SlideShare a Scribd company logo
1 of 63
Download to read offline
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 6 TAHUN 2007
TENTANG
KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGEMBANGAN SEKTOR RIIL DAN PEMBERDAYAAN
USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Dalam upaya untuk lebih mempercepat pengembangan sektor riil dan pemberdayaan
usaha mikro, kecil dan menengah guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional,
dan sebagai kelanjutan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2006 tentang Paket
Kebijakan Perbaikan Iklim Investasi, dengan ini menginstruksikan:
Kepada : 1. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;
2. Menteri Keuangan;
3. Menteri Perdagangan;
4. Menteri Dalam Negeri;
5. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral;
6. Menteri Perhubungan;
7. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia;
8. Menteri Perindustrian;
9. Menteri Pekerjaan Umum;
10. Menteri Komunikasi dan Informatika;
11. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi;
12. Menteri Pendidikan Nasional;
13. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata;
14. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional;
15. Menteri …
- 2 -
15. Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah;
16. Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara;
17. Menteri Negara Perumahan Rakyat;
18. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara;
19. Menteri Sekretaris Negara;
20. Sekretaris Kabinet;
21. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal;
22. Kepala Badan Pertanahan Nasional;
23. Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan;
24. Para Gubernur;
25. Para Bupati/Walikota.
Untuk :
PERTAMA : Mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai tugas, fungsi dan
kewenangan masing-masing, dalam rangka pelaksanaan Kebijakan
Percepatan Pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah guna meningkatkan pertumbuhan
ekonomi Indonesia.
KEDUA : Dalam mengambil langkah-langkah sebagaimana dimaksud dalam
Diktum PERTAMA, berpedoman kepada program yang meliputi
perbaikan iklim investasi, reformasi sektor keuangan, percepatan
pembangunan infrastruktur, dan pemberdayaan usaha mikro, kecil
dan menengah sebagaimana tercantum dalam lampiran Instruksi
Presiden ini.
KETIGA ...
- 3 -
KETIGA : a. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengkoordinasikan
kegiatan yang dilaksanakan oleh para Menteri/Kepala Lembaga
Pemerintah Non Departemen.
b. Dalam rangka pelaksanaan Instruksi Presiden ini sepanjang
terdapat program yang berkaitan dengan kewenangan Bank
Indonesia, Menteri yang terkait agar berkoordinasi dengan
Gubernur Bank Indonesia.
KEEMPAT : Menteri Koordinator Bidang Perekonomian :
1. Memantau pelaksanaan Instruksi Presiden ini dan melaporkan
secara berkala kepada Presiden;
2. Membentuk Tim Pemantau dan menetapkan tugas, susunan
organisasi, keanggotaan, tata kerja dan kesekretariatan Tim
Pemantau.
KELIMA : Para Menteri, Kepala Lembaga Pemerintah Non Departemen,
Gubernur dan Bupati/Walikota memantau pelaksanaan Instruksi
Presiden ini sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangan masing-
masing dan menunjuk seorang pejabat di lingkungan masing-masing
untuk membantu pelaksanaan tugas Tim Pemantau sebagaimana
dimaksud dalam Diktum KEEMPAT Instruksi Presiden ini.
KEENAM : Melaksanakan Instruksi Presiden ini dengan penuh tanggung jawab.
Instruksi ...
- 4 -
Instruksi Presiden ini mulai berlaku pada tanggal dikeluarkan.
Dikeluarkan di Jakarta
pada tanggal 8 Juni 2007
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Salinan sesuai dengan aslinya
Deputi Sekretaris Kabinet
Bidang Hukum,
ttd.
Lambock V. Nahattands
LAMPIRAN
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 6 TAHUN 2007
TANGGAL : 8 JUNI 2007
PERBAIKAN IKLIM INVESTASI
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN
TARGET
PENYELESAIAN
SASARAN
PENANGGUNG
JAWAB
I. KELEMBAGAAN
A. Memperkuat
Kelembagaan
Pelayanan Investasi.
1. Penyusunan per-
aturan perundang-
undangan yang
terkait dengan pe-
nanaman modal.
a. Menyusun Tata Cara dan
Pelaksanaan Pelayanan Ter-
padu Satu Pintu.
Peraturan Presiden
(Perpres).
Juni 2007. Tata Cara Pe-
nanaman Modal
yang jelas dan
sederhana bagi
penanam modal.
Menteri
Perdagangan.
b. Menetapkan kriteria dan
persyaratan bidang usaha
yang tertutup dan yang ter-
buka dengan persyaratan
sebagai dasar penetapan
Daftar Bidang Usaha Ter-
tutup dan yang Terbuka
dengan Persyaratan.
Peraturan Presiden
(Perpres).
Juni 2007. Menjamin kepas-
tian hukum dan
transparansi pe-
nyusunan Daftar
Bidang Usaha Ter-
tutup dan yang
Terbuka dengan
Persyaratan bagi
penanam modal.
Menteri
Perdagangan.
c. Menyusun ...
- 2 -
TARGET PENANGGUNG
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN SASARAN
PENYELESAIAN JAWAB
c. Menyusun Daftar Bidang
Usaha yang Tertutup Dan
yang Terbuka dengan
Persyaratan bagi penanam
modal.
Peraturan Presiden
(Perpres).
Juni 2007. Tersedianya Daf-
tar Bidang Usaha
Tertutup dan Ter-
buka dengan Per-
syaratan yang jelas
dan transparan.
d. Merumuskan pembagian
urusan yang jelas antara
Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah sebagai
penjabaran Undang-Undang
(UU) Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan
Daerah dan UU Nomor 25
Tahun 2007 Tentang Pena-
naman Modal.
Perubahan Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 25
Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah
dan Kewenangan Provinsi
Sebagai Daerah Otonom.
Juni 2007. Pembagian urusan
Pemerintah Pusat
dan Pemerintah
Daerah yang ter-
arah dan tidak
tumpang tindih.
Menteri Dalam
Negeri.
e. Menyusun Kebijakan
Industri Nasional.
Kebijakan Industri
Nasional .
Oktober 2007. Arah dan Pengem-
bangan Industri
Nasional yang
jelas.
Menteri
Perindustrian.
f. Menyusun ...
- 3 -
TARGET PENANGGUNG
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN SASARAN
PENYELESAIAN JAWAB
f. Menyusun Kebijakan
Umum Penanaman Modal.
Kebijakan Umum Pena-
naman Modal.
November 2007. Rencana Umum
Penanaman Modal
yang jelas dan
terarah.
Menteri
Koordinator
Bidang
Perekonomian.
g. Merumuskan pemberian
fasilitas fiskal bagi pena-
nam modal dengan kriteria
tertentu dalam bentuk keri-
nganan beberapa jenis
pajak dan bea masuk.
Peraturan Menteri Ke-
uangan.
Desember 2007. Tersedianya fasili-
tas fiskal bagi pe-
nanam modal be-
rupa keringanan
di bidang per-
pajakan dan bea
masuk.
Menteri Keuangan.
h. Merumuskan kebijakan pe-
nanaman modal pada Ka-
wasan Ekonomi Khusus.
Penyampaian Rancangan
Undang-Undang (RUU)
Kawasan Ekonomi Khusus
ke Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR).
November 2007. Peraturan yang
jelas mengenai ke-
bijakan penanam-
an modal pada
Kawasan Ekonomi
Khusus.
Menteri
Perdagangan
dan Kepala Badan
Koordinasi
Penanaman Modal.
i. Mengubah PP Nomor 16
Tahun 1997 tentang Wara-
laba.
Perubahan PP Nomor 16
Tahun 1997.
Juli 2007. Penertiban usaha
waralaba.
Menteri
Perdagangan.
2. Percepatan ...
- 4 -
TARGET PENANGGUNG
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN SASARAN
PENYELESAIAN JAWAB
2. Percepatan pendiri-
an perusahaan dan
izin usaha.
Mempercepat proses pendirian
perusahaan dan izin usaha
melalui langkah-langkah antara
lain:
a. Penyederhanaan prosedur.
b. Mengubah proses berurutan
menjadi paralel.
c. Menetapkan waktu mak-
simum penyelesaian untuk
setiap prosedur.
Penyempurnaan per-
aturan-peraturan yang
berkaitan dengan proses
pendirian perusahaan dan
izin usaha, meliputi Tanda
Daftar Perusahaan (TDP),
Surat Ijin Usaha Perda-
gangan (SIUP), Pendaf-
taran Tenaga Kerja dan
Jaminan Sosial Tenaga
Kerja (Jamsostek).
Juli 2007. Berkurangnya
waktu proses
pendirian peru-
sahaan dan izin
usaha menjadi
maksimal 25
hari.
Menteri
Pendayagunaan
Aparatur Negara.
3. Peningkatan ekspor
dan investasi.
Membentuk Kelompok Kerja
sebagai pelaksanaan Keputusan
Presiden Nomor 3 Tahun 2006
tentang Tim Nasional Pening-
katan Ekspor dan Peningkatan
Investasi (Timnas PEPI).
Keputusan Menteri Koor-
dinator Bidang Pereko-
nomian selaku Ketua
Harian Timnas PEPI.
Juni 2007. Kinerja Timnas
PEPI menjadi
efektif.
Menteri
Koordinator
Bidang
Perekonomian.
4. Peningkatan pe-
layanan informasi
dan perijinan in-
vestasi secara on-
line.
a. Membentuk Tim mengenai
pengembangan sistem pe-
layanan informasi dan
perijinan investasi secara
on-line.
Keputusan Menteri Koor-
dinator Bidang Pereko-
nomian.
Agustus 2007. Tim penyusunan
sistem pelayanan
informasi dan per-
ijinan investasi se-
cara on-line ter-
bentuk.
Menteri
Koordinator
Bidang
Perekonomian.
b. Menyusun...
- 5 -
TARGET PENANGGUNG
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN SASARAN
PENYELESAIAN JAWAB
b. Menyusun program aplikasi
sistem pelayanan informasi
dan perijinan investasi
secara on-line.
Program Aplikasi sistem
pelayanan informasi dan
perijinan investasi secara
on-line.
November 2007. Pelayanan infor-
masi dan perijinan
investasi dilaku-
kan secara on-
line, sehingga
menjadi mudah,
cepat dan efisien.
Kepala Badan
Koordinasi
Penanaman Modal.
c. Mengoperasikan pilot pro-
ject penerapan sistem pe-
layanan informasi dan per-
ijinan investasi secara on-
line di Batam.
Keputusan Kepala Badan
Koordinasi Penanaman
Modal (BKPM) tentang
Penerapan pengoperasian
pilot project sistem pe-
layanan dan perijinan in-
vestasi secara on-line di
Batam.
Desember 2007. Penerapan pe-
layanan informasi
dan perijinan in-
vestasi secara on-
line di Batam
sebagai pilot pro-
ject.
Kepala Badan
Koordinasi
Penanaman Modal.
d. Mensosialisasikan sistem
pelayanan informasi dan
perijinan investasi secara
on-line.
Press Release, Seminar,
Lokakarya, dan lain-lain.
November 2007
dan berlanjut.
Dunia usaha me-
ngetahui sistem
pelayanan infor-
masi dan perijinan
investasi tersedia
secara on-line.
Kepala Badan
Koordinasi
Penanaman Modal.
e. Mengoperasikan...
- 6 -
TARGET PENANGGUNG
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN SASARAN
PENYELESAIAN JAWAB
e. Mengoperasikan sistem pe-
layanan informasi dan
perijinan investasi on-line
secara nasional.
Keputusan Kepala BKPM
tentang pengoperasian
sistem pelayanan informasi
dan perijinan investasi on-
line secara nasional.
Juni 2008. Pelayanan infor-
masi dan perijinan
investasi di selu-
ruh Indonesia
menjadi lebih
mudah, cepat dan
efisien.
Kepala Badan
Koordinasi
Penanaman Modal.
B. Sinkronisasi Peratur-
an Pusat dan
Peraturan Daerah
(Perda).
Peninjauan Perda-Perda
yang menghambat in-
vestasi.
a. Membentuk Tim Bersama
untuk penyusunan Ranca-
ngan Perda serta evaluasi
Perda dan pembatalan
Perda-Perda yang meng-
hambat investasi.
Keputusan Bersama
Menteri Dalam Negeri dan
Menteri Keuangan.
Juni 2007. Penurunan jumlah
Perda yang meng-
hambat investasi.
Menteri Dalam
Negeri dan
Menteri Keuangan.
b. Menyusun mekanisme kerja
Tim Bersama yang meliputi :
1) Mekanisme penjaringan
Perda-Perda dan Ran-
cangan Perda.
2) Evaluasi, perubahan dan
pembatalan Perda.
1) Mekanisme dan Tata
Kerja (SOP) yang
ditetapkan Ketua Tim
Bersama.
2) Sosialisasi pembatalan
Perda yang mengham-
bat investasi.
Juni 2007 dan
berlanjut.
1) Kinerja Tim
Bersama efi-
sien dan efek-
tif.
2) Pembatalan
Perda-Perda
diketahui
publik.
Menteri Dalam
Negeri dan
Menteri Keuangan.
3). Pengawasan ...
- 7 -
TARGET PENANGGUNG
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN SASARAN
PENYELESAIAN JAWAB
3) Pengawasan atas Perda-
Perda yang dibatalkan.
4) Pengumuman Perda-
Perda yang dibatalkan
kepada publik melalui
media massa dan web-
site setiap 3 bulan.
II. KELANCARAN ARUS BARANG DAN KEPABEANAN
1. Peningkatan pe-
layanan kargo di Pe-
labuhan Tanjung
Priok.
Penataan ruang kepelabuhan
di Pelabuhan Tanjung Priok.
Keputusan Menteri Per-
hubungan tentang Master
Plan Tata Ruang Pela-
buhan Tanjung Priok.
Oktober 2007. Tersedianya pe-
doman penataan
ruang Pelabuhan
Tanjung Priok
secara menye-
luruh.
Menteri
Perhubungan.
A. Kelancaran arus
barang ekspor dan
impor.
2. Penertiban Peman-
faatan ruang dan
kegiatan kepela-
buhan sesuai dengan
International Ships
and Port Facility
Security Code (ISPS-
Code) di Pelabuhan
Tanjung Priok.
Pengawasan dan evaluasi
terhadap pelaksanaan ISPS
Code di Pelabuhan Tanjung
Priok.
Keputusan Menteri Koor-
dinator Bidang Per-
ekonomian dalam ke-
rangka Tim Keppres 54
tentang Pembentukan
Oversight Committe.
Agustus 2007. Tertatanya pe-
manfaatan ruang
dan kegiatan pe-
labuhan sesuai
ISPS Code.
Menteri
Koordinator
Bidang
Perekonomian.
3. Penataan…
- 8 -
TARGET PENANGGUNG
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN SASARAN
PENYELESAIAN JAWAB
3. Penataan ruang dan
kegiatan pelabuhan
yang terbuka untuk
ekspor dan impor.
Menyusun kebijakan umum
penataan ruang dan kegiatan
pelabuhan yang terbuka untuk
ekspor dan impor.
Road map penataan ruang
dan kegiatan pelabuhan
yang terbuka untuk
ekspor dan impor.
Desember 2007. Tersedianya ke-
bijakan umum
penataan ruang
dan kegiatan pe-
labuhan yang ter-
buka untuk eks-
por dan impor.
Menteri
Perhubungan.
Percepatan proses
pengeluaran barang
impor dan ekspor
(customs clearance).
a. Menyempurnakan prosedur
pengeluaran barang (cus-
toms cleareance).
Penyempurnaan per-
aturan-peraturan yang
berkaitan dengan prosedur
pengeluaran barang be-
rupa Peraturan Menteri
Keuangan dan Peraturan
Direktur Jenderal Bea dan
Cukai yang meliputi:
1) Tata Laksana Ke-
pabeanan di Bidang
Impor.
2) Pemeriksaan fisik.
3) Tempat Penimbunan
Sementara (TPS).
4) Perusahaan
Pengurusan Jasa
Kepabeanan (PPJK).
Oktober 2007.
Juli 2007.
Juli 2007.
Juli 2007.
1. Penyederhanaan
prosedur penge-
luaran barang
sehingga waktu
pengeluaran ba-
rang (customs
release) melalui
jalur hijau men-
jadi rata-rata 30
menit dan jalur
merah menjadi
rata-rata 3 hari.
2 Sistem Profiling
PPJK dan TPS.
Menteri Keuangan.B. Mempercepat Pe-
layanan Kepabean-
an (Customs Ser-
vice).
b. Mengembangkan…
- 9 -
TARGET PENANGGUNG
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN SASARAN
PENYELESAIAN JAWAB
b. Mengembangkan fasilitas
Jalur Prioritas.
Peraturan Direktur Jen-
deral Bea dan Cukai
tentang Mandatory
Paperless untuk Importir
Jalur Prioritas.
Oktober 2007. 1. Proses penge-
luaran barang
untuk Jalur
Prioritas lebih
cepat dan se-
derhana.
2. Peminat fasi-
litas Jalur
Prioritas ber-
tambah .
Menteri Keuangan.
c. Menyempurnakan mana-
jemen risiko kepabeanan.
Penyempurnaan peratur-
an-peraturan yang ber-
kaitan dengan:
1)Pembentukan Komite
Profiling.
2)Profil Importir, PPJK,
TPS, Komoditi dan
Negara Asal Untuk
Penetapan Jalur Dalam
Pelayanan Impor.
3)Pemblokiran pengguna
jasa di bidang
Kepabeanan.
Juni 2007.
Oktober 2007.
Agustus 2007.
Penetapan jalur
pelayanan secara
cepat dan tepat
serta meningkat-
kan efektivitas pe-
layanan dan pe-
ngawasan kepa-
beanan.
Menteri Keuangan.
4). Standar ...
- 10 -
TARGET PENANGGUNG
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN SASARAN
PENYELESAIAN JAWAB
4)Standar Penilaian Regis-
trasi Kepabeanan.
September 2007.
d. Menyempurnakan penetap-
an nilai pabean untuk
perhitungan bea masuk.
Peraturan Direktur Jen-
deral Bea dan Cukai
tentang Petunjuk Pelak-
sanaan Penetapan Nilai
Pabean untuk Penghitung-
an Bea Masuk yang
dikaitkan dengan Profil
Importir.
Juni 2007. 1. Penetapan
nilai pabean
yang lebih
efektif dan
efisien.
2. Penggunaan
Data Base
Harga secara
optimal.
3. Penerapan
manajemen ri-
siko pada pe-
nentuan nilai
pabean.
Menteri Keuangan.
Peraturan Direktur Jen-
deral Bea dan Cukai
tentang Penyempurnaan
sistem dan prosedur pela-
yanan BC 2.3 dengan sis-
tem EDI (Electronic Data
Interchange/Pertukaran
Data Elektronik).
Desember 2007. Prosedur pema-
sukan dan pe-
ngeluaran barang
di Tempat Penim-
bunan Barang
(TPB) yang lebih
sederhana dan
cepat.
Menteri Keuangan.e. Melakukan otomasi Sistem
Aplikasi Pelayanan (SAP) BC
2.3 (pemberitahuan pabean
untuk pemasukan ke Tempat
Penimbunan Berikat).
f. Menerapkan …
- 11 -
TARGET PENANGGUNG
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN SASARAN
PENYELESAIAN JAWAB
f. Menerapkan sistem Indone-
sia National Single Window
(INSW) untuk pelayanan
customs and cargo clearance
melalui:
1) Menyusun Cetak Biru
INSW.
2) Sosialisasi persiapan
penerapan INSW.
3) Penerapan uji coba
INSW di Tanjung Priok.
4) Persiapan Pengoperasian
INSW secara nasional.
1)Cetak Biru INSW.
2)Kegiatan sosialisasi ten-
tang persiapan penerap-
an INSW.
3)Keputusan Menteri Ke-
uangan tentang uji coba
INSW di Pelabuhan
Tanjung Priok.
4)Pedoman pengoperasian
INSW secara nasional.
Juli 2007.
Mei-Desember
2007.
Desember 2007.
Desember 2007-
Desember 2008.
Sistem INSW yang
terintegrasi de-
ngan sistem
ASEAN Single
Window.
Menteri Keuangan
(Ketua Tim INSW).
C. Pengembangan
Fasilitas Kepabean-
an (Customs Faci-
lities).
Menyusun peraturan tentang
TPB untuk mengakomodasi
tambahan jenis TPB baru.
Peraturan Perundang-un-
dangan mengenai TPB
sebagai pelaksanaan Un-
dang-undang Nomor 10
Tahun 1995 tentang
Kepabeanan sebagaimana
telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor
17 Tahun 2006.
Oktober 2007. Pengguna dan in-
vestasi di TPB me-
ningkat.
Menteri Keuangan.Penyempurnaan keten-
tuan TPB.
D. Pengawasan ...
- 12 -
TARGET PENANGGUNG
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN SASARAN
PENYELESAIAN JAWAB
1. Optimalisasi pelak-
sanaan audit ke-
pabeanan.
a. Menyusun Peraturan ten-
tang Program dan Standar
Audit.
b. Menyusun Peraturan Pro-
gram Evaluasi Audit.
1)Peraturan Direktur
Jenderal Bea dan Cukai
tentang Program dan
Standar Audit.
2)Peraturan Direktur Jen-
deral Bea dan Cukai
tentang Program Eva-
luasi Audit.
September 2007.
September 2007.
Pelaksanaan audit
secara terstruktur
dan efektif.
Menteri Keuangan.D. Pengawasan Kepa-
beanan (Customs
Control).
2. Optimalisasi ...
- 13 -
TARGET PENANGGUNG
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN SASARAN
PENYELESAIAN JAWAB
2. Optimalisasi pelak-
sanaan kegiatan
Intelijen di bidang
Kepabeanan.
Menyempurnakan ketentuan
tentang Tatacara Penerbitan,
Pelaporan dan Penatausahaan
Nota Hasil Intelijen (NHI)
yang mencakup perbaikan
Program Aplikasi NHI dan
Program Aplikasi Data
Intelijen serta Dokumentasi
Pelanggaran Peraturan Per-
undang-undangan Ke-
pabeanan.
Perubahan Keputusan Di-
rektur Jenderal Bea dan
Cukai Nomor: KEP-13/BC/
2003 tentang NHI.
September 2007. Perbaikan kinerja
pelaksanaan NHI
dengan dukung-
an sistem otomasi
dan teknologi
yang memadai
sehingga dapat
mengurangi pe-
langgaran keten-
tuan peraturan
perundang-
undangan ke-
pabeanan.
Menteri Keuangan.
III. PERPAJAKAN
1. Percepatan proses
pelayanan atau pe-
nyelesaian permo-
honan restitusi
Pajak Pertambahan
Nilai (PPN).
Menyederhanakan proses pe-
meriksaan dalam proses pe-
nyelesaian permohonan res-
titusi PPN.
Surat Edaran
Direktur Jenderal Pajak.
Juli 2007. 1.Penyelesaian
permohonan
restitusi PPN
yang diajukan
sebelum Agustus
2006 oleh wajib
pajak paling
lambat Juli
2007.
Menteri Keuangan.A. Meningkatkan
Pelayanan
Perpajakan.
2. Waktu ...
- 14 -
TARGET PENANGGUNG
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN SASARAN
PENYELESAIAN JAWAB
2. Waktu penye-
lesaian resti-
tusi wajib
pajak patuh
dari 1 bulan
menjadi 7
hari.
3. Waktu penye-
lesaian resti-
tusi PPN wajib
pajak eksportir
berisiko ren-
dah dari 12
bulan menjadi
2 bulan.
4. Waktu penye-
lesaian resti-
tusi PPN wajib
pajak eksportir
berisiko se-
dang dari 12
bulan menjadi
4 bulan.
2. Penyediaan …
- 15 -
TARGET PENANGGUNG
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN SASARAN
PENYELESAIAN JAWAB
2. Penyediaan layanan
prima untuk wajib
pajak pada Kantor Pe-
layanan Pajak (KPP)
Pratama jasa kon-
sultasi.
a. Membentuk KPP Pratama yang
berbasis sistem administrasi
modern dan memiliki:
1) Account representative
dan help desk.
2) Pelayanan untuk semua
jenis pajak.
b. Membentuk 43 KPP Pratama
di Jakarta.
c. Membentuk 112 KPP Pratama
di Banten, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur dan Bali.
Keputusan Menteri
Keuangan.
43 KPP Pratama di Jakarta.
112 KPP Pratama di Jawa
dan Bali
Agustus 2007.
Agustus 2007.
Desember 2007.
1.Pelayanan yang
lebih baik untuk
semua wajib pa-
jak.
2.Waktu pen-
daftaran NPWP
perusahaan PT
baru menjadi 2
hari.
Menteri Keuangan.
a. Menerapkan sistem otomasi
administrasi pada Kantor
Pelayanan Pajak dengan case
management dan workflow
system.
b. Menerapkan sistem otomasi
administrasi di KPP wilayah
Jakarta.
c. Menerapkan sistem otomasi
administrasi di KPP wilayah
Banten, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur dan Bali.
Keputusan Direktur Jenderal
Pajak mengenai Standard
Operating Procedure (SOP)
Sistem Otomasi Adminis-
trasi.
Penerapan sistem otomasi di
Jakarta.
Penerapan sistem otomasi di
Jawa dan Bali.
Agustus 2007.
Agustus 2007.
Desember 2007.
Sistem pengawasan
secara otomatis atas
semua penyelesaian
permohonan wajib
pajak.
Menteri Keuangan.3. Peningkatan Built-in
Control System.
B. Meningkatkan …
- 16 -
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN
TARGET
PENYELESAIAN
SASARAN
PENANGGUNG
JAWAB
B. Meningkatkan Good
Governance.
Pengembangan
Pengawasan Internal.
a. Membentuk Complaint
Management System.
Keputusan Direktur Jen-
deral Pajak mengenai SOP
Complaint Management
System.
Agustus 2007. Unit pengawasan
internal berfungsi
dengan baik.
Menteri Keuangan.
b. Mengembangkan sistem
untuk menjamin pelaksa-
naan tugas sesuai prosedur
kerja yang ditetapkan
(Quality Assurance).
Keputusan Direktur Jen-
deral Pajak mengenai SOP
Quality Assurance.
Juli 2007. SOP bagi pegawai
Direktorat Jende-
ral Pajak untuk
mencapai Quality
Assurance.
Menteri Keuangan.
C. Melindungi Hak
Wajib Pajak.
Penerapan Kode Etik
Pegawai Direktorat
Jenderal Pajak.
Meningkatkan Good Gover-
nance, terutama terkait dengan
audit, keberatan, dan penerap-
an peraturan perpajakan secara
benar.
Kode Etik pegawai Direk-
torat Jenderal Pajak di
semua Kanwil Pajak yang
telah menerapkan sistem
administrasi perpajakan
modern.
Desember 2007. Pelanggaran kode
etik oleh pegawai
Direktorat Jen-
deral Pajak ter-
hadap wajib pajak
semakin berku-
rang.
Menteri Keuangan.
REFORMASI ...
- 17 -
REFORMASI SEKTOR KEUANGAN
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN
TARGET
PENYELESAIAN
SASARAN
PENANGGUNG
JAWAB
I. STABILITAS SISTEM KEUANGAN
1. Penyusunan Rancangan
Undang-Undang (RUU)
tentang Jaring Pengaman
SektorKeuangan.
Penyelesaian penyusunan RUU
tentang Jaring Pengaman Sektor
Keuangan.
Penyampaian RUU tentang
Jaring Pengaman Sektor
Keuangan ke DPR.
Oktober 2007. Jaring pengaman
sektor keuangan
terbangun.
Menteri Keuangan
berkoordinasi
dengan Gubernur
Bank Indonesia.
2. Pencegahan praktek
pengelolaan investasi
keuangan secara
illegal .
Membentuk mekanisme koordinasi
antara Departemen Keuangan,
Departemen Perdagangan, Badan
Pengawas Perdagangan Komoditi
Berjangka, Bank Indonesia,
Kepolisian, Pusat Pelaporan dan
Analisis Transaksi Keuangan.
Pembentukan Satuan Tugas. Juni 2007. Praktek pengelolaan
investasi keuangan
secara illegal dapat
dicegah.
Menteri Keuangan.
A. Memperkuat
mekanisme
koordinasi sektor
keuangan.
3. Operasionalisasi
Forum Stabilitas
Sistem Keuangan
(FSSK).
a. Membentuk Struktur Or-
ganisasi dan tata kerja FSSK.
Surat Keputusan Bersama
Menteri Keuangan dan
Gubernur Bank Indonesia.
Juni 2007. FSSK aktif secara
operasional.
Menteri Keuangan
berkoordinasi
dengan Gubernur
Bank Indonesia.
b. Penyelesaian …
- 18 -
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN TARGET
PENYELESAIAN
SASARAN PENANGGUNG
JAWAB
b. Penyelesaian usulan konsep
Arsitektur Sistem Keuangan
Indonesia (ASKI).
Surat Keputusan Bersama
Menteri Keuangan dan
Gubernur Bank Indonesia.
November 2007. ASKI terbentuk. Menteri Keuangan
berkoordinasi
dengan Gubernur
Bank Indonesia dan
Lembaga Penjamin
Simpanan (LPS).
c. Melakukan Pre-Financial
Sector Assessment Program
(FSAP).
Laporan hasil Pre-FSAP. Desember 2007. Pre- FSAP terlak-
sana.
Menteri Keuangan
berkoordinasi
dengan Gubernur
Bank Indonesia.
d. Penyiapan Macro Early
Warning System (EWS)
sektor keuangan.
Model Macro EWS yang
menghasilkan indikator
dini kondisi sektor
keuangan.
November 2007
dan berlanjut.
Model Macro EWS
tersusun.
Menteri Keuangan
berkoordinasi
dengan Gubernur
Bank Indonesia.
B. Memperkuat
lembaga keuangan.
Peningkatan efisiensi
intermediasi melalui
penyediaan informasi.
a. Pengayaan produk Sistem
Informasi Debitur dari Biro
Informasi Kredit (BIK).
Pelayanan dan implemen-
tasi produk BIK yang setara
dengan standar inter-
nasional. *)
November 2007
dan berlanjut.
Tercapainya stan-
dar kualitas BIK
yang sesuai dengan
standarinternasional.
Menteri
Koordinator Bidang
Perekonomian
berkoordinasi
dengan Gubernur
Bank Indonesia.
b. Meningkatkan…
- 19 -
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN TARGET
PENYELESAIAN
SASARAN PENANGGUNG
JAWAB
b. Meningkatkan cakupan
informasi dan akses peng-
guna BIK.
Kajian integrasi data base
dari perusahaan public
utilities terutama terkait
dengan data pokok
nasabah/pelanggan dan
tunggakannya.
November 2007
dan berlanjut.
Menteri
Koordinator Bidang
Perekonomian
berkoordinasi
dengan Gubernur
Bank Indonesia.
c. Membuat Naskah Kerja-
sama antara pemerintah
c.q. Menteri Keuangan
dengan Bank Indonesia
terkait dengan peningkat-
an jumlah pelapor dan
pengguna informasi BIK
oleh Lembaga Keuangan
Bukan Bank (LKBB).
Naskah Kerjasama. September 2007. Menteri Keuangan
berkoordinasi
dengan Gubernur
Bank Indonesia.
C. Melaksanakan
pendidikan
keuangan.
Peningkatan
pemahaman
masyarakat di
bidang keuangan.
Penyusunan dan implementasi
cetak biru edukasi masyarakat
di bidang keuangan.
Cetak biru dan materi
edukasi masyarakat di
bidang keuangan.
September 2007. Berlanjutnya pro-
gram perlindungan
nasabah melalui
edukasi masyarakat
di bidang keuangan
secara komprehen-
sif dan terkoordinir.
Menteri
Koordinator Bidang
Perekonomian
berkoordinasi
dengan Menteri
Keuangan dan
Gubernur Bank
Indonesia.
II. Lembaga …
- 20 -
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN
TARGET
PENYELESAIAN
SASARAN
PENANGGUNG
JAWAB
II. LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN
A. Meningkatkan
koordinasi kebijakan
perbankan.
Peningkatan koordinasi
untuk mendukung re-
strukturisasi Bank Badan
Usaha Milik Negara
(BUMN).
Menyusun langkah-langkah
perbaikan kinerja bank BUMN.
Keputusan Menteri Negara
BUMN.
Oktober 2007. Bank BUMN yang
lebih efisien.
Menteri Negara
BUMN
berkoordinasi
dengan Gubernur
Bank Indonesia.
B. Memfasilitasi
perkembangan
perbankan syariah.
1. Peningkatan
likuiditas pasar
uang produk
syariah.
Menyusun pedoman investasi
perbankan syariah.
Pedoman investasi
keuangan syariah.
Juli 2007. Dana investasi Luar
Negeri melalui
instrumen keuangan
syariah meningkat.
Menteri
Koordinator Bidang
Perekonomian
berkoordinasi
dengan Gubernur
Bank Indonesia dan
Menteri Keuangan.
2. Pengembangan
Pasar Uang Antar
Bank berdasarkan
Prinsip Syariah
(PUAS) agar lebih
likuid dan efisien.
Menyusun peraturan tentang
PUAS yang mencakup antara
lain: Pengembangan Laporan
Harian Bank Umum (LHBU),
konsultasi dengan Komite Ahli
Perbankan Syariah Bank
Indonesia dan anggota Dewan
Syariah Nasional Majelis
Ulama Indonesia.
Peraturan tentang PUAS
dan aturan
pelaksanaannya. *)
Juni 2007. Fungsi manajemen
likuiditas perbankan
syariah untuk men-
dukung peningkatan
pembiayaan berpe-
ran semakin baik.
Menteri
Koordinator Bidang
Perekonomian
berkoordinasi
dengan Gubernur
Bank Indonesia dan
Menteri Keuangan.
III. Lembaga ...
- 21 -
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN
TARGET
PENYELESAIAN
SASARAN
PENANGGUNG
JAWAB
III. LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK
1. Penerapan Good
Corporate Govern-
ance (GCG) bagi
Perusahaan
Perasuransian.
Menyempurnakan pedoman
GCG bagi Perusahaan Per-
asuransian.
Surat Edaran Ketua Badan
Pengawas Pasar Modal
(Bapepam) dan Lembaga
Keuangan (LK) tentang
penerapan GCG bagi
Perusahaan Perasuransian.
Agustus 2007. GCG bagi Perusa-
haan Perasuransi-
an diterapkan.
Menteri Keuangan.
a. Menyempurnakan UU
Nomor 2 Tahun 1992
tentang Usaha Perasuransi-
an.
Penyampaian RUU tentang
Perubahan atas UU Nomor
2 Tahun 1992 tentang
Usaha Asuransi ke DPR.
Januari 2008. M
H
enteri Keuangan
berkoordinasi
dengan Menteri
ukum dan HAM
dan Menteri
Sekretaris Negara.
A. Memperkuat
Kesehatan Industri
Asuransi.
2. Peningkatan efek-
tifitas pengaturan
dan pengawasan
Perusahaan Perasu-
ransian.
b. Menyempurnakan PP Nomor
73 Tahun 1992 tentang
Penyelenggaraan Usaha Per-
asuransian.
PP tentang Perubahan
Kedua atas PP Nomor 73
Tahun 1992.
Januari 2008.
Pengaturan dan
pengawasan Per-
usahaan Perasu-
ransian semakin
efektif.
Menteri Keuangan.
B. Memperkuat ...
- 22 -
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN
TARGET
PENYELESAIAN
SASARAN
PENANGGUNG
JAWAB
B. Memperkuat
Kesehatan Industri
Dana Pensiun.
Peningkatan efektifitas
pengaturan dan
pengawasan Dana
Pensiun.
Menyempurnakan UU Nomor
11 Tahun 1992 tentang Dana
Pensiun.
Penyampaian RUU tentang
perubahan atas UU Nomor
11 Tahun 1992 kepada
DPR.
Januari 2008. Efektifitas penga-
turan dan penga-
wasan Dana Pen-
siun meningkat.
Menteri Keuangan
berkoordinasi
dengan Menteri
Hukum dan HAM
dan Menteri
Sekretaris Negara.
C. Mengembangkan
pembiayaan ekspor.
Pembentukan Lembaga
Pembiayaan Ekspor
Indonesia (LPEI).
Menyusun RUU tentang LPEI. Penyampaian RUU tentang
LPEI kepada DPR.
Agustus 2007. LPEI terbentuk. Menteri Keuangan
berkoordinasi
dengan Menteri
Hukum dan HAM
dan Menteri
Sekretaris Negara.
D. Meletakkan dasar
pengawasan berbasis
risiko (risk based
supervision) terhadap
perusahaan
pembiayaan.
Penerapan Pengawasan
Berbasis Risiko ter-
hadap Perusahaan
Pembiayaan.
Menyusun SOP Pengawasan
Berbasis Risiko terhadap
Perusahaan Pembiayaan.
Peraturan Ketua Bapepam
-LK tentang SOP Penga-
wasan Berbasis Risiko
terhadap Perusahaan
Pembiayaan.
Desember 2007. Pengawasan Berba-
sis Risiko terhadap
Perusahaan Pem-
biayaan meningkat.
Menteri Keuangan.
E. Mengembangkan
Industri Jasa Gadai.
Peningkatan efisiensi
Usaha Jasa Gadai.
Melakukan kajian mengenai
tingkat efisiensi, bentuk
persaingan dan infrastruktur
kelembagaan Usaha Jasa
Gadai.
Kajian. Oktober 2007. Usaha Jasa Gadai
efisien.
Menteri Keuangan.
F. Meningkatkan ...
- 23 -
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN
TARGET
PENYELESAIAN
SASARAN
PENANGGUNG
JAWAB
F. Meningkatkan di-
versifikasi produk
dan jasa pembiaya-
an.
Pengembangan produk-
produk pembiayaan ber-
dasarkan prinsip syariah
Menyusun Peraturan Ketua
Bapepam-LK tentang pedoman
pelaksanaan kegiatan usaha
perusahaan pembiayaan
berdasarkan prinsip syariah.
Peraturan Ketua Bapepam-
LK.
Desember 2007. Produk-produk
pembiayaan
berdasarkan
prinsip syariah
berkembang.
Menteri Keuangan.
G. Mengembangkan
industri modal
ventura.
Peningkatan peranan
modal ventura dalam
mengembangkan Usaha
Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM).
Melakukan kajian mengenai
bentuk usaha dan struktur
kelembagaan industri modal
ventura.
Kajian. November 2007. Peranan modal
ventura dalam
pengembangan
UMKM
meningkat.
Menteri Keuangan.
IV. PASAR ...
- 24 -
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN
TARGET
PENYELESAIAN
SASARAN
PENANGGUNG
JAWAB
IV. PASAR MODAL
1. Peningkatan daya
saing dan efisiensi
bursa.
Mendorong penggabungan
Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan
Bursa Efek Surabaya (BES).
Persetujuan Rancangan
Penggabungan BEJ dan BES
dari Pemegang Saham BEJ
dan Pemegang Saham BES.
Oktober 2007. Daya saing dan
efisiensi bursa
meningkat.
Menteri Keuangan.A. Meningkatkan
efisiensi dan
likuiditas Pasar
Modal.
2. Peningkatan pe-
manfaatan teknolo-
gi informasi di
pasar modal.
Mengembangkan sistem
e-reporting, e-registration, dan
e-monitoring.
Penerapan sistem
e-reporting, e-licencing,
e-registration, dan
e-monitoring.
Desember 2007
dan berlanjut.
Pemanfaatan tek-
nologi informasi di
pasar modal me-
ningkat.
Menteri Keuangan.
1. Pengembangan me-
kanisme pem-
bentukan harga
(price discovery
mechanism).
Menyusun Peraturan tentang
persyaratan, kriteria, dan
tatacara pendirian lembaga
yang melakukan valuasi surat
utang.
Peraturan Bapepam-LK. Oktober 2007. Terwujudnya Me-
kanisme pembentuk-
an harga yang
kredibel dan trans-
paran.
Menteri Keuangan.
1) PP mengenai per-
usahaan penerbit
SBSN.
B. Meningkatkan
likuiditas dan
stabilitas Pasar
Obligasi (Surat
Utang).
2. Pengembangan Pro-
duk Surat Berharga
Syariah Negara
(SBSN).
a. Menyiapkan dan menyusun
peraturan pelaksanaan UU
SBSN.
2) Peraturan Menteri Ke-
uangan mengenai tata
cara penerbitan SBSN.
Setelah disahkannya
UU tentang Surat
Berharga Syariah
Negara.
Produk Surat
Berharga Syariah
Negara semakin
berkembang.
Menteri Keuangan.
b. Melakukan...
- 25 -
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN
TARGET
PENYELESAIAN
SASARAN
PENANGGUNG
JAWAB
b. Melakukan identifikasi
Barang Milik Negara (BMN)
yang dapat digunakan
sebagai aset SBSN.
Keputusan Menteri Ke-
uangan mengenai daftar
BMN yang dapat diguna-
kan sebagai aset SBSN.
Terwujudnya tran-
saksi SBSN dengan
menggunakan
BMN sebagai
underlying asset.
Menteri Keuangan.
c. Menyiapkan struktur akad
SBSN dan jenis-jenis instru-
men SBSN.
Peraturan Menteri Ke-
uangan tentang struktur
akad SBSN.
Menteri Keuangan.
d. Menyiapkan mekanisme pe-
nerbitan, perdagangan, dan
penatausahaan SBSN.
Peraturan Menteri Ke-
uangan mengenai me-
kanisme penerbitan, per-
dagangan, dan penata-
usahaan SBSN.
Terwujudnya tran-
saksi dan perda-
gangan SBSN.
Menteri Keuangan.
3. Menciptakan
Mekanisme Stabilisasi
Pasar Surat Utang
Negara (SUN).
Pembukaan REPO Window SUN
bagi anggota Primary Dealer.
Peraturan mengenai REPO
Window .*)
November 2007. Likuiditas dan sta-
bilitas pasar SUN
meningkat.
Menteri Koordina-
tor Bidang Pereko-
nomian berkoordi-
nasi dengan Men-
teri Keuangan dan
Gubernur Bank
Indonesia.
C. Memperkuat...
- 26 -
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN
TARGET
PENYELESAIAN
SASARAN
PENANGGUNG
JAWAB
C. Memperkuat dasar
hukum pengawasan
terhadap tindak pi-
dana pencucian
uang di bidang Pasar
Modal.
Peningkatan ketaatan
Penyedia Jasa Keuangan
atas Prinsip Mengenal
Nasabah.
Menyempurnakan peraturan
tentang Prinsip Mengenal
Nasabah.
Perubahan atas Peraturan
Bapepam-LK Nomor
V.D.10 tentang Prinsip
Mengenal Nasabah.
Agustus 2007. Ketaatan Penyedia
Jasa Keuangan atas
Prinsip Mengenal
Nasabah
meningkat.
Menteri Keuangan.
1. Pemberian insentif
pajak untuk per-
usahaan terbuka.
Menyusun peraturan insentif
Pajak Penghasilan (PPh).
Peraturan Perundang-
undangan mengenai
insentif PPh untuk
perusahaan terbuka.
Agustus 2007. Jumlah perusahaan
terbuka dan kepe-
milikan publik me-
ningkat.
Menteri Keuangan.D. Menyusun Kebija-
kan perpajakan da-
lam mendorong
aktivitas pasar
modal.
2. Penegasan perlakuan
perpajakan terhadap
produk-produk pasar
modal yang berbasis
sekuritas.
Menyusun ketentuan perpajak-
an yang menegaskan perlakuan
pajak atas produk-produk pasar
modal yang berbasis sekuritas.
Peraturan Perundang-
undangan mengenai pe-
negasan perlakuan per-
pajakan atas produk-
produk pasar modal yang
berbasis sekuritas.
Agustus 2007. Jenis produk pasar
modal meningkat.
Menteri Keuangan.
V. LAIN-LAIN...
- 27 -
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN
TARGET
PENYELESAIAN
SASARAN
PENANGGUNG
JAWAB
V. LAIN-LAIN
a. Membentuk tim untuk
melakukan evaluasi atas
semua UU dan peraturan di
sektor keuangan.
Keputusan Menteri
Koordinator Bidang
Perekonomian.
Juni 2007.A. Mengharmonisasi -
kan peraturan per-
undang-undangan
di sektor keuang-
an.
1. Evaluasi peraturan
perundang-undang-
an di sektor keuang-
an.
b. Melakukan inventarisasi,
review dan menyusun
rekomendasi.
Rekomendasi. Juni 2007 dan
berlanjut.
Semua peraturan
perundang-
undangan di
sektor keuangan
harmonis.
Menteri
Koordinator Bidang
Perekonomian.
a. Membentuk tim untuk
melakukan inventarisasi dan
evaluasi penerapan pajak
pada sektor keuangan.
Keputusan Menteri
Koordinator Bidang
Perekonomian.
Juni 2007.2. Evaluasi atas
perlakuan
perpajakan pada
sektor keuangan.
b. Melakukan inventarisasi,
review dan menyusun
rekomendasi.
Rekomendasi. Juni 2007 dan
berlanjut.
Terciptanya iklim
yang kondusif
bagi perkem-
bangan sektor
keuangan.
Menteri
Koordinator
Bidang
Perekonomian
berkoordinasi
dengan Menteri
Keuangan dan
Gubernur Bank
Indonesia.
B. Mengembangkan ...
- 28 -
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN
TARGET
PENYELESAIAN
SASARAN
PENANGGUNG
JAWAB
B. Mengembangkan
Diversifikasi
Sumber
Pembiayaan
Pembangunan.
Pengembangan alternatif
sumber pembiayaan
APBN.
Menyusun regulasi tentang
pinjaman dalam negeri.
Rancangan Peraturan
Pemerintah (RPP) tentang
Pinjaman Dalam Negeri.
Juli 2007. Alternatif sumber
pembiayaan APBN
berkembang.
Menteri Keuangan
berkoordinasi
dengan Menteri
Perencanaan Pem-
bangunan Nasi-
onal/Kepala
Bappenas.
1. Pengembangan
Kelembagaan BUMN.
Menyusun strategi restrukturisasi
BUMN jangka pendek dan
menengah.
Blue Print Strategi Restruk-
turisasi BUMN yang men-
cakup antara lain peng-
gabungan, peleburan dan
perubahan bentuk BUMN.
Agustus 2007. BUMN yang sema-
kin efisien.
Menteri Negara
Badan Usaha Milik
Negara.
C. Meningkatkan
Kinerja Badan Usaha
Milik Negara
(BUMN).
2. Pelaksanaan GCG di
BUMN.
a. Melakukan penilaian ter-
hadap BUMN yang ber-
kinerja rendah.
Restrukturisasi BUMN. November 2007. Terlaksananya re-
vitalisasi atau
likuidasi BUMN
yang berkinerja
rendah.
Menteri Negara
Badan Usaha Milik
Negara.
b. Menginventarisasi...
- 29 -
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN
TARGET
PENYELESAIAN
SASARAN
PENANGGUNG
JAWAB
b. Menginventarisasi bantuan
pemerintah pada BUMN
yang belum di tetapkan
statusnya (BPYBDS).
Usulan Penetapan BPYBDS. September 2007. Permasalahan
BPYBDS
terselesaikan.
Menteri Negara
Badan Usaha
Milik Negara.
c. Menyempurnakan Keputus-
an Menteri BUMN Nomor
117/MBU/2002 tentang
Pelaksanaan GCG di BUMN.
Keputusan Menteri Negara
BUMN tentang Pelaksana-
an GCG di BUMN.
Juli 2007. Pelaksanaan GCG
pada BUMN ter-
wujud.
Menteri Negara
Badan Usaha
Milik Negara.
d. Mengkaji pinjaman Rekening
Dana Investasi (RDI) dan
Subsidiary Loan Agreement
(SLA) pada BUMN.
Rekomendasi penyelesaian
Pinjaman RDI dan SLA
pada BUMN.
November 2007. Permasalahan Pin-
jaman RDI dan
SLA pada BUMN
terselesaikan.
Menteri Negara
Badan Usaha
Milik Negara ber-
koordinasi de-
ngan Menteri
Keuangan.
PERCEPATAN ...
- 30 -
PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN
TARGET
PENYELESAIAN
SASARAN
PENANGGUNG
JAWAB
1) RUU tentang Pelayaran
sebagaipenggantiUUNomor
21 Tahun 1992 tentang
Pelayaran.
Pembahasandengan
DPR.
Terdapat percepatan
tersedianya infrastruk-
tur pada sektor pe-
layaran/transportasi la-
ut untuk meningkat-
kan:
a. mutu pelayanan,
keamanan dan
keselamatan;
b. peran serta masya-
rakat, Pemerintah
Daerahdanswasta.
MenteriPerhubungan.A. Penyempurnaan
PeraturanPerundang-
undangan.
Percepatan penyelesaian Per-
aturan Perundang-undangan
dibidanginfrastruktur.
a. Mereformasi kerangka peraturan
perundang-undangan di sektor
transportasi darat, laut, dan udara
untuk mencerminkan desen-
tralisasi dan menghilangkan
monopoli oleh BUMN melalui
pemisahan peran regulator dan
operator.
2) RUU tentang Lalu Lintas
Angkutan Jalan sebagai
pengganti UU Nomor 14
Tahun 1992 tentang
AngkutanJalan.
Pembahasandengan
DPR.
Terdapat percepatan
tersedianya infrastruk-
tur pada sektor
transportasi darat dan
angkutan sungai, da-
nau dan penyebe-
rangan untuk mening-
katkan:
a. mutu pelayanan,
keamanan dan
keselamatan;
b. peran serta masya-
rakat, Pemerintah
Daerahdanswasta.
MenteriPerhubungan.
3) RUU ...
- 31 -
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN
TARGET
PENYELESAIAN
SASARAN
PENANGGUNG
JAWAB
3) RUU tentang Penerbangan
sebagaipenggantiUUNomor
15 Tahun 1992 tentang
Penerbangan.
Pembahasandengan
DPR.
Terdapat percepatan
tersedianya infra-
struktur pada sektor
penerbangan/trans-
portasi udara untuk
meningkatkan:
a. mutu pelayanan,
keamanan dan
keselamatan;
b. peran serta masya-
rakat, Pemerintah
Daerahdanswasta.
MenteriPerhubungan.
b. Menyusun Peraturan Pemerintah
pelaksanaan UU sektor trans-
portasi.
1) PP pelaksanaan UU No.mor
23 Tahun 2007 tentang
Perekonomian:
a) PP tentang Prasarana
Perkeretaapian;
b) PP tentang Sarana
Perkeretaapian;
c) PP tentang Lalu Lintas &
AngkutanKeretaApi;
d) PP tentang Pembinaan
dan Penyelenggaraan
Perkeretaapian.
Desember2007. Terdapat percepatan
tersedianya infrastruk-
tur pada sektor per-
keretaapian untuk me-
ningkatkan:
a. mutu pelayanan,
keamanan dan
keselamatan;
b. peran serta masya-
rakat, Pemerintah
Daerahdanswasta.
MenteriPerhubungan.
2) RPP …
- 32 -
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN
TARGET
PENYELESAIAN
SASARAN
PENANGGUNG
JAWAB
2) RPP pelaksanaan UU
tentang Pelayaran, yang
meliputi antara lain
mengenai:
Kepelabuhanan, Ang-
kutan di Perairan,
Perkapalan, Kepelau-
tan, Kenavigasian, Pe-
meriksaan Kecelakaan
Kapal, dan Penga-
wasan di Perairan.
Segera setelah UU
tentang Pelayaran
disahkan.
Terdapat percepatan
tersedianya infrastruk-
tur pada sektor pelaya-
ran/transportasi laut
untukmeningkatkan:
a. mutu pelayanan,
keamanan dan
keselamatan;
b. peransertamasya-
rakat,Pemerintah
Daerahdanswasta.
MenteriPerhubungan.
3) RPP pelaksanaan UU
tentang Lalu Lintas
Angkutan Jalan, yang
meliputi antara lain
mengenai: Kendaraan
dan Pengemudi, Ang-
kutan Jalan, Peme-
riksaan dan Penyi-
dikan, dan Prasarana
dan Lalu Lintas.
Segera setelah UU
tentang Lalu Lintas
Angkutan Jalan di-
sahkan.
Terdapat percepatan
tersedianya infrastruk-
tur pada sektor trans-
portasi darat dan ang-
kutan sungai, danau
dan penyeberangan
untukmeningkatkan:
a. mutu pelayanan,
keamanan dan
keselamatan;
b. peran serta masya-
rakat, Pemerintah
Daerahdanswasta.
MenteriPerhubungan.
4) RPP …
- 33 -
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN
TARGET
PENYELESAIAN
SASARAN
PENANGGUNG
JAWAB
4) RPP pelaksanaanUUtentang
Penerbangan, antara lain
mengenai: Kebandarudaraan,
Angkutan Udara, Kena-
vigasian, dan Pesawat
Udara.
Segera setelah UU
tentang Penerba-
ngan disahkan.
Terdapat perce-
patan tersedianya
infrastruktur pada sek-
torpenerbangan/trans-
portasi udara untuk
meningkatkan:
a. mutu pelayanan,
keamanan dan
keselamatan;
b. peran serta masya-
rakat, Pemerintah
Daerahdanswasta.
MenteriPerhubungan.
1) RUUtentangKelistrikan. Pembahasandengan
DPR.
c. Menyusun Peraturan Perundang-
undangansektorEnergi.
2) Peraturan Perundang-unda-
ngan pelaksanaan UU ten-
angKelistrikan.
Segera setelah UU ten-
tang Kelistrikan disah-
kan.
Terdapat percepatan
tersedianya infrastruk-
tur pada sektor ketena-
galistrikan untuk me-
ningkatkan peran serta
masyarakat,Pemerintah
Daerahdanswasta.
MenteriEnergi dan
SumberDayaMineral.
3) RUU …
- 34 -
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN
TARGET
PENYELESAIAN
SASARAN
PENANGGUNG
JAWAB
3) RUU tentang Energi. Pembahasan
dengan DPR.
4) Peraturan Perundang-
undangan pelaksanaan
UU tentang Energi.
Segera setelah UU
Energi disahkan.
Terwujudnya pe-
manfaatan sumber
energi alternatif dalam
rangka peningkatkan
efisiensi pemanfaat-
an energi yang ti-
dak terbarukan.
MenteriEnergi dan
SumberDayaMineral.
d. Menyusun peraturan pelak-
sanaan UU Nomor 32 Tahun
2002tentang Penyiaran.
1) Perubahan atas PP
Nomor 28 Tahun 2005
tentang Tarif atas Jenis
Penerimaan Negara
Bukan Pajak yang
Berlaku pada De-
partemen Komunikasi
dan Informasi.
Agustus 2007. Penerimaan nega-
ra bukan pajak
yang berasal dari
sektor komunikasi me-
ningkat.
Menteri
Komunukasi dan
Informatika.
2) Peraturan Menteri Ko-
munikasi dan Informatika
tentang Rencana Dasar Tek-
nik Penyiaran (RDTP).
Agustus 2007. Terwujudnya pe-
mahaman terhadap
spesifikasi peralatan pe-
nyiaran.
Menteri
Komunukasi dan
Informatika.
e. Menyusun peraturan pelaksanaan
UUNomor7Tahun2004tentang
SumberDayaAir.
PP tentang Waduk dan
Bendungan.
Desember 2007. Pedoman yang me-
ngaturtanggungjawab
pengelolaan Waduk
dan Bendungan
tersedia.
Menteri Pekerjaan
Umum.
B.Memperkuat…
- 35 -
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN
TARGET
PENYELESAIAN
SASARAN
PENANGGUNG
JAWAB
1. Peningkatan kemam-
puan Contracting
Agency dalam penyiap-
an proyek yang dikerja-
samakan dengan swasta
dalam rangka pelak-
sanaan Perpres Nomor
67Tahun2005 tentang
Kerjasama Pemerintah
dengan Badan Usaha
dalam Penyediaan
Insfrastruktur.
Membentuk Project Development
Facility (PDF) yang dapat digunakan
untuk proyek-proyek yang akan
dikerjasamakandengan pihakswasta.
Policy Paper tentang pembentuk-
anPDF.
Desember2007. Kualitas proyek yang
akan ditawarkanuntuk
dikerjasamakandengan
swastameningkat.
MenteriNegara
Perencanaan
Pembangunan
Nasional/Kepala
Bappenas.
2. Pembagian urusan
Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah
dalam penyediaan
infrastruktur.
Merumuskan pembagian urusan yang
jelas antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah sebagai penjabaran
UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah dalam penyedia-
aninfrastruktur.
Perubahan atas PP Nomor 25
tahun2000tentangKewenangan
Pemerintah dan Kewenangan
ProvinsisebagaiDaerahOtonom.
Juni2007. Pelaksanaan penyedia-
an infrastruktur oleh
Pemerintah Pusat, Pe-
merintah Daerah,
masyarakat dan swasta
yang sinkron dan
optimal.
MenteriDalamNegeri.
B. Memperkuat
Kelembagaan.
3. Pengaturan mengenai
Badan Usaha Milik
Daerah (BUMD) untuk
memperjelas fungsi, ke-
dudukan, dan peran
BUMD dalam pem-
bangunaninfrastruktur.
MenyusunRUUtentangBUMD. RUU tentang BUMD untuk
disampaikankepadaDPR.
November2007. Peran BUMD dalam
pembangunan infra-
struktur meningkat.
MenteriDalamNegeri.
4. Pembentukan…
- 36 -
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN
TARGET
PENYELESAIAN
SASARAN
PENANGGUNG
JAWAB
4. Pembentukan Ke-
lembagaan Keuang-
an non Bank untuk
Infrastruktur.
Menyusun kerangka institusi
mengenai lembaga keuangan
non bank untuk mendukung
percepatan pembangunan in-
frastruktur.
1) Peraturan Presiden
mengenai pembiayaan
infrastruktur.
Juli 2007. Terlaksananya pem-
bangunan infra-
struktur yang sema-
kin cepat.
Menteri Keuangan.
2) Peraturan Pemerintah
tentang Penyertaan
Modal Negara untuk
pendirian Indonesia
Infrastructure Fund.
Agustus 2007.
3) Kerangka/Policy Paper
mengenai Guarantee
Fund.
Agustus 2007.
4) Peraturan Menteri
Keuangan tentang
pembentukan Institusi
Guarantee Fund.
November 2007.
Kemitraan Pemerin-
tah dan Swasta me-
ningkat.
Menteri Keuangan.
5. Pembentukan insti-
tusi untuk mem-
percepat pemba-
ngunan infrastruk-
tur.
a. Mempercepat pemben-
tukan wadah koordinasi
pengelolaan Sumber Daya
Air sesuai dengan UU
Nomor 7 Tahun 2004
tentang Sumber Daya Air.
Terbentuknya Dewan
Sumber Daya Air Nasional
dan Daerah.
September 2007. Peningkatan kualitas
sumber daya air dan
pengelolaan air un-
tuk mendukung ke-
tahanan pangan di
Indonesia.
Menteri Pekerjaan
Umum.
b. Mempercepat …
- 37 -
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN
TARGET
PENYELESAIAN
SASARAN
PENANGGUNG
JAWAB
b. Mempercepat kesiapan
proyek infrastruktur sub-
sektor perkeretaapian.
Pedoman pembentukan ke-
lembagaan pembangunan
angkutan umum massal –
Mass Rapid Transportation
(MRT).
November 2007. Pembangunan MRT
di perkotaan dapat
segera terwujud de-
ngan prioritas DKI
Jakarta.
Menteri
Perhubungan.
c. Membentuk badan penge-
lola Rumah Susun Sewa
(Rusunawa) yang dibiayai
Pemerintah.
Peraturan Perundang-un-
dangan mengenai badan
pengelola Rusunawa.
November 2007. Rusunawa terba-
ngun dan terkelola
dengan baik.
Menteri Negara
Perumahan Rakyat.
C. Peningkatan
Manajemen
Pembangunan
Infrastruktur.
1. Peningkatan akses
kelistrikan di pede-
saan.
Menyusun pedoman teknis
mengenai penyelenggaraan lis-
trik pedesaan.
Kajian teknis penyediaan
listrik pedesaan.
Desember 2007. Rasio elektrifikasi di
pedesaan melalui
partisipasi Pemerin-
tah Daerah dan ma-
syarakat meningkat.
Menteri Energidan
SumberDayaMineral.
2. Kaji ulang kebijak-
an tentang Kewajib-
an Pelayanan U-
mum (Public Ser-
vice Obligation/
PSO).
Mengevaluasi kebijakan PSO
yang berlaku untuk menyusun
kerangka kebijakan PSO di
bidang infrastruktur.
Road Map Infrastruktur
Indonesia untuk Kewajiban
PSO.
Desember 2007. Terwujudnya efek-
tivitas dan efisiensi
PSO dalam rangka
pelayanan masya-
rakat yang lebih
baik.
Menteri Negara
Perencanaan
Pembangunan
Nasional/Kepala
Bappenas.
3. Percepatan …
- 38 -
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN
TARGET
PENYELESAIAN
SASARAN
PENANGGUNG
JAWAB
3. Percepatan proses
pengadaan tanah
bagi kepentingan
umum.
Menyusun kerangka kebijakan
dan pedoman operasional
mengenai pengadaan tanah
untuk memfasilitasi proyek
pembangunan infrastruktur,
terutama proyek-proyek yang
memerlukan lahan dan right of
ways.
Keputusan Kepala Badan
Pertanahan Nasional
sesuai Perpres Nomor 36
Tahun 2005 tentang
Pengadaan Tanah bagi
Pelaksanaan Pemba-
ngunan untuk Kepen-
tingan Umum sebagai-
mana diubah dengan
Perpres Nomor 65 Tahun
2006.
Juni 2007. Terselesaikannya pe-
ngadaan tanah untuk
penyediaan infra-
struktur yang lebih
cepat.
Kepala Badan
Pertanahan
Nasional.
1) Keputusan Menteri
Pekerjaan Umum
tentang pedoman
pelaksanaan kerja-
sama pemerintah dan
swasta dalam penye-
diaan infrastruktur.
November 2007. Penyediaan infra-
struktur melalui ker-
jasama pemerintah
dan swasta lebih me-
ningkat.
Menteri Pekerjaan
Umum.
4. Penyiapan petunjuk
operasional kerja-
sama pemerintah
dan swasta dalam
rangka Perpres
Nomor 67 Tahun
2005 tentang Kerja
sama Pemerintah
Dengan Badan
Usaha Dalam Pe-
nyediaan Infra-
struktur.
Menyusun pedoman pelaksa-
naan kerjasama pemerintah dan
swasta dalam penyediaan
infrastruktur.
2) Keputusan Menteri
Perhubungan tentang
pedoman pelaksanaan
kerjasama pemerintah
dan swasta dalam pe-
nyediaan infrastruk-
tur.
November 2007. Penyediaan infra-
struktur melalui ker-
jasama pemerintah
dan swasta lebih me-
ningkat.
Menteri
Perhubungan.
5. Percepatan …
- 39 -
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN
TARGET
PENYELESAIAN
SASARAN
PENANGGUNG
JAWAB
5. Percepatan penye-
diaan perumahan.
a. Mempercepat operasiona-
lisasi dan pengembangan
Secondary Mortgage Fa-
cility (SMF).
1) Tersedianya fasilitas
fiskal untuk sekuriti-
sasi dalam UU Pajak.
Segera setelah
RUU Pajak Per-
tambahan Nilai
disahkan.
Berkurangnya ham-
batan dalam pelaksa-
naan pembangunan
di sektor perumahan
serta biaya yang mem-
bebani konsumen.
Menteri Keuangan.
2) PP tentang Pendaf-
taran Hak Tanggung-
an dalam Rangka
Pembiayaan Sekunder
Perumahan.
Agustus 2007. Kepala Badan
Pertanahan
Nasional.
b. Merevitalisasi kelemba-
gaaan pengelola perumah-
an rakyat.
Kajian mengenai peranan
Perum Perumnas dalam
penyediaan perumahan
rakyat.
November 2007. Kinerja Perum Perum-
nas dalam penyediaan
perumahan rakyat
meningkat.
Menteri Negara
Badan Usaha Milik
Negara.
c. Melakukan analisa untuk
penyederhanaan perijinan
pembangunan perumahan
rakyat.
Kajian mengenai penye-
derhanaan perijinan
pembangunan perumah-
an rakyat.
November 2007. Pembangunan peru-
mahan rakyat lebih
cepat.
Menteri Negara
Perumahan Rakyat.
6. Peningkatan ma-
najemen pemeliha-
raan infrastruktur
dan keselamatan
transportasi.
a. Meningkatkan manajemen
pemeliharaan jalan ter-
masuk perhitungan beban
kendaraan.
1) Kajian fiskal pene-
rapan Road Fund.
September 2007. Kualitas jalan di se-
luruh Indonesia me-
ningkat.
Menteri Keuangan.
2) Tersedianya …
- 40 -
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN
TARGET
PENYELESAIAN
SASARAN
PENANGGUNG
JAWAB
2) Tersedianya program
terpadu mengenai pe-
meliharaan jalan ter-
masuk sumber pem-
biayaannya.
Desember 2007. Menteri Pekerjaan
Umum.
b. Mendorong terbentuknya
Dewan Keselamatan Trans-
portasi Nasional.
Policy paper mengenai
pembentukan dewan ke-
selamatan transportasi
nasional.
Desember 2007. Kualitas pelayanan
dan keselamatan di
sektor transportasi
meningkat.
Menteri
Perhubungan.
c. Merancang dan menetap-
kan Program Manajemen
Keselamatan Transportasi
Jalan (Road Safety Manage-
ment).
1) Program Manajemen
Keselamatan Trans-
portasi Jalan.
November 2007. Kualitas sumber daya
manusia yang berhu-
bungan dengan kese-
lamatan transportasi
meningkat.
Menteri
Perhubungan.
2) PP mengenai mana-
jemen keselamatan
transportasi jalan.
November 2007. Tingkat kecelakaan di
sektor transportasi ja-
lan menurun.
Menteri
Perhubungan.
7. Penyusunan …
- 41 -
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN
TARGET
PENYELESAIAN
SASARAN
PENANGGUNG
JAWAB
7. Penyusunan Cetak
Biru/Rencana In-
duk sektor.
a. Memperbaharui cetak biru
perkeretaapian.
Revisi cetak biru per-
keretaapian.
Juli 2007. Pelayanan dan ke-
selamatan trans-
portasi perkereta-
apian meningkat.
Menteri
Perhubungan.
b. Menyusun Rencana Induk
Frekuensi Penyiaran Digital
Rencana Induk (Master
Plan) Frekuensi Penyiaran
Digital.
Desember 2007. Terpadunya sistem
penyiaran digital.
Menteri
Komunikasi dan
Informatika.
c. Memperbaharui Cetak Biru
Sektor Telekomunikasi dan
Informatika.
Cetak Biru Telekomunikasi
dan Information and
Communication Tech-
nology (ICT).
Desember 2007. Tersusunnya pe-
rencanaan jangka
panjang untuk pe-
ngembangan in-
frastruktur teleko-
munikasi.
Menteri
Komunikasi dan
Informatika.
PEMBERDAYAAN …
- 42 -
PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM)
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN
TARGET
PENYELESAIAN
SASARAN
PENANGGUNG
JAWAB
I. PENINGKATAN AKSES UMKM PADA SUMBER PEMBIAYAAN
A. Meningkatkan kapa-
sitas kelembagaan
dan akses UMKM
pada sumber
pembiayaan.
1. Pengembangan ske-
ma kredit investasi
bagi UKMK.
Menyusun skema kredit inves-
tasi.
Peraturan Menteri Ke-
uangan.
Desember 2007. Menteri Keuangan.1.Tersedianya skema
pembiayaan inves-
tasi melalui kredit
program bagi UM-
KM.
2.Tersedianya sum-
ber dana untuk
kredit investasi
UMKM.
3.Kredit investasi
UMKM tersalurkan
secara efektif.
2. Peningkatan …
- 43 -
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN
TARGET
PENYELESAIAN
SASARAN
PENANGGUNG
JAWAB
2. Peningkatan efek-
tifitas fungsi dan
peran Konsultan
Keuangan Mitra
Bank (KKMB).
Merevitalisasi peran KKMB
melalui penyelenggaraan pe-
latihan KKMB oleh Bank
Indonesia dan Pemerintah
Daerah.
MOU Bank Indonesia
dan Pemerintah Dae-
rah tentang Pening-
katan penyelenggara-
an pelatihan (up-
grading) bagi KKMB di
daerah.*)
Juni 2007 dan
berlanjut.
Menteri
Koordinator
Bidang
rekonomian
berkoordinasi
ngan Gubernur
Bank Indonesia.
Pe
de
1.Jumlah dan kualitas
KKMB meningkat,
sehingga semakin
banyak UMKM
yang dibimbing da-
lam mengakses
sumber pembia-
yaan (perbankan).
2.Nama dan alamat
KKMB terdaftar di
Pemda, sehingga
UMKM lebih mu-
dah mendapatkan
KKMB yang siap
memberikan bim-
bingan.
3.Kejelasan mekanis-
me pemberian In-
sentif dan rewards
bagi KKMB yang
berhasil membina
UMKM.
B. Memperkuat ...
- 44 -
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN
TARGET
PENYELESAIAN
SASARAN
PENANGGUNG
JAWAB
B. Memperkuat sistempen-
jaminan kredit bagi
UMKM.
1. Peningkatan sertifikasi
tanah untuk memper-
kuat penjaminan kredit
bagiUMKM.
a. Mempercepat penerbitan sertifikat
tanahbagiUMKM.
Penyempurnaan Keputusan
BersamaMenegKoperasidan
UKM, Menteri Dalam Negeri
dan Kepala Badan Perta-
nahanNasional.
Juli2007. 1.Prosedur pengajuan
sertifikasi tanah bagi
penjaminan kredit
UMKM menjadi lebih
mudah dan lebih trans-
paran.
2.Proses sertifikasi tanah
UMKM menjadi lebih
cepat.
3.Koordinasi, evaluasi dan
pemantauan program
sertifikasi tanah UMKM
berjalanefektif.
MenteriNegara
KoperasidanUKM,
MenteriDalamNegeri
danKepalaBadan
PertanahanNasional.
1) Penetapantargetsertifikasi
tanah UMKM tahun
2007.
Juni2007. KepalaBadan
PertanahanNasional.
b. Meningkatkan target dan sasa-
ran sertifikasi tanah tahunan bagi
UMKM.
2) Pelaksanaan sertitikasi ta-
nahbagiUMKM.
Juni2007dan
berlanjut.
1.Target tahun 2007
meliputi:sisatahun2006
sejumlah 10.240 dan
tahun 2007 sejumlah
13.000, yang dirinci per
provinsidanpersektor.
2.Anggaran untuk ser-
tifikasi tanah bagi
UMKM teralokasi ke
Badan Pertanahan Na-
sional sesuai target dan
sasaran.
c.Meninjau…
- 45 -
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN
TARGET
PENYELESAIAN
SASARAN
PENANGGUNG
JAWAB
c. Meninjau kembali (review) batas
kena pajak Bea Perolehan Hak
atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB).
Peraturan Menteri
Keuangan.
Desember 2007. 1.Batas terendah nilai
tanah yang dikena-
kan BPHTB dinaikkan
sehingga memperluas
cakupan sertifikasi
tanah UMKM yang
tidak terkena BPHTB.
2.Biaya sertifikasi tanah
UMKM menjadi lebih
murah dan ter-
jangkau.
Menteri Keuangan.
2. Peningkatan peran
Lembaga Penjaminan
Kredit bagi UMKM.
a. Menata kembali sistem
penjaminan kredit bagi UMKM.
Pengaturan mengenai
penjaminan kredit bagi
UMKM.
Agustus 2007. 1.Kebijakan, pembina-
an, dan pengawasan
penjaminan kredit
bagi UMKM berjalan
lebih baik.
2.Mekanisme pen-
jaminan kredit bagi
UMKM berjalan lebih
baik.
Menteri Keuangan.
b. Memperkuat …
- 46 -
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN
TARGET
PENYELESAIAN
SASARAN
PENANGGUNG
JAWAB
Penambahan Penyertaan
Modal Pemerintah (PMP)
kepada Perum SPU dan PT
Askrindo, melalui langkah
langkah:
1)Action plan perkuatan
modal Perum SPU dan
PT Askrindo.
Juni 2007.
2)Due diligence
PT Askrindo.
Juni 2007.
b. Memperkuat modal dan
perluasan jangkauan pelayan-
an Perum Sarana Pengem-
bangan Usaha (SPU) dan
PT Asuransi Kredit Indonesia
(Askrindo).
3)Due diligencePerum
SPU.
Juli 2007.
4)Business Plan/rencana
pengembangan usaha
dan jaringan pelayanan
Perum SPU dan
PT Askrindo.
Agustus 2007.
5)Pembenahan mana-
jemen Perum SPU dan
PT Askrindo
Agustus 2007.
6)PMP kepada Perum SPU
dan PT Askrindo.
Oktober 2007.
1.Kapasitas pelayanan
Perum SPU dan PT
Askrindo meningkat
dan jangkauan pe-
layanan bertambah
luas.
2.Semakin banyak
kredit UMKM yang
dapat dijamin oleh
Perum SPU dan PT
Askrindo .
3.Perum SPU dan PT
Askrindo bertambah
sehat dan kuat se-
hingga mampu
mendukung berjalan-
nya sistem penjamin-
an kredit bagi
UMKM.
Menteri Keuangan
dan Menteri Negara
BUMN berkoordinasi
dengan Gubernur
Bank Indonesia.
3. Pengembangan …
- 47 -
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN TARGET
PENYELESAIAN
SASARAN PENANGGUNG
JAWAB
3. Pengembangan sistem
resi gudang sebagai
instrumen pembiaya-
an bagi UMKM.
a. Finalisasi penyiapan RPP dalam
rangka pelaksanaan UU Nomor
9 Tahun 2006 tentang Sistem
Resi Gudang.
PP tentang Pelaksanaan
Sistem Resi Gudang.
Juni 2007. 1.Tersedianya aturan
pelaksanaan yang je-
las tentang peman-
faatan resi gudang
sebagai instrumen
penjaminan kredit
bagi UMKM.
2.Semakin banyak
UMKM yang dapat
memanfaatkan resi
gudang sebagai ja-
minan untuk menda-
patkan kredit.
Menteri
Perdagangan.
b. Pengakuan sertifikat resi gu-
dang sebagai agunan (agunan
substitusi) kredit UMKM.
Pedoman pelaksanaan pe-
manfaatan sertifikat resi
gudang sebagai agunan
kredit UMKM.
Juli 2007. 1.Pedoman teknis yang
jelas tentang pelaksa-
naan sistem resi gu-
dang.
2.Tersedianya kejelasan
tentang prosedur, tata
cara dan persyaratan
dalam penggunaan re-
si gudang sebagai agu-
nan kredit.
3.UMKM dapat dengan
mudah memanfaatkan
resi gudang sebagai
jaminan kredit.
Menteri Koordinator
Bidang Perekonomi-
an berkordinasi de-
ngan Gubernur Bank
Indonesia dan Men-
teri Perdagangan.
c. Sosialisasi ...
- 48 -
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN
TARGET
PENYELESAIAN
SASARAN
PENANGGUNG
JAWAB
c. Sosialisasi pemanfaatan resi
gudang sebagai agunan kredit
bagi UMKM.
Kegiatan sosialisasi. Juni 2007
dan berlanjut.
UMKM dapat menge-
tahui konsep, aturan
pokok, prosedur, tata
cara dan persyaratan
yang berkaitan dengan
pemanfaatan resi gu-
dang sebagai jaminan
kredit.
Menteri Perdagangan
berkoordinasi dengan
Gubernur Bank
Indonesia.
C. Mengoptimalkan pe-
manfaatan dana non
perbankan untuk
pemberdayaan
UMKM.
1. Peningkatan efek-
tifitas pemanfaatan
dana bergulir APBN
untuk pemberdaya-
an UMKM.
Menerbitkan pedoman tentang
Pengelolaan Dana APBN untuk
pemberdayaan UMKM, termasuk
pedoman pengelolaan dana
bergulir.
Peraturan Menteri
Keuangan.
Agustus 2007. 1.Dana APBN untuk
pemberdayaan
UMKM, termasuk da-
na bergulir yang
dikelola Badan Layan-
an Umum (BLU), da-
pat dikelola dengan
lebih tertib dan diper-
tanggungjawabkan
dengan benar.
2.Koordinasi, peman-
tauan dan evaluasi
terhadap pemanfaat-
an dana APBN untuk
program pemberda-
yaan UMKM, terma-
suk dana bergulir
yang dikelola BLU,
dapat berjalan lebih
efektif.
Menteri Keuangan.
2. Restrukturisasi ...
- 49 -
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN
TARGET
PENYELESAIAN
SASARAN
PENANGGUNG
JAWAB
2. Restrukturisasi pe-
ngelolaan dana Pro-
gram Kemitraan dan
Bina Lingkungan
(PKBL) pada BUMN.
a. Audit dana PKBL. Laporan hasil audit
terhadap pengelolaan dana
PKBL oleh Badan Pe-
ngawasan Keuangan dan
Pembangunan.
Desember 2007. Tersedianya informasi
yang jelas tentang
outstanding dana PKBL
pada masing-masing
BUMN, akuntabilitas pe-
ngelolaan dana PKBL,
dan correctiveaction.
Badan Pengawasan
Keuangan dan
Pembangunan.
b. Menyempurnakan pedoman
pengelolaan dana PKBL.
Penyempurnaan Ke-
putusan Menteri Negara
BUMN No.KEP-
236/MBU/2003 tentang
Program Kemitraan dengan
Usaha Kecil dan Program
Bina Lingkungan.
Nopember 2007. 1.Dana PKBL dikelola
dengan lebih pro-
fesional dan trans-
paran.
2.Dana PKBL dapat lebih
diarahkan untuk pem-
berdayaan UMKM,
sehingga lebih banyak
UMKM yang terbantu.
3.Koordinasi, peman-
tauan, evaluasi dan
pengawasan terhadap
pengelolaan dana
PKBL berjalan lebih
efektif.
Menteri Negara
Badan Usaha Milik
Negara.
II PENGEMBANGAN …
- 50 -
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN
TARGET
PENYELESAIAN
SASARAN
PENANGGUNG
JAWAB
II. PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
A. Meningkatkan mo-
bilitas dan kualitas
SDM.
1. Peningkatan akses
UMKM pada mo-
bilitas dan kualitas
SDM.
Merubah Keputusan Menteri
Tenaga Kerja No.
Kep.203/MEN/1999 tentang Pe-
nempatan Tenaga Kerja Dalam
Negeri dan Keputusan Menteri
Tenaga Kerja No. Kep-
207/MEN/1990 tentang Sistem
Antar Kerja.
Peraturan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi
mengenai Penempatan
Tenaga Kerja.
Desember 2007. 1.Penegasan bahwa
setiap tenaga kerja
dapat bekerja di se-
luruh wilayah RI
(sesuai Pasal 4 dan 5
UU No 13 Tahun
2003 tentang Kete-
nagakerjaan).
2.Tidak ada lagi ham-
batan yang bersifat
regulatif bagi UMKM
untuk merekrut tena-
ga kerja dari daerah
lain.
Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi.
2. Peningkatan peran
Perguruan Tinggi
dalam pengembang-
an Bussines Develop-
ment Services Pro-
vider (BDS-P) dan
pemberdayaan
UMKM.
a. Menyiapkan aturan sebagai
pedoman pelaksanaan pe-
ngembangan BDS-P.
Peraturan Menteri Negara
Koperasi dan UKM
tentang pengembangan
BDS-P.
Juni 2007 dan
berlanjut.
1.Tersedianya petunjuk
teknis yang jelas
tentang pengem-
bangan BDS-P.
2.Jumlah dan kualitas
BDS-P meningkat se-
hingga dapat meme-
nuhi kebutuhan
pembimbingan kepa-
da UMKM.
Menteri Negara
Koperasi dan UKM.
3. Jumlah …
- 51 -
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN
TARGET
PENYELESAIAN
SASARAN
PENANGGUNG
JAWAB
3.Jumlah UMKM yang
dibimbing/didampingi
oleh BDS–P mening-
kat.
4.Mekanisme pemberian
fasilitas, insentif dan
reward kepada BDS-P
berjalan efektif.
5.BDS-P dari kalangan
perguruan tinggi ber-
kembang sehingga da-
pat berperan sebagai
penggerak bagi BDS-P
lainnya.
b. Memfasilitasi kerjasama sektor
swasta, Perguruan Tinggi dan
Pemerintah Daerah dalam
pengembangan BDS-P.
MOU Menteri Pendi-
dikan Nasional dan
Menteri Negara Kopera-
si dan UKM.
Juni 2007 dan
Berlanjut.
1.Kegiatan Pelatihan
BDS-P dapat dilakukan
oleh Perguruan Tinggi.
2.Kualitas SDM BDS-P
khususnya dari Pergu-
ruan Tinggi mening-
kat.
3.Kejelasan mekanisme
pelibatan sarjana/
mahasiswa pada ke-
giatan pelatihan
BDS-P.
Menteri Negara
Koperasi dan UKM
dan
Menteri Pendidikan
Nasional.
3. Pengembangan ...
- 52 -
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN
TARGET
PENYELESAIAN
SASARAN
PENANGGUNG
JAWAB
3.Pengembangan Kope-
rasi Sivitas Akademika
(KOSIKA)
Memfasilitasi dan mendorong
kerjasama koperasi di lingkungan
Perguruan Tinggi.
Peraturan Menteri Negara
Koperasi dan UKM
tentang petunjuk teknis
program pemberdayaan
KOSIKA.
Juni - Desember
2007.
Menteri Negara
Koperasi dan UKM.
1.Jumlah dan kualitas
KOSIKA meningkat se-
hingga memenuhi ke-
butuhan anggota.
2.Kejelasan mekanisme
koordinasi peran dan
fungsi masing-masing
instansi dalam pe-
ngembangan KOSIKA.
3.Kehidupan ekonomi
kampus semakin me-
ningkat.
4.Peningkatan Program
Sarjana Pencipta Kerja
Mandiri (Prospek Man-
diri).
Mengembangkan usaha baru oleh
Sarjana dalam wadah koperasi.
Peraturan Menteri Negara
Koperasi dan UKM me-
ngenai Prospek Mandiri.
Juli 2007. 1.Jumlah Rekruitment
Sarjana Calon Peserta
Prospek Mandiri me-
ningkat.
2.Jumlah wirausaha dan
koperasi baru yang
dikelola oleh kelompok
sarjana Prospek Man-
diri meningkat.
3.Mekanisme penyedia-
an fasilitas bagi Pros-
pek Mandiri berjalan
efektif.
Menteri Negara
Koperasi dan UKM.
4. Pelatihan …
- 53 -
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN
TARGET
PENYELESAIAN
SASARAN
PENANGGUNG
JAWAB
4.Pelatihan, pendam-
pingan dan bim-
bingan Prospek
Mandiri dengan me-
libatkan perguruan
tinggi dapat berjalan
efektif.
B. Mendorong tum-
buhnya kewira-
usahaan yang berba-
sis teknologi.
1. Pembentukan Pu-
sat Inovasi UMKM
untuk pengem-
bangan kewira-
usahaan dengan
mengoptimalkan
peran lembaga
yang sudah ada.
Membentuk Tim interdep
untuk mempersiapkan pem-
bentukan Pusat Inovasi
UMKM .
a. Surat Keputusan
Menteri Koor-
dinator Bidang
Perekonomian.
b. Persiapan pemben-
tukan Pusat Inovasi
UMKM.
Juni 2007
Juni 2007 dan
berlanjut.
1.Peran dan fungsi
masing-masing ins-
tansi untuk mendu-
kung pengembang-
an inovasi UMKM
disinergikan.
2.Blue Print dan Road
Map pengembangan
Pusat Inovasi
UMKM tersusun.
3.Penyebaran infor-
masi mengenai tek-
nologi inovatif bagi
UMKM meningkat.
Menteri
Koordinator Bidang
Perekonomian.
III. PENINGKATAN …
- 54 -
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN
TARGET
PENYELESAIAN
SASARAN
PENANGGUNG
JAWAB
III. PENINGKATAN PELUANG PASAR PRODUK UMKM
A. Mendorong berkem-
bangnya institusi pro-
mosi dan kreasi produk
UMKM.
1. Pengembangan institusi
promosiprodukUMKM.
Meningkatkan peran ”marketing
point” di wilayah perbatasan untuk
perluasanpasarprodukUMKM.
Program penguatan dan
penambahan marketing
points di wilayah per-
batasan.
Oktober2007dan
berlanjut.
1.Jumlah ”market points”
bertambah,sehinggada-
pat meningkatkan pro-
mosi produk UMKM di
wilayahperbatasan.
2.Tersedianya pedoman
yang jelas tentang pe-
ngelolaanmarketpoints.
3.Mekanismepembinaan
danpengawasanmarket
points berjalanefektif.
MenteriPerdagangan.
2. Peningkatan efektifitas
pengembangan cluster,
sentra Industri Kecil
Menengah (IKM) me-
lalui pendekatan One
Village One Product
(OVOP).
Menyiapkan Peraturan Menteri
Peindustrian tentang Peningkatan
Efektifitas Pengembangan Cluster dan
sentra IKM melalui pendekatan
OVOP.
PeraturanMenteri
Perindustrian.
September2007. 1.Jumlah cluster dan
sentraindustrikecilyang
dikembangkan dengan
pendekatan OVOP me-
ningkat.
2.Koordinasi pembinaan
cluster dan sentra indus-
trikecilberjalanefektif.
3.Mekanisme penyediaan
fasilitas dan pembiayaan
pendampingan cluster
dan sentra industri kecil
berjalanefektif.
MenteriPerindustrian
berkoordinasidengan
menteriterkait.
3. Pengembangan ...
- 55 -
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN
TARGET
PENYELESAIAN
SASARAN
PENANGGUNG
JAWAB
3. Pengembangan akses
pasar produk UMKM
melalui hotel.
Meningkatkan peran hotel sebagai
tempat promosi dan outlet bagi
produk UMKM.
MOU Menteri Kebu-
dayaan dan Pariwisata de-
ngan Persatuan Hotel dan
Restoran Indonesia (PHRI).
September 2007. 1.Jumlah hotel berbin-
tang yang menyedia-
kan produk UMKM di
minishop dan minibar
hotel meningkat.
2.Mekanisme pemberian
insentif dan reward
kepada hotel yang
menampung produk
UMKM berjalan efek-
tif.
Menteri Kebudayaan
dan Pariwisata.
B. Mendorong berkem-
bangnya pasar tradisio-
nal dan tata hubungan
dagang antar pelaku
pasar yang berbasis
kemitraan.
Pemberdayaan pasar tra-
disional dan peningkatan
peran peritel modern da-
lam membuka akses pa-
sar bagi produk UMKM .
a. Menata dan membina pasar
tradisional.
b. Menata dan membina pusat
perbelanjaan dan toko modern.
c. Menata dan membina hu-
bungan antar pelaku pasar me-
lalui pengaturan persyaratan
perdagangan (trading terms).
Peraturan Presiden me-
ngenai pemberdayaan pa-
sar tradisional dan pe-
nataan pusat perbelan-
jaan dan toko modern .
Oktober 2007. 1.Pasar tradisional di-
kelola dengan lebih
baik, nyaman dan
modern.
2.Tata hubungan dagang
antara peritel dan
pemasok UMKM ber-
langsung berdasarkan
azas kemitraan.
3.Terjadi sinergitas antar
pelaku pasar yang
mendorong pening-
katan peluang pasar
produk UMKM.
Menteri
Perdagangan.
4. Terciptanya...
- 56 -
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN
TARGET
PENYELESAIAN
SASARAN
PENANGGUNG
JAWAB
4.Terciptanya penata-
an zonasi toko
modern dan pasar
tradisional yang
menjamin berlang-
sungnya kegiatan
usaha masing-
masing.
C. Mengembangkan
sistem informasi
angkutan kapal
untuk UMKM.
Fasilitasi informasi ten-
tang angkutan kapal
untuk UMKM.
Penyediaan informasi tentang
angkutan kapal untuk UMKM
melalui e-UMKM.
Pilot Project angkutan
kapal untuk UMKM
melalui e-UMKM.
Oktober 2007. 1.UMKM lebih mudah
mendapatkan infor-
masi angkutan kapal
laut, sehingga dapat
menangkap peluang
usaha di bidang
yang terkait.
2.Kejelasan pedoman
operasional penge-
lolaan sistem infor-
masi angkutan kapal
laut bagi UMKM.
Menteri
Perhubungan.
D. Mengembangkan ...
- 57 -
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN
TARGET
PENYELESAIAN
SASARAN
PENANGGUNG
JAWAB
D. Mengembangkan
sinergitas pasar.
Pengembangan pasar
yang terintegrasi anta-
ra pasar penunjang,
pasar induk dan pasar
tradisional.
Program pengembangan pilot
project pembangunan sarana
pasar penunjang di sentra
produksi.
Pembangunan fisik
pasar dan pengem-
bangan skema pilot
project pasar sinergi.
Oktober 2007. Menteri
Perdagangan.
1.Jumlah pasar sinergi
meningkat, sehingga
terbuka peluang ba-
gi UMKM untuk
memanfaatkan ke-
beradaan pasar ter-
sebut.
2.Beberapa pasar di-
tetapkan sebagai
pilot project pasar
sinergi .
3.Tersedianya pedo-
man yang jelas bagi
pengelolaan pasar
sinergi.
4.Mekanisme penye-
diaan fasilitas, du-
kungan dan pembi-
naan pasar sinergi
berjalan efektif.
IV. REFORMASI ...
- 58 -
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN
TARGET
PENYELESAIAN
SASARAN
PENANGGUNG
JAWAB
IV. REFORMASI REGULASI
A. Menyediakan
insentif perpajakan
untuk UMKM.
Reformasi Pajak untuk
UMKM.
Penyediaan insentif perpajakan
untuk UMKM.
Peraturan Pemerintah
sebagai pelaksanaan
UU Pajak Penghasil-
an.
Segera setelah
pengesahan RUU
Pajak Penghasil-
an.
1.Tersedianya ke-
jelasan mengenai
jenis insentif per-
pajakan yang dapat
diberikan kepada
UMKM.
2.Tersedianya aturan
yang jelas me-
ngenai tata cara,
prosedur dan per-
syaratan pemberian
insentif perpajakan
yang mudah di-
pahami oleh
UMKM.
Menteri Keuangan.
B. Menyusun ...
- 59 -
KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN
TARGET
PENYELESAIAN
SASARAN
PENANGGUNG
JAWAB
B. Menyusun kebijakan
di bidang UMKM.
Menata kembali ke-
bijakan di bidang
UMKM, termasuk
meredefinisi Usaha
Mikro, Kecil dan Me-
nengah.
Menuntaskan penyiapan naskah
RUU tentang UMKM.
Penyampaian RUU ke
DPR.
Desember 2007. Tersedianya kebijakan
di bidang UMKM, ter-
masuk definisi Usaha
Mikro, Kecil dan Me-
nengah yang jelas.
Menteri Negara
Koperasi dan UKM.
Catatan:
*) Kewenangan Bank Indonesia.
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
Salinan sesuai dengan aslinya
Deputi Sekretaris Kabinet DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Bidang Hukum,
ttd.
Lambock V. Nahattands

More Related Content

What's hot

Perpres no 66 tahun 2015 ttg Bappenas
Perpres no 66 tahun 2015 ttg BappenasPerpres no 66 tahun 2015 ttg Bappenas
Perpres no 66 tahun 2015 ttg BappenasMohammad Singgih
 
KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH (PUBLIC FINANCE POLICY)
KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH (PUBLIC FINANCE POLICY)KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH (PUBLIC FINANCE POLICY)
KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH (PUBLIC FINANCE POLICY)Deddy Supriady Bratakusumah
 
Sambutan Kemendagri pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Sambutan Kemendagri pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017Sambutan Kemendagri pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Sambutan Kemendagri pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017Panembahan Senopati Sudarmanto
 
Peraturan menteri-dalam-negeri-republik-indonesia-nomor-33-tahun-2019-79(pedo...
Peraturan menteri-dalam-negeri-republik-indonesia-nomor-33-tahun-2019-79(pedo...Peraturan menteri-dalam-negeri-republik-indonesia-nomor-33-tahun-2019-79(pedo...
Peraturan menteri-dalam-negeri-republik-indonesia-nomor-33-tahun-2019-79(pedo...AdhityaSukma1
 
Ringkasan uu 25 tahun 2004
Ringkasan uu 25 tahun 2004Ringkasan uu 25 tahun 2004
Ringkasan uu 25 tahun 2004Dini Audi
 
Salinan Perpres Nomor 70 Tahun 2019
Salinan Perpres Nomor 70 Tahun 2019Salinan Perpres Nomor 70 Tahun 2019
Salinan Perpres Nomor 70 Tahun 2019shirizkiku
 
Inpres 1 2013
Inpres 1 2013Inpres 1 2013
Inpres 1 2013tri3ono3
 
Salinan perpres nomor 114 tahun 2021
Salinan perpres nomor 114 tahun 2021Salinan perpres nomor 114 tahun 2021
Salinan perpres nomor 114 tahun 2021CIkumparan
 
Salinan perpres nomor 110 tahun 2021
Salinan perpres nomor 110 tahun 2021Salinan perpres nomor 110 tahun 2021
Salinan perpres nomor 110 tahun 2021CIkumparan
 
Arah Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
Arah Percepatan Penanggulangan KemiskinanArah Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
Arah Percepatan Penanggulangan Kemiskinankhoiril anwar
 
Peraturan presiden no_106_tahun_2007[1]
Peraturan presiden no_106_tahun_2007[1]Peraturan presiden no_106_tahun_2007[1]
Peraturan presiden no_106_tahun_2007[1]DONALD VERNANDO RARUNG
 
Lampiran : Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka...
Lampiran : Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka...Lampiran : Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka...
Lampiran : Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka...Penataan Ruang
 
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...Penataan Ruang
 
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...Penataan Ruang
 
Perpres nomor 60 tahun 2015 rkp 2016
Perpres nomor 60 tahun 2015 rkp 2016Perpres nomor 60 tahun 2015 rkp 2016
Perpres nomor 60 tahun 2015 rkp 2016Mohammad Singgih
 
Rencana Kerja Perubahan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat tahun 2019
Rencana Kerja Perubahan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat tahun 2019Rencana Kerja Perubahan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat tahun 2019
Rencana Kerja Perubahan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat tahun 2019Muh Saleh
 
PP nomor 3 tahun 2021
PP nomor 3 tahun 2021PP nomor 3 tahun 2021
PP nomor 3 tahun 2021CIkumparan
 
Skb 3 menteri-cuti-bersama-2011
Skb 3 menteri-cuti-bersama-2011Skb 3 menteri-cuti-bersama-2011
Skb 3 menteri-cuti-bersama-2011Hanumarta Seto
 
Kebijakan Perizinan Pertambangan Minerba berdasarkan UU 23/2014 tentang Pemer...
Kebijakan Perizinan Pertambangan Minerba berdasarkan UU 23/2014 tentang Pemer...Kebijakan Perizinan Pertambangan Minerba berdasarkan UU 23/2014 tentang Pemer...
Kebijakan Perizinan Pertambangan Minerba berdasarkan UU 23/2014 tentang Pemer...Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 

What's hot (20)

Perpres no 66 tahun 2015 ttg Bappenas
Perpres no 66 tahun 2015 ttg BappenasPerpres no 66 tahun 2015 ttg Bappenas
Perpres no 66 tahun 2015 ttg Bappenas
 
KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH (PUBLIC FINANCE POLICY)
KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH (PUBLIC FINANCE POLICY)KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH (PUBLIC FINANCE POLICY)
KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH (PUBLIC FINANCE POLICY)
 
Sambutan Kemendagri pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Sambutan Kemendagri pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017Sambutan Kemendagri pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Sambutan Kemendagri pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
 
Peraturan menteri-dalam-negeri-republik-indonesia-nomor-33-tahun-2019-79(pedo...
Peraturan menteri-dalam-negeri-republik-indonesia-nomor-33-tahun-2019-79(pedo...Peraturan menteri-dalam-negeri-republik-indonesia-nomor-33-tahun-2019-79(pedo...
Peraturan menteri-dalam-negeri-republik-indonesia-nomor-33-tahun-2019-79(pedo...
 
Ringkasan uu 25 tahun 2004
Ringkasan uu 25 tahun 2004Ringkasan uu 25 tahun 2004
Ringkasan uu 25 tahun 2004
 
Salinan Perpres Nomor 70 Tahun 2019
Salinan Perpres Nomor 70 Tahun 2019Salinan Perpres Nomor 70 Tahun 2019
Salinan Perpres Nomor 70 Tahun 2019
 
Inpres 1 2013
Inpres 1 2013Inpres 1 2013
Inpres 1 2013
 
Salinan perpres nomor 114 tahun 2021
Salinan perpres nomor 114 tahun 2021Salinan perpres nomor 114 tahun 2021
Salinan perpres nomor 114 tahun 2021
 
Salinan perpres nomor 110 tahun 2021
Salinan perpres nomor 110 tahun 2021Salinan perpres nomor 110 tahun 2021
Salinan perpres nomor 110 tahun 2021
 
Arah Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
Arah Percepatan Penanggulangan KemiskinanArah Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
Arah Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
 
Peraturan presiden no_106_tahun_2007[1]
Peraturan presiden no_106_tahun_2007[1]Peraturan presiden no_106_tahun_2007[1]
Peraturan presiden no_106_tahun_2007[1]
 
Lampiran : Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka...
Lampiran : Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka...Lampiran : Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka...
Lampiran : Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka...
 
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
 
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
 
Perpres nomor 60 tahun 2015 rkp 2016
Perpres nomor 60 tahun 2015 rkp 2016Perpres nomor 60 tahun 2015 rkp 2016
Perpres nomor 60 tahun 2015 rkp 2016
 
Rencana Kerja Perubahan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat tahun 2019
Rencana Kerja Perubahan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat tahun 2019Rencana Kerja Perubahan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat tahun 2019
Rencana Kerja Perubahan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat tahun 2019
 
PP nomor 3 tahun 2021
PP nomor 3 tahun 2021PP nomor 3 tahun 2021
PP nomor 3 tahun 2021
 
Bn709 2010
Bn709 2010Bn709 2010
Bn709 2010
 
Skb 3 menteri-cuti-bersama-2011
Skb 3 menteri-cuti-bersama-2011Skb 3 menteri-cuti-bersama-2011
Skb 3 menteri-cuti-bersama-2011
 
Kebijakan Perizinan Pertambangan Minerba berdasarkan UU 23/2014 tentang Pemer...
Kebijakan Perizinan Pertambangan Minerba berdasarkan UU 23/2014 tentang Pemer...Kebijakan Perizinan Pertambangan Minerba berdasarkan UU 23/2014 tentang Pemer...
Kebijakan Perizinan Pertambangan Minerba berdasarkan UU 23/2014 tentang Pemer...
 

Similar to Inpres 2007 06 kebijakan percepatan pengembangan riil dan umkm

Salinan Keppres Nomor 15 Tahun 2021
Salinan Keppres Nomor 15 Tahun 2021Salinan Keppres Nomor 15 Tahun 2021
Salinan Keppres Nomor 15 Tahun 2021CIkumparan
 
03 inpres 6 2009 ekonomi kreatif
03 inpres 6 2009 ekonomi kreatif03 inpres 6 2009 ekonomi kreatif
03 inpres 6 2009 ekonomi kreatifimecommunity
 
Instruksi presiden nomor 7 tahun 2015
Instruksi presiden nomor 7 tahun 2015Instruksi presiden nomor 7 tahun 2015
Instruksi presiden nomor 7 tahun 2015Pajeg Lempung
 
Profil Organisasi Sekretariat Jenderal - Biro Organisasi dan Ketatalksanaan.ppt
Profil Organisasi Sekretariat Jenderal - Biro Organisasi dan Ketatalksanaan.pptProfil Organisasi Sekretariat Jenderal - Biro Organisasi dan Ketatalksanaan.ppt
Profil Organisasi Sekretariat Jenderal - Biro Organisasi dan Ketatalksanaan.pptyudouyami
 
Inpres 4 2010
Inpres 4   2010Inpres 4   2010
Inpres 4 2010tiarslide
 
Pembangunan Kesejahteraan Rakyat
Pembangunan Kesejahteraan RakyatPembangunan Kesejahteraan Rakyat
Pembangunan Kesejahteraan Rakyatkhoiril anwar
 
Paparan men ppn-musrenbang_regional_palu_sulawesi
Paparan men ppn-musrenbang_regional_palu_sulawesiPaparan men ppn-musrenbang_regional_palu_sulawesi
Paparan men ppn-musrenbang_regional_palu_sulawesililikwbs
 
Paparan men ppn-musrenbang_regional_palu_sulawesi
Paparan men ppn-musrenbang_regional_palu_sulawesiPaparan men ppn-musrenbang_regional_palu_sulawesi
Paparan men ppn-musrenbang_regional_palu_sulawesiErwin Rinaldy
 
Salinan Perpres Nomor 71 Tahun 2019
Salinan Perpres Nomor 71 Tahun 2019Salinan Perpres Nomor 71 Tahun 2019
Salinan Perpres Nomor 71 Tahun 2019shirizkiku
 
Salinan Keppres Nomor 14 Tahun 2023.pdf
Salinan Keppres Nomor 14 Tahun 2023.pdfSalinan Keppres Nomor 14 Tahun 2023.pdf
Salinan Keppres Nomor 14 Tahun 2023.pdfCIkumparan
 
Paparan ruu cipta kerja
Paparan ruu cipta kerjaPaparan ruu cipta kerja
Paparan ruu cipta kerjahenra saragih
 
Inpres nomor 4 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Inpres nomor 4 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu PintuInpres nomor 4 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Inpres nomor 4 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu PintuPublish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Sosialisasi permendesa no 4 tahun 2015
Sosialisasi permendesa no 4 tahun 2015Sosialisasi permendesa no 4 tahun 2015
Sosialisasi permendesa no 4 tahun 2015Agus hariyanto
 
Rencana Strategis Kementrian Pekerjaan Umum 2010-2014
Rencana Strategis Kementrian Pekerjaan Umum 2010-2014Rencana Strategis Kementrian Pekerjaan Umum 2010-2014
Rencana Strategis Kementrian Pekerjaan Umum 2010-2014Joy Irman
 
Permendagri Pencabutan Tahap I Tahun 2018
Permendagri Pencabutan Tahap I Tahun 2018Permendagri Pencabutan Tahap I Tahun 2018
Permendagri Pencabutan Tahap I Tahun 2018Sari Kusuma Dewi
 
Paparan deputi bidang pembiayaan kkukm
Paparan deputi bidang pembiayaan kkukmPaparan deputi bidang pembiayaan kkukm
Paparan deputi bidang pembiayaan kkukmfadli readi
 
Tusi-Kemenkeu.pptx
Tusi-Kemenkeu.pptxTusi-Kemenkeu.pptx
Tusi-Kemenkeu.pptxSubbagBMNK
 
FGD Rencana Umum Penanaman Modal Kota Tanjungpinang
FGD Rencana Umum Penanaman Modal Kota TanjungpinangFGD Rencana Umum Penanaman Modal Kota Tanjungpinang
FGD Rencana Umum Penanaman Modal Kota TanjungpinangShahril Budiman Png
 
JUKNIS BSPS 2021.pdf
JUKNIS BSPS 2021.pdfJUKNIS BSPS 2021.pdf
JUKNIS BSPS 2021.pdfGolum4
 

Similar to Inpres 2007 06 kebijakan percepatan pengembangan riil dan umkm (20)

Salinan Keppres Nomor 15 Tahun 2021
Salinan Keppres Nomor 15 Tahun 2021Salinan Keppres Nomor 15 Tahun 2021
Salinan Keppres Nomor 15 Tahun 2021
 
03 inpres 6 2009 ekonomi kreatif
03 inpres 6 2009 ekonomi kreatif03 inpres 6 2009 ekonomi kreatif
03 inpres 6 2009 ekonomi kreatif
 
Instruksi presiden nomor 7 tahun 2015
Instruksi presiden nomor 7 tahun 2015Instruksi presiden nomor 7 tahun 2015
Instruksi presiden nomor 7 tahun 2015
 
Profil Organisasi Sekretariat Jenderal - Biro Organisasi dan Ketatalksanaan.ppt
Profil Organisasi Sekretariat Jenderal - Biro Organisasi dan Ketatalksanaan.pptProfil Organisasi Sekretariat Jenderal - Biro Organisasi dan Ketatalksanaan.ppt
Profil Organisasi Sekretariat Jenderal - Biro Organisasi dan Ketatalksanaan.ppt
 
Inpres 4 2010
Inpres 4   2010Inpres 4   2010
Inpres 4 2010
 
Pembangunan Kesejahteraan Rakyat
Pembangunan Kesejahteraan RakyatPembangunan Kesejahteraan Rakyat
Pembangunan Kesejahteraan Rakyat
 
Permenpppa042014.pdf
Permenpppa042014.pdfPermenpppa042014.pdf
Permenpppa042014.pdf
 
Paparan men ppn-musrenbang_regional_palu_sulawesi
Paparan men ppn-musrenbang_regional_palu_sulawesiPaparan men ppn-musrenbang_regional_palu_sulawesi
Paparan men ppn-musrenbang_regional_palu_sulawesi
 
Paparan men ppn-musrenbang_regional_palu_sulawesi
Paparan men ppn-musrenbang_regional_palu_sulawesiPaparan men ppn-musrenbang_regional_palu_sulawesi
Paparan men ppn-musrenbang_regional_palu_sulawesi
 
Salinan Perpres Nomor 71 Tahun 2019
Salinan Perpres Nomor 71 Tahun 2019Salinan Perpres Nomor 71 Tahun 2019
Salinan Perpres Nomor 71 Tahun 2019
 
Salinan Keppres Nomor 14 Tahun 2023.pdf
Salinan Keppres Nomor 14 Tahun 2023.pdfSalinan Keppres Nomor 14 Tahun 2023.pdf
Salinan Keppres Nomor 14 Tahun 2023.pdf
 
Paparan ruu cipta kerja
Paparan ruu cipta kerjaPaparan ruu cipta kerja
Paparan ruu cipta kerja
 
Inpres nomor 4 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Inpres nomor 4 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu PintuInpres nomor 4 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Inpres nomor 4 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
 
Sosialisasi permendesa no 4 tahun 2015
Sosialisasi permendesa no 4 tahun 2015Sosialisasi permendesa no 4 tahun 2015
Sosialisasi permendesa no 4 tahun 2015
 
Rencana Strategis Kementrian Pekerjaan Umum 2010-2014
Rencana Strategis Kementrian Pekerjaan Umum 2010-2014Rencana Strategis Kementrian Pekerjaan Umum 2010-2014
Rencana Strategis Kementrian Pekerjaan Umum 2010-2014
 
Permendagri Pencabutan Tahap I Tahun 2018
Permendagri Pencabutan Tahap I Tahun 2018Permendagri Pencabutan Tahap I Tahun 2018
Permendagri Pencabutan Tahap I Tahun 2018
 
Paparan deputi bidang pembiayaan kkukm
Paparan deputi bidang pembiayaan kkukmPaparan deputi bidang pembiayaan kkukm
Paparan deputi bidang pembiayaan kkukm
 
Tusi-Kemenkeu.pptx
Tusi-Kemenkeu.pptxTusi-Kemenkeu.pptx
Tusi-Kemenkeu.pptx
 
FGD Rencana Umum Penanaman Modal Kota Tanjungpinang
FGD Rencana Umum Penanaman Modal Kota TanjungpinangFGD Rencana Umum Penanaman Modal Kota Tanjungpinang
FGD Rencana Umum Penanaman Modal Kota Tanjungpinang
 
JUKNIS BSPS 2021.pdf
JUKNIS BSPS 2021.pdfJUKNIS BSPS 2021.pdf
JUKNIS BSPS 2021.pdf
 

Inpres 2007 06 kebijakan percepatan pengembangan riil dan umkm

  • 1. INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGEMBANGAN SEKTOR RIIL DAN PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam upaya untuk lebih mempercepat pengembangan sektor riil dan pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, dan sebagai kelanjutan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2006 tentang Paket Kebijakan Perbaikan Iklim Investasi, dengan ini menginstruksikan: Kepada : 1. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian; 2. Menteri Keuangan; 3. Menteri Perdagangan; 4. Menteri Dalam Negeri; 5. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral; 6. Menteri Perhubungan; 7. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia; 8. Menteri Perindustrian; 9. Menteri Pekerjaan Umum; 10. Menteri Komunikasi dan Informatika; 11. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi; 12. Menteri Pendidikan Nasional; 13. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata; 14. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional; 15. Menteri …
  • 2. - 2 - 15. Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah; 16. Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara; 17. Menteri Negara Perumahan Rakyat; 18. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara; 19. Menteri Sekretaris Negara; 20. Sekretaris Kabinet; 21. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal; 22. Kepala Badan Pertanahan Nasional; 23. Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan; 24. Para Gubernur; 25. Para Bupati/Walikota. Untuk : PERTAMA : Mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai tugas, fungsi dan kewenangan masing-masing, dalam rangka pelaksanaan Kebijakan Percepatan Pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. KEDUA : Dalam mengambil langkah-langkah sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA, berpedoman kepada program yang meliputi perbaikan iklim investasi, reformasi sektor keuangan, percepatan pembangunan infrastruktur, dan pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah sebagaimana tercantum dalam lampiran Instruksi Presiden ini. KETIGA ...
  • 3. - 3 - KETIGA : a. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengkoordinasikan kegiatan yang dilaksanakan oleh para Menteri/Kepala Lembaga Pemerintah Non Departemen. b. Dalam rangka pelaksanaan Instruksi Presiden ini sepanjang terdapat program yang berkaitan dengan kewenangan Bank Indonesia, Menteri yang terkait agar berkoordinasi dengan Gubernur Bank Indonesia. KEEMPAT : Menteri Koordinator Bidang Perekonomian : 1. Memantau pelaksanaan Instruksi Presiden ini dan melaporkan secara berkala kepada Presiden; 2. Membentuk Tim Pemantau dan menetapkan tugas, susunan organisasi, keanggotaan, tata kerja dan kesekretariatan Tim Pemantau. KELIMA : Para Menteri, Kepala Lembaga Pemerintah Non Departemen, Gubernur dan Bupati/Walikota memantau pelaksanaan Instruksi Presiden ini sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangan masing- masing dan menunjuk seorang pejabat di lingkungan masing-masing untuk membantu pelaksanaan tugas Tim Pemantau sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEEMPAT Instruksi Presiden ini. KEENAM : Melaksanakan Instruksi Presiden ini dengan penuh tanggung jawab. Instruksi ...
  • 4. - 4 - Instruksi Presiden ini mulai berlaku pada tanggal dikeluarkan. Dikeluarkan di Jakarta pada tanggal 8 Juni 2007 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, ttd. DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO Salinan sesuai dengan aslinya Deputi Sekretaris Kabinet Bidang Hukum, ttd. Lambock V. Nahattands
  • 5. LAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 6 TAHUN 2007 TANGGAL : 8 JUNI 2007 PERBAIKAN IKLIM INVESTASI KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN TARGET PENYELESAIAN SASARAN PENANGGUNG JAWAB I. KELEMBAGAAN A. Memperkuat Kelembagaan Pelayanan Investasi. 1. Penyusunan per- aturan perundang- undangan yang terkait dengan pe- nanaman modal. a. Menyusun Tata Cara dan Pelaksanaan Pelayanan Ter- padu Satu Pintu. Peraturan Presiden (Perpres). Juni 2007. Tata Cara Pe- nanaman Modal yang jelas dan sederhana bagi penanam modal. Menteri Perdagangan. b. Menetapkan kriteria dan persyaratan bidang usaha yang tertutup dan yang ter- buka dengan persyaratan sebagai dasar penetapan Daftar Bidang Usaha Ter- tutup dan yang Terbuka dengan Persyaratan. Peraturan Presiden (Perpres). Juni 2007. Menjamin kepas- tian hukum dan transparansi pe- nyusunan Daftar Bidang Usaha Ter- tutup dan yang Terbuka dengan Persyaratan bagi penanam modal. Menteri Perdagangan. c. Menyusun ...
  • 6. - 2 - TARGET PENANGGUNG KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN SASARAN PENYELESAIAN JAWAB c. Menyusun Daftar Bidang Usaha yang Tertutup Dan yang Terbuka dengan Persyaratan bagi penanam modal. Peraturan Presiden (Perpres). Juni 2007. Tersedianya Daf- tar Bidang Usaha Tertutup dan Ter- buka dengan Per- syaratan yang jelas dan transparan. d. Merumuskan pembagian urusan yang jelas antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sebagai penjabaran Undang-Undang (UU) Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Pena- naman Modal. Perubahan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi Sebagai Daerah Otonom. Juni 2007. Pembagian urusan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang ter- arah dan tidak tumpang tindih. Menteri Dalam Negeri. e. Menyusun Kebijakan Industri Nasional. Kebijakan Industri Nasional . Oktober 2007. Arah dan Pengem- bangan Industri Nasional yang jelas. Menteri Perindustrian. f. Menyusun ...
  • 7. - 3 - TARGET PENANGGUNG KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN SASARAN PENYELESAIAN JAWAB f. Menyusun Kebijakan Umum Penanaman Modal. Kebijakan Umum Pena- naman Modal. November 2007. Rencana Umum Penanaman Modal yang jelas dan terarah. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. g. Merumuskan pemberian fasilitas fiskal bagi pena- nam modal dengan kriteria tertentu dalam bentuk keri- nganan beberapa jenis pajak dan bea masuk. Peraturan Menteri Ke- uangan. Desember 2007. Tersedianya fasili- tas fiskal bagi pe- nanam modal be- rupa keringanan di bidang per- pajakan dan bea masuk. Menteri Keuangan. h. Merumuskan kebijakan pe- nanaman modal pada Ka- wasan Ekonomi Khusus. Penyampaian Rancangan Undang-Undang (RUU) Kawasan Ekonomi Khusus ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). November 2007. Peraturan yang jelas mengenai ke- bijakan penanam- an modal pada Kawasan Ekonomi Khusus. Menteri Perdagangan dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal. i. Mengubah PP Nomor 16 Tahun 1997 tentang Wara- laba. Perubahan PP Nomor 16 Tahun 1997. Juli 2007. Penertiban usaha waralaba. Menteri Perdagangan. 2. Percepatan ...
  • 8. - 4 - TARGET PENANGGUNG KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN SASARAN PENYELESAIAN JAWAB 2. Percepatan pendiri- an perusahaan dan izin usaha. Mempercepat proses pendirian perusahaan dan izin usaha melalui langkah-langkah antara lain: a. Penyederhanaan prosedur. b. Mengubah proses berurutan menjadi paralel. c. Menetapkan waktu mak- simum penyelesaian untuk setiap prosedur. Penyempurnaan per- aturan-peraturan yang berkaitan dengan proses pendirian perusahaan dan izin usaha, meliputi Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Surat Ijin Usaha Perda- gangan (SIUP), Pendaf- taran Tenaga Kerja dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek). Juli 2007. Berkurangnya waktu proses pendirian peru- sahaan dan izin usaha menjadi maksimal 25 hari. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. 3. Peningkatan ekspor dan investasi. Membentuk Kelompok Kerja sebagai pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 3 Tahun 2006 tentang Tim Nasional Pening- katan Ekspor dan Peningkatan Investasi (Timnas PEPI). Keputusan Menteri Koor- dinator Bidang Pereko- nomian selaku Ketua Harian Timnas PEPI. Juni 2007. Kinerja Timnas PEPI menjadi efektif. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. 4. Peningkatan pe- layanan informasi dan perijinan in- vestasi secara on- line. a. Membentuk Tim mengenai pengembangan sistem pe- layanan informasi dan perijinan investasi secara on-line. Keputusan Menteri Koor- dinator Bidang Pereko- nomian. Agustus 2007. Tim penyusunan sistem pelayanan informasi dan per- ijinan investasi se- cara on-line ter- bentuk. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. b. Menyusun...
  • 9. - 5 - TARGET PENANGGUNG KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN SASARAN PENYELESAIAN JAWAB b. Menyusun program aplikasi sistem pelayanan informasi dan perijinan investasi secara on-line. Program Aplikasi sistem pelayanan informasi dan perijinan investasi secara on-line. November 2007. Pelayanan infor- masi dan perijinan investasi dilaku- kan secara on- line, sehingga menjadi mudah, cepat dan efisien. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal. c. Mengoperasikan pilot pro- ject penerapan sistem pe- layanan informasi dan per- ijinan investasi secara on- line di Batam. Keputusan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) tentang Penerapan pengoperasian pilot project sistem pe- layanan dan perijinan in- vestasi secara on-line di Batam. Desember 2007. Penerapan pe- layanan informasi dan perijinan in- vestasi secara on- line di Batam sebagai pilot pro- ject. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal. d. Mensosialisasikan sistem pelayanan informasi dan perijinan investasi secara on-line. Press Release, Seminar, Lokakarya, dan lain-lain. November 2007 dan berlanjut. Dunia usaha me- ngetahui sistem pelayanan infor- masi dan perijinan investasi tersedia secara on-line. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal. e. Mengoperasikan...
  • 10. - 6 - TARGET PENANGGUNG KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN SASARAN PENYELESAIAN JAWAB e. Mengoperasikan sistem pe- layanan informasi dan perijinan investasi on-line secara nasional. Keputusan Kepala BKPM tentang pengoperasian sistem pelayanan informasi dan perijinan investasi on- line secara nasional. Juni 2008. Pelayanan infor- masi dan perijinan investasi di selu- ruh Indonesia menjadi lebih mudah, cepat dan efisien. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal. B. Sinkronisasi Peratur- an Pusat dan Peraturan Daerah (Perda). Peninjauan Perda-Perda yang menghambat in- vestasi. a. Membentuk Tim Bersama untuk penyusunan Ranca- ngan Perda serta evaluasi Perda dan pembatalan Perda-Perda yang meng- hambat investasi. Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan. Juni 2007. Penurunan jumlah Perda yang meng- hambat investasi. Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan. b. Menyusun mekanisme kerja Tim Bersama yang meliputi : 1) Mekanisme penjaringan Perda-Perda dan Ran- cangan Perda. 2) Evaluasi, perubahan dan pembatalan Perda. 1) Mekanisme dan Tata Kerja (SOP) yang ditetapkan Ketua Tim Bersama. 2) Sosialisasi pembatalan Perda yang mengham- bat investasi. Juni 2007 dan berlanjut. 1) Kinerja Tim Bersama efi- sien dan efek- tif. 2) Pembatalan Perda-Perda diketahui publik. Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan. 3). Pengawasan ...
  • 11. - 7 - TARGET PENANGGUNG KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN SASARAN PENYELESAIAN JAWAB 3) Pengawasan atas Perda- Perda yang dibatalkan. 4) Pengumuman Perda- Perda yang dibatalkan kepada publik melalui media massa dan web- site setiap 3 bulan. II. KELANCARAN ARUS BARANG DAN KEPABEANAN 1. Peningkatan pe- layanan kargo di Pe- labuhan Tanjung Priok. Penataan ruang kepelabuhan di Pelabuhan Tanjung Priok. Keputusan Menteri Per- hubungan tentang Master Plan Tata Ruang Pela- buhan Tanjung Priok. Oktober 2007. Tersedianya pe- doman penataan ruang Pelabuhan Tanjung Priok secara menye- luruh. Menteri Perhubungan. A. Kelancaran arus barang ekspor dan impor. 2. Penertiban Peman- faatan ruang dan kegiatan kepela- buhan sesuai dengan International Ships and Port Facility Security Code (ISPS- Code) di Pelabuhan Tanjung Priok. Pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan ISPS Code di Pelabuhan Tanjung Priok. Keputusan Menteri Koor- dinator Bidang Per- ekonomian dalam ke- rangka Tim Keppres 54 tentang Pembentukan Oversight Committe. Agustus 2007. Tertatanya pe- manfaatan ruang dan kegiatan pe- labuhan sesuai ISPS Code. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. 3. Penataan…
  • 12. - 8 - TARGET PENANGGUNG KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN SASARAN PENYELESAIAN JAWAB 3. Penataan ruang dan kegiatan pelabuhan yang terbuka untuk ekspor dan impor. Menyusun kebijakan umum penataan ruang dan kegiatan pelabuhan yang terbuka untuk ekspor dan impor. Road map penataan ruang dan kegiatan pelabuhan yang terbuka untuk ekspor dan impor. Desember 2007. Tersedianya ke- bijakan umum penataan ruang dan kegiatan pe- labuhan yang ter- buka untuk eks- por dan impor. Menteri Perhubungan. Percepatan proses pengeluaran barang impor dan ekspor (customs clearance). a. Menyempurnakan prosedur pengeluaran barang (cus- toms cleareance). Penyempurnaan per- aturan-peraturan yang berkaitan dengan prosedur pengeluaran barang be- rupa Peraturan Menteri Keuangan dan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai yang meliputi: 1) Tata Laksana Ke- pabeanan di Bidang Impor. 2) Pemeriksaan fisik. 3) Tempat Penimbunan Sementara (TPS). 4) Perusahaan Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK). Oktober 2007. Juli 2007. Juli 2007. Juli 2007. 1. Penyederhanaan prosedur penge- luaran barang sehingga waktu pengeluaran ba- rang (customs release) melalui jalur hijau men- jadi rata-rata 30 menit dan jalur merah menjadi rata-rata 3 hari. 2 Sistem Profiling PPJK dan TPS. Menteri Keuangan.B. Mempercepat Pe- layanan Kepabean- an (Customs Ser- vice). b. Mengembangkan…
  • 13. - 9 - TARGET PENANGGUNG KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN SASARAN PENYELESAIAN JAWAB b. Mengembangkan fasilitas Jalur Prioritas. Peraturan Direktur Jen- deral Bea dan Cukai tentang Mandatory Paperless untuk Importir Jalur Prioritas. Oktober 2007. 1. Proses penge- luaran barang untuk Jalur Prioritas lebih cepat dan se- derhana. 2. Peminat fasi- litas Jalur Prioritas ber- tambah . Menteri Keuangan. c. Menyempurnakan mana- jemen risiko kepabeanan. Penyempurnaan peratur- an-peraturan yang ber- kaitan dengan: 1)Pembentukan Komite Profiling. 2)Profil Importir, PPJK, TPS, Komoditi dan Negara Asal Untuk Penetapan Jalur Dalam Pelayanan Impor. 3)Pemblokiran pengguna jasa di bidang Kepabeanan. Juni 2007. Oktober 2007. Agustus 2007. Penetapan jalur pelayanan secara cepat dan tepat serta meningkat- kan efektivitas pe- layanan dan pe- ngawasan kepa- beanan. Menteri Keuangan. 4). Standar ...
  • 14. - 10 - TARGET PENANGGUNG KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN SASARAN PENYELESAIAN JAWAB 4)Standar Penilaian Regis- trasi Kepabeanan. September 2007. d. Menyempurnakan penetap- an nilai pabean untuk perhitungan bea masuk. Peraturan Direktur Jen- deral Bea dan Cukai tentang Petunjuk Pelak- sanaan Penetapan Nilai Pabean untuk Penghitung- an Bea Masuk yang dikaitkan dengan Profil Importir. Juni 2007. 1. Penetapan nilai pabean yang lebih efektif dan efisien. 2. Penggunaan Data Base Harga secara optimal. 3. Penerapan manajemen ri- siko pada pe- nentuan nilai pabean. Menteri Keuangan. Peraturan Direktur Jen- deral Bea dan Cukai tentang Penyempurnaan sistem dan prosedur pela- yanan BC 2.3 dengan sis- tem EDI (Electronic Data Interchange/Pertukaran Data Elektronik). Desember 2007. Prosedur pema- sukan dan pe- ngeluaran barang di Tempat Penim- bunan Barang (TPB) yang lebih sederhana dan cepat. Menteri Keuangan.e. Melakukan otomasi Sistem Aplikasi Pelayanan (SAP) BC 2.3 (pemberitahuan pabean untuk pemasukan ke Tempat Penimbunan Berikat). f. Menerapkan …
  • 15. - 11 - TARGET PENANGGUNG KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN SASARAN PENYELESAIAN JAWAB f. Menerapkan sistem Indone- sia National Single Window (INSW) untuk pelayanan customs and cargo clearance melalui: 1) Menyusun Cetak Biru INSW. 2) Sosialisasi persiapan penerapan INSW. 3) Penerapan uji coba INSW di Tanjung Priok. 4) Persiapan Pengoperasian INSW secara nasional. 1)Cetak Biru INSW. 2)Kegiatan sosialisasi ten- tang persiapan penerap- an INSW. 3)Keputusan Menteri Ke- uangan tentang uji coba INSW di Pelabuhan Tanjung Priok. 4)Pedoman pengoperasian INSW secara nasional. Juli 2007. Mei-Desember 2007. Desember 2007. Desember 2007- Desember 2008. Sistem INSW yang terintegrasi de- ngan sistem ASEAN Single Window. Menteri Keuangan (Ketua Tim INSW). C. Pengembangan Fasilitas Kepabean- an (Customs Faci- lities). Menyusun peraturan tentang TPB untuk mengakomodasi tambahan jenis TPB baru. Peraturan Perundang-un- dangan mengenai TPB sebagai pelaksanaan Un- dang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006. Oktober 2007. Pengguna dan in- vestasi di TPB me- ningkat. Menteri Keuangan.Penyempurnaan keten- tuan TPB. D. Pengawasan ...
  • 16. - 12 - TARGET PENANGGUNG KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN SASARAN PENYELESAIAN JAWAB 1. Optimalisasi pelak- sanaan audit ke- pabeanan. a. Menyusun Peraturan ten- tang Program dan Standar Audit. b. Menyusun Peraturan Pro- gram Evaluasi Audit. 1)Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai tentang Program dan Standar Audit. 2)Peraturan Direktur Jen- deral Bea dan Cukai tentang Program Eva- luasi Audit. September 2007. September 2007. Pelaksanaan audit secara terstruktur dan efektif. Menteri Keuangan.D. Pengawasan Kepa- beanan (Customs Control). 2. Optimalisasi ...
  • 17. - 13 - TARGET PENANGGUNG KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN SASARAN PENYELESAIAN JAWAB 2. Optimalisasi pelak- sanaan kegiatan Intelijen di bidang Kepabeanan. Menyempurnakan ketentuan tentang Tatacara Penerbitan, Pelaporan dan Penatausahaan Nota Hasil Intelijen (NHI) yang mencakup perbaikan Program Aplikasi NHI dan Program Aplikasi Data Intelijen serta Dokumentasi Pelanggaran Peraturan Per- undang-undangan Ke- pabeanan. Perubahan Keputusan Di- rektur Jenderal Bea dan Cukai Nomor: KEP-13/BC/ 2003 tentang NHI. September 2007. Perbaikan kinerja pelaksanaan NHI dengan dukung- an sistem otomasi dan teknologi yang memadai sehingga dapat mengurangi pe- langgaran keten- tuan peraturan perundang- undangan ke- pabeanan. Menteri Keuangan. III. PERPAJAKAN 1. Percepatan proses pelayanan atau pe- nyelesaian permo- honan restitusi Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Menyederhanakan proses pe- meriksaan dalam proses pe- nyelesaian permohonan res- titusi PPN. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak. Juli 2007. 1.Penyelesaian permohonan restitusi PPN yang diajukan sebelum Agustus 2006 oleh wajib pajak paling lambat Juli 2007. Menteri Keuangan.A. Meningkatkan Pelayanan Perpajakan. 2. Waktu ...
  • 18. - 14 - TARGET PENANGGUNG KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN SASARAN PENYELESAIAN JAWAB 2. Waktu penye- lesaian resti- tusi wajib pajak patuh dari 1 bulan menjadi 7 hari. 3. Waktu penye- lesaian resti- tusi PPN wajib pajak eksportir berisiko ren- dah dari 12 bulan menjadi 2 bulan. 4. Waktu penye- lesaian resti- tusi PPN wajib pajak eksportir berisiko se- dang dari 12 bulan menjadi 4 bulan. 2. Penyediaan …
  • 19. - 15 - TARGET PENANGGUNG KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN SASARAN PENYELESAIAN JAWAB 2. Penyediaan layanan prima untuk wajib pajak pada Kantor Pe- layanan Pajak (KPP) Pratama jasa kon- sultasi. a. Membentuk KPP Pratama yang berbasis sistem administrasi modern dan memiliki: 1) Account representative dan help desk. 2) Pelayanan untuk semua jenis pajak. b. Membentuk 43 KPP Pratama di Jakarta. c. Membentuk 112 KPP Pratama di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali. Keputusan Menteri Keuangan. 43 KPP Pratama di Jakarta. 112 KPP Pratama di Jawa dan Bali Agustus 2007. Agustus 2007. Desember 2007. 1.Pelayanan yang lebih baik untuk semua wajib pa- jak. 2.Waktu pen- daftaran NPWP perusahaan PT baru menjadi 2 hari. Menteri Keuangan. a. Menerapkan sistem otomasi administrasi pada Kantor Pelayanan Pajak dengan case management dan workflow system. b. Menerapkan sistem otomasi administrasi di KPP wilayah Jakarta. c. Menerapkan sistem otomasi administrasi di KPP wilayah Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali. Keputusan Direktur Jenderal Pajak mengenai Standard Operating Procedure (SOP) Sistem Otomasi Adminis- trasi. Penerapan sistem otomasi di Jakarta. Penerapan sistem otomasi di Jawa dan Bali. Agustus 2007. Agustus 2007. Desember 2007. Sistem pengawasan secara otomatis atas semua penyelesaian permohonan wajib pajak. Menteri Keuangan.3. Peningkatan Built-in Control System. B. Meningkatkan …
  • 20. - 16 - KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN TARGET PENYELESAIAN SASARAN PENANGGUNG JAWAB B. Meningkatkan Good Governance. Pengembangan Pengawasan Internal. a. Membentuk Complaint Management System. Keputusan Direktur Jen- deral Pajak mengenai SOP Complaint Management System. Agustus 2007. Unit pengawasan internal berfungsi dengan baik. Menteri Keuangan. b. Mengembangkan sistem untuk menjamin pelaksa- naan tugas sesuai prosedur kerja yang ditetapkan (Quality Assurance). Keputusan Direktur Jen- deral Pajak mengenai SOP Quality Assurance. Juli 2007. SOP bagi pegawai Direktorat Jende- ral Pajak untuk mencapai Quality Assurance. Menteri Keuangan. C. Melindungi Hak Wajib Pajak. Penerapan Kode Etik Pegawai Direktorat Jenderal Pajak. Meningkatkan Good Gover- nance, terutama terkait dengan audit, keberatan, dan penerap- an peraturan perpajakan secara benar. Kode Etik pegawai Direk- torat Jenderal Pajak di semua Kanwil Pajak yang telah menerapkan sistem administrasi perpajakan modern. Desember 2007. Pelanggaran kode etik oleh pegawai Direktorat Jen- deral Pajak ter- hadap wajib pajak semakin berku- rang. Menteri Keuangan. REFORMASI ...
  • 21. - 17 - REFORMASI SEKTOR KEUANGAN KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN TARGET PENYELESAIAN SASARAN PENANGGUNG JAWAB I. STABILITAS SISTEM KEUANGAN 1. Penyusunan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Jaring Pengaman SektorKeuangan. Penyelesaian penyusunan RUU tentang Jaring Pengaman Sektor Keuangan. Penyampaian RUU tentang Jaring Pengaman Sektor Keuangan ke DPR. Oktober 2007. Jaring pengaman sektor keuangan terbangun. Menteri Keuangan berkoordinasi dengan Gubernur Bank Indonesia. 2. Pencegahan praktek pengelolaan investasi keuangan secara illegal . Membentuk mekanisme koordinasi antara Departemen Keuangan, Departemen Perdagangan, Badan Pengawas Perdagangan Komoditi Berjangka, Bank Indonesia, Kepolisian, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan. Pembentukan Satuan Tugas. Juni 2007. Praktek pengelolaan investasi keuangan secara illegal dapat dicegah. Menteri Keuangan. A. Memperkuat mekanisme koordinasi sektor keuangan. 3. Operasionalisasi Forum Stabilitas Sistem Keuangan (FSSK). a. Membentuk Struktur Or- ganisasi dan tata kerja FSSK. Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia. Juni 2007. FSSK aktif secara operasional. Menteri Keuangan berkoordinasi dengan Gubernur Bank Indonesia. b. Penyelesaian …
  • 22. - 18 - KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN TARGET PENYELESAIAN SASARAN PENANGGUNG JAWAB b. Penyelesaian usulan konsep Arsitektur Sistem Keuangan Indonesia (ASKI). Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia. November 2007. ASKI terbentuk. Menteri Keuangan berkoordinasi dengan Gubernur Bank Indonesia dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). c. Melakukan Pre-Financial Sector Assessment Program (FSAP). Laporan hasil Pre-FSAP. Desember 2007. Pre- FSAP terlak- sana. Menteri Keuangan berkoordinasi dengan Gubernur Bank Indonesia. d. Penyiapan Macro Early Warning System (EWS) sektor keuangan. Model Macro EWS yang menghasilkan indikator dini kondisi sektor keuangan. November 2007 dan berlanjut. Model Macro EWS tersusun. Menteri Keuangan berkoordinasi dengan Gubernur Bank Indonesia. B. Memperkuat lembaga keuangan. Peningkatan efisiensi intermediasi melalui penyediaan informasi. a. Pengayaan produk Sistem Informasi Debitur dari Biro Informasi Kredit (BIK). Pelayanan dan implemen- tasi produk BIK yang setara dengan standar inter- nasional. *) November 2007 dan berlanjut. Tercapainya stan- dar kualitas BIK yang sesuai dengan standarinternasional. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian berkoordinasi dengan Gubernur Bank Indonesia. b. Meningkatkan…
  • 23. - 19 - KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN TARGET PENYELESAIAN SASARAN PENANGGUNG JAWAB b. Meningkatkan cakupan informasi dan akses peng- guna BIK. Kajian integrasi data base dari perusahaan public utilities terutama terkait dengan data pokok nasabah/pelanggan dan tunggakannya. November 2007 dan berlanjut. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian berkoordinasi dengan Gubernur Bank Indonesia. c. Membuat Naskah Kerja- sama antara pemerintah c.q. Menteri Keuangan dengan Bank Indonesia terkait dengan peningkat- an jumlah pelapor dan pengguna informasi BIK oleh Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB). Naskah Kerjasama. September 2007. Menteri Keuangan berkoordinasi dengan Gubernur Bank Indonesia. C. Melaksanakan pendidikan keuangan. Peningkatan pemahaman masyarakat di bidang keuangan. Penyusunan dan implementasi cetak biru edukasi masyarakat di bidang keuangan. Cetak biru dan materi edukasi masyarakat di bidang keuangan. September 2007. Berlanjutnya pro- gram perlindungan nasabah melalui edukasi masyarakat di bidang keuangan secara komprehen- sif dan terkoordinir. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian berkoordinasi dengan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia. II. Lembaga …
  • 24. - 20 - KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN TARGET PENYELESAIAN SASARAN PENANGGUNG JAWAB II. LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN A. Meningkatkan koordinasi kebijakan perbankan. Peningkatan koordinasi untuk mendukung re- strukturisasi Bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Menyusun langkah-langkah perbaikan kinerja bank BUMN. Keputusan Menteri Negara BUMN. Oktober 2007. Bank BUMN yang lebih efisien. Menteri Negara BUMN berkoordinasi dengan Gubernur Bank Indonesia. B. Memfasilitasi perkembangan perbankan syariah. 1. Peningkatan likuiditas pasar uang produk syariah. Menyusun pedoman investasi perbankan syariah. Pedoman investasi keuangan syariah. Juli 2007. Dana investasi Luar Negeri melalui instrumen keuangan syariah meningkat. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian berkoordinasi dengan Gubernur Bank Indonesia dan Menteri Keuangan. 2. Pengembangan Pasar Uang Antar Bank berdasarkan Prinsip Syariah (PUAS) agar lebih likuid dan efisien. Menyusun peraturan tentang PUAS yang mencakup antara lain: Pengembangan Laporan Harian Bank Umum (LHBU), konsultasi dengan Komite Ahli Perbankan Syariah Bank Indonesia dan anggota Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia. Peraturan tentang PUAS dan aturan pelaksanaannya. *) Juni 2007. Fungsi manajemen likuiditas perbankan syariah untuk men- dukung peningkatan pembiayaan berpe- ran semakin baik. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian berkoordinasi dengan Gubernur Bank Indonesia dan Menteri Keuangan. III. Lembaga ...
  • 25. - 21 - KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN TARGET PENYELESAIAN SASARAN PENANGGUNG JAWAB III. LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK 1. Penerapan Good Corporate Govern- ance (GCG) bagi Perusahaan Perasuransian. Menyempurnakan pedoman GCG bagi Perusahaan Per- asuransian. Surat Edaran Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dan Lembaga Keuangan (LK) tentang penerapan GCG bagi Perusahaan Perasuransian. Agustus 2007. GCG bagi Perusa- haan Perasuransi- an diterapkan. Menteri Keuangan. a. Menyempurnakan UU Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransi- an. Penyampaian RUU tentang Perubahan atas UU Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Asuransi ke DPR. Januari 2008. M H enteri Keuangan berkoordinasi dengan Menteri ukum dan HAM dan Menteri Sekretaris Negara. A. Memperkuat Kesehatan Industri Asuransi. 2. Peningkatan efek- tifitas pengaturan dan pengawasan Perusahaan Perasu- ransian. b. Menyempurnakan PP Nomor 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Per- asuransian. PP tentang Perubahan Kedua atas PP Nomor 73 Tahun 1992. Januari 2008. Pengaturan dan pengawasan Per- usahaan Perasu- ransian semakin efektif. Menteri Keuangan. B. Memperkuat ...
  • 26. - 22 - KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN TARGET PENYELESAIAN SASARAN PENANGGUNG JAWAB B. Memperkuat Kesehatan Industri Dana Pensiun. Peningkatan efektifitas pengaturan dan pengawasan Dana Pensiun. Menyempurnakan UU Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun. Penyampaian RUU tentang perubahan atas UU Nomor 11 Tahun 1992 kepada DPR. Januari 2008. Efektifitas penga- turan dan penga- wasan Dana Pen- siun meningkat. Menteri Keuangan berkoordinasi dengan Menteri Hukum dan HAM dan Menteri Sekretaris Negara. C. Mengembangkan pembiayaan ekspor. Pembentukan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). Menyusun RUU tentang LPEI. Penyampaian RUU tentang LPEI kepada DPR. Agustus 2007. LPEI terbentuk. Menteri Keuangan berkoordinasi dengan Menteri Hukum dan HAM dan Menteri Sekretaris Negara. D. Meletakkan dasar pengawasan berbasis risiko (risk based supervision) terhadap perusahaan pembiayaan. Penerapan Pengawasan Berbasis Risiko ter- hadap Perusahaan Pembiayaan. Menyusun SOP Pengawasan Berbasis Risiko terhadap Perusahaan Pembiayaan. Peraturan Ketua Bapepam -LK tentang SOP Penga- wasan Berbasis Risiko terhadap Perusahaan Pembiayaan. Desember 2007. Pengawasan Berba- sis Risiko terhadap Perusahaan Pem- biayaan meningkat. Menteri Keuangan. E. Mengembangkan Industri Jasa Gadai. Peningkatan efisiensi Usaha Jasa Gadai. Melakukan kajian mengenai tingkat efisiensi, bentuk persaingan dan infrastruktur kelembagaan Usaha Jasa Gadai. Kajian. Oktober 2007. Usaha Jasa Gadai efisien. Menteri Keuangan. F. Meningkatkan ...
  • 27. - 23 - KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN TARGET PENYELESAIAN SASARAN PENANGGUNG JAWAB F. Meningkatkan di- versifikasi produk dan jasa pembiaya- an. Pengembangan produk- produk pembiayaan ber- dasarkan prinsip syariah Menyusun Peraturan Ketua Bapepam-LK tentang pedoman pelaksanaan kegiatan usaha perusahaan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah. Peraturan Ketua Bapepam- LK. Desember 2007. Produk-produk pembiayaan berdasarkan prinsip syariah berkembang. Menteri Keuangan. G. Mengembangkan industri modal ventura. Peningkatan peranan modal ventura dalam mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Melakukan kajian mengenai bentuk usaha dan struktur kelembagaan industri modal ventura. Kajian. November 2007. Peranan modal ventura dalam pengembangan UMKM meningkat. Menteri Keuangan. IV. PASAR ...
  • 28. - 24 - KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN TARGET PENYELESAIAN SASARAN PENANGGUNG JAWAB IV. PASAR MODAL 1. Peningkatan daya saing dan efisiensi bursa. Mendorong penggabungan Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES). Persetujuan Rancangan Penggabungan BEJ dan BES dari Pemegang Saham BEJ dan Pemegang Saham BES. Oktober 2007. Daya saing dan efisiensi bursa meningkat. Menteri Keuangan.A. Meningkatkan efisiensi dan likuiditas Pasar Modal. 2. Peningkatan pe- manfaatan teknolo- gi informasi di pasar modal. Mengembangkan sistem e-reporting, e-registration, dan e-monitoring. Penerapan sistem e-reporting, e-licencing, e-registration, dan e-monitoring. Desember 2007 dan berlanjut. Pemanfaatan tek- nologi informasi di pasar modal me- ningkat. Menteri Keuangan. 1. Pengembangan me- kanisme pem- bentukan harga (price discovery mechanism). Menyusun Peraturan tentang persyaratan, kriteria, dan tatacara pendirian lembaga yang melakukan valuasi surat utang. Peraturan Bapepam-LK. Oktober 2007. Terwujudnya Me- kanisme pembentuk- an harga yang kredibel dan trans- paran. Menteri Keuangan. 1) PP mengenai per- usahaan penerbit SBSN. B. Meningkatkan likuiditas dan stabilitas Pasar Obligasi (Surat Utang). 2. Pengembangan Pro- duk Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). a. Menyiapkan dan menyusun peraturan pelaksanaan UU SBSN. 2) Peraturan Menteri Ke- uangan mengenai tata cara penerbitan SBSN. Setelah disahkannya UU tentang Surat Berharga Syariah Negara. Produk Surat Berharga Syariah Negara semakin berkembang. Menteri Keuangan. b. Melakukan...
  • 29. - 25 - KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN TARGET PENYELESAIAN SASARAN PENANGGUNG JAWAB b. Melakukan identifikasi Barang Milik Negara (BMN) yang dapat digunakan sebagai aset SBSN. Keputusan Menteri Ke- uangan mengenai daftar BMN yang dapat diguna- kan sebagai aset SBSN. Terwujudnya tran- saksi SBSN dengan menggunakan BMN sebagai underlying asset. Menteri Keuangan. c. Menyiapkan struktur akad SBSN dan jenis-jenis instru- men SBSN. Peraturan Menteri Ke- uangan tentang struktur akad SBSN. Menteri Keuangan. d. Menyiapkan mekanisme pe- nerbitan, perdagangan, dan penatausahaan SBSN. Peraturan Menteri Ke- uangan mengenai me- kanisme penerbitan, per- dagangan, dan penata- usahaan SBSN. Terwujudnya tran- saksi dan perda- gangan SBSN. Menteri Keuangan. 3. Menciptakan Mekanisme Stabilisasi Pasar Surat Utang Negara (SUN). Pembukaan REPO Window SUN bagi anggota Primary Dealer. Peraturan mengenai REPO Window .*) November 2007. Likuiditas dan sta- bilitas pasar SUN meningkat. Menteri Koordina- tor Bidang Pereko- nomian berkoordi- nasi dengan Men- teri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia. C. Memperkuat...
  • 30. - 26 - KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN TARGET PENYELESAIAN SASARAN PENANGGUNG JAWAB C. Memperkuat dasar hukum pengawasan terhadap tindak pi- dana pencucian uang di bidang Pasar Modal. Peningkatan ketaatan Penyedia Jasa Keuangan atas Prinsip Mengenal Nasabah. Menyempurnakan peraturan tentang Prinsip Mengenal Nasabah. Perubahan atas Peraturan Bapepam-LK Nomor V.D.10 tentang Prinsip Mengenal Nasabah. Agustus 2007. Ketaatan Penyedia Jasa Keuangan atas Prinsip Mengenal Nasabah meningkat. Menteri Keuangan. 1. Pemberian insentif pajak untuk per- usahaan terbuka. Menyusun peraturan insentif Pajak Penghasilan (PPh). Peraturan Perundang- undangan mengenai insentif PPh untuk perusahaan terbuka. Agustus 2007. Jumlah perusahaan terbuka dan kepe- milikan publik me- ningkat. Menteri Keuangan.D. Menyusun Kebija- kan perpajakan da- lam mendorong aktivitas pasar modal. 2. Penegasan perlakuan perpajakan terhadap produk-produk pasar modal yang berbasis sekuritas. Menyusun ketentuan perpajak- an yang menegaskan perlakuan pajak atas produk-produk pasar modal yang berbasis sekuritas. Peraturan Perundang- undangan mengenai pe- negasan perlakuan per- pajakan atas produk- produk pasar modal yang berbasis sekuritas. Agustus 2007. Jenis produk pasar modal meningkat. Menteri Keuangan. V. LAIN-LAIN...
  • 31. - 27 - KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN TARGET PENYELESAIAN SASARAN PENANGGUNG JAWAB V. LAIN-LAIN a. Membentuk tim untuk melakukan evaluasi atas semua UU dan peraturan di sektor keuangan. Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Juni 2007.A. Mengharmonisasi - kan peraturan per- undang-undangan di sektor keuang- an. 1. Evaluasi peraturan perundang-undang- an di sektor keuang- an. b. Melakukan inventarisasi, review dan menyusun rekomendasi. Rekomendasi. Juni 2007 dan berlanjut. Semua peraturan perundang- undangan di sektor keuangan harmonis. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. a. Membentuk tim untuk melakukan inventarisasi dan evaluasi penerapan pajak pada sektor keuangan. Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Juni 2007.2. Evaluasi atas perlakuan perpajakan pada sektor keuangan. b. Melakukan inventarisasi, review dan menyusun rekomendasi. Rekomendasi. Juni 2007 dan berlanjut. Terciptanya iklim yang kondusif bagi perkem- bangan sektor keuangan. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian berkoordinasi dengan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia. B. Mengembangkan ...
  • 32. - 28 - KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN TARGET PENYELESAIAN SASARAN PENANGGUNG JAWAB B. Mengembangkan Diversifikasi Sumber Pembiayaan Pembangunan. Pengembangan alternatif sumber pembiayaan APBN. Menyusun regulasi tentang pinjaman dalam negeri. Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Pinjaman Dalam Negeri. Juli 2007. Alternatif sumber pembiayaan APBN berkembang. Menteri Keuangan berkoordinasi dengan Menteri Perencanaan Pem- bangunan Nasi- onal/Kepala Bappenas. 1. Pengembangan Kelembagaan BUMN. Menyusun strategi restrukturisasi BUMN jangka pendek dan menengah. Blue Print Strategi Restruk- turisasi BUMN yang men- cakup antara lain peng- gabungan, peleburan dan perubahan bentuk BUMN. Agustus 2007. BUMN yang sema- kin efisien. Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara. C. Meningkatkan Kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN). 2. Pelaksanaan GCG di BUMN. a. Melakukan penilaian ter- hadap BUMN yang ber- kinerja rendah. Restrukturisasi BUMN. November 2007. Terlaksananya re- vitalisasi atau likuidasi BUMN yang berkinerja rendah. Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara. b. Menginventarisasi...
  • 33. - 29 - KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN TARGET PENYELESAIAN SASARAN PENANGGUNG JAWAB b. Menginventarisasi bantuan pemerintah pada BUMN yang belum di tetapkan statusnya (BPYBDS). Usulan Penetapan BPYBDS. September 2007. Permasalahan BPYBDS terselesaikan. Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara. c. Menyempurnakan Keputus- an Menteri BUMN Nomor 117/MBU/2002 tentang Pelaksanaan GCG di BUMN. Keputusan Menteri Negara BUMN tentang Pelaksana- an GCG di BUMN. Juli 2007. Pelaksanaan GCG pada BUMN ter- wujud. Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara. d. Mengkaji pinjaman Rekening Dana Investasi (RDI) dan Subsidiary Loan Agreement (SLA) pada BUMN. Rekomendasi penyelesaian Pinjaman RDI dan SLA pada BUMN. November 2007. Permasalahan Pin- jaman RDI dan SLA pada BUMN terselesaikan. Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara ber- koordinasi de- ngan Menteri Keuangan. PERCEPATAN ...
  • 34. - 30 - PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN TARGET PENYELESAIAN SASARAN PENANGGUNG JAWAB 1) RUU tentang Pelayaran sebagaipenggantiUUNomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran. Pembahasandengan DPR. Terdapat percepatan tersedianya infrastruk- tur pada sektor pe- layaran/transportasi la- ut untuk meningkat- kan: a. mutu pelayanan, keamanan dan keselamatan; b. peran serta masya- rakat, Pemerintah Daerahdanswasta. MenteriPerhubungan.A. Penyempurnaan PeraturanPerundang- undangan. Percepatan penyelesaian Per- aturan Perundang-undangan dibidanginfrastruktur. a. Mereformasi kerangka peraturan perundang-undangan di sektor transportasi darat, laut, dan udara untuk mencerminkan desen- tralisasi dan menghilangkan monopoli oleh BUMN melalui pemisahan peran regulator dan operator. 2) RUU tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan sebagai pengganti UU Nomor 14 Tahun 1992 tentang AngkutanJalan. Pembahasandengan DPR. Terdapat percepatan tersedianya infrastruk- tur pada sektor transportasi darat dan angkutan sungai, da- nau dan penyebe- rangan untuk mening- katkan: a. mutu pelayanan, keamanan dan keselamatan; b. peran serta masya- rakat, Pemerintah Daerahdanswasta. MenteriPerhubungan. 3) RUU ...
  • 35. - 31 - KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN TARGET PENYELESAIAN SASARAN PENANGGUNG JAWAB 3) RUU tentang Penerbangan sebagaipenggantiUUNomor 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan. Pembahasandengan DPR. Terdapat percepatan tersedianya infra- struktur pada sektor penerbangan/trans- portasi udara untuk meningkatkan: a. mutu pelayanan, keamanan dan keselamatan; b. peran serta masya- rakat, Pemerintah Daerahdanswasta. MenteriPerhubungan. b. Menyusun Peraturan Pemerintah pelaksanaan UU sektor trans- portasi. 1) PP pelaksanaan UU No.mor 23 Tahun 2007 tentang Perekonomian: a) PP tentang Prasarana Perkeretaapian; b) PP tentang Sarana Perkeretaapian; c) PP tentang Lalu Lintas & AngkutanKeretaApi; d) PP tentang Pembinaan dan Penyelenggaraan Perkeretaapian. Desember2007. Terdapat percepatan tersedianya infrastruk- tur pada sektor per- keretaapian untuk me- ningkatkan: a. mutu pelayanan, keamanan dan keselamatan; b. peran serta masya- rakat, Pemerintah Daerahdanswasta. MenteriPerhubungan. 2) RPP …
  • 36. - 32 - KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN TARGET PENYELESAIAN SASARAN PENANGGUNG JAWAB 2) RPP pelaksanaan UU tentang Pelayaran, yang meliputi antara lain mengenai: Kepelabuhanan, Ang- kutan di Perairan, Perkapalan, Kepelau- tan, Kenavigasian, Pe- meriksaan Kecelakaan Kapal, dan Penga- wasan di Perairan. Segera setelah UU tentang Pelayaran disahkan. Terdapat percepatan tersedianya infrastruk- tur pada sektor pelaya- ran/transportasi laut untukmeningkatkan: a. mutu pelayanan, keamanan dan keselamatan; b. peransertamasya- rakat,Pemerintah Daerahdanswasta. MenteriPerhubungan. 3) RPP pelaksanaan UU tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan, yang meliputi antara lain mengenai: Kendaraan dan Pengemudi, Ang- kutan Jalan, Peme- riksaan dan Penyi- dikan, dan Prasarana dan Lalu Lintas. Segera setelah UU tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan di- sahkan. Terdapat percepatan tersedianya infrastruk- tur pada sektor trans- portasi darat dan ang- kutan sungai, danau dan penyeberangan untukmeningkatkan: a. mutu pelayanan, keamanan dan keselamatan; b. peran serta masya- rakat, Pemerintah Daerahdanswasta. MenteriPerhubungan. 4) RPP …
  • 37. - 33 - KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN TARGET PENYELESAIAN SASARAN PENANGGUNG JAWAB 4) RPP pelaksanaanUUtentang Penerbangan, antara lain mengenai: Kebandarudaraan, Angkutan Udara, Kena- vigasian, dan Pesawat Udara. Segera setelah UU tentang Penerba- ngan disahkan. Terdapat perce- patan tersedianya infrastruktur pada sek- torpenerbangan/trans- portasi udara untuk meningkatkan: a. mutu pelayanan, keamanan dan keselamatan; b. peran serta masya- rakat, Pemerintah Daerahdanswasta. MenteriPerhubungan. 1) RUUtentangKelistrikan. Pembahasandengan DPR. c. Menyusun Peraturan Perundang- undangansektorEnergi. 2) Peraturan Perundang-unda- ngan pelaksanaan UU ten- angKelistrikan. Segera setelah UU ten- tang Kelistrikan disah- kan. Terdapat percepatan tersedianya infrastruk- tur pada sektor ketena- galistrikan untuk me- ningkatkan peran serta masyarakat,Pemerintah Daerahdanswasta. MenteriEnergi dan SumberDayaMineral. 3) RUU …
  • 38. - 34 - KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN TARGET PENYELESAIAN SASARAN PENANGGUNG JAWAB 3) RUU tentang Energi. Pembahasan dengan DPR. 4) Peraturan Perundang- undangan pelaksanaan UU tentang Energi. Segera setelah UU Energi disahkan. Terwujudnya pe- manfaatan sumber energi alternatif dalam rangka peningkatkan efisiensi pemanfaat- an energi yang ti- dak terbarukan. MenteriEnergi dan SumberDayaMineral. d. Menyusun peraturan pelak- sanaan UU Nomor 32 Tahun 2002tentang Penyiaran. 1) Perubahan atas PP Nomor 28 Tahun 2005 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada De- partemen Komunikasi dan Informasi. Agustus 2007. Penerimaan nega- ra bukan pajak yang berasal dari sektor komunikasi me- ningkat. Menteri Komunukasi dan Informatika. 2) Peraturan Menteri Ko- munikasi dan Informatika tentang Rencana Dasar Tek- nik Penyiaran (RDTP). Agustus 2007. Terwujudnya pe- mahaman terhadap spesifikasi peralatan pe- nyiaran. Menteri Komunukasi dan Informatika. e. Menyusun peraturan pelaksanaan UUNomor7Tahun2004tentang SumberDayaAir. PP tentang Waduk dan Bendungan. Desember 2007. Pedoman yang me- ngaturtanggungjawab pengelolaan Waduk dan Bendungan tersedia. Menteri Pekerjaan Umum. B.Memperkuat…
  • 39. - 35 - KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN TARGET PENYELESAIAN SASARAN PENANGGUNG JAWAB 1. Peningkatan kemam- puan Contracting Agency dalam penyiap- an proyek yang dikerja- samakan dengan swasta dalam rangka pelak- sanaan Perpres Nomor 67Tahun2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Insfrastruktur. Membentuk Project Development Facility (PDF) yang dapat digunakan untuk proyek-proyek yang akan dikerjasamakandengan pihakswasta. Policy Paper tentang pembentuk- anPDF. Desember2007. Kualitas proyek yang akan ditawarkanuntuk dikerjasamakandengan swastameningkat. MenteriNegara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas. 2. Pembagian urusan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam penyediaan infrastruktur. Merumuskan pembagian urusan yang jelas antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sebagai penjabaran UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dalam penyedia- aninfrastruktur. Perubahan atas PP Nomor 25 tahun2000tentangKewenangan Pemerintah dan Kewenangan ProvinsisebagaiDaerahOtonom. Juni2007. Pelaksanaan penyedia- an infrastruktur oleh Pemerintah Pusat, Pe- merintah Daerah, masyarakat dan swasta yang sinkron dan optimal. MenteriDalamNegeri. B. Memperkuat Kelembagaan. 3. Pengaturan mengenai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk memperjelas fungsi, ke- dudukan, dan peran BUMD dalam pem- bangunaninfrastruktur. MenyusunRUUtentangBUMD. RUU tentang BUMD untuk disampaikankepadaDPR. November2007. Peran BUMD dalam pembangunan infra- struktur meningkat. MenteriDalamNegeri. 4. Pembentukan…
  • 40. - 36 - KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN TARGET PENYELESAIAN SASARAN PENANGGUNG JAWAB 4. Pembentukan Ke- lembagaan Keuang- an non Bank untuk Infrastruktur. Menyusun kerangka institusi mengenai lembaga keuangan non bank untuk mendukung percepatan pembangunan in- frastruktur. 1) Peraturan Presiden mengenai pembiayaan infrastruktur. Juli 2007. Terlaksananya pem- bangunan infra- struktur yang sema- kin cepat. Menteri Keuangan. 2) Peraturan Pemerintah tentang Penyertaan Modal Negara untuk pendirian Indonesia Infrastructure Fund. Agustus 2007. 3) Kerangka/Policy Paper mengenai Guarantee Fund. Agustus 2007. 4) Peraturan Menteri Keuangan tentang pembentukan Institusi Guarantee Fund. November 2007. Kemitraan Pemerin- tah dan Swasta me- ningkat. Menteri Keuangan. 5. Pembentukan insti- tusi untuk mem- percepat pemba- ngunan infrastruk- tur. a. Mempercepat pemben- tukan wadah koordinasi pengelolaan Sumber Daya Air sesuai dengan UU Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Terbentuknya Dewan Sumber Daya Air Nasional dan Daerah. September 2007. Peningkatan kualitas sumber daya air dan pengelolaan air un- tuk mendukung ke- tahanan pangan di Indonesia. Menteri Pekerjaan Umum. b. Mempercepat …
  • 41. - 37 - KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN TARGET PENYELESAIAN SASARAN PENANGGUNG JAWAB b. Mempercepat kesiapan proyek infrastruktur sub- sektor perkeretaapian. Pedoman pembentukan ke- lembagaan pembangunan angkutan umum massal – Mass Rapid Transportation (MRT). November 2007. Pembangunan MRT di perkotaan dapat segera terwujud de- ngan prioritas DKI Jakarta. Menteri Perhubungan. c. Membentuk badan penge- lola Rumah Susun Sewa (Rusunawa) yang dibiayai Pemerintah. Peraturan Perundang-un- dangan mengenai badan pengelola Rusunawa. November 2007. Rusunawa terba- ngun dan terkelola dengan baik. Menteri Negara Perumahan Rakyat. C. Peningkatan Manajemen Pembangunan Infrastruktur. 1. Peningkatan akses kelistrikan di pede- saan. Menyusun pedoman teknis mengenai penyelenggaraan lis- trik pedesaan. Kajian teknis penyediaan listrik pedesaan. Desember 2007. Rasio elektrifikasi di pedesaan melalui partisipasi Pemerin- tah Daerah dan ma- syarakat meningkat. Menteri Energidan SumberDayaMineral. 2. Kaji ulang kebijak- an tentang Kewajib- an Pelayanan U- mum (Public Ser- vice Obligation/ PSO). Mengevaluasi kebijakan PSO yang berlaku untuk menyusun kerangka kebijakan PSO di bidang infrastruktur. Road Map Infrastruktur Indonesia untuk Kewajiban PSO. Desember 2007. Terwujudnya efek- tivitas dan efisiensi PSO dalam rangka pelayanan masya- rakat yang lebih baik. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas. 3. Percepatan …
  • 42. - 38 - KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN TARGET PENYELESAIAN SASARAN PENANGGUNG JAWAB 3. Percepatan proses pengadaan tanah bagi kepentingan umum. Menyusun kerangka kebijakan dan pedoman operasional mengenai pengadaan tanah untuk memfasilitasi proyek pembangunan infrastruktur, terutama proyek-proyek yang memerlukan lahan dan right of ways. Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional sesuai Perpres Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pemba- ngunan untuk Kepen- tingan Umum sebagai- mana diubah dengan Perpres Nomor 65 Tahun 2006. Juni 2007. Terselesaikannya pe- ngadaan tanah untuk penyediaan infra- struktur yang lebih cepat. Kepala Badan Pertanahan Nasional. 1) Keputusan Menteri Pekerjaan Umum tentang pedoman pelaksanaan kerja- sama pemerintah dan swasta dalam penye- diaan infrastruktur. November 2007. Penyediaan infra- struktur melalui ker- jasama pemerintah dan swasta lebih me- ningkat. Menteri Pekerjaan Umum. 4. Penyiapan petunjuk operasional kerja- sama pemerintah dan swasta dalam rangka Perpres Nomor 67 Tahun 2005 tentang Kerja sama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Pe- nyediaan Infra- struktur. Menyusun pedoman pelaksa- naan kerjasama pemerintah dan swasta dalam penyediaan infrastruktur. 2) Keputusan Menteri Perhubungan tentang pedoman pelaksanaan kerjasama pemerintah dan swasta dalam pe- nyediaan infrastruk- tur. November 2007. Penyediaan infra- struktur melalui ker- jasama pemerintah dan swasta lebih me- ningkat. Menteri Perhubungan. 5. Percepatan …
  • 43. - 39 - KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN TARGET PENYELESAIAN SASARAN PENANGGUNG JAWAB 5. Percepatan penye- diaan perumahan. a. Mempercepat operasiona- lisasi dan pengembangan Secondary Mortgage Fa- cility (SMF). 1) Tersedianya fasilitas fiskal untuk sekuriti- sasi dalam UU Pajak. Segera setelah RUU Pajak Per- tambahan Nilai disahkan. Berkurangnya ham- batan dalam pelaksa- naan pembangunan di sektor perumahan serta biaya yang mem- bebani konsumen. Menteri Keuangan. 2) PP tentang Pendaf- taran Hak Tanggung- an dalam Rangka Pembiayaan Sekunder Perumahan. Agustus 2007. Kepala Badan Pertanahan Nasional. b. Merevitalisasi kelemba- gaaan pengelola perumah- an rakyat. Kajian mengenai peranan Perum Perumnas dalam penyediaan perumahan rakyat. November 2007. Kinerja Perum Perum- nas dalam penyediaan perumahan rakyat meningkat. Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara. c. Melakukan analisa untuk penyederhanaan perijinan pembangunan perumahan rakyat. Kajian mengenai penye- derhanaan perijinan pembangunan perumah- an rakyat. November 2007. Pembangunan peru- mahan rakyat lebih cepat. Menteri Negara Perumahan Rakyat. 6. Peningkatan ma- najemen pemeliha- raan infrastruktur dan keselamatan transportasi. a. Meningkatkan manajemen pemeliharaan jalan ter- masuk perhitungan beban kendaraan. 1) Kajian fiskal pene- rapan Road Fund. September 2007. Kualitas jalan di se- luruh Indonesia me- ningkat. Menteri Keuangan. 2) Tersedianya …
  • 44. - 40 - KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN TARGET PENYELESAIAN SASARAN PENANGGUNG JAWAB 2) Tersedianya program terpadu mengenai pe- meliharaan jalan ter- masuk sumber pem- biayaannya. Desember 2007. Menteri Pekerjaan Umum. b. Mendorong terbentuknya Dewan Keselamatan Trans- portasi Nasional. Policy paper mengenai pembentukan dewan ke- selamatan transportasi nasional. Desember 2007. Kualitas pelayanan dan keselamatan di sektor transportasi meningkat. Menteri Perhubungan. c. Merancang dan menetap- kan Program Manajemen Keselamatan Transportasi Jalan (Road Safety Manage- ment). 1) Program Manajemen Keselamatan Trans- portasi Jalan. November 2007. Kualitas sumber daya manusia yang berhu- bungan dengan kese- lamatan transportasi meningkat. Menteri Perhubungan. 2) PP mengenai mana- jemen keselamatan transportasi jalan. November 2007. Tingkat kecelakaan di sektor transportasi ja- lan menurun. Menteri Perhubungan. 7. Penyusunan …
  • 45. - 41 - KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN TARGET PENYELESAIAN SASARAN PENANGGUNG JAWAB 7. Penyusunan Cetak Biru/Rencana In- duk sektor. a. Memperbaharui cetak biru perkeretaapian. Revisi cetak biru per- keretaapian. Juli 2007. Pelayanan dan ke- selamatan trans- portasi perkereta- apian meningkat. Menteri Perhubungan. b. Menyusun Rencana Induk Frekuensi Penyiaran Digital Rencana Induk (Master Plan) Frekuensi Penyiaran Digital. Desember 2007. Terpadunya sistem penyiaran digital. Menteri Komunikasi dan Informatika. c. Memperbaharui Cetak Biru Sektor Telekomunikasi dan Informatika. Cetak Biru Telekomunikasi dan Information and Communication Tech- nology (ICT). Desember 2007. Tersusunnya pe- rencanaan jangka panjang untuk pe- ngembangan in- frastruktur teleko- munikasi. Menteri Komunikasi dan Informatika. PEMBERDAYAAN …
  • 46. - 42 - PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN TARGET PENYELESAIAN SASARAN PENANGGUNG JAWAB I. PENINGKATAN AKSES UMKM PADA SUMBER PEMBIAYAAN A. Meningkatkan kapa- sitas kelembagaan dan akses UMKM pada sumber pembiayaan. 1. Pengembangan ske- ma kredit investasi bagi UKMK. Menyusun skema kredit inves- tasi. Peraturan Menteri Ke- uangan. Desember 2007. Menteri Keuangan.1.Tersedianya skema pembiayaan inves- tasi melalui kredit program bagi UM- KM. 2.Tersedianya sum- ber dana untuk kredit investasi UMKM. 3.Kredit investasi UMKM tersalurkan secara efektif. 2. Peningkatan …
  • 47. - 43 - KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN TARGET PENYELESAIAN SASARAN PENANGGUNG JAWAB 2. Peningkatan efek- tifitas fungsi dan peran Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB). Merevitalisasi peran KKMB melalui penyelenggaraan pe- latihan KKMB oleh Bank Indonesia dan Pemerintah Daerah. MOU Bank Indonesia dan Pemerintah Dae- rah tentang Pening- katan penyelenggara- an pelatihan (up- grading) bagi KKMB di daerah.*) Juni 2007 dan berlanjut. Menteri Koordinator Bidang rekonomian berkoordinasi ngan Gubernur Bank Indonesia. Pe de 1.Jumlah dan kualitas KKMB meningkat, sehingga semakin banyak UMKM yang dibimbing da- lam mengakses sumber pembia- yaan (perbankan). 2.Nama dan alamat KKMB terdaftar di Pemda, sehingga UMKM lebih mu- dah mendapatkan KKMB yang siap memberikan bim- bingan. 3.Kejelasan mekanis- me pemberian In- sentif dan rewards bagi KKMB yang berhasil membina UMKM. B. Memperkuat ...
  • 48. - 44 - KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN TARGET PENYELESAIAN SASARAN PENANGGUNG JAWAB B. Memperkuat sistempen- jaminan kredit bagi UMKM. 1. Peningkatan sertifikasi tanah untuk memper- kuat penjaminan kredit bagiUMKM. a. Mempercepat penerbitan sertifikat tanahbagiUMKM. Penyempurnaan Keputusan BersamaMenegKoperasidan UKM, Menteri Dalam Negeri dan Kepala Badan Perta- nahanNasional. Juli2007. 1.Prosedur pengajuan sertifikasi tanah bagi penjaminan kredit UMKM menjadi lebih mudah dan lebih trans- paran. 2.Proses sertifikasi tanah UMKM menjadi lebih cepat. 3.Koordinasi, evaluasi dan pemantauan program sertifikasi tanah UMKM berjalanefektif. MenteriNegara KoperasidanUKM, MenteriDalamNegeri danKepalaBadan PertanahanNasional. 1) Penetapantargetsertifikasi tanah UMKM tahun 2007. Juni2007. KepalaBadan PertanahanNasional. b. Meningkatkan target dan sasa- ran sertifikasi tanah tahunan bagi UMKM. 2) Pelaksanaan sertitikasi ta- nahbagiUMKM. Juni2007dan berlanjut. 1.Target tahun 2007 meliputi:sisatahun2006 sejumlah 10.240 dan tahun 2007 sejumlah 13.000, yang dirinci per provinsidanpersektor. 2.Anggaran untuk ser- tifikasi tanah bagi UMKM teralokasi ke Badan Pertanahan Na- sional sesuai target dan sasaran. c.Meninjau…
  • 49. - 45 - KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN TARGET PENYELESAIAN SASARAN PENANGGUNG JAWAB c. Meninjau kembali (review) batas kena pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). Peraturan Menteri Keuangan. Desember 2007. 1.Batas terendah nilai tanah yang dikena- kan BPHTB dinaikkan sehingga memperluas cakupan sertifikasi tanah UMKM yang tidak terkena BPHTB. 2.Biaya sertifikasi tanah UMKM menjadi lebih murah dan ter- jangkau. Menteri Keuangan. 2. Peningkatan peran Lembaga Penjaminan Kredit bagi UMKM. a. Menata kembali sistem penjaminan kredit bagi UMKM. Pengaturan mengenai penjaminan kredit bagi UMKM. Agustus 2007. 1.Kebijakan, pembina- an, dan pengawasan penjaminan kredit bagi UMKM berjalan lebih baik. 2.Mekanisme pen- jaminan kredit bagi UMKM berjalan lebih baik. Menteri Keuangan. b. Memperkuat …
  • 50. - 46 - KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN TARGET PENYELESAIAN SASARAN PENANGGUNG JAWAB Penambahan Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) kepada Perum SPU dan PT Askrindo, melalui langkah langkah: 1)Action plan perkuatan modal Perum SPU dan PT Askrindo. Juni 2007. 2)Due diligence PT Askrindo. Juni 2007. b. Memperkuat modal dan perluasan jangkauan pelayan- an Perum Sarana Pengem- bangan Usaha (SPU) dan PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo). 3)Due diligencePerum SPU. Juli 2007. 4)Business Plan/rencana pengembangan usaha dan jaringan pelayanan Perum SPU dan PT Askrindo. Agustus 2007. 5)Pembenahan mana- jemen Perum SPU dan PT Askrindo Agustus 2007. 6)PMP kepada Perum SPU dan PT Askrindo. Oktober 2007. 1.Kapasitas pelayanan Perum SPU dan PT Askrindo meningkat dan jangkauan pe- layanan bertambah luas. 2.Semakin banyak kredit UMKM yang dapat dijamin oleh Perum SPU dan PT Askrindo . 3.Perum SPU dan PT Askrindo bertambah sehat dan kuat se- hingga mampu mendukung berjalan- nya sistem penjamin- an kredit bagi UMKM. Menteri Keuangan dan Menteri Negara BUMN berkoordinasi dengan Gubernur Bank Indonesia. 3. Pengembangan …
  • 51. - 47 - KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN TARGET PENYELESAIAN SASARAN PENANGGUNG JAWAB 3. Pengembangan sistem resi gudang sebagai instrumen pembiaya- an bagi UMKM. a. Finalisasi penyiapan RPP dalam rangka pelaksanaan UU Nomor 9 Tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang. PP tentang Pelaksanaan Sistem Resi Gudang. Juni 2007. 1.Tersedianya aturan pelaksanaan yang je- las tentang peman- faatan resi gudang sebagai instrumen penjaminan kredit bagi UMKM. 2.Semakin banyak UMKM yang dapat memanfaatkan resi gudang sebagai ja- minan untuk menda- patkan kredit. Menteri Perdagangan. b. Pengakuan sertifikat resi gu- dang sebagai agunan (agunan substitusi) kredit UMKM. Pedoman pelaksanaan pe- manfaatan sertifikat resi gudang sebagai agunan kredit UMKM. Juli 2007. 1.Pedoman teknis yang jelas tentang pelaksa- naan sistem resi gu- dang. 2.Tersedianya kejelasan tentang prosedur, tata cara dan persyaratan dalam penggunaan re- si gudang sebagai agu- nan kredit. 3.UMKM dapat dengan mudah memanfaatkan resi gudang sebagai jaminan kredit. Menteri Koordinator Bidang Perekonomi- an berkordinasi de- ngan Gubernur Bank Indonesia dan Men- teri Perdagangan. c. Sosialisasi ...
  • 52. - 48 - KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN TARGET PENYELESAIAN SASARAN PENANGGUNG JAWAB c. Sosialisasi pemanfaatan resi gudang sebagai agunan kredit bagi UMKM. Kegiatan sosialisasi. Juni 2007 dan berlanjut. UMKM dapat menge- tahui konsep, aturan pokok, prosedur, tata cara dan persyaratan yang berkaitan dengan pemanfaatan resi gu- dang sebagai jaminan kredit. Menteri Perdagangan berkoordinasi dengan Gubernur Bank Indonesia. C. Mengoptimalkan pe- manfaatan dana non perbankan untuk pemberdayaan UMKM. 1. Peningkatan efek- tifitas pemanfaatan dana bergulir APBN untuk pemberdaya- an UMKM. Menerbitkan pedoman tentang Pengelolaan Dana APBN untuk pemberdayaan UMKM, termasuk pedoman pengelolaan dana bergulir. Peraturan Menteri Keuangan. Agustus 2007. 1.Dana APBN untuk pemberdayaan UMKM, termasuk da- na bergulir yang dikelola Badan Layan- an Umum (BLU), da- pat dikelola dengan lebih tertib dan diper- tanggungjawabkan dengan benar. 2.Koordinasi, peman- tauan dan evaluasi terhadap pemanfaat- an dana APBN untuk program pemberda- yaan UMKM, terma- suk dana bergulir yang dikelola BLU, dapat berjalan lebih efektif. Menteri Keuangan. 2. Restrukturisasi ...
  • 53. - 49 - KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN TARGET PENYELESAIAN SASARAN PENANGGUNG JAWAB 2. Restrukturisasi pe- ngelolaan dana Pro- gram Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) pada BUMN. a. Audit dana PKBL. Laporan hasil audit terhadap pengelolaan dana PKBL oleh Badan Pe- ngawasan Keuangan dan Pembangunan. Desember 2007. Tersedianya informasi yang jelas tentang outstanding dana PKBL pada masing-masing BUMN, akuntabilitas pe- ngelolaan dana PKBL, dan correctiveaction. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. b. Menyempurnakan pedoman pengelolaan dana PKBL. Penyempurnaan Ke- putusan Menteri Negara BUMN No.KEP- 236/MBU/2003 tentang Program Kemitraan dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. Nopember 2007. 1.Dana PKBL dikelola dengan lebih pro- fesional dan trans- paran. 2.Dana PKBL dapat lebih diarahkan untuk pem- berdayaan UMKM, sehingga lebih banyak UMKM yang terbantu. 3.Koordinasi, peman- tauan, evaluasi dan pengawasan terhadap pengelolaan dana PKBL berjalan lebih efektif. Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara. II PENGEMBANGAN …
  • 54. - 50 - KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN TARGET PENYELESAIAN SASARAN PENANGGUNG JAWAB II. PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) A. Meningkatkan mo- bilitas dan kualitas SDM. 1. Peningkatan akses UMKM pada mo- bilitas dan kualitas SDM. Merubah Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep.203/MEN/1999 tentang Pe- nempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep- 207/MEN/1990 tentang Sistem Antar Kerja. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi mengenai Penempatan Tenaga Kerja. Desember 2007. 1.Penegasan bahwa setiap tenaga kerja dapat bekerja di se- luruh wilayah RI (sesuai Pasal 4 dan 5 UU No 13 Tahun 2003 tentang Kete- nagakerjaan). 2.Tidak ada lagi ham- batan yang bersifat regulatif bagi UMKM untuk merekrut tena- ga kerja dari daerah lain. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi. 2. Peningkatan peran Perguruan Tinggi dalam pengembang- an Bussines Develop- ment Services Pro- vider (BDS-P) dan pemberdayaan UMKM. a. Menyiapkan aturan sebagai pedoman pelaksanaan pe- ngembangan BDS-P. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM tentang pengembangan BDS-P. Juni 2007 dan berlanjut. 1.Tersedianya petunjuk teknis yang jelas tentang pengem- bangan BDS-P. 2.Jumlah dan kualitas BDS-P meningkat se- hingga dapat meme- nuhi kebutuhan pembimbingan kepa- da UMKM. Menteri Negara Koperasi dan UKM. 3. Jumlah …
  • 55. - 51 - KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN TARGET PENYELESAIAN SASARAN PENANGGUNG JAWAB 3.Jumlah UMKM yang dibimbing/didampingi oleh BDS–P mening- kat. 4.Mekanisme pemberian fasilitas, insentif dan reward kepada BDS-P berjalan efektif. 5.BDS-P dari kalangan perguruan tinggi ber- kembang sehingga da- pat berperan sebagai penggerak bagi BDS-P lainnya. b. Memfasilitasi kerjasama sektor swasta, Perguruan Tinggi dan Pemerintah Daerah dalam pengembangan BDS-P. MOU Menteri Pendi- dikan Nasional dan Menteri Negara Kopera- si dan UKM. Juni 2007 dan Berlanjut. 1.Kegiatan Pelatihan BDS-P dapat dilakukan oleh Perguruan Tinggi. 2.Kualitas SDM BDS-P khususnya dari Pergu- ruan Tinggi mening- kat. 3.Kejelasan mekanisme pelibatan sarjana/ mahasiswa pada ke- giatan pelatihan BDS-P. Menteri Negara Koperasi dan UKM dan Menteri Pendidikan Nasional. 3. Pengembangan ...
  • 56. - 52 - KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN TARGET PENYELESAIAN SASARAN PENANGGUNG JAWAB 3.Pengembangan Kope- rasi Sivitas Akademika (KOSIKA) Memfasilitasi dan mendorong kerjasama koperasi di lingkungan Perguruan Tinggi. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM tentang petunjuk teknis program pemberdayaan KOSIKA. Juni - Desember 2007. Menteri Negara Koperasi dan UKM. 1.Jumlah dan kualitas KOSIKA meningkat se- hingga memenuhi ke- butuhan anggota. 2.Kejelasan mekanisme koordinasi peran dan fungsi masing-masing instansi dalam pe- ngembangan KOSIKA. 3.Kehidupan ekonomi kampus semakin me- ningkat. 4.Peningkatan Program Sarjana Pencipta Kerja Mandiri (Prospek Man- diri). Mengembangkan usaha baru oleh Sarjana dalam wadah koperasi. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM me- ngenai Prospek Mandiri. Juli 2007. 1.Jumlah Rekruitment Sarjana Calon Peserta Prospek Mandiri me- ningkat. 2.Jumlah wirausaha dan koperasi baru yang dikelola oleh kelompok sarjana Prospek Man- diri meningkat. 3.Mekanisme penyedia- an fasilitas bagi Pros- pek Mandiri berjalan efektif. Menteri Negara Koperasi dan UKM. 4. Pelatihan …
  • 57. - 53 - KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN TARGET PENYELESAIAN SASARAN PENANGGUNG JAWAB 4.Pelatihan, pendam- pingan dan bim- bingan Prospek Mandiri dengan me- libatkan perguruan tinggi dapat berjalan efektif. B. Mendorong tum- buhnya kewira- usahaan yang berba- sis teknologi. 1. Pembentukan Pu- sat Inovasi UMKM untuk pengem- bangan kewira- usahaan dengan mengoptimalkan peran lembaga yang sudah ada. Membentuk Tim interdep untuk mempersiapkan pem- bentukan Pusat Inovasi UMKM . a. Surat Keputusan Menteri Koor- dinator Bidang Perekonomian. b. Persiapan pemben- tukan Pusat Inovasi UMKM. Juni 2007 Juni 2007 dan berlanjut. 1.Peran dan fungsi masing-masing ins- tansi untuk mendu- kung pengembang- an inovasi UMKM disinergikan. 2.Blue Print dan Road Map pengembangan Pusat Inovasi UMKM tersusun. 3.Penyebaran infor- masi mengenai tek- nologi inovatif bagi UMKM meningkat. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. III. PENINGKATAN …
  • 58. - 54 - KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN TARGET PENYELESAIAN SASARAN PENANGGUNG JAWAB III. PENINGKATAN PELUANG PASAR PRODUK UMKM A. Mendorong berkem- bangnya institusi pro- mosi dan kreasi produk UMKM. 1. Pengembangan institusi promosiprodukUMKM. Meningkatkan peran ”marketing point” di wilayah perbatasan untuk perluasanpasarprodukUMKM. Program penguatan dan penambahan marketing points di wilayah per- batasan. Oktober2007dan berlanjut. 1.Jumlah ”market points” bertambah,sehinggada- pat meningkatkan pro- mosi produk UMKM di wilayahperbatasan. 2.Tersedianya pedoman yang jelas tentang pe- ngelolaanmarketpoints. 3.Mekanismepembinaan danpengawasanmarket points berjalanefektif. MenteriPerdagangan. 2. Peningkatan efektifitas pengembangan cluster, sentra Industri Kecil Menengah (IKM) me- lalui pendekatan One Village One Product (OVOP). Menyiapkan Peraturan Menteri Peindustrian tentang Peningkatan Efektifitas Pengembangan Cluster dan sentra IKM melalui pendekatan OVOP. PeraturanMenteri Perindustrian. September2007. 1.Jumlah cluster dan sentraindustrikecilyang dikembangkan dengan pendekatan OVOP me- ningkat. 2.Koordinasi pembinaan cluster dan sentra indus- trikecilberjalanefektif. 3.Mekanisme penyediaan fasilitas dan pembiayaan pendampingan cluster dan sentra industri kecil berjalanefektif. MenteriPerindustrian berkoordinasidengan menteriterkait. 3. Pengembangan ...
  • 59. - 55 - KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN TARGET PENYELESAIAN SASARAN PENANGGUNG JAWAB 3. Pengembangan akses pasar produk UMKM melalui hotel. Meningkatkan peran hotel sebagai tempat promosi dan outlet bagi produk UMKM. MOU Menteri Kebu- dayaan dan Pariwisata de- ngan Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI). September 2007. 1.Jumlah hotel berbin- tang yang menyedia- kan produk UMKM di minishop dan minibar hotel meningkat. 2.Mekanisme pemberian insentif dan reward kepada hotel yang menampung produk UMKM berjalan efek- tif. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata. B. Mendorong berkem- bangnya pasar tradisio- nal dan tata hubungan dagang antar pelaku pasar yang berbasis kemitraan. Pemberdayaan pasar tra- disional dan peningkatan peran peritel modern da- lam membuka akses pa- sar bagi produk UMKM . a. Menata dan membina pasar tradisional. b. Menata dan membina pusat perbelanjaan dan toko modern. c. Menata dan membina hu- bungan antar pelaku pasar me- lalui pengaturan persyaratan perdagangan (trading terms). Peraturan Presiden me- ngenai pemberdayaan pa- sar tradisional dan pe- nataan pusat perbelan- jaan dan toko modern . Oktober 2007. 1.Pasar tradisional di- kelola dengan lebih baik, nyaman dan modern. 2.Tata hubungan dagang antara peritel dan pemasok UMKM ber- langsung berdasarkan azas kemitraan. 3.Terjadi sinergitas antar pelaku pasar yang mendorong pening- katan peluang pasar produk UMKM. Menteri Perdagangan. 4. Terciptanya...
  • 60. - 56 - KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN TARGET PENYELESAIAN SASARAN PENANGGUNG JAWAB 4.Terciptanya penata- an zonasi toko modern dan pasar tradisional yang menjamin berlang- sungnya kegiatan usaha masing- masing. C. Mengembangkan sistem informasi angkutan kapal untuk UMKM. Fasilitasi informasi ten- tang angkutan kapal untuk UMKM. Penyediaan informasi tentang angkutan kapal untuk UMKM melalui e-UMKM. Pilot Project angkutan kapal untuk UMKM melalui e-UMKM. Oktober 2007. 1.UMKM lebih mudah mendapatkan infor- masi angkutan kapal laut, sehingga dapat menangkap peluang usaha di bidang yang terkait. 2.Kejelasan pedoman operasional penge- lolaan sistem infor- masi angkutan kapal laut bagi UMKM. Menteri Perhubungan. D. Mengembangkan ...
  • 61. - 57 - KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN TARGET PENYELESAIAN SASARAN PENANGGUNG JAWAB D. Mengembangkan sinergitas pasar. Pengembangan pasar yang terintegrasi anta- ra pasar penunjang, pasar induk dan pasar tradisional. Program pengembangan pilot project pembangunan sarana pasar penunjang di sentra produksi. Pembangunan fisik pasar dan pengem- bangan skema pilot project pasar sinergi. Oktober 2007. Menteri Perdagangan. 1.Jumlah pasar sinergi meningkat, sehingga terbuka peluang ba- gi UMKM untuk memanfaatkan ke- beradaan pasar ter- sebut. 2.Beberapa pasar di- tetapkan sebagai pilot project pasar sinergi . 3.Tersedianya pedo- man yang jelas bagi pengelolaan pasar sinergi. 4.Mekanisme penye- diaan fasilitas, du- kungan dan pembi- naan pasar sinergi berjalan efektif. IV. REFORMASI ...
  • 62. - 58 - KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN TARGET PENYELESAIAN SASARAN PENANGGUNG JAWAB IV. REFORMASI REGULASI A. Menyediakan insentif perpajakan untuk UMKM. Reformasi Pajak untuk UMKM. Penyediaan insentif perpajakan untuk UMKM. Peraturan Pemerintah sebagai pelaksanaan UU Pajak Penghasil- an. Segera setelah pengesahan RUU Pajak Penghasil- an. 1.Tersedianya ke- jelasan mengenai jenis insentif per- pajakan yang dapat diberikan kepada UMKM. 2.Tersedianya aturan yang jelas me- ngenai tata cara, prosedur dan per- syaratan pemberian insentif perpajakan yang mudah di- pahami oleh UMKM. Menteri Keuangan. B. Menyusun ...
  • 63. - 59 - KEBIJAKAN PROGRAM TINDAKAN KELUARAN TARGET PENYELESAIAN SASARAN PENANGGUNG JAWAB B. Menyusun kebijakan di bidang UMKM. Menata kembali ke- bijakan di bidang UMKM, termasuk meredefinisi Usaha Mikro, Kecil dan Me- nengah. Menuntaskan penyiapan naskah RUU tentang UMKM. Penyampaian RUU ke DPR. Desember 2007. Tersedianya kebijakan di bidang UMKM, ter- masuk definisi Usaha Mikro, Kecil dan Me- nengah yang jelas. Menteri Negara Koperasi dan UKM. Catatan: *) Kewenangan Bank Indonesia. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, ttd. Salinan sesuai dengan aslinya Deputi Sekretaris Kabinet DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO Bidang Hukum, ttd. Lambock V. Nahattands