SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia
Volume 1. Edisi 2. Desember 2011. ISSN: 2088-6802
http://journal.unnes.ac.id/index.php/miki
Artikel Penelitian
Efek Cairan Rehidrasi terhadap Denyut Nadi, Tekanan Darah
dan Lama Periode Pemulihan
Dyah Krisnawati*, S. Fatimah Pradigdo & Apoina Kartini
Diterima: Oktober 2011. Disetujui: November 2011. Dipublikasikan: Desember 2011
© Universitas Negeri Semarang 2011
Abstrak Bertujuan untuk mengetahui jenis cairan rehid-
rasi mana yang mempercepat pemulihan setelah olahraga.
Metode yang digunakan quasi eksperimen dengan desain
pretest-posttest Group Design untuk membandingkan efek
rehidrasi air minum, elektrolit dan elektrolit+glukosa.
Subjek adalah 20 orang atlet sepakbola di klub Mandala.
Pengukuran berat badan, denyut nadi, tekanan darah se-
belum dan setelah latihan sik selama 45 menit, serta lama
periode pemulihan pada pemberian tiap jenis cairan rehi-
drasi dilakukan 2 kali dengan interval waktu 3 hari. Varia-
bel-variabel tersebut dibandingkan antara ke 3 jenis cairan.
Analisis dilakukan dengan menggunakan metoda Repeated
Measure untuk variabel yang berdistribusi normal dan
metoda Friedman untuk variabel yang tidak berdistribusi
normal serta dilanjutkan dengan regresi linier berganda
untuk mengontrol variabel pengganggu. Hasil penelitian
menunjukkan; Ada perbedaan efek pemberian ke 3 jenis
cairan rehidrasi terhadap peningkatan denyut nadi setelah
latihan sik. Cairan rehidrasi air minum menghasilkan
peningkatan denyut nadi terkecil yaitu sebesar 28 kali/
menit dibandingkan dengan 39 kali/menit pada pembe-
rian cairan elektrolit dan 45 kali/menit pada pemberian
cairan elektrolit+glukosa. Tidak ada perbedaan peningka-
tan tekanan darah sistolik dan diastolik setelah pemberian
3 jenis cairan tersebut. Tidak ada perbedaan periode pe-
mulihan denyut nadi, tekanan darah sistolik dan diastolik
setelah pemberian 3 jenis cairan rehidrasi. Simpulan; pem-
berian cairan air minum memberikan hasil yang terbaik
pada latihan sik selama 45 menit.
Kata Kunci: cairan rehidrasi; denyut nadi; tekanan darah;
lama periode pemulihan
Abstract This study aimed to nd the best rehydration
solution for recovery after exercise. The method of this
research is quasy experiment with pretest-postest design
study was conducted to compare the rehydration effect
of water, electrolyte and glucose-electrolyte. The subjects
were 20 football athletes of Mandala football club. Body
weight, heart rate, blood pressure at pre and post 45 min-
utes exercise and the recovery period were done twice by
3 days interval for three weeks. Those measurements at 3
kinds of rehydration solutions were comparid. Analysis
was conducted by repeated measure for normally distrib-
uted variables and friedman for not normally distributed
variables and followed by multiple linear regresion for
controlling the confounding variable. The result are; drink-
ing water solution gave the smallest increase of heart rate
(28 X/minutes) compared to electrolyte solutions (39 X/
minutes) and electrolyte-glucose solutions (45 X/minutes).
There were no difference in systolic and diastolic blood
pressure increase after the three different rehydration solu-
tion consumption. There was no difference in the recovery
period of heart rate, systolic and diastolic blood pressure
after the three different rehydration solution consumption.
The conclusion is drinking water showed the best effect as
a rehydration solution for 45 minute exercise.
Keywords: rehydration solution; heart rate; blood pressure
recovery period
PENDAHULUAN
Pada lingkungan dengan suhu yang
panas, maka atlet yang melakukan olahraga
dalam waktu yang lama, suhu tubuhnya akan
meningkat diatas batas normal. Tubuh yang
panas berusaha untuk menjadi dingin dengan
cara berkeringat. Banyaknya keringat yang ke-
luar tergantung dari ukuran tubuh, jenis olah-
raga, intensitas olahraga, lamanya olahraga,
cuaca dan kelembaban lingkungan, serta jenis
bahan yang pada pakaian yang digunakan.
Setiap perubahan berat badan sebelum dan
setelah olahraga merupakan petunjuk adanya
kehilangan cairan tubuh selama berolahraga.
(Ilyas, 2007)
Keseimbangan cairan selama latihan
merupakan hal yang penting untuk mengopti-
malkan fungsi kardiovaskuler dan pengaturan
suhu tubuh. Pada saat latihan, air dialirkan dari
plasma ke dalam usus dan ruang intraselular.
Penurunan volume plasma dalam tubuh akan
meningkatkan denyut nadi, tekanan darah dan
suhu tubuh. Perubahan tersebut akan menga-
lami pemulihan setelah fase istirahat, dimana
lama periode pemulihan tergantung pada kon-
disi atlet dan tercapainya keseimbangan cairan
di dalam tubuh.(Jack, 1994)
* Magister Gizi Masyarakat Program Pascasarjana Univer-
sitas Diponegoro, Semarang, Indonesia
Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia (2011) 2: 133-138134
Pemberian cairan pada atlet bertujuan
untuk mencegah dehidrasi dan untuk mem-
pertahankan keseimbangan cairan tubuh.
Selain itu, pemberian cairan yang adekuat
ditujukan untuk mencegah cedera akibat pa-
nas tubuh yang berlebihan.(Primana, 2007)
Berbagai jenis cairan akan memberikan efek
yang berbeda terhadap proses rehidrasi. Efek
pemberian cairan yang diamati pada peneliti-
an-penelitian sebelumnya adalah pada aspek
rehidrasinya melalui kadar urin. Belum ada
penelitian yang mengamati efek pemberian
cairan terhadap perubahan denyut nadi, teka-
nan darah dan lama periode pemulihan, maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang efek rehidrasi pada atlet dengan pem-
berian berbagai jenis cairan baik pemberian air
minum, elektrolit maupun elektrolit+glukosa,
sebagai pemulihan bagi atlet setelah melaku-
kan olahraga.
Penelitian ini bertujuan untuk menge-
tahui efek pemberian cairan rehidrasi berupa
elektriolit dan elektrolit+glukosa terhadap pe-
rubahan denyut nadi, tekanan darah dan la-
manya periode pemulihan setelah latihan sik.
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai in-
formasi perlunya konsumsi cairan yang cukup
dengan jenis yang tepat untuk memulihkan
kondisi setelah olahraga.
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian eks-
perimen dengan pemberian perlakuan atau
intervensi pada subjek penelitian. Adapun de-
sain penelitiannya pretest -post test group design.
Subjek pada penelitian ini adalah atlet sepak-
bola klub mandala yang berumur 16-23 tahun.
Kriteria Inklusi yang diambil adalah tidak
menderita sakit dalam 1 minggu terakhir, laki-
laki, berumur 16-23 tahun, IMT normal (18,5-
22,9), bersedia menjadi sampel dalam peneliti-
an melalui Informed Consent. Jumlah subjek 20
orang. Variabel bebas pada penelitian ini ada-
lah 3 jenis cairan rehidrasi. Variabel terikatnya
meliputi perubahan denyut nadi, perubahan
tekanan darah, serta lama periode pemulihan
denyut nadi dan tekanan darah, sedangkan va-
riabel pengganggu dalam penelitian ini adalah
beban latihan, suhu lingkungan, istirahat, sta-
tus gizi (IMT), konsumsi suplemen, konsum-
si cairan sebelum latihan, kondisi kesehatan.
Pengukuran berat badan, denyut nadi, teka-
nan darah sebelum dan setelah latihan serta
lama periode pemulihan pada pemberian tiap
jenis cairan rehidrasi dilakukan 2 kali dengan
interval waktu 3 hari. Analisis data meliputi
analisis deskriptif inferensial dan multivari-
at, dengan menggunakan uji Repeated Measure
dan Friedman serta dilanjutkan dengan regre-
si linier berganda untuk mengontrol variabel
pengganggu.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengukuran, Karak-
teristik berat badan subjek pada awal pengu-
kuran minimal adalah 45,9 kg, maksimal 61,1
kg dengan rerata 53,7 kg dan standart devia-
sinya 4,6. Tinggi badan subjek minimal adalah
155 cm dengan tinggi maksimal 172 cm, rerata
tinggi subjek 163,2 cm dengan standart devia-
sinya 5,5. IMT subjek berkisar antara 18,9 dan
22,3 dan rerata 20,1 dengan standart deviasi
0,9. Selisih berat badan sebelum dan sesudah
pemberian cairan pada kelompok air minum
adalah 0,3 kg, kelompok elektrolit maupun
elektrolit+glukosa adalah 0,5 kg.
Hasil recall dari konsumsi cairan subjek
selama 24 jam terakhir adalah rerata 2221 ml
sebelum pemberian cairan air minum, 2156
ml sebelum pemberian elektrolit dan 2184 ml
sebelum pemberian elektrolit+glukosa. Ber-
dasarkan uji Repeated Measure tidak ada perbe-
daan konsumsi cairan sebelum latihan dalam
pemberian 3 jenis cairan rehidrasi. Adapun
jenis cairan yang paling banyak dikonsumsi
sebelum pemberian ke 3 jenis cairan rehidrasi
adalah air putih.
Selain air putih subjek juga mengkon-
sumsi teh, kopi, dan extra jos (mengandung
kafein) yang dikonsumsi sebelum pemberian
cairan elektrolit+glukosa sebanyak 20%. Kon-
sumsi kafein berpengaruh terhadap perang-
sangan otot jantung, sehingga meningkatkan
frekuensi kontraksi, dan merangsang susu-
nan syaraf yang menjadikan orang lebih siaga
dan mempunyai efek vasodilatasi pada pem-
buluh darah perifer. Selain itu kafein mampu
merangsang mobilisasi lemak sehingga dapat
meningkatkan prestasi aerobik, melindungi li-
ver serta mengembangkan memori. Meskipun
memiliki beberapa manfaat, pemakaian kafein
bagi olahragawan sebaiknya dihindari, sebab
akan merugikan kinerja saat bertanding seperti
denyut jantung berlebihan.(Irianto, 2007)
Hasil uji Repeated Measure terhadap
denyut nadi awal didapatkan hasil p=0,068 se-
hingga tidak ada perbedaan denyut nadi awal
sebelum pemberian 3 jenis cairan rehidrasi.
peningkatan denyut nadi sebelum dan setelah
pemberian cairan pada kelompok air minum
adalah 32 kali/menit, pada kelompok elektro-
lit adalah 38 kali/menit, dan pada kelompok
135Dyah Krisnawati dkk. - Efek Cairan Rehidrasi terhadap Denyut Nadi, Tekanan Darah dan Lama Periode Pemulihan
elektrolit+glukosa adalah 43 kali/menit. Peru-
bahan denyut nadi sebelum dan sesudah lati-
han dapat dilihat pada Gambar 1.
Hasil analisis menunjukkan ada perbe-
daan denyut nadi antara sebelum dan sete-
lah latihan olahraga pada pemberian cairan
air minum (p=0,001), pada pemberian cairan
elektrolit (p=0,001) dan pada pemberian cairan
elektrolit+glukosa (p=0,001). Hasil uji Repeated
Measure selisih denyut nadi didapatkan hasil
yang signikan (p=0,001) sehingga ada per-
bedaan secara nyata selisih denyut nadi sete-
lah pemberian ke 3 cairan rehidrasi. Hasil uji
regresi linier pada peningkatan denyut nadi,
setelah dilakukan kontrol dengan persentase
penurunan berat badan menunjukkan bahwa
ada perbedaan antara peningkatan denyut
nadi setelah diberi air minum dengan setelah
diberi elektrolit+glukosa. Peningkatan denyut
nadi setelah dilakukan kontrol dengan persen-
tase penurunan berat badan bisa dilihat pada
Tabel 1.
Rekomendasi yang dikemukakan oleh
Williams (2007) menyatakan air minum dire-
komendasikan untuk pengantian cairan pada
saat latihan tidak terlalu lama pada suhu pa-
nas, sedangkan apabila latihan dalam waktu
yang lama lebih dari 90 menit baik diberikan
cairan yang mengandung elektrolit dan gluko-
sa. Pada penelitian ini cairan yang paling baik
diberikan adalah cairan air minum, karena la-
tihannya tidak terlalu lama yaitu hanya 45 me-
nit.(Williams, 2007)
Tabel 1. Hasil Uji Regresi Linier Peningkatan
Denyut Nadi
Parameter B Std. error Sig
Intercept 53.9 6.46 .000
P_ penurunan BB
(kel=1)
(kel=2)
(kel=3)
-11.2
-16.5
-6.07
0
6.67
4.28
3.48
-
.099
.000
.087
-
R Squared = .214 (Adjusted R Squared = .172
Tabel 2. Rerata Peningkatan Denyut Nadi
Pada Pemberian 3 Jenis Cairan Rehidrasi
Kelompok Mean Std. error
Air minum
Elektrolit
Elektrolit+glukosa
28.82
39.22
45.29
2.975
2.602
2.602
Tekanan darah adalah kekuatan yang
dimiliki oleh darah untuk melawan dinding
pembuluh darah. Tekanan darah ada 2 jenis
yaitu tekanan darah sistolik merupakan te-
kanan pada saat jantung memompa darah ke
arteri dan tekanan darah diastolik merupakan
tekanan dimana jantung istirahat memompa
dan darah mengalir kembali ke jantung. Ada 2
faktor utama yang mempengaruhi perubahan
tekanan darah yaitu: volume darah dalam sir-
kulasi dan hambatan terhadap tekanan darah.
Pada saat berolahraga terjadi pengeluaran ke-
ringat yang berlebih sehingga meningkatkan
Gambar 1. Perubahan Denyut Nadi Sebelum dan Setelah Pemberian 3 Cairan Rehidrasi.
Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia (2011) 2: 133-138136
osmolalitas plasma dan kepadatan volume
darah, serta peningkatan denyut nadi dan te-
kanan darah. Pada saat pemberian cairan, jika
cairan yang diberikan dapat di serap dengan
efektif maka akan menurunkan kepadatan vo-
lume darah.(Williams, 2007)
Hasil uji Repeated Measure terhadap te-
kanan darah sistolik awal didapatkan hasil
p=0,6268, sehingga tidak ada perbedaan te-
kanan darah sistolik awal sebelum pembe-
rian 3 jenis cairan. Ada perbedaan tekanan
darah sistolik pada pemberian cairan air mi-
num (p=0,001) pada pemberian cairan elekt-
rolit (p=0,001) dan pada pemberian cairan
elektrolit+glukosa (p=0,001). Dari hasil uji
Friedman pada selisih tekanan darah sistolik di-
dapatkan hasil yang tidak signikan (p=0,259)
sehingga tidak ada perbedaan tekanan darah
sistolik pada pemberian ke 3 cairan rehidrasi.
Tabel 3. Hasil Uji Regresi Linier Peningkatan
Tekanan Darah Sistolik
Parameter B Std. error Sig
Intercept 12.902 3.294 .000
P_ penu-
runan BB
(kel=1)
(kel=2)
(kel=3)
-.728
.602
.603
0
3.402
2.187
1.777
-
.831
.784
.972
-
R Squared = .0.006 (Adjusted R Squared =
-.047)
Setelah dilakukan kontrol dengan per-
sentase penurunan berat badan, tidak dite-
mukan perbedaan peningkatan tekanan darah
sistolik antara ke 3 jenis cairan rehidrasi. Hasil
uji regresi linier peningkatan tekanan darah
sistolik dapat dilihat pada Tabel 3.
Hasil uji Repeated Measure terhadap te-
kanan darah diastolik awal (p=0,874) sehingga
tidak ada perbedaan tekanan darah diastolik
sebelum pemberian 3 jenis cairan. Perubahan
tekanan darah diastolik sebelum dan setelah
pemberian cairan. Ada perbedaan tekanan
darah diastolik pada pemberian cairan air mi-
num (p=0,001), pada pemberian cairan elekt-
rolit (p=0,001) dan pada pemberian cairan
elektrolit+glukosa (p=0,001). Adapun selisih
tekanan darah diastolik berdasarkan uji Fried-
man didapatkan hasil yang signikan (p=
0,028) yang berarti bahwa ada perbedaan teka-
nan darah diastolik pada pemberian ke 3 jenis
cairan rehidrasi. Perubahan tekanan darah di-
astolik dapat dilihat pada Gambar 3.
Setelah dilakukan kontrol dengan per-
sentase penurunan berat badan, tidak ditemu-
kan perbedaan peningkatan tekanan darah di-
astolik antara ke 3 jenis cairan rehidrasi. Hasil
uji regresi linier peningkatan tekanan darah
diastolik dapat dilihat pada Tabel 4.
Penambahan cairan glukosa dan elekt-
rolit akan meningkatkan osmolitas yaitu mem-
bantu absorbsi air kedalam sirkulasi darah dari
usus. Glukosa dan elektrolit berinteraksi da-
lam dinding usus, glukosa akan menstimulasi
absorbsi elektrolit dan elektrolit dibutuhkan
untuk mengabsorbsi glukosa. Ketika glukosa
dan elektrolit diabsorbsi larutan cenderung pa-
dat sehingga membantu absorbsi air dari usus
ke sirkulasi dan akan menurunkan tekanan da-
rah.(Williams, 2007)
Gambar 2. Perubahan Tekanan Darah Sistolik sebelum dan setelah pemberian 3 cairan rehidrasi
137Dyah Krisnawati dkk. - Efek Cairan Rehidrasi terhadap Denyut Nadi, Tekanan Darah dan Lama Periode Pemulihan
Tabel 4. Hasil Uji Regresi Linier Peningkatan
Tekanan Darah Diastolik
Parameter B Std. error Sig
intercept 5.621 1.856 .004
P_ penu-
runan BB
(kel=1)
(kel=2)
(kel=3)
1.820
.557
1.375
0
1.917
1.232
1.001
-
.347
.653
.175
-
R Squared = .061 (Adjusted R Squared =
.011)
Berdasarkan hasil uji Friedman pada peri-
ode pemulihan tekanan darah sistolik menun-
jukkan tidak ada perbedaan periode pemuli-
han tekanan darah sistolik pada pemberian ke
3 cairan rehidrasi (p=0,779). Periode pemuli-
han tekanan darah diastolik dengan uji Repea-
ted Measure menunjukkan tidak ada perbedaan
setelah pemberian ke 3 cairan rehidrasi dengan
nilai p=0,402. Hasil uji Repeated Measure peri-
ode pemulihan denyut nadi didapatkan hasil
yang tidak signikan dengan nilai p=0,402 se-
hingga tidak ada perbedaan secara nyata peri-
ode pemulihan denyut nadi setelah pemberian
ke 3 jenis cairan rehidrasi. Pada penelitian ini
perbandingan pemberian ke 3 jenis cairan ter-
hadap lama periode pemulihan denyut nadi
didapatkan lama periode pemulihan denyut
nadi yang paling pendek terjadi pada pemberi-
an cairan air minum.
Olahraga akan membuat peningkatan
denyut nadi yang disebabkan oleh berkurang-
nya konsumsi oksigen. Untuk menjaga stabili-
tas aliran darah guna menyuplai oksigen dan
bahan bakar energi ke otot, maka kerja jantung
secara otomatis akan ditingkatkan oleh tubuh.
6
Pemberian cairan yang efektif akan memper-
kecil perubahan denyut nadi sehingga akan
menunda kelelahan dan memperpendek lama
periode pemulihan denyut nadi. (Williams,
2007) Penelitian yang dilakukan oleh Michell
(2000) menyebutkan bahwa perbaikan fungsi
kardiovaskuler tidak dipengaruhi oleh penam-
bahan elektrolit. Gangguan kardiovaskuler
yang ditandai dengan peningkatan denyut
nadi dipengaruhi oleh tingkat dehidrasi se-
lama latihan diantaranya kondisi hypertermia
yaitu terjadi peningkatan suhu tubuh yang
disertai dengan dehidrasi.(Mitchell, 2000) Me-
nurut Stone (1994) kehilangan cairan sebesar
5-6% dari berat badan akan meningkatkan
denyut nadi. Pada saat hypertermi tubuh be-
rusaha untuk membuat suhu tubuh menjadi
normal. Pemberian air saja merupakan cairan
yang paling baik untuk menurunkan suhu tu-
buh yang disertai dengan dehidrasi.
Periode pemulihan tekanan darah sisto-
lik didapatkan hasil tidak ada perbedaan pe-
riode pemulihan pada pemberian ke 3 cairan
rehidrasi. Hasil uji Repeated Measure periode
pemulihan tekanan darah diastolik didapat-
kan hasil yang tidak signikan dengan nilai
p=0,402, sehingga tidak ada perbedaan secara
nyata periode pemulihan tekanan darah dias-
tolik setelah pemberian ke 3 cairan rehidrasi.
Gambar 3. Perubahan Tekanan Darah Diastolik Sebelum dan Setelah Pemberian 3 Cairan.
Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia (2011) 2: 133-138138
Pada penelitian ini walaupun dengan uji
Friedman tidak menunjukkan adanya perbe-
daan lama periode pemulihan tekanan darah
sistolik dan diastolik, tetapi bila dilakukan per-
bandingan pemberian ke 3 jenis cairan rehid-
rasi terhadap lama periode pemulihan tekanan
darah sistolik maupun lama periode pemuli-
han tekanan darah diastolik, maka didapatkan
hasil lama periode pemulihan tekanan darah
sistolik yang paling pendek terjadi pada pem-
berian cairan elektrolit, dan lama periode pe-
mulihan tekanan darah diastolik pada pembe-
rian cairan air minum.
Salah satu faktor yang mempengaruhi
perubahan tekanan darah pada saat latihan
adalah kecilnya penurunan volume plasma,
sehingga peningkatan tekanan tidak terlalu
besar pada saat latihan dan akan menunda
kelelahan dan memperpendek lamanya pe-
riode pemulihan setelah latihan.(Williams,
2007) Penelitian yang dilakukan oleh Borgeron
(2000) menyarankan pemberian 1/2 sendok
garam dalam 500 ml minuman berenergi akan
memperbaiki sirkulasi darah. (Bergeron, 2000)
Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh
Williams (2007) bahwa apabila sirkulasi darah
lancar akan membuat waktu pemulihan teka-
nan darah yang meningkat setelah olahraga
menjadi lebih pendek. (Williams, 2007)
SIMPULAN
Ada perbedaan efek pemberian ke 3
jenis cairan rehidrasi terhadap peningkatan
denyut nadi setelah latihan sik. Cairan re-
hidrasi air minum menghasilkan peningkatan
denyut nadi terkecil yaitu sebesar 28 kali/me-
nit dibandingkan dengan 39 kali/menit pada
pemberian cairan elektrolit dan 45 kali/menit
pada pemberian elektrolit+glukosa.
Untuk meminimalkan peningkatan teka-
nan darah diastolik setelah latihan sebaiknya
diberikan cairan rehidrasi yang mengandung
elektrolit+glukosa. Untuk meminimalkan pe-
ningkatan denyut nadi setelah latihan dalam
waktu yang tidak terlalu lama sebaiknya dibe-
rikan cairan rehidrasi air minum.
DAFTAR PUSTAKA
Ilyas, E. Nutrisi Pada Atlet. http://www.gizi.net. Diakses
13 September 2007.
Jack H. Wilmore/ David L. Costill. 1994. Physiology of Sport
and Exercise. Human Kinetics
Primana, D. 2007. Kebutuhan Air dan Elektrolit pada Olah-
raga. http://www.gizi.net . Diakses 13 September
2007.
Irianto D.P. 2007. Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olah-
raga. Yogyakarta: Penerbit Andi
Williams, M. 2007. Nutrition for Health, Fitness and Sport.
Eighth Edition. New York: Americas
Stone M.H. 1994. Weight gain and weight loss. Dalam Baechle
t.R,editor. Essentials of Strength Training and Con-
ditioning, human Kinetcs, New zealand, 1994; 231-
237
Mitchell, J.B., Phillips, S.P., Mercer, S.P., Pizza, F.X. 2000.
Post exercise rehydration: effect of Na+
and vol-
ume on restoration of uid space and cardiovas-
cular function. Journal Appl. Physiol. 89: 1302-1309
Bergeron. 2000. Sodium: The Forgotten Nutrient. Sports
Science Exchange. 13(3): 1-4

More Related Content

Viewers also liked

Viewers also liked (20)

Strategic Thinking In Complex Adaptive System A Case Study
Strategic Thinking In Complex Adaptive System   A Case StudyStrategic Thinking In Complex Adaptive System   A Case Study
Strategic Thinking In Complex Adaptive System A Case Study
 
OA
OAOA
OA
 
Art portfolio ll:04:2011
Art portfolio ll:04:2011Art portfolio ll:04:2011
Art portfolio ll:04:2011
 
Leadership Hashim
Leadership HashimLeadership Hashim
Leadership Hashim
 
Alineamiento Horizontal
Alineamiento HorizontalAlineamiento Horizontal
Alineamiento Horizontal
 
Knowledge Management In A Service Organisation
Knowledge Management In A Service OrganisationKnowledge Management In A Service Organisation
Knowledge Management In A Service Organisation
 
Methodological Fit
Methodological FitMethodological Fit
Methodological Fit
 
LeanLogistics Introductory Presentation
LeanLogistics  Introductory PresentationLeanLogistics  Introductory Presentation
LeanLogistics Introductory Presentation
 
Arks Presentation
Arks PresentationArks Presentation
Arks Presentation
 
Corporate Compliance[1]
Corporate Compliance[1]Corporate Compliance[1]
Corporate Compliance[1]
 
Corent Slides For Impact
Corent Slides For ImpactCorent Slides For Impact
Corent Slides For Impact
 
Operation Bunia 2009
Operation Bunia 2009Operation Bunia 2009
Operation Bunia 2009
 
The Seven C’S Effective Communication
The Seven C’S Effective CommunicationThe Seven C’S Effective Communication
The Seven C’S Effective Communication
 
FSSAI - Guidline for e-commerce FBO
FSSAI - Guidline for e-commerce FBOFSSAI - Guidline for e-commerce FBO
FSSAI - Guidline for e-commerce FBO
 
Les 1b 7 2-2011 a2 lunedi
Les 1b 7 2-2011 a2 lunediLes 1b 7 2-2011 a2 lunedi
Les 1b 7 2-2011 a2 lunedi
 
Merapi Eruption.....
Merapi Eruption.....Merapi Eruption.....
Merapi Eruption.....
 
Proyecto de aula sub-grupo 2 c - luis carlos cano martinez
Proyecto de aula   sub-grupo 2 c - luis carlos cano martinezProyecto de aula   sub-grupo 2 c - luis carlos cano martinez
Proyecto de aula sub-grupo 2 c - luis carlos cano martinez
 
A luz sempre conosco
A  luz  sempre  conoscoA  luz  sempre  conosco
A luz sempre conosco
 
Proyecto tecnica
Proyecto tecnica Proyecto tecnica
Proyecto tecnica
 
Um defeito na mulher
Um defeito na mulherUm defeito na mulher
Um defeito na mulher
 

Similar to 2028 4647-1-sm

382-Article Text-2683-5-10-20191027.pdf
382-Article Text-2683-5-10-20191027.pdf382-Article Text-2683-5-10-20191027.pdf
382-Article Text-2683-5-10-20191027.pdfssuser1aaea51
 
Mengukur aktivitas fisik
Mengukur aktivitas fisikMengukur aktivitas fisik
Mengukur aktivitas fisikIwan Hariyanto
 
Pemantauan gizi olahraga raga atlet secara biokimia
Pemantauan gizi olahraga raga atlet secara biokimiaPemantauan gizi olahraga raga atlet secara biokimia
Pemantauan gizi olahraga raga atlet secara biokimiaelfinamaharani99
 
tingkat pengetahuan recovery terhadap atlet atletik.pptx
tingkat pengetahuan recovery terhadap atlet atletik.pptxtingkat pengetahuan recovery terhadap atlet atletik.pptx
tingkat pengetahuan recovery terhadap atlet atletik.pptxRahmadRivalda
 
Referat rehabilitasi paru pada copd imam dr. sumardi
Referat rehabilitasi paru pada copd imam dr. sumardiReferat rehabilitasi paru pada copd imam dr. sumardi
Referat rehabilitasi paru pada copd imam dr. sumardiImam Manggalya Adhikara
 
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptxSARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptxJulfiana Mardatillah
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)jackruto
 
161-Article Text-537-1-10-20220528.pdf
161-Article Text-537-1-10-20220528.pdf161-Article Text-537-1-10-20220528.pdf
161-Article Text-537-1-10-20220528.pdfWahyuPriambodo9
 
Olahraga Dan Kesehatan.pptx kesehatan seksual diabetes tipe 2
Olahraga Dan Kesehatan.pptx kesehatan seksual diabetes tipe 2Olahraga Dan Kesehatan.pptx kesehatan seksual diabetes tipe 2
Olahraga Dan Kesehatan.pptx kesehatan seksual diabetes tipe 2adisuputra3
 
Pasien hemodialisa
Pasien hemodialisaPasien hemodialisa
Pasien hemodialisaVerla Audita
 

Similar to 2028 4647-1-sm (20)

382-Article Text-2683-5-10-20191027.pdf
382-Article Text-2683-5-10-20191027.pdf382-Article Text-2683-5-10-20191027.pdf
382-Article Text-2683-5-10-20191027.pdf
 
Mengukur aktivitas fisik
Mengukur aktivitas fisikMengukur aktivitas fisik
Mengukur aktivitas fisik
 
Pemantauan gizi olahraga raga atlet secara biokimia
Pemantauan gizi olahraga raga atlet secara biokimiaPemantauan gizi olahraga raga atlet secara biokimia
Pemantauan gizi olahraga raga atlet secara biokimia
 
tingkat pengetahuan recovery terhadap atlet atletik.pptx
tingkat pengetahuan recovery terhadap atlet atletik.pptxtingkat pengetahuan recovery terhadap atlet atletik.pptx
tingkat pengetahuan recovery terhadap atlet atletik.pptx
 
Referat rehabilitasi paru pada copd imam dr. sumardi
Referat rehabilitasi paru pada copd imam dr. sumardiReferat rehabilitasi paru pada copd imam dr. sumardi
Referat rehabilitasi paru pada copd imam dr. sumardi
 
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptxSARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptx
 
Peredaran darah
Peredaran darahPeredaran darah
Peredaran darah
 
Fani W. 2013.pdf
Fani W. 2013.pdfFani W. 2013.pdf
Fani W. 2013.pdf
 
Ebcr
EbcrEbcr
Ebcr
 
Ebcr
EbcrEbcr
Ebcr
 
NCP_DM_ULKUS.docx
NCP_DM_ULKUS.docxNCP_DM_ULKUS.docx
NCP_DM_ULKUS.docx
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)
 
Ii. askep hipertensi
Ii. askep hipertensiIi. askep hipertensi
Ii. askep hipertensi
 
SENAM.pptx
SENAM.pptxSENAM.pptx
SENAM.pptx
 
Presentasi sidang hasil sebelum wisudaa ..
Presentasi sidang hasil sebelum wisudaa ..Presentasi sidang hasil sebelum wisudaa ..
Presentasi sidang hasil sebelum wisudaa ..
 
161-Article Text-537-1-10-20220528.pdf
161-Article Text-537-1-10-20220528.pdf161-Article Text-537-1-10-20220528.pdf
161-Article Text-537-1-10-20220528.pdf
 
adaftasi dan respon tubuh, doping dan penyalah gunaan obat
adaftasi dan respon tubuh, doping dan penyalah gunaan obatadaftasi dan respon tubuh, doping dan penyalah gunaan obat
adaftasi dan respon tubuh, doping dan penyalah gunaan obat
 
Olahraga Dan Kesehatan.pptx kesehatan seksual diabetes tipe 2
Olahraga Dan Kesehatan.pptx kesehatan seksual diabetes tipe 2Olahraga Dan Kesehatan.pptx kesehatan seksual diabetes tipe 2
Olahraga Dan Kesehatan.pptx kesehatan seksual diabetes tipe 2
 
Pasien hemodialisa
Pasien hemodialisaPasien hemodialisa
Pasien hemodialisa
 
Pasien hemodialisa
Pasien hemodialisaPasien hemodialisa
Pasien hemodialisa
 

Recently uploaded

Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxIrfanNersMaulana
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxYudiatma1
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATIPPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATIMuhammadAlfiannur2
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxIrfanNersMaulana
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptssuser551745
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasariSatya2
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxindah849420
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdfnoviarani6
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptUserTank2
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptkhalid1276
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)AsriSetiawan3
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 

Recently uploaded (20)

Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATIPPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 

2028 4647-1-sm

  • 1. Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia Volume 1. Edisi 2. Desember 2011. ISSN: 2088-6802 http://journal.unnes.ac.id/index.php/miki Artikel Penelitian Efek Cairan Rehidrasi terhadap Denyut Nadi, Tekanan Darah dan Lama Periode Pemulihan Dyah Krisnawati*, S. Fatimah Pradigdo & Apoina Kartini Diterima: Oktober 2011. Disetujui: November 2011. Dipublikasikan: Desember 2011 © Universitas Negeri Semarang 2011 Abstrak Bertujuan untuk mengetahui jenis cairan rehid- rasi mana yang mempercepat pemulihan setelah olahraga. Metode yang digunakan quasi eksperimen dengan desain pretest-posttest Group Design untuk membandingkan efek rehidrasi air minum, elektrolit dan elektrolit+glukosa. Subjek adalah 20 orang atlet sepakbola di klub Mandala. Pengukuran berat badan, denyut nadi, tekanan darah se- belum dan setelah latihan sik selama 45 menit, serta lama periode pemulihan pada pemberian tiap jenis cairan rehi- drasi dilakukan 2 kali dengan interval waktu 3 hari. Varia- bel-variabel tersebut dibandingkan antara ke 3 jenis cairan. Analisis dilakukan dengan menggunakan metoda Repeated Measure untuk variabel yang berdistribusi normal dan metoda Friedman untuk variabel yang tidak berdistribusi normal serta dilanjutkan dengan regresi linier berganda untuk mengontrol variabel pengganggu. Hasil penelitian menunjukkan; Ada perbedaan efek pemberian ke 3 jenis cairan rehidrasi terhadap peningkatan denyut nadi setelah latihan sik. Cairan rehidrasi air minum menghasilkan peningkatan denyut nadi terkecil yaitu sebesar 28 kali/ menit dibandingkan dengan 39 kali/menit pada pembe- rian cairan elektrolit dan 45 kali/menit pada pemberian cairan elektrolit+glukosa. Tidak ada perbedaan peningka- tan tekanan darah sistolik dan diastolik setelah pemberian 3 jenis cairan tersebut. Tidak ada perbedaan periode pe- mulihan denyut nadi, tekanan darah sistolik dan diastolik setelah pemberian 3 jenis cairan rehidrasi. Simpulan; pem- berian cairan air minum memberikan hasil yang terbaik pada latihan sik selama 45 menit. Kata Kunci: cairan rehidrasi; denyut nadi; tekanan darah; lama periode pemulihan Abstract This study aimed to nd the best rehydration solution for recovery after exercise. The method of this research is quasy experiment with pretest-postest design study was conducted to compare the rehydration effect of water, electrolyte and glucose-electrolyte. The subjects were 20 football athletes of Mandala football club. Body weight, heart rate, blood pressure at pre and post 45 min- utes exercise and the recovery period were done twice by 3 days interval for three weeks. Those measurements at 3 kinds of rehydration solutions were comparid. Analysis was conducted by repeated measure for normally distrib- uted variables and friedman for not normally distributed variables and followed by multiple linear regresion for controlling the confounding variable. The result are; drink- ing water solution gave the smallest increase of heart rate (28 X/minutes) compared to electrolyte solutions (39 X/ minutes) and electrolyte-glucose solutions (45 X/minutes). There were no difference in systolic and diastolic blood pressure increase after the three different rehydration solu- tion consumption. There was no difference in the recovery period of heart rate, systolic and diastolic blood pressure after the three different rehydration solution consumption. The conclusion is drinking water showed the best effect as a rehydration solution for 45 minute exercise. Keywords: rehydration solution; heart rate; blood pressure recovery period PENDAHULUAN Pada lingkungan dengan suhu yang panas, maka atlet yang melakukan olahraga dalam waktu yang lama, suhu tubuhnya akan meningkat diatas batas normal. Tubuh yang panas berusaha untuk menjadi dingin dengan cara berkeringat. Banyaknya keringat yang ke- luar tergantung dari ukuran tubuh, jenis olah- raga, intensitas olahraga, lamanya olahraga, cuaca dan kelembaban lingkungan, serta jenis bahan yang pada pakaian yang digunakan. Setiap perubahan berat badan sebelum dan setelah olahraga merupakan petunjuk adanya kehilangan cairan tubuh selama berolahraga. (Ilyas, 2007) Keseimbangan cairan selama latihan merupakan hal yang penting untuk mengopti- malkan fungsi kardiovaskuler dan pengaturan suhu tubuh. Pada saat latihan, air dialirkan dari plasma ke dalam usus dan ruang intraselular. Penurunan volume plasma dalam tubuh akan meningkatkan denyut nadi, tekanan darah dan suhu tubuh. Perubahan tersebut akan menga- lami pemulihan setelah fase istirahat, dimana lama periode pemulihan tergantung pada kon- disi atlet dan tercapainya keseimbangan cairan di dalam tubuh.(Jack, 1994) * Magister Gizi Masyarakat Program Pascasarjana Univer- sitas Diponegoro, Semarang, Indonesia
  • 2. Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia (2011) 2: 133-138134 Pemberian cairan pada atlet bertujuan untuk mencegah dehidrasi dan untuk mem- pertahankan keseimbangan cairan tubuh. Selain itu, pemberian cairan yang adekuat ditujukan untuk mencegah cedera akibat pa- nas tubuh yang berlebihan.(Primana, 2007) Berbagai jenis cairan akan memberikan efek yang berbeda terhadap proses rehidrasi. Efek pemberian cairan yang diamati pada peneliti- an-penelitian sebelumnya adalah pada aspek rehidrasinya melalui kadar urin. Belum ada penelitian yang mengamati efek pemberian cairan terhadap perubahan denyut nadi, teka- nan darah dan lama periode pemulihan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang efek rehidrasi pada atlet dengan pem- berian berbagai jenis cairan baik pemberian air minum, elektrolit maupun elektrolit+glukosa, sebagai pemulihan bagi atlet setelah melaku- kan olahraga. Penelitian ini bertujuan untuk menge- tahui efek pemberian cairan rehidrasi berupa elektriolit dan elektrolit+glukosa terhadap pe- rubahan denyut nadi, tekanan darah dan la- manya periode pemulihan setelah latihan sik. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai in- formasi perlunya konsumsi cairan yang cukup dengan jenis yang tepat untuk memulihkan kondisi setelah olahraga. METODE Penelitian ini merupakan penelitian eks- perimen dengan pemberian perlakuan atau intervensi pada subjek penelitian. Adapun de- sain penelitiannya pretest -post test group design. Subjek pada penelitian ini adalah atlet sepak- bola klub mandala yang berumur 16-23 tahun. Kriteria Inklusi yang diambil adalah tidak menderita sakit dalam 1 minggu terakhir, laki- laki, berumur 16-23 tahun, IMT normal (18,5- 22,9), bersedia menjadi sampel dalam peneliti- an melalui Informed Consent. Jumlah subjek 20 orang. Variabel bebas pada penelitian ini ada- lah 3 jenis cairan rehidrasi. Variabel terikatnya meliputi perubahan denyut nadi, perubahan tekanan darah, serta lama periode pemulihan denyut nadi dan tekanan darah, sedangkan va- riabel pengganggu dalam penelitian ini adalah beban latihan, suhu lingkungan, istirahat, sta- tus gizi (IMT), konsumsi suplemen, konsum- si cairan sebelum latihan, kondisi kesehatan. Pengukuran berat badan, denyut nadi, teka- nan darah sebelum dan setelah latihan serta lama periode pemulihan pada pemberian tiap jenis cairan rehidrasi dilakukan 2 kali dengan interval waktu 3 hari. Analisis data meliputi analisis deskriptif inferensial dan multivari- at, dengan menggunakan uji Repeated Measure dan Friedman serta dilanjutkan dengan regre- si linier berganda untuk mengontrol variabel pengganggu. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengukuran, Karak- teristik berat badan subjek pada awal pengu- kuran minimal adalah 45,9 kg, maksimal 61,1 kg dengan rerata 53,7 kg dan standart devia- sinya 4,6. Tinggi badan subjek minimal adalah 155 cm dengan tinggi maksimal 172 cm, rerata tinggi subjek 163,2 cm dengan standart devia- sinya 5,5. IMT subjek berkisar antara 18,9 dan 22,3 dan rerata 20,1 dengan standart deviasi 0,9. Selisih berat badan sebelum dan sesudah pemberian cairan pada kelompok air minum adalah 0,3 kg, kelompok elektrolit maupun elektrolit+glukosa adalah 0,5 kg. Hasil recall dari konsumsi cairan subjek selama 24 jam terakhir adalah rerata 2221 ml sebelum pemberian cairan air minum, 2156 ml sebelum pemberian elektrolit dan 2184 ml sebelum pemberian elektrolit+glukosa. Ber- dasarkan uji Repeated Measure tidak ada perbe- daan konsumsi cairan sebelum latihan dalam pemberian 3 jenis cairan rehidrasi. Adapun jenis cairan yang paling banyak dikonsumsi sebelum pemberian ke 3 jenis cairan rehidrasi adalah air putih. Selain air putih subjek juga mengkon- sumsi teh, kopi, dan extra jos (mengandung kafein) yang dikonsumsi sebelum pemberian cairan elektrolit+glukosa sebanyak 20%. Kon- sumsi kafein berpengaruh terhadap perang- sangan otot jantung, sehingga meningkatkan frekuensi kontraksi, dan merangsang susu- nan syaraf yang menjadikan orang lebih siaga dan mempunyai efek vasodilatasi pada pem- buluh darah perifer. Selain itu kafein mampu merangsang mobilisasi lemak sehingga dapat meningkatkan prestasi aerobik, melindungi li- ver serta mengembangkan memori. Meskipun memiliki beberapa manfaat, pemakaian kafein bagi olahragawan sebaiknya dihindari, sebab akan merugikan kinerja saat bertanding seperti denyut jantung berlebihan.(Irianto, 2007) Hasil uji Repeated Measure terhadap denyut nadi awal didapatkan hasil p=0,068 se- hingga tidak ada perbedaan denyut nadi awal sebelum pemberian 3 jenis cairan rehidrasi. peningkatan denyut nadi sebelum dan setelah pemberian cairan pada kelompok air minum adalah 32 kali/menit, pada kelompok elektro- lit adalah 38 kali/menit, dan pada kelompok
  • 3. 135Dyah Krisnawati dkk. - Efek Cairan Rehidrasi terhadap Denyut Nadi, Tekanan Darah dan Lama Periode Pemulihan elektrolit+glukosa adalah 43 kali/menit. Peru- bahan denyut nadi sebelum dan sesudah lati- han dapat dilihat pada Gambar 1. Hasil analisis menunjukkan ada perbe- daan denyut nadi antara sebelum dan sete- lah latihan olahraga pada pemberian cairan air minum (p=0,001), pada pemberian cairan elektrolit (p=0,001) dan pada pemberian cairan elektrolit+glukosa (p=0,001). Hasil uji Repeated Measure selisih denyut nadi didapatkan hasil yang signikan (p=0,001) sehingga ada per- bedaan secara nyata selisih denyut nadi sete- lah pemberian ke 3 cairan rehidrasi. Hasil uji regresi linier pada peningkatan denyut nadi, setelah dilakukan kontrol dengan persentase penurunan berat badan menunjukkan bahwa ada perbedaan antara peningkatan denyut nadi setelah diberi air minum dengan setelah diberi elektrolit+glukosa. Peningkatan denyut nadi setelah dilakukan kontrol dengan persen- tase penurunan berat badan bisa dilihat pada Tabel 1. Rekomendasi yang dikemukakan oleh Williams (2007) menyatakan air minum dire- komendasikan untuk pengantian cairan pada saat latihan tidak terlalu lama pada suhu pa- nas, sedangkan apabila latihan dalam waktu yang lama lebih dari 90 menit baik diberikan cairan yang mengandung elektrolit dan gluko- sa. Pada penelitian ini cairan yang paling baik diberikan adalah cairan air minum, karena la- tihannya tidak terlalu lama yaitu hanya 45 me- nit.(Williams, 2007) Tabel 1. Hasil Uji Regresi Linier Peningkatan Denyut Nadi Parameter B Std. error Sig Intercept 53.9 6.46 .000 P_ penurunan BB (kel=1) (kel=2) (kel=3) -11.2 -16.5 -6.07 0 6.67 4.28 3.48 - .099 .000 .087 - R Squared = .214 (Adjusted R Squared = .172 Tabel 2. Rerata Peningkatan Denyut Nadi Pada Pemberian 3 Jenis Cairan Rehidrasi Kelompok Mean Std. error Air minum Elektrolit Elektrolit+glukosa 28.82 39.22 45.29 2.975 2.602 2.602 Tekanan darah adalah kekuatan yang dimiliki oleh darah untuk melawan dinding pembuluh darah. Tekanan darah ada 2 jenis yaitu tekanan darah sistolik merupakan te- kanan pada saat jantung memompa darah ke arteri dan tekanan darah diastolik merupakan tekanan dimana jantung istirahat memompa dan darah mengalir kembali ke jantung. Ada 2 faktor utama yang mempengaruhi perubahan tekanan darah yaitu: volume darah dalam sir- kulasi dan hambatan terhadap tekanan darah. Pada saat berolahraga terjadi pengeluaran ke- ringat yang berlebih sehingga meningkatkan Gambar 1. Perubahan Denyut Nadi Sebelum dan Setelah Pemberian 3 Cairan Rehidrasi.
  • 4. Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia (2011) 2: 133-138136 osmolalitas plasma dan kepadatan volume darah, serta peningkatan denyut nadi dan te- kanan darah. Pada saat pemberian cairan, jika cairan yang diberikan dapat di serap dengan efektif maka akan menurunkan kepadatan vo- lume darah.(Williams, 2007) Hasil uji Repeated Measure terhadap te- kanan darah sistolik awal didapatkan hasil p=0,6268, sehingga tidak ada perbedaan te- kanan darah sistolik awal sebelum pembe- rian 3 jenis cairan. Ada perbedaan tekanan darah sistolik pada pemberian cairan air mi- num (p=0,001) pada pemberian cairan elekt- rolit (p=0,001) dan pada pemberian cairan elektrolit+glukosa (p=0,001). Dari hasil uji Friedman pada selisih tekanan darah sistolik di- dapatkan hasil yang tidak signikan (p=0,259) sehingga tidak ada perbedaan tekanan darah sistolik pada pemberian ke 3 cairan rehidrasi. Tabel 3. Hasil Uji Regresi Linier Peningkatan Tekanan Darah Sistolik Parameter B Std. error Sig Intercept 12.902 3.294 .000 P_ penu- runan BB (kel=1) (kel=2) (kel=3) -.728 .602 .603 0 3.402 2.187 1.777 - .831 .784 .972 - R Squared = .0.006 (Adjusted R Squared = -.047) Setelah dilakukan kontrol dengan per- sentase penurunan berat badan, tidak dite- mukan perbedaan peningkatan tekanan darah sistolik antara ke 3 jenis cairan rehidrasi. Hasil uji regresi linier peningkatan tekanan darah sistolik dapat dilihat pada Tabel 3. Hasil uji Repeated Measure terhadap te- kanan darah diastolik awal (p=0,874) sehingga tidak ada perbedaan tekanan darah diastolik sebelum pemberian 3 jenis cairan. Perubahan tekanan darah diastolik sebelum dan setelah pemberian cairan. Ada perbedaan tekanan darah diastolik pada pemberian cairan air mi- num (p=0,001), pada pemberian cairan elekt- rolit (p=0,001) dan pada pemberian cairan elektrolit+glukosa (p=0,001). Adapun selisih tekanan darah diastolik berdasarkan uji Fried- man didapatkan hasil yang signikan (p= 0,028) yang berarti bahwa ada perbedaan teka- nan darah diastolik pada pemberian ke 3 jenis cairan rehidrasi. Perubahan tekanan darah di- astolik dapat dilihat pada Gambar 3. Setelah dilakukan kontrol dengan per- sentase penurunan berat badan, tidak ditemu- kan perbedaan peningkatan tekanan darah di- astolik antara ke 3 jenis cairan rehidrasi. Hasil uji regresi linier peningkatan tekanan darah diastolik dapat dilihat pada Tabel 4. Penambahan cairan glukosa dan elekt- rolit akan meningkatkan osmolitas yaitu mem- bantu absorbsi air kedalam sirkulasi darah dari usus. Glukosa dan elektrolit berinteraksi da- lam dinding usus, glukosa akan menstimulasi absorbsi elektrolit dan elektrolit dibutuhkan untuk mengabsorbsi glukosa. Ketika glukosa dan elektrolit diabsorbsi larutan cenderung pa- dat sehingga membantu absorbsi air dari usus ke sirkulasi dan akan menurunkan tekanan da- rah.(Williams, 2007) Gambar 2. Perubahan Tekanan Darah Sistolik sebelum dan setelah pemberian 3 cairan rehidrasi
  • 5. 137Dyah Krisnawati dkk. - Efek Cairan Rehidrasi terhadap Denyut Nadi, Tekanan Darah dan Lama Periode Pemulihan Tabel 4. Hasil Uji Regresi Linier Peningkatan Tekanan Darah Diastolik Parameter B Std. error Sig intercept 5.621 1.856 .004 P_ penu- runan BB (kel=1) (kel=2) (kel=3) 1.820 .557 1.375 0 1.917 1.232 1.001 - .347 .653 .175 - R Squared = .061 (Adjusted R Squared = .011) Berdasarkan hasil uji Friedman pada peri- ode pemulihan tekanan darah sistolik menun- jukkan tidak ada perbedaan periode pemuli- han tekanan darah sistolik pada pemberian ke 3 cairan rehidrasi (p=0,779). Periode pemuli- han tekanan darah diastolik dengan uji Repea- ted Measure menunjukkan tidak ada perbedaan setelah pemberian ke 3 cairan rehidrasi dengan nilai p=0,402. Hasil uji Repeated Measure peri- ode pemulihan denyut nadi didapatkan hasil yang tidak signikan dengan nilai p=0,402 se- hingga tidak ada perbedaan secara nyata peri- ode pemulihan denyut nadi setelah pemberian ke 3 jenis cairan rehidrasi. Pada penelitian ini perbandingan pemberian ke 3 jenis cairan ter- hadap lama periode pemulihan denyut nadi didapatkan lama periode pemulihan denyut nadi yang paling pendek terjadi pada pemberi- an cairan air minum. Olahraga akan membuat peningkatan denyut nadi yang disebabkan oleh berkurang- nya konsumsi oksigen. Untuk menjaga stabili- tas aliran darah guna menyuplai oksigen dan bahan bakar energi ke otot, maka kerja jantung secara otomatis akan ditingkatkan oleh tubuh. 6 Pemberian cairan yang efektif akan memper- kecil perubahan denyut nadi sehingga akan menunda kelelahan dan memperpendek lama periode pemulihan denyut nadi. (Williams, 2007) Penelitian yang dilakukan oleh Michell (2000) menyebutkan bahwa perbaikan fungsi kardiovaskuler tidak dipengaruhi oleh penam- bahan elektrolit. Gangguan kardiovaskuler yang ditandai dengan peningkatan denyut nadi dipengaruhi oleh tingkat dehidrasi se- lama latihan diantaranya kondisi hypertermia yaitu terjadi peningkatan suhu tubuh yang disertai dengan dehidrasi.(Mitchell, 2000) Me- nurut Stone (1994) kehilangan cairan sebesar 5-6% dari berat badan akan meningkatkan denyut nadi. Pada saat hypertermi tubuh be- rusaha untuk membuat suhu tubuh menjadi normal. Pemberian air saja merupakan cairan yang paling baik untuk menurunkan suhu tu- buh yang disertai dengan dehidrasi. Periode pemulihan tekanan darah sisto- lik didapatkan hasil tidak ada perbedaan pe- riode pemulihan pada pemberian ke 3 cairan rehidrasi. Hasil uji Repeated Measure periode pemulihan tekanan darah diastolik didapat- kan hasil yang tidak signikan dengan nilai p=0,402, sehingga tidak ada perbedaan secara nyata periode pemulihan tekanan darah dias- tolik setelah pemberian ke 3 cairan rehidrasi. Gambar 3. Perubahan Tekanan Darah Diastolik Sebelum dan Setelah Pemberian 3 Cairan.
  • 6. Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia (2011) 2: 133-138138 Pada penelitian ini walaupun dengan uji Friedman tidak menunjukkan adanya perbe- daan lama periode pemulihan tekanan darah sistolik dan diastolik, tetapi bila dilakukan per- bandingan pemberian ke 3 jenis cairan rehid- rasi terhadap lama periode pemulihan tekanan darah sistolik maupun lama periode pemuli- han tekanan darah diastolik, maka didapatkan hasil lama periode pemulihan tekanan darah sistolik yang paling pendek terjadi pada pem- berian cairan elektrolit, dan lama periode pe- mulihan tekanan darah diastolik pada pembe- rian cairan air minum. Salah satu faktor yang mempengaruhi perubahan tekanan darah pada saat latihan adalah kecilnya penurunan volume plasma, sehingga peningkatan tekanan tidak terlalu besar pada saat latihan dan akan menunda kelelahan dan memperpendek lamanya pe- riode pemulihan setelah latihan.(Williams, 2007) Penelitian yang dilakukan oleh Borgeron (2000) menyarankan pemberian 1/2 sendok garam dalam 500 ml minuman berenergi akan memperbaiki sirkulasi darah. (Bergeron, 2000) Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Williams (2007) bahwa apabila sirkulasi darah lancar akan membuat waktu pemulihan teka- nan darah yang meningkat setelah olahraga menjadi lebih pendek. (Williams, 2007) SIMPULAN Ada perbedaan efek pemberian ke 3 jenis cairan rehidrasi terhadap peningkatan denyut nadi setelah latihan sik. Cairan re- hidrasi air minum menghasilkan peningkatan denyut nadi terkecil yaitu sebesar 28 kali/me- nit dibandingkan dengan 39 kali/menit pada pemberian cairan elektrolit dan 45 kali/menit pada pemberian elektrolit+glukosa. Untuk meminimalkan peningkatan teka- nan darah diastolik setelah latihan sebaiknya diberikan cairan rehidrasi yang mengandung elektrolit+glukosa. Untuk meminimalkan pe- ningkatan denyut nadi setelah latihan dalam waktu yang tidak terlalu lama sebaiknya dibe- rikan cairan rehidrasi air minum. DAFTAR PUSTAKA Ilyas, E. Nutrisi Pada Atlet. http://www.gizi.net. Diakses 13 September 2007. Jack H. Wilmore/ David L. Costill. 1994. Physiology of Sport and Exercise. Human Kinetics Primana, D. 2007. Kebutuhan Air dan Elektrolit pada Olah- raga. http://www.gizi.net . Diakses 13 September 2007. Irianto D.P. 2007. Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olah- raga. Yogyakarta: Penerbit Andi Williams, M. 2007. Nutrition for Health, Fitness and Sport. Eighth Edition. New York: Americas Stone M.H. 1994. Weight gain and weight loss. Dalam Baechle t.R,editor. Essentials of Strength Training and Con- ditioning, human Kinetcs, New zealand, 1994; 231- 237 Mitchell, J.B., Phillips, S.P., Mercer, S.P., Pizza, F.X. 2000. Post exercise rehydration: effect of Na+ and vol- ume on restoration of uid space and cardiovas- cular function. Journal Appl. Physiol. 89: 1302-1309 Bergeron. 2000. Sodium: The Forgotten Nutrient. Sports Science Exchange. 13(3): 1-4