Dokumen tersebut membahas tentang sistem penghargaan karyawan. Pertama, dibahas tentang kasus perusahaan manufaktur robot yang memberikan bonus dan pembagian laba sebagai penghargaan namun kemudian mengalami penurunan kinerja sehingga program tersebut dihilangkan. Kedua, dibahas implikasi program variabel bayaran terhadap kinerja karyawan dan alternatif penghargaan berupa pengakuan kinerja. Ketiga, disimpulkan bahwa program vari
1. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karyawan dan perusahaan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
Karyawan memegang peran utama dalam menjalankan roda kehidupan perusahaan
dan pelaku aktif dari setiap aktivitas organisasi. Roda kehidupan perusahaan yang baik
adalah apabila perusahaan tersebut memiliki kinerja karyawan yang baik sehingga
mampu menciptakan kinerja perusahaan yang baik pula. Karyawan adalah seorang
manusia yang memiliki sifat kemanusiaan, perasaan dan kebutuhan yang beraneka
ragam. Kebutuhan ini bersifat fisik maupun non fisik yang harus dipenuhi agar dapat
hidup dengan layak. Oleh karena itu, pihak manajemen perusahaan harus berusaha
untuk memenuhi segala sesuatu yang menjadi hak para karyawannya agar saling
menguntungkan satu sama lain sehingga tujuan utama dari organisasi tersebut dapat
tercapai. Adapun yang menjadi hak dari karyawan antara lain mendapatkan jaminan
kesehatan, jaminan keselamatan dalam bekerja, upah atau gaji yang layak,
kompensasi, tunjangan hari tua, tunjangan pendidikan dan lain-lain.
Pada sebuah organisasi atau perusahaan, para pegawai senantiasa
mengharapkan penghasilan yang memadai demi kebutuhannya. Pada kondisi seperti
ini setiap pimpinan perusahaan harus memberikan kompensasi dan penghargaan yang
terbaik bagi mereka, baik berupa fisik maupun non fisik. Bentuk penghargaan fisik
dapat diberikan berupa gaji atau upah yang memadai, bonus, tunjangan hari raya,
tunjangan kesahatan dan lain – lain. Sedangkan penghargaan non fisik dapat diberikan
berupa pengakuan terhadap karyawan, menjalin kedekatan atau keakraban bersama
karyawan, menghargai karya-karya karyawan dengan ucapan terimakasih, perilaku
atau sikap lainnya yang ditunjukan dengan kebaikan dan keramahan terhadap para
karyawan sehingga mereka merasa dihargai dan diakui keberadaannya.
Pimpinan atau pihak manajemen perusahaan yang baik akan senantiasa
memberikan penghargaan dan kompensasi tersebut dalam kondisi apapun, baik
kondisi perusahaan dalam keadaan maju atau bahkan sedang mengalami kemunduran.
Namun, apabila perusahaan dalam kondisi yang tidak baik maka pimpinan harus dapat
mengatur sistem bayaran yang baik sesuai dengan kinerja para karyawannya. Hal yang
2. sama dapat ditemukan pada kasus di sebuah perusahaan manufaktur robot yang para
karyawannya kehilangan penghasilan tambahan. Pada kasus tersebut seorang
pimpinan harus dapat mengambil sebuah keputusan yang tepat dan bijaksana agar
tidak saling merugikan satu sama lain. Untuk pembahasan mengenai kasus tersebut
akan dibahas selanjutnya.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah berdasarkan pada kasus tersebut antara lain :
a. Implikasi – implikasi apa saja yang berhubungan dengan bayaran untuk kinerja
karyawan pada kasus tersebut ?
b. Alternatif apa yang diberikan oleh seorang pimpinan kepada karyawanuntuk
memberikan kompensasi yang tidak akan menempatkan kesukaran yang tidak
semestinya pada faktor organisasi tersebut.
3. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ringkasan Kasus
Ketika Penghasilan Tambahan Hilang
Sean adalah CEO di sebuah perusahaan manufaktur robot yang berlokasi di
Midwestern United States. Perusahaan tersebut menjadi kaya pada tahun 1990an,
pendapatan penjualan hampir naik tiga kali lipat dan angkatan kerja perusahaan naik
dua kali lipat. Harga saham perusahaan naik. Karyawannya menjadi kaya karena
perusahaan tersebut mempunyai sistem kompensasi bayaran untuk kinerja. Setiap
tahun, 20 persen laba perusahaan disisihkan dalam dana bonus dan digunakan untuk
menghargai karyawan. Pembagian laba tambahan meningkat hingga tahun 1999 dan
menurun pada tahun 2000 nya. Perusahaan mulai kehilangan uang pada tahun 2001
dan 2002, sehingga tidak ada keuntungan untuk saham.
Situasi Sean tampaknya sangat umum di antara banyak perusahaan.
Karyawan pada tahun 2002 dan 2003 acap kali sudah merasa senang hanya dengan
memiliki suatu pekerjaan, insentif yang mereka sukai pada tahun 1990-an mulai
menghilang. Sebuah survei pada tahun 2002 terhadap 391 perusahaan menemukan
bahwa 48 persen perusahaan berencana menurunkan penghargaan berdasarkan kinerja,
baik untuk manajer maupun pekerja, dalam 12 bulan mendatang.
2.2 Implikasi – implikasi yang berhubungan dengan bayaran kinerja
karyawan pada kasus tersebut.
Berdasarkan kasus Sean Neale tersebut terdapat implikasi-implikasi yang
berhubungan dengan bayaran untuk kinerja para karyawan. Adapun implikasi tersebut
yaitu perusahaan memberikan penghargaan kepada karyawan melalui program
variabel bayaran. Pada kasus tersebut, perusahaan memberikan penghargaan kepada
karyawan berupa sistem kompensasi bayaran untuk kinerja. Perusahaan memberikan
program tersebut karena pada tahun 1990-an, posisi keuangan perusahaan sangat baik.
Program variabel bayaran merupakan sebuah rencana bayaran berdasarkan beberapa
ukuran kinerja individual atau organisasional. Program variabel bayaran yang
4. diterapkan pada kasus tersebut yaitu berupa pembagian laba dan bonus. Laba yang
diberikan oleh perusahaan manufaktur robot tersebut merupakan hasil dari perhitungan
profit yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut sedangkan bonus merupakan
program bayaran yang diberikan sebagai bentuk penghargaan kepada karyawan atas
kinerja yang telah mereka lakukan.
Kedua program variabel bayaran tersebut dapat meningkatkan motivasi dan
produktivitas kinerja karyawan. Apabila program bayaran tersebut tidak terwujud,
maka karyawan akan merasa tidak puas terhadap kebijakan yang diberikan oleh pihak
manajemen. Pada kasus tersebut, awalnya perusahaan mampu membayar kompensasi
berupa laba dan bonus kepada para karyawannya namun, pada tahun 2001 perusahaan
tersebut mulai kehilangan uang sehingga tidak mendapatkan keuntungan lagi. Hal ini
berdampak pada kinerja, movitasi dan produktivitas karyawan pada perusahaan
tersebut. Pihak manajemen perusahaan perlu memikirkan alternative lain untuk
mengatasi permasalahan tersebut agar dapat segera diselesaikan dengan baik dan
benar.
Berdasarkan kasus tersebut maka implikasi yang ditemukan mengenai sistem
bayaran yaitu adanya program variabel bayaran dengan peningkatan kinerja karyawan,
apabila program variabel bayaran tersebut dipenuhi oleh pihak manajemen maka akan
meningkatkan produktivitas, motivasi dan kinerja karyawan pada pekerjaannya. Selain
dapat meningkatkan produktivitas, motivasi dan kinerja karyawan, program tersebut
dapat memberikan kepuasan dan rasa adil terhadap karyawan karena kerja keras
mereka dalam bekerja telah diakui dan dihargai.
Alternatif untuk memberikan kompensasi kepada karyawan yang tidak akan
menempatkan kesukaran yang tidak semestinya pada faktor organisasi.
Terdapat banyak cara dalam memberikan suatu penghargaan dari organisasi
terhadap karyawannya. Penghargaan tersebut dapat berupa penghargaan intrinsik dan
ekstrinsik. Apabila dilihat dari kasus Sean Neale yang pernah mengalami masa
kejayaan dimana pada tahun 1990-an pendapatan penjualan mereka meningkat
sehingga harga saham perusahaannya pun ikut meningkat menjadikan jumlah
kompensasi yang dikeluarkan untuk menghargai karyawan cukup besar. Dalam kasus
5. ini sistem kompensasi yang diterapkan adalah program variabel bayaran berupa bonus
dan pembagian laba yang dibuat berdasarkan tingkat kinerja mereka. Namun pada
tahun-tahun selanjutnya situasi perusahaan mulai berubah, dimana pada awal tahun
2000 insentif yang dikeluarkan perusahaan mulai menurun dan pada tahun selanjutnya
perusahaan kehilangan uang sehingga tidak ada lagi keuntungan untuk saham mereka.
Hal ini mengakibatkan dana bonus dan pembagian laba menghilang.
Dari permasalahan ini, perlu cara kreatif atau alternatif lain untuk membuat
karyawannya tetap termotivasi. Apabila dilihat dari kondisi Perusahaan yang
sebetulnya tampak umum di antara banyak perusahaan, alternatif yang dapat dilakukan
adalah dengan memberikan penghargaan intrinsik. Penghargaan intrinsik merupakan
penghargaan yang diterima seseorang sebagai imbalan atas jerih payahnya yang tidak
dalam bentuk uang. Biasanya penghargaan tersebut dapat berupa rasa aman dalam
pekerjaan, symbol status dan harga diri.
Penghargaan intrinsik dapat berupa program pengakuan karyawan, hal ini
berhubungan dengan cara-cara dimana manajer bisa menghargai dan memotivasi
kinerja karyawan. Suatu pengakuan dari Perusahaan (Manajer) merupakan faktor
penting setelah pencapaian kerja dalam meningkatkan motivasi karyawan, pengakuan
ini dapat berupa pujian atas prestasi secara langsung atau tidak langsung. Pujian secara
langsung diberikan ketika manajer secara langsung memberikan pujian terhadap
individu yang kinerjanya baik di depan individu lainnya agar merekapun dapat ikut
termotivasi. Adapun pujian secara tidak langsung dapat diberikan melalui papan
buletin “karyawan bulan ini” dimana pujian ini merupakan suatu penghargaan bulanan
atas usaha yang luar biasa dari karyawan yang terlibat. Selain pujian dapat pula
dilakukan dengan cara promosi karyawan, menambah wewenang, kejutan dan lain-
lain. Dari hal tersebut dapat diakui bahwa suatu pengakuan karyawan merupakan
motivator yang kuat di tempat kerja mereka.
6. BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan pada kasus tersebut maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Perusahaan dalam memberikan penghargaan dapat dilakukan dengan berbagai
cara. Salah satunya yaitu dengan memberikan program-program variabel bayaran.
Program variabel bayaran ini ternyata mampu meningkatkan kinerja, motivasi dan
produktivitas karyawan dalam pekerjaannya. Pada kasus Sean Neale tersebut,
perusahaan mampu memberikan bayaran berupa pembagian laba dan bonus
kepada para karyawannya karena pada tahun 1990-an perusahaan sedang dalam
kondisi maju sehingga para karyawannya menjadi sejahtera. Hal ini berbeda pada
tahun 2001 yang mengalami kemunduran bahkan kehilangan penghasilan sehingga
akan berpengaruh juga terhadap kesejahteraan karyawannya. Dapat disimpulkan
juga bahwa Sean Neale menerapkan sistem-sistem pembayaran terhadap
karyawannya yang dikemukakan oleh Robbin, yaitu menggunakan program
variabel bayaran berupa pembagian laba dan bonus. Hal ini berhasil membuat
sejahtera para karyawannya.
2. Dilihat dari pembahasan kasus rumusan kedua yakni alternatif apa yang dapat
ditawarkan kepada karyawan dalam memberikan kompensasi adalah dengan
menerapkan penghargaan intrinsik berupa program pengakuan karyawan.
Penghargaan intrinsik merupakan penghargaan yang diterima seseorang
(karyawan) sebagai imbalan atas jerih payahnya yang tidak dalam bentuk uang.
Biasanya penghargaan tersebut dapat berupa rasa aman dalam pekerjaan, simbol
status dan harga diri. Suatu pengakuan dari Perusahaan (Manajer) merupakan
faktor penting setelah pencapaian kerja dalam meningkatkan motivasi karyawan,
pengakuan ini dapat berupa pujian secara langsung atau tidak langsung. Pujian
secara langsung diberikan ketika manajer secara langsung memberikan pujian
terhadap individu yang kinerjanya baik di depan individu lainnya agar merekapun
dapat ikut termotivasi. Adapun pujian secara tidak langsung dapat diberikan
melalui papan buletin “karyawan bulan ini” dimana pujian ini merupakan suatu
penghargaan bulanan atas usaha yang luar biasa dari karyawan yang terlibat.
7. DAFTAR PUSTAKA
Robbins, Stephen P & Timothy A. Judge. 2009. Perilaku Organisasi,
Organizational Behaviour. Jakarta: Salemba Empat
Dewi, Tri Susanti. 2012. Sistem Penghargaan Karyawan.
http://www.hrcentro.com/artikel/Sistem_Penghargaan_Karyawan_121001.
html (diakses pada tanggal 5 Oktober 2013)
_____. 2008. Pengakuan atas prestasi karyawan. http://indosdm.com/pengakuanatas-
prestasi-karyawan (diakses pada tanggal 5 Oktober 2013)
Tim Studi Penerapan ESOP Emiten / Perusahaan Publik di Pasar Modal Indonesia.
2002. Laporan Studi Tentang Penerapan ESOP (Employee Stock Ownership
Plan) Emiten Atau Perusahaan Publik di Pasar Modal Indonesia.