SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Pendahuluan
Adaptasi merupakan penyesuaian dalam sistem sosial, ekonomi, atau ekologi sebagai
respons terhadap dampak dari perubahan yang terjadi. Penjelasan adaptasi membutuhkan
spesifikasi tentang siapa atau apa yang beradaptasi, perubahan apa yang terjadi sehingga
menyebabkan adaptasi itu terjadi, dan proses adaptasi yang seperti apa yang terjadi
(Downing et al., 1997). Dalam sudut pandang ekologi, istilah ini mengacu pada proses
perubahan organisme dan spesies agar dapat bertahan hidup dalam lingkungannya
(Lawrence, 1995; Abercrombie et al., 1997), sedangkan sudut pandang sosial ekonomi,
istilah ini mengacu pada penyesuaian individu dan tingkahlaku kolektif dari sistem sosial
ekonomi itu sendiri (Denevan, 1983; Hardesty, 1983). Kemudian adaptasi terhadap iklim
melibatkan penyesuaian untuk mengurangi kerentanan suatu komunitas, wilayah, atau
aktivitas akibat perubahan iklim. Adaptasi sangat diperlukan ketika terjadi perubahan iklim
karena sangat berpengaruh terhadap kemampuan penyesuaian akan terjadinya perubahan
dan respon yang dilakukan untuk mencegah hal serupa sebagai evaluasi.
Adaptasi dianggap sebagai opsi respon penting setelah mitigasi terhadap bencana. Karena
meskipun dengan berkurangnya emisi dari efek rumah kaca, temperatur global diperkirakan
akan terus naik menyebabkan perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut. Maka dari
itu pengembangan strategi rencana adaptasi sangat dibutuhkan untuk mengantisipasi risiko-
risiko perubahan iklim yang terjadi dan dianggap sangat penting seperti halnya aksi mitigasi.
Kemampuan adaptasi sendiri merupakan potensi atau kemampuan sebuah sistem, wilayah,
atau komunitas untuk menyesuaikan diri terhadap akibat dari perubahan iklim. Sebagai
kondisi dan proses, adaptasi merupakan istilah relatif yang melibatkan perubahan sesuatu—
dapat berupa sistem, aktivitas, distrik, komunitas, atau wilayah—menjadi bentuk yang baru.
Misalnya, pada awalnya semua distrik tersebar dalam suatu kota, namun karena sebuah
bencana banjir yang melanda, kini distrik-distrik penting berpindah ke wilayah yang paling
sedikit terkena dampak banjir dan memusat di sana. Hal ini merupakan respon adaptasi dari
masyarakat yang tekena bencana banjir untuk tetap bertahan hidup.
Perubahan iklim dan kondisi lokasi Ibukota Jakarta seringkali mengakibatkan banjir. Hal ini
sudah menjadi hal yang biasa bagi penduduk dan masyarakat sekitar. Sejarah mencatat,
sejak masih berada di bawah naungan penjajah dengan nama Batavia, banjir telah menjadi
masalah utama Ibu Kota. Tahun 1621, 1654, 1873, dan 1918 adalah tahun-tahun yang buruk
dalam rekaman sejarah banjir besar di Batavia. Berlanjut pada dekade belakangan ini, banjir
besar yang melanda Jakarta terjadi pada 1979, 1996, 1999, 2002, dan 2007. Kondisi itu
disusul dengan banjir-banjir yang setiap tahun nyaris melumpuhkan Ibu Kota hingga saat ini.
Sejak pemerintahan Belanda, banjir di Ibu Kota diurus secara serius. Pada 1850-an,
pemerintah kolonial membentuk Burgelijke Openbare Werken sebagai badan khusus untuk
mengurusi banjir di Jakarta. Setelah banjir besar pada 1918, upaya penanganan banjir
Jakarta tampak mulai direncanakan secara komprehensif. Kanal Banjir Barat (KBB) yang
dibangun pada 1922 adalah artefak hidup hasil kerja Tim Penyusun Rencana Pencegahan
Banjir yang dikepalai oleh Profesor Dr Herman van Breen.
Namun KBB tak mampu meredam banjir dalam jangka waktu lama. Ketika alih fungsi lahan
resapan menjadi permukiman kian meluas, KBB tak mampu menampung luapan air di Ibu
Kota. Di titik itu juga, ketika banyak situ (danau) mati dan ditumbuhi permukiman anyar,
kekuasaan Kali Ciliwung pun pudar. Nasib Ciliwung tak seindah Sungai Nil di Mesir ataupun
Sungai Tigris di Bagdad yang dibanggakan penduduknya.
Masalah banjir di Jakarta lantas menjadi warisan turun menurun bagi para pemimpin
nomor satu di Jakarta. Tak hanya Gubernur DKI Jakarta, bahkan Presiden Republik Indonesia
turut mengambil peran penting dalam penanggulangan banjir di Ibu Kota. Pada 1965,
Presiden pertama sekaligus Plokamator Republik Indonesia, Soekarno, membentuk
Komando Proyek Pencegahan Banjir yang dikenal dengan nama Kopro Banjir. Waduk Pluit,
Waduk Setiabudi, Waduk Tomang, dan Waduk Grogol, yang merupakan sejumlah waduk di
Jakarta, adalah buah karya Kopro Banjir. Sayangnya, waduk-waduk ini, kini telah banyak
yang menghilang.
Pada 1973, Soeharto mengusulkan proyek perluasan KBB, namun batal direalisasi. Sebagai
gantinya, pemerintah pusat bekerja sama dengan pemerintah daerah membangun Sistem
Drainase Cengkareng sebagai jaringan pengendali banjir yang selesai dikerjakan satu dekade
sesudahnya. Akan tetapi upaya-upaya tersebut masih tidak mampu untuk mencegah banjir
yang sudah langganan melanda Ibu Kota. Bahkan pembangunan megaproyek Kanal Banjir
Timur (KBT), yang didanai secara berjangka pada masa pemerintahan Susilo Bambang
Yudhoyono, hanya memperkecil risiko terjadinya banjir belaka. (Sejarah Banjir Jakarta,
Tempo, 2015)
Sebagai orang nomor satu di Ibukota Jakarta, Basuki Tjahja Purnama merasa Kelapa Gading
kawasan elit yang paling bobrok sistemnya. Daerah yang dulunya merupakan daerah rawa-
rawa resapan air, kini telah dipermak habis menjadi kawasan perumahan elit dan bisnis.
Sehingga ketika musim hujan datang, tidak ada tempat untuk genangan air ini berlabuh dan
berakhir menggenang disepanjang jalan boulevard dan sekitarannya.
Kecamatan Kelapa Gading yang terletak di timurlaut Jakarta memang merupakan daerah
rawa-rawa sebelum menjadi kawasan bisnis seperti sekarang. Daerah dengan ketinggian 5
meter di atas permukaan laut ini dekat dengan Cakung yang merupakan kawasan industrial
dimana jarang sekali ditemukan daerah resapan air. Kelapa Gading pernah terkenal sebagai
wilayah rawa-rawa dan persawahan, namun semenjak tahun 1970-an, daerah ini mulai
berkembang dengan masuknya berbagai perusahaan properti.
Kelapa Gading merupakan daerah yang cukup digemari masyarakat Jabodetabek karena
berlimpahnya wisata kuliner dan mal-mal besar untuk hiburan akhir pekan. Namun Kelapa
Gading bukan hanya menjadi tujuan wisata akhir pekan keluarga, pada pekan kerja dari hari
senin sampai jumat, daerah ini dipenuhi para pekerja-pekerja kantoran dan industri saat jam
makan siang atau jam pulang kerja. Hal ini karena wilayahnya yang dikelilingi banyak pabrik
industri dan kantor-kantor swasta.
Pembahasan
Distrik-distrik yang ada di Kelapa Gading secara garis besar bisa dibagi menjadi tiga yaitu
distrik bisnis, distrik pemukiman, dan distrik industri.
Sumber: http://www.maps.co.id/peta_kota.html
Di bagian barat, merupakan distrik bisnis, di bagian
tengah merupakan pemukiman, dan di sebelah
timur dekat perbatasan cakung terdapat distik
industri. Jika kita melihat dari konsep keterkaitan
antar ruangnya, pada pagi hari orang-orang
berpindah dari daerah pemukiman menuju distrik
bisnis dan industri, pun orang-orang dari luar
daerah Kelapa Gading yang menjadi pekerja di
distrik bisnis dan industri Kelapa Gading. Kemudian
pada siang hari saat istirahat makan siang, para
pekerja berlabuh di sekitar jalan boulevard yang
masuk ke dalam distrik bisnis, sehingga pada siang
hari, distrik ini lebih ramai. Ketika memasuki jam
pulang kerja, sore hingga malam, pekerja-pekerja
dari distrik bisnis dan industri kembali menuju daerah pemukiman di utara dan tengah
Kelapa Gading, sehingga jalanan-jalanan utama lebih padat pada waktu-waktu ini.
Kecamatan Kelapa Gading sering menjadi langganan banjir karena beberapa hal yang sudah
disebutkan sebelumnya, yaitu sebagai daerah yang dulunya rawa dan persawahan untuk
penampungan air, kini telah disulap menjadi daerah pemukiman, bisnis, dan industri,
sehingga tidak memungkinkan untuk menjadi daerah resapan air lagi. Kemudian wilayahnya
yang memang rendah dengan ketinggian 5 meter di atas permukaan laut, tidak
memungkinkan air untuk turun ke daerah yang lebih rendah lagi karena memang
daratannya relatif datar.
Air banjir di wilayah Kelapa Gading ini bukan berasal dari meluapnya sungai karena Kelapa
Gading sendiri jauh dari sungai-sungai besar yang sering meluap menyebabkan banjir di
wilayah Jakarta lainnya seperti Ciliwung. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Kelapa
Gading dulunya merupakan daerah rawa-rawa persawahan, yang sudah biasa menjadi
tempat penampungan air atau sebagai daerah resapan. Namun karena sudah mengalami
peralihan fungsi, Kelapa Gading tidak lagi memiliki daerah resapan akhir, sehingga
mengakibatkan air yang seharusnya berlabuh di wilayah ini, tidak memiliki tujuan dan
akhirnya mengakibatkan banjir
Banjir di Kelapa Gading mungkin tidak separah banjir yang terjadi di Kampung Melayu yang
bisa mencapai atap rumah penduduk, namun karena wilayah Kelapa Gading merupakan
salah satu distrik bisnis tersibuk di Jakarta Utara dengan banyak pekerja yang keluar masuk
wilayah ini, sungguh banjir menjadi hal yang mengganggu aktivitas mereka. Pekerja-pekerja
dari berbagai wilayah sekitar Kelapa Gading—seperti wilayah industri di Cakung—sering
terlihat beristirahat di sepanjang jalan boulevard—yang memang merupakan kawasan
kuliner—untuk makan siang, bahkan beberapa pekerja menyewa tempat tinggal di
kecamatan Kelapa Gading untuk mempermudah akses ke kantornya. Tidak jarang genangan
banjir mencapai setinggi paha kaki pria dewasa dan dengan genangan air setinggi itu, mobil
akan susah lewat dan rumah-rumah dikawasan ini sudah terjamin akan ikut tergenang.
Akses yang mereka kira akan lebih mudah dengan menyewa tempat di kawasan sekitar
kantornya malah sulit dilewati ketika musim hujan melanda. Hal ini menyebabkan kawasan
bisnis Kelapa Gading ini pun tidak jarang seakan mati karena banjir menggenangi sepanjang
jalan Boulevard yang merupakan jalan utama di Kelapa Gading. Akses yang sulit karena
banjir menyulitak orang-orang untuk keluar masuk wilayah ini.
Berkali-kali kebanjiran membuat masyarakat resah, satu per satu rumah tangga
meninggikan rumahnya masing-masing sehingga jika kita berjalan-jalan ke Kelapa Gading
sekarang, kita akan mendapati banyak sekali rumah-rumah dengan garasi dan pintu masuk
yang tinggi. Hal ini merupakan adaptasi preventif dari penduduk Kelapa Gading untuk
mengantisipasi musim-musim hujan yang akan datang. Bahkan beberapa wilayah
perkantoran dan ruko-ruko di sekitar jalan boulevard juga meninggikan bangunannya.
Tindakan ini adalah upaya masyarakat untuk menyelamatkan properti dan tempat tinggal
mereka. Walaupun jalan-jalan di daerah ini masih terus tergenang ketika musim hujan
datang, setidaknya rumah-rumah mereka terhindar dari banjir.
Setelah menjadi daerah langganan banjir, harga properti dan tanah di Kelapa Gading
memang sempat turun namun tetap dengan harga yang cukup tinggi seakan banjir tidak
mempengaruhi pertimbangan para calon pembeli. Hal ini bisa disebabkan karena penduduk
Kelapa Gading-nya sendiri pun enggan mencari tempat tinggal baru dan lebih memilih untuk
meninggikan rumah untuk antisipasi banjir-banjir selanjutnya daripada pindah ke wilayah
yang lebih aman, sehingga Kelapa Gading masih menjadi kawasan yang difavoritkan sebagai
tempat tinggla. Setelah ditelusuri, tenyata masyarakat Tionghoa yang mempercayai bahwa
Kelapa Gading merupakan daerah “Kepala Naga” yaitu daerah yang membawa keuntungan
dalam bisnis, karena itu banyak masyarakat yang berlomba-lomba berinvestasi di wilayah
ini.
Memilih untuk tetap tinggal di Kelapa Gading yang merupakan langganan banjir, masyarakat
beradaptasi dengan meninggikan bangunan-bangunannya dan menambahkan tanggul di
setiap kali-kali yang melewati dekat rumah mereka. Upaya lain untuk mengantisipasi banjir
di musim hujan yang akan datang adalah dari pemerintah, yaitu pembuatan banjir kanal.
Pembuatan banjir kanal diharapkan akan membawa air kiriman dari hulu langsung ke laut.
Dengan begitu, meskipun pada musim hujan yang akan datang terjadi banjir lagi,
masyarakat tidak akan cemas seperti tahun-tahun sebelumnya karena sebagian air telah
teralokasikan langsung ke laut ditambah dengan tindakan preventif dari masyarakat itu
sendiri dengan meninggikan rumah dan ruko mereka masing-masing.
Kesimpulan

More Related Content

Viewers also liked

Heat Energy Transfer Booklet
Heat Energy Transfer BookletHeat Energy Transfer Booklet
Heat Energy Transfer BookletLauren W
 
Resume (Sunil Kumar)
Resume (Sunil Kumar)Resume (Sunil Kumar)
Resume (Sunil Kumar)sunil kumar
 
若者の言葉ジェラルド ロブ24295698
若者の言葉ジェラルド ロブ24295698若者の言葉ジェラルド ロブ24295698
若者の言葉ジェラルド ロブ24295698Gerard ????? Robb???
 
Hakikat sastra utawa objek formal
Hakikat sastra utawa objek formalHakikat sastra utawa objek formal
Hakikat sastra utawa objek formalsmkntegal
 
Why are US and European government bond yields so low? Mete Feridun, Economist
Why are US and European government bond yields so low? Mete Feridun, EconomistWhy are US and European government bond yields so low? Mete Feridun, Economist
Why are US and European government bond yields so low? Mete Feridun, Economist123AEC
 
Resume_Subrata_Maji
Resume_Subrata_MajiResume_Subrata_Maji
Resume_Subrata_MajiSubrata Maji
 
Presentation_ICOE_2016_Perez_Ortiz_Alberto_On the tidal resource of the Rathl...
Presentation_ICOE_2016_Perez_Ortiz_Alberto_On the tidal resource of the Rathl...Presentation_ICOE_2016_Perez_Ortiz_Alberto_On the tidal resource of the Rathl...
Presentation_ICOE_2016_Perez_Ortiz_Alberto_On the tidal resource of the Rathl...Alberto P
 

Viewers also liked (11)

Jurnal 3 geoman
Jurnal 3 geomanJurnal 3 geoman
Jurnal 3 geoman
 
Heat Energy Transfer Booklet
Heat Energy Transfer BookletHeat Energy Transfer Booklet
Heat Energy Transfer Booklet
 
Resume (Sunil Kumar)
Resume (Sunil Kumar)Resume (Sunil Kumar)
Resume (Sunil Kumar)
 
EC brochure
EC brochureEC brochure
EC brochure
 
若者の言葉ジェラルド ロブ24295698
若者の言葉ジェラルド ロブ24295698若者の言葉ジェラルド ロブ24295698
若者の言葉ジェラルド ロブ24295698
 
Hakikat sastra utawa objek formal
Hakikat sastra utawa objek formalHakikat sastra utawa objek formal
Hakikat sastra utawa objek formal
 
Biomass and hydrogen
Biomass and hydrogenBiomass and hydrogen
Biomass and hydrogen
 
Why are US and European government bond yields so low? Mete Feridun, Economist
Why are US and European government bond yields so low? Mete Feridun, EconomistWhy are US and European government bond yields so low? Mete Feridun, Economist
Why are US and European government bond yields so low? Mete Feridun, Economist
 
Resume_Subrata_Maji
Resume_Subrata_MajiResume_Subrata_Maji
Resume_Subrata_Maji
 
Understanding DWI penalties in Texas
Understanding DWI penalties in TexasUnderstanding DWI penalties in Texas
Understanding DWI penalties in Texas
 
Presentation_ICOE_2016_Perez_Ortiz_Alberto_On the tidal resource of the Rathl...
Presentation_ICOE_2016_Perez_Ortiz_Alberto_On the tidal resource of the Rathl...Presentation_ICOE_2016_Perez_Ortiz_Alberto_On the tidal resource of the Rathl...
Presentation_ICOE_2016_Perez_Ortiz_Alberto_On the tidal resource of the Rathl...
 

Similar to Artikel adaptasi khairunisa pranadila

Tantangan Banjir Sungai Citarum: Mari Bicara Solusi
Tantangan Banjir Sungai Citarum: Mari Bicara SolusiTantangan Banjir Sungai Citarum: Mari Bicara Solusi
Tantangan Banjir Sungai Citarum: Mari Bicara SolusiDiella Dachlan
 
Musni Umar; Banjir di DKI, Cara Mencegah dan Menanggulanginya
Musni Umar; Banjir di DKI, Cara Mencegah dan MenanggulanginyaMusni Umar; Banjir di DKI, Cara Mencegah dan Menanggulanginya
Musni Umar; Banjir di DKI, Cara Mencegah dan Menanggulanginyamusniumar
 
TUGAS MAKALAH IUT II -YORDAN AULIA HIDAYAT
TUGAS MAKALAH IUT II -YORDAN AULIA HIDAYATTUGAS MAKALAH IUT II -YORDAN AULIA HIDAYAT
TUGAS MAKALAH IUT II -YORDAN AULIA HIDAYATYordanAulia
 
02_Daerah terdampak banjir di Bandung
02_Daerah terdampak banjir di Bandung02_Daerah terdampak banjir di Bandung
02_Daerah terdampak banjir di BandungHamida ID
 
Tugas makalah iut 2_Aoliya Setiyowati
Tugas makalah iut 2_Aoliya SetiyowatiTugas makalah iut 2_Aoliya Setiyowati
Tugas makalah iut 2_Aoliya SetiyowatiTriBagusMinarno
 
Makalah psda penanggulangan masalah banjir
Makalah psda penanggulangan masalah banjirMakalah psda penanggulangan masalah banjir
Makalah psda penanggulangan masalah banjirYudhi Al' Basier
 
Tugas makalah iut ii deep tunnel
Tugas makalah iut ii   deep tunnelTugas makalah iut ii   deep tunnel
Tugas makalah iut ii deep tunnelFandriSudaryanto
 
Bencana banjir bandung selatan
Bencana banjir bandung selatanBencana banjir bandung selatan
Bencana banjir bandung selatan123nurul9
 
2.tugasan (bandar terjejas dengan pemanasan global)
2.tugasan (bandar terjejas dengan pemanasan global)2.tugasan (bandar terjejas dengan pemanasan global)
2.tugasan (bandar terjejas dengan pemanasan global)syafiqhusnam
 
Tugas iut maklah
Tugas iut maklahTugas iut maklah
Tugas iut maklahAlfandyHuda
 

Similar to Artikel adaptasi khairunisa pranadila (20)

Tantangan Banjir Sungai Citarum: Mari Bicara Solusi
Tantangan Banjir Sungai Citarum: Mari Bicara SolusiTantangan Banjir Sungai Citarum: Mari Bicara Solusi
Tantangan Banjir Sungai Citarum: Mari Bicara Solusi
 
pergaulan bebas
pergaulan bebaspergaulan bebas
pergaulan bebas
 
Mklah bnjir
Mklah bnjirMklah bnjir
Mklah bnjir
 
Musni Umar; Banjir di DKI, Cara Mencegah dan Menanggulanginya
Musni Umar; Banjir di DKI, Cara Mencegah dan MenanggulanginyaMusni Umar; Banjir di DKI, Cara Mencegah dan Menanggulanginya
Musni Umar; Banjir di DKI, Cara Mencegah dan Menanggulanginya
 
Artikel plh
Artikel plhArtikel plh
Artikel plh
 
TUGAS MAKALAH IUT II -YORDAN AULIA HIDAYAT
TUGAS MAKALAH IUT II -YORDAN AULIA HIDAYATTUGAS MAKALAH IUT II -YORDAN AULIA HIDAYAT
TUGAS MAKALAH IUT II -YORDAN AULIA HIDAYAT
 
Makalah tentang banjir di ibu kota jakarta
Makalah tentang banjir di ibu kota jakartaMakalah tentang banjir di ibu kota jakarta
Makalah tentang banjir di ibu kota jakarta
 
02_Daerah terdampak banjir di Bandung
02_Daerah terdampak banjir di Bandung02_Daerah terdampak banjir di Bandung
02_Daerah terdampak banjir di Bandung
 
Tugas makalah iut 2_Aoliya Setiyowati
Tugas makalah iut 2_Aoliya SetiyowatiTugas makalah iut 2_Aoliya Setiyowati
Tugas makalah iut 2_Aoliya Setiyowati
 
Makalah deep thunnel
Makalah deep thunnelMakalah deep thunnel
Makalah deep thunnel
 
Makalah psda penanggulangan masalah banjir
Makalah psda penanggulangan masalah banjirMakalah psda penanggulangan masalah banjir
Makalah psda penanggulangan masalah banjir
 
Makalah banjir
Makalah banjirMakalah banjir
Makalah banjir
 
RTO-2T8N0WZ.pdf
RTO-2T8N0WZ.pdfRTO-2T8N0WZ.pdf
RTO-2T8N0WZ.pdf
 
Bank air
Bank airBank air
Bank air
 
Tugas makalah iut ii deep tunnel
Tugas makalah iut ii   deep tunnelTugas makalah iut ii   deep tunnel
Tugas makalah iut ii deep tunnel
 
Bencana banjir bandung selatan
Bencana banjir bandung selatanBencana banjir bandung selatan
Bencana banjir bandung selatan
 
Deep Thunnel
Deep ThunnelDeep Thunnel
Deep Thunnel
 
Hutan Bakau Kapuk
Hutan Bakau KapukHutan Bakau Kapuk
Hutan Bakau Kapuk
 
2.tugasan (bandar terjejas dengan pemanasan global)
2.tugasan (bandar terjejas dengan pemanasan global)2.tugasan (bandar terjejas dengan pemanasan global)
2.tugasan (bandar terjejas dengan pemanasan global)
 
Tugas iut maklah
Tugas iut maklahTugas iut maklah
Tugas iut maklah
 

More from deyanakanos

Tugas kerangka proposal metlit geo 2014 tahap 2
Tugas kerangka proposal metlit geo 2014 tahap 2Tugas kerangka proposal metlit geo 2014 tahap 2
Tugas kerangka proposal metlit geo 2014 tahap 2deyanakanos
 
Tugas adaptasi perubahan terhadap iklim
Tugas adaptasi perubahan terhadap iklimTugas adaptasi perubahan terhadap iklim
Tugas adaptasi perubahan terhadap iklimdeyanakanos
 
Tugas kelompok geografi manusia mengenai artikel adaptasi perubahan iklim
Tugas kelompok geografi manusia mengenai artikel adaptasi perubahan iklimTugas kelompok geografi manusia mengenai artikel adaptasi perubahan iklim
Tugas kelompok geografi manusia mengenai artikel adaptasi perubahan iklimdeyanakanos
 
Tugas adaptasi kelompok 4
Tugas adaptasi kelompok 4Tugas adaptasi kelompok 4
Tugas adaptasi kelompok 4deyanakanos
 
Laporan artikel geoman 1 kelompok muhamad iqbal januadi p
Laporan artikel geoman 1 kelompok muhamad iqbal januadi pLaporan artikel geoman 1 kelompok muhamad iqbal januadi p
Laporan artikel geoman 1 kelompok muhamad iqbal januadi pdeyanakanos
 
Hasil digitasi individu
Hasil digitasi individuHasil digitasi individu
Hasil digitasi individudeyanakanos
 
Ppt landform oleh angin (kelompok 6) revisi
Ppt landform oleh angin (kelompok 6)   revisiPpt landform oleh angin (kelompok 6)   revisi
Ppt landform oleh angin (kelompok 6) revisideyanakanos
 
Ppt landform oleh angin (kelompok 6)
Ppt landform oleh angin (kelompok 6)Ppt landform oleh angin (kelompok 6)
Ppt landform oleh angin (kelompok 6)deyanakanos
 
Tugas kerangka proposal metlit geo 2014 tahap 2
Tugas kerangka proposal metlit geo 2014 tahap 2Tugas kerangka proposal metlit geo 2014 tahap 2
Tugas kerangka proposal metlit geo 2014 tahap 2deyanakanos
 
Tugas kerangka proposal metlit geo 2014 tahap 1 dan 2
Tugas kerangka proposal metlit geo 2014 tahap 1 dan 2Tugas kerangka proposal metlit geo 2014 tahap 1 dan 2
Tugas kerangka proposal metlit geo 2014 tahap 1 dan 2deyanakanos
 
Hasil digitasi individu
Hasil digitasi individuHasil digitasi individu
Hasil digitasi individudeyanakanos
 

More from deyanakanos (19)

11 karst
11 karst11 karst
11 karst
 
Tugas kerangka proposal metlit geo 2014 tahap 2
Tugas kerangka proposal metlit geo 2014 tahap 2Tugas kerangka proposal metlit geo 2014 tahap 2
Tugas kerangka proposal metlit geo 2014 tahap 2
 
Tugas adaptasi perubahan terhadap iklim
Tugas adaptasi perubahan terhadap iklimTugas adaptasi perubahan terhadap iklim
Tugas adaptasi perubahan terhadap iklim
 
Tugas kelompok geografi manusia mengenai artikel adaptasi perubahan iklim
Tugas kelompok geografi manusia mengenai artikel adaptasi perubahan iklimTugas kelompok geografi manusia mengenai artikel adaptasi perubahan iklim
Tugas kelompok geografi manusia mengenai artikel adaptasi perubahan iklim
 
Tugas adaptasi kelompok 4
Tugas adaptasi kelompok 4Tugas adaptasi kelompok 4
Tugas adaptasi kelompok 4
 
Laporan artikel geoman 1 kelompok muhamad iqbal januadi p
Laporan artikel geoman 1 kelompok muhamad iqbal januadi pLaporan artikel geoman 1 kelompok muhamad iqbal januadi p
Laporan artikel geoman 1 kelompok muhamad iqbal januadi p
 
Hasil digitasi individu
Hasil digitasi individuHasil digitasi individu
Hasil digitasi individu
 
Doc2
Doc2Doc2
Doc2
 
Daftar pustaka
Daftar pustakaDaftar pustaka
Daftar pustaka
 
Bahan
BahanBahan
Bahan
 
Artikel
ArtikelArtikel
Artikel
 
Ppt landform oleh angin (kelompok 6) revisi
Ppt landform oleh angin (kelompok 6)   revisiPpt landform oleh angin (kelompok 6)   revisi
Ppt landform oleh angin (kelompok 6) revisi
 
Ppt landform oleh angin (kelompok 6)
Ppt landform oleh angin (kelompok 6)Ppt landform oleh angin (kelompok 6)
Ppt landform oleh angin (kelompok 6)
 
Tugas kerangka proposal metlit geo 2014 tahap 2
Tugas kerangka proposal metlit geo 2014 tahap 2Tugas kerangka proposal metlit geo 2014 tahap 2
Tugas kerangka proposal metlit geo 2014 tahap 2
 
Tugas kerangka proposal metlit geo 2014 tahap 1 dan 2
Tugas kerangka proposal metlit geo 2014 tahap 1 dan 2Tugas kerangka proposal metlit geo 2014 tahap 1 dan 2
Tugas kerangka proposal metlit geo 2014 tahap 1 dan 2
 
Sap surta
Sap surtaSap surta
Sap surta
 
Samp pj
Samp pjSamp pj
Samp pj
 
Sap geofis
Sap geofisSap geofis
Sap geofis
 
Hasil digitasi individu
Hasil digitasi individuHasil digitasi individu
Hasil digitasi individu
 

Artikel adaptasi khairunisa pranadila

  • 1. Pendahuluan Adaptasi merupakan penyesuaian dalam sistem sosial, ekonomi, atau ekologi sebagai respons terhadap dampak dari perubahan yang terjadi. Penjelasan adaptasi membutuhkan spesifikasi tentang siapa atau apa yang beradaptasi, perubahan apa yang terjadi sehingga menyebabkan adaptasi itu terjadi, dan proses adaptasi yang seperti apa yang terjadi (Downing et al., 1997). Dalam sudut pandang ekologi, istilah ini mengacu pada proses perubahan organisme dan spesies agar dapat bertahan hidup dalam lingkungannya (Lawrence, 1995; Abercrombie et al., 1997), sedangkan sudut pandang sosial ekonomi, istilah ini mengacu pada penyesuaian individu dan tingkahlaku kolektif dari sistem sosial ekonomi itu sendiri (Denevan, 1983; Hardesty, 1983). Kemudian adaptasi terhadap iklim melibatkan penyesuaian untuk mengurangi kerentanan suatu komunitas, wilayah, atau aktivitas akibat perubahan iklim. Adaptasi sangat diperlukan ketika terjadi perubahan iklim karena sangat berpengaruh terhadap kemampuan penyesuaian akan terjadinya perubahan dan respon yang dilakukan untuk mencegah hal serupa sebagai evaluasi. Adaptasi dianggap sebagai opsi respon penting setelah mitigasi terhadap bencana. Karena meskipun dengan berkurangnya emisi dari efek rumah kaca, temperatur global diperkirakan akan terus naik menyebabkan perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut. Maka dari itu pengembangan strategi rencana adaptasi sangat dibutuhkan untuk mengantisipasi risiko- risiko perubahan iklim yang terjadi dan dianggap sangat penting seperti halnya aksi mitigasi. Kemampuan adaptasi sendiri merupakan potensi atau kemampuan sebuah sistem, wilayah, atau komunitas untuk menyesuaikan diri terhadap akibat dari perubahan iklim. Sebagai kondisi dan proses, adaptasi merupakan istilah relatif yang melibatkan perubahan sesuatu— dapat berupa sistem, aktivitas, distrik, komunitas, atau wilayah—menjadi bentuk yang baru. Misalnya, pada awalnya semua distrik tersebar dalam suatu kota, namun karena sebuah bencana banjir yang melanda, kini distrik-distrik penting berpindah ke wilayah yang paling sedikit terkena dampak banjir dan memusat di sana. Hal ini merupakan respon adaptasi dari masyarakat yang tekena bencana banjir untuk tetap bertahan hidup. Perubahan iklim dan kondisi lokasi Ibukota Jakarta seringkali mengakibatkan banjir. Hal ini sudah menjadi hal yang biasa bagi penduduk dan masyarakat sekitar. Sejarah mencatat, sejak masih berada di bawah naungan penjajah dengan nama Batavia, banjir telah menjadi masalah utama Ibu Kota. Tahun 1621, 1654, 1873, dan 1918 adalah tahun-tahun yang buruk dalam rekaman sejarah banjir besar di Batavia. Berlanjut pada dekade belakangan ini, banjir besar yang melanda Jakarta terjadi pada 1979, 1996, 1999, 2002, dan 2007. Kondisi itu disusul dengan banjir-banjir yang setiap tahun nyaris melumpuhkan Ibu Kota hingga saat ini. Sejak pemerintahan Belanda, banjir di Ibu Kota diurus secara serius. Pada 1850-an, pemerintah kolonial membentuk Burgelijke Openbare Werken sebagai badan khusus untuk mengurusi banjir di Jakarta. Setelah banjir besar pada 1918, upaya penanganan banjir Jakarta tampak mulai direncanakan secara komprehensif. Kanal Banjir Barat (KBB) yang
  • 2. dibangun pada 1922 adalah artefak hidup hasil kerja Tim Penyusun Rencana Pencegahan Banjir yang dikepalai oleh Profesor Dr Herman van Breen. Namun KBB tak mampu meredam banjir dalam jangka waktu lama. Ketika alih fungsi lahan resapan menjadi permukiman kian meluas, KBB tak mampu menampung luapan air di Ibu Kota. Di titik itu juga, ketika banyak situ (danau) mati dan ditumbuhi permukiman anyar, kekuasaan Kali Ciliwung pun pudar. Nasib Ciliwung tak seindah Sungai Nil di Mesir ataupun Sungai Tigris di Bagdad yang dibanggakan penduduknya. Masalah banjir di Jakarta lantas menjadi warisan turun menurun bagi para pemimpin nomor satu di Jakarta. Tak hanya Gubernur DKI Jakarta, bahkan Presiden Republik Indonesia turut mengambil peran penting dalam penanggulangan banjir di Ibu Kota. Pada 1965, Presiden pertama sekaligus Plokamator Republik Indonesia, Soekarno, membentuk Komando Proyek Pencegahan Banjir yang dikenal dengan nama Kopro Banjir. Waduk Pluit, Waduk Setiabudi, Waduk Tomang, dan Waduk Grogol, yang merupakan sejumlah waduk di Jakarta, adalah buah karya Kopro Banjir. Sayangnya, waduk-waduk ini, kini telah banyak yang menghilang. Pada 1973, Soeharto mengusulkan proyek perluasan KBB, namun batal direalisasi. Sebagai gantinya, pemerintah pusat bekerja sama dengan pemerintah daerah membangun Sistem Drainase Cengkareng sebagai jaringan pengendali banjir yang selesai dikerjakan satu dekade sesudahnya. Akan tetapi upaya-upaya tersebut masih tidak mampu untuk mencegah banjir yang sudah langganan melanda Ibu Kota. Bahkan pembangunan megaproyek Kanal Banjir Timur (KBT), yang didanai secara berjangka pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, hanya memperkecil risiko terjadinya banjir belaka. (Sejarah Banjir Jakarta, Tempo, 2015) Sebagai orang nomor satu di Ibukota Jakarta, Basuki Tjahja Purnama merasa Kelapa Gading kawasan elit yang paling bobrok sistemnya. Daerah yang dulunya merupakan daerah rawa- rawa resapan air, kini telah dipermak habis menjadi kawasan perumahan elit dan bisnis. Sehingga ketika musim hujan datang, tidak ada tempat untuk genangan air ini berlabuh dan berakhir menggenang disepanjang jalan boulevard dan sekitarannya. Kecamatan Kelapa Gading yang terletak di timurlaut Jakarta memang merupakan daerah rawa-rawa sebelum menjadi kawasan bisnis seperti sekarang. Daerah dengan ketinggian 5 meter di atas permukaan laut ini dekat dengan Cakung yang merupakan kawasan industrial dimana jarang sekali ditemukan daerah resapan air. Kelapa Gading pernah terkenal sebagai wilayah rawa-rawa dan persawahan, namun semenjak tahun 1970-an, daerah ini mulai berkembang dengan masuknya berbagai perusahaan properti. Kelapa Gading merupakan daerah yang cukup digemari masyarakat Jabodetabek karena berlimpahnya wisata kuliner dan mal-mal besar untuk hiburan akhir pekan. Namun Kelapa Gading bukan hanya menjadi tujuan wisata akhir pekan keluarga, pada pekan kerja dari hari
  • 3. senin sampai jumat, daerah ini dipenuhi para pekerja-pekerja kantoran dan industri saat jam makan siang atau jam pulang kerja. Hal ini karena wilayahnya yang dikelilingi banyak pabrik industri dan kantor-kantor swasta. Pembahasan Distrik-distrik yang ada di Kelapa Gading secara garis besar bisa dibagi menjadi tiga yaitu distrik bisnis, distrik pemukiman, dan distrik industri. Sumber: http://www.maps.co.id/peta_kota.html Di bagian barat, merupakan distrik bisnis, di bagian tengah merupakan pemukiman, dan di sebelah timur dekat perbatasan cakung terdapat distik industri. Jika kita melihat dari konsep keterkaitan antar ruangnya, pada pagi hari orang-orang berpindah dari daerah pemukiman menuju distrik bisnis dan industri, pun orang-orang dari luar daerah Kelapa Gading yang menjadi pekerja di distrik bisnis dan industri Kelapa Gading. Kemudian pada siang hari saat istirahat makan siang, para pekerja berlabuh di sekitar jalan boulevard yang masuk ke dalam distrik bisnis, sehingga pada siang hari, distrik ini lebih ramai. Ketika memasuki jam pulang kerja, sore hingga malam, pekerja-pekerja dari distrik bisnis dan industri kembali menuju daerah pemukiman di utara dan tengah Kelapa Gading, sehingga jalanan-jalanan utama lebih padat pada waktu-waktu ini. Kecamatan Kelapa Gading sering menjadi langganan banjir karena beberapa hal yang sudah disebutkan sebelumnya, yaitu sebagai daerah yang dulunya rawa dan persawahan untuk penampungan air, kini telah disulap menjadi daerah pemukiman, bisnis, dan industri, sehingga tidak memungkinkan untuk menjadi daerah resapan air lagi. Kemudian wilayahnya yang memang rendah dengan ketinggian 5 meter di atas permukaan laut, tidak memungkinkan air untuk turun ke daerah yang lebih rendah lagi karena memang daratannya relatif datar. Air banjir di wilayah Kelapa Gading ini bukan berasal dari meluapnya sungai karena Kelapa Gading sendiri jauh dari sungai-sungai besar yang sering meluap menyebabkan banjir di wilayah Jakarta lainnya seperti Ciliwung. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Kelapa Gading dulunya merupakan daerah rawa-rawa persawahan, yang sudah biasa menjadi tempat penampungan air atau sebagai daerah resapan. Namun karena sudah mengalami peralihan fungsi, Kelapa Gading tidak lagi memiliki daerah resapan akhir, sehingga mengakibatkan air yang seharusnya berlabuh di wilayah ini, tidak memiliki tujuan dan akhirnya mengakibatkan banjir
  • 4. Banjir di Kelapa Gading mungkin tidak separah banjir yang terjadi di Kampung Melayu yang bisa mencapai atap rumah penduduk, namun karena wilayah Kelapa Gading merupakan salah satu distrik bisnis tersibuk di Jakarta Utara dengan banyak pekerja yang keluar masuk wilayah ini, sungguh banjir menjadi hal yang mengganggu aktivitas mereka. Pekerja-pekerja dari berbagai wilayah sekitar Kelapa Gading—seperti wilayah industri di Cakung—sering terlihat beristirahat di sepanjang jalan boulevard—yang memang merupakan kawasan kuliner—untuk makan siang, bahkan beberapa pekerja menyewa tempat tinggal di kecamatan Kelapa Gading untuk mempermudah akses ke kantornya. Tidak jarang genangan banjir mencapai setinggi paha kaki pria dewasa dan dengan genangan air setinggi itu, mobil akan susah lewat dan rumah-rumah dikawasan ini sudah terjamin akan ikut tergenang. Akses yang mereka kira akan lebih mudah dengan menyewa tempat di kawasan sekitar kantornya malah sulit dilewati ketika musim hujan melanda. Hal ini menyebabkan kawasan bisnis Kelapa Gading ini pun tidak jarang seakan mati karena banjir menggenangi sepanjang jalan Boulevard yang merupakan jalan utama di Kelapa Gading. Akses yang sulit karena banjir menyulitak orang-orang untuk keluar masuk wilayah ini. Berkali-kali kebanjiran membuat masyarakat resah, satu per satu rumah tangga meninggikan rumahnya masing-masing sehingga jika kita berjalan-jalan ke Kelapa Gading sekarang, kita akan mendapati banyak sekali rumah-rumah dengan garasi dan pintu masuk yang tinggi. Hal ini merupakan adaptasi preventif dari penduduk Kelapa Gading untuk mengantisipasi musim-musim hujan yang akan datang. Bahkan beberapa wilayah perkantoran dan ruko-ruko di sekitar jalan boulevard juga meninggikan bangunannya. Tindakan ini adalah upaya masyarakat untuk menyelamatkan properti dan tempat tinggal mereka. Walaupun jalan-jalan di daerah ini masih terus tergenang ketika musim hujan datang, setidaknya rumah-rumah mereka terhindar dari banjir. Setelah menjadi daerah langganan banjir, harga properti dan tanah di Kelapa Gading memang sempat turun namun tetap dengan harga yang cukup tinggi seakan banjir tidak mempengaruhi pertimbangan para calon pembeli. Hal ini bisa disebabkan karena penduduk Kelapa Gading-nya sendiri pun enggan mencari tempat tinggal baru dan lebih memilih untuk meninggikan rumah untuk antisipasi banjir-banjir selanjutnya daripada pindah ke wilayah yang lebih aman, sehingga Kelapa Gading masih menjadi kawasan yang difavoritkan sebagai tempat tinggla. Setelah ditelusuri, tenyata masyarakat Tionghoa yang mempercayai bahwa Kelapa Gading merupakan daerah “Kepala Naga” yaitu daerah yang membawa keuntungan dalam bisnis, karena itu banyak masyarakat yang berlomba-lomba berinvestasi di wilayah ini. Memilih untuk tetap tinggal di Kelapa Gading yang merupakan langganan banjir, masyarakat beradaptasi dengan meninggikan bangunan-bangunannya dan menambahkan tanggul di setiap kali-kali yang melewati dekat rumah mereka. Upaya lain untuk mengantisipasi banjir di musim hujan yang akan datang adalah dari pemerintah, yaitu pembuatan banjir kanal. Pembuatan banjir kanal diharapkan akan membawa air kiriman dari hulu langsung ke laut.
  • 5. Dengan begitu, meskipun pada musim hujan yang akan datang terjadi banjir lagi, masyarakat tidak akan cemas seperti tahun-tahun sebelumnya karena sebagian air telah teralokasikan langsung ke laut ditambah dengan tindakan preventif dari masyarakat itu sendiri dengan meninggikan rumah dan ruko mereka masing-masing. Kesimpulan