SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Download to read offline
156
ENAM LANGKAH PRAKTIS
DALAM UPAYA PEMBERDAYAAN GURU
Yusparizal
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
Jl. H.R. Soebrantas Km. 15 Pekanbaru Riau 28293
E-mail: rizalyuspa@gmail.com
Abstrak: Untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak terlepas dari peran besar para
pendidik. Upaya pemberdayaan guru telah dilakukan oleh pemerintah melalui berbagai
program seperti penugasan studi lanjut bagi guru-guru yang belum sarjana (S1),
Pemantapan Kerja Guru (PKG), dan Sertifikasi guru. Namun program pemerintah
tersebut belum mampu menyentuh seluruh elemen guru dan sertifikasi guru dinilai
memiliki pengaruh rendah terhadap profesionalisme guru dan peningkatan mutu
pembelajaran. Kondisi ini memerlukan adanya pengembangan profesionalisme guru
secara berkelanjutan. Diperlukan langkah-langkah praktis yang mampu menyentuh
seluruh elemen guru dan mudah diaplikasikan oleh guru dimana pun guru tersebut
berada karena pada dasarnya kunci keberhasilan pengembangan profesionalisme guru
adalah pemberdayaan diri sendiri oleh guru tersebut. Dalam artikel ini dikemukakan
enam langkah praktis dalam upaya pemberdayaan guru.
Kata kunci: langkah praktis, pemberdayaan, guru
Abstract: To improve the quality of education can not be separated from the important
role of the educator. Teacher empowerment efforts have been made by the government
through various programs such as the assignment of further studies for teachers who
have undergraduate (S1), Strengthening Teachers Work (PKG), and teacher
certification. However, the government program has not been able to touch all elements
of teachers and certified teachers considered to have a low impact on the
professionalism of teachers and improving the quality of learning. This condition
requires the professional development of teachers on an ongoing basis. The necessary
practical steps that can touch all elements of teacher and easily applied by teachers
wherever the teachers are basically the key to success for professional development of
teachers is to empower yourself by the teacher. In this article put forward six practical
steps in an effort to empower teachers.
Keywords: practical steps, empowerment, teacher
Sejarah peradaban negara-negara maju di dunia membelajarkan bahwa kemajuan dan
kesejahteraan sebuah negara tidak hanya dicapai dengan memiliki kelimpahan sumber
daya alam, melainkan juga memiliki sumber daya manusia yang unggul yang menguasai
ilmu pengetahuan dan teknologi. Sudrajat (2008) mengungkapkan bahwa peningkatan
kualitas sumber daya manusia dapat diandalkan untuk menjadi motor penggerak
pembangunan dan berkiprah dalam percaturan global. Disisi lain, Sumber daya manusia,
156
157
menurut Damanhuri dalam Subroto (2012) merupakan salah satu faktor kunci dalam
menuju kesejahteraan.
Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dapat dilakukan melalui
pendidikan. Keberhasilan proses pendidikan tidak terlepas dari peran besar para pendidik
(selanjutnya disebut sebagai guru). Guru memiliki peranan yang sangat penting akan
berhasil atau tidaknya pembelajaran yang berlangsung di sekolah. Hal ini sesuai dengan
sebuah hasil studi di negara-negara berkembang yang membuktikan bahwa guru
memberikan kontribusi tertinggi dalam pencapaian prestasi belajar (36%), kemudian
disusul manajemen (23%), waktu belajar (22%), dan sarana fisik (19%) (Dirjen Dikdasmen
dalam Sudrajat, 2008). Implikasinya adalah: apabila proses pembelajaran di sekolah
berlangsung dengan kinerja guru yang tinggi, akan menghasilkan lulusan yang berkualitas
tinggi pula (Subroto, 2012). Desimone (2011) menambahkan bahwa guru yang terlibat
aktif, fokus, dan positif memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap prestasi siswa.
Dengan kata lain, guru yang positif dan fokus dalam mendidik siswanya akan mampu
meningkatkan prestasi belajar siswa sehingga lulus sebagai lulusan yang berkualitas.
Lulusan berkualitas tinggi akan memberikan efek yang luar biasa terhadap kemajuan dan
kesejahteraan bangsa dan negara.
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 pasal 39 ayat 2 menyebutkan
bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan
pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi
pendidik pada perguruan tinggi. Dalam kaitan pelaksanaan tugas yang diemban oleh guru
sesuai dengan yang diamanatkan oleh undang-undang, guru menghadapi berbagai
hambatan, persoalan, dan tantangan di lapangan. Tidak sedikit guru yang kurang mampu
dalam merencanakan proses pembelajaran. Tidak sedikit pula jumlah guru yang kurang
mampu dalam melaksanakan proses pembelajaran sehingga ini berakibat pada
ketidakberhasilan siswa di sekolah. Jumlah penelitian yang dilakukan oleh guru juga
sangat kurang karena lemahnya pengetahuan dan kemampuan guru dalam melaksanakan
sebuah penelitian.
Solusi yang ditawarkan untuk mengatasi persoalan yang dihadapi oleh guru di
lapangan adalah dengan melakukan kegiatan pemberdayaan pendidik. Pemberdayaan
dalam Bahasa Inggris dikenal dengan istilah empowerment yang bermakna: (1) to give
power to (memberi kekuasaan, kekuatan pada pihak lain, (2) to give ability to (usaha untuk
158
memberikan kemampuan) (Oxford English Dictionary). Menurut Murray (2010)
pemberdayaan adalah proses dimana guru menjadi mampu terlibat, berbagi, dan
mempengaruhi yang pada akhirnya akan memberi dampak positif terhadap kehidupan
mereka. Pemberdayaan guru akan berakibat pada meningkatnya sikap dan kemampuan
peserta didik. Pemberdayaan guru juga diartikan sebagai otonomi guru dalam membuat
keputusan (McGraw, 1992), membuat pertimbangan terkait pengajaran (Bolin, 1989), dan
memiliki pengaruh profesional (Simon, 1987). Dari pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa pemberdayaan adalah proses memberikan kemampuan kepada guru sehingga guru
mampu memberi pertimbangan terkait baik atau tidaknya cara mengajar, kemudian mampu
mengambil keputusan sendiri untuk menyelesaikan permasalahan mengajar yang di hadapi
di dalam kelas sehingga bisa bekerja dengan kinerja yang lebih tinggi dan lebih baik lagi.
Sparks (2013) menambahkan bahwa seluruh guru harus terus memperbaharui pengetahuan
dan kemampuan mereka disepanjang karir mereka sebagai guru sebab ilmu pengetahuan
dan teknologi berkembang dengan pesat yang mensyaratkan guru untuk terus berkembang.
Pemberdayaan guru menjadi sangat penting karena melalui pemberdayaan guru
tersebut, para guru akan mendapatkan ide-ide baru tentang proses belajar mengajar dan
para guru juga akan mempelajari teknik-teknik baru dalam mengajar. Hal ini akan
berdampak positif karena guru yang telah dilatih untuk menggunakan berbagai teknik
mengajar akan lebih cenderung untuk mengaplikasikan teknik-teknik mengajar tersebut
terhadap siswa-siswanya (Chisman dan Crandall, 2007). Selain itu, melalui kegiatan
pemberdayaan guru, guru akan menjadi termotivasi melalui berbagai ide baru dan
pengalaman-pengalaman baru yang akan mereka dapatkan. McClelland (2001 dalam
Subroto, 2012) menyatakan bahwa ada hubungan yang positif antara motivasi dan kinerja
seseorang. Artinya setiap orang yang memiliki motivasi kerja tinggi akan menghasilkan
prestasi kerja yang tinggi pula. Demikian juga pemberdayaan guru memiliki kaitan yang
positif terhadap motivasi guru. Dengan mengikuti program pemberdayaan guru, guru akan
menjadi termotivasi. Semakin guru tersebut termotivasi, maka kinerja guru akan semakin
tinggi. Sebagai dampaknya, hasil belajar siswa akan semakin baik.
Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional dalam Arif (2012)
disinyalir terdapat lebih dari 54% guru memiliki standar kualifikasi yang perlu
ditingkatkan. Untuk itu diperlukan adanya upaya pemberdayaan guru. Upaya
pemberdayaan guru telah dilakukan oleh pemerintah melalui berbagai program seperti
penugasan studi lanjut bagi guru-guru yang belum sarjana (S1), Pemantapan Kerja Guru
159
(PKG), dan sertifikasi guru yang dinilai sebagai titik awal peningkatan kualitas
pembelajaran. Namun hanya 2,06 juta guru atau sekitar 70,5% guru yang memenuhi syarat
sertifikasi. Artinya program pemerintah ini belum mampu menyentuh seluruh elemen guru
dan sertifikasi dinilai memiliki pengaruh rendah terhadap profesionalisme guru dan
peningkatan mutu pembelajaran (Koswara, dkk. 2009). Kondisi ini memerlukan adanya
pengembangan profesionalisme guru secara berkelanjutan. Diperlukan langkah-langkah
praktis yang mampu menyentuh seluruh elemen guru dan mudah diaplikasikan oleh guru
dimana pun guru tersebut berada. Terkait dengan berbagai usaha pemberdayaan guru yang
dilakukan oleh pemerintah, pada dasarnya ada satu prinsip kunci keberhasilan
pemberdayaan guru. Menurut Murray (2010) pengembangan profesional guru yang efektif
rahasianya adalah pemberdayaan diri sendiri (self-empowerment). Artinya agar
profesionalitas guru dapat berkembang secara efektif, maka guru tersebut dituntut untuk
mampu memberdayakan dirinya sendiri tanpa harus menunggu peraturan-peraturan yang
turun dari pemegang kebijakan sehingga peraturan-peraturan tersebut memaksa guru untuk
mengikuti program-program yang diberikan. Pemberdayaan diri sendiri inilah sikap dan
kemampuan yang harus dimiliki oleh guru dalam rangka mengembangkan diri mereka
menuju kinerja yang lebih tinggi dan lebih baik lagi. Tulisan ini mencoba menjabarkan
langkah-langkah praktis yang dapat dilakukan oleh guru dalam rangka pemberdayaan diri
sendiri (self-empowerment) tersebut.
PEMBAHASAN
KONSEP PENGAJARAN REFLEKTIF (REFLECTIVE TEACHING)
Ada banyak sekali definisi tentang pengajaran reflektif (reflective teaching) yang
menjadi konsep dasar teachers’ self-empowerment (pemberdayaan diri sendiri oleh guru).
Para ahli mendefinisikan pengajaran reflektif sebagai kegiatan individu dan ada pula yang
menjelaskan bahwa pengajaran reflektif adalah kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok
guru yang memiliki kesamaan pemikiran. Richards dan Farrel (2005) mengatakan banyak
peneliti yang percaya bahwa guru bisa belajar banyak hal tentang kegiatan belajar
mengajar yang mereka laksanakan dengan cara memeriksa kembali cara mereka mengajar,
mengajukan pertanyaan, dan menjawab pertanyaan terkait kegiatan belajar mengajar yang
mereka laksanakan tersebut. Hal ini senada dengan Murray (2010) yang mengungkapkan
bahwa pengajaran reflektif adalah fondasi utama untuk pengembangan guru yang
berkelanjutan. Melalui pengajaran reflektif, guru memiliki kesempatan untuk menganalisa
160
proses belajar mengajar yang telah mereka laksanakan, baik itu saat merencanakan maupun
saat melaksanakan proses belajar mengajar.
Menurut Zeichner dan Liston (1996) ada empat karakteristik guru yang
melaksanakan pengajaran reflektif yaitu (1) mampu mengidentifikasi, menganalisa, dan
berusaha menyelesaikan masalah yang terjadi di dalam kelas, (2) menyadari dan menggali
lebih dalam tentang caranya mengajar, (3) menyadari budaya institusi dan konteks dimana
mereka mengajar, dan (4) bertanggung jawab akan pengembangan diri pribadi mereka.
Refleksi pengajaran bisa membantu guru mengembangkan kesadaran yang lebih
besar tentang bagaimana seharusnya mereka mengajar. Farrel (1998) mengatakan bahwa
pengajaran reflektif membantu guru untuk tidak monoton dalam mengajar. Pendapat Farrel
dapat diartikan bahwa guru yang tidak melakukan refleksi pengajaran yang mereka
laksanakan akan cenderung monoton saat mengajar di dalam kelas. Dan ini tentu
membosankan tidak hanya bagi peserta didik, melainkan juga bagi guru itu sendiri.
Guru juga akan mendapatkan banyak manfaat jika mereka berbagi dengan guru lain
tentang hasil refleksi pengajaran yang mereka laksanakan. Dengan adanya tukar pikiran
antar guru akan menghasilkan pengembangan wawasan yang baik tentang pengajaran.
Selain itu, kegiatan ini juga akan berdampak pada meningkatnya kepercayaan diri guru
sehingga akan memberdayakan mereka dalam menemukan solusi terhadap tantangan yang
mereka hadapi saat melaksanakan proses belajar mengajar. Terkait hal ini, Murray (2010)
mengungkapkan bahwa dalam diskusi antar guru ini maka hal yang terpenting adalah sikap
saling menilai namun tidak berusaha mengadili dengan mengatakan cara guru yang satu
atau lainnya buruk dan lain sebagainya. Melainkan penilaian dari guru lain seharusnya
adalah penilaian positif yang mendukung perkembangan guru tersebut ke depannya.
ENAM LANGKAH PRAKTIS PEMBERDAYAAN GURU
Terkait dengan urgensi pemberdayaan guru guna meningkatkan kinerja guru yang
kemudian bermuara pada meningkatnya kualitas hasil belajar siswa, menurut Murray
(2010) paling tidak ada enam langkah yang dapat dilakukan oleh guru untuk
pengembangan dirinya. Berikut uraian keenam langkah praktis yang dapat dilakukan oleh
guru dalam meningkatkan pemberdayaan diri guru tersebut.
161
Menulis Jurnal Mengajar
Menuliskan observasi dan pemikiran tentang pengajaran guru adalah salah satu cara
untuk memperoleh gambaran jelas tentang bagaimana seorang guru mengajar di dalam
kelas. Kegiatan ini juga bermanfaat untuk melihat apa yang terjadi di dalam kelas selama
guru mengajar. Dengan menulis jurnal mengajar, guru mampu memeriksa dengan rinci
kenapa sebuah pembelajaran dengan materi tertentu di kelas ada yang sukses dan ada yang
tidak. Bailey, Curtis, dan Nunan (2011) menjelaskan bahwa proses seperti ini,
menggambarkan bagaimana proses belajar mengajar di dalam kelas berlangsung, lalu
membuat beberapa pertanyaan, dan merumuskan hipotesis bisa mengungkap aspek-aspek
pengajaran yang pada akhirnya akan meningkatkan pengembangan profesional guru.
Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menulis jurnal mengajar. Beberapa
guru memilih untuk menulis jurnal mengajar secara informal sehingga berbentuk semacam
diari mengajar. Di dalam diari mengajar tersebut, guru menulis tentang kegiatan yang
berlangsung di dalam kelas, interaksi yang terjadi antara siswa dan guru, dan perasaan guru
itu sendiri tentang materi ajar tertentu- seberapa sukses pengajaran materi pada hari itu,
dan faktor apa yang menyebabkan materi ajar tersebut sukses diajarkan kepada peserta
didik, atau sebaliknya, materi ajar apa yang sulit dicerna oleh siswa, dan apa yang
menyebabkan siswa sulit memahami materi ajar tersebut sehingga ke depannya di
pertemuan berikutnya guru akan menggunakan pendekatan atau teknik mengajar yang
berbeda dari sebelumnya.
Untuk terbiasa menulis jurnal mengajar akan membutuhkan sedikit waktu. Pada
awalnya akan sulit bagi guru tapi kalau guru terus menerus menulis jurnal mengajar, pada
akhirnya akan terbiasa juga. Melalui jurnal mengajar ini nantinya, guru akan menemukan
pola yang tidak hanya di jurnal mengajar tapi juga pola mengajar yang mereka laksanakan
di dalam kelas. Menuliskan pertanyaan-pertanyaan dan ide-ide yang perlu dipikirkan ke
depannya akan mengarahkan fokus guru untuk tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapai.
Misalnya guru mengalami kesulitan manajemen kelas. Hal ini akan mengarahkan guru
pada pencarian solusi bagaimana melakukan manajemen kelas yang baik. Di sisi lain,
jurnal mengajar juga akan membantu guru untuk memikirkan lagi seperti apa seharusnya
interaksi yang terjadi di dalam kelas yang kemudian mengarahkan guru tersebut mengganti
teknik mengajar sebelumnya yang telah dilaksanakan. Melalui penulisan jurnal guru akan
menjadi lebih menyadari gaya mengajar yang mereka laksanakan dan akan mampu
162
menginterpretasikan tindakan yang diambil sehingga pembelajaran di kelas akan lebih
terarah dan bermakna untuk mencapai keberhasilan belajar siswa.
Diskusi Jurnal Mengajar
Manfaat menulis jurnal mengajar akan lebih meningkat ketika guru melakukan
diskusi mengenai jurnal mengajar mereka dengan guru lainnya. Stacy (2013)
mengungkapkan bahwa melalui diskusi antar guru, guru akan memiliki kesempatan untuk
berbagi keahlian mereka masing-masing, mengembangkan teknik mengajar, dan menilai
bagaimana teknik mengajar mereka bisa meningkatkan pembelajaran siswa. Selain itu,
kegiatan ini juga akan memberi kesempatan pada guru untuk mengambil solusi yang telah
dilakukan oleh guru lain untuk diterapkan di kelasnya nanti. Terkait hal ini pula, guru juga
berkesempatan untuk saling bertanya dan saling memberi saran mengenai permasalahan
yang mereka hadapi dalam pelaksanaan proses belajar mengajar.
Diskusi jurnal mengajar ini juga akan sangat membantu para guru muda yang masih
sangat kurang akan pengalaman mengajar. Dengan diskusi jurnal bersama guru yang sudah
lebih dulu berpengalaman, ini akan membantu guru baru memperoleh wawasan tentang
cara mengajar sehingga akan mampu meningkatkan kualitas mereka dalam mengajar.
Dalam diskusi jurnal mengajar ini, guru boleh mengomentari jurnal mengajar guru lainnya
dengan syarat komentar yang diberikan haruslah komentar yang mendukung, bukan
komentar menjatuhkan.
Menganalisa Kejadian Penting saat Mengajar
Kejadian yang tidak diharapkan dan terjadi di dalam kelas perlu dianalisa. Guru
perlu menuliskan bagaiman kejadian itu bisa terjadi, kenapa bisa terjadi, dan bagaimana
kejadian tersebut akan mempengaruhi pembelajaran dan interaksi belajar mengajar ke
depannya. Kejadian yang penting di dalam kelas bisa bersifat positif dan bisa pula bersifat
negatif. Tapi, apa yang membuatnya penting adalah karena kejadian tertentu tersebut
membuat guru memikirkan sejenak, lalu melakukan refleksi terhadap cara mereka
mengajar (Richards and Farrel, 2005). Kejadian yang negatif misalnya siswa meninggalkan
kelas permisi ke toilet tapi tidak kembali lagi ke dalam kelas sampai pelajaran usai atau
siswa tiba-tiba mengamuk di dalam kelas kemudian pergi meninggalkan kelas di tengah-
tengah pelajaran sedang berlangsung. Kejadian positif misalnya siswa dengan lancar dan
tuntas menjawab soal-soal latihan yang diberikan oleh guru. Dengan menganalisa kejadian
163
penting seperti ini mampu membantu guru untuk memutuskan bagaimana memodifikasi
sikap dan cara mereka mengajar, yang berarti mampu meningkatkan kemampuan mengajar
guru yang bersangkutan jika kembali menemukan kejadian yang sama di masa mendatang.
Kejadian siswa yang permisi ke toilet lalu tidak kembali lagi ke kelas sampai
pelajaran usai, jika guru tidak menganalisa dan kemudian berusaha menemukan cara
mengatasi persoalan tersebut, maka ke depannya jika hal tersebut terjadi lagi, tidak akan
ada perubahan yang signifikan. Guru akan membiarkan dan siswa tidak mengikuti proses
pembelajaran yang berakibat pada menurunnya atau bahkan rendahnya hasil belajar siswa.
Namun jika guru melakukan analisa, dan mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi,
maka saat menemukan kejadian yang sama di masa mendatang guru mampu mengambil
tindakan positf yang dapat meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa.
Kolaborasi Teman Sejawat
Kegiatan ini bisa dilakukan dengan peer-mentoring (mengajari sesama guru) dan
peer-coaching (melatih sesama guru). Kedua kegiatan ini mampu meningkatkan aspek
pengajaran yang dilakukan guru. Untuk peer-mentoring, guru baru dipasangkan dengan
guru yang sudah berpengalaman. Tujuan dari peer-mentoring ini adalah untuk memperkuat
kemampuan mengajar guru baru (Yanoshak, 2007). Walaupun ada guru yang lebih
berkemampuan dan lebih berpengetahuan dari guru yang lainnya, mentoring tidak
bermaksud digunakan untuk mengkritik atau mengevaluasi, tapi lebih kepada berbagi
pengetahuan dan pengalaman tentang bagaimana mengajar. Di Tiongkok, kegiatan peer-
mentoring ini wajib untuk setiap guru baru selama satu tahun pertama mengajar di sekolah
untuk memastikan kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh guru tersebut (Sparks,
2013).
Chisman dan Crandall (2007) menjelaskan bagaimana cara melaksanakan peer-
mentoring. Guru baru dipasangkan dengan guru yang sudah berpengalaman. Lalu, guru
baru masuk ke kelas guru yang sudah berpengalaman untuk melihat bagaimana guru yang
sudah berpengalaman tersebut mengajar. Setelah itu, kedua guru tersebut dapat melakukan
diskusi atau tanya jawab.
Peer-coaching hanya sedikit berbeda dengan peer-mentoring. Peer-coaching lebih
kepada pelatihan sesama guru yang setingkat. Bisa antara guru baru dengan guru baru, bisa
juga antara guru yang sudah berpengalaman dengan guru yang sudah berpengalaman.
Peer-coaching terbukti mampu mengasah kemampuan mengajar guru (Galbraith dan
164
Anstrom, 1995). Guru-guru yang memutuskan untuk melakukan peer-coaching dapat
melakukan peran menjadi coach (pelatih) secara bergantian. Guru yang bertindak sebagai
coach melakuan observasi terhadap cara mengajar guru lainnya kemudian bersama-sama
mendiskusikan materi dan bagaimana merevisi materi dan cara mengajar sehingga
keefektifan proses belajar mengajar di dalam kelas meningkat.
Membentuk Kelompok Belajar Guru
Kelompok belajar guru hampir mirip dengan Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP). Hanya saja kelompok belajar guru bersifat lebih informal dengan cakupan lebih
kecil dibandingkan dengan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Kelompok belajar
guru adalah sebuah kelompok dimana guru bertemu secara teratur untuk mendiskusikan
persoalan-persoalan terkait pembelajaran dan cara mereka mengajar. Selain itu, melalui
kolaborasi guru ini dengan cara belajar kelompok akan mampu membongkar persoalan-
perosoalan dan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan di sekolah (Furtrell, 1994). Jumlah
anggota kelompok belajar guru bisa berjumlah tiga sampai lima belas orang. Pertemuannya
terstruktur dan selalu ada materi tertentu yang ditetapkan untuk dibahas. Setiap anggota
kelompok belajar memiliki giliran menjadi fasilitator materi. Tidak ada guru yang “ahli”
dalam kelompok belajar ini. Semuanya berstatus sama. Tujuan dari kelompok belajar guru
ini adalah untuk mempelajari bersama-sama aspek-aspek spesifik tentang strategi mengajar
dan prakteknya di dalam kelas. Antara pertemuan yang satu dengan pertemuan selanjutnya,
guru memperoleh materi untuk dibaca yang kemudian di diskusikan di pertemuan yang
telah ditentukan. Selain itu, guru juga bisa mendiskusikan tentang bagaimana menulis
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan strategi belajar yang menjadi minat siswa.
Kebanyakan guru yang mengikuti kelompok belajar guru merasakan kegiatan ini sebagai
kegiatan yang berdampak positif. Guru pada dasarnya suka belajar dengan cara
berinteraksi antara guru yang satu dengan guru yang lainnya.
Mengikuti Lokakarya dan Konferensi
Lokakarya adalah kegiatan yang kebanyakan guru pernah mengikutinya. Tujuan
dari lokakarya adalah untuk menyediakan kesempatan bagi guru untuk mempelajari lebih
jauh tentang pengajaran dan pembelajaran dalam rentang waktu tertentu. Richards and
Farrel (2005) mengemukakan bahwa dalam lokakarya, guru memperoleh kesempatan
untuk mencoba mengaplikasikan langsung sebuah topik yang sedang dipaparkan dan
165
kemudian memikirkan bagaimana menggunakan atau mengadaptasi topik tersebut ke
dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Sparks (2013) menyebutkan di Singapura, guru
diwajibkan mengikuti kegiatan pemberdayaan diri sebanyak seratus jam setiap tahunnya.
Kegiatan pengembangan diri tersebut mencakup pembuatan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), dan Penelitian Tindakan Kelas (Action Research) yang salah satu
caranya adalah dengan mengikuti lokakarya dan konferensi.
Ikut serta dalam konferesi adalah cara yang cerdas untuk guru guna memperoleh
rasa percaya diri dan mengaktualisasikan keahlian mereka. Untuk guru yang belum pernah
memberi persentasi di sebuah konferensi, maka sebaiknya mulai dengan menghadiri
konferensi tingkat lokal di daerahnya terlebih dahulu. Setelah merasa cukup kemudian
mengikuti konferensi yang lebih besar. Mengikuti konferensi bermanfaat sekali untuk guru
karena kegiatan tersebut (1) memotivasi guru untuk mencoba teknik baru dan menemukan
solusi atas masalah yang berulang kali terjadi di dalam kelas, (2) menyediakan informasi
dan strategi untuk menciptakan kebijakan baru yang mungkin bisa diambil untuk
diterapkan di sekolah, (3) mengembangkan komunikasi profesional dengan guru-guru
lainnya, dan (4) mampu memberdayakan guru menjadi pemimpin karena setelah
konferensi, guru akan kembali ke sekolah dengan ide-ide baru yang bisa dibagi dengan
guru-guru lainnya di sekolah (Murray, 2010).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pengembangan profesionalisme guru yang efektif adalah melalui self-empowerment
(pemberdayaan diri sendiri). Untuk itu diperlukan kesadaran yang tinggi pada setiap
individu guru bahwa pengembangan diri adalah kebutuhan. Guna mencapai pengembangan
diri guru tersebut dibutuhkan upaya pemberdayaan guru yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas mengajar dan kualitas hasil belajar siswa. Bailey, Curtis, dan Nunan
(2001) mengatakan bahwa melalui pemberdayaan diri, guru mampu menambah
pengetahuan baru dan menguasai keterampilan-keterampilan baru sehingga mereka akan
mampu mengatasi persoalan proses belajar mengajar yang mereka hadapi di sekolah.
Guru menghadapi berbagai persoalan dan tantangan dalam melaksanakan tugasnya
sebagaimana diamanatkan oleh undang-undang. Terkait hal itu, guru tidak memiliki pilihan
selain meningkatkan kapasitasnya sebagai seorang guru. Pengembangan diri yang
berkelanjutan adalah solusi untuk mengurangi dan meredakan permasalahan yang dihadapi
166
oleh guru seperti kurangnya kemampuan dalam membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran, manajemen kelas, teknik mengajar, dan isu-isu lainya yang terkait dengan
peningkatan kualitas belajar mengajar di dalam kelas.
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya pemberdayaan guru seperti tugas
lanjut studi dan Pendidikan Latihan Profesi Guru (PLPG). Namun disamping itu
dibutuhkan juga upaya pemberdayaan guru melalui langkah-langkah praktis yang mudah
dilaksanakan guna pengembangan diri guru yang berkelanjutan diantaranya adalah dengan
(1) menulis jurnal mengajar, (2) diskusi jurnal mengajar, (3) menganalisa kejadian penting
saat mengajar, (4) kolaborasi teman sejawat, (5) membentuk kelompok belajar guru, dan
(6) mengikuti pelatihan dan konferensi.
Saran
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru adalah kompetensi kepribadian atau
kompetensi personal dimana dalam hal ini guru diharapkan mampu terus berkembang,
memberdayakan dirinya sendiri demi meningkatkan kompetensi ini. Disaat guru memiliki
kompetensi yang lebih tinggi, disaat itu pula guru tersebut akan lebih mudah dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai seorang guru. Justru dengan tidak
berkembang akan mengakibatkan guru bosan dalam mengajar dan lain sebagainya. Selain
mengikuti program-program pemberdayaan guru yang dilaksanakan oleh pemerintah, guru
sebaiknya juga mandiri melalui program pemberdayaan diri sendiri yang akan membantu
meningkatkan kapasitas diri guru dan performa guru sehingga pada akhirnya akan
berpengaruh besar terhadap meningkatnya hasil belajar siswa.
Peran kepala sekolah sangat diperlukan dalam hal ini. Sangat disarankan kepada
kepala sekolah untuk memberikan sosialisasi tentang teachers’ self-empowerment kepada
guru sehingga guru lebih akrab dan lebih bisa memberdayakan diri sendiri demi
peningkatan hasil belajar di sekolah.
DAFTAR RUJUKAN
Arif. 2012. Teacher Exchange, Solusi Perbaikan Kualitas Guru, (Online), (http://arifabiw.
blogspot.co.id/2012/10/teacher-exchange-solusi-perbaikan 8361.html), diakses
Tanggal 23 Februari 2016.
Bailey, K., A. Curtis, and D. Nunan. 2001. Pursuing professional development: The self as
source. Ontario, Canada: Heinle and Heinle.
167
Bolin, F. S. (1989). Empowering Leadership. Teachers College Record, 91, (81-96).
Chisman, F. P., and J. A. Crandall. 2007. Passing the torch: Strategies for innovation in
community college ESL. New York: Council for Advancement of Adult Literacy.
Desimone, L. (2011). Outcomes: Content-focused learning improves teacher practice and
student results. Journal of Staff Development, 32 (4), 63-68.
Farrel, T. 1998. Reflective teaching: The principles and practices. English Teaching Forum
36 (4): 10-17.
Furtrell, M. H. (1994). Empowering teachers as learners and leaders. In D. R. Walling
(Ed.), Teachers as leaders: Perspectives on the professional development of
teachers (119-136). Bloomington, IN: Phi Delta Kappan Educational Foundation.
Galbraith, P., and K. Anstrom. 1995. Peer coaching: An effective staff development model
for educators of linguistically and culturally diverse students. Directions in
language and education. (Online), (http://www.eric.ed.gov/ERICDocs/data/
ericdocs2sql/content_storage_01/0000019b/80/14/7a/74.pdf), diakses Tanggal 20
Februari 2016.
Koswara, D. D., Suryana, A., & Triatna, C. 2009. Studi Dampak Program Sertifikasi Guru
terhadap Peningkatan Profesionalisme dan Mutu. Jurnal Ilmu Pendidikan, 3 (1),
(Online), (http://upi.edu.com), diakses Tanggal 23 Februari 2016.
McGraw, J. (1992). The Road to Empowerment. Nursing Administration Quarterly, 16 (3),
16-19.
Murray, A. 2010. Empowering Teachers through Professional Development. English
Teaching Forum. 1 (Online), (http://americanenglish.state.gov/files/ae/resource_
files/10-48-1-b.pdf), diakses Tanggal 21 Februari 2016.
Richards, J., and T. Farrell. 2005. Professional development for language teachers:
Strategies for teacher learning. New York: Cambridge University Press.
Simon, R. (1987). Empowerment as a Pedagogy of Possibility. Language Arts 64, 370-382.
Sparks, S. 2013. Empowering Teachers: success for learners, (Online),(http://www.acme-
uk.org/media/19381/etsflfullreport2014.pdf), diakses Tanggal 20 Februari 2016.
Stacy, M. 2013. Teacher-led Professional Development: Empowering Teachers as Self-
advocates. The Georgia Social Studies Journal. 3 (1): 40-49.
Subroto, T.W. 2012. Analisis Pengaruh Pemberdayaan Guru terhadap Kinerjanya dalam
Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Sekolah Dasar di Kota Surabaya. Teori dan
Penelitian Pendidikan Dasar, (Online), 1 (1): 1-18, (http://ejournal.unesa.ac.id/
168
jurnal/jurnal_pendas/abstrak/6041/analisis-pengaruh-pemberdayaan-guru-terhadap-
kinerjanya-dalam-meningkatkan-kualitas-pendidikan-di-sekolah-dasar-kota-
surabaya), diakses Tanggal 19 Februari 2016.
Sudrajat, A. 2008. Pemberdayaan Guru.(Online), (https://akhmadsudrajat.wordpress.com/
2008/01/25/pemberdayaan-guru/), diakses Tanggal 20 Februari 2016.
Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, (Online),(http://sindiker.dikti.go.id/dok/UU/UU20-2003-Sisdiknas.pdf),
diakses Tanggal 23 Februari 2016.
Yanoshak, S. 2007. Peer mentoring works – for mentors, partners, and programs.
Pennsylvania Department of Education, Bureau of Adult Basic and Literacy
Education (ABLE). (Online), (http://www.pde.state.pa.us/able/lib/able/fieldnotes
07/fn07mentoring.pdf), diakses Tanggal 20 Februari 2016.
Zeichner, K., and D. Liston. 1996. Reflective teaching: An Introduction. Mahwah, NJ:
Lawrence Erlbaum.

More Related Content

What's hot

Jurnal berwasit word
Jurnal berwasit wordJurnal berwasit word
Jurnal berwasit wordSatiya Vani
 
Hubungan kepemimpinan kepala sekolah edu 3083
Hubungan kepemimpinan kepala sekolah edu 3083Hubungan kepemimpinan kepala sekolah edu 3083
Hubungan kepemimpinan kepala sekolah edu 3083Fauzi Pozi
 
Ejournal 6 kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi_karina p...
Ejournal 6 kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi_karina p...Ejournal 6 kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi_karina p...
Ejournal 6 kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi_karina p...AGUS SETIYONO
 
Ejournal 8 penelitian_peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas kiner...
Ejournal 8  penelitian_peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas kiner...Ejournal 8  penelitian_peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas kiner...
Ejournal 8 penelitian_peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas kiner...AGUS SETIYONO
 
Ejournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwarti
Ejournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwartiEjournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwarti
Ejournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwartiAGUS SETIYONO
 
Prof.dr.maisah.m.pd.i carrier development problematika of teachers in globali...
Prof.dr.maisah.m.pd.i carrier development problematika of teachers in globali...Prof.dr.maisah.m.pd.i carrier development problematika of teachers in globali...
Prof.dr.maisah.m.pd.i carrier development problematika of teachers in globali...SMKN 2 KOTA JAMBI
 
Tugasan ind soalan 1 & 3 baru
Tugasan ind soalan 1 & 3 baruTugasan ind soalan 1 & 3 baru
Tugasan ind soalan 1 & 3 barusmugilah
 
2 pengaruh budaya organisasi, efikasi diri dan kepuasan kerja
2 pengaruh budaya organisasi, efikasi diri dan kepuasan kerja 2 pengaruh budaya organisasi, efikasi diri dan kepuasan kerja
2 pengaruh budaya organisasi, efikasi diri dan kepuasan kerja University of Nusa Cendana
 
PENGKAEDAHAN PENGAJARAN PENDIDIKAN ISLAM
PENGKAEDAHAN PENGAJARAN PENDIDIKAN ISLAMPENGKAEDAHAN PENGAJARAN PENDIDIKAN ISLAM
PENGKAEDAHAN PENGAJARAN PENDIDIKAN ISLAMSyaza Mohd Sabri
 
Guru dan dilema pendidikan
Guru dan dilema pendidikanGuru dan dilema pendidikan
Guru dan dilema pendidikanNina Rahayu
 
Usaha-usaha untuk Merealisasikan Transformasi Keguruan sebagai Profesion Pilihan
Usaha-usaha untuk Merealisasikan Transformasi Keguruan sebagai Profesion PilihanUsaha-usaha untuk Merealisasikan Transformasi Keguruan sebagai Profesion Pilihan
Usaha-usaha untuk Merealisasikan Transformasi Keguruan sebagai Profesion PilihanSherly Jewinly
 
Pendidik atau guru pada dasarnya adalah agen pembelajaran atau perubahan
Pendidik atau guru pada dasarnya adalah agen pembelajaran atau perubahanPendidik atau guru pada dasarnya adalah agen pembelajaran atau perubahan
Pendidik atau guru pada dasarnya adalah agen pembelajaran atau perubahanendha96
 
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu SekolahFungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu SekolahPuspawijaya Putra
 
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK NailZakawali
 
EDUP3083 : ASAS KEPIMPINAN DAN PEMBANGUNAN PROFESIONALISME GURU : PENULISAN A...
EDUP3083 : ASAS KEPIMPINAN DAN PEMBANGUNAN PROFESIONALISME GURU : PENULISAN A...EDUP3083 : ASAS KEPIMPINAN DAN PEMBANGUNAN PROFESIONALISME GURU : PENULISAN A...
EDUP3083 : ASAS KEPIMPINAN DAN PEMBANGUNAN PROFESIONALISME GURU : PENULISAN A...Harry Elson Anderson (IPGK Pulau Pinang)
 
Soalan Kerja Kursus GPP 1063 (4)
Soalan Kerja Kursus GPP 1063 (4)Soalan Kerja Kursus GPP 1063 (4)
Soalan Kerja Kursus GPP 1063 (4)Azizi Ahmad
 

What's hot (20)

Jurnal berwasit word
Jurnal berwasit wordJurnal berwasit word
Jurnal berwasit word
 
Hubungan kepemimpinan kepala sekolah edu 3083
Hubungan kepemimpinan kepala sekolah edu 3083Hubungan kepemimpinan kepala sekolah edu 3083
Hubungan kepemimpinan kepala sekolah edu 3083
 
12 165-1-pb
12 165-1-pb12 165-1-pb
12 165-1-pb
 
Ejournal 6 kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi_karina p...
Ejournal 6 kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi_karina p...Ejournal 6 kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi_karina p...
Ejournal 6 kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi_karina p...
 
Ejournal 8 penelitian_peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas kiner...
Ejournal 8  penelitian_peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas kiner...Ejournal 8  penelitian_peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas kiner...
Ejournal 8 penelitian_peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas kiner...
 
Ejournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwarti
Ejournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwartiEjournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwarti
Ejournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwarti
 
Bab I
Bab I Bab I
Bab I
 
Artikel tesis
Artikel tesisArtikel tesis
Artikel tesis
 
Prof.dr.maisah.m.pd.i carrier development problematika of teachers in globali...
Prof.dr.maisah.m.pd.i carrier development problematika of teachers in globali...Prof.dr.maisah.m.pd.i carrier development problematika of teachers in globali...
Prof.dr.maisah.m.pd.i carrier development problematika of teachers in globali...
 
Tugasan ind soalan 1 & 3 baru
Tugasan ind soalan 1 & 3 baruTugasan ind soalan 1 & 3 baru
Tugasan ind soalan 1 & 3 baru
 
2 pengaruh budaya organisasi, efikasi diri dan kepuasan kerja
2 pengaruh budaya organisasi, efikasi diri dan kepuasan kerja 2 pengaruh budaya organisasi, efikasi diri dan kepuasan kerja
2 pengaruh budaya organisasi, efikasi diri dan kepuasan kerja
 
PENGKAEDAHAN PENGAJARAN PENDIDIKAN ISLAM
PENGKAEDAHAN PENGAJARAN PENDIDIKAN ISLAMPENGKAEDAHAN PENGAJARAN PENDIDIKAN ISLAM
PENGKAEDAHAN PENGAJARAN PENDIDIKAN ISLAM
 
Guru dan dilema pendidikan
Guru dan dilema pendidikanGuru dan dilema pendidikan
Guru dan dilema pendidikan
 
Usaha-usaha untuk Merealisasikan Transformasi Keguruan sebagai Profesion Pilihan
Usaha-usaha untuk Merealisasikan Transformasi Keguruan sebagai Profesion PilihanUsaha-usaha untuk Merealisasikan Transformasi Keguruan sebagai Profesion Pilihan
Usaha-usaha untuk Merealisasikan Transformasi Keguruan sebagai Profesion Pilihan
 
Definisi komuniti pembelajaran
Definisi komuniti pembelajaranDefinisi komuniti pembelajaran
Definisi komuniti pembelajaran
 
Pendidik atau guru pada dasarnya adalah agen pembelajaran atau perubahan
Pendidik atau guru pada dasarnya adalah agen pembelajaran atau perubahanPendidik atau guru pada dasarnya adalah agen pembelajaran atau perubahan
Pendidik atau guru pada dasarnya adalah agen pembelajaran atau perubahan
 
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu SekolahFungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah
 
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
 
EDUP3083 : ASAS KEPIMPINAN DAN PEMBANGUNAN PROFESIONALISME GURU : PENULISAN A...
EDUP3083 : ASAS KEPIMPINAN DAN PEMBANGUNAN PROFESIONALISME GURU : PENULISAN A...EDUP3083 : ASAS KEPIMPINAN DAN PEMBANGUNAN PROFESIONALISME GURU : PENULISAN A...
EDUP3083 : ASAS KEPIMPINAN DAN PEMBANGUNAN PROFESIONALISME GURU : PENULISAN A...
 
Soalan Kerja Kursus GPP 1063 (4)
Soalan Kerja Kursus GPP 1063 (4)Soalan Kerja Kursus GPP 1063 (4)
Soalan Kerja Kursus GPP 1063 (4)
 

Similar to 6 Langkah Praktis Pemberdayaan Diri Sendiri

Pengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab I by HELDY ERISTON
Pengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab I by HELDY ERISTONPengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab I by HELDY ERISTON
Pengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab I by HELDY ERISTONHeldy Eriston
 
Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah
Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolahWawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah
Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolahIg Fandy Jayanto
 
INDIKATOR KINERJA GURU.pptx
INDIKATOR KINERJA GURU.pptxINDIKATOR KINERJA GURU.pptx
INDIKATOR KINERJA GURU.pptxApradiz Renfaan
 
artikel_DAVID FITRIANTO.pdf
artikel_DAVID FITRIANTO.pdfartikel_DAVID FITRIANTO.pdf
artikel_DAVID FITRIANTO.pdfDAVIDFITRIANTO2
 
JURNAL TESIS_SUAIDAH.docx
JURNAL TESIS_SUAIDAH.docxJURNAL TESIS_SUAIDAH.docx
JURNAL TESIS_SUAIDAH.docxaidasuaidah
 
Artikel Psikologi Olahraga ( Ari Armadi Pranajaya-22087006).docx
Artikel Psikologi Olahraga ( Ari Armadi Pranajaya-22087006).docxArtikel Psikologi Olahraga ( Ari Armadi Pranajaya-22087006).docx
Artikel Psikologi Olahraga ( Ari Armadi Pranajaya-22087006).docxAriArmadi1
 
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN DIKLAT SERTA KELENGKAPAN SARANA PRAKTIK DI SMK T...
PENGARUH  KEPEMIMPINAN DAN DIKLAT SERTA KELENGKAPAN SARANA  PRAKTIK DI SMK  T...PENGARUH  KEPEMIMPINAN DAN DIKLAT SERTA KELENGKAPAN SARANA  PRAKTIK DI SMK  T...
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN DIKLAT SERTA KELENGKAPAN SARANA PRAKTIK DI SMK T...SMK Negeri 6 Malang
 
Implementasi Peningkatan Profesionalisme Guru PAUD melalui Diklat Berjenjang
Implementasi Peningkatan Profesionalisme Guru PAUD melalui Diklat BerjenjangImplementasi Peningkatan Profesionalisme Guru PAUD melalui Diklat Berjenjang
Implementasi Peningkatan Profesionalisme Guru PAUD melalui Diklat BerjenjangWajoku Digital Library
 
02. panduan iht revisi 2
02. panduan  iht revisi 202. panduan  iht revisi 2
02. panduan iht revisi 2Nawang Wulan
 
Kepuasan kerja -kumpulan 2.ppt
Kepuasan kerja -kumpulan 2.pptKepuasan kerja -kumpulan 2.ppt
Kepuasan kerja -kumpulan 2.pptFirdausZakaria21
 
JURNAL TESIS_ERNA HERAWATI.pdf
JURNAL TESIS_ERNA HERAWATI.pdfJURNAL TESIS_ERNA HERAWATI.pdf
JURNAL TESIS_ERNA HERAWATI.pdfErnaHerawati8
 
Pengaruh Supervisi Akademik dan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja Guru S...
Pengaruh Supervisi Akademik dan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja Guru S...Pengaruh Supervisi Akademik dan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja Guru S...
Pengaruh Supervisi Akademik dan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja Guru S...Paulus Robert Tuerah
 
Ejournal 5 penelitian_implementasi program sertifikasi guru_nurhafni
Ejournal 5 penelitian_implementasi program sertifikasi guru_nurhafniEjournal 5 penelitian_implementasi program sertifikasi guru_nurhafni
Ejournal 5 penelitian_implementasi program sertifikasi guru_nurhafniMbakyu Sarah
 
Ejournal 5 penelitian_implementasi program sertifikasi guru_nurhafni
Ejournal 5 penelitian_implementasi program sertifikasi guru_nurhafniEjournal 5 penelitian_implementasi program sertifikasi guru_nurhafni
Ejournal 5 penelitian_implementasi program sertifikasi guru_nurhafniAGUS SETIYONO
 
Ejournal 5 penelitian_implementasi program sertifikasi guru_nurhafni
Ejournal 5 penelitian_implementasi program sertifikasi guru_nurhafniEjournal 5 penelitian_implementasi program sertifikasi guru_nurhafni
Ejournal 5 penelitian_implementasi program sertifikasi guru_nurhafniAGUS SETIYONO
 
Proposal Pengaruh kepemimpinan.docx (1).docx
Proposal Pengaruh kepemimpinan.docx (1).docxProposal Pengaruh kepemimpinan.docx (1).docx
Proposal Pengaruh kepemimpinan.docx (1).docxGsbwBondowoso
 
Peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah
Peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolahPeran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah
Peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolahPuspawijaya Putra
 
Hakekat profesi kependidikan
Hakekat profesi kependidikanHakekat profesi kependidikan
Hakekat profesi kependidikanNdang Pratama
 
KINERJA GURU DALAM Kinerja merupakan wujud perilaku yang dihasil atau dicapai...
KINERJA GURU DALAM Kinerja merupakan wujud perilaku yang dihasil atau dicapai...KINERJA GURU DALAM Kinerja merupakan wujud perilaku yang dihasil atau dicapai...
KINERJA GURU DALAM Kinerja merupakan wujud perilaku yang dihasil atau dicapai...mulyatimull
 

Similar to 6 Langkah Praktis Pemberdayaan Diri Sendiri (20)

Pengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab I by HELDY ERISTON
Pengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab I by HELDY ERISTONPengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab I by HELDY ERISTON
Pengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab I by HELDY ERISTON
 
Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah
Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolahWawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah
Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah
 
INDIKATOR KINERJA GURU.pptx
INDIKATOR KINERJA GURU.pptxINDIKATOR KINERJA GURU.pptx
INDIKATOR KINERJA GURU.pptx
 
artikel_DAVID FITRIANTO.pdf
artikel_DAVID FITRIANTO.pdfartikel_DAVID FITRIANTO.pdf
artikel_DAVID FITRIANTO.pdf
 
JURNAL TESIS_SUAIDAH.docx
JURNAL TESIS_SUAIDAH.docxJURNAL TESIS_SUAIDAH.docx
JURNAL TESIS_SUAIDAH.docx
 
Artikel Psikologi Olahraga ( Ari Armadi Pranajaya-22087006).docx
Artikel Psikologi Olahraga ( Ari Armadi Pranajaya-22087006).docxArtikel Psikologi Olahraga ( Ari Armadi Pranajaya-22087006).docx
Artikel Psikologi Olahraga ( Ari Armadi Pranajaya-22087006).docx
 
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN DIKLAT SERTA KELENGKAPAN SARANA PRAKTIK DI SMK T...
PENGARUH  KEPEMIMPINAN DAN DIKLAT SERTA KELENGKAPAN SARANA  PRAKTIK DI SMK  T...PENGARUH  KEPEMIMPINAN DAN DIKLAT SERTA KELENGKAPAN SARANA  PRAKTIK DI SMK  T...
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN DIKLAT SERTA KELENGKAPAN SARANA PRAKTIK DI SMK T...
 
Implementasi Peningkatan Profesionalisme Guru PAUD melalui Diklat Berjenjang
Implementasi Peningkatan Profesionalisme Guru PAUD melalui Diklat BerjenjangImplementasi Peningkatan Profesionalisme Guru PAUD melalui Diklat Berjenjang
Implementasi Peningkatan Profesionalisme Guru PAUD melalui Diklat Berjenjang
 
02. panduan iht revisi 2
02. panduan  iht revisi 202. panduan  iht revisi 2
02. panduan iht revisi 2
 
Kepuasan kerja -kumpulan 2.ppt
Kepuasan kerja -kumpulan 2.pptKepuasan kerja -kumpulan 2.ppt
Kepuasan kerja -kumpulan 2.ppt
 
JURNAL TESIS_ERNA HERAWATI.pdf
JURNAL TESIS_ERNA HERAWATI.pdfJURNAL TESIS_ERNA HERAWATI.pdf
JURNAL TESIS_ERNA HERAWATI.pdf
 
Pengaruh Supervisi Akademik dan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja Guru S...
Pengaruh Supervisi Akademik dan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja Guru S...Pengaruh Supervisi Akademik dan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja Guru S...
Pengaruh Supervisi Akademik dan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja Guru S...
 
Ejournal 5 penelitian_implementasi program sertifikasi guru_nurhafni
Ejournal 5 penelitian_implementasi program sertifikasi guru_nurhafniEjournal 5 penelitian_implementasi program sertifikasi guru_nurhafni
Ejournal 5 penelitian_implementasi program sertifikasi guru_nurhafni
 
Ejournal 5 penelitian_implementasi program sertifikasi guru_nurhafni
Ejournal 5 penelitian_implementasi program sertifikasi guru_nurhafniEjournal 5 penelitian_implementasi program sertifikasi guru_nurhafni
Ejournal 5 penelitian_implementasi program sertifikasi guru_nurhafni
 
Ejournal 5 penelitian_implementasi program sertifikasi guru_nurhafni
Ejournal 5 penelitian_implementasi program sertifikasi guru_nurhafniEjournal 5 penelitian_implementasi program sertifikasi guru_nurhafni
Ejournal 5 penelitian_implementasi program sertifikasi guru_nurhafni
 
Proposal Pengaruh kepemimpinan.docx (1).docx
Proposal Pengaruh kepemimpinan.docx (1).docxProposal Pengaruh kepemimpinan.docx (1).docx
Proposal Pengaruh kepemimpinan.docx (1).docx
 
Peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah
Peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolahPeran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah
Peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah
 
Hakekat profesi kependidikan
Hakekat profesi kependidikanHakekat profesi kependidikan
Hakekat profesi kependidikan
 
KINERJA GURU DALAM Kinerja merupakan wujud perilaku yang dihasil atau dicapai...
KINERJA GURU DALAM Kinerja merupakan wujud perilaku yang dihasil atau dicapai...KINERJA GURU DALAM Kinerja merupakan wujud perilaku yang dihasil atau dicapai...
KINERJA GURU DALAM Kinerja merupakan wujud perilaku yang dihasil atau dicapai...
 
kajian
kajiankajian
kajian
 

More from Dee Kyuhyunnie

Panduan diseminasi tot guru inovatif 2020
Panduan diseminasi tot guru inovatif 2020Panduan diseminasi tot guru inovatif 2020
Panduan diseminasi tot guru inovatif 2020Dee Kyuhyunnie
 
Ragam strategi diklat dian ekawati
Ragam strategi diklat dian ekawatiRagam strategi diklat dian ekawati
Ragam strategi diklat dian ekawatiDee Kyuhyunnie
 
01 perangkat akreditasi sd mi 2017 (rev. 02.04.17)
01 perangkat akreditasi sd mi 2017 (rev. 02.04.17)01 perangkat akreditasi sd mi 2017 (rev. 02.04.17)
01 perangkat akreditasi sd mi 2017 (rev. 02.04.17)Dee Kyuhyunnie
 
Pp nomor-11-tahun-2017-ttg manajemen-pns (1)
Pp nomor-11-tahun-2017-ttg manajemen-pns (1)Pp nomor-11-tahun-2017-ttg manajemen-pns (1)
Pp nomor-11-tahun-2017-ttg manajemen-pns (1)Dee Kyuhyunnie
 
Perber lan dan bkn no 1 dan 8 tahun 2015 juklak wi
Perber lan dan bkn no 1 dan 8 tahun  2015 juklak wiPerber lan dan bkn no 1 dan 8 tahun  2015 juklak wi
Perber lan dan bkn no 1 dan 8 tahun 2015 juklak wiDee Kyuhyunnie
 

More from Dee Kyuhyunnie (7)

Panduan diseminasi tot guru inovatif 2020
Panduan diseminasi tot guru inovatif 2020Panduan diseminasi tot guru inovatif 2020
Panduan diseminasi tot guru inovatif 2020
 
Kelopok 2
Kelopok 2Kelopok 2
Kelopok 2
 
Kelopok 1
Kelopok 1Kelopok 1
Kelopok 1
 
Ragam strategi diklat dian ekawati
Ragam strategi diklat dian ekawatiRagam strategi diklat dian ekawati
Ragam strategi diklat dian ekawati
 
01 perangkat akreditasi sd mi 2017 (rev. 02.04.17)
01 perangkat akreditasi sd mi 2017 (rev. 02.04.17)01 perangkat akreditasi sd mi 2017 (rev. 02.04.17)
01 perangkat akreditasi sd mi 2017 (rev. 02.04.17)
 
Pp nomor-11-tahun-2017-ttg manajemen-pns (1)
Pp nomor-11-tahun-2017-ttg manajemen-pns (1)Pp nomor-11-tahun-2017-ttg manajemen-pns (1)
Pp nomor-11-tahun-2017-ttg manajemen-pns (1)
 
Perber lan dan bkn no 1 dan 8 tahun 2015 juklak wi
Perber lan dan bkn no 1 dan 8 tahun  2015 juklak wiPerber lan dan bkn no 1 dan 8 tahun  2015 juklak wi
Perber lan dan bkn no 1 dan 8 tahun 2015 juklak wi
 

Recently uploaded

PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdfPEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdfachsofyan1
 
Musik Tradisi FLS2N dan Seni Siswa Nasional 2024
Musik Tradisi FLS2N dan Seni Siswa Nasional 2024Musik Tradisi FLS2N dan Seni Siswa Nasional 2024
Musik Tradisi FLS2N dan Seni Siswa Nasional 2024ADYSULISTIYO2
 
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolikMAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolikssuser328cb5
 
Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari Ini
Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari IniSizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari Ini
Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari IniSizi99
 
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari Ini
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari IniJasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari Ini
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari IniJasatoto99
 
Sakai99 : Daftar Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya Gampang Maxwin
Sakai99 : Daftar Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya Gampang MaxwinSakai99 : Daftar Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya Gampang Maxwin
Sakai99 : Daftar Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya Gampang MaxwinSakai99
 
IDMPO : SITUS GAME SLOT GACOR & BONUS SLOT 100%, JACKPOT
IDMPO : SITUS GAME SLOT GACOR & BONUS SLOT 100%, JACKPOTIDMPO : SITUS GAME SLOT GACOR & BONUS SLOT 100%, JACKPOT
IDMPO : SITUS GAME SLOT GACOR & BONUS SLOT 100%, JACKPOTNeta
 
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...Neta
 
Bento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang Maxwin
Bento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang MaxwinBento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang Maxwin
Bento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang MaxwinBento88slot
 

Recently uploaded (9)

PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdfPEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
 
Musik Tradisi FLS2N dan Seni Siswa Nasional 2024
Musik Tradisi FLS2N dan Seni Siswa Nasional 2024Musik Tradisi FLS2N dan Seni Siswa Nasional 2024
Musik Tradisi FLS2N dan Seni Siswa Nasional 2024
 
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolikMAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
 
Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari Ini
Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari IniSizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari Ini
Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari Ini
 
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari Ini
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari IniJasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari Ini
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari Ini
 
Sakai99 : Daftar Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya Gampang Maxwin
Sakai99 : Daftar Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya Gampang MaxwinSakai99 : Daftar Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya Gampang Maxwin
Sakai99 : Daftar Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya Gampang Maxwin
 
IDMPO : SITUS GAME SLOT GACOR & BONUS SLOT 100%, JACKPOT
IDMPO : SITUS GAME SLOT GACOR & BONUS SLOT 100%, JACKPOTIDMPO : SITUS GAME SLOT GACOR & BONUS SLOT 100%, JACKPOT
IDMPO : SITUS GAME SLOT GACOR & BONUS SLOT 100%, JACKPOT
 
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
 
Bento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang Maxwin
Bento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang MaxwinBento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang Maxwin
Bento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang Maxwin
 

6 Langkah Praktis Pemberdayaan Diri Sendiri

  • 1. 156 ENAM LANGKAH PRAKTIS DALAM UPAYA PEMBERDAYAAN GURU Yusparizal Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Jl. H.R. Soebrantas Km. 15 Pekanbaru Riau 28293 E-mail: rizalyuspa@gmail.com Abstrak: Untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak terlepas dari peran besar para pendidik. Upaya pemberdayaan guru telah dilakukan oleh pemerintah melalui berbagai program seperti penugasan studi lanjut bagi guru-guru yang belum sarjana (S1), Pemantapan Kerja Guru (PKG), dan Sertifikasi guru. Namun program pemerintah tersebut belum mampu menyentuh seluruh elemen guru dan sertifikasi guru dinilai memiliki pengaruh rendah terhadap profesionalisme guru dan peningkatan mutu pembelajaran. Kondisi ini memerlukan adanya pengembangan profesionalisme guru secara berkelanjutan. Diperlukan langkah-langkah praktis yang mampu menyentuh seluruh elemen guru dan mudah diaplikasikan oleh guru dimana pun guru tersebut berada karena pada dasarnya kunci keberhasilan pengembangan profesionalisme guru adalah pemberdayaan diri sendiri oleh guru tersebut. Dalam artikel ini dikemukakan enam langkah praktis dalam upaya pemberdayaan guru. Kata kunci: langkah praktis, pemberdayaan, guru Abstract: To improve the quality of education can not be separated from the important role of the educator. Teacher empowerment efforts have been made by the government through various programs such as the assignment of further studies for teachers who have undergraduate (S1), Strengthening Teachers Work (PKG), and teacher certification. However, the government program has not been able to touch all elements of teachers and certified teachers considered to have a low impact on the professionalism of teachers and improving the quality of learning. This condition requires the professional development of teachers on an ongoing basis. The necessary practical steps that can touch all elements of teacher and easily applied by teachers wherever the teachers are basically the key to success for professional development of teachers is to empower yourself by the teacher. In this article put forward six practical steps in an effort to empower teachers. Keywords: practical steps, empowerment, teacher Sejarah peradaban negara-negara maju di dunia membelajarkan bahwa kemajuan dan kesejahteraan sebuah negara tidak hanya dicapai dengan memiliki kelimpahan sumber daya alam, melainkan juga memiliki sumber daya manusia yang unggul yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Sudrajat (2008) mengungkapkan bahwa peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat diandalkan untuk menjadi motor penggerak pembangunan dan berkiprah dalam percaturan global. Disisi lain, Sumber daya manusia, 156
  • 2. 157 menurut Damanhuri dalam Subroto (2012) merupakan salah satu faktor kunci dalam menuju kesejahteraan. Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dapat dilakukan melalui pendidikan. Keberhasilan proses pendidikan tidak terlepas dari peran besar para pendidik (selanjutnya disebut sebagai guru). Guru memiliki peranan yang sangat penting akan berhasil atau tidaknya pembelajaran yang berlangsung di sekolah. Hal ini sesuai dengan sebuah hasil studi di negara-negara berkembang yang membuktikan bahwa guru memberikan kontribusi tertinggi dalam pencapaian prestasi belajar (36%), kemudian disusul manajemen (23%), waktu belajar (22%), dan sarana fisik (19%) (Dirjen Dikdasmen dalam Sudrajat, 2008). Implikasinya adalah: apabila proses pembelajaran di sekolah berlangsung dengan kinerja guru yang tinggi, akan menghasilkan lulusan yang berkualitas tinggi pula (Subroto, 2012). Desimone (2011) menambahkan bahwa guru yang terlibat aktif, fokus, dan positif memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap prestasi siswa. Dengan kata lain, guru yang positif dan fokus dalam mendidik siswanya akan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa sehingga lulus sebagai lulusan yang berkualitas. Lulusan berkualitas tinggi akan memberikan efek yang luar biasa terhadap kemajuan dan kesejahteraan bangsa dan negara. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 pasal 39 ayat 2 menyebutkan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Dalam kaitan pelaksanaan tugas yang diemban oleh guru sesuai dengan yang diamanatkan oleh undang-undang, guru menghadapi berbagai hambatan, persoalan, dan tantangan di lapangan. Tidak sedikit guru yang kurang mampu dalam merencanakan proses pembelajaran. Tidak sedikit pula jumlah guru yang kurang mampu dalam melaksanakan proses pembelajaran sehingga ini berakibat pada ketidakberhasilan siswa di sekolah. Jumlah penelitian yang dilakukan oleh guru juga sangat kurang karena lemahnya pengetahuan dan kemampuan guru dalam melaksanakan sebuah penelitian. Solusi yang ditawarkan untuk mengatasi persoalan yang dihadapi oleh guru di lapangan adalah dengan melakukan kegiatan pemberdayaan pendidik. Pemberdayaan dalam Bahasa Inggris dikenal dengan istilah empowerment yang bermakna: (1) to give power to (memberi kekuasaan, kekuatan pada pihak lain, (2) to give ability to (usaha untuk
  • 3. 158 memberikan kemampuan) (Oxford English Dictionary). Menurut Murray (2010) pemberdayaan adalah proses dimana guru menjadi mampu terlibat, berbagi, dan mempengaruhi yang pada akhirnya akan memberi dampak positif terhadap kehidupan mereka. Pemberdayaan guru akan berakibat pada meningkatnya sikap dan kemampuan peserta didik. Pemberdayaan guru juga diartikan sebagai otonomi guru dalam membuat keputusan (McGraw, 1992), membuat pertimbangan terkait pengajaran (Bolin, 1989), dan memiliki pengaruh profesional (Simon, 1987). Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan adalah proses memberikan kemampuan kepada guru sehingga guru mampu memberi pertimbangan terkait baik atau tidaknya cara mengajar, kemudian mampu mengambil keputusan sendiri untuk menyelesaikan permasalahan mengajar yang di hadapi di dalam kelas sehingga bisa bekerja dengan kinerja yang lebih tinggi dan lebih baik lagi. Sparks (2013) menambahkan bahwa seluruh guru harus terus memperbaharui pengetahuan dan kemampuan mereka disepanjang karir mereka sebagai guru sebab ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat yang mensyaratkan guru untuk terus berkembang. Pemberdayaan guru menjadi sangat penting karena melalui pemberdayaan guru tersebut, para guru akan mendapatkan ide-ide baru tentang proses belajar mengajar dan para guru juga akan mempelajari teknik-teknik baru dalam mengajar. Hal ini akan berdampak positif karena guru yang telah dilatih untuk menggunakan berbagai teknik mengajar akan lebih cenderung untuk mengaplikasikan teknik-teknik mengajar tersebut terhadap siswa-siswanya (Chisman dan Crandall, 2007). Selain itu, melalui kegiatan pemberdayaan guru, guru akan menjadi termotivasi melalui berbagai ide baru dan pengalaman-pengalaman baru yang akan mereka dapatkan. McClelland (2001 dalam Subroto, 2012) menyatakan bahwa ada hubungan yang positif antara motivasi dan kinerja seseorang. Artinya setiap orang yang memiliki motivasi kerja tinggi akan menghasilkan prestasi kerja yang tinggi pula. Demikian juga pemberdayaan guru memiliki kaitan yang positif terhadap motivasi guru. Dengan mengikuti program pemberdayaan guru, guru akan menjadi termotivasi. Semakin guru tersebut termotivasi, maka kinerja guru akan semakin tinggi. Sebagai dampaknya, hasil belajar siswa akan semakin baik. Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional dalam Arif (2012) disinyalir terdapat lebih dari 54% guru memiliki standar kualifikasi yang perlu ditingkatkan. Untuk itu diperlukan adanya upaya pemberdayaan guru. Upaya pemberdayaan guru telah dilakukan oleh pemerintah melalui berbagai program seperti penugasan studi lanjut bagi guru-guru yang belum sarjana (S1), Pemantapan Kerja Guru
  • 4. 159 (PKG), dan sertifikasi guru yang dinilai sebagai titik awal peningkatan kualitas pembelajaran. Namun hanya 2,06 juta guru atau sekitar 70,5% guru yang memenuhi syarat sertifikasi. Artinya program pemerintah ini belum mampu menyentuh seluruh elemen guru dan sertifikasi dinilai memiliki pengaruh rendah terhadap profesionalisme guru dan peningkatan mutu pembelajaran (Koswara, dkk. 2009). Kondisi ini memerlukan adanya pengembangan profesionalisme guru secara berkelanjutan. Diperlukan langkah-langkah praktis yang mampu menyentuh seluruh elemen guru dan mudah diaplikasikan oleh guru dimana pun guru tersebut berada. Terkait dengan berbagai usaha pemberdayaan guru yang dilakukan oleh pemerintah, pada dasarnya ada satu prinsip kunci keberhasilan pemberdayaan guru. Menurut Murray (2010) pengembangan profesional guru yang efektif rahasianya adalah pemberdayaan diri sendiri (self-empowerment). Artinya agar profesionalitas guru dapat berkembang secara efektif, maka guru tersebut dituntut untuk mampu memberdayakan dirinya sendiri tanpa harus menunggu peraturan-peraturan yang turun dari pemegang kebijakan sehingga peraturan-peraturan tersebut memaksa guru untuk mengikuti program-program yang diberikan. Pemberdayaan diri sendiri inilah sikap dan kemampuan yang harus dimiliki oleh guru dalam rangka mengembangkan diri mereka menuju kinerja yang lebih tinggi dan lebih baik lagi. Tulisan ini mencoba menjabarkan langkah-langkah praktis yang dapat dilakukan oleh guru dalam rangka pemberdayaan diri sendiri (self-empowerment) tersebut. PEMBAHASAN KONSEP PENGAJARAN REFLEKTIF (REFLECTIVE TEACHING) Ada banyak sekali definisi tentang pengajaran reflektif (reflective teaching) yang menjadi konsep dasar teachers’ self-empowerment (pemberdayaan diri sendiri oleh guru). Para ahli mendefinisikan pengajaran reflektif sebagai kegiatan individu dan ada pula yang menjelaskan bahwa pengajaran reflektif adalah kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok guru yang memiliki kesamaan pemikiran. Richards dan Farrel (2005) mengatakan banyak peneliti yang percaya bahwa guru bisa belajar banyak hal tentang kegiatan belajar mengajar yang mereka laksanakan dengan cara memeriksa kembali cara mereka mengajar, mengajukan pertanyaan, dan menjawab pertanyaan terkait kegiatan belajar mengajar yang mereka laksanakan tersebut. Hal ini senada dengan Murray (2010) yang mengungkapkan bahwa pengajaran reflektif adalah fondasi utama untuk pengembangan guru yang berkelanjutan. Melalui pengajaran reflektif, guru memiliki kesempatan untuk menganalisa
  • 5. 160 proses belajar mengajar yang telah mereka laksanakan, baik itu saat merencanakan maupun saat melaksanakan proses belajar mengajar. Menurut Zeichner dan Liston (1996) ada empat karakteristik guru yang melaksanakan pengajaran reflektif yaitu (1) mampu mengidentifikasi, menganalisa, dan berusaha menyelesaikan masalah yang terjadi di dalam kelas, (2) menyadari dan menggali lebih dalam tentang caranya mengajar, (3) menyadari budaya institusi dan konteks dimana mereka mengajar, dan (4) bertanggung jawab akan pengembangan diri pribadi mereka. Refleksi pengajaran bisa membantu guru mengembangkan kesadaran yang lebih besar tentang bagaimana seharusnya mereka mengajar. Farrel (1998) mengatakan bahwa pengajaran reflektif membantu guru untuk tidak monoton dalam mengajar. Pendapat Farrel dapat diartikan bahwa guru yang tidak melakukan refleksi pengajaran yang mereka laksanakan akan cenderung monoton saat mengajar di dalam kelas. Dan ini tentu membosankan tidak hanya bagi peserta didik, melainkan juga bagi guru itu sendiri. Guru juga akan mendapatkan banyak manfaat jika mereka berbagi dengan guru lain tentang hasil refleksi pengajaran yang mereka laksanakan. Dengan adanya tukar pikiran antar guru akan menghasilkan pengembangan wawasan yang baik tentang pengajaran. Selain itu, kegiatan ini juga akan berdampak pada meningkatnya kepercayaan diri guru sehingga akan memberdayakan mereka dalam menemukan solusi terhadap tantangan yang mereka hadapi saat melaksanakan proses belajar mengajar. Terkait hal ini, Murray (2010) mengungkapkan bahwa dalam diskusi antar guru ini maka hal yang terpenting adalah sikap saling menilai namun tidak berusaha mengadili dengan mengatakan cara guru yang satu atau lainnya buruk dan lain sebagainya. Melainkan penilaian dari guru lain seharusnya adalah penilaian positif yang mendukung perkembangan guru tersebut ke depannya. ENAM LANGKAH PRAKTIS PEMBERDAYAAN GURU Terkait dengan urgensi pemberdayaan guru guna meningkatkan kinerja guru yang kemudian bermuara pada meningkatnya kualitas hasil belajar siswa, menurut Murray (2010) paling tidak ada enam langkah yang dapat dilakukan oleh guru untuk pengembangan dirinya. Berikut uraian keenam langkah praktis yang dapat dilakukan oleh guru dalam meningkatkan pemberdayaan diri guru tersebut.
  • 6. 161 Menulis Jurnal Mengajar Menuliskan observasi dan pemikiran tentang pengajaran guru adalah salah satu cara untuk memperoleh gambaran jelas tentang bagaimana seorang guru mengajar di dalam kelas. Kegiatan ini juga bermanfaat untuk melihat apa yang terjadi di dalam kelas selama guru mengajar. Dengan menulis jurnal mengajar, guru mampu memeriksa dengan rinci kenapa sebuah pembelajaran dengan materi tertentu di kelas ada yang sukses dan ada yang tidak. Bailey, Curtis, dan Nunan (2011) menjelaskan bahwa proses seperti ini, menggambarkan bagaimana proses belajar mengajar di dalam kelas berlangsung, lalu membuat beberapa pertanyaan, dan merumuskan hipotesis bisa mengungkap aspek-aspek pengajaran yang pada akhirnya akan meningkatkan pengembangan profesional guru. Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menulis jurnal mengajar. Beberapa guru memilih untuk menulis jurnal mengajar secara informal sehingga berbentuk semacam diari mengajar. Di dalam diari mengajar tersebut, guru menulis tentang kegiatan yang berlangsung di dalam kelas, interaksi yang terjadi antara siswa dan guru, dan perasaan guru itu sendiri tentang materi ajar tertentu- seberapa sukses pengajaran materi pada hari itu, dan faktor apa yang menyebabkan materi ajar tersebut sukses diajarkan kepada peserta didik, atau sebaliknya, materi ajar apa yang sulit dicerna oleh siswa, dan apa yang menyebabkan siswa sulit memahami materi ajar tersebut sehingga ke depannya di pertemuan berikutnya guru akan menggunakan pendekatan atau teknik mengajar yang berbeda dari sebelumnya. Untuk terbiasa menulis jurnal mengajar akan membutuhkan sedikit waktu. Pada awalnya akan sulit bagi guru tapi kalau guru terus menerus menulis jurnal mengajar, pada akhirnya akan terbiasa juga. Melalui jurnal mengajar ini nantinya, guru akan menemukan pola yang tidak hanya di jurnal mengajar tapi juga pola mengajar yang mereka laksanakan di dalam kelas. Menuliskan pertanyaan-pertanyaan dan ide-ide yang perlu dipikirkan ke depannya akan mengarahkan fokus guru untuk tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapai. Misalnya guru mengalami kesulitan manajemen kelas. Hal ini akan mengarahkan guru pada pencarian solusi bagaimana melakukan manajemen kelas yang baik. Di sisi lain, jurnal mengajar juga akan membantu guru untuk memikirkan lagi seperti apa seharusnya interaksi yang terjadi di dalam kelas yang kemudian mengarahkan guru tersebut mengganti teknik mengajar sebelumnya yang telah dilaksanakan. Melalui penulisan jurnal guru akan menjadi lebih menyadari gaya mengajar yang mereka laksanakan dan akan mampu
  • 7. 162 menginterpretasikan tindakan yang diambil sehingga pembelajaran di kelas akan lebih terarah dan bermakna untuk mencapai keberhasilan belajar siswa. Diskusi Jurnal Mengajar Manfaat menulis jurnal mengajar akan lebih meningkat ketika guru melakukan diskusi mengenai jurnal mengajar mereka dengan guru lainnya. Stacy (2013) mengungkapkan bahwa melalui diskusi antar guru, guru akan memiliki kesempatan untuk berbagi keahlian mereka masing-masing, mengembangkan teknik mengajar, dan menilai bagaimana teknik mengajar mereka bisa meningkatkan pembelajaran siswa. Selain itu, kegiatan ini juga akan memberi kesempatan pada guru untuk mengambil solusi yang telah dilakukan oleh guru lain untuk diterapkan di kelasnya nanti. Terkait hal ini pula, guru juga berkesempatan untuk saling bertanya dan saling memberi saran mengenai permasalahan yang mereka hadapi dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Diskusi jurnal mengajar ini juga akan sangat membantu para guru muda yang masih sangat kurang akan pengalaman mengajar. Dengan diskusi jurnal bersama guru yang sudah lebih dulu berpengalaman, ini akan membantu guru baru memperoleh wawasan tentang cara mengajar sehingga akan mampu meningkatkan kualitas mereka dalam mengajar. Dalam diskusi jurnal mengajar ini, guru boleh mengomentari jurnal mengajar guru lainnya dengan syarat komentar yang diberikan haruslah komentar yang mendukung, bukan komentar menjatuhkan. Menganalisa Kejadian Penting saat Mengajar Kejadian yang tidak diharapkan dan terjadi di dalam kelas perlu dianalisa. Guru perlu menuliskan bagaiman kejadian itu bisa terjadi, kenapa bisa terjadi, dan bagaimana kejadian tersebut akan mempengaruhi pembelajaran dan interaksi belajar mengajar ke depannya. Kejadian yang penting di dalam kelas bisa bersifat positif dan bisa pula bersifat negatif. Tapi, apa yang membuatnya penting adalah karena kejadian tertentu tersebut membuat guru memikirkan sejenak, lalu melakukan refleksi terhadap cara mereka mengajar (Richards and Farrel, 2005). Kejadian yang negatif misalnya siswa meninggalkan kelas permisi ke toilet tapi tidak kembali lagi ke dalam kelas sampai pelajaran usai atau siswa tiba-tiba mengamuk di dalam kelas kemudian pergi meninggalkan kelas di tengah- tengah pelajaran sedang berlangsung. Kejadian positif misalnya siswa dengan lancar dan tuntas menjawab soal-soal latihan yang diberikan oleh guru. Dengan menganalisa kejadian
  • 8. 163 penting seperti ini mampu membantu guru untuk memutuskan bagaimana memodifikasi sikap dan cara mereka mengajar, yang berarti mampu meningkatkan kemampuan mengajar guru yang bersangkutan jika kembali menemukan kejadian yang sama di masa mendatang. Kejadian siswa yang permisi ke toilet lalu tidak kembali lagi ke kelas sampai pelajaran usai, jika guru tidak menganalisa dan kemudian berusaha menemukan cara mengatasi persoalan tersebut, maka ke depannya jika hal tersebut terjadi lagi, tidak akan ada perubahan yang signifikan. Guru akan membiarkan dan siswa tidak mengikuti proses pembelajaran yang berakibat pada menurunnya atau bahkan rendahnya hasil belajar siswa. Namun jika guru melakukan analisa, dan mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi, maka saat menemukan kejadian yang sama di masa mendatang guru mampu mengambil tindakan positf yang dapat meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa. Kolaborasi Teman Sejawat Kegiatan ini bisa dilakukan dengan peer-mentoring (mengajari sesama guru) dan peer-coaching (melatih sesama guru). Kedua kegiatan ini mampu meningkatkan aspek pengajaran yang dilakukan guru. Untuk peer-mentoring, guru baru dipasangkan dengan guru yang sudah berpengalaman. Tujuan dari peer-mentoring ini adalah untuk memperkuat kemampuan mengajar guru baru (Yanoshak, 2007). Walaupun ada guru yang lebih berkemampuan dan lebih berpengetahuan dari guru yang lainnya, mentoring tidak bermaksud digunakan untuk mengkritik atau mengevaluasi, tapi lebih kepada berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang bagaimana mengajar. Di Tiongkok, kegiatan peer- mentoring ini wajib untuk setiap guru baru selama satu tahun pertama mengajar di sekolah untuk memastikan kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh guru tersebut (Sparks, 2013). Chisman dan Crandall (2007) menjelaskan bagaimana cara melaksanakan peer- mentoring. Guru baru dipasangkan dengan guru yang sudah berpengalaman. Lalu, guru baru masuk ke kelas guru yang sudah berpengalaman untuk melihat bagaimana guru yang sudah berpengalaman tersebut mengajar. Setelah itu, kedua guru tersebut dapat melakukan diskusi atau tanya jawab. Peer-coaching hanya sedikit berbeda dengan peer-mentoring. Peer-coaching lebih kepada pelatihan sesama guru yang setingkat. Bisa antara guru baru dengan guru baru, bisa juga antara guru yang sudah berpengalaman dengan guru yang sudah berpengalaman. Peer-coaching terbukti mampu mengasah kemampuan mengajar guru (Galbraith dan
  • 9. 164 Anstrom, 1995). Guru-guru yang memutuskan untuk melakukan peer-coaching dapat melakukan peran menjadi coach (pelatih) secara bergantian. Guru yang bertindak sebagai coach melakuan observasi terhadap cara mengajar guru lainnya kemudian bersama-sama mendiskusikan materi dan bagaimana merevisi materi dan cara mengajar sehingga keefektifan proses belajar mengajar di dalam kelas meningkat. Membentuk Kelompok Belajar Guru Kelompok belajar guru hampir mirip dengan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Hanya saja kelompok belajar guru bersifat lebih informal dengan cakupan lebih kecil dibandingkan dengan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Kelompok belajar guru adalah sebuah kelompok dimana guru bertemu secara teratur untuk mendiskusikan persoalan-persoalan terkait pembelajaran dan cara mereka mengajar. Selain itu, melalui kolaborasi guru ini dengan cara belajar kelompok akan mampu membongkar persoalan- perosoalan dan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan di sekolah (Furtrell, 1994). Jumlah anggota kelompok belajar guru bisa berjumlah tiga sampai lima belas orang. Pertemuannya terstruktur dan selalu ada materi tertentu yang ditetapkan untuk dibahas. Setiap anggota kelompok belajar memiliki giliran menjadi fasilitator materi. Tidak ada guru yang “ahli” dalam kelompok belajar ini. Semuanya berstatus sama. Tujuan dari kelompok belajar guru ini adalah untuk mempelajari bersama-sama aspek-aspek spesifik tentang strategi mengajar dan prakteknya di dalam kelas. Antara pertemuan yang satu dengan pertemuan selanjutnya, guru memperoleh materi untuk dibaca yang kemudian di diskusikan di pertemuan yang telah ditentukan. Selain itu, guru juga bisa mendiskusikan tentang bagaimana menulis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan strategi belajar yang menjadi minat siswa. Kebanyakan guru yang mengikuti kelompok belajar guru merasakan kegiatan ini sebagai kegiatan yang berdampak positif. Guru pada dasarnya suka belajar dengan cara berinteraksi antara guru yang satu dengan guru yang lainnya. Mengikuti Lokakarya dan Konferensi Lokakarya adalah kegiatan yang kebanyakan guru pernah mengikutinya. Tujuan dari lokakarya adalah untuk menyediakan kesempatan bagi guru untuk mempelajari lebih jauh tentang pengajaran dan pembelajaran dalam rentang waktu tertentu. Richards and Farrel (2005) mengemukakan bahwa dalam lokakarya, guru memperoleh kesempatan untuk mencoba mengaplikasikan langsung sebuah topik yang sedang dipaparkan dan
  • 10. 165 kemudian memikirkan bagaimana menggunakan atau mengadaptasi topik tersebut ke dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Sparks (2013) menyebutkan di Singapura, guru diwajibkan mengikuti kegiatan pemberdayaan diri sebanyak seratus jam setiap tahunnya. Kegiatan pengembangan diri tersebut mencakup pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Penelitian Tindakan Kelas (Action Research) yang salah satu caranya adalah dengan mengikuti lokakarya dan konferensi. Ikut serta dalam konferesi adalah cara yang cerdas untuk guru guna memperoleh rasa percaya diri dan mengaktualisasikan keahlian mereka. Untuk guru yang belum pernah memberi persentasi di sebuah konferensi, maka sebaiknya mulai dengan menghadiri konferensi tingkat lokal di daerahnya terlebih dahulu. Setelah merasa cukup kemudian mengikuti konferensi yang lebih besar. Mengikuti konferensi bermanfaat sekali untuk guru karena kegiatan tersebut (1) memotivasi guru untuk mencoba teknik baru dan menemukan solusi atas masalah yang berulang kali terjadi di dalam kelas, (2) menyediakan informasi dan strategi untuk menciptakan kebijakan baru yang mungkin bisa diambil untuk diterapkan di sekolah, (3) mengembangkan komunikasi profesional dengan guru-guru lainnya, dan (4) mampu memberdayakan guru menjadi pemimpin karena setelah konferensi, guru akan kembali ke sekolah dengan ide-ide baru yang bisa dibagi dengan guru-guru lainnya di sekolah (Murray, 2010). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Pengembangan profesionalisme guru yang efektif adalah melalui self-empowerment (pemberdayaan diri sendiri). Untuk itu diperlukan kesadaran yang tinggi pada setiap individu guru bahwa pengembangan diri adalah kebutuhan. Guna mencapai pengembangan diri guru tersebut dibutuhkan upaya pemberdayaan guru yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas mengajar dan kualitas hasil belajar siswa. Bailey, Curtis, dan Nunan (2001) mengatakan bahwa melalui pemberdayaan diri, guru mampu menambah pengetahuan baru dan menguasai keterampilan-keterampilan baru sehingga mereka akan mampu mengatasi persoalan proses belajar mengajar yang mereka hadapi di sekolah. Guru menghadapi berbagai persoalan dan tantangan dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana diamanatkan oleh undang-undang. Terkait hal itu, guru tidak memiliki pilihan selain meningkatkan kapasitasnya sebagai seorang guru. Pengembangan diri yang berkelanjutan adalah solusi untuk mengurangi dan meredakan permasalahan yang dihadapi
  • 11. 166 oleh guru seperti kurangnya kemampuan dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, manajemen kelas, teknik mengajar, dan isu-isu lainya yang terkait dengan peningkatan kualitas belajar mengajar di dalam kelas. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya pemberdayaan guru seperti tugas lanjut studi dan Pendidikan Latihan Profesi Guru (PLPG). Namun disamping itu dibutuhkan juga upaya pemberdayaan guru melalui langkah-langkah praktis yang mudah dilaksanakan guna pengembangan diri guru yang berkelanjutan diantaranya adalah dengan (1) menulis jurnal mengajar, (2) diskusi jurnal mengajar, (3) menganalisa kejadian penting saat mengajar, (4) kolaborasi teman sejawat, (5) membentuk kelompok belajar guru, dan (6) mengikuti pelatihan dan konferensi. Saran Salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru adalah kompetensi kepribadian atau kompetensi personal dimana dalam hal ini guru diharapkan mampu terus berkembang, memberdayakan dirinya sendiri demi meningkatkan kompetensi ini. Disaat guru memiliki kompetensi yang lebih tinggi, disaat itu pula guru tersebut akan lebih mudah dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai seorang guru. Justru dengan tidak berkembang akan mengakibatkan guru bosan dalam mengajar dan lain sebagainya. Selain mengikuti program-program pemberdayaan guru yang dilaksanakan oleh pemerintah, guru sebaiknya juga mandiri melalui program pemberdayaan diri sendiri yang akan membantu meningkatkan kapasitas diri guru dan performa guru sehingga pada akhirnya akan berpengaruh besar terhadap meningkatnya hasil belajar siswa. Peran kepala sekolah sangat diperlukan dalam hal ini. Sangat disarankan kepada kepala sekolah untuk memberikan sosialisasi tentang teachers’ self-empowerment kepada guru sehingga guru lebih akrab dan lebih bisa memberdayakan diri sendiri demi peningkatan hasil belajar di sekolah. DAFTAR RUJUKAN Arif. 2012. Teacher Exchange, Solusi Perbaikan Kualitas Guru, (Online), (http://arifabiw. blogspot.co.id/2012/10/teacher-exchange-solusi-perbaikan 8361.html), diakses Tanggal 23 Februari 2016. Bailey, K., A. Curtis, and D. Nunan. 2001. Pursuing professional development: The self as source. Ontario, Canada: Heinle and Heinle.
  • 12. 167 Bolin, F. S. (1989). Empowering Leadership. Teachers College Record, 91, (81-96). Chisman, F. P., and J. A. Crandall. 2007. Passing the torch: Strategies for innovation in community college ESL. New York: Council for Advancement of Adult Literacy. Desimone, L. (2011). Outcomes: Content-focused learning improves teacher practice and student results. Journal of Staff Development, 32 (4), 63-68. Farrel, T. 1998. Reflective teaching: The principles and practices. English Teaching Forum 36 (4): 10-17. Furtrell, M. H. (1994). Empowering teachers as learners and leaders. In D. R. Walling (Ed.), Teachers as leaders: Perspectives on the professional development of teachers (119-136). Bloomington, IN: Phi Delta Kappan Educational Foundation. Galbraith, P., and K. Anstrom. 1995. Peer coaching: An effective staff development model for educators of linguistically and culturally diverse students. Directions in language and education. (Online), (http://www.eric.ed.gov/ERICDocs/data/ ericdocs2sql/content_storage_01/0000019b/80/14/7a/74.pdf), diakses Tanggal 20 Februari 2016. Koswara, D. D., Suryana, A., & Triatna, C. 2009. Studi Dampak Program Sertifikasi Guru terhadap Peningkatan Profesionalisme dan Mutu. Jurnal Ilmu Pendidikan, 3 (1), (Online), (http://upi.edu.com), diakses Tanggal 23 Februari 2016. McGraw, J. (1992). The Road to Empowerment. Nursing Administration Quarterly, 16 (3), 16-19. Murray, A. 2010. Empowering Teachers through Professional Development. English Teaching Forum. 1 (Online), (http://americanenglish.state.gov/files/ae/resource_ files/10-48-1-b.pdf), diakses Tanggal 21 Februari 2016. Richards, J., and T. Farrell. 2005. Professional development for language teachers: Strategies for teacher learning. New York: Cambridge University Press. Simon, R. (1987). Empowerment as a Pedagogy of Possibility. Language Arts 64, 370-382. Sparks, S. 2013. Empowering Teachers: success for learners, (Online),(http://www.acme- uk.org/media/19381/etsflfullreport2014.pdf), diakses Tanggal 20 Februari 2016. Stacy, M. 2013. Teacher-led Professional Development: Empowering Teachers as Self- advocates. The Georgia Social Studies Journal. 3 (1): 40-49. Subroto, T.W. 2012. Analisis Pengaruh Pemberdayaan Guru terhadap Kinerjanya dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Sekolah Dasar di Kota Surabaya. Teori dan Penelitian Pendidikan Dasar, (Online), 1 (1): 1-18, (http://ejournal.unesa.ac.id/
  • 13. 168 jurnal/jurnal_pendas/abstrak/6041/analisis-pengaruh-pemberdayaan-guru-terhadap- kinerjanya-dalam-meningkatkan-kualitas-pendidikan-di-sekolah-dasar-kota- surabaya), diakses Tanggal 19 Februari 2016. Sudrajat, A. 2008. Pemberdayaan Guru.(Online), (https://akhmadsudrajat.wordpress.com/ 2008/01/25/pemberdayaan-guru/), diakses Tanggal 20 Februari 2016. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Online),(http://sindiker.dikti.go.id/dok/UU/UU20-2003-Sisdiknas.pdf), diakses Tanggal 23 Februari 2016. Yanoshak, S. 2007. Peer mentoring works – for mentors, partners, and programs. Pennsylvania Department of Education, Bureau of Adult Basic and Literacy Education (ABLE). (Online), (http://www.pde.state.pa.us/able/lib/able/fieldnotes 07/fn07mentoring.pdf), diakses Tanggal 20 Februari 2016. Zeichner, K., and D. Liston. 1996. Reflective teaching: An Introduction. Mahwah, NJ: Lawrence Erlbaum.