SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
Download to read offline
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 44 TAHUN 2015
TENTANG
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan
Kementerian Kabinet Kerja periode tahun 2014-2019 dan
untuk melaksanakan ketentuan Pasal 11 Undang-Undang
Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara, perlu
menetapkan Peraturan Presiden tentang Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia;
Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 17 Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
3. Peraturan Presiden Nomor 165 Tahun 2014 tentang
Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 339);
4. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
MEMUTUSKAN: …
- 2 -
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG KEMENTERIAN
HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA.
BAB I
KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI
Pasal 1
(1) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.
(2) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dipimpin
oleh Menteri.
Pasal 2
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia mempunyai
tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
hukum dan hak asasi manusia untuk membantu Presiden
dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.
Pasal 3
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang peraturan perundang-undangan, administrasi
hukum umum, pemasyarakatan, keimigrasian,
kekayaan intelektual, dan hak asasi manusia;
b. koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan
pemberian dukungan administrasi kepada seluruh
unsur organisasi di lingkungan Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia;
c. pengelolaan …
- 3 -
c. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang
menjadi tanggung jawab Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia;
d. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;
e. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas
pelaksanaan urusan Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia di daerah;
f. pelaksanaan pembinaan hukum nasional;
g. pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang
hukum dan hak asasi manusia;
h. pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di
bidang hukum dan hak asasi manusia;
i. pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional;
j. pelaksanaan tugas pokok sampai ke daerah; dan
k. pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada
seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia.
BAB II
ORGANISASI
Bagian Kesatu
Susunan Organisasi
Pasal 4
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia terdiri atas:
a. Sekretariat Jenderal;
b. Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan;
c. Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum;
d. Direktorat …
- 4 -
d. Direktorat Jenderal Pemasyarakatan;
e. Direktorat Jenderal Imigrasi;
f. Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual;
g. Direktorat Jenderal Hak Asasi Manusia;
h. Inspektorat Jenderal;
i. Badan Pembinaan Hukum Nasional;
j. Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak
Asasi Manusia;
k. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum
dan Hak Asasi Manusia;
l. Staf Ahli Bidang Politik dan Keamanan;
m. Staf Ahli Bidang Ekonomi
n. Staf Ahli Bidang Sosial;
o. Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga; dan
p. Staf Ahli Bidang Penguatan Reformasi Birokrasi.
Bagian Kedua
Sekretariat Jenderal
Pasal 5
(1) Sekretariat Jenderal berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Menteri.
(2) Sekretariat Jenderal dipimpin oleh Sekretaris Jenderal.
Pasal 6
Sekretariat Jenderal mempunyai tugas menyelenggarakan
koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian
dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di
lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Pasal …
- 5 -
Pasal 7
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6, Sekretariat Jenderal menyelenggarakan fungsi:
a. koordinasi kegiatan Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia;
b. koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan
anggaran Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia;
c. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi
yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan,
kerumahtanggaan, kerja sama, hubungan masyarakat,
arsip, dan dokumentasi Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia;
d. pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana;
e. koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-
undangan serta pelaksanaan advokasi hukum;
f. penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan
negara dan pelayanan pengadaan barang/jasa; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Pasal 8
(1) Sekretariat Jenderal terdiri atas paling banyak 6
(enam) Biro.
(2) Biro sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas
paling banyak 5 (lima) Bagian dan/atau Kelompok
Jabatan Fungsional.
(3) Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri
atas paling banyak 4 (empat) Subbagian dan/atau
Kelompok Jabatan Fungsional.
(4) Dikecualikan …
- 6 -
(4) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3), Bagian yang menangani fungsi
ketatausahaan pimpinan terdiri atas sejumlah
Subbagian sesuai kebutuhan.
(5) Bagian yang menangani fungsi perencanaan,
pengelolaan sistem informasi, kepegawaian, hubungan
masyarakat, arsip, kepustakaan, penyusunan
peraturan perundang-undangan, dan layanan
pengadaan barang/jasa, dapat terdiri atas Kelompok
Jabatan Fungsional.
Bagian Ketiga
Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan
Pasal 9
(1) Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Menteri.
(2) Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan
dipimpin oleh Direktur Jenderal.
Pasal 10
Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan
mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang peraturan perundang-
undangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal …
- 7 -
Pasal 11
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10, Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-
undangan menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang perancangan,
harmonisasi, pengundangan dan publikasi, litigasi
peraturan perundang-undangan, fasilitasi perancangan
peraturan perundang-undangan di daerah sesuai
permintaan daerah, dan pembinaan perancang
peraturan perundang-undangan;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang perancangan,
harmonisasi, pengundangan dan publikasi, litigasi
peraturan perundang-undangan, fasilitasi perancangan
peraturan perundang-undangan di daerah sesuai
permintaan daerah, dan pembinaan perancang
peraturan perundang-undangan;
c. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
perancangan, harmonisasi, pengundangan dan
publikasi, litigasi peraturan perundang-undangan,
fasilitasi perancangan peraturan perundang-undangan
di daerah sesuai permintaan daerah, dan pembinaan
perancang peraturan perundang-undangan;
d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di
bidang perancangan, harmonisasi, pengundangan dan
publikasi, litigasi peraturan perundang-undangan,
fasilitasi perancangan peraturan perundang-undangan
di daerah sesuai permintaan daerah, dan pembinaan
perancang peraturan perundang-undangan;
e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal
Peraturan Perundang-undangan; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Pasal …
- 8 -
Pasal 12
(1) Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan
terdiri atas Sekretariat Direktorat Jenderal dan paling
banyak 6 (enam) Direktorat.
(2) Sekretariat Direktorat Jenderal sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terdiri atas paling banyak 5 (lima) Bagian
dan/atau Kelompok Jabatan Fungsional.
(3) Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri
atas paling banyak 3 (tiga) Subbbagian dan/atau
Kelompok Jabatan Fungsional.
(4) Bagian pada Sekretariat Direktorat Jenderal
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang menangani
fungsi perencanaan, pengelolaan sistem informasi,
kepegawaian, hubungan masyarakat, arsip, dan
penyusunan peraturan perundang-undangan, dapat
terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.
(5) Direktorat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
atas Kelompok Jabatan Fungsional dan/atau dapat
terdiri atas paling banyak 5 (lima) Subdirektorat, serta
Subbagian yang menangani fungsi ketatausahaan.
(6) Subdirektorat sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
dapat terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional
dan/atau dapat terdiri atas 2 (dua) Seksi.
Bagian Keempat
Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum
Pasal 13
(1) Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Menteri.
(2) Direktorat …
- 9 -
(2) Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum
dipimpin oleh Direktur Jenderal.
Pasal 14
Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum
mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang pelayanan administrasi
hukum umum sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 15
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
pasal 14, Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang hukum pidana dan
daktiloskopi, hukum internasional dan otoritas pusat,
hukum perdata, dan hukum tata negara, serta
teknologi informasi dan komunikasi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang hukum pidana dan
daktiloskopi, hukum internasional dan otoritas pusat,
hukum perdata, dan hukum tata negara, serta
teknologi informasi dan komunikasi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
c. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
hukum pidana dan daktiloskopi, hukum internasional
dan otoritas pusat, hukum perdata, dan hukum tata
negara, serta teknologi informasi dan komunikasi;
d. pelaksanaan …
- 10 -
d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di
bidang hukum pidana dan daktiloskopi, hukum
internasional dan otoritas pusat, hukum perdata, dan
hukum tata negara, serta teknologi informasi dan
komunikasi;
e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal
Administrasi Hukum Umum; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Pasal 16
(1) Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum terdiri
atas Sekretariat Direktorat Jenderal dan paling banyak
5 (lima) Direktorat.
(2) Sekretariat Direktorat Jenderal sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terdiri atas paling banyak 5 (lima) Bagian
dan/atau Kelompok Jabatan Fungsional.
(3) Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri
atas paling banyak 4 (empat) Subbbagian dan/atau
Kelompok Jabatan Fungsional.
(4) Bagian pada Sekretariat Direktorat Jenderal
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang menangani
fungsi perencanaan, pengelolaan sistem informasi,
kepegawaian, hubungan masyarakat, arsip, dan
penyusunan peraturan perundang-undangan, dapat
terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.
(5) Direktorat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
atas Kelompok Jabatan Fungsional dan/atau dapat
terdiri atas paling banyak 5 (lima) Subdirektorat, serta
Subbagian yang menangani fungsi ketatausahaan.
(6) Subdirektorat …
- 11 -
(6) Subdirektorat sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
dapat terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional
dan/atau dapat terdiri atas 4 (empat) Seksi.
Bagian Kelima
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan
Pasal 17
(1) Direktorat Jenderal Pemasyarakatan berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Menteri.
(2) Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dipimpin oleh
Direktur Jenderal.
Pasal 18
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan mempunyai tugas
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
di bidang pemasyarakatan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 19
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 18, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang registrasi, pelayanan
tahanan, pembinaan narapidana, pembimbingan klien,
pengentasan anak, pengelolaan benda sitaan dan
barang rampasan negara, keamanan dan ketertiban,
kesehatan dan perawatan narapidana dan tahanan,
serta teknologi informasi pemasyarakatan;
b. pelaksanaan …
- 12 -
b. pelaksanaan kebijakan di bidang registrasi, pelayanan
tahanan, pembinaan narapidana, pembimbingan klien,
pengentasan anak, pengelolaan benda sitaan dan
barang rampasan negara, keamanan dan ketertiban,
kesehatan dan perawatan narapidana dan tahanan,
serta teknologi informasi pemasyarakatan;
c. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
registrasi, pelayanan tahanan, pembinaan narapidana,
pembimbingan klien, pengentasan anak, pengelolaan
benda sitaan dan barang rampasan negara, keamanan
dan ketertiban, kesehatan dan perawatan narapidana
dan tahanan, serta teknologi informasi
pemasyarakatan;
d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di
bidang registrasi, pelayanan tahanan, pembinaan
narapidana, pembimbingan klien, pengentasan anak,
pengelolaan benda sitaan dan barang rampasan
negara, keamanan dan ketertiban, kesehatan dan
perawatan narapidana dan tahanan, serta teknologi
informasi pemasyarakatan;
e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal
Pemasyarakatan; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Pasal 20
(1) Direktorat Jenderal Pemasyarakatan terdiri atas
Sekretariat Direktorat Jenderal dan paling banyak 6
(enam) Direktorat.
(2) Sekretariat …
- 13 -
(2) Sekretariat Direktorat Jenderal sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terdiri atas paling banyak 5 (lima) Bagian
dan/atau Kelompok Jabatan Fungsional.
(3) Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri
atas paling banyak 3 (tiga) Subbbagian dan/atau
Kelompok Jabatan Fungsional.
(4) Bagian pada Sekretariat Direktorat Jenderal
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang menangani
fungsi perencanaan, pengelolaan sistem informasi,
kepegawaian, hubungan masyarakat, arsip, dan
penyusunan peraturan perundang-undangan, dapat
terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.
(5) Direktorat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
atas Kelompok Jabatan Fungsional dan/atau dapat
terdiri atas paling banyak 5 (lima) Subdirektorat, serta
Subbagian yang menangani fungsi ketatausahaan.
(6) Subdirektorat sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
dapat terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional
dan/atau dapat terdiri atas 4 (empat) Seksi.
Bagian Keenam
Direktorat Jenderal Imigrasi
Pasal 21
(1) Direktorat Jenderal Imigrasi berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Menteri.
(2) Direktorat Jenderal Imigrasi dipimpin oleh Direktur
Jenderal.
Pasal …
- 14 -
Pasal 22
Direktorat Jenderal Imigrasi mempunyai tugas
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
di bidang keimigrasian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 23
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 22, Direktorat Jenderal Imigrasi menyelenggarakan
fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang penegakan hukum dan
keamanan keimigrasian, pelayanan dan fasilitas
keimigrasian, perlintasan negara dan kerja sama luar
negeri keimigrasian, dan teknologi informasi
keimigrasian;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang penegakan hukum
dan keamanan keimigrasian, pelayanan dan fasilitas
keimigrasian, perlintasan negara dan kerja sama luar
negeri keimigrasian, dan teknologi informasi
keimigrasian;
c. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
penegakan hukum dan keamanan keimigrasian,
pelayanan dan fasilitas keimigrasian, perlintasan
negara dan kerja sama luar negeri keimigrasian, dan
teknologi informasi keimigrasian;
d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di
bidang penegakan hukum dan keamanan
keimigrasian, pelayanan dan fasilitas keimigrasian,
perlintasan negara dan kerja sama luar negeri
keimigrasian, dan teknologi informasi keimigrasian;
e. pelaksanaan …
- 15 -
e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Imigrasi;
dan;
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Pasal 24
(1) Direktorat Jenderal Imigrasi terdiri atas Sekretariat
Direktorat Jenderal dan paling banyak 6 (enam)
Direktorat
(2) Sekretariat Direktorat Jenderal sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terdiri atas paling banyak 5 (lima) Bagian
dan/atau Kelompok Jabatan Fungsional.
(3) Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri
atas paling banyak 4 (empat) Subbbagian dan/atau
Kelompok Jabatan Fungsional.
(4) Bagian pada Sekretariat Direktorat Jenderal
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang menangani
fungsi perencanaan, pengelolaan sistem informasi,
kepegawaian, hubungan masyarakat, arsip, dan
penyusunan peraturan perundang-undangan, dapat
terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.
(5) Direktorat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
atas Kelompok Jabatan Fungsional dan/atau dapat
terdiri atas paling banyak 5 (lima) Subdirektorat, serta
Subbagian yang menangani fungsi ketatausahaan
(6) Subdirektorat sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
dapat terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional
dan/atau dapat terdiri atas 4 (empat) Seksi.
Bagian …
- 16 -
Bagian Ketujuh
Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual
Pasal 25
(1) Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri.
(2) Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual dipimpin oleh
Direktur Jenderal.
Pasal 26
Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual mempunyai
tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan di bidang kekayaan intelektual sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 27
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 26, Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang perlindungan hukum
kekayaan intelektual, penyelesaian permohonan
pendaftaran kekayaan intelektual, penyidikan,
penyelesaian sengketa dan pengaduan pelanggaran
kekayaan intelektual, kerja sama, promosi kekayaan
intelektual, serta teknologi informasi di bidang
kekayaan intelektual;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang perlindungan hukum
kekayaan intelektual, penyelesaian permohonan
pendaftaran kekayaan intelektual, penyidikan,
penyelesaian sengketa dan pengaduan pelanggaran
kekayaan …
- 17 -
kekayaan intelektual, kerja sama, promosi kekayaan
intelektual, serta teknologi informasi di bidang
kekayaan intelektual;
c. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
perlindungan hukum kekayaan intelektual,
penyelesaian permohonan pendaftaran kekayaan
intelektual, penyidikan, penyelesaian sengketa dan
pengaduan pelanggaran kekayaan intelektual, kerja
sama, promosi kekayaan intelektual, serta teknologi
informasi di bidang kekayaan intelektual;
d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di
bidang perlindungan hukum kekayaan intelektual,
penyelesaian permohonan pendaftaran kekayaan
intelektual, penyidikan, penyelesaian sengketa dan
pengaduan pelanggaran kekayaan intelektual, kerja
sama, promosi kekayaan intelektual, serta teknologi
informasi di bidang kekayaan intelektual;
e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal
Kekayaan Intelektual; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Pasal 28
(1) Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual terdiri atas
Sekretariat Direktorat Jenderal dan paling banyak 6
(enam) Direktorat.
(2) Sekretariat Direktorat Jenderal sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terdiri atas paling banyak 5 (lima) Bagian
dan/atau Kelompok Jabatan Fungsional.
(3) Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri
atas paling banyak 4 (empat) Subbbagian dan/atau
Kelompok Jabatan Fungsional.
(4) Bagian …
- 18 -
(4) Bagian pada Sekretariat Direktorat Jenderal
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang menangani
fungsi perencanaan, pengelolaan sistem informasi,
kepegawaian, hubungan masyarakat, arsip, dan
penyusunan peraturan perundang-undangan, dapat
terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.
(5) Direktorat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
atas Kelompok Jabatan Fungsional dan/atau dapat
terdiri atas paling banyak 5 (lima) Subdirektorat, serta
Subbagian yang menangani fungsi ketatausahaan.
(6) Subdirektorat sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
dapat terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional
dan/atau dapat terdiri atas 4 (empat) Seksi.
Bagian Kedelapan
Direktorat Jenderal Hak Asasi Manusia
Pasal 29
(1) Direktorat Jenderal Hak Asasi Manusia berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri.
(2) Direktorat Jenderal Hak Asasi Manusia dipimpin oleh
Direktur Jenderal.
Pasal 30
Direktorat Jenderal Hak Asasi Manusia mempunyai tugas
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
di bidang hak asasi manusia sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal …
- 19 -
Pasal 31
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 30, Direktorat Jenderal Hak Asasi Manusia
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang pemajuan hak asasi
manusia, pelayanan komunikasi masyarakat, kerja
sama, diseminasi, penguatan dan informasi hak asasi
manusia, serta koordinasi penyusunan indikator dan
profil pembangunan hak asasi manusia;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang pemajuan hak asasi
manusia, pelayanan komunikasi masyarakat, kerja
sama, diseminasi, penguatan dan informasi hak asasi
manusia, serta koordinasi penyusunan indikator dan
profil pembangunan hak asasi manusia;
c. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
pemajuan hak asasi manusia, pelayanan komunikasi
masyarakat, kerja sama, diseminasi, penguatan dan
informasi hak asasi manusia, serta koordinasi
penyusunan indikator dan profil pembangunan hak
asasi manusia;
d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di
bidang pemajuan hak asasi manusia, pelayanan
komunikasi masyarakat, kerja sama, diseminasi,
penguatan dan informasi hak asasi manusia, serta
koordinasi penyusunan indikator dan profil
pembangunan hak asasi manusia;
e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Hak
Asasi Manusia; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Pasal …
- 20 -
Pasal 32
(1) Direktorat Jenderal Hak Asasi Manusia terdiri atas
Sekretariat Direktorat Jenderal dan paling banyak 5
(lima) Direktorat.
(2) Sekretariat Direktorat Jenderal sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terdiri atas paling banyak 5 (lima) Bagian
dan/atau Kelompok Jabatan Fungsional.
(3) Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri
atas paling banyak 3 (tiga) Subbbagian dan/atau
Kelompok Jabatan Fungsional.
(4) Bagian pada Sekretariat Direktorat Jenderal
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang menangani
fungsi perencanaan, pengelolaan sistem informasi,
kepegawaian, hubungan masyarakat, arsip, dan
penyusunan peraturan perundang-undangan, dapat
terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.
(5) Direktorat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
atas Kelompok Jabatan Fungsional dan/atau dapat
terdiri atas paling banyak 4 (empat) Subdirektorat,
serta Subbagian yang menangani fungsi
ketatausahaan
(6) Subdirektorat sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
dapat terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional
dan/atau dapat terdiri atas 4 (empat) Seksi.
Bagian Kesembilan
Inspektorat Jenderal
Pasal 33
(1) Inspektorat Jenderal berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Menteri.
(2) Inspektorat …
- 21 -
(2) Inspektorat Jenderal dipimpin oleh Inspektur Jenderal.
Pasal 34
Inspektorat Jenderal mempunyai tugas menyelenggarakan
pengawasan intern di Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia.
Pasal 35
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 34, Inspektorat Jenderal melaksanakan fungsi:
a. penyusunan kebijakan teknis pengawasan intern di
lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia;
b. pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia terhadap
kinerja dan keuangan melalui audit, evaluasi,
pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya;
c. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas
penugasan Menteri;
d. penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;
e. pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Pasal 36
(1) Inspektorat Jenderal terdiri atas Sekretariat
Inspektorat Jenderal dan paling banyak 6 (enam)
Inspektorat.
(2) Sekretariat Inspektorat Jenderal sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) terdiri atas paling banyak 5
(lima) Bagian dan Bagian terdiri atas 4 (empat)
Subbbagian.
(3) Bagian …
- 22 -
(3) Bagian pada Sekretariat Inspektorat Jenderal yang
menangani fungsi perencanaan, pengelolaan sistem
informasi, kepegawaian, hubungan masyarakat, arsip,
dan penyusunan peraturan perundang-undangan,
dapat terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.
(4) Inspektorat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri atas 1 (satu) Subbagian yang menangani fungsi
ketatausahaan dan Kelompok Jabatan Fungsional
Auditor.
Bagian Kesepuluh
Badan Pembinaan Hukum Nasional
Pasal 37
(1) Badan Pembinaan Hukum Nasional berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Menteri.
(2) Badan Pembinaan Hukum Nasional dipimpin oleh
Kepala Badan.
Pasal 38
Badan Pembinaan Hukum Nasional mempunyai tugas
melaksanakan pembinaan hukum nasional sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 39
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 38, Badan Pembinaan Hukum Nasional
menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan kebijakan teknis, program, dan anggaran
di bidang pembinaan hukum nasional;
b. pelaksanaan …
- 23 -
b. pelaksanaan analisa dan evaluasi hukum,
perencanaan hukum, penyuluhan dan bantuan
hukum, serta dokumentasi dan jaringan informasi
hukum;
c. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
analisa dan evaluasi hukum, perencanaan hukum,
penyuluhan dan bantuan hukum, serta dokumentasi
dan jaringan informasi hukum;
d. pelaksanaan administrasi Badan Pembinaan Hukum
Nasional; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Pasal 40
(1) Badan Pembinaan Hukum Nasional terdiri atas
Sekretariat Badan dan paling banyak 4 (empat) Pusat.
(2) Sekretariat Badan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) terdiri atas paling banyak 5 (lima) Bagian dan/atau
Kelompok Jabatan Fungsional.
(3) Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri
atas paling banyak 3 (tiga) Subbagian dan/atau
Kelompok Jabatan Fungsional.
(4) Bagian pada Sekretariat Badan yang menangani fungsi
perencanaan, pengelolaan sistem informasi,
kepegawaian, hubungan masyarakat, arsip dan
penyusunan peraturan perundang-undangan dapat
terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.
(5) Pusat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas
Kelompok Jabatan Fungsional dan/atau dapat terdiri
atas paling banyak 4 (empat) Bidang serta Subbagian
yang menangani fungsi ketatausahaan.
(6) Bidang …
- 24 -
(6) Bidang sebagaimana dimaksud ayat (5) terdiri atas
Kelompok Jabatan Fungsional dan/atau dapat terdiri
atas 3 (tiga) Subbidang.
Bagian Kesebelas
Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan
Hak Asasi Manusia
Pasal 41
(1) Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak
Asasi Manusia berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Menteri.
(2) Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak
Asasi Manusia dipimpin oleh Kepala Badan.
Pasal 42
Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak
Asasi Manusia mempunyai tugas melaksanakan penelitian
dan pengembangan di bidang hukum dan hak asasi
manusia.
Pasal 43
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 42, Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum
dan Hak Asasi Manusia menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan kebijakan teknis, program, dan anggaran
pengkajian, penelitian, dan pengembangan di bidang
hukum dan hak asasi manusia;
b. pelaksanaan pengkajian, penelitian, dan
pengembangan di bidang hukum dan hak asasi
manusia;
c. pemantauan, …
- 25 -
c. pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
pengkajian, penelitian, dan pengembangan di bidang
hukum dan hak asasi manusia;
d. pelaksanaan administrasi Badan Penelitian dan
Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Pasal 44
(1) Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak
Asasi Manusia terdiri atas Sekretariat Badan dan
paling banyak 4 (empat) Pusat.
(2) Sekretariat Badan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) terdiri atas paling banyak 5 (lima) Bagian dan/atau
Kelompok Jabatan Fungsional.
(3) Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri
atas paling banyak 3 (tiga) Subbagian dan/atau
Kelompok Jabatan Fungsional.
(4) Bagian pada Sekretariat Badan yang menangani fungsi
perencanaan, pengelolaan sistem informasi,
kepegawaian, hubungan masyarakat, arsip dan
penyusunan peraturan perundang-undangan dapat
terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.
(5) Pusat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas
Kelompok Jabatan Fungsional dan/atau dapat terdiri
atas paling banyak 3 (tiga) Bidang serta Subbagian
yang menangani fungsi ketatausahaan.
(6) Bidang sebagaimana dimaksud ayat (5) terdiri atas
Kelompok Jabatan Fungsional dan/atau dapat terdiri
atas 3 (tiga) Subbidang.
Bagian …
- 26 -
Bagian Keduabelas
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum
dan Hak Asasi Manusia
Pasal 45
(1) Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum
dan Hak Asasi Manusia berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Menteri.
(2) Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum
dan Hak Asasi Manusia dipimpin oleh Kepala Badan.
Pasal 46
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan
Hak Asasi Manusia mempunyai tugas melaksanakan
pengembangan sumber daya manusia di bidang hukum
dan hak asasi manusia.
Pasal 47
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 46, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Hukum dan Hak Asasi Manusia menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan kebijakan teknis, program, dan anggaran
pengembangan sumber daya manusia di bidang
hukum dan hak asasi manusia;
b. pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di
bidang hukum dan hak asasi manusia;
c. pelaksanaan penilaian kompetensi sumber daya
manusia di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia;
d. pemantauan, …
- 27 -
d. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
pengembangan sumber daya manusia di bidang
hukum dan hak asasi manusia;
e. pelaksanaan administrasi Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Hukum dan Hak Asasi
Manusia; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Pasal 48
(1) Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum
dan Hak Asasi Manusia terdiri atas Sekretariat Badan
dan paling banyak 3 (tiga) Pusat.
(2) Sekretariat Badan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) terdiri atas paling banyak 4 (empat) Bagian
dan/atau Kelompok Jabatan Fungsional.
(3) Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri
atas paling banyak 3 (tiga) Subbagian dan/atau
Kelompok Jabatan Fungsional.
(4) Bagian pada Sekretariat Badan yang menangani fungsi
perencanaan, pengelolaan sistem informasi,
kepegawaian, hubungan masyarakat, arsip dan
penyusunan peraturan perundang-undangan dapat
terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.
(5) Pusat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas
Kelompok Jabatan Fungsional dan/atau dapat terdiri
atas paling banyak 3 (tiga) Bidang serta Subbagian
yang menangani fungsi ketatausahaan.
(6) Bidang sebagaimana dimaksud ayat (5) terdiri atas
Kelompok Jabatan Fungsional dan/atau dapat terdiri
atas 2 (dua) Subbidang.
Bagian …
- 28 -
Bagian Ketigabelas
Staf Ahli
Pasal 49
Staf Ahli berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Menteri dan secara administratif dikoordinasikan oleh
Sekretaris Jenderal.
Pasal 50
(1) Staf Ahli Bidang Politik dan Keamanan mempunyai
tugas memberikan rekomendasi terhadap isu-isu
strategis kepada Menteri terkait dengan bidang politik
dan keamanan serta hubungan luar negeri dan wilayah
perbatasan.
(2) Staf Ahli Bidang Ekonomi mempunyai tugas
memberikan rekomendasi terhadap isu-isu strategis
kepada Menteri terkait dengan bidang ekonomi.
(3) Staf Ahli Bidang Sosial mempunyai tugas memberikan
rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri
terkait dengan bidang sosial.
(4) Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga mempunyai
tugas memberikan rekomendasi terhadap isu-isu
strategis kepada Menteri terkait dengan bidang
hubungan antar lembaga.
(5) Staf Ahli Bidang Penguatan Reformasi Birokrasi
mempunyai tugas memberikan rekomendasi terhadap
isu-isu strategis kepada Menteri terkait dengan bidang
pelaksanaan reformasi birokrasi.
Bagian …
- 29 -
Bagian Keempatbelas
Jabatan Fungsional
Pasal 51
Di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia dapat ditetapkan jabatan fungsional sesuai
dengan kebutuhan yang pelaksanaanya dilakukan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB III
INSTANSI VERTIKAL
Pasal 52
(1) Untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia di
daerah, dibentuk Kantor Wilayah Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia di provinsi.
(2) Tugas, fungsi, susunan organisasi, dan tata kerja
Kantor Wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ditetapkan oleh Menteri setelah mendapat persetujuan
tertulis dari menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang aparatur negara.
BAB IV
UNIT PELAKSANA TEKNIS
Pasal 53
(1) Untuk melaksanakan tugas teknis operasional
dan/atau tugas teknis penunjang di lingkungan
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dapat
dibentuk Unit Pelaksana Teknis.
(2) Unit Pelaksana Teknis dipimpin oleh Kepala.
Pasal …
- 30 -
Pasal 54
Unit Pelaksana Teknis Kementerian ditetapkan oleh
Menteri setelah mendapat persetujuan tertulis dari
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang aparatur negara.
BAB V
TATA KERJA
Pasal 55
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, kementerian
harus menyusun peta bisnis proses yang menggambarkan
tata hubungan kerja yang efektif dan efisien antar unit
organisasi di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia.
Pasal 56
Menteri menyampaikan laporan kepada Presiden mengenai
hasil pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang hukum
dan hak asasi manusia secara berkala atau sewaktu-
waktu sesuai kebutuhan.
Pasal 57
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia harus
menyusun analisis jabatan, peta jabatan, analisis beban
kerja, dan uraian tugas terhadap seluruh jabatan di
lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Pasal …
- 31 -
Pasal 58
Setiap unsur di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia dalam melaksanakan tugas dan fungsi
harus menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan
sinkronisasi baik dalam lingkungan Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia maupun dalam hubungan antar
instansi pemerintah baik pusat maupun daerah.
Pasal 59
Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem
pengendalian intern pemerintah di lingkungan masing-
masing untuk mewujudkan terlaksananya mekanisme
akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi.
Pasal 60
Setiap pimpinan unit organisasi bertanggung jawab
memimpin dan mengoordinasikan bawahan masing-
masing dan memberikan pengarahan serta petunjuk bagi
pelaksanaan tugas bawahan.
Pasal 61
Setiap pimpinan unit organisasi wajib mengawasi
pelaksanaan tugas bawahan masing-masing dan apabila
terjadi penyimpangan wajib mengambil langkah-langkah
yang diperlukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal …
- 32 -
Pasal 62
Setiap pimpinan unit organisasi wajib mengikuti dan
mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab kepada
atasan masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja
secara berkala tepat pada waktunya.
Pasal 63
Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan unit
organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap unit organisasi di bawahnya.
BAB VI
PENDANAAN
Pasal 64
Segala pendanaan yang diperlukan untuk pelaksanaan
tugas dan fungsi Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia dibebankan kepada Anggaran Pendapat dan
Belanja Negara.
BAB VII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 65
Pembinaan unit organisasi di lingkungan Instansi Vertikal
dan Unit Pelaksana Teknis yang menangani tugas dan
fungsi yang bersesuaian dengan tugas dan fungsi
Direktorat Jenderal, pembinaannya dilakukan oleh
Direktorat Jenderal yang bersangkutan.
Pasal …
- 33 -
Pasal 66
Ketentuan lebih lanjut mengenai tugas, fungsi, susunan
organisasi, dan tata kerja Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia ditetapkan oleh Menteri setelah mendapat
persetujuan dari menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang aparatur negara.
BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 67
Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, semua
ketentuan pelaksanaan dari Peraturan Presiden Nomor 24
Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas
dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 135 Tahun 2014 yang berkaitan dengan
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, masih tetap
berlaku sepanjang tidak bertentangan dan belum diubah
dan/atau diganti dengan peraturan baru berdasarkan
Peraturan Presiden ini.
Pasal 68
Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, seluruh
jabatan yang ada beserta pejabat yang memangku jabatan
di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, tetap
melaksanakan tugas dan fungsinya sampai dengan
dibentuknya jabatan baru dan diangkat pejabat baru
berdasarkan Peraturan Presiden ini.
BAB …
- 34 -
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 69
Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, semua
ketentuan mengenai Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia dalam:
a. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara
serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali
diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor
135 Tahun 2014; dan
b. Peraturan Presiden Nomor 165 Tahun 2014 tentang
Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja;
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 70
Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar …
- 35 -
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Presiden ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 22 April 2015
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
JOKO WIDODO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 22 April 2015
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
YASONNA H. LAOLY
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR 84
Salinan sesuai dengan aslinya
SEKRETARIAT KABINET RI
Deputi Bidang Politik, Hukum,
dan Keamanan,
ttd.
Bistok Simbolon

More Related Content

What's hot

Kepmen pupr1419 kpts_m_2021-2021
Kepmen pupr1419 kpts_m_2021-2021Kepmen pupr1419 kpts_m_2021-2021
Kepmen pupr1419 kpts_m_2021-2021CIkumparan
 
Salinan perpres nomor 110 tahun 2021
Salinan perpres nomor 110 tahun 2021Salinan perpres nomor 110 tahun 2021
Salinan perpres nomor 110 tahun 2021CIkumparan
 
Salinan perpres nomor 114 tahun 2021
Salinan perpres nomor 114 tahun 2021Salinan perpres nomor 114 tahun 2021
Salinan perpres nomor 114 tahun 2021CIkumparan
 
Pp 38 Tahun 2007
Pp 38 Tahun 2007Pp 38 Tahun 2007
Pp 38 Tahun 2007PMPK
 
PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJU...
PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJU...PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJU...
PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJU...Yudhi Aldriand
 
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...Penataan Ruang
 
Prosedur pembentukan peraturan bupati
Prosedur pembentukan peraturan bupatiProsedur pembentukan peraturan bupati
Prosedur pembentukan peraturan bupatiArdi Susanto
 
0 uu nomor 25 tahun 2004
0 uu nomor 25 tahun 20040 uu nomor 25 tahun 2004
0 uu nomor 25 tahun 2004bappedameme
 
3 perbup 30 tahun 2017 tupoksi disperkim lampung utara basis data -perencanaan
3 perbup 30  tahun 2017 tupoksi disperkim lampung utara basis data -perencanaan3 perbup 30  tahun 2017 tupoksi disperkim lampung utara basis data -perencanaan
3 perbup 30 tahun 2017 tupoksi disperkim lampung utara basis data -perencanaanACHMAD AVANDI,SE,MM Alfaqzamta
 
PERDA Satpol pp new
PERDA Satpol pp newPERDA Satpol pp new
PERDA Satpol pp newJhon Blora
 
Bab iv 5.perencanaan pembagnunan nasional
Bab iv  5.perencanaan pembagnunan nasionalBab iv  5.perencanaan pembagnunan nasional
Bab iv 5.perencanaan pembagnunan nasionalnatal kristiono
 
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)Joy Irman
 
Perka bkn-nomor-1-tahun-2016-pelaksanaan-pengalihan-pns-daerah-kabupaten-kota...
Perka bkn-nomor-1-tahun-2016-pelaksanaan-pengalihan-pns-daerah-kabupaten-kota...Perka bkn-nomor-1-tahun-2016-pelaksanaan-pengalihan-pns-daerah-kabupaten-kota...
Perka bkn-nomor-1-tahun-2016-pelaksanaan-pengalihan-pns-daerah-kabupaten-kota...nasyiha
 
Perpres no 24_th_2010
Perpres no 24_th_2010Perpres no 24_th_2010
Perpres no 24_th_2010POOPURNA
 

What's hot (19)

Kepmen pupr1419 kpts_m_2021-2021
Kepmen pupr1419 kpts_m_2021-2021Kepmen pupr1419 kpts_m_2021-2021
Kepmen pupr1419 kpts_m_2021-2021
 
Salinan perpres nomor 110 tahun 2021
Salinan perpres nomor 110 tahun 2021Salinan perpres nomor 110 tahun 2021
Salinan perpres nomor 110 tahun 2021
 
Permenpan2013 033
Permenpan2013 033Permenpan2013 033
Permenpan2013 033
 
Salinan perpres nomor 114 tahun 2021
Salinan perpres nomor 114 tahun 2021Salinan perpres nomor 114 tahun 2021
Salinan perpres nomor 114 tahun 2021
 
Pp no 46__2016
Pp no 46__2016Pp no 46__2016
Pp no 46__2016
 
Pp 38 Tahun 2007
Pp 38 Tahun 2007Pp 38 Tahun 2007
Pp 38 Tahun 2007
 
PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJU...
PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJU...PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJU...
PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJU...
 
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
 
Prosedur pembentukan peraturan bupati
Prosedur pembentukan peraturan bupatiProsedur pembentukan peraturan bupati
Prosedur pembentukan peraturan bupati
 
0 uu nomor 25 tahun 2004
0 uu nomor 25 tahun 20040 uu nomor 25 tahun 2004
0 uu nomor 25 tahun 2004
 
Permendagri No. 46 Tahun 2008
Permendagri No. 46 Tahun 2008Permendagri No. 46 Tahun 2008
Permendagri No. 46 Tahun 2008
 
Uu252004
Uu252004Uu252004
Uu252004
 
3 perbup 30 tahun 2017 tupoksi disperkim lampung utara basis data -perencanaan
3 perbup 30  tahun 2017 tupoksi disperkim lampung utara basis data -perencanaan3 perbup 30  tahun 2017 tupoksi disperkim lampung utara basis data -perencanaan
3 perbup 30 tahun 2017 tupoksi disperkim lampung utara basis data -perencanaan
 
Pp38
Pp38Pp38
Pp38
 
PERDA Satpol pp new
PERDA Satpol pp newPERDA Satpol pp new
PERDA Satpol pp new
 
Bab iv 5.perencanaan pembagnunan nasional
Bab iv  5.perencanaan pembagnunan nasionalBab iv  5.perencanaan pembagnunan nasional
Bab iv 5.perencanaan pembagnunan nasional
 
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
 
Perka bkn-nomor-1-tahun-2016-pelaksanaan-pengalihan-pns-daerah-kabupaten-kota...
Perka bkn-nomor-1-tahun-2016-pelaksanaan-pengalihan-pns-daerah-kabupaten-kota...Perka bkn-nomor-1-tahun-2016-pelaksanaan-pengalihan-pns-daerah-kabupaten-kota...
Perka bkn-nomor-1-tahun-2016-pelaksanaan-pengalihan-pns-daerah-kabupaten-kota...
 
Perpres no 24_th_2010
Perpres no 24_th_2010Perpres no 24_th_2010
Perpres no 24_th_2010
 

Viewers also liked

Viewers also liked (7)

Management agribisnis
Management agribisnisManagement agribisnis
Management agribisnis
 
Makalah kebijakan
Makalah kebijakanMakalah kebijakan
Makalah kebijakan
 
Kebijakan Bisnis
Kebijakan BisnisKebijakan Bisnis
Kebijakan Bisnis
 
1835 2013 kelas_11_smk_agribisnis_ternak_unggas_pe
1835 2013 kelas_11_smk_agribisnis_ternak_unggas_pe1835 2013 kelas_11_smk_agribisnis_ternak_unggas_pe
1835 2013 kelas_11_smk_agribisnis_ternak_unggas_pe
 
Peran sektor Pertanian
Peran sektor PertanianPeran sektor Pertanian
Peran sektor Pertanian
 
Sektor pertanian
Sektor pertanianSektor pertanian
Sektor pertanian
 
Ma pendahuluan
Ma pendahuluanMa pendahuluan
Ma pendahuluan
 

Similar to Perpres no.44 tahun 2015 tentang kementerian hukum dan ham

Perpres nomor 11 tahun 2015
Perpres nomor 11 tahun 2015Perpres nomor 11 tahun 2015
Perpres nomor 11 tahun 2015Angling Darma
 
Perpres nomor 73 tahun 2020
Perpres nomor 73 tahun 2020Perpres nomor 73 tahun 2020
Perpres nomor 73 tahun 2020RepublikaDigital
 
Peraturan presiden no_106_tahun_2007[1]
Peraturan presiden no_106_tahun_2007[1]Peraturan presiden no_106_tahun_2007[1]
Peraturan presiden no_106_tahun_2007[1]DONALD VERNANDO RARUNG
 
TATANAN ORGANISASI PEMERINTAHAN
TATANAN ORGANISASI PEMERINTAHANTATANAN ORGANISASI PEMERINTAHAN
TATANAN ORGANISASI PEMERINTAHANSiti Sahati
 
Perpres47 2009 tentang pembentukan kementrian
Perpres47 2009 tentang pembentukan kementrianPerpres47 2009 tentang pembentukan kementrian
Perpres47 2009 tentang pembentukan kementrianRidwan Usman
 
Per pres no52 th2010 ttg strukturpolri
Per pres no52 th2010 ttg strukturpolriPer pres no52 th2010 ttg strukturpolri
Per pres no52 th2010 ttg strukturpolriBobby D'Arch
 
Rpp ppkn sma xi bab 4 pertemuan 2
Rpp ppkn sma xi bab 4 pertemuan 2Rpp ppkn sma xi bab 4 pertemuan 2
Rpp ppkn sma xi bab 4 pertemuan 2eli priyatna laidan
 
MATERI PPKN KELAS X KE 2
MATERI PPKN KELAS X KE 2MATERI PPKN KELAS X KE 2
MATERI PPKN KELAS X KE 2Hakman Hamdani
 
RANCANGAN PENGGANTI PP NO. 41 TAHUN 2007
RANCANGAN PENGGANTI PP NO. 41 TAHUN 2007RANCANGAN PENGGANTI PP NO. 41 TAHUN 2007
RANCANGAN PENGGANTI PP NO. 41 TAHUN 2007Yusgo Telaumbanua
 
Pkn Bab 4 kelas XI semester 1 Mengupas Penyelenggaraan Kekuasaan Negara
Pkn Bab 4 kelas XI semester 1 Mengupas Penyelenggaraan Kekuasaan NegaraPkn Bab 4 kelas XI semester 1 Mengupas Penyelenggaraan Kekuasaan Negara
Pkn Bab 4 kelas XI semester 1 Mengupas Penyelenggaraan Kekuasaan NegaraNandha Zulyana
 
Peraturan KPK Nomor 7 Tahun 2020
Peraturan KPK Nomor 7 Tahun 2020Peraturan KPK Nomor 7 Tahun 2020
Peraturan KPK Nomor 7 Tahun 2020CIkumparan
 
Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional nomor 3 tahun 2001 tentang Organisasi ...
Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional nomor 3 tahun 2001 tentang Organisasi ...Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional nomor 3 tahun 2001 tentang Organisasi ...
Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional nomor 3 tahun 2001 tentang Organisasi ...IntanApriscaSari
 
Perpres nomor 52 tahun 2010
Perpres nomor 52 tahun 2010Perpres nomor 52 tahun 2010
Perpres nomor 52 tahun 2010Sei Enim
 
UU_No_12_Tahun_2011_1.pdf
UU_No_12_Tahun_2011_1.pdfUU_No_12_Tahun_2011_1.pdf
UU_No_12_Tahun_2011_1.pdfSnowAngel27
 
Uu 2011 nomor 12 pembentukan peraturan perundangan
Uu 2011 nomor 12 pembentukan peraturan perundanganUu 2011 nomor 12 pembentukan peraturan perundangan
Uu 2011 nomor 12 pembentukan peraturan perundanganMystic333
 
Permen PUPR Nomor 20 Tahun 2016.pdf
Permen PUPR Nomor 20 Tahun 2016.pdfPermen PUPR Nomor 20 Tahun 2016.pdf
Permen PUPR Nomor 20 Tahun 2016.pdfssuser087c2d
 
Salinan Perpres Nomor 71 Tahun 2019
Salinan Perpres Nomor 71 Tahun 2019Salinan Perpres Nomor 71 Tahun 2019
Salinan Perpres Nomor 71 Tahun 2019shirizkiku
 
MATERI PPKN KELAS X PER TEMUAN KE 2
MATERI PPKN KELAS X PER TEMUAN KE 2MATERI PPKN KELAS X PER TEMUAN KE 2
MATERI PPKN KELAS X PER TEMUAN KE 2Hakman Hamdani
 

Similar to Perpres no.44 tahun 2015 tentang kementerian hukum dan ham (20)

Perpres nomor 11 tahun 2015
Perpres nomor 11 tahun 2015Perpres nomor 11 tahun 2015
Perpres nomor 11 tahun 2015
 
Perpres nomor 73 tahun 2020
Perpres nomor 73 tahun 2020Perpres nomor 73 tahun 2020
Perpres nomor 73 tahun 2020
 
Peraturan presiden no_106_tahun_2007[1]
Peraturan presiden no_106_tahun_2007[1]Peraturan presiden no_106_tahun_2007[1]
Peraturan presiden no_106_tahun_2007[1]
 
TATANAN ORGANISASI PEMERINTAHAN
TATANAN ORGANISASI PEMERINTAHANTATANAN ORGANISASI PEMERINTAHAN
TATANAN ORGANISASI PEMERINTAHAN
 
Perpres47 2009 tentang pembentukan kementrian
Perpres47 2009 tentang pembentukan kementrianPerpres47 2009 tentang pembentukan kementrian
Perpres47 2009 tentang pembentukan kementrian
 
99 perpres no_87_2016
99 perpres no_87_201699 perpres no_87_2016
99 perpres no_87_2016
 
Per pres no52 th2010 ttg strukturpolri
Per pres no52 th2010 ttg strukturpolriPer pres no52 th2010 ttg strukturpolri
Per pres no52 th2010 ttg strukturpolri
 
Rpp ppkn sma xi bab 4 pertemuan 2
Rpp ppkn sma xi bab 4 pertemuan 2Rpp ppkn sma xi bab 4 pertemuan 2
Rpp ppkn sma xi bab 4 pertemuan 2
 
MATERI PPKN KELAS X KE 2
MATERI PPKN KELAS X KE 2MATERI PPKN KELAS X KE 2
MATERI PPKN KELAS X KE 2
 
RANCANGAN PENGGANTI PP NO. 41 TAHUN 2007
RANCANGAN PENGGANTI PP NO. 41 TAHUN 2007RANCANGAN PENGGANTI PP NO. 41 TAHUN 2007
RANCANGAN PENGGANTI PP NO. 41 TAHUN 2007
 
Pkn Bab 4 kelas XI semester 1 Mengupas Penyelenggaraan Kekuasaan Negara
Pkn Bab 4 kelas XI semester 1 Mengupas Penyelenggaraan Kekuasaan NegaraPkn Bab 4 kelas XI semester 1 Mengupas Penyelenggaraan Kekuasaan Negara
Pkn Bab 4 kelas XI semester 1 Mengupas Penyelenggaraan Kekuasaan Negara
 
Peraturan KPK Nomor 7 Tahun 2020
Peraturan KPK Nomor 7 Tahun 2020Peraturan KPK Nomor 7 Tahun 2020
Peraturan KPK Nomor 7 Tahun 2020
 
Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional nomor 3 tahun 2001 tentang Organisasi ...
Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional nomor 3 tahun 2001 tentang Organisasi ...Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional nomor 3 tahun 2001 tentang Organisasi ...
Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional nomor 3 tahun 2001 tentang Organisasi ...
 
Perpres nomor 52 tahun 2010
Perpres nomor 52 tahun 2010Perpres nomor 52 tahun 2010
Perpres nomor 52 tahun 2010
 
UU_No_12_Tahun_2011_1.pdf
UU_No_12_Tahun_2011_1.pdfUU_No_12_Tahun_2011_1.pdf
UU_No_12_Tahun_2011_1.pdf
 
Uu 2011 nomor 12 pembentukan peraturan perundangan
Uu 2011 nomor 12 pembentukan peraturan perundanganUu 2011 nomor 12 pembentukan peraturan perundangan
Uu 2011 nomor 12 pembentukan peraturan perundangan
 
Permen PUPR Nomor 20 Tahun 2016.pdf
Permen PUPR Nomor 20 Tahun 2016.pdfPermen PUPR Nomor 20 Tahun 2016.pdf
Permen PUPR Nomor 20 Tahun 2016.pdf
 
Salinan Perpres Nomor 71 Tahun 2019
Salinan Perpres Nomor 71 Tahun 2019Salinan Perpres Nomor 71 Tahun 2019
Salinan Perpres Nomor 71 Tahun 2019
 
MATERI PPKN KELAS X PER TEMUAN KE 2
MATERI PPKN KELAS X PER TEMUAN KE 2MATERI PPKN KELAS X PER TEMUAN KE 2
MATERI PPKN KELAS X PER TEMUAN KE 2
 
Perma 7 2015 -v2
Perma 7 2015 -v2Perma 7 2015 -v2
Perma 7 2015 -v2
 

Recently uploaded

Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxBudyHermawan3
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 

Recently uploaded (8)

Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 

Perpres no.44 tahun 2015 tentang kementerian hukum dan ham

  • 1. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan Kementerian Kabinet Kerja periode tahun 2014-2019 dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 11 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 17 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Peraturan Presiden Nomor 165 Tahun 2014 tentang Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 339); 4. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); MEMUTUSKAN: …
  • 2. - 2 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. (2) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dipimpin oleh Menteri. Pasal 2 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia menyelenggarakan fungsi: a. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang peraturan perundang-undangan, administrasi hukum umum, pemasyarakatan, keimigrasian, kekayaan intelektual, dan hak asasi manusia; b. koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; c. pengelolaan …
  • 3. - 3 - c. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; d. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; e. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia di daerah; f. pelaksanaan pembinaan hukum nasional; g. pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang hukum dan hak asasi manusia; h. pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di bidang hukum dan hak asasi manusia; i. pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional; j. pelaksanaan tugas pokok sampai ke daerah; dan k. pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. BAB II ORGANISASI Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 4 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia terdiri atas: a. Sekretariat Jenderal; b. Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan; c. Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum; d. Direktorat …
  • 4. - 4 - d. Direktorat Jenderal Pemasyarakatan; e. Direktorat Jenderal Imigrasi; f. Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual; g. Direktorat Jenderal Hak Asasi Manusia; h. Inspektorat Jenderal; i. Badan Pembinaan Hukum Nasional; j. Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia; k. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan Hak Asasi Manusia; l. Staf Ahli Bidang Politik dan Keamanan; m. Staf Ahli Bidang Ekonomi n. Staf Ahli Bidang Sosial; o. Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga; dan p. Staf Ahli Bidang Penguatan Reformasi Birokrasi. Bagian Kedua Sekretariat Jenderal Pasal 5 (1) Sekretariat Jenderal berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. (2) Sekretariat Jenderal dipimpin oleh Sekretaris Jenderal. Pasal 6 Sekretariat Jenderal mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Pasal …
  • 5. - 5 - Pasal 7 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Sekretariat Jenderal menyelenggarakan fungsi: a. koordinasi kegiatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; b. koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; c. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, kerja sama, hubungan masyarakat, arsip, dan dokumentasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; d. pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana; e. koordinasi dan penyusunan peraturan perundang- undangan serta pelaksanaan advokasi hukum; f. penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara dan pelayanan pengadaan barang/jasa; dan g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri. Pasal 8 (1) Sekretariat Jenderal terdiri atas paling banyak 6 (enam) Biro. (2) Biro sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas paling banyak 5 (lima) Bagian dan/atau Kelompok Jabatan Fungsional. (3) Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas paling banyak 4 (empat) Subbagian dan/atau Kelompok Jabatan Fungsional. (4) Dikecualikan …
  • 6. - 6 - (4) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Bagian yang menangani fungsi ketatausahaan pimpinan terdiri atas sejumlah Subbagian sesuai kebutuhan. (5) Bagian yang menangani fungsi perencanaan, pengelolaan sistem informasi, kepegawaian, hubungan masyarakat, arsip, kepustakaan, penyusunan peraturan perundang-undangan, dan layanan pengadaan barang/jasa, dapat terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional. Bagian Ketiga Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan Pasal 9 (1) Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. (2) Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan dipimpin oleh Direktur Jenderal. Pasal 10 Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang peraturan perundang- undangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. Pasal …
  • 7. - 7 - Pasal 11 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, Direktorat Jenderal Peraturan Perundang- undangan menyelenggarakan fungsi: a. perumusan kebijakan di bidang perancangan, harmonisasi, pengundangan dan publikasi, litigasi peraturan perundang-undangan, fasilitasi perancangan peraturan perundang-undangan di daerah sesuai permintaan daerah, dan pembinaan perancang peraturan perundang-undangan; b. pelaksanaan kebijakan di bidang perancangan, harmonisasi, pengundangan dan publikasi, litigasi peraturan perundang-undangan, fasilitasi perancangan peraturan perundang-undangan di daerah sesuai permintaan daerah, dan pembinaan perancang peraturan perundang-undangan; c. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang perancangan, harmonisasi, pengundangan dan publikasi, litigasi peraturan perundang-undangan, fasilitasi perancangan peraturan perundang-undangan di daerah sesuai permintaan daerah, dan pembinaan perancang peraturan perundang-undangan; d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang perancangan, harmonisasi, pengundangan dan publikasi, litigasi peraturan perundang-undangan, fasilitasi perancangan peraturan perundang-undangan di daerah sesuai permintaan daerah, dan pembinaan perancang peraturan perundang-undangan; e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan; dan f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri. Pasal …
  • 8. - 8 - Pasal 12 (1) Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan terdiri atas Sekretariat Direktorat Jenderal dan paling banyak 6 (enam) Direktorat. (2) Sekretariat Direktorat Jenderal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas paling banyak 5 (lima) Bagian dan/atau Kelompok Jabatan Fungsional. (3) Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas paling banyak 3 (tiga) Subbbagian dan/atau Kelompok Jabatan Fungsional. (4) Bagian pada Sekretariat Direktorat Jenderal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang menangani fungsi perencanaan, pengelolaan sistem informasi, kepegawaian, hubungan masyarakat, arsip, dan penyusunan peraturan perundang-undangan, dapat terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional. (5) Direktorat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional dan/atau dapat terdiri atas paling banyak 5 (lima) Subdirektorat, serta Subbagian yang menangani fungsi ketatausahaan. (6) Subdirektorat sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dapat terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional dan/atau dapat terdiri atas 2 (dua) Seksi. Bagian Keempat Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Pasal 13 (1) Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. (2) Direktorat …
  • 9. - 9 - (2) Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum dipimpin oleh Direktur Jenderal. Pasal 14 Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pelayanan administrasi hukum umum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 15 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 14, Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum menyelenggarakan fungsi: a. perumusan kebijakan di bidang hukum pidana dan daktiloskopi, hukum internasional dan otoritas pusat, hukum perdata, dan hukum tata negara, serta teknologi informasi dan komunikasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; b. pelaksanaan kebijakan di bidang hukum pidana dan daktiloskopi, hukum internasional dan otoritas pusat, hukum perdata, dan hukum tata negara, serta teknologi informasi dan komunikasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; c. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang hukum pidana dan daktiloskopi, hukum internasional dan otoritas pusat, hukum perdata, dan hukum tata negara, serta teknologi informasi dan komunikasi; d. pelaksanaan …
  • 10. - 10 - d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang hukum pidana dan daktiloskopi, hukum internasional dan otoritas pusat, hukum perdata, dan hukum tata negara, serta teknologi informasi dan komunikasi; e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum; dan f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri. Pasal 16 (1) Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum terdiri atas Sekretariat Direktorat Jenderal dan paling banyak 5 (lima) Direktorat. (2) Sekretariat Direktorat Jenderal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas paling banyak 5 (lima) Bagian dan/atau Kelompok Jabatan Fungsional. (3) Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas paling banyak 4 (empat) Subbbagian dan/atau Kelompok Jabatan Fungsional. (4) Bagian pada Sekretariat Direktorat Jenderal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang menangani fungsi perencanaan, pengelolaan sistem informasi, kepegawaian, hubungan masyarakat, arsip, dan penyusunan peraturan perundang-undangan, dapat terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional. (5) Direktorat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional dan/atau dapat terdiri atas paling banyak 5 (lima) Subdirektorat, serta Subbagian yang menangani fungsi ketatausahaan. (6) Subdirektorat …
  • 11. - 11 - (6) Subdirektorat sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dapat terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional dan/atau dapat terdiri atas 4 (empat) Seksi. Bagian Kelima Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Pasal 17 (1) Direktorat Jenderal Pemasyarakatan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. (2) Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dipimpin oleh Direktur Jenderal. Pasal 18 Direktorat Jenderal Pemasyarakatan mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pemasyarakatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 19 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan menyelenggarakan fungsi: a. perumusan kebijakan di bidang registrasi, pelayanan tahanan, pembinaan narapidana, pembimbingan klien, pengentasan anak, pengelolaan benda sitaan dan barang rampasan negara, keamanan dan ketertiban, kesehatan dan perawatan narapidana dan tahanan, serta teknologi informasi pemasyarakatan; b. pelaksanaan …
  • 12. - 12 - b. pelaksanaan kebijakan di bidang registrasi, pelayanan tahanan, pembinaan narapidana, pembimbingan klien, pengentasan anak, pengelolaan benda sitaan dan barang rampasan negara, keamanan dan ketertiban, kesehatan dan perawatan narapidana dan tahanan, serta teknologi informasi pemasyarakatan; c. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang registrasi, pelayanan tahanan, pembinaan narapidana, pembimbingan klien, pengentasan anak, pengelolaan benda sitaan dan barang rampasan negara, keamanan dan ketertiban, kesehatan dan perawatan narapidana dan tahanan, serta teknologi informasi pemasyarakatan; d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang registrasi, pelayanan tahanan, pembinaan narapidana, pembimbingan klien, pengentasan anak, pengelolaan benda sitaan dan barang rampasan negara, keamanan dan ketertiban, kesehatan dan perawatan narapidana dan tahanan, serta teknologi informasi pemasyarakatan; e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pemasyarakatan; dan f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri. Pasal 20 (1) Direktorat Jenderal Pemasyarakatan terdiri atas Sekretariat Direktorat Jenderal dan paling banyak 6 (enam) Direktorat. (2) Sekretariat …
  • 13. - 13 - (2) Sekretariat Direktorat Jenderal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas paling banyak 5 (lima) Bagian dan/atau Kelompok Jabatan Fungsional. (3) Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas paling banyak 3 (tiga) Subbbagian dan/atau Kelompok Jabatan Fungsional. (4) Bagian pada Sekretariat Direktorat Jenderal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang menangani fungsi perencanaan, pengelolaan sistem informasi, kepegawaian, hubungan masyarakat, arsip, dan penyusunan peraturan perundang-undangan, dapat terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional. (5) Direktorat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional dan/atau dapat terdiri atas paling banyak 5 (lima) Subdirektorat, serta Subbagian yang menangani fungsi ketatausahaan. (6) Subdirektorat sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dapat terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional dan/atau dapat terdiri atas 4 (empat) Seksi. Bagian Keenam Direktorat Jenderal Imigrasi Pasal 21 (1) Direktorat Jenderal Imigrasi berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. (2) Direktorat Jenderal Imigrasi dipimpin oleh Direktur Jenderal. Pasal …
  • 14. - 14 - Pasal 22 Direktorat Jenderal Imigrasi mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang keimigrasian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 23 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, Direktorat Jenderal Imigrasi menyelenggarakan fungsi: a. perumusan kebijakan di bidang penegakan hukum dan keamanan keimigrasian, pelayanan dan fasilitas keimigrasian, perlintasan negara dan kerja sama luar negeri keimigrasian, dan teknologi informasi keimigrasian; b. pelaksanaan kebijakan di bidang penegakan hukum dan keamanan keimigrasian, pelayanan dan fasilitas keimigrasian, perlintasan negara dan kerja sama luar negeri keimigrasian, dan teknologi informasi keimigrasian; c. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penegakan hukum dan keamanan keimigrasian, pelayanan dan fasilitas keimigrasian, perlintasan negara dan kerja sama luar negeri keimigrasian, dan teknologi informasi keimigrasian; d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang penegakan hukum dan keamanan keimigrasian, pelayanan dan fasilitas keimigrasian, perlintasan negara dan kerja sama luar negeri keimigrasian, dan teknologi informasi keimigrasian; e. pelaksanaan …
  • 15. - 15 - e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Imigrasi; dan; f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri. Pasal 24 (1) Direktorat Jenderal Imigrasi terdiri atas Sekretariat Direktorat Jenderal dan paling banyak 6 (enam) Direktorat (2) Sekretariat Direktorat Jenderal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas paling banyak 5 (lima) Bagian dan/atau Kelompok Jabatan Fungsional. (3) Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas paling banyak 4 (empat) Subbbagian dan/atau Kelompok Jabatan Fungsional. (4) Bagian pada Sekretariat Direktorat Jenderal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang menangani fungsi perencanaan, pengelolaan sistem informasi, kepegawaian, hubungan masyarakat, arsip, dan penyusunan peraturan perundang-undangan, dapat terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional. (5) Direktorat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional dan/atau dapat terdiri atas paling banyak 5 (lima) Subdirektorat, serta Subbagian yang menangani fungsi ketatausahaan (6) Subdirektorat sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dapat terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional dan/atau dapat terdiri atas 4 (empat) Seksi. Bagian …
  • 16. - 16 - Bagian Ketujuh Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Pasal 25 (1) Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. (2) Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual dipimpin oleh Direktur Jenderal. Pasal 26 Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang kekayaan intelektual sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 27 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26, Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual menyelenggarakan fungsi: a. perumusan kebijakan di bidang perlindungan hukum kekayaan intelektual, penyelesaian permohonan pendaftaran kekayaan intelektual, penyidikan, penyelesaian sengketa dan pengaduan pelanggaran kekayaan intelektual, kerja sama, promosi kekayaan intelektual, serta teknologi informasi di bidang kekayaan intelektual; b. pelaksanaan kebijakan di bidang perlindungan hukum kekayaan intelektual, penyelesaian permohonan pendaftaran kekayaan intelektual, penyidikan, penyelesaian sengketa dan pengaduan pelanggaran kekayaan …
  • 17. - 17 - kekayaan intelektual, kerja sama, promosi kekayaan intelektual, serta teknologi informasi di bidang kekayaan intelektual; c. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang perlindungan hukum kekayaan intelektual, penyelesaian permohonan pendaftaran kekayaan intelektual, penyidikan, penyelesaian sengketa dan pengaduan pelanggaran kekayaan intelektual, kerja sama, promosi kekayaan intelektual, serta teknologi informasi di bidang kekayaan intelektual; d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang perlindungan hukum kekayaan intelektual, penyelesaian permohonan pendaftaran kekayaan intelektual, penyidikan, penyelesaian sengketa dan pengaduan pelanggaran kekayaan intelektual, kerja sama, promosi kekayaan intelektual, serta teknologi informasi di bidang kekayaan intelektual; e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual; dan f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri. Pasal 28 (1) Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual terdiri atas Sekretariat Direktorat Jenderal dan paling banyak 6 (enam) Direktorat. (2) Sekretariat Direktorat Jenderal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas paling banyak 5 (lima) Bagian dan/atau Kelompok Jabatan Fungsional. (3) Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas paling banyak 4 (empat) Subbbagian dan/atau Kelompok Jabatan Fungsional. (4) Bagian …
  • 18. - 18 - (4) Bagian pada Sekretariat Direktorat Jenderal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang menangani fungsi perencanaan, pengelolaan sistem informasi, kepegawaian, hubungan masyarakat, arsip, dan penyusunan peraturan perundang-undangan, dapat terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional. (5) Direktorat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional dan/atau dapat terdiri atas paling banyak 5 (lima) Subdirektorat, serta Subbagian yang menangani fungsi ketatausahaan. (6) Subdirektorat sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dapat terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional dan/atau dapat terdiri atas 4 (empat) Seksi. Bagian Kedelapan Direktorat Jenderal Hak Asasi Manusia Pasal 29 (1) Direktorat Jenderal Hak Asasi Manusia berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. (2) Direktorat Jenderal Hak Asasi Manusia dipimpin oleh Direktur Jenderal. Pasal 30 Direktorat Jenderal Hak Asasi Manusia mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang hak asasi manusia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal …
  • 19. - 19 - Pasal 31 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30, Direktorat Jenderal Hak Asasi Manusia menyelenggarakan fungsi: a. perumusan kebijakan di bidang pemajuan hak asasi manusia, pelayanan komunikasi masyarakat, kerja sama, diseminasi, penguatan dan informasi hak asasi manusia, serta koordinasi penyusunan indikator dan profil pembangunan hak asasi manusia; b. pelaksanaan kebijakan di bidang pemajuan hak asasi manusia, pelayanan komunikasi masyarakat, kerja sama, diseminasi, penguatan dan informasi hak asasi manusia, serta koordinasi penyusunan indikator dan profil pembangunan hak asasi manusia; c. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pemajuan hak asasi manusia, pelayanan komunikasi masyarakat, kerja sama, diseminasi, penguatan dan informasi hak asasi manusia, serta koordinasi penyusunan indikator dan profil pembangunan hak asasi manusia; d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pemajuan hak asasi manusia, pelayanan komunikasi masyarakat, kerja sama, diseminasi, penguatan dan informasi hak asasi manusia, serta koordinasi penyusunan indikator dan profil pembangunan hak asasi manusia; e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Hak Asasi Manusia; dan f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri. Pasal …
  • 20. - 20 - Pasal 32 (1) Direktorat Jenderal Hak Asasi Manusia terdiri atas Sekretariat Direktorat Jenderal dan paling banyak 5 (lima) Direktorat. (2) Sekretariat Direktorat Jenderal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas paling banyak 5 (lima) Bagian dan/atau Kelompok Jabatan Fungsional. (3) Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas paling banyak 3 (tiga) Subbbagian dan/atau Kelompok Jabatan Fungsional. (4) Bagian pada Sekretariat Direktorat Jenderal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang menangani fungsi perencanaan, pengelolaan sistem informasi, kepegawaian, hubungan masyarakat, arsip, dan penyusunan peraturan perundang-undangan, dapat terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional. (5) Direktorat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional dan/atau dapat terdiri atas paling banyak 4 (empat) Subdirektorat, serta Subbagian yang menangani fungsi ketatausahaan (6) Subdirektorat sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dapat terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional dan/atau dapat terdiri atas 4 (empat) Seksi. Bagian Kesembilan Inspektorat Jenderal Pasal 33 (1) Inspektorat Jenderal berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. (2) Inspektorat …
  • 21. - 21 - (2) Inspektorat Jenderal dipimpin oleh Inspektur Jenderal. Pasal 34 Inspektorat Jenderal mempunyai tugas menyelenggarakan pengawasan intern di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Pasal 35 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34, Inspektorat Jenderal melaksanakan fungsi: a. penyusunan kebijakan teknis pengawasan intern di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; b. pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya; c. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri; d. penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; e. pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal; dan f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri. Pasal 36 (1) Inspektorat Jenderal terdiri atas Sekretariat Inspektorat Jenderal dan paling banyak 6 (enam) Inspektorat. (2) Sekretariat Inspektorat Jenderal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas paling banyak 5 (lima) Bagian dan Bagian terdiri atas 4 (empat) Subbbagian. (3) Bagian …
  • 22. - 22 - (3) Bagian pada Sekretariat Inspektorat Jenderal yang menangani fungsi perencanaan, pengelolaan sistem informasi, kepegawaian, hubungan masyarakat, arsip, dan penyusunan peraturan perundang-undangan, dapat terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional. (4) Inspektorat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas 1 (satu) Subbagian yang menangani fungsi ketatausahaan dan Kelompok Jabatan Fungsional Auditor. Bagian Kesepuluh Badan Pembinaan Hukum Nasional Pasal 37 (1) Badan Pembinaan Hukum Nasional berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. (2) Badan Pembinaan Hukum Nasional dipimpin oleh Kepala Badan. Pasal 38 Badan Pembinaan Hukum Nasional mempunyai tugas melaksanakan pembinaan hukum nasional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 39 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38, Badan Pembinaan Hukum Nasional menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan kebijakan teknis, program, dan anggaran di bidang pembinaan hukum nasional; b. pelaksanaan …
  • 23. - 23 - b. pelaksanaan analisa dan evaluasi hukum, perencanaan hukum, penyuluhan dan bantuan hukum, serta dokumentasi dan jaringan informasi hukum; c. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan analisa dan evaluasi hukum, perencanaan hukum, penyuluhan dan bantuan hukum, serta dokumentasi dan jaringan informasi hukum; d. pelaksanaan administrasi Badan Pembinaan Hukum Nasional; dan e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri. Pasal 40 (1) Badan Pembinaan Hukum Nasional terdiri atas Sekretariat Badan dan paling banyak 4 (empat) Pusat. (2) Sekretariat Badan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas paling banyak 5 (lima) Bagian dan/atau Kelompok Jabatan Fungsional. (3) Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas paling banyak 3 (tiga) Subbagian dan/atau Kelompok Jabatan Fungsional. (4) Bagian pada Sekretariat Badan yang menangani fungsi perencanaan, pengelolaan sistem informasi, kepegawaian, hubungan masyarakat, arsip dan penyusunan peraturan perundang-undangan dapat terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional. (5) Pusat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional dan/atau dapat terdiri atas paling banyak 4 (empat) Bidang serta Subbagian yang menangani fungsi ketatausahaan. (6) Bidang …
  • 24. - 24 - (6) Bidang sebagaimana dimaksud ayat (5) terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional dan/atau dapat terdiri atas 3 (tiga) Subbidang. Bagian Kesebelas Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia Pasal 41 (1) Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. (2) Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia dipimpin oleh Kepala Badan. Pasal 42 Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang hukum dan hak asasi manusia. Pasal 43 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42, Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan kebijakan teknis, program, dan anggaran pengkajian, penelitian, dan pengembangan di bidang hukum dan hak asasi manusia; b. pelaksanaan pengkajian, penelitian, dan pengembangan di bidang hukum dan hak asasi manusia; c. pemantauan, …
  • 25. - 25 - c. pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pengkajian, penelitian, dan pengembangan di bidang hukum dan hak asasi manusia; d. pelaksanaan administrasi Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia; dan e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri. Pasal 44 (1) Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia terdiri atas Sekretariat Badan dan paling banyak 4 (empat) Pusat. (2) Sekretariat Badan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas paling banyak 5 (lima) Bagian dan/atau Kelompok Jabatan Fungsional. (3) Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas paling banyak 3 (tiga) Subbagian dan/atau Kelompok Jabatan Fungsional. (4) Bagian pada Sekretariat Badan yang menangani fungsi perencanaan, pengelolaan sistem informasi, kepegawaian, hubungan masyarakat, arsip dan penyusunan peraturan perundang-undangan dapat terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional. (5) Pusat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional dan/atau dapat terdiri atas paling banyak 3 (tiga) Bidang serta Subbagian yang menangani fungsi ketatausahaan. (6) Bidang sebagaimana dimaksud ayat (5) terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional dan/atau dapat terdiri atas 3 (tiga) Subbidang. Bagian …
  • 26. - 26 - Bagian Keduabelas Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan Hak Asasi Manusia Pasal 45 (1) Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan Hak Asasi Manusia berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. (2) Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan Hak Asasi Manusia dipimpin oleh Kepala Badan. Pasal 46 Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan Hak Asasi Manusia mempunyai tugas melaksanakan pengembangan sumber daya manusia di bidang hukum dan hak asasi manusia. Pasal 47 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan Hak Asasi Manusia menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan kebijakan teknis, program, dan anggaran pengembangan sumber daya manusia di bidang hukum dan hak asasi manusia; b. pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di bidang hukum dan hak asasi manusia; c. pelaksanaan penilaian kompetensi sumber daya manusia di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; d. pemantauan, …
  • 27. - 27 - d. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di bidang hukum dan hak asasi manusia; e. pelaksanaan administrasi Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan Hak Asasi Manusia; dan f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri. Pasal 48 (1) Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan Hak Asasi Manusia terdiri atas Sekretariat Badan dan paling banyak 3 (tiga) Pusat. (2) Sekretariat Badan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas paling banyak 4 (empat) Bagian dan/atau Kelompok Jabatan Fungsional. (3) Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas paling banyak 3 (tiga) Subbagian dan/atau Kelompok Jabatan Fungsional. (4) Bagian pada Sekretariat Badan yang menangani fungsi perencanaan, pengelolaan sistem informasi, kepegawaian, hubungan masyarakat, arsip dan penyusunan peraturan perundang-undangan dapat terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional. (5) Pusat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional dan/atau dapat terdiri atas paling banyak 3 (tiga) Bidang serta Subbagian yang menangani fungsi ketatausahaan. (6) Bidang sebagaimana dimaksud ayat (5) terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional dan/atau dapat terdiri atas 2 (dua) Subbidang. Bagian …
  • 28. - 28 - Bagian Ketigabelas Staf Ahli Pasal 49 Staf Ahli berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri dan secara administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris Jenderal. Pasal 50 (1) Staf Ahli Bidang Politik dan Keamanan mempunyai tugas memberikan rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri terkait dengan bidang politik dan keamanan serta hubungan luar negeri dan wilayah perbatasan. (2) Staf Ahli Bidang Ekonomi mempunyai tugas memberikan rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri terkait dengan bidang ekonomi. (3) Staf Ahli Bidang Sosial mempunyai tugas memberikan rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri terkait dengan bidang sosial. (4) Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga mempunyai tugas memberikan rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri terkait dengan bidang hubungan antar lembaga. (5) Staf Ahli Bidang Penguatan Reformasi Birokrasi mempunyai tugas memberikan rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri terkait dengan bidang pelaksanaan reformasi birokrasi. Bagian …
  • 29. - 29 - Bagian Keempatbelas Jabatan Fungsional Pasal 51 Di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dapat ditetapkan jabatan fungsional sesuai dengan kebutuhan yang pelaksanaanya dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB III INSTANSI VERTIKAL Pasal 52 (1) Untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia di daerah, dibentuk Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia di provinsi. (2) Tugas, fungsi, susunan organisasi, dan tata kerja Kantor Wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan oleh Menteri setelah mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang aparatur negara. BAB IV UNIT PELAKSANA TEKNIS Pasal 53 (1) Untuk melaksanakan tugas teknis operasional dan/atau tugas teknis penunjang di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dapat dibentuk Unit Pelaksana Teknis. (2) Unit Pelaksana Teknis dipimpin oleh Kepala. Pasal …
  • 30. - 30 - Pasal 54 Unit Pelaksana Teknis Kementerian ditetapkan oleh Menteri setelah mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang aparatur negara. BAB V TATA KERJA Pasal 55 Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, kementerian harus menyusun peta bisnis proses yang menggambarkan tata hubungan kerja yang efektif dan efisien antar unit organisasi di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Pasal 56 Menteri menyampaikan laporan kepada Presiden mengenai hasil pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia secara berkala atau sewaktu- waktu sesuai kebutuhan. Pasal 57 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan, analisis beban kerja, dan uraian tugas terhadap seluruh jabatan di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Pasal …
  • 31. - 31 - Pasal 58 Setiap unsur di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam melaksanakan tugas dan fungsi harus menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia maupun dalam hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun daerah. Pasal 59 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem pengendalian intern pemerintah di lingkungan masing- masing untuk mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi. Pasal 60 Setiap pimpinan unit organisasi bertanggung jawab memimpin dan mengoordinasikan bawahan masing- masing dan memberikan pengarahan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan. Pasal 61 Setiap pimpinan unit organisasi wajib mengawasi pelaksanaan tugas bawahan masing-masing dan apabila terjadi penyimpangan wajib mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal …
  • 32. - 32 - Pasal 62 Setiap pimpinan unit organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab kepada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara berkala tepat pada waktunya. Pasal 63 Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan unit organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap unit organisasi di bawahnya. BAB VI PENDANAAN Pasal 64 Segala pendanaan yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dibebankan kepada Anggaran Pendapat dan Belanja Negara. BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 65 Pembinaan unit organisasi di lingkungan Instansi Vertikal dan Unit Pelaksana Teknis yang menangani tugas dan fungsi yang bersesuaian dengan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal, pembinaannya dilakukan oleh Direktorat Jenderal yang bersangkutan. Pasal …
  • 33. - 33 - Pasal 66 Ketentuan lebih lanjut mengenai tugas, fungsi, susunan organisasi, dan tata kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia ditetapkan oleh Menteri setelah mendapat persetujuan dari menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang aparatur negara. BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 67 Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, semua ketentuan pelaksanaan dari Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 135 Tahun 2014 yang berkaitan dengan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan belum diubah dan/atau diganti dengan peraturan baru berdasarkan Peraturan Presiden ini. Pasal 68 Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, seluruh jabatan yang ada beserta pejabat yang memangku jabatan di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, tetap melaksanakan tugas dan fungsinya sampai dengan dibentuknya jabatan baru dan diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan Presiden ini. BAB …
  • 34. - 34 - BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 69 Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, semua ketentuan mengenai Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam: a. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 135 Tahun 2014; dan b. Peraturan Presiden Nomor 165 Tahun 2014 tentang Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja; dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 70 Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar …
  • 35. - 35 - Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Presiden ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 22 April 2015 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, ttd. JOKO WIDODO Diundangkan di Jakarta pada tanggal 22 April 2015 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd. YASONNA H. LAOLY LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR 84 Salinan sesuai dengan aslinya SEKRETARIAT KABINET RI Deputi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, ttd. Bistok Simbolon