SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
Download to read offline
 
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 11 TAHUN 2015
TENTANG
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan
Kementerian Kabinet Kerja periode tahun 2014-2019 dan
untuk melaksanakan ketentuan Pasal 11 Undang-Undang
Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara, perlu
menetapkan Peraturan Presiden tentang Kementerian Dalam
Negeri;
Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 17 Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587);
4. Peraturan Presiden Nomor 165 Tahun 2014 tentang
Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 339);
5. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
MEMUTUSKAN: …
- 2 -
 
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG KEMENTERIAN
DALAM NEGERI.
BAB I
KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI
Pasal 1
(1) Kementerian Dalam Negeri berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Presiden.
(2) Kementerian Dalam Negeri dipimpin oleh Menteri.
Pasal 2
Kementerian Dalam Negeri mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan di bidang pemerintahan dalam
negeri untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan
pemerintahan negara.
Pasal 3
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2, Kementerian Dalam Negeri menyelenggarakan
fungsi:
a. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang politik dan pemerintahan umum, otonomi daerah,
pembinaan administrasi kewilayahan, pembinaan
pemerintahan desa, pembinaan urusan pemerintahan
dan pembangunan daerah, pembinaan keuangan daerah,
serta kependudukan dan pencatatan sipil, sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. koordinasi …
- 3 -
 
b. koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan
pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur
organisasi di lingkungan Kementerian Dalam Negeri;
c. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi
tanggung jawab Kementerian Dalam Negeri;
d. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan
Kementerian Dalam Negeri;
e. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas
pelaksanaan urusan Kementerian Dalam Negeri di
daerah;
f. pengoordinasian, pembinaan dan pengawasan umum,
fasilitasi, dan evaluasi atas penyelenggaraan
pemerintahan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
g. pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang
pemerintahan dalam negeri;
h. pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di
bidang pemerintahan dalam negeri;
i. pelaksanaan kegiatan teknis dari pusat sampai ke
daerah; dan
j. pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada
seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian
Dalam Negeri.
BAB II
ORGANISASI
Bagian Kesatu
Susunan Organisasi
Pasal 4
Kementerian Dalam Negeri terdiri atas:
a. Sekretariat ...
- 4 -
 
a. Sekretariat Jenderal;
b. Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum;
c. Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan;
d. Direktorat Jenderal Otonomi Daerah;
e. Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah;
f. Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa;
g. Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah;
h. Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil;
i. Inspektorat Jenderal;
j. Badan Penelitian dan Pengembangan;
k. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia;
l. Staf Ahli Bidang Hukum dan Kesatuan Bangsa;
m. Staf Ahli Bidang Pemerintahan;
n. Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Hubungan Antar
Lembaga;
o. Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan; dan
p. Staf Ahli Bidang Aparatur dan Pelayanan Publik.
Bagian Kedua
Sekretariat Jenderal
Pasal 5
(1) Sekretariat Jenderal berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Menteri.
(2) Sekretariat Jenderal dipimpin oleh Sekretaris Jenderal.
Pasal 6
Sekretariat Jenderal mempunyai tugas menyelenggarakan
koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian
dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di
lingkungan Kementerian Dalam Negeri.
Pasal ...
- 5 -
 
Pasal 7
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6, Sekretariat Jenderal menyelenggarakan fungsi:
a. koordinasi kegiatan Kementerian Dalam Negeri;
b. koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan
anggaran Kementerian Dalam Negeri;
c. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang
meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan,
kerumahtanggaan, kerja sama, hubungan masyarakat,
arsip dan dokumentasi Kementerian Dalam Negeri;
d. pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana;
e. koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-
undangan serta pelaksanaan advokasi hukum;
f. penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan
negara dan layanan pengadaan barang/jasa; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Bagian Ketiga
Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum
Pasal 8
(1) Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri.
(2) Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum
dipimpin oleh Direktur Jenderal.
Pasal ...
- 6 -
 
Pasal 9
Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum
mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang politik dan pemerintahan
umum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 10
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9, Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang politik dalam negeri dan
kehidupan demokrasi, serta fasilitasi organisasi
masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang koordinasi
penyelenggaraan politik dalam negeri dan kehidupan
demokrasi, penerapan penghayatan dan pengamalan
ideologi Pancasila, pembinaan wawasan kebangsaan dan
ketahanan nasional, pembinaan kewaspadaan nasional,
pembinaan kerukunan antar suku dan intra suku, umat
beragama, ras, dan golongan lainnya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
c. pelaksanaan kebijakan di bidang fasilitasi organisasi
masyarakat dan fasilitasi penanganan konflik sosial
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
d. pelaksanaan pembinaan umum di bidang
penyelenggaraan politik dalam negeri dan kehidupan
demokrasi, fasilitasi organisasi masyarakat, penerapan
penghayatan …
- 7 -
 
penghayatan dan pengamalan ideologi Pancasila,
pembinaan wawasan kebangsaan dan ketahanan
nasional, pembinaan kewaspadaan nasional, pembinaan
kerukunan antar suku dan intra suku, umat beragama,
ras, dan golongan lainnya, serta fasilitasi penanganan
konflik sosial sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
e. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
penyelenggaraan politik dalam negeri dan kehidupan
demokrasi, fasilitasi organisasi masyarakat, penerapan
penghayatan dan pengamalan ideologi Pancasila,
pembinaan wawasan kebangsaan dan ketahanan
nasional, pembinaan kewaspadaan nasional, pembinaan
kerukunan antar suku dan intra suku, umat beragama,
ras, dan golongan lainnya, serta fasilitasi penanganan
konflik sosial sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
f. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di
bidang penyelenggaraan politik dalam negeri dan
kehidupan demokrasi, fasilitasi organisasi masyarakat,
penerapan penghayatan dan pengamalan ideologi
Pancasila, pembinaan wawasan kebangsaan dan
ketahanan nasional, pembinaan kewaspadaan nasional,
pembinaan kerukunan antar suku dan intra suku, umat
beragama, ras, dan golongan lainnya, serta fasilitasi
penanganan konflik sosial;
g. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Politik dan
Pemerintahan Umum; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Bagian ...
- 8 -
 
Bagian Keempat
Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan
Pasal 11
(1) Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri.
(2) Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan
dipimpin oleh Direktur Jenderal.
Pasal 12
Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan
mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan administrasi
kewilayahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 13
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12, Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang pembinaan dan
pengawasan pelaksanaan tugas gubernur sebagai wakil
pemerintah, penamaan rupa bumi dan data wilayah,
penetapan perbatasan antar daerah dan perbatasan
negara, kerjasama daerah, fasilitasi perselisihan
pemerintahan, ketentraman, ketertiban umum dan
perlindungan masyarakat, fasilitasi kecamatan, fasilitasi
penyelesaian sengketa pertanahan, manajemen bencana
dan kebakaran, dan pelaksanaan tugas tampung tantra
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
b. pelaksanaan ...
- 9 -
 
b. pelaksanaan kebijakan di bidang koordinasi dan
pembinaan umum pelaksanaan tugas gubernur sebagai
wakil pemerintah, penamaan rupa bumi dan data
wilayah, penetapan perbatasan antar daerah dan
perbatasan negara, kerjasama daerah, fasilitasi
perselisihan pemerintahan, ketentraman, ketertiban
umum dan perlindungan masyarakat, fasilitasi
kecamatan, fasilitasi penyelesaian sengketa pertanahan,
manajemen bencana dan kebakaran, dan pelaksanaan
tugas tampung tantra;
c. pelaksanaan kebijakan di bidang koordinasi penetapan
kawasan khusus dan perkotaan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
d. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di
bidang ketentraman dan ketertiban umum dan
perlindungan masyarakat;
e. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
pembinaan umum pelaksanaan tugas gubernur sebagai
wakil pemerintah, penetapan perbatasan antar daerah,
penetapan kawasan perkotaan, kerja sama daerah,
fasilitasi perselisihan pemerintahan, ketentraman dan
ketertiban umum dan perlindungan masyarakat, fasilitasi
kecamatan;
f. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan
bidang pembinaan umum pelaksanaan tugas gubernur
sebagai wakil pemerintah, penamaan rupa bumi dan data
wilayah, penetapan perbatasan antar daerah dan
perbatasan negara, kerjasama daerah, fasilitasi
perselisihan pemerintahan, ketentraman, ketertiban
umum dan perlindungan masyarakat, fasilitasi
kecamatan …
- 10 -
 
kecamatan, fasilitasi penyelesaian sengketa pertanahan,
manajemen bencana dan kebakaran, dan pelaksanaan
tugas tampung tantra;
g. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Bina
Administrasi Kewilayahan; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Bagian Kelima
Direktorat Jenderal Otonomi Daerah
Pasal 14
(1) Direktorat Jenderal Otonomi Daerah berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Menteri.
(2) Direktorat Jenderal Otonomi Daerah dipimpin oleh
Direktur Jenderal.
Pasal 15
Direktorat Jenderal Otonomi Daerah mempunyai tugas
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di
bidang penyelenggaraan otonomi daerah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 16
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 15, Direktorat Jenderal Otonomi Daerah
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang penataan daerah,
otonomi khusus dan daerah istimewa, administrasi
kepala daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,
pembinaan umum kelembagaan daerah, kepegawaian
pada perangkat daerah, dan produk hukum daerah, serta
evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah;
b. pelaksanaan ...
- 11 -
 
b. pelaksanaan kebijakan dan koordinasi di bidang
penataan daerah, otonomi khusus dan daerah istimewa,
administrasi kepala daerah dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah, pembinaan umum kelembagaan daerah,
kepegawaian pada perangkat daerah, dan produk hukum
daerah, serta evaluasi penyelenggaraan pemerintahan
daerah;
c. pelaksanaan fasilitasi sekretariat Dewan Pertimbangan
Otonomi Daerah;
d. pelaksanaan pembinaan umum di bidang penataan
daerah, otonomi khusus dan daerah istimewa,
administrasi kepala daerah dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah, pembinaan umum kelembagaan daerah,
kepegawaian pada perangkat daerah, dan produk hukum
daerah, serta evaluasi penyelenggaraan pemerintahan
daerah;
e. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
penataan daerah, otonomi khusus dan daerah istimewa,
pembinaan kepala daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah, pembinaan umum kelembagaan daerah,
kepegawaian pada perangkat daerah, dan produk hukum
daerah, serta evaluasi penyelenggaraan pemerintahan
daerah;
f. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di
bidang penataan daerah, otonomi khusus dan daerah
istimewa, administrasi kepala daerah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah, pembinaan umum
kelembagaan daerah, kepegawaian pada perangkat
daerah, dan produk hukum daerah, evaluasi
penyelenggaraan pemerintahan daerah, dan fasilitasi
sekretariat Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah;
g. pelaksanaan …
- 12 -
 
g. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Otonomi
Daerah; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Bagian Keenam
Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah
Pasal 17
(1) Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri.
(2) Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah dipimpin
oleh Direktur Jenderal.
Pasal 18
Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah mempunyai
tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan di bidang urusan pemerintahan dan pembinaan
pembangunan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 19
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 18, Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang fasilitasi penyelenggara-
an urusan pemerintahan daerah, perencanaan
pembangunan daerah, sinkronisasi dan harmonisasi
pembangunan daerah, fasilitasi pengelolaan sistem
informasi pembangunan daerah, dan partisipasi
masyarakat;
b. pelaksanaan …
- 13 -
 
b. pelaksanaan kebijakan di bidang fasilitasi penyelenggara-
an urusan pemerintahan daerah, perencanaan
pembangunan daerah, sinkronisasi dan harmonisasi
pembangunan daerah, dan partisipasi masyarakat;
c. pelaksanaan pembinaan umum dan koordinasi di bidang
fasilitasi penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah,
perencanaan pembangunan daerah, sinkronisasi dan
harmonisasi pembangunan daerah, fasilitasi pengelolaan
sistem informasi pembangunan daerah, dan partisipasi
masyarakat;
d. pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria serta standar pelayanan
minimal penyelenggaraan urusan pemerintahan;
e. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di
bidang fasilitasi penyelenggaraan urusan pemerintahan
daerah, perencanaan pembangunan daerah, sinkronisasi
dan harmonisasi pembangunan daerah, pengelolaan
sistem informasi pembangunan daerah, dan partisipasi
masyarakat;
f. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
fasilitasi penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah,
perencanaan pembangunan daerah, sinkronisasi dan
harmonisasi pembangunan daerah, pengelolaan sistem
informasi pembangunan daerah, dan partisipasi
masyarakat;
g. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Bina
Pembangunan Daerah; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Bagian ...
- 14 -
 
Bagian Ketujuh
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa
Pasal 20
(1) Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri.
(2) Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa dipimpin
oleh Direktur Jenderal.
Pasal 21
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa mempunyai
tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan di bidang pembinaan pemerintahan desa sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 22
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 21, Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang fasilitasi penataan desa,
penyelenggaraan administrasi pemerintahan desa,
pengelolaan keuangan dan aset desa, produk hukum
desa, pemilihan kepala desa, perangkat desa,
pelaksanaan penugasan urusan pemerintahan,
kelembagaan desa, kerja sama pemerintahan, serta
evaluasi perkembangan desa;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang fasilitasi penataan desa,
penyelenggaraan administrasi pemerintahan desa,
pengelolaan keuangan dan aset desa, produk hukum
desa, pemilihan kepala desa, perangkat desa,
pelaksanaan …
- 15 -
 
pelaksanaan penugasan urusan pemerintahan,
kelembagaan desa, kerja sama pemerintahan, serta
evaluasi perkembangan desa;
c. pelaksanaan pembinaan umum dan koordinasi di bidang
fasilitasi penataan desa, penyelenggaraan administrasi
pemerintahan desa, pengelolaan keuangan dan aset desa,
produk hukum desa, pemilihan kepala desa, perangkat
desa, pelaksanaan penugasan urusan pemerintahan,
kelembagaan desa, kerja sama pemerintahan, serta
evaluasi perkembangan desa;
d. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di
bidang penataan desa, penyelenggaraan administrasi
pemerintahan desa, pengelolaan keuangan dan aset desa,
kelembagaan desa, dan kerja sama desa;
e. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di
bidang fasilitasi penataan desa, penyelenggaraan
administrasi pemerintahan desa, pengelolaan keuangan
dan aset desa, produk hukum desa, pemilihan kepala
desa, perangkat desa, pelaksanaan penugasan urusan
pemerintahan, kelembagaan desa, kerja sama
pemerintahan, serta evaluasi perkembangan desa;
f. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
fasilitasi penataan desa, penyelenggaraan administrasi
pemerintahan desa, pengelolaan keuangan dan aset desa,
produk hukum desa, pemilihan kepala desa, perangkat
desa, pelaksanaan penugasan urusan pemerintahan,
kelembagaan desa, kerja sama pemerintahan, serta
evaluasi perkembangan desa;
g. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Bina
Pemerintahan Desa; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Bagian ...
- 16 -
 
Bagian Kedelapan
Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah
Pasal 23
(1) Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri.
(2) Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah dipimpin oleh
Direktur Jenderal.
Pasal 24
(1) Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah mempunyai
tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan di bidang pembinaan keuangan daerah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Ruang lingkup Direktorat Jenderal Bina Keuangan
Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. penyusunan dan perencanaan anggaran daerah;
b. pelaksanaan, penatausahaan, akuntansi dan
pelaporan pertanggungjawaban keuangan daerah;
c. manajemen pajak daerah dan retribusi daerah, dan
lain-lain pendapatan daerah yang sah;
d. pengelolaan badan usaha milik daerah, lembaga
keuangan daerah dan investasi daerah;
e. pengelolaan kekayaan daerah;
f. pinjaman dan hibah daerah;
g. pengelolaan badan layanan umum daerah; dan
h. fasilitasi pengelolaan sistem informasi keuangan
daerah.
Pasal ...
- 17 -
 
Pasal 25
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 24, Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang pembinaan keuangan
daerah;
b. fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan
keuangan daerah;
c. pelaksanaan pembinaan umum penyelenggaraan bina
keuangan daerah;
d. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di
bidang pembinaan keuangan daerah;
e. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang
pembinaan keuangan daerah;
f. fasilitasi pelaksanaan perimbangan keuangan;
g. pemberian pertimbangan penerbitan obligasi daerah;
h. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan
penyelengggaraan bina keuangan daerah;
i. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Bina
Keuangan Daerah; dan
j. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Bagian Kesembilan
Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Pasal 26
(1) Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri.
(2) Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil
dipimpin oleh Direktur Jenderal.
Pasal …
- 18 -
 
Pasal 27
Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil
mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang kependudukan dan
pencatatan sipil sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 28
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 27, Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan
Sipil menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang pendaftaran penduduk,
pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi
kependudukan, pemanfaatan database kependudukan,
Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan Kartu Tanda
Penduduk Elektronik (KTP-el), dan standar kualifikasi
sumber daya manusia pelaksana Administrasi
Kependudukan;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang fasilitasi pendaftaran
penduduk dan pencatatan sipil, pengelolaan informasi
administrasi kependudukan, fasilitasi pemanfaatan
database kependudukan, NIK dan KTP-el, dan
penyusunan standar kualifikasi sumber daya manusia
pelaksana Administrasi Kependudukan;
c. pelaksanaan pembinaan umum dan koordinasi di bidang
pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil, pengelolaan
informasi administrasi kependudukan, pemanfaatan
database kependudukan, NIK dan KTP-el, sumber daya
manusia pelaksana Administrasi Kependudukan;
d. penyusunan ...
- 19 -
 
d. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di
bidang pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil,
pengelolaan informasi administrasi kependudukan,
pemanfaatan database kependudukan, NIK dan KTP-el,
sumber daya manusia pelaksana Administrasi
Kependudukan;
e. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil, pengelolaan
informasi administrasi kependudukan, pemanfaatan
database kependudukan, NIK dan KTP-el, sumber daya
manusia pelaksana Administrasi Kependudukan, serta
penyelenggaraan administrasi kependudukan di daerah;
f. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di
bidang penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan
pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi
kependudukan, pemanfaatan database kependudukan,
NIK dan KTP-el, sumber daya manusia pelaksana
Administrasi Kependudukan, serta penyelenggaraan
administrasi kependudukan di daerah;
g. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal
Kependudukan dan Pencatatan Sipil; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Bagian Kesepuluh
Inspektorat Jenderal
Pasal 29
(1) Inspektorat Jenderal berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Menteri.
(2) Inspektorat Jenderal dipimpin oleh Inspektur Jenderal.
Pasal ...
- 20 -
 
Pasal 30
Inspektorat Jenderal mempunyai tugas menyelenggarakan
pengawasan intern di Kementerian Dalam Negeri dan
pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 31
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 30, Inspektorat Jenderal menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan kebijakan teknis pengawasan intern di
lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan pengawasan
terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah;
b. pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan
Kementerian Dalam Negeri terhadap kinerja dan
keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan,
dan kegiatan pengawasan lainnya;
c. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas
penugasan Menteri;
d. koordinasi dan pengawasan atas penyelenggaraan
pemerintahan daerah;
e. penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan
Kementerian Dalam Negeri dan pengawasan terhadap
penyelenggaraan pemerintahan daerah;
f. pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Bagian ...
- 21 -
 
Bagian Kesebelas
Badan Penelitian dan Pengembangan
Pasal 32
(1) Badan Penelitian dan Pengembangan berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Menteri.
(2) Badan Penelitian dan Pengembangan dipimpin oleh
Kepala Badan.
Pasal 33
Badan Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas
melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang
pemerintahan dalam negeri sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 34
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 33, Badan Penelitian dan Pengembangan
menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan kebijakan teknis, program, dan anggaran
penelitian dan pengembangan di bidang pemerintahan
dalam negeri;
b. pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang
pemerintahan dalam negeri;
c. pelaksanaan pengkajian kebijakan di bidang
pemerintahan dalam negeri;
d. pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
penelitian dan pengembangan di bidang pemerintahan
dalam negeri;
e. pelaksanaan fasilitasi inovasi daerah;
f. koordinasi ...
- 22 -
 
f. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan penelitian dan
pengembangan pemerintah daerah;
g. pelaksanaan administrasi Badan Penelitian Dan
Pengembangan; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Bagian Keduabelas
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pasal 35
(1) Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri.
(2) Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dipimpin
oleh Kepala Badan.
Pasal 36
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia mempunyai
tugas melaksanakan pengembangan sumber daya manusia
pemerintahan dalam negeri sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 37
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 36, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program
pengembangan sumber daya manusia pemerintahan
dalam negeri;
b. pelaksanaan ...
- 23 -
 
b. pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia
pemerintahan dalam negeri;
c. pelaksanaan penilaian kompetensi sumber daya manusia
pemerintahan dalam negeri;
d. pelaksanaan pembinaan, pengembangan, dan
pemberdayaan jabatan fungsional bidang pemerintahan
dalam negeri;
e. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
pengembangan sumber daya manusia di bidang
pemerintahan dalam negeri;
f. pelaksanaan administrasi Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Bagian Ketigabelas
Staf Ahli
Pasal 38
Staf Ahli berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Menteri dan secara administratif dikoordinasikan oleh
Sekretaris Jenderal.
Pasal 39
(1) Staf Ahli Bidang Hukum dan Kesatuan Bangsa
mempunyai tugas memberikan rekomendasi terhadap
isu-isu strategis kepada Menteri terkait dengan bidang
hukum dan kesatuan bangsa.
(2) Staf Ahli Bidang Pemerintahan mempunyai tugas
memberikan rekomendasi terhadap isu-isu strategis
kepada Menteri terkait dengan bidang pemerintahan.
(3) Staf ...
- 24 -
 
(4) Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Hubungan Antar
Lembaga mempunyai tugas memberikan rekomendasi
terhadap isu-isu strategis kepada Menteri terkait dengan
bidang kemasyarakatan dan hubungan antar lembaga.
(5) Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan
mempunyai tugas memberikan rekomendasi terhadap
isu-isu strategis kepada Menteri terkait dengan bidang
ekonomi dan pembangunan.
(6) Staf Ahli Bidang Aparatur dan Pelayanan Publik
mempunyai tugas memberikan rekomendasi terhadap
isu-isu strategis kepada Menteri terkait dengan bidang
aparatur dan pelayanan publik.
Bagian Keempatbelas
Jabatan Fungsional
Pasal 40
Di lingkungan Kementerian Dalam Negeri dapat ditetapkan
jabatan fungsional sesuai dengan kebutuhan yang
pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
BAB III
UNIT PELAKSANA TEKNIS
Pasal 41
(1) Untuk melaksanakan tugas teknis operasional dan/atau
tugas teknis penunjang di lingkungan Kementerian
Dalam Negeri dapat dibentuk Unit Pelaksana Teknis.
(2) Unit Pelaksana Teknis dipimpin oleh Kepala.
Pasal ...
- 25 -
 
Pasal 42
Unit Pelaksana Teknis Kementerian sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 41 ayat (1) ditetapkan oleh Menteri setelah
mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang aparatur
negara.
BAB IV
TATA KERJA
Pasal 43
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, kementerian harus
menyusun peta bisnis proses yang menggambarkan tata
hubungan kerja yang efektif dan efisien antar unit organisasi
di lingkungan Kementerian Dalam Negeri.
Pasal 44
Menteri menyampaikan laporan kepada Presiden mengenai
hasil pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang
pemerintahan dalam negeri secara berkala atau sewaktu-
waktu sesuai kebutuhan.
Pasal 45
Kementerian Dalam Negeri harus menyusun analisis jabatan,
peta jabatan, analisis beban kerja, dan uraian tugas
terhadap seluruh jabatan di lingkungan Kementerian Dalam
Negeri.
Pasal ...
- 26 -
 
Pasal 46
Setiap unsur di lingkungan Kementerian Dalam Negeri dalam
melaksanakan tugasnya harus menerapkan prinsip
koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi baik dalam
lingkungan Kementerian Dalam Negeri maupun dalam
hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun
daerah.
Pasal 47
Setiap pimpinan unit organsiasi harus menerapkan sistem
pengendalian intern pemerintah di lingkungan masing-
masing untuk mewujudkan terlaksananya mekanisme
akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi.
Pasal 48
Setiap pimpinan unit organisasi bertanggung jawab
memimpin dan mengoordinasikan bawahan masing-masing
dan memberikan pengarahan serta petunjuk bagi
pelaksanaan tugas bawahan.
Pasal 49
Setiap pimpinan unit organisasi wajib mengawasi
pelaksanaan tugas bawahan masing-masing dan apabila
terjadi penyimpangan wajib mengambil langkah-langkah
yang diperlukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 50
Setiap pimpinan unit organisasi wajib mengikuti dan
mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab kepada atasan
masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara
berkala tepat pada waktunya.
Pasal ...
- 27 -
 
Pasal 51
Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan unit organisasi
harus melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap unit
organisasi di bawahnya.
BAB V
PENDANAAN
Pasal 52
Segala pendanaan yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas
dan fungsi Kementerian Dalam Negeri dibebankan kepada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
BAB VI
KETENTUAN LAIN – LAIN
Pasal 53
Ketentuan lebih lanjut mengenai tugas, fungsi, susunan
organisasi, dan tata kerja Kementerian Dalam Negeri
ditetapkan oleh Menteri setelah mendapat persetujuan dari
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang aparatur negara.
BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 54
Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, semua
ketentuan pelaksanaan dari Peraturan Presiden Nomor 24
Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan
Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden
Nomor ...
- 28 -
 
Nomor 135 Tahun 2014 yang berkaitan dengan Kementerian
Dalam Negeri, masih tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dan belum diubah dan/atau diganti dengan
peraturan baru berdasarkan Peraturan Presiden ini.
Pasal 55
Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, seluruh
jabatan yang ada beserta pejabat yang memangku jabatan di
Kementerian Dalam Negeri, tetap melaksanakan tugas dan
fungsinya sampai dengan dibentuknya jabatan baru dan
diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan Presiden ini.
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 56
Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, semua
ketentuan mengenai Kementerian Dalam Negeri dalam:
a. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta
Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali
diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 135
Tahun 2014; dan
b. Peraturan Presiden Nomor 165 Tahun 2014 tentang
Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja;
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 57
Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar …
- 29 -
 
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Presiden ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 21 Januari 2015
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
JOKO WIDODO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 23 Januari 2015
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
YASONNA H. LAOLY
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR 12
Salinan sesuai dengan aslinya
SEKRETARIAT KABINET RI
Deputi Bidang Politik, Hukum,
dan Keamanan,
ttd.
Bistok Simbolon

More Related Content

What's hot

Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)Joy Irman
 
Ringkasan uu 25 tahun 2004
Ringkasan uu 25 tahun 2004Ringkasan uu 25 tahun 2004
Ringkasan uu 25 tahun 2004Dini Audi
 
Perpres27 tahun 2020-2020
Perpres27 tahun 2020-2020Perpres27 tahun 2020-2020
Perpres27 tahun 2020-2020nathanabigail
 
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...Penataan Ruang
 
Peraturan presiden no_106_tahun_2007[1]
Peraturan presiden no_106_tahun_2007[1]Peraturan presiden no_106_tahun_2007[1]
Peraturan presiden no_106_tahun_2007[1]DONALD VERNANDO RARUNG
 
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...Penataan Ruang
 
Lampiran : Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka...
Lampiran : Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka...Lampiran : Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka...
Lampiran : Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka...Penataan Ruang
 
Salinan Perpres Nomor 71 Tahun 2019
Salinan Perpres Nomor 71 Tahun 2019Salinan Perpres Nomor 71 Tahun 2019
Salinan Perpres Nomor 71 Tahun 2019shirizkiku
 
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...Penataan Ruang
 
Bab iv 5.perencanaan pembagnunan nasional
Bab iv  5.perencanaan pembagnunan nasionalBab iv  5.perencanaan pembagnunan nasional
Bab iv 5.perencanaan pembagnunan nasionalnatal kristiono
 
Tupoksi sekertariat dan inspektorat
Tupoksi sekertariat dan inspektoratTupoksi sekertariat dan inspektorat
Tupoksi sekertariat dan inspektoratAkB
 
Tupoksi badan
Tupoksi badanTupoksi badan
Tupoksi badanAkB
 

What's hot (18)

Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
 
Ringkasan uu 25 tahun 2004
Ringkasan uu 25 tahun 2004Ringkasan uu 25 tahun 2004
Ringkasan uu 25 tahun 2004
 
Perpres27 tahun 2020-2020
Perpres27 tahun 2020-2020Perpres27 tahun 2020-2020
Perpres27 tahun 2020-2020
 
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
 
Peraturan presiden no_106_tahun_2007[1]
Peraturan presiden no_106_tahun_2007[1]Peraturan presiden no_106_tahun_2007[1]
Peraturan presiden no_106_tahun_2007[1]
 
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
 
Uu no 25_2004
Uu no 25_2004Uu no 25_2004
Uu no 25_2004
 
Pp no 46__2016
Pp no 46__2016Pp no 46__2016
Pp no 46__2016
 
Lampiran : Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka...
Lampiran : Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka...Lampiran : Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka...
Lampiran : Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka...
 
Pergub tgupp
Pergub tguppPergub tgupp
Pergub tgupp
 
PP Nomor 20 Tahun 2004
PP Nomor 20 Tahun 2004PP Nomor 20 Tahun 2004
PP Nomor 20 Tahun 2004
 
Salinan Perpres Nomor 71 Tahun 2019
Salinan Perpres Nomor 71 Tahun 2019Salinan Perpres Nomor 71 Tahun 2019
Salinan Perpres Nomor 71 Tahun 2019
 
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
 
Uu 25 2004
Uu 25 2004Uu 25 2004
Uu 25 2004
 
Uu252004
Uu252004Uu252004
Uu252004
 
Bab iv 5.perencanaan pembagnunan nasional
Bab iv  5.perencanaan pembagnunan nasionalBab iv  5.perencanaan pembagnunan nasional
Bab iv 5.perencanaan pembagnunan nasional
 
Tupoksi sekertariat dan inspektorat
Tupoksi sekertariat dan inspektoratTupoksi sekertariat dan inspektorat
Tupoksi sekertariat dan inspektorat
 
Tupoksi badan
Tupoksi badanTupoksi badan
Tupoksi badan
 

Similar to Perpres nomor 11 tahun 2015

Perpres nomor 73 tahun 2020
Perpres nomor 73 tahun 2020Perpres nomor 73 tahun 2020
Perpres nomor 73 tahun 2020RepublikaDigital
 
Perpres nomor 12 tahun 2015
Perpres nomor 12 tahun 2015Perpres nomor 12 tahun 2015
Perpres nomor 12 tahun 2015Angling Darma
 
Perpres nomor 12 tahun 2015
Perpres nomor 12 tahun 2015Perpres nomor 12 tahun 2015
Perpres nomor 12 tahun 2015balatransaceh
 
RANCANGAN PENGGANTI PP NO. 41 TAHUN 2007
RANCANGAN PENGGANTI PP NO. 41 TAHUN 2007RANCANGAN PENGGANTI PP NO. 41 TAHUN 2007
RANCANGAN PENGGANTI PP NO. 41 TAHUN 2007Yusgo Telaumbanua
 
TATANAN ORGANISASI PEMERINTAHAN
TATANAN ORGANISASI PEMERINTAHANTATANAN ORGANISASI PEMERINTAHAN
TATANAN ORGANISASI PEMERINTAHANSiti Sahati
 
Perpres no 106 th 2007
Perpres no 106 th 2007Perpres no 106 th 2007
Perpres no 106 th 2007ADIJM
 
4 perbup no.76 2020 tupoksi basis data -perencanaan - salin
4 perbup no.76  2020 tupoksi basis data -perencanaan - salin4 perbup no.76  2020 tupoksi basis data -perencanaan - salin
4 perbup no.76 2020 tupoksi basis data -perencanaan - salinACHMAD AVANDI,SE,MM Alfaqzamta
 
3 perbup 30 tahun 2017 tupoksi disperkim lampung utara basis data -perencanaan
3 perbup 30  tahun 2017 tupoksi disperkim lampung utara basis data -perencanaan3 perbup 30  tahun 2017 tupoksi disperkim lampung utara basis data -perencanaan
3 perbup 30 tahun 2017 tupoksi disperkim lampung utara basis data -perencanaanACHMAD AVANDI,SE,MM Alfaqzamta
 
Rpp ppkn sma xi bab 4 pertemuan 2
Rpp ppkn sma xi bab 4 pertemuan 2Rpp ppkn sma xi bab 4 pertemuan 2
Rpp ppkn sma xi bab 4 pertemuan 2eli priyatna laidan
 
Salinan Perpres Nomor 70 Tahun 2019
Salinan Perpres Nomor 70 Tahun 2019Salinan Perpres Nomor 70 Tahun 2019
Salinan Perpres Nomor 70 Tahun 2019shirizkiku
 
296556427 permensos-nomor-20-tahun-2015-tentang-sotk-kementerian-sosial
296556427 permensos-nomor-20-tahun-2015-tentang-sotk-kementerian-sosial296556427 permensos-nomor-20-tahun-2015-tentang-sotk-kementerian-sosial
296556427 permensos-nomor-20-tahun-2015-tentang-sotk-kementerian-sosialMohamad Iqbal
 
MATERI PPKN KELAS X KE 2
MATERI PPKN KELAS X KE 2MATERI PPKN KELAS X KE 2
MATERI PPKN KELAS X KE 2Hakman Hamdani
 
Perpres no 24_th_2010
Perpres no 24_th_2010Perpres no 24_th_2010
Perpres no 24_th_2010POOPURNA
 
Kementerian negara dan lembaga pemerintahan non kementerian
Kementerian negara dan lembaga pemerintahan non kementerianKementerian negara dan lembaga pemerintahan non kementerian
Kementerian negara dan lembaga pemerintahan non kementerianYessy Baramulli
 
Permen no.33 th_2011 pengaduan
Permen no.33 th_2011 pengaduanPermen no.33 th_2011 pengaduan
Permen no.33 th_2011 pengaduantrianita hermawati
 
Permen esdm no. 15 tahun 2021
Permen esdm no. 15 tahun 2021 Permen esdm no. 15 tahun 2021
Permen esdm no. 15 tahun 2021 TimtimTauhidin
 
Keppres No, 04 Tahun 2009 tentang Badan Koordinasi Penataan Ruang
Keppres No, 04 Tahun 2009 tentang Badan Koordinasi Penataan RuangKeppres No, 04 Tahun 2009 tentang Badan Koordinasi Penataan Ruang
Keppres No, 04 Tahun 2009 tentang Badan Koordinasi Penataan RuangPenataan Ruang
 

Similar to Perpres nomor 11 tahun 2015 (20)

Perpres nomor 73 tahun 2020
Perpres nomor 73 tahun 2020Perpres nomor 73 tahun 2020
Perpres nomor 73 tahun 2020
 
Permen 8 2015_sotk
Permen 8 2015_sotkPermen 8 2015_sotk
Permen 8 2015_sotk
 
Perpres nomor 12 tahun 2015
Perpres nomor 12 tahun 2015Perpres nomor 12 tahun 2015
Perpres nomor 12 tahun 2015
 
Perpres nomor-12-tahun-2015
Perpres nomor-12-tahun-2015Perpres nomor-12-tahun-2015
Perpres nomor-12-tahun-2015
 
Perpres nomor 12 tahun 2015
Perpres nomor 12 tahun 2015Perpres nomor 12 tahun 2015
Perpres nomor 12 tahun 2015
 
RANCANGAN PENGGANTI PP NO. 41 TAHUN 2007
RANCANGAN PENGGANTI PP NO. 41 TAHUN 2007RANCANGAN PENGGANTI PP NO. 41 TAHUN 2007
RANCANGAN PENGGANTI PP NO. 41 TAHUN 2007
 
TATANAN ORGANISASI PEMERINTAHAN
TATANAN ORGANISASI PEMERINTAHANTATANAN ORGANISASI PEMERINTAHAN
TATANAN ORGANISASI PEMERINTAHAN
 
Perpres no 106 th 2007
Perpres no 106 th 2007Perpres no 106 th 2007
Perpres no 106 th 2007
 
Tupoksi dinas perumahan dan kawasan pemukiman
Tupoksi dinas perumahan dan kawasan  pemukimanTupoksi dinas perumahan dan kawasan  pemukiman
Tupoksi dinas perumahan dan kawasan pemukiman
 
4 perbup no.76 2020 tupoksi basis data -perencanaan - salin
4 perbup no.76  2020 tupoksi basis data -perencanaan - salin4 perbup no.76  2020 tupoksi basis data -perencanaan - salin
4 perbup no.76 2020 tupoksi basis data -perencanaan - salin
 
3 perbup 30 tahun 2017 tupoksi disperkim lampung utara basis data -perencanaan
3 perbup 30  tahun 2017 tupoksi disperkim lampung utara basis data -perencanaan3 perbup 30  tahun 2017 tupoksi disperkim lampung utara basis data -perencanaan
3 perbup 30 tahun 2017 tupoksi disperkim lampung utara basis data -perencanaan
 
Rpp ppkn sma xi bab 4 pertemuan 2
Rpp ppkn sma xi bab 4 pertemuan 2Rpp ppkn sma xi bab 4 pertemuan 2
Rpp ppkn sma xi bab 4 pertemuan 2
 
Salinan Perpres Nomor 70 Tahun 2019
Salinan Perpres Nomor 70 Tahun 2019Salinan Perpres Nomor 70 Tahun 2019
Salinan Perpres Nomor 70 Tahun 2019
 
296556427 permensos-nomor-20-tahun-2015-tentang-sotk-kementerian-sosial
296556427 permensos-nomor-20-tahun-2015-tentang-sotk-kementerian-sosial296556427 permensos-nomor-20-tahun-2015-tentang-sotk-kementerian-sosial
296556427 permensos-nomor-20-tahun-2015-tentang-sotk-kementerian-sosial
 
MATERI PPKN KELAS X KE 2
MATERI PPKN KELAS X KE 2MATERI PPKN KELAS X KE 2
MATERI PPKN KELAS X KE 2
 
Perpres no 24_th_2010
Perpres no 24_th_2010Perpres no 24_th_2010
Perpres no 24_th_2010
 
Kementerian negara dan lembaga pemerintahan non kementerian
Kementerian negara dan lembaga pemerintahan non kementerianKementerian negara dan lembaga pemerintahan non kementerian
Kementerian negara dan lembaga pemerintahan non kementerian
 
Permen no.33 th_2011 pengaduan
Permen no.33 th_2011 pengaduanPermen no.33 th_2011 pengaduan
Permen no.33 th_2011 pengaduan
 
Permen esdm no. 15 tahun 2021
Permen esdm no. 15 tahun 2021 Permen esdm no. 15 tahun 2021
Permen esdm no. 15 tahun 2021
 
Keppres No, 04 Tahun 2009 tentang Badan Koordinasi Penataan Ruang
Keppres No, 04 Tahun 2009 tentang Badan Koordinasi Penataan RuangKeppres No, 04 Tahun 2009 tentang Badan Koordinasi Penataan Ruang
Keppres No, 04 Tahun 2009 tentang Badan Koordinasi Penataan Ruang
 

More from Angling Darma

Pp 43 tahun 2014 ttg pelaksanaan uu desa
Pp 43 tahun 2014 ttg pelaksanaan uu desaPp 43 tahun 2014 ttg pelaksanaan uu desa
Pp 43 tahun 2014 ttg pelaksanaan uu desaAngling Darma
 
Permendesa no 3_ta_2015 - pendampingan desa
Permendesa no 3_ta_2015 - pendampingan desaPermendesa no 3_ta_2015 - pendampingan desa
Permendesa no 3_ta_2015 - pendampingan desaAngling Darma
 
Permendesa no 2_ta_2015 - pedoman tatib musyawarah desa
Permendesa no 2_ta_2015 - pedoman tatib musyawarah desaPermendesa no 2_ta_2015 - pedoman tatib musyawarah desa
Permendesa no 2_ta_2015 - pedoman tatib musyawarah desaAngling Darma
 
Permendesa no 1_ta_2015 - pedoman kewenangan
Permendesa no 1_ta_2015 - pedoman kewenanganPermendesa no 1_ta_2015 - pedoman kewenangan
Permendesa no 1_ta_2015 - pedoman kewenanganAngling Darma
 
Permendesa no. 5_th_2015 - penetapan prioritas dana desa
Permendesa no. 5_th_2015 - penetapan prioritas dana desaPermendesa no. 5_th_2015 - penetapan prioritas dana desa
Permendesa no. 5_th_2015 - penetapan prioritas dana desaAngling Darma
 
Permendesa no. 4_th_2015 - bum_des
Permendesa no. 4_th_2015 - bum_desPermendesa no. 4_th_2015 - bum_des
Permendesa no. 4_th_2015 - bum_desAngling Darma
 
Isu strategis uu desa
Isu strategis uu desaIsu strategis uu desa
Isu strategis uu desaAngling Darma
 

More from Angling Darma (9)

Uu desa
Uu desaUu desa
Uu desa
 
Pp 43 tahun 2014 ttg pelaksanaan uu desa
Pp 43 tahun 2014 ttg pelaksanaan uu desaPp 43 tahun 2014 ttg pelaksanaan uu desa
Pp 43 tahun 2014 ttg pelaksanaan uu desa
 
Permendesa no 3_ta_2015 - pendampingan desa
Permendesa no 3_ta_2015 - pendampingan desaPermendesa no 3_ta_2015 - pendampingan desa
Permendesa no 3_ta_2015 - pendampingan desa
 
Permendesa no 2_ta_2015 - pedoman tatib musyawarah desa
Permendesa no 2_ta_2015 - pedoman tatib musyawarah desaPermendesa no 2_ta_2015 - pedoman tatib musyawarah desa
Permendesa no 2_ta_2015 - pedoman tatib musyawarah desa
 
Permendesa no 1_ta_2015 - pedoman kewenangan
Permendesa no 1_ta_2015 - pedoman kewenanganPermendesa no 1_ta_2015 - pedoman kewenangan
Permendesa no 1_ta_2015 - pedoman kewenangan
 
Permendesa no. 5_th_2015 - penetapan prioritas dana desa
Permendesa no. 5_th_2015 - penetapan prioritas dana desaPermendesa no. 5_th_2015 - penetapan prioritas dana desa
Permendesa no. 5_th_2015 - penetapan prioritas dana desa
 
Permendesa no. 4_th_2015 - bum_des
Permendesa no. 4_th_2015 - bum_desPermendesa no. 4_th_2015 - bum_des
Permendesa no. 4_th_2015 - bum_des
 
Isu strategis uu desa
Isu strategis uu desaIsu strategis uu desa
Isu strategis uu desa
 
Penjelasan uu desa
Penjelasan uu desaPenjelasan uu desa
Penjelasan uu desa
 

Perpres nomor 11 tahun 2015

  • 1.   PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan Kementerian Kabinet Kerja periode tahun 2014-2019 dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 11 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Kementerian Dalam Negeri; Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 17 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 4. Peraturan Presiden Nomor 165 Tahun 2014 tentang Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 339); 5. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); MEMUTUSKAN: …
  • 2. - 2 -   MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG KEMENTERIAN DALAM NEGERI. BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Kementerian Dalam Negeri berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. (2) Kementerian Dalam Negeri dipimpin oleh Menteri. Pasal 2 Kementerian Dalam Negeri mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang pemerintahan dalam negeri untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Kementerian Dalam Negeri menyelenggarakan fungsi: a. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang politik dan pemerintahan umum, otonomi daerah, pembinaan administrasi kewilayahan, pembinaan pemerintahan desa, pembinaan urusan pemerintahan dan pembangunan daerah, pembinaan keuangan daerah, serta kependudukan dan pencatatan sipil, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; b. koordinasi …
  • 3. - 3 -   b. koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Dalam Negeri; c. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Dalam Negeri; d. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Dalam Negeri; e. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian Dalam Negeri di daerah; f. pengoordinasian, pembinaan dan pengawasan umum, fasilitasi, dan evaluasi atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; g. pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang pemerintahan dalam negeri; h. pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di bidang pemerintahan dalam negeri; i. pelaksanaan kegiatan teknis dari pusat sampai ke daerah; dan j. pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Dalam Negeri. BAB II ORGANISASI Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 4 Kementerian Dalam Negeri terdiri atas: a. Sekretariat ...
  • 4. - 4 -   a. Sekretariat Jenderal; b. Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum; c. Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan; d. Direktorat Jenderal Otonomi Daerah; e. Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah; f. Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa; g. Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah; h. Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil; i. Inspektorat Jenderal; j. Badan Penelitian dan Pengembangan; k. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia; l. Staf Ahli Bidang Hukum dan Kesatuan Bangsa; m. Staf Ahli Bidang Pemerintahan; n. Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Hubungan Antar Lembaga; o. Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan; dan p. Staf Ahli Bidang Aparatur dan Pelayanan Publik. Bagian Kedua Sekretariat Jenderal Pasal 5 (1) Sekretariat Jenderal berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. (2) Sekretariat Jenderal dipimpin oleh Sekretaris Jenderal. Pasal 6 Sekretariat Jenderal mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian Dalam Negeri. Pasal ...
  • 5. - 5 -   Pasal 7 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Sekretariat Jenderal menyelenggarakan fungsi: a. koordinasi kegiatan Kementerian Dalam Negeri; b. koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran Kementerian Dalam Negeri; c. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, kerja sama, hubungan masyarakat, arsip dan dokumentasi Kementerian Dalam Negeri; d. pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana; e. koordinasi dan penyusunan peraturan perundang- undangan serta pelaksanaan advokasi hukum; f. penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara dan layanan pengadaan barang/jasa; dan g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri. Bagian Ketiga Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Pasal 8 (1) Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. (2) Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum dipimpin oleh Direktur Jenderal. Pasal ...
  • 6. - 6 -   Pasal 9 Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang politik dan pemerintahan umum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. Pasal 10 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum menyelenggarakan fungsi: a. perumusan kebijakan di bidang politik dalam negeri dan kehidupan demokrasi, serta fasilitasi organisasi masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; b. pelaksanaan kebijakan di bidang koordinasi penyelenggaraan politik dalam negeri dan kehidupan demokrasi, penerapan penghayatan dan pengamalan ideologi Pancasila, pembinaan wawasan kebangsaan dan ketahanan nasional, pembinaan kewaspadaan nasional, pembinaan kerukunan antar suku dan intra suku, umat beragama, ras, dan golongan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; c. pelaksanaan kebijakan di bidang fasilitasi organisasi masyarakat dan fasilitasi penanganan konflik sosial sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan; d. pelaksanaan pembinaan umum di bidang penyelenggaraan politik dalam negeri dan kehidupan demokrasi, fasilitasi organisasi masyarakat, penerapan penghayatan …
  • 7. - 7 -   penghayatan dan pengamalan ideologi Pancasila, pembinaan wawasan kebangsaan dan ketahanan nasional, pembinaan kewaspadaan nasional, pembinaan kerukunan antar suku dan intra suku, umat beragama, ras, dan golongan lainnya, serta fasilitasi penanganan konflik sosial sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; e. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyelenggaraan politik dalam negeri dan kehidupan demokrasi, fasilitasi organisasi masyarakat, penerapan penghayatan dan pengamalan ideologi Pancasila, pembinaan wawasan kebangsaan dan ketahanan nasional, pembinaan kewaspadaan nasional, pembinaan kerukunan antar suku dan intra suku, umat beragama, ras, dan golongan lainnya, serta fasilitasi penanganan konflik sosial sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; f. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang penyelenggaraan politik dalam negeri dan kehidupan demokrasi, fasilitasi organisasi masyarakat, penerapan penghayatan dan pengamalan ideologi Pancasila, pembinaan wawasan kebangsaan dan ketahanan nasional, pembinaan kewaspadaan nasional, pembinaan kerukunan antar suku dan intra suku, umat beragama, ras, dan golongan lainnya, serta fasilitasi penanganan konflik sosial; g. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum; dan h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri. Bagian ...
  • 8. - 8 -   Bagian Keempat Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Pasal 11 (1) Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. (2) Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan dipimpin oleh Direktur Jenderal. Pasal 12 Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan administrasi kewilayahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. Pasal 13 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan menyelenggarakan fungsi: a. perumusan kebijakan di bidang pembinaan dan pengawasan pelaksanaan tugas gubernur sebagai wakil pemerintah, penamaan rupa bumi dan data wilayah, penetapan perbatasan antar daerah dan perbatasan negara, kerjasama daerah, fasilitasi perselisihan pemerintahan, ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat, fasilitasi kecamatan, fasilitasi penyelesaian sengketa pertanahan, manajemen bencana dan kebakaran, dan pelaksanaan tugas tampung tantra sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan; b. pelaksanaan ...
  • 9. - 9 -   b. pelaksanaan kebijakan di bidang koordinasi dan pembinaan umum pelaksanaan tugas gubernur sebagai wakil pemerintah, penamaan rupa bumi dan data wilayah, penetapan perbatasan antar daerah dan perbatasan negara, kerjasama daerah, fasilitasi perselisihan pemerintahan, ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat, fasilitasi kecamatan, fasilitasi penyelesaian sengketa pertanahan, manajemen bencana dan kebakaran, dan pelaksanaan tugas tampung tantra; c. pelaksanaan kebijakan di bidang koordinasi penetapan kawasan khusus dan perkotaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; d. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang ketentraman dan ketertiban umum dan perlindungan masyarakat; e. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pembinaan umum pelaksanaan tugas gubernur sebagai wakil pemerintah, penetapan perbatasan antar daerah, penetapan kawasan perkotaan, kerja sama daerah, fasilitasi perselisihan pemerintahan, ketentraman dan ketertiban umum dan perlindungan masyarakat, fasilitasi kecamatan; f. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan bidang pembinaan umum pelaksanaan tugas gubernur sebagai wakil pemerintah, penamaan rupa bumi dan data wilayah, penetapan perbatasan antar daerah dan perbatasan negara, kerjasama daerah, fasilitasi perselisihan pemerintahan, ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat, fasilitasi kecamatan …
  • 10. - 10 -   kecamatan, fasilitasi penyelesaian sengketa pertanahan, manajemen bencana dan kebakaran, dan pelaksanaan tugas tampung tantra; g. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan; dan h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri. Bagian Kelima Direktorat Jenderal Otonomi Daerah Pasal 14 (1) Direktorat Jenderal Otonomi Daerah berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. (2) Direktorat Jenderal Otonomi Daerah dipimpin oleh Direktur Jenderal. Pasal 15 Direktorat Jenderal Otonomi Daerah mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan otonomi daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 16 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, Direktorat Jenderal Otonomi Daerah menyelenggarakan fungsi: a. perumusan kebijakan di bidang penataan daerah, otonomi khusus dan daerah istimewa, administrasi kepala daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, pembinaan umum kelembagaan daerah, kepegawaian pada perangkat daerah, dan produk hukum daerah, serta evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah; b. pelaksanaan ...
  • 11. - 11 -   b. pelaksanaan kebijakan dan koordinasi di bidang penataan daerah, otonomi khusus dan daerah istimewa, administrasi kepala daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, pembinaan umum kelembagaan daerah, kepegawaian pada perangkat daerah, dan produk hukum daerah, serta evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah; c. pelaksanaan fasilitasi sekretariat Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah; d. pelaksanaan pembinaan umum di bidang penataan daerah, otonomi khusus dan daerah istimewa, administrasi kepala daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, pembinaan umum kelembagaan daerah, kepegawaian pada perangkat daerah, dan produk hukum daerah, serta evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah; e. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penataan daerah, otonomi khusus dan daerah istimewa, pembinaan kepala daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, pembinaan umum kelembagaan daerah, kepegawaian pada perangkat daerah, dan produk hukum daerah, serta evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah; f. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang penataan daerah, otonomi khusus dan daerah istimewa, administrasi kepala daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, pembinaan umum kelembagaan daerah, kepegawaian pada perangkat daerah, dan produk hukum daerah, evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah, dan fasilitasi sekretariat Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah; g. pelaksanaan …
  • 12. - 12 -   g. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Otonomi Daerah; dan h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri. Bagian Keenam Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Pasal 17 (1) Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. (2) Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah dipimpin oleh Direktur Jenderal. Pasal 18 Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang urusan pemerintahan dan pembinaan pembangunan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 19 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18, Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah menyelenggarakan fungsi: a. perumusan kebijakan di bidang fasilitasi penyelenggara- an urusan pemerintahan daerah, perencanaan pembangunan daerah, sinkronisasi dan harmonisasi pembangunan daerah, fasilitasi pengelolaan sistem informasi pembangunan daerah, dan partisipasi masyarakat; b. pelaksanaan …
  • 13. - 13 -   b. pelaksanaan kebijakan di bidang fasilitasi penyelenggara- an urusan pemerintahan daerah, perencanaan pembangunan daerah, sinkronisasi dan harmonisasi pembangunan daerah, dan partisipasi masyarakat; c. pelaksanaan pembinaan umum dan koordinasi di bidang fasilitasi penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, perencanaan pembangunan daerah, sinkronisasi dan harmonisasi pembangunan daerah, fasilitasi pengelolaan sistem informasi pembangunan daerah, dan partisipasi masyarakat; d. pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta standar pelayanan minimal penyelenggaraan urusan pemerintahan; e. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang fasilitasi penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, perencanaan pembangunan daerah, sinkronisasi dan harmonisasi pembangunan daerah, pengelolaan sistem informasi pembangunan daerah, dan partisipasi masyarakat; f. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang fasilitasi penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, perencanaan pembangunan daerah, sinkronisasi dan harmonisasi pembangunan daerah, pengelolaan sistem informasi pembangunan daerah, dan partisipasi masyarakat; g. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah; dan h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri. Bagian ...
  • 14. - 14 -   Bagian Ketujuh Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa Pasal 20 (1) Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. (2) Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa dipimpin oleh Direktur Jenderal. Pasal 21 Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan pemerintahan desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 22 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan menyelenggarakan fungsi: a. perumusan kebijakan di bidang fasilitasi penataan desa, penyelenggaraan administrasi pemerintahan desa, pengelolaan keuangan dan aset desa, produk hukum desa, pemilihan kepala desa, perangkat desa, pelaksanaan penugasan urusan pemerintahan, kelembagaan desa, kerja sama pemerintahan, serta evaluasi perkembangan desa; b. pelaksanaan kebijakan di bidang fasilitasi penataan desa, penyelenggaraan administrasi pemerintahan desa, pengelolaan keuangan dan aset desa, produk hukum desa, pemilihan kepala desa, perangkat desa, pelaksanaan …
  • 15. - 15 -   pelaksanaan penugasan urusan pemerintahan, kelembagaan desa, kerja sama pemerintahan, serta evaluasi perkembangan desa; c. pelaksanaan pembinaan umum dan koordinasi di bidang fasilitasi penataan desa, penyelenggaraan administrasi pemerintahan desa, pengelolaan keuangan dan aset desa, produk hukum desa, pemilihan kepala desa, perangkat desa, pelaksanaan penugasan urusan pemerintahan, kelembagaan desa, kerja sama pemerintahan, serta evaluasi perkembangan desa; d. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penataan desa, penyelenggaraan administrasi pemerintahan desa, pengelolaan keuangan dan aset desa, kelembagaan desa, dan kerja sama desa; e. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang fasilitasi penataan desa, penyelenggaraan administrasi pemerintahan desa, pengelolaan keuangan dan aset desa, produk hukum desa, pemilihan kepala desa, perangkat desa, pelaksanaan penugasan urusan pemerintahan, kelembagaan desa, kerja sama pemerintahan, serta evaluasi perkembangan desa; f. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang fasilitasi penataan desa, penyelenggaraan administrasi pemerintahan desa, pengelolaan keuangan dan aset desa, produk hukum desa, pemilihan kepala desa, perangkat desa, pelaksanaan penugasan urusan pemerintahan, kelembagaan desa, kerja sama pemerintahan, serta evaluasi perkembangan desa; g. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa; dan h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri. Bagian ...
  • 16. - 16 -   Bagian Kedelapan Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah Pasal 23 (1) Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. (2) Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah dipimpin oleh Direktur Jenderal. Pasal 24 (1) Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Ruang lingkup Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. penyusunan dan perencanaan anggaran daerah; b. pelaksanaan, penatausahaan, akuntansi dan pelaporan pertanggungjawaban keuangan daerah; c. manajemen pajak daerah dan retribusi daerah, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah; d. pengelolaan badan usaha milik daerah, lembaga keuangan daerah dan investasi daerah; e. pengelolaan kekayaan daerah; f. pinjaman dan hibah daerah; g. pengelolaan badan layanan umum daerah; dan h. fasilitasi pengelolaan sistem informasi keuangan daerah. Pasal ...
  • 17. - 17 -   Pasal 25 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24, Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah menyelenggarakan fungsi: a. perumusan kebijakan di bidang pembinaan keuangan daerah; b. fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan keuangan daerah; c. pelaksanaan pembinaan umum penyelenggaraan bina keuangan daerah; d. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pembinaan keuangan daerah; e. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang pembinaan keuangan daerah; f. fasilitasi pelaksanaan perimbangan keuangan; g. pemberian pertimbangan penerbitan obligasi daerah; h. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan penyelengggaraan bina keuangan daerah; i. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah; dan j. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri. Bagian Kesembilan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Pasal 26 (1) Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. (2) Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil dipimpin oleh Direktur Jenderal. Pasal …
  • 18. - 18 -   Pasal 27 Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang kependudukan dan pencatatan sipil sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 28 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27, Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil menyelenggarakan fungsi: a. perumusan kebijakan di bidang pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan, pemanfaatan database kependudukan, Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el), dan standar kualifikasi sumber daya manusia pelaksana Administrasi Kependudukan; b. pelaksanaan kebijakan di bidang fasilitasi pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan, fasilitasi pemanfaatan database kependudukan, NIK dan KTP-el, dan penyusunan standar kualifikasi sumber daya manusia pelaksana Administrasi Kependudukan; c. pelaksanaan pembinaan umum dan koordinasi di bidang pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan, pemanfaatan database kependudukan, NIK dan KTP-el, sumber daya manusia pelaksana Administrasi Kependudukan; d. penyusunan ...
  • 19. - 19 -   d. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan, pemanfaatan database kependudukan, NIK dan KTP-el, sumber daya manusia pelaksana Administrasi Kependudukan; e. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan, pemanfaatan database kependudukan, NIK dan KTP-el, sumber daya manusia pelaksana Administrasi Kependudukan, serta penyelenggaraan administrasi kependudukan di daerah; f. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan, pemanfaatan database kependudukan, NIK dan KTP-el, sumber daya manusia pelaksana Administrasi Kependudukan, serta penyelenggaraan administrasi kependudukan di daerah; g. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil; dan h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri. Bagian Kesepuluh Inspektorat Jenderal Pasal 29 (1) Inspektorat Jenderal berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. (2) Inspektorat Jenderal dipimpin oleh Inspektur Jenderal. Pasal ...
  • 20. - 20 -   Pasal 30 Inspektorat Jenderal mempunyai tugas menyelenggarakan pengawasan intern di Kementerian Dalam Negeri dan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 31 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30, Inspektorat Jenderal menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan kebijakan teknis pengawasan intern di lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah; b. pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Dalam Negeri terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya; c. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri; d. koordinasi dan pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah; e. penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah; f. pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal; dan g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri. Bagian ...
  • 21. - 21 -   Bagian Kesebelas Badan Penelitian dan Pengembangan Pasal 32 (1) Badan Penelitian dan Pengembangan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. (2) Badan Penelitian dan Pengembangan dipimpin oleh Kepala Badan. Pasal 33 Badan Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang pemerintahan dalam negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 34 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33, Badan Penelitian dan Pengembangan menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan kebijakan teknis, program, dan anggaran penelitian dan pengembangan di bidang pemerintahan dalam negeri; b. pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang pemerintahan dalam negeri; c. pelaksanaan pengkajian kebijakan di bidang pemerintahan dalam negeri; d. pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang pemerintahan dalam negeri; e. pelaksanaan fasilitasi inovasi daerah; f. koordinasi ...
  • 22. - 22 -   f. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan penelitian dan pengembangan pemerintah daerah; g. pelaksanaan administrasi Badan Penelitian Dan Pengembangan; dan h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri. Bagian Keduabelas Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pasal 35 (1) Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. (2) Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dipimpin oleh Kepala Badan. Pasal 36 Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia mempunyai tugas melaksanakan pengembangan sumber daya manusia pemerintahan dalam negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 37 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program pengembangan sumber daya manusia pemerintahan dalam negeri; b. pelaksanaan ...
  • 23. - 23 -   b. pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia pemerintahan dalam negeri; c. pelaksanaan penilaian kompetensi sumber daya manusia pemerintahan dalam negeri; d. pelaksanaan pembinaan, pengembangan, dan pemberdayaan jabatan fungsional bidang pemerintahan dalam negeri; e. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di bidang pemerintahan dalam negeri; f. pelaksanaan administrasi Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia; dan g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri. Bagian Ketigabelas Staf Ahli Pasal 38 Staf Ahli berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri dan secara administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris Jenderal. Pasal 39 (1) Staf Ahli Bidang Hukum dan Kesatuan Bangsa mempunyai tugas memberikan rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri terkait dengan bidang hukum dan kesatuan bangsa. (2) Staf Ahli Bidang Pemerintahan mempunyai tugas memberikan rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri terkait dengan bidang pemerintahan. (3) Staf ...
  • 24. - 24 -   (4) Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Hubungan Antar Lembaga mempunyai tugas memberikan rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri terkait dengan bidang kemasyarakatan dan hubungan antar lembaga. (5) Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan mempunyai tugas memberikan rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri terkait dengan bidang ekonomi dan pembangunan. (6) Staf Ahli Bidang Aparatur dan Pelayanan Publik mempunyai tugas memberikan rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri terkait dengan bidang aparatur dan pelayanan publik. Bagian Keempatbelas Jabatan Fungsional Pasal 40 Di lingkungan Kementerian Dalam Negeri dapat ditetapkan jabatan fungsional sesuai dengan kebutuhan yang pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB III UNIT PELAKSANA TEKNIS Pasal 41 (1) Untuk melaksanakan tugas teknis operasional dan/atau tugas teknis penunjang di lingkungan Kementerian Dalam Negeri dapat dibentuk Unit Pelaksana Teknis. (2) Unit Pelaksana Teknis dipimpin oleh Kepala. Pasal ...
  • 25. - 25 -   Pasal 42 Unit Pelaksana Teknis Kementerian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (1) ditetapkan oleh Menteri setelah mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang aparatur negara. BAB IV TATA KERJA Pasal 43 Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, kementerian harus menyusun peta bisnis proses yang menggambarkan tata hubungan kerja yang efektif dan efisien antar unit organisasi di lingkungan Kementerian Dalam Negeri. Pasal 44 Menteri menyampaikan laporan kepada Presiden mengenai hasil pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang pemerintahan dalam negeri secara berkala atau sewaktu- waktu sesuai kebutuhan. Pasal 45 Kementerian Dalam Negeri harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan, analisis beban kerja, dan uraian tugas terhadap seluruh jabatan di lingkungan Kementerian Dalam Negeri. Pasal ...
  • 26. - 26 -   Pasal 46 Setiap unsur di lingkungan Kementerian Dalam Negeri dalam melaksanakan tugasnya harus menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi baik dalam lingkungan Kementerian Dalam Negeri maupun dalam hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun daerah. Pasal 47 Setiap pimpinan unit organsiasi harus menerapkan sistem pengendalian intern pemerintah di lingkungan masing- masing untuk mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi. Pasal 48 Setiap pimpinan unit organisasi bertanggung jawab memimpin dan mengoordinasikan bawahan masing-masing dan memberikan pengarahan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan. Pasal 49 Setiap pimpinan unit organisasi wajib mengawasi pelaksanaan tugas bawahan masing-masing dan apabila terjadi penyimpangan wajib mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 50 Setiap pimpinan unit organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab kepada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara berkala tepat pada waktunya. Pasal ...
  • 27. - 27 -   Pasal 51 Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan unit organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap unit organisasi di bawahnya. BAB V PENDANAAN Pasal 52 Segala pendanaan yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian Dalam Negeri dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. BAB VI KETENTUAN LAIN – LAIN Pasal 53 Ketentuan lebih lanjut mengenai tugas, fungsi, susunan organisasi, dan tata kerja Kementerian Dalam Negeri ditetapkan oleh Menteri setelah mendapat persetujuan dari menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang aparatur negara. BAB VII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 54 Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, semua ketentuan pelaksanaan dari Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor ...
  • 28. - 28 -   Nomor 135 Tahun 2014 yang berkaitan dengan Kementerian Dalam Negeri, masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan belum diubah dan/atau diganti dengan peraturan baru berdasarkan Peraturan Presiden ini. Pasal 55 Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, seluruh jabatan yang ada beserta pejabat yang memangku jabatan di Kementerian Dalam Negeri, tetap melaksanakan tugas dan fungsinya sampai dengan dibentuknya jabatan baru dan diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan Presiden ini. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 56 Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, semua ketentuan mengenai Kementerian Dalam Negeri dalam: a. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 135 Tahun 2014; dan b. Peraturan Presiden Nomor 165 Tahun 2014 tentang Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja; dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 57 Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar …
  • 29. - 29 -   Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Presiden ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 21 Januari 2015 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, ttd. JOKO WIDODO Diundangkan di Jakarta pada tanggal 23 Januari 2015 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd. YASONNA H. LAOLY LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR 12 Salinan sesuai dengan aslinya SEKRETARIAT KABINET RI Deputi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, ttd. Bistok Simbolon