Dokumen tersebut membahas sejarah dan definisi Bela Negara di Indonesia, serta nilai-nilai yang mendasarinya seperti cinta tanah air dan kesetiaan kepada Pancasila. Dokumen juga menjelaskan pengertian globalisasi dan proses historis terbentuknya gagasan global tentang hak asasi manusia dan demokrasi. Dibahas pula pengaruh dan efek globalisasi bagi Indonesia, seperti mudahnya akses informasi dan barang asing, tetapi juga
2. Kelompok 5
Daniel Andre Adrian (2206135904)
Frederik Joel Harahap (2206113162)
Nasya Zulhayada (2206111574)
Randika Agus Saputra (2206111732)
Yesika Delabora Halawa (2206111576)
Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan
Dosen Pengampu : Ria Rafianti, M.Pd
4. Sejarah Bela Negara
Sejarah Bela negara dimulai di Kota Bukittinggi yang semula
merupakan pasar (pekan) bagi masyarakat Agam Tuo. Kemudian
setelah kedatangan Belanda, kota ini menjadi kubu pertahanan
mereka untuk melawan Kaum Padri. Pada tahun 1825, Belanda
mendirikan benteng di salah satu bukit yang dikenal sebagai
benteng Fort de Kock, sekaligus menjadi tempat peristirahatan
opsir-opsir Belanda yang berada di wilayah jajahannya. Pada masa
pemerintahan Hindia-Belanda, kawasan ini selalu ditingkatkan
perannya dalam ketatanegaraan yang kemudian berkembang
menjadi sebuah stadsgemeente (kota) dan berfungsi sebagai ibu
kota Afdeeling Padangsche Bovenlanden dan Onderafdeeling Oud
Agam. Pada masa pendudukan Jepang, Bukittinggi dijadikan
sebagai pusat pengendalian pemerintahan militernya untuk
kawasan Sumatera, bahkan sampai ke Singapura dan Thailand.
5. Definisi Bela Negara
Bela negara adalah istilah konstitusi yang terdapat dalam pasal
27 ayat (3) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
berbunyi "setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam upaya pembelaan negara". Artinya secara konstitusional
bela negara mengikat seluruh bangsa Indonesia sebagai hak dan
kewajiban setiap warga negara. Bela Negara terkait erat dengan
terjaminnya eksistensi NKRI dan terwujudnya cita-cita bangsa
sebagaimana termuat dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945
yakni : Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia, Memajukan kesejahteraan umum,
Mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial.
7. Amanat tertulis Presiden RI Pada Peringatan Hari Bela Negara 2015, 19 Desember
2015 menegaskan bahwa Republik Indonesia bisa berdiri tegak sebagai negara dari
seluruh kekuatan rakyat, mulai dari prajurit TNI, petani, pedagang kecil, nelayan,
ulama, santri, dan elemen rakyat yang lain. Sejarah juga menunjukkan kepada kita
semua bahwa membela negara tidak hanya dilakukan dengan kekuatan senjata.
Dalam amanat tersebut dijelaskan beragam ancaman yang sedang dan akan
dihadapi oleh Bangsa Indonesia, mulai dari tantangan dalam mengelola
kemajemukan, gelombang perdagangan bebas dan tekanan integrase ekonomi
regional, hingga penguasaan akses sumber daya maritime, energi dan pangan, serta
tantangan kemiskinan, keterbelakangan dan ketimpangan. Inpres No 7 Tahun 2018,
selaras dengan Amanat Tertulis Presiden RI Pada Peringatan Hari Bela Negara
tersebut, menunjukkan bahwa bela negara menyangkut segala sector kehidupan
dengan rencana aksi terkait sector pertahanan keamanan hingga social budaya.
8. Nilai-Nilai Bela Negara
Sadar Berbangsa
dan Bernegara
Cinta
Tanah Air
01 02 03
Setia kepada
Pancasila sebagai
Ideologi Negara
11. Pengertian Globalisasi
Istilah globlisasi berasal dari kata globe (peta
dunia yang berbentuk bola). Dari kata globe
selanjutnya lahir istilah global (yang artinya
meliputi seluruh dunia). Dari kata global lahirlah
istilah globalisasi, yang bermakna sebuah
proses mendunia. Globalisasi adalah suatu
proses dibentuknya suatu tatanan, aturan, dan
sistem yang berlaku bagi bangsabangsa di
seluruh dunia.
12. Proses Globalisasi
Gagasan tentang globalisasi di bidang hak asasi manusia telah ada beberapa
abad sebelum Masehi, yakni ketika Nabi Musa membebaskan umatnya dari
perbudakan di Mesir Kuno yang kemudian diteruskan oleh orang-orang
generasi berikutnya, hingga akhirnya berhasil melahirkan apa yang disebut
dengan Universal Declaration of Human Rights (Deklarasi Umum tentang
Hak-hak Asasi Manusia Sedunia) oleh PB pada tanggal 10 Desember 1948.
Gagasan tentang globalisasi dalam bidang demokrasi juga telah ada
beberapa abad sebelum Masehi yakni ketika para pemikir di Yunani Kuno,
seperti Aristoteles ataupun Polybius memperkenalkan teorinya dan
dilaksanakannya dalam pemerintahan dipolis-polis (negara kota) Yunani. Dan
setelah itu diperjuangkan terus menerus oleh umat manusia hingga sekarang
menjadi isu penting dunia.
13. Arti Penting
Globalisasi bagi Indonesia
Abad 21 dikenal sebagai era globalisasi. Era globalisasi
bukan hanya tantangan , tetapi juga sekaligus mempunyai
peluang. Tantangan merupakan fenomena yang semakin
ekstensif, yang mengakibatkan batas-batas politik, ekonomi
antarbangsa menjadi samar dan hubungan antarbangsa
menjadi sangat transparan. Globalisasi memiliki implikasi
yang luas tehadap penghidupan dan kehidupan berbangsa
dan bernegara, baik ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya,
maupun pertahanan keamanan. Di bidang kebudayaan,
bahasa Inggris akan menjadi bahasa dunia yang universal.
Tetapi, bersamaan dengan itu, bahasa ibu (bahasa daerah)
dan bahasa Indonesia menjadi lebih penting dan perlu
dilestarikan sebagai jati diri bangsa.
14. Beberapa Efek Globalisasi
bagi Indonesia
1. Indonesia menjadi lebih mudah untuk mendapatkan barang, jasa maupun
informasi yang diperlukan, baik dari dalam negeri maupun dari manca negara.
2. Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta menjadi pasar empuk
bagi negara lain. Entah itu berupa barang buatan luar negeri, tenaga kerja
asing yang mengisi berbagai jenis keahlian dan jabatan, maupun banjir
informasi yang belum tentu sesuai dengan nilai-nilai yang ada di Indonesia.
3. Globalisasi dengan isu utamanya demokratisasi dan hak asasi manusia, tanpa
sikap waspada dan bijaksana masyarakat akan mudah termakan isu-isu yang
tidak bertanggung jawab yang berkedok demokrasi, hak asasi dan kebebasan.
4. Globalisasi menjadi media yang praktis bagi menyebarnya nilai-nilai budaya
asing ke dalam wilayah Indonesia, yang harus kita waspadai tentu saja yang
bersifat negatif