Dokumen tersebut merupakan laporan konsep kerangka kerja manajemen persediaan PT Aerowisata Catering Service. Laporan tersebut menganalisis faktor-faktor yang perlu dihapuskan, dikurangi, dan ditingkatkan serta faktor baru yang perlu diciptakan. Laporan tersebut juga memberikan saran perbaikan sistem manajemen persediaan perusahaan.
Sim, dimas luhur, prof. dr. hapzi ali, mm, cma, implementasi sistem informasi...
Sim, dimas luhur, prof. dr. ir. hapzi ali,mm,cma,pengembangan sistem, universitas mercubuana 2017
1. Nama : Dimas Luhur
NIM : 43116110145
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, CMA.
Mata Kuliah : Sistem Informasi Manjamen
Pengembangan Sistem
CONCEPTUAL FRAMEWORK
- Faktor Hapuskan
Dari hasil analisis eksternal terhadap perusahaan tidak diperoleh faktor yang perlu dihapuskan di
perusahaan.
- Faktor Kurangi
Diversifikasi produk yang berlebihan harus dikurangi akibat respon terhadap diversifikasi yang dilakukan
oleh pesaing dengan tujuan mempertahankan segmen pasar harus dikurangi.
- Faktor Tingkatkan
Contribution and Corporate Social Responbility (CSR) perusahaan harus ditingkatkan menuju level ekselen
karena tingginya kesadaran masyarakat akan pendidikan, kesehatan dan lingkungan.
Elemen nilai seperti Struktur Biaya, Neraca Finansial, Kualitas Operasional, Perencanaan Produksi,
Kompetensi Karyawan, dan Relasi Industrial dan Eksternal harus ditingkatkan lagi menuju level ekselen.
- Faktor Ciptakan
Sebagai komitmen terhadap kesehatan PT Aerofood ACS telah baik mengelola kesehatan dan kebersihan
lingkungan pekerjanya
Kesimpulan
Manajemen persediaan PT Aerowisata Catering Service dibangun berdasarkan kondisi dan permasalahan
yang dihadapai perusahaan (bottom up) bukan hanya berdasarkan teori. Teori yang ada dijadikan garis besar
dan panduan yang disesuaikan dengan kondisi perusahaan. Manajemen persediaan yang memberikan hasil
optimal dan efektif dalam penerapannya, adalah manajemen persediaan yang selalu berubah mengikuti
perkembangan kondisi eksternal dan internal perusahaan, karena sejalan dengan perubahan tersebut, bentuk
manajemen persediaan yang dibutuhkan oleh perusahaan juga akan berubah. PT Aerowisata Catering
2. Service dalam perencanaannya, menggunakan sistem perencanaan manual dibantu dengan program
komputer (sistem perencanaan mundur). Walaupun skala usahanya besar, namun dengan jumlah permintaan
produksi yang bisa dikatakan berubah-ubah setiap harinya, PT ACS membutuhkan fleksibilitas apabila ada
perubahan perencanaan. Variasi jenis persediaan yang saling berkaitan dan struktur organisasi yang
kompleks lebih mudah diikuti perkembangannya dengan sistem perencanaan manual. Demikian juga apabila
ada umpan balik yang diterima dari pihak produksi maka perubahan perencanaan sangat mudah untuk
dilakukan. Saran Saran bagi PT Aerowisata Catering Service, yang pertama terus menerus mengadakan
perbandingan dengan perusahaan inflight catering manca negara lain dalam efisiensi manajemen persediaan.
Dengan menganalisa kembali manajemen persediaan dalam jangka waktu tertentu, maka inovasi-inovasi
baru yang lebih efektif dapat membantu PT ACS dalam perkembangannya di masa mendatang. Kedua,
efisiensi prosedur pembuatan purchase request (PR) dengan mengurangi/memperpendek rantai pihak-pihak
yang menyetujui pembuatan PR. PihakCost Controller dan Store Manager perlu mendapat informasi
mengenai bahan baku yang dipesan dan yang akan diterima namun tidak perlu terlibat dalam penyetujuan
pembuatan PR (PR approval). Pada akhir bulan pihak Cost Controller akan mengadakan pengecekkan
mengenai biaya-biaya, dari informasi yang sudah ada akan dibandingkan dengan kondisi yang sebenarnya.
Demikian juga pihak Store Manager hanya akan membutuhkan informasi mengenai jumlah bahan baku yang
dipesan untuk dibandingkan dengan jumlah bahan baku yang sebenarnya diterima di gudang. Ketiga, pihak
Purchasing seharusnya memiliki tanggung jawab untuk menindaklanjuti pemesanan bahan baku yang tidak
sesuai dengan jumlah yang dipesan (sesuai dengan PR dan PO), sehingga pihak kitchen planning lebih
berkonsentrasi kepada perencanaan pembelian dan memenuhi feed back dari bagian produksi. Pihak
purchasing seharusnya bertindak lebih aktif dalam menindaklanjuti perbedaan jumlah pesanan dan jumlah
bahan baku yang sebenarnya diterima.
Saran bagi PT Aerowisata Catering Service, yang pertama terus menerus mengadakan perbandingan dengan
perusahaan inflight catering manca negara lain dalam efisiensi manajemen persediaan. Dengan menganalisa
kembali manajemen persediaan dalam jangka waktu tertentu, maka inovasi-inovasi baru yang lebih efektif
dapat membantu PT ACS dalam perkembangannya di masa mendatang. Kedua, efisiensi prosedur
pembuatan purchase request (PR) dengan mengurangi/memperpendek rantai pihak-pihak yang menyetujui
pembuatan PR. PihakCost Controller dan Store Manager perlu mendapat informasi mengenai bahan baku
yang dipesan dan yang akan diterima namun tidak perlu terlibat dalam penyetujuan pembuatan PR (PR
approval). Pada akhir bulan pihak Cost Controller akan mengadakan pengecekkan mengenai biaya-biaya,
dari informasi yang sudah ada akan dibandingkan dengan kondisi yang sebenarnya. Demikian juga pihak
Store Manager hanya akan membutuhkan informasi mengenai jumlah bahan baku yang dipesan untuk
dibandingkan dengan jumlah bahan baku yang sebenarnya diterima di gudang. Ketiga, pihak Purchasing
seharusnya memiliki tanggung jawab untuk menindaklanjuti pemesanan bahan baku yang tidak sesuai
dengan jumlah yang dipesan (sesuai dengan PR dan PO), sehingga pihak kitchen planning lebih
berkonsentrasi kepada perencanaan pembelian dan memenuhi feed back dari bagian produksi. Pihak
purchasing seharusnya bertindak lebih aktif dalam menindaklanjuti perbedaan jumlah pesanan dan jumlah
bahan baku yang sebenarnya diterima.
DAFTAR PUSTAKA
1. Adam, Everette E. Jr & Ronald J. Ebert. 1992. Production and Operations Management. Prentice
Hall. USA.
2. Situs Emirates Airlines Catering. http://www.ekflightcatering.com
3. Situs Balai Pusat statistik Jakarta. http://www.bps.jakarta.go.id Situs PT Aerowisata Catering
Service. http://www.aerowisata.com
4. Stevenson, William J. 1990. Production/Operation Management. Second Edition. Prentice Hall.
USA. ( 17 oktober 2017 , pukul 17:30 )