SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Download to read offline
Media Daerah oleh Rustan A.
   “Deklarasi Kalimantan Tengah : Stop Asap, Stop Bencana, Dan Stop Kebakaran”

UUD 1945 Pasal 28 H menyebutkan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan
batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat. Hal ini
menunjukkan bahwa warga negara mempunyai hak yang harus dijamin oleh negara dalam
kaitannya memperoleh kualitas lingkungan yang baik. Namun, kondisi dengan kualitas
lingkungan yang baik dan sehat ini ternyata tidak cukup mudah terwujud, khususnya pada
daerah rawan kebakaran hutan dimana setiap tahunnya menghasilkan kabut asap yang
menyebabkan kualitas udara sangat tidak sehat.

Di Indonesia telah terjadi bencana asap dan kebakaran hutan pada Tahun 1997 dan 1998 yang
mengakibatkan kerugian lingkungan dan manusia serta memunculkan reaksi keras dari
negara tetangga Malaysia dan Singapura. Tercatat rekor kebakaran di dunia selalu dipecahkan
di Indonesia, kebakaran yang cukup besar pernah terjadi di Kalimantan Timur pada Tahun
1982/1983, yang menghanguskan 3,5 juta hektar hutan yang merupakan rekor terbesar
kebakaran hutan dunia setelah kebakaran hutan di Brazil yang mencapai 2 juta hektare pada
Tahun 1963. Rekor kemudian dipecahkan kembali oleh kebakaran di beberapa wilayah
Indonesia pada Tahun 1997/1998 yang melalap 11,7 juta hektar hutan. Data dari Direktorat
Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam menunjukan bahwa kebakaran hutan yang terjadi
tiap tahun sejak 1998 hingga 2002 tercatat sekitar antara 3000 hektar dan 515 ribu hektar
(Koran Tempo, 25 Juni 2004).

Kabut asap dari Indonesia terbang ke Malaysia dan Singapura setiap tahun pada musim
kemarau ketika para petani di Indonesia secara ilegal membersihkan kebun dengan cara
membakar lahan. Polusi karena asap itu menyebabkan kualitas udara memburuk di Kuala
Lumpur dan negara bagian Serawak di Malaysia Timur. Malaysia dan Singapura telah
melakukan komplain soal kabut asap dari Indonesia sejak tahun 1997. Kondisi terburuk
terakhir terkait kabut asap terjadi tahun 2006. Persoalan kabut asap ini telah menimbulkan
masalah kesehatan dan kerugian jutaan dollar, antara lain akibat kehilangan pendapatan di
sektor pariwisata dan penundaan penerbangan. Indonesia sejauh ini mengaku kekurangan
dana dan kemampuan untuk membendung praktik pembakaran lahan di Sumatera dan
Kalimantan, dua pulau yang berdekatan dengan Malaysia dan Singapura (Kompas, 5 Agustus
2009).

Pemerintah Pusat sejak Tahun 2007 sudah benar-benar tak ingin kecolongan dalam mengatasi
bencana asap. Sejumlah provinsi, terutama yang kawasannya masih banyak hutan dan lahan,
diinstruksikan agar mengantisipasi sejak dini kebakaran hutan dan lahan di musim kemarau,
seperti provinsi-provinsi di Kalimantan dan Sumatera. Tekad bebas kebakaran dan asap juga
dilakukan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng). Gubernur Kalimantan Tengah
Agustin Teras Narang, meneruskan instruksi ini agar Bupati/ Walikota se-Kalteng menjaga
hutan dan lahan. Bahkan, masyarakat kecil yang terbiasa hidup bertani dengan cara ladang
dibakar, juga dilarang melakukan pembakaran ladangnya. (www.kabarindonesia.com, 1
Agustus 2007).

Provinsi Kalimantan Tengah sebagai salah satu daerah pengekspor asap terbesar bagi dunia
pun kemudian melakukan langkah tegas dengan memberlakukan kebijakan 3 (tiga) stop yaitu
Stop Asap, Stop Bencana, dan Stop Kebakaran yang telah dideklarasikan pada Tahun 2007
dan Tahun 2009 ini diberlakukan kembali guna membendung kebiasaan pembukaan lahan
dan pekarangan dengan cara membakar. Gubernur Kalimantan Tengah Agustin Teras Narang
pada Tanggal 10 Agustus 2009 akhirnya mencabut Peraturan Gubernur Kalteng Nomor 52
Tahun 2008 Tentang Pedoman Pembukaan Lahan dan Pekarangan Bagi Masyarakat di
Kalimantan Tengah yang belum genap berumur setahun dan selama ini menjadi acuan
masyarakat untuk melakukan pembakaran lahan terkendali. Pergub No. 52 Tahun 2008
tersebut dinyatakan tidak berlaku hingga batas waktu tertentu, yang berarti tidak boleh lagi
ada praktik pembakaran lahan.

Gubernur Agustin Teras Narang menetapkan larangan pembakaran lahan pada musim
kemarau melalui kebijakan Stop Kebakaran, Stop Asap, dan Stop Bencana kembali di Tahun
2009 ini menyusul memburuknya kualitas udara akibat kabut asap kebakaran lahan.
Berdasarkan data Laboratorium Lingkungan Badan Lingkungan Hidup Kota Palangkaraya,
selama Agustus 2009 hanya dua hari kualitas udara masuk kategori sedang, satu hari kualitas
udara sangat tidak sehat dengan nilai Indeks Standar Pencemaran Udara mencapai 277, dan
tujuh hari masuk kategori tidak sehat. Selain itu ditambah pula Penderita penyakit Infeksi
Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di Kota Palangkaraya yang semakin meningkat. Kebijakan
itu pertama kali diterapkan pada 2006 saat Kalteng mengalami bencana kabut asap akibat
kebakaran lahan dan hutan. Pada 2007-2008 peraturan tersebut efektif mencegah maraknya
kebakaran lahan dan kabut asap di Kalteng. Namun, pada Desember 2008 keluar Peraturan
Gubernur No 52 Tahun 2008 Tentang Pedoman Pembukaan Lahan dan Pekarangan bagi
Masyarakat di Kalteng karena tuntutan masyarakat adat agar diizinkan melakukan
pembakaran terkendali untuk sawah, ladang, dan atau kebun masyarakat. Sejak saat itu
pembukaan lahan dan pekarangan dengan pembakaran terbatas dan terkendali diperbolehkan
dengan izin dari pejabat di tingkatan sesuai luasan yang akan dibakar. Kini, dengan
pencabutan Pergub No 52/2008, pembukaan lahan dengan cara dibakar tidak diizinkan lagi.
Aparat penegak hukum di Provinsi, Kabupaten/ Kota, hingga tingkat terbawahpun diminta
menindak tegas siapa pun yang membakar lahan di Kalimantan tengah.

Sejalan dengan pencabutan itu, maka Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah kembali
melarang keras semua pembakaran hutan, lahan, dan pekarangan dalam bentuk dan tujuan
apapun seperti yang diberlakukan Tahun 2007 lalu. Gubernur Kalteng mengatakan bahwa
Pergub tersebut tidak efektif dilaksanakan sejak diterbitkan pertengahan tahun lalu, sehingga
akan segera diperbaiki agar lebih efektif khususnya mengangkut masalah luas lahan dan
proses perizinannya. Pergub tersebut pada awalnya diterbitkan untuk mengakomodasi
kebutuhan petani dalam pembukaan lahan budidaya dengan cara pembakaran terkendali,
sehingga diharapkan kebakaran tidak meluas dan menimbulkan bencana. Pembukaan lahan
dengan pembakaran itu harus mendapatkan izin dengan kewenangan pemberian izin
pembakaran lahan dilimpahkan kepada camat untuk lahan seluas 0,5 sampai 2,5 hektare,
lurah dan kades seluas 0,1 sampai 0,5 hektare dan ketua RT kurang dari 0,1 hektare. Alasan
lain yaitu, Pergub tersebut juga belum disosialisasikan dengan baik oleh daerah sehingga
masyarakat salah persepsi dalam menjabarkan kebijakan tersebut dengan menganggap bahwa
dengan peraturan ini mereka bisa membakar lahan.

Larangan pembakaran lahan pada Tahun 2007 lalu yang diberlakukan secara keras dan
represif meski berhasil mewujudkan provinsi itu menjadi wilayah bebas asap, namun
membuat ribuan petani gagal bercocok tanam. Aksi demo para petani juga sempat terjadi di
sejumlah daerah di Kalimantan Tengah karena insiden penangkapan beberapa petani karena
diduga mencoba membakar lahan untuk keperluan budidaya. Oleh karenanya, perlu
diupayakan komunikasi dan sosialisasi secara berkesinambungan kepada masyarakat
khususnya petani untuk tidak melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar dan
menunjukkan pengaruh negatif yang dapat ditimbulkan.

Sebagaimana diketahui bahwa baik hutan di Kalimantan maupun di Sumatra merupakan
lahan gambut yang rawan kebakaran baik akibat percikan api maupun terkena panasnya
matahari. Bara api yang berada di dalam tanah menyebabkan permukaan tanah keluar asap
yang tak terkira, makin luas lahan yang terbakar menambah banyak asap yang dikeluarkan.
Asap akibat kebakaran tersebut menyebabkan dampak tidak hanya pada kerusakan
lingkungan tetapi juga, (1) mengganggu kesehatan yang dapat menimbulkan penyakit asma,
batuk-batuk, dan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sehingga masyarakat harus
senantiasa menggunakan masker, (2) menyebabkan terganggunya jarak pandang khususnya
pada sektor transportasi dan perhubungan darat dan udara, (3) serta menyebabkan aktivitas di
ruang terbuka menjadi terbatas dan sempit, dimana turut juga menghambat aktivitas dunia
kepariwisataan.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah bertekad: Stop Kebakaran, Stop Asap, dan Stop
Bencana diwilayahnya. Oleh karenanya, Pemerintah Daerah dan masyarakat Kalimantan
Tengah menghendaki bencana kebakaran dan asap yang terjadi pada Tahun 2006 tidak
terulang lagi di tahun-tahun mendatang. Bahkan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah
menyelenggarakan rapat koordinasi yang dihadiri oleh seluruh Bupati/ Walikota Provinsi
Kalimantan Tengah, Kepala SKPD, Perkebunan Besar (PB), dan Petani/ Pekebun dengan
tujuan :
- Membangun/ memantapkan kesamaan pemahaman/persepsi tentang pentingnya tindakan
    pengendalian (pencegahan, penanggulangan dan penindakan) kebakaran lahan dan kebun
- Memantapkan operasionalisasi komitmen " Stop Kebakaran, Stop Asap, dan Stop
    Bencana "
- Konsolidasi keterpaduan dan sinergisitas kesiapan semua stakeholder untuk
    mengendalikan kebakaran lahan dan kebun.

Pemerintah dan masyarakat kemudian bersepakat tentang pentingnya tindakan pengendalian
(pencegahan, penanggulangan dan penindakan) kebakaran lahan dan kebun serta mendukung
komitmen " Stop Kebakaran, Stop Asap, dan Stop Bencana " melalui peningkatan berbagai
upaya dan tindakan pencegahan, penanggulangan dan penindakan/ penegakan hukum. Selain
itu, tindakan pencegahan lebih penting/ harus diutamakan dan supaya lebih ditingkatkan lagi
secara sinergis, berupa :
1. Berbagai bentuk kegiatan sosialisasi tentang dampak negatif kebakaran lahan dan kebun
     serta sosialisasi Peraturan Perundangan mengenai pengendalian kebakaran lahan dan
     kebun serta sanksi bagi pelaku pembakaran lahan dan kebun;
2. Pelatihan-pelatihan tentang teknik pengendalian kebakaran lahan dan kebun;
3. Pemasangan rambu-rambu dan spanduk-spanduk peringatan;
4. Pengaktifan sistem pemantauan dan peringatan/ deteksi dini;
5. Penyiapan organisasi, personil, sarana, prasarana, bahan, peralatan dan dana yang
     memadai.

Berdasarkan rapat koordinasi tersebut, Semua pimpinan daerah dan pimpinan unit tentunya
diharapkan dapat merealisasi komitmen mewujudkan tiga stop tersebut di wilayah Kalteng.
Pimpinan perusahaan, baik perkebunan, kehutanan maupun pertambangan serta Kepala Unit
Satuan Kerja, juga senantiasa dapat melaporkan kesiapan sistem tanggap darurat kebakaran
hutan dan lahan di areal konsesinya kepada pemerintah provinsi. Dengan sistem tanggap
darurat ini, diharapkan pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan
khususnya yang terjadi di perusahaan perkebunan kelapa sawit, kehutanan dan pertambangan
dapat berjalan lebih optimal. Upaya antisipasi lain yang dilakukan pemerintah provinsi yaitu
semakin meningkatkan koordinasi dengan pihak Manggala Agni dari Departemen Kehutanan,
termasuk juga TNI dan kepolisian. Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah juga telah
menyiapkan posko untuk memonitor ke-13 kabupaten dan satu kota selama 24 jam. Bahkan
dana untuk mengatasi dan mencegah kebakaran hutan, lahan, dan pekarangan juga telah
disiapkan hingga ke pedesaan.

Segenap komponen masyarakat tanpa pengecualian baik itu LSM, akademisi, para tokoh
masyarakat, serta para pemerhati lingkungan hidup di Kalteng harus secara bersinergi dan
terpadu untuk saling membantu antara satu dengan lain sehingga kebijakan Stop Asap,
Bencana dan Kebakaran dapat berjalan dengan baik. Dengan kesiapsiagaan Kalimantan
tengah tersebut dengan deklarasi 3 (tiga) Stop yakni Stop Kebakaran, Stop Asap, dan Stop
Bencana tersebut dapat memberikan inspirasi dan motivasi kepada provinsi lain untuk segera
melakukan tindakan-tindakan serupa yang paling dini dalam melaksanakan penanggulangan
dan pencegahan kebakaran hutan, lahan, dan pekarangan.

More Related Content

What's hot

Panel 1.1 - Perlunya Kementerian Koordinator Agraria & Ling, Hidup (Rachman)
Panel 1.1 - Perlunya Kementerian Koordinator Agraria & Ling, Hidup (Rachman)Panel 1.1 - Perlunya Kementerian Koordinator Agraria & Ling, Hidup (Rachman)
Panel 1.1 - Perlunya Kementerian Koordinator Agraria & Ling, Hidup (Rachman)Kurniawan Saputra
 
Kebijakan dan perundang kementrian kehutanan
Kebijakan dan perundang kementrian kehutananKebijakan dan perundang kementrian kehutanan
Kebijakan dan perundang kementrian kehutananSeptian Muna Barakati
 
Buku saku pembentukan_kph_fpic_di_tnll
Buku saku pembentukan_kph_fpic_di_tnllBuku saku pembentukan_kph_fpic_di_tnll
Buku saku pembentukan_kph_fpic_di_tnllnita292601
 
Mitigasi bencana kebakaran hutan jambi
Mitigasi bencana kebakaran hutan jambiMitigasi bencana kebakaran hutan jambi
Mitigasi bencana kebakaran hutan jambihenny ferniza
 
MEMASUKI MUSIM SEMI PENGELOLAAN HUTAN DAN LAHAN GAMBUT INDONESIA: KESEMPATAN...
MEMASUKI MUSIM SEMI PENGELOLAAN HUTAN DAN LAHAN GAMBUT INDONESIA:  KESEMPATAN...MEMASUKI MUSIM SEMI PENGELOLAAN HUTAN DAN LAHAN GAMBUT INDONESIA:  KESEMPATAN...
MEMASUKI MUSIM SEMI PENGELOLAAN HUTAN DAN LAHAN GAMBUT INDONESIA: KESEMPATAN...septianm
 
Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Perhutanan Sosial
Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Perhutanan SosialPeningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Perhutanan Sosial
Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Perhutanan SosialRamlanNugraha3
 

What's hot (13)

Miskinnya Rakyat dan Kayanya Hutan
Miskinnya Rakyat dan Kayanya HutanMiskinnya Rakyat dan Kayanya Hutan
Miskinnya Rakyat dan Kayanya Hutan
 
Panel 1.1 - Perlunya Kementerian Koordinator Agraria & Ling, Hidup (Rachman)
Panel 1.1 - Perlunya Kementerian Koordinator Agraria & Ling, Hidup (Rachman)Panel 1.1 - Perlunya Kementerian Koordinator Agraria & Ling, Hidup (Rachman)
Panel 1.1 - Perlunya Kementerian Koordinator Agraria & Ling, Hidup (Rachman)
 
Kebijakan dan perundang kementrian kehutanan
Kebijakan dan perundang kementrian kehutananKebijakan dan perundang kementrian kehutanan
Kebijakan dan perundang kementrian kehutanan
 
Buku saku pembentukan_kph_fpic_di_tnll
Buku saku pembentukan_kph_fpic_di_tnllBuku saku pembentukan_kph_fpic_di_tnll
Buku saku pembentukan_kph_fpic_di_tnll
 
Sengkarut Tambang Mendulang Malang
Sengkarut Tambang Mendulang MalangSengkarut Tambang Mendulang Malang
Sengkarut Tambang Mendulang Malang
 
Mitigasi bencana kebakaran hutan jambi
Mitigasi bencana kebakaran hutan jambiMitigasi bencana kebakaran hutan jambi
Mitigasi bencana kebakaran hutan jambi
 
Panduan Pengajuan Perhutanan Sosial
Panduan Pengajuan Perhutanan SosialPanduan Pengajuan Perhutanan Sosial
Panduan Pengajuan Perhutanan Sosial
 
MEMASUKI MUSIM SEMI PENGELOLAAN HUTAN DAN LAHAN GAMBUT INDONESIA: KESEMPATAN...
MEMASUKI MUSIM SEMI PENGELOLAAN HUTAN DAN LAHAN GAMBUT INDONESIA:  KESEMPATAN...MEMASUKI MUSIM SEMI PENGELOLAAN HUTAN DAN LAHAN GAMBUT INDONESIA:  KESEMPATAN...
MEMASUKI MUSIM SEMI PENGELOLAAN HUTAN DAN LAHAN GAMBUT INDONESIA: KESEMPATAN...
 
Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Perhutanan Sosial
Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Perhutanan SosialPeningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Perhutanan Sosial
Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Perhutanan Sosial
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Mati di Tanah Kaya
Mati di Tanah KayaMati di Tanah Kaya
Mati di Tanah Kaya
 
Hutan Bakau Kapuk
Hutan Bakau KapukHutan Bakau Kapuk
Hutan Bakau Kapuk
 
Presentasi kebakaran hutan
Presentasi kebakaran hutanPresentasi kebakaran hutan
Presentasi kebakaran hutan
 

Similar to Media Daerah Sokong Langkah Kalteng Lawan Asap

Kebakaran Hutan Dari Walhi Riau
Kebakaran Hutan Dari Walhi RiauKebakaran Hutan Dari Walhi Riau
Kebakaran Hutan Dari Walhi RiauPeople Power
 
kiki-taufik-greenpeace-kinerja-penegakan-hukum-mengatasi-deforestasi-sudut-pa...
kiki-taufik-greenpeace-kinerja-penegakan-hukum-mengatasi-deforestasi-sudut-pa...kiki-taufik-greenpeace-kinerja-penegakan-hukum-mengatasi-deforestasi-sudut-pa...
kiki-taufik-greenpeace-kinerja-penegakan-hukum-mengatasi-deforestasi-sudut-pa...nadia324459
 
Lamp. 2 eof rkt_2010_agustus_final_30nov2010_bahasa_final
Lamp. 2 eof rkt_2010_agustus_final_30nov2010_bahasa_finalLamp. 2 eof rkt_2010_agustus_final_30nov2010_bahasa_final
Lamp. 2 eof rkt_2010_agustus_final_30nov2010_bahasa_finalPeople Power
 
Pengelolaan Lahan Gambut Kritis
Pengelolaan Lahan Gambut KritisPengelolaan Lahan Gambut Kritis
Pengelolaan Lahan Gambut KritisPeople Power
 
Makalah konservasi gambut
Makalah konservasi gambutMakalah konservasi gambut
Makalah konservasi gambut11682204417
 
Catatan Akhir Tahun 2011 : Karpet Merah Bagi Investor Perusak Lingkungan
Catatan Akhir Tahun 2011 : Karpet Merah Bagi Investor Perusak LingkunganCatatan Akhir Tahun 2011 : Karpet Merah Bagi Investor Perusak Lingkungan
Catatan Akhir Tahun 2011 : Karpet Merah Bagi Investor Perusak LingkunganGiorgio JoJo
 
Materi Kebakaran Hutan Provinsi Bengkulu
Materi Kebakaran Hutan Provinsi BengkuluMateri Kebakaran Hutan Provinsi Bengkulu
Materi Kebakaran Hutan Provinsi Bengkulussuser64c6db
 
Perlindungan Hutan dari Aktivitas Pertambangan
Perlindungan Hutan dari Aktivitas PertambanganPerlindungan Hutan dari Aktivitas Pertambangan
Perlindungan Hutan dari Aktivitas PertambanganSa Annisa
 
Booklet setapak-indonesia
Booklet setapak-indonesiaBooklet setapak-indonesia
Booklet setapak-indonesiaAksi SETAPAK
 
SETAPAK - Program Tata Kelola Lingkungan
SETAPAK - Program Tata Kelola LingkunganSETAPAK - Program Tata Kelola Lingkungan
SETAPAK - Program Tata Kelola LingkunganAksi SETAPAK
 
1_Upaya Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim
1_Upaya Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim1_Upaya Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim
1_Upaya Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklimsakuramochi
 
Kebijakan penguatan konservasi dan percepatan restorasi ekosistem gambut dan ...
Kebijakan penguatan konservasi dan percepatan restorasi ekosistem gambut dan ...Kebijakan penguatan konservasi dan percepatan restorasi ekosistem gambut dan ...
Kebijakan penguatan konservasi dan percepatan restorasi ekosistem gambut dan ...CIFOR-ICRAF
 
Ilmu kealaman dasar power point
Ilmu kealaman dasar power pointIlmu kealaman dasar power point
Ilmu kealaman dasar power pointElly Willy
 
Rezim Neolib Mengekalkan Kabut Asap
Rezim Neolib Mengekalkan Kabut AsapRezim Neolib Mengekalkan Kabut Asap
Rezim Neolib Mengekalkan Kabut AsapMuslimah HTIchannel
 
Kebakaran Hutan Kalimantan Barat Yang Mengakibatkan Terjadinya Kabut Asap Eks...
Kebakaran Hutan Kalimantan Barat Yang Mengakibatkan Terjadinya Kabut Asap Eks...Kebakaran Hutan Kalimantan Barat Yang Mengakibatkan Terjadinya Kabut Asap Eks...
Kebakaran Hutan Kalimantan Barat Yang Mengakibatkan Terjadinya Kabut Asap Eks...NurliaKandaRamadhani1
 
Petisi Penyelamatan Jawa (Desember 2015)
Petisi Penyelamatan Jawa (Desember 2015)Petisi Penyelamatan Jawa (Desember 2015)
Petisi Penyelamatan Jawa (Desember 2015)Luluk Uliyah
 
Case study restorasi-hutan-aceh
Case study restorasi-hutan-acehCase study restorasi-hutan-aceh
Case study restorasi-hutan-acehAksi SETAPAK
 
Peran kehutanan dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklim
Peran kehutanan dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklimPeran kehutanan dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklim
Peran kehutanan dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklimYayasan CAPPA
 

Similar to Media Daerah Sokong Langkah Kalteng Lawan Asap (20)

Kebakaran Hutan Dari Walhi Riau
Kebakaran Hutan Dari Walhi RiauKebakaran Hutan Dari Walhi Riau
Kebakaran Hutan Dari Walhi Riau
 
kiki-taufik-greenpeace-kinerja-penegakan-hukum-mengatasi-deforestasi-sudut-pa...
kiki-taufik-greenpeace-kinerja-penegakan-hukum-mengatasi-deforestasi-sudut-pa...kiki-taufik-greenpeace-kinerja-penegakan-hukum-mengatasi-deforestasi-sudut-pa...
kiki-taufik-greenpeace-kinerja-penegakan-hukum-mengatasi-deforestasi-sudut-pa...
 
Lamp. 2 eof rkt_2010_agustus_final_30nov2010_bahasa_final
Lamp. 2 eof rkt_2010_agustus_final_30nov2010_bahasa_finalLamp. 2 eof rkt_2010_agustus_final_30nov2010_bahasa_final
Lamp. 2 eof rkt_2010_agustus_final_30nov2010_bahasa_final
 
Pengelolaan Lahan Gambut Kritis
Pengelolaan Lahan Gambut KritisPengelolaan Lahan Gambut Kritis
Pengelolaan Lahan Gambut Kritis
 
Makalah konservasi gambut
Makalah konservasi gambutMakalah konservasi gambut
Makalah konservasi gambut
 
Catatan Akhir Tahun 2011 : Karpet Merah Bagi Investor Perusak Lingkungan
Catatan Akhir Tahun 2011 : Karpet Merah Bagi Investor Perusak LingkunganCatatan Akhir Tahun 2011 : Karpet Merah Bagi Investor Perusak Lingkungan
Catatan Akhir Tahun 2011 : Karpet Merah Bagi Investor Perusak Lingkungan
 
Materi Kebakaran Hutan Provinsi Bengkulu
Materi Kebakaran Hutan Provinsi BengkuluMateri Kebakaran Hutan Provinsi Bengkulu
Materi Kebakaran Hutan Provinsi Bengkulu
 
Perlindungan Hutan dari Aktivitas Pertambangan
Perlindungan Hutan dari Aktivitas PertambanganPerlindungan Hutan dari Aktivitas Pertambangan
Perlindungan Hutan dari Aktivitas Pertambangan
 
Booklet setapak-indonesia
Booklet setapak-indonesiaBooklet setapak-indonesia
Booklet setapak-indonesia
 
SETAPAK - Program Tata Kelola Lingkungan
SETAPAK - Program Tata Kelola LingkunganSETAPAK - Program Tata Kelola Lingkungan
SETAPAK - Program Tata Kelola Lingkungan
 
1_Upaya Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim
1_Upaya Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim1_Upaya Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim
1_Upaya Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim
 
Kebijakan penguatan konservasi dan percepatan restorasi ekosistem gambut dan ...
Kebijakan penguatan konservasi dan percepatan restorasi ekosistem gambut dan ...Kebijakan penguatan konservasi dan percepatan restorasi ekosistem gambut dan ...
Kebijakan penguatan konservasi dan percepatan restorasi ekosistem gambut dan ...
 
Ilmu kealaman dasar power point
Ilmu kealaman dasar power pointIlmu kealaman dasar power point
Ilmu kealaman dasar power point
 
Torang Pe Kobong So Dapa Rampas (Land Grabbing) - Hutbun gorontalo
Torang Pe Kobong So Dapa Rampas (Land Grabbing) - Hutbun gorontaloTorang Pe Kobong So Dapa Rampas (Land Grabbing) - Hutbun gorontalo
Torang Pe Kobong So Dapa Rampas (Land Grabbing) - Hutbun gorontalo
 
Rezim Neolib Mengekalkan Kabut Asap
Rezim Neolib Mengekalkan Kabut AsapRezim Neolib Mengekalkan Kabut Asap
Rezim Neolib Mengekalkan Kabut Asap
 
Kebakaran Hutan Kalimantan Barat Yang Mengakibatkan Terjadinya Kabut Asap Eks...
Kebakaran Hutan Kalimantan Barat Yang Mengakibatkan Terjadinya Kabut Asap Eks...Kebakaran Hutan Kalimantan Barat Yang Mengakibatkan Terjadinya Kabut Asap Eks...
Kebakaran Hutan Kalimantan Barat Yang Mengakibatkan Terjadinya Kabut Asap Eks...
 
Join open letter cso final
Join open letter cso finalJoin open letter cso final
Join open letter cso final
 
Petisi Penyelamatan Jawa (Desember 2015)
Petisi Penyelamatan Jawa (Desember 2015)Petisi Penyelamatan Jawa (Desember 2015)
Petisi Penyelamatan Jawa (Desember 2015)
 
Case study restorasi-hutan-aceh
Case study restorasi-hutan-acehCase study restorasi-hutan-aceh
Case study restorasi-hutan-aceh
 
Peran kehutanan dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklim
Peran kehutanan dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklimPeran kehutanan dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklim
Peran kehutanan dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklim
 

More from Rustan Amarullah

2 periode menghambat demokrasi
2 periode menghambat demokrasi2 periode menghambat demokrasi
2 periode menghambat demokrasiRustan Amarullah
 
Interregional trade group UI-2012
Interregional trade group UI-2012Interregional trade group UI-2012
Interregional trade group UI-2012Rustan Amarullah
 
Aksi reaksi dan peran litbang
Aksi reaksi dan peran litbangAksi reaksi dan peran litbang
Aksi reaksi dan peran litbangRustan Amarullah
 
Efek penetesan sektor pertanian
Efek penetesan sektor pertanianEfek penetesan sektor pertanian
Efek penetesan sektor pertanianRustan Amarullah
 
INDEKS INSENTIF JABATAN : MENJAWAB TANTANGAN DALAM MENGHITUNG BESARAN TAMBAHA...
INDEKS INSENTIF JABATAN : MENJAWAB TANTANGAN DALAM MENGHITUNG BESARAN TAMBAHA...INDEKS INSENTIF JABATAN : MENJAWAB TANTANGAN DALAM MENGHITUNG BESARAN TAMBAHA...
INDEKS INSENTIF JABATAN : MENJAWAB TANTANGAN DALAM MENGHITUNG BESARAN TAMBAHA...Rustan Amarullah
 
Manfaat analisis beban kerja bagi pengembangan organisasi dan pemetaan kebutu...
Manfaat analisis beban kerja bagi pengembangan organisasi dan pemetaan kebutu...Manfaat analisis beban kerja bagi pengembangan organisasi dan pemetaan kebutu...
Manfaat analisis beban kerja bagi pengembangan organisasi dan pemetaan kebutu...Rustan Amarullah
 
Picture of labor force conditions in indonesia
Picture of labor force conditions in indonesiaPicture of labor force conditions in indonesia
Picture of labor force conditions in indonesiaRustan Amarullah
 
Kontrol masyarakat terhadap pemerintahan daerah
Kontrol masyarakat terhadap pemerintahan daerahKontrol masyarakat terhadap pemerintahan daerah
Kontrol masyarakat terhadap pemerintahan daerahRustan Amarullah
 
dinamika pembinaan manajemen PNSD
dinamika pembinaan manajemen PNSDdinamika pembinaan manajemen PNSD
dinamika pembinaan manajemen PNSDRustan Amarullah
 
good governance dalam pengelolaan sampah
good governance dalam pengelolaan sampahgood governance dalam pengelolaan sampah
good governance dalam pengelolaan sampahRustan Amarullah
 
kompleksitas penguatan ketahanan pangan
kompleksitas penguatan ketahanan pangankompleksitas penguatan ketahanan pangan
kompleksitas penguatan ketahanan panganRustan Amarullah
 
indonesia macroeconomics condition
indonesia macroeconomics conditionindonesia macroeconomics condition
indonesia macroeconomics conditionRustan Amarullah
 

More from Rustan Amarullah (13)

2 periode menghambat demokrasi
2 periode menghambat demokrasi2 periode menghambat demokrasi
2 periode menghambat demokrasi
 
Interregional trade group UI-2012
Interregional trade group UI-2012Interregional trade group UI-2012
Interregional trade group UI-2012
 
Aksi reaksi dan peran litbang
Aksi reaksi dan peran litbangAksi reaksi dan peran litbang
Aksi reaksi dan peran litbang
 
Efek penetesan sektor pertanian
Efek penetesan sektor pertanianEfek penetesan sektor pertanian
Efek penetesan sektor pertanian
 
Regional development
Regional developmentRegional development
Regional development
 
INDEKS INSENTIF JABATAN : MENJAWAB TANTANGAN DALAM MENGHITUNG BESARAN TAMBAHA...
INDEKS INSENTIF JABATAN : MENJAWAB TANTANGAN DALAM MENGHITUNG BESARAN TAMBAHA...INDEKS INSENTIF JABATAN : MENJAWAB TANTANGAN DALAM MENGHITUNG BESARAN TAMBAHA...
INDEKS INSENTIF JABATAN : MENJAWAB TANTANGAN DALAM MENGHITUNG BESARAN TAMBAHA...
 
Manfaat analisis beban kerja bagi pengembangan organisasi dan pemetaan kebutu...
Manfaat analisis beban kerja bagi pengembangan organisasi dan pemetaan kebutu...Manfaat analisis beban kerja bagi pengembangan organisasi dan pemetaan kebutu...
Manfaat analisis beban kerja bagi pengembangan organisasi dan pemetaan kebutu...
 
Picture of labor force conditions in indonesia
Picture of labor force conditions in indonesiaPicture of labor force conditions in indonesia
Picture of labor force conditions in indonesia
 
Kontrol masyarakat terhadap pemerintahan daerah
Kontrol masyarakat terhadap pemerintahan daerahKontrol masyarakat terhadap pemerintahan daerah
Kontrol masyarakat terhadap pemerintahan daerah
 
dinamika pembinaan manajemen PNSD
dinamika pembinaan manajemen PNSDdinamika pembinaan manajemen PNSD
dinamika pembinaan manajemen PNSD
 
good governance dalam pengelolaan sampah
good governance dalam pengelolaan sampahgood governance dalam pengelolaan sampah
good governance dalam pengelolaan sampah
 
kompleksitas penguatan ketahanan pangan
kompleksitas penguatan ketahanan pangankompleksitas penguatan ketahanan pangan
kompleksitas penguatan ketahanan pangan
 
indonesia macroeconomics condition
indonesia macroeconomics conditionindonesia macroeconomics condition
indonesia macroeconomics condition
 

Media Daerah Sokong Langkah Kalteng Lawan Asap

  • 1. Media Daerah oleh Rustan A. “Deklarasi Kalimantan Tengah : Stop Asap, Stop Bencana, Dan Stop Kebakaran” UUD 1945 Pasal 28 H menyebutkan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat. Hal ini menunjukkan bahwa warga negara mempunyai hak yang harus dijamin oleh negara dalam kaitannya memperoleh kualitas lingkungan yang baik. Namun, kondisi dengan kualitas lingkungan yang baik dan sehat ini ternyata tidak cukup mudah terwujud, khususnya pada daerah rawan kebakaran hutan dimana setiap tahunnya menghasilkan kabut asap yang menyebabkan kualitas udara sangat tidak sehat. Di Indonesia telah terjadi bencana asap dan kebakaran hutan pada Tahun 1997 dan 1998 yang mengakibatkan kerugian lingkungan dan manusia serta memunculkan reaksi keras dari negara tetangga Malaysia dan Singapura. Tercatat rekor kebakaran di dunia selalu dipecahkan di Indonesia, kebakaran yang cukup besar pernah terjadi di Kalimantan Timur pada Tahun 1982/1983, yang menghanguskan 3,5 juta hektar hutan yang merupakan rekor terbesar kebakaran hutan dunia setelah kebakaran hutan di Brazil yang mencapai 2 juta hektare pada Tahun 1963. Rekor kemudian dipecahkan kembali oleh kebakaran di beberapa wilayah Indonesia pada Tahun 1997/1998 yang melalap 11,7 juta hektar hutan. Data dari Direktorat Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam menunjukan bahwa kebakaran hutan yang terjadi tiap tahun sejak 1998 hingga 2002 tercatat sekitar antara 3000 hektar dan 515 ribu hektar (Koran Tempo, 25 Juni 2004). Kabut asap dari Indonesia terbang ke Malaysia dan Singapura setiap tahun pada musim kemarau ketika para petani di Indonesia secara ilegal membersihkan kebun dengan cara membakar lahan. Polusi karena asap itu menyebabkan kualitas udara memburuk di Kuala Lumpur dan negara bagian Serawak di Malaysia Timur. Malaysia dan Singapura telah melakukan komplain soal kabut asap dari Indonesia sejak tahun 1997. Kondisi terburuk terakhir terkait kabut asap terjadi tahun 2006. Persoalan kabut asap ini telah menimbulkan masalah kesehatan dan kerugian jutaan dollar, antara lain akibat kehilangan pendapatan di sektor pariwisata dan penundaan penerbangan. Indonesia sejauh ini mengaku kekurangan dana dan kemampuan untuk membendung praktik pembakaran lahan di Sumatera dan Kalimantan, dua pulau yang berdekatan dengan Malaysia dan Singapura (Kompas, 5 Agustus 2009). Pemerintah Pusat sejak Tahun 2007 sudah benar-benar tak ingin kecolongan dalam mengatasi bencana asap. Sejumlah provinsi, terutama yang kawasannya masih banyak hutan dan lahan, diinstruksikan agar mengantisipasi sejak dini kebakaran hutan dan lahan di musim kemarau, seperti provinsi-provinsi di Kalimantan dan Sumatera. Tekad bebas kebakaran dan asap juga dilakukan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng). Gubernur Kalimantan Tengah Agustin Teras Narang, meneruskan instruksi ini agar Bupati/ Walikota se-Kalteng menjaga hutan dan lahan. Bahkan, masyarakat kecil yang terbiasa hidup bertani dengan cara ladang dibakar, juga dilarang melakukan pembakaran ladangnya. (www.kabarindonesia.com, 1 Agustus 2007). Provinsi Kalimantan Tengah sebagai salah satu daerah pengekspor asap terbesar bagi dunia pun kemudian melakukan langkah tegas dengan memberlakukan kebijakan 3 (tiga) stop yaitu Stop Asap, Stop Bencana, dan Stop Kebakaran yang telah dideklarasikan pada Tahun 2007 dan Tahun 2009 ini diberlakukan kembali guna membendung kebiasaan pembukaan lahan
  • 2. dan pekarangan dengan cara membakar. Gubernur Kalimantan Tengah Agustin Teras Narang pada Tanggal 10 Agustus 2009 akhirnya mencabut Peraturan Gubernur Kalteng Nomor 52 Tahun 2008 Tentang Pedoman Pembukaan Lahan dan Pekarangan Bagi Masyarakat di Kalimantan Tengah yang belum genap berumur setahun dan selama ini menjadi acuan masyarakat untuk melakukan pembakaran lahan terkendali. Pergub No. 52 Tahun 2008 tersebut dinyatakan tidak berlaku hingga batas waktu tertentu, yang berarti tidak boleh lagi ada praktik pembakaran lahan. Gubernur Agustin Teras Narang menetapkan larangan pembakaran lahan pada musim kemarau melalui kebijakan Stop Kebakaran, Stop Asap, dan Stop Bencana kembali di Tahun 2009 ini menyusul memburuknya kualitas udara akibat kabut asap kebakaran lahan. Berdasarkan data Laboratorium Lingkungan Badan Lingkungan Hidup Kota Palangkaraya, selama Agustus 2009 hanya dua hari kualitas udara masuk kategori sedang, satu hari kualitas udara sangat tidak sehat dengan nilai Indeks Standar Pencemaran Udara mencapai 277, dan tujuh hari masuk kategori tidak sehat. Selain itu ditambah pula Penderita penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di Kota Palangkaraya yang semakin meningkat. Kebijakan itu pertama kali diterapkan pada 2006 saat Kalteng mengalami bencana kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan. Pada 2007-2008 peraturan tersebut efektif mencegah maraknya kebakaran lahan dan kabut asap di Kalteng. Namun, pada Desember 2008 keluar Peraturan Gubernur No 52 Tahun 2008 Tentang Pedoman Pembukaan Lahan dan Pekarangan bagi Masyarakat di Kalteng karena tuntutan masyarakat adat agar diizinkan melakukan pembakaran terkendali untuk sawah, ladang, dan atau kebun masyarakat. Sejak saat itu pembukaan lahan dan pekarangan dengan pembakaran terbatas dan terkendali diperbolehkan dengan izin dari pejabat di tingkatan sesuai luasan yang akan dibakar. Kini, dengan pencabutan Pergub No 52/2008, pembukaan lahan dengan cara dibakar tidak diizinkan lagi. Aparat penegak hukum di Provinsi, Kabupaten/ Kota, hingga tingkat terbawahpun diminta menindak tegas siapa pun yang membakar lahan di Kalimantan tengah. Sejalan dengan pencabutan itu, maka Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah kembali melarang keras semua pembakaran hutan, lahan, dan pekarangan dalam bentuk dan tujuan apapun seperti yang diberlakukan Tahun 2007 lalu. Gubernur Kalteng mengatakan bahwa Pergub tersebut tidak efektif dilaksanakan sejak diterbitkan pertengahan tahun lalu, sehingga akan segera diperbaiki agar lebih efektif khususnya mengangkut masalah luas lahan dan proses perizinannya. Pergub tersebut pada awalnya diterbitkan untuk mengakomodasi kebutuhan petani dalam pembukaan lahan budidaya dengan cara pembakaran terkendali, sehingga diharapkan kebakaran tidak meluas dan menimbulkan bencana. Pembukaan lahan dengan pembakaran itu harus mendapatkan izin dengan kewenangan pemberian izin pembakaran lahan dilimpahkan kepada camat untuk lahan seluas 0,5 sampai 2,5 hektare, lurah dan kades seluas 0,1 sampai 0,5 hektare dan ketua RT kurang dari 0,1 hektare. Alasan lain yaitu, Pergub tersebut juga belum disosialisasikan dengan baik oleh daerah sehingga masyarakat salah persepsi dalam menjabarkan kebijakan tersebut dengan menganggap bahwa dengan peraturan ini mereka bisa membakar lahan. Larangan pembakaran lahan pada Tahun 2007 lalu yang diberlakukan secara keras dan represif meski berhasil mewujudkan provinsi itu menjadi wilayah bebas asap, namun membuat ribuan petani gagal bercocok tanam. Aksi demo para petani juga sempat terjadi di sejumlah daerah di Kalimantan Tengah karena insiden penangkapan beberapa petani karena diduga mencoba membakar lahan untuk keperluan budidaya. Oleh karenanya, perlu diupayakan komunikasi dan sosialisasi secara berkesinambungan kepada masyarakat
  • 3. khususnya petani untuk tidak melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar dan menunjukkan pengaruh negatif yang dapat ditimbulkan. Sebagaimana diketahui bahwa baik hutan di Kalimantan maupun di Sumatra merupakan lahan gambut yang rawan kebakaran baik akibat percikan api maupun terkena panasnya matahari. Bara api yang berada di dalam tanah menyebabkan permukaan tanah keluar asap yang tak terkira, makin luas lahan yang terbakar menambah banyak asap yang dikeluarkan. Asap akibat kebakaran tersebut menyebabkan dampak tidak hanya pada kerusakan lingkungan tetapi juga, (1) mengganggu kesehatan yang dapat menimbulkan penyakit asma, batuk-batuk, dan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sehingga masyarakat harus senantiasa menggunakan masker, (2) menyebabkan terganggunya jarak pandang khususnya pada sektor transportasi dan perhubungan darat dan udara, (3) serta menyebabkan aktivitas di ruang terbuka menjadi terbatas dan sempit, dimana turut juga menghambat aktivitas dunia kepariwisataan. Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah bertekad: Stop Kebakaran, Stop Asap, dan Stop Bencana diwilayahnya. Oleh karenanya, Pemerintah Daerah dan masyarakat Kalimantan Tengah menghendaki bencana kebakaran dan asap yang terjadi pada Tahun 2006 tidak terulang lagi di tahun-tahun mendatang. Bahkan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah menyelenggarakan rapat koordinasi yang dihadiri oleh seluruh Bupati/ Walikota Provinsi Kalimantan Tengah, Kepala SKPD, Perkebunan Besar (PB), dan Petani/ Pekebun dengan tujuan : - Membangun/ memantapkan kesamaan pemahaman/persepsi tentang pentingnya tindakan pengendalian (pencegahan, penanggulangan dan penindakan) kebakaran lahan dan kebun - Memantapkan operasionalisasi komitmen " Stop Kebakaran, Stop Asap, dan Stop Bencana " - Konsolidasi keterpaduan dan sinergisitas kesiapan semua stakeholder untuk mengendalikan kebakaran lahan dan kebun. Pemerintah dan masyarakat kemudian bersepakat tentang pentingnya tindakan pengendalian (pencegahan, penanggulangan dan penindakan) kebakaran lahan dan kebun serta mendukung komitmen " Stop Kebakaran, Stop Asap, dan Stop Bencana " melalui peningkatan berbagai upaya dan tindakan pencegahan, penanggulangan dan penindakan/ penegakan hukum. Selain itu, tindakan pencegahan lebih penting/ harus diutamakan dan supaya lebih ditingkatkan lagi secara sinergis, berupa : 1. Berbagai bentuk kegiatan sosialisasi tentang dampak negatif kebakaran lahan dan kebun serta sosialisasi Peraturan Perundangan mengenai pengendalian kebakaran lahan dan kebun serta sanksi bagi pelaku pembakaran lahan dan kebun; 2. Pelatihan-pelatihan tentang teknik pengendalian kebakaran lahan dan kebun; 3. Pemasangan rambu-rambu dan spanduk-spanduk peringatan; 4. Pengaktifan sistem pemantauan dan peringatan/ deteksi dini; 5. Penyiapan organisasi, personil, sarana, prasarana, bahan, peralatan dan dana yang memadai. Berdasarkan rapat koordinasi tersebut, Semua pimpinan daerah dan pimpinan unit tentunya diharapkan dapat merealisasi komitmen mewujudkan tiga stop tersebut di wilayah Kalteng. Pimpinan perusahaan, baik perkebunan, kehutanan maupun pertambangan serta Kepala Unit Satuan Kerja, juga senantiasa dapat melaporkan kesiapan sistem tanggap darurat kebakaran hutan dan lahan di areal konsesinya kepada pemerintah provinsi. Dengan sistem tanggap darurat ini, diharapkan pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan
  • 4. khususnya yang terjadi di perusahaan perkebunan kelapa sawit, kehutanan dan pertambangan dapat berjalan lebih optimal. Upaya antisipasi lain yang dilakukan pemerintah provinsi yaitu semakin meningkatkan koordinasi dengan pihak Manggala Agni dari Departemen Kehutanan, termasuk juga TNI dan kepolisian. Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah juga telah menyiapkan posko untuk memonitor ke-13 kabupaten dan satu kota selama 24 jam. Bahkan dana untuk mengatasi dan mencegah kebakaran hutan, lahan, dan pekarangan juga telah disiapkan hingga ke pedesaan. Segenap komponen masyarakat tanpa pengecualian baik itu LSM, akademisi, para tokoh masyarakat, serta para pemerhati lingkungan hidup di Kalteng harus secara bersinergi dan terpadu untuk saling membantu antara satu dengan lain sehingga kebijakan Stop Asap, Bencana dan Kebakaran dapat berjalan dengan baik. Dengan kesiapsiagaan Kalimantan tengah tersebut dengan deklarasi 3 (tiga) Stop yakni Stop Kebakaran, Stop Asap, dan Stop Bencana tersebut dapat memberikan inspirasi dan motivasi kepada provinsi lain untuk segera melakukan tindakan-tindakan serupa yang paling dini dalam melaksanakan penanggulangan dan pencegahan kebakaran hutan, lahan, dan pekarangan.