3. SEJARAH ANGKLUNG
Angklung adalah mitologi dari Bahasa Bali,
yaitu Ang yang berarti angka (berupa not)
dan klung yang berarti rusak. Jadi, jika
digabungkan angklung berarti angka yang
rusak.
4. Perkembangan musik angklung pada
mulanya yaitu berasal dari bambu wulung
(wulung awi) yang dimainkan dengan
cara dipukul-pukul. Permainan bambu
tersebut bermula untuk menghormati
binatang totem dan untuk menghormati
dan menghargai pemberian hasil panen
padi yang banyak dan baik dari Dewi Sri
yang dipercaya sebagai dewi yang
memberikan kesejahteraan.
5. Dalam perkembangannya musik angklung
perlahan mulai berubah dan beradaptasi
dengan perkembangan jamannya. Mulai dari
jaman dimana manusia memanfaatkan bambu
sebagai alat utama mereka untuk bertahan
hidup, masuknya budaya China, penyiaran
agama Islam, masuknya budaya barat ke
Indonesia, sampai pada jaman modern ini.
6. Pada masa modern ini,
perkembangan musik
angklung mulai
berubah. Itu berawal
dari Daeng Sutisna
yang berhasil
mengubah tangga
nada petatonis
menjadi diatonis
(do,re,mi,fa,sol,la,si,do)
pada tahun 1983
7. Dan perkembangan itu pun
terjadi, misalnya pada KTT
Asia Afrika di Bandung, Jawa
Barat. Musik Angklung modern
dimainkan untuk acara resmi
dalam Indonesia Ultimate
Diversity tersebut, yaitu dalam
lagu Indonesia Raya dan
beberapa lagu daerah yang
terkenal seperti Rasa
Sayange, Ayo Mama, Burung
Kakak Tua dan Bebek Angsa.
8. Pada jaman yang modern ini pula, kita masih dapat
bersuka cita merasakan uniknya musik angklung di
suatu saung angklung yaitu Saung Angklung Udjo
(SAU) D i Bandung, Jawa Barat, tepatnya di Jl.
Padasuka 118 Bandung. Saung Angklung Udjo,
merupakan angsana singgasana angklung terbesar
di dunia yang merupakan mahakarya dari Udjo
Ngalagena, yang dibangun pada tahun 1961.