SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Nama : Evi Ariskawati NIM : 12030112120007 Kelas : F
1. Judul artikel penelitian
“Determinants of Academic Cheating Behavior: The Future for Accountancy in
Ireland”
2. Variabel penelitian
Variabel Dependent Variabel Independent Variabel Kontrol
Ketidaktoleransian mahasiswa
terhadap perilaku kecurangan
Gender Pre-education
Relativisme Usia
Idealisme Universitas
3. Hipotesis penelitian
H1: Tidak ada hubungan antara ketidaktoleransian mahasiswa S1 akuntansi terhadap
perilaku kecurangan dan jenis kelamin (gender).
H2: Terdapat hubungan negatif antara ketidaktoleransian mahasiswa S1 akuntansi
terhadap perilaku kecurangan dan tingkat relativisme mereka.
H3: Terdapat hubungan positif antara ketidaktoleransian mahasiswa S1 akuntansi
terhadap perilaku kecurangan da tingkat idealisme mereka.
4. Konsep variable dan cara mengukurnya
Variabel :
a. Kecurangan dalam Konteks Akademik (Cheating in Academic Contex)
Kecurangan (cheating) dalam hal ini didefinisikan sebagai perilaku tidak jujur atau
tidak adil untuk menambah keuntungan. Ketika diaplikasikan dalam konteks
lingkungan akademis, definisi ini menjelaskan tentang tingkat kemungkinan pelajar
untuk terlibat atau terikat perilaku kecurangan. Penelitian sebelumnya telah
memperkenalkan beberapa contoh tindak kecurangan, seperti misalnya penggunaan
bahan atau materi yang tidak diperbolehkan ketika ujian; memalsukan informasi,
referensi, atau hasil; plagiarisme; memberikan saksi palsu untuk tidak mengikuti
ujian; dan membantu peajar lain untuk melakukan tindak kecurangan.
b. Gender
Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi penilaian etika baik di kelas atau
dalam lingkunagn kerja, geder adalah faktor penentu yang paling umum digunakan.
Namun beberapa penelitian menunjukkan hasil yang tidak konsisten untuk variabel
ini. Ketidakkonsistenan antar penelitian ini menggambarkan pandangan yang
berbeda anatara dua teori utama yang mendasari hubungan antara gender dan moral
judgment. Kedua teori ini adalah Gender Socialization Theory dan Structural Theory.
Gender Socialization Theory berpendapat bahwa identitas gender, yang baru di
tetapkan baru-baru ini, berakibat membawa nilai etika yang berbeda pada laki-laki
dan perempuan untuk menunjang etika akademis atau lingkuangan kerja mereka, dan
juga sebagai konsekuensinya, mengakibatkan mereka membuat keputusan etis yang
berbeda. Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa perbedaan perspektif gender
adalah hasil dari pendekatan struktural yang mengusulkan bahwa nilai yang berbeda
yang mungkin berbeda antara laki-laki dan perempuan berangsur menghilang seiring
dengan laki-laki dan perempuan tersebut berada dalam pendidikan, progam trainig,
lingkungan kerja, dan dan struktur upah yang sama.
c. Ethical Ideology
Ethical Ideology diidentifikasikan sebagai suatu pendekatan pembuatan keptusan etis
dan dipertimbangkan sebagai faktor penentu penilian etika. Menurut Schelenker dan
Forsyth (1977) satu ideologi etika terdiri dari dua skala yaitu, idealisme dan
relativisme. Idealisme merujuk pada tingkat apakah seseorang benar-benar tulus
memperhatikan kesejahteraan orang-orang di sekitarnya dan hanya akan mengambil
tindakan yang tidak akan melukai orang lain. Sedangkan relativisme merujuk pada
penerimaan kebiasaan moral.
Pengukuran:
1. Mengukur Perilaku Kecurangan (Cheating Behavior)
Hipotesis yang telah dikembangkan diukur menggunakan Logit model untuk memahami
hubungan antara ketidaktoleransian mahasiswa terhadapa prilaku kecurangan, gender,
idealisme, dan relativisme. Kuisioner terdiri dari 3 bagian yang dikembangkan dan
dibagikan di tiga universitas yang berbeda.
Bagian pertama dari kuisioner didesain untuk memperoleh informasi umum dari
responden, seperti jenis kelamin dan asal negara atau kota dimana responden menjalani
pendidikan sebelum masuk universitas.
Bagian kedua terdiri dari pernyataan-pernyataan yang membahas mengenai perilaku
tidak etis di dalam kelas yang diadopsi dari Cheating Behaviour Questionnaire (CBQ)
dikembangkan oleh Foreest dan Pritchett (1990). Kuesioner ini terdiri dari tiga wilayah
perilaku yang didentifikasi, yaitu: perilaku yang berhubungan dengan kecurangan saat
ujian, perilaku berhubungan dengan tindakan kecurangan pada aktivitas penilain yang
berkelanjutan, dan aspek umum lainnya dari perilaku kecurangan.
2. Mengukur Jenis Kelamin (Gender)
Jenis kelamin diukur menggunakan variable dummy, 1 untuk mahasiswa berjenis
kelamin perempuan, dan 0 untuk mahasiswa berjenis kelamin pria.
3. Mengukur relativisme dan idealisme
Pengukuran tingkat relativisme dan idealisme mahasiswa menggunakan Ethical Position
Questionneir (EPQ) yang dikembangkan oleh Forsyth (1980). Kuesioner ini terdiri dari
20 pernyataan, 10 pernyataan mengukur relativisme, dan 10 pernyataan lain untuk
mengukur tingkat idealisme.
Hipotesis 1-3 secara empiris diuji menggunakan urutan Logit model berikut:
Model ini juga memasukkan variabel kontrol. Pertama PRE-ED atau pendidikan kota
atau negara asal pendidikan responden, diukur dengan variabel dummy, 1 jika
mahasiswa sebagian besar pendidikannya di luar Ireland, dan 0 jika tidak.
Kemudian AGE untuk mengukur usia mahasiswa. Dan terakhir adalah UNI yaitu
mengukur kergaman universitas responden. Variabel diberi kode 1 untuk universitas 1, 2
untuk universitas 2, dan 3 untuk universitas 3.
5. Alat statistic yang digunakan dalam pengujian
Analisis data dilakukan menggunakan multivariate analisis yang dihitung
menggunakan IBM SPSS.
6. Penjelasan Tabel Hasil
Hipotesis 1 : Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel GENDER behubungan secara
positif dan signifikan dengan variabel WBEH dengan tingkat signifikansi 1%. Hasil ini
menjelaskan penolakan terhadap hipotesis 1 dan menyatakan bahwa mahasiswi akuntansi S1
secara signifikan lebih tidak bertoleransi terhadap perilaku kecurangan akademis dari pada
mahasiswa (laki-laki).
Hipotesis 2 : Tidak ada hubungan antara variabel WBEH dan variabel REL
Hipotesis 3 : Idealisme (IDEAL) secara garis besar berhubungan dengan variabel WBEH pada
tingkat thresholds (ambang) yang paling tinggi (4-5). Hasil ini menyatakan bahwa mahasiswa
dengan tingkat ketidaktoleransian terhadap perilaku kecurangan akademik yang paling tinggi
cenderung lebih idealis sementara relativisme tidak mendukung ketidaktoleransian mahasiswa
terhadap perilaku kecurangan.
Contoh Soal untuk meamahami Jurnal Internasional
Contoh Soal untuk meamahami Jurnal Internasional

More Related Content

Similar to Contoh Soal untuk meamahami Jurnal Internasional

ISU DAN TREND DALAM PENDIDIKAN MORAL
ISU DAN TREND DALAM PENDIDIKAN MORALISU DAN TREND DALAM PENDIDIKAN MORAL
ISU DAN TREND DALAM PENDIDIKAN MORALshishamuddin1979
 
4359-8490-1-SM.pdf
4359-8490-1-SM.pdf4359-8490-1-SM.pdf
4359-8490-1-SM.pdfArisandi45
 
1537 4204-1-sm
1537 4204-1-sm1537 4204-1-sm
1537 4204-1-smegyd welyn
 
JURNAL KARIER TEORI HOLLAND (REFERENSI)
JURNAL KARIER TEORI HOLLAND (REFERENSI)JURNAL KARIER TEORI HOLLAND (REFERENSI)
JURNAL KARIER TEORI HOLLAND (REFERENSI)Nur Arifaizal Basri
 
Gender dalam Perspektif Academic Self-Efficacy dan Kecurangan Teknologi Infor...
Gender dalam Perspektif Academic Self-Efficacy dan Kecurangan Teknologi Infor...Gender dalam Perspektif Academic Self-Efficacy dan Kecurangan Teknologi Infor...
Gender dalam Perspektif Academic Self-Efficacy dan Kecurangan Teknologi Infor...Hendra Gunawan
 
Gaya penyelesaian konflik
Gaya penyelesaian konflikGaya penyelesaian konflik
Gaya penyelesaian konflikAyarx Oren
 
Makalah sarbaini FKIP UNLAM
Makalah sarbaini FKIP UNLAMMakalah sarbaini FKIP UNLAM
Makalah sarbaini FKIP UNLAMAnang Sarbaini
 
Hubungan pemberian hukuman dan kedisiplinan siswa di sdn
Hubungan pemberian hukuman dan kedisiplinan siswa di sdnHubungan pemberian hukuman dan kedisiplinan siswa di sdn
Hubungan pemberian hukuman dan kedisiplinan siswa di sdnAnggya Avosma
 
[Metpen pgsd2015] 3. metode penelitian 2,3,12 (kelompok 5)
[Metpen pgsd2015] 3. metode penelitian 2,3,12 (kelompok 5)[Metpen pgsd2015] 3. metode penelitian 2,3,12 (kelompok 5)
[Metpen pgsd2015] 3. metode penelitian 2,3,12 (kelompok 5)Ida Susanti
 
Hubungan antara kepribadian ekstrovert dengan perilaku agresi
Hubungan antara kepribadian ekstrovert dengan perilaku agresiHubungan antara kepribadian ekstrovert dengan perilaku agresi
Hubungan antara kepribadian ekstrovert dengan perilaku agresiayukusdiana
 
Budaya Mencontek di Kalangan Pelajar
Budaya Mencontek di Kalangan PelajarBudaya Mencontek di Kalangan Pelajar
Budaya Mencontek di Kalangan PelajarWayan Permadi
 
Penyusunan tes diagnostik 1
Penyusunan tes diagnostik 1Penyusunan tes diagnostik 1
Penyusunan tes diagnostik 1Sugiatno Sakidin
 
Kelp ika kurnia r. kelebihan dan kekurangan behavioralisme
Kelp ika kurnia r.   kelebihan dan kekurangan behavioralismeKelp ika kurnia r.   kelebihan dan kekurangan behavioralisme
Kelp ika kurnia r. kelebihan dan kekurangan behavioralismeBuntaran wasi
 
Benarkah self esteem mempengaruhi prestasi akademik
Benarkah self esteem mempengaruhi prestasi akademikBenarkah self esteem mempengaruhi prestasi akademik
Benarkah self esteem mempengaruhi prestasi akademikBisma Anggara
 
“PENERAPAN ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENGURANGI PERILAKU NEGATIF BERPACARAN PA...
“PENERAPAN ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENGURANGI PERILAKU NEGATIF BERPACARAN PA...“PENERAPAN ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENGURANGI PERILAKU NEGATIF BERPACARAN PA...
“PENERAPAN ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENGURANGI PERILAKU NEGATIF BERPACARAN PA...Ratih Aini
 

Similar to Contoh Soal untuk meamahami Jurnal Internasional (20)

ISU DAN TREND DALAM PENDIDIKAN MORAL
ISU DAN TREND DALAM PENDIDIKAN MORALISU DAN TREND DALAM PENDIDIKAN MORAL
ISU DAN TREND DALAM PENDIDIKAN MORAL
 
4359-8490-1-SM.pdf
4359-8490-1-SM.pdf4359-8490-1-SM.pdf
4359-8490-1-SM.pdf
 
1537 4204-1-sm
1537 4204-1-sm1537 4204-1-sm
1537 4204-1-sm
 
JURNAL KARIER TEORI HOLLAND (REFERENSI)
JURNAL KARIER TEORI HOLLAND (REFERENSI)JURNAL KARIER TEORI HOLLAND (REFERENSI)
JURNAL KARIER TEORI HOLLAND (REFERENSI)
 
Hasil perilaku
Hasil perilakuHasil perilaku
Hasil perilaku
 
Gender dalam Perspektif Academic Self-Efficacy dan Kecurangan Teknologi Infor...
Gender dalam Perspektif Academic Self-Efficacy dan Kecurangan Teknologi Infor...Gender dalam Perspektif Academic Self-Efficacy dan Kecurangan Teknologi Infor...
Gender dalam Perspektif Academic Self-Efficacy dan Kecurangan Teknologi Infor...
 
Gaya penyelesaian konflik
Gaya penyelesaian konflikGaya penyelesaian konflik
Gaya penyelesaian konflik
 
Makalah sarbaini FKIP UNLAM
Makalah sarbaini FKIP UNLAMMakalah sarbaini FKIP UNLAM
Makalah sarbaini FKIP UNLAM
 
P3 metode penelitian
P3 metode penelitianP3 metode penelitian
P3 metode penelitian
 
tingkah laku berisiko
tingkah laku berisikotingkah laku berisiko
tingkah laku berisiko
 
Bab IR
Bab IRBab IR
Bab IR
 
Hubungan pemberian hukuman dan kedisiplinan siswa di sdn
Hubungan pemberian hukuman dan kedisiplinan siswa di sdnHubungan pemberian hukuman dan kedisiplinan siswa di sdn
Hubungan pemberian hukuman dan kedisiplinan siswa di sdn
 
[Metpen pgsd2015] 3. metode penelitian 2,3,12 (kelompok 5)
[Metpen pgsd2015] 3. metode penelitian 2,3,12 (kelompok 5)[Metpen pgsd2015] 3. metode penelitian 2,3,12 (kelompok 5)
[Metpen pgsd2015] 3. metode penelitian 2,3,12 (kelompok 5)
 
Hubungan antara kepribadian ekstrovert dengan perilaku agresi
Hubungan antara kepribadian ekstrovert dengan perilaku agresiHubungan antara kepribadian ekstrovert dengan perilaku agresi
Hubungan antara kepribadian ekstrovert dengan perilaku agresi
 
Budaya Mencontek di Kalangan Pelajar
Budaya Mencontek di Kalangan PelajarBudaya Mencontek di Kalangan Pelajar
Budaya Mencontek di Kalangan Pelajar
 
Penyusunan tes diagnostik 1
Penyusunan tes diagnostik 1Penyusunan tes diagnostik 1
Penyusunan tes diagnostik 1
 
Bab[8]
Bab[8]Bab[8]
Bab[8]
 
Kelp ika kurnia r. kelebihan dan kekurangan behavioralisme
Kelp ika kurnia r.   kelebihan dan kekurangan behavioralismeKelp ika kurnia r.   kelebihan dan kekurangan behavioralisme
Kelp ika kurnia r. kelebihan dan kekurangan behavioralisme
 
Benarkah self esteem mempengaruhi prestasi akademik
Benarkah self esteem mempengaruhi prestasi akademikBenarkah self esteem mempengaruhi prestasi akademik
Benarkah self esteem mempengaruhi prestasi akademik
 
“PENERAPAN ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENGURANGI PERILAKU NEGATIF BERPACARAN PA...
“PENERAPAN ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENGURANGI PERILAKU NEGATIF BERPACARAN PA...“PENERAPAN ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENGURANGI PERILAKU NEGATIF BERPACARAN PA...
“PENERAPAN ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENGURANGI PERILAKU NEGATIF BERPACARAN PA...
 

Recently uploaded

Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxJawahirIhsan
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".Kanaidi ken
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMhanyakaryawan1
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfsubki124
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxrani414352
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerakputus34
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxTekiMulyani
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945nrein671
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerakMateri Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerakAjiFauzi8
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxMaskuratulMunawaroh
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxFitriaSarmida1
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxJajang Sulaeman
 

Recently uploaded (20)

Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerakMateri Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
 

Contoh Soal untuk meamahami Jurnal Internasional

  • 1. Nama : Evi Ariskawati NIM : 12030112120007 Kelas : F 1. Judul artikel penelitian “Determinants of Academic Cheating Behavior: The Future for Accountancy in Ireland” 2. Variabel penelitian Variabel Dependent Variabel Independent Variabel Kontrol Ketidaktoleransian mahasiswa terhadap perilaku kecurangan Gender Pre-education Relativisme Usia Idealisme Universitas 3. Hipotesis penelitian H1: Tidak ada hubungan antara ketidaktoleransian mahasiswa S1 akuntansi terhadap perilaku kecurangan dan jenis kelamin (gender). H2: Terdapat hubungan negatif antara ketidaktoleransian mahasiswa S1 akuntansi terhadap perilaku kecurangan dan tingkat relativisme mereka. H3: Terdapat hubungan positif antara ketidaktoleransian mahasiswa S1 akuntansi terhadap perilaku kecurangan da tingkat idealisme mereka. 4. Konsep variable dan cara mengukurnya Variabel : a. Kecurangan dalam Konteks Akademik (Cheating in Academic Contex) Kecurangan (cheating) dalam hal ini didefinisikan sebagai perilaku tidak jujur atau tidak adil untuk menambah keuntungan. Ketika diaplikasikan dalam konteks lingkungan akademis, definisi ini menjelaskan tentang tingkat kemungkinan pelajar untuk terlibat atau terikat perilaku kecurangan. Penelitian sebelumnya telah memperkenalkan beberapa contoh tindak kecurangan, seperti misalnya penggunaan bahan atau materi yang tidak diperbolehkan ketika ujian; memalsukan informasi, referensi, atau hasil; plagiarisme; memberikan saksi palsu untuk tidak mengikuti
  • 2. ujian; dan membantu peajar lain untuk melakukan tindak kecurangan. b. Gender Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi penilaian etika baik di kelas atau dalam lingkunagn kerja, geder adalah faktor penentu yang paling umum digunakan. Namun beberapa penelitian menunjukkan hasil yang tidak konsisten untuk variabel ini. Ketidakkonsistenan antar penelitian ini menggambarkan pandangan yang berbeda anatara dua teori utama yang mendasari hubungan antara gender dan moral judgment. Kedua teori ini adalah Gender Socialization Theory dan Structural Theory. Gender Socialization Theory berpendapat bahwa identitas gender, yang baru di tetapkan baru-baru ini, berakibat membawa nilai etika yang berbeda pada laki-laki dan perempuan untuk menunjang etika akademis atau lingkuangan kerja mereka, dan juga sebagai konsekuensinya, mengakibatkan mereka membuat keputusan etis yang berbeda. Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa perbedaan perspektif gender adalah hasil dari pendekatan struktural yang mengusulkan bahwa nilai yang berbeda yang mungkin berbeda antara laki-laki dan perempuan berangsur menghilang seiring dengan laki-laki dan perempuan tersebut berada dalam pendidikan, progam trainig, lingkungan kerja, dan dan struktur upah yang sama. c. Ethical Ideology Ethical Ideology diidentifikasikan sebagai suatu pendekatan pembuatan keptusan etis dan dipertimbangkan sebagai faktor penentu penilian etika. Menurut Schelenker dan Forsyth (1977) satu ideologi etika terdiri dari dua skala yaitu, idealisme dan relativisme. Idealisme merujuk pada tingkat apakah seseorang benar-benar tulus memperhatikan kesejahteraan orang-orang di sekitarnya dan hanya akan mengambil tindakan yang tidak akan melukai orang lain. Sedangkan relativisme merujuk pada penerimaan kebiasaan moral. Pengukuran: 1. Mengukur Perilaku Kecurangan (Cheating Behavior) Hipotesis yang telah dikembangkan diukur menggunakan Logit model untuk memahami hubungan antara ketidaktoleransian mahasiswa terhadapa prilaku kecurangan, gender, idealisme, dan relativisme. Kuisioner terdiri dari 3 bagian yang dikembangkan dan dibagikan di tiga universitas yang berbeda. Bagian pertama dari kuisioner didesain untuk memperoleh informasi umum dari
  • 3. responden, seperti jenis kelamin dan asal negara atau kota dimana responden menjalani pendidikan sebelum masuk universitas. Bagian kedua terdiri dari pernyataan-pernyataan yang membahas mengenai perilaku tidak etis di dalam kelas yang diadopsi dari Cheating Behaviour Questionnaire (CBQ) dikembangkan oleh Foreest dan Pritchett (1990). Kuesioner ini terdiri dari tiga wilayah perilaku yang didentifikasi, yaitu: perilaku yang berhubungan dengan kecurangan saat ujian, perilaku berhubungan dengan tindakan kecurangan pada aktivitas penilain yang berkelanjutan, dan aspek umum lainnya dari perilaku kecurangan. 2. Mengukur Jenis Kelamin (Gender) Jenis kelamin diukur menggunakan variable dummy, 1 untuk mahasiswa berjenis kelamin perempuan, dan 0 untuk mahasiswa berjenis kelamin pria. 3. Mengukur relativisme dan idealisme Pengukuran tingkat relativisme dan idealisme mahasiswa menggunakan Ethical Position Questionneir (EPQ) yang dikembangkan oleh Forsyth (1980). Kuesioner ini terdiri dari 20 pernyataan, 10 pernyataan mengukur relativisme, dan 10 pernyataan lain untuk mengukur tingkat idealisme. Hipotesis 1-3 secara empiris diuji menggunakan urutan Logit model berikut: Model ini juga memasukkan variabel kontrol. Pertama PRE-ED atau pendidikan kota atau negara asal pendidikan responden, diukur dengan variabel dummy, 1 jika mahasiswa sebagian besar pendidikannya di luar Ireland, dan 0 jika tidak. Kemudian AGE untuk mengukur usia mahasiswa. Dan terakhir adalah UNI yaitu mengukur kergaman universitas responden. Variabel diberi kode 1 untuk universitas 1, 2 untuk universitas 2, dan 3 untuk universitas 3. 5. Alat statistic yang digunakan dalam pengujian Analisis data dilakukan menggunakan multivariate analisis yang dihitung menggunakan IBM SPSS. 6. Penjelasan Tabel Hasil
  • 4. Hipotesis 1 : Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel GENDER behubungan secara positif dan signifikan dengan variabel WBEH dengan tingkat signifikansi 1%. Hasil ini menjelaskan penolakan terhadap hipotesis 1 dan menyatakan bahwa mahasiswi akuntansi S1 secara signifikan lebih tidak bertoleransi terhadap perilaku kecurangan akademis dari pada mahasiswa (laki-laki). Hipotesis 2 : Tidak ada hubungan antara variabel WBEH dan variabel REL Hipotesis 3 : Idealisme (IDEAL) secara garis besar berhubungan dengan variabel WBEH pada tingkat thresholds (ambang) yang paling tinggi (4-5). Hasil ini menyatakan bahwa mahasiswa dengan tingkat ketidaktoleransian terhadap perilaku kecurangan akademik yang paling tinggi cenderung lebih idealis sementara relativisme tidak mendukung ketidaktoleransian mahasiswa terhadap perilaku kecurangan.