1. NAMA ANGGOTA KELOMPOK :
-MUH. WISNU WARDANA
- MUH. YASIN QURAISY
- MUH. ALDYANZAH
- MUH. RIVALDI. S
- SYAHRUL
- ALVIA MUTMAINNAH
-MASI
- RISNAWATI
2. PEMBAHASAN
1. Teori Kinetik Gas Ideal
Dalam hal ini yang disebut gas ideal adalah gas yang memenuhi
asumsi-asumsi sebagai berikut :
1. Terdiri atas partikel dalam jumlah yang banyak dan tidak ada
gaya tarik-menarik antar patikel.
2. Setiap partikel gas selalu bergerak dengan arah acak
(sembarang).
3. Ukuran partikel diabaikan terhadap ukuran wadah.
4. Setiap tumbukan yang terjadi secara lenting sempurna.
5. Partikel-partikel gas terdistribusi merata pada seluruh ruang
dalam wadah.
6. Gerak partikel gas memenuhi hukum newton tentang gerak.
7. Tidak ada energi yang hilang.
8. Ukuran lebih kecil dari jari – jari.
9. Masih berlaku hukum – hukum newton
3. Berdasarkan eksperimen persamaan
keadaan gas yang telah dilakukan dengan
mengubah besaran tekanan, volum, dan
suhu ternyata ada kesebandingan antara
hasil kali tekanan dan volum terhadap
suhu yaitu sebagai berikut :
PV α T
Demikian juga dengan massa sistem gas
setelah divariasi dengan tekanan, volum,
dan suhu terdapat kesebandingan yaitu
sebagai berikut :
PV α MT
4. Untuk membuat persamaan diatas
menjadi sempurna maka diperlukan
suatu konstanta pembanding yang
nilainya sama untuk semua gas. Dari
hasil eksperimen nilai konstanta
pembanding adalah berbeda untuk
setiap gas jika kita menggunakan
satuan massa tetapi menggunakan mol.
1 mol didefinisikan sebagai jumlah zat
yang
5. ada pada 12 gram atom karbon-12
yaitu sebanyak 6,02 x 1023
partikel. Bilangan 6,02 x 1023
disebut bilangan avogrado (No).
Dengan demikian mol zat dapat
dinyatakan dalam jumlah partikel
n seperti berikut :
n = atau N = n No
6. Dengan :
n = Jumlah zat (mol)
N = Banyaknya partikel (molekul)
No = Bilangan avogrado (6,02 x 1023)
Konstanta perbandingan universal, yang berlaku untuk
semua gas adalah r (konstanta gas universal) sehingga
persamaan keadaan gas ideal dapat ditulis manjadi
seperti berikut:
P v = n r t
Dengan :
P = Tekanan gas (atm atau n/m2)
v = Volum gas (m3 atau liter)
n = Jumlah mol gas (mol)
r = Tetapan gas universal (8,31 j/mol k)
t = Suhu gas (k)
7. pv = r t
pv = n k t
Oleh karena n = maka persamaan keadaan gas
ideal dapat dinyatakan dalam jumlah molekul.
Dengan k = = tetapan boltzman (1,38x10-23 j/k)
p = Tekanan gas (n/m2)
v = Volum gas (m3)
n = Jumlah molekul
t = Suhu gas (k)
Jika ditinjau dari sudut pandang mikroskopik,
partikel-partikel zat saling memberikan gaya tarik
berasal dari sifat elektris maupun gravitasinya
(hukum newton tentang gravitasi). Selain gaya tarik
8. antarpartikel juga terdapat gaya tolak
antarpartikel yang berasal dari sifat
elektris inti atom yang bermuatan positif.
Massa atom terpusat pada inti atom
sehingga jika jarak atom terlalu dekat
maka akan terjadi gaya tolak yang cukup
besar dari atom-atom tersebut. Dengan
demikian, terdapat jarak minimum yang
harus dipertahankan oleh atom-atom
tersebut agar tidak terjadi gaya tolak.
9.
10. Pembahasan soal 1:
Sistem gas adalah Isobaric berarti tekanan
tetap, keadaan awal gas, Volume = V dan
Suhu = T
keadaan akhir gas, suhu = 2 kali keadaan
semula T’ = 2T dan Volume = V’
sehingga berlaku:
V’ = VT’ / T
V’ = (V. 2T) / T
maka, V’ = 2V (2 kali semula)
JAWABAN: A
11.
12. Pembahasan Soal 2
berlaku,
T dalam Kelvin, sehingga T = 300 K
k = tetapan Boltzman (1,38 x 10-23
J/K)
maka,
Ek = 3/2 (1,38 x 10-23)(300) = 6,21 x
10-21 Joule
JAWABAN: D
13.
14. Pembahasan Soal 3,
Usaha pada proses Isobar, karena
terjadi perubahan volume maka
berlaku
W = P dV
W = P (V2 – V1)
3 x 105 = P (2 – 0.5)
P = 2 x 105 Nm-2
JAWABAN: C