Teks membahas tentang hubungan antara orang tua dan anak. Poin utama yang disinggung adalah kewajiban menyusui anak selama dua tahun, kewajiban ayah memberi nafkah, larangan membebani orang tua akibat anak, serta perintah berbakti kepada orang tua dengan penuh kasih sayang.
2. ALUR PEMBELAJARAN ASWAJA
ASWAJA DI ANTARA BEBERAPA FIRQAH
Ikhtitiyar
Mu’min & Kafir Manusia
Baik & Buruk
Kekuasaan
Allah Sifat Allah
SEMESTER GENAP 2012/013
3. • Ajaran-ajaran dari beberapa firqah dalam islam
pengaruhnya terhadap perkembangan pemikiran dan
pengamalan ajaran islam di berbagai negara. Perbedaan
faham ini dapat menjadikan fitnah , tetapi dapat juga
mendorong pada pengembangan kreatifitas berfikir
yang mendorong kemajuan ummat islam . Disisilain
faham Aswaja sebagai penengah dari beberapa faham
yang ada, melalui metode berfikir yang mengunakan
akal dan wahyu.
4. A. M a s a l a h M u ’m i n d a n
Ka f i r
Dosa besar apakah mengakibatkan
seorang mu’min keluar dari imannya atau tidak ,
menurut beberapa para firqah di bawah ini :
1. Khwarij
Dosa besar akan mengakibatkan seseorang keluar dair
imannya apabila tidak sempat bertobat sebelum mati, dan
dia akan kekal di neraka
2. Murji’ah
Dosa besar tidak dapat mengakibatkan seseorang keluar
dari imannya dan tetap mu’min, apakah dia msuk
surga/neraka itu urusan Allah, kalau Allah memaafkan dia
tidak akan di siksa meskipun belum bertobat.
5. 3. Mu’taziala
Orang mu’min ang berbuat dosa besar bukan mu’min dan
bukan kafir (tidak dapat dikatakn mu’min karena iman harus
direalisasikan dengan amal shaleh dan tidak dapat di
katakan kafir karena di hati masih ada imannya ). Mereka
tidak akan masuk surga dan tidak masuk neraga, mereka di
tempatkan di antra surga dan neraka
4. Aswaja
Seorang mu’min yang berbuat dosa besar masih tetap
mu’min , meskipun dosa besar dosa besar tersebut akan di
hisab dan disiksa sesuai dengan kadar dosanya. Mereka
akan msuk surga setelah mendapat siksaan yang cukup.
6. B. Masalah Baik dan Buruk
Baik dan buruk adalah sesuatu yang
selalu ada dalam setiap kehidupan,
bagaimana penilaiannya dan bagaimana
hubungan dengan taklif. Menurut beberpa
pendapat :
7. 1. Mu’tazila
Akal dapat menilai perbuatan apakah perbuatn
itu baik atau buruk, begitupula akal dapat
menentukan untuk melaksanakan perbuatan
baik atau meninggalkan perbuatan buruk .
Sehingga taklif menurut mu’tazila kewajiban
akal.
2. Salafiyah dan Asy’ari
Akal tidak dapat menentukan perbuatan baik itu
atau buruk , yang bisa menentukan hanyalah
wahyu. Apa yang di perintahkan oleh Allah
adalah baik dan apa yang dilarang oleh Allah
adalah buruk Taklif hanya sekedar pelaksanaan
syari’at
8. 3. A l -M a t u r i d i
A k a l d a p a t me n i l a i
p e r b u a t a n b a i k a t a u b u r u k ,
t e t a p i t i d a k s e l u r u h n y a .
Ak a n t e t a p i u n t u k
me l a k s a n a k a n y a n g b a i k d a n
me n i n g g a l k a n y a n g b u r u k
h a n y a d a p a t d e n g a n
p e r t o l o n g a n wa h y u , s e h i n g g a
t a k l beberapal pendapat pdi l a k s a n a a n
Dari i f w a a u p u n e atas, Asy’ari lebih
s y a r i ’a kepadat madzhab m p u n y a iTetapi Al-
condong t t e a p m e salafiyah.
n iMaturidi k tampak n a n .
l a i e i m a moderat, sehingga akal tidak
terbebani dengan menilai sesuatu perbuatan, dan
akal masih mempunyai fungsi dan perbuatan
9. C. MASALAH IKHTIYAR MANUSIA
Manusia apakah bebas berkehendak atau hanya
melaksanakan kehendak Allah. Perbuatan Allah apakah dari
potensi yang ada dalam diri manusia atau diciptakan
Allah, sehingga bagaimana pertanggung jawabannya?
Mu’tazilah
PENDAPAT
Asy’ariyah
PARA FIRQAH
Maturidiyah
10. sendiri. Allah telah menciptakan manusia
beserta potensinya sejak zaman azali,
sehingga manusia bebas berbuat. Oleh karena
itu manusia akan bertanggung jawab penuh
dengan perbuatannya dihadapan tuhannya.
2. Asy’ariyah
Perbuatan itu diciptakan oleh Allah , dan
manusia mempunyai ikhtiyar dimana ikhtiyar
itu juga diciptakan oleh Allah. Meskipun begitu
dengan ikhtiyar ini manusia akan
mempertanggung jawabkan perbuatannya.
3. Maturidiyah
Perbuatan ini diciptakan oleh Allah dengan
memberi potensi pada manusia, dan dengan
11. 81 + 18 = 99
Asmaul Husna
1. M azi l ah
u’t
Al l ah t i dak akan m akukan per buat an
el
kecual i yang bai k. Al l ah hanya akan
ber buat sesuat u , sesuai yang t el ah
di t ent ukan, dan Al l ah akan
12. D. MASALAH KEKUASAAN ALLAH
Apakah Allah mempunyai kekuasaan mutlak atau dibatsi
oleh hukum-hukum yang telah ditetapkan oleh Allah sendiri?
PENDAPAT PARA FIRQAH
MU’TAZILAH ASY’ARIYAH ASWAJA
“ Bacalah dengan Nama Tuhanmu “
13. 2. Asy’ariyah
Perbuatan Allah tidak terikat dengan beban . Karena
Allah tidak akan dimintai pertanggungjawaban. Allah
berkuasa melaksanakan segala segala sesuatu
sekehendaknya.
3. Maturidiyah
Allah maha kuasa dan berkuasa melaksanakan segala
sesuatu yang dikehendakinya. Tetapi Allah maha suci dari
berbuat secara main-main, sagala perbuatannya sesuai
dengan kebijaksanaanya, karena segala perbuatan Allah
pasti mengandung hikmah.
Perpedaan jelas pada pendapat Mu’tazilah:
Menurutnya seakan-akan Allah terbatas oleh hukum-
hukum yang telah dibuatnya sendiri
14. D. MASLAH SIFAT ALLAH
Allah maha esa, tidak ada yang menyamainya. Tetapi
bagaimana keesaan Allah hubungannya dengan sifat-sifatnya ?
Mu’tazilah
PENDAPAT PARA
FIRQAH Salafiyah
Aswaja
15. 1. Mu’tazilah
Meniadakan segala sifat Allah, karena bila Allah
mempunyai sifat, dan sifat itu baru, maka Allah adalah
dzat yang baru. Jika sifat Allah itu Qadim, maka ada dua
Qadim sehingga Allah bukan Qadim esa lagi.
2. Salafiyah
Allah bersiafat dengan apa saja yang telah disebutkan
dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist tanpa mena’wilakan dan
menafsirkan dengan pengertian yang lazim. Hanya saja
semua sifat itu tidak sama dengan semua sifat yang
baru.
3. Aswaja
Allah mempunyai sifat2 wajib, mustahil dan jaiz dimana
sifat itu adalah Qadim. Dan sifat Allah bukan dzat Allah.
Meskipun tidak terlepas dari dzat Allah.
17. QS.23, AL MU’MINUN 14
Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu
Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang
belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian
Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah,
Pencipta Yang Paling Baik.
18. QS.2, AL BAQARAH 233
Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh,
yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah
memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. Seseorang
tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang
ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena
anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. . . . . . . .
19.
20. QS.17, AL ISRA’ 24
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan
dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana
mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil."