SlideShare a Scribd company logo
1 of 48
GUNUNG API DI SUMATERA 
Fitria Rahmadhani 
1204107010016 
Teknik Geofisika
 Gunung Api adalah istilah yang dapat didefinisikan 
sebagai suatu sistem saluran fluida panas yang 
memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah 
permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, 
termasuk endapan hasil akumulasi material yang 
dikeluarkan pada saat meletus. 
 Apabila gunung berapi meletus, magma yang 
terkandung di dalam kamar magmar di bawah gunung 
berapi meletus keluar sebagai lahar atau lava.
Gunung api Tipe A (Aktif ) : tercatat pernah 
mengalami erupsi magmatik sekurang-kurangnya satu 
kali sesudah tahun 1600. 
Gunung api Tipe B (Pasif/Tidur) : sesudah tahun 
1600 belum tercatat lagi mengadakan erupsi 
magmatik namun masih memperlihatkan gejala 
kegiatan vulkanik seperti kegiatan solfatara. 
Gunung api Tipe C (Tidak Aktif/Mati) : sejarah 
erupsinya tidak diketahui dalam catatan manusia, 
namun masih terdapat tanda-tanda kegiatan masa 
lampau berupa lapangan solfatara/fumarola pada 
tingkah lemah.
http://kasfo.blogspot.com/2011/12/5-guung-berapi-yang-terbesar-dan-aktif.html
 Nama Kawah : A, B, C, D, E 
 Lokasi 
a.Geografi : 4o38’47″ – 4o88’32″ LU dan 96o44’42″ – 
96o55’03″ BT 
b. Administrasi : Kabupaten Aceh Tengah, Aceh 
Ketinggian : 2624 m dml 1375 – 1725 m diatas Lembah 
Tritit ‘Baleq’ 
Kota Terdekat : Takengong 
Tipe Gunungapi : Strato 
Klasifikasi : Tipe A
Berdasarkan data yang ada, G. Bur Ni Telong pernah 
meningkat kegiatannya atau meletus pada : 
 1837 Akhir September terjadi beberapa letusan dan 
gempa bumi yang menyebabkan banyak kerusakan 
(Wichmann, 1904). Neuman van Padang (1951) 
menganggap sebagai letusan normal kawah pusat. 
 1839 Wichmann (1904), letusan terjadi tanggal 12 –13 
Januari dengan abu letusan mencapai P. We
 1856 14 April , letusan dari kawah pusat (Neuman van 
Padang , 1951) material yang dimuntahkannya berupa 
abu dan batu. 
 1919 Neuman van Padang (1951) menulis bahwa di 
bulan Desember terjadi letusan normal dari kawah 
pusat. 
 1924 7 Desember, Nampak 5 buah tiang asap tanpa 
diikuti syatu letusan (Neuman van Padang ,1951)
http://kasfo.blogspot.com/2011/12/5-guung-berapi-yang-terbesar-dan-aktif.html
Nama Kawah : Kawah Heutsz, Tanah Simpago 
Lokasi 
a. Geografi : 5o25,5′ LU dan 95o36′ BT 
b.Administrasi : Kecamatan Seulimeum, Kabupaten 
Aceh Besar, Propinsi Aceh 
Ketinggian : 1726 m dml 
Kota Terdekat : Banda Aceh, Sigli 
TipeGunungapi : Strato 
Klasifikasi : Tipe A
Selama abad ke 19 dan 20, G. Seulawah Agam tidak 
menunjukan kegiatan letusan yang berarti, beberapa 
kegiatan vulkanik yang tercatat adalah sbb : 
 1600 Pada tahun ini mungkin terjadi letusan parasit 
(Sapper, 1927) 
 1839 Tanggal 12 dan 13 Januari terjadi letusan freatik 
di Kawah Heutsz (Volz,1912) 
 1975 Tanggal 16 dan 21 Agustus terdengar suara 
gemuruh dan asap keluar Dari G. Seulawah 
Agam.
http://kasfo.blogspot.com/2011/12/5-guung-berapi-yang-terbesar-dan-aktif.html
Gunung Puet Sague adalah sebuah gunung 
berapi yang terletak di wilayah Kecamatan 
Meureudu, Kabupaten Sigli wilayah Pidie 
Propinsi Aceh. Gunung ini menjulang tinggi 
majemuk dengan empat buah puncak. Gunung 
ini memiliki ketinggian 2780 mdpl dengan 
posisi geografis berada pada 4°55,5 LU dan 
96°20 BT. Dengan klasifikasi tipe A.
 1919 25 September, tampak asap putih mengepul dari 
salah satu puncak sebelah barat G. Peut Sague. 
 1920 Maret, dari kejauhan tampak tiang asap 
membumbung tinggi disertai sinar api, berasal dari kawah 
bagian barat dan timur. 
 Mei, Patroli tentara Belanda melihat gumpalan asap yang 
disertai suara gemuruh dan semburan bara api. 
 Desember, Dari kejauhan tampak pada bagian kawah 
sebelah barat dan baratlaut adanya guguran lava disertai 
hembusan asap, kadangkala terdengar suara ledakan.
 1979 10 Pebruari, Pemerintah Daerah Tk II melaporkan 
bahwa G. Peut Sague mengeluarkan api dan suara 
gemuruh (Kompas Minggu, Maret 1979). 
 1998 Awal tahun, laporan dari pilot pesawat Garuda yang 
melalui jalur Banda Aceh – Medan menyatakan bahwa 
telah terjadi letusan di G. Peut Sague dengan ketinggian 
asap mencapai ± 3 km, dengan warna asap hitam keabuan.
http://kasfo.blogspot.com/2011/12/5-guung-berapi-yang-terbesar-dan-aktif. 
html
Gunung Leuser dengan ketinggian 3.404 m adalah 
gunung tertinggi di Aceh, Indonesia. Gunung Leuser 
terletak di sebelah tenggara Aceh, dekat perbatasan 
dengan Sumatera Utara. Gunung Leuser terletak di 
dalam Taman Nasional Gunung Leuser yang 
mengambil nama gunung ini sebagai namanya. 
Sedangkan Taman Nasional Gunung Leuser dan area 
disekitarnya dikenal dengan nama Kawasan Ekosistem 
Leuser yang menjadi Situs Warisan Dunia 
UNESCO. Gunung Leuser termasuk ke dalam 
klasifikasi tipe C.
Foto: Gun 
http://kasfo.blogspot.com/2011/12/5-guung-berapi-yang-terbesar-dan-aktif.html
 Gunung berapi Jaboi adalah gunung berapi yang terdapat di pulau 
Weh, Pulau ini adalah pulau yang terbentang sepanjang 15 kilometer 
(10 mil) yang terletak ujung paling utara dari Sumatra dan merupakan 
pulau terbarat Indonesia. Pulau kecil ini memiliki banyak 
pegunungan. Puncak tertinggi pulau ini adalah sebuah gunung 
berapi femoralis yaitu gunung jaboi tersebut dengan tinggi 617 meter 
(2024 kaki). 
 Dalam sejarah geologi Aceh, pulau Weh, dulunya tersambung dengan 
daratan Aceh, kemudian terpisah karena adanya letusan gunung berapi 
pada zaman pleistosen. Gunung Jaboi dinyatakan aktif tetapi tidak 
dalam status waspada atau berbahaya, jadi gunung api dinyatakan 
dalam klasifikasi tipe C. Di kawasan gunung api Jaboi ini juga terdapat 
sumber air panas dan belerang yang menjadi ciri khas dari gunung api 
aktif. Selain di daratan Pulau Weh, rangkaian gunung api Jaboi juga 
bisa dilihat di dalam laut disekitar perairan Sabang.
http://bloqwist.blogspot.com
Gunung Geureudong adalah gunung berapi 
berjenis Stratovolcano di bagian utara Sumatera, Indonesia 
tepatnya di Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Nanggroe 
Aceh Darussalam. Gunung Geureudong atau sering 
disebut Burni Geureudong letaknya berdekatan dengan 
gunung api lainya yaitu gunung berapi burni Telong yang 
ada dibagian selatan gunung ini. Kedua gunung ini bisa 
dikatakan merupakan satu kompleks. Gunung Gereudong 
sudah pernah meletus dan kini dalam kondisi pasif (Tipe 
B). Dua Kerucut vulkanik yang ada di gunung Geureudong 
merupakan bukit sedimen yang telah terbentuk sejak 
lama. Gunung Geureudong telah mengalami longsor sejak 
masa Pleistosen, tapi memiliki Fumarol dan Mata air 
panas di bagian lereng gunung ini.
Sumber : www.yukpegi.com
 Nama Kawah : I, II, III, IV, V, VI, VII 
 Lokasi 
 a. Geografi : 04°02" LS, dan 103°008" BT 
 b. Administrasi : Kecamatan Pagaralam, Jerai, Muaropinang 
dan Tanjungsakti, Kabupaten Lahat, 
Propinsi Sumatera Selatan 
 Ketinggian : 3.04 m dpl, G. Merapi 3.137 m dpl 
 Kota Terdeka : Pagaralam 
 Tipe Gunungapi : Strato 
 Klasifikasi : Tipe A
Letusan G.Dempo yang tercatat dalam sejarah menurut 
Neumann Van Padang (1951) dan Stehn (1934 dan 1940) 
 1818 Tidak ada keterangan tanggal terjadinya. Mengakibatkan 
sebagian hutan rusak, puncaknya menjadi gundul dan kering, 
pohon-pohon kayu sebagian terbakar dan roboh. 
 1839 Tidak ada keterangan tanggal terjadinya. Dari kawah 
tampak nyala sinar api. Kegiatan ini disertai suara 
gemuruh. Cabang kayu besar dibagian puncak patah-patah dan 
terbakar. 
 1853 Letusan terjadi pada 1 Januari. Keterangan lebih lanjut tidak 
diketahui. 
 1879 Pada 18 Mei di daerah Pasumah terdengar suara letusan 
selama lk 10 detik. Kemudian seketika terlihat sebuah tiang asap 
berwarna hitam.
 1880 Kejadian terjadi dalam Mei. 
 1881 Pada 16 Pebruari telah terjadi getaran tanah yang 
ringan, terdengar suara gemuruh. Dalam Desember 
tampak tiang asap membumbung dari kawah. 
 1884 Dentuman seperti suara tembakan meriam terdengar 
dalam Juni dari arah G. Dempo. Dalam bulan Juli berulang-ulang 
awan asap membumbung dari kawah. 
 1895 Pada 2 Juli mengepul sebuah tiang asap, sedikit hujan 
abu jatuh di sekitarnya. Pada 30 September terjadi dua kali 
letusan abu dan Lumpur, dentuman terdengar satu kali. 
 1900 Pada 4 Juni terdengar dentuman seperti tembakan 
meriam dari arah G.dempo, kemudian membumbung 
tiang asap tinggi. Kegiatan ini terjadi lagi pada 26 dan 27 
Oktober.
 1905 Tidak ada keterangan waktu terjadi letusan. Tiap 20 menit 
terjadi bualan air danau kawah, semburan air berbentuk kerucut 
mencapai ketinggian lk 12 m. 
 1908 Pada 16 dan 17 Pebruari terjadi letusan air abu dan lumpur. 
Air sungai Betung tidak lama sesudahnya menjadi sepet. 
 1921 Dalam April, Japing mengunjungi kawah Dempo. 
Permukaan air danau naik berangsur-angsur seluruhnya ke 
atas. Kemudian timbul sebuah gumpalanuap tinggi menembus 
air. Setelah itu permukaan air danau turun kembali sampai 
permukaan asalnya. Menurut Stehn (1934, p.23), hal ini sama 
dengan kegiatan gunungapi bawah laut G.Krakatau dalam 1927- 
1930. Karena tembakan langsung dari tiang uap, sejumlah air 
naik tinggi. 
 1922 Pada 19 dan 20 Mei letusan kecil terjadi lk ½ - 1 menit 
lamanya. Awan uap besar membual.
 1926 Pada 22 April G. Dempo, memperlihatkan kegiatannya. 
Pada 23 April terdengar suara gaduh (suara air jatuh). Dalam 
letusan ini mungkin sebagaian air danau kawah 
terlemparkan. Pada 24 April Pasirah Bumiagung mengunjungi 
kawah G.Dempo, dilihatnya bahwa dari dalam kawah membual 
uap dan tiap lima menit terdengar suara gaduh air mendidih, 
banyak batu dilemparkan. 
 1934 Pada 24 Januari siang hari di Perkebunan the Gunung 
Dempo terjadi hujan abu, menyebabkan daun enteh. Tampak 
seperti kena tetesan air kapur kemudian mengering. Pada 20 dan 
21 Pebruari terjadi lagi hujan abu. Hujan abu yang terjadi 
dimalam hari 24-25 April menyebabkan kerusakan pada daun 
teh 
 1936 Dimalam hari 26-27 Nopember terjadi hujan abu 
berlumpur di kebun the sebelah barat laut. Hujan belerang 
selama lebih dari ½ jam dan didahului suara gemuruh 3 kali.
 1939 Letusan abu terjadi malam hari 18-19 Juli. Abu jatuh 
disebelah utara perkebunan the G.Dempo. Tebal lapisan abu ½ - 
2 mm, daun teh bertotol-totol karenanya. Di siang harinya 
nampak beberapa kali awan asap keluar dari kawah. Pada 21 Juli 
diperkebunan terjadi hujan lumpur tipis.Pada 25 Juli letusannya 
agak kuat yaitu dari pukul 08.25 sampai pukul 08.40, sebuah 
gumpalan hitam terlihat kemudian jatuh, hujan Lumpur 
mencapai kebun teh. Pada 27 Juli Krol mengunjungi kawahnya, 
dilihatnya bekas lemparan air danau kawah lewat pinggir 
sebelah baratdaya, barat dan utara. Lumpur berwarna putih 
melintas batu lava hitam di lereng luar kawah. Jadi air danau 
dilemparkan dan masuk kedalam jurang A. Bayau Kegiatan 
terakhir tahun ini terjadi pada 19 Desember lk pukul 10, 
menimbulkan hujan abu tipis di Perkebunan Teh G.Dempo 
sebelah utara.
 1940 Pada 30 Januari pukul 09.30 terdengar suara terus menerus dari G.Dempo dan kelihatan cahaya 
kilat diatasnya. Pukul 10.15 turun hujan abu. Banjir Lumpur terjadi didalam jalur antara A. 
Lintangkanan dan Lintangkiri. Marga Babatan, Muaradanau, dan Muarapinang yang dilalui A Bayau 
sampai beberapa ratus meter kiri-kanannya ditutupi Lumpur mengandung belerang, juga batu dan 
pohon kayu yang dihanyutkan dari atas. Dibeberapa tempat, Lumpur yang tebalnya 50 cm, 
menimbun sawah, ladang dan kebun kopi. 7 Pebruari petang hari terdengar gemuruh dua kali. 8 
Pebruari pukul 07.30 tampak lagi gumpalan asap membumbung. Dimalam harinya turun hujan abu, 
juga terasa gempa ringan. 12 Pebruari sering terjadi gumpalan asap, tekanannya lemah. 4 Pebruari 
Stehn, melakukan pemeriksaan puncak. Makin tinggi mendaki, lapisan abu makin tebal, juga 
tumbuhan yang rusak makin banyak, cabang pohon kayu banyak yang patah. Kulit kayu dari jenis 
‘Viccinium”terkelupas. Kayu yang terbakar sampai jadi arang tidak terdapat. Lapisan lumpur pada 
umumnya tebalnya 15-25 cm. Didalam kubang lapisan Lumpur lebih tebal lagi. Pad pukul 09.50 di 
danau kawah terjadi letusan lumpur, mencapai ketinggian lk 60 m. Setelah itu keluar awan uap tebal 
yang perlahan-lahan membumbung tinggi. Letusan tersebut terjadi berulang-ulang dari pukul 09.50 
sampai pukul 12.28. Sebelum terlihat letusan, terlebih dahulu terdengar suara gaduh. Gelombang 
letusan terjadi di danau dan memukul tepinya, lamanya beberapa ,menit, kemudian permukaan 
danau tenang kembali. Batu yang terlempar tidak terlihat. Selanjutnya menurut Stehn (1940,p13), 
letusan ini sama halnya dengan letusan kecil Anak Karkatau atau sama dengan letusan Kawah Ijen 
dalam Nopember 1936. Pada beberapa hari berikutnya dari tempat sekitar Dempo sering tampak 
awan letusan lagi. Jatuhnya abu atau Lumpur tampak sebagi tabir kelabu. Kegiatan berakhir pada 21 
Pebruari. 
 1974 Hujan belereng dari Kawah G.Dempo, Harian Gala 1974, p.2 (Bandung).
 Lokasi 
 a. Geografi : 1°41,5'LS -101°16' BT 
 b. Administrasi : Kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi, 
dan Kabupaten Solok, 
Propinsi Sumbar. 
 Ketinggian : 3805 m dpl 
 Kota Terdekat : Sungai Penuh, dan Solok 
 Tipe Gunungapi :Strato 
 Klasifikasi : Tipe A
 1838 terjadi letusan di kawah pusat 
 1842 terjadi letusan di kawah pusat 
 1874 terjadi letusan di kawah pusat 
 1878 tanggal 11 Desember terjadi letusan preatik di kawah pusat 
 1887 mungkin terjadi letusan preatik di kawah pusat 
 1908 mungkin terjadi letusan preatik di kawah pusat 
 1921 bulan Mei dan Juni terjadi letusan di kawah pusat 
 1936 tanggal April, 30 Agustus terjadi letusan di kawah pusat 
 1937 tanggal 8 September terjadi letusan di kawah pusat 
 1938 antara 19 Januari dan 18 Maret terjadi letusan preatik di 
kawah pusat dan terbentuk kerucut kecil di dasar kawah
Menurut Adnawidjaja ( Kusumadinata, 1979, hal . 68 ) 
sebagai berikut di bawah ini : 
 1952 bulan Januari dan Juni terjadi letusan abu di kawah 
pusat 
 1960 bulan Juli terjadi letusan abu di kawah pusat 
 1963 bulan Juli terjadi letusan abu di kawah pusat 
 1964 bulan Juli terjadi letusan abu di kawah pusat 
 1967 terjadi letusan abu di kawah pusat 
 1970 mungkin terjadi letusan abu di kawah pusat 
 Sampai sekarang terkadang ada letusan abu tipis di sekitar 
puncak, seperti terjadi tahun 1999 (juni-juli) dan 2002 
(Agustus).
 Nama Kawah : Kaldera Bancah (A), Kapundan Tuo 
(B), Kabun Bungo (C), Kapundan Bongso (D), Kawah 
Verbeek atau Kapundan Tenga (D4). 
 Nama Lapangan Solfatara : Sibangor Julu 
 Lokasi 
 a. Geografi : 0o 22’ 47,72” LS, 100o 28’ 16,71” BT 
 b. Administrasi : Sumatera Barat, Kabupaten Agam dan 
Kabupaten Batusangkar 
 Ketinggian : 2891,3 m dml 
 Tipe Gunungapi : Strato 
 Klasifikasi : Tipe A
 1807 Sampai 1822 dinyatakan adanya suatu letusan seperti 
dalam 1822. 
 1822 Terjadi kepulan asap hitam kelabu, disusul leleran lava 
disertai sinar api merah tua dalam waktu seperempat jam. 
Setelah itu terjadi asap dan awan debu selama setengah 
hari juga teramatai sinar api terus-menerus sampai 
keesokan harinya. Kerusakan yang diakibatkannya kecil 
(du Puy, 1845, p.12; Junghuhn, p.139-1240) 
 1833-1834 Beberapa letusan kecil telah terjadi. Tiang asap 
dan abu hitam tampak. Pada waktu malam terlihat bara api 
dari kawah. 
 1845 Terdengar suara bergemuruh di dalam bumi; terlihat 
api besar.
 1854 Sejak 29 Agustus terjadi letusan abu selama beberapa hari. 
 1855 Pada 2 Oktober bekerja giat; terasa gempa dan adanya tiang 
asap disertai suara gemuruh terus-menerus. Pada sore harinya 
terlihat bara api, abu dan banyak batu terlempar. 
 1856 Dalam bulan Januari kadang-kadang terlihat pancaran api . 
 1861 Dalam April diberitakan Marapi bertambah kegiatannya. 
 1863 Pada 23 Mei senja hari terjadi letusan. Kepulan asap jelas 
terlihat. 
 1871 Pada 24 April terjadi hujan abu agak tebal sampai ke 
Bukittinggi. 
 1876 Pada 4 April suatu awan asap besar terlihat. Dalam bulan 
Agustus bongkah lava sebesar 10-12 m3 dilemparkan sejauh 280 
m. Dalam Agustus sampai Desember teramati letusan lava, abu 
dan bom.
 1877 Sampai pertengahan tahun ini kegiatannya 
bertambah. 
 1878 Dalam Desember terdengar suara gemuruh selama 10 
menit. 
 1883 Pada 5 Juni dan 27 Agustus terjadi letusan abu. Dalam 
Desember terjadi erupsi kecil. 
 1885 Pada 12 Nopember terlihat tiang asap. 
 1886 Pada 31 Maret terdengar suara gemuruh lima 
kali. Pada 1-2 April terjadi letusan abu, pada 18 April 
letusan abu dan pasir. Pada 27 April letusan abu dan terjadi 
hujan abu sampai Sumpur dan Simawang. Pada 29 April 
terjadi letusan kecil dua kali. Pada 1-3 Mei gempa bumi 
dapat dirasakan.
 1888 Pada 19-20 Pebruari terjadi letusan abu dan batu pijar 
sampai tengah malam. Pada 20 Pebruari pukul 04.00 terdengar 2 
kali ledakan, pukul 04.05 terjadi letusan, terdengar suara 
ledakan beberapa kali dan gempabumi, beberapa kali terlihat 
baraapi. Di Tiku hujan abu selama dua jam. Pada 21 Pebruari 
terlihat tiang asap hitam setinggi lk 400 m, selama beberapa 
jam. Suara seperti ledakan meriam kadang-kadang sampai 22 
Pebruari malam. Pada 25 Pebruari kegiatan berkurang. Suara 
gemuruh terdengar sampai 9 Maret. 
 1916 Pada 5 Mei pukul 14.30 – 14.44 dan 7 Mei pukul 13.14 
terdengar suara gemuruh. 
 1917 Pada 16 dan 18 Juni menurut Justesen terjadi ledakan kecil 
dan turun hujan abu. Pada 16 September terjadi letusan besar 
dan turun hujan abu sampai Bukittinggi.
 1918 Pada 8 Maret terjadi suatu letusan. 10 Maret Justesen melihat 
dasar kawah merah darah dan kepulan asap biru disertai bualan batu 
kecil sampai beberapa meter. Pada pertengahan Agustus terjadi suatu 
ledakan disertai pancaran api. 
 1919 Pada 28 Pebruari atau 1 Maret terjadi ledakan dan awan abu. Juga 
adanya bongkah lava terlempar ke arah baratdaya. 
 1925 Pada 12-13 April Ziegler melihat suatu sumbat lava hitam pada 
dasar kawah. 
 1927 Pada 5 Pebruari pukul 01.30 terdengar suara letusan pukul 7.20 
letusan dengan asap berbentuk kembang kol. Abu sampai di Padang 
Panjang. Pada 6 dan 7 Pebruari terjadi letusan kecil di Kepundan 
Bungo. Pada 7 Pebruari hujan abu sampai di Padang Panjang. Pada 11 
Pebruari pukul 22.00 turun hujan abu di padang Panjang. Pada 11 
Pebruari pukul 22.00 turun hujan abu di Padang panjang. 
Pada 28 April pukul 17.10 letusan abu, asap sampai setinggi lk. 2000 m. 
Dari akhir Mei sampai akhir Juni dicatat beberapa letusan kecil. Pada 3 
Agustus terlihat tiang asap setinggi lk. 3 km.
 1929 Pada 22 Juni terjadi letusan abu dan lava pijar terlempar. 
 1930 Pada 9 April terlihat lava pada rekahan di dasar kawah. Dalam Mei 
letusan. Pada 19 Juni erupsi juga menurut Neumann van Padang. Pada 2 
September terjadi suatu letusan abu dan pasir disusul letusan kedua pukul 
11.30. 
 1932 Menurut Neumann van Padang berdasarkan sebuah potret terjadi 
letusan. 
 1949 Pada 29 April letusan abu diawali dengan suara gempa bumi, setelah 
goncangan tersebut muncul awan berbentuk kol kembang. Kepulan asap 
terlihat sampai malam. Letusan tersebut berlangsung beberapa hari. Dalam 
Oktober kegiatan sama seperti dalam April, terjadi pada kira-kira pertengahan 
bulan danberlangsung selama satu minggu. 
 1951 Pada 22 Maret letusan abu dari Kepundan Bungsu. 
 1952 Pada 29 Mei suatu bualan asap berbentuk kol kembang setinggi 2000 
sampai 3000 m sampai malam hari masih terlihat. Keesokan harinya hujan 
abu jatuh di Padang Pajang. Pada 31 Mei-4 Juni terlihat asap tebal bergerak ke 
arah tenggara. Pada 6 Juni letusan abu berbentuk kol kembang, pukul 09.45 
setinggi 2 m. Pukul 09.52 disusul letusan pada 10.10 pagi itu juga. Hujan abu 
yang diakibatkannya berwarna abu-abu tua. Pada 7-14 Juni letusan abu yang 
lemah dapat diamati tiap hari. Kadang-kadang terlihat 3 tiang asap dari tiga 
tempat yang berlainan yang dapat dibedakan. Kegiatan berlangsung terus dan 
berganti-ganti.
 1955 Kenaikan kegiatan 
 1956 Kenaikan kegiatan 
 1957 Kenaikan kegiatan 
 1958 Kenaikan kegiatan 
 1967 Kenaikan kegiatan 
 1970 Peningkatan Kegiatan 
 1971 Letusan abu di Kepundan B dan C 
 1972 Peningkatan kegiatan solfatara di Kawah B dan C dan 
Bungsu. 
 1973 Pada 24 Juli, letusan gas asap dalam Kawah Verbeek 
berwarna kehitam-hitaman setinggi 100 m.
 Nama Kawah : Kawah Sibayak I dan Sibayak II 
 Lokasi : 
 Koordinat/ Geografi : 97°30'BT dan 4°15'LS . 
 Secara administratif G. Sibayak termasuk dalam 
wilayah Kab. Karo dan Kaban Jahe, Prop. Sumatera 
Utara. 
 Ketinggian : Puncak lk 2.094 m dpl 
 Nama kota Brastadi yang berada lk 1500 m diatas 
permukaan laut. 
 Tipe Gunungapi : Strato (berlapis). 
 Klasifikasi : Tipe C
 Nama Kawah : Kawah I - IV. Kawah Batu Sigala (III) 
 Lokasi 
 a. Administrasi : 3°10’LU dan 982°3.5' BT 
 b. Posisi Geografi : Termasuk wilayah Kab. Karo 
(Kabanjahe), Prop. Sumatera Utara. G. Sinabung terletak 
86 km ke arah selatan dari kota Medan yang merupakan 
ibukota Propinsi dan kota terbesar yang terdekat. 
 Ketinggian : 2460 m dpl 
 Tipe Gunungapi : Strato 
 Klasifikasi : Tipe A
Gunung ini tidak pernah tercatat meletus sejak tahun 1600, tetapi 
mendadak aktif kembali dengan meletus pada tahun 2010. Letusan 
terakhir gunung ini terjadi sejak September 2013 dan berlangsung 
hingga kini. 
Pada 27 Agustus 2010, gunung ini mengeluarkan asap dan abu 
vulkanis. Pada tanggal 29 Agustus 2010 dini hari sekitar pukul 00.15 
WIB (28 Agustus 2010, 17.15 UTC), gunung Sinabung mengeluarkan 
lava. 
Pada tanggal 3 September 2010, terjadi 2 letusan. Letusan pertama 
terjadi sekitar pukul 04.45 WIB sedangkan letusan kedua terjadi 
sekitar pukul 18.00 WIB. Letusan pertama menyemburkan debu 
vuklkanis setinggi 3 kilometer. Letuasn kedua terjadi bersamaan 
dengan gempa bumi vulkanis yang dapat terasa hingga 25 kilometer di 
sekitar gunung ini.[13]
Pada tanggal 7 September 2010, Gunung Sinabung kembali 
metelus. Ini merupakan letusan terbesar sejak gunung ini 
menjadi aktif pada tanggal 29 Agustus 2010. Suara letusan ini 
terdengar sampai jarak 8 kilometer. Debu vulkanis ini tersembur 
hingga 5.000 meter di udara. 
Pada tahun 2013, Gunung Sinabung meletus kembali, sampai 18 
September 2013, telah terjadi 4 kali letusan. Letusan pertama 
terjadi ada tanggal 15 September 2013 dini hari, kemudian terjadi 
kembali pada sore harinya. Pada 17 September 2013, terjadi 2 
letusan pada siang dan sore hari.] Letusan ini melepaskan awan 
panas dan abu vulkanik. Tidak ada tanda-tanda sebelumnya akan 
peningkatan aktivitas sehingga tidak ada peringatan dini 
sebelumnya. Hujan abu mencapai 
kawasan Sibolangit dan Berastagi.
 Nama Kawah : Kawah Sorik Marapi A dan B, 
Danau Merah (C) 
 Nama Lapangan Solfatara : Sibangor Julu 
 Lokasi 
 a. Geografi : 0°41'11.72"LS 99°32'13,09" BT 
 b. Administrasi : Kecamatan Kotan opan dan 
Kecamatan Napal, Kabupaten Tapanuli Selatan, 
Sumatera Utara 
 Ketinggian : 2145 m 
 Tipe Gunungapi : Strato dengan danau kawah 
 Klasifikasi : Tipe A
 1830 Terjadi letusan yang menghasilkan abu, lumpur dan bom gunungapi. 
Endapan abu mencapai jarak sampai 52 km. Diperkirakan sebagai letusan 
preatik dari kawah pusat. 
 1879 Danau Kawah Merah mendidih, terjadi semburan berupa lumpur yang 
membumbung ke atas, diperkirakan sebagai letusan preatik di kawah pusat. 
 1892 21 Mei jam 18:30 terjadi letusan besar, mengakibatkan timbulnya 2 buah 
lubang kawah. Di lereng sebelah timur terjadi longsoran. Akibat hujan, terjadi 
lahar yang menimbulkan korban 180 orang meninggal di Kp. Sibangor, gempa 
17 Mei, menimbulkan longsoran yang berubah menjadi lahar saat hujan, 
kemungkinan merupakan letusan preatik pada lereng. 
 1893 Januari jam 04:00, di daerah sekitar fumarola Sibangor Julu terjadi 
letusan. Batu dan lumpur dilemparkan di sekitar tempat tersebut, sebagai 
letusan preatik pada lereng. 
 1917 20 Mei, jam 04:00 terjadi letusan abu selama 3 jam. Dari Danau Merah 
membumbung asap tebal, sedangkan sebuah dentuman hebat terdengar 
sampai Kotanopan, sebagai letusan preatik pada kawah pusat. 
 1970 Menurut catatan Dinas Vulkanologi, pada tahun ini terjadi letusan abu.
 Nama Kawah : A. B dan K 
 Lokasi 
 a. Geografi : 0°25'57" LS, 100°19'01,69" BT 
 b. Administrasi : Kabupaten Padang Pariaman, 
Kabupaten Agam Propinsi Sumatera Barat 
 Ketinggian : 2438 m dml, 1740 m dari kota 
Padang 
 Kota Terdekat : Padang, 
Bukittinggi, Padang Panjang 
 Tipe Gunungapi : Strato Volcano 
 Klasifikasi : Tipe A
Diketahui telah terjadi dua kali letusan dalam sejarah yaitu letusan 
tahun 1889 dan letusan 1914 
 Letusan 1889 
 Kegiatan dari kawah B ini terjadi pada 19 Pebruari petang hari. Diatas 
puncaknya tampak tiang asap tinggi dan nyala api, terasa getaran 
gempa, juga terdengar suara letusan. Hujan abu jatuh di sekitarnya. 
Keesokannya harinya di malam hari dan seterusnya pada hari dan 
bulan berikutnya kegiatanagak kuat, diselingi beberapa istirahat 
pendek dan panjang. Sampai 17 April1889 G. Tandikat masih 
mengeluarkan tiang asap, kadang-kadang dengan hujan abu. Kegiatan 
tersebut saling bergantian dengan kegiatan G. Marapi yang terletak di 
sebelah timurlautnya. 
 Pada 27 Maret 1889 juga G. Marapi kegiatanya mulai meningkat. Pada 
29 Maret 1889 abu yang jatuh di atas jalan kereta api antara Padang 
Panjang – Bukittinggi ketebalan sampai 1 cm. Kepulan tiang asap 
terlihat lagi pada 3 dan 4 Desember 1889 yang pada pagi hari kelihatan 
jelas dari Bukittinggi.
 Letusan 1914 
 Pada 31 Mei kira-kira pukul 9 malam terjadi letusan. 
Bahan letusan berjatuhan di sekitar puncak. 
Menurut Administratur Veen ( Natuurk. Tijdschr. 
Nederl. Ind. 1915, p. 188 ) terjadi leleran lava yang 
mengalir di bagian puncaknya saja. Menurut 
Kemmmerling ( 1921, p.26 ), yang terjadi bukan leleran 
lava tetapi lemparan bom gunungapi pijar.

More Related Content

What's hot

Pencemaran lingkungan akibat letusan gunung api
Pencemaran lingkungan akibat letusan gunung apiPencemaran lingkungan akibat letusan gunung api
Pencemaran lingkungan akibat letusan gunung apiamythafp
 
10 letusan gunung terdahsyat di dunia
10 letusan gunung terdahsyat di dunia10 letusan gunung terdahsyat di dunia
10 letusan gunung terdahsyat di duniaWawan Mardiansyah
 
Manajemen bencana erupsi merapi
Manajemen bencana erupsi merapiManajemen bencana erupsi merapi
Manajemen bencana erupsi merapiUssy Rahmawati
 
Gunung Berapi (Volcanoes)
Gunung Berapi (Volcanoes)Gunung Berapi (Volcanoes)
Gunung Berapi (Volcanoes)NaNa Andriana
 

What's hot (9)

BAB GUNUNG BERAPI
BAB GUNUNG BERAPIBAB GUNUNG BERAPI
BAB GUNUNG BERAPI
 
Tugas ipa
Tugas ipa Tugas ipa
Tugas ipa
 
Iklim dan ilmu medan
Iklim dan ilmu medanIklim dan ilmu medan
Iklim dan ilmu medan
 
Bentuk2 gunung api
Bentuk2 gunung apiBentuk2 gunung api
Bentuk2 gunung api
 
Pencemaran lingkungan akibat letusan gunung api
Pencemaran lingkungan akibat letusan gunung apiPencemaran lingkungan akibat letusan gunung api
Pencemaran lingkungan akibat letusan gunung api
 
Gunung berapi
Gunung berapiGunung berapi
Gunung berapi
 
10 letusan gunung terdahsyat di dunia
10 letusan gunung terdahsyat di dunia10 letusan gunung terdahsyat di dunia
10 letusan gunung terdahsyat di dunia
 
Manajemen bencana erupsi merapi
Manajemen bencana erupsi merapiManajemen bencana erupsi merapi
Manajemen bencana erupsi merapi
 
Gunung Berapi (Volcanoes)
Gunung Berapi (Volcanoes)Gunung Berapi (Volcanoes)
Gunung Berapi (Volcanoes)
 

Viewers also liked

Media presentation 1
Media presentation 1Media presentation 1
Media presentation 1nabz7861
 
Ficha de preparação para o teste de matemática abril (1)
Ficha de preparação para o teste de matemática abril (1)Ficha de preparação para o teste de matemática abril (1)
Ficha de preparação para o teste de matemática abril (1)SILVESTRE098
 
هيئة ساند الوقفية مشروع تربية الداجاج البياض الوقفي على ارض سورية
هيئة ساند الوقفية مشروع تربية الداجاج البياض الوقفي على ارض سوريةهيئة ساند الوقفية مشروع تربية الداجاج البياض الوقفي على ارض سورية
هيئة ساند الوقفية مشروع تربية الداجاج البياض الوقفي على ارض سوريةsaned charity
 
Okapi Presentation
Okapi PresentationOkapi Presentation
Okapi PresentationOkapiAgency
 
3.4-5 : geometry-virtual-world
3.4-5 : geometry-virtual-world3.4-5 : geometry-virtual-world
3.4-5 : geometry-virtual-worldDegi Kwag
 
Okapi Presentation Deck
Okapi Presentation DeckOkapi Presentation Deck
Okapi Presentation DeckOkapiAgency
 
dell 7 ps with ad vedio
dell 7 ps with ad vediodell 7 ps with ad vedio
dell 7 ps with ad vedioSameer Sameer
 
Gerilla Halkla İlişkiler Kampanyası
Gerilla Halkla İlişkiler KampanyasıGerilla Halkla İlişkiler Kampanyası
Gerilla Halkla İlişkiler KampanyasıSerna Tankut
 
Halkla ilişkiler projesi
Halkla ilişkiler projesiHalkla ilişkiler projesi
Halkla ilişkiler projesiSerna Tankut
 

Viewers also liked (16)

13210440 pss7
13210440   pss713210440   pss7
13210440 pss7
 
Media presentation 1
Media presentation 1Media presentation 1
Media presentation 1
 
Near my home...
Near my home...Near my home...
Near my home...
 
Ficha de preparação para o teste de matemática abril (1)
Ficha de preparação para o teste de matemática abril (1)Ficha de preparação para o teste de matemática abril (1)
Ficha de preparação para o teste de matemática abril (1)
 
هيئة ساند الوقفية مشروع تربية الداجاج البياض الوقفي على ارض سورية
هيئة ساند الوقفية مشروع تربية الداجاج البياض الوقفي على ارض سوريةهيئة ساند الوقفية مشروع تربية الداجاج البياض الوقفي على ارض سورية
هيئة ساند الوقفية مشروع تربية الداجاج البياض الوقفي على ارض سورية
 
Okapi Presentation
Okapi PresentationOkapi Presentation
Okapi Presentation
 
3.4-5 : geometry-virtual-world
3.4-5 : geometry-virtual-world3.4-5 : geometry-virtual-world
3.4-5 : geometry-virtual-world
 
Slice services
Slice servicesSlice services
Slice services
 
Okapi Presentation Deck
Okapi Presentation DeckOkapi Presentation Deck
Okapi Presentation Deck
 
dell 7 ps with ad vedio
dell 7 ps with ad vediodell 7 ps with ad vedio
dell 7 ps with ad vedio
 
Gerilla Halkla İlişkiler Kampanyası
Gerilla Halkla İlişkiler KampanyasıGerilla Halkla İlişkiler Kampanyası
Gerilla Halkla İlişkiler Kampanyası
 
HiDezine
HiDezineHiDezine
HiDezine
 
Baldwin Bicycle
Baldwin BicycleBaldwin Bicycle
Baldwin Bicycle
 
Swot Analizi
Swot AnaliziSwot Analizi
Swot Analizi
 
Pest Analizi
Pest AnaliziPest Analizi
Pest Analizi
 
Halkla ilişkiler projesi
Halkla ilişkiler projesiHalkla ilişkiler projesi
Halkla ilişkiler projesi
 

Similar to OPTIMASI GUNUNG API DI SUMATERA

Similar to OPTIMASI GUNUNG API DI SUMATERA (20)

Gunung meletus
Gunung meletusGunung meletus
Gunung meletus
 
Gunung_Meletus.pptx
Gunung_Meletus.pptxGunung_Meletus.pptx
Gunung_Meletus.pptx
 
Geologi dinamik
Geologi dinamikGeologi dinamik
Geologi dinamik
 
Sejarah letusan dahsyat gunung kelud sejak tahun 1586
Sejarah letusan dahsyat gunung kelud sejak tahun 1586Sejarah letusan dahsyat gunung kelud sejak tahun 1586
Sejarah letusan dahsyat gunung kelud sejak tahun 1586
 
Sejarah letusan dahsyat gunung kelud sejak tahun 1586
Sejarah letusan dahsyat gunung kelud sejak tahun 1586Sejarah letusan dahsyat gunung kelud sejak tahun 1586
Sejarah letusan dahsyat gunung kelud sejak tahun 1586
 
Gunung Meletus elf.pptx
Gunung Meletus elf.pptxGunung Meletus elf.pptx
Gunung Meletus elf.pptx
 
Gunung meletus
Gunung meletusGunung meletus
Gunung meletus
 
Gunung meletus
Gunung meletusGunung meletus
Gunung meletus
 
gunung semeru.pptx
gunung semeru.pptxgunung semeru.pptx
gunung semeru.pptx
 
GUNUNG_TAMBORA_GEOLOGI_REGIONAL_SUPERERU.pdf
GUNUNG_TAMBORA_GEOLOGI_REGIONAL_SUPERERU.pdfGUNUNG_TAMBORA_GEOLOGI_REGIONAL_SUPERERU.pdf
GUNUNG_TAMBORA_GEOLOGI_REGIONAL_SUPERERU.pdf
 
10 letusan gunung terdahsyat
10 letusan gunung terdahsyat10 letusan gunung terdahsyat
10 letusan gunung terdahsyat
 
Geografi regional
Geografi regionalGeografi regional
Geografi regional
 
Bencana alam di asia tenggara
Bencana alam di asia tenggaraBencana alam di asia tenggara
Bencana alam di asia tenggara
 
Gunung aktif region sumatera
Gunung aktif region sumateraGunung aktif region sumatera
Gunung aktif region sumatera
 
Volcanology
VolcanologyVolcanology
Volcanology
 
2 vulkanisme ppt fix
2   vulkanisme ppt fix2   vulkanisme ppt fix
2 vulkanisme ppt fix
 
Vulkanisme
VulkanismeVulkanisme
Vulkanisme
 
Tipe – tipe letusan gunung berapi & peta
Tipe – tipe letusan gunung berapi & peta Tipe – tipe letusan gunung berapi & peta
Tipe – tipe letusan gunung berapi & peta
 
Vulkanisme
VulkanismeVulkanisme
Vulkanisme
 
Teks eksplanasi komplek ( najmi dkk)
Teks eksplanasi komplek ( najmi dkk)Teks eksplanasi komplek ( najmi dkk)
Teks eksplanasi komplek ( najmi dkk)
 

OPTIMASI GUNUNG API DI SUMATERA

  • 1. GUNUNG API DI SUMATERA Fitria Rahmadhani 1204107010016 Teknik Geofisika
  • 2.  Gunung Api adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.  Apabila gunung berapi meletus, magma yang terkandung di dalam kamar magmar di bawah gunung berapi meletus keluar sebagai lahar atau lava.
  • 3. Gunung api Tipe A (Aktif ) : tercatat pernah mengalami erupsi magmatik sekurang-kurangnya satu kali sesudah tahun 1600. Gunung api Tipe B (Pasif/Tidur) : sesudah tahun 1600 belum tercatat lagi mengadakan erupsi magmatik namun masih memperlihatkan gejala kegiatan vulkanik seperti kegiatan solfatara. Gunung api Tipe C (Tidak Aktif/Mati) : sejarah erupsinya tidak diketahui dalam catatan manusia, namun masih terdapat tanda-tanda kegiatan masa lampau berupa lapangan solfatara/fumarola pada tingkah lemah.
  • 5.  Nama Kawah : A, B, C, D, E  Lokasi a.Geografi : 4o38’47″ – 4o88’32″ LU dan 96o44’42″ – 96o55’03″ BT b. Administrasi : Kabupaten Aceh Tengah, Aceh Ketinggian : 2624 m dml 1375 – 1725 m diatas Lembah Tritit ‘Baleq’ Kota Terdekat : Takengong Tipe Gunungapi : Strato Klasifikasi : Tipe A
  • 6. Berdasarkan data yang ada, G. Bur Ni Telong pernah meningkat kegiatannya atau meletus pada :  1837 Akhir September terjadi beberapa letusan dan gempa bumi yang menyebabkan banyak kerusakan (Wichmann, 1904). Neuman van Padang (1951) menganggap sebagai letusan normal kawah pusat.  1839 Wichmann (1904), letusan terjadi tanggal 12 –13 Januari dengan abu letusan mencapai P. We
  • 7.  1856 14 April , letusan dari kawah pusat (Neuman van Padang , 1951) material yang dimuntahkannya berupa abu dan batu.  1919 Neuman van Padang (1951) menulis bahwa di bulan Desember terjadi letusan normal dari kawah pusat.  1924 7 Desember, Nampak 5 buah tiang asap tanpa diikuti syatu letusan (Neuman van Padang ,1951)
  • 9. Nama Kawah : Kawah Heutsz, Tanah Simpago Lokasi a. Geografi : 5o25,5′ LU dan 95o36′ BT b.Administrasi : Kecamatan Seulimeum, Kabupaten Aceh Besar, Propinsi Aceh Ketinggian : 1726 m dml Kota Terdekat : Banda Aceh, Sigli TipeGunungapi : Strato Klasifikasi : Tipe A
  • 10. Selama abad ke 19 dan 20, G. Seulawah Agam tidak menunjukan kegiatan letusan yang berarti, beberapa kegiatan vulkanik yang tercatat adalah sbb :  1600 Pada tahun ini mungkin terjadi letusan parasit (Sapper, 1927)  1839 Tanggal 12 dan 13 Januari terjadi letusan freatik di Kawah Heutsz (Volz,1912)  1975 Tanggal 16 dan 21 Agustus terdengar suara gemuruh dan asap keluar Dari G. Seulawah Agam.
  • 12. Gunung Puet Sague adalah sebuah gunung berapi yang terletak di wilayah Kecamatan Meureudu, Kabupaten Sigli wilayah Pidie Propinsi Aceh. Gunung ini menjulang tinggi majemuk dengan empat buah puncak. Gunung ini memiliki ketinggian 2780 mdpl dengan posisi geografis berada pada 4°55,5 LU dan 96°20 BT. Dengan klasifikasi tipe A.
  • 13.  1919 25 September, tampak asap putih mengepul dari salah satu puncak sebelah barat G. Peut Sague.  1920 Maret, dari kejauhan tampak tiang asap membumbung tinggi disertai sinar api, berasal dari kawah bagian barat dan timur.  Mei, Patroli tentara Belanda melihat gumpalan asap yang disertai suara gemuruh dan semburan bara api.  Desember, Dari kejauhan tampak pada bagian kawah sebelah barat dan baratlaut adanya guguran lava disertai hembusan asap, kadangkala terdengar suara ledakan.
  • 14.  1979 10 Pebruari, Pemerintah Daerah Tk II melaporkan bahwa G. Peut Sague mengeluarkan api dan suara gemuruh (Kompas Minggu, Maret 1979).  1998 Awal tahun, laporan dari pilot pesawat Garuda yang melalui jalur Banda Aceh – Medan menyatakan bahwa telah terjadi letusan di G. Peut Sague dengan ketinggian asap mencapai ± 3 km, dengan warna asap hitam keabuan.
  • 16. Gunung Leuser dengan ketinggian 3.404 m adalah gunung tertinggi di Aceh, Indonesia. Gunung Leuser terletak di sebelah tenggara Aceh, dekat perbatasan dengan Sumatera Utara. Gunung Leuser terletak di dalam Taman Nasional Gunung Leuser yang mengambil nama gunung ini sebagai namanya. Sedangkan Taman Nasional Gunung Leuser dan area disekitarnya dikenal dengan nama Kawasan Ekosistem Leuser yang menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO. Gunung Leuser termasuk ke dalam klasifikasi tipe C.
  • 18.  Gunung berapi Jaboi adalah gunung berapi yang terdapat di pulau Weh, Pulau ini adalah pulau yang terbentang sepanjang 15 kilometer (10 mil) yang terletak ujung paling utara dari Sumatra dan merupakan pulau terbarat Indonesia. Pulau kecil ini memiliki banyak pegunungan. Puncak tertinggi pulau ini adalah sebuah gunung berapi femoralis yaitu gunung jaboi tersebut dengan tinggi 617 meter (2024 kaki).  Dalam sejarah geologi Aceh, pulau Weh, dulunya tersambung dengan daratan Aceh, kemudian terpisah karena adanya letusan gunung berapi pada zaman pleistosen. Gunung Jaboi dinyatakan aktif tetapi tidak dalam status waspada atau berbahaya, jadi gunung api dinyatakan dalam klasifikasi tipe C. Di kawasan gunung api Jaboi ini juga terdapat sumber air panas dan belerang yang menjadi ciri khas dari gunung api aktif. Selain di daratan Pulau Weh, rangkaian gunung api Jaboi juga bisa dilihat di dalam laut disekitar perairan Sabang.
  • 20. Gunung Geureudong adalah gunung berapi berjenis Stratovolcano di bagian utara Sumatera, Indonesia tepatnya di Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Gunung Geureudong atau sering disebut Burni Geureudong letaknya berdekatan dengan gunung api lainya yaitu gunung berapi burni Telong yang ada dibagian selatan gunung ini. Kedua gunung ini bisa dikatakan merupakan satu kompleks. Gunung Gereudong sudah pernah meletus dan kini dalam kondisi pasif (Tipe B). Dua Kerucut vulkanik yang ada di gunung Geureudong merupakan bukit sedimen yang telah terbentuk sejak lama. Gunung Geureudong telah mengalami longsor sejak masa Pleistosen, tapi memiliki Fumarol dan Mata air panas di bagian lereng gunung ini.
  • 22.  Nama Kawah : I, II, III, IV, V, VI, VII  Lokasi  a. Geografi : 04°02" LS, dan 103°008" BT  b. Administrasi : Kecamatan Pagaralam, Jerai, Muaropinang dan Tanjungsakti, Kabupaten Lahat, Propinsi Sumatera Selatan  Ketinggian : 3.04 m dpl, G. Merapi 3.137 m dpl  Kota Terdeka : Pagaralam  Tipe Gunungapi : Strato  Klasifikasi : Tipe A
  • 23. Letusan G.Dempo yang tercatat dalam sejarah menurut Neumann Van Padang (1951) dan Stehn (1934 dan 1940)  1818 Tidak ada keterangan tanggal terjadinya. Mengakibatkan sebagian hutan rusak, puncaknya menjadi gundul dan kering, pohon-pohon kayu sebagian terbakar dan roboh.  1839 Tidak ada keterangan tanggal terjadinya. Dari kawah tampak nyala sinar api. Kegiatan ini disertai suara gemuruh. Cabang kayu besar dibagian puncak patah-patah dan terbakar.  1853 Letusan terjadi pada 1 Januari. Keterangan lebih lanjut tidak diketahui.  1879 Pada 18 Mei di daerah Pasumah terdengar suara letusan selama lk 10 detik. Kemudian seketika terlihat sebuah tiang asap berwarna hitam.
  • 24.  1880 Kejadian terjadi dalam Mei.  1881 Pada 16 Pebruari telah terjadi getaran tanah yang ringan, terdengar suara gemuruh. Dalam Desember tampak tiang asap membumbung dari kawah.  1884 Dentuman seperti suara tembakan meriam terdengar dalam Juni dari arah G. Dempo. Dalam bulan Juli berulang-ulang awan asap membumbung dari kawah.  1895 Pada 2 Juli mengepul sebuah tiang asap, sedikit hujan abu jatuh di sekitarnya. Pada 30 September terjadi dua kali letusan abu dan Lumpur, dentuman terdengar satu kali.  1900 Pada 4 Juni terdengar dentuman seperti tembakan meriam dari arah G.dempo, kemudian membumbung tiang asap tinggi. Kegiatan ini terjadi lagi pada 26 dan 27 Oktober.
  • 25.  1905 Tidak ada keterangan waktu terjadi letusan. Tiap 20 menit terjadi bualan air danau kawah, semburan air berbentuk kerucut mencapai ketinggian lk 12 m.  1908 Pada 16 dan 17 Pebruari terjadi letusan air abu dan lumpur. Air sungai Betung tidak lama sesudahnya menjadi sepet.  1921 Dalam April, Japing mengunjungi kawah Dempo. Permukaan air danau naik berangsur-angsur seluruhnya ke atas. Kemudian timbul sebuah gumpalanuap tinggi menembus air. Setelah itu permukaan air danau turun kembali sampai permukaan asalnya. Menurut Stehn (1934, p.23), hal ini sama dengan kegiatan gunungapi bawah laut G.Krakatau dalam 1927- 1930. Karena tembakan langsung dari tiang uap, sejumlah air naik tinggi.  1922 Pada 19 dan 20 Mei letusan kecil terjadi lk ½ - 1 menit lamanya. Awan uap besar membual.
  • 26.  1926 Pada 22 April G. Dempo, memperlihatkan kegiatannya. Pada 23 April terdengar suara gaduh (suara air jatuh). Dalam letusan ini mungkin sebagaian air danau kawah terlemparkan. Pada 24 April Pasirah Bumiagung mengunjungi kawah G.Dempo, dilihatnya bahwa dari dalam kawah membual uap dan tiap lima menit terdengar suara gaduh air mendidih, banyak batu dilemparkan.  1934 Pada 24 Januari siang hari di Perkebunan the Gunung Dempo terjadi hujan abu, menyebabkan daun enteh. Tampak seperti kena tetesan air kapur kemudian mengering. Pada 20 dan 21 Pebruari terjadi lagi hujan abu. Hujan abu yang terjadi dimalam hari 24-25 April menyebabkan kerusakan pada daun teh  1936 Dimalam hari 26-27 Nopember terjadi hujan abu berlumpur di kebun the sebelah barat laut. Hujan belerang selama lebih dari ½ jam dan didahului suara gemuruh 3 kali.
  • 27.  1939 Letusan abu terjadi malam hari 18-19 Juli. Abu jatuh disebelah utara perkebunan the G.Dempo. Tebal lapisan abu ½ - 2 mm, daun teh bertotol-totol karenanya. Di siang harinya nampak beberapa kali awan asap keluar dari kawah. Pada 21 Juli diperkebunan terjadi hujan lumpur tipis.Pada 25 Juli letusannya agak kuat yaitu dari pukul 08.25 sampai pukul 08.40, sebuah gumpalan hitam terlihat kemudian jatuh, hujan Lumpur mencapai kebun teh. Pada 27 Juli Krol mengunjungi kawahnya, dilihatnya bekas lemparan air danau kawah lewat pinggir sebelah baratdaya, barat dan utara. Lumpur berwarna putih melintas batu lava hitam di lereng luar kawah. Jadi air danau dilemparkan dan masuk kedalam jurang A. Bayau Kegiatan terakhir tahun ini terjadi pada 19 Desember lk pukul 10, menimbulkan hujan abu tipis di Perkebunan Teh G.Dempo sebelah utara.
  • 28.  1940 Pada 30 Januari pukul 09.30 terdengar suara terus menerus dari G.Dempo dan kelihatan cahaya kilat diatasnya. Pukul 10.15 turun hujan abu. Banjir Lumpur terjadi didalam jalur antara A. Lintangkanan dan Lintangkiri. Marga Babatan, Muaradanau, dan Muarapinang yang dilalui A Bayau sampai beberapa ratus meter kiri-kanannya ditutupi Lumpur mengandung belerang, juga batu dan pohon kayu yang dihanyutkan dari atas. Dibeberapa tempat, Lumpur yang tebalnya 50 cm, menimbun sawah, ladang dan kebun kopi. 7 Pebruari petang hari terdengar gemuruh dua kali. 8 Pebruari pukul 07.30 tampak lagi gumpalan asap membumbung. Dimalam harinya turun hujan abu, juga terasa gempa ringan. 12 Pebruari sering terjadi gumpalan asap, tekanannya lemah. 4 Pebruari Stehn, melakukan pemeriksaan puncak. Makin tinggi mendaki, lapisan abu makin tebal, juga tumbuhan yang rusak makin banyak, cabang pohon kayu banyak yang patah. Kulit kayu dari jenis ‘Viccinium”terkelupas. Kayu yang terbakar sampai jadi arang tidak terdapat. Lapisan lumpur pada umumnya tebalnya 15-25 cm. Didalam kubang lapisan Lumpur lebih tebal lagi. Pad pukul 09.50 di danau kawah terjadi letusan lumpur, mencapai ketinggian lk 60 m. Setelah itu keluar awan uap tebal yang perlahan-lahan membumbung tinggi. Letusan tersebut terjadi berulang-ulang dari pukul 09.50 sampai pukul 12.28. Sebelum terlihat letusan, terlebih dahulu terdengar suara gaduh. Gelombang letusan terjadi di danau dan memukul tepinya, lamanya beberapa ,menit, kemudian permukaan danau tenang kembali. Batu yang terlempar tidak terlihat. Selanjutnya menurut Stehn (1940,p13), letusan ini sama halnya dengan letusan kecil Anak Karkatau atau sama dengan letusan Kawah Ijen dalam Nopember 1936. Pada beberapa hari berikutnya dari tempat sekitar Dempo sering tampak awan letusan lagi. Jatuhnya abu atau Lumpur tampak sebagi tabir kelabu. Kegiatan berakhir pada 21 Pebruari.  1974 Hujan belereng dari Kawah G.Dempo, Harian Gala 1974, p.2 (Bandung).
  • 29.  Lokasi  a. Geografi : 1°41,5'LS -101°16' BT  b. Administrasi : Kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi, dan Kabupaten Solok, Propinsi Sumbar.  Ketinggian : 3805 m dpl  Kota Terdekat : Sungai Penuh, dan Solok  Tipe Gunungapi :Strato  Klasifikasi : Tipe A
  • 30.  1838 terjadi letusan di kawah pusat  1842 terjadi letusan di kawah pusat  1874 terjadi letusan di kawah pusat  1878 tanggal 11 Desember terjadi letusan preatik di kawah pusat  1887 mungkin terjadi letusan preatik di kawah pusat  1908 mungkin terjadi letusan preatik di kawah pusat  1921 bulan Mei dan Juni terjadi letusan di kawah pusat  1936 tanggal April, 30 Agustus terjadi letusan di kawah pusat  1937 tanggal 8 September terjadi letusan di kawah pusat  1938 antara 19 Januari dan 18 Maret terjadi letusan preatik di kawah pusat dan terbentuk kerucut kecil di dasar kawah
  • 31. Menurut Adnawidjaja ( Kusumadinata, 1979, hal . 68 ) sebagai berikut di bawah ini :  1952 bulan Januari dan Juni terjadi letusan abu di kawah pusat  1960 bulan Juli terjadi letusan abu di kawah pusat  1963 bulan Juli terjadi letusan abu di kawah pusat  1964 bulan Juli terjadi letusan abu di kawah pusat  1967 terjadi letusan abu di kawah pusat  1970 mungkin terjadi letusan abu di kawah pusat  Sampai sekarang terkadang ada letusan abu tipis di sekitar puncak, seperti terjadi tahun 1999 (juni-juli) dan 2002 (Agustus).
  • 32.  Nama Kawah : Kaldera Bancah (A), Kapundan Tuo (B), Kabun Bungo (C), Kapundan Bongso (D), Kawah Verbeek atau Kapundan Tenga (D4).  Nama Lapangan Solfatara : Sibangor Julu  Lokasi  a. Geografi : 0o 22’ 47,72” LS, 100o 28’ 16,71” BT  b. Administrasi : Sumatera Barat, Kabupaten Agam dan Kabupaten Batusangkar  Ketinggian : 2891,3 m dml  Tipe Gunungapi : Strato  Klasifikasi : Tipe A
  • 33.  1807 Sampai 1822 dinyatakan adanya suatu letusan seperti dalam 1822.  1822 Terjadi kepulan asap hitam kelabu, disusul leleran lava disertai sinar api merah tua dalam waktu seperempat jam. Setelah itu terjadi asap dan awan debu selama setengah hari juga teramatai sinar api terus-menerus sampai keesokan harinya. Kerusakan yang diakibatkannya kecil (du Puy, 1845, p.12; Junghuhn, p.139-1240)  1833-1834 Beberapa letusan kecil telah terjadi. Tiang asap dan abu hitam tampak. Pada waktu malam terlihat bara api dari kawah.  1845 Terdengar suara bergemuruh di dalam bumi; terlihat api besar.
  • 34.  1854 Sejak 29 Agustus terjadi letusan abu selama beberapa hari.  1855 Pada 2 Oktober bekerja giat; terasa gempa dan adanya tiang asap disertai suara gemuruh terus-menerus. Pada sore harinya terlihat bara api, abu dan banyak batu terlempar.  1856 Dalam bulan Januari kadang-kadang terlihat pancaran api .  1861 Dalam April diberitakan Marapi bertambah kegiatannya.  1863 Pada 23 Mei senja hari terjadi letusan. Kepulan asap jelas terlihat.  1871 Pada 24 April terjadi hujan abu agak tebal sampai ke Bukittinggi.  1876 Pada 4 April suatu awan asap besar terlihat. Dalam bulan Agustus bongkah lava sebesar 10-12 m3 dilemparkan sejauh 280 m. Dalam Agustus sampai Desember teramati letusan lava, abu dan bom.
  • 35.  1877 Sampai pertengahan tahun ini kegiatannya bertambah.  1878 Dalam Desember terdengar suara gemuruh selama 10 menit.  1883 Pada 5 Juni dan 27 Agustus terjadi letusan abu. Dalam Desember terjadi erupsi kecil.  1885 Pada 12 Nopember terlihat tiang asap.  1886 Pada 31 Maret terdengar suara gemuruh lima kali. Pada 1-2 April terjadi letusan abu, pada 18 April letusan abu dan pasir. Pada 27 April letusan abu dan terjadi hujan abu sampai Sumpur dan Simawang. Pada 29 April terjadi letusan kecil dua kali. Pada 1-3 Mei gempa bumi dapat dirasakan.
  • 36.  1888 Pada 19-20 Pebruari terjadi letusan abu dan batu pijar sampai tengah malam. Pada 20 Pebruari pukul 04.00 terdengar 2 kali ledakan, pukul 04.05 terjadi letusan, terdengar suara ledakan beberapa kali dan gempabumi, beberapa kali terlihat baraapi. Di Tiku hujan abu selama dua jam. Pada 21 Pebruari terlihat tiang asap hitam setinggi lk 400 m, selama beberapa jam. Suara seperti ledakan meriam kadang-kadang sampai 22 Pebruari malam. Pada 25 Pebruari kegiatan berkurang. Suara gemuruh terdengar sampai 9 Maret.  1916 Pada 5 Mei pukul 14.30 – 14.44 dan 7 Mei pukul 13.14 terdengar suara gemuruh.  1917 Pada 16 dan 18 Juni menurut Justesen terjadi ledakan kecil dan turun hujan abu. Pada 16 September terjadi letusan besar dan turun hujan abu sampai Bukittinggi.
  • 37.  1918 Pada 8 Maret terjadi suatu letusan. 10 Maret Justesen melihat dasar kawah merah darah dan kepulan asap biru disertai bualan batu kecil sampai beberapa meter. Pada pertengahan Agustus terjadi suatu ledakan disertai pancaran api.  1919 Pada 28 Pebruari atau 1 Maret terjadi ledakan dan awan abu. Juga adanya bongkah lava terlempar ke arah baratdaya.  1925 Pada 12-13 April Ziegler melihat suatu sumbat lava hitam pada dasar kawah.  1927 Pada 5 Pebruari pukul 01.30 terdengar suara letusan pukul 7.20 letusan dengan asap berbentuk kembang kol. Abu sampai di Padang Panjang. Pada 6 dan 7 Pebruari terjadi letusan kecil di Kepundan Bungo. Pada 7 Pebruari hujan abu sampai di Padang Panjang. Pada 11 Pebruari pukul 22.00 turun hujan abu di padang Panjang. Pada 11 Pebruari pukul 22.00 turun hujan abu di Padang panjang. Pada 28 April pukul 17.10 letusan abu, asap sampai setinggi lk. 2000 m. Dari akhir Mei sampai akhir Juni dicatat beberapa letusan kecil. Pada 3 Agustus terlihat tiang asap setinggi lk. 3 km.
  • 38.  1929 Pada 22 Juni terjadi letusan abu dan lava pijar terlempar.  1930 Pada 9 April terlihat lava pada rekahan di dasar kawah. Dalam Mei letusan. Pada 19 Juni erupsi juga menurut Neumann van Padang. Pada 2 September terjadi suatu letusan abu dan pasir disusul letusan kedua pukul 11.30.  1932 Menurut Neumann van Padang berdasarkan sebuah potret terjadi letusan.  1949 Pada 29 April letusan abu diawali dengan suara gempa bumi, setelah goncangan tersebut muncul awan berbentuk kol kembang. Kepulan asap terlihat sampai malam. Letusan tersebut berlangsung beberapa hari. Dalam Oktober kegiatan sama seperti dalam April, terjadi pada kira-kira pertengahan bulan danberlangsung selama satu minggu.  1951 Pada 22 Maret letusan abu dari Kepundan Bungsu.  1952 Pada 29 Mei suatu bualan asap berbentuk kol kembang setinggi 2000 sampai 3000 m sampai malam hari masih terlihat. Keesokan harinya hujan abu jatuh di Padang Pajang. Pada 31 Mei-4 Juni terlihat asap tebal bergerak ke arah tenggara. Pada 6 Juni letusan abu berbentuk kol kembang, pukul 09.45 setinggi 2 m. Pukul 09.52 disusul letusan pada 10.10 pagi itu juga. Hujan abu yang diakibatkannya berwarna abu-abu tua. Pada 7-14 Juni letusan abu yang lemah dapat diamati tiap hari. Kadang-kadang terlihat 3 tiang asap dari tiga tempat yang berlainan yang dapat dibedakan. Kegiatan berlangsung terus dan berganti-ganti.
  • 39.  1955 Kenaikan kegiatan  1956 Kenaikan kegiatan  1957 Kenaikan kegiatan  1958 Kenaikan kegiatan  1967 Kenaikan kegiatan  1970 Peningkatan Kegiatan  1971 Letusan abu di Kepundan B dan C  1972 Peningkatan kegiatan solfatara di Kawah B dan C dan Bungsu.  1973 Pada 24 Juli, letusan gas asap dalam Kawah Verbeek berwarna kehitam-hitaman setinggi 100 m.
  • 40.  Nama Kawah : Kawah Sibayak I dan Sibayak II  Lokasi :  Koordinat/ Geografi : 97°30'BT dan 4°15'LS .  Secara administratif G. Sibayak termasuk dalam wilayah Kab. Karo dan Kaban Jahe, Prop. Sumatera Utara.  Ketinggian : Puncak lk 2.094 m dpl  Nama kota Brastadi yang berada lk 1500 m diatas permukaan laut.  Tipe Gunungapi : Strato (berlapis).  Klasifikasi : Tipe C
  • 41.  Nama Kawah : Kawah I - IV. Kawah Batu Sigala (III)  Lokasi  a. Administrasi : 3°10’LU dan 982°3.5' BT  b. Posisi Geografi : Termasuk wilayah Kab. Karo (Kabanjahe), Prop. Sumatera Utara. G. Sinabung terletak 86 km ke arah selatan dari kota Medan yang merupakan ibukota Propinsi dan kota terbesar yang terdekat.  Ketinggian : 2460 m dpl  Tipe Gunungapi : Strato  Klasifikasi : Tipe A
  • 42. Gunung ini tidak pernah tercatat meletus sejak tahun 1600, tetapi mendadak aktif kembali dengan meletus pada tahun 2010. Letusan terakhir gunung ini terjadi sejak September 2013 dan berlangsung hingga kini. Pada 27 Agustus 2010, gunung ini mengeluarkan asap dan abu vulkanis. Pada tanggal 29 Agustus 2010 dini hari sekitar pukul 00.15 WIB (28 Agustus 2010, 17.15 UTC), gunung Sinabung mengeluarkan lava. Pada tanggal 3 September 2010, terjadi 2 letusan. Letusan pertama terjadi sekitar pukul 04.45 WIB sedangkan letusan kedua terjadi sekitar pukul 18.00 WIB. Letusan pertama menyemburkan debu vuklkanis setinggi 3 kilometer. Letuasn kedua terjadi bersamaan dengan gempa bumi vulkanis yang dapat terasa hingga 25 kilometer di sekitar gunung ini.[13]
  • 43. Pada tanggal 7 September 2010, Gunung Sinabung kembali metelus. Ini merupakan letusan terbesar sejak gunung ini menjadi aktif pada tanggal 29 Agustus 2010. Suara letusan ini terdengar sampai jarak 8 kilometer. Debu vulkanis ini tersembur hingga 5.000 meter di udara. Pada tahun 2013, Gunung Sinabung meletus kembali, sampai 18 September 2013, telah terjadi 4 kali letusan. Letusan pertama terjadi ada tanggal 15 September 2013 dini hari, kemudian terjadi kembali pada sore harinya. Pada 17 September 2013, terjadi 2 letusan pada siang dan sore hari.] Letusan ini melepaskan awan panas dan abu vulkanik. Tidak ada tanda-tanda sebelumnya akan peningkatan aktivitas sehingga tidak ada peringatan dini sebelumnya. Hujan abu mencapai kawasan Sibolangit dan Berastagi.
  • 44.  Nama Kawah : Kawah Sorik Marapi A dan B, Danau Merah (C)  Nama Lapangan Solfatara : Sibangor Julu  Lokasi  a. Geografi : 0°41'11.72"LS 99°32'13,09" BT  b. Administrasi : Kecamatan Kotan opan dan Kecamatan Napal, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara  Ketinggian : 2145 m  Tipe Gunungapi : Strato dengan danau kawah  Klasifikasi : Tipe A
  • 45.  1830 Terjadi letusan yang menghasilkan abu, lumpur dan bom gunungapi. Endapan abu mencapai jarak sampai 52 km. Diperkirakan sebagai letusan preatik dari kawah pusat.  1879 Danau Kawah Merah mendidih, terjadi semburan berupa lumpur yang membumbung ke atas, diperkirakan sebagai letusan preatik di kawah pusat.  1892 21 Mei jam 18:30 terjadi letusan besar, mengakibatkan timbulnya 2 buah lubang kawah. Di lereng sebelah timur terjadi longsoran. Akibat hujan, terjadi lahar yang menimbulkan korban 180 orang meninggal di Kp. Sibangor, gempa 17 Mei, menimbulkan longsoran yang berubah menjadi lahar saat hujan, kemungkinan merupakan letusan preatik pada lereng.  1893 Januari jam 04:00, di daerah sekitar fumarola Sibangor Julu terjadi letusan. Batu dan lumpur dilemparkan di sekitar tempat tersebut, sebagai letusan preatik pada lereng.  1917 20 Mei, jam 04:00 terjadi letusan abu selama 3 jam. Dari Danau Merah membumbung asap tebal, sedangkan sebuah dentuman hebat terdengar sampai Kotanopan, sebagai letusan preatik pada kawah pusat.  1970 Menurut catatan Dinas Vulkanologi, pada tahun ini terjadi letusan abu.
  • 46.  Nama Kawah : A. B dan K  Lokasi  a. Geografi : 0°25'57" LS, 100°19'01,69" BT  b. Administrasi : Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Agam Propinsi Sumatera Barat  Ketinggian : 2438 m dml, 1740 m dari kota Padang  Kota Terdekat : Padang, Bukittinggi, Padang Panjang  Tipe Gunungapi : Strato Volcano  Klasifikasi : Tipe A
  • 47. Diketahui telah terjadi dua kali letusan dalam sejarah yaitu letusan tahun 1889 dan letusan 1914  Letusan 1889  Kegiatan dari kawah B ini terjadi pada 19 Pebruari petang hari. Diatas puncaknya tampak tiang asap tinggi dan nyala api, terasa getaran gempa, juga terdengar suara letusan. Hujan abu jatuh di sekitarnya. Keesokannya harinya di malam hari dan seterusnya pada hari dan bulan berikutnya kegiatanagak kuat, diselingi beberapa istirahat pendek dan panjang. Sampai 17 April1889 G. Tandikat masih mengeluarkan tiang asap, kadang-kadang dengan hujan abu. Kegiatan tersebut saling bergantian dengan kegiatan G. Marapi yang terletak di sebelah timurlautnya.  Pada 27 Maret 1889 juga G. Marapi kegiatanya mulai meningkat. Pada 29 Maret 1889 abu yang jatuh di atas jalan kereta api antara Padang Panjang – Bukittinggi ketebalan sampai 1 cm. Kepulan tiang asap terlihat lagi pada 3 dan 4 Desember 1889 yang pada pagi hari kelihatan jelas dari Bukittinggi.
  • 48.  Letusan 1914  Pada 31 Mei kira-kira pukul 9 malam terjadi letusan. Bahan letusan berjatuhan di sekitar puncak. Menurut Administratur Veen ( Natuurk. Tijdschr. Nederl. Ind. 1915, p. 188 ) terjadi leleran lava yang mengalir di bagian puncaknya saja. Menurut Kemmmerling ( 1921, p.26 ), yang terjadi bukan leleran lava tetapi lemparan bom gunungapi pijar.