Dialog antara Ibrahim bin Adham dengan seorang laki-laki yang ingin berhenti bermaksiat. Ibrahim memberikan lima kondisi jika ingin terus bermaksiat tanpa akibat, tetapi laki-laki menyadari bahwa sebenarnya tidak mungkin terus bermaksiat tanpa konsekuensi. Laki-laki akhirnya memutuskan untuk bertobat dan memohon ampun kepada Allah.
10. له فقال أدهم بن إبراهيم إلى جاء رجال أن وروي
فاعرض نفسي على مسرف إني إسحاق أبا يا
لقلبي ومستنقذا زاجرا لها يكون ما علي
Diriwayatkan bahwa ada seorang laki-
laki yang mendatangi Ibrahim bin
Adham seraya berkata: “Wahai Abu
Ishaq, aku ini adalah seorang manusia
yang memperturutkan hawa nafsu (ahli
maksiat), maka tunjukkanlah padaku
apa yang bisa membuatku jera dan apa
yang bisa menyelamatkan hatiku ini.”
11. وقدرت خصال خمس قبلت إن قال
لذة توبقك ولم معصية تضرك لم عليها
Ibrahim berkata: “Kalau kamu
mau dan sanggup menerima lima
perkara ini, maka kamu tidak
apa-apa bermaksiat, dan
kenikmatan (saat bermaksiat)
yang akan kau peroleh tidak akan
mencelakakanmu.”
13. تعصي أن أردت فإذا األولى أما قال
رزقه تأكل فال جل و عز هللا
Ibrahim: “Yang pertama,
jika kamu mau berbuat
maksiat kepada Allah swt,
maka jangan kamu makan
dari rizki-Nya.”
14. ما وكل آكل أين فمن قال
رزقه من األرض في
Laki-laki:
“Lantas aku makan
dari mana?
Bukankah setiap apa
yang ada di bumi ini
adalah rizki-Nya...”
15. تأكل أن أفيحسن هذا يا له قال
وتعصيه رزقه
Ibrahim: “Wahai pemuda,
apakah pantas bagimu
makan dengan rizki-Nya
sedang kamu bermaksiat
kepada-Nya?”
17. تسكن فال تعصيه أن أردت وإذا قال
بالده من شيئا
Ibrahim: “Jika kamu hendak
bermaksiat kepada-Nya,
maka jangan sedikitpun
tinggal di bumi-Nya”
18. هذا يا األولى من أعظم هذه الرجل قال
بينهما وما والمغرب المشرق كان إذا
أسكن فأين له
Laki-laki:
“Ini lebih berat dari yang
pertama. Wahai syaikh, jika
timur dan barat serta apa
saja yang ada di antara
keduanya adalah milik-Nya,
lantas aku bisa tinggal
dimana?”
19. تأكل أن أفيحسن هذا يا قال
وتعصيه بالده وتسكن رزقه
Ibrahim: “Wahai
pemuda, apakah pantas
jika kamu masih makan
dari rizki-Nya dan tinggal
di bumi-Nya, sedang
kamu bermaksiat
kepada-Nya?”
21. رزقه تحت وأنت تعصيه أن أردت إذا قال
فيه يراك ال موضعا فانظر بالده وفي
فيه فاعصه له مبارزا
Ibrahim: “Jika kamu hendak
bermaksiat kepada-Nya
sementara kamu masih makan
dari rizki-Nya dan tinggal di
bumi-Nya, maka carilah suatu
tempat yang Dia tidak bisa
melihatmu saat kamu berbuat
maksiat secara terang-terangan
di tempat itu, maka
bermaksiatlah kamu di situ”
22. وهو هذا كيف إبراهيم يا قال
السرائر في ما على مطلع
Laki-laki:
“Wahai Ibrahim,
bagaimana mungkin?
Sedangkan Dia maha
mengetahui atas setiap
apa yang tersembunyi.”
23. رزقه تأكل أن أفيحسن هذا يا قال
ويرى يراك وهو وتعصيه بالده وتسكن
به تجاهره ما
Ibrahim: “Wahai pemuda,
apakah pantas jika kamu
makan dari rizki-Nya, tinggal di
bumi-Nya, dan Dia senantiasa
melihatmu, sadang kamu
melakukan kemaksiatan secara
terang-terangan?”
25. روحك ليقبض الموت ملك جاءك إذا قال
نصوحا توبة أتوب حتى أخرني له فقل
صاحال عمال هلل وأعمل
Ibrahim: “Jika datang malaikat
maut mencabut nyawamu,
katakanlah padanya:
Tangguhkan untukku sampai
aku bertaubat dengan sebenar-
benar taubat, dan beramal
shalih”
26. مني يقبل ال قال
Laki-laki:
“Mana mungkin dia
mau memenuhi
permintaanku”
27. عنك تدفع أن تقدر لم إذا فأنت هذا يا قال
له يكن لم جاء إذا أنه وتعلم لتتوب الموت
الخالص وجه ترجو فكيف تأخير
Ibrahim: “Wahai pemuda, jika
kamu tidak mampu menolak
kematian untuk bisa bertaubat
dan kamu sudah tahu jika maut
datang menjemput dia tidak
mungkin bisa ditunda, lantas
bagaimana bisa kamu mengharap
kesempatan bisa menyudahi
kemaksiatan sebelum kematian
(jika tidak segera bertaubat).”
29. القيامة يوم الزبانية جاءتك إذا قال
معهم تذهب فال النار إلى ليأخذونك
Ibrahim: “Apabila datang
kepadamu Zabaniyah
(malaikat penyiksa di
Neraka) pada hari Kiamat
kelak, untuk menyeretmu
ke Neraka, maka kamu
jangan mau ikut bersama
mereka”
30. مني يقبلون وال يدعونني ال قال
Laki-laki:
“Mereka tentu tidak
mungkin meninggalkanku,
dan tidak akan mau
memenuhi permintaanku”
31. إذا النجاة ترجو فكيف قال
Ibrahim: “Lantas,
bagaimana bisa kamu
mengharapkan
keselamatan (dengan
tetap bermaksiat)?”
32. أنا حسبي حسبي إبراهيم يا له قال
إليه وأتوب هللا أستغفر
Laki-laki:
“Wahai Ibrahim, cukup..
cukup.. Aku memohon
Ampunan kepada Allah dan
bertaubat kepada-Nya”
Editor's Notes
Tercantum dalam kitab berjudul At-Tawwabin (orang-orang yang bertaubat) yang ditulis oleh seorang ulama kenamaan dari madzhab Hambali, yaitu Al-Imam Ibn Qudamah Al-Maqdisi, sebuah kisah yang berisi pertaubatan seorang pemuda dari kehidupan yang bergelimang maksiat dan penghambaan pada dunia dan hawa nafsu yang nista menuju kehidupan yang tunduk patuh sepenuhnya menghamba kepada Allah swt semata.
Sebab fitrahnya manusia itu cenderung pada kebaikan
Untuk memperoleh keberkahan, kuncinya ada dua, yaitu :
Bahkan diajak taubat pun sulit…
Taubat adalah kembali kepada Allah yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Menyerah diri pada-Nya dengan hati penuh penyesalan yang sungguh-sungguh.
Taubat adalah kembali kepada Allah yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Menyerah diri pada-Nya dengan hati penuh penyesalan yang sungguh-sungguh.
Dengan meresapi perihal fitrahnya, manusia akan mudah untuk mengenali Tuhannya sehingga terdorong kuat untuk kembali kepadaNya.
Sungguh kisah yang menggetarkan pikiran dan perasaan orang-orang yang mau berfikir dan merenungi.