SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
TUGAS MAKALAH 
“Aktivitas Gunung Agung” 
Disusun Oleh : 
CERIA ZUNENA 
11051308 
GEOLOGI TERAPAN (B) 
Politeknik Geologi dan Pertambangan 
( PGP ) 
BANDUNG 
2014
Pendahuluan 
Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan 
sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang 
memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan 
bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus. 
Lebih lanjut, istilah gunung api ini juga dipakai untuk menamai fenomena pembentukanice 
volcanoes atau gunung api es dan mud volcanoes atau gunung api lumpur. Gunung api es 
biasa terjadi di daerah yang mempunyai musim dingin bersalju, sedangkan gunung api 
lumpur dapat kita lihat di daerah kuwu, grobogan, jawa tengah yang populer sebagai bleduk 
kuwu. 
Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung berapi 
yang aktif mungkin berubah menjadi separuh aktif, istirahat, sebelum akhirnya menjadi 
tidak aktif atau mati. Bagaimanapun gunung berapi mampu istirahat dalam waktu 610 
tahun sebelum berubah menjadi aktif kembali. Oleh itu, sulit untuk menentukan keadaan 
sebenarnya daripada suatu gunung berapi itu, apakah gunung berapi itu berada dalam 
keadaan istirahat atau telah mati.
Kata Pengantar 
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan 
Rahmat,Inayah,Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan 
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini 
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca 
dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan. 
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman 
bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini 
sehingga kedepannya dapat lebih baik. 
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki 
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan 
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
ISI BAHASAN 
1. KETERANGAN UMUM 
Nama Lain : Piek Van Bali,Piek Of Bali,Agung,Gunung Api. 
Lokasi 
a. Geografis Puncak : 08°20’30”Lintang Selatan dan 115°30’30”Bujur Timur 
b. Administratif : Kab.Karangasem,Pulau Bali. 
Ketinggian : 3014 m di atas muka laut setelah letusan 1963 
Kota Terdekat : Karangasem 
Tipe Gunung : Strato 
Pos Pengamatan : 1. Desa Rendang,Kecamatan Rendang,Kab Karangasem,Bali 
( 8⁰25’30”LS, 115°26’00”BT ) 
2. Budakeling ( 8⁰23’30”LS, 115°26’00”BT ) 
3. Batulompeh (8⁰15’00”LS, 115°30’00”BT ) 
2. Cara Untuk Mencapai Puncak Gunung Agung 
Dapat dilihat dari 3 jurusan : 
(1) Dari Pasar Agung (selatan puncak) 
(2) Dari Budakeling lewat Nangka (tenggara puncak) 
(3) Dari Besakih (baratdaya puncak) 
Pendakian dari Pasar Agung 
Pasar Agung yang berada di sisi selatan Gunungapi Agung menuju ke tepi kawah 
pendakian dapat dicapai ± 3 jam. Pasar Agung dapat dicapai dari Selat dengan kendaraan 
bermotor roda empat. 
Pendakian dari Budakeling lewat Nangka
Dilakukan dari Nangka (± 700 m dpl) yang dapat dicapai dengan kendaraan 
bermotor roda empat dari Karangasem melalui Budakeling. Pendakian melalui Pura Puseh 
lewat Pura Plawangan ke Pura Telaga Mas, kemudian ke Tirtadasar sampai di batas hutan 
di Pengubengan. Dari sini hanya dibutuhkan 1 - 2 jam pendakian hingga di tepi kawah 
sebelah tenggara. Pendakian seluruhnya memakan waktu 4 - 5 jam. 
Pendakian dari Besakih 
Perjalanan dilanjutkan hingga ke tempat perkemahan yang terletak pada garis 
ketinggian 2500 m, tempat ini dicapai ± 4 jam pendakian. Pendakian terakhir lewat suatu 
punggung yang datar hingga dicapai tepi kawah sebelah barat. Pendakian melalui Besakih 
memerlukan waktu 5 – 6 jam. 
3. Tempat Wisata Gunung Agung 
Obyek wisata yang terdapat di sekitar Gunungapi Agung adalah Pura Besakih di 
Desa Besakih sebelah barat daya puncak Gunungapi Agung. Sedangkan di bagian lereng 
bawahnya terdapat Sungai Telaga Waja yang dimanfaatkan sebagai kegiatan wisata olah 
raga dayung (rafting). Disamping itu industri parawisata tumbuh dan berkembang di 
sepanjang pesisir pantai utara, termasuk daerah lereng utara Gunungapi Agung. 
4. Sejarah Erupsi Gunung Agung 
Erupsi Gunungapi Agung yang diketahui sebanyak 4 kali sejak tahun 1800. 
Data erupsi Gunung Agung 
Tahun letusan Kegiatan 
1808 Dalam tahun ini dilontarkan abu dan batuapung dengan jumlah 
luar biasa 
1821 Terjadi Erupsi normal, selanjutnya tidak ada keterangan 
1843 Erupsi didahului oleh gempa bumi. Material yang dimuntahkan
yaitu abu, pasir, dan batuapung. Selanjutnya dalam tahun 1908, 
1915, dan 1917 di berbagai tempat di dasar kawah dan 
pematangnya tampak tembusan fumarola. 
1963 Erupsi dimulai tangga 18 Februari 1963 dan berakhir pada tanggal 
27 Januari 1964. Erupsi bersifat magnatis. Korban tercatat 1.148 
orang meninggal dan 296 orang luka. 
5. Karakter Letusan Gunung Agung 
Pola dan sebaran hasil erupsi lampau sebelum tahun 1808, 1821, 1843, dan 1963 
menunjukkan tipe letusan yang hampir sama, diantaranya adalah bersifat eksplosif (letusan, 
dengan melontarkan batuan pijar, pecahan lava, hujan piroklastik dan abu), dan efusif 
berupa aliran awan panas, dan aliran lava (Sutikno B., 1996). 
6. Periode Letusan 
Dari 4 kejadian Erupsi masa lampau, periode istirahat Gunungapi Agung dapat 
diketahui yakni terpendek 16 tahun dan terpanjang 120 tahun. 
Data Periode Letusan Gunung Agung 
Tahun Letusan Periode Istirahat (tahun) 
1805 - 
1821 16 
1843 22 
1963 120
7. Awan Panas Gunung Agung 
Di Gunungapi Agung terdapat dua macam awan panas, yakni awan panas letusan 
dan awan panas guguran. Awan panas letusan terjadi pada waktu ada letusan besar. Pada 
waktu itu maka bagian bawah dari tiang letusan yang jenuh dengan bahan gunungapi 
melampaui tepi kawah dan meluncur ke bawah. Bergeraknya melalui bagian yang rendah di 
tepi kawah, ialah lurah dan selanjutnya mengikuti sungai. Kecepatan dari awan letusan ini 
menurut pengamatan dari Pos Rendang adalah rata-rata 60 km per jam dan di sebelah 
selatan mencapai jarak paling jauh 13 km, yakni di T. Luah dan di sebelah utara 14 km di 
T. Daya. 
Menurut Suryo (1964) selanjutnya, awan panas guguran adalah awan panas yang 
sering meluncur dari bawah puncak (tepi kawah). walaupun tidak ada letusan dapat terjadi 
awan panas guguran. Dapat pula terjadi apabila terjadi bagian dari aliran lava yang masih 
panas gugur, seperti terjadi pada waktu lava meleler di lereng utara. 
Daerah yang terserang awan panas letusan pada kegiatan 1963 terbatas pada lereng 
selatan dan utara saja, karena baik di barat maupun di sebelah timur kawah ada sebuah 
punggung.Kedua punggung ini memanjang dari barat ke timur. Awan panas letusan yang 
melampaui tepi kawah bagian timur dipecah oleh punggung menjadi dua jurusan ialah 
timur laut dan tenggara. Demikian awan panas di sebelah barat dipecah oleh punggung 
barat ke jurusan baratdaya dan utara. Awan panas letusan yang terjadi selama kegiatan 
1963 telah melanda tanah seluas ±70km2 dan menyebabkan jatuh 863 korban manusia. 
8. Data Korban Manusia Akibat Letusan Gunung Agung 
Menurut Suryo (1965,p.22-26) ada 3 sebab gejala yang menyebabkan jatuh korban 
selama kegiatan Gunungapi Agung dalam 1963, yakni akibat awan panas, piroklastika dan 
lahar. 
Data Korban Manusia Akibat Letusan Gunung Agung
Jumlah korban (orang) 
meninggal luka 
Awan 
panas 
820 59 
Piroklastika 163 201 
Lahar 165 36 
Jumlah 1.148 296 
9. Kerugian Lain 
Kerugian lain akibat letusan Gunungapi Agung tahun 1963. 
Data Kerugian lain akibat letusan Gunungapi Agung tahun 1963 
Penyebab Jenis korban 
Awan panas 
54 buah klasiran dan banjar telah menderita kerusakan. 
45 kampung terlanda, diantaranya 12 buah musnah, sisanya rusak 
sebagian 
1.963 bush rumah dan gubug terlanda. 
75 ha sawah dan 2.201,63 ha ladang terlanda 
1.167 ekor ternak dan 10.918 ekor unggas
Lahar 
Eflata 
2.567 ekor ternak 
1.382 ekor unggas 
21 kampung, 5 diantaranya musnah 
4.172 rumah 
1359.685 ha sawah dan 870 ha lading 
150 ekor ternak 
2.617 ekor unggas 
1.564 rumah tertimbun, terbakar dan rusak 
53.983.00 ha ladang tertimbun 
11.745.00 ha hutan rusak 
10. Kehebatan dan Energi Letusan Gunung Agung 
Kusumadinata (1964) telah menghitung energi dan kehebatan letusan Gunungapi 
Agung tahun 1963 dengan hasil sebagai berikut: 
Kehebatan 
Volume bahan letusan 
Berat jenis 
Energi Kalor yang dilepaskan 
Kesetaraan bom atom 
Kebesaran letusan 
: IV (H.Suya, 1955) 
: 0,83 km3 (V) 
: 2,3 () 
: 2,189.1025 erg (Eth) 
: 2605,9 (Ae) 
: 8,99
11. Hasil Erupsi Letusan Gunung Agung 
Lava Agung 1 (A1 1) 
Satuan batuan ini adalah hasil erupsi Gunungapi Agung yang tertua, berupa aliran 
lava masif, berwarna abu-abu gelap, “vesikuler”, tersingkap baik di hulu Tukad Besumik 
dan merupakan dasar dari sungai ini. Nama batuan : Andesit piroksin. 
Lava Agung 2 (A1 2) 
Penyebarannya terbatas pada dasar-dasar sungai di daerah desa Tumukus pada 
ketinggian di atas 1000 meter di atas permukaan laut. Nama batuan diduga olivin basalt. 
Lava Agung 3 (A1 3) 
Satuan batuan ini membentuk punggungan memanjang di atas Desa Blong, Bonyoh 
dan hulu Tukad Kidang. 
Aliran Piroklastik 1 (Aap 1) 
Sebarannya terbatas pada lereng utara membentuk suatu punggungan yang 
memanjang. Singkapan yang dijumpai pada Tukad Bokeng, mempunyai ketebalan lebih 
dari 10 meter, berwarna abu-abu gelap sampai kecoklatan, mudah gugur, fragmen 
berukuran pasir - kerakal, makin ke atas fragmen-fragmennya makin mengecil, kemas 
mengambang, menyudut tanggung, tersusun oleh fragmen magmatis dan litik. satuan 
batuan ini ditutupi oleh Lava Agung 3 (A1 3). 
Lava Agung 4 (A1 4) 
Sebarannya terdapat di bagian utara Gunungapi Agung, yaitu di sekitar Kampung 
Prasan, Pucang dan sepanjang aliran Tukad Daya pada ketinggian 40 m dari permukaan 
laut. Ia membentuk punggungan yang memanjang dan berbatasan dengan produk Gunung 
Batur Tua. Nama batuan Andesit piroksin.
Lava Agung 5 (A1 5) 
Sebarannya terdapat di bagian timur daerah penelitian, tersingkap di sepanjang 
dasar Tukad Celagi pada ketinggian antara 100 meter hingga 800 meter dpl. Nama batuan 
basalt. 
Lava Agung 6 (A1 6) 
Sebarannya terdapat di bagian timur Gunungapi Agung, tersingkap di tepi jalan raya 
sebelah utara Desa Abadi dan di Tukad Lenceng, Desa Kesimpar (lebih kurang 5 km dari 
Desa Abang). Nama batuan Basalt dengan tingkat kesegaran yang cukup baik. 
Lava Agung 7 (A1 7) 
Sebarannya terdapat di sebelah barat Tukad Sangkandadi pada ketinggian 700 meter 
hingga 1500 meter dpl, membentuk suatu punggungan yang memanjang dan sebagian besar 
sudah tertutup oleh produk yang lebih muda. 
Lava Agung 8 (A1 8) 
Sebarannya terbatas, yaitu hanya di bagian timur Gunungapi Agung, di daerah 
Tukad Klatad pada ketinggian 900 meter hingga 2000 meter dpl. 
Lava Pawon (P1) 
Satuan batuan Lava Pawon tersingkap pada dinding sebelah barat Gunung Pawon. 
Satuan batuan ini diduga muncul sebagai parasit Gunungapi Agung. 
Aliran Piroklastik 2 (Aap 2) 
Sebarannya meliputi bagian tenggara, yaitu di daerah Pidpid (Tukad Kelenceng), 
Kesimpar (sebelah utara bukitPawon) dan daerah Nangka I (Tukad Pangadingah), 
Linggasana (sebelah barat bukit Pawon). 
Satuan batuan ini dibentuk oleh material magmatis (60%) dan litik (40%).
Skoria Pawon (Psk) 
Satuan batuan membentuk suatu kerucut yang terletak di bagian tenggara 
Gunungapi Agung pada ketinggian 800 meter di atas permukaan laut. Penyusun tubuh 
kerucut terdiri dari skoria (basaltic scoria). 
Lava Agung 9 (A1 9) 
Sebarannya di bagian selatan Gunungapi Agung, yaitu di Tukad Kerukuk dan di 
bagian timur, yaitu di hulu Tukad Klenceng. Nama batuan Andesit piroksin. 
Aliran Piroklastik 3 (Aap 3) 
Penyebarannya di Kesimpar, Puto, dan Telung Buana. Singkapan terbaik dijumpai 
di tebing Tukad Dusuh daerah Sebudi bawah. 
Lava Agung 10 (A1 10) 
Sebarannya terbatas pada dasar sungai, di Tukad Iseh, hulu Tukad Langon dan 
Tukad Sabu, pada ketinggian di atas 1000 meter di permukaan laut. Nama batuan andesit 
basaltis. 
Aliran Piroklastik 4 (Aap 4) 
Penyebarannya di timur laut Gunungapi Agung, yaitu di daerah Batudawa, 
Batudulu. Satuan batuan ini dibentuk oleh material magmatis (60 %) dan litik (40 %). 
Lava Agung 11 (A1 11) 
Sebarannya di timur laut Gunungapi Agung membentuk kipas dan berakhir di laut 
(Selat Lombok), meliputi daerah Munting dan Tulamben. Nama batuan Andesit piroksin. 
Lava Agung 12 (A1 12) 
Sebarannya di timur laut Gunungapi Agung , yaitu di daerah Tulamben. Di utara 
penyebarannya terbatas pada Tukad Moong, sedang di bagian selatan dibatasi oleh Tukad 
Lamben. Posisi stratigrafi terletak di atas satuan Lava Agung 9.
Aliran Piroklastik 5 (Aap 5) 
Penyebarannya di bagian utara Gunungapi Agung, yaitu di daerah Selagading, 
Bantas, Juntal dan Bangkelan. 
Lahar 1 (Alh 1) 
Penyebarannya di bagian selatan Gunungapi Agung, terutama di daerah Selat dan 
Bebandem. Endapan diduga merupakan lahar yang cukup tua. 
Lava Agung 13 (A1 13) 
Sebarannya memanjang dari puncak ke arah utara dan berhenti pada ketinggian 550 
meter di atas permukaan laut, yaitu pada bagian hulu Tukad Linggah dan Tukad 
Gamongan. Nama batuan basalt. 
Jatuhan Piroklstik 1 (Ajp 1) 
Sebarannya di bagian barat daya Gunungapi Agung, yaitu di Tukad Iseh. Singkapan 
berupa abu, sedikit pumice, skoria dan fragmen litik. 
Lahar 2 (Alh 2) 
Sebarannya di bagian timur laut Gunungapi Agung membentuk punggungan dan 
berakhir di laut. Singkapan berupa pasir sampai kerakal dengan beberapa blok-blok lava, 
kemas terbuka, fragmen menyudut hingga menyudut tanggung. 
Lava Agung 14 (A1 14) 
Sebarannya di bagian utara puncak Gunungapi Agung, hasil aktifitas tahun 1963. 
Nama batuan basalt.
Aliran Piroklastik 6 (Aap 6) 
Penyebarannya di bagian selatan Gunung Agung, sedikit di bagian timur dan 
menipis di bagian utara. satuan batuan ini hasil aktifitas Gunungapi Agung tahun 1963. 
Jatuhan Piroklstik 2 (Ajp 2) 
Sebarannya tebal di bagian barat dan selatan puncak Gunungapi Agung, sebagai 
hasil aktifitas Gunungapi Agung tahun 1963. Singkapan terdiri dari fragmen skoria, dan 
litik berukuran abu sampai kerikil. 
Lahar 3 (Alh 3) 
Sebarannya hampir seluruh sungai-sungai yang berhulu pada Gunungapi Agung, 
pada ketinggian 700 - 800 meter di atas permukaan laut. Batuan penyusun lahar berupa 
pasir, abu, fragmen skoria, litik dan lumpur. 
Aluvial (A1) 
Sebaran di pesisir utara Gunungapi Agung. Endapan berupa pasir, kerikil, kerakal 
dan endapan halus lainnya. 
12. Batuan yang Terdapat Dari Hasil Erupsi Gunung Agung 
Batuan basalt dan andesit baslatis merupakan pembentuk utama lava G. Agung 
(Mawardi, 1990 dan Eka Kadarsetia 1993). Ringkasan informasi mineralogi dan petrografi 
diperlihatkan pada Tabel 7. 
Hasil analisis contoh aliran lava tahun 1963 menunjukkan lava tersebut sebagai andesit 
agak basaltik dengan kandungan An 38 – An55, hypersten dan augit. (W.S. Modjo 1963 
dalam Kusunadinata 1979). Sebuah bom 1963 adalah andesit yang mengandung kwarsa 
dengan augit sebagai piroksen sedang bom kerak roti lama terdiri dari andesit piroksin 
vitrifir.
Data Ringkasan petrografi dan mineralogy dari beberapa contoh sayatan Gunungapi 
Agung 
contoh batuan fenokris masa dasar catatan 
Ag.2 
Ag.5 
Ag.11 
Ag.15 
Ag.20 
Ag.32A 
Ag.32B 
Basalt 
andesit-basalt 
basalt 
basalt 
andesit 
basalt 
basalt 
Plg (An48-An55), beberapa 
inklusi:cpx, olivin,mineral 
opaque 
Plg (An44-An50), opx, cpx, 
mineral opaque 
Plg (An50), cpx, olivin 
Plg, teralterasi, olivin 
Plg (An40-An45), teralterasi, 
cpx, opx 
Plg (An42-An45), cpx, opx 
Plg, teralterasi, cpx 
Mikrokristalin: 
mikrolit plg 
Mikro-hipokristalin: 
mi 
krolit plg 
Mikrokristalin: 
mikrolit plg 
Mikrokristalin: 
mikrolit plg 
Mikrokristalin: 
mikrolit plg, 
min. opaque 
Mikrokristalin: 
mikrolit plg, 
min. opaque 
Mikrokristalin:( 
gelap) mikrolit 
plg 
aliran lava 
lava G. Pawon 
lava G. Cemara 
lava shetting 
aliran lava 
lava puncak
Ag.33 
basalt 
(subhedral) 
plg (An45-An50), cpx, olivin 
Mikrokristalin: 
mikrolit plg, 
min. opaque 
lava puncak 
13. Mitigasi Bencana Gunung Agung 
Gunungapi Agung memiliki 3 buah Pos Pengamatan Gunungapi (Pos PGA) yakni 
di Rendang, Budakeling dan Batulompeh. Pemantauan di Pos PGA Rendang dilengkapi 
dengan metoda seismik disamping secara visual. Sensor seismometer ditempatkan di Pasar 
Agung (08o22,66’LS 115o29,92’ BT), data ditransmisikan ke Pos Rendang dengan sistem 
radio telemetri Sedangkan di Batulompeh dan Pos Budak Keling pengamatan hanya secara 
visual. 
Laporan kegiatan G. Agung disampaikan ke PVMBG melalui radio SSB dan surat. 
Dalam kondisi normal pelaporan kegiatan G. Agung ke PVMBG dilakukan melalui radio 
SSB dua kali sehari dan satu bulan sekali melalui surat.
Penutup 
Kesimpulan 
Dengan dibuatnya makalah ini dilihat dari segi geologist kita sebagai mahasiswa 
geologi dapat mengetahui seperti apa keterjadiannya letusan Gunung Agung tersebut dari 
berbagai segi dan kita bisa tahu bagaimana aktivitas gunung tersebut dan bisa mengatisipasi 
jatuhnya orban jiwa dengan adanya mitigasi bencana. Namun jika dilihat dari segi umum , 
kita bisa mengetahui bahaya apa saja yang disebabkan oleh letusan Gunung Agung tersubut 
dengan membaca makalah ini. 
Saran 
Bencana kita tidak tahu kapan datangnya, untuk itu agar kiranya harus tetap 
siapsiaga akan bencana yang terjadi. Dan menjaga dan melestarikan hasil bumi agar tidak 
terjadi erupsi pada gunung.
DAFTAR PUSTAKA 
Deden Wahyudin, 2002, Laporan Pemetaan Bahan Galian Gunungapi Agung, Direktorat 
Vulkanologi 
Eka Kadarsetia, 1993, Penyelidikan Petrokimia , Direktorat Vulkanologi 
Kusumadinata, 1979, Dasar Gunungapi Indonesia, Direktorat Vulkanologi 
Mawardi dan wahyu Suherman, Penyelidikan Petrokimia G. Agung, 1990, Direktorat 
Vulkanologi 
Nasution, M. Hendrasto dan Dadi Mulyadi, 1989, laporan Pemetaan Geologi G. Agung, 
Direktorat Vulkanologi 
Rizal D. Erfan, Yana Karyana, Tardin, Maemunah, Laporan Pengumpulan Bahan Informasi 
Kegunungapian G. Agung, Juni 1999, Direktrat Vulkanologi 
Sjafra Dwipa, Yusep Hidayat H., Saleh S., Samid, 1993, Pengukuran Potensial Diri G. 
Agung, Direktorat Vulkanologi 
S. Bronto, M. S. Santoso, A. Martono, Ato Djuhara, 1996, Laporan Pemetaan Kawasan 
Rawan Bencana Gunungapi Agung, Direktorat Vulkanologi.
Sulaeman c., 2001, Laporan Pengamatan G. Agung, Direktorat Vulkanologi 
http://wahidridho.blogspot.com/2013/08/makalah-gunung-berapi_26.html

More Related Content

What's hot

Tugas makalah plh tentang bencana alam
Tugas makalah plh  tentang bencana alamTugas makalah plh  tentang bencana alam
Tugas makalah plh tentang bencana alamirvanhamdi
 
PPT ILMU KEALAMIAHAN DASAR
PPT ILMU KEALAMIAHAN DASARPPT ILMU KEALAMIAHAN DASAR
PPT ILMU KEALAMIAHAN DASARDewi_Sejarah
 
Gempa bumi, Tsunami, dan Gunung Berapi
Gempa bumi, Tsunami, dan Gunung BerapiGempa bumi, Tsunami, dan Gunung Berapi
Gempa bumi, Tsunami, dan Gunung BerapiAvidia Sarasvati
 
Pencemaran lingkungan akibat letusan gunung api
Pencemaran lingkungan akibat letusan gunung apiPencemaran lingkungan akibat letusan gunung api
Pencemaran lingkungan akibat letusan gunung apiamythafp
 
Manajemen bencana erupsi merapi
Manajemen bencana erupsi merapiManajemen bencana erupsi merapi
Manajemen bencana erupsi merapiUssy Rahmawati
 
Unit 9 geografi ting 1:Pergerakan bumi..iklim & cuaca
Unit 9 geografi  ting 1:Pergerakan bumi..iklim & cuacaUnit 9 geografi  ting 1:Pergerakan bumi..iklim & cuaca
Unit 9 geografi ting 1:Pergerakan bumi..iklim & cuacaRamli Rem
 
Kelompok 8 GEMPA BUMI, TSUNAMI DAN GUNUNG BERAPI
Kelompok 8 GEMPA BUMI, TSUNAMI DAN GUNUNG BERAPIKelompok 8 GEMPA BUMI, TSUNAMI DAN GUNUNG BERAPI
Kelompok 8 GEMPA BUMI, TSUNAMI DAN GUNUNG BERAPINanda Reda
 
Group 1 angin dan badai fk ekonomi
Group 1 angin dan badai fk ekonomiGroup 1 angin dan badai fk ekonomi
Group 1 angin dan badai fk ekonomiFeni Malviowita
 
Gempa bumi, tsunami dan gunung berapi
Gempa bumi, tsunami dan gunung berapiGempa bumi, tsunami dan gunung berapi
Gempa bumi, tsunami dan gunung berapibellarizkian
 
Kuliah 3 - TENAGA DI DALAM SISTEM SURIA
Kuliah 3 - TENAGA DI DALAM SISTEM SURIAKuliah 3 - TENAGA DI DALAM SISTEM SURIA
Kuliah 3 - TENAGA DI DALAM SISTEM SURIAAsmawi Abdullah
 
Bencana Laut
Bencana LautBencana Laut
Bencana Lautnur wulan
 
Artikel Gunung bromo dan kaldera tengger
Artikel Gunung bromo dan kaldera tenggerArtikel Gunung bromo dan kaldera tengger
Artikel Gunung bromo dan kaldera tenggerMutiara Tya
 

What's hot (19)

Pengenalan gempa bumi (1)
Pengenalan gempa bumi (1)Pengenalan gempa bumi (1)
Pengenalan gempa bumi (1)
 
Tugas makalah plh tentang bencana alam
Tugas makalah plh  tentang bencana alamTugas makalah plh  tentang bencana alam
Tugas makalah plh tentang bencana alam
 
Gunung meletus
Gunung meletusGunung meletus
Gunung meletus
 
PPT ILMU KEALAMIAHAN DASAR
PPT ILMU KEALAMIAHAN DASARPPT ILMU KEALAMIAHAN DASAR
PPT ILMU KEALAMIAHAN DASAR
 
Gempa bumi, Tsunami, dan Gunung Berapi
Gempa bumi, Tsunami, dan Gunung BerapiGempa bumi, Tsunami, dan Gunung Berapi
Gempa bumi, Tsunami, dan Gunung Berapi
 
Pencemaran lingkungan akibat letusan gunung api
Pencemaran lingkungan akibat letusan gunung apiPencemaran lingkungan akibat letusan gunung api
Pencemaran lingkungan akibat letusan gunung api
 
Manajemen bencana erupsi merapi
Manajemen bencana erupsi merapiManajemen bencana erupsi merapi
Manajemen bencana erupsi merapi
 
gunung semeru.pptx
gunung semeru.pptxgunung semeru.pptx
gunung semeru.pptx
 
Unit 9 geografi ting 1:Pergerakan bumi..iklim & cuaca
Unit 9 geografi  ting 1:Pergerakan bumi..iklim & cuacaUnit 9 geografi  ting 1:Pergerakan bumi..iklim & cuaca
Unit 9 geografi ting 1:Pergerakan bumi..iklim & cuaca
 
Kelompok 8 GEMPA BUMI, TSUNAMI DAN GUNUNG BERAPI
Kelompok 8 GEMPA BUMI, TSUNAMI DAN GUNUNG BERAPIKelompok 8 GEMPA BUMI, TSUNAMI DAN GUNUNG BERAPI
Kelompok 8 GEMPA BUMI, TSUNAMI DAN GUNUNG BERAPI
 
Group 1 angin dan badai fk ekonomi
Group 1 angin dan badai fk ekonomiGroup 1 angin dan badai fk ekonomi
Group 1 angin dan badai fk ekonomi
 
Teks Eksplanasi
Teks EksplanasiTeks Eksplanasi
Teks Eksplanasi
 
Gempa bumi, tsunami dan gunung berapi
Gempa bumi, tsunami dan gunung berapiGempa bumi, tsunami dan gunung berapi
Gempa bumi, tsunami dan gunung berapi
 
Bencana alam
Bencana alamBencana alam
Bencana alam
 
Kuliah 3 - TENAGA DI DALAM SISTEM SURIA
Kuliah 3 - TENAGA DI DALAM SISTEM SURIAKuliah 3 - TENAGA DI DALAM SISTEM SURIA
Kuliah 3 - TENAGA DI DALAM SISTEM SURIA
 
Gunung meletus
Gunung meletusGunung meletus
Gunung meletus
 
Bencana Laut
Bencana LautBencana Laut
Bencana Laut
 
Artikel Gunung bromo dan kaldera tengger
Artikel Gunung bromo dan kaldera tenggerArtikel Gunung bromo dan kaldera tengger
Artikel Gunung bromo dan kaldera tengger
 
Karya tulis longsor di purworejo
Karya tulis  longsor di purworejoKarya tulis  longsor di purworejo
Karya tulis longsor di purworejo
 

Viewers also liked

Pengaruh Vulkanis Terhadap Kehidupan
Pengaruh Vulkanis Terhadap KehidupanPengaruh Vulkanis Terhadap Kehidupan
Pengaruh Vulkanis Terhadap KehidupanTika Apriliana
 
Struktur dan bagian penting dari tumbuhan
Struktur dan bagian penting dari tumbuhanStruktur dan bagian penting dari tumbuhan
Struktur dan bagian penting dari tumbuhankurnia12005193
 
Makalah Konsep Dasar IPA II
Makalah Konsep Dasar IPA IIMakalah Konsep Dasar IPA II
Makalah Konsep Dasar IPA IIShriie Arianti
 
Mendiskripsikan kenampakan permukaan bumi dari tanah liat, term
Mendiskripsikan kenampakan permukaan bumi dari tanah liat, termMendiskripsikan kenampakan permukaan bumi dari tanah liat, term
Mendiskripsikan kenampakan permukaan bumi dari tanah liat, termMohamad Ridwan
 
Media pembelajaran IPA kelas 3 semester 1
Media pembelajaran IPA kelas 3 semester 1Media pembelajaran IPA kelas 3 semester 1
Media pembelajaran IPA kelas 3 semester 1kurnia12005193
 
pembelajaran IPA SD kelas 3 semester 1
pembelajaran IPA SD kelas 3 semester 1pembelajaran IPA SD kelas 3 semester 1
pembelajaran IPA SD kelas 3 semester 1Adlina Dila
 
Kenampakan permukaan bumi
Kenampakan permukaan bumiKenampakan permukaan bumi
Kenampakan permukaan bumiDina Widyana
 
Perubahan kenampakan bumi
Perubahan kenampakan bumiPerubahan kenampakan bumi
Perubahan kenampakan bumiDzuljrx
 
KENAMPAKAN ALAM
KENAMPAKAN ALAM KENAMPAKAN ALAM
KENAMPAKAN ALAM Ziadatul M
 
Ppt materi IPA kelas 3 MI
Ppt materi IPA kelas 3 MIPpt materi IPA kelas 3 MI
Ppt materi IPA kelas 3 MIFarohhh26
 
Media ppt. IPA kenampakan permukaan bumi
Media ppt. IPA kenampakan permukaan bumiMedia ppt. IPA kenampakan permukaan bumi
Media ppt. IPA kenampakan permukaan bumiYohana Rahayu
 
IPA SD KELAS 3 SEMESTER 1
IPA SD KELAS 3 SEMESTER 1IPA SD KELAS 3 SEMESTER 1
IPA SD KELAS 3 SEMESTER 1setyawan53
 

Viewers also liked (18)

Pengaruh Vulkanis Terhadap Kehidupan
Pengaruh Vulkanis Terhadap KehidupanPengaruh Vulkanis Terhadap Kehidupan
Pengaruh Vulkanis Terhadap Kehidupan
 
Struktur dan bagian penting dari tumbuhan
Struktur dan bagian penting dari tumbuhanStruktur dan bagian penting dari tumbuhan
Struktur dan bagian penting dari tumbuhan
 
Ipa kelas 3 bab vii
Ipa kelas 3 bab viiIpa kelas 3 bab vii
Ipa kelas 3 bab vii
 
Ipa
IpaIpa
Ipa
 
Makalah Konsep Dasar IPA II
Makalah Konsep Dasar IPA IIMakalah Konsep Dasar IPA II
Makalah Konsep Dasar IPA II
 
Makalah warnet
Makalah warnetMakalah warnet
Makalah warnet
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
Mendiskripsikan kenampakan permukaan bumi dari tanah liat, term
Mendiskripsikan kenampakan permukaan bumi dari tanah liat, termMendiskripsikan kenampakan permukaan bumi dari tanah liat, term
Mendiskripsikan kenampakan permukaan bumi dari tanah liat, term
 
Media pembelajaran IPA kelas 3 semester 1
Media pembelajaran IPA kelas 3 semester 1Media pembelajaran IPA kelas 3 semester 1
Media pembelajaran IPA kelas 3 semester 1
 
pembelajaran IPA SD kelas 3 semester 1
pembelajaran IPA SD kelas 3 semester 1pembelajaran IPA SD kelas 3 semester 1
pembelajaran IPA SD kelas 3 semester 1
 
Materi ipa kelas3 sd
Materi ipa kelas3 sdMateri ipa kelas3 sd
Materi ipa kelas3 sd
 
Kenampakan permukaan bumi
Kenampakan permukaan bumiKenampakan permukaan bumi
Kenampakan permukaan bumi
 
Perubahan kenampakan bumi
Perubahan kenampakan bumiPerubahan kenampakan bumi
Perubahan kenampakan bumi
 
KENAMPAKAN ALAM
KENAMPAKAN ALAM KENAMPAKAN ALAM
KENAMPAKAN ALAM
 
MATERI IPA KELAS 3 SD
MATERI IPA KELAS 3 SDMATERI IPA KELAS 3 SD
MATERI IPA KELAS 3 SD
 
Ppt materi IPA kelas 3 MI
Ppt materi IPA kelas 3 MIPpt materi IPA kelas 3 MI
Ppt materi IPA kelas 3 MI
 
Media ppt. IPA kenampakan permukaan bumi
Media ppt. IPA kenampakan permukaan bumiMedia ppt. IPA kenampakan permukaan bumi
Media ppt. IPA kenampakan permukaan bumi
 
IPA SD KELAS 3 SEMESTER 1
IPA SD KELAS 3 SEMESTER 1IPA SD KELAS 3 SEMESTER 1
IPA SD KELAS 3 SEMESTER 1
 

Similar to Aktivitas Gunung Agung

Similar to Aktivitas Gunung Agung (20)

Gunung meletus
Gunung meletusGunung meletus
Gunung meletus
 
Geologi dinamik
Geologi dinamikGeologi dinamik
Geologi dinamik
 
1204107010016 fitria rahmadhani spb01
1204107010016 fitria rahmadhani spb011204107010016 fitria rahmadhani spb01
1204107010016 fitria rahmadhani spb01
 
Tugas geologi laut
Tugas geologi lautTugas geologi laut
Tugas geologi laut
 
Sejarah letusan dahsyat gunung kelud sejak tahun 1586
Sejarah letusan dahsyat gunung kelud sejak tahun 1586Sejarah letusan dahsyat gunung kelud sejak tahun 1586
Sejarah letusan dahsyat gunung kelud sejak tahun 1586
 
Sejarah letusan dahsyat gunung kelud sejak tahun 1586
Sejarah letusan dahsyat gunung kelud sejak tahun 1586Sejarah letusan dahsyat gunung kelud sejak tahun 1586
Sejarah letusan dahsyat gunung kelud sejak tahun 1586
 
Kliping Bencana Alam.docx
Kliping Bencana Alam.docxKliping Bencana Alam.docx
Kliping Bencana Alam.docx
 
Gunung meletus
Gunung meletusGunung meletus
Gunung meletus
 
Gunung Meletus elf.pptx
Gunung Meletus elf.pptxGunung Meletus elf.pptx
Gunung Meletus elf.pptx
 
Lembar pengesahan
Lembar pengesahanLembar pengesahan
Lembar pengesahan
 
Gunung_Meletus.pptx
Gunung_Meletus.pptxGunung_Meletus.pptx
Gunung_Meletus.pptx
 
109621106 kliping-bencana-alam
109621106 kliping-bencana-alam109621106 kliping-bencana-alam
109621106 kliping-bencana-alam
 
BAB GUNUNG BERAPI
BAB GUNUNG BERAPIBAB GUNUNG BERAPI
BAB GUNUNG BERAPI
 
Geomorf 7 geomorfologi gunung api
Geomorf 7 geomorfologi gunung apiGeomorf 7 geomorfologi gunung api
Geomorf 7 geomorfologi gunung api
 
Penyebab Kerusakan Lingkungan Hidup dan Usaha Pelestariannya
Penyebab Kerusakan Lingkungan Hidup dan Usaha PelestariannyaPenyebab Kerusakan Lingkungan Hidup dan Usaha Pelestariannya
Penyebab Kerusakan Lingkungan Hidup dan Usaha Pelestariannya
 
Bencana alam di asia tenggara
Bencana alam di asia tenggaraBencana alam di asia tenggara
Bencana alam di asia tenggara
 
GUNUNG_TAMBORA_GEOLOGI_REGIONAL_SUPERERU.pdf
GUNUNG_TAMBORA_GEOLOGI_REGIONAL_SUPERERU.pdfGUNUNG_TAMBORA_GEOLOGI_REGIONAL_SUPERERU.pdf
GUNUNG_TAMBORA_GEOLOGI_REGIONAL_SUPERERU.pdf
 
-bab 2 gsi
-bab 2 gsi-bab 2 gsi
-bab 2 gsi
 
Volcanology
VolcanologyVolcanology
Volcanology
 
Gunung Api dan Tektonisme
Gunung Api dan TektonismeGunung Api dan Tektonisme
Gunung Api dan Tektonisme
 

Aktivitas Gunung Agung

  • 1. TUGAS MAKALAH “Aktivitas Gunung Agung” Disusun Oleh : CERIA ZUNENA 11051308 GEOLOGI TERAPAN (B) Politeknik Geologi dan Pertambangan ( PGP ) BANDUNG 2014
  • 2. Pendahuluan Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus. Lebih lanjut, istilah gunung api ini juga dipakai untuk menamai fenomena pembentukanice volcanoes atau gunung api es dan mud volcanoes atau gunung api lumpur. Gunung api es biasa terjadi di daerah yang mempunyai musim dingin bersalju, sedangkan gunung api lumpur dapat kita lihat di daerah kuwu, grobogan, jawa tengah yang populer sebagai bleduk kuwu. Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung berapi yang aktif mungkin berubah menjadi separuh aktif, istirahat, sebelum akhirnya menjadi tidak aktif atau mati. Bagaimanapun gunung berapi mampu istirahat dalam waktu 610 tahun sebelum berubah menjadi aktif kembali. Oleh itu, sulit untuk menentukan keadaan sebenarnya daripada suatu gunung berapi itu, apakah gunung berapi itu berada dalam keadaan istirahat atau telah mati.
  • 3. Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,Inayah,Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan. Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
  • 4. ISI BAHASAN 1. KETERANGAN UMUM Nama Lain : Piek Van Bali,Piek Of Bali,Agung,Gunung Api. Lokasi a. Geografis Puncak : 08°20’30”Lintang Selatan dan 115°30’30”Bujur Timur b. Administratif : Kab.Karangasem,Pulau Bali. Ketinggian : 3014 m di atas muka laut setelah letusan 1963 Kota Terdekat : Karangasem Tipe Gunung : Strato Pos Pengamatan : 1. Desa Rendang,Kecamatan Rendang,Kab Karangasem,Bali ( 8⁰25’30”LS, 115°26’00”BT ) 2. Budakeling ( 8⁰23’30”LS, 115°26’00”BT ) 3. Batulompeh (8⁰15’00”LS, 115°30’00”BT ) 2. Cara Untuk Mencapai Puncak Gunung Agung Dapat dilihat dari 3 jurusan : (1) Dari Pasar Agung (selatan puncak) (2) Dari Budakeling lewat Nangka (tenggara puncak) (3) Dari Besakih (baratdaya puncak) Pendakian dari Pasar Agung Pasar Agung yang berada di sisi selatan Gunungapi Agung menuju ke tepi kawah pendakian dapat dicapai ± 3 jam. Pasar Agung dapat dicapai dari Selat dengan kendaraan bermotor roda empat. Pendakian dari Budakeling lewat Nangka
  • 5. Dilakukan dari Nangka (± 700 m dpl) yang dapat dicapai dengan kendaraan bermotor roda empat dari Karangasem melalui Budakeling. Pendakian melalui Pura Puseh lewat Pura Plawangan ke Pura Telaga Mas, kemudian ke Tirtadasar sampai di batas hutan di Pengubengan. Dari sini hanya dibutuhkan 1 - 2 jam pendakian hingga di tepi kawah sebelah tenggara. Pendakian seluruhnya memakan waktu 4 - 5 jam. Pendakian dari Besakih Perjalanan dilanjutkan hingga ke tempat perkemahan yang terletak pada garis ketinggian 2500 m, tempat ini dicapai ± 4 jam pendakian. Pendakian terakhir lewat suatu punggung yang datar hingga dicapai tepi kawah sebelah barat. Pendakian melalui Besakih memerlukan waktu 5 – 6 jam. 3. Tempat Wisata Gunung Agung Obyek wisata yang terdapat di sekitar Gunungapi Agung adalah Pura Besakih di Desa Besakih sebelah barat daya puncak Gunungapi Agung. Sedangkan di bagian lereng bawahnya terdapat Sungai Telaga Waja yang dimanfaatkan sebagai kegiatan wisata olah raga dayung (rafting). Disamping itu industri parawisata tumbuh dan berkembang di sepanjang pesisir pantai utara, termasuk daerah lereng utara Gunungapi Agung. 4. Sejarah Erupsi Gunung Agung Erupsi Gunungapi Agung yang diketahui sebanyak 4 kali sejak tahun 1800. Data erupsi Gunung Agung Tahun letusan Kegiatan 1808 Dalam tahun ini dilontarkan abu dan batuapung dengan jumlah luar biasa 1821 Terjadi Erupsi normal, selanjutnya tidak ada keterangan 1843 Erupsi didahului oleh gempa bumi. Material yang dimuntahkan
  • 6. yaitu abu, pasir, dan batuapung. Selanjutnya dalam tahun 1908, 1915, dan 1917 di berbagai tempat di dasar kawah dan pematangnya tampak tembusan fumarola. 1963 Erupsi dimulai tangga 18 Februari 1963 dan berakhir pada tanggal 27 Januari 1964. Erupsi bersifat magnatis. Korban tercatat 1.148 orang meninggal dan 296 orang luka. 5. Karakter Letusan Gunung Agung Pola dan sebaran hasil erupsi lampau sebelum tahun 1808, 1821, 1843, dan 1963 menunjukkan tipe letusan yang hampir sama, diantaranya adalah bersifat eksplosif (letusan, dengan melontarkan batuan pijar, pecahan lava, hujan piroklastik dan abu), dan efusif berupa aliran awan panas, dan aliran lava (Sutikno B., 1996). 6. Periode Letusan Dari 4 kejadian Erupsi masa lampau, periode istirahat Gunungapi Agung dapat diketahui yakni terpendek 16 tahun dan terpanjang 120 tahun. Data Periode Letusan Gunung Agung Tahun Letusan Periode Istirahat (tahun) 1805 - 1821 16 1843 22 1963 120
  • 7. 7. Awan Panas Gunung Agung Di Gunungapi Agung terdapat dua macam awan panas, yakni awan panas letusan dan awan panas guguran. Awan panas letusan terjadi pada waktu ada letusan besar. Pada waktu itu maka bagian bawah dari tiang letusan yang jenuh dengan bahan gunungapi melampaui tepi kawah dan meluncur ke bawah. Bergeraknya melalui bagian yang rendah di tepi kawah, ialah lurah dan selanjutnya mengikuti sungai. Kecepatan dari awan letusan ini menurut pengamatan dari Pos Rendang adalah rata-rata 60 km per jam dan di sebelah selatan mencapai jarak paling jauh 13 km, yakni di T. Luah dan di sebelah utara 14 km di T. Daya. Menurut Suryo (1964) selanjutnya, awan panas guguran adalah awan panas yang sering meluncur dari bawah puncak (tepi kawah). walaupun tidak ada letusan dapat terjadi awan panas guguran. Dapat pula terjadi apabila terjadi bagian dari aliran lava yang masih panas gugur, seperti terjadi pada waktu lava meleler di lereng utara. Daerah yang terserang awan panas letusan pada kegiatan 1963 terbatas pada lereng selatan dan utara saja, karena baik di barat maupun di sebelah timur kawah ada sebuah punggung.Kedua punggung ini memanjang dari barat ke timur. Awan panas letusan yang melampaui tepi kawah bagian timur dipecah oleh punggung menjadi dua jurusan ialah timur laut dan tenggara. Demikian awan panas di sebelah barat dipecah oleh punggung barat ke jurusan baratdaya dan utara. Awan panas letusan yang terjadi selama kegiatan 1963 telah melanda tanah seluas ±70km2 dan menyebabkan jatuh 863 korban manusia. 8. Data Korban Manusia Akibat Letusan Gunung Agung Menurut Suryo (1965,p.22-26) ada 3 sebab gejala yang menyebabkan jatuh korban selama kegiatan Gunungapi Agung dalam 1963, yakni akibat awan panas, piroklastika dan lahar. Data Korban Manusia Akibat Letusan Gunung Agung
  • 8. Jumlah korban (orang) meninggal luka Awan panas 820 59 Piroklastika 163 201 Lahar 165 36 Jumlah 1.148 296 9. Kerugian Lain Kerugian lain akibat letusan Gunungapi Agung tahun 1963. Data Kerugian lain akibat letusan Gunungapi Agung tahun 1963 Penyebab Jenis korban Awan panas 54 buah klasiran dan banjar telah menderita kerusakan. 45 kampung terlanda, diantaranya 12 buah musnah, sisanya rusak sebagian 1.963 bush rumah dan gubug terlanda. 75 ha sawah dan 2.201,63 ha ladang terlanda 1.167 ekor ternak dan 10.918 ekor unggas
  • 9. Lahar Eflata 2.567 ekor ternak 1.382 ekor unggas 21 kampung, 5 diantaranya musnah 4.172 rumah 1359.685 ha sawah dan 870 ha lading 150 ekor ternak 2.617 ekor unggas 1.564 rumah tertimbun, terbakar dan rusak 53.983.00 ha ladang tertimbun 11.745.00 ha hutan rusak 10. Kehebatan dan Energi Letusan Gunung Agung Kusumadinata (1964) telah menghitung energi dan kehebatan letusan Gunungapi Agung tahun 1963 dengan hasil sebagai berikut: Kehebatan Volume bahan letusan Berat jenis Energi Kalor yang dilepaskan Kesetaraan bom atom Kebesaran letusan : IV (H.Suya, 1955) : 0,83 km3 (V) : 2,3 () : 2,189.1025 erg (Eth) : 2605,9 (Ae) : 8,99
  • 10. 11. Hasil Erupsi Letusan Gunung Agung Lava Agung 1 (A1 1) Satuan batuan ini adalah hasil erupsi Gunungapi Agung yang tertua, berupa aliran lava masif, berwarna abu-abu gelap, “vesikuler”, tersingkap baik di hulu Tukad Besumik dan merupakan dasar dari sungai ini. Nama batuan : Andesit piroksin. Lava Agung 2 (A1 2) Penyebarannya terbatas pada dasar-dasar sungai di daerah desa Tumukus pada ketinggian di atas 1000 meter di atas permukaan laut. Nama batuan diduga olivin basalt. Lava Agung 3 (A1 3) Satuan batuan ini membentuk punggungan memanjang di atas Desa Blong, Bonyoh dan hulu Tukad Kidang. Aliran Piroklastik 1 (Aap 1) Sebarannya terbatas pada lereng utara membentuk suatu punggungan yang memanjang. Singkapan yang dijumpai pada Tukad Bokeng, mempunyai ketebalan lebih dari 10 meter, berwarna abu-abu gelap sampai kecoklatan, mudah gugur, fragmen berukuran pasir - kerakal, makin ke atas fragmen-fragmennya makin mengecil, kemas mengambang, menyudut tanggung, tersusun oleh fragmen magmatis dan litik. satuan batuan ini ditutupi oleh Lava Agung 3 (A1 3). Lava Agung 4 (A1 4) Sebarannya terdapat di bagian utara Gunungapi Agung, yaitu di sekitar Kampung Prasan, Pucang dan sepanjang aliran Tukad Daya pada ketinggian 40 m dari permukaan laut. Ia membentuk punggungan yang memanjang dan berbatasan dengan produk Gunung Batur Tua. Nama batuan Andesit piroksin.
  • 11. Lava Agung 5 (A1 5) Sebarannya terdapat di bagian timur daerah penelitian, tersingkap di sepanjang dasar Tukad Celagi pada ketinggian antara 100 meter hingga 800 meter dpl. Nama batuan basalt. Lava Agung 6 (A1 6) Sebarannya terdapat di bagian timur Gunungapi Agung, tersingkap di tepi jalan raya sebelah utara Desa Abadi dan di Tukad Lenceng, Desa Kesimpar (lebih kurang 5 km dari Desa Abang). Nama batuan Basalt dengan tingkat kesegaran yang cukup baik. Lava Agung 7 (A1 7) Sebarannya terdapat di sebelah barat Tukad Sangkandadi pada ketinggian 700 meter hingga 1500 meter dpl, membentuk suatu punggungan yang memanjang dan sebagian besar sudah tertutup oleh produk yang lebih muda. Lava Agung 8 (A1 8) Sebarannya terbatas, yaitu hanya di bagian timur Gunungapi Agung, di daerah Tukad Klatad pada ketinggian 900 meter hingga 2000 meter dpl. Lava Pawon (P1) Satuan batuan Lava Pawon tersingkap pada dinding sebelah barat Gunung Pawon. Satuan batuan ini diduga muncul sebagai parasit Gunungapi Agung. Aliran Piroklastik 2 (Aap 2) Sebarannya meliputi bagian tenggara, yaitu di daerah Pidpid (Tukad Kelenceng), Kesimpar (sebelah utara bukitPawon) dan daerah Nangka I (Tukad Pangadingah), Linggasana (sebelah barat bukit Pawon). Satuan batuan ini dibentuk oleh material magmatis (60%) dan litik (40%).
  • 12. Skoria Pawon (Psk) Satuan batuan membentuk suatu kerucut yang terletak di bagian tenggara Gunungapi Agung pada ketinggian 800 meter di atas permukaan laut. Penyusun tubuh kerucut terdiri dari skoria (basaltic scoria). Lava Agung 9 (A1 9) Sebarannya di bagian selatan Gunungapi Agung, yaitu di Tukad Kerukuk dan di bagian timur, yaitu di hulu Tukad Klenceng. Nama batuan Andesit piroksin. Aliran Piroklastik 3 (Aap 3) Penyebarannya di Kesimpar, Puto, dan Telung Buana. Singkapan terbaik dijumpai di tebing Tukad Dusuh daerah Sebudi bawah. Lava Agung 10 (A1 10) Sebarannya terbatas pada dasar sungai, di Tukad Iseh, hulu Tukad Langon dan Tukad Sabu, pada ketinggian di atas 1000 meter di permukaan laut. Nama batuan andesit basaltis. Aliran Piroklastik 4 (Aap 4) Penyebarannya di timur laut Gunungapi Agung, yaitu di daerah Batudawa, Batudulu. Satuan batuan ini dibentuk oleh material magmatis (60 %) dan litik (40 %). Lava Agung 11 (A1 11) Sebarannya di timur laut Gunungapi Agung membentuk kipas dan berakhir di laut (Selat Lombok), meliputi daerah Munting dan Tulamben. Nama batuan Andesit piroksin. Lava Agung 12 (A1 12) Sebarannya di timur laut Gunungapi Agung , yaitu di daerah Tulamben. Di utara penyebarannya terbatas pada Tukad Moong, sedang di bagian selatan dibatasi oleh Tukad Lamben. Posisi stratigrafi terletak di atas satuan Lava Agung 9.
  • 13. Aliran Piroklastik 5 (Aap 5) Penyebarannya di bagian utara Gunungapi Agung, yaitu di daerah Selagading, Bantas, Juntal dan Bangkelan. Lahar 1 (Alh 1) Penyebarannya di bagian selatan Gunungapi Agung, terutama di daerah Selat dan Bebandem. Endapan diduga merupakan lahar yang cukup tua. Lava Agung 13 (A1 13) Sebarannya memanjang dari puncak ke arah utara dan berhenti pada ketinggian 550 meter di atas permukaan laut, yaitu pada bagian hulu Tukad Linggah dan Tukad Gamongan. Nama batuan basalt. Jatuhan Piroklstik 1 (Ajp 1) Sebarannya di bagian barat daya Gunungapi Agung, yaitu di Tukad Iseh. Singkapan berupa abu, sedikit pumice, skoria dan fragmen litik. Lahar 2 (Alh 2) Sebarannya di bagian timur laut Gunungapi Agung membentuk punggungan dan berakhir di laut. Singkapan berupa pasir sampai kerakal dengan beberapa blok-blok lava, kemas terbuka, fragmen menyudut hingga menyudut tanggung. Lava Agung 14 (A1 14) Sebarannya di bagian utara puncak Gunungapi Agung, hasil aktifitas tahun 1963. Nama batuan basalt.
  • 14. Aliran Piroklastik 6 (Aap 6) Penyebarannya di bagian selatan Gunung Agung, sedikit di bagian timur dan menipis di bagian utara. satuan batuan ini hasil aktifitas Gunungapi Agung tahun 1963. Jatuhan Piroklstik 2 (Ajp 2) Sebarannya tebal di bagian barat dan selatan puncak Gunungapi Agung, sebagai hasil aktifitas Gunungapi Agung tahun 1963. Singkapan terdiri dari fragmen skoria, dan litik berukuran abu sampai kerikil. Lahar 3 (Alh 3) Sebarannya hampir seluruh sungai-sungai yang berhulu pada Gunungapi Agung, pada ketinggian 700 - 800 meter di atas permukaan laut. Batuan penyusun lahar berupa pasir, abu, fragmen skoria, litik dan lumpur. Aluvial (A1) Sebaran di pesisir utara Gunungapi Agung. Endapan berupa pasir, kerikil, kerakal dan endapan halus lainnya. 12. Batuan yang Terdapat Dari Hasil Erupsi Gunung Agung Batuan basalt dan andesit baslatis merupakan pembentuk utama lava G. Agung (Mawardi, 1990 dan Eka Kadarsetia 1993). Ringkasan informasi mineralogi dan petrografi diperlihatkan pada Tabel 7. Hasil analisis contoh aliran lava tahun 1963 menunjukkan lava tersebut sebagai andesit agak basaltik dengan kandungan An 38 – An55, hypersten dan augit. (W.S. Modjo 1963 dalam Kusunadinata 1979). Sebuah bom 1963 adalah andesit yang mengandung kwarsa dengan augit sebagai piroksen sedang bom kerak roti lama terdiri dari andesit piroksin vitrifir.
  • 15. Data Ringkasan petrografi dan mineralogy dari beberapa contoh sayatan Gunungapi Agung contoh batuan fenokris masa dasar catatan Ag.2 Ag.5 Ag.11 Ag.15 Ag.20 Ag.32A Ag.32B Basalt andesit-basalt basalt basalt andesit basalt basalt Plg (An48-An55), beberapa inklusi:cpx, olivin,mineral opaque Plg (An44-An50), opx, cpx, mineral opaque Plg (An50), cpx, olivin Plg, teralterasi, olivin Plg (An40-An45), teralterasi, cpx, opx Plg (An42-An45), cpx, opx Plg, teralterasi, cpx Mikrokristalin: mikrolit plg Mikro-hipokristalin: mi krolit plg Mikrokristalin: mikrolit plg Mikrokristalin: mikrolit plg Mikrokristalin: mikrolit plg, min. opaque Mikrokristalin: mikrolit plg, min. opaque Mikrokristalin:( gelap) mikrolit plg aliran lava lava G. Pawon lava G. Cemara lava shetting aliran lava lava puncak
  • 16. Ag.33 basalt (subhedral) plg (An45-An50), cpx, olivin Mikrokristalin: mikrolit plg, min. opaque lava puncak 13. Mitigasi Bencana Gunung Agung Gunungapi Agung memiliki 3 buah Pos Pengamatan Gunungapi (Pos PGA) yakni di Rendang, Budakeling dan Batulompeh. Pemantauan di Pos PGA Rendang dilengkapi dengan metoda seismik disamping secara visual. Sensor seismometer ditempatkan di Pasar Agung (08o22,66’LS 115o29,92’ BT), data ditransmisikan ke Pos Rendang dengan sistem radio telemetri Sedangkan di Batulompeh dan Pos Budak Keling pengamatan hanya secara visual. Laporan kegiatan G. Agung disampaikan ke PVMBG melalui radio SSB dan surat. Dalam kondisi normal pelaporan kegiatan G. Agung ke PVMBG dilakukan melalui radio SSB dua kali sehari dan satu bulan sekali melalui surat.
  • 17. Penutup Kesimpulan Dengan dibuatnya makalah ini dilihat dari segi geologist kita sebagai mahasiswa geologi dapat mengetahui seperti apa keterjadiannya letusan Gunung Agung tersebut dari berbagai segi dan kita bisa tahu bagaimana aktivitas gunung tersebut dan bisa mengatisipasi jatuhnya orban jiwa dengan adanya mitigasi bencana. Namun jika dilihat dari segi umum , kita bisa mengetahui bahaya apa saja yang disebabkan oleh letusan Gunung Agung tersubut dengan membaca makalah ini. Saran Bencana kita tidak tahu kapan datangnya, untuk itu agar kiranya harus tetap siapsiaga akan bencana yang terjadi. Dan menjaga dan melestarikan hasil bumi agar tidak terjadi erupsi pada gunung.
  • 18. DAFTAR PUSTAKA Deden Wahyudin, 2002, Laporan Pemetaan Bahan Galian Gunungapi Agung, Direktorat Vulkanologi Eka Kadarsetia, 1993, Penyelidikan Petrokimia , Direktorat Vulkanologi Kusumadinata, 1979, Dasar Gunungapi Indonesia, Direktorat Vulkanologi Mawardi dan wahyu Suherman, Penyelidikan Petrokimia G. Agung, 1990, Direktorat Vulkanologi Nasution, M. Hendrasto dan Dadi Mulyadi, 1989, laporan Pemetaan Geologi G. Agung, Direktorat Vulkanologi Rizal D. Erfan, Yana Karyana, Tardin, Maemunah, Laporan Pengumpulan Bahan Informasi Kegunungapian G. Agung, Juni 1999, Direktrat Vulkanologi Sjafra Dwipa, Yusep Hidayat H., Saleh S., Samid, 1993, Pengukuran Potensial Diri G. Agung, Direktorat Vulkanologi S. Bronto, M. S. Santoso, A. Martono, Ato Djuhara, 1996, Laporan Pemetaan Kawasan Rawan Bencana Gunungapi Agung, Direktorat Vulkanologi.
  • 19. Sulaeman c., 2001, Laporan Pengamatan G. Agung, Direktorat Vulkanologi http://wahidridho.blogspot.com/2013/08/makalah-gunung-berapi_26.html