2. Apa itu Kinerja Bandara ?
Kinerja Bandara adalah penilaian yang dilakukan
secara sistematis oleh suatu bandara untuk
mengetahui hasil usaha kerja dalam bidang
pelayanan berupa fasilitas bandara baik dari sisi
darat berupa terminal untuk penumpang pesawat
maupun sisi udara seperti apron, taxiway dan
runway untuk mobilisasi pesawat. Selain itu juga
berupa keamanan dan kenyamanan bagi pengguna
jasa pesawat guna mendukung kinerja transportasi
darat.
3. Seperti Apa Kinerja Tersebut?
Kinerja Fasilitas
Kinerja Keamanan dan
Kenyamanan
Kinerja Pengelolaan
Bandara
5. Fasilitas Sisi Darat
Terminal bandar udara adalah pusat urusan
penumpang yang datang atau pergi. Di dalamnya
terdapat pemindai bagasi sinar X, counter check-in,
(CIQ, Custom - Inmigration - Quarantine) untuk
bandar udara internasional, dan ruang tunggu
(boarding lounge) serta berbagai fasilitas untuk
kenyamanan penumpang. Di bandar udara besar,
penumpang masuk ke pesawat melalui garbarata
atau avio bridge. Di bandar udara kecil, penumpang
naik ke pesawat melalui tangga (pax step) yang bisa
dipindah-pindah.
Curb, adalah tempat penumpang naik-turun dari
kendaraan darat ke dalam bangunan terminal
Parkir kendaraan, untuk parkir para penumpang dan
6. Fasilitas Sisi Udara
Runway atau landas pacu yang mutlak diperlukan
pesawat. Panjangnya landas pacu biasanya tergantung
dari besarnya pesawat yang dilayani. Untuk bandar udara
perintis yang melayani pesawat kecil, landasan cukup
dari rumput ataupun tanah diperkeras (stabilisasi).
Sedangkan untuk bandar udara yang agak ramai dipakai
konstruksi aspal, dengan panjang 1.800 meter dan lebar
30 meter. Pada bandar udara yang ramai, umumnya
dengan konstruksi beton dengan panjang 3.600 meter dan
lebar 45-60 meter. Bandar udara international terdapat
lebih dari satu landasan untuk antisipasi ramainya lalu
lintas.
Apron atau tempat parkir pesawat yang dekat dengan
terminal building.
Taxiway menghubungkan apron dan runway. Konstruksi
apron umumnya beton bertulang, karena memikul beban
besar yang statis dari pesawat.
7. Kinerja Keamanan dan Kenyamanan
Untuk keamanan dan pengaturan, terdapat Air
Traffic Controller, berupa menara khusus
pemantau yang dilengkapi radio control dan
radar.
Karena dalam bandar udara sering terjadi
kecelakaan, maka disediakan unit
penanggulangan kecelakaan (air rescue service)
berupa peleton penolong dan pemadam
kebakaran, mobil pemadam kebakaran, tabung
pemadam kebakaran, ambulans, dan peralatan
penolong lainnya.
8. Kinerja Pengelolaan Bandara
Dalam melakukan pengelolaan bandara yang
baik tentunya harus didasarkan pada usaha
yang efektif dan efisien yang meliputi:
Kapasitas Mencukupi. Dalam artian prasarana dan
sarana cukup tersedia untuk memenuhi kebutuhan
pengguna jasa.
Terpadu. Dalam artian antarmoda dan intramoda
dalam jaringan pelayanan saling berkaitan dan
terpadu.
Cepat dan Lancar. Dalam artian penyelenggaraan
layanan angkutan dalam waktu singkat, dengan
indikasi kecepatan arus per satuan waktu.
9. UPAYA APA YANG BISA DILAKUKAN UNTUK
MENINGKATKAN KINERJA TERSEBUT? DAN
USULAN PENELITIAN APA YANG BISA
DILAKUKAN BAGI MAHASISWA TEKNIK
SIPIL?
Kami bahas dengan contoh studi kasus
1. Tentang Keamanan Bandara
2. Tentang Penambahan Fasilitas sisi udara
Bandara
3. Tentang Fasilitas Intermoda
menuju/meninggalkan Bandara
10. Pengamanan Bandara Soetta Masih
Lemah
By Achmad Dwi Afriyadi on 14 Nov 2014 at 17:47 WIB
Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi penerbangan internasional tergabung dalam Board of
Airline Representatives (BAR) Indonesia menyayangkan tingkat pengamanan di Bandara
Soekarno Hatta, Cengkareng Tanggerang yang lemah.
Lantaran, barang-barang yang seharusnya tak masuk seperti binatang lolos pemeriksaan
dan hampir masuk pesawat. Secretary General BAR Indonesia, Susie Charma mengatakan,
ada empat koper terdiri 98 jenis ular, empat monyet, satu orangutan, dan tiga jenis burung
lolos pemeriksaan dalam keadaan hidup. Kejadian tersebut terjadi di pesawat Kuwait
Airways KU416 rute Cengkareng-Kuwait pada 5 Juni 2014.
"Orangnya panik keringatan waktu check in counter, petugasnya tanya isinya apa kenapa
besar-besar, kami sudah laporkan, sudah lewat screaning," kata Susie di Kantor Kamar
Dagang Industri (Kadin) Indonesia, Jakarta, Jumat (14/11/2014).
Menyusul lima hari kemudian, pihaknya mengatakan 24 burung ditemukan melalui pesawat
Malaysia Airlines MH 724 rute Cengkareng-Paris.
"Sudah mau boarding, oksigennya habis, burungnya gelisah, ketahuan," lanjutnya.
Tak hanya itu, pihaknya juga pernah mendapatkan laporan senjata otomatis lewat pesawat
Kuwait Airways. Hal tersebut lanjut dia menunjukkan petugas bandara tak serius
menjalankan tugasnya.
"Screaning semestinya, botol aqua tidak boleh dibawa, gunting, mereka tak telalu serius.
Pelayanan tidak harus senyuman, Singapura security judes-judes itu serius," paparnya.
Mendengar laporan tersebut, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan akan memanggil para
pihak terkait untuk menyelesaikan hal tersebut. "Semua stakeholder saya undangi semua,"
tandas Ignasius. (Amd/Ahm)
11. TANGGAPAN
Ada 3 kemungkinan yang dapat kami tarik yaitu yang
pertama, apakah itu murni kelalaian petugas. Kedua,
apakah ada kesalahan mesin screening. Dan yang ketiga
adalah apakah ada kongkalikong pelaku dengan petugas
keamanan.
Dengan adanya hal seperti ini maka perlunya adanya
peningkatan kualitas mutu yang ada di bandara tersebut.
Yang pertama dari segi petugas, tak hanya dari segi etika
sopan santun yang terlihat dari luar tapi juga harus ada
perbaikan moral dari dalam seperti di Negara singapura.
Yang kedua dari segi kesalahan mesin. Seharusnya mesin
secara berkala setiap harinya
Demi menjaga kinerja dari suatu pelayanan bandara maka
diperlukan inspeksi dimana inspeksi tersebut dapat
dipertanggungjawabkan.
Dengan kata lain, apabila hali ini terus berlanjut maka
dapat mengancam nama baik dan citra dari Bangsa
Indonesia terlebih dalam hal Transportasi udara terutama
12. Bandara Halim Perdanakusuma
akan Punya Jalur Monorel By Septian Deny on 14 Okt
2014 at 19:59 WIB
Dengan adanya pembangunan monorel di Bandara Halim Perdanakusuma ini
diharapkan akan meningkatkan kenyamanan bagi penumpang.
PT Angkasa Transportindo Selaras (ATS), anak perusahaan Lion Group berencana
mengembangkan Bandar Udara Halim Perdanakusuma. Pengembangan ini merupakan
kerjasam dengan Induk Koperasi TNI Angkatan Udara (Inkopau).
Kepala Humas Lion Air Edward Sirait mengatakan selain melakukan pengembangan pada
bandara, nantinya juga akan dibangun moda transportasi massal untuk keluar masuk
bandara yaitu monorel.
"Kami sedang melakukan analisa bersama kontraktor untuk melakukan kajian dalan hal
pembangunan moda transportasi seperti monorel dari pusat kota menuju Bandara Halim
untuk mendukung pengoperasian bandara ini," ujarnya dalam konferensi pers di di Best
Western Premier Hotel The Hive, Jakarta Timur, Selasa (14/10/2014). Dia menjelaskan,
dengan adanya pembangunan monorel ini diharapkan akan meningkatkan kenyamanan bagi
penumpang karena akan terintergrasi dengan moda transportasi lain seperti MRT dan KRL.
Selain itu juga untuk mencegah terjadi kemacetan di jalan sekitar bandara.
"Monorel bisa selesai dalam 1,5 tahun, kan yang penting pembuatan gerbongnya. Nanti
diharapkan bisa connect dengan MRT di Dukuh Atas. Panjangan sekitar 10 km-13 km, itu
hitungan sementara monorel," lanjutnya.
Sementara itu Direktur Utama PT Adhi Karya Kiswodarmawan menyatakan, khusus untuk
pembangunan monorel ini, membutuhkan investasi sebesar Rp 3 triliun. Dana tersebut
berasal dari Lion Group.
“Kan total investasinya Rp 5 triliun, yang Rp 1 triliun-Rp 2 triliun untuk terminal. Yang Rp 3
triliun untuk monorel," kata dia.
Menurut Kiswodarmawan, nantinya monorel tersebut akan melewati dan menggunakan tiang
monorel yang sudah ada milik Adhi Karya.
"Kalau menuju dukuh atas nanti melewati tiang milik Adhi yang sudah ada. Kan kalau
lajurnya Adhi yang dipropose dalam Perpres kan gitu. Ini hanya sepenggal saja dari jalur itu.
Jalur itu sudah disetujui masuk intergrasi Jabodetabek," jelasnya.
Dalam pengoperasian monorel tersebut akan diserahkan kepada Lion Group,
sedangkanAdhi Karya hanya bertugas sebagai kontraktor semata.
"Adhi Karya dalam operasional monorel nanti tidak terlibat, karena ini monorelnya
13. TANGGAPAN
Guna untuk meningkatkan kinerja bandara
terlebih dalam hal integrasi antar moda maka
diperlukan adanya peningkatan fasilitas
penunjang seperti MRT, KRL, BRT. Dalam hal ini,
contoh yang kami dapat dalam sebuah artikel
mengenai perancangan MRT yang melewati
Bandara Halim Perdana Kusuma. Dengan lokasi
Bandara yang terletak di ibu kota yang kita tahu
kemacetan Jakarta yang tinggi tidak
memungkinkan hanya berharap pada kendaraan
mobil atau bus saja tetapi juga fasilitas kereta api
dimana. Selain akan mendukung kinerja bandara,
integrasi ini juga akan mendukung kinerja jalan
raya karena banyak penumpang yang beralih dari
kendaraan pribadi menjadi transportasi umum.
14. Landasan Pacu 8 Bandara akan
Diperpanjang By Nurmayanti on 17 Des 2014 at 10:52 WIB
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan akan mempercepat
pemerataan pembangunan infrastruktur yang sejalan dengan agenda strategis
pemerintah terkait konektivitas nasional.
Salah satu langkah yang diambil adalah dengan memperpanjang landasan pacu
(runway) 8 bandara.
Sejalan dengan kebijakan tersebut, Staf Khusus Keterbukaan Informasi Publik
Menteri Perhubungan, Hadi M Djuraid dalam keterangannya, Rabu (17/12/2014)
mengatakan pihaknya akan memperpanjang landasan pacu 8 bandara yang
dikelola UPT Kementerian Perhubungan.
Kedelapan bandara itu selama ini hanya bisa didarati pesawat udara sejenis
ATR-72, dengan panjang runway rata-rata di bawah 2.000 meter.
Dengan perpanjangan tersebut, runway kedelapan bandara akan bertambah
menjadi minimal 2.250 meter, sehingga bisa didarati pesawat udara sejenis B-
737.
Delapan bandara tersebut adalah Bandar Udara Rembele, Takengon, NAD,
Bandar Udara Blimbing Sari, Banyuwangi, Jawa Timur, Bandar Udara Komodo,
Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Bandar Udara Tojo Una Una, Sulawesi
Tengah, Bandar Udara Kuabang Kao, Maluku Utara, Bandar Udara Ibra,
Dumatubun, Maluku, Bandar Udara Saumlaki Baru, Maluku dan Bandar Udara
Dekai, Yahukimo, Papua.
Hadi menuturkan, perpanjangan landasan pacu kedelapan bandara tersebut
menjadi prioritas karena lahan pengembangannya telah siap. Total nilainya
anggaran pengembangan ini mencapai Rp 1,207 triliun.
Saat ini Indonesia memiliki 237 bandara. Dari jumlah tersebut, sebanyak 26
bandara dikelola BUMN yaitu PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura
II (Persero). Selebihnya dikelola oleh UPT Kementerian Perhubungan.
15. TANGGAPAN
Dalam mengikuti perkembangan zaman yang
semakin maju, maka tuntutan akan fasilitas
penerbangan akan semakin meningkat. Peningkatan
ini dapat berupa semakin banyak masyarakat yang
menggunakan transportasi udara, ditambah lagi
kemajuan moda penerbangan yang semakin
berkembang dalam hal kapasitas penumpang yang
berakibat bertambah besarnya ukuran pesawat
tersebut.
Oleh karena itu, bandara juga harus meningkatkan
kinerjanya guna menampung pesawat dengan ukuran
yang lebih besar. Maka dalam hal ini penambahan
panjang runway diperlukan. Dengan begitu maka
akan memacu perkembangan ekonomi karena
memungkinkan akan adanya jumlah perjalanan
pesawat terbang dan memungkinkan juga adanya
penerbangan internasional sehingga pesawat-
pesawat luar negeri bias mendarat di bandara
16. PENELITIAN BANDARA YANG
DILAKUKAN OLEH TEKNIK SIPIL
• Penelitian mengenai kapasitas
terminal penumpang1
• Penelitian mengenai Intermoda
KRL, MRT atau BRT dengan
Bandara
2
• Penelitian mengenai studi
kelayakan apron3
17. 1. Penelitian mengenai kapasitas
terminal penumpang
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah
terminal mampu menampung penumpang ketika
terminal sedang dalam keadaan padat ( saat
peak hour dan peak season saat liburan
panjang). Selain itu juga pada saat pesawat delay
apakah terminal masih mampu untuk
menampung penumpang. Apakah tempat duduk
dan ruang tunggu nya masih tersedia?
18. 2. Penelitian mengenai Intermoda
KRL, MRT atau BRT dengan
Bandara
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
integrasi KRL, MRT atau BRT dengan bandara.
Agar akses menuju bandara bias mudah tanpa
kena kemacetan. Apalagi untuk bandara yang
berada di kota-kota besar, dengaan adanya
intermodal ini maka selain untuk meningkatkan
kinerja bandara akan juga meningkatkan kinerja
jalan raya dengan mengurangi kemacetan.
19. 3. Penelitian mengenai studi
kelayakan apron
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kelayakan apron dimana apron sebagai tempat
parkir pesawat yang memiliki standard khusus.
Dengan adanya umur layanan yang telah di
rencanakan oleh perencana, maka kita dapat
mengetahui masa layan sebuah bangunan.
Namun meski demikian, terdapat factor – factor
yang dapat memperpendek umur layanan. Maka,
diperlukan penelitian studi kelayakan guna
mengecek apakah apron tersebut masih layak,
ataupun butuh sebuah maintenance khusus.