SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Download to read offline
1
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Kebakaran Hutan Kalimantan Barat Yang Mengakibatkan Terjadinya
Kabut Asap Ekstrem Di Daerah Pontianak
Nurul Maulida Arifa
e-mail: @mhs.ulm.ac.id
2110128220014
Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin
Abstrak
Paru – paru dunia ada di beberapa Negara didunia, meliputi hutan amazon di Brazil,
hutan hujan Kongo dan Hutan tropis Indonesia. Dimana jika hutan dirusak maka paru – paru
dunia akan memghilang seiring waktu/ Julukan paru – paru dunia yang diberikan pada
Indonesia bukan tanpa alasan. Julukan ini diberikan karena Indonesia mempunyai hutan
tropis terlebat dan terluas di dunia dan penyumbang terbesar ada di hutan papua dan
Kalimantan. Namun, sayangnya tangan – tangan nakal dari pihak yang tidak bertangggung
jawab mengakibatkan kebakaran hutan skalabesar yang menghanguskan sebagian hutan
Kalimantan termasuk privinsi Kalimantan barat, Pontianak. Daerah Pontianak memiliki titik
api yang cukup tinggi dan persebaran titik api yang luas yang menyebabkan kebakaran hutan
besar – besaran yang mengakibatkan kabut asap ekstrem yang menutupi seluruh wilayah kota
Pontianak. Banyak persoalan masalah yang muncul dari masalah lingkungan hidup sampai
gangguang kesehatan dari kebakaran hutan Kalimantan barat. Efisiensi berkurang karena
banyak sekolah, kantor dan aktivitas yang diliburkan.
Kata Kunci : Kalimantan Barat, Kebakaran Hutan, Kabut Asap
Abstract
The lungs of the world exist in several countries in the world, including the Amazon forest in Brazil,
the Congo rainforest and the Indonesian tropical forest. Where if the forest is destroyed then the lungs
of the world will disappear over time / The nickname of the lungs of the world given to Indonesia is
not without reason. This nickname was given because Indonesia has the thickest and largest tropical
forests in the world and the largest contributors are in the forests of Papua and Kalimantan.
However, unfortunately, naughty hands from irresponsible parties resulted in large-scale forest fires
that scorched most of Kalimantan's forests, including the province of West Kalimantan, Pontianak.
The Pontianak area has quite high hotspots and a wide distribution of hotspots which causes large-
scale forest fires that result in extreme smog that covers the entire city of Pontianak. Many problems
arise from environmental problems to health problems from forest fires in West Kalimantan.
Efficiency is reduced because many schools, offices and activities are closed.
Keywords: West Kalimantan, forest fires, smog
Pendahuluan
Hutan adalalah sumber daya alam yang tidak ternilai harganya dikarenakan banyak
terkandung keanekaragaman hayati yang menjadi sumber plasma nutfah, kasil kayu dan non-
2
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
kayu, pengelola tata air, pencegah bencana alama seperti banjir, tanah longsor serta erpsi dan
kesuburan tanah (Anggraini, danTrisakti, 2011 : 12). Indonesia menduduki urutan ketiga
yang mempunyai hutan terbesar di seluruh dunia dan berjuluk paru – paru dunia.
Julukan paru – paru dunia yang diberikan pada Indonesia bukan tanpa alasan. Julukan
ini diberikan karena Indonesia mempunyai hutan tropis terlebat dan terluas di dunia dan
penyumbang terbesar ada di hutan papua dan Kalimantan. Puluhan juta orang secara
langsung bergantung kepada hutan yang menjadi sumber kehidupan bagi mereka. Dari
memanfaatkan hasil hutan untuk aktivitas sehari – hari hingga pengolahan kayu sebagai
bahan industry. Hutan juga sebagai tempat tinggal beragam jenis flora dan fauna yang tidak
terhitung jumlahnya. Banyak manfaat yang diterima makhluk hidup dari hutan, contohnya
seperti membantu menyerap karbon dioksida yang diakibatkan oleh asap motor, kendaraan
serta asap pabrik yang mampu mengakibatkan polusi, tempat penyimpanan air atau
penampung air agar tidak terjadi banjir dan tanah longsor, dan lain – lainnya yang sangat
penting bagi kehidupan.
Fungsi hutan sebagai paru – paru dunia diantaranya dapat menyerap emisi CO2
(karbon dioksida). Sistem pengolahan air serta anti erosi (Widianto, 2016 : 1). Fungsinya
mirip dengan pemanfaatan hutan yang sudah dijelaskan diatas. Terlihat bagaimana
pentingnya hutan bagi kehidupan manusia. Dan dapat terbayang bagaimana manusia hidup
tanpanya. Namun,banyak oknum – oknum nakal yang merusak hutan dengan tebang liar
tanpa menanamnnya kembali, dan membakar hutan secara sengaja untuk mengubahnya
menjadi lahan kelapa sawit. Tanpa memikirkan efek jangka panjang yang berakibat fatal
terhadap bumi, seperti penebangan liar yang mengakibatkan daya tampung air di pegunungan
dn sekitarnya tidak bisa menahan air sehingga terjadinya banjir dan pembakaran hutan yang
dapat mengakibatkan polusi udara selain itu juga berdampak pada iklim. Hal tersebut
memunculkan masalah – masalah yang terjadi di lingkungan hidup.
Kebakaran hutan menjadi kejadian yang menakutkan, dan hampir terjadi di seluruh
hutan di Indonesia terutama hutan Kalimantan. Kebakaran hutan merupakan keadaan dimana
api menghanguskan sebagian atau keseluruhan hutan yang menyebabkan deforestasi
(kerusakan) yang menimbulkan kerugian bersar terhadap ekonomi dan nilai lingkungan.
Kebakaran hutan dimulai dalam proses reaksi cepat antara oksigen dan bahan bakar yang
berada di hutan yang ditandai kenaikkan suhu disertai dengan nyala api (dalam Sinaga,
Elfiati, dan Delvian, 2015 : 1).
Kebakaran hutan menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan, satu diantaranya
menurunkan keanekaragaman hayati, nilai ekonomis yang menurun serta produktivitas tanah
yang juga ikut menurun, kerusakan ekologis, perubahan iklim serta pencemaran udara yang
di akibatkan asap kebakaran yang menyebar luas ke wilayah lain. Yang akibatnya
menganggu penglihat dan kesehatan paru - paru. (Anggraini dan trisakti, 2011 : 12). Dampak
tersebut akibat perbuatan manusia yang tidak bertanggung jawab dengan membakar hutan
atau lahan untuk kepentingan sendiri maupun kelompok atau yang tidak sengaja seperti
membuang punting rokok atau meninggalkan api unggun. Persoalan kebakaran hutan
Nurul Maulida Arifa
3
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
menjadi masalah lingkungan yang selalu terulang setiap tahunnya di indonesia dan yang
terbanyak berada di pulau kalimantan. Satu diantaranya kebakaran hutan yang terjadi di
provinsi Kalimantan Barat.
Provinsi Kalimantan Barat terletak di sisi paling barat pulau Kalimantan dan berada
diantara 2˚08` lintang utara hingga 302` lintang selatan, 108˚30 hingga 114˚10 bujur timur
pada peta. Wilayah Kalimantan Barat dilintasi garis khatulistiwa atau garis dengan lintang 0˚.
Karena hal tersebut suhu dan kelembapan di wilayah tersebut relatif tinggi dan juga memiliki
hutan tropis yang luas dengan keanekaragaman hayati yang berlimpah dan beragam. Namun,
fakta keadaan alam Kalimantan barat memprihatinkan karena sering terjadi kebakaran hutan
yang terulang dari tahun ke tahun dengan dua faktor penyebab yakni, disebabkan faktor
alamiah disaat kemarau berujung kekeringan dalam jangka waktu yang lama sehingga terjadi
gesekkan antara daun – daunan kering dan ranting yang ditiup angina yang mengakibatkan
kebakaran hutan tanpa disengaja. Lalu ada faktor kesengajaan manusia yang banyak terjadi,
contohnya seperti membuang puntung rokok yang masih menyala sembarangan, pembukaan
lahan baru yang akan dijadikan perkebunan kelapa sawit dengan cara membakar hutan.
Faktor ini yang sering mengakibatkan terulangnya kebakaran hutan. (Saputro, Handayani,
dan Najicha, 2021 : 29).
Kejadian kebakaran hutan didaerah Kalimantan Barat menimbulkan banyak reaksi
dari pemerintahan daerah dan juga masyarakat sekitar. Dampak langsung yang dirasakan
masyarakat Kalimantan barat terutama masyarkat kota Pontianak adalah kabut asap.
Gangguan yang terjadi yang disebabkan kabut asap dari pembakaran hutan tersebut meliputi
gangguan kesehatan seperti sesak nafas, ISPA (infeksi saluran pernapasan atas). Kemudian,
terjadinya ketidak efiesien dikarenakan sekolah, tempat dan aktivitas masyarakat terganggu
dan berujung di liburkan, tidak hanya manusia yang terdampak hewan yang tinggal di hutan
Kalimantan Barat kehilangan tempat tinggal dan munculnya persoalan internasional terhadap
kabut asap kebakaran hutan Kalimantan barat sudah sampai merugikan Negara – Negara
tetangga. (Putri 2017 dalam Saputro, Handayani, dan Najicha, 2021 : 30).
Metode
1. Masalab yang diteliti
Masalah yang diteliti dalam artikel ini adalah masalah lingkungan hidup secara lokal,
yakni kebakaran hutan di provinsi Kalimantan Barat yang mengakibatkan terjadinya kabut
asap ekstrim di kota Pontianak. Masalah ini sangatlah besar karena merugikan banyak pihak
dari pemerintah hingga masyarakat setempat. Kerugian yang dirasakan berupa menurunnya
tingkat efisiensi dengan skala besar, tempat kerja, toko – toko sertan sekolah – sekolah
meliburkan diri karena efek dari kabut asap yang tidak hanya saja mehalangi jarak pandang
namun juga gangguan pernafasan. Kabut asap yang sangat ekstrim ini benar – benar
memberikan pengaruh yang buruk dan membuat Pontianak tertutup asap.
4
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
2. Tujuan penelitian
Setelah dijabarkan masalah dalam artikel ini, tujuan pembuatan artikel ini untuk
mengetahui tentang masalah lingkungan yang terjadi di Kalimantan Barat, yakni Kebakaran
hutan berskala besar yang merugikan seluruh wilayah terutama ibu kota Kalimantan Barat,
yaitu Pontianak yang tertutupi kabut asap skala ekstrim yang mengakibatkan aktifitas warga
terganggu. Selain itu ingin mengetahui seberapa parah dampak yang ditimbulkan oleh
peristiwa kebakaran hutan ini sampai menimbulkan kabut asap yang ikut merugikan tetangga
disekitar Kalimantan Barat.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengam cara mengumpulkan data sekunder atau
informasi dari sumber – sumber yang sudah dilakukan penelitian serta jurnal – jurnal ilmiah
untuk menambah refrensi dari artikel tersebut yang mencangkup tentang masalah kebakaran
hutan dan timbulnya kabut asap di provinsi Kalimantan Barat, Kota Pontianak. Penelitian
dalam artikel tersebut menggunakan metode pendekatan kualitatif dengam mengumpulkan
berbagai studi literatur dan studi pustaka serta jurnal – jurnal ilmiah. (Jumriani, Syaharuddin,
Hadi, Mutiani, dan Abbas, 2021 : 3).
Studi literatur merupakan sebuah menyelesaikan suatu permasalahan dengan
menelusuri berbagai sumber tulisan seperti jurnal, dokumen, buku dan sumber – sumber
ilmiah lain yang pernah dibuat sebelumnya, sumber yang sudah dikumpulkan menjadi bahan
studi literatur dengan susunan menuru kaidah penulisan ilmiah (Nuryana, Pawito, dan Utari,
2019 : 21). Studi literatur dimaksudkan cara mengumpulkan dat adari berbagai sumber
ilmiah, seperti karya ilmiah, jurnal – jurnal, buku dan lain – lain yang berhubungan dengan
topik didalam artikel. (Riswan, Rajiani, Handy, Abbas, dan Rusmaniah, 2022 : 146 ).
4. Analisis data
Kemudian, analisis data yang ada pada artikel tersebut menggunakan penyajian data
hasil pembahasan serta simpulan dalam artikel yang berasal dari hasil analisis sumber ilmiah
yang isinya tentang permasalah lingkungan hidup, yaitu kebakaran hutan di Kalimantan Barat
yang mengakibatkan kabut asap berskala besar atau ekstrem terutama di kota Pontianak.
Hasil dan Pembahasan
Hutan adalah satu diantara sumber daya yang memiliki peran penting dan berpontesi
bagi kehidupan sosial; keberadaan hutan perlu dipertahankan kepada dukungan sistem
kehidupan. Selain itu, hutan memiliki peran hingga pengaruh yang sangat luas terhadap
kondisi sumber daya air, lahan, permukiman, pelindungan satwa atau habitat satwa, tempat
rekreasi atau pariwisata hingga pendidikan. Menurut Gardner dan Robert tahun 1999 dalam
Cahyanto, Chairunnisa, dan Sudjarwo, (2014 : 145). Hutan adalah tempat tinggal makhluk
hidup (tumbuhan dan hewan) serta menyediakan tanah untuk pemukiman dan pertanian.
Hutan merupakan paru – paru dunia yang harus dijaga kelestariannya karena bila hutan terus
Nurul Maulida Arifa
5
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
– terusan dirusak maka paru – paru dunia akan hilang dan mengakibatkan dampak yang
sangat besar bagi dunia.
Hutan menjadi sumber daya alam yang tidak ternilai harganya, hal ini dikarenaka
hutan mengandung keanekaragaman hayati yang sangat beragam yang menjadi sumber kayu
dan non-kayu yang dihasilkan, menjadi pengelola tata air yang menampung air hujan agar
tidak terjadi bencana banjir, tanah longsor serta erosi, kesuburan tanah, menjadi tempat
tinggal dan berlindung para satwa, menjadi sumber ilmu pengetahuan dan kebudayaan, hutan
juga dimanfaatkan sebagai pariwisata. (Rasyid, 2014 : 53). Hutan adalah satu diantara
ekosistem di biosfer dengan relatif dominan di sisi tumbuhan. Otomatis hutan menjadi satu
diantara ekosistem yang paling dominan yang menyerap CO2 (karbondioksida). Bisa
dikatakan hutan berkontribusi sebagai penyerap karbondioksida yang juga dikenal dengan
rosot(sink)karbon (Junaedi, 2008 : 2).
Hutan menjadi paru paru dunia. sebutan paru – paru dunia ini ada dibeberapa hutan,
seperti hutan amazon, hutan hujan kongo, hutan didaerah Indonesia pun termasuk paru – paru
dunia tepatnya di pulau Kalimantan. Dalam Pasal 1 Ayat 1, Undang – undang Nomor 41
tahun 199 tentnag kehutanan dimana dimaksud bahwa hutam merupakan kesatuan ekosistem
yang berbentuk hamparan lahan yang berisi sumber – sumber beranekaragaman atau sumber
daya alam hayati yang di isi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungan, yang tidak
dapat dipisahkan dari satu dengan yang lainnya. – unsur yang terdapat dalam hutan
diantaranya ada kesatuan ekosistem, hamparan lahan yang luas, berisi sumber daya alam dan
memberikan manfaat secara lestari (Rahmawaty, 2004 : 1 - 2).
Dari penjelasan diatas, hutan merupakan ekosistem yang berupa hamparan luas yang
didalamnya mempunyai keanekaragaman hayati dan sumber alam yang berisi hamparan
pepohonan dan memberikan manfaat kepada makhluk hidup seperti penghasil kayu dan non-
kayu, yang menampung air hujan dan mengelolanya agar tidak terjadi bencana banjir, tanah
longsor serta erosi, menjamin kesuburan tanah, menjadi tempat tinggal dan berlindung para
satwa, menjadi sumber ilmu pengetahuan dan kebudayaan, hutan juga dimanfaatkan sebagai
pariwisata. Sebab inilah hutan perlu dijaga karena hutan adalah paru – paru dunia yang
memiliki peran penting dalam kehidupan dunia.
Namun, masih banyak masalah yang menimpa hutan, diantaranya deforestasi yang
mengakibatkan hutan gundul dan kebakaran hutan yang berhasil menghanguskan hampir
sebagian hutan di Indonesia. Selain dikarenakan dibuangnya punting rokok yang masih
menyala sembarangan di hutan, pembukaan lahan oleh orang tidak bertanggung jawab, pihak
tersebut melakukan hal tersebut hanya karena lebih simple daripada harus menebang pohon.
Padahal kebakaran hutan memiliki dampak negatif yang sangat besar.
Kebakaran hutan adalah salah satu permasalahan lingkungan serta kehutanan yang
sangat krusial dan memperhatikan yang melanda lokal serta global. Di Indonesia fenomena
ini sering kali terjadi berulang setiap tahun. Kebakaran hutan bukan hal baru karena sudah
sering kali terjadi bahkan sebelum tahun 2000 an. Di Kalimantan, kebakaran hutan terjadi
6
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
pada abad ke – 17. Namun semakin menyebar luas pada tahun 1980 khusunya di pulau
Sumatera dan Kalimantan (Cahyono, Warsito,., Andayani, dan Darwanto, 2015 : 104).
Kebakaran hutan merupakan keadaan api yang menghanguskan sebagian atau keseluruhan
hutan dan menyebabkan deforestasi (kerusakan) yang menimbulkan kerugian bersar terhadap
ekonomi dan lingkungan. Kebakaran hutan dimulai dengan proses reaksi cepat antara oksigen
dan bahan bakar yang berada di hutan yang ditandai kenaikkan suhu disertai dengan nyala api
(dalam Sinaga, Elfiati, dan Delvian, 2015 : 1).
Ada dua faktor yang menyebabkan terjadi kebakaran lahan, yaitu faktor alam dan
faktor kesengajaan manusia. Faktor alam ialah terjadinya kemarau dalam waktu yang panjang
sehingga mengakibatkan kekeringan di area tersebut, daun daunan dan rating yang saling
bergesekk ditiup angin akan mengeluarkan percikan api yang akan semakin membesar dan
terjadilah kebakaran hutan. Sedangkan dari faktor kesengajaan manusia, faktor yang lumayan
sering terjadi. Pembukaan lahan besar – besaran dengan cara sengaja membakar hutan tanpa
pertanggung jawaban dari pihak tersebut dan seorang individu yang membuang puntung
rokok yang masih nyala sembarangan. Dua perbuatan ini menjadi faktor kebakaran hutan.
Kebakaran hutan sudah tidak asing di Indonesia, terutama di pulau Kalimantan karena
setiap tahun pasti selalu ada kejadian kebakaran hutan yang melibatkan dua faktor antara alan
dan kesengajaan manusia. Kebakaran hutan terjadi ketika dating musim kemarau. Hampir
keseluruhan hutan di Kalimantan pernah terbakar. Dari Kalimantan Tengah, Kalimantan
Timur, Kalimantan Barat dan Kalimantan Sekatan tidak luput. Kalimantan Tengah, ibukota
Pontianak, dimana daerah yangdilewati garis khatulistiwa. Kalimantan Tengah memiliki
hutan tropis yang besar dan menyimpan banyak sumber daya alam dan hayati ynag
berlimpah. Namun tangan – tangan manusia serakah membuat hutan tidak selebat dahulu.
Satu diantara daerah di Kalimantan Barat yang menjadi titik kebakaran hutan, yakni
Kabupaten Kubu Raya sudah menjadi langganan kebakaran hutan di setiap musim kemarau.
Menurut data unit penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan (UPKHL) DInas Kehutana
Provinsi Kalimantan Barat sampai dengan bulan oktober 2013, jumlah tiitk panas yang terasa
di Kabupaten Kubu Raya ialah 349 titik, memang kabupaten Kubu Raya rawan akan
kebakaran lahan dikarenakan didominasi lahan gambut yang notabene mudah terbakar.
(dalam Jawad, Nurdjali, dan Widiastuti, 2015 : 88).
Sebagian besar wilayah di provinsi Kalimantan Barat merupakan kawasan lahan
gambut apa yang sangat rawan jika terjadi kebakaran. Pada tahun 2019 kebakarah hutan dan
lahan gambut di Kalimantan Barat mencapai 151.919 Ha. Hal tersebut mempengaruhi fungsi
hutan sebagai sumber daya alam dan hayati, menahan air serta komoditas hutan (Dicelebica,
Akbar, dan Rahayu, 2022 : 116). Selain di kubu raya, Kota Pontianak menjadi salah satu
daerah terdeteksi titik panas kebakaran hutan. Pontianak secara geografis mempunyai luas
sekitar 107,82 km2 yang terdiri dari 6 kecamatan dan 29 kelurahan dalam tahu 2019
terdeteksi sekitar 16 kelurahan terdampak bencana terutama kebakran hutan dimana 6
kelurahan yakni Bangka Belitung darat, bansir darat, parit, siantan hulu dan batu laying serta
tokoya dan siantan hilir. (Saputra, 2022 : 2 - 3).
Nurul Maulida Arifa
7
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Kejadian yang menimpa wilayah di Kalimantan Barat terutama Pontianak
mengakibatkan banyak kerugian yang terjadi akibat kebakaran hutan. Tindakan membakar
hutan kebanyakkan tindakan yang disengaja yang ditunjukan dengan tujuan tertentu seperti
pembukaan lahan. Pembakaran hutan ini mudah menjalar bebas melahap ranting, dedaunan,
cabang pohon yang mati semak – semak, gulma dan lainnya yang berada dihutan tersebut.
Kebakaran hutan ini tidak hanya berdampak disekitaran daerah provinsi Kalimantan Barat
yang meliputi Pontianak dan sekitarnya. Namun, dampaknya sampai ke Negara tetangga
yang merasakan kabut asap dari kebakaran hutan besar – besaran. Banyak protes yang
dilayangkan oleh Negara tetangga terutama Malaysia dan Singapura terhadap Indonesia.
Karena menganggu dan merugikan secara lokal, internasional dan global.
Beberapa Dampak yang disebabkan kebakaran di daerah Kalimantan Barat. Pertama
dalam aspek ekonomi. Kegiatan Ekonomi mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan
manusia terlepas dari pekerjaan dan menyejahterakan (Istika, Subiyakto, Rusmaniah, Handy,
dan Ilhami, 2022 : 102). Kebakaran hutan tersebut mengakibatkan kerugian di masyarakat
Indonesia dimaan kegiatan ekonomi menurun, keuangan di Indonesia merugi akibat kejadian
tersebut, sumber devisa seperti produk kayu dan non-kayu yang berasal dari hutan berkurang.
Kedua, dampakmya terhadap kesehatan, Kebakaran hutan mengakibatkan gangguan
kesehatan seperti sesak nafas, gangguan pernapasan, ISPA (infeksi saluran pernafasan akut,
hingga kualitas uadara yang memburuk diakibatkan asap kebakaran hutan yang terus –
terusan berlangsung, selain itu jarak pandang terhalang paling parah hanya bisa melihat jarak
1 meter. Ketiga, aspek sosial dan budaya yang berdampak sangat besar dan merugikan rakyat
Indonesia terutama masyarakat Kalimantan Barat. Kemudian yang terakhir Aspek kerusakan
lingkungan hidup, ini berdampak terhadap matinya segala jenis lingkungan hidup di hutan,
seperti satwa liar, daan tumbuhan yang hidup dihutan tersebut sebagai tempat tinggal dan
sangat diperlukan sebagai penyeimbang kehidupan. (Saputro, Handayani, dan Najicha, 2021 :
33 - 34).
Sebenarnya dampak yang paling dirasakan oleh Kalimantan Barat terutama kota
Pontianak adalah kabut asap yang berasal dari kebakaran hutan. Kualitas udara yang terpapar
kabut asap sangat buruk dan juga jarak pandang sangat terbatas. Sampai – sampai peswat
membatalkan atau mengundurkan pernembangannya karena kabut asap yang menutupi
seluruh bandara dan sangat berbahaya terbang dengan kondisi tersebut. Kabut asap yang
terjadi di Pontianak bisa dikatakan sangat ekstrem. Kualitas udara yang sangat buruk dan
tidak baik bagi kesehatan menimbulkan gangguan kesehatan pada manusia terutama alat
pernapasan. Individu yang sangat beresiko adalah orang yang mempunyai riwayat sakit
jantung dan pernapasan, usia lanjut usia ibu hamil dan menyesui serta anak bayi hingga
balita.
Simpulan
Hutan adalah satu diantara sumber daya yang memiliki peran penting dan berpontesi
bagi kehidupan sosial keberadaan hutan perlu dipertahankan kepada dukungan sistem
8
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
kehidupan. Pengaruh hutan ada banyak, seperti kondisi sumber daya air, lahan, permukiman,
pelindungan satwa atau habitat satwa, tempat rekreasi atau pariwisata hingga pendidikan, lalu
pengelolaan air mencegah banjir, tanah dan erosi. Kemudian menyuburkan tanah dan masih
banyak lagi pengaruh positif. Manfaat dan pengaruh yang positif dan penting bagi makhluk
hidup menjadikan hutan sebagai paru – paru dunia. Sayangnya, hutan rusak akibat kebakaran
hutan.
Dua faktor yang menyebabkan terjadi kebakaran lahan, yaitu faktor alam dan faktor
kesengajaan manusia. Faktor alam merupakan akibat dari kemarau panjang sehingga
mengakibatkan kekeringan di wilayah tersebut, dedaunan dan rating serta batang pohon yang
sudah kering bergesekkan karena tertiup angin akan mengeluarkan percikan api yang akan
semakin membesar d. Sedangkan dari faktor kesengajaan manusia, faktor yang lumayan
sering terjadi. Pembukaan lahan besar – besaran dengan cara sengaja membakar hutan tanpa
pertanggung jawaban dari pihak tersebut dan seseoran yang membuang puntung rokok yang
masih nyala sembarangan.
Kebakaran hutan di Kalimantan Barat, kota Pontianak. Sangat berskala besar dimana
ditahun 2013 ada 349 titik api dan tahun 2019 yang mengakibatkan 16 kelurahan terdampak
karena kebakaran hutan.kebakaran hutan memang memberikan dampak yang sangat merikan
dari aspek ekonomi, social budaya, hingga gangguan kesehatan pernapasan, yaitu ISPA yang
terjadi akibat kabut asap yang menutupi kota Pontinak. Sehingga banyak aktivitas, tempat
kerja dan sekolah berhenti sementara. Kabut Asap dari kebakaran hutan Kalimantan Barat ini
pun selain merugikan penduduk lokal juga sampai ke Negara tetangga. Kualitas udara yang
yang sangat buruk, jarak pandang sangat terbatas sampai – sampai peswat membatalkan atau
mengundurkan pernembangannya karena kabut asap yang menutupi seluruh bandara dan
sangat berbahaya terbang dengan kondisi tersebut. Kualitas udara yang sangat buruk dan
tidak baik bagi kesehatan menimbulkan gangguan kesehatan pada manusia terutama alat
pernapasan. Individu yang sangat beresiko adalah orang yang mempunyai riwayat sakit
jantung dan pernapasan, usia lanjut usia ibu hamil dan menyesui serta anak bayi hingga
balita. Oleh sebab itu kebakaran hutan yang sering terulang setiap tahunnya dapat dicegah
atau ditanggulangi agar tidak ada kerugian besar lagi.
Daftar Pustaka
Anggraini, N., & Trisakti, B. (2011). Kajian dampak perubahan iklim terhadap kebakaran
hutan dan deforestasi di Provinsi Kalimantan Barat. Jurnal Penginderaan Jauh dan
Pengolahan Data Citra Digital, 8.
http://jurnal.lapan.go.id/index.php/jurnal_inderaja/article/view/1609.
Cahyono, S. A., Warsito, S. P., Andayani, W., & Darwanto, D. H. (2015). Faktor-faktor yang
mempengaruhi kebakaran hutan di indonesia dan implikasi kebijakannya. Jurnal
Sylva Lestari, 3(1), 103-112. https://doi.org/10.23960/jsl13103-112.
Nurul Maulida Arifa
9
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Cahyanto, T., Chairunnisa, D., & Sudjarwo, T. (2014). Analisis Vegetasi Pohon Hutan Alam
Gunung Manglayang Kabupaten Bandung. Jurnal Istek, 8(2).
https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/istek/article/view/225.
Dicelebica, T. F., Akbar, A. A., & Rahayu, D. J. (2022). Identifikasi dan Pencegahan Daerah
Rawan Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan Gambut Berbasis Sistem
Informasi Geografis di Kalimantan Barat. Jurnal Ilmu Lingkungan, 20(1), 115-
126.
Jawad, A., Nurdjali, B., & Widiastuti, T. (2015). Zonasi daerah rawan kebakaran hutan dan
lahan di Kabupaten Kubu Raya Provinsi Kalimantan Barat. Jurnal Hutan
Lestari, 3(1). https://doi.org/10.26418/jhl.v3i1.9244.
Junaedi, A. (2008). Kontribusi hutan sebagai rosot karbondioksida. Info Hutan, 5(1), 1-7.
AhmadJunaedi_klm-with-cover-page-v2.pdf
Jumriani, J., Syaharuddin, S., Hadi, N. T. F. W., Mutiani, M., & Abbas, E. W. (2021). Telaah
Literatur; Komponen Kurikulum IPS Di Sekolah Dasar pada Kurikulum 2013. Jurnal
Basicedu, 5(4), 2027-2035.https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/1111.
Nuryana, A., Pawito, P., & Utari, P. (2019). Pengantar Metode Penelitian Kepada Suatu
Pengertian Yang Mendalam Mengenai Konsep Fenomenologi. Ensains Journal, 2(1),
19- 24. https://doi.org/10.31848/ensains.v2i1.148.
Nurjaya, I. N. (2005). Sejarah hukum pengelolaan hutan di Indonesia
http://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/1036.
Rahmawaty, S., & Pertanian, M. F. (2004). Hutan: Fungsi dan peranannya bagi
masyarakat. Program Ilmu Kehutanan. Universitas Sumatera Utara.< URL:
http://www. repository. usu. ac. id/bits tream/123456789/.../hutanrahmawaty6. pdf/>
dikunjungi pada tanggal, 13.
Rasyid, F. (2014). Permasalahan dan dampak kebakaran hutan. Jurnal Lingkar
Widyaiswara, 1(4), 47-59.
Saputro, J. G. J., Handayani, I. G. A. K. R., & Najicha, F. U. (2021). Analisis Upaya
Penegakan Hukum Dan Pengawasan Mengenai Kebakaran Hutan Di
Kalimantan Barat. Jurnal Manajemen Bencana (JMB), 7(1).
https://doi.org/10.33172/jmb.v7i1.692.
Sinaga, A. H., Elfiati, D., & Delvian, D. (2015). Aktivitas Mikroorganisme Tanah Pada
Tanah Bekas Kebakaran Hutan Di Kabupaten Samosir. Peronema Forestry Science
Journal, 4(1), 60-66.
Widianto, A. (2016). Hutan sebagai pengatur tata air dan pencegah erosi tanah: pengelolaan
dan tantangannya. http://repository.unimus.ac.id/671/.
Rusmaniah, R., Mardiani, F., Handy, M. R. N., Putra, M. A. H., & Jumriani, J. (2021). Social
Services Based on Institutional for Youth Discontinued School. The Innovation of
Social Studies Journal, 2(2), 151-158.
10
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Sari, L., Putro, H. P. N., Putra, M. A. H., Syaharuddin, S., & Rusmaniah, R. (2022). Culinary
Distribution in Minggu Raya Banjarbaru as a Learning Resource on Social
Studies. The Innovation of Social Studies Journal, 3(2), 128-134.
Putro, H. P. N., Rusmaniah, R., Jumriani, J., Handy, M. R. N., & Mutiani, M. (2021).
Business Development Strategies for Micro, Small and Medium Enterprises (UMKM)
in Kampung Purun. The Innovation of Social Studies Journal, 3(1), 23-32.
Riswan, R., Rajiani, I., Handy, M. R. N., Abbas, E. W., & Rusmaniah, R. (2022). The Role of
Economic in Social Studies Education. The Kalimantan Social Studies Journal, 3(2),
144-151.
Abbas, E. W., Jumriani, J., Syaharuddin, S., Subiyakto, B., & Rusmaniah, R. (2021). Portrait
of Tourism Based on River Tourism in Banjarmasin. The Kalimantan Social Studies
Journal, 3(1), 18-26.
Istika, M., Subiyakto, B., Rusmaniah, R., Handy, M. R. N., & Ilhami, M. R. (2022).
Economic Activities of Tanggui Craftsmen on the Riverbanks of South Alalak
Village. The Kalimantan Social Studies Journal, 3(2), 101-109.
Niliyani, N., Subiyakto, B., Mutiani, M., Rusmaniah, R., & Ilhami, M. R. (2022). River
Utilization for Communities in Kampung Hijau in Fulfilling Primary Needs. The
Kalimantan Social Studies Journal, 3(2), 126-133.
Abbas, E. W., Rusmaniah, R., Rival, M., Yusup, Y., & Maulana, M. (2021). Training in
Making Learning Media in The Form of Attractive Photos for Teachers to Increase
Student Learning Motivation At SMPN 7 Banjarmasin. The Kalimantan Social
Studies Journal, 3(1), 27-35.
Lasdya, D., Pebriana, P. H., Rizal, M. S., Abbas, E. W., & Rusmaniah, R. (2022). Improving
Beginning Reading Skills Using Word Card Media for Grade 1 Students at SDN 004
SALO. The Innovation of Social Studies Journal, 3(2), 83-91.
Rusmaniah, R. (2017). PEMBINAAN MORAL REMAJA PUTUS SEKOLAH PADA PSBR
BUDI SATRIA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN. Jurnal Socius, 6(02).
Nadia, N., Syaharuddin, S., Jumriani, J., Putra, M. A. H., & Rusmaniah, R. (2022).
Identification of The Process for Establishing Tourism Awareness Group (Pokdarwis)
Kampung Banjar. The Kalimantan Social Studies Journal, 3(2), 116-125.
Putro, H. P. N., Rusmaniah, R., Mutiani, M., Abbas, E. W., Jumriani, J., & Ilhami, M. R.
(2022). Social Capital of Micro, Small and Medium Enterprises in Kampung Purun
for Improving Entrepreneurship Education. AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan, 14(2),
1669-1680.
Nurul Maulida Arifa
11
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Syaharuddin, S., Mutiani, M., Handy, M. R. N., Abbas, E. W., & Rusmaniah, R. (2022).
Building Linking Capital Through Religious Activity to Improve Educational
Character. AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan, 14(1), 367-374.
Putro, H. P. N., Rusmaniah, R., & Mutiani, M. (2022). The Relevance of Social Capital in
Efforts to Develop Entrepreneurship Education. Journal of Education and Learning
(EduLearn), 16(2).
Putro, H. P. N., Rusmaniah, E. W. A., Subiyakto, B., & Putra, M. A. H. (2022). PERAN
MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN UMKM KERAJINAN DI
KAMPUNG PURUN. In PROSIDING SEMINAR NASIONAL LINGKUNGAN
LAHAN BASAH (Vol. 7, No. 3).
Rusmaniah, R. SOCIAL CAPITAL CONTRIBUTION IN THE CONTINUOUS
STRATEGY OF JENGKOL MANUFACTURERS IN THE COVID-19
PANDEMIC. JURNAL SOCIUS, 11(1), 1-11.
Rusmaniah, R., Herman, H., Indriyani, P. D., Sari, R. M., & Nugroho, D. A. (2022).
PELESTARIAN KULINER LOKAL JENGKOL TAHILALA SEBAGAI WARISAN
DAN PERWUJUDAN NILAI BUDAYA BANJAR DI DESA PINGARAN. Anterior
Jurnal, 21(3), 57-61.
12
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM

More Related Content

Similar to Kebakaran Hutan Kalimantan Barat Yang Mengakibatkan Terjadinya Kabut Asap Ekstrem Di Daerah Pontianak.pdf

Similar to Kebakaran Hutan Kalimantan Barat Yang Mengakibatkan Terjadinya Kabut Asap Ekstrem Di Daerah Pontianak.pdf (20)

Akibat Konversi hutan
Akibat Konversi hutanAkibat Konversi hutan
Akibat Konversi hutan
 
Kebakaran Hutan dan Lahan Gambut serta Kabut Asap Sept'15
Kebakaran Hutan dan Lahan Gambut serta Kabut Asap Sept'15Kebakaran Hutan dan Lahan Gambut serta Kabut Asap Sept'15
Kebakaran Hutan dan Lahan Gambut serta Kabut Asap Sept'15
 
MENUNTASKAN MASALAH KERUSAKAN HUTAN DI INDONESIA
MENUNTASKAN MASALAH KERUSAKAN HUTAN DI INDONESIAMENUNTASKAN MASALAH KERUSAKAN HUTAN DI INDONESIA
MENUNTASKAN MASALAH KERUSAKAN HUTAN DI INDONESIA
 
Konversi hutan 2
Konversi hutan 2Konversi hutan 2
Konversi hutan 2
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
Makalah upaya pelestarian hutan
Makalah upaya pelestarian hutanMakalah upaya pelestarian hutan
Makalah upaya pelestarian hutan
 
Makalah masalah lingkungan hidup
Makalah masalah lingkungan hidupMakalah masalah lingkungan hidup
Makalah masalah lingkungan hidup
 
Makalah masalah lingkungan hidup
Makalah masalah lingkungan hidupMakalah masalah lingkungan hidup
Makalah masalah lingkungan hidup
 
Hutan Mangrove Indonesia
Hutan Mangrove IndonesiaHutan Mangrove Indonesia
Hutan Mangrove Indonesia
 
Makalah pelestarian lingkungan yang telah rusak
Makalah pelestarian lingkungan yang telah rusakMakalah pelestarian lingkungan yang telah rusak
Makalah pelestarian lingkungan yang telah rusak
 
Power Point Kebakaran Hutan
Power Point Kebakaran HutanPower Point Kebakaran Hutan
Power Point Kebakaran Hutan
 
Makalah pelestarian lingkungan yang telah rusak
Makalah pelestarian lingkungan yang telah rusakMakalah pelestarian lingkungan yang telah rusak
Makalah pelestarian lingkungan yang telah rusak
 
Kkp
KkpKkp
Kkp
 
Lingkungan
LingkunganLingkungan
Lingkungan
 
Kerusakan hutan
Kerusakan hutanKerusakan hutan
Kerusakan hutan
 
Kerusakan hutan.ppt
Kerusakan hutan.pptKerusakan hutan.ppt
Kerusakan hutan.ppt
 
Kerusakan hutan.ppt
Kerusakan hutan.pptKerusakan hutan.ppt
Kerusakan hutan.ppt
 
Pembahasan Tugas 3.5
Pembahasan Tugas 3.5Pembahasan Tugas 3.5
Pembahasan Tugas 3.5
 
Lingkungan
LingkunganLingkungan
Lingkungan
 
Lingkungan
LingkunganLingkungan
Lingkungan
 

Recently uploaded

soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 

Recently uploaded (20)

soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 

Kebakaran Hutan Kalimantan Barat Yang Mengakibatkan Terjadinya Kabut Asap Ekstrem Di Daerah Pontianak.pdf

  • 1. 1 Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM Kebakaran Hutan Kalimantan Barat Yang Mengakibatkan Terjadinya Kabut Asap Ekstrem Di Daerah Pontianak Nurul Maulida Arifa e-mail: @mhs.ulm.ac.id 2110128220014 Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin Abstrak Paru – paru dunia ada di beberapa Negara didunia, meliputi hutan amazon di Brazil, hutan hujan Kongo dan Hutan tropis Indonesia. Dimana jika hutan dirusak maka paru – paru dunia akan memghilang seiring waktu/ Julukan paru – paru dunia yang diberikan pada Indonesia bukan tanpa alasan. Julukan ini diberikan karena Indonesia mempunyai hutan tropis terlebat dan terluas di dunia dan penyumbang terbesar ada di hutan papua dan Kalimantan. Namun, sayangnya tangan – tangan nakal dari pihak yang tidak bertangggung jawab mengakibatkan kebakaran hutan skalabesar yang menghanguskan sebagian hutan Kalimantan termasuk privinsi Kalimantan barat, Pontianak. Daerah Pontianak memiliki titik api yang cukup tinggi dan persebaran titik api yang luas yang menyebabkan kebakaran hutan besar – besaran yang mengakibatkan kabut asap ekstrem yang menutupi seluruh wilayah kota Pontianak. Banyak persoalan masalah yang muncul dari masalah lingkungan hidup sampai gangguang kesehatan dari kebakaran hutan Kalimantan barat. Efisiensi berkurang karena banyak sekolah, kantor dan aktivitas yang diliburkan. Kata Kunci : Kalimantan Barat, Kebakaran Hutan, Kabut Asap Abstract The lungs of the world exist in several countries in the world, including the Amazon forest in Brazil, the Congo rainforest and the Indonesian tropical forest. Where if the forest is destroyed then the lungs of the world will disappear over time / The nickname of the lungs of the world given to Indonesia is not without reason. This nickname was given because Indonesia has the thickest and largest tropical forests in the world and the largest contributors are in the forests of Papua and Kalimantan. However, unfortunately, naughty hands from irresponsible parties resulted in large-scale forest fires that scorched most of Kalimantan's forests, including the province of West Kalimantan, Pontianak. The Pontianak area has quite high hotspots and a wide distribution of hotspots which causes large- scale forest fires that result in extreme smog that covers the entire city of Pontianak. Many problems arise from environmental problems to health problems from forest fires in West Kalimantan. Efficiency is reduced because many schools, offices and activities are closed. Keywords: West Kalimantan, forest fires, smog Pendahuluan Hutan adalalah sumber daya alam yang tidak ternilai harganya dikarenakan banyak terkandung keanekaragaman hayati yang menjadi sumber plasma nutfah, kasil kayu dan non-
  • 2. 2 Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM kayu, pengelola tata air, pencegah bencana alama seperti banjir, tanah longsor serta erpsi dan kesuburan tanah (Anggraini, danTrisakti, 2011 : 12). Indonesia menduduki urutan ketiga yang mempunyai hutan terbesar di seluruh dunia dan berjuluk paru – paru dunia. Julukan paru – paru dunia yang diberikan pada Indonesia bukan tanpa alasan. Julukan ini diberikan karena Indonesia mempunyai hutan tropis terlebat dan terluas di dunia dan penyumbang terbesar ada di hutan papua dan Kalimantan. Puluhan juta orang secara langsung bergantung kepada hutan yang menjadi sumber kehidupan bagi mereka. Dari memanfaatkan hasil hutan untuk aktivitas sehari – hari hingga pengolahan kayu sebagai bahan industry. Hutan juga sebagai tempat tinggal beragam jenis flora dan fauna yang tidak terhitung jumlahnya. Banyak manfaat yang diterima makhluk hidup dari hutan, contohnya seperti membantu menyerap karbon dioksida yang diakibatkan oleh asap motor, kendaraan serta asap pabrik yang mampu mengakibatkan polusi, tempat penyimpanan air atau penampung air agar tidak terjadi banjir dan tanah longsor, dan lain – lainnya yang sangat penting bagi kehidupan. Fungsi hutan sebagai paru – paru dunia diantaranya dapat menyerap emisi CO2 (karbon dioksida). Sistem pengolahan air serta anti erosi (Widianto, 2016 : 1). Fungsinya mirip dengan pemanfaatan hutan yang sudah dijelaskan diatas. Terlihat bagaimana pentingnya hutan bagi kehidupan manusia. Dan dapat terbayang bagaimana manusia hidup tanpanya. Namun,banyak oknum – oknum nakal yang merusak hutan dengan tebang liar tanpa menanamnnya kembali, dan membakar hutan secara sengaja untuk mengubahnya menjadi lahan kelapa sawit. Tanpa memikirkan efek jangka panjang yang berakibat fatal terhadap bumi, seperti penebangan liar yang mengakibatkan daya tampung air di pegunungan dn sekitarnya tidak bisa menahan air sehingga terjadinya banjir dan pembakaran hutan yang dapat mengakibatkan polusi udara selain itu juga berdampak pada iklim. Hal tersebut memunculkan masalah – masalah yang terjadi di lingkungan hidup. Kebakaran hutan menjadi kejadian yang menakutkan, dan hampir terjadi di seluruh hutan di Indonesia terutama hutan Kalimantan. Kebakaran hutan merupakan keadaan dimana api menghanguskan sebagian atau keseluruhan hutan yang menyebabkan deforestasi (kerusakan) yang menimbulkan kerugian bersar terhadap ekonomi dan nilai lingkungan. Kebakaran hutan dimulai dalam proses reaksi cepat antara oksigen dan bahan bakar yang berada di hutan yang ditandai kenaikkan suhu disertai dengan nyala api (dalam Sinaga, Elfiati, dan Delvian, 2015 : 1). Kebakaran hutan menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan, satu diantaranya menurunkan keanekaragaman hayati, nilai ekonomis yang menurun serta produktivitas tanah yang juga ikut menurun, kerusakan ekologis, perubahan iklim serta pencemaran udara yang di akibatkan asap kebakaran yang menyebar luas ke wilayah lain. Yang akibatnya menganggu penglihat dan kesehatan paru - paru. (Anggraini dan trisakti, 2011 : 12). Dampak tersebut akibat perbuatan manusia yang tidak bertanggung jawab dengan membakar hutan atau lahan untuk kepentingan sendiri maupun kelompok atau yang tidak sengaja seperti membuang punting rokok atau meninggalkan api unggun. Persoalan kebakaran hutan
  • 3. Nurul Maulida Arifa 3 Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM menjadi masalah lingkungan yang selalu terulang setiap tahunnya di indonesia dan yang terbanyak berada di pulau kalimantan. Satu diantaranya kebakaran hutan yang terjadi di provinsi Kalimantan Barat. Provinsi Kalimantan Barat terletak di sisi paling barat pulau Kalimantan dan berada diantara 2˚08` lintang utara hingga 302` lintang selatan, 108˚30 hingga 114˚10 bujur timur pada peta. Wilayah Kalimantan Barat dilintasi garis khatulistiwa atau garis dengan lintang 0˚. Karena hal tersebut suhu dan kelembapan di wilayah tersebut relatif tinggi dan juga memiliki hutan tropis yang luas dengan keanekaragaman hayati yang berlimpah dan beragam. Namun, fakta keadaan alam Kalimantan barat memprihatinkan karena sering terjadi kebakaran hutan yang terulang dari tahun ke tahun dengan dua faktor penyebab yakni, disebabkan faktor alamiah disaat kemarau berujung kekeringan dalam jangka waktu yang lama sehingga terjadi gesekkan antara daun – daunan kering dan ranting yang ditiup angina yang mengakibatkan kebakaran hutan tanpa disengaja. Lalu ada faktor kesengajaan manusia yang banyak terjadi, contohnya seperti membuang puntung rokok yang masih menyala sembarangan, pembukaan lahan baru yang akan dijadikan perkebunan kelapa sawit dengan cara membakar hutan. Faktor ini yang sering mengakibatkan terulangnya kebakaran hutan. (Saputro, Handayani, dan Najicha, 2021 : 29). Kejadian kebakaran hutan didaerah Kalimantan Barat menimbulkan banyak reaksi dari pemerintahan daerah dan juga masyarakat sekitar. Dampak langsung yang dirasakan masyarakat Kalimantan barat terutama masyarkat kota Pontianak adalah kabut asap. Gangguan yang terjadi yang disebabkan kabut asap dari pembakaran hutan tersebut meliputi gangguan kesehatan seperti sesak nafas, ISPA (infeksi saluran pernapasan atas). Kemudian, terjadinya ketidak efiesien dikarenakan sekolah, tempat dan aktivitas masyarakat terganggu dan berujung di liburkan, tidak hanya manusia yang terdampak hewan yang tinggal di hutan Kalimantan Barat kehilangan tempat tinggal dan munculnya persoalan internasional terhadap kabut asap kebakaran hutan Kalimantan barat sudah sampai merugikan Negara – Negara tetangga. (Putri 2017 dalam Saputro, Handayani, dan Najicha, 2021 : 30). Metode 1. Masalab yang diteliti Masalah yang diteliti dalam artikel ini adalah masalah lingkungan hidup secara lokal, yakni kebakaran hutan di provinsi Kalimantan Barat yang mengakibatkan terjadinya kabut asap ekstrim di kota Pontianak. Masalah ini sangatlah besar karena merugikan banyak pihak dari pemerintah hingga masyarakat setempat. Kerugian yang dirasakan berupa menurunnya tingkat efisiensi dengan skala besar, tempat kerja, toko – toko sertan sekolah – sekolah meliburkan diri karena efek dari kabut asap yang tidak hanya saja mehalangi jarak pandang namun juga gangguan pernafasan. Kabut asap yang sangat ekstrim ini benar – benar memberikan pengaruh yang buruk dan membuat Pontianak tertutup asap.
  • 4. 4 Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM 2. Tujuan penelitian Setelah dijabarkan masalah dalam artikel ini, tujuan pembuatan artikel ini untuk mengetahui tentang masalah lingkungan yang terjadi di Kalimantan Barat, yakni Kebakaran hutan berskala besar yang merugikan seluruh wilayah terutama ibu kota Kalimantan Barat, yaitu Pontianak yang tertutupi kabut asap skala ekstrim yang mengakibatkan aktifitas warga terganggu. Selain itu ingin mengetahui seberapa parah dampak yang ditimbulkan oleh peristiwa kebakaran hutan ini sampai menimbulkan kabut asap yang ikut merugikan tetangga disekitar Kalimantan Barat. 3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan dengam cara mengumpulkan data sekunder atau informasi dari sumber – sumber yang sudah dilakukan penelitian serta jurnal – jurnal ilmiah untuk menambah refrensi dari artikel tersebut yang mencangkup tentang masalah kebakaran hutan dan timbulnya kabut asap di provinsi Kalimantan Barat, Kota Pontianak. Penelitian dalam artikel tersebut menggunakan metode pendekatan kualitatif dengam mengumpulkan berbagai studi literatur dan studi pustaka serta jurnal – jurnal ilmiah. (Jumriani, Syaharuddin, Hadi, Mutiani, dan Abbas, 2021 : 3). Studi literatur merupakan sebuah menyelesaikan suatu permasalahan dengan menelusuri berbagai sumber tulisan seperti jurnal, dokumen, buku dan sumber – sumber ilmiah lain yang pernah dibuat sebelumnya, sumber yang sudah dikumpulkan menjadi bahan studi literatur dengan susunan menuru kaidah penulisan ilmiah (Nuryana, Pawito, dan Utari, 2019 : 21). Studi literatur dimaksudkan cara mengumpulkan dat adari berbagai sumber ilmiah, seperti karya ilmiah, jurnal – jurnal, buku dan lain – lain yang berhubungan dengan topik didalam artikel. (Riswan, Rajiani, Handy, Abbas, dan Rusmaniah, 2022 : 146 ). 4. Analisis data Kemudian, analisis data yang ada pada artikel tersebut menggunakan penyajian data hasil pembahasan serta simpulan dalam artikel yang berasal dari hasil analisis sumber ilmiah yang isinya tentang permasalah lingkungan hidup, yaitu kebakaran hutan di Kalimantan Barat yang mengakibatkan kabut asap berskala besar atau ekstrem terutama di kota Pontianak. Hasil dan Pembahasan Hutan adalah satu diantara sumber daya yang memiliki peran penting dan berpontesi bagi kehidupan sosial; keberadaan hutan perlu dipertahankan kepada dukungan sistem kehidupan. Selain itu, hutan memiliki peran hingga pengaruh yang sangat luas terhadap kondisi sumber daya air, lahan, permukiman, pelindungan satwa atau habitat satwa, tempat rekreasi atau pariwisata hingga pendidikan. Menurut Gardner dan Robert tahun 1999 dalam Cahyanto, Chairunnisa, dan Sudjarwo, (2014 : 145). Hutan adalah tempat tinggal makhluk hidup (tumbuhan dan hewan) serta menyediakan tanah untuk pemukiman dan pertanian. Hutan merupakan paru – paru dunia yang harus dijaga kelestariannya karena bila hutan terus
  • 5. Nurul Maulida Arifa 5 Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM – terusan dirusak maka paru – paru dunia akan hilang dan mengakibatkan dampak yang sangat besar bagi dunia. Hutan menjadi sumber daya alam yang tidak ternilai harganya, hal ini dikarenaka hutan mengandung keanekaragaman hayati yang sangat beragam yang menjadi sumber kayu dan non-kayu yang dihasilkan, menjadi pengelola tata air yang menampung air hujan agar tidak terjadi bencana banjir, tanah longsor serta erosi, kesuburan tanah, menjadi tempat tinggal dan berlindung para satwa, menjadi sumber ilmu pengetahuan dan kebudayaan, hutan juga dimanfaatkan sebagai pariwisata. (Rasyid, 2014 : 53). Hutan adalah satu diantara ekosistem di biosfer dengan relatif dominan di sisi tumbuhan. Otomatis hutan menjadi satu diantara ekosistem yang paling dominan yang menyerap CO2 (karbondioksida). Bisa dikatakan hutan berkontribusi sebagai penyerap karbondioksida yang juga dikenal dengan rosot(sink)karbon (Junaedi, 2008 : 2). Hutan menjadi paru paru dunia. sebutan paru – paru dunia ini ada dibeberapa hutan, seperti hutan amazon, hutan hujan kongo, hutan didaerah Indonesia pun termasuk paru – paru dunia tepatnya di pulau Kalimantan. Dalam Pasal 1 Ayat 1, Undang – undang Nomor 41 tahun 199 tentnag kehutanan dimana dimaksud bahwa hutam merupakan kesatuan ekosistem yang berbentuk hamparan lahan yang berisi sumber – sumber beranekaragaman atau sumber daya alam hayati yang di isi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungan, yang tidak dapat dipisahkan dari satu dengan yang lainnya. – unsur yang terdapat dalam hutan diantaranya ada kesatuan ekosistem, hamparan lahan yang luas, berisi sumber daya alam dan memberikan manfaat secara lestari (Rahmawaty, 2004 : 1 - 2). Dari penjelasan diatas, hutan merupakan ekosistem yang berupa hamparan luas yang didalamnya mempunyai keanekaragaman hayati dan sumber alam yang berisi hamparan pepohonan dan memberikan manfaat kepada makhluk hidup seperti penghasil kayu dan non- kayu, yang menampung air hujan dan mengelolanya agar tidak terjadi bencana banjir, tanah longsor serta erosi, menjamin kesuburan tanah, menjadi tempat tinggal dan berlindung para satwa, menjadi sumber ilmu pengetahuan dan kebudayaan, hutan juga dimanfaatkan sebagai pariwisata. Sebab inilah hutan perlu dijaga karena hutan adalah paru – paru dunia yang memiliki peran penting dalam kehidupan dunia. Namun, masih banyak masalah yang menimpa hutan, diantaranya deforestasi yang mengakibatkan hutan gundul dan kebakaran hutan yang berhasil menghanguskan hampir sebagian hutan di Indonesia. Selain dikarenakan dibuangnya punting rokok yang masih menyala sembarangan di hutan, pembukaan lahan oleh orang tidak bertanggung jawab, pihak tersebut melakukan hal tersebut hanya karena lebih simple daripada harus menebang pohon. Padahal kebakaran hutan memiliki dampak negatif yang sangat besar. Kebakaran hutan adalah salah satu permasalahan lingkungan serta kehutanan yang sangat krusial dan memperhatikan yang melanda lokal serta global. Di Indonesia fenomena ini sering kali terjadi berulang setiap tahun. Kebakaran hutan bukan hal baru karena sudah sering kali terjadi bahkan sebelum tahun 2000 an. Di Kalimantan, kebakaran hutan terjadi
  • 6. 6 Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM pada abad ke – 17. Namun semakin menyebar luas pada tahun 1980 khusunya di pulau Sumatera dan Kalimantan (Cahyono, Warsito,., Andayani, dan Darwanto, 2015 : 104). Kebakaran hutan merupakan keadaan api yang menghanguskan sebagian atau keseluruhan hutan dan menyebabkan deforestasi (kerusakan) yang menimbulkan kerugian bersar terhadap ekonomi dan lingkungan. Kebakaran hutan dimulai dengan proses reaksi cepat antara oksigen dan bahan bakar yang berada di hutan yang ditandai kenaikkan suhu disertai dengan nyala api (dalam Sinaga, Elfiati, dan Delvian, 2015 : 1). Ada dua faktor yang menyebabkan terjadi kebakaran lahan, yaitu faktor alam dan faktor kesengajaan manusia. Faktor alam ialah terjadinya kemarau dalam waktu yang panjang sehingga mengakibatkan kekeringan di area tersebut, daun daunan dan rating yang saling bergesekk ditiup angin akan mengeluarkan percikan api yang akan semakin membesar dan terjadilah kebakaran hutan. Sedangkan dari faktor kesengajaan manusia, faktor yang lumayan sering terjadi. Pembukaan lahan besar – besaran dengan cara sengaja membakar hutan tanpa pertanggung jawaban dari pihak tersebut dan seorang individu yang membuang puntung rokok yang masih nyala sembarangan. Dua perbuatan ini menjadi faktor kebakaran hutan. Kebakaran hutan sudah tidak asing di Indonesia, terutama di pulau Kalimantan karena setiap tahun pasti selalu ada kejadian kebakaran hutan yang melibatkan dua faktor antara alan dan kesengajaan manusia. Kebakaran hutan terjadi ketika dating musim kemarau. Hampir keseluruhan hutan di Kalimantan pernah terbakar. Dari Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat dan Kalimantan Sekatan tidak luput. Kalimantan Tengah, ibukota Pontianak, dimana daerah yangdilewati garis khatulistiwa. Kalimantan Tengah memiliki hutan tropis yang besar dan menyimpan banyak sumber daya alam dan hayati ynag berlimpah. Namun tangan – tangan manusia serakah membuat hutan tidak selebat dahulu. Satu diantara daerah di Kalimantan Barat yang menjadi titik kebakaran hutan, yakni Kabupaten Kubu Raya sudah menjadi langganan kebakaran hutan di setiap musim kemarau. Menurut data unit penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan (UPKHL) DInas Kehutana Provinsi Kalimantan Barat sampai dengan bulan oktober 2013, jumlah tiitk panas yang terasa di Kabupaten Kubu Raya ialah 349 titik, memang kabupaten Kubu Raya rawan akan kebakaran lahan dikarenakan didominasi lahan gambut yang notabene mudah terbakar. (dalam Jawad, Nurdjali, dan Widiastuti, 2015 : 88). Sebagian besar wilayah di provinsi Kalimantan Barat merupakan kawasan lahan gambut apa yang sangat rawan jika terjadi kebakaran. Pada tahun 2019 kebakarah hutan dan lahan gambut di Kalimantan Barat mencapai 151.919 Ha. Hal tersebut mempengaruhi fungsi hutan sebagai sumber daya alam dan hayati, menahan air serta komoditas hutan (Dicelebica, Akbar, dan Rahayu, 2022 : 116). Selain di kubu raya, Kota Pontianak menjadi salah satu daerah terdeteksi titik panas kebakaran hutan. Pontianak secara geografis mempunyai luas sekitar 107,82 km2 yang terdiri dari 6 kecamatan dan 29 kelurahan dalam tahu 2019 terdeteksi sekitar 16 kelurahan terdampak bencana terutama kebakran hutan dimana 6 kelurahan yakni Bangka Belitung darat, bansir darat, parit, siantan hulu dan batu laying serta tokoya dan siantan hilir. (Saputra, 2022 : 2 - 3).
  • 7. Nurul Maulida Arifa 7 Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM Kejadian yang menimpa wilayah di Kalimantan Barat terutama Pontianak mengakibatkan banyak kerugian yang terjadi akibat kebakaran hutan. Tindakan membakar hutan kebanyakkan tindakan yang disengaja yang ditunjukan dengan tujuan tertentu seperti pembukaan lahan. Pembakaran hutan ini mudah menjalar bebas melahap ranting, dedaunan, cabang pohon yang mati semak – semak, gulma dan lainnya yang berada dihutan tersebut. Kebakaran hutan ini tidak hanya berdampak disekitaran daerah provinsi Kalimantan Barat yang meliputi Pontianak dan sekitarnya. Namun, dampaknya sampai ke Negara tetangga yang merasakan kabut asap dari kebakaran hutan besar – besaran. Banyak protes yang dilayangkan oleh Negara tetangga terutama Malaysia dan Singapura terhadap Indonesia. Karena menganggu dan merugikan secara lokal, internasional dan global. Beberapa Dampak yang disebabkan kebakaran di daerah Kalimantan Barat. Pertama dalam aspek ekonomi. Kegiatan Ekonomi mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia terlepas dari pekerjaan dan menyejahterakan (Istika, Subiyakto, Rusmaniah, Handy, dan Ilhami, 2022 : 102). Kebakaran hutan tersebut mengakibatkan kerugian di masyarakat Indonesia dimaan kegiatan ekonomi menurun, keuangan di Indonesia merugi akibat kejadian tersebut, sumber devisa seperti produk kayu dan non-kayu yang berasal dari hutan berkurang. Kedua, dampakmya terhadap kesehatan, Kebakaran hutan mengakibatkan gangguan kesehatan seperti sesak nafas, gangguan pernapasan, ISPA (infeksi saluran pernafasan akut, hingga kualitas uadara yang memburuk diakibatkan asap kebakaran hutan yang terus – terusan berlangsung, selain itu jarak pandang terhalang paling parah hanya bisa melihat jarak 1 meter. Ketiga, aspek sosial dan budaya yang berdampak sangat besar dan merugikan rakyat Indonesia terutama masyarakat Kalimantan Barat. Kemudian yang terakhir Aspek kerusakan lingkungan hidup, ini berdampak terhadap matinya segala jenis lingkungan hidup di hutan, seperti satwa liar, daan tumbuhan yang hidup dihutan tersebut sebagai tempat tinggal dan sangat diperlukan sebagai penyeimbang kehidupan. (Saputro, Handayani, dan Najicha, 2021 : 33 - 34). Sebenarnya dampak yang paling dirasakan oleh Kalimantan Barat terutama kota Pontianak adalah kabut asap yang berasal dari kebakaran hutan. Kualitas udara yang terpapar kabut asap sangat buruk dan juga jarak pandang sangat terbatas. Sampai – sampai peswat membatalkan atau mengundurkan pernembangannya karena kabut asap yang menutupi seluruh bandara dan sangat berbahaya terbang dengan kondisi tersebut. Kabut asap yang terjadi di Pontianak bisa dikatakan sangat ekstrem. Kualitas udara yang sangat buruk dan tidak baik bagi kesehatan menimbulkan gangguan kesehatan pada manusia terutama alat pernapasan. Individu yang sangat beresiko adalah orang yang mempunyai riwayat sakit jantung dan pernapasan, usia lanjut usia ibu hamil dan menyesui serta anak bayi hingga balita. Simpulan Hutan adalah satu diantara sumber daya yang memiliki peran penting dan berpontesi bagi kehidupan sosial keberadaan hutan perlu dipertahankan kepada dukungan sistem
  • 8. 8 Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM kehidupan. Pengaruh hutan ada banyak, seperti kondisi sumber daya air, lahan, permukiman, pelindungan satwa atau habitat satwa, tempat rekreasi atau pariwisata hingga pendidikan, lalu pengelolaan air mencegah banjir, tanah dan erosi. Kemudian menyuburkan tanah dan masih banyak lagi pengaruh positif. Manfaat dan pengaruh yang positif dan penting bagi makhluk hidup menjadikan hutan sebagai paru – paru dunia. Sayangnya, hutan rusak akibat kebakaran hutan. Dua faktor yang menyebabkan terjadi kebakaran lahan, yaitu faktor alam dan faktor kesengajaan manusia. Faktor alam merupakan akibat dari kemarau panjang sehingga mengakibatkan kekeringan di wilayah tersebut, dedaunan dan rating serta batang pohon yang sudah kering bergesekkan karena tertiup angin akan mengeluarkan percikan api yang akan semakin membesar d. Sedangkan dari faktor kesengajaan manusia, faktor yang lumayan sering terjadi. Pembukaan lahan besar – besaran dengan cara sengaja membakar hutan tanpa pertanggung jawaban dari pihak tersebut dan seseoran yang membuang puntung rokok yang masih nyala sembarangan. Kebakaran hutan di Kalimantan Barat, kota Pontianak. Sangat berskala besar dimana ditahun 2013 ada 349 titik api dan tahun 2019 yang mengakibatkan 16 kelurahan terdampak karena kebakaran hutan.kebakaran hutan memang memberikan dampak yang sangat merikan dari aspek ekonomi, social budaya, hingga gangguan kesehatan pernapasan, yaitu ISPA yang terjadi akibat kabut asap yang menutupi kota Pontinak. Sehingga banyak aktivitas, tempat kerja dan sekolah berhenti sementara. Kabut Asap dari kebakaran hutan Kalimantan Barat ini pun selain merugikan penduduk lokal juga sampai ke Negara tetangga. Kualitas udara yang yang sangat buruk, jarak pandang sangat terbatas sampai – sampai peswat membatalkan atau mengundurkan pernembangannya karena kabut asap yang menutupi seluruh bandara dan sangat berbahaya terbang dengan kondisi tersebut. Kualitas udara yang sangat buruk dan tidak baik bagi kesehatan menimbulkan gangguan kesehatan pada manusia terutama alat pernapasan. Individu yang sangat beresiko adalah orang yang mempunyai riwayat sakit jantung dan pernapasan, usia lanjut usia ibu hamil dan menyesui serta anak bayi hingga balita. Oleh sebab itu kebakaran hutan yang sering terulang setiap tahunnya dapat dicegah atau ditanggulangi agar tidak ada kerugian besar lagi. Daftar Pustaka Anggraini, N., & Trisakti, B. (2011). Kajian dampak perubahan iklim terhadap kebakaran hutan dan deforestasi di Provinsi Kalimantan Barat. Jurnal Penginderaan Jauh dan Pengolahan Data Citra Digital, 8. http://jurnal.lapan.go.id/index.php/jurnal_inderaja/article/view/1609. Cahyono, S. A., Warsito, S. P., Andayani, W., & Darwanto, D. H. (2015). Faktor-faktor yang mempengaruhi kebakaran hutan di indonesia dan implikasi kebijakannya. Jurnal Sylva Lestari, 3(1), 103-112. https://doi.org/10.23960/jsl13103-112.
  • 9. Nurul Maulida Arifa 9 Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM Cahyanto, T., Chairunnisa, D., & Sudjarwo, T. (2014). Analisis Vegetasi Pohon Hutan Alam Gunung Manglayang Kabupaten Bandung. Jurnal Istek, 8(2). https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/istek/article/view/225. Dicelebica, T. F., Akbar, A. A., & Rahayu, D. J. (2022). Identifikasi dan Pencegahan Daerah Rawan Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan Gambut Berbasis Sistem Informasi Geografis di Kalimantan Barat. Jurnal Ilmu Lingkungan, 20(1), 115- 126. Jawad, A., Nurdjali, B., & Widiastuti, T. (2015). Zonasi daerah rawan kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Kubu Raya Provinsi Kalimantan Barat. Jurnal Hutan Lestari, 3(1). https://doi.org/10.26418/jhl.v3i1.9244. Junaedi, A. (2008). Kontribusi hutan sebagai rosot karbondioksida. Info Hutan, 5(1), 1-7. AhmadJunaedi_klm-with-cover-page-v2.pdf Jumriani, J., Syaharuddin, S., Hadi, N. T. F. W., Mutiani, M., & Abbas, E. W. (2021). Telaah Literatur; Komponen Kurikulum IPS Di Sekolah Dasar pada Kurikulum 2013. Jurnal Basicedu, 5(4), 2027-2035.https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/1111. Nuryana, A., Pawito, P., & Utari, P. (2019). Pengantar Metode Penelitian Kepada Suatu Pengertian Yang Mendalam Mengenai Konsep Fenomenologi. Ensains Journal, 2(1), 19- 24. https://doi.org/10.31848/ensains.v2i1.148. Nurjaya, I. N. (2005). Sejarah hukum pengelolaan hutan di Indonesia http://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/1036. Rahmawaty, S., & Pertanian, M. F. (2004). Hutan: Fungsi dan peranannya bagi masyarakat. Program Ilmu Kehutanan. Universitas Sumatera Utara.< URL: http://www. repository. usu. ac. id/bits tream/123456789/.../hutanrahmawaty6. pdf/> dikunjungi pada tanggal, 13. Rasyid, F. (2014). Permasalahan dan dampak kebakaran hutan. Jurnal Lingkar Widyaiswara, 1(4), 47-59. Saputro, J. G. J., Handayani, I. G. A. K. R., & Najicha, F. U. (2021). Analisis Upaya Penegakan Hukum Dan Pengawasan Mengenai Kebakaran Hutan Di Kalimantan Barat. Jurnal Manajemen Bencana (JMB), 7(1). https://doi.org/10.33172/jmb.v7i1.692. Sinaga, A. H., Elfiati, D., & Delvian, D. (2015). Aktivitas Mikroorganisme Tanah Pada Tanah Bekas Kebakaran Hutan Di Kabupaten Samosir. Peronema Forestry Science Journal, 4(1), 60-66. Widianto, A. (2016). Hutan sebagai pengatur tata air dan pencegah erosi tanah: pengelolaan dan tantangannya. http://repository.unimus.ac.id/671/. Rusmaniah, R., Mardiani, F., Handy, M. R. N., Putra, M. A. H., & Jumriani, J. (2021). Social Services Based on Institutional for Youth Discontinued School. The Innovation of Social Studies Journal, 2(2), 151-158.
  • 10. 10 Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM Sari, L., Putro, H. P. N., Putra, M. A. H., Syaharuddin, S., & Rusmaniah, R. (2022). Culinary Distribution in Minggu Raya Banjarbaru as a Learning Resource on Social Studies. The Innovation of Social Studies Journal, 3(2), 128-134. Putro, H. P. N., Rusmaniah, R., Jumriani, J., Handy, M. R. N., & Mutiani, M. (2021). Business Development Strategies for Micro, Small and Medium Enterprises (UMKM) in Kampung Purun. The Innovation of Social Studies Journal, 3(1), 23-32. Riswan, R., Rajiani, I., Handy, M. R. N., Abbas, E. W., & Rusmaniah, R. (2022). The Role of Economic in Social Studies Education. The Kalimantan Social Studies Journal, 3(2), 144-151. Abbas, E. W., Jumriani, J., Syaharuddin, S., Subiyakto, B., & Rusmaniah, R. (2021). Portrait of Tourism Based on River Tourism in Banjarmasin. The Kalimantan Social Studies Journal, 3(1), 18-26. Istika, M., Subiyakto, B., Rusmaniah, R., Handy, M. R. N., & Ilhami, M. R. (2022). Economic Activities of Tanggui Craftsmen on the Riverbanks of South Alalak Village. The Kalimantan Social Studies Journal, 3(2), 101-109. Niliyani, N., Subiyakto, B., Mutiani, M., Rusmaniah, R., & Ilhami, M. R. (2022). River Utilization for Communities in Kampung Hijau in Fulfilling Primary Needs. The Kalimantan Social Studies Journal, 3(2), 126-133. Abbas, E. W., Rusmaniah, R., Rival, M., Yusup, Y., & Maulana, M. (2021). Training in Making Learning Media in The Form of Attractive Photos for Teachers to Increase Student Learning Motivation At SMPN 7 Banjarmasin. The Kalimantan Social Studies Journal, 3(1), 27-35. Lasdya, D., Pebriana, P. H., Rizal, M. S., Abbas, E. W., & Rusmaniah, R. (2022). Improving Beginning Reading Skills Using Word Card Media for Grade 1 Students at SDN 004 SALO. The Innovation of Social Studies Journal, 3(2), 83-91. Rusmaniah, R. (2017). PEMBINAAN MORAL REMAJA PUTUS SEKOLAH PADA PSBR BUDI SATRIA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN. Jurnal Socius, 6(02). Nadia, N., Syaharuddin, S., Jumriani, J., Putra, M. A. H., & Rusmaniah, R. (2022). Identification of The Process for Establishing Tourism Awareness Group (Pokdarwis) Kampung Banjar. The Kalimantan Social Studies Journal, 3(2), 116-125. Putro, H. P. N., Rusmaniah, R., Mutiani, M., Abbas, E. W., Jumriani, J., & Ilhami, M. R. (2022). Social Capital of Micro, Small and Medium Enterprises in Kampung Purun for Improving Entrepreneurship Education. AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan, 14(2), 1669-1680.
  • 11. Nurul Maulida Arifa 11 Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM Syaharuddin, S., Mutiani, M., Handy, M. R. N., Abbas, E. W., & Rusmaniah, R. (2022). Building Linking Capital Through Religious Activity to Improve Educational Character. AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan, 14(1), 367-374. Putro, H. P. N., Rusmaniah, R., & Mutiani, M. (2022). The Relevance of Social Capital in Efforts to Develop Entrepreneurship Education. Journal of Education and Learning (EduLearn), 16(2). Putro, H. P. N., Rusmaniah, E. W. A., Subiyakto, B., & Putra, M. A. H. (2022). PERAN MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN UMKM KERAJINAN DI KAMPUNG PURUN. In PROSIDING SEMINAR NASIONAL LINGKUNGAN LAHAN BASAH (Vol. 7, No. 3). Rusmaniah, R. SOCIAL CAPITAL CONTRIBUTION IN THE CONTINUOUS STRATEGY OF JENGKOL MANUFACTURERS IN THE COVID-19 PANDEMIC. JURNAL SOCIUS, 11(1), 1-11. Rusmaniah, R., Herman, H., Indriyani, P. D., Sari, R. M., & Nugroho, D. A. (2022). PELESTARIAN KULINER LOKAL JENGKOL TAHILALA SEBAGAI WARISAN DAN PERWUJUDAN NILAI BUDAYA BANJAR DI DESA PINGARAN. Anterior Jurnal, 21(3), 57-61.
  • 12. 12 Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM