1. Penyakit dan
Kelainan pada Ginjal
Disusun Oleh :
Defi Rachmasari Febiandita
SMPN 1 Margahayu
Kab. Bandung
2. A. Batu ginjal
Batu ginjal dapat terbentuk karena pengendapan
garam kalsium di dalam rongga ginjal, saluran
ginjal, atau kandung kemih. Batu ginjal berbentuk
kristal yang tidak bisa larut dan mengandung
kalsium oksalat, asam urat, dan kristal kalsium
fosfat. Penyebabnya adalah karena terlalu banyak
mengonsumsi garam mineral dan terlalu sedikit
mengonsumsi air. Batu ginjal tersebut lebih lanjut
dapat menimbulkan hidronefrosis. Hidronefrosis
adalah membesarnya salah satu ginjal karena
urine tidak dapat mengalir keluar. Hal itu akibat
penyempitan aliran ginjal atau tersumbat oleh
batu ginjal.
3. B. Nefritis
Nefritis adalah kerusakan bagian glomerulus ginjal
akibat alergi racun kuman. biasanya disebabkan
adanya bakteri Streptococcus.
C. Glukosuria
Glukosuria adalah penyakit yang ditandai adanya
glukosa dalam urine. Penyakit tersebut sering juga
disebut penyakit gula atau kencing manis (diabetes
mellitus). Kadar glukosa dalam darah meningkat
karena kekurangan hormon insulin. Nefron tidak
mampu menyerap kembali kelebihan glukosa,
sehingga kelebihan glukosa dibuang bersama urine.
4. D. Albuminuria
Albuminuria adalah penyakit yang ditunjukkan
oleh adanya molekul albumin dan protein lain
dalam urine. Penyebabnya karena adanya
kerusakan pada alat filtrasi.
E. Hematuria
Hematuria adalah penyakit yang ditandai adanya
sel darah merah dalam urine. Penyakit tersebut
disebabkan adanya peradangan pada organ
urinaria atau karena iritasi akibat gesekan batu
ginjal.
5. F. Pyelonephritis
Infeksi dan peradangan jaringan ginjal dan renal pelvis (ruang
yang terbentuk dari perluasan ujung atas ureter tubulus yang
menyalurkan urin ke kandung kemih). Infeksi ini biasanya
disebabkan karena bakteri. Kelainan ginjal yang paling sering
terjadi, pyelonephritis dapat menjadi kronis dan akut.
Pyelonephritis yang sudah akut biasanya menyerang satu
daerah pada ginjal, dan tidak menyerang bagian yang lain. Pada
banyak kasus, pyelonephritis dapat berkembang tanpa adanya
penyebab yang jelas. Gangguan pada aliran darah atau urin,
dapat membuat ginjal lebih mudah terserang infeksi, dan
penumpukan kotoran pada ujung urethra juga diperkirakan
meningkatkan kasus penyakit pada bayi (urethra merupakan
saluran urin dari kandung kemih keluar). Wanita dapat
mengalami cedera saluran kencing pada saat berhubungan atau
kehamilan, dan kateterisasi (pengeluaran urin secara mekanik)
dapat menyebabkan infeksi.
7. 1. Lakukan medical check up secara rutin.
Lakukan pemeriksaaan kesehatan Anda secara
berkala. Biasanya jadwal mengenai hal ini
sudah diatur pada perusahaan masing-masing.
Jangan abaikan pemeriksaan ini, meskipun
Anda pada saat itumerasa sehat dan segar
bugar. Apalagi jika usia Anda sudah melewati
35-40 tahun. Mengetahui sedini mungkin
status kesehatan Anda adalah sesuatu yang
baik.
8. 2. Amati air seni Anda. Prosedur ini adalah
hal yang paling mudah dilakukan (tetapi
jangan hanya didasarkan pada tindakan ini
saja). Amati air seni Anda. Banyak informasi
yang dapat Anda peroleh dari air seni. Jika
pada saat membuang air seni, anda merasa
nyeri, tertahan, atau air seni anda berwarna
keruh, merah, berbusa atau disemuti,
cobalah berkonsultasi dengan dokter
keluarga / perusahaan Anda dengan segera.
Jangan di tunda.
9. 3. Kembangkan pola hidup sehat. Tak bosan-bosannya pada
setiap kesempatan, diinformasikan akan pentingnya pola
hidup yang sehat. Aktivitas jangan terlalu berlebihan dalam
jangka waktu lama, tidur dengan waktu yang cukup, jangan
merokok, hindari minum alkohol, kendalikan stress, dan
lain-lain. Khususnya yang ada hubungannya dengan
pencegahan penyakit ginjal seperti : minum air yang cukup
(6-8 gelas per hari), dan jangan suka menahan air kencing.
Perhatikan juga aktivitas kerja anda sehari-hari, jika Anda
adalah seorang yang pekerjaannya duduk, sempatkanlah
waktu berjalan-jalan atau kegiaan olahraga secara rutin dan
terjadwal. Paling baik adalah melakukan aktivitas 3-4 kali
per minggu selama minimal 30 menit. Beri kesempatan
tubuh untuk pulih kembali dengan aktivitas olahraga yang
berselang-seling. Hari ini (atau dua hari berturut-turut)
melakukan aktivitas olahraga, besok istirahat, dan
seterusnya.
10. 4. Perhatikan apa yang masuk. Ginjal adalah obat
penyaring dalam tubuh. Jika yang masuk adalah
‘racun’, akan segera dikeluarkan oleh ginjal. Namun
bisa terjadi, ‘racun’ itu sendiri kemudian merusak
ginjal. Akibatnya proses penyaringan ini akan
terganggu. ‘Racun’ bagi ginjal yang masuk bisa
berasal dari berbagai zat, yang kelihatannya tidak
beracun, seperti makanan, minuman dan obat-
obatan. Termasuk dalam hal ini zat-zat kimiawi
yang tidak jelas asalnya (jamu-jamuan), hingga
obat-obatan kedokteran. Galilah informasi
sebanyak mungkin mengenai hal ini dari berbagai
sumber, salah satunya dengan membaca informasi
obat-obatan dan jamu-jamuan.
11. 5. Food supplement bukan tanpa efek samping.
Jangan berasumsi, asalkan food supplement,
pastilah tidak mempunyai efek samping. Ada hal
yang harus diperhatikan. Misalnya, apakah food
supplement tersebut mempunyai ijin BPOM atau
belum? Nomor registrasi DEPKES RI belumlah
cukup, karena pemberian noreg DEPKES lebih
bersifat prosedural administratif. Misalnya harus
mempunyai dokumen perusahaan yang resmi,
ataupun dokumen-dokumen resmi lainnya,
sedangkan mengenai isi dan kualitas produk
tersebut merupakan tanggung jawab Badan
Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
12. 6. Hati hati dengan obat-obatan yang bersifat
mengebom. Menjadi sembuh seketika tanpa
mengganggu aktivitas kita sehari-hari memang
baik. Tapi adakalanya tubuh me’rengek’ untuk
minta istirahat dikala aktivitas kita sedang
meningkat. Kalau memang itu yang dianjurkan
dokter, sempatkanlah beristirahat (sambil minum
obat). Jangan pula me’rengek’ ke dokter untuk
minta obat yang bersifat BOM. Sekali minum
langsung sembuh. Tidak semua dokter mau
meluangkan waktu untuk menjelaskan berbagai
efek samping obat-obatan ‘bom’. Memang
akibatnya (meracuni ginjal), mungkin tidak akan
dirasakan saat itu juga.
13. 7. Obat pelangsing. Banyak kasus penyakit ginjal
terjadi akibat konsumsi obat pelangsing yang tidak
jelas baik produsen maupun aturannya. Menjadi
lengsing tentu menarik. Tapi hal itu tidak bisa
dicapai hanya dari luar saja. Usaha dan keinginan
dari dalam diri sendiri merupakan faktor yang
paling berperan. Selama ini berdasarkan
pengalaman penulis, belum ada satupun obat
pelangsing yang bisa melangsingkan tubuh tanpa
diikuti dengan pengaturan diet dan berolahraga.