yang semakin masif
harus dibarengi pula dengan ketersediaan infrastruktur TIK yang memadai. Namun bukan
hanya infrastruktur TIK semata, literasi digital masyarakat juga menjadi hal penting yang harus
diperhatikan.
Digitalisasi dianggap sebagai peluang untuk mendongkrak perekonomian di masa
pandemi ini. Oleh karena itu, pentingnya menyusun sebuah perencanaan dan strategi untuk
percepatan digitalisasi ekonomi di Kabupaten Batang dalam upaya pemulihan ekonomi
Kabupaten Batang sebesar 5,9 persen di tahun 2022.
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi digitalisasi ekonomi di Kabupaten Batang saat ini?
2. Strategi apa yang akan diambil untuk percepatan digitalisasi ekonomi di Kabupaten
Batang?
3. Bagaimanakah rekomendasi penyusunan perencanaan program dan anggaran sebagai
implementasi dari pelaksanaan strategi tersebut?
C. Tujuan
Tujuan penyusunan dokumen perencanaan ini adalah untuk merumuskan strategi
jangka menengah percepatan digitalisasi ekonomi untuk penguatan ekonomi masyarakat
dampak Covid 19 dalam rangka mendorong tercapainya pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Batang.
D. Metodologi Penelitian
Metode penelitian menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif adalah metode
4. 4
penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakana untuk meneliti pada
kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan
sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbal. Teknik pengumpulan dengan
trianggulasi (gabungan), analisi data bersifat induktif/kualitatif dan hasil penelitian kualitatif
lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
E. Sumber Data
1. Data Primer
Dalam mengumpulkan data, peneliti melakukan wawancara secara langsung dengan
pemangku kebijakan.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari subjek penelitian,
dalam hal ini diperoleh dari dokumen, laporan maupun informasi dari website yang
relevan dengan tujuan penyusunan.
F. Teknik Analisis Data dan Kerangka Pikir
1. SWOT
Analisis SWOT adalah evaluasi terhadap semua kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman, yang terdapat pada individu atau organisasi.
a. Unsur-Unsur Analisis SWOT
1) Kekuatan (Strenght)
Analisis terhadap unsur kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan. Misalnya saja
menganalisis tentang kelebihan apa saja yang dimiliki perusahaan seperti dari segi
teknologi, kualitas hasil produksi, lokasi strategis, atau unsur kekuatan lainnya yang
lebih menekankan pada keunggulan perusahaan. Biasanya dalam analisis SWOT
perusahaan cenderung akan membuat sebanyak mungkin daftar kekuatan sebagai upaya
kompetisi.
2) Kelemahan (Weakness)
Selain melihat unsur kekuatan perusahaan, sangat penting untuk mengetahui apa
kelemahan yang dimiliki perusahaan. Untuk mengetahui kelemahan perusahaan bisa
dengan melakukan perbandingan dengan pesaing seperti apa yang dimiliki perusahaan
lain namun tidak dimiliki perusahaan Anda. Jika ingin membuat daftar kelemahan
5. 5
perusahaan secara lebih obyektif bisa dengan testimoni konsumen yang umumnya lebih
mengetahui apa yang kurang dari sebuah perusahan.
3) Peluang (Opportunity)
Unsur peluang biasanya dibuat pada saat awal membangun bisnis. Ini karena bisnis
dibentuk berdasarkan peluang atau kesempatan untuk menghasilkan keuntungan. Unsur
peluang termasuk daftar apa saja yang memungkinkan bisnis mampu bertahan dan
diterima di masyarakat, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
4) Ancaman (Threats)
Analisis terhadap unsur ancaman sangat penting karena menentukan apakah bisnis
dapat bertahan atau tidak di masa depan. Beberapa hal yang termasuk unsur ancaman
misalnya banyaknya pesaing, ketersediaan sumber daya, jangka waktu minat konsumen,
dan lain sebagainya.
2. USG
Urgency, Seriousness, Growth (USG) adalah salah satu alat untuk menyusun urutan
prioritas isu yang harus diselesaikan. Caranya dengan menentukan tingkat urgensi,
keseriusan, dan perkembangan isu dengan menentukan skala nilai 1 – 5 atau 1 – 10. Isu
yang memiliki total skor tertinggi merupakan isu prioritas. Untuk lebih jelasnya, pengertian
urgency, seriousness, dan growth dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Urgency
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu yang tersedia
serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan masalah yang
menyebabkan isu tadi.
b. Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang timbul dengan
penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau akibat yang
menimbulkan masalah-masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak dipecahkan.
Perlu dimengerti bahwa dalam keadaan yang sama, suatu masalah yang dapat
menimbulkan masalah lain adalah lebih serius bila dibandingkan dengan suatu
masalah lain yang berdiri sendiri.
c. Growth
Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan
kemungkinan masalah penyebab isu akan makin memburuk kalau dibiarkan.
6. 6
Kerangka Pikir
1.
Sumber : Analisis Penyusun
Percepatan
Digitalisasi Ekonomi
Kondisi Saat ini
Strategi Terpilih
Rencana Program
Analisis Faktor
Eksternal
Alternatif
Strategi
Analisis Faktor
Internal
Strategi Terpilih
Rencana Program dan anggaran
USG
7. 7
BAB II
ANALISIS PERMASALAHAN
A. KONDISI DIGITALISASI EKONOMI BATANG
Sejak adanya Pandemi Covid-19, digitalisasi ekonomi menjadi alternatif untuk tetap
berjalannya aktivitas ekonomi dimasa Pandemi di Batang. Pemerintah Daerah Kabupaten
Batang pun terus mendorong masyarakat untuk beradaptasi dengan dunia digital untuk tetap
memperluas peluang pemasaran di masa pandemi. Beberpa upaya telah dilakukan Pemerintah
Kabupaten Batang selain melalui penyediaan infrastruktur TIK, adalah mendorong para
pedagang pasar tradisional di Kabupaten Batang untuk mulai beradaptasi dengan digitalisasi
pasar melalui pelatihan khusus bagi para pedagang pasar agar mereka dapat memanfaatkan
berbagai aplikasi pemasaran digital. Selain difokuskan pada pemanfaatan pasar daring,
pelatihan juga difokuskan pada sistem pembayaran daring inovasi Bank Indonesia bernama
QRIS.
Marketplace
Pemerintah Kabupaten Batang melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi
juga telah membangun sebuah marketplace “Dotukura” sebagai sarana jual beli online bagi
masyarakat Batang. Aplikasi dotukara merupakan inovasi belanja secara online yang
memanfaatkan iformasi teknologi (IT) yang bisa diunduh melalui smartphone. Dimasa
pendemi ini, adanya aplikasi ini diharapkan akan mengurangi masyarakat keluar rumah saat
mencari barang barang kebutuhan sehari hari. Aplikasi itu berisi seluruh produk yang dijual
di Pasar Induk Batang. Mulai dari arang, daging, ikan hingga sayur mayur. Untuk tahap
pertama, pihaknya memusatkan kegiatan jual belinya di pasar Batang. Barang yang dibeli
melalui aplikasi tersebut pun berkualitas pasar modern, karena tim admin akan memastikan
kebersihan dan sterilitas barang yang dibeli konsumen. Saat ini ada 1.500 pedagang yang jadi
mitra Dotukura. Di Pasar Induk Batang sendiri juga sudah 200 jenis barang. Dalam aplikasi
tersebut, semua pengelolaan dilakukan oleh anggota paguyuban pasar, mulai proses transaksi
jual beli, kurir hingga pembayaran, sehingga lebih cepat dan praktis.
Infrastruktur Digital
Saat ini, di Kabupaten Batang terdapat Menara komunikasi sebanyak 212 menara
8. 8
telekomunikasi yang tersebar di 15 Kecamatan di Kabupaten Batang. Jumlah ini meningkat
jika dibandingkan dengan tahun 2018 sebanyak 180 menara telekomunikasi.
Tabel 1.1
Jumlah Menara Telekomunikasi Menurut Kecamatan dan Ketinggian di Kabupaten Batang,
2020
Kecamatan Ketinggian/Elevation (meter)
Subdistrict
< 50 50 - 70 70 +
Jumlah
Total
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Wonotunggal 2 2 5 9
2 Bandar 5 6 6 17
3 Blado 1 2 8 11
4 Reban 1 1 3 5
5 Bawang 4 1 6 11
6 Tersono 1 1 3 5
7 Gringsing 1 18 9 28
8 Limpung 1 6 3 10
9 Banyuputih 2 4 11 17
10 Subah 6 6 9 21
11 Pecalungan 1 3 4 8
12 Tulis 2 4 5 11
13 Kandeman 8 5 5 18
14 Batang 12 14 5 31
15 Warungasem 1 5 4 10
Jumlah 2020 48 78 86 212
Total 2019 48 78 86 212
2018 31 63 86 180
Sumber : DPUPR Kab. Batang, 2021
Sedangkan jumlah infrastruktur jaringan internet yang dikelola oleh Dinas
Komunikasi dan Informatika Kabupaten Batang adalah sebagai berikut :
Tabel 1.2
Jumlah Infrastruktur Jaringan Internet yang Dikelola oleh Dinas
Komunikasi dan Informatika Kabupaten Batang
RINCIAN 2020
Jumlah Perangkat Daerah yang tersambung dengan jaringan
local internet Dinas Komunikasi dan Informatika dengan
31
9. 9
menggunakan fiber optik
Jumlah desa yang tersambung dengan jaringan local internal
dinas Komunikasi dan Informatika melalui wireless/radio
7
Jumlah titik Free Wifi yang dikelola Dinas Komunikasi dan
Informatika
51
Sumber : Dinas Komunikasi dan Informatika Kab. Batang, 2021
Jumlah Jaringan Komunikasi
Jumlah jaringan komunikasi di Kabupaten Batang dalam periode tahun 2018-2020
terus mengalami peningkatan, dari sebesar 110 titik menjadi 120 titik.
Sumber : Dinas Komunikasi dan Informatika Kab. Batang, 2021
Blankspot
Kondisi infrastruktur TIK di Kabupaten Batang masih belum maksimal yang ditandai
dengan masih terdapatnya beberapa blankspot di beberapa wilayah di Kabupaten Batang. Dari
248 desa di Kabupaten Batang terdapat 21 desa di 6 (enam) Kecamatan yang merupakan
blankspot area sehingga masyarakat pada daerah tersebut tidak dapat mengakses internet.
A. Peta Blankspot di Kabupaten Batang
No. Kecamatan Desa Titik Koordinat
1
TERSONO
Wanar -07.07122,109.95621
2 Satrian -6.9899771,109.9686202
3 Kranggan -07.00496,109.95947
4 Sidalang -07.06797,109.96604
5
REBAN
Mojotengah -7.13464, 109.88042
6 Cablikan -7.1091022,109.8630675
7 Ngroto -7.1099498,109.8665482
110
115
120
104
106
108
110
112
114
116
118
120
122
2018 2019 2020
Jumlah jaringan komunikasi
Jumlah jaringan komunikasi
10. 10
8 Ngadirejo -7.106026,109.8678613
9
PECALUNGAN
Gombong -7.0026173, 109.8589602
10 Siguci -7.0186011,109.8242665
11 Keniten -7.0383922,109.8839161
12
WONOTUNGGAL
SILURAH -07.08515,109.76738
13 SODONG -07.06285,109.76777
14 GRINGGINGSARI -7.0493691,109.7510733
15 SIGAYAM -6.9842413,109.7612705
16
BAWANG
Pranten -7.1927062,109.9021666
17 Kebaturan -7.1338003,109.9342457
18 Sibebek -7.0835545,109.9108945
19
BLADO
Desa Kembanglangit -7.1109592,109.8154542
20 Desa Kalisari -7.1100649,109.8552076
21 Desa Gondang -7.111444,109.8285272
Sumber : Dinas Komunikasi dan Informatika Kab. Batang, 2021
Penggunaan Internet di Batang selama Pandemi
Pengguna internet di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, mengalami peningkatan seiring
aktivitas bekerja dari rumah atau Work From Home (WFH) dan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
peningkatan jumlah pengguna internet baru mulai terasa sejak awal Maret hingga Desember
2020 lalu, dengan persentase peningkatan mencapai 33 persen atau 300 pemasang baru.
Pertumbuhan pengguna internet meningkat karena meningkatnya kebutuhan masyarakat
terhadap akses internet, khususnya pelajar dan mahasiswa, serta pekerja yang melaksanakan
WFH. Bahkan sampai dengan akhir Desember 2021, pengguna internet diproyeksikan akan
mengalami pertumbuhan sebesar 30 persen.
B. KEBIJAKAN YANG TELAH DIAMBIL PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN BATANG
Beberapa kebijakan dalam rangka pengendalian penyebaran Covid-19 telah diambil oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten Batang diantaranya melalui Surat Edaran Sekretaris Daerah
Kabupaten Batang Nomor: 800/062/2020 tentang Penyesuaian Sistem Kerja Aparatur Sipil
Negara dalam Upaya Pencegahan Penyebaran COVID-19 di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Batang, dimana ASN menjalankan tugas kedinasan dengan bekerja dari rumah.
Selanjutnya Peraturan Bupati Batang Nomor 55 tahun 2020 tentang Penerapan Disiplin dan
Penegakan Protokol Hukum Kesehatan sebagai Upaya Pencegahan dan Pengendalian Corona
11. 11
Virus Disease-19 (COVID-19) di Kabupaten Batang, serta Instruksi Bupati Batang Nomor
009 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 2
Corona Virus Disease (COVID-19) di Kabupaten Batang, mengharuskan adanya pembatasan
interaksi fisik (physical distancing). Pemerintah Kabupaten Batang juga telah melakukan
refocusing anggaran dalam rangka penanggulangan dampak Covid-19 yang difokuskan pada
penguatan sistem kesehatan, penguatan jaring pengaman sosial dan pemulihan ekonomi.
Upaya penguatan sistem kesehatan antara lain melalui deteksi dini serta penanganan dan
pengobatan penyakit, Peningkatan upaya promotif dan preventif melalui Promkes, germas dan
PHBS; perlindungan tenaga medis dan perlindungan kelompok rentan. Upaya pemulihan
ekonomi daerah dan jaring pengaman sosial antara lain melalui peningkatan investasi dan
peningkatan nilai tambah pada sektor unggulan Kabupaten Batang seperti industri
pengolahan, pertanian, perdagangan serta pariwisata, penguatan kewirausahaan dan UMKM,
peningkatan ketahanan pangan, peningkatan kesempatan kerja dan produktivitas tenaga kerja.
Ekonomi juga akan tumbuh dengan didukung dengan pembangunan infrastruktur pendukung
dalam upaya meningkatkan distribusi barang dan jasa ekonomi. upaya pemulihan kondisi
sosial dan penguatan perlindungan sosial yang dilakukan melalui mengurangi beban
pengeluaran masyarakat dengan memberikan kemudahan akses berupa bantuan atau stimulan
pendidikan, kesehatan, pangan, rumah layak, dan akses KB, optimalisasi pemberdayaan
masyarakat, serta bantuan sosial/subsidi untuk masyarakat miskin, penanganan masalah
kesejahteraan sosial dan jaminan sosial dan jaminan kesehatan warga miskin. Selain upaya-
upaya tersebut, kebijakan berikutnya adalah refocusing dan realokasi anggaran guna
percepatan penanganan Covid-19 sesuai dengan beberapa ketentuan terkait realokasi
anggaran baik yang bersumber dari dana transfer maupun penyesuaian Pendapatan Asli
Daerah dan Belanja Daerah.
Kebijakan-kebijakan tersebut diharapkan dapat mengurangi dampak dari sisi kesehatan,
sosial dan ekonomi masyarakat, meskipun di sisi lain beberapa kebijakan seperti physical
distancing berdampak pada penurunan aktivitas ekonomi masyarakat.
12. 12
C. PERUMUSAN ALTERNATIF
A. Analisis Lingkungan Strategis
Untuk menentukan strategi yang paling tepat, perlu dilakukan analisa lingkungan
yang mempertimbangkan seluruh faktor lingkungan internal yang terdiri atas kekuatan dan
kelemahan, serta faktor lingkungan eksternal yang terdiri dari peluang dan ancaman yang
dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten Batang melalui analisis SWOT. Penentuan bobot
setiap faktor mulai dari 1 (sangat penting) sampai dengan 0 (tidak penting) disesuaikan
dengan hasil pengumpulan data, wawancara bersama dengan para pembuat kebijakan.
Bobot dihitung, 0.0 (tidak penting) sampai 1.0 (sangatpenting). Begitu pula pemberian
nilai untuk Kekuatan (strength) dan Kelemahan (weakness). Jumlah bobot untuk Peluang
(opportunity) dan Tantangan (threat) adalah 1.00.
Berikut ini akan disajikan analisis SWOT (Strength, Weakneses, Opportunity dan
Threat) dengan menggunakan Internal Analysis Faktor Summary (IFAS) sebagai alat
analisis.
a. Analisis Lingkungan Internal
Kekuatan (strength)
- Jaringan komunikasi sudah terbangun sebesar 89,23 persen, dan 94 persen desa
di kabupaten Batang sudah terkoneksi jaringan selular dengan 190 BTS yang
tersebar di wilayah Kabupaten Batang
- Infrastruktur TIK dan digital menjadi salah satu prioritas dalam RPJMD
Kabupaten Batang dalam mendukung terwujudnya Smart City.
- Adanya regulasi yang mendukung pembangunan infrastruktur TIK di Batang.
- Batang telah memiliki marketplace sebagai sarana jual beli online.
Kelemahan (weakness)
- Belum meratanya akses internet di Batang.
- Kemampuan APBD Kabupaten Batang yang terbatas.
- Masih terbatasnya kapasitas dan jumlah SDM bidang komunikasi dan informasi.
Pembobotan dan rating untuk faktor internal
Tabel 3.2 Internal Analysis Faktor Summary ( IFAS)
Faktor
Kekuatan/Kelemahan
Bobot Rate Skor
Kekuatan (S) Jaringan komunikasi sudah
terbangun di Kab. Batang
0,18 5 0,9
InfrastrukturTIK dan digital 0,12 3 0,36
13. 13
menjadi salah satu prioritas
dalam RPJMD Kabupaten
Batan
Adanya regulasi yang
mendukung pembangunan
infrastruktur TIK
0,12 4 0,48
Batang telah memiliki
marketplace sebagai sarana
jual beli online
0,08 4 0,32
Kelemahan (W) Belum meratanya akses
internet di Batang
0,17 4 0,68
Kemampuan APBD
Kabupaten Batang yang
terbatas
0,2 4 0,8
Masih terbatasnya kapasitas
dan jumlah SDM bidang
komunikasi dan informasi
0,13 3 0,39
1 3,93
Sumber : Analisis Penyusun
b. Analisis Lingkungan Eksternal
Peluang (opportunities)
- Pemanfaatan Dana desa dapat mendorong tumbuhnya ekonomi digital di daerah
pedesaan.
- Akselerasi transformasi dan pembangunan infrastruktur digital akan mewujudkan
inklusi masyarakat di wilayah prioritas pembangunan, dan mendorong
kesetaraan, misalnya membuka lapangan pekerjaan bagi perempuan dan
kalangan disabilitas untuk berpartisipasi dalam mata rantai perdagangan
elektronik/e-commerce.
- Masyarakat Batang pada umumnya telah akrab dan familiar dengan teknologi
informasi.
- Banyaknya provider yang menyediakan layanan internet di wilayah Kabupaten
Batang.
- Masyarakat Batang telah banyak yang memiliki laptop maupun ponsel..
- Adanya dukungan dari sektor swasta terhadap pembangunan infrastruktur digital
di Kabupaten Batang.
- Adanya dukungan dari Perguruan Tinggi yang berlokasi di Batang.
Ancaman (threats)
14. 14
- Dari 239 desa dikabupaten Batang baru 145 desa yang menerapkan smart village,
artinya masih cukup banyak masyarakat Batang yang belum bisa memanfaatkn
teknologi secara maksimal.
- Masih terdapat 21 desa di Kabupaten Batang yang merupakan blankspot area.
- Masyarakat belum sepenuhnya paham dan menyadari pentingnnya pemanfaatan
teknologi untuk menunjang aktivitas ekonomi.
- Digitalisasi berdampak pada meningkatnya kebutuhan anggaran untuk membeli
kuota internet.
Pembobotan dan rating untuk faktor eksternal
Tabel 3.3 Eksternal Analisis Faktor Summary ( EFAS)
Faktor
Kekuatan/Kelemahan
Bobot Rate Skor
Peluang (O) Pemanfaatan Dana desa
dapat mendorong
tumbuhnya ekonomi digital
di daerah pedesaan
0,12 4 0,48
Akselerasi transformasi dan
pembangunan infrastruktur
digital akan mewujudkan
inklusi masyarakat
0,13 4 0,52
Masyarakat Batang pada
umumnya telah akrab dan
familiar dengan teknologi
informasi
0,05 3 0,15
Banyaknya provider yang
menyediakan layanan
internet di wilayah
Kabupaten Batang
0,08 4 0,32
Masyarakat Batang telah
banyak yang memiliki
laptop maupun ponsel
0,05 3 0,15
Adanya dukungan dari
sektor swasta terhadap
pembangunan infrastruktur
digital di Kabupaten Batang
0,12 3 0,36
Adanya dukungan dari
Perguruan Tinggi yang
0,1 3 0,3
15. 15
berlokasi di Batang
Tantangan (T) masih cukup banyak
masyarakat Batang yang
belum bisa memanfaatkn
teknologi secara maksimal
0,1 3 0,3
Masih terdapat 21 desa di
Kabupaten Batang yang
merupakan blankspot area
0,1 3 0,3
Masyarakat belum
sepenuhnya paham dan
menyadari pentingnnya
pemanfaatan teknologi
untuk menunjang aktivitas
ekonomi
0,1 3 0,3
meningkatnya kebutuhan
anggaran untuk membeli
kuota internet
0,05 2 0,1
1 3,28
Sumber : Analisis Penyusun
Tabel 3.4 Posisi Rencana Percepatan Digitalisasi Ekonomi dilihat dari aspek
Strenght, Weaknesses, Opportunity dan Threat
IFAS 3,93 EFAS 3,28
Total Skor Kekuatan (S) 2,06 Total Skor
Peluang (O)
2,28
Total Skor
Kelemahan (W)
1,87 Total Skor
Ancaman (T)
1,00
S-W 0,19 O-T 1,28
Sumber : Analisis Penyusun
Berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat menentukan posisi Rencana Percepatan
Digitalisasi Ekonomi dalam diagram berikut :
16. 16
Diagram Posisi posisi Rencana Percepatan Digitalisasi Ekonomi
(1,28
;
0,19)
Memperhatikan diagram diatas, bahwa posisi Rencana Percepatan Digitalisasi
Ekonomi berada diantara Kekuatan (S), Kelemahan (W), Peluang (O) dan tantangan (T)
berada pada Kuadran I, yang bermakna bahwa Percepatan Digitalisasi Ekonomi memiliki
peluang yang sangat besar untuk di jalankan dalam upaya mendukung penguatan ekonomi
daerah utamanya di masa pandemi seperti saat ini.
B. Strategi Akselerasi Digitalisasi Ekonomi
Setelah memetakan analisis lingkungan strategis (kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman) yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Batang dalam upaya akselerasi
digitalisasi ekonomi melalui optimalisasi kolaborasi antar pemangku kepentingan,
diperoleh strategi alternatif yang dapat diambil. Terdapat 4 (empat) langkah penentuan
strategi yaitu: 1) Strategi SO menggunakan kekuatan internal organisasi untuk
memanfaatkan peluang eksternal, 2) Strategi ST menggunakan kekuatan internal
organisasi untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal, 3) Strategi
WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang
eksternal, dan 4) Strategi WT bertujuan untuk mengurangi kelemahan internal dengan
menghindari ancaman eksternal.
S
W
T
KW II
KW I
KW IV
KW III
O
17. 17
1) Strategi SO
- Meningkatkan dukungan infrastruktur TIK dengan menyelesaikan
pembangunan jaringan sesuai keperluan dan penuntasan blankspot area.
- Melibatkan sektor swasta, akademisi dan masyarakat dalam upaya percepatan
digitalisasi ekonomi.
2) Strategi ST
- Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam pemanfaatan teknologi
informasi.
- Mendorong masyarakat untuk memanfaatkan teknologi informasi sebagai
media promosi dan pemasaran.
- Meningkatkan layanan free wifi.
3) Strategi WO
- Meningkatkan penyediaan infrastruktur TIK melalui alternatif penganggaran
di luar APBD dengan melibatkan dukungan sektor swasta dan masyarakat.
- Meningkatkan literasi digital melalui kolaborasi antar pemangku kepentingan
( Pemerintah Daerah, Media, Komunitas, Akademisi dan Swasta)
- Peningkatan kapasitas SDM bidang komunikasi dan informasi.
- Penambahan usulan formasi Pranata Komputer pada pengadaan Calon
Aparatur Sipil Negara (CASN).
4) Strategi WT
- Berkolaborasi dengan sektor swasta dalam penyediaan layanan wifi gratis.
- Kolaborasi antara Pemeritah Kabupaten Batang dengan akademisi dan swasta
untuk melakukan pendampingan terhadap masyarakat dalam
pemanfaatan.teknologi informasi.
Tabel 3.5 Matriks SWOT
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
1. Jaringan komunikasi
sudah terbangun
sebesar 89,23 persen,
dan 94 persen desa di
1. Belum meratanya
akses internet di
Batang
18. 18
kabupaten Batang
sudah terkoneksi
jaringan selular dengan
190 BTS yang tersebar
di wilayah Kabupaten
Batang
2. Jaringan komunikasi
sudah terbangun
sebesar 89,23 persen,
dan 94 persen desa di
kabupaten Batang
sudah terkoneksi
jaringan selular dengan
190 BTS yang tersebar
di wilayah Kabupaten
Batang
3. Adanya regulasi yang
mendukung
pembangunan
infrastruktur TIK di
Batang
4. Batang telah memiliki
marketplace sebagai
sarana jual beli online
2. Kemampuan APBD
Kabupaten Batang
yang terbatas
3. Masih terbatasnya
kapasitas dan jumlah
SDM bidang
komunikasi dan
informasi
Peluang (O) Strategi S-O Strategi W-O
1. Pemanfaatan Dana
desa dapat mendorong
tumbuhnya ekonomi
digital di daerah
pedesaan
2. Akselerasi
1. Meningkatkan
dukungan
infrastruktur TIK
dengan
menyelesaikan
pembangunan
1. Meningkatkan
penyediaan
infrastruktur TIK
melalui alternatif
penganggaran di luar
APBD dengan
19. 19
transformasi dan
pembangunan
infrastruktur digital
akan mewujudkan
inklusi masyarakat di
wilayah prioritas
pembangunan, dan
mendorong kesetaraan,
misalnya membuka
lapangan pekerjaan
bagi perempuan dan
kalangan disabilitas
untuk berpartisipasi
dalam mata rantai
perdagangan
elektronik/e-commerce
3. Masyarakat Batang
pada umumnya telah
akrab dan familiar
dengan teknologi
informasi
4. Banyaknya provider
yang menyediakan
layanan internet di
wilayah Kabupaten
Batang
5. Masyarakat Batang
telah banyak yang
memiliki laptop
maupun ponsel
6. Adanya dukungan dari
sektor swasta terhadap
jaringan sesuai
keperluan dan
penuntasan blankspot
area.
2. Melibatkan sektor
swasta, akademisi dan
masyarakat dalam
upaya percepatan
digitalisasi ekonomi.
melibatkan dukungan
sektor swasta dan
masyarakat.
2. Meningkatkan literasi
digital melalui
kolaborasi antar
pemangku
kepentingan (
Pemerintah Daerah,
Media, Komunitas,
Akademisi dan
Swasta)
3. Peningkatan kapasitas
SDM bidang
komunikasi dan
informasi.
4. Penambahan usulan
formasi Pranata
Komputer pada
pengadaan Calon
Aparatur Sipil Negara
(CASN).
20. 20
pembangunan
infrastruktur digital di
Kabupaten Batang
7. Adanya dukungan dari
Perguruan Tinggi yang
berlokasi di Batang
Tantangan (T) Strategi S-T Strategi W-T
1. Dari 239 desa
dikabupaten Batang
baru 145 desa yang
menerapkan smart
village, artinya masih
cukup banyak
masyarakat Batang
yang belum bisa
memanfaatkn
teknologi secara
maksimal
2. Masih terdapat 21 desa
di Kabupaten Batang
yang merupakan
blankspot area
3. Masyarakat belum
sepenuhnya paham dan
menyadari
pentingnnya
pemanfaatan teknologi
untuk menunjang
aktivitas ekonomi
4. Digitalisasi berdampak
pada meningkatnya
kebutuhan anggaran
1. Meningkatkan
kemampuan
masyarakat dalam
pemanfaatan
teknologi informasi.
2. Mendorong
masyarakat untuk
memanfaatkan
teknologi informasi
sebagai media
promosi dan
pemasaran.
3. Meningkatkan
layanan free wifi.
1. Berkolaborasi dengan
sektor swasta dalam
penyediaan layanan
wifi gratis.
2. Kolaborasi antara
Pemeritah Kabupaten
Batang dengan
akademisi dan swasta
untuk melakukan
pendampingan
terhadap masyarakat
dalam
pemanfaatan.teknologi
informasi.
21. 21
untuk membeli kuota
internet
Sumber : Analisis Penyusun
D. PENGKAJIAN DAN PENENTUAN ALTERNATIF
Setelah dapat dihasilkan rumusan strategi berdasarkan analisis SWOT sebagaimana
pada tahapan sebelumnya, maka langkah selanjutnya adalah mengkaji kelompok strategi
yang dinilai paling relevan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi sekaligus
mencapai tujuan yang diinginkan.
Sebelum melangkah pada tahap pengkajian, terlebih dahulu akan dilakukan
simplifikasi rumusan strategi dengan mempertimbangkan kedekatan substansi antar
rumusan strategi yang telah diperoleh pada tahapan sebelumnya, sehingga kemudian dapat
dihasilkan rumusan strategi baru yang lebih komprehansif serta dapat mewadahi rumusan
strategi lama yang memiliki kedekatan substansial tersebut, yaitu dengan melakukan teknik
pemetaan sederhana sebagaimana digambarkan dalam grafik berikut :
22. 22
Gambar 1.1. Proses Simplifikasi Strategi Hasil Analisis SWOT
RUMUSAN STRATEGI LAMA STRATEGI BARU
Meningkatkan dukungan infrastruktur
digital dengan menyelesaikan
pembangunan jaringan sesuai keperluan
dan penuntasan blankspot area.
Meningkatkan pemerataan akses
infrastruktur digital dan penuntasan
blankspot area
Melibatkan sektor swasta, akademisi dan
masyarakat dalam upaya percepatan
digitalisasi ekonomi.
Mengembangkan kolaborasi pentahelix
dalam penyediaan infrastruktur digital
dan peningkatan literasi digital
Meningkatkan kemampuan masyarakat
dalam pemanfaatan teknologi informasi.
Peningkatakan literasi digital
masyarakat
Mendorong masyarakat untuk
memanfaatkan teknologi informasi
sebagai media promosi dan pemasaran.
Peningkatan kualitas SDM bidang
komunikasi dan informasi
Meningkatkan layanan free wifi.
Meningkatkan penyediaan infrastruktur
TIK melalui alternatif penganggaran di
luar APBD dengan melibatkan dukungan
sektor swasta dan masyarakat.
Meningkatkan literasi digital melalui
kolaborasi antar pemangku kepentingan (
Pemerintah Daerah, Media, Komunitas,
Akademisi dan Swasta)
Peningkatan kapasitas SDM bidang
komunikasi dan informasi.
Penambahan usulan formasi Pranata
Komputer pada pengadaan Calon
Aparatur Sipil Negara (CASN).
Berkolaborasi dengan sektor swasta
dalam penyediaan layanan wifi gratis.
23. 23
Kolaborasi antara Pemeritah Kabupaten
Batang dengan akademisi dan swasta
untuk melakukan pendampingan terhadap
masyarakat dalam pemanfaatan.teknologi
informasi.
Sumber : Analisis penyusun
Berdasarkan proses simplifikasi strategi dapat diperoleh sejumlah 5 (lima) alternatif
strategi baru sebagai pilihan untuk percepatan digitalisasi ekonomi di Kabupaten Batang,
yaitu :
1. Meningkatkan pemerataan akses infrastruktur digital dan penuntasan blankspot area;
2. Mengembangkan kolaborasi pentahelix dalam penyediaan infrastruktur digital dan
peningkatan literasi digital;
3. Peningkatakan literasi digital masyarakat;
4. Peningkatan kualitas SDM bidang komunikasi dan informasi.
Dari keempat strategi diatas akan dikaji lebih lanjut guna menentukan 1 (satu) strategi
terbaik untuk percepatan digitalisasi ekonomi di Kabupaten Batang melalui skoring dengan
melihat keterkaitan strategi dengan unsur-unsur kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman yang telah diidentifikasi dan dilakukan skoring sebelumnya, kemudian
mengakumulasikan jumlah skor pada tiap-tiap unsurnya. Semakin besar skor yang
diperoleh, artinya strategi tersebut dianggap semakin mampu menjawab permasalahan
yang ada.
Pengkajian pilihan strategi terbaik untuk meningkatkan efektivitas penerapan SAKIP
di Kabupaten Semarang akan dilakukan dengan menggunakan metode USG yang
didasarkan pada 3 (tiga) aspek penilaian, yaitu : aspek tingkat urgensitas/keterdesakannya
untuk segera dilakukan (aspek Urgency/U), aspek keseriusan dampak yang diakibatkan
oleh strategi terhadap tujuan penyusunan rencana (aspek Seriousness/S), serta aspek
dampak strategi tersebut di masa mendatang terhadap pencapaian tujuan rencana (aspek
Growth/G).
Pengkajian alternatif strategi terbaik berdasarkan ketiga aspek tersebut dapat
disimulasikan sebagaimana dalam tabel berikut :
24. 24
Tabel 3.6 Pengkajian Alternatif Solusi Terbaik dengan Menggunakan Metode USG
No. Alternatif Strategi
Scoring (Dalam Skala 1-5)
Total
Skor
Urgency Seriousness Growth
1. Meningkatkan pemerataan akses
infrastruktur digital dan penuntasan
blankspot area
5 5 3 13
2. Mengembangkan kolaborasi pentahelix
dalam penyediaan infrastruktur digital dan
peningkatan literasi digital
5 5 5 15
3. Peningkatakan literasi digital masyarakat 5 4 3 12
4. Peningkatan kualitas SDM bidang
komunikasi dan informasi
4 4 3 11
Sumber : Analisis Penyusun
Berdasarkan hasil pengkajian alternatif dengan menggunakan bantuan metode USG
diatas, maka dapat diketahui bahwa pilihan strategi Mengembangkan Kolaborasi
Pentahelix dalam Penyediaan Infrastruktur Digital dan Peningkatan Literasi Digital
berhasil mendapatkan total skor tertinggi, yaitu sebesar 15.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Mengembangkan Kolaborasi
Pentahelix dalam Penyediaan Infrastruktur Digital dan Peningkatan Literasi Digital
merupakan strategi yang paling tepat/relevan untuk diprioritaskan guna percepatan
digitalisasi ekonomi di Kabupaten Batang.
25. 25
III. PENUTUP
A. KESIMPULAN
Covid-19 berdampak besar terhadap kondisi ekonomi Kabupaten Batang khususnya
pada 3 (tiga) sektor unggulan dengan kontribusi terbesar terhadap PDRB Kabupaten
Batang karena hambatan pada proses distribusi dan pemasaran sebagai konsekuensi adanya
kebijakan social distancing dan physical distancing. Oleh karena itu, untuk pemulihan
kondisi ekonomi Batang, diperlukan suatu solusi yang menjawab permasalahan terkait
hambatan distribusi dan pemasaran dengan tetap mematuhi kebijakan pembatasan aktivitas
sosial. Dalam hal ini, digitalisasi ekonomi menjadi salah satu kebijakan yang telah diambil
Pemerintah Kabupaten Batang sebagai satu solusi, namun demikian diperlukan adanya
sebuah akselerasi dalam prosesnya. Beberapa alternatif strategi telah disusun dan dipilih
berdasarkan pembobotan dan kriteria tingkat urgensi dan potensi keberlanjutan pada
masing-masing alternatif strategi, sehingga diperoleh strategi dengan niali tertinggi yaitu
“Mengembangkan Kolaborasi Pentahelix dalam Penyediaan Infrastruktur Digital
dan Peningkatan Literasi Digital”.
B. REKOMENDASI
Sebagai implementasi dari strategi yang telah dipilih, maka direkomendasikan
beberapa respon kebijakan sebagai berikut:
1) Rekomendasi rencana pelaksanaan strategi “Mengembangkan Kolaborasi
Pentahelix dalam Penyediaan Infrastruktur Digital dan Peningkatan Literasi
Digital” beserta peran dari masing-masing pihak yang terlibat yaitu Pemerintah
Daerah, Swasta (Dunia Usaha), Akademisi, Komunitas (Masyarakat) dan Media
dalam upaya percepatan digitalisasi ekonomi sebagai berikut:
1. Kolaborasi antara Pemerintah Kabupaten Batang dengan sektor swasta
penyedia sinyal selular dan masyarakat (desa) dalam pemerataan infrastruktur
TIK di area blankspot dengan sumber dana APBDes.
Dalam kolaborasi ini peran masing-masing pihak adalah sebagai berikut:
Pemerintah Kabupaten Batang sebagai fasilitator, yang memfasilitasi
skaligus sebagai mediator antara investor dengan pihak desa yang
merupakan area blankspot.
Desa sebagai penyedia menara telekomunikasi sederhana melalui sumber
dana APBDes.
26. 26
Pihak swasta (Telkomsel) sebagai penyedia sinyal selular.
Melalui kolaborasi ini anfaat yang diperoleh Pemerintah Kabupaten
Batang adalah terlaksanya pemerataan infrastruktur telekomunikasi di wilayah
Batang tanpa membebani APBD karena penyediaan menara selular dibangun
oleh pihak Desa melalui sumber dana APBDes, sedangkan penyediaan sinyal
selular disediakan oleh pihak swasta sebagai bentuk Corporate Social
Responsibility (CSR) perusahaan. Sedangkan keuntungan yang diperoleh pihak
penyedia sinyal selular adalah branding image bagi perusahaan penyedia sinyal
selular. Sementara pihak desa juga tidak dirugikan, karena manfaat yang
diperoleh dari pemanfaatan teknologi komunikasi.
2. Digitalisasi pasar melalui penyediaan Wifi gratis melalui kolaborasi
Pemerintah Daerah dengan pihak swasta (IPO Surge).
Dalam kolaborasi ini peran masing-masing pihak adalah sebagai berikut:
Pemerintah Daerah memberikan fasilitasi kepada pihak swasta terkait
perijinan.
Pihak swata menyediakan Wifi gratis pada pasar-pasar di Kabupaten Batang.
Manfaat yang diperoleh melalui kolaborasi ini penyediaan Wifi gratis tanpa
membebani APBD, karena penyediaan Wifi dilakukan oleh pihak swasta.
Keuntungan yang lain adalah Pemerintah Daerah mendapatkan pendapatan sewa
dari penyewaan barang milik daerah serta bagi hasil dari pihak swasta yang
didapat melalui iklan berbayar. Sedangkan pihak swasta mendapatkan
keuntungan karena dapat memanfaatkan aset Pemerintah yang strategis serta
mendapatkan keuntungan dari iklan berbayar.
3. Membangun ekosistem talenta digital untuk penguatan literasi digital di
masyarakat melalui kolaborasi Pemerintah Daerah, akademisi, swasta,
komunitas serta media.
Dalam kolaborasi ini peran masing-masing pihak adalah sebagai berikut :
Pemerintah Daerah berperan sebagai konseptor ekosistem talenta digital,
penyedia sarana prasaran TIK dan akses internet.
Akademisi berperan sebagai mitra fasilitator, sekolah menengah atau
Perguruan Tinggi yang memiliki program pengabdian kepada masyarakat
untuk turun langsung mendampingi masyarakat.
Swasta berperan sebagai sponsor atau ikut berperan sebagai pelatih
27. 27
teknologi kepada masyarakat.
Komunitas berperan sebagai akselerator, dalam hal ini komunitas
merupakan orang-orang dengan minat yang sama dan relevan dengan
literasi digital.
Media berperan untuk mempercepat menyebarnya informasi terkait
ekosistem talenta digital dan membangkitkan semangat untuk belajar
teknologi digital kepada masyarakat.
Manfaat yang diperoleh melalui kolaborasi ini adalah meningkatnya
pengetahuan masyarakat terhadap penggunan teknologi sehingga akan
mempercepat transformasi digital dalam hal ini digitalisasi ekonomi di
Kabupaten Batang.
2) Melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala terhadap rencana yang telah
disusun.
3) Rencana program dan anggaran yang telah disusun agar diintegrasikan dalam
dokumen Renja masing-masing Perangkat Daerah terkait.
4) Rencana Program dan Anggaran sebagai berikut :
28. 28
Manfaat / relevansi Dengan Perencanaan Pembangunan
1. Rekomendasi-rekomendasi diatas akan disampaikan kepada Kepala Bapelitbang
Kabupaten Batang sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan kebijakan di
RKPD dan Renja Perangkat Daerah terkait;
2. Dengan adanya penyusunan kebijakan diharapkan akan mempercepat penguatan dan
pemulihan ekonomi Kabupaten Batang, sehingga berimplikasi pada peningkatan
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Batang sebesar 5,9 persen di tahun 2022.
DAFTAR REFERENSI
1. Indonesia. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019 tentang Klasifikasi,
Kodefikasi dan Nomenklatur Perencanaan dan Keuangan Daerah. Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1447. Kementerian Dalam Negeri. Jakarta.
2. Bapelitbang Kabupaten Batang. 2017. Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kabupaten Batang Tahun 2017-2022. Pemerintah Kabupaten Batang, Batang.
3. Badan Pusat Statistik Kabupaten Batang. 2021. Kabupaten Batang Dalam Angka 2021.
Badan Pusat Statistik, Batang.
4. kemenkopmk.go.id. (2021, 20 Pebruari). Pentahelix, Lima Unsur Kekuatan Dalam
Pengembangan Potensi Desa dan Kawasan Perdesaan Kian Mendapatkan Respon
Positif. Diakses pada 22 Maret 2021, dari https://www.kemenkopmk.go.id/pentahelix-
lima-unsur-kekuatan-dalam-pengembangan-potensi-desa-dan-kawasan-perdesaan-kian
5. liputan6.com. (2020, 30 November). Surge Bakal Hadirkan Akses Internet Gratis di
Ruang Publik. Diakses pada 23 Maret 2021, dari
https://www.liputan6.com/tekno/read/4421346/surge-bakal-hadirkan-akses-internet-
gratis-di-ruang-publik.