SlideShare a Scribd company logo
1 of 59
PRINSIP DASAR K3 &
UU KK LN No.1 Tahun 1970
SEJARAH K3
Masa Purbakala
Terdapat catatan kuno tentang keselamatan bangunan
yang telah diatur oleh Raja Hamurabi dari Babilonia
pada abad 17 sebelum Masehi.
 Raja Hamurabi mengatur dalam undang-undang
negaranya tentang hukuman bagi para ahli
bangunan yang membuat bangunan rumah, dan
bangunannya mendatangkan kecelakaan bagi
pemilik dan anggota keluarganya.
 Lima abad kemudia, yaitu pada zaman Mosai,
para ahli bangunan harus bertanggung jawab
terhadap keselamatan kerja para pelaksana dan
pekerja-pekerjanya.
 Kemudian masalah-masalah keselamatan kerja
meluas ke Yunani, Romawi dan lain-lain namun
masih belum merupakan suatu usaha yang
terarah dan terorganisir.
(Hand out Training Aggota P2K3, Depnakertrans RI.)
SEJARAH K3
 Abad 17 sM
Raja Hamurabi
mengatur
peraturan
kecelakaan
pada pekerjaan
bangunan
 Lima abad
kemudian pada
zaman Mosai,
 Kemudian
meluas ke
Yunani, Romawi
dan lain-lain
Masa Modern
 Perubahan besar dalam bentuk maupun jenis kecelakaan
dalam industri dimulai setelah berhasilnya revolusi industri
pada abad 18 (1750-1850). Setelah pemakaian tenaga uap
dan tenaga listrik dalam proses mekanisasi dan elektrifikasi
dikalangan industri, muncul bentuk-bentuk kecelakaan yang
lain. Dengan penggantian batu bara oleh minyak, maka
muncul sumber-sumber bahaya baru dan mengakibatkan
bentuk kecelakaan telah berubah.
 Awal Peraturan Keselamatan Kerja di Dunia
Usaha-usaha yang dilakukan oleh gerakan sosial untuk
perbaikan terhadap masalah kondisi kerja dapat dicapai
dengan diterapkannya Undang-undang tentang Perawatan
Kesehatan dan Moral Pekerja Pabrik pada tahun 1802.
Undang-undang tersebut diubah pada tahun 1833 dimana
amandemennya menghendaki adanya suatu instansi
pengawasan dari pemerintah.
Pada tahun 1844 ditambahkan kepada Undang-undang
tersebut kewajiban pengawasan mesin, penyediaan
pengaman dan kewajiban melaporkan kecelakaan kerja yang
terjadi.
 Revolusi industri
pada abad 18
(1750-1850).
 Gerakan sosial
menghasilkan
undang-undang
perawatan
kesehatan dan
moral pekerja
pabrik, 1802
 1833 didirikan
instansi
pengawsan dari
pemerintah. 1844
diperluas dg
pengawasan
mesin, penyediaan
pengaman dan
melaporkan
kecelakaan
 Di Perancis pada tahun 1841 dikeluarkan peraturan
tentang perlindungan tenaga kerja anak dalam industri
yang mempergunakan tenaga mekanik, namun undang-
undang yang secara tegas mengatur keselamatan kerja
dikeluarkan pada tahun 1893.
 Di Rusia tahun 1845 dikeluarkan surat edaran tentang
pengawasan kesehatan kerja di pabrik-pabrik.
 Tahun 1853 dikeluarkan ketentuan yang memberikan
wewenang kepada pemerintah untuk mengawasi hal-hal
yang mempengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja
anak di pusat-pusat industri di Dusseldorf.
 Tahun 1869 keluar ketentuan umum perlindungan
pekerja terhadap kecelakaan-kecelakaan dalam industri
dan penyakit akibat kerja.
 Tahun 1872 dikeluarkan sistem pengawasan
keselamatan dan kesehatan kerja untuk daerah industri
negara bagian Saxon dan Badern.
 Di Perancis pada
tahun 1841
 Di Rusia tahun 1845
 Tahun 1853 di
Dusseldorf dan
tahun 1869 :
kecelakaan dalam
industri dan
penyakit akibat
kerja.
 Tahun 1872 : daerah
industri negara
bagian Saxon dan
Badern.
 Tahun 1878 dikeluarkan undang-undang tentang
pengawasan pabrik di seluruh negara bagian Jerman.
Tahun 1884 dikeluarkan peraturan tentang asuransi
kecelakaan kerja.
 Di Belgia peraturan keselamatan dan kesehatan kerja
diadopsi dari peraturan yang berasal dari zaman
pemerintahan Napoleon dan sebagian berasal dari
peraturan pengawasan bahaya industri. Pada tahun 1810
dikeluarkan undang-undang mengenai tambang,
peleburan logam, dan jenis usaha yang sama.
 Di Denmark dan Swiss telah ada peraturan keselamatan
sejak tahun 1840, tetapi pelaksanaannya secara efektif di
Denmark baru pada tahun 1873 dan di Swiss pada tahun
1877.
 Di Amerika Serikat, Massachusset adalah negara
bagian pertama yang memiliki undang-undang
pencegahan kecelakaan diperusahaan pada tahun 1867,
 Wincosin pada tahun 1885,
 New York pada tahun 1867,
 Ohio pada tahun 1888,
 Messouri pada tahun 1891 dan
 Rhode Island pada tahun 1896.
 Tahun 1878 di seluruh
negara bagian Jerman.
 Di Belgia diadopsi dari
zaman pemerintahan
Napoleon. Pada tahun
1810 dikeluarkan
undang-undang
mengenai tambang,
peleburan logam, dan
jenis usaha yang sama.
 Di Denmark sejak
tahun 1840.
di Swiss pada tahun
1877.
 Di Amerika Serikat,
Massachusset pada
tahun 1867,
 Di Indonesia Usaha penanganan masalah keselamatan
kerja dimulai pada tahun 1847, sejalan dengan dipakainya
mesin-mesin untuk keperluan industri oleh Pemerintah
Hindia Belanda. Penanganan keselamatan kerja waktu itu
pada dasarnya bukan untuk pengawasan terhadap
pemakaian pesawat-pesawat uap tetapi untuk mencegah
terjadinya kebakaran yang ditimbulkan akibat penggunaan
pesawat uap.
Pelaksanaan terhadap pengawasannya pada waktu itu
diserahkan kepada instansi Dienst Van het Stoomwezen.
Dengan berdirinya dinas stoomwezen, maka untuk
pertama kalinya di Indonesia pemerintah secara nyata
mengadakan usaha perlindungan tenaga kerja dari
bahaya kecelakaan.
Untuk membantu kepentingan pengawasan pesawat uap,
dirasakan perlunya suatu unit penyelidikan bahan atau
laboratorium yang merupakan bagian dari dinas
Stoomwezen. Laboratorium tersebut diserahkan kepada
Sekolah Teknik Tinggi di Bandung pada tahun 1912,
 Di Indonesia
Usaha
penanganan
masalah
keselamatan kerja
dimulai pada
tahun 1847
Pelaksanaan
terhadap
pengawasannya
pada waktu itu
diserahkan
kepada instansi
Dienst Van het
Stoomwezen.
Pada akhir abad 19 pemakaian pesawat uap
meningkat dengan pesat dan disusul dengan
pemakaian mesin-mesin diesel dan listrik di pabrik-
pabrik. Hal tersebut menyebabkan timbulnya sumber-
sumber bahaya baru bagi para pekerja dan
kecelakaan kerja bertambah sering terjadi.
Pada tahun 1905, akhirnya pemerintah mengeluarkan
Staatsblad No.521 yaitu peraturan tentang
keselamatan kerja yang disebut dengan nama
Veiligheids Reglement yang disingkat VR, dan
kemudian diperbaharui pada tahun 1910 dengan
Staatsblad No.406 pengawasannya dilakukan oleh
Dinas Stoomwezen.
Pada tahun 1930 pemerintah mengeluarkan
Stoomordonantie dan Stoom Verordening dengan
Staatsbland No. 225 dan No. 339. Pada tahun itu
juga dikeluarkan Mijn Politie Reglement atau
peraturan keselamtan kerja tambang.
Pada tahun 1905,
dikeluarkan
Veiligheids
Reglement disingkat
VR, dan diperbaharui
tahun 1910 dengan
Staatsblad No.406
Pada tahun 1930
dikeluarkan:
 Stoomordonantie
dan Stoom
Verordening.
 Mijn Politie
Reglement
Kemudian secara berturut-turut tugas VT
ditambah sesuai dengan undang-undang
yang dikeluarkan, yaitu pada :
 Tahun 1931 : Pengawasan terhadap
bahan-bahan yang mengandung
racun di perusahaan (pabrik cat,
accu,percetakan dll) dengan Loodwit
Ordonantie,Staatsblad N0.509
 Tahun 1932 dan 1933 : Pengawasan
terhadap pabrik petasan dengan
Undang-undang dan Peraturan
Petasan (Vuurwerk – Ordonantie dan
Vuurwerk Verordening Staatsblad
No.143 dan No.10).
 Tahun 1931 : Loodwit
Ordonantie,
Staatsblad
N0.509
 Tahun 1932 dan
1933 : Undang-
undang dan
Peraturan Petasan
(Vuurwerk –
Ordonantie dan
Vuurwerk
Verordening
Staatsblad No.143
dan No.10).
 Tahun 1938 dan 1939 : Pengawasan
terhadap jalan rel kereta api loko dan
gerbongnya yang digunakan sebagai alat
pengangkutan di perusahaan
pertanian,kehutanan pertambangan dan
sebagainya selain dari jalan kereta api
PJKA, yaitu melalui Industriebaan
Ordonantie dan Industriebaan Verordening
staatsblad nomor 59 dan nomor 29.
 Tahun 1940 : Untuk pengawasan yang
dilakukan oleh Dinas Pengawasan
Keselamatan Kerja, para Pengusaha ditarik
biaya retribusi melalui Retributie Ordonantie
dan Retributie Verordening, Staatsblad
nomor 424 dan nomor 425.
 Tahun 1938 dan 1939
: Industriebaan
Ordonantie dan
Industriebaan
Verordening
staatsblad nomor 59
dan nomor 29.
 Tahun 1940 :
Retributie
Ordonantie dan
Retributie
Verordening,
Staatsblad nomor
424 dan nomor 425.
PRINSIP DASAR
K3
PHILOSOPHY
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Pemikiran dan upaya serta penerapannya
yang ditujukan untuk menjamin keutuhan
dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun
rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan
manusia pada umumnya, hasil karya dan
budaya, untuk meningkatkan kesejahteraan
tenaga kerja
ACCIDENT
• Personal Injury
• Property Damage
PRA ACCIDENT
(PROSPECTVE)
PASCA ACCIDENT
(RETROSPECTIVE)
RISK MANAGEMENT
 Hight
 Medium
 Low
ACCIDENT ANALYSIS
KEBIJAKAN
HIGHT RISK
NORMATIF PERATURAN
TEORI DOMINO
NASIONAL
UU KK No.1/1970
PEMERINTAH
 PP
 PERPRES
 PERMEN
 PERDA
 KEPGUB/BUP/WAKOT
K3
Non NORMATIF JSA
UNIVERSAL
• Mencegah terjadinya
kecelakaan
• Mencegah agar kecelakaan
yang serupa tidak terulang
kembali (repeated accident)
• Menjamin pekerja dapat
mengembangkan potensinya
sesuai harkat dan martabatnya
sbg manusia
TUJUAN UNDANG-
UNDANG No. 1/1970
• Agar setiap TK terjamin
keselamatannya u/
kesra hidup &
meingkatkan produksi
kerja serta
produktivitas nasional
• Agar orang lain yg
berada di tempat kerja
terjamin
keselamatannya
• Agar sumber produksi
dapat dipakai secara
aman & efisien
Tujuan
KECELAKAAN
Kecelakaan kerja
o yang berhubung dg
hubungan kerja
o di tempat kerja
 Penyakit akibat kerja
 Kebakaran atau
peledakan atau bahaya
pembuangan limbah
 Kejadian berbahaya
lainnya
DEFINISI INCIDENT
Suatu kejadian yang tidak
diinginkan, bilamana pada
saat itu sedikit saja ada
perubahan maka dapat
mengakibatkan terjadinya
accident.
KECELAKAAN
Suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat
menimbulkan korban manusia dan atau harta benda
KEJADIAN BERBAHAYA LAINNYA
Suatu kejadian yang potensial dapat menyebabkan kecelakaan kerja atau penyakit
akibat kerja kecuali kebakaran, peledakan dan bahaya pembuangan limbah
INSIDEN (NEARMISS) KEJADIAN SEPERTI
TERSEBUT, TIDAK MENGAKIBATKAN CEDERA
Insiden (nearmiss) perlu mendapat perhatian yang sama seperti kecelakaan.
Kejadian yang sama apabila terulang mungkin berakibat cidera serius.
ref. Per. Menaker No. Per.03/MEN/1998
Tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan
KECELAKAAN KERJA
Kecelakaan yang terjadi berhubung
dengan hubungan kerja, termasuk
penyakit yang timbul karena hubungan
kerja, demikian pula kecelakaan yang
terjadi dalam perjalanan berangkat
dari rumah menuju tempat kerja, dan
pulang kerumah melalui jalan yang biasa
atau wajar dilalui
ref. Per. Menaker No. Per.04/MEN/1993 Tentang Jaminan Kecelakaan Kerja
KECELAKAAN
yg berhubung
dg hub.kerja
di tempat
kerja
injury acc.
injury acc. +
non injury
kompensasi
faktor
penyebab
UU No.3/1992 UU No.1/1970
Permenaker No.04/M/1993 Permenaker No.03/M/1998
HRD OSH
Hazard
Adalah sumber
bahaya potensial
yang dapat
menyebabkan
kerusakan (harm).
Hazards are unsafe
conditions and unsafe
practice
Hazards are as the
potential for harm or
damage to people,
property, or the
environment. Hazards
include the
characteristics of things
and actions or inactions
of people.
(ILO)
A condition with the
potential for causing
injury, damage, or
mission degradation.
Danger
Merupakan tingkat bahaya dari suatu
kondisi dimana atau kapan muncul
sumber bahaya.
Danger adalah lawan dari aman atau
selamat.
Harm
Adalah kerusakan atau bentuk kerugian
berupa kematian, cidera, sakit fisik atau
mental, kerusakan properti, kerugian
produksi, kerusakan lingkungan atau
kombinasi dari kerugian-kerugian tadi.
RISK
RISK
Resiko adalah ukuran kemungkinan kerugian yang
akan timbul dari sumber bahaya (hazard)) tertentu
yang terjadi
1) Berasal dr kata RIZK (arab) yang berarti pemberian yang tidak terduga
2) Berarti Loss (kerugian), atau injury (cedera), atau disadvantage (ketidak beruntungan),
atau destruction (kehancuran)- Webster dictionary
o Kesempatan untuk terjadinya sesuatu yang akan
memberikan akibat pada suatu tujuan. Resiko diukur dari
hubungan kemungkinan akan terjadinya sesuatu dengan
konsekuensinya jika terjadi (Prof. Jean Cross, 1997, AS/NZS
4360, 1995. ISO 31000, 2009)
RISK
Untuk menentukan resiko membutuhkan perhitungan
antara konsekuensi/dampak yang mungkin timbul dan
probabilitas, yang biasanya disebut sebagai tingkat
resiko (level of risk).
Risk “is a measure of the probability and severity of
adverse effects”
Risk management :
the whole of action to achieve, maintain or improve
the safety of an installation and its operation
Benyamin O.Alli, Fundamental Principles of Occupational Helath and
Safety, ILO
AMAN (SELAMAT)
Aman (safe) adalah suatu
kondisi dimana atau kapan
munculnya sumber bahaya
telah dapat dikendalikan ke
tingkat yang memadai, dan
ini adalah lawan dari
bahaya (danger).
Dikatakan aman (safe) apabila tiada ada suatu kemungkinan yang
dapat merusak atau merugikan.
• Mechanic
• Electric
• Kinetic
• Substances  Flammable
 Explosive
 Combustible
 Corrosive
Accidental
release
• Accident  Injuries
 Minor
 Mayor
 Fatal
 Assets
• Mendadak, dramatis, bencana
(Sudden Reaction)
• Process
• Equipment, facilities,
tools
• Working practices
• Guarding
• Pengalaman
• Karir lapangan +
pelatihan
1. Safety Hazard
2. Konsekuensi
3. Konsentrasi kepedulian
• Titik berat pd
kerusakan asset,
fatality
• Sepertinya urgen
(bahaya mendadak)
• Prinsip pendekatan
o Pengkajian resiko
o Utk memperkecil
resiko
• Physic
• Chemical
• Biologic
• Ergonomics
• Psychosocial
• Terpapar  kontak  penyakit
mendadak, menahun, kanker dan
dampak terhadap masyarakat umum
(Prolonged Reaction)
• Environment (bahan
pencemar)
• Exposure
• Work hours
• PPE
• Pendidikan
• Karir jab. Sesuai
pendidikan
1. Health Hazard
2. Konsekuensi
3. Konsentrasi kepedulian
• Titik berat pd
bahaya tersembunyi
• Sepertinya kurang
urgent (laten)
• Prinsip pendekatan
o Pengkajian
kepaparan
o Utk memperkecil
kepaparan
 Damage
HAZARD
1. Physical hazard
<bising, radiasi, temperatur>
2. Chemical Hazard
3. Mechanical Hazard
4. Electrical Hazard
5. Ergonomical Hazard
<sempit, ngangkat, dorong>
6. Behavior Hazard
7. Environmental Hazard
8. Biological Hazard
9. Psychological Hazard
<waktu kerja lama, hubungan dg atasan, trauma>
(Wells,1996; Plog.2002; Donoghue,2004)
BIAYA KECELAKAAN DAN PENYAKIT
 Pengobatan/perawatan
 Gaji (Biaya diasuransikan)
 Kerusakan gangguan
 Kerusakan peralatan dan perkakas
 Kerusakan produk dan material
 Terlambat dan ganguan produksi
 Biaya legal hukum
 Pengeluaran biaya untuk penyediaan
fasilitas dan peralatan gawat darurat
 Sewa peralatan
 Waktu untuk penyelidikan
 Gaji terusdibayar untuk waktu yang hilang
 Biaya pemakaian pekerja pengganti dan/
atau biaya melatih
 Upah lembur
 Ekstra waktu untuk kerja administrasi
 Berkurangnya hasil produksi akibat dari
korban
 Hilangnya bisnis dan nama baik
$1
$5 HINGGA $50
BIAYA DALAM PEMBUKUAN:
KERUSAKAN PROPERTI
(BIAYA YANG TAK
DIASURANSIKAN)
$1 HINGGA $3
BIAYA LAIN YANG
TAK DIASURANSIKAN
Dalam buku Industrial Safety, David Colling, kecelakaan
didifinisikan :
Kejadian tidak terkontrol atau tak direncanakan yang
disebabkan oleh faktor manusia, situasi, atau lingkungan
yang membuat terganggunya proses kerja dengan atau
tanpa berakibat pada cedera, sakit, kematian,atau kerusakan
property kerja.
TEORI DOMINO W.W. HEINRICH, 1928
Teori Domino Heinrich merumuskan kecelakaan terdiri dari
5 faktor yang saling berhubungan :
1. Kondisi kerja
2. Kelalaian kerja
3. Tindakan tidak aman *
4. Kecelakaan
5. Cedera
* Faktor ketiga tindakan tidak aman diputuskan mata rantainya
Piramida Kecelakaan
Heinrich’s Theory
Kematian/Fatality
Kerusakan Properti
Nyaris Celaka/Near-misses
Bahaya/Hazards
Luka berat/Serious injuries
P3K/First aid cases
THE ILCI LOSS CAUSATION MODEL Bird & German, 1985
SEBAB
DASAR
PENYEBAB
TIDAK
LANGSUNG
INSIDEN
(Kontak)
LEMAHNYA
KONTROL
o PROGRAM
TAK SESUAI
o STANDAR
TAK SESUAI
o KEPATUHAN
THD
STANDAR
oFAKTOR
PERORANGAN
oFAKTOR
KERJA
oPERBUATAN
TAK AMAN
&
oKONDISI
TAK AMAN
<KEJADIAN>
o KONTAK
DENGAN
ENERGI
ATAU
o BAHAN/
ZAT
oMANUSIA
oMATERIAL
oPROSES
PRODUKSI
KERUGIAN
Piramida Kecelakaan
Frank Bird Jr.
Kematian/ Kec.Serius
Kecelakaan Ringan
Kerusakan Properti
Nyaris Celaka
• Perbuatan &
Kondisi Tidak
Aman
• Bahaya
Data dilaporkan
dan tercatat
LEMAHNYA
KONTROL KERUGIAN
PENYEBAB
DASAR
PENYEBAB
LANGSUNG
KECELAKAAN
LACK
OF
CONTROL
 PROGRAM TIDAK SESUAI
 STANDARD TIDAK SESUAI
 KEPATUHAN TERHADAP STANDAR
INSIDEN
 STRUCK AGAINST  menabrak/bentur benda diam/bergerak
 STRUCK BY  terpukul/tabrak oleh benda bergerak
 FALL TO  jatuh dari tempat yang lebih tinggi
 FALL ON  jatuh di tempat yang datar
 CAUGHT IN  tusuk, jepit, cubit benda runcing
 CAUGHT ON  terjepit,tangkap,jebak diantara obyek besar
 CAUGHT BETWEEN  terpotong, hancur, remuk
 CONTACT WITH  listrik, kimia, radiasi, panas, dingin
 OVERSTRESS  terlalu berat, cepat, tinggi, besar
 EQUIPMENT FAILURE  kegagalan mesin, peralatan
 EVIRONMENTAL RELEASE  masalah pencemaran
LEMAHNYA
KONTROL KERUGIAN
PENYEBAB
DASAR
PENYEBAB
LANGSUNG
KECELAKAAN
LEMAHNYA
KONTROL
KERUGIAN
PENYEBAB
DASAR
PENYEBAB
LANGSUNG
KECELAKAAN
KERUGIAN
• KECELAKAAN MERUPAKAN GEJALA DISFUNGSI SISTEM
• ANALISIS KASUS KECELAKAAN MENCARI SUMBER DISFUNGSI
ELEMENTER
• KECELAKAAN KECIL DAN INSIDEN PERLU DIANALISIS APABILA
MEMPUNYAI POTENSI UNTUK MENIMBULKAN KECELAKAAN
BESAR.
• SETIAP KECELAKAAN MEMPUNYAI PENYEBAB BANYAK.
• PENYEBAB DASAR DAPAT MENUNJUKKAN DISFUNGSI
MANAJEMEN.
• KARENA ITU DALAM MENGANALISIS KASUS KECELAKAAN HARUS
DICARI PENYEBABNYA SAMPAI TUGAS DAN FUNGSI MANAJEMEN
YANG KURANG BERJALAN
ANALISIS KASUS KECELAKAAN
Kecelakaan sebagai kegagalan sistem
HIRARKI PENGENDALIAN
1
2
3
ELIMINASI
SUBSTITUSI
PENGENDALIAN
ADMINISTRATIF
APD
REKAYASA/
ENGINEERING
4
5
HIRARKI PENGENDALIAN RISIKO K3
☻ Eliminasi
Menghilangkan suatu bahan/tahapan proses berbahaya
☻ Substitusi
 Mengganti bahan bentuk serbuk dengan bentuk pasta
 Proses menyapu diganti dengan vakum
 Bahan solvent diganti dengan bahan deterjen
 Proses pengecatan spray diganti dengan pencelupan
☻ RekayasaTeknik
 Pemasangan alat pelindung mesin (mechine guarding)
 Pemasangan general dan local ventilation
 Pemasangan alat sensor otomatis
☻ PengendalianAdministratif
 Pemisahan lokasi
 Pergantian shift kerja
 Pembentukan sistem kerja
 Pelatihan karyawan
☻ AlatPelindungDiri
 Helmet
 Safety Shoes
 Ear plug/muff
 Safety goggles
 dll
HIRARKI PENGENDALIAN RISIKO K3
Undang-Undang Keselamatan
Kerja
LN No.1 Tahun 1970
KEDUDUKAN HUKUM
UU KK No.1 Tahun 1970
HUKUM
KETENAGAKERJAAN
HUKUM
PERDATA
HUKUM
PIDANA
Lex Specialist
• UU Uap 1930 (Stbl.No.225 Th.1930)
• UU Petasan (Stbl.No.143 Th.1932)
• UU Rel Industri (Stbl.No.593 Th.1938)
• UU Timah Putih Kering (Stbl.No.509 Th.1932)
• MPR 1930
Lex Generalist
UU KK No.1/1970
PERATURAN
PELAKSANAAN
HUKUM PERJANJIAN
PERJANJIAN KERJA
TUJUAN UNDANG-UNDANG
memberikan perlindungan atas keselamatan
 Tenaga kerja u/ kesra hidup & GNP
 Orang lain
 Sumber produksi dapat dipakai
secara aman dan efisien
LATAR BELAKANG
• Yuridis - VR. 1910 Stbl No.406
• Industrialisasi, elektrifikasi, modernisasi -
peningkatan intensitet kerja
• Upaya preventif mulai dari perencanaan
DASAR HUKUM UUKK
1. Ps. 5, 20, 27 (2) UUD 1945
2. Ps. 9, 10 UU No. 14/1969
Dicabut diganti dg UU No.13/2003
Ps. 86, 87
UU KK No.1/1970
PERATURAN PELAKSANAAN
 PERATURAN KHUSUS  PERATURAN PEMERINTAH
 PER PRES
 PER MEN
 PERDA
 Kep. Gub/Bup/WaKOt
 Kep/SE Dirjen
DIKTUM
1. Mencabut : Veiligheidsreglement tahun
1910 (Stbl. No. 406)
2. Menetapkan : Undang-undang Tentang
Keselamatan Kerja
Pasal 86 UU No.13/2003
(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas :
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia
serta nilai-nilai agama;
(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan
produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya
keselamatan dan kesehatan kerja
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku
BAB X Bag. Kesatu - Pragraf 5
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pasal 87 UU No.13/2003
(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang
terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan
(2) Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan
Pemerintah
BAB I
ISTILAH
Pasal 1
 Tempat kerja
 Pengurus
 Pengusaha
 Direktur
 Pegawai pengawas
 Ahli keselamatan kerja
tempat kerja di darat, dalam tanah, permukaan
air, dalam air, di udara
dengan unsur :
 dilakukan usaha dg motif bersifat ekonomis maupun
sosial
 ada tenaga kerja yang bekerja secara terus menerus
maupun sewaktu-waktu
 ada sumber bahaya
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2
Bab IV
PENGAWASAN
Pasal 5, 6,7, 8 dan
BAB VI PEMBINAAN
Pasal 10
MENAKER
DIREKTUR
PEG.
PENGA
WAS
AHLI
K3
DOKTER
PRSH
P2K3
• DEP/DINAS
• LUAR
DEPNAKER
• POLI . PRSH
•JASA KESEH • PRSH
• PEMERINTAH • SWASTA - INDUSTRI
- JASA ----PJIT
PANITIA
BANDING RETRIBUSI
BAB V
PEMBINAAN
Pasal 9
o Pasal 9 :
Ayat (1) – Pengurus diwajibkan menunjukan dan menjelaskan
kpd tenaga kerja baru :
a. kondisi dan bahaya serta yg dpt timbul
b. Semua pengamanan dan alat perlindungan yang diharuskan
c. Alat pelindung Diri (APD)
d. Cara dan sikap bekerja yang aman
Ayat (2) – dpt mempekerjakan setelah yakin
Ayat (3) – Pembinaan : pencegahan kec, kebakaran,
peningkatan K3, P3K
Ayat (4) - wajib memenuhi dan mentaati syarat K3
o Pasal 11
ayat (1) – Wajib melaporkan tiap kecelakaan
ayat (2) – Tata cara pelaporan diatur dg per-
perundangan (jo. Permenaker No.Per –
03/MEN/1998)
BAB VII
KECELAKAAN
Pasal 11
a. Memberikan ket. yg benar bila diminta
b. Memekai APD yg diwajibkan
c. Memenuhi dan mentaati syarat K3
d. Meminta pengurus melaksanakan syarat K3 yg
diwajibkan
e. Menyatakan keberatan kerja kecuali ditentukan
peg-pengawas
BAB VIII
KEWAJIBAN DAN HAK TENAGA KERJA
Pasal 12
BAB IX
MEMASUKI TEMPAT KERJA
Pasal 13
BAB X
MEMASUKI TEMPAT KERJA
Pasal 14
a. Secara tertulis
b. Memasang gambar K3
c. Menyediakan secara cuma-cuma
BAB XI
PENUTUP
o Pasal 15
ayat (1) – per-pelaksanaan
ayat (2) – sangsi
ayat (3) – pid. Pelanggaran
o Pasal 16 – kewajiban penyesuaian per
o Pasal 17 – aturan peralihan
o Pasal 18 – nama UU KK
1. Tujuan UU KK
2. Latar Belakang UU
3. Dasar Hukum
4. Diktum
5. Bab I - Istilah : Pasal 1 – (6)
6. Bab II - Ruang Lingkup : Pasal 2 – (3)
7. Bab III - Syarat KK : Pasal 3 – (2)
Pasal 4 – (3)
8. Bab IV – Pengawasan : Pasal 5 – (2)
Pasal 6 – (3)
Pasal 7
Pasal 8 – (3)
9. Bab V – Pembinaan : Pasal 9 – (4)
10. Bab VI – P2K3 : Pasal 10 – (2)
11. Bab VII – Kecelakaan : Pasal – 11
12. Bab VIII – Kewajiban & Hak TK : Pasal 12 – (5)
13. Bab IX – Kewajiban memamsuki tempat kerja : Pasal 13
14. Bab X – Kewajiban Pengurus : Pasal 14
15. Bab XI - Ketentuan Penutup : Pasal 15 – (3)
Pasal 16
Pasal 17
Pasal 18
RESUM
E
POLRI
Objek
Pengawasan
Ketenaga-
kerjaan
PEMERIKSAAN PENGUJIAN PENETAPAN
PEGAWAI
PENGAWAS/PPNS
Kebijakan
Pengawasan
(DIRJEN/KADIS)
• Mekanik,
• Pesawat uap & bejana
tekan
• Konstruksi bangunan
• Instalasi listrik
• Lingkungan kerja
• Kesehatan kerja
• Sertifikasi alat, &
personil
HIPERKES
Laporan
Dokter
Pemeriksa
PUSDIKLAT
POLRI &
MENKEHAM
Temuan
Tidak
Sesuai
Nota
Perlu
Perbaikan
Sesuai
Tindakan
IMPLEMENTASI
SISTEM PENGAWASAN
K3
• Penghentian
pekerjaan
• Segel
• Sidik
PJK3
Auditor
Ahli K3
P2K3
PANTEK
LSP
STANDAR
Standar Kompetensi
BNSP
Standar Teknis BSN
Pabrikasi
• Waktu kerja dan
istirahat
• Pengupahan
• Syarat kerja
• Perempuan dan
anak bekerja
• PTK LN
• TKA
• Jamsostek
• Norma
Ketenagakerjaan
• Norma K3
Terima kasih…
atas perhatian dan kerjasamanya

More Related Content

Similar to 2. Sejarah & Perundangan K3.pptx

Perundangan Malaysia berkaitan Keselamatan dan Kesihatan Pekerjaan
Perundangan Malaysia berkaitan Keselamatan dan Kesihatan PekerjaanPerundangan Malaysia berkaitan Keselamatan dan Kesihatan Pekerjaan
Perundangan Malaysia berkaitan Keselamatan dan Kesihatan PekerjaanMuhammad Nasrullah
 
Dasar dasar k3 (1)
Dasar  dasar k3 (1)Dasar  dasar k3 (1)
Dasar dasar k3 (1)Satrio Adi
 
Unit 009 Menerapkan Peraturan Perundang-undangan Terkait K3Kontstruksi.pdf
Unit 009 Menerapkan Peraturan Perundang-undangan Terkait K3Kontstruksi.pdfUnit 009 Menerapkan Peraturan Perundang-undangan Terkait K3Kontstruksi.pdf
Unit 009 Menerapkan Peraturan Perundang-undangan Terkait K3Kontstruksi.pdfRisto Naibaho
 
Safety meeting uu no 1 tahun 1970
Safety meeting uu no 1 tahun 1970Safety meeting uu no 1 tahun 1970
Safety meeting uu no 1 tahun 1970Rifki Fadli
 
Kesehatan, Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3)
Kesehatan, Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3)Kesehatan, Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3)
Kesehatan, Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3)Lady Perry Pasaribu
 
Aturan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Aturan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)Aturan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Aturan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)Fenti Anita Sari
 
UU No. 1 Tahun 1970.ppt
UU No. 1 Tahun 1970.pptUU No. 1 Tahun 1970.ppt
UU No. 1 Tahun 1970.pptanggera91
 
6. Modul KESELAMATAN KERJA KONSTRUKSI DAN BANGUNAN (1).pdf
6. Modul KESELAMATAN KERJA KONSTRUKSI DAN BANGUNAN (1).pdf6. Modul KESELAMATAN KERJA KONSTRUKSI DAN BANGUNAN (1).pdf
6. Modul KESELAMATAN KERJA KONSTRUKSI DAN BANGUNAN (1).pdfmuhamadalkayis
 
Akta keselamatan dan kesihatan perkerjaan 1994
Akta keselamatan dan kesihatan perkerjaan 1994Akta keselamatan dan kesihatan perkerjaan 1994
Akta keselamatan dan kesihatan perkerjaan 1994Tengkurex
 
UU NO.1 TH,1970 Tentang Keselamatan Kerja.ppt
UU NO.1 TH,1970 Tentang Keselamatan Kerja.pptUU NO.1 TH,1970 Tentang Keselamatan Kerja.ppt
UU NO.1 TH,1970 Tentang Keselamatan Kerja.pptirwankurniawan45
 
UU no.1 th1970 tentang keselamatan kerja
UU no.1 th1970 tentang keselamatan kerjaUU no.1 th1970 tentang keselamatan kerja
UU no.1 th1970 tentang keselamatan kerjaAl Marson
 
K3.02 peraturan k3
K3.02 peraturan k3K3.02 peraturan k3
K3.02 peraturan k3raysa hasdi
 
2. peraturan perundangan
2. peraturan perundangan2. peraturan perundangan
2. peraturan perundanganWinarso Arso
 

Similar to 2. Sejarah & Perundangan K3.pptx (18)

Perundangan Malaysia berkaitan Keselamatan dan Kesihatan Pekerjaan
Perundangan Malaysia berkaitan Keselamatan dan Kesihatan PekerjaanPerundangan Malaysia berkaitan Keselamatan dan Kesihatan Pekerjaan
Perundangan Malaysia berkaitan Keselamatan dan Kesihatan Pekerjaan
 
Akta1994
Akta1994Akta1994
Akta1994
 
Dasar dasar k3 (1)
Dasar  dasar k3 (1)Dasar  dasar k3 (1)
Dasar dasar k3 (1)
 
Materi ii
Materi iiMateri ii
Materi ii
 
Osha94
Osha94Osha94
Osha94
 
Unit 009 Menerapkan Peraturan Perundang-undangan Terkait K3Kontstruksi.pdf
Unit 009 Menerapkan Peraturan Perundang-undangan Terkait K3Kontstruksi.pdfUnit 009 Menerapkan Peraturan Perundang-undangan Terkait K3Kontstruksi.pdf
Unit 009 Menerapkan Peraturan Perundang-undangan Terkait K3Kontstruksi.pdf
 
Safety meeting uu no 1 tahun 1970
Safety meeting uu no 1 tahun 1970Safety meeting uu no 1 tahun 1970
Safety meeting uu no 1 tahun 1970
 
Kesehatan, Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3)
Kesehatan, Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3)Kesehatan, Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3)
Kesehatan, Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3)
 
Topik 1 konsep kselamtan & ksihatan
Topik 1 konsep kselamtan & ksihatanTopik 1 konsep kselamtan & ksihatan
Topik 1 konsep kselamtan & ksihatan
 
Aturan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Aturan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)Aturan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Aturan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
 
UU No. 1 Tahun 1970.ppt
UU No. 1 Tahun 1970.pptUU No. 1 Tahun 1970.ppt
UU No. 1 Tahun 1970.ppt
 
6. Modul KESELAMATAN KERJA KONSTRUKSI DAN BANGUNAN (1).pdf
6. Modul KESELAMATAN KERJA KONSTRUKSI DAN BANGUNAN (1).pdf6. Modul KESELAMATAN KERJA KONSTRUKSI DAN BANGUNAN (1).pdf
6. Modul KESELAMATAN KERJA KONSTRUKSI DAN BANGUNAN (1).pdf
 
Akta keselamatan dan kesihatan perkerjaan 1994
Akta keselamatan dan kesihatan perkerjaan 1994Akta keselamatan dan kesihatan perkerjaan 1994
Akta keselamatan dan kesihatan perkerjaan 1994
 
UU NO.1 TH,1970 Tentang Keselamatan Kerja.ppt
UU NO.1 TH,1970 Tentang Keselamatan Kerja.pptUU NO.1 TH,1970 Tentang Keselamatan Kerja.ppt
UU NO.1 TH,1970 Tentang Keselamatan Kerja.ppt
 
UU no.1 th1970 tentang keselamatan kerja
UU no.1 th1970 tentang keselamatan kerjaUU no.1 th1970 tentang keselamatan kerja
UU no.1 th1970 tentang keselamatan kerja
 
Osha ete 101
Osha ete 101Osha ete 101
Osha ete 101
 
K3.02 peraturan k3
K3.02 peraturan k3K3.02 peraturan k3
K3.02 peraturan k3
 
2. peraturan perundangan
2. peraturan perundangan2. peraturan perundangan
2. peraturan perundangan
 

More from fitriahariwibawati

4880191.pptttttttttttttttttttttttttttttttt
4880191.pptttttttttttttttttttttttttttttttt4880191.pptttttttttttttttttttttttttttttttt
4880191.ppttttttttttttttttttttttttttttttttfitriahariwibawati
 
sistem-manajemen-k3-pp50th2012.mmmmmmmmmmmpt
sistem-manajemen-k3-pp50th2012.mmmmmmmmmmmptsistem-manajemen-k3-pp50th2012.mmmmmmmmmmmpt
sistem-manajemen-k3-pp50th2012.mmmmmmmmmmmptfitriahariwibawati
 
PENGENALAN_SMK3kesmasokeeeaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa...
PENGENALAN_SMK3kesmasokeeeaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa...PENGENALAN_SMK3kesmasokeeeaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa...
PENGENALAN_SMK3kesmasokeeeaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa...fitriahariwibawati
 
1. Konsep Administrasi Pembangunan.pptx
1. Konsep Administrasi Pembangunan.pptx1. Konsep Administrasi Pembangunan.pptx
1. Konsep Administrasi Pembangunan.pptxfitriahariwibawati
 
1. Kreatifitas, Inovasi dan Riset.pptx
1. Kreatifitas, Inovasi dan Riset.pptx1. Kreatifitas, Inovasi dan Riset.pptx
1. Kreatifitas, Inovasi dan Riset.pptxfitriahariwibawati
 

More from fitriahariwibawati (7)

4880191.pptttttttttttttttttttttttttttttttt
4880191.pptttttttttttttttttttttttttttttttt4880191.pptttttttttttttttttttttttttttttttt
4880191.pptttttttttttttttttttttttttttttttt
 
sistem-manajemen-k3-pp50th2012.mmmmmmmmmmmpt
sistem-manajemen-k3-pp50th2012.mmmmmmmmmmmptsistem-manajemen-k3-pp50th2012.mmmmmmmmmmmpt
sistem-manajemen-k3-pp50th2012.mmmmmmmmmmmpt
 
PENGENALAN_SMK3kesmasokeeeaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa...
PENGENALAN_SMK3kesmasokeeeaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa...PENGENALAN_SMK3kesmasokeeeaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa...
PENGENALAN_SMK3kesmasokeeeaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa...
 
Administrasi_Pembangunan.pptx
Administrasi_Pembangunan.pptxAdministrasi_Pembangunan.pptx
Administrasi_Pembangunan.pptx
 
1. Konsep Administrasi Pembangunan.pptx
1. Konsep Administrasi Pembangunan.pptx1. Konsep Administrasi Pembangunan.pptx
1. Konsep Administrasi Pembangunan.pptx
 
1. Kreatifitas, Inovasi dan Riset.pptx
1. Kreatifitas, Inovasi dan Riset.pptx1. Kreatifitas, Inovasi dan Riset.pptx
1. Kreatifitas, Inovasi dan Riset.pptx
 
Fitria hari
Fitria hariFitria hari
Fitria hari
 

2. Sejarah & Perundangan K3.pptx

  • 1. PRINSIP DASAR K3 & UU KK LN No.1 Tahun 1970
  • 3. Masa Purbakala Terdapat catatan kuno tentang keselamatan bangunan yang telah diatur oleh Raja Hamurabi dari Babilonia pada abad 17 sebelum Masehi.  Raja Hamurabi mengatur dalam undang-undang negaranya tentang hukuman bagi para ahli bangunan yang membuat bangunan rumah, dan bangunannya mendatangkan kecelakaan bagi pemilik dan anggota keluarganya.  Lima abad kemudia, yaitu pada zaman Mosai, para ahli bangunan harus bertanggung jawab terhadap keselamatan kerja para pelaksana dan pekerja-pekerjanya.  Kemudian masalah-masalah keselamatan kerja meluas ke Yunani, Romawi dan lain-lain namun masih belum merupakan suatu usaha yang terarah dan terorganisir. (Hand out Training Aggota P2K3, Depnakertrans RI.) SEJARAH K3  Abad 17 sM Raja Hamurabi mengatur peraturan kecelakaan pada pekerjaan bangunan  Lima abad kemudian pada zaman Mosai,  Kemudian meluas ke Yunani, Romawi dan lain-lain
  • 4. Masa Modern  Perubahan besar dalam bentuk maupun jenis kecelakaan dalam industri dimulai setelah berhasilnya revolusi industri pada abad 18 (1750-1850). Setelah pemakaian tenaga uap dan tenaga listrik dalam proses mekanisasi dan elektrifikasi dikalangan industri, muncul bentuk-bentuk kecelakaan yang lain. Dengan penggantian batu bara oleh minyak, maka muncul sumber-sumber bahaya baru dan mengakibatkan bentuk kecelakaan telah berubah.  Awal Peraturan Keselamatan Kerja di Dunia Usaha-usaha yang dilakukan oleh gerakan sosial untuk perbaikan terhadap masalah kondisi kerja dapat dicapai dengan diterapkannya Undang-undang tentang Perawatan Kesehatan dan Moral Pekerja Pabrik pada tahun 1802. Undang-undang tersebut diubah pada tahun 1833 dimana amandemennya menghendaki adanya suatu instansi pengawasan dari pemerintah. Pada tahun 1844 ditambahkan kepada Undang-undang tersebut kewajiban pengawasan mesin, penyediaan pengaman dan kewajiban melaporkan kecelakaan kerja yang terjadi.  Revolusi industri pada abad 18 (1750-1850).  Gerakan sosial menghasilkan undang-undang perawatan kesehatan dan moral pekerja pabrik, 1802  1833 didirikan instansi pengawsan dari pemerintah. 1844 diperluas dg pengawasan mesin, penyediaan pengaman dan melaporkan kecelakaan
  • 5.  Di Perancis pada tahun 1841 dikeluarkan peraturan tentang perlindungan tenaga kerja anak dalam industri yang mempergunakan tenaga mekanik, namun undang- undang yang secara tegas mengatur keselamatan kerja dikeluarkan pada tahun 1893.  Di Rusia tahun 1845 dikeluarkan surat edaran tentang pengawasan kesehatan kerja di pabrik-pabrik.  Tahun 1853 dikeluarkan ketentuan yang memberikan wewenang kepada pemerintah untuk mengawasi hal-hal yang mempengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja anak di pusat-pusat industri di Dusseldorf.  Tahun 1869 keluar ketentuan umum perlindungan pekerja terhadap kecelakaan-kecelakaan dalam industri dan penyakit akibat kerja.  Tahun 1872 dikeluarkan sistem pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja untuk daerah industri negara bagian Saxon dan Badern.  Di Perancis pada tahun 1841  Di Rusia tahun 1845  Tahun 1853 di Dusseldorf dan tahun 1869 : kecelakaan dalam industri dan penyakit akibat kerja.  Tahun 1872 : daerah industri negara bagian Saxon dan Badern.
  • 6.  Tahun 1878 dikeluarkan undang-undang tentang pengawasan pabrik di seluruh negara bagian Jerman. Tahun 1884 dikeluarkan peraturan tentang asuransi kecelakaan kerja.  Di Belgia peraturan keselamatan dan kesehatan kerja diadopsi dari peraturan yang berasal dari zaman pemerintahan Napoleon dan sebagian berasal dari peraturan pengawasan bahaya industri. Pada tahun 1810 dikeluarkan undang-undang mengenai tambang, peleburan logam, dan jenis usaha yang sama.  Di Denmark dan Swiss telah ada peraturan keselamatan sejak tahun 1840, tetapi pelaksanaannya secara efektif di Denmark baru pada tahun 1873 dan di Swiss pada tahun 1877.  Di Amerika Serikat, Massachusset adalah negara bagian pertama yang memiliki undang-undang pencegahan kecelakaan diperusahaan pada tahun 1867,  Wincosin pada tahun 1885,  New York pada tahun 1867,  Ohio pada tahun 1888,  Messouri pada tahun 1891 dan  Rhode Island pada tahun 1896.  Tahun 1878 di seluruh negara bagian Jerman.  Di Belgia diadopsi dari zaman pemerintahan Napoleon. Pada tahun 1810 dikeluarkan undang-undang mengenai tambang, peleburan logam, dan jenis usaha yang sama.  Di Denmark sejak tahun 1840. di Swiss pada tahun 1877.  Di Amerika Serikat, Massachusset pada tahun 1867,
  • 7.  Di Indonesia Usaha penanganan masalah keselamatan kerja dimulai pada tahun 1847, sejalan dengan dipakainya mesin-mesin untuk keperluan industri oleh Pemerintah Hindia Belanda. Penanganan keselamatan kerja waktu itu pada dasarnya bukan untuk pengawasan terhadap pemakaian pesawat-pesawat uap tetapi untuk mencegah terjadinya kebakaran yang ditimbulkan akibat penggunaan pesawat uap. Pelaksanaan terhadap pengawasannya pada waktu itu diserahkan kepada instansi Dienst Van het Stoomwezen. Dengan berdirinya dinas stoomwezen, maka untuk pertama kalinya di Indonesia pemerintah secara nyata mengadakan usaha perlindungan tenaga kerja dari bahaya kecelakaan. Untuk membantu kepentingan pengawasan pesawat uap, dirasakan perlunya suatu unit penyelidikan bahan atau laboratorium yang merupakan bagian dari dinas Stoomwezen. Laboratorium tersebut diserahkan kepada Sekolah Teknik Tinggi di Bandung pada tahun 1912,  Di Indonesia Usaha penanganan masalah keselamatan kerja dimulai pada tahun 1847 Pelaksanaan terhadap pengawasannya pada waktu itu diserahkan kepada instansi Dienst Van het Stoomwezen.
  • 8. Pada akhir abad 19 pemakaian pesawat uap meningkat dengan pesat dan disusul dengan pemakaian mesin-mesin diesel dan listrik di pabrik- pabrik. Hal tersebut menyebabkan timbulnya sumber- sumber bahaya baru bagi para pekerja dan kecelakaan kerja bertambah sering terjadi. Pada tahun 1905, akhirnya pemerintah mengeluarkan Staatsblad No.521 yaitu peraturan tentang keselamatan kerja yang disebut dengan nama Veiligheids Reglement yang disingkat VR, dan kemudian diperbaharui pada tahun 1910 dengan Staatsblad No.406 pengawasannya dilakukan oleh Dinas Stoomwezen. Pada tahun 1930 pemerintah mengeluarkan Stoomordonantie dan Stoom Verordening dengan Staatsbland No. 225 dan No. 339. Pada tahun itu juga dikeluarkan Mijn Politie Reglement atau peraturan keselamtan kerja tambang. Pada tahun 1905, dikeluarkan Veiligheids Reglement disingkat VR, dan diperbaharui tahun 1910 dengan Staatsblad No.406 Pada tahun 1930 dikeluarkan:  Stoomordonantie dan Stoom Verordening.  Mijn Politie Reglement
  • 9. Kemudian secara berturut-turut tugas VT ditambah sesuai dengan undang-undang yang dikeluarkan, yaitu pada :  Tahun 1931 : Pengawasan terhadap bahan-bahan yang mengandung racun di perusahaan (pabrik cat, accu,percetakan dll) dengan Loodwit Ordonantie,Staatsblad N0.509  Tahun 1932 dan 1933 : Pengawasan terhadap pabrik petasan dengan Undang-undang dan Peraturan Petasan (Vuurwerk – Ordonantie dan Vuurwerk Verordening Staatsblad No.143 dan No.10).  Tahun 1931 : Loodwit Ordonantie, Staatsblad N0.509  Tahun 1932 dan 1933 : Undang- undang dan Peraturan Petasan (Vuurwerk – Ordonantie dan Vuurwerk Verordening Staatsblad No.143 dan No.10).
  • 10.  Tahun 1938 dan 1939 : Pengawasan terhadap jalan rel kereta api loko dan gerbongnya yang digunakan sebagai alat pengangkutan di perusahaan pertanian,kehutanan pertambangan dan sebagainya selain dari jalan kereta api PJKA, yaitu melalui Industriebaan Ordonantie dan Industriebaan Verordening staatsblad nomor 59 dan nomor 29.  Tahun 1940 : Untuk pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Pengawasan Keselamatan Kerja, para Pengusaha ditarik biaya retribusi melalui Retributie Ordonantie dan Retributie Verordening, Staatsblad nomor 424 dan nomor 425.  Tahun 1938 dan 1939 : Industriebaan Ordonantie dan Industriebaan Verordening staatsblad nomor 59 dan nomor 29.  Tahun 1940 : Retributie Ordonantie dan Retributie Verordening, Staatsblad nomor 424 dan nomor 425.
  • 12. PHILOSOPHY KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Pemikiran dan upaya serta penerapannya yang ditujukan untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya, untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja
  • 13. ACCIDENT • Personal Injury • Property Damage PRA ACCIDENT (PROSPECTVE) PASCA ACCIDENT (RETROSPECTIVE) RISK MANAGEMENT  Hight  Medium  Low ACCIDENT ANALYSIS KEBIJAKAN HIGHT RISK NORMATIF PERATURAN TEORI DOMINO NASIONAL UU KK No.1/1970 PEMERINTAH  PP  PERPRES  PERMEN  PERDA  KEPGUB/BUP/WAKOT K3 Non NORMATIF JSA
  • 14. UNIVERSAL • Mencegah terjadinya kecelakaan • Mencegah agar kecelakaan yang serupa tidak terulang kembali (repeated accident) • Menjamin pekerja dapat mengembangkan potensinya sesuai harkat dan martabatnya sbg manusia TUJUAN UNDANG- UNDANG No. 1/1970 • Agar setiap TK terjamin keselamatannya u/ kesra hidup & meingkatkan produksi kerja serta produktivitas nasional • Agar orang lain yg berada di tempat kerja terjamin keselamatannya • Agar sumber produksi dapat dipakai secara aman & efisien Tujuan
  • 15. KECELAKAAN Kecelakaan kerja o yang berhubung dg hubungan kerja o di tempat kerja  Penyakit akibat kerja  Kebakaran atau peledakan atau bahaya pembuangan limbah  Kejadian berbahaya lainnya
  • 16. DEFINISI INCIDENT Suatu kejadian yang tidak diinginkan, bilamana pada saat itu sedikit saja ada perubahan maka dapat mengakibatkan terjadinya accident.
  • 17. KECELAKAAN Suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda KEJADIAN BERBAHAYA LAINNYA Suatu kejadian yang potensial dapat menyebabkan kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja kecuali kebakaran, peledakan dan bahaya pembuangan limbah INSIDEN (NEARMISS) KEJADIAN SEPERTI TERSEBUT, TIDAK MENGAKIBATKAN CEDERA Insiden (nearmiss) perlu mendapat perhatian yang sama seperti kecelakaan. Kejadian yang sama apabila terulang mungkin berakibat cidera serius. ref. Per. Menaker No. Per.03/MEN/1998 Tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan
  • 18. KECELAKAAN KERJA Kecelakaan yang terjadi berhubung dengan hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja, dan pulang kerumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui ref. Per. Menaker No. Per.04/MEN/1993 Tentang Jaminan Kecelakaan Kerja
  • 19. KECELAKAAN yg berhubung dg hub.kerja di tempat kerja injury acc. injury acc. + non injury kompensasi faktor penyebab UU No.3/1992 UU No.1/1970 Permenaker No.04/M/1993 Permenaker No.03/M/1998 HRD OSH
  • 20. Hazard Adalah sumber bahaya potensial yang dapat menyebabkan kerusakan (harm). Hazards are unsafe conditions and unsafe practice Hazards are as the potential for harm or damage to people, property, or the environment. Hazards include the characteristics of things and actions or inactions of people. (ILO) A condition with the potential for causing injury, damage, or mission degradation.
  • 21. Danger Merupakan tingkat bahaya dari suatu kondisi dimana atau kapan muncul sumber bahaya. Danger adalah lawan dari aman atau selamat.
  • 22. Harm Adalah kerusakan atau bentuk kerugian berupa kematian, cidera, sakit fisik atau mental, kerusakan properti, kerugian produksi, kerusakan lingkungan atau kombinasi dari kerugian-kerugian tadi.
  • 23. RISK
  • 24. RISK Resiko adalah ukuran kemungkinan kerugian yang akan timbul dari sumber bahaya (hazard)) tertentu yang terjadi 1) Berasal dr kata RIZK (arab) yang berarti pemberian yang tidak terduga 2) Berarti Loss (kerugian), atau injury (cedera), atau disadvantage (ketidak beruntungan), atau destruction (kehancuran)- Webster dictionary o Kesempatan untuk terjadinya sesuatu yang akan memberikan akibat pada suatu tujuan. Resiko diukur dari hubungan kemungkinan akan terjadinya sesuatu dengan konsekuensinya jika terjadi (Prof. Jean Cross, 1997, AS/NZS 4360, 1995. ISO 31000, 2009)
  • 25. RISK Untuk menentukan resiko membutuhkan perhitungan antara konsekuensi/dampak yang mungkin timbul dan probabilitas, yang biasanya disebut sebagai tingkat resiko (level of risk). Risk “is a measure of the probability and severity of adverse effects” Risk management : the whole of action to achieve, maintain or improve the safety of an installation and its operation Benyamin O.Alli, Fundamental Principles of Occupational Helath and Safety, ILO
  • 26. AMAN (SELAMAT) Aman (safe) adalah suatu kondisi dimana atau kapan munculnya sumber bahaya telah dapat dikendalikan ke tingkat yang memadai, dan ini adalah lawan dari bahaya (danger). Dikatakan aman (safe) apabila tiada ada suatu kemungkinan yang dapat merusak atau merugikan.
  • 27. • Mechanic • Electric • Kinetic • Substances  Flammable  Explosive  Combustible  Corrosive Accidental release • Accident  Injuries  Minor  Mayor  Fatal  Assets • Mendadak, dramatis, bencana (Sudden Reaction) • Process • Equipment, facilities, tools • Working practices • Guarding • Pengalaman • Karir lapangan + pelatihan 1. Safety Hazard 2. Konsekuensi 3. Konsentrasi kepedulian • Titik berat pd kerusakan asset, fatality • Sepertinya urgen (bahaya mendadak) • Prinsip pendekatan o Pengkajian resiko o Utk memperkecil resiko • Physic • Chemical • Biologic • Ergonomics • Psychosocial • Terpapar  kontak  penyakit mendadak, menahun, kanker dan dampak terhadap masyarakat umum (Prolonged Reaction) • Environment (bahan pencemar) • Exposure • Work hours • PPE • Pendidikan • Karir jab. Sesuai pendidikan 1. Health Hazard 2. Konsekuensi 3. Konsentrasi kepedulian • Titik berat pd bahaya tersembunyi • Sepertinya kurang urgent (laten) • Prinsip pendekatan o Pengkajian kepaparan o Utk memperkecil kepaparan  Damage
  • 28. HAZARD 1. Physical hazard <bising, radiasi, temperatur> 2. Chemical Hazard 3. Mechanical Hazard 4. Electrical Hazard 5. Ergonomical Hazard <sempit, ngangkat, dorong> 6. Behavior Hazard 7. Environmental Hazard 8. Biological Hazard 9. Psychological Hazard <waktu kerja lama, hubungan dg atasan, trauma> (Wells,1996; Plog.2002; Donoghue,2004)
  • 29. BIAYA KECELAKAAN DAN PENYAKIT  Pengobatan/perawatan  Gaji (Biaya diasuransikan)  Kerusakan gangguan  Kerusakan peralatan dan perkakas  Kerusakan produk dan material  Terlambat dan ganguan produksi  Biaya legal hukum  Pengeluaran biaya untuk penyediaan fasilitas dan peralatan gawat darurat  Sewa peralatan  Waktu untuk penyelidikan  Gaji terusdibayar untuk waktu yang hilang  Biaya pemakaian pekerja pengganti dan/ atau biaya melatih  Upah lembur  Ekstra waktu untuk kerja administrasi  Berkurangnya hasil produksi akibat dari korban  Hilangnya bisnis dan nama baik $1 $5 HINGGA $50 BIAYA DALAM PEMBUKUAN: KERUSAKAN PROPERTI (BIAYA YANG TAK DIASURANSIKAN) $1 HINGGA $3 BIAYA LAIN YANG TAK DIASURANSIKAN
  • 30. Dalam buku Industrial Safety, David Colling, kecelakaan didifinisikan : Kejadian tidak terkontrol atau tak direncanakan yang disebabkan oleh faktor manusia, situasi, atau lingkungan yang membuat terganggunya proses kerja dengan atau tanpa berakibat pada cedera, sakit, kematian,atau kerusakan property kerja. TEORI DOMINO W.W. HEINRICH, 1928 Teori Domino Heinrich merumuskan kecelakaan terdiri dari 5 faktor yang saling berhubungan : 1. Kondisi kerja 2. Kelalaian kerja 3. Tindakan tidak aman * 4. Kecelakaan 5. Cedera * Faktor ketiga tindakan tidak aman diputuskan mata rantainya
  • 31. Piramida Kecelakaan Heinrich’s Theory Kematian/Fatality Kerusakan Properti Nyaris Celaka/Near-misses Bahaya/Hazards Luka berat/Serious injuries P3K/First aid cases
  • 32. THE ILCI LOSS CAUSATION MODEL Bird & German, 1985 SEBAB DASAR PENYEBAB TIDAK LANGSUNG INSIDEN (Kontak) LEMAHNYA KONTROL o PROGRAM TAK SESUAI o STANDAR TAK SESUAI o KEPATUHAN THD STANDAR oFAKTOR PERORANGAN oFAKTOR KERJA oPERBUATAN TAK AMAN & oKONDISI TAK AMAN <KEJADIAN> o KONTAK DENGAN ENERGI ATAU o BAHAN/ ZAT oMANUSIA oMATERIAL oPROSES PRODUKSI KERUGIAN
  • 33. Piramida Kecelakaan Frank Bird Jr. Kematian/ Kec.Serius Kecelakaan Ringan Kerusakan Properti Nyaris Celaka • Perbuatan & Kondisi Tidak Aman • Bahaya Data dilaporkan dan tercatat
  • 34. LEMAHNYA KONTROL KERUGIAN PENYEBAB DASAR PENYEBAB LANGSUNG KECELAKAAN LACK OF CONTROL  PROGRAM TIDAK SESUAI  STANDARD TIDAK SESUAI  KEPATUHAN TERHADAP STANDAR
  • 35. INSIDEN  STRUCK AGAINST  menabrak/bentur benda diam/bergerak  STRUCK BY  terpukul/tabrak oleh benda bergerak  FALL TO  jatuh dari tempat yang lebih tinggi  FALL ON  jatuh di tempat yang datar  CAUGHT IN  tusuk, jepit, cubit benda runcing  CAUGHT ON  terjepit,tangkap,jebak diantara obyek besar  CAUGHT BETWEEN  terpotong, hancur, remuk  CONTACT WITH  listrik, kimia, radiasi, panas, dingin  OVERSTRESS  terlalu berat, cepat, tinggi, besar  EQUIPMENT FAILURE  kegagalan mesin, peralatan  EVIRONMENTAL RELEASE  masalah pencemaran LEMAHNYA KONTROL KERUGIAN PENYEBAB DASAR PENYEBAB LANGSUNG KECELAKAAN
  • 37. • KECELAKAAN MERUPAKAN GEJALA DISFUNGSI SISTEM • ANALISIS KASUS KECELAKAAN MENCARI SUMBER DISFUNGSI ELEMENTER • KECELAKAAN KECIL DAN INSIDEN PERLU DIANALISIS APABILA MEMPUNYAI POTENSI UNTUK MENIMBULKAN KECELAKAAN BESAR. • SETIAP KECELAKAAN MEMPUNYAI PENYEBAB BANYAK. • PENYEBAB DASAR DAPAT MENUNJUKKAN DISFUNGSI MANAJEMEN. • KARENA ITU DALAM MENGANALISIS KASUS KECELAKAAN HARUS DICARI PENYEBABNYA SAMPAI TUGAS DAN FUNGSI MANAJEMEN YANG KURANG BERJALAN ANALISIS KASUS KECELAKAAN Kecelakaan sebagai kegagalan sistem
  • 39. HIRARKI PENGENDALIAN RISIKO K3 ☻ Eliminasi Menghilangkan suatu bahan/tahapan proses berbahaya ☻ Substitusi  Mengganti bahan bentuk serbuk dengan bentuk pasta  Proses menyapu diganti dengan vakum  Bahan solvent diganti dengan bahan deterjen  Proses pengecatan spray diganti dengan pencelupan ☻ RekayasaTeknik  Pemasangan alat pelindung mesin (mechine guarding)  Pemasangan general dan local ventilation  Pemasangan alat sensor otomatis
  • 40. ☻ PengendalianAdministratif  Pemisahan lokasi  Pergantian shift kerja  Pembentukan sistem kerja  Pelatihan karyawan ☻ AlatPelindungDiri  Helmet  Safety Shoes  Ear plug/muff  Safety goggles  dll HIRARKI PENGENDALIAN RISIKO K3
  • 42. KEDUDUKAN HUKUM UU KK No.1 Tahun 1970 HUKUM KETENAGAKERJAAN HUKUM PERDATA HUKUM PIDANA Lex Specialist • UU Uap 1930 (Stbl.No.225 Th.1930) • UU Petasan (Stbl.No.143 Th.1932) • UU Rel Industri (Stbl.No.593 Th.1938) • UU Timah Putih Kering (Stbl.No.509 Th.1932) • MPR 1930 Lex Generalist UU KK No.1/1970 PERATURAN PELAKSANAAN HUKUM PERJANJIAN PERJANJIAN KERJA
  • 43. TUJUAN UNDANG-UNDANG memberikan perlindungan atas keselamatan  Tenaga kerja u/ kesra hidup & GNP  Orang lain  Sumber produksi dapat dipakai secara aman dan efisien
  • 44. LATAR BELAKANG • Yuridis - VR. 1910 Stbl No.406 • Industrialisasi, elektrifikasi, modernisasi - peningkatan intensitet kerja • Upaya preventif mulai dari perencanaan
  • 45. DASAR HUKUM UUKK 1. Ps. 5, 20, 27 (2) UUD 1945 2. Ps. 9, 10 UU No. 14/1969 Dicabut diganti dg UU No.13/2003 Ps. 86, 87 UU KK No.1/1970 PERATURAN PELAKSANAAN  PERATURAN KHUSUS  PERATURAN PEMERINTAH  PER PRES  PER MEN  PERDA  Kep. Gub/Bup/WaKOt  Kep/SE Dirjen
  • 46. DIKTUM 1. Mencabut : Veiligheidsreglement tahun 1910 (Stbl. No. 406) 2. Menetapkan : Undang-undang Tentang Keselamatan Kerja
  • 47. Pasal 86 UU No.13/2003 (1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas : a. keselamatan dan kesehatan kerja; b. moral dan kesusilaan; dan c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama; (2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja (3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku BAB X Bag. Kesatu - Pragraf 5 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
  • 48. Pasal 87 UU No.13/2003 (1) Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan (2) Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah
  • 49. BAB I ISTILAH Pasal 1  Tempat kerja  Pengurus  Pengusaha  Direktur  Pegawai pengawas  Ahli keselamatan kerja
  • 50. tempat kerja di darat, dalam tanah, permukaan air, dalam air, di udara dengan unsur :  dilakukan usaha dg motif bersifat ekonomis maupun sosial  ada tenaga kerja yang bekerja secara terus menerus maupun sewaktu-waktu  ada sumber bahaya BAB II RUANG LINGKUP Pasal 2
  • 51. Bab IV PENGAWASAN Pasal 5, 6,7, 8 dan BAB VI PEMBINAAN Pasal 10 MENAKER DIREKTUR PEG. PENGA WAS AHLI K3 DOKTER PRSH P2K3 • DEP/DINAS • LUAR DEPNAKER • POLI . PRSH •JASA KESEH • PRSH • PEMERINTAH • SWASTA - INDUSTRI - JASA ----PJIT PANITIA BANDING RETRIBUSI
  • 52. BAB V PEMBINAAN Pasal 9 o Pasal 9 : Ayat (1) – Pengurus diwajibkan menunjukan dan menjelaskan kpd tenaga kerja baru : a. kondisi dan bahaya serta yg dpt timbul b. Semua pengamanan dan alat perlindungan yang diharuskan c. Alat pelindung Diri (APD) d. Cara dan sikap bekerja yang aman Ayat (2) – dpt mempekerjakan setelah yakin Ayat (3) – Pembinaan : pencegahan kec, kebakaran, peningkatan K3, P3K Ayat (4) - wajib memenuhi dan mentaati syarat K3
  • 53. o Pasal 11 ayat (1) – Wajib melaporkan tiap kecelakaan ayat (2) – Tata cara pelaporan diatur dg per- perundangan (jo. Permenaker No.Per – 03/MEN/1998) BAB VII KECELAKAAN Pasal 11
  • 54. a. Memberikan ket. yg benar bila diminta b. Memekai APD yg diwajibkan c. Memenuhi dan mentaati syarat K3 d. Meminta pengurus melaksanakan syarat K3 yg diwajibkan e. Menyatakan keberatan kerja kecuali ditentukan peg-pengawas BAB VIII KEWAJIBAN DAN HAK TENAGA KERJA Pasal 12
  • 55. BAB IX MEMASUKI TEMPAT KERJA Pasal 13 BAB X MEMASUKI TEMPAT KERJA Pasal 14 a. Secara tertulis b. Memasang gambar K3 c. Menyediakan secara cuma-cuma
  • 56. BAB XI PENUTUP o Pasal 15 ayat (1) – per-pelaksanaan ayat (2) – sangsi ayat (3) – pid. Pelanggaran o Pasal 16 – kewajiban penyesuaian per o Pasal 17 – aturan peralihan o Pasal 18 – nama UU KK
  • 57. 1. Tujuan UU KK 2. Latar Belakang UU 3. Dasar Hukum 4. Diktum 5. Bab I - Istilah : Pasal 1 – (6) 6. Bab II - Ruang Lingkup : Pasal 2 – (3) 7. Bab III - Syarat KK : Pasal 3 – (2) Pasal 4 – (3) 8. Bab IV – Pengawasan : Pasal 5 – (2) Pasal 6 – (3) Pasal 7 Pasal 8 – (3) 9. Bab V – Pembinaan : Pasal 9 – (4) 10. Bab VI – P2K3 : Pasal 10 – (2) 11. Bab VII – Kecelakaan : Pasal – 11 12. Bab VIII – Kewajiban & Hak TK : Pasal 12 – (5) 13. Bab IX – Kewajiban memamsuki tempat kerja : Pasal 13 14. Bab X – Kewajiban Pengurus : Pasal 14 15. Bab XI - Ketentuan Penutup : Pasal 15 – (3) Pasal 16 Pasal 17 Pasal 18 RESUM E
  • 58. POLRI Objek Pengawasan Ketenaga- kerjaan PEMERIKSAAN PENGUJIAN PENETAPAN PEGAWAI PENGAWAS/PPNS Kebijakan Pengawasan (DIRJEN/KADIS) • Mekanik, • Pesawat uap & bejana tekan • Konstruksi bangunan • Instalasi listrik • Lingkungan kerja • Kesehatan kerja • Sertifikasi alat, & personil HIPERKES Laporan Dokter Pemeriksa PUSDIKLAT POLRI & MENKEHAM Temuan Tidak Sesuai Nota Perlu Perbaikan Sesuai Tindakan IMPLEMENTASI SISTEM PENGAWASAN K3 • Penghentian pekerjaan • Segel • Sidik PJK3 Auditor Ahli K3 P2K3 PANTEK LSP STANDAR Standar Kompetensi BNSP Standar Teknis BSN Pabrikasi • Waktu kerja dan istirahat • Pengupahan • Syarat kerja • Perempuan dan anak bekerja • PTK LN • TKA • Jamsostek • Norma Ketenagakerjaan • Norma K3
  • 59. Terima kasih… atas perhatian dan kerjasamanya