SlideShare a Scribd company logo
1 of 187
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015
Mata Pelajaran PPKn
MATERI PELATIHAN GURU
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
TAHUN 2015
SMA/SMK
MATA PELAJARAN PPKn
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2015
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015
ii Mata Pelajaran PPKn
Diterbitkan oleh:
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan
dan Penjaminan Mutu Pendidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2015
Copyright © 2015, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin
tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015
Mata Pelajaran PPKn iii
SAMBUTAN
KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Kurikulum 2013 pada tahun 2015
dilaksanakanuntukkelas III,VI,IXdanXIIdi16.991 sekolah yangtersebarpadajenjangSD,SMP,SMA,
dan SMK. Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya untuk merespon
berbagai tantangan internal dan eksternal.
Pengembangan Kurikulum 2013 dilaksanakan atas dasar beberapa prinsip utama. Pertama, standar
kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan. Kedua, standar isi diturunkan dari standar
kompetensi lulusan melalui kompetensi inti yang bebas mata pelajaran. Ketiga, semua mata
pelajaranharusberkontribusiterhadappembentukansikap,keterampilan,danpengetahuanpeserta
didik. Keempat,matapelajaranditurunkan dari kompetensi yang ingin dicapai. Kelima, semua mata
pelajarandiikatolehkompetensiinti. Keenam,keselarasan tuntutan kompetensi lulusan, isi, proses
pembelajaran,danpenilaian.Aplikasi yang taat asas dari prinsip-prinsip ini menjadi sangat esensial
dalam mewujudkan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013.
Implementasi Kurikulum 2013 merupakan langkah strategis dalam menghadapi globalisasi dan
tuntutan masyarakat Indonesia masa depan.Titik tekan pengembangan Kurikulum 2013 adalah
penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola kurikulum, pendalaman dan perluasan materi,
penguatan proses pembelajaran, dan penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian
antara apa yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan. Pengembangan kurikulum menjadi amat
penting sejalan dengan kontinuitas kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni budaya serta
perubahan masyarakat pada tataran lokal, nasional, regional, dan global di masa depan. Aneka
kemajuandanperubahanitumelahirkan tantangan internal dan eksternal pada bidang pendidikan.
Untuk menjamin keterlaksanaan implementasi Kurikulum 2013 pada 16.991 sekolah maka kepada
semuaguru dankepalasekolahdi sekolah sasaransertapengawasdiberikanpelatihanimplementasi
Kurikulum 2013. Pelatihan sudah dimulai pada tahun 2013 dan berlanjut pada tahun 2014 dan 2015
untuksemuamata pelajaran.Mengingatjumlahpesertapelatihan yang cukup besar maka pelatihan
ini melibatkan semua stakeholder pendidikan baik di pusat maupun daerah.
Mudah-mudahan pelatihan implementasi Kurikulum 2013 ini bisa berjalan dengan baik dan lancar.
Akhirnya,kepadasemuapihakyangtelahmendedikasikandirinyadalammemberikankontribusi dan
mempersiapkan pelatihan Kurikulum 2013, saya mengucapkan banyak terima kasih. Semoga
bermanfaat untuk mencerdaskan bangsa Indonesia.
Jakarta, Mei 2015
Kepala Badan PSDMPK-PMP
Syawal Gultom
NIP 196202031987031002
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015
iv Mata Pelajaran PPKn
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015
Mata Pelajaran PPKn v
KATA PENGANTAR
Puji dansyukurkami panjatkanke hadiratAllahSWT atas selesainya Perangkat (Pedoman, Panduan,
Modul beserata perangkat pendukung lainnya) Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. Perangkat
ini merupakandokumenwajibdalamrangkapelatihancalonnarasumber,instruktur, dan guru untuk
memahami Kurikulum2013 dan kemudianmengiimplementasikannyadalamprosespembelajaran di
sekolah.
Kurikulum 2013 ini diberlakukan secara bertahap mulai tahun ajaran 2013/2014. Pada tahun 2013
telah dilakukan pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 untuk Kelas I, IV, VII, dan X. Pada Tahun
ajaran 2014 telahdilaksanakan pelatihanuntukkelasI,II,IV,V,VII,IX,danX. Selanjutnya pada tahun
Ajaran 2015/2016 diharapkan Kurikulum 2013 telah dilaksanakan di seluruh kelas I sampai dengan
Kelas XII pada 16.991 sekolah, yaitu sekolah yang pada tahun ajaran 2015/2016 yang sudah
melaksanakan Kurikulum 2013 selama 3 (tiga) semester berturut turut.
Menjelang implementasi Kurikulum 2013 pada tahun ajaran 2015/2016 pada kelas III, VI, IX dan XII
penyiapan tenaga guru dan tenaga kependidikan lainnya sebagai pelaksana kurikulum perlu
dilakukan. Sehubungan dengan itu, Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pendidikan dan
Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPK dan PMP), telah menyiapkan strategi
Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi guru, kepala sekolah, dan pengawas.
Pada tahun 2015 pelatihan dilakukan bagi pengawas SD/SMP/SMA/SMK, kepala sekolah
SD/SMP/SMA/SMK, dan guru Kelas III, VI, IX, dan XI. Guna menjamin kualitas pelatihan tersebut,
maka Badan PSDMPK dan PMP telah menyiapkan Pedoman Pelatihan, Buku 1 Panduan untuk
Narasumber Nasional dan Instruktur Nasional, dan Buku 2 Modul Materi Pelatihan Implementasi
Kurikulum2013 sesuai dengankelas,matapelajaran, dan jenjang pendidikan. Modul ini diharapkan
dapat membantu semua pihak menjalankan tugas dalam Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013.
Saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan atas partisipasi aktif kepada pejabat dan staf di
jajaran BPSDMPK dan PMP, dosen perguruan tinggi, konsultan, widyaiswara, pengawas, kepala
sekolah, dan guru yang terlibat di dalam penyusunan modul-modul tersebut di atas.
Jakarta, Mei 2015
Kepala Pusat Pengembangan Profesi Pendidik
Unifah Rosyidi
NIP 196204051987032001
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015
vi Mata Pelajaran PPKn
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015
Mata Pelajaran PPKn vii
DAFTAR ISI
SAMBUTAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Error
! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR
Error
! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI vii
STRUKTUR MATERI PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 viii
MATERI PELATIHAN 1 KONSEP KURIKULUM 2013 10
1.1 Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum 2013 12
1.2 Permendikbud Perangkat Kurikulum 2013 22
1.3 Pendekatan Saintifik dan Penilaian Autentik 24
1.4 SKL, KI, KD, dan Indikator Pencapaian Kompetensi dalam Perancangan Pembelajaran 46
MATERI PELATIHAN 2 PENGGUNAAN BUKU 63
2.1 Penggunaan Buku Siswa dan Buku Guru 65
MATERI PELATIHAN 3 PERANCANGAN PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN 76
3.1 Penyusunan Program Tahunan dan Program Semester 79
3.2 Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran 83
3.3 Perancangan Penilaian Autentik dalam Pembelajaran 115
3.4 Penyusunan RPP 136
3.5 Pelaporan Hasil Belajar 158
MATERI PELATIHAN 4 PRAKTIK PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TERBIMBING 170
4.1 Analisis Video Pembelajaran 174
4.2 Praktik Pelaksanaan Pembelajaran 178
TUGAS TINDAK LANJUT PELATIHAN (TUGAS ON) 183
DAFTAR PUSTAKA 186
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015
viii Mata Pelajaran PPKn
STRUKTUR MATERI PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
GAMBARAN STRUKTUR MATERI PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
MATERI
PELATIHAN
Materi Pelatihan 1: KonsepKurikulum 2013
1.1 Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum
1.2 Permendikbud Perangkat Kurikulum2013
1.3 Pendekatan Saintifik dan Penilaian Autentik
1.4 SKL, KI, KD , dan Indikator Pencapaian Kompetensi
dalam Perancangan Pembelajaran
Materi Pelatihan 2: Penggunaan Buku
Penggunaan Buku Siswa dan Buku Guru
Materi Pelatihan 3 : Perancangan Pembelajaran dan Penilaian
3.1 Penyusunan Program Tahunan dan Program
Semester
3.2 Penerapan PendekatanSaintifikdalam Pembelajaran
3.3 PerancanganPenilaian Autentik dalamPembelajaran
3.4 Penyusunan RPP
3.5 Pelaporan Hasil Belajar
Materi Pelatihan 4: Praktik Pelaksanaan Pembelajaran
Terbimbing
4.1 Analisis Video Pembelajaran
4.2 Praktik Pelaksanaan Pembelajaran
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015
Mata Pelajaran PPKn 9
MATERI PELATIHAN 1
KONSEP KURIKULUM 2013
1. 1 RASIONAL DAN ELEMEN PERUBAHAN KURIKULUM 2013
1. 2 PERMENDIKBUD PERANGKAT KURIKULUM 2013
1. 3 PENDEKATAN SAINTIFIK, DAN PENILAIAN AUTENTIK
1. 4 SKL, KI, KD, DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
DALAM PERANCANGAN PEMBELAJARAN
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015
10 Mata Pelajaran PPKn
MATERI PELATIHAN 1
KONSEP KURIKULUM 2013
Kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi untuk mewujudkan proses
berkembangnya kualitas potensi peserta didik tersebut. Kurikulum 2013 dikembangkan berbasis
pada kompetensisangatdiperlukansebagaiinstrumenuntukmengarahkanpesertadidikmenjadi:(1)
manusiaberkualitasyangmampudanproaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; (2)
manusiaterdidik yangberimandanbertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis, bertanggung jawab.
Pada materi pelatihan ini Anda mempelajari konsep Kurikulum 2013 yang meliputi Rasional dan
Elemen Perubahan Kurikulum; Permendikbud Perangkat Kurikulum 2013; Konsep Pendekatan
Saintifik dan Penilaian Autentik; Standar Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar
dan Indikator Pencapaian Kompetensi dalam Perancangan Pembelajaran.
Kompetensi yang ingin dicapai:
1. Memahami secara utuh rasional dan elemen perubahan Kurikulum 2013.
2. Memahami Permendikbud perangkat kurikulum 2013.
3. Memahami konsep pendekatan saintifik dan penilaian autentik.
4. Memahami standar kompetensi lulusan, kompetensi inti, kompetensi dasar dan indikator
pencapaian kompetensi dalam perancangan pembelajaran.
Indikator:
1. Menjelaskan rasional pengembangan Kurikulum 2013 dalam kaitannya dengan perkembangan
masa depan.
2. Menjelaskan Permendikbud yang berkaitan dengan implementasi kurikulum dalam
pembelajaran.
3. Menjelaskan konsep pendekatan saintifik dan penilain autentik pada pembelajaran.
4. Menjelaskan keterkaitan antara SKL, KI, dan KD.
5. Menjabarkannya KI dan KD ke dalam indikator pencapaian kompetesi.
Langkah Kegiatan
1. Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum 2013; Permendikbud Perangkat Kurikulum2013
Menyimak
paparan tentang
rasional dan
elemen perubahan
Kurikulum 2013
Tanya jawab
tentang rasional
dan dan elemen
perubahan
Kurikulum 2013
Menyimak paparan
Permendikbud
Perangkat
Kurikulum 2013
Tanya jawab
tentang
Permendikbud
Perangkat
Kurikulum 2013
2. Pendekatan Saintifik dan Penilaian Autentik
Mengkaji konsep
pendekatan
saintifik dan
penilaian autentik
yang terdapat di
dalam modul dan
permendikbud
terkait secara
individual
Diskusi
kelompok
membahas
konsep
pendekatan
saintifik pada
Kurikulum 2013
Diskusi kelompok
membahas konsep
penilaian autentik
pada Kurikulum
2013
Menyamakan
persepsi tentang
pendekatan
saintifik dan
penilaian
autentik pada
Kurikulum 2013
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015
Mata Pelajaran PPKn 11
3. SKL, KI, KD , dan Indikator Pencapaian Kompetensi dalam Perancangan Pembelajaran
Mengkaji bahan
bacaan tentang
SKL, KI, KD yang
terdapat
didalam modul
pelatihan dan
permendikbud
terkait secara
berkelompok.
Diskusi
kelompok
menganalisis
keterkaitan SKL,
KI dan KD
menggunakan
lembar kergiatan
yang tersedia
Diskusi kelompok
untuk menjabarkan
KD ke dalam
Indikator
Pencapaian
Kompetensi ( IPK)
dan
mengidentifikasi
topik/materi yang
sesuai dengan KD
dan IPKnya.
Mempresenta
sikan hasil kerja
dan penyamaan
persepsi
tentang
keterkaitan SKL,
KI, dan KD serta
perumusan
IPKnya
Diskusi kelompokmenggunakan Lembar Kerja Analisis KeterkaitanKI dan KD dengan IPK dan Materi
Pembelajarannya (LK-1.4).
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015
12 Mata Pelajaran PPKn
1.1 Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum 2013
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa
kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuanpendidikantertentu.Berdasarkanpengertiantersebut,adaduadimensi kurikulum,
yang pertamaadalahrencanadan pengaturanmengenai tujuan,isi,danbahan pelajaran, sedangkan
yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
A. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:
1. Tantangan Internal
Tantangan internal antaralainterkaitdengankondisipendidikandikaitkan dengan tuntutan
pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi
standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga
kependidikan,standarsaranadan prasarana,standar pengelolaan,standar pembiayaan, dan
standar penilaian pendidikan.
Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari
pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif
(15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan
orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai
puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu
tantanganbesaryang dihadapi adalahbagaimanamengupayakan agar sumberdaya manusia
usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya manusia
yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.
2. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antaralainterkaitdenganarusglobalisasi dan berbagai isu yang terkait
denganmasalahlingkunganhidup,kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri
kreatif danbudaya,dan perkembanganpendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi
akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi
masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade
Organization (WTO), Association of SoutheastAsian Nations (ASEAN) Community,Asia-Pacific
EconomicCooperation (APEC),dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan eksternal juga
terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta
mutu,investasi,dantransformasi bidangpendidikan.KeikutsertaanIndonesia di dalam studi
International Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program
for International Student Assessment (PISA) sejak tahun1999 juga menunjukkan bahwa
capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang
dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang
ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia.
HO-1.1
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015
Mata Pelajaran PPKn 13
3. Penyempurnaan Pola Pikir
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut:
a. Penguatan pola pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki
pilihan-pilihan terhadap materi yangdipelajari dan gaya belajarnya (learning style) untuk memiliki
kompetensi yang sama ;
b. Penguatan pola pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan
alam, sumber/media lainnya);
c. Penguatan pola pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja
dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet);
d. Penguatan pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat
dengan pendekatan pembelajaran saintifik);
e. Penguatan pola belajar sendiri dan kelompok (berbasis tim);
f. Penguatan pembelajaran berbasis multimedia;
g. Penguatan pola pembelajaran berbasis klasikal-massal dengan tetap memperhatikan
pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik;
h. Penguatan pola pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan
i. Penguatan pola pembelajaran kritis.
4. Penguatan Tata Kelola Kurikulum
Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut.
a. Penguatan tata kerja guru lebih bersifat kolaboratif;
b. Penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala sekolah
sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan
c. Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses pembelajaran.
5. Penguatan Materi
Penguatan materi dilakukan dengan cara pengurangan materi yang tidak relevan serta
pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik.
6. Karakteristik Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut.
a. Mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual dan sosial,pengetahuan,dan keterampilan,
serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;
b. Menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakatyangmemberikan pengalaman belajar agar
peserta didik mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan
memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;
c. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan
keterampilan;
d. Mengembangkan kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti kelas yang dirinci
lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;
e. Mengembangkan Kompetensi Inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements)
Kompetensi Dasar. Semua Kompetensi Dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk
mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam Kompetensi Inti;
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015
14 Mata Pelajaran PPKn
f. Mengembangkan Kompetensi Dasar berdasar pada prinsip akumulatif, saling memperkuat
(reinforced) dan memperkaya (enriched) antar-mata pelajaran dan jenjangpendidikan (organisasi
horizontal dan vertikal).
B. Elemen Perubahan Kurikulum 2013
Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh
wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.Standar nasional pendidikan terdiri atas
standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar kependidikan, standar sarana
dan prasarana, standar pembiayaan, standar penilaian pendidikan (UU No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional).
Di dalam kerangka pengembangan kurikulum 2013, dari 8 satandar nasional pendidikan seperti
yang tertuang di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, hanya 4 standar yang
mengalami perubahan yang signifikan, seperti yang tertuang di dalam matriks berikut ini.
2
Elemen Perubahan
Standar
Kompetensi Lulusan
Standar Proses
Standar Isi Standar Penilaian
Elemen Perubahan
1. Standar Kompetensi Lulusan
Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar Kompetensi Lulusan digunakan
sebagai acuanutama pengembanganstandarisi,standarproses,standarpenilaian pendidikan,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, dan standar pembiayaan.Standar Kompetensi Lulusanterdiri atas kriteria
kualifikasi kemampuan peserta didikyang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan
masa belajarnya disatuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
a. Kompetensi Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A
Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A memiliki sikap,pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut.
SD/MI/SDLB/Paket A
Dimensi Kualifikasi Kemampuan
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak
mulia,berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawabdalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungansosial danalam di lingkungan rumah,
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015
Mata Pelajaran PPKn 15
sekolah, dan tempat bermain.
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual dan konseptual berdasarkan rasaingin
tahunyatentang ilmu pengetahuan, teknologi,seni,dan budaya dalam
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain.
Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindakyangproduktif
dankreatifdalamranahabstrakdankonkret sesuai dengan yang ditugaskan
kepadanya.
b. Kompetensi Lulusan SMP/MTs/SMPLB/Paket B
Lulusan SMP/MTs/SMPLB/Paket B memiliki sikap, p engetahuan, dan keterampilan sebagai
berikut.
SMP/MTs/SMPLB/Paket B
Dimensi Kualifikasi Kemampuan
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikaporang beriman,
berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung
jawabdalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual,konseptual, dan prosedural dalam
ilmu pengetahuan, teknologi,seni, danbudaya dengan
wawasankemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, danperadaban
terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata.
Keterampilan Memilikikemampuan pikir dan tindak yang efektifdan
kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan
yang dipelajari disekolah dan sumber lain sejenis.
c. Kompetensi Lulusan SMA/MA/SMK/MAK/SMALB/Paket C
Lulusan SMA/MA/SMK/MAK/SMALB/Paket C memiliki sikap,pengetahuan,dan keterampilan
sebagai berikut.
SMA/MA/SMK/MAK/SMALB/Paket C
Dimensi Kualifikasi Kemampuan
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,
berakhlak mulia,berilmu,percaya diri, dan bertanggung
jawabdalamberinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alamserta dalammenempatkan diri sebagai cerminanbangsa
dalam pergaulan dunia.
Pengetahuan Memilikipengetahuanfaktual, konseptual,prosedural, dan
metakognitifdalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni,danbudaya
denganwawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015
16 Mata Pelajaran PPKn
kejadian.
Keterampilan Memilikikemampuan pikir dan tindak yang efektifdan
kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai
pengembangandariyangdipelajaridi sekolahsecaramandiri.
2. Standar Isi
Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat Kompetensi untuk
mencapai Kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
a. Tingkat Kompetensi
Tingkat kompetensi merupakan batas minimal pencapaian kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Pencapaian kompetensisikap dinyatakan dalam
deskripsi kualitastertentu, sedangkanpencapaiankompetensi pengetahuan dinyatakan
dalam skor tertentu untuk kemampuan berpikir dan dimensi pengetahuannya,
sedangkan untuk kompetensi keterampilan dinyatakan dalam deskripsi kemahiran
dan/atau skor tertentu. Pencapaian tingkat kompetensi dinyatakan dalam bentuk
deskripsi kemampuan dan/atau skor yang dipersyaratkan pada tingkat tertentu.
Tingkat kompetensi dirumuskan berdasarkan kriteria tingkat perkembangan peserta
didik, kualifikasi kompetensi Indonesia, dan penguasaan kompetensi berjenjang.
Tingkat kompetensi terdiri atas delapan (8) jenjang yang harus dicapai oleh peserta
didik secara bertahap dan berkesinambungan.
Tingkat pencapaian KI dan KD berbeda untuk setiap satuan tingkat pendidikan mulai
dari SD/MIkelas awal (I–III) dan kelas atas (IV–VI), SMP/MTs kelas VII-IX, dan
SMA/SMK/MA kelas X -XII.
Tingkat pencapaian kompetensi ditentukan sebagai berikut.
No. Tingkat Kompetensi Tingkat Kelas
1. Tingkat 0 TK/RA
2. Tingkat 1
Kelas I SD/MI/SDLB/PAKET A
Kelas II SD/MI/SDLB/PAKET A
3. Tingkat 2
Kelas III SD/MI/SDLB/PAKET A
Kelas IVSD/MI/SDLB/PAKET A
4. Tingkat 3
Kelas V SD/MI/SDLB/PAKET A
Kelas VI SD/MI/SDLB/PAKET A
5. Tingkat 4
Kelas VII SMP/MTs/SMPLB/PAKET B
Kelas VIII SMP/MTs/SMPLB/PAKET B
6. Tingkat 4A Kelas IX SMP/MTs/SMPLB/PAKET B
7. Tingkat 5 Kelas X SMA/MA/SMAL B/SMK/MAK/ PAKET C/PAKET C
KEJURUAN
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015
Mata Pelajaran PPKn 17
Kelas XI SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/ PAKET C/PAKET C
KEJURUAN
8. Tingkat 6 Kelas XII SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/PAKET C/PAKET C
KEJURUAN
Berdasarkan tingkat kompetensi tersebut ditetapkan kompetensi yang bersifat
generik yang selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan
kompetensi yang bersifat spesifik dan ruang lingkup materi untuk setiap muatan
kurikulum
b. Ruang Lingkup Materi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran penyempurnaan
dari mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang semula dikenal dalam Kurikulum 2006.
Penyempurnaan tersebut dilakukan atas dasar pertimbangan (1) Pancasila sebagai dasar negara dan
pandangan hidup bangsa diperankan dan dimaknai sebagai entitas inti yangmenjadi s umber rujukan dan
criteria keberhasilan pencapaian tingkat kompetensi dan pengorganisasian dari keseluruhan ruang
lingkup mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan; (2) substansi dan jiwa Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945, nilai dan semangat Bhinneka Tunggal Ika, dan
komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia ditempatkan sebagai bagian integral dari Pendidikan
Pancasiladan Kewarganegaraan,yangmenjadi wahana psikologis-pedagogispembangunan warganegara
Indonesia yang berkarakter Pancasila.
Bertolak dari berbagai kajian secara filosofis, sosiologis, yuridis, dan paedagogis, mata pelajaran PPKn
dalam Kurikulum 2013 secara utuh memiliki karakteristik sebagai berikut.
1) Nama mata pelajaran yang semula Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) telah diubah menjadi
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).
2) Mata pelajaran PPKn berfungsi sebagai mata pelajaran yang memiliki misi pengokohan kebangsaan
dan penggerak pendidikan karakter.
3) Kompetensi Dasar (KD) PPKn dalam bingkai kompetensi inti (KI) yang secara psikologis-pedagogis
menjadi pengintergrasi kompetensi peserta didik secara utuh dan koheren dengan penanaman,
pengembangan, dan/atau penguatan nilai dan moral Pancasila; nilai dan norma UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945; nilai dan semangat Bhinneka Tunggal Ika; serta wawasan dan
komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4) Pendekatan pembelajaran berbasis proses keilmuan (scientific approach) yang dipersyaratkan dalam
kurilukum 2013 memusatkan perhatian pada proses pembangunan pengetahuan (KI -3),
keterampilan (KI–4), sikap spiritual (KI-1) dan sikap sosial (KI-2) melalui transformasi pengalaman
empirik dan pemaknaan konseptual.
Tujuan
Sesuai dengan PP Nomor 32 Tahun 2013 Penjelasan Pasal 77 b Ayat (1) Huruf ditegaskan
bahwa Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi
manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam konteks nilai dan moral
Pancasila, kesadaran berkonstitusi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945,
nilai dan semangat Bhinneka Tunggal Ika, serta komitmen Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Secara umum tujuan mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan pada
jenjangpendidikan dasar dan menengah adalah mengembangkan potensi peserta didik dalam
seluruh dimensi kewarganegaraan, yakni (1) sikap kewarganegaraan termasuk keteguhan,
komitmen dan tanggung jawab kewarganegaraan (civic confidence, civic committment, and
civic responsibility); (2) pengetahuan kewarganegaraan; (3) keterampilan kewarganegaraan
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015
18 Mata Pelajaran PPKn
termasuk kecakapan dan partisipasi kewarganegaraan (civic competence and civic
responsibility).
Secara khusus Tujuan PPKn yang berisikan keseluruhan dimensi tersebut dimaksudkan agar
peserta didikpeserta didik memiliki kemampuan berikut:
1) menampilkan karakter yang mencerminkan penghayatan, pemahaman, dan pengamalan
nilai dan moral Pancasila secara personal dan sosial;
2) memiliki komitmen konstitusional yang ditopang oleh sikap positif dan pemahaman utuh
tentang Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
3) berpikir secara kritis,rasional,dan kreatif serta memiliki semangat kebangsaan serta cinta
tanah air yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila, Undang Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, semangat Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan
4) berpartisipasi secara aktif, cerdas, dan bertanggung jawab sebagai anggota masyarakat,
tunas bangsa,dan warga negara sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang hidup bersama dalam berbagai tatanan sosial Budaya
Tujuan akhir dari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah terwujudnya warga
negara yang cerdas dan baik, yakni warga negara yang bercirikan tumbuhkembangnya
kepekaan, ketanggapan, kritisasi, dan kreativitas sosial dalam konteks kehidupan
bermasyarakat,berbangsa,dan bernegara secara tertib, damai,dan kreatif, sebagai cerminan
dan pengejawantahan nilai, norma dan moral Pancasila. Peserta didik dikondisikan untuk
selalu bersikap kritis dan berperilaku kreatif sebagai anggota keluarga, warga sekolah,
anggota masyarakat, warga negara, dan umat manusia di lingkungannya secara cerdas dan
baik.Proses pembelajaran diorganisasikan dalam bentuk belajar sambil berbuat (learning by
doing), belajar memecahkan masalah sosial (social problem solving learning), belajar melalui
perlibatan sosial (socio participatory learning), dan belajar melalui interaksi sosial-kultural
sesuai dengan konteks kehidupan masyarakat.
Ruang Lingkup Materi PPKn Kelas XII
Untuk mencapai efektivitas dan optimalisasi pelaksanaan pembelajaran, pemerintah melalui
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan buku teks pelajaran PPKn Kelas XII.
Berdasarkan jumlah KD terutama yang terkait dengan penjabaran KI-3, ruang lingkup materi
pelajaran yangterdapatdalambuku teks Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas XII terdiri dari 7 (tujuh) Bab, yaitu sebagai berikut .
Bab 1 : Kasus-Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia dalam Perspektif Pancasila
Bab 2 : Pengelolaan Keuangan Negara dan Kekuasaan Kehakiman
Bab 3 : Dinamika Pengelolaan Kekuasaan Negara Di Pusat dan Daerah dalam Mewujudkan
Tujuan Negara Indonesia
Bab 4 : Kasus-Kasus Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara
Bab 5 : Peran Indonesia dalam Hubungan Internasional
Bab 6 : Strategi Indonesia dalam Menyelesaikan Ancaman terhadap Negara
Bab 7 : Dinamika Peyelenggaraan Negara dalam Konteks NKRI dan Negara Federal
3. Standar Proses
Standar Prosesadalahkriteriamengenai pelaksanaanpembelajaranpadasatusatuanpendidikan
untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan. Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, nantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandiriansesuaidenganbakat,minat, danperkembanganfisik serta psikologis peserta didik.
Untuk itusetiapsatuanpendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015
Mata Pelajaran PPKn 19
pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitasketercapaian kompetensi lulusan.
Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi maka prinsip pembelajaran yang
digunakan:
a. dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu;
b. dari guru sebagai satu-satunya sumbe belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar;
c. dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan
ilmiah;
d. dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi;
e. dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;
f. dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan
jawaban yang kebenarannya multi dimensi;
g. dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;
h. peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental
(softskills);
i. pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai
pembelajar sepanjang hayat;
j. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan(ing ngarso sung
tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas
peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani);
k. Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;
l. Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa,
dan di mana saja adalah kelas.
m. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pembelajaran; dan
n. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik.
Terkait dengan prinsip di atas, dikembangkan standar proses yang mencakup perencanaan
prosespembelajaran,pelaksanaanproses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan
pengawasanprosespembelajaran. Karakteristikpembelajaranpadasetiapsatuanpendidikan
terkait erat pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan
memberikankerangkakonseptual tentangsasaranpembelajaranyangharusdicapai. Standar
Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang
diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi. Sesuai dengan Standar
Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan.
Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang
berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas“ menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, dan mengamalkan ”Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas“ mengingat,
memahami, menerapkan,menganalisis, mengevaluasi, mencipta. Keterampilan diperoleh
melalui aktivitas“ mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta”.
Karaktersitik kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta
mempengaruhi karakteristik standar proses. Untuk memperkuat pendekatan ilmiah
(scientific),tematik terpadu (tematik antarmata pelajaran), dan tematik (dalam suatu mata
pelajaran) perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015
20 Mata Pelajaran PPKn
(discovery/inquiry learning). Untuk mendorong kemampuan peserta didik untuk
menghasilkankaryakontekstual,baikindividual maupun kelompok maka sangat disarankan
menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan
masalah (project based learning).
Rincian gradasi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Menerima Mengingat Mengamati
Menjalankan Memahami Menanya
Menghargai Menerapkan Mencoba
Menghayati, Menganalisis Menalar
Mengamalkan Mengevaluasi Menyaji
Mencipta
Karakteristik proses pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik kompetensi.
Pembelajaran tematik terpadu di SD/MI/SDLB/Paket A disesuaikan dengan tingkat
perkembangan peserta didik. Karakteristik proses pembelajaran disesuaikan dengan
karakteristik kompetensi. Pembelajaran tematik terpadu di SMP/MTs/SMPLB/Paket B
disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik. Proses pembelajaran di
SMP/MTs/SMPLB/Paket B disesuaikan dengan karakteristik kompetensi yang mulai
memperkenalkan mata pelajaran dengan mempertahankan tematik terpadu pada IPA dan
IPS.
KarakteristikprosespembelajarandiSMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C/ Paket C Kejuruan
secara keseluruhan berbasis mata pelajaran, meskipun pendekatan tematik masih
dipertahankan. Standar Proses pada SDLB, SMPLB, dan SMALB diperuntukkan bagi tuna
netra, tuna rungu, tuna daksa, dan tuna laras yang intelegensinya normal.
Secara umumpendekatanbelajaryangdipilihberbasis pada teori tentang taksonomi tujuan
pendidikan yang dalam lima dasawarsa terakhir yang secara umum sudah dikenal luas.
Berdasarkan teori taksonomi tersebut capaian pembelajaran dapat dikelompokkan dalam
tiga ranahyakni:ranah kognitif, affektif dan psikomotor. Penerapan teori taksonomi dalam
tujuanpendidikandiberbagai negara dilakukan secara adaptif sesuai dengan kebutuhannya
masing-masing. Undang-UndangNomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
telahmengadopsi taksonomi dalambentukrumusansikap,pengetahuan, dan keterampilan.
Proses pembelajaran sepenuhnya diarahkan pada pengembangan ketiga ranah tersebut
secara utuh/holistik, artinya pengembangan ranah yang satu tidak bisa dipisahkan dengan
ranah lainnya. Dengan demikian proses pembelajaran secara utuh melahirkan kualitas
pribadi yang mencerminkan keutuhan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015
Mata Pelajaran PPKn 21
4. Standar Penilaian
Standar PenilaianPendidikanadalahkriteriamengenai mekanisme, prosedur,daninstrumen
penilaian hasil belajar Peserta Didik. Penilaian dalam proses pendidikan merupakan
komponen yang tidak dapat dipisahkan dari komponen lainnya khususnya pembelajaran.
Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajarpesertadidik. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan untuk
memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara
berkesinambungan.Penegasan tersebut termaktub dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
StandarNasional Pendidikan. Penilaian hasil belajarolehpendidik memiliki peran antara lain
untuk membantu peserta didik mengetahui capaian pembelajaran (learning outcomes).
Berdasarkan penilaian hasil belajar oleh pendidik, pendidik dan peserta didik dapat
memperoleh informasi tentang kelemahan dan kekuatan pembelajaran dan belajar.
Denganmengetahui kelemahandankekuatannya, pendidik dan peserta didik memiliki arah
yang jelasmengenai apa yang harus diperbaikidan dapat melakukan refleksi mengenai apa
yang dilakukannya dalam pembelajaran dan belajar. Selain itu bagi peserta didik
memungkinkanmelakukanprosestransfercara belajartadi untuk mengatasi kelemahannya
(transfer oflearning). Sedangkan bagi guru, hasil penilaian hasil belajar oleh pendidik
merupakan alat untuk mewujudkan akuntabilitas profesionalnya, dan dapat juga
digunakan sebagai dasar dan arah pengembangan pembelajaran remedial atau program
pengayaan bagi pesertadidik yangmembutuhkan, serta memperbaiki rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dan proses pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Pelaksanaan penilaian hasil belajar oleh pendidik merupakan wujud pelaksanaan tugas
profesional pendidik sebagaimana termaktub dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005
tentang Guru dan Dosen. Penilaian hasil belajaroleh pendidik tidak terlepas dari proses
pembelajaran. Oleh karena itu, penilaian hasil belajar oleh pendidik menunjukkan
kemampuan guru sebagai pendidik profesional.
Dalam konteks pendidikan berdasarkan standar (standard-based education), kurikulum
berdasarkan kompetensi (competency-based curriculum), dan pendekatan belajar tuntas
(mastery learning) penilaian proses dan hasil belajar merupakan parameter tingkat
pencapaiankompetensiminimal.Untukitu, berbagai pendekatan, strategi, metode, teknik,
dan model pembelajaran perludikembangkanuntuk memfasilitasi peserta didik agar mudah
dalam belajar dan mencapai keberhasilan belajar secara optimal.
Kurikulum 2013 mempersyaratkan penggunaan penilaian autentik (authentic assesment).
Secara paradigmatik penilaian autentik memerlukan perwujudan pembelajaran autentik
(authentic instruction) dan belajar autentik(authentic learning). Hal ini diyakini bahwa
penilaian autentik lebih mampu memberikan informasi kemampuan peserta didik secara
holistik dan valid.
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015
22 Mata Pelajaran PPKn
1.2 Permendikbud Perangkat Kurikulum 2013
Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah
hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar
kompetensilulusan,standarisi,standarproses,standarkependidikan,standarsarana dan prasarana,
standar pembiayaan, standar penilaian pendidikan (UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional). Dalam kerangka pengembangan Kurikulum 2013, dari 8 standar nasional
pendidikan seperti yang tertuang di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, hanya 4
standar yangmengalami perubahan yang signifikan, yaitu Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi,
Standar Proses, dan Standar Penilaian. Perubahan pada keempat standar tersebut berakibat pada
perubahan pada peraturan perundang-undangannya. Dengan berlakunya Kurikulum 2013 maka
diterbitkanlahPeraturanPemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan
atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagai
pelengkap dari Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
PeraturanyangberkaitandenganpelaksanaanKurikulum2013 selainPeraturanPemerintahRepublik
Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentangStandarNasional PendidikanjugadikeluarkanbeberapaPeraturanMenteri Pendidikan
dan Kebudayaan sebagai acuan dalam melaksanakan Kurikulum 2013. Berikut daftar Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang berkaiatan dengan Kurikulum 2013.
1. PermendikbudNo.34Tahun 2014 tentangPembelianBukuKurikulum2013 olehSekolah
2. PermendikbudNo.38Tahun 2014 tentang Buku TeksPelajarandanBukuPanduanGuru untuk
SekolahDasar
3. PermendikbudNo.40Tahun 2014 tentangKerangkaDasar dan StrukturKurikulumSekolah
MenengahAtasLuar Biasa
4. PermendikbudNo.51Tahun 2014 tentangBukuTeksPelajaran danBuku PanduanGuruuntuk
SekolahMenengahAtasLuarBiasa
5. PermendikbudNo.53Tahun 2014 tentangPerubahanatasPeraturanMenteri Pendidikandan
KebudayaanNomor34 Tahun 2014 tentangPembelianBukuKurikulum2013 olehSekolah
6. PermendikbudNo.57Tahun 2014 tentangKurikulum2013 SekolahDasar/MadrasahIbtidaiyah
7. PermendikbudNo.58Tahun 2014 tentangKurikulum2013 SekolahMenengahPertama/
Madrasah Tsanawiyah
8. PermendikbudNo.59Tahun 2014 tentangKurikulum2013 SekolahMenengahAtas/Madrasah
Aliyah
9. PermendikbudNo.60Tahun 2014 tentangKurikulum2013 SekolahMenengah
Kejuruan/MadrasahAliyahKejuruan
10. PermendikbudNo.61Tahun 2014 tentang KurikulumTingkatSatuanPendidikanpada
PendidikanDasardanPendidikanMenengah
11. PermendikbudNo.62Tahun 2014 tentang KegiatanEkstrakurikulerpadaPendidikanDasardan
PendidikanMenengah
12. PermendikbudNo.63Tahun 2014 tentangPendidikanKepramukaansebagai Kegiatan
EkstrakurikulerWajibpadaPendidikanDasardanPendidikanMenengah
13. PermendikbudNo.64Tahun 2014 tentangPeminatanpadaPendidikanMenengah
14. PermendikbudNo.65Tahun 2014 tentangBukuTeksPelajarandanBuku PanduanGuru
Kurikulum2013 KelompokPeminatanPendidikanMenengahyangMemenuhi SyaratKelayakan
untukDigunakandalamPembelajaran
15. PermendikbudNo.68Tahun 2014 tentangPeranGuru Teknologi InformasidanKomunikasi dan
Guru KeterampilanKomputerdanPengelolaanInformasi dalamImplementasi Kurikulum2013
HO-1.2
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015
Mata Pelajaran PPKn 23
16. PermendikbudNo.78Tahun 2014 tentang Tatacara PembayaranBukuKurikulum2013 Oleh
SekolahyangDibiayai DanaBantuanOperasional SekolahdanBantuanSosial Buku
17. PermendikbudNo.79Tahun 2014 tentangMuatan Lokal Kurikulum2013
18. PermendikbudNo. 98Tahun 2014 tentangStandarKualifikasiAkademikdanKompetensi Penilik
19. Permendikbud No.100 Tahun2014 tentang PenyediaanBukuKurikulum2013 SemesterII
Tahun Ajaran2014/2015
20. PermendikbudNo.103Tahun2014 tentangPembelajaranpada Dikdasmen
21. PermendikbudNo.104Tahun2014 tentangPenilaianHasil BelajarolehPendidikpada
PendidikanDasardanPendidikanMenengah
22. PermendikbudNo.105 Tahun2014 tentangPendampinganPelaksanaanKurikulum2013 pada
PendidikanDasardanPendidikanMenengah
23. PermendikbudNo.107 Tahun2014 tentangKonversi Nilai Hasil BelajardanMatrikulasi Mata
Pelajaran Bagi PesertaDidikdari SistemPendidikanNegaraLainatauSistemPendidikan
Internasional ke dalamSistemPendidikanNasional padaJenjang Dikdasmen
24. PermendikbudNo.111 Tahun2014 tentang Bimbinganpada Dikdasmen
25. PermendikbudNo.160 Tahun 2014 tentangPemberlakuanKurikulumTahun2006 dan
Kurikulum2013
Dari sekian banyak Peraturan Menteri yang dikeluarkan paling tidak guru sebagai ujung tombak
pelaksana Kurikulum 2013 harus menguasai beberapa Permen yang terkait langsung dengan
pelaksanaan Kurikulum 2013. Permen tersebut adalah:
1. PermendikbudNo.54Tahun 2013 tentangStandarKompetensi Lulusan
2. PermendikbudNo.57Tahun 2014 tentangKurikulum2013 SekolahDasar/MadrasahIbtidaiyah
3. Permendikbud No.58 Tahun2014 tentangKurikulum2013 Sekolah Menengah
Pertama/MadrasahTsanawiyah
4. PermendikbudNo.59Tahun 2014 tentangKurikulum2013 SekolahMenengahAtas/Madrasah
Aliyah
5. PermendikbudNo.60Tahun 2014 tentangKurikulum2013 SekolahMenengah
Kejuruan/MadrasahAliyahKejuruan
6. PermendikbudNo.103 Tahun2014 tentangPembelajaranpadaPendidikan Dasardan
Menengah
7. PermendikbudNo.104 Tahun2014 tentangPenilaianHasil belajarolehPendidikpada
PendidikanDasardanPendidikanMenengah
Keterkaitan antara Perubahan Kurrikulum 2013 dengan Peraturan Menteri yang terkait dengan
pelaksanaan Kurikulum 2013 dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN STANDAR PROSES
STANDAR ISI STANDAR PENILAIAN
Permendikbud No. 57,
58,59,60 Tahun 2014
Permendikbud No. 103
Tahun 2014
Permendikbud No. 104
Tahun 2014
Permendikbud No.54
Tahun 2013
Elemen Perubahan
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015
24 Mata Pelajaran PPKn
1.3 Pendekatan Saintifik, dan Penilaian Autentik
A. PENDEKATAN SAINTIFIK
1. Esensi Pendekatan Saintifik/ Pendekatan Ilmiah
Pembelajaran adalah proses interaksi antarpeserta didik, antara peserta didik dengan tenaga
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.Pembelajaran merupakan suatu
prosespengembanganpotensi danpembangunankaraktersetiappesertadidiksebagaihasil dari
sinergi antarapendidikanyangberlangsungdi sekolah,keluargadanmasyarakat.Prosestersebut
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka
menjadi kemampuanyangsemakinlama semakin meningkat dalam sikap (spiritual dan sosial),
pengetahuan,danketerampilanyangdiperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat,
berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia.
Peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah,
mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Untuk itu pembelajaran harus berkenaan
dengankesempatan yang diberikan kepada peserta didik untukmengkonstruksi pengetahuan
dalam proseskognitifnya. Agar benar- benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan,
peserta didik perlu didorong untuk bekerja memecahkan masalah, menemukan segala
sesuatu untuk dirinya, dan berupaya keras mewujudkan ide- idenya.
Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik atau pendekatan
berbasisproseskeilmuan.Pendekatan saintifik dapat menggunakan beberapa strategi seperti
pembelajaran kontekstual. Model pembelajaran merupakan suatu bentuk pembelajaran yang
memilikinama,ciri,sintak, pengaturan, dan budaya misalnya discovery learning, project-based
learning, problem-based learning, inquiry learning.
Kurikulum 2013 menggunakan modus pembelajaran langsung (direct instructional) dan tidak
langsung (indirect instructional). Pembelajaran langsung adalah pembelajaran yang
mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan menggunakan
pengetahuan peserta didik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang
dalam silabus dan RPP. Dalam pembelajaran langsung peserta didik melakukan kegiatan
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi, dan
mengomunikasikan. Pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan
langsung, yang disebut dengan dampak pembelajaran (instructional effect).
Pembelajaran tidak langsung adalah pembelajaran yang terjadi selama proses pembelajaran
langsung yang dikondisikan menghasilkandampakpengiring(nurturanteffect).Pembelajaran
tidaklangsungberkenaandenganpengembangannilai dansikapyangterkandungdalamKI-1dan
KI-2. Hal ini berbeda dengan pengetahuan tentang nilai dan sikap yang dilakukan dalam proses
pembelajaranlangsungolehmatapelajaranPendidikanAgamadanBudi Pekerti sertaPendidikan
PancasiladanKewarganegaraan. Pengembangan nilai dan sikap sebagai proses pengembangan
moral dan perilaku,dilakukanolehseluruhmatapelajarandandalamsetiapkegiatanyangterjadi
di kelas,sekolah,danmasyarakat.Olehkarena itu, dalam proses pembelajaran Kurikulum 2013,
semuakegiatanintrakurikuler,kokurikuler, danekstrakurikulerbaikyangterjadi di kelas,sekolah,
HO-1.3
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015
Mata Pelajaran PPKn 25
dan masyarakat (luar sekolah) dalam rangka mengembangkan moral dan perilaku yang terkait
dengan nilai dan sikap.
Pendekatan pembelajaran merupakan cara pandang pendidik yang digunakan untuk
menciptakanlingkunganpembelajaranyangmemungkinkanterjadinyaprosespembelajaran dan
tercapainya kompetensi yang ditentukan. Strategi pembelajaran merupakan langkah-langkah
sistematikdansistemik yang digunakan pendidik untuk menciptakan lingkungan pembelajaran
yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran dan tercapainya kompetensi yang
ditentukan.Modelpembelajaran merupakankerangkakonseptual danoperasional pembelajaran
yang memiliki nama, ciri, urutan logis, pengaturan, dan budaya. Metode pembelajaran
merupakan cara atau teknik yang digunakan oleh pendidik untuk menangani suatu kegiatan
pembelajaran yang mencakup antara lain ceramah, tanya-jawab, diskusi.
Dalam mengimplementasikan pendekatan saintifik, materi pembelajaran berbasis pada fakta
atau fenomenayangdapatdijelaskandenganlogikaataupenalarantertentu;bukansebataskira-
kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi
edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau
penalaranyangmenyimpangdari alurberpikirlogis.Mendorongdanmenginspirasi siswaberpikir
secara kritis,analistis,dantepatdalammengidentifikasi,memahami,memecahkanmasalah, dan
mengaplikasikanmateripembelajaran.Berbasispadakonsep, teori,danfaktaempirisyangdapat
dipertanggungjawabkan.
Langkah-langkah pembelajaran:
Prosespembelajaranmenyentuhtigaranah, yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Hasil
belajarmelahirkanpesertadidikyangproduktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan
sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Ranah sikap menggamit transformasi
substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa.” Ranah keterampilan menggamit
transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”. Ranah
pengetahuanmenggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa.”
Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi
manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk
hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
Pelaksanaan pendekatan saintifik/pendekatan berbasis proses keilmuan merupakan
pengorganisasianpengalamanbelajardenganurutanlogismeliputi prosespembelajaran melaui:
a. Mengamati;
b. Menanya;
c. Mengumpulkan informasi/mencoba;
d. Menalar/mengasosiasi; dan
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015
26 Mata Pelajaran PPKn
e. Mengomunikasikan.
Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang
memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan penalaran induktif (inductive
reasoning) dibandingkan dengan penalaran deduktif (deductive reasoning). Penalaran deduktif
melihatfenomenaumumuntukkemudianmenariksimpulanyangspesifik. Sebaliknya,penalaran
induktif memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik simpulan secara
keseluruhan.
2. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah
Pendekatan saintifik meliputi lima pengalaman belajar sebagaimana tercantum dalam tabel
berikut.
Tabel 1: Deskripsi Langkah Pembelajaran*)
Langkah Pembelajaran Deskripsi Kegiatan BentukHasil Belajar
Mengamati
(observing)
Mengamati dengan indra
(membaca, mendengar,
menyimak, melihat, menonton,
dan sebagainya) dengan atau
tanpa alat
Perhatian pada waktu mengamati
suatu objek/membaca suatu
tulisan/mendengar suatu penjelasan,
catatan yang dibuat tentang yang
diamati, kesabaran, waktu (on task)
yang digunakan untuk mengamati
Menanya
(questioning)
Membuat dan mengajukan
pertanyaan, tanya jawab,
berdiskusi tentang informasi
yang belum dipahami,informasi
tambahan yang ingin diketahui,
atau sebagai klarifikasi.
Jenis, kualitas, dan jumlah
pertanyaan yang diajukan peserta
didik (pertanyaan faktual,
konseptual, prosedural, dan
hipotetik)
Mengumpulkan
informasi/mencoba
(experimenting)
Mengeksplorasi, mencoba,
berdiskusi,mendemonstrasikan,
meniru bentuk/gerak,
melakukan eksperimen,
membaca sumber lain selain
buku teks, mengumpulkan data
dari nara sumber melalui
angket, wawancara, dan
Jumlah dan kualitas sumber yang
dikaji/digunakan, kelengkapan
informasi, validitas informasi yang
dikumpulkan, dan instrumen/alat
yang digunakan untuk
mengumpulkan data.
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015
Mata Pelajaran PPKn 27
Langkah Pembelajaran Deskripsi Kegiatan BentukHasil Belajar
memodifikasi/ menambahi/
mengembangkan
Menalar/Mengasosiasi
(associating)
Mengolah informasi yang sudah
dikumpulkan,menganalisis data
dalam bentuk membuat
kategori, mengasosiasi atau
menghubungkan
fenomena/informasi yang
terkait dalam rangka
menemukan suatu pola, dan
menyimpulkan
Mengembangkan interpretasi,
argumentasi dan kesimpulan
mengenai keterkaitan informasi dari
dua fakta/konsep, interpretasi
argumentasi dan kesimpulan
mengenai keterkaitan lebih dari dua
fakta/konsep/teori,
menyintesis dan argumentasi serta
kesimpulan keterkaitan antarberbagai
jenis fakta/konsep/teori/ pendapat;
mengembangkan interpretasi, struktur
baru, argumentasi, dan kesimpulan
yang menunjukkan hubungan
fakta/onsep/teori dari dua sumber
atau lebih yang tidak bertentangan;
mengembangkan interpretasi, struktur
baru,argumentasi dan kesimpulan dari
konsep/ teori/ yang berbeda dari
berbagai jenis sumber.
Mengomunikasikan
(communicating)
Menyajikan laporan dalam
bentuk bagan,diagram, atau
grafik; menyusun laporan
tertulis; dan menyajikan laporan
meliputi proses, hasil, dan
kesimpulan secara lisan
Menyajikan hasilkajian (dari
mengamatisampai menalar) dalam
bentuk tulisan, grafis, media
elektronik, multi media dan lain-lain
a. Mengamati
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull
learning). Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta
didik, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode
observasi pesertadidikmenemukanfakta bahwa ada hubungan antara objek yang dianalisis
dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru. Kegiatan mengamati dalam
pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut ini.
1) Menentukan objek apa yang akan diobservasi
2) Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi
3) Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun
sekunder
4) Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015
28 Mata Pelajaran PPKn
5) Menentukansecarajelasbagaimanaobservasiakandilakukanuntukmengumpulkandata
agar berjalan mudah dan lancar
6) Menentukancara danmelakukanpencatatanatashasil observasi ,seperti menggunakan
buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya.
Secara lebih luas, alat atau instrumen yang digunakan dalam melakukan observasi, dapat
berupa daftar cek (checklist), skala rentang (rating scale), catatan anekdotal (anecdotal
record), catatan berkala, dan alat mekanikal (mechanical device). Daftar cek dapat berupa
suatu daftar yang berisikan nama-nama subjek, objek, atau faktor- faktor yang akan
diobservasi. Skala rentang , berupa alat untuk mencatat gejala atau fenomena menurut
tingkatannya.
b. Menanya
Pada kurikulum 2013 kegiatan menanya diharapkan muncul dari siswa. Kegiatan belajar
menanya dilakukan dengan cara: mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak
dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan
tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang
bersifat hipotetik). Menanya dapat juga tidak diungkapkan, tetapi dapat saja ada di dalam
pikiran peserta didik. Untuk memancing peserta didik mengungkapkannya guru harus
member kesempatan mereka untuk mengungkapkan pertanyaan. Kegiatan bertanya oleh
guru dalam pembelajaran juga sangat penting, sehingga tetap harus dilakukan.
Fungsi bertanya
1) Membangkitkanrasaingintahu,minat,danperhatian peserta didik tentang suatu tema
atau topik pembelajaran.
2) Mendorongdan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan
pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.
3) Mendiagnosiskesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan ancangan untuk
mencari solusinya.
4) Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas substansi pembelajaran
yang diberikan.
5) Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan pertanyaan,
dan memberi jawabansecara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan
benar.
6) Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan
kemampuan berpikir, dan menarik simpulan.
7) Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau
gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup
berkelompok.
8) Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam merespon
persoalan yang tiba-tiba muncul.
9) Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati satu
sama lain.
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015
Mata Pelajaran PPKn 29
Kriteria pertanyaan yang baik
Kriteria pertanyaan yang baik adalah: singkat dan jelas, menginspirasi jawaban, memiliki
fokus, bersifat probing atau divergen, bersifat validatif atau penguatan, memberi
kesempatan peserta didik untuk berpikir ulang, merangsang peningkatan tuntutan
kemampuan kognitif, merangsang proses interaksi
Tingkatan Pertanyaan
Pertanyaan guru yang baik dan benar menginspirasi peserta didik untuk memberikan
jawaban yang baik dan benar pula. Guru harus memahami kualitas pertanyaan, sehingga
menggambarkan tingkatan kognitif seperti apa yang akan disentuh, mulai dari yang lebih
rendahhinggayang lebih tinggi. Bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif
yang lebih rendah hingga yang lebih tinggi disajikan berikut ini.
Tingkatan Subtingkatan Kata-kata kunci pertanyaan
Kognitif yang
lebih rendah
 Pengetahuan
(knowledge)
 Apa...
 Siapa...
 Kapan...
 Di mana...
 Sebutkan...
 Jodohkan...
 pasangkan...
 Persamaan kata...
 Golongkan...
 Berilah nama...
 Dll.
 Pemahaman
(comprehension)
 Terangkahlah...
 Bedakanlah...
 Terjemahkanlah...
 Simpulkan...
 Bandingkan...
 Ubahlah...
 Berikanlah interpretasi...
 Penerapan
(application
 Gunakanlah...
 Tunjukkanlah...
 Buatlah...
 Demonstrasikanlah...
 Carilah hubungan...
 Tulislah contoh...
 Siapkanlah...
 Klasifikasikanlah...
Kognitif yang
lebih tinggi
 Analisis
(analysis)
 Analisislah...
 Kemukakan bukti-
bukti…
 Mengapa…
 Identifikasikan…
 Tunjukkanlah sebabnya…
 Berilah alasan-alasan…
 Sintesis
(synthesis)
 Ramalkanlah…
 Bentuk…
 Ciptakanlah…
 Susunlah…
 Rancanglah...
 Tulislah…
 Bagaimana kita dapat
memecahkan…
 Apa yang terjadi
seaindainya…
 Bagaimana kita dapat
memperbaiki…
 Kembangkan…
 Evaluasi
(evaluation)
 Berilah pendapat…
 Alternatif mana yang
lebih baik…
 Setujukah anda…
 Kritiklah…
 Berilah alasan…
 Nilailah…
 Bandingkan…
 Bedakanlah...
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015
30 Mata Pelajaran PPKn
c. Mengumpulkan informasi/ Eksperimen (Mencoba)
Mengumpulkan informasi/ eksperimen kegiatan pembelajarannya antara lain:
1) Melakukan eksperimen;
2) Membaca sumber lain selain buku teks;
3) Mengamati objek/kejadian/aktivitas;dan
4) Wawancara dengannarasumber.
Untuk memperolehhasil belajaryangnyataatau autentik,pesertadidik harus mencoba atau
melakukanpercobaan,terutamauntukmateri atau substansi yang sesuai. Peserta didik pun
harus memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam
sekitar,sertamampumenggunakanmetode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan
masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari.
Agar pelaksanaan percobaan dapatberjalanlancar (1) Guru hendaknya merumuskan tujuan
eksperimen yanga akan dilaksanakan murid, (2) Guru bersama murid mempersiapkan
perlengkapan yang dipergunakan, (3) Perlu memperhitungkan tempat dan waktu, (4) Guru
menyediakan kertas kerja untuk pengarahan kegiatan murid, (5) Guru membicarakan
masalah yanga akan yang akan dijadikan eksperimen, (6) Membagi kertas kerja kepada
murid, (7) Murid melaksanakan eksperimen dengan bimbingan guru, dan (8) Guru
mengumpulkan hasil kerja murid dan mengevaluasinya, bila dianggap perlu didiskusikan
secara klasikal.
d. Mengasosiasi/ Mengolah informasi
Dalam kegiatan mengasosiasi/ mengolah informasi terdapat kegiatan menalar. Istilah
“menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut
dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan
pelaku aktif. Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata
empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.
Penalarandimaksudmerupakan penalaran ilmiah, meski penakaran nonilmiah tidak selalu
tidak bermanfaat.Istilah menalar di sini merupakan padanan dari associating; bukan
merupakan terjemanan dari reasonsing, meski istilah ini juga bermakna menalar atau
penalaran.Karenaitu,istilahaktivitasmenalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum
2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau
pembelajaran asosiatif.Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemamuan
mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian
memasukannya menjadi penggalan memori.
Bagaimana aplikasinya dalam proses pembelajaran? Aplikasi pengembangan aktivitas
pembelajaranuntukmeningkatkandayamenalarpeserta didik dapat dilakukan dengan cara
berikut ini.
1) Guru menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap sesuai dengan
tuntutan kurikulum.
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015
Mata Pelajaran PPKn 31
2) Guru tidakbanyakmenerapkanmetode ceramahatau metode kuliah. Tugas utama guru
adalahmemberi instruksisingkattapi jelasdengandisertai contoh-contoh,baikdilakukan
sendiri maupun dengan cara simulasi.
3) Bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau hierarkis, dimulai dari yang
sederhana (persyaratan rendah) sampai pada yang kompleks (persyaratan tinggi).
4) Kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati.
5) Seriap kesalahan harus segera dikoreksi atau diperbaiki.
6) Perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku yang diinginkan dapat menjadi
kebiasaan atau pelaziman.
7) Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang nyata atau otentik.
8) Guru mencatatsemuakemajuanpesertadidikuntukkemungkinanmemberikantindakan
pembelajaran perbaikan.
e. Mengomunikasikan
Mengomunikasikan merupakan ilmu dan praktik menyampaikan atau mentransmisikan
informasi atau aneka jenis pesan. Selama proses pembelajaran, guru secara konsisten
mengomunikasikanatau mentransmisikanpengetahuan, informasi, atau aneka baru kepada
peserta didiknya. Kegiatan mengomunikasikan merupakan proses yang kompleks. Proses
transmisi ataupenyampaianpesanyangsalahmenyebabkankomunikasi tidak akan berjalan
efektif.
Pada kontekspembelajarandenganpendekatan saintifik, mengomunikasikan mengandung
beberapa makna, antara lain: (1) mengkomunikasikan informasi, ide, pemikiran, atau
pendapat;(2) berbagi (sharing) informasi;(3) memperagakansesuatu;(4) menampilkanhasil
karya; dan (5) membangun jejaring. Mengomunikasikan juga mengandung makna: (1)
melatih keberanian, (2) melatih keterampilan berkomunikasi, (3) memasarkan ide, (4)
mengembangkan sikapsalingmemberi-menerimainformasi,(5) menghayati atau memaknai
fenemomena, (5) menghargai pendapat/karya sendiri dan orang lain, dan (6) berinteraksi
antarsejawat atau dengan pihak lain.
Seperti dijelaskan di atas, salah satu esensi
mengomunikasikan adalah membangun jejaring. Selama
proses pembelajaran, kegiatan mengomunikasikan ini
antara lain dapat dilakukan melalui model pembelajaran
kolaboratif. Pembelajaran kolaboratif merupakan suatu
filsafatpersonal,lebihdari sekadarteknikpembelajarandi
kelas-kelas sekolah. Kolaborasi esensinya merupakan
filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang menempatkan dan memaknai kerja sama
sebagai strukturinteraksi yangdirancangsecarabaikdandisengajarupauntukmemudahkan
usaha kolektif untuk mencapai tujuan bersama.
Pada pembelajaran kolaboratif kewenangan dan fungsi guru lebih bersifat direktif atau
manajerbelajar.Sebaliknya, pesertadidiklahyangharuslebihaktif.Pesertadidik berinteraksi
dengan empati, saling menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-
masing. Dengan cara semacam ini akan tumbuh rasa aman sehingga memungkin peserta
didik menghadapi aneka perubahan dan tuntutan belajar secara bersama-sama.
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015
32 Mata Pelajaran PPKn
Ada empatsifatkelasataupembelajarankolaboratif. Duasifatberkenaandenganperubahan
hubunganantara gurudan pesertadidik.Sifatketigaberkaitandenganpendekatan baru dari
penyampaian guru selama proses pembelajaran. Sifat keempat menyatakan isi kelas atau
pembelajarankolaboratif. Dengan pembelajaran kolaboratif, peserta didik memiliki ruang
gerak untuk menilai dan membina ilmu pengetahuan, pengalaman personal, bahasa
komunikasi,strategidankonseppembelajaransesuaidenganteori,sertamenautkan kondisi
sosiobudaya dengan situasi pembelajaran. Di sini, peran guru lebih banyak sebagai
pembimbingdanmanajerbelajarketimbang memberi instruksi dan mengawasi secara rijid.
Pada pembelajaran atau kelas kolaboratif, guru berbagi tugas dan kewenangan dengan
peserta didik, khususnya untuk hal-hal tertentu. Cara ini memungkinan peserta didik
menimba pengalaman mereka sendiri, berbagi strategi dan informasi, menghormati antar
sesama, mendorong tumbuhnya ide-ide cerdas, terlibat dalam pemikiran kreatif dan kritis
sertamemupukdanmenggalakkanmerekamengambil peran secara terbuka dan bermakna.
Contoh Pembelajaran Kolaboratif
Guru ingin mengajarkan tentang konsep, penggolongan sifat, fakta, atau mengulangi
informasi tentang objek. Untuk keperluan pembelajaran ini dia menggunakan media sortir
kartu (card sort). Prosedurnya dapat dilakukan seperti berikut ini.
1) Kepadapeserta didik diberikan kartu indeks yang memuat informasi atau contoh yang
cocok dengan satu atau lebih katagori.
2) Peserta didik diminta untuk mencari temannya dan menemukan orang yang memiliki
kartu dengan katagori yang sama.
3) Berikan kepada peserta didik yang kartu katagorinya sama menyajikan sendiri kepada
rekannya.
4) Selama masing-masing katagori dipresentasikan oleh peserta didik, buatlah catatan
dengan kata kunci (point) dari pembelajaran tersebut yang dirasakan penting.
Pemanfaatan internet sangat dianjurkan dalam pembelajaran atau kelas kolaboratif.
Karena memang, internet merupakan salah satu jejaring pembelajaran dengan akses dan
ketersediaan informasi yang luas dan mudah. Saat ini internet telah menyediakan diri
sebagai referensi yang murah dan mudah bagi peserta didik atau siapa saja yang hendak
mengubah wajah dunia.
Penggunaan internet disarakan makin mendesak sejalan dengan perkembangan
pengetahuan terjadi secara eksponensial. Masa depan adalah milik peserta didik yang
memiliki akses hampir ke seluruh informasi tanpa batas dan mereka yang mampu
memanfaatkan informasi diterima secepat mungkin.
B. Model-model Pembelajaran
1. Pembelajaran Berbasis Penemuan (Discovery Learning)
a. Definisi danKonsep
1) Definisi
Discoverymempunyaiprinsipyangsama dengan inkuiri (inquiry) dan Problem Solving. Tidak
ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga istilah ini, pada Discovery Learning lebih
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015
Mata Pelajaran PPKn 33
menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui,
masalah yang diperhadapkan kepada peserta didik semacam masalah yang direkayasa oleh
guru.Sedangkanpadainkuiri masalahnyabukanhasil rekayasa,sehingga peserta didik harus
mengerahkanseluruhpikiran dan keterampilannya untuk mendapatkan temuan-temuan di
dalam masalah itu melalui proses penelitian, sedangkan Problem Solving lebih memberi
tekananpada kemampuan menyelesaikan masalah. Pada Discovery Learning materi yang
akan disampaikantidakdisampaikandalambentukfinal akan tetapi peserta didik didorong
untukmengidentifikasi apayangingindiketahui dilanjutkandenganmencari informasisendiri
kemudian mengorgansasi atau membentuk (konstruktif) apa yang mereka ketahui dan
mereka pahami dalam suatu bentuk akhir.
Penggunaan Discovery Learning, ingin merubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan
kreatif.Mengubahpembelajaranyangteacheroriented ke studentoriented. Merubah modus
Ekspositorypesertadidikhanyamenerimainformasi secara keseluruhan dari guru ke modus
Discovery peserta didik menemukan informasisendiri.
2) Konsep
Di dalam proses belajar, Bruner mementingkan partisipasi aktif dari tiap peserta didik, dan
mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Untuk menunjang proses belajar
perlu lingkungan memfasilitasi rasa ingin tahu peserta didik pada tahap eksplorasi.
Lingkunganini dinamakan Discovery Learning Environment,yaitulingkungan dimana peserta
didik dapat melakukan eksplorasi, penemuan-penemuan baru yang belum dikenal atau
pengertian yang mirip dengan yang sudah diketahui. Lingkungan seperti ini bertujuan agar
peserta didik dalam proses belajar dapat berjalan dengan baik dan lebih kreatif.
Dalam Discovery Learning bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, peserta didik
dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan,
mengkategorikan,menganalisis,mengintegrasikan,mereorganisasikanbahansertamembuat
kesimpulan-kesimpulan.Brunermengatakanbahwaprosesbelajarakanberjalan dengan baik
dan kreatif jikagurumemberikankesempatankepadapesertadidikuntukmenemukansuatu
konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam
kehidupannya (Budiningsih, 2005:41). Pada akhirnya yang menjadi tujuan dalam Discovery
Learning menurutBruneradalahhendaklahgurumemberikankesempatankepada muridnya
untukmenjadi seorangproblemsolver,seorangscientist,historin,atauahli matematika. Dan
melalui kegiatantersebutpesertadidikakanmenguasainya, menerapkan, serta menemukan
hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya.
b. Langkah-langkah Operasional Implementasi dalam Proses Pembelajaran
Langkah-langkah dalam mengaplikasikan model discovery learning di kelas adalah sebagai
berikut:
1) Perencanaan
Perencanaan pada model ini meliputi hal-hal sebagai berikut.
a) Menentukan tujuan pembelajaran
b) Melakukan identifikasi karakteristik peserta didik (kemampuan awal, minat, gaya
c) belajar, dan sebagainya)
d) Memilih materi pelajaran.
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015
34 Mata Pelajaran PPKn
e) Menentukan topik-topik yang harus dipelajari peserta didik secara induktif (dari
contoh-contoh generalisasi)
f) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi,
g) tugas dan sebagainya untuk dipelajari peserta didik
h) Mengatur topik-topikpelajarandari yangsederhana ke kompleks, dari yang konkret
ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik
i) Melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik
2) Pelaksanaan
Menurut Syah (2004) dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning di kelas,ada
beberapa prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara
umum sebagai berikut.
Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan
kebingungannya dan timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Guru dapat memulai
kegiatan pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan
aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah.Stimulasi
pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat
mengembangkan dan membantu peserta didik dalam mengeksplorasi bahan.Dengan
demikianseorangGuruharusmenguasai teknik-teknik dalam memberi stimulus kepada
peserta didik agar tujuan mengaktifkan peserta didik untuk mengeksplorasi dapat
tercapai.
Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah)
Setelah dilakukan stimulation guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang relevan dengan bahan pelajaran,
kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban
sementara atas pertanyaan masalah)
Data collection (pengumpulan data)
Pada saat peserta didik melakukan eksperimen atau eksplorasi, guru memberi
kesempatan kepada para peserta didik untuk mengumpulkan informasi sebanyak-
banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis.Data dapat
diperoleh melalui membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara
sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.
Data processing (pengolahan data)
Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan
informasi yangtelahdiperolehparapesertadidikbaikmelalui wawancara,observasi,dan
sebagainya, lalu ditafsirkan.
Verification (pembuktian)
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015
Mata Pelajaran PPKn 35
Pada tahapini pesertadidikmelakukanpemeriksaansecaracermatuntuk membuktikan benar
atau tidaknya hipotesis yang telah ditetapkan, dihubungkan dengan hasil data
processing.Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan
atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau
tidak, apakah terbukti atau tidak.
Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)
Tahap generalisasi/menarikkesimpulanadalahprosesmenariksebuah kesimpulan yang dapat
dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan
memperhatikanhasil verifikasi. Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip
yang mendasari generalisasi.
3) SistemPenilaian
Dalam Model Pembelajaran Discovery, penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan tes
maupun non tes. Penilaian dapat berupa penilaian pengetahuan, keterampilan, sikap, atau
penilaian hasil kerja peserta didik.Jika bentuk penialainnya berupa penilaian pengetahuan,
maka dalam model pembelajaran discovery dapat menggunakan tes tertulis. Jika bentuk
penilaiannya menggunakan penilaian proses, sikap, atau penilaian hasil kerja peserta didik,
maka pelaksanaan penilaian dapat menggunakan contoh-contoh format penilaian sikap
seperti yang ada pada uraian penilaian proses dan hasil belajar pada materi berikutnya.
2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
ProblemBased Learning (PBL) adalahmodel pembelajaranyangdirancang agar peserta didik
mendapat pengetahuan penting, yang membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah,
dan memiliki model belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses
pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau
menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
a. Konsep
Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah modelpembelajaran yang menyajikan
masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang
menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk
memecahkanmasalahdunianyata(real world). Pembelajaran berbasis masalah merupakan
suatumodelpembelajaranyangmenantangpesertadidikuntuk“belajarbagaimana belajar”,
bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata.Masalah
yang diberikan ini digunakan untuk mengikat peserta didik pada rasa ingin tahu pada
pembelajaranyangdimaksud.Masalahdiberikankepadapesertadidik,sebelumpesertadidik
mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan.
Adalima strategi dalam menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBL) yaitu:
1) Permasalahansebagai kajian.
2) Permasalahansebagai penjajakanpemahaman
3) Permasalahansebagai contoh
4) Permasalahansebagai bagianyangtakterpisahkandari proses
5) Permasalahansebagai stimulusaktivitasautentik
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015
36 Mata Pelajaran PPKn
Peran guru, peserta didik dan masalah dalam pembelajaran berbasis masalah dapat
digambarkan sebagai berikut.
Guru sebagai Pelatih
Peserta Didik sebagai
Problem Solver
Masalah sebagai Awal
Tantangan dan Motivasi
o Asking aboutthinking (bertanya
tentangpemikiran).
o Memonitorpembelajaran.
o Probbing ( menantangpesertadidik
untukberpikir).
o Menjagaagar pesertadidikterlibat.
o Mengatur dinamikakelompok.
o Menjagaberlangsungnyaproses.
o Pesertayangaktif.
o Terlibatlangsungdalam
pembelajaran.
o Membangun
pembelajaran.
o Menarik untuk
dipecahkan.
o Menyediakan
kebutuhanyangada
hubungannyadengan
pelajaranyang
dipelajari.
Tujuan dan hasil dari model pembelajaran berbasis masalah ini adalah:
1) Keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah
Pembelajaran berbasis masalah ini ditujukan untuk mengembangkan keterampilan
berpikir tingkat tinggi.
2) Pemodelan peranan orang dewasa.
Bentukpembelajaranberbasismasalahpentingmenjembatani gap antara pembelajaran
sekolahformal denganaktivitasmental yanglebihpraktis yang dijumpai di luar sekolah.
Aktivitas-aktivitas mental di luar sekolah yang dapat dikembangkan adalah:
a) PBL mendorong kerjasama dalam menyelesaikan tugas.
b) PBL memiliki elemen-elemen magang. Hal ini mendorong pengamatan dan dialog
dengan yang lain sehingga peserta didik secara bertahap dapat memi peran yang
diamati tersebut.
c) PBL melibatkan peserta didik dalam penyelidikan pilihan sendiri, yang
memungkinkan mereka menginterpretasikan dan menjelaskan fenomena dunia
nyata dan membangun femannya tentang fenomena itu.
3) Belajar Pengarahan Sendiri (self directed learning)
Pembelajaran berbasis masalah berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus dapat
menentukansendiri apayangharusdipelajari,dandari mana informasi harus diperoleh,
di bawah bimbingan guru.
b. Model PBL mengacu pada hal-hal sebagai berikut :
1) Kurikulum: PBL tidak seperti pada kurikulum tradisional, karena memerlukan suatu
strategi sasaran di mana proyek sebagai pusat.
2) Responsibility:PBL menekankan responsibility dananswerability parapesertadidikke diri
dan panutannya.
3) Realisme:kegiatanpesertadidikdifokuskan pada pekerjaan yang serupa dengan situasi
yang sebenarnya.Aktifitasini mengintegrasikan tugas autentik dan menghasilkan sikap
profesional.
4) Active-learning: menumbuhkan isu yang berujung pada pertanyaan dan keinginan
pesertadidikuntukmenemukanjawabanyangrelevan,sehinggadengan demikian telah
terjadi proses pembelajaran yang mandiri.
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015
Mata Pelajaran PPKn 37
5) Umpan Balik:diskusi,presentasi,danevaluasi terhadapparapesertadidikmenghasilkan
umpan balik yang berharga. Ini mendorong kearah pembelajaran berdasarkan
pengalaman.
6) Keterampilan Umum: PBL dikembangkan tidak hanya pada ketrampilan pokok dan
pengetahuan saja, tetapi juga mempunyai pengaruh besar pada keterampilan yang
mendasar seperti pemecahan masalah, kerja kelompok, dan self-management.
7) Driving Questions:PBL difokuskan pada permasalahan yang memicu peserta didik
berbuat menyelesaikan permasalahan dengan konsep, prinsip dan ilmu pengetahuan
yang sesuai.
8) Constructive Investigations:sebagai titik pusat, proyek harus disesuaikan dengan
pengetahuan para peserta didik.
9) Autonomy:proyek menjadikan aktifitas peserta didik sangat penting.
c. Prinsip Proses Pembelajaran PBL
Prinsip-prinsip PBL yangharus diperhatikanmeliputi konsepdasar, pendefinisian masalah,
pembelajaran mandiri, pertukaran pengetahuan dan penilaiannya
Konsep Dasar (Basic Concept)
Pada pembelajaranini fasilitatordapatmemberikankonsep dasar, petunjuk, referensi, atau
linkdanskill yangdiperlukandalampembelajarantersebut.Hal ini dimaksudkanagarpeserta
didik lebih cepat mendapatkan ‘peta’ yang akurat tentang arah dan tujuan pembelajaran.
Konsepyangdiberikantidakperludetail,diutamakandalambentukgarisbesarsaja,sehingga
peserta didik dapat mengembangkannya secara mandiri secara mendalam.
Pendefinisian Masalah (Defining the Problem)
Dalam langkah ini fasilitator menyampaikan skenario atau permasalahan dan dalam
kelompoknya peserta didik melakukan berbagai kegiatan. Pertama, brainstormingdengan
cara semua anggota kelompok mengungkapkan pendapat, ide, dan tanggapan terhadap
skenariosecarabebas,sehinggadimungkinkanmuncul berbagai macamalternatif pendapat.
Kedua, melakukan seleksi untuk memilih pendapat yang lebih fokus. ketiga, menentukan
permasalahan dan melakukan pembagian tugas dalam kelompok untuk mencari referensi
penyelesaian dari isu permasalahan yang didapat. Fasilitator memvalidasi pilihan-pilihan
yang diambil pesertadidik yangakhirnya diharapkanmemiliki gambaran yang jelas tentang
apa saja yangmerekaketahui,apasajayang merekatidakketahui,danpengetahuanapasaja
yang diperlukan untuk menjembataninya.
Pembelajaran Mandiri (Self Learning)
Setelahmengetahui tugasnya,masing-masing peserta didik mencari berbagai sumber
yang dapat memperjelas isu yang sedang diinvestigasi misalnyadari artikel tertulis di
perpustakaan, halaman web, atau bahkan pakar dalam bidang yang relevan. Tujuan
utama tahap investigasi, yaitu: (1) agar peserta didik mencari informasi dan
mengembangkan pemahaman yang relevan dengan permasalahan yang telah
didiskusikan di kelas, dan (2) informasi dikumpulkan untuk dipresentasikan di kelas
relevan dan dapat dipahami.
Pertukaran Pengetahuan (Exchange knowledge)
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015
38 Mata Pelajaran PPKn
Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan pendalaman materi secara mandiri,
pada pertemuan berikutnya peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya dapat
dibantu guru untuk mengklarifikasi capaiannya dan merumuskan solusi dari
permasalahan kelompok. Langkah selanjutnya presentasi hasil dalam kelas dengan
mengakomodasi masukandari pleno,menentukankesimpulanakhir,dandokumentasi
akhir. Untuk memastikan setiap peserta didik mengikuti langkah ini maka dilakukan
dengan mengikuti petunjuk.
d. Langkah langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah
FASE-FASE PERILAKU GURU
Fase 1
Orientasi peserta didik kepada
masalah
 Menjelaskan tujuan pembelajaran,menjelaskan logistik yg
dibutuhkan
 Memotivasi peserta didik untuk terlibataktif dalam
pemecahan masalah yangdipilih
Fase 2
Mengorganisasikan peserta
didik
Membantu peserta didik mendefinisikan
danmengorganisasikan tugas belajar yangberhubungan dengan
masalah tersebut
Fase 3
Membimbing penyelidikan
individu dan kelompok
Mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang
sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan
penjelasan dan pemecahan masalah
Fase 4
Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya
Membantu peserta didik dalam merencanakan dan
menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, model dan
berbagi tugas dengan teman
Fase 5
Menganalisa dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
Mengevaluasi hasil belajartentang materi yang telah dipelajari
/meminta kelompok presentasi hasil kerja
Fase 1: Mengorientasikan Siswa pada Masalah
Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan aktivitas-aktivitas
yang akan dilakukan. Dalam penggunaan PBL, tahapan ini sangat penting dimana guru
harus menjelaskan dengan rinci apa yang harus dilakukan oleh siswa. serta dijelaskan
bagaimana guru akan mengevaluasi proses pembelajaran. Ada empat hal yang perlu
dilakukan dalam proses ini, yaitu sebagai berikut.
1) Tujuan utama pengajaran tidak untuk mempelajari sejumlah besar informasi baru,
tetapi lebih kepada belajar bagaimana menyelidiki masalah-masalah penting dan
bagaimana menjadi siswa yang mandiri.
2) Permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak mempunyai jawaban mutlak
“benar“, sebuah masalah yang rumit atau kompleks mempunyai banyak
penyelesaian dan seringkali bertentangan.
3) Selama tahap penyelidikan, siswa didorong untuk mengajukan pertanyaan dan mencari
informasi.
4) Selama tahap analisis dan penjelasan, siswa akan didorong untuk menyatakan ide-idenya
secara terbuka dan penuh kebebasan.
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015
Mata Pelajaran PPKn 39
Fase 2: Mengorganisasikan Siswa untuk Belajar
Di samping mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, pembelajaran PBL juga
mendorong siswa belajar berkolaborasi. Pemecahan suatu masalah sangat membutuhkan
kerjasama dan sharing antar anggota. Oleh sebab itu, guru dapat memulai kegiatan
pembelajaran dengan membentuk kelompok-kelompok siswa dimana masing-masing
kelompok akan memilih dan memecahkan masalah yang berbeda.
Fase 3: Membantu Penyelidikan Mandiri dan Kelompok
Penyelidikan adalah inti dari PBL. Meskipun setiap situasi permasalahan memerlukan teknik
penyelidikan yang berbeda, namun pada umumnya tentu melibatkan karakter yang identik,
yakni pengumpulan data dan eksperimen, berhipotesis dan penjelasan, dan memberikan
pemecahan. Pengumpulan data dan eksperimentasi merupakan aspek yang sangat penting.
Pada tahap ini, guru harus mendorong siswa untuk mengumpulkan data dan melaksanakan
eksperimen (mental maupun aktual) sampai mereka betul-betul memahami dimensi situasi
permasalahan. Tujuannya adalah agar peserta didik mengumpulkan cukup informasi untuk
menciptakan dan membangun ide mereka sendiri.
Fase 4: Mengembangkan dan Menyajikan Artefak (Hasil Karya) dan Mempamerkannya
Tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan artefak (hasil karya) dan pameran. Artefak
lebih dari sekedar laporan tertulis, namun bisa suatu video tape (menunjukkan situasi
masalah dan pemecahan yang diusulkan), model (perwujudan secara fisik dari situasi
masalah dan pemecahannya), program komputer, dan sajian multimedia. Tentunya
kecanggihan artefak sangat dipengaruhi tingkat berpikir siswa. Langkah selanjutnya adalah
mempamerkan hasil karyanya dan guru berperan sebagai organisator pameran. Akan lebih
baik jika dalam pemeran ini melibatkan siswa lainnya, guru-guru, orang tua, dan lainnya yang
dapat menjadi “penilai” atau memberikan umpan balik.
Fase 5: Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah
Fase ini dimaksudkan untuk membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses mereka
sendiri dan keterampilan penyelidikan dan intelektual yang mereka gunakan. Selama fase ini
guru meminta siswa untuk merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan
selama proses kegiatan belajarnya.
Penilaian Pembelajaran Berbasis Masalah
Penilaian pembelajaran dengan PBL dilakukan dengan authentic assesment. Penilaian dapat
dilakukan dengan portfolio yang merupakan kumpulan yang sistematis pekerjaan-pekerjaan
peserta didik yang dianalisis untuk melihat kemajuan belajar dalam kurun waktu tertentu
dalam kerangka pencapaian tujuan pembelajaran. Penilaian dalam pendekatan PBL
dilakukan dengan cara evaluasi diri (self-assessment) dan peer-assessment.
1) Self-assessment. Penilaian yang dilakukan oleh peserta didik itu sendiri terhadap usaha-
usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan yang ingin dicapai
(standard) oleh peserta didik itu sendiri dalam belajar.
2) Peer-assessment. Penilaian di mana pebelajar berdiskusi untuk memberikan
penilaian terhadap upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang telah
dilakukannya sendiri maupun oleh teman dalam kelompoknya.
Penilaian yang relevan dalam PBL antara lain berikut ini.
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015
40 Mata Pelajaran PPKn
1) Penilaian kinerja peserta didik
Pada penilaian kinerja ini, peserta didik diminta untuk unjuk kerja atau
mendemonstrasikan kemampuan melakukan tugas-tugas tertentu, seperti menulis
karangan, melakukan suatu eksperimen, menginterpretasikan jawaban pada suatu
masalah, memainkan suatu lagu, atau melukis suatu gambar.
2) Penilaian portofolio peserta didik
Penilaian portofolio adalah penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan
informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam suatu
periode tertentu. Informasi perkembangan peserta didik dapat berupa hasil karya terbaik
peserta didik selama proses belajar, pekerjaan hasil tes, piagam penghargaan, atau
bentuk informasi lain yang terkait kompetensi tertentu dalam suatu mata pelajaran.
3) Penilaian potensi belajar
Penilaian yang diarahkan untuk mengukur potensi belajar peserta didik yaitu mengukur
kemampuan yang dapat ditingkatkan dengan bantuan guru atau teman-temannya yang
lebih maju. PBL yang memberi tugas-tugas pemecahan masalah memungkinkan peserta
didik untuk mengembangkan dan mengenali potensi kesiapan belajarnya.
4) Penilaian usaha kelompok
Menilai usaha kelompok seperti yang dlakukan pada pembelajaran kooperatif dapat
dilakukan pada PBL. Penilaian usaha kelompok mengurangi kompetisi merugikan yang
sering terjadi, misalnya membandingkan peserta didik dengan temannya. Penilaian dan
evaluasi yang sesuai dengan model pembelajaran berbasis masalah adalah menilai
pekerjaan yang dihasilkan oleh peserta didik sebagai hasil pekerjaan mereka dan
mendiskusikan hasil pekerjaan secara bersama-sama.
Penilaian proses dapat digunakan untuk menilai pekerjaan peserta didik tersebut, penilaian
ini antara lain: 1) assesmen kerja, 2) assesmen autentik dan 3) portofolio. Penilaian proses
bertujuan agar guru dapat melihat bagaimana peserta didik merencanakan pemecahan
masalah, melihat bagaimana peserta didik menunjukkan pengetahuan dan keterampilannya.
Penilaian kinerja memungkinkan peserta didik menunjukkan apa yang dapat mereka lakukan
dalam situasi yang sebenarnya. Sebagian masalah dalam kehidupan nyata bersifat dinamis
sesuai dengan perkembangan zaman dan konteks atau lingkungannya maka di samping
pengembangan kurikulum juga perlu dikembangkan model pembelajaran yang sesuai tujuan
kurikulum yang memungkinkan peserta didik dapat secara aktif mengembangkan kerangka
berpikir dalam memecahkan masalah serta kemampuannya untuk bagaimana belajar
(learning how to learn).
Dengan kemampuan atau kecakapan tersebut diharapkan peserta didik akan mudah
beradaptasi. Dasar pemikiran pengembangan strategi pembelajaran tersebut sesuai dengan
pandangan kontruktivis yang menekankan kebutuhan peserta didik untuk menyelidiki
lingkungannya dan membangun pengetahuan secara pribadi pengetahuan bermakna.
Tahap evaluasi pada PBM terdiri atas tiga hal: 1) bagaimana peserta didik dan evaluator
menilai produk (hasil akhir) proses; 2) bagaimana mereka menerapkan tahapan PBM untuk
bekerja melalui masalah; 3) bagaimana peserta didik akan menyampaikan pengetahuan hasil
pemecahan akan masalah atau sebagai bentuk pertanggungjawaban mereka belajar
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015
Mata Pelajaran PPKn 41
menyampaikan hasil-hasil penilaian atau respon-respon mereka dalam berbagai bentuk yang
beragam, misalnya secara lisan atau verbal, laporan tertulis, atau sebagai suatu bentuk
penyajian formal lainnya. Sebagian dari evaluasi memfokuskan pada pemecahan masalah
oleh peserta didik maupun dengan cara melakukan proses belajar kolaborasi (bekerja
bersama pihak lain).
3. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
a. Pengertian
PembelajaranBerbasis Proyek atau Project Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran
yang melibatkan siswa dalam suatu kegiatan (proyek) yang menghasilkan suatu produk.
Keterlibatan siswa mulai dari merencanakan, membuat rancangan, melaksanakan, dan
melaporkan hasil kegiatan berupa produk dan laporan pelaksanaanya.
Model pembelajaranini menekankanpadaprosespembelajaranjangkapanjang,siswa terlibat
secara langsungdenganberbagai isudan persoalan kehidupan sehari-hari, belajar bagaimana
memahami danmenyelesaikanpersoalannyata,bersifatinterdisipliner, dan melibatkan siswa
sebagai pelaku mulai dari merancang, melaksanakan dan melaporkan hasil kegiatan (student
centered).
Dalam pelaksanaanya, PBL bertitik tolak dari masalah sebagai langkah awal sebelum
mengumpulkandatadaninformasi dengan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan
pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang
untukdigunakansebagai wahanapemelajarandalammemahami permasalahan yang komplek
dan melatih serta mengembangkan kemampuan peserta didik dalam melakukan insvestigasi
dan melakukan kajian untuk menemukan solusi permasalahan.
Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang dalam rangka: (1) Mendorong dan membiasakan
siswa untuk menemukan sendiri (inquiry), melakukan penelitian/pengkajian, menerapkan
keterampilan dalam merencanakan (planning skills), berfikir kritis (critical thinking), dan
penyelesaianmasalah(problem-solving skills) dalam menuntaskan suatu kegiatan/proyek. (2)
Mendorongsiswauntukmenerapkanpengetahuan,keterampilan,dan sikap tertentuke dalam
berbagai konteks(a varietyof contexts) dalammenuntaskankegiatan/proyek yang dikerjakan.
(3) Memberikan peluang kepada siswa untuk belajar menerapkan interpersonal skills dan
berkolaborasi dalam suatu tim sebagaimana orang bekerjasama dalam sebuah tim dalam
lingkungan kerja atau kehidupan nyata.
Mengingat bahwa masing-masing peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda, maka
Pembelajaran Berbasis Proyek memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk
menggali konten (materi) denganmenggunakanberbagai carayangbermaknabagi dirinya,dan
melakukan eksperimen secara kolaboratif. Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan
investigasimendalamtentangsebuahtopik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan
usaha peserta didik.
Pembelajaran Berbasis Proyek memiliki karakteristik berikut ini.
1) Peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja;
2) Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik;
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015
42 Mata Pelajaran PPKn
3) Peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau
tantangan yang diajukan;
4) Peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola
informasi untuk memecahkan permasalahan;
5) Proses evaluasi dijalankan secara kontinyu;
6) Peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan;
7) Produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif; dan
8) Stuasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan.
Peran guru dalam Pembelajaran Berbasis Proyek sebaiknya sebagai fasilitator, pelatih,
penasehat dan perantara untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan daya
imajinasi, kreasi dan inovasi dari siswa.
BeberapahambatandalamimplementasimetodePembelajaran Berbasis Proyek antara lain
banyakguru merasanyamandengankelastradisional,dimanaguru memegang peran utama
di kelas. Ini merupakan suatu transisi yang sulit, terutama bagi guru yang kurang atau tidak
menguasai teknologi.
Untuk itu disarankan menggunakan team teaching dalam proses pembelajaran, dan akan
lebihmenariklagi jikasuasanaruangbelajartidakmonoton,beberapacontohperubahanlay-
out ruang kelas, seperti: traditional class (teori), discussion group (pembuatan konsep dan
pembagiantugaskelompok),labtables(saatmengerjakantugasmandiri),circle (presentasi).
Atau buatlah suasana belajar bebas dan menyenangkan.
b. Fakta EmpirikKeberhasilan
Kelebihandankekuranganpada penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek dapat dijelaskan
sebagai berikut.
Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek
1) Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan
mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai.
2) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
3) Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-
problem yang kompleks.
4) Meningkatkan kolaborasi.
5) Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan
komunikasi.
6) Meningkatkan keterampilan peserta didikdalam mengelola sumber.
7) Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam
mengorganisasi proyek,dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti
perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
8) Menyediakanpengalamanbelajaryangmelibatkanpeserta didik secara kompleks dan
dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata.
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015
Mata Pelajaran PPKn 43
9) Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan
pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.
10) Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun
pendidik menikmati proses pembelajaran.
Kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek
1) Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam penelitian atau percobaan dan
pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.
2) Kemungkinan adanya peserta didik yang kurang aktif dalam kerja kelompok.
3) Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda, dikhawatirkan
peserta didik tidak bisa memahami topik secara keseluruhan
Untuk mengatasi kelemahan dari pembelajaran berbasis proyek di atas seorang pendidik
harus dapatmengatasi dengancara memfasilitasipesertadidikdalam menghadapi masalah,
membatasi waktupesertadidikdalammenyelesaikanproyek,meminimalisdanmenyediakan
peralatanyangsederhanayangterdapatdi lingkungansekitar,memilihlokasi penelitianyang
mudah dijangkau sehingga tidak membutuhkan banyak waktu dan biaya, menciptakan
suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga instruktur dan peserta didik merasa
nyaman dalam proses pembelajaran.
PembelajaranBerbasisProyekini jugamenuntutsiswauntukmengembangkanketerampilan
seperti kolaborasi dan refleksi. Menurut studi penelitian, Pembelajaran Berbasis Proyek
membantu siswa untuk meningkatkan keterampilan sosial mereka, sering menyebabkan
absensi berkurang dan lebih sedikit masalah disiplin di kelas. Siswa juga menjadi lebih
percaya diri berbicara dengan kelompok orang, termasuk orang dewasa.
Pelajaran berbasis proyek juga meningkatkan antusiasme untuk belajar. Ketika anak-anak
bersemangat dan antusias tentang apa yang mereka pelajari, mereka sering mendapatkan
lebih banyak terlibat dalam subjek dan kemudian memperluas minat mereka untuk mata
pelajaran lainnya.
c. Langkah-langkahOperasional danPenilaiannya
1) Langkah langkahPelaksanaanPembelajaranBerbasisProyek
Langkah langkah pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek dapat dijelaskan sebagai
berikut.
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa

More Related Content

What's hot

Materi GPO Matematika SMP Modul E
Materi GPO Matematika SMP Modul EMateri GPO Matematika SMP Modul E
Materi GPO Matematika SMP Modul EBudhi Emha
 
Materi GPO Matematika SMP Modul H
Materi GPO Matematika SMP Modul HMateri GPO Matematika SMP Modul H
Materi GPO Matematika SMP Modul HBudhi Emha
 
Materi GPO Matematika SMP Modul A
Materi GPO Matematika SMP Modul AMateri GPO Matematika SMP Modul A
Materi GPO Matematika SMP Modul ABudhi Emha
 
Modul Matematika SMP KK J
Modul Matematika SMP KK JModul Matematika SMP KK J
Modul Matematika SMP KK JEdris Zahroini
 
Materi GPO Matematika SMP Modul D
Materi GPO Matematika SMP Modul DMateri GPO Matematika SMP Modul D
Materi GPO Matematika SMP Modul DBudhi Emha
 
Modul Matematika SMP KK E
Modul Matematika SMP KK EModul Matematika SMP KK E
Modul Matematika SMP KK EEdris Zahroini
 
Modul Matematika SMP KK F
Modul Matematika SMP KK FModul Matematika SMP KK F
Modul Matematika SMP KK FEdris Zahroini
 
Modul Matematika SMP KK I
Modul Matematika SMP KK IModul Matematika SMP KK I
Modul Matematika SMP KK IEdris Zahroini
 
Modul Matematika SMP KK G
Modul Matematika SMP KK GModul Matematika SMP KK G
Modul Matematika SMP KK GEdris Zahroini
 
Materi GPO Matematika SMP Modul G
Materi GPO Matematika SMP Modul GMateri GPO Matematika SMP Modul G
Materi GPO Matematika SMP Modul GBudhi Emha
 
Materi GPO Matematika SMP Modul I
Materi GPO Matematika SMP Modul IMateri GPO Matematika SMP Modul I
Materi GPO Matematika SMP Modul IBudhi Emha
 
Materi GPO Matematika SMP Modul J
Materi GPO Matematika SMP Modul JMateri GPO Matematika SMP Modul J
Materi GPO Matematika SMP Modul JBudhi Emha
 
Modul Matematika SMP KK A
Modul Matematika SMP KK AModul Matematika SMP KK A
Modul Matematika SMP KK AEdris Zahroini
 
Pp kn sma smk kelompok kompetensi b
Pp kn sma smk kelompok kompetensi bPp kn sma smk kelompok kompetensi b
Pp kn sma smk kelompok kompetensi beli priyatna laidan
 
Modul Matematika SMP KK C
Modul Matematika SMP KK CModul Matematika SMP KK C
Modul Matematika SMP KK CEdris Zahroini
 
Final juknis pendamp 2 juni 2014
Final juknis pendamp 2 juni  2014Final juknis pendamp 2 juni  2014
Final juknis pendamp 2 juni 2014musdam farera
 
Kk g sd tinggi kk g prof penerapan nilai, norma, moral pancasila- peddggk pe...
Kk g sd tinggi kk g prof  penerapan nilai, norma, moral pancasila- peddggk pe...Kk g sd tinggi kk g prof  penerapan nilai, norma, moral pancasila- peddggk pe...
Kk g sd tinggi kk g prof penerapan nilai, norma, moral pancasila- peddggk pe...mulok pagentan
 

What's hot (19)

Materi GPO Matematika SMP Modul E
Materi GPO Matematika SMP Modul EMateri GPO Matematika SMP Modul E
Materi GPO Matematika SMP Modul E
 
Materi GPO Matematika SMP Modul H
Materi GPO Matematika SMP Modul HMateri GPO Matematika SMP Modul H
Materi GPO Matematika SMP Modul H
 
Materi GPO Matematika SMP Modul A
Materi GPO Matematika SMP Modul AMateri GPO Matematika SMP Modul A
Materi GPO Matematika SMP Modul A
 
Kk j sd tinggi kk j
Kk j  sd tinggi kk jKk j  sd tinggi kk j
Kk j sd tinggi kk j
 
Modul Matematika SMP KK J
Modul Matematika SMP KK JModul Matematika SMP KK J
Modul Matematika SMP KK J
 
Materi GPO Matematika SMP Modul D
Materi GPO Matematika SMP Modul DMateri GPO Matematika SMP Modul D
Materi GPO Matematika SMP Modul D
 
Modul Matematika SMP KK E
Modul Matematika SMP KK EModul Matematika SMP KK E
Modul Matematika SMP KK E
 
Modul Matematika SMP KK F
Modul Matematika SMP KK FModul Matematika SMP KK F
Modul Matematika SMP KK F
 
Modul Matematika SMP KK I
Modul Matematika SMP KK IModul Matematika SMP KK I
Modul Matematika SMP KK I
 
Modul Matematika SMP KK G
Modul Matematika SMP KK GModul Matematika SMP KK G
Modul Matematika SMP KK G
 
Smp kk e
Smp kk eSmp kk e
Smp kk e
 
Materi GPO Matematika SMP Modul G
Materi GPO Matematika SMP Modul GMateri GPO Matematika SMP Modul G
Materi GPO Matematika SMP Modul G
 
Materi GPO Matematika SMP Modul I
Materi GPO Matematika SMP Modul IMateri GPO Matematika SMP Modul I
Materi GPO Matematika SMP Modul I
 
Materi GPO Matematika SMP Modul J
Materi GPO Matematika SMP Modul JMateri GPO Matematika SMP Modul J
Materi GPO Matematika SMP Modul J
 
Modul Matematika SMP KK A
Modul Matematika SMP KK AModul Matematika SMP KK A
Modul Matematika SMP KK A
 
Pp kn sma smk kelompok kompetensi b
Pp kn sma smk kelompok kompetensi bPp kn sma smk kelompok kompetensi b
Pp kn sma smk kelompok kompetensi b
 
Modul Matematika SMP KK C
Modul Matematika SMP KK CModul Matematika SMP KK C
Modul Matematika SMP KK C
 
Final juknis pendamp 2 juni 2014
Final juknis pendamp 2 juni  2014Final juknis pendamp 2 juni  2014
Final juknis pendamp 2 juni 2014
 
Kk g sd tinggi kk g prof penerapan nilai, norma, moral pancasila- peddggk pe...
Kk g sd tinggi kk g prof  penerapan nilai, norma, moral pancasila- peddggk pe...Kk g sd tinggi kk g prof  penerapan nilai, norma, moral pancasila- peddggk pe...
Kk g sd tinggi kk g prof penerapan nilai, norma, moral pancasila- peddggk pe...
 

Similar to 2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa

Modul pelatihan bahasa inggris sma final rev-ok
Modul pelatihan bahasa inggris sma final rev-okModul pelatihan bahasa inggris sma final rev-ok
Modul pelatihan bahasa inggris sma final rev-oksisri rahmayuni
 
K13 modul pelatihan smp ipa
K13   modul pelatihan smp ipaK13   modul pelatihan smp ipa
K13 modul pelatihan smp ipaPak Arif
 
Materi pelatihan kurikulum 2013
Materi pelatihan kurikulum 2013Materi pelatihan kurikulum 2013
Materi pelatihan kurikulum 2013syifaul123
 
Modul pelatihan implementasi kurikulum 2013
Modul pelatihan implementasi kurikulum 2013Modul pelatihan implementasi kurikulum 2013
Modul pelatihan implementasi kurikulum 2013Firlita Nurul Kharisma
 
Sma smk-bahasa-indonesia-revisi
Sma smk-bahasa-indonesia-revisiSma smk-bahasa-indonesia-revisi
Sma smk-bahasa-indonesia-revisiSyaifudin Hri
 
Materi pelatihan implementasi kur 2013 bina smp edit 07042014 uya
Materi pelatihan implementasi kur 2013 bina smp   edit 07042014 uyaMateri pelatihan implementasi kur 2013 bina smp   edit 07042014 uya
Materi pelatihan implementasi kur 2013 bina smp edit 07042014 uyaLiani Fitri
 
Smp matematika-rev
Smp matematika-revSmp matematika-rev
Smp matematika-revAryani Dewi
 
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bidang studi matematika SMP
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bidang studi matematika SMPMateri Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bidang studi matematika SMP
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bidang studi matematika SMPNoviyanto Husada
 
Buku panduan pendampingan kur 2013
Buku panduan pendampingan kur 2013Buku panduan pendampingan kur 2013
Buku panduan pendampingan kur 2013purdiyanto -
 
Pedoman pendampingan sekolah
Pedoman pendampingan sekolahPedoman pendampingan sekolah
Pedoman pendampingan sekolahIwan Falahuddin
 
Panduan teknis remedial dan pengayaan di sd
Panduan teknis remedial dan pengayaan di sdPanduan teknis remedial dan pengayaan di sd
Panduan teknis remedial dan pengayaan di sdNia Piliang
 
8.pengembangan rpp
8.pengembangan rpp8.pengembangan rpp
8.pengembangan rppDoddy Hari
 
Pedoman teknis-pendampingan-sd
Pedoman teknis-pendampingan-sdPedoman teknis-pendampingan-sd
Pedoman teknis-pendampingan-sdSariman Sariman
 
Ks 02. manajemen implementasi kurikulum-2
Ks 02. manajemen implementasi kurikulum-2Ks 02. manajemen implementasi kurikulum-2
Ks 02. manajemen implementasi kurikulum-2SD NEGERI 1 KEBLORAN
 
Ks 02. manajemen implementasi kurikulum-2
Ks 02. manajemen implementasi kurikulum-2Ks 02. manajemen implementasi kurikulum-2
Ks 02. manajemen implementasi kurikulum-2Sofyan Nardi Saputra
 

Similar to 2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa (20)

Modul pelatihan bahasa inggris sma final rev-ok
Modul pelatihan bahasa inggris sma final rev-okModul pelatihan bahasa inggris sma final rev-ok
Modul pelatihan bahasa inggris sma final rev-ok
 
2 pai-smp-kurikulum-2013
2 pai-smp-kurikulum-20132 pai-smp-kurikulum-2013
2 pai-smp-kurikulum-2013
 
K13 modul pelatihan smp ipa
K13   modul pelatihan smp ipaK13   modul pelatihan smp ipa
K13 modul pelatihan smp ipa
 
Materi pelatihan kurikulum 2013
Materi pelatihan kurikulum 2013Materi pelatihan kurikulum 2013
Materi pelatihan kurikulum 2013
 
Modul pelatihan implementasi kurikulum 2013
Modul pelatihan implementasi kurikulum 2013Modul pelatihan implementasi kurikulum 2013
Modul pelatihan implementasi kurikulum 2013
 
Smp ipa
Smp ipaSmp ipa
Smp ipa
 
Sma sejarah indonesia
Sma sejarah indonesiaSma sejarah indonesia
Sma sejarah indonesia
 
Sma smk-bahasa-indonesia-revisi
Sma smk-bahasa-indonesia-revisiSma smk-bahasa-indonesia-revisi
Sma smk-bahasa-indonesia-revisi
 
Modul BK SMK KURTILAS
Modul BK SMK KURTILASModul BK SMK KURTILAS
Modul BK SMK KURTILAS
 
Materi pelatihan implementasi kur 2013 bina smp edit 07042014 uya
Materi pelatihan implementasi kur 2013 bina smp   edit 07042014 uyaMateri pelatihan implementasi kur 2013 bina smp   edit 07042014 uya
Materi pelatihan implementasi kur 2013 bina smp edit 07042014 uya
 
Smp matematika-rev
Smp matematika-revSmp matematika-rev
Smp matematika-rev
 
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bidang studi matematika SMP
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bidang studi matematika SMPMateri Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bidang studi matematika SMP
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bidang studi matematika SMP
 
Buku panduan pendampingan kur 2013
Buku panduan pendampingan kur 2013Buku panduan pendampingan kur 2013
Buku panduan pendampingan kur 2013
 
Pedoman pendampingan sekolah
Pedoman pendampingan sekolahPedoman pendampingan sekolah
Pedoman pendampingan sekolah
 
Panduan teknis remedial dan pengayaan di sd
Panduan teknis remedial dan pengayaan di sdPanduan teknis remedial dan pengayaan di sd
Panduan teknis remedial dan pengayaan di sd
 
8.pengembangan rpp
8.pengembangan rpp8.pengembangan rpp
8.pengembangan rpp
 
Pedoman teknis-pendampingan-sd
Pedoman teknis-pendampingan-sdPedoman teknis-pendampingan-sd
Pedoman teknis-pendampingan-sd
 
5. pedoman pendampingan
5. pedoman pendampingan5. pedoman pendampingan
5. pedoman pendampingan
 
Ks 02. manajemen implementasi kurikulum-2
Ks 02. manajemen implementasi kurikulum-2Ks 02. manajemen implementasi kurikulum-2
Ks 02. manajemen implementasi kurikulum-2
 
Ks 02. manajemen implementasi kurikulum-2
Ks 02. manajemen implementasi kurikulum-2Ks 02. manajemen implementasi kurikulum-2
Ks 02. manajemen implementasi kurikulum-2
 

More from eli priyatna laidan

Up ppg daljab latihan soal-pgsd-set-2
Up ppg daljab latihan soal-pgsd-set-2Up ppg daljab latihan soal-pgsd-set-2
Up ppg daljab latihan soal-pgsd-set-2eli priyatna laidan
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 5
Soal up sosial kepribadian pendidik 5Soal up sosial kepribadian pendidik 5
Soal up sosial kepribadian pendidik 5eli priyatna laidan
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 4
Soal up sosial kepribadian pendidik 4Soal up sosial kepribadian pendidik 4
Soal up sosial kepribadian pendidik 4eli priyatna laidan
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 3
Soal up sosial kepribadian pendidik 3Soal up sosial kepribadian pendidik 3
Soal up sosial kepribadian pendidik 3eli priyatna laidan
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 2
Soal up sosial kepribadian pendidik 2Soal up sosial kepribadian pendidik 2
Soal up sosial kepribadian pendidik 2eli priyatna laidan
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 1
Soal up sosial kepribadian pendidik 1Soal up sosial kepribadian pendidik 1
Soal up sosial kepribadian pendidik 1eli priyatna laidan
 
Soal sospri ukm ulang i 2017 1 (1)
Soal sospri ukm ulang i 2017 1 (1)Soal sospri ukm ulang i 2017 1 (1)
Soal sospri ukm ulang i 2017 1 (1)eli priyatna laidan
 
Soal perkembangan kognitif peserta didik
Soal perkembangan kognitif peserta didikSoal perkembangan kognitif peserta didik
Soal perkembangan kognitif peserta didikeli priyatna laidan
 
Soal latihan utn pedagogik plpg 2017
Soal latihan utn pedagogik plpg 2017Soal latihan utn pedagogik plpg 2017
Soal latihan utn pedagogik plpg 2017eli priyatna laidan
 
Bank soal pedagogik terbaru 175 soal-v2
Bank soal pedagogik terbaru 175 soal-v2Bank soal pedagogik terbaru 175 soal-v2
Bank soal pedagogik terbaru 175 soal-v2eli priyatna laidan
 

More from eli priyatna laidan (20)

Up ppg daljab latihan soal-pgsd-set-2
Up ppg daljab latihan soal-pgsd-set-2Up ppg daljab latihan soal-pgsd-set-2
Up ppg daljab latihan soal-pgsd-set-2
 
Soal utn plus kunci gurusd.net
Soal utn plus kunci gurusd.netSoal utn plus kunci gurusd.net
Soal utn plus kunci gurusd.net
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 5
Soal up sosial kepribadian pendidik 5Soal up sosial kepribadian pendidik 5
Soal up sosial kepribadian pendidik 5
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 4
Soal up sosial kepribadian pendidik 4Soal up sosial kepribadian pendidik 4
Soal up sosial kepribadian pendidik 4
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 3
Soal up sosial kepribadian pendidik 3Soal up sosial kepribadian pendidik 3
Soal up sosial kepribadian pendidik 3
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 2
Soal up sosial kepribadian pendidik 2Soal up sosial kepribadian pendidik 2
Soal up sosial kepribadian pendidik 2
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 1
Soal up sosial kepribadian pendidik 1Soal up sosial kepribadian pendidik 1
Soal up sosial kepribadian pendidik 1
 
Soal up akmal
Soal up akmalSoal up akmal
Soal up akmal
 
Soal tkp serta kunci jawabannya
Soal tkp serta kunci jawabannyaSoal tkp serta kunci jawabannya
Soal tkp serta kunci jawabannya
 
Soal tes wawasan kebangsaan
Soal tes wawasan kebangsaanSoal tes wawasan kebangsaan
Soal tes wawasan kebangsaan
 
Soal sospri ukm ulang i 2017 1 (1)
Soal sospri ukm ulang i 2017 1 (1)Soal sospri ukm ulang i 2017 1 (1)
Soal sospri ukm ulang i 2017 1 (1)
 
Soal perkembangan kognitif peserta didik
Soal perkembangan kognitif peserta didikSoal perkembangan kognitif peserta didik
Soal perkembangan kognitif peserta didik
 
Soal latihan utn pedagogik plpg 2017
Soal latihan utn pedagogik plpg 2017Soal latihan utn pedagogik plpg 2017
Soal latihan utn pedagogik plpg 2017
 
Rekap soal kompetensi pedagogi
Rekap soal kompetensi pedagogiRekap soal kompetensi pedagogi
Rekap soal kompetensi pedagogi
 
Bank soal pedagogik terbaru 175 soal-v2
Bank soal pedagogik terbaru 175 soal-v2Bank soal pedagogik terbaru 175 soal-v2
Bank soal pedagogik terbaru 175 soal-v2
 
Bank soal ppg
Bank soal ppgBank soal ppg
Bank soal ppg
 
Soal cpns-paket-17
Soal cpns-paket-17Soal cpns-paket-17
Soal cpns-paket-17
 
Soal cpns-paket-14
Soal cpns-paket-14Soal cpns-paket-14
Soal cpns-paket-14
 
Soal cpns-paket-13
Soal cpns-paket-13Soal cpns-paket-13
Soal cpns-paket-13
 
Soal cpns-paket-12
Soal cpns-paket-12Soal cpns-paket-12
Soal cpns-paket-12
 

Recently uploaded

Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxJajang Sulaeman
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDsulistyaningsihcahyo
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptpalagoro17
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxrani414352
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxTekiMulyani
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMPNiPutuDewikAgustina
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...luqmanhakimkhairudin
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)BashoriAlwi4
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxFitriaSarmida1
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptxfurqanridha
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfsubki124
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxJawahirIhsan
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945nrein671
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 

Recently uploaded (20)

Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 

2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa

  • 1. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015 Mata Pelajaran PPKn MATERI PELATIHAN GURU IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 TAHUN 2015 SMA/SMK MATA PELAJARAN PPKn KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015
  • 2. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015 ii Mata Pelajaran PPKn Diterbitkan oleh: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2015 Copyright © 2015, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
  • 3. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015 Mata Pelajaran PPKn iii SAMBUTAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Kurikulum 2013 pada tahun 2015 dilaksanakanuntukkelas III,VI,IXdanXIIdi16.991 sekolah yangtersebarpadajenjangSD,SMP,SMA, dan SMK. Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya untuk merespon berbagai tantangan internal dan eksternal. Pengembangan Kurikulum 2013 dilaksanakan atas dasar beberapa prinsip utama. Pertama, standar kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan. Kedua, standar isi diturunkan dari standar kompetensi lulusan melalui kompetensi inti yang bebas mata pelajaran. Ketiga, semua mata pelajaranharusberkontribusiterhadappembentukansikap,keterampilan,danpengetahuanpeserta didik. Keempat,matapelajaranditurunkan dari kompetensi yang ingin dicapai. Kelima, semua mata pelajarandiikatolehkompetensiinti. Keenam,keselarasan tuntutan kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran,danpenilaian.Aplikasi yang taat asas dari prinsip-prinsip ini menjadi sangat esensial dalam mewujudkan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013. Implementasi Kurikulum 2013 merupakan langkah strategis dalam menghadapi globalisasi dan tuntutan masyarakat Indonesia masa depan.Titik tekan pengembangan Kurikulum 2013 adalah penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola kurikulum, pendalaman dan perluasan materi, penguatan proses pembelajaran, dan penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan. Pengembangan kurikulum menjadi amat penting sejalan dengan kontinuitas kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni budaya serta perubahan masyarakat pada tataran lokal, nasional, regional, dan global di masa depan. Aneka kemajuandanperubahanitumelahirkan tantangan internal dan eksternal pada bidang pendidikan. Untuk menjamin keterlaksanaan implementasi Kurikulum 2013 pada 16.991 sekolah maka kepada semuaguru dankepalasekolahdi sekolah sasaransertapengawasdiberikanpelatihanimplementasi Kurikulum 2013. Pelatihan sudah dimulai pada tahun 2013 dan berlanjut pada tahun 2014 dan 2015 untuksemuamata pelajaran.Mengingatjumlahpesertapelatihan yang cukup besar maka pelatihan ini melibatkan semua stakeholder pendidikan baik di pusat maupun daerah. Mudah-mudahan pelatihan implementasi Kurikulum 2013 ini bisa berjalan dengan baik dan lancar. Akhirnya,kepadasemuapihakyangtelahmendedikasikandirinyadalammemberikankontribusi dan mempersiapkan pelatihan Kurikulum 2013, saya mengucapkan banyak terima kasih. Semoga bermanfaat untuk mencerdaskan bangsa Indonesia. Jakarta, Mei 2015 Kepala Badan PSDMPK-PMP Syawal Gultom NIP 196202031987031002
  • 4. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015 iv Mata Pelajaran PPKn
  • 5. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015 Mata Pelajaran PPKn v KATA PENGANTAR Puji dansyukurkami panjatkanke hadiratAllahSWT atas selesainya Perangkat (Pedoman, Panduan, Modul beserata perangkat pendukung lainnya) Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. Perangkat ini merupakandokumenwajibdalamrangkapelatihancalonnarasumber,instruktur, dan guru untuk memahami Kurikulum2013 dan kemudianmengiimplementasikannyadalamprosespembelajaran di sekolah. Kurikulum 2013 ini diberlakukan secara bertahap mulai tahun ajaran 2013/2014. Pada tahun 2013 telah dilakukan pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 untuk Kelas I, IV, VII, dan X. Pada Tahun ajaran 2014 telahdilaksanakan pelatihanuntukkelasI,II,IV,V,VII,IX,danX. Selanjutnya pada tahun Ajaran 2015/2016 diharapkan Kurikulum 2013 telah dilaksanakan di seluruh kelas I sampai dengan Kelas XII pada 16.991 sekolah, yaitu sekolah yang pada tahun ajaran 2015/2016 yang sudah melaksanakan Kurikulum 2013 selama 3 (tiga) semester berturut turut. Menjelang implementasi Kurikulum 2013 pada tahun ajaran 2015/2016 pada kelas III, VI, IX dan XII penyiapan tenaga guru dan tenaga kependidikan lainnya sebagai pelaksana kurikulum perlu dilakukan. Sehubungan dengan itu, Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPK dan PMP), telah menyiapkan strategi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi guru, kepala sekolah, dan pengawas. Pada tahun 2015 pelatihan dilakukan bagi pengawas SD/SMP/SMA/SMK, kepala sekolah SD/SMP/SMA/SMK, dan guru Kelas III, VI, IX, dan XI. Guna menjamin kualitas pelatihan tersebut, maka Badan PSDMPK dan PMP telah menyiapkan Pedoman Pelatihan, Buku 1 Panduan untuk Narasumber Nasional dan Instruktur Nasional, dan Buku 2 Modul Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum2013 sesuai dengankelas,matapelajaran, dan jenjang pendidikan. Modul ini diharapkan dapat membantu semua pihak menjalankan tugas dalam Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. Saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan atas partisipasi aktif kepada pejabat dan staf di jajaran BPSDMPK dan PMP, dosen perguruan tinggi, konsultan, widyaiswara, pengawas, kepala sekolah, dan guru yang terlibat di dalam penyusunan modul-modul tersebut di atas. Jakarta, Mei 2015 Kepala Pusat Pengembangan Profesi Pendidik Unifah Rosyidi NIP 196204051987032001
  • 6. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015 vi Mata Pelajaran PPKn
  • 7. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015 Mata Pelajaran PPKn vii DAFTAR ISI SAMBUTAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Error ! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR Error ! Bookmark not defined. DAFTAR ISI vii STRUKTUR MATERI PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 viii MATERI PELATIHAN 1 KONSEP KURIKULUM 2013 10 1.1 Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum 2013 12 1.2 Permendikbud Perangkat Kurikulum 2013 22 1.3 Pendekatan Saintifik dan Penilaian Autentik 24 1.4 SKL, KI, KD, dan Indikator Pencapaian Kompetensi dalam Perancangan Pembelajaran 46 MATERI PELATIHAN 2 PENGGUNAAN BUKU 63 2.1 Penggunaan Buku Siswa dan Buku Guru 65 MATERI PELATIHAN 3 PERANCANGAN PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN 76 3.1 Penyusunan Program Tahunan dan Program Semester 79 3.2 Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran 83 3.3 Perancangan Penilaian Autentik dalam Pembelajaran 115 3.4 Penyusunan RPP 136 3.5 Pelaporan Hasil Belajar 158 MATERI PELATIHAN 4 PRAKTIK PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TERBIMBING 170 4.1 Analisis Video Pembelajaran 174 4.2 Praktik Pelaksanaan Pembelajaran 178 TUGAS TINDAK LANJUT PELATIHAN (TUGAS ON) 183 DAFTAR PUSTAKA 186
  • 8. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015 viii Mata Pelajaran PPKn STRUKTUR MATERI PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 GAMBARAN STRUKTUR MATERI PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATERI PELATIHAN Materi Pelatihan 1: KonsepKurikulum 2013 1.1 Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum 1.2 Permendikbud Perangkat Kurikulum2013 1.3 Pendekatan Saintifik dan Penilaian Autentik 1.4 SKL, KI, KD , dan Indikator Pencapaian Kompetensi dalam Perancangan Pembelajaran Materi Pelatihan 2: Penggunaan Buku Penggunaan Buku Siswa dan Buku Guru Materi Pelatihan 3 : Perancangan Pembelajaran dan Penilaian 3.1 Penyusunan Program Tahunan dan Program Semester 3.2 Penerapan PendekatanSaintifikdalam Pembelajaran 3.3 PerancanganPenilaian Autentik dalamPembelajaran 3.4 Penyusunan RPP 3.5 Pelaporan Hasil Belajar Materi Pelatihan 4: Praktik Pelaksanaan Pembelajaran Terbimbing 4.1 Analisis Video Pembelajaran 4.2 Praktik Pelaksanaan Pembelajaran
  • 9. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015 Mata Pelajaran PPKn 9 MATERI PELATIHAN 1 KONSEP KURIKULUM 2013 1. 1 RASIONAL DAN ELEMEN PERUBAHAN KURIKULUM 2013 1. 2 PERMENDIKBUD PERANGKAT KURIKULUM 2013 1. 3 PENDEKATAN SAINTIFIK, DAN PENILAIAN AUTENTIK 1. 4 SKL, KI, KD, DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI DALAM PERANCANGAN PEMBELAJARAN
  • 10. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015 10 Mata Pelajaran PPKn MATERI PELATIHAN 1 KONSEP KURIKULUM 2013 Kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik tersebut. Kurikulum 2013 dikembangkan berbasis pada kompetensisangatdiperlukansebagaiinstrumenuntukmengarahkanpesertadidikmenjadi:(1) manusiaberkualitasyangmampudanproaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; (2) manusiaterdidik yangberimandanbertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis, bertanggung jawab. Pada materi pelatihan ini Anda mempelajari konsep Kurikulum 2013 yang meliputi Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum; Permendikbud Perangkat Kurikulum 2013; Konsep Pendekatan Saintifik dan Penilaian Autentik; Standar Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi dalam Perancangan Pembelajaran. Kompetensi yang ingin dicapai: 1. Memahami secara utuh rasional dan elemen perubahan Kurikulum 2013. 2. Memahami Permendikbud perangkat kurikulum 2013. 3. Memahami konsep pendekatan saintifik dan penilaian autentik. 4. Memahami standar kompetensi lulusan, kompetensi inti, kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi dalam perancangan pembelajaran. Indikator: 1. Menjelaskan rasional pengembangan Kurikulum 2013 dalam kaitannya dengan perkembangan masa depan. 2. Menjelaskan Permendikbud yang berkaitan dengan implementasi kurikulum dalam pembelajaran. 3. Menjelaskan konsep pendekatan saintifik dan penilain autentik pada pembelajaran. 4. Menjelaskan keterkaitan antara SKL, KI, dan KD. 5. Menjabarkannya KI dan KD ke dalam indikator pencapaian kompetesi. Langkah Kegiatan 1. Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum 2013; Permendikbud Perangkat Kurikulum2013 Menyimak paparan tentang rasional dan elemen perubahan Kurikulum 2013 Tanya jawab tentang rasional dan dan elemen perubahan Kurikulum 2013 Menyimak paparan Permendikbud Perangkat Kurikulum 2013 Tanya jawab tentang Permendikbud Perangkat Kurikulum 2013 2. Pendekatan Saintifik dan Penilaian Autentik Mengkaji konsep pendekatan saintifik dan penilaian autentik yang terdapat di dalam modul dan permendikbud terkait secara individual Diskusi kelompok membahas konsep pendekatan saintifik pada Kurikulum 2013 Diskusi kelompok membahas konsep penilaian autentik pada Kurikulum 2013 Menyamakan persepsi tentang pendekatan saintifik dan penilaian autentik pada Kurikulum 2013
  • 11. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015 Mata Pelajaran PPKn 11 3. SKL, KI, KD , dan Indikator Pencapaian Kompetensi dalam Perancangan Pembelajaran Mengkaji bahan bacaan tentang SKL, KI, KD yang terdapat didalam modul pelatihan dan permendikbud terkait secara berkelompok. Diskusi kelompok menganalisis keterkaitan SKL, KI dan KD menggunakan lembar kergiatan yang tersedia Diskusi kelompok untuk menjabarkan KD ke dalam Indikator Pencapaian Kompetensi ( IPK) dan mengidentifikasi topik/materi yang sesuai dengan KD dan IPKnya. Mempresenta sikan hasil kerja dan penyamaan persepsi tentang keterkaitan SKL, KI, dan KD serta perumusan IPKnya Diskusi kelompokmenggunakan Lembar Kerja Analisis KeterkaitanKI dan KD dengan IPK dan Materi Pembelajarannya (LK-1.4).
  • 12. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015 12 Mata Pelajaran PPKn 1.1 Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum 2013 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuanpendidikantertentu.Berdasarkanpengertiantersebut,adaduadimensi kurikulum, yang pertamaadalahrencanadan pengaturanmengenai tujuan,isi,danbahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. A. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut: 1. Tantangan Internal Tantangan internal antaralainterkaitdengankondisipendidikandikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,standarsaranadan prasarana,standar pengelolaan,standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu tantanganbesaryang dihadapi adalahbagaimanamengupayakan agar sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban. 2. Tantangan Eksternal Tantangan eksternal antaralainterkaitdenganarusglobalisasi dan berbagai isu yang terkait denganmasalahlingkunganhidup,kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif danbudaya,dan perkembanganpendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of SoutheastAsian Nations (ASEAN) Community,Asia-Pacific EconomicCooperation (APEC),dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu,investasi,dantransformasi bidangpendidikan.KeikutsertaanIndonesia di dalam studi International Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International Student Assessment (PISA) sejak tahun1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia. HO-1.1
  • 13. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015 Mata Pelajaran PPKn 13 3. Penyempurnaan Pola Pikir Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut: a. Penguatan pola pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yangdipelajari dan gaya belajarnya (learning style) untuk memiliki kompetensi yang sama ; b. Penguatan pola pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya); c. Penguatan pola pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet); d. Penguatan pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan pendekatan pembelajaran saintifik); e. Penguatan pola belajar sendiri dan kelompok (berbasis tim); f. Penguatan pembelajaran berbasis multimedia; g. Penguatan pola pembelajaran berbasis klasikal-massal dengan tetap memperhatikan pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik; h. Penguatan pola pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan i. Penguatan pola pembelajaran kritis. 4. Penguatan Tata Kelola Kurikulum Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut. a. Penguatan tata kerja guru lebih bersifat kolaboratif; b. Penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan c. Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses pembelajaran. 5. Penguatan Materi Penguatan materi dilakukan dengan cara pengurangan materi yang tidak relevan serta pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik. 6. Karakteristik Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut. a. Mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual dan sosial,pengetahuan,dan keterampilan, serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat; b. Menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakatyangmemberikan pengalaman belajar agar peserta didik mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar; c. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan; d. Mengembangkan kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran; e. Mengembangkan Kompetensi Inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) Kompetensi Dasar. Semua Kompetensi Dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam Kompetensi Inti;
  • 14. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015 14 Mata Pelajaran PPKn f. Mengembangkan Kompetensi Dasar berdasar pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar-mata pelajaran dan jenjangpendidikan (organisasi horizontal dan vertikal). B. Elemen Perubahan Kurikulum 2013 Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.Standar nasional pendidikan terdiri atas standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pembiayaan, standar penilaian pendidikan (UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Di dalam kerangka pengembangan kurikulum 2013, dari 8 satandar nasional pendidikan seperti yang tertuang di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, hanya 4 standar yang mengalami perubahan yang signifikan, seperti yang tertuang di dalam matriks berikut ini. 2 Elemen Perubahan Standar Kompetensi Lulusan Standar Proses Standar Isi Standar Penilaian Elemen Perubahan 1. Standar Kompetensi Lulusan Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuanutama pengembanganstandarisi,standarproses,standarpenilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan.Standar Kompetensi Lulusanterdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan peserta didikyang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya disatuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. a. Kompetensi Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A memiliki sikap,pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut. SD/MI/SDLB/Paket A Dimensi Kualifikasi Kemampuan Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia,berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawabdalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungansosial danalam di lingkungan rumah,
  • 15. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015 Mata Pelajaran PPKn 15 sekolah, dan tempat bermain. Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual dan konseptual berdasarkan rasaingin tahunyatentang ilmu pengetahuan, teknologi,seni,dan budaya dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain. Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindakyangproduktif dankreatifdalamranahabstrakdankonkret sesuai dengan yang ditugaskan kepadanya. b. Kompetensi Lulusan SMP/MTs/SMPLB/Paket B Lulusan SMP/MTs/SMPLB/Paket B memiliki sikap, p engetahuan, dan keterampilan sebagai berikut. SMP/MTs/SMPLB/Paket B Dimensi Kualifikasi Kemampuan Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikaporang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawabdalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual,konseptual, dan prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi,seni, danbudaya dengan wawasankemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, danperadaban terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata. Keterampilan Memilikikemampuan pikir dan tindak yang efektifdan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang dipelajari disekolah dan sumber lain sejenis. c. Kompetensi Lulusan SMA/MA/SMK/MAK/SMALB/Paket C Lulusan SMA/MA/SMK/MAK/SMALB/Paket C memiliki sikap,pengetahuan,dan keterampilan sebagai berikut. SMA/MA/SMK/MAK/SMALB/Paket C Dimensi Kualifikasi Kemampuan Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia,berilmu,percaya diri, dan bertanggung jawabdalamberinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alamserta dalammenempatkan diri sebagai cerminanbangsa dalam pergaulan dunia. Pengetahuan Memilikipengetahuanfaktual, konseptual,prosedural, dan metakognitifdalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni,danbudaya denganwawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan
  • 16. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015 16 Mata Pelajaran PPKn kejadian. Keterampilan Memilikikemampuan pikir dan tindak yang efektifdan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangandariyangdipelajaridi sekolahsecaramandiri. 2. Standar Isi Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat Kompetensi untuk mencapai Kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. a. Tingkat Kompetensi Tingkat kompetensi merupakan batas minimal pencapaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pencapaian kompetensisikap dinyatakan dalam deskripsi kualitastertentu, sedangkanpencapaiankompetensi pengetahuan dinyatakan dalam skor tertentu untuk kemampuan berpikir dan dimensi pengetahuannya, sedangkan untuk kompetensi keterampilan dinyatakan dalam deskripsi kemahiran dan/atau skor tertentu. Pencapaian tingkat kompetensi dinyatakan dalam bentuk deskripsi kemampuan dan/atau skor yang dipersyaratkan pada tingkat tertentu. Tingkat kompetensi dirumuskan berdasarkan kriteria tingkat perkembangan peserta didik, kualifikasi kompetensi Indonesia, dan penguasaan kompetensi berjenjang. Tingkat kompetensi terdiri atas delapan (8) jenjang yang harus dicapai oleh peserta didik secara bertahap dan berkesinambungan. Tingkat pencapaian KI dan KD berbeda untuk setiap satuan tingkat pendidikan mulai dari SD/MIkelas awal (I–III) dan kelas atas (IV–VI), SMP/MTs kelas VII-IX, dan SMA/SMK/MA kelas X -XII. Tingkat pencapaian kompetensi ditentukan sebagai berikut. No. Tingkat Kompetensi Tingkat Kelas 1. Tingkat 0 TK/RA 2. Tingkat 1 Kelas I SD/MI/SDLB/PAKET A Kelas II SD/MI/SDLB/PAKET A 3. Tingkat 2 Kelas III SD/MI/SDLB/PAKET A Kelas IVSD/MI/SDLB/PAKET A 4. Tingkat 3 Kelas V SD/MI/SDLB/PAKET A Kelas VI SD/MI/SDLB/PAKET A 5. Tingkat 4 Kelas VII SMP/MTs/SMPLB/PAKET B Kelas VIII SMP/MTs/SMPLB/PAKET B 6. Tingkat 4A Kelas IX SMP/MTs/SMPLB/PAKET B 7. Tingkat 5 Kelas X SMA/MA/SMAL B/SMK/MAK/ PAKET C/PAKET C KEJURUAN
  • 17. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015 Mata Pelajaran PPKn 17 Kelas XI SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/ PAKET C/PAKET C KEJURUAN 8. Tingkat 6 Kelas XII SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/PAKET C/PAKET C KEJURUAN Berdasarkan tingkat kompetensi tersebut ditetapkan kompetensi yang bersifat generik yang selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan kompetensi yang bersifat spesifik dan ruang lingkup materi untuk setiap muatan kurikulum b. Ruang Lingkup Materi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran penyempurnaan dari mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang semula dikenal dalam Kurikulum 2006. Penyempurnaan tersebut dilakukan atas dasar pertimbangan (1) Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa diperankan dan dimaknai sebagai entitas inti yangmenjadi s umber rujukan dan criteria keberhasilan pencapaian tingkat kompetensi dan pengorganisasian dari keseluruhan ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan; (2) substansi dan jiwa Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945, nilai dan semangat Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia ditempatkan sebagai bagian integral dari Pendidikan Pancasiladan Kewarganegaraan,yangmenjadi wahana psikologis-pedagogispembangunan warganegara Indonesia yang berkarakter Pancasila. Bertolak dari berbagai kajian secara filosofis, sosiologis, yuridis, dan paedagogis, mata pelajaran PPKn dalam Kurikulum 2013 secara utuh memiliki karakteristik sebagai berikut. 1) Nama mata pelajaran yang semula Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) telah diubah menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). 2) Mata pelajaran PPKn berfungsi sebagai mata pelajaran yang memiliki misi pengokohan kebangsaan dan penggerak pendidikan karakter. 3) Kompetensi Dasar (KD) PPKn dalam bingkai kompetensi inti (KI) yang secara psikologis-pedagogis menjadi pengintergrasi kompetensi peserta didik secara utuh dan koheren dengan penanaman, pengembangan, dan/atau penguatan nilai dan moral Pancasila; nilai dan norma UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945; nilai dan semangat Bhinneka Tunggal Ika; serta wawasan dan komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia. 4) Pendekatan pembelajaran berbasis proses keilmuan (scientific approach) yang dipersyaratkan dalam kurilukum 2013 memusatkan perhatian pada proses pembangunan pengetahuan (KI -3), keterampilan (KI–4), sikap spiritual (KI-1) dan sikap sosial (KI-2) melalui transformasi pengalaman empirik dan pemaknaan konseptual. Tujuan Sesuai dengan PP Nomor 32 Tahun 2013 Penjelasan Pasal 77 b Ayat (1) Huruf ditegaskan bahwa Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam konteks nilai dan moral Pancasila, kesadaran berkonstitusi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, nilai dan semangat Bhinneka Tunggal Ika, serta komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia. Secara umum tujuan mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan pada jenjangpendidikan dasar dan menengah adalah mengembangkan potensi peserta didik dalam seluruh dimensi kewarganegaraan, yakni (1) sikap kewarganegaraan termasuk keteguhan, komitmen dan tanggung jawab kewarganegaraan (civic confidence, civic committment, and civic responsibility); (2) pengetahuan kewarganegaraan; (3) keterampilan kewarganegaraan
  • 18. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015 18 Mata Pelajaran PPKn termasuk kecakapan dan partisipasi kewarganegaraan (civic competence and civic responsibility). Secara khusus Tujuan PPKn yang berisikan keseluruhan dimensi tersebut dimaksudkan agar peserta didikpeserta didik memiliki kemampuan berikut: 1) menampilkan karakter yang mencerminkan penghayatan, pemahaman, dan pengamalan nilai dan moral Pancasila secara personal dan sosial; 2) memiliki komitmen konstitusional yang ditopang oleh sikap positif dan pemahaman utuh tentang Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 3) berpikir secara kritis,rasional,dan kreatif serta memiliki semangat kebangsaan serta cinta tanah air yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila, Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, semangat Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan 4) berpartisipasi secara aktif, cerdas, dan bertanggung jawab sebagai anggota masyarakat, tunas bangsa,dan warga negara sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang hidup bersama dalam berbagai tatanan sosial Budaya Tujuan akhir dari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah terwujudnya warga negara yang cerdas dan baik, yakni warga negara yang bercirikan tumbuhkembangnya kepekaan, ketanggapan, kritisasi, dan kreativitas sosial dalam konteks kehidupan bermasyarakat,berbangsa,dan bernegara secara tertib, damai,dan kreatif, sebagai cerminan dan pengejawantahan nilai, norma dan moral Pancasila. Peserta didik dikondisikan untuk selalu bersikap kritis dan berperilaku kreatif sebagai anggota keluarga, warga sekolah, anggota masyarakat, warga negara, dan umat manusia di lingkungannya secara cerdas dan baik.Proses pembelajaran diorganisasikan dalam bentuk belajar sambil berbuat (learning by doing), belajar memecahkan masalah sosial (social problem solving learning), belajar melalui perlibatan sosial (socio participatory learning), dan belajar melalui interaksi sosial-kultural sesuai dengan konteks kehidupan masyarakat. Ruang Lingkup Materi PPKn Kelas XII Untuk mencapai efektivitas dan optimalisasi pelaksanaan pembelajaran, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan buku teks pelajaran PPKn Kelas XII. Berdasarkan jumlah KD terutama yang terkait dengan penjabaran KI-3, ruang lingkup materi pelajaran yangterdapatdalambuku teks Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Kelas XII terdiri dari 7 (tujuh) Bab, yaitu sebagai berikut . Bab 1 : Kasus-Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia dalam Perspektif Pancasila Bab 2 : Pengelolaan Keuangan Negara dan Kekuasaan Kehakiman Bab 3 : Dinamika Pengelolaan Kekuasaan Negara Di Pusat dan Daerah dalam Mewujudkan Tujuan Negara Indonesia Bab 4 : Kasus-Kasus Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara Bab 5 : Peran Indonesia dalam Hubungan Internasional Bab 6 : Strategi Indonesia dalam Menyelesaikan Ancaman terhadap Negara Bab 7 : Dinamika Peyelenggaraan Negara dalam Konteks NKRI dan Negara Federal 3. Standar Proses Standar Prosesadalahkriteriamengenai pelaksanaanpembelajaranpadasatusatuanpendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan. Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, nantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandiriansesuaidenganbakat,minat, danperkembanganfisik serta psikologis peserta didik. Untuk itusetiapsatuanpendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses
  • 19. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015 Mata Pelajaran PPKn 19 pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitasketercapaian kompetensi lulusan. Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi maka prinsip pembelajaran yang digunakan: a. dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu; b. dari guru sebagai satu-satunya sumbe belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar; c. dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; d. dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi; e. dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu; f. dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi; g. dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif; h. peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills); i. pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat; j. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan(ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); k. Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; l. Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas. m. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan n. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik. Terkait dengan prinsip di atas, dikembangkan standar proses yang mencakup perencanaan prosespembelajaran,pelaksanaanproses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasanprosespembelajaran. Karakteristikpembelajaranpadasetiapsatuanpendidikan terkait erat pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan memberikankerangkakonseptual tentangsasaranpembelajaranyangharusdicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi. Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas“ menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan ”Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas“ mengingat, memahami, menerapkan,menganalisis, mengevaluasi, mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas“ mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta”. Karaktersitik kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi karakteristik standar proses. Untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific),tematik terpadu (tematik antarmata pelajaran), dan tematik (dalam suatu mata pelajaran) perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian
  • 20. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015 20 Mata Pelajaran PPKn (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong kemampuan peserta didik untuk menghasilkankaryakontekstual,baikindividual maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning). Rincian gradasi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut Sikap Pengetahuan Keterampilan Menerima Mengingat Mengamati Menjalankan Memahami Menanya Menghargai Menerapkan Mencoba Menghayati, Menganalisis Menalar Mengamalkan Mengevaluasi Menyaji Mencipta Karakteristik proses pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik kompetensi. Pembelajaran tematik terpadu di SD/MI/SDLB/Paket A disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik. Karakteristik proses pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik kompetensi. Pembelajaran tematik terpadu di SMP/MTs/SMPLB/Paket B disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik. Proses pembelajaran di SMP/MTs/SMPLB/Paket B disesuaikan dengan karakteristik kompetensi yang mulai memperkenalkan mata pelajaran dengan mempertahankan tematik terpadu pada IPA dan IPS. KarakteristikprosespembelajarandiSMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C/ Paket C Kejuruan secara keseluruhan berbasis mata pelajaran, meskipun pendekatan tematik masih dipertahankan. Standar Proses pada SDLB, SMPLB, dan SMALB diperuntukkan bagi tuna netra, tuna rungu, tuna daksa, dan tuna laras yang intelegensinya normal. Secara umumpendekatanbelajaryangdipilihberbasis pada teori tentang taksonomi tujuan pendidikan yang dalam lima dasawarsa terakhir yang secara umum sudah dikenal luas. Berdasarkan teori taksonomi tersebut capaian pembelajaran dapat dikelompokkan dalam tiga ranahyakni:ranah kognitif, affektif dan psikomotor. Penerapan teori taksonomi dalam tujuanpendidikandiberbagai negara dilakukan secara adaptif sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Undang-UndangNomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telahmengadopsi taksonomi dalambentukrumusansikap,pengetahuan, dan keterampilan. Proses pembelajaran sepenuhnya diarahkan pada pengembangan ketiga ranah tersebut secara utuh/holistik, artinya pengembangan ranah yang satu tidak bisa dipisahkan dengan ranah lainnya. Dengan demikian proses pembelajaran secara utuh melahirkan kualitas pribadi yang mencerminkan keutuhan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
  • 21. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015 Mata Pelajaran PPKn 21 4. Standar Penilaian Standar PenilaianPendidikanadalahkriteriamengenai mekanisme, prosedur,daninstrumen penilaian hasil belajar Peserta Didik. Penilaian dalam proses pendidikan merupakan komponen yang tidak dapat dipisahkan dari komponen lainnya khususnya pembelajaran. Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajarpesertadidik. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.Penegasan tersebut termaktub dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang StandarNasional Pendidikan. Penilaian hasil belajarolehpendidik memiliki peran antara lain untuk membantu peserta didik mengetahui capaian pembelajaran (learning outcomes). Berdasarkan penilaian hasil belajar oleh pendidik, pendidik dan peserta didik dapat memperoleh informasi tentang kelemahan dan kekuatan pembelajaran dan belajar. Denganmengetahui kelemahandankekuatannya, pendidik dan peserta didik memiliki arah yang jelasmengenai apa yang harus diperbaikidan dapat melakukan refleksi mengenai apa yang dilakukannya dalam pembelajaran dan belajar. Selain itu bagi peserta didik memungkinkanmelakukanprosestransfercara belajartadi untuk mengatasi kelemahannya (transfer oflearning). Sedangkan bagi guru, hasil penilaian hasil belajar oleh pendidik merupakan alat untuk mewujudkan akuntabilitas profesionalnya, dan dapat juga digunakan sebagai dasar dan arah pengembangan pembelajaran remedial atau program pengayaan bagi pesertadidik yangmembutuhkan, serta memperbaiki rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan proses pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Pelaksanaan penilaian hasil belajar oleh pendidik merupakan wujud pelaksanaan tugas profesional pendidik sebagaimana termaktub dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Penilaian hasil belajaroleh pendidik tidak terlepas dari proses pembelajaran. Oleh karena itu, penilaian hasil belajar oleh pendidik menunjukkan kemampuan guru sebagai pendidik profesional. Dalam konteks pendidikan berdasarkan standar (standard-based education), kurikulum berdasarkan kompetensi (competency-based curriculum), dan pendekatan belajar tuntas (mastery learning) penilaian proses dan hasil belajar merupakan parameter tingkat pencapaiankompetensiminimal.Untukitu, berbagai pendekatan, strategi, metode, teknik, dan model pembelajaran perludikembangkanuntuk memfasilitasi peserta didik agar mudah dalam belajar dan mencapai keberhasilan belajar secara optimal. Kurikulum 2013 mempersyaratkan penggunaan penilaian autentik (authentic assesment). Secara paradigmatik penilaian autentik memerlukan perwujudan pembelajaran autentik (authentic instruction) dan belajar autentik(authentic learning). Hal ini diyakini bahwa penilaian autentik lebih mampu memberikan informasi kemampuan peserta didik secara holistik dan valid.
  • 22. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015 22 Mata Pelajaran PPKn 1.2 Permendikbud Perangkat Kurikulum 2013 Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar kompetensilulusan,standarisi,standarproses,standarkependidikan,standarsarana dan prasarana, standar pembiayaan, standar penilaian pendidikan (UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Dalam kerangka pengembangan Kurikulum 2013, dari 8 standar nasional pendidikan seperti yang tertuang di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, hanya 4 standar yangmengalami perubahan yang signifikan, yaitu Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian. Perubahan pada keempat standar tersebut berakibat pada perubahan pada peraturan perundang-undangannya. Dengan berlakunya Kurikulum 2013 maka diterbitkanlahPeraturanPemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagai pelengkap dari Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. PeraturanyangberkaitandenganpelaksanaanKurikulum2013 selainPeraturanPemerintahRepublik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentangStandarNasional PendidikanjugadikeluarkanbeberapaPeraturanMenteri Pendidikan dan Kebudayaan sebagai acuan dalam melaksanakan Kurikulum 2013. Berikut daftar Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang berkaiatan dengan Kurikulum 2013. 1. PermendikbudNo.34Tahun 2014 tentangPembelianBukuKurikulum2013 olehSekolah 2. PermendikbudNo.38Tahun 2014 tentang Buku TeksPelajarandanBukuPanduanGuru untuk SekolahDasar 3. PermendikbudNo.40Tahun 2014 tentangKerangkaDasar dan StrukturKurikulumSekolah MenengahAtasLuar Biasa 4. PermendikbudNo.51Tahun 2014 tentangBukuTeksPelajaran danBuku PanduanGuruuntuk SekolahMenengahAtasLuarBiasa 5. PermendikbudNo.53Tahun 2014 tentangPerubahanatasPeraturanMenteri Pendidikandan KebudayaanNomor34 Tahun 2014 tentangPembelianBukuKurikulum2013 olehSekolah 6. PermendikbudNo.57Tahun 2014 tentangKurikulum2013 SekolahDasar/MadrasahIbtidaiyah 7. PermendikbudNo.58Tahun 2014 tentangKurikulum2013 SekolahMenengahPertama/ Madrasah Tsanawiyah 8. PermendikbudNo.59Tahun 2014 tentangKurikulum2013 SekolahMenengahAtas/Madrasah Aliyah 9. PermendikbudNo.60Tahun 2014 tentangKurikulum2013 SekolahMenengah Kejuruan/MadrasahAliyahKejuruan 10. PermendikbudNo.61Tahun 2014 tentang KurikulumTingkatSatuanPendidikanpada PendidikanDasardanPendidikanMenengah 11. PermendikbudNo.62Tahun 2014 tentang KegiatanEkstrakurikulerpadaPendidikanDasardan PendidikanMenengah 12. PermendikbudNo.63Tahun 2014 tentangPendidikanKepramukaansebagai Kegiatan EkstrakurikulerWajibpadaPendidikanDasardanPendidikanMenengah 13. PermendikbudNo.64Tahun 2014 tentangPeminatanpadaPendidikanMenengah 14. PermendikbudNo.65Tahun 2014 tentangBukuTeksPelajarandanBuku PanduanGuru Kurikulum2013 KelompokPeminatanPendidikanMenengahyangMemenuhi SyaratKelayakan untukDigunakandalamPembelajaran 15. PermendikbudNo.68Tahun 2014 tentangPeranGuru Teknologi InformasidanKomunikasi dan Guru KeterampilanKomputerdanPengelolaanInformasi dalamImplementasi Kurikulum2013 HO-1.2
  • 23. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015 Mata Pelajaran PPKn 23 16. PermendikbudNo.78Tahun 2014 tentang Tatacara PembayaranBukuKurikulum2013 Oleh SekolahyangDibiayai DanaBantuanOperasional SekolahdanBantuanSosial Buku 17. PermendikbudNo.79Tahun 2014 tentangMuatan Lokal Kurikulum2013 18. PermendikbudNo. 98Tahun 2014 tentangStandarKualifikasiAkademikdanKompetensi Penilik 19. Permendikbud No.100 Tahun2014 tentang PenyediaanBukuKurikulum2013 SemesterII Tahun Ajaran2014/2015 20. PermendikbudNo.103Tahun2014 tentangPembelajaranpada Dikdasmen 21. PermendikbudNo.104Tahun2014 tentangPenilaianHasil BelajarolehPendidikpada PendidikanDasardanPendidikanMenengah 22. PermendikbudNo.105 Tahun2014 tentangPendampinganPelaksanaanKurikulum2013 pada PendidikanDasardanPendidikanMenengah 23. PermendikbudNo.107 Tahun2014 tentangKonversi Nilai Hasil BelajardanMatrikulasi Mata Pelajaran Bagi PesertaDidikdari SistemPendidikanNegaraLainatauSistemPendidikan Internasional ke dalamSistemPendidikanNasional padaJenjang Dikdasmen 24. PermendikbudNo.111 Tahun2014 tentang Bimbinganpada Dikdasmen 25. PermendikbudNo.160 Tahun 2014 tentangPemberlakuanKurikulumTahun2006 dan Kurikulum2013 Dari sekian banyak Peraturan Menteri yang dikeluarkan paling tidak guru sebagai ujung tombak pelaksana Kurikulum 2013 harus menguasai beberapa Permen yang terkait langsung dengan pelaksanaan Kurikulum 2013. Permen tersebut adalah: 1. PermendikbudNo.54Tahun 2013 tentangStandarKompetensi Lulusan 2. PermendikbudNo.57Tahun 2014 tentangKurikulum2013 SekolahDasar/MadrasahIbtidaiyah 3. Permendikbud No.58 Tahun2014 tentangKurikulum2013 Sekolah Menengah Pertama/MadrasahTsanawiyah 4. PermendikbudNo.59Tahun 2014 tentangKurikulum2013 SekolahMenengahAtas/Madrasah Aliyah 5. PermendikbudNo.60Tahun 2014 tentangKurikulum2013 SekolahMenengah Kejuruan/MadrasahAliyahKejuruan 6. PermendikbudNo.103 Tahun2014 tentangPembelajaranpadaPendidikan Dasardan Menengah 7. PermendikbudNo.104 Tahun2014 tentangPenilaianHasil belajarolehPendidikpada PendidikanDasardanPendidikanMenengah Keterkaitan antara Perubahan Kurrikulum 2013 dengan Peraturan Menteri yang terkait dengan pelaksanaan Kurikulum 2013 dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN STANDAR PROSES STANDAR ISI STANDAR PENILAIAN Permendikbud No. 57, 58,59,60 Tahun 2014 Permendikbud No. 103 Tahun 2014 Permendikbud No. 104 Tahun 2014 Permendikbud No.54 Tahun 2013 Elemen Perubahan
  • 24. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015 24 Mata Pelajaran PPKn 1.3 Pendekatan Saintifik, dan Penilaian Autentik A. PENDEKATAN SAINTIFIK 1. Esensi Pendekatan Saintifik/ Pendekatan Ilmiah Pembelajaran adalah proses interaksi antarpeserta didik, antara peserta didik dengan tenaga pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.Pembelajaran merupakan suatu prosespengembanganpotensi danpembangunankaraktersetiappesertadidiksebagaihasil dari sinergi antarapendidikanyangberlangsungdi sekolah,keluargadanmasyarakat.Prosestersebut memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuanyangsemakinlama semakin meningkat dalam sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan,danketerampilanyangdiperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia. Peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Untuk itu pembelajaran harus berkenaan dengankesempatan yang diberikan kepada peserta didik untukmengkonstruksi pengetahuan dalam proseskognitifnya. Agar benar- benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, peserta didik perlu didorong untuk bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan berupaya keras mewujudkan ide- idenya. Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik atau pendekatan berbasisproseskeilmuan.Pendekatan saintifik dapat menggunakan beberapa strategi seperti pembelajaran kontekstual. Model pembelajaran merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memilikinama,ciri,sintak, pengaturan, dan budaya misalnya discovery learning, project-based learning, problem-based learning, inquiry learning. Kurikulum 2013 menggunakan modus pembelajaran langsung (direct instructional) dan tidak langsung (indirect instructional). Pembelajaran langsung adalah pembelajaran yang mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan menggunakan pengetahuan peserta didik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP. Dalam pembelajaran langsung peserta didik melakukan kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung, yang disebut dengan dampak pembelajaran (instructional effect). Pembelajaran tidak langsung adalah pembelajaran yang terjadi selama proses pembelajaran langsung yang dikondisikan menghasilkandampakpengiring(nurturanteffect).Pembelajaran tidaklangsungberkenaandenganpengembangannilai dansikapyangterkandungdalamKI-1dan KI-2. Hal ini berbeda dengan pengetahuan tentang nilai dan sikap yang dilakukan dalam proses pembelajaranlangsungolehmatapelajaranPendidikanAgamadanBudi Pekerti sertaPendidikan PancasiladanKewarganegaraan. Pengembangan nilai dan sikap sebagai proses pengembangan moral dan perilaku,dilakukanolehseluruhmatapelajarandandalamsetiapkegiatanyangterjadi di kelas,sekolah,danmasyarakat.Olehkarena itu, dalam proses pembelajaran Kurikulum 2013, semuakegiatanintrakurikuler,kokurikuler, danekstrakurikulerbaikyangterjadi di kelas,sekolah, HO-1.3
  • 25. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015 Mata Pelajaran PPKn 25 dan masyarakat (luar sekolah) dalam rangka mengembangkan moral dan perilaku yang terkait dengan nilai dan sikap. Pendekatan pembelajaran merupakan cara pandang pendidik yang digunakan untuk menciptakanlingkunganpembelajaranyangmemungkinkanterjadinyaprosespembelajaran dan tercapainya kompetensi yang ditentukan. Strategi pembelajaran merupakan langkah-langkah sistematikdansistemik yang digunakan pendidik untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran dan tercapainya kompetensi yang ditentukan.Modelpembelajaran merupakankerangkakonseptual danoperasional pembelajaran yang memiliki nama, ciri, urutan logis, pengaturan, dan budaya. Metode pembelajaran merupakan cara atau teknik yang digunakan oleh pendidik untuk menangani suatu kegiatan pembelajaran yang mencakup antara lain ceramah, tanya-jawab, diskusi. Dalam mengimplementasikan pendekatan saintifik, materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomenayangdapatdijelaskandenganlogikaataupenalarantertentu;bukansebataskira- kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaranyangmenyimpangdari alurberpikirlogis.Mendorongdanmenginspirasi siswaberpikir secara kritis,analistis,dantepatdalammengidentifikasi,memahami,memecahkanmasalah, dan mengaplikasikanmateripembelajaran.Berbasispadakonsep, teori,danfaktaempirisyangdapat dipertanggungjawabkan. Langkah-langkah pembelajaran: Prosespembelajaranmenyentuhtigaranah, yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Hasil belajarmelahirkanpesertadidikyangproduktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa.” Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”. Ranah pengetahuanmenggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa.” Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pelaksanaan pendekatan saintifik/pendekatan berbasis proses keilmuan merupakan pengorganisasianpengalamanbelajardenganurutanlogismeliputi prosespembelajaran melaui: a. Mengamati; b. Menanya; c. Mengumpulkan informasi/mencoba; d. Menalar/mengasosiasi; dan
  • 26. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015 26 Mata Pelajaran PPKn e. Mengomunikasikan. Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan penalaran induktif (inductive reasoning) dibandingkan dengan penalaran deduktif (deductive reasoning). Penalaran deduktif melihatfenomenaumumuntukkemudianmenariksimpulanyangspesifik. Sebaliknya,penalaran induktif memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik simpulan secara keseluruhan. 2. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah Pendekatan saintifik meliputi lima pengalaman belajar sebagaimana tercantum dalam tabel berikut. Tabel 1: Deskripsi Langkah Pembelajaran*) Langkah Pembelajaran Deskripsi Kegiatan BentukHasil Belajar Mengamati (observing) Mengamati dengan indra (membaca, mendengar, menyimak, melihat, menonton, dan sebagainya) dengan atau tanpa alat Perhatian pada waktu mengamati suatu objek/membaca suatu tulisan/mendengar suatu penjelasan, catatan yang dibuat tentang yang diamati, kesabaran, waktu (on task) yang digunakan untuk mengamati Menanya (questioning) Membuat dan mengajukan pertanyaan, tanya jawab, berdiskusi tentang informasi yang belum dipahami,informasi tambahan yang ingin diketahui, atau sebagai klarifikasi. Jenis, kualitas, dan jumlah pertanyaan yang diajukan peserta didik (pertanyaan faktual, konseptual, prosedural, dan hipotetik) Mengumpulkan informasi/mencoba (experimenting) Mengeksplorasi, mencoba, berdiskusi,mendemonstrasikan, meniru bentuk/gerak, melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengumpulkan data dari nara sumber melalui angket, wawancara, dan Jumlah dan kualitas sumber yang dikaji/digunakan, kelengkapan informasi, validitas informasi yang dikumpulkan, dan instrumen/alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.
  • 27. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015 Mata Pelajaran PPKn 27 Langkah Pembelajaran Deskripsi Kegiatan BentukHasil Belajar memodifikasi/ menambahi/ mengembangkan Menalar/Mengasosiasi (associating) Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan,menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, mengasosiasi atau menghubungkan fenomena/informasi yang terkait dalam rangka menemukan suatu pola, dan menyimpulkan Mengembangkan interpretasi, argumentasi dan kesimpulan mengenai keterkaitan informasi dari dua fakta/konsep, interpretasi argumentasi dan kesimpulan mengenai keterkaitan lebih dari dua fakta/konsep/teori, menyintesis dan argumentasi serta kesimpulan keterkaitan antarberbagai jenis fakta/konsep/teori/ pendapat; mengembangkan interpretasi, struktur baru, argumentasi, dan kesimpulan yang menunjukkan hubungan fakta/onsep/teori dari dua sumber atau lebih yang tidak bertentangan; mengembangkan interpretasi, struktur baru,argumentasi dan kesimpulan dari konsep/ teori/ yang berbeda dari berbagai jenis sumber. Mengomunikasikan (communicating) Menyajikan laporan dalam bentuk bagan,diagram, atau grafik; menyusun laporan tertulis; dan menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan secara lisan Menyajikan hasilkajian (dari mengamatisampai menalar) dalam bentuk tulisan, grafis, media elektronik, multi media dan lain-lain a. Mengamati Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode observasi pesertadidikmenemukanfakta bahwa ada hubungan antara objek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut ini. 1) Menentukan objek apa yang akan diobservasi 2) Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi 3) Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder 4) Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi
  • 28. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015 28 Mata Pelajaran PPKn 5) Menentukansecarajelasbagaimanaobservasiakandilakukanuntukmengumpulkandata agar berjalan mudah dan lancar 6) Menentukancara danmelakukanpencatatanatashasil observasi ,seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya. Secara lebih luas, alat atau instrumen yang digunakan dalam melakukan observasi, dapat berupa daftar cek (checklist), skala rentang (rating scale), catatan anekdotal (anecdotal record), catatan berkala, dan alat mekanikal (mechanical device). Daftar cek dapat berupa suatu daftar yang berisikan nama-nama subjek, objek, atau faktor- faktor yang akan diobservasi. Skala rentang , berupa alat untuk mencatat gejala atau fenomena menurut tingkatannya. b. Menanya Pada kurikulum 2013 kegiatan menanya diharapkan muncul dari siswa. Kegiatan belajar menanya dilakukan dengan cara: mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik). Menanya dapat juga tidak diungkapkan, tetapi dapat saja ada di dalam pikiran peserta didik. Untuk memancing peserta didik mengungkapkannya guru harus member kesempatan mereka untuk mengungkapkan pertanyaan. Kegiatan bertanya oleh guru dalam pembelajaran juga sangat penting, sehingga tetap harus dilakukan. Fungsi bertanya 1) Membangkitkanrasaingintahu,minat,danperhatian peserta didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran. 2) Mendorongdan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri. 3) Mendiagnosiskesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan ancangan untuk mencari solusinya. 4) Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan. 5) Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberi jawabansecara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar. 6) Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan. 7) Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok. 8) Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul. 9) Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati satu sama lain.
  • 29. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015 Mata Pelajaran PPKn 29 Kriteria pertanyaan yang baik Kriteria pertanyaan yang baik adalah: singkat dan jelas, menginspirasi jawaban, memiliki fokus, bersifat probing atau divergen, bersifat validatif atau penguatan, memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir ulang, merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif, merangsang proses interaksi Tingkatan Pertanyaan Pertanyaan guru yang baik dan benar menginspirasi peserta didik untuk memberikan jawaban yang baik dan benar pula. Guru harus memahami kualitas pertanyaan, sehingga menggambarkan tingkatan kognitif seperti apa yang akan disentuh, mulai dari yang lebih rendahhinggayang lebih tinggi. Bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif yang lebih rendah hingga yang lebih tinggi disajikan berikut ini. Tingkatan Subtingkatan Kata-kata kunci pertanyaan Kognitif yang lebih rendah  Pengetahuan (knowledge)  Apa...  Siapa...  Kapan...  Di mana...  Sebutkan...  Jodohkan...  pasangkan...  Persamaan kata...  Golongkan...  Berilah nama...  Dll.  Pemahaman (comprehension)  Terangkahlah...  Bedakanlah...  Terjemahkanlah...  Simpulkan...  Bandingkan...  Ubahlah...  Berikanlah interpretasi...  Penerapan (application  Gunakanlah...  Tunjukkanlah...  Buatlah...  Demonstrasikanlah...  Carilah hubungan...  Tulislah contoh...  Siapkanlah...  Klasifikasikanlah... Kognitif yang lebih tinggi  Analisis (analysis)  Analisislah...  Kemukakan bukti- bukti…  Mengapa…  Identifikasikan…  Tunjukkanlah sebabnya…  Berilah alasan-alasan…  Sintesis (synthesis)  Ramalkanlah…  Bentuk…  Ciptakanlah…  Susunlah…  Rancanglah...  Tulislah…  Bagaimana kita dapat memecahkan…  Apa yang terjadi seaindainya…  Bagaimana kita dapat memperbaiki…  Kembangkan…  Evaluasi (evaluation)  Berilah pendapat…  Alternatif mana yang lebih baik…  Setujukah anda…  Kritiklah…  Berilah alasan…  Nilailah…  Bandingkan…  Bedakanlah...
  • 30. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015 30 Mata Pelajaran PPKn c. Mengumpulkan informasi/ Eksperimen (Mencoba) Mengumpulkan informasi/ eksperimen kegiatan pembelajarannya antara lain: 1) Melakukan eksperimen; 2) Membaca sumber lain selain buku teks; 3) Mengamati objek/kejadian/aktivitas;dan 4) Wawancara dengannarasumber. Untuk memperolehhasil belajaryangnyataatau autentik,pesertadidik harus mencoba atau melakukanpercobaan,terutamauntukmateri atau substansi yang sesuai. Peserta didik pun harus memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar,sertamampumenggunakanmetode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari. Agar pelaksanaan percobaan dapatberjalanlancar (1) Guru hendaknya merumuskan tujuan eksperimen yanga akan dilaksanakan murid, (2) Guru bersama murid mempersiapkan perlengkapan yang dipergunakan, (3) Perlu memperhitungkan tempat dan waktu, (4) Guru menyediakan kertas kerja untuk pengarahan kegiatan murid, (5) Guru membicarakan masalah yanga akan yang akan dijadikan eksperimen, (6) Membagi kertas kerja kepada murid, (7) Murid melaksanakan eksperimen dengan bimbingan guru, dan (8) Guru mengumpulkan hasil kerja murid dan mengevaluasinya, bila dianggap perlu didiskusikan secara klasikal. d. Mengasosiasi/ Mengolah informasi Dalam kegiatan mengasosiasi/ mengolah informasi terdapat kegiatan menalar. Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalarandimaksudmerupakan penalaran ilmiah, meski penakaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat.Istilah menalar di sini merupakan padanan dari associating; bukan merupakan terjemanan dari reasonsing, meski istilah ini juga bermakna menalar atau penalaran.Karenaitu,istilahaktivitasmenalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif.Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemamuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan memori. Bagaimana aplikasinya dalam proses pembelajaran? Aplikasi pengembangan aktivitas pembelajaranuntukmeningkatkandayamenalarpeserta didik dapat dilakukan dengan cara berikut ini. 1) Guru menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap sesuai dengan tuntutan kurikulum.
  • 31. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015 Mata Pelajaran PPKn 31 2) Guru tidakbanyakmenerapkanmetode ceramahatau metode kuliah. Tugas utama guru adalahmemberi instruksisingkattapi jelasdengandisertai contoh-contoh,baikdilakukan sendiri maupun dengan cara simulasi. 3) Bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau hierarkis, dimulai dari yang sederhana (persyaratan rendah) sampai pada yang kompleks (persyaratan tinggi). 4) Kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati. 5) Seriap kesalahan harus segera dikoreksi atau diperbaiki. 6) Perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan atau pelaziman. 7) Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang nyata atau otentik. 8) Guru mencatatsemuakemajuanpesertadidikuntukkemungkinanmemberikantindakan pembelajaran perbaikan. e. Mengomunikasikan Mengomunikasikan merupakan ilmu dan praktik menyampaikan atau mentransmisikan informasi atau aneka jenis pesan. Selama proses pembelajaran, guru secara konsisten mengomunikasikanatau mentransmisikanpengetahuan, informasi, atau aneka baru kepada peserta didiknya. Kegiatan mengomunikasikan merupakan proses yang kompleks. Proses transmisi ataupenyampaianpesanyangsalahmenyebabkankomunikasi tidak akan berjalan efektif. Pada kontekspembelajarandenganpendekatan saintifik, mengomunikasikan mengandung beberapa makna, antara lain: (1) mengkomunikasikan informasi, ide, pemikiran, atau pendapat;(2) berbagi (sharing) informasi;(3) memperagakansesuatu;(4) menampilkanhasil karya; dan (5) membangun jejaring. Mengomunikasikan juga mengandung makna: (1) melatih keberanian, (2) melatih keterampilan berkomunikasi, (3) memasarkan ide, (4) mengembangkan sikapsalingmemberi-menerimainformasi,(5) menghayati atau memaknai fenemomena, (5) menghargai pendapat/karya sendiri dan orang lain, dan (6) berinteraksi antarsejawat atau dengan pihak lain. Seperti dijelaskan di atas, salah satu esensi mengomunikasikan adalah membangun jejaring. Selama proses pembelajaran, kegiatan mengomunikasikan ini antara lain dapat dilakukan melalui model pembelajaran kolaboratif. Pembelajaran kolaboratif merupakan suatu filsafatpersonal,lebihdari sekadarteknikpembelajarandi kelas-kelas sekolah. Kolaborasi esensinya merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang menempatkan dan memaknai kerja sama sebagai strukturinteraksi yangdirancangsecarabaikdandisengajarupauntukmemudahkan usaha kolektif untuk mencapai tujuan bersama. Pada pembelajaran kolaboratif kewenangan dan fungsi guru lebih bersifat direktif atau manajerbelajar.Sebaliknya, pesertadidiklahyangharuslebihaktif.Pesertadidik berinteraksi dengan empati, saling menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing- masing. Dengan cara semacam ini akan tumbuh rasa aman sehingga memungkin peserta didik menghadapi aneka perubahan dan tuntutan belajar secara bersama-sama.
  • 32. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015 32 Mata Pelajaran PPKn Ada empatsifatkelasataupembelajarankolaboratif. Duasifatberkenaandenganperubahan hubunganantara gurudan pesertadidik.Sifatketigaberkaitandenganpendekatan baru dari penyampaian guru selama proses pembelajaran. Sifat keempat menyatakan isi kelas atau pembelajarankolaboratif. Dengan pembelajaran kolaboratif, peserta didik memiliki ruang gerak untuk menilai dan membina ilmu pengetahuan, pengalaman personal, bahasa komunikasi,strategidankonseppembelajaransesuaidenganteori,sertamenautkan kondisi sosiobudaya dengan situasi pembelajaran. Di sini, peran guru lebih banyak sebagai pembimbingdanmanajerbelajarketimbang memberi instruksi dan mengawasi secara rijid. Pada pembelajaran atau kelas kolaboratif, guru berbagi tugas dan kewenangan dengan peserta didik, khususnya untuk hal-hal tertentu. Cara ini memungkinan peserta didik menimba pengalaman mereka sendiri, berbagi strategi dan informasi, menghormati antar sesama, mendorong tumbuhnya ide-ide cerdas, terlibat dalam pemikiran kreatif dan kritis sertamemupukdanmenggalakkanmerekamengambil peran secara terbuka dan bermakna. Contoh Pembelajaran Kolaboratif Guru ingin mengajarkan tentang konsep, penggolongan sifat, fakta, atau mengulangi informasi tentang objek. Untuk keperluan pembelajaran ini dia menggunakan media sortir kartu (card sort). Prosedurnya dapat dilakukan seperti berikut ini. 1) Kepadapeserta didik diberikan kartu indeks yang memuat informasi atau contoh yang cocok dengan satu atau lebih katagori. 2) Peserta didik diminta untuk mencari temannya dan menemukan orang yang memiliki kartu dengan katagori yang sama. 3) Berikan kepada peserta didik yang kartu katagorinya sama menyajikan sendiri kepada rekannya. 4) Selama masing-masing katagori dipresentasikan oleh peserta didik, buatlah catatan dengan kata kunci (point) dari pembelajaran tersebut yang dirasakan penting. Pemanfaatan internet sangat dianjurkan dalam pembelajaran atau kelas kolaboratif. Karena memang, internet merupakan salah satu jejaring pembelajaran dengan akses dan ketersediaan informasi yang luas dan mudah. Saat ini internet telah menyediakan diri sebagai referensi yang murah dan mudah bagi peserta didik atau siapa saja yang hendak mengubah wajah dunia. Penggunaan internet disarakan makin mendesak sejalan dengan perkembangan pengetahuan terjadi secara eksponensial. Masa depan adalah milik peserta didik yang memiliki akses hampir ke seluruh informasi tanpa batas dan mereka yang mampu memanfaatkan informasi diterima secepat mungkin. B. Model-model Pembelajaran 1. Pembelajaran Berbasis Penemuan (Discovery Learning) a. Definisi danKonsep 1) Definisi Discoverymempunyaiprinsipyangsama dengan inkuiri (inquiry) dan Problem Solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga istilah ini, pada Discovery Learning lebih
  • 33. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015 Mata Pelajaran PPKn 33 menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui, masalah yang diperhadapkan kepada peserta didik semacam masalah yang direkayasa oleh guru.Sedangkanpadainkuiri masalahnyabukanhasil rekayasa,sehingga peserta didik harus mengerahkanseluruhpikiran dan keterampilannya untuk mendapatkan temuan-temuan di dalam masalah itu melalui proses penelitian, sedangkan Problem Solving lebih memberi tekananpada kemampuan menyelesaikan masalah. Pada Discovery Learning materi yang akan disampaikantidakdisampaikandalambentukfinal akan tetapi peserta didik didorong untukmengidentifikasi apayangingindiketahui dilanjutkandenganmencari informasisendiri kemudian mengorgansasi atau membentuk (konstruktif) apa yang mereka ketahui dan mereka pahami dalam suatu bentuk akhir. Penggunaan Discovery Learning, ingin merubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif.Mengubahpembelajaranyangteacheroriented ke studentoriented. Merubah modus Ekspositorypesertadidikhanyamenerimainformasi secara keseluruhan dari guru ke modus Discovery peserta didik menemukan informasisendiri. 2) Konsep Di dalam proses belajar, Bruner mementingkan partisipasi aktif dari tiap peserta didik, dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Untuk menunjang proses belajar perlu lingkungan memfasilitasi rasa ingin tahu peserta didik pada tahap eksplorasi. Lingkunganini dinamakan Discovery Learning Environment,yaitulingkungan dimana peserta didik dapat melakukan eksplorasi, penemuan-penemuan baru yang belum dikenal atau pengertian yang mirip dengan yang sudah diketahui. Lingkungan seperti ini bertujuan agar peserta didik dalam proses belajar dapat berjalan dengan baik dan lebih kreatif. Dalam Discovery Learning bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, peserta didik dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan,menganalisis,mengintegrasikan,mereorganisasikanbahansertamembuat kesimpulan-kesimpulan.Brunermengatakanbahwaprosesbelajarakanberjalan dengan baik dan kreatif jikagurumemberikankesempatankepadapesertadidikuntukmenemukansuatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya (Budiningsih, 2005:41). Pada akhirnya yang menjadi tujuan dalam Discovery Learning menurutBruneradalahhendaklahgurumemberikankesempatankepada muridnya untukmenjadi seorangproblemsolver,seorangscientist,historin,atauahli matematika. Dan melalui kegiatantersebutpesertadidikakanmenguasainya, menerapkan, serta menemukan hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya. b. Langkah-langkah Operasional Implementasi dalam Proses Pembelajaran Langkah-langkah dalam mengaplikasikan model discovery learning di kelas adalah sebagai berikut: 1) Perencanaan Perencanaan pada model ini meliputi hal-hal sebagai berikut. a) Menentukan tujuan pembelajaran b) Melakukan identifikasi karakteristik peserta didik (kemampuan awal, minat, gaya c) belajar, dan sebagainya) d) Memilih materi pelajaran.
  • 34. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015 34 Mata Pelajaran PPKn e) Menentukan topik-topik yang harus dipelajari peserta didik secara induktif (dari contoh-contoh generalisasi) f) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, g) tugas dan sebagainya untuk dipelajari peserta didik h) Mengatur topik-topikpelajarandari yangsederhana ke kompleks, dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik i) Melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik 2) Pelaksanaan Menurut Syah (2004) dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning di kelas,ada beberapa prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara umum sebagai berikut. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan) Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan kebingungannya dan timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Guru dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah.Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu peserta didik dalam mengeksplorasi bahan.Dengan demikianseorangGuruharusmenguasai teknik-teknik dalam memberi stimulus kepada peserta didik agar tujuan mengaktifkan peserta didik untuk mengeksplorasi dapat tercapai. Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah) Setelah dilakukan stimulation guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah) Data collection (pengumpulan data) Pada saat peserta didik melakukan eksperimen atau eksplorasi, guru memberi kesempatan kepada para peserta didik untuk mengumpulkan informasi sebanyak- banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis.Data dapat diperoleh melalui membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya. Data processing (pengolahan data) Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yangtelahdiperolehparapesertadidikbaikmelalui wawancara,observasi,dan sebagainya, lalu ditafsirkan. Verification (pembuktian)
  • 35. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015 Mata Pelajaran PPKn 35 Pada tahapini pesertadidikmelakukanpemeriksaansecaracermatuntuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang telah ditetapkan, dihubungkan dengan hasil data processing.Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi) Tahap generalisasi/menarikkesimpulanadalahprosesmenariksebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikanhasil verifikasi. Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi. 3) SistemPenilaian Dalam Model Pembelajaran Discovery, penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan tes maupun non tes. Penilaian dapat berupa penilaian pengetahuan, keterampilan, sikap, atau penilaian hasil kerja peserta didik.Jika bentuk penialainnya berupa penilaian pengetahuan, maka dalam model pembelajaran discovery dapat menggunakan tes tertulis. Jika bentuk penilaiannya menggunakan penilaian proses, sikap, atau penilaian hasil kerja peserta didik, maka pelaksanaan penilaian dapat menggunakan contoh-contoh format penilaian sikap seperti yang ada pada uraian penilaian proses dan hasil belajar pada materi berikutnya. 2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) ProblemBased Learning (PBL) adalahmodel pembelajaranyangdirancang agar peserta didik mendapat pengetahuan penting, yang membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki model belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. a. Konsep Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah modelpembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkanmasalahdunianyata(real world). Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatumodelpembelajaranyangmenantangpesertadidikuntuk“belajarbagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata.Masalah yang diberikan ini digunakan untuk mengikat peserta didik pada rasa ingin tahu pada pembelajaranyangdimaksud.Masalahdiberikankepadapesertadidik,sebelumpesertadidik mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan. Adalima strategi dalam menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBL) yaitu: 1) Permasalahansebagai kajian. 2) Permasalahansebagai penjajakanpemahaman 3) Permasalahansebagai contoh 4) Permasalahansebagai bagianyangtakterpisahkandari proses 5) Permasalahansebagai stimulusaktivitasautentik
  • 36. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015 36 Mata Pelajaran PPKn Peran guru, peserta didik dan masalah dalam pembelajaran berbasis masalah dapat digambarkan sebagai berikut. Guru sebagai Pelatih Peserta Didik sebagai Problem Solver Masalah sebagai Awal Tantangan dan Motivasi o Asking aboutthinking (bertanya tentangpemikiran). o Memonitorpembelajaran. o Probbing ( menantangpesertadidik untukberpikir). o Menjagaagar pesertadidikterlibat. o Mengatur dinamikakelompok. o Menjagaberlangsungnyaproses. o Pesertayangaktif. o Terlibatlangsungdalam pembelajaran. o Membangun pembelajaran. o Menarik untuk dipecahkan. o Menyediakan kebutuhanyangada hubungannyadengan pelajaranyang dipelajari. Tujuan dan hasil dari model pembelajaran berbasis masalah ini adalah: 1) Keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah Pembelajaran berbasis masalah ini ditujukan untuk mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. 2) Pemodelan peranan orang dewasa. Bentukpembelajaranberbasismasalahpentingmenjembatani gap antara pembelajaran sekolahformal denganaktivitasmental yanglebihpraktis yang dijumpai di luar sekolah. Aktivitas-aktivitas mental di luar sekolah yang dapat dikembangkan adalah: a) PBL mendorong kerjasama dalam menyelesaikan tugas. b) PBL memiliki elemen-elemen magang. Hal ini mendorong pengamatan dan dialog dengan yang lain sehingga peserta didik secara bertahap dapat memi peran yang diamati tersebut. c) PBL melibatkan peserta didik dalam penyelidikan pilihan sendiri, yang memungkinkan mereka menginterpretasikan dan menjelaskan fenomena dunia nyata dan membangun femannya tentang fenomena itu. 3) Belajar Pengarahan Sendiri (self directed learning) Pembelajaran berbasis masalah berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus dapat menentukansendiri apayangharusdipelajari,dandari mana informasi harus diperoleh, di bawah bimbingan guru. b. Model PBL mengacu pada hal-hal sebagai berikut : 1) Kurikulum: PBL tidak seperti pada kurikulum tradisional, karena memerlukan suatu strategi sasaran di mana proyek sebagai pusat. 2) Responsibility:PBL menekankan responsibility dananswerability parapesertadidikke diri dan panutannya. 3) Realisme:kegiatanpesertadidikdifokuskan pada pekerjaan yang serupa dengan situasi yang sebenarnya.Aktifitasini mengintegrasikan tugas autentik dan menghasilkan sikap profesional. 4) Active-learning: menumbuhkan isu yang berujung pada pertanyaan dan keinginan pesertadidikuntukmenemukanjawabanyangrelevan,sehinggadengan demikian telah terjadi proses pembelajaran yang mandiri.
  • 37. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015 Mata Pelajaran PPKn 37 5) Umpan Balik:diskusi,presentasi,danevaluasi terhadapparapesertadidikmenghasilkan umpan balik yang berharga. Ini mendorong kearah pembelajaran berdasarkan pengalaman. 6) Keterampilan Umum: PBL dikembangkan tidak hanya pada ketrampilan pokok dan pengetahuan saja, tetapi juga mempunyai pengaruh besar pada keterampilan yang mendasar seperti pemecahan masalah, kerja kelompok, dan self-management. 7) Driving Questions:PBL difokuskan pada permasalahan yang memicu peserta didik berbuat menyelesaikan permasalahan dengan konsep, prinsip dan ilmu pengetahuan yang sesuai. 8) Constructive Investigations:sebagai titik pusat, proyek harus disesuaikan dengan pengetahuan para peserta didik. 9) Autonomy:proyek menjadikan aktifitas peserta didik sangat penting. c. Prinsip Proses Pembelajaran PBL Prinsip-prinsip PBL yangharus diperhatikanmeliputi konsepdasar, pendefinisian masalah, pembelajaran mandiri, pertukaran pengetahuan dan penilaiannya Konsep Dasar (Basic Concept) Pada pembelajaranini fasilitatordapatmemberikankonsep dasar, petunjuk, referensi, atau linkdanskill yangdiperlukandalampembelajarantersebut.Hal ini dimaksudkanagarpeserta didik lebih cepat mendapatkan ‘peta’ yang akurat tentang arah dan tujuan pembelajaran. Konsepyangdiberikantidakperludetail,diutamakandalambentukgarisbesarsaja,sehingga peserta didik dapat mengembangkannya secara mandiri secara mendalam. Pendefinisian Masalah (Defining the Problem) Dalam langkah ini fasilitator menyampaikan skenario atau permasalahan dan dalam kelompoknya peserta didik melakukan berbagai kegiatan. Pertama, brainstormingdengan cara semua anggota kelompok mengungkapkan pendapat, ide, dan tanggapan terhadap skenariosecarabebas,sehinggadimungkinkanmuncul berbagai macamalternatif pendapat. Kedua, melakukan seleksi untuk memilih pendapat yang lebih fokus. ketiga, menentukan permasalahan dan melakukan pembagian tugas dalam kelompok untuk mencari referensi penyelesaian dari isu permasalahan yang didapat. Fasilitator memvalidasi pilihan-pilihan yang diambil pesertadidik yangakhirnya diharapkanmemiliki gambaran yang jelas tentang apa saja yangmerekaketahui,apasajayang merekatidakketahui,danpengetahuanapasaja yang diperlukan untuk menjembataninya. Pembelajaran Mandiri (Self Learning) Setelahmengetahui tugasnya,masing-masing peserta didik mencari berbagai sumber yang dapat memperjelas isu yang sedang diinvestigasi misalnyadari artikel tertulis di perpustakaan, halaman web, atau bahkan pakar dalam bidang yang relevan. Tujuan utama tahap investigasi, yaitu: (1) agar peserta didik mencari informasi dan mengembangkan pemahaman yang relevan dengan permasalahan yang telah didiskusikan di kelas, dan (2) informasi dikumpulkan untuk dipresentasikan di kelas relevan dan dapat dipahami. Pertukaran Pengetahuan (Exchange knowledge)
  • 38. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015 38 Mata Pelajaran PPKn Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan pendalaman materi secara mandiri, pada pertemuan berikutnya peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya dapat dibantu guru untuk mengklarifikasi capaiannya dan merumuskan solusi dari permasalahan kelompok. Langkah selanjutnya presentasi hasil dalam kelas dengan mengakomodasi masukandari pleno,menentukankesimpulanakhir,dandokumentasi akhir. Untuk memastikan setiap peserta didik mengikuti langkah ini maka dilakukan dengan mengikuti petunjuk. d. Langkah langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah FASE-FASE PERILAKU GURU Fase 1 Orientasi peserta didik kepada masalah  Menjelaskan tujuan pembelajaran,menjelaskan logistik yg dibutuhkan  Memotivasi peserta didik untuk terlibataktif dalam pemecahan masalah yangdipilih Fase 2 Mengorganisasikan peserta didik Membantu peserta didik mendefinisikan danmengorganisasikan tugas belajar yangberhubungan dengan masalah tersebut Fase 3 Membimbing penyelidikan individu dan kelompok Mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah Fase 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, model dan berbagi tugas dengan teman Fase 5 Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Mengevaluasi hasil belajartentang materi yang telah dipelajari /meminta kelompok presentasi hasil kerja Fase 1: Mengorientasikan Siswa pada Masalah Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan. Dalam penggunaan PBL, tahapan ini sangat penting dimana guru harus menjelaskan dengan rinci apa yang harus dilakukan oleh siswa. serta dijelaskan bagaimana guru akan mengevaluasi proses pembelajaran. Ada empat hal yang perlu dilakukan dalam proses ini, yaitu sebagai berikut. 1) Tujuan utama pengajaran tidak untuk mempelajari sejumlah besar informasi baru, tetapi lebih kepada belajar bagaimana menyelidiki masalah-masalah penting dan bagaimana menjadi siswa yang mandiri. 2) Permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak mempunyai jawaban mutlak “benar“, sebuah masalah yang rumit atau kompleks mempunyai banyak penyelesaian dan seringkali bertentangan. 3) Selama tahap penyelidikan, siswa didorong untuk mengajukan pertanyaan dan mencari informasi. 4) Selama tahap analisis dan penjelasan, siswa akan didorong untuk menyatakan ide-idenya secara terbuka dan penuh kebebasan.
  • 39. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015 Mata Pelajaran PPKn 39 Fase 2: Mengorganisasikan Siswa untuk Belajar Di samping mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, pembelajaran PBL juga mendorong siswa belajar berkolaborasi. Pemecahan suatu masalah sangat membutuhkan kerjasama dan sharing antar anggota. Oleh sebab itu, guru dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan membentuk kelompok-kelompok siswa dimana masing-masing kelompok akan memilih dan memecahkan masalah yang berbeda. Fase 3: Membantu Penyelidikan Mandiri dan Kelompok Penyelidikan adalah inti dari PBL. Meskipun setiap situasi permasalahan memerlukan teknik penyelidikan yang berbeda, namun pada umumnya tentu melibatkan karakter yang identik, yakni pengumpulan data dan eksperimen, berhipotesis dan penjelasan, dan memberikan pemecahan. Pengumpulan data dan eksperimentasi merupakan aspek yang sangat penting. Pada tahap ini, guru harus mendorong siswa untuk mengumpulkan data dan melaksanakan eksperimen (mental maupun aktual) sampai mereka betul-betul memahami dimensi situasi permasalahan. Tujuannya adalah agar peserta didik mengumpulkan cukup informasi untuk menciptakan dan membangun ide mereka sendiri. Fase 4: Mengembangkan dan Menyajikan Artefak (Hasil Karya) dan Mempamerkannya Tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan artefak (hasil karya) dan pameran. Artefak lebih dari sekedar laporan tertulis, namun bisa suatu video tape (menunjukkan situasi masalah dan pemecahan yang diusulkan), model (perwujudan secara fisik dari situasi masalah dan pemecahannya), program komputer, dan sajian multimedia. Tentunya kecanggihan artefak sangat dipengaruhi tingkat berpikir siswa. Langkah selanjutnya adalah mempamerkan hasil karyanya dan guru berperan sebagai organisator pameran. Akan lebih baik jika dalam pemeran ini melibatkan siswa lainnya, guru-guru, orang tua, dan lainnya yang dapat menjadi “penilai” atau memberikan umpan balik. Fase 5: Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah Fase ini dimaksudkan untuk membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses mereka sendiri dan keterampilan penyelidikan dan intelektual yang mereka gunakan. Selama fase ini guru meminta siswa untuk merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan selama proses kegiatan belajarnya. Penilaian Pembelajaran Berbasis Masalah Penilaian pembelajaran dengan PBL dilakukan dengan authentic assesment. Penilaian dapat dilakukan dengan portfolio yang merupakan kumpulan yang sistematis pekerjaan-pekerjaan peserta didik yang dianalisis untuk melihat kemajuan belajar dalam kurun waktu tertentu dalam kerangka pencapaian tujuan pembelajaran. Penilaian dalam pendekatan PBL dilakukan dengan cara evaluasi diri (self-assessment) dan peer-assessment. 1) Self-assessment. Penilaian yang dilakukan oleh peserta didik itu sendiri terhadap usaha- usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan yang ingin dicapai (standard) oleh peserta didik itu sendiri dalam belajar. 2) Peer-assessment. Penilaian di mana pebelajar berdiskusi untuk memberikan penilaian terhadap upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang telah dilakukannya sendiri maupun oleh teman dalam kelompoknya. Penilaian yang relevan dalam PBL antara lain berikut ini.
  • 40. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015 40 Mata Pelajaran PPKn 1) Penilaian kinerja peserta didik Pada penilaian kinerja ini, peserta didik diminta untuk unjuk kerja atau mendemonstrasikan kemampuan melakukan tugas-tugas tertentu, seperti menulis karangan, melakukan suatu eksperimen, menginterpretasikan jawaban pada suatu masalah, memainkan suatu lagu, atau melukis suatu gambar. 2) Penilaian portofolio peserta didik Penilaian portofolio adalah penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam suatu periode tertentu. Informasi perkembangan peserta didik dapat berupa hasil karya terbaik peserta didik selama proses belajar, pekerjaan hasil tes, piagam penghargaan, atau bentuk informasi lain yang terkait kompetensi tertentu dalam suatu mata pelajaran. 3) Penilaian potensi belajar Penilaian yang diarahkan untuk mengukur potensi belajar peserta didik yaitu mengukur kemampuan yang dapat ditingkatkan dengan bantuan guru atau teman-temannya yang lebih maju. PBL yang memberi tugas-tugas pemecahan masalah memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan dan mengenali potensi kesiapan belajarnya. 4) Penilaian usaha kelompok Menilai usaha kelompok seperti yang dlakukan pada pembelajaran kooperatif dapat dilakukan pada PBL. Penilaian usaha kelompok mengurangi kompetisi merugikan yang sering terjadi, misalnya membandingkan peserta didik dengan temannya. Penilaian dan evaluasi yang sesuai dengan model pembelajaran berbasis masalah adalah menilai pekerjaan yang dihasilkan oleh peserta didik sebagai hasil pekerjaan mereka dan mendiskusikan hasil pekerjaan secara bersama-sama. Penilaian proses dapat digunakan untuk menilai pekerjaan peserta didik tersebut, penilaian ini antara lain: 1) assesmen kerja, 2) assesmen autentik dan 3) portofolio. Penilaian proses bertujuan agar guru dapat melihat bagaimana peserta didik merencanakan pemecahan masalah, melihat bagaimana peserta didik menunjukkan pengetahuan dan keterampilannya. Penilaian kinerja memungkinkan peserta didik menunjukkan apa yang dapat mereka lakukan dalam situasi yang sebenarnya. Sebagian masalah dalam kehidupan nyata bersifat dinamis sesuai dengan perkembangan zaman dan konteks atau lingkungannya maka di samping pengembangan kurikulum juga perlu dikembangkan model pembelajaran yang sesuai tujuan kurikulum yang memungkinkan peserta didik dapat secara aktif mengembangkan kerangka berpikir dalam memecahkan masalah serta kemampuannya untuk bagaimana belajar (learning how to learn). Dengan kemampuan atau kecakapan tersebut diharapkan peserta didik akan mudah beradaptasi. Dasar pemikiran pengembangan strategi pembelajaran tersebut sesuai dengan pandangan kontruktivis yang menekankan kebutuhan peserta didik untuk menyelidiki lingkungannya dan membangun pengetahuan secara pribadi pengetahuan bermakna. Tahap evaluasi pada PBM terdiri atas tiga hal: 1) bagaimana peserta didik dan evaluator menilai produk (hasil akhir) proses; 2) bagaimana mereka menerapkan tahapan PBM untuk bekerja melalui masalah; 3) bagaimana peserta didik akan menyampaikan pengetahuan hasil pemecahan akan masalah atau sebagai bentuk pertanggungjawaban mereka belajar
  • 41. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015 Mata Pelajaran PPKn 41 menyampaikan hasil-hasil penilaian atau respon-respon mereka dalam berbagai bentuk yang beragam, misalnya secara lisan atau verbal, laporan tertulis, atau sebagai suatu bentuk penyajian formal lainnya. Sebagian dari evaluasi memfokuskan pada pemecahan masalah oleh peserta didik maupun dengan cara melakukan proses belajar kolaborasi (bekerja bersama pihak lain). 3. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) a. Pengertian PembelajaranBerbasis Proyek atau Project Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam suatu kegiatan (proyek) yang menghasilkan suatu produk. Keterlibatan siswa mulai dari merencanakan, membuat rancangan, melaksanakan, dan melaporkan hasil kegiatan berupa produk dan laporan pelaksanaanya. Model pembelajaranini menekankanpadaprosespembelajaranjangkapanjang,siswa terlibat secara langsungdenganberbagai isudan persoalan kehidupan sehari-hari, belajar bagaimana memahami danmenyelesaikanpersoalannyata,bersifatinterdisipliner, dan melibatkan siswa sebagai pelaku mulai dari merancang, melaksanakan dan melaporkan hasil kegiatan (student centered). Dalam pelaksanaanya, PBL bertitik tolak dari masalah sebagai langkah awal sebelum mengumpulkandatadaninformasi dengan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untukdigunakansebagai wahanapemelajarandalammemahami permasalahan yang komplek dan melatih serta mengembangkan kemampuan peserta didik dalam melakukan insvestigasi dan melakukan kajian untuk menemukan solusi permasalahan. Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang dalam rangka: (1) Mendorong dan membiasakan siswa untuk menemukan sendiri (inquiry), melakukan penelitian/pengkajian, menerapkan keterampilan dalam merencanakan (planning skills), berfikir kritis (critical thinking), dan penyelesaianmasalah(problem-solving skills) dalam menuntaskan suatu kegiatan/proyek. (2) Mendorongsiswauntukmenerapkanpengetahuan,keterampilan,dan sikap tertentuke dalam berbagai konteks(a varietyof contexts) dalammenuntaskankegiatan/proyek yang dikerjakan. (3) Memberikan peluang kepada siswa untuk belajar menerapkan interpersonal skills dan berkolaborasi dalam suatu tim sebagaimana orang bekerjasama dalam sebuah tim dalam lingkungan kerja atau kehidupan nyata. Mengingat bahwa masing-masing peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda, maka Pembelajaran Berbasis Proyek memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali konten (materi) denganmenggunakanberbagai carayangbermaknabagi dirinya,dan melakukan eksperimen secara kolaboratif. Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan investigasimendalamtentangsebuahtopik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik. Pembelajaran Berbasis Proyek memiliki karakteristik berikut ini. 1) Peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja; 2) Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik;
  • 42. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015 42 Mata Pelajaran PPKn 3) Peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau tantangan yang diajukan; 4) Peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan; 5) Proses evaluasi dijalankan secara kontinyu; 6) Peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan; 7) Produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif; dan 8) Stuasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan. Peran guru dalam Pembelajaran Berbasis Proyek sebaiknya sebagai fasilitator, pelatih, penasehat dan perantara untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan daya imajinasi, kreasi dan inovasi dari siswa. BeberapahambatandalamimplementasimetodePembelajaran Berbasis Proyek antara lain banyakguru merasanyamandengankelastradisional,dimanaguru memegang peran utama di kelas. Ini merupakan suatu transisi yang sulit, terutama bagi guru yang kurang atau tidak menguasai teknologi. Untuk itu disarankan menggunakan team teaching dalam proses pembelajaran, dan akan lebihmenariklagi jikasuasanaruangbelajartidakmonoton,beberapacontohperubahanlay- out ruang kelas, seperti: traditional class (teori), discussion group (pembuatan konsep dan pembagiantugaskelompok),labtables(saatmengerjakantugasmandiri),circle (presentasi). Atau buatlah suasana belajar bebas dan menyenangkan. b. Fakta EmpirikKeberhasilan Kelebihandankekuranganpada penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek dapat dijelaskan sebagai berikut. Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek 1) Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai. 2) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. 3) Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem- problem yang kompleks. 4) Meningkatkan kolaborasi. 5) Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi. 6) Meningkatkan keterampilan peserta didikdalam mengelola sumber. 7) Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek,dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas. 8) Menyediakanpengalamanbelajaryangmelibatkanpeserta didik secara kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata.
  • 43. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum SMA/SMK Tahun 2015 Mata Pelajaran PPKn 43 9) Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata. 10) Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran. Kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek 1) Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam penelitian atau percobaan dan pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan. 2) Kemungkinan adanya peserta didik yang kurang aktif dalam kerja kelompok. 3) Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda, dikhawatirkan peserta didik tidak bisa memahami topik secara keseluruhan Untuk mengatasi kelemahan dari pembelajaran berbasis proyek di atas seorang pendidik harus dapatmengatasi dengancara memfasilitasipesertadidikdalam menghadapi masalah, membatasi waktupesertadidikdalammenyelesaikanproyek,meminimalisdanmenyediakan peralatanyangsederhanayangterdapatdi lingkungansekitar,memilihlokasi penelitianyang mudah dijangkau sehingga tidak membutuhkan banyak waktu dan biaya, menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga instruktur dan peserta didik merasa nyaman dalam proses pembelajaran. PembelajaranBerbasisProyekini jugamenuntutsiswauntukmengembangkanketerampilan seperti kolaborasi dan refleksi. Menurut studi penelitian, Pembelajaran Berbasis Proyek membantu siswa untuk meningkatkan keterampilan sosial mereka, sering menyebabkan absensi berkurang dan lebih sedikit masalah disiplin di kelas. Siswa juga menjadi lebih percaya diri berbicara dengan kelompok orang, termasuk orang dewasa. Pelajaran berbasis proyek juga meningkatkan antusiasme untuk belajar. Ketika anak-anak bersemangat dan antusias tentang apa yang mereka pelajari, mereka sering mendapatkan lebih banyak terlibat dalam subjek dan kemudian memperluas minat mereka untuk mata pelajaran lainnya. c. Langkah-langkahOperasional danPenilaiannya 1) Langkah langkahPelaksanaanPembelajaranBerbasisProyek Langkah langkah pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek dapat dijelaskan sebagai berikut.