3. • Ayat-ayat al-Qur’an di atas menjelaskan
obyek dakwah (mad’u) pada umumnya
saja, tanpa menjelaskan karakteristik-
karakteristik khusus dari mad’u.
• Di sinilah letak univerasalitas al-Qur’an,
yang menjelaskan hal-hal yang bersifat
umum (general). Berisi prinsip-prinsip
saja, tidak menjelaskan detail tentang
mad’u.
4. • Al-Qur’an hanya menjelaskan bahwa :
1.Dalam surat an-Nisa’:170 dengan
menggolongkan mad’u kepada dua
golongan, yaitu mad’u yang ingkar (kafir)
dan golongan yang mukmin
(tunduk/patuh)
2.Dalam surat Ibrahim: 44 menggolongkan
mad’u kepada mad’u dari kalangan orang-
orang dhalim
5. 3. Saba’ :28: Menjelaskan mad’u secara
general, yaitu seluruh manusia tanpa
terkecuali.
6. M. Ali Azis mengutip pendapat H.M. Arifin
mengelompokkan atau mengsegmentasi
mad'u ke dalam tujuh kelompok yaitu:
1. Dari aspek sosiologis, ada masyarakat
terasing, pedesaan, perkotaan, masyarakat
yang termajinalkan dalam keramaian kota.
2. Dari aspek struktur kelembagaan, ada
golongan priyayi, abangan, santri, khususnya
pada masyarakat jawa
3. Dari aspek tingkatan usia, ada golongan anak-
anak, remaja, dewasa dan orang tua
7. 4. Dari aspek profesi, ada petani, pegawai,
pedagang, seniman, buruh dan lain-lain
5. Dari aspek tingaktan sosial ekonomis,
ada golongan kaya, menengah dan
miskin
6. Dari aspek jenis kelamin, ada laki-laki dan
perempuan
7. Dari aspek khusus, ada masyarakat
tunasusila, tunawisma, narapidana dan
sebagainya.