SlideShare a Scribd company logo
1 of 34
> bangga
m elayani
bangsa
BerAKHLAK
Bororortasi Poi ayana n Aunt0bot K
a r n o n o t o y o t A d o p t ' o i a b o . P o ! o n
.
% }
-4±
I
....,r
BORATIF g_ + + f
I
t e t
¾.---
"il
.
a
N
Y
'
'n :
"
i " a i n w a a
III
• - _ 7 j - : '
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
% 
.
··
-t
j%
·M•ei''
----
I . · ..
•
- --
is iiis
-m
-
-
"
•
a '
 ·' =
i
r-~
I
..
. ·

"' --,;.·,
G
a .
I"" KONSEP KOLABORATIF
Dyer and Singh (1998, dalam Celik et al, 20 19 )
mengungkapkan bahwa kolaborasi adalah
" value generated f rom an alliance between two or
more firms aiming to become more competitive by
developing shared routines".
Collaboration is a complex process, which
demands planned, intentional knowledge
sharing that becomes the responsibility of
all parties (Lindeke and Sieckert, 2005).
Collaboration
with different
is a process though which parties
aspects
expertise, who see dif erent
of a problem, can constructively explore differences
and f ind novel solutions to p roblems that would
have been more difficult to solve without the other's
perspective (Gray, 1989).
Kolaborasi Pemerintahan
( Collaborative Governance)
Irawan (201 7) mengungkapkan bahwa " Collaborative governance
"sebagai
interaksi
sebuah proses yang melibatkan norma bersama dan
menguntungkan antar aktor governance .
saling
A governing arrangement where one or more p ublic
agencies directly engage non-state stakeholders in a
collective decision-making process that is f ormal,
consensus-oriented, and deliberative and that aims
l
to make or implement public policy or manage
programs or assets. Ansen dan gash (2012)
public
"A governing arrangement where one or more public agencies
directly engage non-state stakeholders in a collective decision•
making process that is formal, consensus-oriented, and deliberative
and that aims to make or imp lement public policy or manage public
p rograms or assets" (Ermaya Suradinata, 19 98)
Collaborative Governance
s; « i mencakup kemitraan
$
institusi pemerintah untuk
pelayanan publik
Sebuah pendekatan pengambilan keputusan, tata kelola kolaboratif,
serangkaian aktivitas bersama di mana mitra saling menghasilkan
tujuan dan strategi dan berbagi tanggung jawab dan sumber
daya
>
4EE:
9
s
y
A
K
H
L
A
Har monis Loyal Adoptif Kolaborat.if
K
6 Kriteria Penting Untuk Kolaborasi
1)
2)
3)
Forum Yang Diprakarsai Oleh Lembaga Publik Atau Lembaga;
Peserta Dalam Forum Termasuk Aktor Nonstate;
Peserta
Bukan
Forum
Forum
Terlibat Langsung Dalam Pengambilan Keputusan Dan
Hanya ''Dikonsultasikan' Oleh Agensi Publik;
Secara Resmi Diatur Dan Bertemu Secara Kolektif;
4)
5) Ini Bertujuan Untuk Membuat Kepu tu sa n Den gan
Konsensus
Praktik); Dan
(Bahkan Jika Konsensus Tidak Tercapai Da lam
-
- Fokus Kolaborasi Adalah Kebijakan Publik Atau Manajemen.
6)
--- , Ansel dan Gash (2007:544)
3 Tahapan Dalam Melakukan Assessment
Terhadap Tata Kelola Kolaborasi
Who are the key
actors that
influence decisions
in these areas?
1)
2)
3)
Mengidentifikasi permasalahan dan
Merencanakan aksi kolaborasi; dan
peluang; What are the
key issues to
address?
What could
we possibly
achieve
together?
Mendiskusikan strategi untuk mempengaruhi
What are the
most effective
ways to
influence
change?
How can
collaboration
be sustained?
Which groups
could support
these efforts•
and which
could oppose?
How will we
measure
progress•
and learn as
we go?
Whoelse
need s to be
involved?
What can we
do frst?
Gambar Kerangka Pikir dalam melakukan
Assessment Tata Kelola Kolaborasi
Model Collaborative Governance
Ansan dan Gash (2012)
_,
.__
_
I
·
/
Men u ru tnya starting condition mempengaruhi
I Institutional
Design
l~J.iliti;J~vryl,ritll!iii.'i!III!~.
ForumExclusiveness.Clear
GroundRules.Process
rrJruJt>;ID!llL")l
proses kolaborasi yang terjadi, dimana proses l
StartingConditions
tersebut terdiri dari
membangun kepercayaan, face to face dialogue,
Pwer-Resuunce•
·
·
1
~
·
K
nowledge
commitment to process, pemahaman bersama,
outcome
serta pengambangan antara Desain
proses
Incentivesfurand
Constraus on
Frtcipatios
kelembagaan
transparansi
yang
serta
salah satunya
faktor kepemimpinan
kolaborasi
juga
yang
yang
mempengaruhi
dih a rapkan
dih arapkan .
proses
1
Pel story of
StrategicF'fans
-Joint Fact Filing
-CommunProblem
Defimtun
-Identificationof
CommunValues
outcome
menghasilkan u
Cooperationar
Conflict(initial
trust level)
;
FacilitativeLeadership
(includingempowerment
Gambar Model Collaborative Governance
Panduan Perilaku Kolaboratif
Organisasi yang memiliki collaborative culture indikatornya
sebagai berikut:
1)
2)
Organisasi menganggap perubahan sebagai sesuatu yang alami dan perlu terjadi ;
Organisasi
diperlukan
Organisasi
risiko yang
menganggap individu (stat) sebagai aset berharga dan membutuhkan upaya yang
untuk terus menghormati pekerjaan mereka;
memberikan perhatian yang adil ba gi staf yang m au m encoba dan men gambil
wajar dalam menyelesaikan tugas mereka (ba h kan ketika terja di kesa lah an );
3)
4) Pendapat yang berbeda didorong dan didukung dalam organisasi (universitas) Setiap
kontribusi dan pendapat sangat dihargai;
Masalah dalam organisasi dibahas transparan untuk menghindari konflik ;
Kolaborasi dan kerja tim antar divisi adalah didorong; dan
5)
6)
7) Secara keseluruhan,
diberikan.
setiap divisi memiliki kesadaran terhadap kualitas layan an yan g
P~rez Lopez et al (2004 dalam Nugroho, 2018),
AKTIVITAS KOLABORASI
ORGANISASI
ANTAR
(1) Kerjasama Informal;
(2) Perjanjian Bantuan Bersama;
(3) Memberikan Pelatihan;
(4) Menerima Pelatihan;
(5) Perencanaan Bersama;
(6) Menyediakan Peralatan;
(7) Menerima Peralatan;
(8) Memberikan Bantuan Teknis;
(9) Menerima Bantuan Teknis;
(10) Memberikan Pengelolaan Hibah; dan
(11) Menerima Pengelolaan Hibah.
Esteve et al (2013 p 20)
>
S 4E
9
e
r
A
K
H
L
A
Har monis Loyal Adoptif Kolaborat.if
LANRI
MAKARTI BHAKTI NAGA RI
1) Trust building : membangun kepercayaan
dengan stakeholder mitra kolaborasi
Face tof f ace Dialogue: m elakukan negosiasi
dan baik dan bersu n ggu h -su n ggu h ;
2)
3) Komitmen terhadap proses: pengakuan
ownership
saling ketergan tu n gan ; sharing
dalam proses; serta keterbukaan terkait
keuntungan bersama;
4) Pemahaman bersama: berkaitan
bersama
dengan
terkait
kejelasan misi, definisi
PROSES YANG BARUS DILALUI
DALAM MENJALIN KOLABORASI perma sa lah an , serta mengidentifikasi nilai
bersama; dan
Menetapkan outcome antara.
5)
Ansen dan gash (2012 p 550)
LANRI
MAKARTI BHAKTI NAGA RI
L
. .
A
.
B
. . .
O
. .
A
.
. .
T
.. .
IF
' .
A
. .
L
..
A
.
.
M.
.
. .
. . . . . . . . . .
K
. .
.
O
. . . . . . . . . . . . R
. .
. .
D
.
. .
.
. . . . . . . . . . . . . . . . . .
•
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. .. . . . . . .·. . . . . . . K
. ON.T.EKS .
ORG
.. . . . . . ' . . 1
. . . . . . · - ° . + o ' - ° .
ANI" "
S"
A"
SI• • • • • • • • • • • • • • • • •
. . .
·._ PEMERINTAH
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN
DALAM KOLABORASI ANTAR LEMBAGA
PEMERINTAH
1.
2.
3.
4.
5.
Kepercayaan,
Pembagian kekuasaan,
Gaya kepemimpinan,
Strategi manajemen dan
Formalisasi pada pencapaian kolaborasi yang
efisien efektif antara entitas publik
Custumato (2021)
1 L
A
N
R
I
MAKATI BHA
Faktor yang dapat menghambat kolaborasi
antar organisasi pemerintah
Ketidakjelasan batasan masalah karena perbedaan
pemahaman dalam kesepakatan kolaborasi.
•
• Dasar hukum kolaborasi juga tidak jelas.
Whole of Government {WoG); Kongkretisasi
Kolaborasi Pemerintahan
@
Mengenal Whole-of-Government (WoG)
sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan
yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang
lingkup
tujuan-
koordinasi yang lebih luas guna mencapai
tujuan pembangunan kebijakan,
WoG
"[it]
yang dinyatakan dalam laporan APSC seba ga i
denotes p ublic service agencies working across
portfolio boundaries to achieve a shared goal and an
integrated government response to particular issues.
Approaches can be formal and informal. They can focus
on policy development, p rogram management and
service delivery" (Shergold & others, 2004).
ASPEK NORMATIF KOLABORASI PEMERINTAHAN
Pasal 34 ayat (4 ) Undang-Undang Nomor 30 Tah u n 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan diatur bahwa
"Penyelenggaraan pemerintahan yang melibatkan Kewenangan lintas Badan dan/ atau
Pejabat Pemerintahan dilaksanakan melalui kerja sama antar-Badan dan/ atau Pejabat
Pemerintahan yang terlibat,
perundang-undangan"
kecuali ditentukan lain dalam ketentuan peraturan
Dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Bantuan
Pejabat
Administrasi Pemerintahan diatur
antara
juga mengenai
DASAR
HUKUM
Kedinasan yaitu kerja
guna
sama Badan dan/ atau
Pemerintahan kelancaran pelayanan Administrasi
Pemerintahan di suatu instansi pemerintahan yang membutuhkan .
Syarat Badan dan/ atau Pejabat Pemerintahan dapat memberikan Bantuan
Kedinasan kepada Badan dan/ atau Pejabat Pemerintahan
a. Keputusan dan/ atau Tindakan tidak da pa t dilaksanakan sendiri oleh Badan dan/ atau Pejabat
Pemerintahan yang meminta bantuan
b. penyelenggaraan pemerintahan tidak dapat dilaksanakan sendiri
dimiliki
oleh
oleh
Badan
Badan
d a n / ata u
d a n / ata u
Pejabat
Pejabat
Pem erintahan karen a
Pemerintahan;
kurangnya tenaga da n fasilitas yang
c. da la m ha l m elaksanakan penyelenggaraan pemerinta h a n , Badan da n / a tau Pejabat Pemerin ta ha n tida k
memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk melaksanakannya sendiri;
apabila untuk menetapkan Keputusan dan melakukan kegiatan pelayanan publik, Badan dan/ atau Pejabat
d.
Pemerintahan membutuhkan surat keterangan da n berbagai dokumen yang diperlukan dari Badan
dan/ atau Pejabat Pemerintahan lainnya; dan/ atau
jika penyelenggaraan pemerintahan hanya dapat dilaksanakan dengan biaya, peralatan, dan fasilitas yang
besar dan tidak mampu ditanggung sendiri oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan tersebut.
e.
Badan dan/ atau Pejabat Pemerintahan dapat m enolak
memberikan Bantuan Kedinasan apabila:
a. Mempengaruhi Kin erja Ba da n Dan/ Atau Pejabat Pemerintahan
Pemberi Bantuan;
b. Surat Keterangan Dan Dokumen Yang Diperlukan Sesuai Dengan
Ketentuan Peraturan Perundangundangan Bersifat Rahasia; Atau
c. Keten tu a n Peratu ran
Pemberian Bantuan.
Perundang-undangan Tidak Memperbolehkan
Whole-of-Government:
PERHATIKAN!e!6 !0
IWAS A GOVERNMENT BL?EALICRAT,
ANO I SHOWEDINITIATIVE.
"Sure, we could make it simpler but that would
only complicate matters."
>
BerAKHLAK bangga
mel~ yani
bangsa
Bororiortasi Poi ayana n Auntcbol Kompo tan
Har monis Loyal Adoptif Kolaborat.if
>
8
e
r
A
M
H
A
Hcrmonl, Loyol Adopllf Kolaboratlf
K 4 # E
. , . .
Mengapa Koordinasi?
No phrase expresses as frequent a
complaint about the [federal]
bureaucracy as does "lack of
coordination."
No suggestion for reform is more
common than "what we need is more
coordination."
o o v i v a s i
Pressman and Wildavsky (1984:133)
>
4EE:
a .
9
s
y
A
K
H
L
A
Har monis Loyal Adoptif Kolaborat.if
K
Whole of Government
(NLANE!
• WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan
pemerintahan
yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
dari keseluruhan sektordalam ruang lingkup
koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan bersama
dalam bidang pembangunan kebijakan, manajemen
programdanpelayananpublik.
• WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu
yang
pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan
g$}
e
I
terkaitdenganurusan-urusanyangrelevan. l
" s •
4
>
K 4EE:
9
s
y
A
K
H
L
A
Har monis Loyal Adoptif Kolaborat.if
Mengapa WOG ... (1)
• Adanya
dalam
faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik
mewujudkan integrasi kebijakan, program
tercipta
pembangunan dan pelayanan agar
penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik.
• Faktor-faktor
ketimpangan
internal
kapasitas
dengan
sektoral
adanya
sebagai
fenomena
akibat dari
adanya nuansa kompetisi antar sektor dalam
pembangunan
• Khususnya dalam konteks Indonesia, keberagaman latar
latar
belakang
belakang
bangsa
nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk
lainnya mendrong adanya potensi disintegrasi
Mengapa WoG ... (2)
• Siloisasi,_ prinsip single-purpose organizations,
dengan ariyak spesialisasi serta peran dan fungsi
nor-overlapping mhendorong:
•
•
•
Fragmentasi
Kewenangan terpusat di sektor
Kurangnya kerjasama dan koordinasi, yang menyebabkan
efektivitas dan efisiensi
• Devolusi Struktural, desentralisasi, penyerahan
kewenangan dari pusat ke daerah yang berlebihan
• Persepsi mengenai dunia yang semakin tidak aman
dan berbahaya. lsu terorisme, radikalisme,
perubahan iklim, dll.
>
4EE:
a .
9
s
y
A
K
H
L
A
Har monis Loyal Adoptif Kolaborat.if
K
Manfaat WoG
(NLANR
Biaya (cost)
Pemborosan (waste)
Duplikasi pekerjaan
lnkonsistensi kebijakan
Waktu penyelesaian
layanan tertentu
•
•
•
•
•
•
Efisiensi
Sharing
•
•
•
•
•
lnformasi
Lingkungan kerja
Daya saing
Akuntabilitas
Koherensi kebijakan
Diadopsi dari Colgan, A., Kennedy, L.A. and Doherty, N. (2014)
>
K 4EE:
9
s
y
A
K
H
L
A
Har monis Loyal Adoptif Kolaborat.if
Keuntungan WoG
• Outcomes-focused
Berfokus pada outcome yang tidak dapat dicapai oleh
sektoral secara masing-mnasing.
Boundary-spanning
Implementasi kebijakan tidak hanya melibatkan satu
instansi, tetapi linfas instansi
Enabling
WoG membuatpemerintah lebih mampu menangani
tantangan kebijakan yang kompleks
Strengthening prevention
WoG mendorong pencegahan terhadap masalah yang
mungkin berkembang lebih jauh
K/L
•
•
•
>
4EE:
a .
9
s
y
A
K
H
L
A
Har monis Loyal Adoptif Kolaborat.if
K
WoG dalam llustrasi
(NUN"
Sektoral
A shared
goal/
common
enemy
K/L Sektoral
Joined-up
K/L Sektoral
Sektoral
>
4EE:
9
s
y
A
K
H
L
A
Har monis Loyal Adoptif Kolaborat.if
K
Reaksi terhadap disagregasi birokrasi dalam NPM
Respon terhadap "wicked problems"
Tingginya angka kriminalitas dapat dijelaskan dalam beberapa
•
•
cara: jumlah
memadai,
polisi yang kurang, terlalu banyak penjahat,
kemiskinan, budaya, terlalu banyak senjata,
Strategic enabler
WoG mendorong emahaman isu yang lebih
Respon terhadap tekanan luar
hukum yang tidak
dsb.
•
strategis dan berjangka panjang.
•
Tekanan internasional merupakan situasi tidak terhindarkan yang harus
dihadapi oleh pemerintah
>
4EE:
9
s
y
A
K
H
L
A
Har monis Loyal Adoptif Kolaborat.if
K
Bentuk WoG
• Integrating Service Delivery (ISD)
Proses penyatuan pemberian layanan
Koordinasi dan Kolaborasi
(
kepada publik /
~
• ,..... ~
dalam
·
Pemerintah horizontal yang berkoordinasi atau berkolaborasi
mencapai tujuan bersama
Integrating and Rebalancing Governance
Kontrol politik dan otonomi administrasi seperti di lnggris
Culture Change
•
•
Konsep-konsep social glue (perekat), budaya organise
Praktek WoG
• PENGUATAN KOORDINASI ANTAR LEMBAGA
Mengurangi jumlah lembaga yang ada sampai mendekati jumlah yang ideal untuk
sebuah koordinasi. Dengan jumlah lembaga yang rasional, maka koordinasi dapat
dilakukan lebih mudah
MEMBENTUK LEMBAGA KOORDINASI KHUSUS
Pembentukan lembaga terpisah dan permanen yang bertugas dalam
mengkoordinasikan sektor atau kementerian adalah salah satu cara melakukan WoG
MEMBENTUK GUGUS TUGAS
Gugus tugas merupakan bentuk pelembagaan koordinasi yang dilakukan di luar
struktur formal, yang sidatnya tidak permanen
KOALISI SOSIAL
Koalisi sosial ini merupakan bentuk informal dari penyatuan koordinasi antar sektor
atau lembaga, tanpa perlu membentuk pelembagaan khsus dalam koordinasi ini
•
•
•
Bagaimana Caranya?
Keterangan
Pengembangan strategi dengan mempertimbangkan dampak
Kategori
Koordinasi
Tipe
Penyertaan
Dialog Pertukaran informasi
Perencanaan bersama, kerjasama sementara
Kolaborasi sementara
Perencanaan jangka panjang, kerjasama pada pekerjaan besar yang
menjadi urusan utama salah satu peserta kerjasama
Entitas yang terpisah, dimiliki bersama, dibentuk sebagai mekanisme
integratif
Perencanaan jangka panjang, kerjasama pada isu besar yang menjadi
urusan utama salah satu peserta kerjasama
Unifikasi resmi, identitas masing-masing masih nampak
Penggabungan ke dalam struktur baru J
Joint
Joint
Joint
planning
working
venture
lntegrasi
Sate lit
Kedekatan
dan pelibatan
Aliansi strategis
Union
Merger
T
: n Praktek WoG
• Kapasitas SDM dan institusi
Kapasitas
kapasitas
terjadinya
kualifikasi
SDM dan instit usi-instit usi yang terlibat dalam WoG tidaklah sama. Perbedaan
ini bisa menjadi kendala serius ketika pendekatan WoG, misalnya, mendorong ~
merger atau akuisisi
yang berbeda.
kelembagaan, di mana terjadi penggabungan SDM dengan I]
{ I
I
•
I
I
• Nilai dan budaya organisasi
Seperti halnya kapasitas SDM dan institusi, nilai dan budaya organisasi pun menjadi kendala
manakala terjadi upaya kolaborasi sampai dengan penyatuan kelembagaan
• Kepemimpinan
Kepemimpinan menjadi salah satu kunci penting dalam pelaksanaan WoG. Kepemimpinan
yang dibutuhkan adalah kepemimpinan yang mampu mengakomodasi perubahan nilai dan
budaya organisasi serta meramu SDM yang tersedia guna mencapai tujuan yang diharapkan.
WoG Berdasarkan Jenis
• Pelayanan yang bersifat adminisitratif
Pelayanan publik yang menghasilkan berbagai produk dokumen resmi
yang dibutuhkan warga masyarakat
Pelayanan jasa
Pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan
warga masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan,
perhubungan, dan lainnya
Pelayanan barang
Pelayanan yang menghasilkan jenis barang yang dibutuhkan warga
massyarakat, seperti misalnya jalan, perumahan, jaringan telepon, listrik,
air bersih, dan seterusnya
Pelayanan regulatif
Pelayanan melalui penegakan hukuman dan peraturan perundang•
undangan, maupun kebijakan publik yang mengatur sendi-sendi
kehidupan masyarakat
•
•
•
Berdasarkan
Pelayanan Teknis Fungsional
Pola
•
Suatu pola pelayanan publik yang diberikan oleh suatu instansi pemerintah sesuai
dengan bidang tugas, fungsi dan kewenangannya
• Pelayanan Satu Atap
Pola pelayanan yang dilakukan secara terpadu pada satu instansi pemerintah yang
bersangkutan sesuai kewenangan masing-masing
• Pelayanan Satu Pintu
Merupakan pola pelayanan masyarakat yang diberikan secara tunggal oleh suatu unit
kerja pemerintah berdasarkan pelimpahan wewenang dari unit kerja pemerintah
terkait lainnya yang bersangkutan
• Pelayanan Terpusat
Pelayanan masyarakat yang dilakukan oleh suatu instansi pemerintah yang bertindak
selaku koordinator terhadap pelayanan instansi pemerintah lainnya yang terkait
dengan bidang pelayanan masyarakat yang bersangkutan
• Pelayanan Elektronik
Pola pelayanan yang paling maju dengan menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi
>
BerAKHLAK bangga
mel~ yani
bangsa
Bororiortasi Poi ayana n Auntcbol Kompo tan
Har monis Loyal Adoptif Kolaborat.if
a n

More Related Content

Similar to Bahan Paparan Kolaboratif & Berorientasi Pelayanan.pptx

Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi
Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasiPeran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi
Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi
Rully Indrawan
 
Executive Summary IGI 2014 lengkap
Executive Summary IGI 2014 lengkapExecutive Summary IGI 2014 lengkap
Executive Summary IGI 2014 lengkap
Lenny Hidayat
 
Makalah uts, manajemen stratejik agung supriatna 11150479 kelas 5 y ma
Makalah uts, manajemen stratejik agung supriatna 11150479 kelas 5 y maMakalah uts, manajemen stratejik agung supriatna 11150479 kelas 5 y ma
Makalah uts, manajemen stratejik agung supriatna 11150479 kelas 5 y ma
Agungsupriatna55
 
Kajian perpustakaan
Kajian perpustakaanKajian perpustakaan
Kajian perpustakaan
Izzat Syahir
 

Similar to Bahan Paparan Kolaboratif & Berorientasi Pelayanan.pptx (20)

Organisasi dan Kelembagaan
Organisasi dan KelembagaanOrganisasi dan Kelembagaan
Organisasi dan Kelembagaan
 
12 Inovasi Sektor Publik (Ir. M. Maliki Moersid, MCP & Dr. Satriawan)
12 Inovasi Sektor Publik (Ir. M. Maliki Moersid, MCP & Dr. Satriawan)12 Inovasi Sektor Publik (Ir. M. Maliki Moersid, MCP & Dr. Satriawan)
12 Inovasi Sektor Publik (Ir. M. Maliki Moersid, MCP & Dr. Satriawan)
 
Tugas manajemen strategik afrizon saputra
Tugas manajemen strategik afrizon saputraTugas manajemen strategik afrizon saputra
Tugas manajemen strategik afrizon saputra
 
BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Ethics and Bussiness The Corporate Culture...
BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Ethics and Bussiness The Corporate Culture...BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Ethics and Bussiness The Corporate Culture...
BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Ethics and Bussiness The Corporate Culture...
 
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentinganMemudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
 
5. Policy Brief The Future Leader (2021).pdf
5. Policy Brief The Future Leader (2021).pdf5. Policy Brief The Future Leader (2021).pdf
5. Policy Brief The Future Leader (2021).pdf
 
Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi
Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasiPeran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi
Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi
 
Executive Summary IGI 2014 lengkap
Executive Summary IGI 2014 lengkapExecutive Summary IGI 2014 lengkap
Executive Summary IGI 2014 lengkap
 
Kolaborasi
KolaborasiKolaborasi
Kolaborasi
 
Presentasi csr 20 april 2013
Presentasi csr 20 april 2013Presentasi csr 20 april 2013
Presentasi csr 20 april 2013
 
Be & gg, khairi rumantati, hapzi ali, corporate governance regulatory approac...
Be & gg, khairi rumantati, hapzi ali, corporate governance regulatory approac...Be & gg, khairi rumantati, hapzi ali, corporate governance regulatory approac...
Be & gg, khairi rumantati, hapzi ali, corporate governance regulatory approac...
 
Makalah uts, manajemen stratejik agung supriatna 11150479 kelas 5 y ma
Makalah uts, manajemen stratejik agung supriatna 11150479 kelas 5 y maMakalah uts, manajemen stratejik agung supriatna 11150479 kelas 5 y ma
Makalah uts, manajemen stratejik agung supriatna 11150479 kelas 5 y ma
 
Makalah uts, manajemen stratejik agung supriatna 11150479 kelas 5 y ma
Makalah uts, manajemen stratejik agung supriatna 11150479 kelas 5 y maMakalah uts, manajemen stratejik agung supriatna 11150479 kelas 5 y ma
Makalah uts, manajemen stratejik agung supriatna 11150479 kelas 5 y ma
 
15, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,theory and practi...
15, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,theory and practi...15, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,theory and practi...
15, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,theory and practi...
 
Makalah perencanaan strategis [lengkap]
Makalah perencanaan strategis [lengkap]Makalah perencanaan strategis [lengkap]
Makalah perencanaan strategis [lengkap]
 
Organization Plan
Organization PlanOrganization Plan
Organization Plan
 
Kepemerintahan yang Baik: Konsep dan Implementasi
Kepemerintahan yang Baik: Konsep dan ImplementasiKepemerintahan yang Baik: Konsep dan Implementasi
Kepemerintahan yang Baik: Konsep dan Implementasi
 
Kajian perpustakaan
Kajian perpustakaanKajian perpustakaan
Kajian perpustakaan
 
perencanaan pembangunan nasional
perencanaan pembangunan nasionalperencanaan pembangunan nasional
perencanaan pembangunan nasional
 
Corporate Governance Assessment
Corporate Governance Assessment Corporate Governance Assessment
Corporate Governance Assessment
 

Recently uploaded

Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
citraislamiah02
 
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
iman333159
 
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptxStandar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
hartonohajar
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
NezaPurna
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
Di Prihantony
 

Recently uploaded (13)

Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptxManajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
 
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
 
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
 
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptxStandar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfAgenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
 
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptxPELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
 
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
 

Bahan Paparan Kolaboratif & Berorientasi Pelayanan.pptx

  • 1. > bangga m elayani bangsa BerAKHLAK Bororortasi Poi ayana n Aunt0bot K a r n o n o t o y o t A d o p t ' o i a b o . P o ! o n . % } -4± I ....,r BORATIF g_ + + f I t e t ¾.--- "il . a N Y ' 'n : " i " a i n w a a III • - _ 7 j - : ' LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA % . ·· -t j% ·M•ei'' ---- I . · .. • - -- is iiis -m - - " • a ' ·' = i r-~ I .. . · "' --,;.·,
  • 2. G a . I"" KONSEP KOLABORATIF Dyer and Singh (1998, dalam Celik et al, 20 19 ) mengungkapkan bahwa kolaborasi adalah " value generated f rom an alliance between two or more firms aiming to become more competitive by developing shared routines". Collaboration is a complex process, which demands planned, intentional knowledge sharing that becomes the responsibility of all parties (Lindeke and Sieckert, 2005). Collaboration with different is a process though which parties aspects expertise, who see dif erent of a problem, can constructively explore differences and f ind novel solutions to p roblems that would have been more difficult to solve without the other's perspective (Gray, 1989).
  • 3. Kolaborasi Pemerintahan ( Collaborative Governance) Irawan (201 7) mengungkapkan bahwa " Collaborative governance "sebagai interaksi sebuah proses yang melibatkan norma bersama dan menguntungkan antar aktor governance . saling A governing arrangement where one or more p ublic agencies directly engage non-state stakeholders in a collective decision-making process that is f ormal, consensus-oriented, and deliberative and that aims l to make or implement public policy or manage programs or assets. Ansen dan gash (2012) public "A governing arrangement where one or more public agencies directly engage non-state stakeholders in a collective decision• making process that is formal, consensus-oriented, and deliberative and that aims to make or imp lement public policy or manage public p rograms or assets" (Ermaya Suradinata, 19 98)
  • 4. Collaborative Governance s; « i mencakup kemitraan $ institusi pemerintah untuk pelayanan publik Sebuah pendekatan pengambilan keputusan, tata kelola kolaboratif, serangkaian aktivitas bersama di mana mitra saling menghasilkan tujuan dan strategi dan berbagi tanggung jawab dan sumber daya
  • 5. > 4EE: 9 s y A K H L A Har monis Loyal Adoptif Kolaborat.if K 6 Kriteria Penting Untuk Kolaborasi 1) 2) 3) Forum Yang Diprakarsai Oleh Lembaga Publik Atau Lembaga; Peserta Dalam Forum Termasuk Aktor Nonstate; Peserta Bukan Forum Forum Terlibat Langsung Dalam Pengambilan Keputusan Dan Hanya ''Dikonsultasikan' Oleh Agensi Publik; Secara Resmi Diatur Dan Bertemu Secara Kolektif; 4) 5) Ini Bertujuan Untuk Membuat Kepu tu sa n Den gan Konsensus Praktik); Dan (Bahkan Jika Konsensus Tidak Tercapai Da lam - - Fokus Kolaborasi Adalah Kebijakan Publik Atau Manajemen. 6) --- , Ansel dan Gash (2007:544)
  • 6. 3 Tahapan Dalam Melakukan Assessment Terhadap Tata Kelola Kolaborasi Who are the key actors that influence decisions in these areas? 1) 2) 3) Mengidentifikasi permasalahan dan Merencanakan aksi kolaborasi; dan peluang; What are the key issues to address? What could we possibly achieve together? Mendiskusikan strategi untuk mempengaruhi What are the most effective ways to influence change? How can collaboration be sustained? Which groups could support these efforts• and which could oppose? How will we measure progress• and learn as we go? Whoelse need s to be involved? What can we do frst? Gambar Kerangka Pikir dalam melakukan Assessment Tata Kelola Kolaborasi
  • 7. Model Collaborative Governance Ansan dan Gash (2012) _, .__ _ I · / Men u ru tnya starting condition mempengaruhi I Institutional Design l~J.iliti;J~vryl,ritll!iii.'i!III!~. ForumExclusiveness.Clear GroundRules.Process rrJruJt>;ID!llL")l proses kolaborasi yang terjadi, dimana proses l StartingConditions tersebut terdiri dari membangun kepercayaan, face to face dialogue, Pwer-Resuunce• · · 1 ~ · K nowledge commitment to process, pemahaman bersama, outcome serta pengambangan antara Desain proses Incentivesfurand Constraus on Frtcipatios kelembagaan transparansi yang serta salah satunya faktor kepemimpinan kolaborasi juga yang yang mempengaruhi dih a rapkan dih arapkan . proses 1 Pel story of StrategicF'fans -Joint Fact Filing -CommunProblem Defimtun -Identificationof CommunValues outcome menghasilkan u Cooperationar Conflict(initial trust level) ; FacilitativeLeadership (includingempowerment Gambar Model Collaborative Governance
  • 8. Panduan Perilaku Kolaboratif Organisasi yang memiliki collaborative culture indikatornya sebagai berikut: 1) 2) Organisasi menganggap perubahan sebagai sesuatu yang alami dan perlu terjadi ; Organisasi diperlukan Organisasi risiko yang menganggap individu (stat) sebagai aset berharga dan membutuhkan upaya yang untuk terus menghormati pekerjaan mereka; memberikan perhatian yang adil ba gi staf yang m au m encoba dan men gambil wajar dalam menyelesaikan tugas mereka (ba h kan ketika terja di kesa lah an ); 3) 4) Pendapat yang berbeda didorong dan didukung dalam organisasi (universitas) Setiap kontribusi dan pendapat sangat dihargai; Masalah dalam organisasi dibahas transparan untuk menghindari konflik ; Kolaborasi dan kerja tim antar divisi adalah didorong; dan 5) 6) 7) Secara keseluruhan, diberikan. setiap divisi memiliki kesadaran terhadap kualitas layan an yan g P~rez Lopez et al (2004 dalam Nugroho, 2018),
  • 9. AKTIVITAS KOLABORASI ORGANISASI ANTAR (1) Kerjasama Informal; (2) Perjanjian Bantuan Bersama; (3) Memberikan Pelatihan; (4) Menerima Pelatihan; (5) Perencanaan Bersama; (6) Menyediakan Peralatan; (7) Menerima Peralatan; (8) Memberikan Bantuan Teknis; (9) Menerima Bantuan Teknis; (10) Memberikan Pengelolaan Hibah; dan (11) Menerima Pengelolaan Hibah. Esteve et al (2013 p 20)
  • 10. > S 4E 9 e r A K H L A Har monis Loyal Adoptif Kolaborat.if LANRI MAKARTI BHAKTI NAGA RI 1) Trust building : membangun kepercayaan dengan stakeholder mitra kolaborasi Face tof f ace Dialogue: m elakukan negosiasi dan baik dan bersu n ggu h -su n ggu h ; 2) 3) Komitmen terhadap proses: pengakuan ownership saling ketergan tu n gan ; sharing dalam proses; serta keterbukaan terkait keuntungan bersama; 4) Pemahaman bersama: berkaitan bersama dengan terkait kejelasan misi, definisi PROSES YANG BARUS DILALUI DALAM MENJALIN KOLABORASI perma sa lah an , serta mengidentifikasi nilai bersama; dan Menetapkan outcome antara. 5) Ansen dan gash (2012 p 550)
  • 11. LANRI MAKARTI BHAKTI NAGA RI L . . A . B . . . O . . A . . . T .. . IF ' . A . . L .. A . . M. . . . . . . . . . . . . . K . . . O . . . . . . . . . . . . R . . . . D . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . • . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . .·. . . . . . . K . ON.T.EKS . ORG .. . . . . . ' . . 1 . . . . . . · - ° . + o ' - ° . ANI" " S" A" SI• • • • • • • • • • • • • • • • • . . . ·._ PEMERINTAH FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN DALAM KOLABORASI ANTAR LEMBAGA PEMERINTAH 1. 2. 3. 4. 5. Kepercayaan, Pembagian kekuasaan, Gaya kepemimpinan, Strategi manajemen dan Formalisasi pada pencapaian kolaborasi yang efisien efektif antara entitas publik Custumato (2021)
  • 12. 1 L A N R I MAKATI BHA Faktor yang dapat menghambat kolaborasi antar organisasi pemerintah Ketidakjelasan batasan masalah karena perbedaan pemahaman dalam kesepakatan kolaborasi. • • Dasar hukum kolaborasi juga tidak jelas.
  • 13. Whole of Government {WoG); Kongkretisasi Kolaborasi Pemerintahan @ Mengenal Whole-of-Government (WoG) sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup tujuan- koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan pembangunan kebijakan, WoG "[it] yang dinyatakan dalam laporan APSC seba ga i denotes p ublic service agencies working across portfolio boundaries to achieve a shared goal and an integrated government response to particular issues. Approaches can be formal and informal. They can focus on policy development, p rogram management and service delivery" (Shergold & others, 2004).
  • 14. ASPEK NORMATIF KOLABORASI PEMERINTAHAN Pasal 34 ayat (4 ) Undang-Undang Nomor 30 Tah u n 2014 tentang Administrasi Pemerintahan diatur bahwa "Penyelenggaraan pemerintahan yang melibatkan Kewenangan lintas Badan dan/ atau Pejabat Pemerintahan dilaksanakan melalui kerja sama antar-Badan dan/ atau Pejabat Pemerintahan yang terlibat, perundang-undangan" kecuali ditentukan lain dalam ketentuan peraturan Dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Bantuan Pejabat Administrasi Pemerintahan diatur antara juga mengenai DASAR HUKUM Kedinasan yaitu kerja guna sama Badan dan/ atau Pemerintahan kelancaran pelayanan Administrasi Pemerintahan di suatu instansi pemerintahan yang membutuhkan .
  • 15. Syarat Badan dan/ atau Pejabat Pemerintahan dapat memberikan Bantuan Kedinasan kepada Badan dan/ atau Pejabat Pemerintahan a. Keputusan dan/ atau Tindakan tidak da pa t dilaksanakan sendiri oleh Badan dan/ atau Pejabat Pemerintahan yang meminta bantuan b. penyelenggaraan pemerintahan tidak dapat dilaksanakan sendiri dimiliki oleh oleh Badan Badan d a n / ata u d a n / ata u Pejabat Pejabat Pem erintahan karen a Pemerintahan; kurangnya tenaga da n fasilitas yang c. da la m ha l m elaksanakan penyelenggaraan pemerinta h a n , Badan da n / a tau Pejabat Pemerin ta ha n tida k memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk melaksanakannya sendiri; apabila untuk menetapkan Keputusan dan melakukan kegiatan pelayanan publik, Badan dan/ atau Pejabat d. Pemerintahan membutuhkan surat keterangan da n berbagai dokumen yang diperlukan dari Badan dan/ atau Pejabat Pemerintahan lainnya; dan/ atau jika penyelenggaraan pemerintahan hanya dapat dilaksanakan dengan biaya, peralatan, dan fasilitas yang besar dan tidak mampu ditanggung sendiri oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan tersebut. e.
  • 16. Badan dan/ atau Pejabat Pemerintahan dapat m enolak memberikan Bantuan Kedinasan apabila: a. Mempengaruhi Kin erja Ba da n Dan/ Atau Pejabat Pemerintahan Pemberi Bantuan; b. Surat Keterangan Dan Dokumen Yang Diperlukan Sesuai Dengan Ketentuan Peraturan Perundangundangan Bersifat Rahasia; Atau c. Keten tu a n Peratu ran Pemberian Bantuan. Perundang-undangan Tidak Memperbolehkan
  • 18. PERHATIKAN!e!6 !0 IWAS A GOVERNMENT BL?EALICRAT, ANO I SHOWEDINITIATIVE. "Sure, we could make it simpler but that would only complicate matters."
  • 19. > BerAKHLAK bangga mel~ yani bangsa Bororiortasi Poi ayana n Auntcbol Kompo tan Har monis Loyal Adoptif Kolaborat.if
  • 20. > 8 e r A M H A Hcrmonl, Loyol Adopllf Kolaboratlf K 4 # E . , . . Mengapa Koordinasi? No phrase expresses as frequent a complaint about the [federal] bureaucracy as does "lack of coordination." No suggestion for reform is more common than "what we need is more coordination." o o v i v a s i Pressman and Wildavsky (1984:133)
  • 21. > 4EE: a . 9 s y A K H L A Har monis Loyal Adoptif Kolaborat.if K Whole of Government (NLANE! • WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif dari keseluruhan sektordalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan bersama dalam bidang pembangunan kebijakan, manajemen programdanpelayananpublik. • WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu yang pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan g$} e I terkaitdenganurusan-urusanyangrelevan. l " s • 4
  • 22. > K 4EE: 9 s y A K H L A Har monis Loyal Adoptif Kolaborat.if Mengapa WOG ... (1) • Adanya dalam faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik mewujudkan integrasi kebijakan, program tercipta pembangunan dan pelayanan agar penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik. • Faktor-faktor ketimpangan internal kapasitas dengan sektoral adanya sebagai fenomena akibat dari adanya nuansa kompetisi antar sektor dalam pembangunan • Khususnya dalam konteks Indonesia, keberagaman latar latar belakang belakang bangsa nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk lainnya mendrong adanya potensi disintegrasi
  • 23. Mengapa WoG ... (2) • Siloisasi,_ prinsip single-purpose organizations, dengan ariyak spesialisasi serta peran dan fungsi nor-overlapping mhendorong: • • • Fragmentasi Kewenangan terpusat di sektor Kurangnya kerjasama dan koordinasi, yang menyebabkan efektivitas dan efisiensi • Devolusi Struktural, desentralisasi, penyerahan kewenangan dari pusat ke daerah yang berlebihan • Persepsi mengenai dunia yang semakin tidak aman dan berbahaya. lsu terorisme, radikalisme, perubahan iklim, dll.
  • 24. > 4EE: a . 9 s y A K H L A Har monis Loyal Adoptif Kolaborat.if K Manfaat WoG (NLANR Biaya (cost) Pemborosan (waste) Duplikasi pekerjaan lnkonsistensi kebijakan Waktu penyelesaian layanan tertentu • • • • • • Efisiensi Sharing • • • • • lnformasi Lingkungan kerja Daya saing Akuntabilitas Koherensi kebijakan Diadopsi dari Colgan, A., Kennedy, L.A. and Doherty, N. (2014)
  • 25. > K 4EE: 9 s y A K H L A Har monis Loyal Adoptif Kolaborat.if Keuntungan WoG • Outcomes-focused Berfokus pada outcome yang tidak dapat dicapai oleh sektoral secara masing-mnasing. Boundary-spanning Implementasi kebijakan tidak hanya melibatkan satu instansi, tetapi linfas instansi Enabling WoG membuatpemerintah lebih mampu menangani tantangan kebijakan yang kompleks Strengthening prevention WoG mendorong pencegahan terhadap masalah yang mungkin berkembang lebih jauh K/L • • •
  • 26. > 4EE: a . 9 s y A K H L A Har monis Loyal Adoptif Kolaborat.if K WoG dalam llustrasi (NUN" Sektoral A shared goal/ common enemy K/L Sektoral Joined-up K/L Sektoral Sektoral
  • 27. > 4EE: 9 s y A K H L A Har monis Loyal Adoptif Kolaborat.if K Reaksi terhadap disagregasi birokrasi dalam NPM Respon terhadap "wicked problems" Tingginya angka kriminalitas dapat dijelaskan dalam beberapa • • cara: jumlah memadai, polisi yang kurang, terlalu banyak penjahat, kemiskinan, budaya, terlalu banyak senjata, Strategic enabler WoG mendorong emahaman isu yang lebih Respon terhadap tekanan luar hukum yang tidak dsb. • strategis dan berjangka panjang. • Tekanan internasional merupakan situasi tidak terhindarkan yang harus dihadapi oleh pemerintah
  • 28. > 4EE: 9 s y A K H L A Har monis Loyal Adoptif Kolaborat.if K Bentuk WoG • Integrating Service Delivery (ISD) Proses penyatuan pemberian layanan Koordinasi dan Kolaborasi ( kepada publik / ~ • ,..... ~ dalam · Pemerintah horizontal yang berkoordinasi atau berkolaborasi mencapai tujuan bersama Integrating and Rebalancing Governance Kontrol politik dan otonomi administrasi seperti di lnggris Culture Change • • Konsep-konsep social glue (perekat), budaya organise
  • 29. Praktek WoG • PENGUATAN KOORDINASI ANTAR LEMBAGA Mengurangi jumlah lembaga yang ada sampai mendekati jumlah yang ideal untuk sebuah koordinasi. Dengan jumlah lembaga yang rasional, maka koordinasi dapat dilakukan lebih mudah MEMBENTUK LEMBAGA KOORDINASI KHUSUS Pembentukan lembaga terpisah dan permanen yang bertugas dalam mengkoordinasikan sektor atau kementerian adalah salah satu cara melakukan WoG MEMBENTUK GUGUS TUGAS Gugus tugas merupakan bentuk pelembagaan koordinasi yang dilakukan di luar struktur formal, yang sidatnya tidak permanen KOALISI SOSIAL Koalisi sosial ini merupakan bentuk informal dari penyatuan koordinasi antar sektor atau lembaga, tanpa perlu membentuk pelembagaan khsus dalam koordinasi ini • • •
  • 30. Bagaimana Caranya? Keterangan Pengembangan strategi dengan mempertimbangkan dampak Kategori Koordinasi Tipe Penyertaan Dialog Pertukaran informasi Perencanaan bersama, kerjasama sementara Kolaborasi sementara Perencanaan jangka panjang, kerjasama pada pekerjaan besar yang menjadi urusan utama salah satu peserta kerjasama Entitas yang terpisah, dimiliki bersama, dibentuk sebagai mekanisme integratif Perencanaan jangka panjang, kerjasama pada isu besar yang menjadi urusan utama salah satu peserta kerjasama Unifikasi resmi, identitas masing-masing masih nampak Penggabungan ke dalam struktur baru J Joint Joint Joint planning working venture lntegrasi Sate lit Kedekatan dan pelibatan Aliansi strategis Union Merger
  • 31. T : n Praktek WoG • Kapasitas SDM dan institusi Kapasitas kapasitas terjadinya kualifikasi SDM dan instit usi-instit usi yang terlibat dalam WoG tidaklah sama. Perbedaan ini bisa menjadi kendala serius ketika pendekatan WoG, misalnya, mendorong ~ merger atau akuisisi yang berbeda. kelembagaan, di mana terjadi penggabungan SDM dengan I] { I I • I I • Nilai dan budaya organisasi Seperti halnya kapasitas SDM dan institusi, nilai dan budaya organisasi pun menjadi kendala manakala terjadi upaya kolaborasi sampai dengan penyatuan kelembagaan • Kepemimpinan Kepemimpinan menjadi salah satu kunci penting dalam pelaksanaan WoG. Kepemimpinan yang dibutuhkan adalah kepemimpinan yang mampu mengakomodasi perubahan nilai dan budaya organisasi serta meramu SDM yang tersedia guna mencapai tujuan yang diharapkan.
  • 32. WoG Berdasarkan Jenis • Pelayanan yang bersifat adminisitratif Pelayanan publik yang menghasilkan berbagai produk dokumen resmi yang dibutuhkan warga masyarakat Pelayanan jasa Pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan warga masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, perhubungan, dan lainnya Pelayanan barang Pelayanan yang menghasilkan jenis barang yang dibutuhkan warga massyarakat, seperti misalnya jalan, perumahan, jaringan telepon, listrik, air bersih, dan seterusnya Pelayanan regulatif Pelayanan melalui penegakan hukuman dan peraturan perundang• undangan, maupun kebijakan publik yang mengatur sendi-sendi kehidupan masyarakat • • •
  • 33. Berdasarkan Pelayanan Teknis Fungsional Pola • Suatu pola pelayanan publik yang diberikan oleh suatu instansi pemerintah sesuai dengan bidang tugas, fungsi dan kewenangannya • Pelayanan Satu Atap Pola pelayanan yang dilakukan secara terpadu pada satu instansi pemerintah yang bersangkutan sesuai kewenangan masing-masing • Pelayanan Satu Pintu Merupakan pola pelayanan masyarakat yang diberikan secara tunggal oleh suatu unit kerja pemerintah berdasarkan pelimpahan wewenang dari unit kerja pemerintah terkait lainnya yang bersangkutan • Pelayanan Terpusat Pelayanan masyarakat yang dilakukan oleh suatu instansi pemerintah yang bertindak selaku koordinator terhadap pelayanan instansi pemerintah lainnya yang terkait dengan bidang pelayanan masyarakat yang bersangkutan • Pelayanan Elektronik Pola pelayanan yang paling maju dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi
  • 34. > BerAKHLAK bangga mel~ yani bangsa Bororiortasi Poi ayana n Auntcbol Kompo tan Har monis Loyal Adoptif Kolaborat.if a n