SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
ADAPTASI YANG PERLU DI LAKUKAN OLEH MASYARAKAT PESISIR TERKAIT
PERUBAHAN IKLIM
Menurut definisinya sendiri adaptasi merupakan pengaturan terhadap berbagai sistem
dimana sebagai contoh adalah sistem ekonomi, sistem sosial, sistem politik, dan juga sistem
iklim pada lingkungan sekitar. Adaptasi akan dilakukan oleh seseorang jika mereka dalam
keadaan tertekan yang biasanya keadaan tertekan akan muncul saat terjadinya perubahan yang
tidak biasa terhadap individu dan membuat tidak nyaman. Pada kali ini akan terfokus pada
adaptasi terhadap perubahan iklim dimana berkaitan dengan perubahan iklim yang seperti apa
yang terjadi dan akibat dari perubahan iklim tersebut. Terkait juga dengan perubahan iklim
yang terjadi dan dampak terhadap lingkungan sekitar, terutama manusia akan dikaji mengenai
apa saja yang dilakukan manusia dalam proses adaptasi atau singkatnya proses-proses adaptasi
manusia terhadap perubahan iklim yang di alaminya.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang dimana rentan terhadap perubahan iklim
dan lebihnya lagi negara Indonesia dapat mengalami dampak dari perubahan iklim secara
ganda. Dampak yang diperkirakan akan terjadi antara lain adalah kenaikan temperatur yang
tidak terlalu tinggi yakni sekitar 0.30 selsius, terjadinya curah hujan yang lebih tinggi sekitar 2
persen hingga tiga persen tiap tahunnya, kenaikan permukaan air laut, ketahanan pangan, dan
pengaruh terhadap keanekaragaman hayati yang hidup di Indonesia. Terkait dengan
kerentanan negara Indonesia yang rentan mengalami dampak buruk dari perubahan iklim,
terdapat satu fokus bagian di negara Indonesia yang mengalami cukup banyak dari dampak
perubahan iklim tersebut, yakni daerah pesisir yang dimana di daerah pesisir memiliki
mayoritas mata pencaharian adalah nelayan.
Pada kali ini, wilayah yang diambil sebagai contoh adalah desa Mojo di kota Pemalang,
Jawa Tengah.
Desa Mojo, Pemalang, Jawa Tengah merupakan wilayah di sebuah tempat di
pulau Jawa dimana pada wilayah tersebut merupakan kawasan pesisir atau berada di pinggir
pantai. Karena wilayanya yang berada di pinggir pantai, maka wilayah tersebut rentan terhadap
banjir akibat ombak dan disaat musim penghujan pun sering terjadi banjir. Namun bukan
masalah itu saja yang terdapat pada desa Mojo, kecamatan Ulujami, Pemalang, Jawa Tengah
ini. Melainkan terdapat permasalahan lain yang cukup ekstrim yang diakibatkan oleh
perubahan iklim.
Pada desa ini memiliki masalah yang cukup berpengaruh yang diakibatkan oleh
perubahan iklim dan prakiraan cuaca yang sulit diprediksikan di Indonesia pada saat ini.
Menurut pekerja sebagai nelayan di desa Mojo, Pemalang, Jawa Tengah ini pada tahun sebelum
1985 musim penghujan berada pada periode bulan Oktober hingga bulan Mei, namun sejak
beberapa tahun terakhir curah hujan tinggi hanya berkisar pada periode bulan Desember
hingga bulan April. Selain itu mereka juga mengatakan bahwa pada saat ini pasang surut air
tidak beraturan dimana pada dahulu pasang air laut dimulai pada sekitar tanggal 21 tiap
bulannya dan sekarang tidak dapat diprediksikan, serta air pasang berlangsung lebih lama dari
biasanya dengan pergeseran angin barat dan angin timur yang juga tidak dapat diprediksikan.
Dikarenakan perubahan iklim dan cuaca yang cukup ekstrim ini memberikan tekanan terdadap
masyarakat yang tinggal dan bermatapencaharian yang bergantung di desa Mojo, Pemalang,
Jawa Tengah yang mengharuskan masyarakat tersebut beradaptasi dengan keadaan iklim
dengan tingkat kerentanan, kapasitas adaptasi, dan kemampuan resiliensi dari manusia dan
lingkungan di desa Mojo, Pemalang, Jawa Tengah.
Vunerabillity
Vunerabillity atau tingkat kerentanan merupakan konsep penting dalam adaptasi yang
memiliki beberapa definisi dari tiap pendapat para ahli. Menurut pendapat ahli dalam ilmu
geografi sosial dan ekologi politik mendefinisikan bahwa tingkat kerentanan merupakan suatu
kondisi yang dijadikan sebagai prioritas dari rumah tangga atau masyarakat yang ditentukan
oleh faktor sosio-ekonomi politik. Terkadan tingkat kerentanan juga dapat didefinisikan sebagai
tingkat sensitivitas yang memiliki maksud tingkat pengaruh suatu sistem akibat adanya
keragaman dan perubahan iklim dimana pengaruh tersebut dapat secara positif atau negatif,
langsung maupun tidak langsung atau berupa dampak turunan serta dapat memengaruhi
individu maupun kelompok (Frankel-Reed ., 2011;Sylviani & Sakuntaladewi, 2010)
Pada kasus yang terjadi di desa Mojo, Pemalang, Jawa Tengah yang merupakan fokus
wilayah pesisir, terdapat beberapa wilayah yang menjadi subfokus yakni di wilayah tambak ikan
dan udang, wilayah kebun melati, serta masyarakat pesisirnya sendiri. Pada wilayah tambak
ikan dan udang dimana karena wilayah ini merupakan wilayah pesisir, rentan terhadap banjir
rob. Banjir rob sendiri adalah banjir yang disebabkan oleh pasangnya air laut dan biasanya
melanda kota-kota yang ada di pesisir laut disaat air laut pasang tersebut menahan air sungai
yang sudah menumpuk, pada akhirnya mampu menjebol tanggul dan menggenangi daratan
(Yunita, 2013). Pada wilayah kebun melati terkait usaha masyarakat di ekonomi yaitu kebun
teh, mengalami penurunan penjualan dikarenakan tanaman teh yang cukup rentan terhadap
perubahan iklim yaitu berupa pembusukan tanaman akibat banjr. Hal tersebut membuat
penurunan penjualan dan pemasukan bagi petani dari kebun melati tersebut. Untuk
masyarakat pesisisrnya sendiri yang di asumsikan tidak bekerja sebagai petani kebun melati
atau nelayan, tidak terlalu rentan terhadap perubahan iklim ini yang dapat dinyatakan
kerentanan dari masyarakat sendiri berkisar sekitar 37% (tiga puluh tujuh persen) dimana angka
ini menunjukkan kategori kerentanan yang sedang. Hal ini dapat ditunjukkan dari table dibawah
ini.
Melihat deskripsi sebelumnya yang terkait pada jurnal KERENTANAN DAN UPAYA
ADAPTASI MASYARAKAT PESISIR TERHADAP PERUBAHAN IKLIM yang menyatakan bahwa
tingkat kerentanan di desa Mojo, Pemalang, Jawa Tengah tergolong sedang.
Kapasitas Adaptasi
Menurut definisinya sendiri kapasitas adaptasi merupakan atau dimaksudkan sebagai
kemampuan suatu masyarakat atau sebuah sistem yang diperuntukkan menyesuaikan pada
perubahan iklim beserta variabilitasnya dengan tujuan untuk mengurangi maupun melunakkan
potensi dari kerusakan, mendapatkan keuntungan dari atau menanggulangi dampak dari
perubahan iklim (Frankel-Reed ., 2011). Dengan kata lain kapasitas adaptasi merupakan
kemampuan sekelompok masyarakat dan alam terhadap suatu sistem untuk merespon dengan
baik terhadap perubahan yang mencakup kapasitas adaptasi terhadap iklim, perilaku,
sumberdaya dan teknologi.
Pada wilayah pesisir yang bertempat di desa Mojo, Pemalang, Jawa Tengah, yang
dimana dalam menanggapi tekanan atau masalah yang berupa perubahan iklim yang cukup
ekstrim, secara langsung menyebabkan penurunan pada penghasilan mereka yang kemudian
berpengaruh juga terhadap siklus ekonomi. Di desa ini telah melakukakn beberapa tindakan
kapasitas adaptasi yang akan di jelaskan sebagai berikut:
1. Perbaikan Lingkungan Biofisik
Tindakan pertama yakni seputar perbaikan lingkungan biofisik dimana pada kali
ini di desa Mojo, Pemalang, Jawa Tengah memiliki sebuah komunitas tani yang bernama
‘Pelita Bahari’ dimana komunitas tersebut melakukan perbaikan dengan cara menanami
tumbuhan mangrove di kawasan pantai dan menjadikan hutan mangrove tersebut
sebagai ekowisata. Kapasitas adaptasi ini tidak dimiliki sendiri secara murni dari
masyarakat di desa tersebut, melainkan terdapat bantuan dari pemerintah berupa satu
perahu dengan kapasitas dua puluh orang dalam rangka mengembangkan ekowisata
dan menunjang perekonomian di desa Mojo, Pemalang, Jawa Tengah.
Pada kapasitas adaptasi ini dapat dikatakan bahwa kapasitas adaptasi masih
dipengaruhi oleh pihak lain yaitu pemerintah di daerah setempat.
2. Diversivikasi Sumber Penghasilan
Menurut definisinya sendiri diversivikasi merupakan penganekaragaman. Atau
dalam ekonomi diversifikasi merupakan penganekaragaman usaha untuk menghindari
kebergantungan terhadap ketunggalan kegiatan, produk, jasa, maupun investasi
(menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia/KBBI).
Tindakan kedua yakni berupa diversivikasi sumber penghasilan atau memiliki
sumber penghasilan lebih dari satu dimana cara ini merupakan salah satu cara dalam
menanggulangi resiko kegagalan terhadap kegagalan suatu mata pencaharian. Menurut
data, masyarakat di desa Mojo, Pemalang, Jawa Tengah dengan menunjukkan angka
sebesar 55% sudah menjalani diversifikasi sumber penghasilan yang dapat dilihat pada
table dibawah ini.
Dari angka sebesar 55% ini memiliki keragaman atau variasi yang di masukkan
kedalam empat kelompok yakni pertanian dengan cadangan usaha berupa pertanian,
pertanian dengan cadangan usaha berupa kelautan, pertanian dengan cadangan usaha
non pertanian, kelautan dengan cadangan usaha non pertanian.
Pada kapasitas adaptasi ini dapat dikatakan bahwa masyarakat di desa Mojo,
Pemalang, Jawa Tengah secara murni dapat memiliki kapasitas adaptasi sendiri dengan cukup
baik.
3. Penerapan Teknologi Perikanan dan Lahan Pertanian.
Tindakan ketiga yakni berupa penerapan teknologi perikanan dan lahan
pertanian yang kali ini masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan atau pemilik tambak
melakukan penguatan terhadap pematang tambak mereka sehingga dapat mengurangi
sensitivitas terhadap perubahan iklim yang cukup signifikan.
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya dimana di desa Mojo, Pemalang, Jawa
Tengah yang merupakan daerah pesisir rawan akan bencana banjir akibat gelombang
atau ombak yang berasal dari laut dan curah hujan di musim penghujan. Terlebih lagi
terkait dengan perubahan iklim yang sedang menjadi fokus pada tulisan ini dimana
curah hujan yang tidak dapat di prediksi dan intensitas hujan yang tinggi membuat
sensitivitas terhadap banjir semakin tinggi serta arah angin barat-timur yang juga sulit
bahkan tidak dapat di prediksikan lagi membuat ombak atau gelombang air laut yang
bergerak terkadang surut terkadang sangat besar yang membuat banjir rob yang
biasanya hanya dalam hitungan jam, namun pada saat perubahan iklim yang cukup
signifikan terjadi juga memengaruhi banjir rob yang lebih lama.
Pada kali ini teknologi perikanan yang digunakan adalah tambak dimana hal ini
juga melalui pengarahan dari lembaga swadaya masyarakat OISCA dimana sejak tahun
1985 diarahkan membuat tambak ikan bandeng disbanding dengan praktik ternak
udang windu. Sehingga pada kapasitas adaptasi ini dpaat dikatakan bahwa desa Mojo,
Pemalang, Jawa Tengah belum secara utuh memiliki kapasitas adaptasi karena masih
membutuhkan bantuan atau campur tangan dari pihak lain.
4. Penyesuaian Jadwal Kegiatan Usaha dengan Prakiraan Musim
Tindakan yang ke empat dari desa Mojo, Pemalang, Jawa Tengah berupa
penyesuaian jadwal kegiatan usaha dengan prakiraan musim dimana pada periode
bulan Oktober hingga bulan November di desa Mojo, Pemalang, Jawa Tengah memiliki
musim ikan tongkol dan pada periode ini pedagang ikan atau nelayan di desa ini
memfokuskan sistem ekonomi dengan cara berdagang ikan tongkol serta menurunkan
penjualan ikan bandeng karena saat musim ikan tongkol terjadi, harga ikan bandeng
menurun.
Hal ini tidak lepas dari hukum ekonomi dimana jika permintaan semakin tinggi
maka nilai akan semakin tinggi pula, begitu juga sebaliknya jika permintaan semakin
rendah maka nilai juga akan semakin rendah.
Pada kapasitas adaptasi ini dianggap desa Mojo, Pemalang, Jawa Tengah
menguasai secara utuh untuk hal penyesuaian jadwal kegiatan usaha dengan prakiraan
musim beserta masyarakat pun tahu mengenai hukum ekonominya dan tahu bagaimana
cara bertindak.
5. Pendampingan
Tindakan yang ke lima merupakan pendampingan yang dilakukan oleh pihak
yang ahli dimana pada kali ini pendampingan dilakukan oleh LSM OISCA atau Lembaga
Swadaya Masyarakat Organization for Industrial Spiritual & Cultural Advancement dari
Jepang dikarenakan pada awalnya para petambah di desa Mojo, Pemalang, Jawa Tengah
melakukan praktik ternak udang windu yang menggunakan berbagai jenis bahan kimia
untuk mengahsilkan ternak yang maksimal namun memiliki dampak yang buruk
terhadap lingkungan sekitar yang berupa hutan mangrove dan ikan, sehingga diarahkan
untuk kembali kepada praktik ternak bandeng.
Pada kali ini di desa Mojo, Pemalang Jawa Tengah dapat dianggap masih
membutuhkan pihak lain dalam memiliki sebuah kapasitas adaptasi.
Dengan mengetahui terdapat lima buah kapasitas adaptasi yang telah dilalukan oleh
penduduk dan pekerja di desa Mojo, Pemalang, Jawa Tengah, maka dapat dikatakan bahwa di
desa ini memiliki kapasitas adaptasi yang cukup tinggi karena dapat memiliki kapasitas adaptasi
secara mandiri tanpa terlalu banyak membutuhkan bantuan dari pihak luar (pihak luar yang
dimaksud adalah seperti LSM OISCA dari Jepang).
Resiliensi
Resiliensi atau tingkat kelentingan suatu wilayah yang dimana merupakan kemampuan
manusia atau suatu wilayah untuk dapat kembali ke sistem yang seimbang seperti pada awal
sebelum mengalami tekanan setelah dilakukannya adaptasi. Resiliensi dapat terjadi pada saat
manusia mengalami tekanan dan menuju kembali ke keadaan seperti semula yang di pengaruhi
oleh faktor internal maupun faktor eksternal.
Pada kasus yang terkait di desa Mojo, Pemalang, Jawa Tengah yang memiliki masalah
terkait perubahan iklim yang ekstrim dan memengaruhi sistem ekonomi di dalamnya, terdapat
daya lenting atau resiliensi. Daya lenting yang terdapat disini tidak lepas seperti pemaparan
pada bagian kapasitas adaptasi dimana masyarakat desa Mojo, Pemalang, Jawa Tengah
berusaha kembali ke keadaan seperti awal yang seimbang dengan berbagai cara yaitu
melakukan perbaikan lingkungan biofisik, diversivikasi sumber penghasilan, penerapan
teknologi perikanan dan lahan pertanian, penyesuaian jadwal kegiatan usaha dengan prakiraan
musim, dan pendampingan oleh lebaga yang memiliki keahlian di bidang tersebut.
Di desa Mojo, Pemalang, Jawa Tengah memiliki daya lenting yang dapat dikatakan baik
karena kapasitas adaptasi yang dilakukan dari masyarakat-masyarakatnya cukup berhasi. Dapat
di ambil contoh misalnya pada kapasitas adaptasi berupa pendampingan oleh lembaga yang
mengerti di bidangnya yaitu LSM OISCA dari Jepang yang pada awalnya di desa Mojo,
Pemalang, Jawa Tengah memiliki usaha yang berupa tambak udang windu yang membutuhkan
bahan kimia untuk mendapatkan hasil dari praktik ternak yang sesuai dengan criteria petani,
maka lingkungan biofisik terabaikka, seperti misalnya ikan disekitar lingkungan tersebut mati
dan tidak baik untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbunhan mangrove. Pada akhirnya
kembali kepada praktik ternak bandeng dan lingkungan disekitarnya seperti hutan mangrove
kembali baik.
Sumber gambar: http://4.bp.blogspot.com/-jXBL6VjY-
hc/VZU9LK3b0DI/AAAAAAAAAbM/ZJY3Kdp0_bM/s1600/armatc.png
http://www.armatc.org/2015/07/hutan-mangrove-desa-wisata-mojo.html
http://kbbi.web.id/diversifikasi

More Related Content

What's hot

Makalah psda penanggulangan masalah banjir
Makalah psda penanggulangan masalah banjirMakalah psda penanggulangan masalah banjir
Makalah psda penanggulangan masalah banjirYudhi Al' Basier
 
Pendekatan vegetatif di begawan solo
Pendekatan vegetatif di begawan soloPendekatan vegetatif di begawan solo
Pendekatan vegetatif di begawan soloSyarifah Nisa
 
Makalah banjir
Makalah banjirMakalah banjir
Makalah banjirFherdyan
 
RUSAKNYA EKOSISTEM TAMBAK AKIBAT BANJIR ROB DI KAWASAN MINAPOLITAN KECAMATAN ...
RUSAKNYA EKOSISTEM TAMBAK AKIBAT BANJIR ROB DI KAWASAN MINAPOLITAN KECAMATAN ...RUSAKNYA EKOSISTEM TAMBAK AKIBAT BANJIR ROB DI KAWASAN MINAPOLITAN KECAMATAN ...
RUSAKNYA EKOSISTEM TAMBAK AKIBAT BANJIR ROB DI KAWASAN MINAPOLITAN KECAMATAN ...Analyst of Water Resources Management
 
IPS - Lingkungan Hidup dan Pelestarianya
IPS - Lingkungan Hidup dan PelestarianyaIPS - Lingkungan Hidup dan Pelestarianya
IPS - Lingkungan Hidup dan PelestarianyaAlifia
 
A1 c015034, saefulloh maslul, pengaruh iklim terhadap pertanian indonesia
A1 c015034, saefulloh maslul, pengaruh iklim terhadap pertanian indonesiaA1 c015034, saefulloh maslul, pengaruh iklim terhadap pertanian indonesia
A1 c015034, saefulloh maslul, pengaruh iklim terhadap pertanian indonesiasaefulloh maslul
 
Makalah kerusakan lingkungan hidup akibat populasi manusia
Makalah kerusakan lingkungan hidup akibat populasi manusiaMakalah kerusakan lingkungan hidup akibat populasi manusia
Makalah kerusakan lingkungan hidup akibat populasi manusiaSevent Saja
 
Andrew hidayat pendekatan multi dimensional scaling untuk evaluasi keberlanju...
Andrew hidayat pendekatan multi dimensional scaling untuk evaluasi keberlanju...Andrew hidayat pendekatan multi dimensional scaling untuk evaluasi keberlanju...
Andrew hidayat pendekatan multi dimensional scaling untuk evaluasi keberlanju...Andrew Hidayat
 
Lingkungan hidup (2)
Lingkungan hidup (2)Lingkungan hidup (2)
Lingkungan hidup (2)Fatwa Rohman
 
Sumber daya alam dan lingkungan hidup
Sumber daya alam dan lingkungan hidupSumber daya alam dan lingkungan hidup
Sumber daya alam dan lingkungan hidupNurul Sholehuddin
 
lingkungan dan permasalahannya
lingkungan dan permasalahannyalingkungan dan permasalahannya
lingkungan dan permasalahannyaAprilia Hapsari
 
Model spasial temporal dampak kenaikan muka air laut terhadap permukiman pend...
Model spasial temporal dampak kenaikan muka air laut terhadap permukiman pend...Model spasial temporal dampak kenaikan muka air laut terhadap permukiman pend...
Model spasial temporal dampak kenaikan muka air laut terhadap permukiman pend...robert peranginangin
 
Makalah lingkungan hidup
Makalah lingkungan hidupMakalah lingkungan hidup
Makalah lingkungan hidupARISKA COMPNET
 
Bahagian b kuliah 6 - Penduduk dan Alam Sekitar
Bahagian b kuliah 6 - Penduduk dan Alam SekitarBahagian b kuliah 6 - Penduduk dan Alam Sekitar
Bahagian b kuliah 6 - Penduduk dan Alam SekitarAsmawi Abdullah
 

What's hot (20)

Makalah tentang banjir di ibu kota jakarta
Makalah tentang banjir di ibu kota jakartaMakalah tentang banjir di ibu kota jakarta
Makalah tentang banjir di ibu kota jakarta
 
Makalah kesiapsiagaan banjir
Makalah kesiapsiagaan banjirMakalah kesiapsiagaan banjir
Makalah kesiapsiagaan banjir
 
Makalah psda penanggulangan masalah banjir
Makalah psda penanggulangan masalah banjirMakalah psda penanggulangan masalah banjir
Makalah psda penanggulangan masalah banjir
 
Pendekatan vegetatif di begawan solo
Pendekatan vegetatif di begawan soloPendekatan vegetatif di begawan solo
Pendekatan vegetatif di begawan solo
 
Makalah banjir
Makalah banjirMakalah banjir
Makalah banjir
 
Makalah banjir
Makalah banjirMakalah banjir
Makalah banjir
 
Kerusakan pelestarian lingkungan
Kerusakan pelestarian lingkunganKerusakan pelestarian lingkungan
Kerusakan pelestarian lingkungan
 
RUSAKNYA EKOSISTEM TAMBAK AKIBAT BANJIR ROB DI KAWASAN MINAPOLITAN KECAMATAN ...
RUSAKNYA EKOSISTEM TAMBAK AKIBAT BANJIR ROB DI KAWASAN MINAPOLITAN KECAMATAN ...RUSAKNYA EKOSISTEM TAMBAK AKIBAT BANJIR ROB DI KAWASAN MINAPOLITAN KECAMATAN ...
RUSAKNYA EKOSISTEM TAMBAK AKIBAT BANJIR ROB DI KAWASAN MINAPOLITAN KECAMATAN ...
 
IPS - Lingkungan Hidup dan Pelestarianya
IPS - Lingkungan Hidup dan PelestarianyaIPS - Lingkungan Hidup dan Pelestarianya
IPS - Lingkungan Hidup dan Pelestarianya
 
A1 c015034, saefulloh maslul, pengaruh iklim terhadap pertanian indonesia
A1 c015034, saefulloh maslul, pengaruh iklim terhadap pertanian indonesiaA1 c015034, saefulloh maslul, pengaruh iklim terhadap pertanian indonesia
A1 c015034, saefulloh maslul, pengaruh iklim terhadap pertanian indonesia
 
Makalah kerusakan lingkungan hidup akibat populasi manusia
Makalah kerusakan lingkungan hidup akibat populasi manusiaMakalah kerusakan lingkungan hidup akibat populasi manusia
Makalah kerusakan lingkungan hidup akibat populasi manusia
 
Andrew hidayat pendekatan multi dimensional scaling untuk evaluasi keberlanju...
Andrew hidayat pendekatan multi dimensional scaling untuk evaluasi keberlanju...Andrew hidayat pendekatan multi dimensional scaling untuk evaluasi keberlanju...
Andrew hidayat pendekatan multi dimensional scaling untuk evaluasi keberlanju...
 
Lingkungan hidup (2)
Lingkungan hidup (2)Lingkungan hidup (2)
Lingkungan hidup (2)
 
Sumber daya alam dan lingkungan hidup
Sumber daya alam dan lingkungan hidupSumber daya alam dan lingkungan hidup
Sumber daya alam dan lingkungan hidup
 
tugas observasi
tugas observasitugas observasi
tugas observasi
 
lingkungan dan permasalahannya
lingkungan dan permasalahannyalingkungan dan permasalahannya
lingkungan dan permasalahannya
 
Model spasial temporal dampak kenaikan muka air laut terhadap permukiman pend...
Model spasial temporal dampak kenaikan muka air laut terhadap permukiman pend...Model spasial temporal dampak kenaikan muka air laut terhadap permukiman pend...
Model spasial temporal dampak kenaikan muka air laut terhadap permukiman pend...
 
Makalah lingkungan hidup
Makalah lingkungan hidupMakalah lingkungan hidup
Makalah lingkungan hidup
 
Makalah upaya pemeliharaan lingkungan hidup
Makalah upaya pemeliharaan lingkungan hidupMakalah upaya pemeliharaan lingkungan hidup
Makalah upaya pemeliharaan lingkungan hidup
 
Bahagian b kuliah 6 - Penduduk dan Alam Sekitar
Bahagian b kuliah 6 - Penduduk dan Alam SekitarBahagian b kuliah 6 - Penduduk dan Alam Sekitar
Bahagian b kuliah 6 - Penduduk dan Alam Sekitar
 

Similar to Artikel

Modifikasi iklim mikro dengan wanamina
Modifikasi iklim mikro  dengan wanaminaModifikasi iklim mikro  dengan wanamina
Modifikasi iklim mikro dengan wanaminaArok Pramudhita
 
Potensi tekanan ketersediaan air sebagai dampak perubahan iklim pada kawasan ...
Potensi tekanan ketersediaan air sebagai dampak perubahan iklim pada kawasan ...Potensi tekanan ketersediaan air sebagai dampak perubahan iklim pada kawasan ...
Potensi tekanan ketersediaan air sebagai dampak perubahan iklim pada kawasan ...Arok Pramudhita
 
Program peningkatan kesadaran masyarakat tentang pelestarian mangrove berbasi...
Program peningkatan kesadaran masyarakat tentang pelestarian mangrove berbasi...Program peningkatan kesadaran masyarakat tentang pelestarian mangrove berbasi...
Program peningkatan kesadaran masyarakat tentang pelestarian mangrove berbasi...Operator Warnet Vast Raha
 
Dampak Perubahan Iklim terhadap Ekologi Laut
Dampak Perubahan Iklim terhadap Ekologi LautDampak Perubahan Iklim terhadap Ekologi Laut
Dampak Perubahan Iklim terhadap Ekologi LautDadang Setiawan
 
1_Upaya Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim
1_Upaya Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim1_Upaya Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim
1_Upaya Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklimsakuramochi
 
Antisipasi perubahan iklim_untuk_ketahan-pangan-fix
Antisipasi perubahan iklim_untuk_ketahan-pangan-fixAntisipasi perubahan iklim_untuk_ketahan-pangan-fix
Antisipasi perubahan iklim_untuk_ketahan-pangan-fixNurdinUng
 
Makalah Full Paper
Makalah Full PaperMakalah Full Paper
Makalah Full PaperWindra Hardi
 
KERENTANAN EKOSISTEM MANGROVE TERHADAP PEMBANGUNAN KOTA MINAPOLITAN (KEC. SED...
KERENTANAN EKOSISTEM MANGROVE TERHADAP PEMBANGUNAN KOTA MINAPOLITAN (KEC. SED...KERENTANAN EKOSISTEM MANGROVE TERHADAP PEMBANGUNAN KOTA MINAPOLITAN (KEC. SED...
KERENTANAN EKOSISTEM MANGROVE TERHADAP PEMBANGUNAN KOTA MINAPOLITAN (KEC. SED...Analyst of Water Resources Management
 
Analisis Ekonomi Dampak Semburan Lumpur Panas di Sidoarjo
Analisis Ekonomi Dampak Semburan Lumpur Panas di SidoarjoAnalisis Ekonomi Dampak Semburan Lumpur Panas di Sidoarjo
Analisis Ekonomi Dampak Semburan Lumpur Panas di SidoarjoRepository Ipb
 
Mitigation behaviour sebagai upaya mereduksi dampak perubahan iklim
Mitigation behaviour sebagai upaya mereduksi dampak perubahan iklimMitigation behaviour sebagai upaya mereduksi dampak perubahan iklim
Mitigation behaviour sebagai upaya mereduksi dampak perubahan iklimRizki Yuniartanti
 
Makalah lingkungan hidup 2
Makalah lingkungan hidup 2Makalah lingkungan hidup 2
Makalah lingkungan hidup 2Net Break
 
JUWITA AMALIA H. M. DJUFRIE.pptx
JUWITA AMALIA H. M. DJUFRIE.pptxJUWITA AMALIA H. M. DJUFRIE.pptx
JUWITA AMALIA H. M. DJUFRIE.pptxBetiBeti17
 
Perubahan Iklim dan Pemanasan Global
Perubahan Iklim dan Pemanasan GlobalPerubahan Iklim dan Pemanasan Global
Perubahan Iklim dan Pemanasan GlobalNurul Afdal Haris
 
Tugas adaptasi perubahan terhadap iklim
Tugas adaptasi perubahan terhadap iklimTugas adaptasi perubahan terhadap iklim
Tugas adaptasi perubahan terhadap iklimdeyanakanos
 
Kesehatan Lingkungan Bencana
Kesehatan Lingkungan BencanaKesehatan Lingkungan Bencana
Kesehatan Lingkungan BencanaMuhammad Arafat
 
Pengetahuan lingkungan soft skill
Pengetahuan lingkungan soft skillPengetahuan lingkungan soft skill
Pengetahuan lingkungan soft skillcondro23
 
Coastal zone management ruang pesisir
Coastal zone management ruang pesisirCoastal zone management ruang pesisir
Coastal zone management ruang pesisirrIyan lare Sae
 
Dampak Cuaca tak Menentu : Tantangan dan Adaptasi di Era Modern
Dampak Cuaca tak Menentu  : Tantangan dan Adaptasi di Era ModernDampak Cuaca tak Menentu  : Tantangan dan Adaptasi di Era Modern
Dampak Cuaca tak Menentu : Tantangan dan Adaptasi di Era Moderndavinahendriananda
 

Similar to Artikel (20)

Modifikasi iklim mikro dengan wanamina
Modifikasi iklim mikro  dengan wanaminaModifikasi iklim mikro  dengan wanamina
Modifikasi iklim mikro dengan wanamina
 
Potensi tekanan ketersediaan air sebagai dampak perubahan iklim pada kawasan ...
Potensi tekanan ketersediaan air sebagai dampak perubahan iklim pada kawasan ...Potensi tekanan ketersediaan air sebagai dampak perubahan iklim pada kawasan ...
Potensi tekanan ketersediaan air sebagai dampak perubahan iklim pada kawasan ...
 
Metode penelitian pesisir
Metode penelitian  pesisirMetode penelitian  pesisir
Metode penelitian pesisir
 
Program peningkatan kesadaran masyarakat tentang pelestarian mangrove berbasi...
Program peningkatan kesadaran masyarakat tentang pelestarian mangrove berbasi...Program peningkatan kesadaran masyarakat tentang pelestarian mangrove berbasi...
Program peningkatan kesadaran masyarakat tentang pelestarian mangrove berbasi...
 
Dampak Perubahan Iklim terhadap Ekologi Laut
Dampak Perubahan Iklim terhadap Ekologi LautDampak Perubahan Iklim terhadap Ekologi Laut
Dampak Perubahan Iklim terhadap Ekologi Laut
 
1_Upaya Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim
1_Upaya Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim1_Upaya Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim
1_Upaya Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim
 
Jurnal 3 geoman
Jurnal 3 geomanJurnal 3 geoman
Jurnal 3 geoman
 
Antisipasi perubahan iklim_untuk_ketahan-pangan-fix
Antisipasi perubahan iklim_untuk_ketahan-pangan-fixAntisipasi perubahan iklim_untuk_ketahan-pangan-fix
Antisipasi perubahan iklim_untuk_ketahan-pangan-fix
 
Makalah Full Paper
Makalah Full PaperMakalah Full Paper
Makalah Full Paper
 
KERENTANAN EKOSISTEM MANGROVE TERHADAP PEMBANGUNAN KOTA MINAPOLITAN (KEC. SED...
KERENTANAN EKOSISTEM MANGROVE TERHADAP PEMBANGUNAN KOTA MINAPOLITAN (KEC. SED...KERENTANAN EKOSISTEM MANGROVE TERHADAP PEMBANGUNAN KOTA MINAPOLITAN (KEC. SED...
KERENTANAN EKOSISTEM MANGROVE TERHADAP PEMBANGUNAN KOTA MINAPOLITAN (KEC. SED...
 
Analisis Ekonomi Dampak Semburan Lumpur Panas di Sidoarjo
Analisis Ekonomi Dampak Semburan Lumpur Panas di SidoarjoAnalisis Ekonomi Dampak Semburan Lumpur Panas di Sidoarjo
Analisis Ekonomi Dampak Semburan Lumpur Panas di Sidoarjo
 
Mitigation behaviour sebagai upaya mereduksi dampak perubahan iklim
Mitigation behaviour sebagai upaya mereduksi dampak perubahan iklimMitigation behaviour sebagai upaya mereduksi dampak perubahan iklim
Mitigation behaviour sebagai upaya mereduksi dampak perubahan iklim
 
Makalah lingkungan hidup 2
Makalah lingkungan hidup 2Makalah lingkungan hidup 2
Makalah lingkungan hidup 2
 
JUWITA AMALIA H. M. DJUFRIE.pptx
JUWITA AMALIA H. M. DJUFRIE.pptxJUWITA AMALIA H. M. DJUFRIE.pptx
JUWITA AMALIA H. M. DJUFRIE.pptx
 
Perubahan Iklim dan Pemanasan Global
Perubahan Iklim dan Pemanasan GlobalPerubahan Iklim dan Pemanasan Global
Perubahan Iklim dan Pemanasan Global
 
Tugas adaptasi perubahan terhadap iklim
Tugas adaptasi perubahan terhadap iklimTugas adaptasi perubahan terhadap iklim
Tugas adaptasi perubahan terhadap iklim
 
Kesehatan Lingkungan Bencana
Kesehatan Lingkungan BencanaKesehatan Lingkungan Bencana
Kesehatan Lingkungan Bencana
 
Pengetahuan lingkungan soft skill
Pengetahuan lingkungan soft skillPengetahuan lingkungan soft skill
Pengetahuan lingkungan soft skill
 
Coastal zone management ruang pesisir
Coastal zone management ruang pesisirCoastal zone management ruang pesisir
Coastal zone management ruang pesisir
 
Dampak Cuaca tak Menentu : Tantangan dan Adaptasi di Era Modern
Dampak Cuaca tak Menentu  : Tantangan dan Adaptasi di Era ModernDampak Cuaca tak Menentu  : Tantangan dan Adaptasi di Era Modern
Dampak Cuaca tak Menentu : Tantangan dan Adaptasi di Era Modern
 

More from deyanakanos

Tugas kerangka proposal metlit geo 2014 tahap 2
Tugas kerangka proposal metlit geo 2014 tahap 2Tugas kerangka proposal metlit geo 2014 tahap 2
Tugas kerangka proposal metlit geo 2014 tahap 2deyanakanos
 
Tugas kelompok geografi manusia mengenai artikel adaptasi perubahan iklim
Tugas kelompok geografi manusia mengenai artikel adaptasi perubahan iklimTugas kelompok geografi manusia mengenai artikel adaptasi perubahan iklim
Tugas kelompok geografi manusia mengenai artikel adaptasi perubahan iklimdeyanakanos
 
Tugas adaptasi kelompok 4
Tugas adaptasi kelompok 4Tugas adaptasi kelompok 4
Tugas adaptasi kelompok 4deyanakanos
 
Laporan artikel geoman 1 kelompok muhamad iqbal januadi p
Laporan artikel geoman 1 kelompok muhamad iqbal januadi pLaporan artikel geoman 1 kelompok muhamad iqbal januadi p
Laporan artikel geoman 1 kelompok muhamad iqbal januadi pdeyanakanos
 
Hasil digitasi individu
Hasil digitasi individuHasil digitasi individu
Hasil digitasi individudeyanakanos
 
Artikel adaptasi khairunisa pranadila
Artikel adaptasi khairunisa pranadilaArtikel adaptasi khairunisa pranadila
Artikel adaptasi khairunisa pranadiladeyanakanos
 
Ppt landform oleh angin (kelompok 6) revisi
Ppt landform oleh angin (kelompok 6)   revisiPpt landform oleh angin (kelompok 6)   revisi
Ppt landform oleh angin (kelompok 6) revisideyanakanos
 
Ppt landform oleh angin (kelompok 6)
Ppt landform oleh angin (kelompok 6)Ppt landform oleh angin (kelompok 6)
Ppt landform oleh angin (kelompok 6)deyanakanos
 
Tugas kerangka proposal metlit geo 2014 tahap 2
Tugas kerangka proposal metlit geo 2014 tahap 2Tugas kerangka proposal metlit geo 2014 tahap 2
Tugas kerangka proposal metlit geo 2014 tahap 2deyanakanos
 
Tugas kerangka proposal metlit geo 2014 tahap 1 dan 2
Tugas kerangka proposal metlit geo 2014 tahap 1 dan 2Tugas kerangka proposal metlit geo 2014 tahap 1 dan 2
Tugas kerangka proposal metlit geo 2014 tahap 1 dan 2deyanakanos
 
Hasil digitasi individu
Hasil digitasi individuHasil digitasi individu
Hasil digitasi individudeyanakanos
 

More from deyanakanos (18)

11 karst
11 karst11 karst
11 karst
 
Tugas kerangka proposal metlit geo 2014 tahap 2
Tugas kerangka proposal metlit geo 2014 tahap 2Tugas kerangka proposal metlit geo 2014 tahap 2
Tugas kerangka proposal metlit geo 2014 tahap 2
 
Tugas kelompok geografi manusia mengenai artikel adaptasi perubahan iklim
Tugas kelompok geografi manusia mengenai artikel adaptasi perubahan iklimTugas kelompok geografi manusia mengenai artikel adaptasi perubahan iklim
Tugas kelompok geografi manusia mengenai artikel adaptasi perubahan iklim
 
Tugas adaptasi kelompok 4
Tugas adaptasi kelompok 4Tugas adaptasi kelompok 4
Tugas adaptasi kelompok 4
 
Laporan artikel geoman 1 kelompok muhamad iqbal januadi p
Laporan artikel geoman 1 kelompok muhamad iqbal januadi pLaporan artikel geoman 1 kelompok muhamad iqbal januadi p
Laporan artikel geoman 1 kelompok muhamad iqbal januadi p
 
Hasil digitasi individu
Hasil digitasi individuHasil digitasi individu
Hasil digitasi individu
 
Doc2
Doc2Doc2
Doc2
 
Daftar pustaka
Daftar pustakaDaftar pustaka
Daftar pustaka
 
Bahan
BahanBahan
Bahan
 
Artikel adaptasi khairunisa pranadila
Artikel adaptasi khairunisa pranadilaArtikel adaptasi khairunisa pranadila
Artikel adaptasi khairunisa pranadila
 
Ppt landform oleh angin (kelompok 6) revisi
Ppt landform oleh angin (kelompok 6)   revisiPpt landform oleh angin (kelompok 6)   revisi
Ppt landform oleh angin (kelompok 6) revisi
 
Ppt landform oleh angin (kelompok 6)
Ppt landform oleh angin (kelompok 6)Ppt landform oleh angin (kelompok 6)
Ppt landform oleh angin (kelompok 6)
 
Tugas kerangka proposal metlit geo 2014 tahap 2
Tugas kerangka proposal metlit geo 2014 tahap 2Tugas kerangka proposal metlit geo 2014 tahap 2
Tugas kerangka proposal metlit geo 2014 tahap 2
 
Tugas kerangka proposal metlit geo 2014 tahap 1 dan 2
Tugas kerangka proposal metlit geo 2014 tahap 1 dan 2Tugas kerangka proposal metlit geo 2014 tahap 1 dan 2
Tugas kerangka proposal metlit geo 2014 tahap 1 dan 2
 
Sap surta
Sap surtaSap surta
Sap surta
 
Samp pj
Samp pjSamp pj
Samp pj
 
Sap geofis
Sap geofisSap geofis
Sap geofis
 
Hasil digitasi individu
Hasil digitasi individuHasil digitasi individu
Hasil digitasi individu
 

Artikel

  • 1. ADAPTASI YANG PERLU DI LAKUKAN OLEH MASYARAKAT PESISIR TERKAIT PERUBAHAN IKLIM Menurut definisinya sendiri adaptasi merupakan pengaturan terhadap berbagai sistem dimana sebagai contoh adalah sistem ekonomi, sistem sosial, sistem politik, dan juga sistem iklim pada lingkungan sekitar. Adaptasi akan dilakukan oleh seseorang jika mereka dalam keadaan tertekan yang biasanya keadaan tertekan akan muncul saat terjadinya perubahan yang tidak biasa terhadap individu dan membuat tidak nyaman. Pada kali ini akan terfokus pada adaptasi terhadap perubahan iklim dimana berkaitan dengan perubahan iklim yang seperti apa yang terjadi dan akibat dari perubahan iklim tersebut. Terkait juga dengan perubahan iklim yang terjadi dan dampak terhadap lingkungan sekitar, terutama manusia akan dikaji mengenai apa saja yang dilakukan manusia dalam proses adaptasi atau singkatnya proses-proses adaptasi manusia terhadap perubahan iklim yang di alaminya. Indonesia merupakan negara kepulauan yang dimana rentan terhadap perubahan iklim dan lebihnya lagi negara Indonesia dapat mengalami dampak dari perubahan iklim secara ganda. Dampak yang diperkirakan akan terjadi antara lain adalah kenaikan temperatur yang tidak terlalu tinggi yakni sekitar 0.30 selsius, terjadinya curah hujan yang lebih tinggi sekitar 2 persen hingga tiga persen tiap tahunnya, kenaikan permukaan air laut, ketahanan pangan, dan pengaruh terhadap keanekaragaman hayati yang hidup di Indonesia. Terkait dengan kerentanan negara Indonesia yang rentan mengalami dampak buruk dari perubahan iklim, terdapat satu fokus bagian di negara Indonesia yang mengalami cukup banyak dari dampak perubahan iklim tersebut, yakni daerah pesisir yang dimana di daerah pesisir memiliki mayoritas mata pencaharian adalah nelayan. Pada kali ini, wilayah yang diambil sebagai contoh adalah desa Mojo di kota Pemalang, Jawa Tengah.
  • 2. Desa Mojo, Pemalang, Jawa Tengah merupakan wilayah di sebuah tempat di pulau Jawa dimana pada wilayah tersebut merupakan kawasan pesisir atau berada di pinggir pantai. Karena wilayanya yang berada di pinggir pantai, maka wilayah tersebut rentan terhadap banjir akibat ombak dan disaat musim penghujan pun sering terjadi banjir. Namun bukan masalah itu saja yang terdapat pada desa Mojo, kecamatan Ulujami, Pemalang, Jawa Tengah ini. Melainkan terdapat permasalahan lain yang cukup ekstrim yang diakibatkan oleh perubahan iklim. Pada desa ini memiliki masalah yang cukup berpengaruh yang diakibatkan oleh perubahan iklim dan prakiraan cuaca yang sulit diprediksikan di Indonesia pada saat ini. Menurut pekerja sebagai nelayan di desa Mojo, Pemalang, Jawa Tengah ini pada tahun sebelum 1985 musim penghujan berada pada periode bulan Oktober hingga bulan Mei, namun sejak beberapa tahun terakhir curah hujan tinggi hanya berkisar pada periode bulan Desember hingga bulan April. Selain itu mereka juga mengatakan bahwa pada saat ini pasang surut air tidak beraturan dimana pada dahulu pasang air laut dimulai pada sekitar tanggal 21 tiap bulannya dan sekarang tidak dapat diprediksikan, serta air pasang berlangsung lebih lama dari biasanya dengan pergeseran angin barat dan angin timur yang juga tidak dapat diprediksikan. Dikarenakan perubahan iklim dan cuaca yang cukup ekstrim ini memberikan tekanan terdadap
  • 3. masyarakat yang tinggal dan bermatapencaharian yang bergantung di desa Mojo, Pemalang, Jawa Tengah yang mengharuskan masyarakat tersebut beradaptasi dengan keadaan iklim dengan tingkat kerentanan, kapasitas adaptasi, dan kemampuan resiliensi dari manusia dan lingkungan di desa Mojo, Pemalang, Jawa Tengah. Vunerabillity Vunerabillity atau tingkat kerentanan merupakan konsep penting dalam adaptasi yang memiliki beberapa definisi dari tiap pendapat para ahli. Menurut pendapat ahli dalam ilmu geografi sosial dan ekologi politik mendefinisikan bahwa tingkat kerentanan merupakan suatu kondisi yang dijadikan sebagai prioritas dari rumah tangga atau masyarakat yang ditentukan oleh faktor sosio-ekonomi politik. Terkadan tingkat kerentanan juga dapat didefinisikan sebagai tingkat sensitivitas yang memiliki maksud tingkat pengaruh suatu sistem akibat adanya keragaman dan perubahan iklim dimana pengaruh tersebut dapat secara positif atau negatif, langsung maupun tidak langsung atau berupa dampak turunan serta dapat memengaruhi individu maupun kelompok (Frankel-Reed ., 2011;Sylviani & Sakuntaladewi, 2010) Pada kasus yang terjadi di desa Mojo, Pemalang, Jawa Tengah yang merupakan fokus wilayah pesisir, terdapat beberapa wilayah yang menjadi subfokus yakni di wilayah tambak ikan dan udang, wilayah kebun melati, serta masyarakat pesisirnya sendiri. Pada wilayah tambak ikan dan udang dimana karena wilayah ini merupakan wilayah pesisir, rentan terhadap banjir rob. Banjir rob sendiri adalah banjir yang disebabkan oleh pasangnya air laut dan biasanya melanda kota-kota yang ada di pesisir laut disaat air laut pasang tersebut menahan air sungai yang sudah menumpuk, pada akhirnya mampu menjebol tanggul dan menggenangi daratan (Yunita, 2013). Pada wilayah kebun melati terkait usaha masyarakat di ekonomi yaitu kebun teh, mengalami penurunan penjualan dikarenakan tanaman teh yang cukup rentan terhadap perubahan iklim yaitu berupa pembusukan tanaman akibat banjr. Hal tersebut membuat penurunan penjualan dan pemasukan bagi petani dari kebun melati tersebut. Untuk masyarakat pesisisrnya sendiri yang di asumsikan tidak bekerja sebagai petani kebun melati atau nelayan, tidak terlalu rentan terhadap perubahan iklim ini yang dapat dinyatakan kerentanan dari masyarakat sendiri berkisar sekitar 37% (tiga puluh tujuh persen) dimana angka
  • 4. ini menunjukkan kategori kerentanan yang sedang. Hal ini dapat ditunjukkan dari table dibawah ini. Melihat deskripsi sebelumnya yang terkait pada jurnal KERENTANAN DAN UPAYA ADAPTASI MASYARAKAT PESISIR TERHADAP PERUBAHAN IKLIM yang menyatakan bahwa tingkat kerentanan di desa Mojo, Pemalang, Jawa Tengah tergolong sedang. Kapasitas Adaptasi Menurut definisinya sendiri kapasitas adaptasi merupakan atau dimaksudkan sebagai kemampuan suatu masyarakat atau sebuah sistem yang diperuntukkan menyesuaikan pada perubahan iklim beserta variabilitasnya dengan tujuan untuk mengurangi maupun melunakkan potensi dari kerusakan, mendapatkan keuntungan dari atau menanggulangi dampak dari perubahan iklim (Frankel-Reed ., 2011). Dengan kata lain kapasitas adaptasi merupakan kemampuan sekelompok masyarakat dan alam terhadap suatu sistem untuk merespon dengan baik terhadap perubahan yang mencakup kapasitas adaptasi terhadap iklim, perilaku, sumberdaya dan teknologi. Pada wilayah pesisir yang bertempat di desa Mojo, Pemalang, Jawa Tengah, yang dimana dalam menanggapi tekanan atau masalah yang berupa perubahan iklim yang cukup ekstrim, secara langsung menyebabkan penurunan pada penghasilan mereka yang kemudian berpengaruh juga terhadap siklus ekonomi. Di desa ini telah melakukakn beberapa tindakan kapasitas adaptasi yang akan di jelaskan sebagai berikut: 1. Perbaikan Lingkungan Biofisik
  • 5. Tindakan pertama yakni seputar perbaikan lingkungan biofisik dimana pada kali ini di desa Mojo, Pemalang, Jawa Tengah memiliki sebuah komunitas tani yang bernama ‘Pelita Bahari’ dimana komunitas tersebut melakukan perbaikan dengan cara menanami tumbuhan mangrove di kawasan pantai dan menjadikan hutan mangrove tersebut sebagai ekowisata. Kapasitas adaptasi ini tidak dimiliki sendiri secara murni dari masyarakat di desa tersebut, melainkan terdapat bantuan dari pemerintah berupa satu perahu dengan kapasitas dua puluh orang dalam rangka mengembangkan ekowisata dan menunjang perekonomian di desa Mojo, Pemalang, Jawa Tengah. Pada kapasitas adaptasi ini dapat dikatakan bahwa kapasitas adaptasi masih dipengaruhi oleh pihak lain yaitu pemerintah di daerah setempat. 2. Diversivikasi Sumber Penghasilan Menurut definisinya sendiri diversivikasi merupakan penganekaragaman. Atau dalam ekonomi diversifikasi merupakan penganekaragaman usaha untuk menghindari kebergantungan terhadap ketunggalan kegiatan, produk, jasa, maupun investasi (menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia/KBBI). Tindakan kedua yakni berupa diversivikasi sumber penghasilan atau memiliki sumber penghasilan lebih dari satu dimana cara ini merupakan salah satu cara dalam menanggulangi resiko kegagalan terhadap kegagalan suatu mata pencaharian. Menurut data, masyarakat di desa Mojo, Pemalang, Jawa Tengah dengan menunjukkan angka sebesar 55% sudah menjalani diversifikasi sumber penghasilan yang dapat dilihat pada table dibawah ini. Dari angka sebesar 55% ini memiliki keragaman atau variasi yang di masukkan kedalam empat kelompok yakni pertanian dengan cadangan usaha berupa pertanian,
  • 6. pertanian dengan cadangan usaha berupa kelautan, pertanian dengan cadangan usaha non pertanian, kelautan dengan cadangan usaha non pertanian. Pada kapasitas adaptasi ini dapat dikatakan bahwa masyarakat di desa Mojo, Pemalang, Jawa Tengah secara murni dapat memiliki kapasitas adaptasi sendiri dengan cukup baik. 3. Penerapan Teknologi Perikanan dan Lahan Pertanian. Tindakan ketiga yakni berupa penerapan teknologi perikanan dan lahan pertanian yang kali ini masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan atau pemilik tambak melakukan penguatan terhadap pematang tambak mereka sehingga dapat mengurangi sensitivitas terhadap perubahan iklim yang cukup signifikan. Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya dimana di desa Mojo, Pemalang, Jawa Tengah yang merupakan daerah pesisir rawan akan bencana banjir akibat gelombang atau ombak yang berasal dari laut dan curah hujan di musim penghujan. Terlebih lagi terkait dengan perubahan iklim yang sedang menjadi fokus pada tulisan ini dimana curah hujan yang tidak dapat di prediksi dan intensitas hujan yang tinggi membuat sensitivitas terhadap banjir semakin tinggi serta arah angin barat-timur yang juga sulit bahkan tidak dapat di prediksikan lagi membuat ombak atau gelombang air laut yang bergerak terkadang surut terkadang sangat besar yang membuat banjir rob yang biasanya hanya dalam hitungan jam, namun pada saat perubahan iklim yang cukup signifikan terjadi juga memengaruhi banjir rob yang lebih lama. Pada kali ini teknologi perikanan yang digunakan adalah tambak dimana hal ini juga melalui pengarahan dari lembaga swadaya masyarakat OISCA dimana sejak tahun 1985 diarahkan membuat tambak ikan bandeng disbanding dengan praktik ternak udang windu. Sehingga pada kapasitas adaptasi ini dpaat dikatakan bahwa desa Mojo, Pemalang, Jawa Tengah belum secara utuh memiliki kapasitas adaptasi karena masih membutuhkan bantuan atau campur tangan dari pihak lain. 4. Penyesuaian Jadwal Kegiatan Usaha dengan Prakiraan Musim
  • 7. Tindakan yang ke empat dari desa Mojo, Pemalang, Jawa Tengah berupa penyesuaian jadwal kegiatan usaha dengan prakiraan musim dimana pada periode bulan Oktober hingga bulan November di desa Mojo, Pemalang, Jawa Tengah memiliki musim ikan tongkol dan pada periode ini pedagang ikan atau nelayan di desa ini memfokuskan sistem ekonomi dengan cara berdagang ikan tongkol serta menurunkan penjualan ikan bandeng karena saat musim ikan tongkol terjadi, harga ikan bandeng menurun. Hal ini tidak lepas dari hukum ekonomi dimana jika permintaan semakin tinggi maka nilai akan semakin tinggi pula, begitu juga sebaliknya jika permintaan semakin rendah maka nilai juga akan semakin rendah. Pada kapasitas adaptasi ini dianggap desa Mojo, Pemalang, Jawa Tengah menguasai secara utuh untuk hal penyesuaian jadwal kegiatan usaha dengan prakiraan musim beserta masyarakat pun tahu mengenai hukum ekonominya dan tahu bagaimana cara bertindak. 5. Pendampingan Tindakan yang ke lima merupakan pendampingan yang dilakukan oleh pihak yang ahli dimana pada kali ini pendampingan dilakukan oleh LSM OISCA atau Lembaga Swadaya Masyarakat Organization for Industrial Spiritual & Cultural Advancement dari Jepang dikarenakan pada awalnya para petambah di desa Mojo, Pemalang, Jawa Tengah melakukan praktik ternak udang windu yang menggunakan berbagai jenis bahan kimia untuk mengahsilkan ternak yang maksimal namun memiliki dampak yang buruk terhadap lingkungan sekitar yang berupa hutan mangrove dan ikan, sehingga diarahkan untuk kembali kepada praktik ternak bandeng. Pada kali ini di desa Mojo, Pemalang Jawa Tengah dapat dianggap masih membutuhkan pihak lain dalam memiliki sebuah kapasitas adaptasi. Dengan mengetahui terdapat lima buah kapasitas adaptasi yang telah dilalukan oleh penduduk dan pekerja di desa Mojo, Pemalang, Jawa Tengah, maka dapat dikatakan bahwa di desa ini memiliki kapasitas adaptasi yang cukup tinggi karena dapat memiliki kapasitas adaptasi
  • 8. secara mandiri tanpa terlalu banyak membutuhkan bantuan dari pihak luar (pihak luar yang dimaksud adalah seperti LSM OISCA dari Jepang). Resiliensi Resiliensi atau tingkat kelentingan suatu wilayah yang dimana merupakan kemampuan manusia atau suatu wilayah untuk dapat kembali ke sistem yang seimbang seperti pada awal sebelum mengalami tekanan setelah dilakukannya adaptasi. Resiliensi dapat terjadi pada saat manusia mengalami tekanan dan menuju kembali ke keadaan seperti semula yang di pengaruhi oleh faktor internal maupun faktor eksternal. Pada kasus yang terkait di desa Mojo, Pemalang, Jawa Tengah yang memiliki masalah terkait perubahan iklim yang ekstrim dan memengaruhi sistem ekonomi di dalamnya, terdapat daya lenting atau resiliensi. Daya lenting yang terdapat disini tidak lepas seperti pemaparan pada bagian kapasitas adaptasi dimana masyarakat desa Mojo, Pemalang, Jawa Tengah berusaha kembali ke keadaan seperti awal yang seimbang dengan berbagai cara yaitu melakukan perbaikan lingkungan biofisik, diversivikasi sumber penghasilan, penerapan teknologi perikanan dan lahan pertanian, penyesuaian jadwal kegiatan usaha dengan prakiraan musim, dan pendampingan oleh lebaga yang memiliki keahlian di bidang tersebut. Di desa Mojo, Pemalang, Jawa Tengah memiliki daya lenting yang dapat dikatakan baik karena kapasitas adaptasi yang dilakukan dari masyarakat-masyarakatnya cukup berhasi. Dapat di ambil contoh misalnya pada kapasitas adaptasi berupa pendampingan oleh lembaga yang mengerti di bidangnya yaitu LSM OISCA dari Jepang yang pada awalnya di desa Mojo, Pemalang, Jawa Tengah memiliki usaha yang berupa tambak udang windu yang membutuhkan bahan kimia untuk mendapatkan hasil dari praktik ternak yang sesuai dengan criteria petani, maka lingkungan biofisik terabaikka, seperti misalnya ikan disekitar lingkungan tersebut mati dan tidak baik untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbunhan mangrove. Pada akhirnya kembali kepada praktik ternak bandeng dan lingkungan disekitarnya seperti hutan mangrove kembali baik.