SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak dahulu kala kebutuhan akan pangan atau pakaian telah menjadi sebuah
kebutuhan yang diprioritaskan. Hal ini dikarenakan pakaian mempunyai manfaat bagi
manusia dalam mepertahankan kelangsungan hidupnya. Dimana saat cuaca dingin
pakaian dapat menghangatkan tubuh, pakaian itu juga menunjukan kepribadian seseorang
untuk dikatakan baik atau tidak, kesopansantunan.
Zaman dahulu dengan keterbatasan alat maupun bahan serta tingkat sumber daya
manusia yang rendah, manusia membentuk sebuah pakaian dari kulit kayu. Karena
merasa kurang nyaman mengenakan pakaian dari kulit kayu, pasalnya pakaian dari kulit
kayu ini dapat menimbulkan gatal dan merusak kulit maka nenek moyang kala itu mulai
mencari alternatif lain yaitu membuat pakain dari bahan dasar kapas. Sehingga sejak saat
itu muncullah pakaian dari tenun ikat dari berbagai wilayah.
Seiring berjalannya waktu, muculnya berbagai tenun dengan beragam motif dan
hias yang bervariasi dengan arti – arti yang berbeda. Arti – arti inilah yang menunjukan
latar belakang kebudayaan suatu daerak atau ciri khas dari suatu daerah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan isi dari makalah ini maka ada beberapa permasalahan yang perlu di bahas.
Agar kita dapat mengetahui dan memahami tentang kerajinan tenun. Diantaranya adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan tenun ?
2. Apa yang dimaksud dengan tenun Ikat?
3. Bagaiamana cara pembuatan tenun Ikat?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini karena :
1. Ingin mengetahui jenis tenun baik tenun Ikat.
2. Memberikan pengetahuan mengenai kerajinan Tenun
3. Sebagai suatu media untuk menambah wawasan dan pengetahuan
4. Menambah Kepustakaan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kerajinan Tenun
Tenun merupakan salah satu seni budaya kain tradisional lndonesia yang
diproduksi di berbagai wilayah di seluruh Nusantara (Sumatera, Kalimantan, Bali,
Sulawesi, lombok, Sumbawa, dan lainya. Tenun memiliki makna, nilai sejarah, dan
teknik yang tinggi dari segi warna, motif, dan jenis bahan serta benang yang digunakan
dan tiap daerah memiliki ciri khas masing-masing. Tenun sebagai salah satu warisan
budaya tinggi (heritage) merupakan kebanggaan bangsa Indonesia, dan mencerminkan
jati diri bangsa. Oleh sebab itu, tenun baik dari segi teknik produksi, desain dan produk
yang dihasilkan harus dijaga dan dilestarikan keberadaannya, serta dimasyarakatkan
kembali penggunaannya.
Mungkin selama ini kita lebih mengenal batik sebagai wakil bangsa atas keelokan
Indonesia dalam menciptakan kain. Padahal masih ada satu lagi kain hasil karya perajin
Indonesia yang tidak kalah cantik dan menawan, yaitu tenun.
Terkait dengan banyaknya daerah yang menjadi produsen tenun,
keberagamanmotif tidak perlu dipertanyakan. Adanya perbedaan latar belakang budaya
dan lingkungan, akan menciptakan keunikan hasil tenun pada setiap daerah.
Teknik pembuatan yang menggunakan ATBM [Alat Tenun Bukan Mesin]
membuat kualitas dari kain tenun Indonesia tidak perlu dipertanyakan. Dari sana dapat
dipastikan pada tahun-tahun ke depan, respon pasar untuk tenun Indonesia akan bersaing
dengan batik.
B. Asal Mula Kain Tenun
Kain Tenun pada mulanya dibuat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sebagai
busana penutup dan pelindung tubuh, kemudian berkembang untuk kebutuhan adat (pesta,
upacara, tarian, perkawinan, kematian dll), hingga sekarang merupakan bahan busana
resmi dan modern yang didesain sesuai perkembangan mode, juga untuk memenuhi
permintaan/ kebutuhan konsumen.
Dalam perkembangannya, kerajinan tenun merupakan salah satu sumber
pendapatan (UP2K) masyarakat Nusa Tenggara Timur terutama masyarakat di pedesaan.
Pada umumnya wanita di pedesaan menggunakan waktu luangnya untuk menenun dalam
upaya meningkatkan pendapatan keluarganya dan kebutuhan busananya.
3
Kain Tenun Timor menarik perhatian kami karena keindahan dan nilai etnik yang
terkandung di dalamnya. Dan merupakan salah satu kebudayaan tradisional bangsa
Indonesia patut di lestarikan.
Fransiskus Bani yang biasa dipanggil Bani , mencoba mewakili masyarakat Timor
dalam memperkenalkan Kain Tenun Timor kepada teman - teman secara luas yang
tertarik dengan kain Tenun khususnya Kain Tenun Timor tapi kesulitan memperoleh
informasi secara baik.
C. Kekayaan Kain Tenun Nusa Tenggara Timur
Indonesia memiliki banyak kekayaan budaya dalam bentuk kain tradisional. Setiap
daerah di Indonesia memiliki berbagai jenis kain yang indah, seperti songket, batik,
tenun, dan lain sebagainya. Salah satu provinsi yang dikenal memiliki kain tenun dengan
motif yang begitu kaya adalah Nusa Tenggara Timur (NTT).
NTT memiliki 20 kabupaten dan satu kota yang dihuni oleh 15 suku atau etnis
tertentu, dengan adat dan kebudayaan masing-masing.
"Masing-masing suku ini memiliki kreasi kain tenun mereka sendiri sesuai dengan
adat, budaya, dan kesenian mereka. Ini terlihat dari corak hias atau motif tenunannya,"
ungkap Ketua Dekranasda (Dewan Kerajinan Nasional Daerah) NTT, Lusia Leburaya,
menjelang show Musa by Musa Widyatmodjo "The Flobamora Indone(she)aku" di Hotel
Harris, Kelapa Gading, Jakarta, Rabu (23/5/2012) lalu.
Lusia mengungkapkan, setiap suku memiliki ragam hias tenunan, yang menampilkan
berbagai tokoh mitos, binatang, tumbuhan, dan motif abstrak yang dijiwai dari
penghayatan akan alam semesta. Lusia menambahkan, di Alor saja dapat ditemukan
hampir sekitar 81 motif tenun.
Kain tenun yang dikembangkan oleh setiap suku di NTT ini merupakan seni kerajinan
tangan yang diajarkan secara turun-temurun kepada anak-cucu. Kain tenun ini secara adat
dan budaya memiliki banyak fungsi, antara lain sebagai busana sehari-hari, busana untuk
tarian atau upacara adat, sebagai mas kawin, alat penghargaan dalam upacara kematian,
alat pembayar denda adat, alat tukar (uang), perlambang strata sosial seseorang, alat
penghargaan kepada tamu, sampai alat untuk menolak bencana.
Dalam masyarakat NTT, kain tenun dianggap sebagai harta kekayaan yang bernilai tinggi
karena kain ini pembuatannya sangat sulit dan membutuhkan waktu lama. "Selain
dibedakan dari motifnya, kain tenun juga dibedakan menurut proses pembuatannya, yaitu
tenun ikat, tenun buna, dan tenun sotis,"
4
1. Tenun ikat
Disebut kain tenun ikat karena proses pembentukan motifnya dilakukan melalui
pengikatan benang-benang. Sedikit berbeda dengan di daerah lain dalam
menggunakan cara benang pakannya (benang yang dimasukkan melintang pada
benang lungsin ketika menenun kain), masyarakat NTT menenun dengan mengikat
benang lusi (lungsi). Kain tenun ikat banyak ditemukan tersebar merata di semua
kabupaten NTT, kecuali di kabupaten Manggarai dan sebagian kabupaten Ngada.
2. Tenun buna
Tenun buna ini merupakan sebuah istilah yang digunakan oleh masyarakat sekitar di
Timor Tengah bagian utara, dan banyak terdapat di kabupaten Kupang, Timor Tengah
bagian selatan, Belu, dan Timor Tengah bagian utara. Proses pembuatan tenun buna
dilakukan dengan mewarnai benang terlebih dulu. Benang yang sudah diwarnai
kemudian digunakan untuk membentuk motif yang berbeda-beda pada kain.
3. Tenun lotis atau sotis
Lotis merupakan perpaduan dari kain tenun dengan gaya sulam. Tampilannya mirip
dengan tenun songket. Proses pembuatannya mirip dengan tenun buna dimana benang
harus diberi warna lebih dulu. Perajin tenun lotis biasanya akan melakukan dua
pekerjaan sekaligus, yaitu menenun dan menyulam beberapa motif, sehingga dalam
satu kain akan terlihat motif seperti tiga dimensi karena jahitan yang agak menonjol
keluar.
Gaya tenun ini banyak terdapat di Kupang, Timor Tengah bagian selatan, Timor
Tengah utara, Belu, Alor, Flores Timur, Lembata, Sikka, Ngada, Manggarai, Sumba
Timur, dan Sumba Barat. "Jenis kain inilah yang paling rumit proses pembuatannya,
dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Tak heran kalau harganya lebih mahal
D. Jenis – Jenis Tenunan
1. Kain Tenun Timor Motif Buna dan Sotis
Kerajinan Kain Tenun Timor Kain Tenun dari kab. TTU- Kefamenanu -Timor motif
Buna
5
2. Kain Tenun Manggarai
Di bagian barat pulau Flores tinggal orang Manggarai, di bagian tengah tinggal orang
Ngada, Riung, dan Nage Keo, sedangkan di bagian timur berdiam orang Ende, Lio,
Sikka, dan Larantuka. Sebagian besar masyarakat Flores hidup dari bercocok tanam dan
berternak kerbau dan kuda. Kedua jenis hewan tersebut dipergunakan sebagai alat
pembayaran mas kawin. Dan pada umumnya kuda juga berfungsi sebagai alat
transportasi. Kepandaian menenun ini diwariskan secara turun-temurun, dan
telah dipelajari sejak mereka masih kecil. Salah satu tradisi para wanita penenun yang
menarik yaitu kebiasaan memakan sirih dilakukan wanita Flores, khususnya penenun, di
sepanjang hari saat bekerja. Jenis-jenis kain tenun yang dihasilkan adalah selendang lebar
yang berfungsi sebagai selimut bagi laki-laki dan sarung untuk wanita. Selimut atau
selendang juga digunakan sebagai penutup jenazah. Selain sebagai selimut dan pakaian
yang dijual bebas di pasaran, kain tenun ikat juga digunakan sebagai perlengkapan
upacara adat sebagai pakaian adat, pakaian upacara, dan mas kawin.
Beragamnya fungsi dan banyaknya permintaan kain tenun ikat, membawa banyak
perubahan dalam proses pembuatannya. Selain digunakannya pewarna sintetis, kini
benang rayon juga digunakan sebagai bahan baku kain tenun ikat. Meskipun demikian,
kain tenun ikat yang dicelup dengan pewarna alami dan menggunakan bahan baku
tradisional yaitu benang dari kapas, juga masih ada. Tenun ikat Flores dibuat dengan
bahan dasar benang dari kapas yang dipilin oleh penenunnya sendiri. Benangnya kasar
dan dicelup warna biru indigo. Kain dihiasi dengan ragam hias bentuk geometris aneka
warna yang cerah dan menyolok. Kain tenun dari daerah Manggarai
banyak menggunakan warna kuning keemasan, merah, dan hijau.
Pembuatan desain kain tenun ikat di Flores dilakukan dengan mengikat benang-
benang lungsi. Pekerjaan ini dapat berlangsung selama berminggu-¬minggu, bahkan
kadang-kadang sampai berbulan-bulan. Seringkali pencelupan dikerjakan satu-persatu
untuk setiap bakal kain sarung, meskipun kadang-kadang juga dilakukan sekaligus untuk
beberapa buah kain sarung. Ketika kerajaan-kerajaan kecil di Flores masih ada, sejumlah
orang bekerja khusus sebagai pembuat kain-kain tenun untuk kebutuhan kalangan raja-
raja di istana. Jika dahulu ada pembedaan pakaian adat berdasarkan status sosial
(golongan bangsawan atau rakyat jelata), maka masa sekarang tidak lagi. Sekarang kain-
kain tenun dibuat untuk dijual ke pasaran lalu dijual lagi kepada mereka yang
membutuhkannya. Pesanan dengan kualitas khusus masih dilayani dengan harga khusus
pula.
6
Beberapa daerah yang menghasilkan kain-kain tenun adalah Manggarai, Ngada, Nage
Keo, Ende, hingga sekitar Lio, Sikka, dan Lembata di bagian timur Flores. Di daerah-
daerah tersebut, seperti di wilayah Nusa Tenggara Timur lainnya, benang yang
diikat adalah benang lungsi.
Kain Tenun Manggarai
3. Kain tenun Ngada
Di daerah Ngada, Flores Tengah, juga terdapat kain tenun songket warna kuning emas
sebagai pengganti songket benang emas. Kain-kain tenun songket Flores di atas latar
tenunan benang kapas ini mempunyai banyak persamaan dengan kain-kain songket dari
Sumbawa. Menurut tinjauan sejarah wilayah sebelah barat Flores dulu merupakan daerah
kekuasaan kerajaan Bima-Sumbawa yang memiliki kain-kain tenun songket benang emas
dan perak untuk kalangan raja-raja Bima. Hal ini membawa pengaruh yang cukup kuat di
daerah sebelah barat Flores, sehingga mereka pun mempunyai tradisi membuat kain tenun
songket walaupun tidak menggunakan benang emas dan benang perak.
Selain kain songket, masyarakat Ngada juga membuat kain tenun ikat. Tenun ikat
yang mereka buat menggunakan warna-warna gelap, antara lain dengan kombinasi warna
biru dan cokelat, dengan garis-garis sederhana. Sedangkan suku Nage Keo menghasilkan
tenunan yang menampilkan motif bintik-bintik kecil dari teknik ikat pembentuk motif
floral. Jalur ikat ini dikombinasikan dengan jalur-jalur kecil lain berwarna putih, merah,
dan biru polos.Seperti halnya kain sarung, pada kain songket juga ada pembagian desain
kain antara lain adalah yang disebut bagian kepala yang diletakkan di bagian tengah dan
yang disebut badan yang diletakkan di belakang kain lainnya.
Kain tenun Ngada
7
4. Sikka
Pada mulanya kain adat Flores untuk wanita berbentuk sarung setinggi dada dan dilipat
di bagian depan. Di bagian pinggang pemakai dikenakan ikat pinggang dari perak.
Mereka tidak menggunakan kebaya atau blus. Namun kini ada variasi lain dari cara
pemakaian kain sarung, di mana lipatan kain sarung diikat di salah satu bahu sehingga
agak terangkat ke atas pada salah satu sisinya.Cara pemakaian kain di Flores ada
bermacam-macam. Lain daerah atau suku, bisa berbeda pula cara pemakaiannya.
Perempuan suku Sikka di Maumere, Kabupaten Sikka, menggunakan kain sarung sebatas
pinggang yang disebut utan, yang dipadukan dengan baju kebaya yang disebut labu, yang
modelnya mirip kebaya Maluku. Utan dengan ragam hias yang diberi warna gelap atau
hitam disebut utan welak. Paduan kain dan labu ini masih dirasa kurang bila
tidak menggunakan selendang yang disebut dong. Penampilan kaum perempuan ini masih
dilengkapi tusuk konde dari emas atau perak yang tinggi berbentuk bunga, yang disebut
bunga we. Hiasan tusuk konde serupa ini dipakai juga dalam pakaian adat Ende. Kaum
pria suku Sikka memakai kemeja yang juga disebut kebaya labu dan celana panjang.
Diluar celana mereka mengenakansarung yang disebut lipa atau utan yaitu jenis kain
sarung orang Sikka yang berwarna biru tua atau biru hitam dihiasi dengan jalur-jalur biru
muda ataubiru toska. Mereka pun mengenakan selendang lebar yang disampirkan di bahu
sampai dada yang disebut lensu sembar. Sebagai penutup kepala para laki-laki biasanya
menggunakan destar. Destar mereka kadang-kadang justru terbuat dari bahan batik Jawa.
Selain itu ada hal lain yang khas dalam pakaian adat Sikka, kain tenun warna hitam
ataugelap hanya dipakai oleh mereka yang telah berumur, sedangkan kaum muda
memakai kain tenun dengan warna terang dan menyolok.
Kain Tenun Sikka
8
5. Daerah Ende
Hasil tenunan di daerah Ende bergaya Eropa. Lokasinya yang terletak di pesisir selatan
Flores, memungkinkan orang-orang Ende berhubungan dengan bangsa pendatang seperti
orang Eropa. Tenun Ende lebih banyak menggunakan warna cokelat dan merah, dengan
menggunakan ragam hias motif ala Eropa. Salah satu ragam hias kain Ende yang berbeda
dengan kain tenun daerah-daerah lain adalah hanya menggunakan satu motif pada bidang
tengah-tengah kain. Motif tersebut diulang-ulang dan baru berhenti pada jalur pembatas
bermotif sulur di kedua ujung kain yang menyerupai tumpal dan diberi hiasan rumbai-
rumbai. Jalur pembatas kain-kain tenun Flores pada umumnya tidak hanya di kedua ujung
kain, melainkan dapat dibuat di bagian tengah, samping, kedua ujung, atau pinggir kain.
Kain berlatar belakang hitam. Ragam hias pada kain ini ada pada jalur-jalur horisontal
yang memberi kesan seperti gemerlap cermin, yang diwujudkan dalam pembiasan garis
geometris. Kain ini terdiri dari dua helai yang digabung dengan jahitan tangan. Pada jalur
besar tampak motif ceplok bunga, yang diilhami oleh kain patola. Pengaruh kain patola
juga tampak pada adanya barisan tumpal.
Kain Tenun Ende
6. Daerah Lio
Salah satu daerah di Flores bagian timur yang cukup menonjol dalam pembuatan kain
tenun ikatnya adalah daerah Lio. Ragam hias kain tenun ikat dari daerah ini diilhami oleh
kain patola India berupa motif ceplok seperti jelamprang pada kain batik. Selain motif
ceplok, kain dari Lio ini juga dihiasi dengan motif daun, dahan, dan ranting. Kain patola
diperkenalkan oleh para pedagang dari Portugis, yang pada abad keenam belas
mengadakan perdagangan dan pertukaran kain patola dengan rempah-rempah dari
nusantara bagian timur, termasuk di Flores. Bangsa Portugis, dan bangsa-bangsa Eropa
lain (Belanda dan Jerman) meninggalkan pengaruh yang begitu besar, terutama karena
9
banyaknya misionaris yang menyebarluaskan agama Kristen Protestan dan Katholik.
Hingga saat ini agama Kristen banyak penganutnya di Flores.Kain tenun ikat dengan
motif patola mempunyai nilai tinggi. Oleh karena itu, daerah-daerah tenun di wilayah
Nusa Tenggara Timur memiliki motif-motif patola yang diperuntukkan khusus bagi
kalangan raja-raja, pejabat, dan tokoh adat yang jumlahnya terbatas.
Kain tenun Liodengan ragam hias patola ini juga hanya dipergunakan di kalangan
keluarga kepala adat atau pendiri kampung yang disebut musalaki. Bahkan kain ini
dianggap sangat istimewa hingga ikut dikuburkan bersama jenazah seorang bangsawan
atau raja. Selain itu kain patola dari Lio yang panjangnya sampai empat meter, yang
disebut katipa, digunakan sebagai penutup jenazah. Menurut P. Sareng Orinbao dalam
bukunya Seni Tenun Suatu Segi Keburinycum Orang Flores, kata katipa sendiri
mempunyai arti yang sama dengan patola, karena berasal dari lafal penyebutan tipa tola.
Ciri khas motif tenun Lio yang lain adalah ukurannya kecil dengan bentuk geometris,
manusia, biawak, dan lain-lain, yang disusun membentuk jalur-jalur kecil
berwarna merah atau biru di atas dasar warna gelap.
Kain Tenun Flores Timur
Kain tenun Lio ini juga diberi hiasan tambahan atau aplikasi dengan manik-manik dan
kulit kerang. Pakaian dengan hiasan khusus ini hanya dipergunakan dalam upacara-
upacara adat tertentu. Di Pulau Sumba, kain sarung yang diberi hiasan manik-manik
seperti itu hanya dipakai oleh wanita kalangan bangsawan saja. Selain terkenal dengan
tenunannya, Lio juga penghasil kerajinan tembikar berupa kebutuhan rumah tangga
khususnya peralatan dapur yang terbuat dari tanah liat. Ada suatu kesamaan ragam hias
pada kain tenun ikat dan barang tembikar yaitu goresan garis-garis geometris seperti
bentuk meander, kait, belah ketupat, tumpal, dan lainnya, yang sering terdapat
pada ragam hias ikat pada kain tenun dan anyaman.
10
7. Lembata
Selain Lio, daerah di Flores bagian timur yang terkenal dengan kain tenun ikatnya
adalah Lembata. Di daerah ini, khususnya daerah Lamalera menurut Ruth Barnes dalam
tulisannya The Bridewealth Cloth of Lamalera Lembata, disebutkan bahwa hanya kain
sarung untuk wanita yang memakai motif ikat yang disebut mofa. Kain sarung wanita itu
sendiri disebut kewatek. Kain sarung untuk laki-laki tidak memakai motif ikat. (Kain
sarung untuk wanita berfungsi sebagai pemberian dari pihak perempuan kepada pihak
laki-laki dalam upacara perkawinan). Ada dua jenis tenunan kain sarung ikat Lembata
yaitu kewatek nai rua dan kewatek nai telo. Kewatek nai rua adalah kain sarung yang
tenunannya terdiri atas dua bagian kain yang digabungkan. Kewatek nai telo adalah kain
yang paling tinggi nilainya. Kain ini terdiri atas tiga bagian yang disambungkan menjadi
satu sarung.
Tenun Lembata mempunyai ciri khas dengan dua atau tiga sambungan. Kain ini
dipergunakan sebagai mas kawin dalam upacara perkawinan dari pihak keluarga
perempuan, dan dipertukarkan dengan gelang-gelang dari gading gajah yang sangat
berharga yang diberikan oleh keluarga pihak laki-laki. Semua jenis mas kawin ini
merupakan warisan yang diberikan turun-temurun.
Kain Tenun Lembata
8. Kain Sarung Ngada
11
9. Kain Sarung Alor
Kain sarung dari Ngada ini mempunyai keunikan di mana bagian kepala berwarna
biru tua dan bagian badan kain di kiri dan kanan berwarna merah. Motif ragam hias ikat
floral terletak pada bagian tengah kain. Hiasan pinggir atas dan bawah berupa tumpal
bentuk daun. Pada jalur ikat di badan kain diisi motif sulur daun.
Kain Sarung Alor
Kain sarung yang dihiasi jalur-jalur garis bermotif geometris berselang-seling jalur garis
kecil dan garis besar berwarna kuning kemiri, hitam, merah kecokelatan, dan jingga.
10. Tenun Ikat Rote
Menelusuri perkembangan Teknologi Tenun lkat di Pulau Rote, diperkirakan
sejak masa sejarah orang Rote sudah mengenal Tekhnologi menenun. sebelum
mengenal kapas, mereka membuat Kain Tenun dari bahan serat gewang. Tenunan
yang dihasilkan berupa sarung yang disebut lambi tei dan selimutyang disebut Lafe
tei, dipakai sebagai pakaian harian maupun pakaian pesta. Tahun 1994 Tim Survei
dan pengadaan Koleksi Museum mengunjungi Pulau Rote,
Pada saat itu masih dijumpai seorang Nenek di Kampung Boni- Kec. Rote
Barat Daya yang masih menggunakan kain dari bahan serat gewang. Begitu dalamnya
kecintaan sang nenek terhadap kain tenun dari serat gewang, Hingga akhirnya nenek
tersebut pun enggan bahkan tidak mau menggunakan kain tenun dari benang kapas.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses pembuatan karya tenun ikat dan songket ini membutuhkan waktu yang
lama dan proses yang sangat rumit. Namun bagi kita sebagai seorang pelajar harus tahu
cara dan proses pembuatasn bila perlu harus belajar agar kita sebagai generasi penerus
yang dapat melanjutkan karya tenun ikat dan tenun songket.
Berbagai macam motif yang dihasilkan dari kerajinan tenun tersebut dan juga
berbagai daerah yang memproduksinya. Dari berbagai daerah memiliki keunikan dan
keragaman tersendiri sesuai dengan kebudayaan atau tradisi suatu daerah tersebut.
B. Saran
Semoga makalah ini bisa menjadi bahan pelajaran dan pengetahuna bagi kita
semua terutama kita para pelar agar terus melestarikan budaya yang sudah ditinggalkan
nenek moyang kita terutama tenun ikat.
13
DAFTAR PUSTAKA
Maumere (SMANSA) : Agustinus H. L. Gudipung, Libertino Agusto Diaz, Laurensia E.
Lero, Maria A. Asi dan Maria Eufrasia Lidia Etu).
tenunindonesia.com
www.farizcraft.com
news.okezone.com/.../tenun-indonesia-perlu-direvitalisasi
14
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .....................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................2
A. Kerajinan Tenun........................................................................................................2
B. Asal Mula Kain Tenun..............................................................................................2
C. Kekayaan Kain Tenun Nusa Tenggara Timur ..........................................................3
D. Jenis – Jenis Tenunan................................................................................................4
BAB III PENUTUP ...........................................................................................................12
A. Kesimpulan ..............................................................................................................12
B. Saran.........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................13
iii

More Related Content

What's hot

Karya Tulis Ilmiah Tema Lingkungan (Pengelolaan Limbah Plastik)
Karya Tulis Ilmiah Tema Lingkungan (Pengelolaan Limbah Plastik)Karya Tulis Ilmiah Tema Lingkungan (Pengelolaan Limbah Plastik)
Karya Tulis Ilmiah Tema Lingkungan (Pengelolaan Limbah Plastik)Muhammad Yasir Abdad
 
Keanekaragaman Budaya Indonesia (34 Provinsi)
Keanekaragaman Budaya Indonesia (34 Provinsi)Keanekaragaman Budaya Indonesia (34 Provinsi)
Keanekaragaman Budaya Indonesia (34 Provinsi)Egha Rhiyanti Putri
 
Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global
Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global
Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global Nico Prakasa
 
Pengelolaan sampah yang ramah lingkungan di sekolah
Pengelolaan sampah yang ramah lingkungan di sekolahPengelolaan sampah yang ramah lingkungan di sekolah
Pengelolaan sampah yang ramah lingkungan di sekolahImam Faeruzz
 
Makalah Pencemaran Lingkungan dan Solusinya
Makalah Pencemaran Lingkungan dan SolusinyaMakalah Pencemaran Lingkungan dan Solusinya
Makalah Pencemaran Lingkungan dan SolusinyaNurul Afdal Haris
 
Makalah kebudayaan
Makalah kebudayaanMakalah kebudayaan
Makalah kebudayaanPastime.net
 
Contoh karya tulis ilmiah lengkap
Contoh karya tulis ilmiah lengkapContoh karya tulis ilmiah lengkap
Contoh karya tulis ilmiah lengkapGiyanti Gie
 
Makalah Lengkap Globalisasi
Makalah Lengkap GlobalisasiMakalah Lengkap Globalisasi
Makalah Lengkap GlobalisasiCici Cweety
 
PPT Kearifan lokal pendidikan
PPT Kearifan lokal pendidikanPPT Kearifan lokal pendidikan
PPT Kearifan lokal pendidikanfajriatiii
 
8 etnis propinsi sumatera utara
8 etnis propinsi sumatera utara8 etnis propinsi sumatera utara
8 etnis propinsi sumatera utaraArly Hidayat
 
Makalah PPKN Kasus-kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga neg...
Makalah PPKN Kasus-kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga neg...Makalah PPKN Kasus-kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga neg...
Makalah PPKN Kasus-kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga neg...aulia putri
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitianEndah Aibara
 
LAPORAN KEGIATAN STUDI WISATA KE BALI TAHUN 2016
LAPORAN KEGIATAN STUDI WISATA KE BALI TAHUN 2016LAPORAN KEGIATAN STUDI WISATA KE BALI TAHUN 2016
LAPORAN KEGIATAN STUDI WISATA KE BALI TAHUN 2016Yeni Rahayu
 
Rancangan percobaan pertumbuhan biji kacang hijau
Rancangan percobaan pertumbuhan biji kacang hijauRancangan percobaan pertumbuhan biji kacang hijau
Rancangan percobaan pertumbuhan biji kacang hijauSa Ya
 
Makalah individu
Makalah individuMakalah individu
Makalah individutaufiq99
 

What's hot (20)

Karya Tulis Ilmiah Tema Lingkungan (Pengelolaan Limbah Plastik)
Karya Tulis Ilmiah Tema Lingkungan (Pengelolaan Limbah Plastik)Karya Tulis Ilmiah Tema Lingkungan (Pengelolaan Limbah Plastik)
Karya Tulis Ilmiah Tema Lingkungan (Pengelolaan Limbah Plastik)
 
Keanekaragaman Budaya Indonesia (34 Provinsi)
Keanekaragaman Budaya Indonesia (34 Provinsi)Keanekaragaman Budaya Indonesia (34 Provinsi)
Keanekaragaman Budaya Indonesia (34 Provinsi)
 
Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global
Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global
Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global
 
Pengelolaan sampah yang ramah lingkungan di sekolah
Pengelolaan sampah yang ramah lingkungan di sekolahPengelolaan sampah yang ramah lingkungan di sekolah
Pengelolaan sampah yang ramah lingkungan di sekolah
 
Makalah Pencemaran Lingkungan dan Solusinya
Makalah Pencemaran Lingkungan dan SolusinyaMakalah Pencemaran Lingkungan dan Solusinya
Makalah Pencemaran Lingkungan dan Solusinya
 
Ppt laporan observasi
Ppt laporan observasiPpt laporan observasi
Ppt laporan observasi
 
Makalah kebudayaan
Makalah kebudayaanMakalah kebudayaan
Makalah kebudayaan
 
Contoh karya tulis ilmiah lengkap
Contoh karya tulis ilmiah lengkapContoh karya tulis ilmiah lengkap
Contoh karya tulis ilmiah lengkap
 
Contoh Proposal Bulan Bahasa
Contoh Proposal Bulan BahasaContoh Proposal Bulan Bahasa
Contoh Proposal Bulan Bahasa
 
Contoh proposal bazar
Contoh proposal bazarContoh proposal bazar
Contoh proposal bazar
 
Makalah Lengkap Globalisasi
Makalah Lengkap GlobalisasiMakalah Lengkap Globalisasi
Makalah Lengkap Globalisasi
 
SENI TARI
SENI TARISENI TARI
SENI TARI
 
PPT Kearifan lokal pendidikan
PPT Kearifan lokal pendidikanPPT Kearifan lokal pendidikan
PPT Kearifan lokal pendidikan
 
8 etnis propinsi sumatera utara
8 etnis propinsi sumatera utara8 etnis propinsi sumatera utara
8 etnis propinsi sumatera utara
 
Makalah PPKN Kasus-kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga neg...
Makalah PPKN Kasus-kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga neg...Makalah PPKN Kasus-kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga neg...
Makalah PPKN Kasus-kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga neg...
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
LAPORAN KEGIATAN STUDI WISATA KE BALI TAHUN 2016
LAPORAN KEGIATAN STUDI WISATA KE BALI TAHUN 2016LAPORAN KEGIATAN STUDI WISATA KE BALI TAHUN 2016
LAPORAN KEGIATAN STUDI WISATA KE BALI TAHUN 2016
 
Pencemaran air
Pencemaran airPencemaran air
Pencemaran air
 
Rancangan percobaan pertumbuhan biji kacang hijau
Rancangan percobaan pertumbuhan biji kacang hijauRancangan percobaan pertumbuhan biji kacang hijau
Rancangan percobaan pertumbuhan biji kacang hijau
 
Makalah individu
Makalah individuMakalah individu
Makalah individu
 

Similar to Makalah tenun ikat ntt

Jenis jenis kain khas indonesia
Jenis jenis kain khas indonesiaJenis jenis kain khas indonesia
Jenis jenis kain khas indonesiasaniaAH
 
Modul 07 anyaman
Modul 07   anyamanModul 07   anyaman
Modul 07 anyamanhavilesh
 
Kewirausahaan Tekstil Modern&Tradisional
Kewirausahaan Tekstil Modern&TradisionalKewirausahaan Tekstil Modern&Tradisional
Kewirausahaan Tekstil Modern&TradisionalSMA Pasundan 1 Bandung
 
Seni anyaman
Seni anyamanSeni anyaman
Seni anyamanbetriscan
 
lurikfabric.com-Pabrik Kain Katun Rayon dan Lurik Harga Murah Terpercaya.pdf
lurikfabric.com-Pabrik Kain Katun Rayon dan Lurik Harga Murah Terpercaya.pdflurikfabric.com-Pabrik Kain Katun Rayon dan Lurik Harga Murah Terpercaya.pdf
lurikfabric.com-Pabrik Kain Katun Rayon dan Lurik Harga Murah Terpercaya.pdfMudzakir Sunni
 
lurikfabric.com-Kain lurik Solo Harga Murah.pdf
lurikfabric.com-Kain lurik Solo Harga Murah.pdflurikfabric.com-Kain lurik Solo Harga Murah.pdf
lurikfabric.com-Kain lurik Solo Harga Murah.pdfMudzakir Sunni
 
Bab 1 kerajinan serat
Bab 1 kerajinan seratBab 1 kerajinan serat
Bab 1 kerajinan seratfitradarsal
 
Sejarah mode tata rias pengantin kalimantan tengah
Sejarah mode tata rias pengantin kalimantan tengahSejarah mode tata rias pengantin kalimantan tengah
Sejarah mode tata rias pengantin kalimantan tengahNolis Marliati
 
SENI BUDAYA.pptx Bahan Tekstil kelas VII
SENI BUDAYA.pptx  Bahan Tekstil kelas VIISENI BUDAYA.pptx  Bahan Tekstil kelas VII
SENI BUDAYA.pptx Bahan Tekstil kelas VIIgualbertusmeo
 
Makalah batik Pekalongan
Makalah batik PekalonganMakalah batik Pekalongan
Makalah batik Pekalonganyunitariyani
 

Similar to Makalah tenun ikat ntt (20)

Jenis jenis kain khas indonesia
Jenis jenis kain khas indonesiaJenis jenis kain khas indonesia
Jenis jenis kain khas indonesia
 
Makalah kebudayaan batik indonesia
Makalah kebudayaan batik indonesiaMakalah kebudayaan batik indonesia
Makalah kebudayaan batik indonesia
 
Sarung tenun asal desa masalili
Sarung tenun asal desa masaliliSarung tenun asal desa masalili
Sarung tenun asal desa masalili
 
Sarung tenun asal desa masalili
Sarung tenun asal desa masaliliSarung tenun asal desa masalili
Sarung tenun asal desa masalili
 
Modul 07 anyaman
Modul 07   anyamanModul 07   anyaman
Modul 07 anyaman
 
1
11
1
 
Kewirausahaan Tekstil Modern&Tradisional
Kewirausahaan Tekstil Modern&TradisionalKewirausahaan Tekstil Modern&Tradisional
Kewirausahaan Tekstil Modern&Tradisional
 
Kain tradisional indonesia
Kain tradisional indonesiaKain tradisional indonesia
Kain tradisional indonesia
 
Tgas prakarya siap print
Tgas prakarya siap printTgas prakarya siap print
Tgas prakarya siap print
 
Seni anyaman
Seni anyamanSeni anyaman
Seni anyaman
 
lurikfabric.com-Pabrik Kain Katun Rayon dan Lurik Harga Murah Terpercaya.pdf
lurikfabric.com-Pabrik Kain Katun Rayon dan Lurik Harga Murah Terpercaya.pdflurikfabric.com-Pabrik Kain Katun Rayon dan Lurik Harga Murah Terpercaya.pdf
lurikfabric.com-Pabrik Kain Katun Rayon dan Lurik Harga Murah Terpercaya.pdf
 
lurikfabric.com-Kain lurik Solo Harga Murah.pdf
lurikfabric.com-Kain lurik Solo Harga Murah.pdflurikfabric.com-Kain lurik Solo Harga Murah.pdf
lurikfabric.com-Kain lurik Solo Harga Murah.pdf
 
Kain Tenun Toraja
Kain Tenun TorajaKain Tenun Toraja
Kain Tenun Toraja
 
Seni kriya tenun
Seni kriya tenunSeni kriya tenun
Seni kriya tenun
 
Tenunan Songket
Tenunan SongketTenunan Songket
Tenunan Songket
 
Ragam hias
Ragam hiasRagam hias
Ragam hias
 
Bab 1 kerajinan serat
Bab 1 kerajinan seratBab 1 kerajinan serat
Bab 1 kerajinan serat
 
Sejarah mode tata rias pengantin kalimantan tengah
Sejarah mode tata rias pengantin kalimantan tengahSejarah mode tata rias pengantin kalimantan tengah
Sejarah mode tata rias pengantin kalimantan tengah
 
SENI BUDAYA.pptx Bahan Tekstil kelas VII
SENI BUDAYA.pptx  Bahan Tekstil kelas VIISENI BUDAYA.pptx  Bahan Tekstil kelas VII
SENI BUDAYA.pptx Bahan Tekstil kelas VII
 
Makalah batik Pekalongan
Makalah batik PekalonganMakalah batik Pekalongan
Makalah batik Pekalongan
 

More from etto kono

Laporan sertifikasi margareta g.bano
Laporan sertifikasi margareta g.banoLaporan sertifikasi margareta g.bano
Laporan sertifikasi margareta g.banoetto kono
 
Biografi ki hajar dewantara
Biografi ki hajar dewantaraBiografi ki hajar dewantara
Biografi ki hajar dewantaraetto kono
 
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDK NOETOKO DENGAN METODE DISKUSI P...
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDK NOETOKO  DENGAN METODE DISKUSI P...PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDK NOETOKO  DENGAN METODE DISKUSI P...
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDK NOETOKO DENGAN METODE DISKUSI P...etto kono
 
LAPORAN PRAKTEK PEMBELAJARAN BERWAWASAN KEMASYARAKATAN TINGKAT KEAKSARAAN DAS...
LAPORAN PRAKTEK PEMBELAJARAN BERWAWASAN KEMASYARAKATAN TINGKAT KEAKSARAAN DAS...LAPORAN PRAKTEK PEMBELAJARAN BERWAWASAN KEMASYARAKATAN TINGKAT KEAKSARAAN DAS...
LAPORAN PRAKTEK PEMBELAJARAN BERWAWASAN KEMASYARAKATAN TINGKAT KEAKSARAAN DAS...etto kono
 
Tugas mandiri
Tugas mandiri Tugas mandiri
Tugas mandiri etto kono
 
Tarian dan alat musik ntt
Tarian dan alat musik nttTarian dan alat musik ntt
Tarian dan alat musik nttetto kono
 
Rumah adat di ntt
Rumah adat di nttRumah adat di ntt
Rumah adat di nttetto kono
 
Alat musik ntt
Alat musik nttAlat musik ntt
Alat musik nttetto kono
 
PROPOSAL PENELITIAN UNDANA
PROPOSAL PENELITIAN UNDANAPROPOSAL PENELITIAN UNDANA
PROPOSAL PENELITIAN UNDANAetto kono
 
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS UNDANA
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS UNDANAPROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS UNDANA
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS UNDANAetto kono
 
Proposal save
Proposal saveProposal save
Proposal saveetto kono
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitianetto kono
 
Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA
Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA
Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA etto kono
 
makalah organisasi pergerakan di indonesia
makalah organisasi pergerakan di indonesiamakalah organisasi pergerakan di indonesia
makalah organisasi pergerakan di indonesiaetto kono
 
Pengertian penyakit menular seksual.doc
Pengertian penyakit menular seksual.docPengertian penyakit menular seksual.doc
Pengertian penyakit menular seksual.docetto kono
 
Makalah metode pembelajaran pkn sd
                Makalah metode pembelajaran pkn sd                Makalah metode pembelajaran pkn sd
Makalah metode pembelajaran pkn sdetto kono
 
Makalah kenakalan remaja
Makalah kenakalan remajaMakalah kenakalan remaja
Makalah kenakalan remajaetto kono
 
Makalah sapi
Makalah sapiMakalah sapi
Makalah sapietto kono
 

More from etto kono (18)

Laporan sertifikasi margareta g.bano
Laporan sertifikasi margareta g.banoLaporan sertifikasi margareta g.bano
Laporan sertifikasi margareta g.bano
 
Biografi ki hajar dewantara
Biografi ki hajar dewantaraBiografi ki hajar dewantara
Biografi ki hajar dewantara
 
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDK NOETOKO DENGAN METODE DISKUSI P...
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDK NOETOKO  DENGAN METODE DISKUSI P...PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDK NOETOKO  DENGAN METODE DISKUSI P...
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDK NOETOKO DENGAN METODE DISKUSI P...
 
LAPORAN PRAKTEK PEMBELAJARAN BERWAWASAN KEMASYARAKATAN TINGKAT KEAKSARAAN DAS...
LAPORAN PRAKTEK PEMBELAJARAN BERWAWASAN KEMASYARAKATAN TINGKAT KEAKSARAAN DAS...LAPORAN PRAKTEK PEMBELAJARAN BERWAWASAN KEMASYARAKATAN TINGKAT KEAKSARAAN DAS...
LAPORAN PRAKTEK PEMBELAJARAN BERWAWASAN KEMASYARAKATAN TINGKAT KEAKSARAAN DAS...
 
Tugas mandiri
Tugas mandiri Tugas mandiri
Tugas mandiri
 
Tarian dan alat musik ntt
Tarian dan alat musik nttTarian dan alat musik ntt
Tarian dan alat musik ntt
 
Rumah adat di ntt
Rumah adat di nttRumah adat di ntt
Rumah adat di ntt
 
Alat musik ntt
Alat musik nttAlat musik ntt
Alat musik ntt
 
PROPOSAL PENELITIAN UNDANA
PROPOSAL PENELITIAN UNDANAPROPOSAL PENELITIAN UNDANA
PROPOSAL PENELITIAN UNDANA
 
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS UNDANA
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS UNDANAPROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS UNDANA
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS UNDANA
 
Proposal save
Proposal saveProposal save
Proposal save
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA
Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA
Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA
 
makalah organisasi pergerakan di indonesia
makalah organisasi pergerakan di indonesiamakalah organisasi pergerakan di indonesia
makalah organisasi pergerakan di indonesia
 
Pengertian penyakit menular seksual.doc
Pengertian penyakit menular seksual.docPengertian penyakit menular seksual.doc
Pengertian penyakit menular seksual.doc
 
Makalah metode pembelajaran pkn sd
                Makalah metode pembelajaran pkn sd                Makalah metode pembelajaran pkn sd
Makalah metode pembelajaran pkn sd
 
Makalah kenakalan remaja
Makalah kenakalan remajaMakalah kenakalan remaja
Makalah kenakalan remaja
 
Makalah sapi
Makalah sapiMakalah sapi
Makalah sapi
 

Recently uploaded

implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 

Recently uploaded (20)

implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 

Makalah tenun ikat ntt

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak dahulu kala kebutuhan akan pangan atau pakaian telah menjadi sebuah kebutuhan yang diprioritaskan. Hal ini dikarenakan pakaian mempunyai manfaat bagi manusia dalam mepertahankan kelangsungan hidupnya. Dimana saat cuaca dingin pakaian dapat menghangatkan tubuh, pakaian itu juga menunjukan kepribadian seseorang untuk dikatakan baik atau tidak, kesopansantunan. Zaman dahulu dengan keterbatasan alat maupun bahan serta tingkat sumber daya manusia yang rendah, manusia membentuk sebuah pakaian dari kulit kayu. Karena merasa kurang nyaman mengenakan pakaian dari kulit kayu, pasalnya pakaian dari kulit kayu ini dapat menimbulkan gatal dan merusak kulit maka nenek moyang kala itu mulai mencari alternatif lain yaitu membuat pakain dari bahan dasar kapas. Sehingga sejak saat itu muncullah pakaian dari tenun ikat dari berbagai wilayah. Seiring berjalannya waktu, muculnya berbagai tenun dengan beragam motif dan hias yang bervariasi dengan arti – arti yang berbeda. Arti – arti inilah yang menunjukan latar belakang kebudayaan suatu daerak atau ciri khas dari suatu daerah. B. Rumusan Masalah Berdasarkan isi dari makalah ini maka ada beberapa permasalahan yang perlu di bahas. Agar kita dapat mengetahui dan memahami tentang kerajinan tenun. Diantaranya adalah : 1. Apa yang dimaksud dengan tenun ? 2. Apa yang dimaksud dengan tenun Ikat? 3. Bagaiamana cara pembuatan tenun Ikat? C. Tujuan Penulisan Adapun tujuan dibuatnya makalah ini karena : 1. Ingin mengetahui jenis tenun baik tenun Ikat. 2. Memberikan pengetahuan mengenai kerajinan Tenun 3. Sebagai suatu media untuk menambah wawasan dan pengetahuan 4. Menambah Kepustakaan
  • 2. 2 BAB II PEMBAHASAN A. Kerajinan Tenun Tenun merupakan salah satu seni budaya kain tradisional lndonesia yang diproduksi di berbagai wilayah di seluruh Nusantara (Sumatera, Kalimantan, Bali, Sulawesi, lombok, Sumbawa, dan lainya. Tenun memiliki makna, nilai sejarah, dan teknik yang tinggi dari segi warna, motif, dan jenis bahan serta benang yang digunakan dan tiap daerah memiliki ciri khas masing-masing. Tenun sebagai salah satu warisan budaya tinggi (heritage) merupakan kebanggaan bangsa Indonesia, dan mencerminkan jati diri bangsa. Oleh sebab itu, tenun baik dari segi teknik produksi, desain dan produk yang dihasilkan harus dijaga dan dilestarikan keberadaannya, serta dimasyarakatkan kembali penggunaannya. Mungkin selama ini kita lebih mengenal batik sebagai wakil bangsa atas keelokan Indonesia dalam menciptakan kain. Padahal masih ada satu lagi kain hasil karya perajin Indonesia yang tidak kalah cantik dan menawan, yaitu tenun. Terkait dengan banyaknya daerah yang menjadi produsen tenun, keberagamanmotif tidak perlu dipertanyakan. Adanya perbedaan latar belakang budaya dan lingkungan, akan menciptakan keunikan hasil tenun pada setiap daerah. Teknik pembuatan yang menggunakan ATBM [Alat Tenun Bukan Mesin] membuat kualitas dari kain tenun Indonesia tidak perlu dipertanyakan. Dari sana dapat dipastikan pada tahun-tahun ke depan, respon pasar untuk tenun Indonesia akan bersaing dengan batik. B. Asal Mula Kain Tenun Kain Tenun pada mulanya dibuat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sebagai busana penutup dan pelindung tubuh, kemudian berkembang untuk kebutuhan adat (pesta, upacara, tarian, perkawinan, kematian dll), hingga sekarang merupakan bahan busana resmi dan modern yang didesain sesuai perkembangan mode, juga untuk memenuhi permintaan/ kebutuhan konsumen. Dalam perkembangannya, kerajinan tenun merupakan salah satu sumber pendapatan (UP2K) masyarakat Nusa Tenggara Timur terutama masyarakat di pedesaan. Pada umumnya wanita di pedesaan menggunakan waktu luangnya untuk menenun dalam upaya meningkatkan pendapatan keluarganya dan kebutuhan busananya.
  • 3. 3 Kain Tenun Timor menarik perhatian kami karena keindahan dan nilai etnik yang terkandung di dalamnya. Dan merupakan salah satu kebudayaan tradisional bangsa Indonesia patut di lestarikan. Fransiskus Bani yang biasa dipanggil Bani , mencoba mewakili masyarakat Timor dalam memperkenalkan Kain Tenun Timor kepada teman - teman secara luas yang tertarik dengan kain Tenun khususnya Kain Tenun Timor tapi kesulitan memperoleh informasi secara baik. C. Kekayaan Kain Tenun Nusa Tenggara Timur Indonesia memiliki banyak kekayaan budaya dalam bentuk kain tradisional. Setiap daerah di Indonesia memiliki berbagai jenis kain yang indah, seperti songket, batik, tenun, dan lain sebagainya. Salah satu provinsi yang dikenal memiliki kain tenun dengan motif yang begitu kaya adalah Nusa Tenggara Timur (NTT). NTT memiliki 20 kabupaten dan satu kota yang dihuni oleh 15 suku atau etnis tertentu, dengan adat dan kebudayaan masing-masing. "Masing-masing suku ini memiliki kreasi kain tenun mereka sendiri sesuai dengan adat, budaya, dan kesenian mereka. Ini terlihat dari corak hias atau motif tenunannya," ungkap Ketua Dekranasda (Dewan Kerajinan Nasional Daerah) NTT, Lusia Leburaya, menjelang show Musa by Musa Widyatmodjo "The Flobamora Indone(she)aku" di Hotel Harris, Kelapa Gading, Jakarta, Rabu (23/5/2012) lalu. Lusia mengungkapkan, setiap suku memiliki ragam hias tenunan, yang menampilkan berbagai tokoh mitos, binatang, tumbuhan, dan motif abstrak yang dijiwai dari penghayatan akan alam semesta. Lusia menambahkan, di Alor saja dapat ditemukan hampir sekitar 81 motif tenun. Kain tenun yang dikembangkan oleh setiap suku di NTT ini merupakan seni kerajinan tangan yang diajarkan secara turun-temurun kepada anak-cucu. Kain tenun ini secara adat dan budaya memiliki banyak fungsi, antara lain sebagai busana sehari-hari, busana untuk tarian atau upacara adat, sebagai mas kawin, alat penghargaan dalam upacara kematian, alat pembayar denda adat, alat tukar (uang), perlambang strata sosial seseorang, alat penghargaan kepada tamu, sampai alat untuk menolak bencana. Dalam masyarakat NTT, kain tenun dianggap sebagai harta kekayaan yang bernilai tinggi karena kain ini pembuatannya sangat sulit dan membutuhkan waktu lama. "Selain dibedakan dari motifnya, kain tenun juga dibedakan menurut proses pembuatannya, yaitu tenun ikat, tenun buna, dan tenun sotis,"
  • 4. 4 1. Tenun ikat Disebut kain tenun ikat karena proses pembentukan motifnya dilakukan melalui pengikatan benang-benang. Sedikit berbeda dengan di daerah lain dalam menggunakan cara benang pakannya (benang yang dimasukkan melintang pada benang lungsin ketika menenun kain), masyarakat NTT menenun dengan mengikat benang lusi (lungsi). Kain tenun ikat banyak ditemukan tersebar merata di semua kabupaten NTT, kecuali di kabupaten Manggarai dan sebagian kabupaten Ngada. 2. Tenun buna Tenun buna ini merupakan sebuah istilah yang digunakan oleh masyarakat sekitar di Timor Tengah bagian utara, dan banyak terdapat di kabupaten Kupang, Timor Tengah bagian selatan, Belu, dan Timor Tengah bagian utara. Proses pembuatan tenun buna dilakukan dengan mewarnai benang terlebih dulu. Benang yang sudah diwarnai kemudian digunakan untuk membentuk motif yang berbeda-beda pada kain. 3. Tenun lotis atau sotis Lotis merupakan perpaduan dari kain tenun dengan gaya sulam. Tampilannya mirip dengan tenun songket. Proses pembuatannya mirip dengan tenun buna dimana benang harus diberi warna lebih dulu. Perajin tenun lotis biasanya akan melakukan dua pekerjaan sekaligus, yaitu menenun dan menyulam beberapa motif, sehingga dalam satu kain akan terlihat motif seperti tiga dimensi karena jahitan yang agak menonjol keluar. Gaya tenun ini banyak terdapat di Kupang, Timor Tengah bagian selatan, Timor Tengah utara, Belu, Alor, Flores Timur, Lembata, Sikka, Ngada, Manggarai, Sumba Timur, dan Sumba Barat. "Jenis kain inilah yang paling rumit proses pembuatannya, dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Tak heran kalau harganya lebih mahal D. Jenis – Jenis Tenunan 1. Kain Tenun Timor Motif Buna dan Sotis Kerajinan Kain Tenun Timor Kain Tenun dari kab. TTU- Kefamenanu -Timor motif Buna
  • 5. 5 2. Kain Tenun Manggarai Di bagian barat pulau Flores tinggal orang Manggarai, di bagian tengah tinggal orang Ngada, Riung, dan Nage Keo, sedangkan di bagian timur berdiam orang Ende, Lio, Sikka, dan Larantuka. Sebagian besar masyarakat Flores hidup dari bercocok tanam dan berternak kerbau dan kuda. Kedua jenis hewan tersebut dipergunakan sebagai alat pembayaran mas kawin. Dan pada umumnya kuda juga berfungsi sebagai alat transportasi. Kepandaian menenun ini diwariskan secara turun-temurun, dan telah dipelajari sejak mereka masih kecil. Salah satu tradisi para wanita penenun yang menarik yaitu kebiasaan memakan sirih dilakukan wanita Flores, khususnya penenun, di sepanjang hari saat bekerja. Jenis-jenis kain tenun yang dihasilkan adalah selendang lebar yang berfungsi sebagai selimut bagi laki-laki dan sarung untuk wanita. Selimut atau selendang juga digunakan sebagai penutup jenazah. Selain sebagai selimut dan pakaian yang dijual bebas di pasaran, kain tenun ikat juga digunakan sebagai perlengkapan upacara adat sebagai pakaian adat, pakaian upacara, dan mas kawin. Beragamnya fungsi dan banyaknya permintaan kain tenun ikat, membawa banyak perubahan dalam proses pembuatannya. Selain digunakannya pewarna sintetis, kini benang rayon juga digunakan sebagai bahan baku kain tenun ikat. Meskipun demikian, kain tenun ikat yang dicelup dengan pewarna alami dan menggunakan bahan baku tradisional yaitu benang dari kapas, juga masih ada. Tenun ikat Flores dibuat dengan bahan dasar benang dari kapas yang dipilin oleh penenunnya sendiri. Benangnya kasar dan dicelup warna biru indigo. Kain dihiasi dengan ragam hias bentuk geometris aneka warna yang cerah dan menyolok. Kain tenun dari daerah Manggarai banyak menggunakan warna kuning keemasan, merah, dan hijau. Pembuatan desain kain tenun ikat di Flores dilakukan dengan mengikat benang- benang lungsi. Pekerjaan ini dapat berlangsung selama berminggu-¬minggu, bahkan kadang-kadang sampai berbulan-bulan. Seringkali pencelupan dikerjakan satu-persatu untuk setiap bakal kain sarung, meskipun kadang-kadang juga dilakukan sekaligus untuk beberapa buah kain sarung. Ketika kerajaan-kerajaan kecil di Flores masih ada, sejumlah orang bekerja khusus sebagai pembuat kain-kain tenun untuk kebutuhan kalangan raja- raja di istana. Jika dahulu ada pembedaan pakaian adat berdasarkan status sosial (golongan bangsawan atau rakyat jelata), maka masa sekarang tidak lagi. Sekarang kain- kain tenun dibuat untuk dijual ke pasaran lalu dijual lagi kepada mereka yang membutuhkannya. Pesanan dengan kualitas khusus masih dilayani dengan harga khusus pula.
  • 6. 6 Beberapa daerah yang menghasilkan kain-kain tenun adalah Manggarai, Ngada, Nage Keo, Ende, hingga sekitar Lio, Sikka, dan Lembata di bagian timur Flores. Di daerah- daerah tersebut, seperti di wilayah Nusa Tenggara Timur lainnya, benang yang diikat adalah benang lungsi. Kain Tenun Manggarai 3. Kain tenun Ngada Di daerah Ngada, Flores Tengah, juga terdapat kain tenun songket warna kuning emas sebagai pengganti songket benang emas. Kain-kain tenun songket Flores di atas latar tenunan benang kapas ini mempunyai banyak persamaan dengan kain-kain songket dari Sumbawa. Menurut tinjauan sejarah wilayah sebelah barat Flores dulu merupakan daerah kekuasaan kerajaan Bima-Sumbawa yang memiliki kain-kain tenun songket benang emas dan perak untuk kalangan raja-raja Bima. Hal ini membawa pengaruh yang cukup kuat di daerah sebelah barat Flores, sehingga mereka pun mempunyai tradisi membuat kain tenun songket walaupun tidak menggunakan benang emas dan benang perak. Selain kain songket, masyarakat Ngada juga membuat kain tenun ikat. Tenun ikat yang mereka buat menggunakan warna-warna gelap, antara lain dengan kombinasi warna biru dan cokelat, dengan garis-garis sederhana. Sedangkan suku Nage Keo menghasilkan tenunan yang menampilkan motif bintik-bintik kecil dari teknik ikat pembentuk motif floral. Jalur ikat ini dikombinasikan dengan jalur-jalur kecil lain berwarna putih, merah, dan biru polos.Seperti halnya kain sarung, pada kain songket juga ada pembagian desain kain antara lain adalah yang disebut bagian kepala yang diletakkan di bagian tengah dan yang disebut badan yang diletakkan di belakang kain lainnya. Kain tenun Ngada
  • 7. 7 4. Sikka Pada mulanya kain adat Flores untuk wanita berbentuk sarung setinggi dada dan dilipat di bagian depan. Di bagian pinggang pemakai dikenakan ikat pinggang dari perak. Mereka tidak menggunakan kebaya atau blus. Namun kini ada variasi lain dari cara pemakaian kain sarung, di mana lipatan kain sarung diikat di salah satu bahu sehingga agak terangkat ke atas pada salah satu sisinya.Cara pemakaian kain di Flores ada bermacam-macam. Lain daerah atau suku, bisa berbeda pula cara pemakaiannya. Perempuan suku Sikka di Maumere, Kabupaten Sikka, menggunakan kain sarung sebatas pinggang yang disebut utan, yang dipadukan dengan baju kebaya yang disebut labu, yang modelnya mirip kebaya Maluku. Utan dengan ragam hias yang diberi warna gelap atau hitam disebut utan welak. Paduan kain dan labu ini masih dirasa kurang bila tidak menggunakan selendang yang disebut dong. Penampilan kaum perempuan ini masih dilengkapi tusuk konde dari emas atau perak yang tinggi berbentuk bunga, yang disebut bunga we. Hiasan tusuk konde serupa ini dipakai juga dalam pakaian adat Ende. Kaum pria suku Sikka memakai kemeja yang juga disebut kebaya labu dan celana panjang. Diluar celana mereka mengenakansarung yang disebut lipa atau utan yaitu jenis kain sarung orang Sikka yang berwarna biru tua atau biru hitam dihiasi dengan jalur-jalur biru muda ataubiru toska. Mereka pun mengenakan selendang lebar yang disampirkan di bahu sampai dada yang disebut lensu sembar. Sebagai penutup kepala para laki-laki biasanya menggunakan destar. Destar mereka kadang-kadang justru terbuat dari bahan batik Jawa. Selain itu ada hal lain yang khas dalam pakaian adat Sikka, kain tenun warna hitam ataugelap hanya dipakai oleh mereka yang telah berumur, sedangkan kaum muda memakai kain tenun dengan warna terang dan menyolok. Kain Tenun Sikka
  • 8. 8 5. Daerah Ende Hasil tenunan di daerah Ende bergaya Eropa. Lokasinya yang terletak di pesisir selatan Flores, memungkinkan orang-orang Ende berhubungan dengan bangsa pendatang seperti orang Eropa. Tenun Ende lebih banyak menggunakan warna cokelat dan merah, dengan menggunakan ragam hias motif ala Eropa. Salah satu ragam hias kain Ende yang berbeda dengan kain tenun daerah-daerah lain adalah hanya menggunakan satu motif pada bidang tengah-tengah kain. Motif tersebut diulang-ulang dan baru berhenti pada jalur pembatas bermotif sulur di kedua ujung kain yang menyerupai tumpal dan diberi hiasan rumbai- rumbai. Jalur pembatas kain-kain tenun Flores pada umumnya tidak hanya di kedua ujung kain, melainkan dapat dibuat di bagian tengah, samping, kedua ujung, atau pinggir kain. Kain berlatar belakang hitam. Ragam hias pada kain ini ada pada jalur-jalur horisontal yang memberi kesan seperti gemerlap cermin, yang diwujudkan dalam pembiasan garis geometris. Kain ini terdiri dari dua helai yang digabung dengan jahitan tangan. Pada jalur besar tampak motif ceplok bunga, yang diilhami oleh kain patola. Pengaruh kain patola juga tampak pada adanya barisan tumpal. Kain Tenun Ende 6. Daerah Lio Salah satu daerah di Flores bagian timur yang cukup menonjol dalam pembuatan kain tenun ikatnya adalah daerah Lio. Ragam hias kain tenun ikat dari daerah ini diilhami oleh kain patola India berupa motif ceplok seperti jelamprang pada kain batik. Selain motif ceplok, kain dari Lio ini juga dihiasi dengan motif daun, dahan, dan ranting. Kain patola diperkenalkan oleh para pedagang dari Portugis, yang pada abad keenam belas mengadakan perdagangan dan pertukaran kain patola dengan rempah-rempah dari nusantara bagian timur, termasuk di Flores. Bangsa Portugis, dan bangsa-bangsa Eropa lain (Belanda dan Jerman) meninggalkan pengaruh yang begitu besar, terutama karena
  • 9. 9 banyaknya misionaris yang menyebarluaskan agama Kristen Protestan dan Katholik. Hingga saat ini agama Kristen banyak penganutnya di Flores.Kain tenun ikat dengan motif patola mempunyai nilai tinggi. Oleh karena itu, daerah-daerah tenun di wilayah Nusa Tenggara Timur memiliki motif-motif patola yang diperuntukkan khusus bagi kalangan raja-raja, pejabat, dan tokoh adat yang jumlahnya terbatas. Kain tenun Liodengan ragam hias patola ini juga hanya dipergunakan di kalangan keluarga kepala adat atau pendiri kampung yang disebut musalaki. Bahkan kain ini dianggap sangat istimewa hingga ikut dikuburkan bersama jenazah seorang bangsawan atau raja. Selain itu kain patola dari Lio yang panjangnya sampai empat meter, yang disebut katipa, digunakan sebagai penutup jenazah. Menurut P. Sareng Orinbao dalam bukunya Seni Tenun Suatu Segi Keburinycum Orang Flores, kata katipa sendiri mempunyai arti yang sama dengan patola, karena berasal dari lafal penyebutan tipa tola. Ciri khas motif tenun Lio yang lain adalah ukurannya kecil dengan bentuk geometris, manusia, biawak, dan lain-lain, yang disusun membentuk jalur-jalur kecil berwarna merah atau biru di atas dasar warna gelap. Kain Tenun Flores Timur Kain tenun Lio ini juga diberi hiasan tambahan atau aplikasi dengan manik-manik dan kulit kerang. Pakaian dengan hiasan khusus ini hanya dipergunakan dalam upacara- upacara adat tertentu. Di Pulau Sumba, kain sarung yang diberi hiasan manik-manik seperti itu hanya dipakai oleh wanita kalangan bangsawan saja. Selain terkenal dengan tenunannya, Lio juga penghasil kerajinan tembikar berupa kebutuhan rumah tangga khususnya peralatan dapur yang terbuat dari tanah liat. Ada suatu kesamaan ragam hias pada kain tenun ikat dan barang tembikar yaitu goresan garis-garis geometris seperti bentuk meander, kait, belah ketupat, tumpal, dan lainnya, yang sering terdapat pada ragam hias ikat pada kain tenun dan anyaman.
  • 10. 10 7. Lembata Selain Lio, daerah di Flores bagian timur yang terkenal dengan kain tenun ikatnya adalah Lembata. Di daerah ini, khususnya daerah Lamalera menurut Ruth Barnes dalam tulisannya The Bridewealth Cloth of Lamalera Lembata, disebutkan bahwa hanya kain sarung untuk wanita yang memakai motif ikat yang disebut mofa. Kain sarung wanita itu sendiri disebut kewatek. Kain sarung untuk laki-laki tidak memakai motif ikat. (Kain sarung untuk wanita berfungsi sebagai pemberian dari pihak perempuan kepada pihak laki-laki dalam upacara perkawinan). Ada dua jenis tenunan kain sarung ikat Lembata yaitu kewatek nai rua dan kewatek nai telo. Kewatek nai rua adalah kain sarung yang tenunannya terdiri atas dua bagian kain yang digabungkan. Kewatek nai telo adalah kain yang paling tinggi nilainya. Kain ini terdiri atas tiga bagian yang disambungkan menjadi satu sarung. Tenun Lembata mempunyai ciri khas dengan dua atau tiga sambungan. Kain ini dipergunakan sebagai mas kawin dalam upacara perkawinan dari pihak keluarga perempuan, dan dipertukarkan dengan gelang-gelang dari gading gajah yang sangat berharga yang diberikan oleh keluarga pihak laki-laki. Semua jenis mas kawin ini merupakan warisan yang diberikan turun-temurun. Kain Tenun Lembata 8. Kain Sarung Ngada
  • 11. 11 9. Kain Sarung Alor Kain sarung dari Ngada ini mempunyai keunikan di mana bagian kepala berwarna biru tua dan bagian badan kain di kiri dan kanan berwarna merah. Motif ragam hias ikat floral terletak pada bagian tengah kain. Hiasan pinggir atas dan bawah berupa tumpal bentuk daun. Pada jalur ikat di badan kain diisi motif sulur daun. Kain Sarung Alor Kain sarung yang dihiasi jalur-jalur garis bermotif geometris berselang-seling jalur garis kecil dan garis besar berwarna kuning kemiri, hitam, merah kecokelatan, dan jingga. 10. Tenun Ikat Rote Menelusuri perkembangan Teknologi Tenun lkat di Pulau Rote, diperkirakan sejak masa sejarah orang Rote sudah mengenal Tekhnologi menenun. sebelum mengenal kapas, mereka membuat Kain Tenun dari bahan serat gewang. Tenunan yang dihasilkan berupa sarung yang disebut lambi tei dan selimutyang disebut Lafe tei, dipakai sebagai pakaian harian maupun pakaian pesta. Tahun 1994 Tim Survei dan pengadaan Koleksi Museum mengunjungi Pulau Rote, Pada saat itu masih dijumpai seorang Nenek di Kampung Boni- Kec. Rote Barat Daya yang masih menggunakan kain dari bahan serat gewang. Begitu dalamnya kecintaan sang nenek terhadap kain tenun dari serat gewang, Hingga akhirnya nenek tersebut pun enggan bahkan tidak mau menggunakan kain tenun dari benang kapas.
  • 12. 12 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Proses pembuatan karya tenun ikat dan songket ini membutuhkan waktu yang lama dan proses yang sangat rumit. Namun bagi kita sebagai seorang pelajar harus tahu cara dan proses pembuatasn bila perlu harus belajar agar kita sebagai generasi penerus yang dapat melanjutkan karya tenun ikat dan tenun songket. Berbagai macam motif yang dihasilkan dari kerajinan tenun tersebut dan juga berbagai daerah yang memproduksinya. Dari berbagai daerah memiliki keunikan dan keragaman tersendiri sesuai dengan kebudayaan atau tradisi suatu daerah tersebut. B. Saran Semoga makalah ini bisa menjadi bahan pelajaran dan pengetahuna bagi kita semua terutama kita para pelar agar terus melestarikan budaya yang sudah ditinggalkan nenek moyang kita terutama tenun ikat.
  • 13. 13 DAFTAR PUSTAKA Maumere (SMANSA) : Agustinus H. L. Gudipung, Libertino Agusto Diaz, Laurensia E. Lero, Maria A. Asi dan Maria Eufrasia Lidia Etu). tenunindonesia.com www.farizcraft.com news.okezone.com/.../tenun-indonesia-perlu-direvitalisasi
  • 14. 14 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i KATA PENGANTAR ........................................................................................................ii DAFTAR ISI .......................................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................1 A. Latar Belakang..........................................................................................................1 B. Rumusan Masalah .....................................................................................................1 C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................1 BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................2 A. Kerajinan Tenun........................................................................................................2 B. Asal Mula Kain Tenun..............................................................................................2 C. Kekayaan Kain Tenun Nusa Tenggara Timur ..........................................................3 D. Jenis – Jenis Tenunan................................................................................................4 BAB III PENUTUP ...........................................................................................................12 A. Kesimpulan ..............................................................................................................12 B. Saran.........................................................................................................................12 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................13 iii