SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pola asuh orang tua kepada anak dan remaja adalah salah satu faktor
yang turut membentuk perilaku dan karakter seorang anak tersebut. Anak yang
dibesarkan dengan celaan dan permusuhan dalam keluarga akan membuatnya
sering memaki bahkan berkelahi dengan orang lain. Berbeda dengan anak yang
dididik oleh keluarganya dengan perlakuan baik dan penuh kasih sayang, ia akan
bersikap adil dalam pergaulannya bahkan dapat menumbuhkan rasa cinta dalam
kehidupannya. Hal ini didasari bahwa pendidikan dalam keluarga merupakan
pendidikan yang utama bagi anak, dan pola asuh orang tua merupakan interaksi
sosial awal untuk mengenalkan anak pada peraturan, norma, dan nilai-nilai yang
berlaku di masyarakat. Pola pengasuhan yang kurang tepat seperti terlalu
membatasi kegiatan anak akan membuatnya susah untuk bersosialisasi dengan
orang lain bahkan jika anak terlalu dibebaskan akan membuat anak bersikap
sesuai keinginannya tanpa terkontrol seperti perilaku negative (Agus, 2012).
Pola asuh merupakan suatu proses mendidik, membimbing, dan
mendisiplinkan serta melindungi anak untuk mencapai kedewasaan sesuai
dengan norma dalam masyarakat. Santrock (2007), mengklasifikasikan gaya-
gaya pola asuh kedalam gaya yang bersifat otoriter, demokratis, dan permisif.
1
2
Gaya orang tua yang permisif dicirikan oleh sifat menerima dan tidak
menghukum dalam menghadapi perilaku anak-anak. Gaya orang tua yang
otoriter menekankan kepatuhan terhadap aturan-aturan dan otoritas orang tua.
Gaya demokratis menekankan suatu cara yang rasional, berorientasi kepada isu
“memberi dan menerima” (Santrock, 2007).
Setiap pola asuh memberikan dampak yang berbeda- beda. Pola asuh
otoriter sangat berpengaruh pada perkembangan kepribadian anak seperti anak
akan berkembang menjadi penakut, kurang percaya diri, dan merasa tidak
berharga. Pola asuh permisif akan menumbuhkan sikap ketergantungan dan sulit
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, sedangkan pola asuh demokratis
mempunyai kelebihan yaitu orang tua memberikan kebebasan berpendapat
kepada anaknya sehingga akan terjadi keseimbangan antara orang tua dan anak
(Depkes, 2012).
Pola asuh memiliki kaitan yang cukup erat dengan perilaku yang
dimunculkan oleh remaja. Pola asuh yang diterapkan oleh orang tua pada anak
dalam interaksi sehari-hari ketika di rumah akan dicontoh oleh anak. Kemudian
ketika anak bersama teman sebaya dilingkungan sekolah akan melakukan
perilaku yang sama seperti yang dilihatnya ketika dirumah. Apabila orang tua
cenderung bersikap keras dan menghukum anak maka, ketika anak berada
dilingkungan sekolah akan mencari teman sebayanya yang dianggap lemah untuk
dijadikan sasaran perilaku negative dan menyakiti termasuk salah satunya adalah
perilaku bullying (Georgiou, 2008 dalam Suparwi, 2013).
3
Menurut data statistic Pacer’s National Bullying Preventing Center,
tingkat bullying bervariasi di berbagai studi (dari 9% hingga 98%). Sebuah meta
analisis dari 80 penelitian yang menganalisis tingkat keterliatan bullying (baik
untuk mengintimidasi orang lain dan ditindas) untuk siswa berusia 12-18 tahun
melaporkan tingkat prevelensi rata-rata 35% untuk keterlibatan bullying
tradisional dan 15% untuk keterlibatan cyberbullying (Modecki, Minchin,
Harbaugh, Guerra, & Runions , 2014).
Menurut National Center For Edicational Statistics (2016), dari para
siswa yang melaporkan ditindas, 13% diolok-olok, dipanggil nama atau dihina,
12% adalah subjek desas-desus, 5% didorong, dijegal, atau diludahi, dan 5%
dikeluarkan dari kegiatan dengan sengaja, 33% siswa yang dilaporkan di bully
disekolah menunjukan bahwa mereka diganggu setidaknya sekali atau dua kali
sebulan selama tahun sekolah (Pusat Nasional Statistik Pendidikan, 2016).
Berdasarkan hasil survey oleh badan pemberdayaan perempuan dan
masyarakat di provinsi Yogyakarta mengenai kekerasan pada anak usia 10-18
tahun terdapat kasus kekerasan seperti perkelahian, tekanan untuk bergabung
dengan gerombolan, disiplin yang keras, pelecehan seksual, dan kekerasan
bersenjata, yang dilakukan oleh teman sebaya sebesar 50,8% (BPPM, 2017).
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan
atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak
menjelaskan bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan
berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi
4
sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 pasal 26 ayat 1 juga menjelaskan orang tua berkewajiban
dan bertanggung jawab untuk mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi
anak, menumbuh kembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat, dan
minatnya serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi
pekerti pada anak.
Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19
tahun. Jumlah kelompok usia 10-19 tahun di Indonesia menurut sensus penduduk
2010 sebanyak 43,5 juta atau sekitar 18% dari jumlah penduduk, di dunia
diperkirakan kelompok remaja berjumlah 1,2 milyar atau 18% dari jumlah
penduduk dunia (WHO, 2014). Fase remaja adalah masa penuh gairah, semangat,
energi, dan pergolakan, seorang anak tidak saja mengalami perubahan fisik tetapi
juga psikis. Semua ini mengakibatkan perubahan status dari anak-anak menjadi
remaja. Ada kebanggaan karena sebagai remaja, status sosial mereka berubah,
keberadaan atau eksistensi mereka harus selalu di perhitungkan (Surbakti, 2008).
Masa remaja merupakan masa transisi seseorang dari anak-anak menjadi
dewasa. Masa transisi remaja dimulai dengan menunjukkan jati dirinya yaitu
dengan berperilaku sesuai dengan karekter dan kreativitas masing-masing dalam
hal-hal yang positif meliputi aktraktif dan kreatif. Selain itu selama masa transisi
ini remaja juga menunjukkan perilaku-perilaku yang mengarah pada hal-hal
negative yaitu hura-hura bahkan mengacu pada tindakan kekerasan (King, 2010).
Permasalahan tersebut dapat menimbulkan penyimpangan pada remaja di
5
lingkungan sosialnya. Penyimpangan tersebut seperti, tawuran antar pelajar,
malas sekolah, dan bertindak sesukanya terhadap orang lain. Hal ini dapat
menimbulkan perilaku bullying di sekolah.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Putri (2017), menunjukkan
bahwa adanya hubungan antara pola asuh permisif dengan perilaku bullying.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fitria (2015), menunjukkan bahwa
faktor- faktor penyebab terjadinya bullying adalah harga diri, kepribadian, pola
asuh orang tua, sekolah dan teman sebaya, sedangkan berdasarkan penelitian
camira (2017), menujukkan bahwa perilaku bullying remaja dapat ditinjau dari
pola asuh otoriter orang tua dan jenis kelamin.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di SMP N 3
Depok Sleman Yogyakarta jumlah siswa pada tahun 2018/2019 kelas VIII
sebanyak 126 siswa. Hasil melalui wawancara dengan 10 siswa didapatkan data
bahwa 5 siswa mengatakan orang tua memberikan kebebasan untuk melakukan
sesuatu yang diinginkan dan mengatakan pernah memberikan nama ejekan
temannya saat berada dikelas, 3 siswa mengatakan diberikan kebebasan tetapi
harus sesuai dengan aturan yang berlaku, 2 siswa mengatakan orang tua tidak
memberikan kebebasan dalam melakukan sesuatu yang diinginkan dan
mengatakan pernah diberikan nama ejekan temannya.
Berdasarkan latar belakang, peneliti tertarik melakukan penelitian
Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perilaku Bullying Remaja yang
dilakukan Kelas VIII di SMP N 3 Depok Sleman, Yogyakarta.
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut maka
peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan
pola asuh orang tua dengan perilaku bullying remaja Kelas VIII di SMP N 3
Depok Sleman, Yogyakarta?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku bullying
remaja Kelas VIII di SMP N 3 Depok Sleman, Yogyakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pola asuh orang tua yang diterapkan pada remaja Kelas VIII di
SMP N 3 Depok Sleman,Yogyakarta.
b. Mengetahui perilaku bullying remaja Kelas VIII di SMP N 3 Depok
Sleman, Yogyakarta.
c. Mengetahui hubungan antara pola asuh orang tua dengan perilaku bullying
remaja Kelas VIII di SMP N 3 Depok Sleman, Yogyakarta.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan sebagai bahan
informasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan terutama dibidang
7
kesehatan khususnya yang berkaitan dengan penerapan pola asuh orang tua
dalam perilaku bullying remaja.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi SMP N 3 Depok, Sleman, Yogyakarta
Menambah pengetahuan bagi Guru dalam mendidik siswa tentang
perilaku bullying pada remaja.
b. Bagi Siswa
Menambah pengetahuan kepada para siswa mengenai perilaku
bullying dan dampaknya sehingga siswa dapat mengendalikan diri dengan
baik dan menghindari perilaku bullying.
c. Bagi Universitas Respati Yogyakarta
Diharaapkam penelitian ini akan memberikan masukan dan
informasi bagi peserta didik serta menambah bahan kepustakaan dan
menjadi umpan balik bagi proses pembelajaran di Universitas Respati
Yogyakarta.
d. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai acuan atau wawasan untuk peneliti selanjunya degan
faktor-faktor lain.
8
E. Keaslian Penelitian
Keaslian penelitian mencerminkan kemampuan peneliti untuk menelusuri dan
mengidentifiksi penelitian terdahulu yang relevan dengan topik penelitian yang
dilakukannya. Setiap penelitian dilakukan dalamkonteks lingkungan yang
berbeda dengan penelitian sebelumnya. Sekalipun peneliti tersebut merupakan
replica penelitian sebelumnya. Penelitian yang terkait dengan penelitian ini
adalah :
9
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
No Nama,Tahun,
Judul Penelitian
Metode Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan Persamaan
1. Putri, 2017.
Hubungan pola
asuh permisif
dengan perilaku
bullying di SMPN
5 Samarinda
Penelitian kuantitatif
korelasional
Populasi 340 orang,
Sampel 172
responden. Teknik
pengambilan sampel
porposive sampling
Hasil penelitian menunjukkan
terdapat hubungan yang positif
dan signifikan antara pola asuh
hubungan permisif dengan
perilaku bullying dengan
R=0,1285 dan P= 0,000.
Variabel bebas pola
asuh orang tua.
Teknik pengambian
sampel porpoive
sampling
Teknik
pengambilan
pendekatan cross
sectional.
2. Fithria, 2015.
Faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan perilaku
bullying di SMPN
3 Meureudu
Kabupaten Pidie
Jaya
Penelitian deskriptif
korelatif dengan
pendekatan cross
sectional.
Populasi 94 siswa,
Sampel 94 responden.
Teknik pengambilan
sampel total sampling
Hasil analisa data secara bivariat
menunjukkan ada hubungan harga
diri dan perilaku bullying
(p=0,014), kepribadian dan
perilaku bullying (p=0,006),
keluarga dan perilaku bullying
(p=0,017), sekolah dan perilaku
bullying (p=0,002) dan teman
sebaya dan perilaku bullying
(p=0,006) dengan perilaku
bullying
Teknik pengambilan
sampel purposive
sampling.
Variabel bebas pola
asuh orang tua dan
variabel terikat
perilaku bullying
remaja.
Pendekatan
menggunakan cross
sectional .
10
No Nama,Tahun,
Judul Penelitian
Metode Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan Persamaan
3. Camira , 2017.
Perilaku bullying
pada remaja
ditinjau dari pola
asuh otoriter
orang tua dan
jenis kelamin di
SMP Swasta
Kota Surakarta
Penelitian kuantitatif
Sampel 89 responden
Teknik pengambilan
sampel cluster
random sampling
Hasil analisis data dengan
korelasi product moment
dipeloleh nilai koefisien korelasi
(rxy)=0,452 dengan taraf
signifikansi =0,000 (p<0.01) yang
berarti ada hubungan positif
antara pola asuh otoriter orang tua
dengan perilaku bullying pada
remaja.
Variabel bebas pola
asuh orang tua dan
variabel terikat
perilaku bullying
remaja.
.
Pendekatan
menggunakan cross
sectional.
Teknik
pengambilan
sampel cluster
random sampling

More Related Content

What's hot

Kuliah 4 kritik terhadap modernisasi
Kuliah 4 kritik terhadap modernisasiKuliah 4 kritik terhadap modernisasi
Kuliah 4 kritik terhadap modernisasiMukhrizal Effendi
 
Pertemuan ke 4 - masalah sosial dan isu kebijakan sosial
Pertemuan ke 4 - masalah sosial dan isu kebijakan sosialPertemuan ke 4 - masalah sosial dan isu kebijakan sosial
Pertemuan ke 4 - masalah sosial dan isu kebijakan sosialUIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
 
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...Muhammad Bahrudin
 
Peran Serta dalam Upaya Pemberantasan Korupsi di Indonesia
Peran Serta dalam Upaya Pemberantasan Korupsi di IndonesiaPeran Serta dalam Upaya Pemberantasan Korupsi di Indonesia
Peran Serta dalam Upaya Pemberantasan Korupsi di IndonesiaHanna Chan
 
Sosiologi i-sem-satu
Sosiologi i-sem-satuSosiologi i-sem-satu
Sosiologi i-sem-satuNazran Gha
 
Makalah Masalah Korupsi Di Indonesia
Makalah Masalah Korupsi Di IndonesiaMakalah Masalah Korupsi Di Indonesia
Makalah Masalah Korupsi Di IndonesiaARY SETIADI
 
Materi 2 faktor penyebab korupsi 2010
Materi 2 faktor penyebab korupsi 2010Materi 2 faktor penyebab korupsi 2010
Materi 2 faktor penyebab korupsi 2010Fathur Rohman
 
Proposal Kegiatan Sharing is Caring Mamuju Mengajar
Proposal Kegiatan Sharing is Caring Mamuju MengajarProposal Kegiatan Sharing is Caring Mamuju Mengajar
Proposal Kegiatan Sharing is Caring Mamuju MengajarMuh Saleh
 
Realitas Demokrasi - Hoaks dan Ujaran Kebencian
Realitas Demokrasi - Hoaks dan Ujaran KebencianRealitas Demokrasi - Hoaks dan Ujaran Kebencian
Realitas Demokrasi - Hoaks dan Ujaran KebencianIsmail Fahmi
 
PKM Penelitian Sosial Humaniora
PKM Penelitian Sosial HumanioraPKM Penelitian Sosial Humaniora
PKM Penelitian Sosial HumanioraYulia Fauzi
 
PENDEKATAN STRUKTURAL FUNGSIONAL DAN SOSIALISASI (Makalah sosiologi pendidikan)
PENDEKATAN STRUKTURAL FUNGSIONAL DAN SOSIALISASI (Makalah sosiologi pendidikan)PENDEKATAN STRUKTURAL FUNGSIONAL DAN SOSIALISASI (Makalah sosiologi pendidikan)
PENDEKATAN STRUKTURAL FUNGSIONAL DAN SOSIALISASI (Makalah sosiologi pendidikan)Dadang DjokoKaryanto
 
LPJ Kuliah Peduli Negeri
LPJ Kuliah Peduli NegeriLPJ Kuliah Peduli Negeri
LPJ Kuliah Peduli NegeriLisa Ramadhanty
 
KAJIAN FILOSOFIS ATAS TEORI DISKURSUS JÜRGEN HABERMAS
KAJIAN FILOSOFIS ATAS TEORI DISKURSUS  JÜRGEN HABERMASKAJIAN FILOSOFIS ATAS TEORI DISKURSUS  JÜRGEN HABERMAS
KAJIAN FILOSOFIS ATAS TEORI DISKURSUS JÜRGEN HABERMASDavid Jones
 
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Rima Trianingsih
 
Surat pernyataan tidak menerima beasiswa dari pihak lain PNL
Surat pernyataan tidak menerima beasiswa dari pihak lain PNLSurat pernyataan tidak menerima beasiswa dari pihak lain PNL
Surat pernyataan tidak menerima beasiswa dari pihak lain PNLAli Akbar
 

What's hot (20)

Kuliah 4 kritik terhadap modernisasi
Kuliah 4 kritik terhadap modernisasiKuliah 4 kritik terhadap modernisasi
Kuliah 4 kritik terhadap modernisasi
 
Teori kebijakan sosial
Teori kebijakan sosialTeori kebijakan sosial
Teori kebijakan sosial
 
Pertemuan ke 4 - masalah sosial dan isu kebijakan sosial
Pertemuan ke 4 - masalah sosial dan isu kebijakan sosialPertemuan ke 4 - masalah sosial dan isu kebijakan sosial
Pertemuan ke 4 - masalah sosial dan isu kebijakan sosial
 
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...
 
Peran Serta dalam Upaya Pemberantasan Korupsi di Indonesia
Peran Serta dalam Upaya Pemberantasan Korupsi di IndonesiaPeran Serta dalam Upaya Pemberantasan Korupsi di Indonesia
Peran Serta dalam Upaya Pemberantasan Korupsi di Indonesia
 
Sosiologi i-sem-satu
Sosiologi i-sem-satuSosiologi i-sem-satu
Sosiologi i-sem-satu
 
Sosiologi dampak perubahan sosial
Sosiologi dampak perubahan sosialSosiologi dampak perubahan sosial
Sosiologi dampak perubahan sosial
 
Makalah Masalah Korupsi Di Indonesia
Makalah Masalah Korupsi Di IndonesiaMakalah Masalah Korupsi Di Indonesia
Makalah Masalah Korupsi Di Indonesia
 
Daur Belerang (Siklus Sulfur)
Daur Belerang (Siklus Sulfur)Daur Belerang (Siklus Sulfur)
Daur Belerang (Siklus Sulfur)
 
Materi 2 faktor penyebab korupsi 2010
Materi 2 faktor penyebab korupsi 2010Materi 2 faktor penyebab korupsi 2010
Materi 2 faktor penyebab korupsi 2010
 
Proposal Kegiatan Sharing is Caring Mamuju Mengajar
Proposal Kegiatan Sharing is Caring Mamuju MengajarProposal Kegiatan Sharing is Caring Mamuju Mengajar
Proposal Kegiatan Sharing is Caring Mamuju Mengajar
 
Bab 4 dampak korupsi
Bab 4 dampak korupsiBab 4 dampak korupsi
Bab 4 dampak korupsi
 
Realitas Demokrasi - Hoaks dan Ujaran Kebencian
Realitas Demokrasi - Hoaks dan Ujaran KebencianRealitas Demokrasi - Hoaks dan Ujaran Kebencian
Realitas Demokrasi - Hoaks dan Ujaran Kebencian
 
PKM Penelitian Sosial Humaniora
PKM Penelitian Sosial HumanioraPKM Penelitian Sosial Humaniora
PKM Penelitian Sosial Humaniora
 
Sosialisasi
SosialisasiSosialisasi
Sosialisasi
 
PENDEKATAN STRUKTURAL FUNGSIONAL DAN SOSIALISASI (Makalah sosiologi pendidikan)
PENDEKATAN STRUKTURAL FUNGSIONAL DAN SOSIALISASI (Makalah sosiologi pendidikan)PENDEKATAN STRUKTURAL FUNGSIONAL DAN SOSIALISASI (Makalah sosiologi pendidikan)
PENDEKATAN STRUKTURAL FUNGSIONAL DAN SOSIALISASI (Makalah sosiologi pendidikan)
 
LPJ Kuliah Peduli Negeri
LPJ Kuliah Peduli NegeriLPJ Kuliah Peduli Negeri
LPJ Kuliah Peduli Negeri
 
KAJIAN FILOSOFIS ATAS TEORI DISKURSUS JÜRGEN HABERMAS
KAJIAN FILOSOFIS ATAS TEORI DISKURSUS  JÜRGEN HABERMASKAJIAN FILOSOFIS ATAS TEORI DISKURSUS  JÜRGEN HABERMAS
KAJIAN FILOSOFIS ATAS TEORI DISKURSUS JÜRGEN HABERMAS
 
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
 
Surat pernyataan tidak menerima beasiswa dari pihak lain PNL
Surat pernyataan tidak menerima beasiswa dari pihak lain PNLSurat pernyataan tidak menerima beasiswa dari pihak lain PNL
Surat pernyataan tidak menerima beasiswa dari pihak lain PNL
 

Similar to Bab i

Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya, Stop Bullying.pdf
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya, Stop Bullying.pdfModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya, Stop Bullying.pdf
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya, Stop Bullying.pdfImanSetiawan26
 
1537 4204-1-sm
1537 4204-1-sm1537 4204-1-sm
1537 4204-1-smegyd welyn
 
PERANAN DAN TINDAKAN GURU KAUNSELING DALAM MENGATASI MASALAH DISIPLIN PELAJAR
PERANAN DAN TINDAKAN GURU KAUNSELING DALAM MENGATASI MASALAH DISIPLIN PELAJARPERANAN DAN TINDAKAN GURU KAUNSELING DALAM MENGATASI MASALAH DISIPLIN PELAJAR
PERANAN DAN TINDAKAN GURU KAUNSELING DALAM MENGATASI MASALAH DISIPLIN PELAJARFazHani Faz
 
POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERILAKU SOSIAL ANAK REMAJA DI DESA ARANG LIMBUN...
POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERILAKU SOSIAL ANAK REMAJA DI DESA ARANG LIMBUN...POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERILAKU SOSIAL ANAK REMAJA DI DESA ARANG LIMBUN...
POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERILAKU SOSIAL ANAK REMAJA DI DESA ARANG LIMBUN...Sii AQyuu
 
Peran pola asuh otoritatif orang tua, pendidikan orang tua dan jumlah saudara...
Peran pola asuh otoritatif orang tua, pendidikan orang tua dan jumlah saudara...Peran pola asuh otoritatif orang tua, pendidikan orang tua dan jumlah saudara...
Peran pola asuh otoritatif orang tua, pendidikan orang tua dan jumlah saudara...Psikopedagogia uad
 
Jurnal pola asuh pada usia dini
Jurnal pola asuh pada usia diniJurnal pola asuh pada usia dini
Jurnal pola asuh pada usia dininrukmana rukmana
 
Gabung semua-bab-tesis
Gabung semua-bab-tesisGabung semua-bab-tesis
Gabung semua-bab-tesisAfshan Mbo
 
Azizi yahaya persekitaran_keluarga_dan_kesannya
Azizi yahaya persekitaran_keluarga_dan_kesannyaAzizi yahaya persekitaran_keluarga_dan_kesannya
Azizi yahaya persekitaran_keluarga_dan_kesannyaUbaidillah Muhammad
 
Faktor faktor penyebab-masalah_disiplin_di_sekolah
Faktor faktor penyebab-masalah_disiplin_di_sekolahFaktor faktor penyebab-masalah_disiplin_di_sekolah
Faktor faktor penyebab-masalah_disiplin_di_sekolahYee Ivy
 
29.9 teori teori-tingkah_laku_negatif
29.9 teori teori-tingkah_laku_negatif29.9 teori teori-tingkah_laku_negatif
29.9 teori teori-tingkah_laku_negatifAriffin Jolis
 
Hubungan pola interaksi remaja dan orang tua terhadap perkembangan potensi
Hubungan pola interaksi remaja dan orang tua terhadap perkembangan potensiHubungan pola interaksi remaja dan orang tua terhadap perkembangan potensi
Hubungan pola interaksi remaja dan orang tua terhadap perkembangan potensiTina D'pooh
 
Tabiat merokok dikalangan remaja (1)
Tabiat merokok dikalangan remaja (1)Tabiat merokok dikalangan remaja (1)
Tabiat merokok dikalangan remaja (1)Cikgu Sivam sivam
 
Kenakalan remaja
Kenakalan remajaKenakalan remaja
Kenakalan remajaSi Yusuf
 
Tugas artikel jurnal riani
Tugas artikel jurnal rianiTugas artikel jurnal riani
Tugas artikel jurnal rianirosesani1
 

Similar to Bab i (20)

Naskah publikasi
Naskah publikasi Naskah publikasi
Naskah publikasi
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya, Stop Bullying.pdf
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya, Stop Bullying.pdfModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya, Stop Bullying.pdf
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya, Stop Bullying.pdf
 
1537 4204-1-sm
1537 4204-1-sm1537 4204-1-sm
1537 4204-1-sm
 
PERANAN DAN TINDAKAN GURU KAUNSELING DALAM MENGATASI MASALAH DISIPLIN PELAJAR
PERANAN DAN TINDAKAN GURU KAUNSELING DALAM MENGATASI MASALAH DISIPLIN PELAJARPERANAN DAN TINDAKAN GURU KAUNSELING DALAM MENGATASI MASALAH DISIPLIN PELAJAR
PERANAN DAN TINDAKAN GURU KAUNSELING DALAM MENGATASI MASALAH DISIPLIN PELAJAR
 
Asg3
Asg3Asg3
Asg3
 
POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERILAKU SOSIAL ANAK REMAJA DI DESA ARANG LIMBUN...
POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERILAKU SOSIAL ANAK REMAJA DI DESA ARANG LIMBUN...POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERILAKU SOSIAL ANAK REMAJA DI DESA ARANG LIMBUN...
POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERILAKU SOSIAL ANAK REMAJA DI DESA ARANG LIMBUN...
 
Peran pola asuh otoritatif orang tua, pendidikan orang tua dan jumlah saudara...
Peran pola asuh otoritatif orang tua, pendidikan orang tua dan jumlah saudara...Peran pola asuh otoritatif orang tua, pendidikan orang tua dan jumlah saudara...
Peran pola asuh otoritatif orang tua, pendidikan orang tua dan jumlah saudara...
 
Bab[8]
Bab[8]Bab[8]
Bab[8]
 
Jurnal pola asuh pada usia dini
Jurnal pola asuh pada usia diniJurnal pola asuh pada usia dini
Jurnal pola asuh pada usia dini
 
Gabung semua-bab-tesis
Gabung semua-bab-tesisGabung semua-bab-tesis
Gabung semua-bab-tesis
 
Azizi yahaya persekitaran_keluarga_dan_kesannya
Azizi yahaya persekitaran_keluarga_dan_kesannyaAzizi yahaya persekitaran_keluarga_dan_kesannya
Azizi yahaya persekitaran_keluarga_dan_kesannya
 
Bab 2
Bab 2Bab 2
Bab 2
 
Faktor faktor penyebab-masalah_disiplin_di_sekolah
Faktor faktor penyebab-masalah_disiplin_di_sekolahFaktor faktor penyebab-masalah_disiplin_di_sekolah
Faktor faktor penyebab-masalah_disiplin_di_sekolah
 
29.9 teori teori-tingkah_laku_negatif
29.9 teori teori-tingkah_laku_negatif29.9 teori teori-tingkah_laku_negatif
29.9 teori teori-tingkah_laku_negatif
 
Art therapy in bullies issues
Art therapy in bullies issuesArt therapy in bullies issues
Art therapy in bullies issues
 
Hubungan pola interaksi remaja dan orang tua terhadap perkembangan potensi
Hubungan pola interaksi remaja dan orang tua terhadap perkembangan potensiHubungan pola interaksi remaja dan orang tua terhadap perkembangan potensi
Hubungan pola interaksi remaja dan orang tua terhadap perkembangan potensi
 
Tabiat merokok dikalangan remaja (1)
Tabiat merokok dikalangan remaja (1)Tabiat merokok dikalangan remaja (1)
Tabiat merokok dikalangan remaja (1)
 
Kenakalan remaja
Kenakalan remajaKenakalan remaja
Kenakalan remaja
 
contoh program bulying.pdf
contoh program bulying.pdfcontoh program bulying.pdf
contoh program bulying.pdf
 
Tugas artikel jurnal riani
Tugas artikel jurnal rianiTugas artikel jurnal riani
Tugas artikel jurnal riani
 

Recently uploaded

ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADAASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADARismaZulfiani
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritisfidel377036
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Codajongshopp
 
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Arif Fahmi
 
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologijenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologissuser7c01e3
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxsiampurnomo90
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxmarodotodo
 
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) CurrentMateri Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Currentaditya romadhon
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smearprofesibidan2
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024Zakiah dr
 
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptINFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptab368
 
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxPB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxHikmaLavigne
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxmade406432
 

Recently uploaded (13)

ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADAASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
 
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
 
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologijenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
 
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) CurrentMateri Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
 
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptINFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
 
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxPB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
 

Bab i

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pola asuh orang tua kepada anak dan remaja adalah salah satu faktor yang turut membentuk perilaku dan karakter seorang anak tersebut. Anak yang dibesarkan dengan celaan dan permusuhan dalam keluarga akan membuatnya sering memaki bahkan berkelahi dengan orang lain. Berbeda dengan anak yang dididik oleh keluarganya dengan perlakuan baik dan penuh kasih sayang, ia akan bersikap adil dalam pergaulannya bahkan dapat menumbuhkan rasa cinta dalam kehidupannya. Hal ini didasari bahwa pendidikan dalam keluarga merupakan pendidikan yang utama bagi anak, dan pola asuh orang tua merupakan interaksi sosial awal untuk mengenalkan anak pada peraturan, norma, dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Pola pengasuhan yang kurang tepat seperti terlalu membatasi kegiatan anak akan membuatnya susah untuk bersosialisasi dengan orang lain bahkan jika anak terlalu dibebaskan akan membuat anak bersikap sesuai keinginannya tanpa terkontrol seperti perilaku negative (Agus, 2012). Pola asuh merupakan suatu proses mendidik, membimbing, dan mendisiplinkan serta melindungi anak untuk mencapai kedewasaan sesuai dengan norma dalam masyarakat. Santrock (2007), mengklasifikasikan gaya- gaya pola asuh kedalam gaya yang bersifat otoriter, demokratis, dan permisif. 1
  • 2. 2 Gaya orang tua yang permisif dicirikan oleh sifat menerima dan tidak menghukum dalam menghadapi perilaku anak-anak. Gaya orang tua yang otoriter menekankan kepatuhan terhadap aturan-aturan dan otoritas orang tua. Gaya demokratis menekankan suatu cara yang rasional, berorientasi kepada isu “memberi dan menerima” (Santrock, 2007). Setiap pola asuh memberikan dampak yang berbeda- beda. Pola asuh otoriter sangat berpengaruh pada perkembangan kepribadian anak seperti anak akan berkembang menjadi penakut, kurang percaya diri, dan merasa tidak berharga. Pola asuh permisif akan menumbuhkan sikap ketergantungan dan sulit menyesuaikan diri dengan lingkungannya, sedangkan pola asuh demokratis mempunyai kelebihan yaitu orang tua memberikan kebebasan berpendapat kepada anaknya sehingga akan terjadi keseimbangan antara orang tua dan anak (Depkes, 2012). Pola asuh memiliki kaitan yang cukup erat dengan perilaku yang dimunculkan oleh remaja. Pola asuh yang diterapkan oleh orang tua pada anak dalam interaksi sehari-hari ketika di rumah akan dicontoh oleh anak. Kemudian ketika anak bersama teman sebaya dilingkungan sekolah akan melakukan perilaku yang sama seperti yang dilihatnya ketika dirumah. Apabila orang tua cenderung bersikap keras dan menghukum anak maka, ketika anak berada dilingkungan sekolah akan mencari teman sebayanya yang dianggap lemah untuk dijadikan sasaran perilaku negative dan menyakiti termasuk salah satunya adalah perilaku bullying (Georgiou, 2008 dalam Suparwi, 2013).
  • 3. 3 Menurut data statistic Pacer’s National Bullying Preventing Center, tingkat bullying bervariasi di berbagai studi (dari 9% hingga 98%). Sebuah meta analisis dari 80 penelitian yang menganalisis tingkat keterliatan bullying (baik untuk mengintimidasi orang lain dan ditindas) untuk siswa berusia 12-18 tahun melaporkan tingkat prevelensi rata-rata 35% untuk keterlibatan bullying tradisional dan 15% untuk keterlibatan cyberbullying (Modecki, Minchin, Harbaugh, Guerra, & Runions , 2014). Menurut National Center For Edicational Statistics (2016), dari para siswa yang melaporkan ditindas, 13% diolok-olok, dipanggil nama atau dihina, 12% adalah subjek desas-desus, 5% didorong, dijegal, atau diludahi, dan 5% dikeluarkan dari kegiatan dengan sengaja, 33% siswa yang dilaporkan di bully disekolah menunjukan bahwa mereka diganggu setidaknya sekali atau dua kali sebulan selama tahun sekolah (Pusat Nasional Statistik Pendidikan, 2016). Berdasarkan hasil survey oleh badan pemberdayaan perempuan dan masyarakat di provinsi Yogyakarta mengenai kekerasan pada anak usia 10-18 tahun terdapat kasus kekerasan seperti perkelahian, tekanan untuk bergabung dengan gerombolan, disiplin yang keras, pelecehan seksual, dan kekerasan bersenjata, yang dilakukan oleh teman sebaya sebesar 50,8% (BPPM, 2017). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak menjelaskan bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi
  • 4. 4 sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 26 ayat 1 juga menjelaskan orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab untuk mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi anak, menumbuh kembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minatnya serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada anak. Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun. Jumlah kelompok usia 10-19 tahun di Indonesia menurut sensus penduduk 2010 sebanyak 43,5 juta atau sekitar 18% dari jumlah penduduk, di dunia diperkirakan kelompok remaja berjumlah 1,2 milyar atau 18% dari jumlah penduduk dunia (WHO, 2014). Fase remaja adalah masa penuh gairah, semangat, energi, dan pergolakan, seorang anak tidak saja mengalami perubahan fisik tetapi juga psikis. Semua ini mengakibatkan perubahan status dari anak-anak menjadi remaja. Ada kebanggaan karena sebagai remaja, status sosial mereka berubah, keberadaan atau eksistensi mereka harus selalu di perhitungkan (Surbakti, 2008). Masa remaja merupakan masa transisi seseorang dari anak-anak menjadi dewasa. Masa transisi remaja dimulai dengan menunjukkan jati dirinya yaitu dengan berperilaku sesuai dengan karekter dan kreativitas masing-masing dalam hal-hal yang positif meliputi aktraktif dan kreatif. Selain itu selama masa transisi ini remaja juga menunjukkan perilaku-perilaku yang mengarah pada hal-hal negative yaitu hura-hura bahkan mengacu pada tindakan kekerasan (King, 2010). Permasalahan tersebut dapat menimbulkan penyimpangan pada remaja di
  • 5. 5 lingkungan sosialnya. Penyimpangan tersebut seperti, tawuran antar pelajar, malas sekolah, dan bertindak sesukanya terhadap orang lain. Hal ini dapat menimbulkan perilaku bullying di sekolah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Putri (2017), menunjukkan bahwa adanya hubungan antara pola asuh permisif dengan perilaku bullying. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fitria (2015), menunjukkan bahwa faktor- faktor penyebab terjadinya bullying adalah harga diri, kepribadian, pola asuh orang tua, sekolah dan teman sebaya, sedangkan berdasarkan penelitian camira (2017), menujukkan bahwa perilaku bullying remaja dapat ditinjau dari pola asuh otoriter orang tua dan jenis kelamin. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di SMP N 3 Depok Sleman Yogyakarta jumlah siswa pada tahun 2018/2019 kelas VIII sebanyak 126 siswa. Hasil melalui wawancara dengan 10 siswa didapatkan data bahwa 5 siswa mengatakan orang tua memberikan kebebasan untuk melakukan sesuatu yang diinginkan dan mengatakan pernah memberikan nama ejekan temannya saat berada dikelas, 3 siswa mengatakan diberikan kebebasan tetapi harus sesuai dengan aturan yang berlaku, 2 siswa mengatakan orang tua tidak memberikan kebebasan dalam melakukan sesuatu yang diinginkan dan mengatakan pernah diberikan nama ejekan temannya. Berdasarkan latar belakang, peneliti tertarik melakukan penelitian Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perilaku Bullying Remaja yang dilakukan Kelas VIII di SMP N 3 Depok Sleman, Yogyakarta.
  • 6. 6 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut maka peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku bullying remaja Kelas VIII di SMP N 3 Depok Sleman, Yogyakarta?”. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku bullying remaja Kelas VIII di SMP N 3 Depok Sleman, Yogyakarta. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui pola asuh orang tua yang diterapkan pada remaja Kelas VIII di SMP N 3 Depok Sleman,Yogyakarta. b. Mengetahui perilaku bullying remaja Kelas VIII di SMP N 3 Depok Sleman, Yogyakarta. c. Mengetahui hubungan antara pola asuh orang tua dengan perilaku bullying remaja Kelas VIII di SMP N 3 Depok Sleman, Yogyakarta. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan sebagai bahan informasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan terutama dibidang
  • 7. 7 kesehatan khususnya yang berkaitan dengan penerapan pola asuh orang tua dalam perilaku bullying remaja. 2. Manfaat Praktis a. Bagi SMP N 3 Depok, Sleman, Yogyakarta Menambah pengetahuan bagi Guru dalam mendidik siswa tentang perilaku bullying pada remaja. b. Bagi Siswa Menambah pengetahuan kepada para siswa mengenai perilaku bullying dan dampaknya sehingga siswa dapat mengendalikan diri dengan baik dan menghindari perilaku bullying. c. Bagi Universitas Respati Yogyakarta Diharaapkam penelitian ini akan memberikan masukan dan informasi bagi peserta didik serta menambah bahan kepustakaan dan menjadi umpan balik bagi proses pembelajaran di Universitas Respati Yogyakarta. d. Bagi Peneliti Selanjutnya Sebagai acuan atau wawasan untuk peneliti selanjunya degan faktor-faktor lain.
  • 8. 8 E. Keaslian Penelitian Keaslian penelitian mencerminkan kemampuan peneliti untuk menelusuri dan mengidentifiksi penelitian terdahulu yang relevan dengan topik penelitian yang dilakukannya. Setiap penelitian dilakukan dalamkonteks lingkungan yang berbeda dengan penelitian sebelumnya. Sekalipun peneliti tersebut merupakan replica penelitian sebelumnya. Penelitian yang terkait dengan penelitian ini adalah :
  • 9. 9 Tabel 1.1 Keaslian Penelitian No Nama,Tahun, Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan Persamaan 1. Putri, 2017. Hubungan pola asuh permisif dengan perilaku bullying di SMPN 5 Samarinda Penelitian kuantitatif korelasional Populasi 340 orang, Sampel 172 responden. Teknik pengambilan sampel porposive sampling Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pola asuh hubungan permisif dengan perilaku bullying dengan R=0,1285 dan P= 0,000. Variabel bebas pola asuh orang tua. Teknik pengambian sampel porpoive sampling Teknik pengambilan pendekatan cross sectional. 2. Fithria, 2015. Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku bullying di SMPN 3 Meureudu Kabupaten Pidie Jaya Penelitian deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi 94 siswa, Sampel 94 responden. Teknik pengambilan sampel total sampling Hasil analisa data secara bivariat menunjukkan ada hubungan harga diri dan perilaku bullying (p=0,014), kepribadian dan perilaku bullying (p=0,006), keluarga dan perilaku bullying (p=0,017), sekolah dan perilaku bullying (p=0,002) dan teman sebaya dan perilaku bullying (p=0,006) dengan perilaku bullying Teknik pengambilan sampel purposive sampling. Variabel bebas pola asuh orang tua dan variabel terikat perilaku bullying remaja. Pendekatan menggunakan cross sectional .
  • 10. 10 No Nama,Tahun, Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan Persamaan 3. Camira , 2017. Perilaku bullying pada remaja ditinjau dari pola asuh otoriter orang tua dan jenis kelamin di SMP Swasta Kota Surakarta Penelitian kuantitatif Sampel 89 responden Teknik pengambilan sampel cluster random sampling Hasil analisis data dengan korelasi product moment dipeloleh nilai koefisien korelasi (rxy)=0,452 dengan taraf signifikansi =0,000 (p<0.01) yang berarti ada hubungan positif antara pola asuh otoriter orang tua dengan perilaku bullying pada remaja. Variabel bebas pola asuh orang tua dan variabel terikat perilaku bullying remaja. . Pendekatan menggunakan cross sectional. Teknik pengambilan sampel cluster random sampling