1. Asal Usul dan Perkembangan
Kentongan (Banyumas)
KELOMPOK 3
1. Alvina Agustin
2. Ardelia Ayu Herliana
3. Elsa Yuliana
4. Emi Rahmawati
5. Nada Nabila Hakim
6. Nurmaulida Farahdiba
7. Ulya Salsabila
2. Asal Usul Kentongan
Kentong adalah alat musik tradisional khas
Banyumas yang terbuat dari bambu atau kayu.
Pada awalnya, kentong digunakan sebagai media
komunikasi antar warga. Namun seiring
perkembangan zaman, penggunaan kentong
mulai bervariatif, salah satunya menjadi alat
musik alternatif yang masih populer sampai
sekarang. Di beberapa daerah lain, kentong juga
dikenal dengan nama jidor. Ukuran kentongan
tersebut berkisar antara diameter 40cm dan
tinggi 1,5M-2M.
3. Sejarah budaya kentongan sebenarnya berasal
dari legenda penjelajah legendaris, Cheng
Ho dari Cina yang mengadakan perjalanan
dengan misi keagamaan. Dalam perjalanan
tersebut, Cheng Ho menemukan kentongan ini
sebagai alat komunikasi ritual keagamaan.
Penemuan kentongan tersebut dibawa
ke China, Korea, dan Jepang.
4. Kentongan sudah ditemukan sejak
awal masehi. Setiap daerah
tentunya memiliki sejarah
penemuan yang berbeda dengan
nilai sejarahnya yang tinggi.
♫
♪ ♪
♫
♫
♪ ♪
♫
5. Di Pengasih, kentongan ditemukan sebagai
alat untuk menguji kejujuran
calon pemimpin daerah. Pada masa sekarang
ini, penggunaan kentongan lebih bervariatif.
Di Nusa Tenggara Barat, kentongan
ditemukan ketika Raja Anak Agung Gede
Ngurah yang berkuasa sekitar abad XIX
menggunakannya untuk mengumpulkan
massa.
Di Yogyakarta ketika masa kerajaan
Majapahit, kentongan Kyai Gorobangsa
sering digunakan sebagai pengumpul
warga.
6. Perkembangan
Kentongan
Musik Kentongan di
Banyumas sudah ada sejak
awal tahun 1970 dan
menjadi sebuah pertunjukan
kesenian yang atraktif.
Bahkan sejak 2004, sudah
tercatat ada sekitar 368 grup
musik kenthongan di
Kabupaten Banyumas
sendiri.
7. Kemudian kesenian tradisional
ini mulai berkembang dengan
ditambahkan alat musik lain
seperti angklung, teplak,
bedug, seruling, hingga tarian.
Bahkan ada festival
kenthongan keliling yang rutin
diadakan setiap tahun untuk
memperingati hari jadi
Kabupaten Banyumas.
8.
9. Bahkan sebuah grup musik kentongan yang
terdiri dari mahasiswa di Universitas Jendral
Soedirman Purwokerto mulai menggebrak
dunia musik dengan mengkolaborasikan musik
kenthongan dengan DJ. Para mahasiswa ini,
memperkenalkan kepada masyarakat luas
terutama para kawula muda, bahwa kesenian
tradisional tidak selalu "kuno".
♫
♪ ♪
♫
10. Memasuki tahun 2000-an mulai masuk alat musik
bambu bertangga nada pentatonis ke dalam kesenian
kentongan, seperti calung dan angklung yang kian
menambah warna musik kentongan Banyumasan. Tidak
hanya itu, beberapa komunitas pecinta seni Banyumas
juga berani menambahkan unsur musik modern seperti
keprak (mini drum), Ketipung (kendhang, biasanya
terbuat dari ban bekas), bedug (bass drum yang besar
terbuat dari drim yang ditutupi ban), kecrik (tamborin),
dan seruling.
11. Semenjak itu, kentongan Banyumas
berkembang dengan sangat pesat.
Tidak hanya alat musiknya, aransemen
musik, lagu, pakaian atau seragam dan
tarianpun ikut menjadi bagian dari
kesenian kenthongan ini.