2. CURRICULUM VITAE
Nama : Ns. M.Shodikin,M.Kep,Sp.Kep,MB,CWCS
Lahir : Gresik,12 – 12- 1968
Status : Menikah, 3 anak
Alamat : Jl. Pangandaran Gg. Muhajirin 20 Antirogo
HP/E-mail : 085 236 430 525 / m_shodikin@yahoo.com
PENDIDIKAN :
* SPK, 1988, Gresik
* D III Keperawatan,1998, Soetopo Surabaya
*Sarjana Keperawatan, 2004 ,UNAIR Surabaya.
*Ners, 2005, UNAIR Surabaya.
*Magister Keperawatan, 2009, Universitas Indonesia Jakarta.
*Spesialis Keperawatan Medikal Bedah, 2010, Universitas Indonesia Jakarta.
* Spesialis Konsultan Luka, 2013, Universitas Muhammadiyah Pontianak – Kalimantan Barat.
ORGANISASI :
*Ketua PPNI Komisariat RSD dr. Soebandi Jember, 1999 – 2005
*Ketua Komite Keperawatan RSD dr. Soebandi Jember , 2003 – 2008
*Ketua Devisi Pelayanan Keperawatan PPNI Kabupaten Jember, 2011 – sekarang
*KPRS RSD dr. Soebandi Jember ( sekretaris ), 2010 – sekarang .
*Pengurus PERSI Bidang KeperawatanEx. Karesidenan Besuki , 2006 – sekarang
* Ketua PC IPOTI Jember , 2015 – sekarang
PRAKTEK MANDIRI :
*Griya Wound Care Jember ( GWCJ ).
*Nursing Training Centre Jember ( NTCJ ) .
3. “PAYUNG” HUKUM
UU No. 14 Tahun 1969, tentang ketentuan Pokok Tenaga Kerja.
“Tiap tenaga kerja berhak mendapat perlidungan atas keselamatan, kesehatan,
kesusilaan, pemeliharaan moril kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat
manusia dan moral agama”
UU No. 1 Tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja.
“Keselamatan kerja dilaksanakan dalam segala tempat kerja, baik di darat, di dalam
tanah, di permukaan air maupun di udara yang berada di dalam wilayah kekuasaan
Republik Indonesia”
UU No. 23 Tahun 1992 ,tentang Kesehatan.
“Kesehatan Kerja diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas kerja yang optimal.
Kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan, pencegahan penyakit akibat kerja dan
syarat kesehatan kerja. Setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja”
UU No. 25 Tahun 1997, tentang Ketenaga Kerjaan.
“Setiap pekerja mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan
kesehatan kerja, moral dan kesusilaan dan pelakuan yang sesuai dengan harkat dan
martabat manusia serta agama”
Rekomendasi ILO/WHO Konvensi No. 155/1981.
“ILO menetapkan kewajiban setiap negara untuk merumuskan, melaksanakan dan
mengevaluasi kebijakan nasionalnya di bidang kesehatan dan keselamatan kerja serta
lingkungan kerja”
Kep.Men.Kes No 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
4. ISTILAH – ISTILAH
Potensi Bahaya (Hazard), suatu keadaan yang
memungkinkan/dapat menimbulkan
kecelakaan/kerugian berupa cedera, penyakit,
kerusakan/kemampuan melaksanakan fungsi
yang telah ditetapkan.
Tingkat Bahaya (Danger) merupakan ungkapan
adanya potensi bahaya secara relatif. Kondisi
yang berbahaya karena telah dilakukan beberapa
tindakan pencegahan.
Risiko (Risk) menyatakan kemungkinan terjadinya
kecelakaan/kerugian pada periode waktu tertentu
atau siklus operasi tertentu.
5. Insiden, ialah kejadian yang tidak diinginkan yang
dapat dan telah mengadakan kontak dengan
sumber energi melebihi nilai ambang batas badan
atau struktur.
Kecelakaan, ialah suatu kejadian yang tidak
diduga semula dan tidak dikehendaki yang
mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu
aktivitas dan dapat menimbulkan kerugian baik
korban manusia dan atau harta benda.
Aman/selamat. Kondisi tidak ada kemungkinan
malapetaka (bebas dari bahaya)
6. PRINSIP DASAR PENCEGAHAN
KECELAKAAN
Pencegahan kecelakaan adalah ilmu dan seni,
karena menyangkut masalah sikap dan prilaku
manusia, masalah teknis seperti peralatan, mesin,
dan masalah lingkungan.
Pengawasan diartikan sebagai petunjuk atau
usaha yang bersifat koreksi terhadap
permasalahan tersebut.
Usaha pencegahan kecelakaan adalah faktor
penting dalam setiap tempat kerja untuk
menjamin K3 dan mencegah adanya kerugian.
7. TUJUAN
Menjamin kesempurnaan jasmani dan rohani tenaga kerja
serta hasil karya dan budayanya.
Mencegah dan mengurangi terjadinya kecelakaan dan PAK
(Penyakit Akibat Kerja)
Menjamin:
Setiap tenaga kerja dan orang lainnya yang berada di
tempat kerja mendapat perlindungan atas
keselamatannya.
Setiap sumber produksi dapat dipakai dan
dipergunakan secara aman dan efisien.
Proses produksi berjalan lancar
Kondisi tersebut dapat dicapai antara lain bila
kecelakaan termasuk kebakaran, peledakan, dan PAK
dapat dicegah dan ditanggulangi.
8. Sasaran dari K3 adalah
Menjamin keselamatan operator dan orang
lain
Menjamin penggunaan peralatan aman
dioperasikan
menjamin proses produksi aman dan lancar
9. Kesehatan dan Keselamatan
Kerja di Rumah Sakit
TERDAPAT TIGA KOMPONEN :
I. Kapasitas kerja.
II. Beban kerja.
III. Lingkungan kerja.
10. KAPASITAS KERJA
Kuwalitas Sumber Daya Manusia
Lulusan / latar belakang pendidikan
Kemampuan / keahlian
Kesehatan / Status Gizi pekerja
Gaji / Kesejahteraan
11. BEBAN KERJA
Cenderung ada jam shift
Perubahan Biometrik
Stresor tinggi (Wanita,Urusan RT,Beban Psikis
)
Jumlah tenaga terbatas
13. Masalah Kesehatan dan
Keselamatan Kerja di Rumah
Sakit
Musculoskeletal Disorders (MSDs)
Low Back Pain (LBP)
Hernia Nucleus Pulposus (HNP)
Sindrom Carpal Tunner
Infeksi Nosokomial
Dll
14. Penyakit Akibat Kerja (PAK) adalah penyakit
yang mempunyai penyebab yang spesifik atau
asosiasi yang kuat dengan pekerjaan.
PAK dapat disebabkan oleh banyak faktor di
antaranya faktor fisik, faktor biologi, faktor
kimia, faktor ergonomi (fisiologi) dan faktor
mental (psikologi).
15. Ergonomi yang merupakan pendekatan multi
dan interdisiplin yang berupaya menserasikan
alat, cara dan lingkungan kerja terhadap
kemampuan tenaga kerja sehingga tercipta
kondisi kerja yang sehat, selamat, aman,
nyaman, dan efisien.
Penerapan ergonomi di berbagai sektor telah
terbukti meningkatkan efisiensi dan
produktivitas kerja, mencegah timbulnya
dampak negatif seperti kelelahan, keluhan
muskuloskeletal, kecelakanaan kerja serta
penyakit akibat kerja (Tarwaka, 2004).