SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Material Solid surface adalah material sintetis mirip granit atau marmer
yang terbuat dari campuran akrilik, polyesteresin, dan pigmen warna. Bahkan
beberapa produsen membuat solid surface dengan 100% akrilik. Jika
dibandingkan dengan material alam seperti marmer atau granit, solid surface
memiliki banyak keunggulan. Harga solid surface lebih murah bila dibandingkan
dengan marmer atau granit. Material Solid surface tahan gores, benturan dan
tahan panas. Namun, solid surface dapat tergores oleh benda tajam. Bahkan bila
menggunakan bahan 100% akrilik maka solid surface akan memiliki ketahanan
yang lebih kuat, dibandingkan marmer atau granit, dan dibandingkan jenis solid
surface yang berbahan campuran (Widi, 2015). Setiap produk material memiliki
nilai ketangguhan material yang menunjukkan kualitas dari material tersebut..
Nilai ketangguhan material digunakan untuk menentukan besarnya suatu material
menyerap energi sampai material tersebut patah. Beberapa faktor yang
mempengaruhi ketangguhan solid surface antara lain katalis dan jenis bahan
campuran. Jenis bahan campuran yang digunakan di perusahaan untuk membuat
solid surface yaitu Kalsium dan Al(OH)3.
Nilai ketangguhan material yang dipengaruhi oleh beberapa faktor sehingga
digunakan rancangan faktorial untuk analisis dalam penenlitian. Rancangan
faktorial adalah suatu percobaan yang terdiri dari dua faktor atau lebih faktor yang
masing-masing faktor terdiri dari dua level/taraf atau lebih. Rancangan faktorial
dapat menggunakan rancangan acak lengkap, rancangan acak kelompok atau
rancangan petak-petak terpisah sebagai rancangan lingkungannya (Gaspersz,
1995).
Salah satu perusahaan yang memproduksi solid surface yaitu PT WLS.
Perusahaan ini memproduksi solid surface yang biasa digunakan untuk pengganti
marmer pada meja resepsionis ataupun meja dapur.Bidang usaha PT. WLS ini
tergolong bidang usaha yang sedang berkembang cepat karena banyaknya
perumahan dan apartemen yang terus dibangun saat ini. Kesempatan usaha dan
kompetisi yang terus berkembang menuntut perusahaan untuk terus meningkatkan
kinerjanya agar dapat terus bersaing dengan kompetitor dan memenuhi per-
mintaan konsumen. Timbulnya produk cacat merupakan hal yang pasti terjadi
dalam sebuah perusahaan manufaktur. Namun, produk cacat tersebut harus
dikontrol sehingga jumlahnya seminimal mungkin.
Permasalahan yang terjadi pada PT WLS adalah sering ditemuinya cacat
produk pecah/retak baik saat dipin- dahkan ataupun sedang dalam proses
pengiriman. Hal ini tentunya sangat merugikan perusahaan karena walaupun
masih dapat diperbaiki namun akan sangat mengganggu kelancaran produksi dan
distribusi. Masalah dari PT WLS tersebut menjadi dasar adanya penelitian
menggunakan desain faktorial untuk mengetahui pengaruh katalis dan bahan
campuran yang digunakan dalam memproduksi solid surface terhadap
ketangguhan material, serta mengetahi pengaruh dari faktor interaksi terhadap
ketangguhan material.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan antara
lain sebagai berikut.
1. Bagaimana karakteristik dari katalis dan bahan campuran yang digunakan
untuk mengetahui ketangguhan material?
2. Bagaimana pengaruh dari lima level katalis dantiga level bahan campuran
terhadap ketangguhan material dengan menerapkan rancangan faktorial dua
faktor dan menggunakan tabel ANOVA?
3. Bagaimana hasil pemeriksaan asumsi residual IIDN (Identik, Independen,
dan Berdistribusi Normal) pada pengaruh lima level katalis dan tiga level
bahan campuran terhadap nilai ketangguhan material?
1.3 Tujuan
Tujuan yang dihasilkan berdasarkan rumusan masalah adalah sebagai
berikut.
1. Mendeskripsikan karakteristik dari katalis dan bahan campuran yang
digunakan untuk mengetahui ketangguhan material.
2. Menganalisis uji ANOVA pada pengaruh dari lima level katalis dan tiga
level bahan campuran terhadap ketangguhan material.
3. Menganalisis hasil pemeriksaan asumsi residual IIDN (Identik, Independen,
dan Berdistribusi Normal) pada pengaruh lima level katalis dan tiga level
bahan campuran terhadap nilai ketangguhan material.
1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian yang dilakukan adalah mampu
menganalisa data yang didapat dari percobaan faktorial. Manfaat lain untuk
perusaan WLS dapat mengetahui pengaruh katalis, jenis bahan campuran, dan
interaksi kedua faktor sehingga dapat menentukan berapa banyak katalis dan
bahan campuran yang digunakan agar mendapatkan ketangguhan material
solid surface yang optimal. Selain itu, dapat digunakan sebagai referensi
untuk penelitian selanjtnya melakukan penelitian mengenai rancangan
faktorial.
1.5 Batasan Masalah
Penelitian ini menggunakan rancangan faktorial dengan dua faktor, yaitu
katalis dan bahan campuran. Terdapat tiga level bahan campuran yang digunakan
antara lain kalsium, (HWF50), dan Al(OH)3 (HWF100). Jumlah katalis yang
dicampurkan terdiri atas lima level, yaitu 2 ml, 3 ml, 4 ml, 5 ml, dan 6 ml.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Statistika Deskriptif
Statistika deskriptif adalah metode-metode yang berkaitan dengan
pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi
yang berguna (Walpole, 1999). Statistika deskriptif yang digunakan dalam
praktikum ini adalah sebagai berikut:
a. Mean
Mean adalah jumlah keseluruhan pada data yang diperoleh dibagi dengan
banyaknya data. Rumus yang digunakan untuk mencari mean sebagai berikut
Tabel 2.1 Rumus Mean
x Mean

n
i
ix
1
= Jumlah data ke-i sampai n
n = Banyaknya data
if = Frekuensi
dan untuk menentukan nilai standart deviasi adalah akar dari varians.
b. Varians
Varians digunakan untuk menentukan seberapa besar keragaman dari suatu
data. Rumus yang digunakan untuk mencari Varians sebagai berikut.
Tabel 2.2 Rumus Varians
Varians untuk
Data Tunggal
Varians untuk Data
Kelompok
 2
1
2




n
xx
s
 
1
2
2




n
xxfs
Mean untuk
Data Tunggal
Mean untuk Data
Kelompok
n
x
x
n
i
i
 1


i
ii
f
xf
x
Keterangan :
S2 = Varians
X = Nilai individu
x = Nilai rata-rata
n = Jumlah data
f = Frekuensi
2.2 Uji Asumsi IIDN (Identik, Independen, Berdistribusi Normal)
Pemeriksaan Asumsi Residual IIDN (Identik, Independen, Distribusi
Normal) merupakan uji yang harus dilakukan apakah data yang digunakan
memenuhi ketiga asumsi tersebut dalam melakukan pengujian (Sudjana, 1996).
2.2.1 Pemeriksaan Asumsi Residual Identik
Pemeriksaan Asumsi Residual identik dilakukan untuk melihat apakah
residual memenuhi asumsi identik. Suatu data dikatakan identik apabila plot
residualnya menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu. Nilai
varians rata-ratanya sama antara varians satu dengan yang lainnya (Sudjana,
1996).
2.2.2 Pemeriksaan Asumsi Residual Independen
Pemeriksaan Asumsi Residual independen dilakukan untuk melihat
apakah residual memenuhi asumsi independen. Suatu data dikatakan independen
apabila plot residualnya menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola
tertentu (Sudjana,1996).
2.2.3 Pengujian Asumsi Residual Berdistribusi Normal
Pengujian Asumsi Residual berdistribusi normal dilakukan untuk melihat
apakah residual memenuhi asumsi berdistribusi normal atau tidak. Kenormalan
suatu data dapat dilihat dari plotnya. Apabila plot sudah mendekati garis linier,
dapat dikatakan bahwa data tersebut memenuhi asumsi yaitu berdistribusi normal.
Uji kenormalan data juga dapat dilihat dari nilai Dhitung yang diperoleh dari hasil
uji Kolmogorov Smirnov. Nilai Dhitung dibandingkan dengan nilai α.
Hipotesisnya adalah sebagai berikut.
H0 : Residual berdistribusi normal
H1 : Residual tidak berdistribusi normal
α : 0.05
Daerah kritis :
Tolak H0, jika nilai Dhitung< Dα dan residual tidak berdistribusi normal.
Jadi suatu data dapat dikatakan baik apabila data tersebut memenuhi semua
asumsi IIDN (Identik, Independen, Distribusi Normal) (Sudjana, 1996).
2.3 Rancangan Faktorial
Percobaan faktorial adalah suatu percobaan yang perlakuannya terdiri atas
semua kemungkinan kombinasi taraf dari beberapa faktor. Percobaan dengan
menggunakan f faktor dengan t taraf untuk setiap faktornya disimbolkan dengan
percobaan faktorial ft. Dalam melaksanakan percobaan faktorial, digunakan
rancangan dasar, apakah RAL, RAK, RBSL, RBGL, dan sebagainya (Gaspersz,
1999).
2.3.1 Model Linear dan Analisis Ragam Percobaan yang Terdiri dari Dua
Faktor dengan RAL
Model statistika untuk percobaan faktorial yang terdiri dari dua faktor
(faktor A dan B) dengan menggunakan rancangan dasar RAL adalah sebagai
berikut :
  ijkijjiijkY   (2.1)
dimana :
ijkY = Nilai pengamatan pada satuan percobaan ke-k yang memperoleh
kombinasi perlakuan ij (taraf ke-i dari faktor A dan taraf ke-j dari faktor
B).
 = Nilai tengah populasi (rata-rata yang sesungguhnya).
i = Pengaruh aditif taraf ke-i dari faktor A.
j = Pengaruh aditif taraf ke-j dari faktor B.
 ij = Pengaruh interaksi taraf ke-i pada faktor A dan taraf ke-j faktor B.
ijk = Pengaruh galat dari satuan percobaan ke-k yang memperoleh kombinasi
perlakuan ij.
2.3.2 ANOVA (Analysis of Variance)
Dalam melakukan analisis data dilakukan hipotesis sebagai berikut.
1. Interaksi
H0 :   0ij
H1 : Ada pengaruh interaksi terhadap respon yang diamati.
2. Pengaruh Utama Faktor A
H0 : 0i
H1 : Ada perbedaan respon diantara taraf faktor A yang dicobakan.
3. Pengaruh Utama Faktor B
H0 : 0j
H1 : Ada perbedaan respon diantara taraf faktor B yang dicobakan.
Dalam percobaan faktorial, hipotesis tentang interaksi perlu diuji terlebih
dahulu. Jika terdapat pengaruh interaksi (H0 ditolak), maka tidak perlu lagi
melakukan pengujian hipotesis pengaruh utama (hipotesis 2 dan 3). Tetapi jika
pengujian terhadap hipotesis mengenai interaksi (H0 diterima), maka pengujian
terhadap hipotesis mengenai pengaruh utama faktor A dan pengaruh utama faktor
B menjadi bermanfaat.
Tabel 2.3 Struktur Analysis of Variance (ANOVA)
Sumber
Keragaman
Derajat Bebas
Jumlah
Kuadrat
Kuadrat
Tengah
Fhitung
Perlakuan ab-1 JKP KTP KTP/KTG
A a-1 JK(A) KT(A) KT(A)/KTG
B b-1 JK(B) KT(B) KT(B)/KTG
AB (a-1)(b-1) JK(AB) KT(AB) KT(AB)/KTG
Galat ab(r-1) JKG KTG
Total rab-1 JKT -
Keterangan :
FK =
rab
Y 2
...
(2.2)
JKT =  
kji
ijk FKY
,,
2
(2.3)
JKP = FK
r
Y
ji
ij

,
2
.
(2.4)
JKG = JKPJKT  (2.5)
JK(A) =
 
FK
rb
a
i
i


2
(2.6)
JK(B) =
 
FK
ra
b
j
j

 2
(2.7)
JK(AB) = )()( BJKAJKJKP  (2.8)
2.4 Uji Perbandingan Berganda (Uji Tukey)
Uji Tukey sering juga disebut dengan uji beda nyata jujur, diperkenalkan
oleh Tukey (1953). Prosedurpengujiannya mirip dengan LSD, yaitu mempunyai
satu pembanding dan digunakan sebagaialternatif pengganti LSD apabila kita
ingin menguji seluruh pasangan rata-rata perlakuan tanparencana. Uji Tukey
digunakan untuk membandingkan seluruh pasangan rata-rata perlakuan setelah uji
Analisis ragam dilakukan (Setiawan, 2009).
Prosedur pengujian dengan Uji Tukey HSD :
1. Langkah pengujian :
 Urutkan rata-rata perlakuan (urutan menaik/menurun).
 Tentukan nilai Tukey HSD (ω) dengan formula:
 
r
KTG
vpq , 
dimana :
p = jumlah perlakuan = t.
v = derajat bebas galat.
r = banyaknya ulangan.
 = taraf nyata.
q(p,v) = nilai kritis diperoleh dari tabel wilayah nyata student.
2. Kriteria pengujian :
 Bandingkan nilai mutlak selisih kedua rata-rata yang akan kita lihat
perbedaannya dengannilai HSD dengan kriteria pengujian sebagai
berikut :
> HSD0.05 maka hasil ui menjadi nyata
Jika || ji  
< HSD0.05 maka hasil uji tidak nyata
2.5 PT Wiradaya Lintas Sukses (WLS)
PT. WLS merupakan perusahaan yang memproduksi solid surface yang
biasa digunakan untuk pengganti marmer pada meja resepsionis ataupun meja
dapur. Solid surface merupakan produk yang terbuat dari bahan dasar resin. Solid
surface sering dipakai sebagai pengganti marmer karena produk dapat dibuat
dengan warna, corak warna, maupun bentuk yang beraneka ragam. Bidang usaha
PT. WLS ini tergolong bidang usaha yang sedang berkembang cepat mengingat
banyaknya perumahan dan apartemen yang terus dibangun sekarang ini.
Kesempatan usaha dan kompetisi yang terus berkembang menuntut perusahaan
untuk terus meningkatkan kinerjanya agar dapat terus bersaing dengan kompetitor
dan memenuhi permintaan konsumen. Timbulnya produk cacat merupakan hal
yang pasti terjadi dalam sebuah perusahaan manufaktur. Walaupun demikian,
timbulnya produk cacat tersebut harus dikontrol sehingga jumlahnyaseminimal
mungkin. Permasalahan yang terjadi adalah sering ditemuinya cacat produk
pecah/retak baik ketika saat dipindahkan ataupun sedang dalam proses
pengiriman. Hal ini tentunya sangat merugikan karena walaupun masih dapat
diperbaiki namun akan sangat mengganggu kelancaran produksi dan distribusi
(Salomon, Kosasih, & Angkasa. 2015).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Sumber Data
Data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan data sekunder yang
diperoleh dari publikasi penelitian Dosen Universitas Tarumanegara atas nama
Lithrone Laricha Salomon dan Wilson Kosasih dengan judul “ Perancangan
Eksperimen untuk Meningkatkan Kualitas Ketangguhan Material dengan
Pendekatan Analisis General Factorial Design “ Pengambilan data dilakukan pada
tanggal 13 Desember 2016 pukul 19.00 WIB-Selesai di Jurusan Statistika ITS.
3.2 Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari variabel terikat dan
variabel bebas dengan penjelasan sebagai berikut.
a. Variabel Terikat
Variabel terikat pada penelitian ini yaitu ketangguhan material (j/m2).
ketangguhan material merupakn hasil dari pengaruh variabel bebas yaitu level
katalis dan bahan campuran yang digunakan.
b. Variabel Bebas
Variabel bebas pada penelitian ini yaitu level katalis yang terdiri dari 5 level
yaitu 2 ml, 3 ml, 4 ml, 5 ml dan 6 ml. Sedangkan bahan campuran terdiri dari 3
level yaitu Kalsium (Ca), (HWF50) dan (HWF100).
3.3 Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan pada penelitian ini yaitu desain faktorial dengan 2
faktor yaitu faktor katalis yang terdiri dari 5 level dan fakto bahan campuran yang
terdiri dari 3 level.
3.4 Langkah Analisis
Langkah analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan karakteristik data hasil ketangguhan material karena
pengaruh faktor katalis dan faktor bahan campuran
2. Mendeskripsikan pengaruh faktor katalis, faktor bahan dan interaksi antara
faktor katalis dan bahan campuran terhadap ketangguhan material
3. Melakukan uji homogenitas varians untuk mengetahui apakah ketangguhan
bahan material karena efek katalis, bahan campuran dan interaksi katalis
dengan bahan campuran homogen atau tidak.
4. Melakukan Uji Analisis of Variance (ANOVA) karena efek faktor katalis,
faktor bahan campuran dan interaksi antara faktor katalis dan faktor bahan
campuran terhadap ketangguhan material
5. Melakukan uji Post Hoc untuk melihat perbedaan ketangguhan material
karena efek faktor katalis faktor bahan campuran dan interaksi antara faktor
katalis dan faktor bahan campuran.
6. Melakukan pemeriksaan asumsi residual IIDN (Identik, independen dan
berdistribusi normal) pada efek faktor katalis, faktor bahan campuran dan
interaksi antara faktor katalis dan faktor bahan campuran terhadap
ketangguhan material
7. Menginterpretasikan hasil analisis
8. Menarik kesimpulan dan Saran
3.5 Diagram Alir
Diagram Alir menggambarkan alur perjalanan dari pembuatan laporan ini,
mulai dari proses analisis sampai pemberian kesimpulan dan saran. Diagram alir
yang dipakai dalam laporan ini adalah adalah sebagai berikut yang dapat dilihat
pada gambar 3.1
Gambar 3.1 Diagram Alir
Menginputkan Data
Karakteristik Data Ketangguhan
Material
Kesimpulan
Tolak H0
Perbandingan Berganda
Uji ANOVA
Pemeriksaan Asumsi IIDN
Gagal Tolak
H0
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Karakteristik Data Ketangguhan Material Akibat Pengaruh Faktor
Katalis dan Bahan Campuran
Karakteristik data disini mengambarkan ketangguhan material akibat
pengaruh faktor dan bahan campuran. Perlakuan pertama dalam praktikum ini
adalah pemberikan katalis dengan 5 level yang berbeda yaitu 2 ml, 3 ml, 4 ml, 5
ml dan 6 ml. Berikut merupakan hasil pengamatan ketangguhan material akibat
pengaruh faktor katalis yang dapat dilihat pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Data Pengamatan Ketangguhan Material (j/m2)
Katalis Rata-Rata Varians Minimum Maksimum
Katalis 2 ml 55,73 34,48 47,94 65,99
Katalis 3 ml 59,69 9,38 55,88 64,05
Katalis 4 ml 56,88 104,64 46,56 74,41
Katalis 5 ml 49,48 77,48 40,65 63,30
Katalis 6 ml 40,16 80,01 28,40 52,65
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa rata-rata ketangguhan material terbesar
terdapat pada katalis 3 ml yaitu sebesar 59,69 j/m2, sedangkan rata-rata
ketangguhan material terkecil yaitu terdapat pada katalis 6 ml sebesar 40,16 j/m2.
Varians ketangguhan material terbesar yaitu terdapat pada katalis 4 ml, sebesar
104,64 j/m2, sedangkan Varians ketangguhan material terkecil yaitu terdapat pada
katalis 3 ml sebesar 9,38 j/m2. Ketangguhan material terbesar terdapat pada katalis
4 ml yaitu sebesar 74,41 j/m2, sedangkan ketangguhan material terkecil terdapat
pada katalis 6 ml yaitu sebesar 28,40 74,41 j/m2
. Sehingga dapat diketahui bahwa
katalis 4 ml memberikan efek terbesar terhadap ketangguhan material, sedangkan
pada katalis 6 ml menurunkan ketangguhan material.
Selanjutnya karakteristik ketangguhan material akibat pengaruh faktor
bahan campuran dengan 3 bahan yang berbeda yaitu kalsium (Ca), (HWF50), dan
(HWF100) yang dapat dilihat pada tabel 4.2
Tabel 4.2 Data Pengamatan Ketangguhan Material (j/m2)
Bahan Campuran Rata-Rata Varians Minimum Maksimum
Ca 49.09 142,28 28,40 65,99
(HWF50) 59,67 52,47 47,42 74,41
(HWF100) 48,40 50,56 38,99 63,84
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa rata-rata ketangguhan material terbesar
terdapat pada bahan campuran (HWF50) yaitu sebesar 59,67 j/m2, sedangkan rata-
rata ketangguhan material terkecil yaitu terdapat pada bahan campuran (HWF100)
sebesar 48,40 j/m2. Varians ketangguhan material terbesar yaitu terdapat pada
bahan campuran Ca sebesar 142,28 j/m2, sedangkan varians ketangguhan material
terkecil yaitu terdapat pada bahan campuran (HWF100) sebesar 9,38 j/m2.
Ketangguhan material terbesar terdapat pada bahan campuran (HWF50) yaitu
sebesar 74,41 j/m2, sedangkan ketangguhan material terkecil terdapat pada bahan
campuran Ca yaitu sebesar 28,40 j/m2. Sehingga dapat diketahui bahwa bahan
campuran (HWF50) memberikan efek terbesar terhadap ketangguhan material,
sedangkan pada bahan campuran Ca menurunkan ketangguhan material.
Karakteristik berikutnya yaitu efek dari faktor katalis dan bahan campuran
yang dapat dilihat pada gambar 4.1 Berikut merupakan efek dari faktor katalis dan
bahan campuran melalui Main Effect Plot.
Gambar 4.1 Grafik Efek Faktor Utama
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa efek dari faktor katalis mempunyai
kecenderungan naik pada level 2 dan selanjutnya turun untuk penambahan jumlah
katalis hingga paling rendah pada level 5, sedangkan efek dari faktor bahan
campuran mempunyai kecenderungan untuk meningkatkan ketangguhan material
pada level 2 yaitu HWF50.
Selanjutnya akan dilihat grafik interaction plot. Dimana terdapat pengaruh
interaksi antara faktor katalis dan bahan campuran terhadap ketangguhan material
yang dapat dilihat pada gambar 4.2.
6ml5ml4ml3ml2ml
60
55
50
45
40
HWF100HWF50Ca
Katalis
Mean
Bahan Campuran
Main Effects Plot for Frekuensi
Fitted Means
Gambar 4.2 Grafik Efek Faktor Interaksi
Gambar 4.2 menunjukkan bahwa pengaruh faktor interaksi dari faktor
katalis dan bahan campuran terhadap ketangguhan material mempunyai
kecenderungan yang sama yaitu kenaikan pada faktor bahan campuran level 2.
sedangkan terlihat pada faktor bahan katalis level 1 dimana nilai ketangguhan
material turun pada faktor bahan campuran level 2. Pada grafik juga dapat dilihat
bahwa nilai maksimum ketangguhan material dicapai pada penggunaan bahan
campuran level 2 dan katalis level 3, walaupun demikian nilai ketangguhan untuk
penggunaan katalis pada level 3 dengan berbagai macam jenis bahan campuran
berfluktuasi sangat tinggi.
4.2 Uji Homogenitas Varians
Sebelum melakukan uji ANOVA, langkah yang pertama yaitu melakukan
uji homogenitas varians antar perlakuan, dimana uji ini dilakukan untuk
mengetahui apakah ketangguhan bahan material karena efek katalis, bahan
campuran dan interaksi katalis dengan bahan campuran homogen atau tidak.
berikut merupakan hasil uji homogenitas varians yang dapat dilihat pada gambar
4.3 dengan hipotesis sebagai berikut
Hipotesis :
H0 : (Homogen)
H1 : (Tidak homogen)
Taraf Signifikan : α = 0,05
Daerah kritis : Tolak H0, jika χ2 > χ2
α,(k-1) atau P-Value < α
321
70
60
50
40
30
Mean
1
2
3
4
5
Katalis
Code
Interaction Plot for Frekuensi
Fitted Means
0... 22
2
2
1  k
0.... 22
2
2
1  k
Gambar 4.3 Hasil Uji Homogenitas Varians
Gambar 4.3 menunjukkan bahwa, pada taraf signifikan 5%, diperoleh
keputusan untuk tidak menolak H0, karena nilai χ2
hitung sebesar 8,89 yang kurang
dari χ2
0,05,8 (15,507), Selain itu juga bisa dilihat bahwa nilai Pvalue sebesar 0,838
yang lebih besar dari α (0,05), sehingga dapat diputuskan bahwa ketangguhan
bahan material karena efek katalis, bahan campuran dan interaksi katalis dengan
bahan campuran adalah homogen.
4.3 Uji Analisis of Variance (ANOVA)
Uji analisis varians dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh
katalis dan bahan campuran terhadap ketangguhan material dengan menggunakan
rancangan faktorial. Perumusan hipotesis dan hasil analisis sebagai berikut.
Hipotesis :
1. Hipotesis efek Level Katalis
H0 : αi = 0 (Tidak ada pengaruh yang signifikan level katalis terhadap
ketangguhan material)
H1 : αi ≠ 0 (Terdapat pengaruh yang signifikan level katalis terhadap
ketangguhan material)
2. Hipotesis efek Bahan Campuran
H0 : βj = 0 (Tidak ada pengaruh yang signifikan bahan campuran terhadap
ketangguhan material)
H1 : βj ≠ 0 (Terdapat pengaruh yang signifikan bahan campuran terhadap
ketangguhan material)
3. Hipotesis untuk interaksi
Katalis Bahan Campuran
5
4
3
2
1
3
2
1
3
2
1
3
2
1
3
2
1
3
2
1
120100806040200
95% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs
Test Statistic 8,89
P-Value 0,838
Test Statistic 0,40
P-Value 0,963
Bartlett's Test
Levene's Test
H0 : (αβ)ij = 0 (Tidak ada pengaruh yang signifikan interaksi antara level
katalis dan bahan campuran terhadap ketangguhan material)
H1 : (αβ)ij ≠ 0 (Terdapat pengaruh yang signifikan interaksi antara level
katalis dan bahan campuran terhadap ketangguhan material)
Taraf Signifikan : α = 0,05
Daerah kritis : Tolak H0, jika FHitung > Fα, vi,v2 atau Pvalue < α
Tabel 4.3 Hasil Uji ANOVA
Sumber
Varian
db
Jumlah
Kuadrat
Rata-rata
Jumlah
Kuadrat
Fhitung Ftabel Pvalue
Katalis 4 2045,03 511,26 79,05 0,000
Bahan Campuran 2 1280,45 640,22 98,99 0,000
Interaksi 8 979,31 122,41 18,93 0,000
Galat 30 194,03 6,47
Total 44 4498,82
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa pada taraf signifikan 5%, katalis, bahan
campuran dan interaksi antara katalis dengan bahan campuran tolak H0, karena
nilai FHitung pada katalis sebesar 79,05 yang lebih besar dari FTabel (3,55) dan p-value
sebesar 0,000 yang lebih kecil dari α (0,05). Nilai FHitung pada bahan campuran
sebesar 98,99 yang lebih besar dari FTabel (3,55) dan p-value sebesar 0,000 yang
lebih kecil dari α (0,05) dan pada interaksi antara katalis dan bahan campuran nilai
FHitung pada interaksi antara katalis dan bahan campuran sebesar 18,93 yang lebih
besar dari FTabel (3,55) dan p-value sebesar 0,000 yang lebih kecil dari α (0,05).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa, katalis, bahan campuran dan interaksi antara
katalis dengan bahan campuran berpengaruh signifikan terhadap ketangguhan
material.
Uji perbandingan berganda dilakukan karena berdasarkan hasil analisis uji
ANOVA diasumsikan tolak H0, maka analisis selanjutnya adalah menentukan
perlakuan mana yang memberikan respon yang berbeda pada setiap faktornya dan
hasil analisisnya adalah sebagai berikut.
a. Perbandingan berganda pada faktor katalis
Diantara level pada faktor katalis yang digunakan. Hasil analisis uji
perbandingan berganda pada takaran katalis dalam ketangguhan material adalah
sebagai berikut.
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan selisih nilai tengah faktor katalis
Level 2 3 4 5 6
2 - -2.8456 -1.1500 6.2489 15.5644*
3 2.8456 - 1.6956 9.0944*
18.4100*
4 1.1500 -1.6956 - 7.3989 16.7144*
5 -6.2489 -9.0944*
-7.3989 - 9.3156*
6 -15.5644*
-18.4100*
-16.7144*
-9.3156*
-
Uji Tukey untuk pengaruh takaran katalis terhadap ketangguhan material
dengan hipotesis sebagai berikut:
hipotesis :
H0 : ji   (Perlakuan ke-i berbeda dengan perlakuan ke-j)
H1 : ji   (Perlakuan ke-i sama dengan perlakuan ke-j)
taraf signifikan :  = 0.05
Daerah Penolakan : Tolak Ho jika, ji YY  < 09,5
4
5238,0
05,0 )5,4( 
statistik uji :
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan uji Tukey pada faktor Katalis
Level 2 3 4 5 6
2 -
Gagal Tolak
Ho
Gagal Tolak
Ho
Tolak Ho Tolak Ho
3
Gagal Tolak
Ho -
Gagal Tolak
Ho
Tolak Ho* Tolak Ho
4
Gagal Tolak
Ho
Gagal Tolak
Ho -
Tolak Ho
Tolak Ho
5 Tolak Ho Tolak Ho Tolak Ho - Tolak Ho
6 Tolak Ho * Tolak Ho Tolak Ho Tolak Ho* -
Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa dari enam level takaran katalis yang di
berikan pada takatan 2 ml, 3 ml, 4 ml, 5 ml dan 6 ml di dapatkan keputusan bahwa
ada 6 kombinasi perrlakuan yang tidak memberikan pengaruh yang berbeda yakni
pada kombinasi perlakuan dengan takaran katalis 2ml, 3 ml dan 4 ml Karena
memiliki selisih nilai tengah kurang dari nilai Tukey tabel sebesar 5,09.
Sedangkan pada 14 kombinasi perlakuan lainnya memiliki selisih nilai tengah
kurang dari nilai Tukey tabel sebesar 5,09 sehingga berarti bahwa pada kedua
perlakuan (pemberian takaran katalis dalam logam) tersebut memiliki pengaruh
yang berbeda terhadap ketangguhan marerial.
b. Perbandingan berganda pada faktor bahan campuran
Diantara level pada faktor bahan campuran yang digunakan. Hasil analisis
uji perbandingan berganda pada jenis bahan campuran dalam ketangguhan
material adalah sebagai berikut
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan selisih nilai tengah pada faktor bahan campuran
Level Ca HWF50 HWF100
Ca - -10.5793* 1.3513
HWF50 10.5793* - 11.9307*
HWF100 -1.3513 -11.9307* -
Uji Tukey untuk pengaruh bahan campuran terhadap ketangguhan material
dengan hipotesis sebagai berikut:
hipotesis :
H0 : ji   (Perlakuan ke-i berbeda dengan perlakuan ke-j)
H1 : ji   (Perlakuan ke-i sama dengan perlakuan ke-j)
taraf signifikan :  = 0.05
Daerah Penolakan : Tolak Ho jika, ji YY  < 39,8
2
029,2
05,0 )3,2( 
statistik uji :
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan uji Tukey pada faktor Bahan Campuran
Level Ca HWF50 HWF100
Ca - Tolak Ho
Gagal Tolak
Ho
HWF50 Tolak Ho - Tolak Ho
HWF100
Gagal Tolak
Ho
Tolak Ho -
Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa dari 3 jenis bahan campuran yang di
gunakan untuk menguji ketangguhan material yani meliputi bahan Ca, HWF50
dan di dapatkan keputusan bahwa jenis bahan Ca dan HWF100 memberikan
pengaruh sama terhadap ketangguhan material. Karena memiliki selisih nilai
tengah dari kedua jenis bahan kurang dari nilai Tukey tabel sebesar 8,39.
Sedangkan pada jenis bahan Ca-HWF50 dan HWF50-HWF100 memberikan
pengaruh berbeda terhadap ketangguhan material karena memiliki selisih nilai
tengah lebih dari nilai tukey tabel sebesar 8,39 sehingga di putuskan Tolak Ho
yang artinya kedua jenis bahan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap
ketagguhan material.
4.4 Pemeriksaan Asumsi Residual IIDN (Identik, Independen dan
Berdistribusi Normal)
Pemeriksaan asumsi residual IIDN (Identik, Independen, dan Berdistribusi
Normal) dilakukan untuk mengetahui apakah hasil data ketangguhan material
karena efek faktor katalis, faktor bahan campuran dan interaksi antara faktor
katalis dengan bahan campuran memenuhi asumsi residual IIDN atau tidak.
Berikut adalah hasil pemeriksaan asumsi residual IIDN yang dapat dilihat pada
gambar 4.4
5.02.50.0-2.5-5.0
99
90
50
10
1
Residual
Percent
7060504030
5.0
2.5
0.0
-2.5
-5.0
Fitted Value
Residual
420-2-4
8
6
4
2
0
Residual
Frequency
454035302520151051
5.0
2.5
0.0
-2.5
-5.0
Observation Order
Residual
Normal Probability Plot Versus Fits
Histogram Versus Order
Residual Plots
Gambar 4.4 Hasil Pemeriksaan Residual IIDN
4.3.1 Analisis Normal Probability Plot
Analisis Normal Probability Plot digunakan untuk mengetahui apakah
data residual ketangguhan material berdistribusi normal atau tidak. Gambar 4.4
menunjukkan bahwa terdapat plot-plot merah menyebar dan mendekati garis
berwarna biru, sehingga dapat diketahui bahwa data residual ketangguhan
material berdistribusi normal.
4.3.2 Asumsi Identik Residual
Untuk mengetahui residual bersifat identik atau tidak, dapat dilakukan
dengan pemeriksaan asumsi residual identik. Gambar 4.4 menunjukkan bahwa
plot-plot menyebar dan tidak membentuk pola seperti corong. sehingga dapat
dapat diketahui bahwa data residual ketangguhan material bersifat identik.
4.3.3 Asumsi Independen Residual
Untuk mengetahui residual independen atau tidak, dapat dilakukan dengan
pemeriksaan asumsi residual indepen. Gambar 4.4 menunjukkan bahwa plot-plot
tidak membentuk suatu pola atau menyebar. sehingga apat diketahui bahwa
residual ketangguhan material bersifat independen.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Gaspersz, Vincert. 1995. Teknik Analisis Dalam Penelitian Penelitian. Bandung:
Tarsito.
Montgomery, D.C. 1999. Desain and Analysis of Experiments. New York.
Salomon, Lithrone Laricha, Kosasih, Wilson, & Angkasa, Sauw Oscar. 2015.
Perancangan Eksperimen untuk Meningkatkan Kualitas Ketangguhan
Material dengan Pendekatan Analisis General Factorial Design (Studi
Kasus: Produk Solid Surface). Jakaerta: Universitas Tarumanegara
Sudjana. 1996. Metode Statistik. Bandung: Tarsito.
Wallpole, E. Ronald. 1995. Penghantar Statistika. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Widi. (2015, 03). Pengujian Mekanik. Retrieved from http://widimaterial.blogspot.co.id
LAMPIRAN
Descriptive Statistics:katalis 2 ml, Katalis 3 ml, Katalis 4 ml, ...
Variable Mean Variance Minimum Maximum
katalis 2 ml 55.73 34.48 47.94 65.99
Katalis 3 ml 59.69 9.38 55.88 64.05
Katalis 4 ml 56.88 104.64 46.56 74.41
Katalis 5 ml 49.48 77.48 40.65 63.30
Katalis 6 ml 40.16 80.01 28.40 52.65
Descriptive Statistics:ca, (HWF50) , (HWF100)
Variable Mean Variance Minimum Maximum
ca 49.09 142.28 28.40 65.99
(HWF50) 59.67 52.47 47.42 74.41
(HWF100) 48.40 50.56 38.99 63.84

More Related Content

Similar to Katalis dan Bahan Campuran terhadap Ketangguhan Material Solid Surface

Similar to Katalis dan Bahan Campuran terhadap Ketangguhan Material Solid Surface (20)

Rancangan Faktorial 2k
Rancangan Faktorial 2kRancangan Faktorial 2k
Rancangan Faktorial 2k
 
Bab iii metode penelitian
Bab iii metode penelitianBab iii metode penelitian
Bab iii metode penelitian
 
Bab iii metode penelitian
Bab iii metode penelitianBab iii metode penelitian
Bab iii metode penelitian
 
Analisis Regresi Liniear Sederhana
Analisis Regresi Liniear SederhanaAnalisis Regresi Liniear Sederhana
Analisis Regresi Liniear Sederhana
 
Lap41
Lap41Lap41
Lap41
 
11. BAB III(1).docx
11. BAB III(1).docx11. BAB III(1).docx
11. BAB III(1).docx
 
STATISTIK MU7LTIFARIAT
STATISTIK MU7LTIFARIATSTATISTIK MU7LTIFARIAT
STATISTIK MU7LTIFARIAT
 
Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis Regresi Linier SederhanaAnalisis Regresi Linier Sederhana
Analisis Regresi Linier Sederhana
 
Faktorial ax bxc
Faktorial ax bxcFaktorial ax bxc
Faktorial ax bxc
 
regresi-linier-berganda.pdf
regresi-linier-berganda.pdfregresi-linier-berganda.pdf
regresi-linier-berganda.pdf
 
Bab 3.pdf
Bab 3.pdfBab 3.pdf
Bab 3.pdf
 
Modul 1 Metode Rancangan Acak Lengkap
Modul 1 Metode Rancangan Acak LengkapModul 1 Metode Rancangan Acak Lengkap
Modul 1 Metode Rancangan Acak Lengkap
 
Jurnal Ekonomi
Jurnal EkonomiJurnal Ekonomi
Jurnal Ekonomi
 
oggie alfriandi.docx
oggie alfriandi.docxoggie alfriandi.docx
oggie alfriandi.docx
 
RANCANGAN ACAK LENGKAP
RANCANGAN ACAK LENGKAPRANCANGAN ACAK LENGKAP
RANCANGAN ACAK LENGKAP
 
Mengapa memilih menggunakan Structural Equation Model 1.pdf
Mengapa memilih menggunakan Structural Equation Model 1.pdfMengapa memilih menggunakan Structural Equation Model 1.pdf
Mengapa memilih menggunakan Structural Equation Model 1.pdf
 
Jurnal sendiri
Jurnal sendiriJurnal sendiri
Jurnal sendiri
 
Percobaan faktorial
Percobaan faktorialPercobaan faktorial
Percobaan faktorial
 
Uji anova
Uji anovaUji anova
Uji anova
 
Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL)
Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL) Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL)
Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL)
 

Recently uploaded

UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiCristianoRonaldo185977
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxImahMagwa
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 

Recently uploaded (7)

UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 

Katalis dan Bahan Campuran terhadap Ketangguhan Material Solid Surface

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Material Solid surface adalah material sintetis mirip granit atau marmer yang terbuat dari campuran akrilik, polyesteresin, dan pigmen warna. Bahkan beberapa produsen membuat solid surface dengan 100% akrilik. Jika dibandingkan dengan material alam seperti marmer atau granit, solid surface memiliki banyak keunggulan. Harga solid surface lebih murah bila dibandingkan dengan marmer atau granit. Material Solid surface tahan gores, benturan dan tahan panas. Namun, solid surface dapat tergores oleh benda tajam. Bahkan bila menggunakan bahan 100% akrilik maka solid surface akan memiliki ketahanan yang lebih kuat, dibandingkan marmer atau granit, dan dibandingkan jenis solid surface yang berbahan campuran (Widi, 2015). Setiap produk material memiliki nilai ketangguhan material yang menunjukkan kualitas dari material tersebut.. Nilai ketangguhan material digunakan untuk menentukan besarnya suatu material menyerap energi sampai material tersebut patah. Beberapa faktor yang mempengaruhi ketangguhan solid surface antara lain katalis dan jenis bahan campuran. Jenis bahan campuran yang digunakan di perusahaan untuk membuat solid surface yaitu Kalsium dan Al(OH)3. Nilai ketangguhan material yang dipengaruhi oleh beberapa faktor sehingga digunakan rancangan faktorial untuk analisis dalam penenlitian. Rancangan faktorial adalah suatu percobaan yang terdiri dari dua faktor atau lebih faktor yang masing-masing faktor terdiri dari dua level/taraf atau lebih. Rancangan faktorial dapat menggunakan rancangan acak lengkap, rancangan acak kelompok atau rancangan petak-petak terpisah sebagai rancangan lingkungannya (Gaspersz, 1995). Salah satu perusahaan yang memproduksi solid surface yaitu PT WLS. Perusahaan ini memproduksi solid surface yang biasa digunakan untuk pengganti marmer pada meja resepsionis ataupun meja dapur.Bidang usaha PT. WLS ini tergolong bidang usaha yang sedang berkembang cepat karena banyaknya perumahan dan apartemen yang terus dibangun saat ini. Kesempatan usaha dan
  • 2. kompetisi yang terus berkembang menuntut perusahaan untuk terus meningkatkan kinerjanya agar dapat terus bersaing dengan kompetitor dan memenuhi per- mintaan konsumen. Timbulnya produk cacat merupakan hal yang pasti terjadi dalam sebuah perusahaan manufaktur. Namun, produk cacat tersebut harus dikontrol sehingga jumlahnya seminimal mungkin. Permasalahan yang terjadi pada PT WLS adalah sering ditemuinya cacat produk pecah/retak baik saat dipin- dahkan ataupun sedang dalam proses pengiriman. Hal ini tentunya sangat merugikan perusahaan karena walaupun masih dapat diperbaiki namun akan sangat mengganggu kelancaran produksi dan distribusi. Masalah dari PT WLS tersebut menjadi dasar adanya penelitian menggunakan desain faktorial untuk mengetahui pengaruh katalis dan bahan campuran yang digunakan dalam memproduksi solid surface terhadap ketangguhan material, serta mengetahi pengaruh dari faktor interaksi terhadap ketangguhan material. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan antara lain sebagai berikut. 1. Bagaimana karakteristik dari katalis dan bahan campuran yang digunakan untuk mengetahui ketangguhan material? 2. Bagaimana pengaruh dari lima level katalis dantiga level bahan campuran terhadap ketangguhan material dengan menerapkan rancangan faktorial dua faktor dan menggunakan tabel ANOVA? 3. Bagaimana hasil pemeriksaan asumsi residual IIDN (Identik, Independen, dan Berdistribusi Normal) pada pengaruh lima level katalis dan tiga level bahan campuran terhadap nilai ketangguhan material? 1.3 Tujuan Tujuan yang dihasilkan berdasarkan rumusan masalah adalah sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan karakteristik dari katalis dan bahan campuran yang digunakan untuk mengetahui ketangguhan material.
  • 3. 2. Menganalisis uji ANOVA pada pengaruh dari lima level katalis dan tiga level bahan campuran terhadap ketangguhan material. 3. Menganalisis hasil pemeriksaan asumsi residual IIDN (Identik, Independen, dan Berdistribusi Normal) pada pengaruh lima level katalis dan tiga level bahan campuran terhadap nilai ketangguhan material. 1.4 Manfaat Manfaat yang dapat diambil dari penelitian yang dilakukan adalah mampu menganalisa data yang didapat dari percobaan faktorial. Manfaat lain untuk perusaan WLS dapat mengetahui pengaruh katalis, jenis bahan campuran, dan interaksi kedua faktor sehingga dapat menentukan berapa banyak katalis dan bahan campuran yang digunakan agar mendapatkan ketangguhan material solid surface yang optimal. Selain itu, dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjtnya melakukan penelitian mengenai rancangan faktorial. 1.5 Batasan Masalah Penelitian ini menggunakan rancangan faktorial dengan dua faktor, yaitu katalis dan bahan campuran. Terdapat tiga level bahan campuran yang digunakan antara lain kalsium, (HWF50), dan Al(OH)3 (HWF100). Jumlah katalis yang dicampurkan terdiri atas lima level, yaitu 2 ml, 3 ml, 4 ml, 5 ml, dan 6 ml.
  • 4. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Statistika Deskriptif Statistika deskriptif adalah metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna (Walpole, 1999). Statistika deskriptif yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut: a. Mean Mean adalah jumlah keseluruhan pada data yang diperoleh dibagi dengan banyaknya data. Rumus yang digunakan untuk mencari mean sebagai berikut Tabel 2.1 Rumus Mean x Mean  n i ix 1 = Jumlah data ke-i sampai n n = Banyaknya data if = Frekuensi dan untuk menentukan nilai standart deviasi adalah akar dari varians. b. Varians Varians digunakan untuk menentukan seberapa besar keragaman dari suatu data. Rumus yang digunakan untuk mencari Varians sebagai berikut. Tabel 2.2 Rumus Varians Varians untuk Data Tunggal Varians untuk Data Kelompok  2 1 2     n xx s   1 2 2     n xxfs Mean untuk Data Tunggal Mean untuk Data Kelompok n x x n i i  1   i ii f xf x
  • 5. Keterangan : S2 = Varians X = Nilai individu x = Nilai rata-rata n = Jumlah data f = Frekuensi 2.2 Uji Asumsi IIDN (Identik, Independen, Berdistribusi Normal) Pemeriksaan Asumsi Residual IIDN (Identik, Independen, Distribusi Normal) merupakan uji yang harus dilakukan apakah data yang digunakan memenuhi ketiga asumsi tersebut dalam melakukan pengujian (Sudjana, 1996). 2.2.1 Pemeriksaan Asumsi Residual Identik Pemeriksaan Asumsi Residual identik dilakukan untuk melihat apakah residual memenuhi asumsi identik. Suatu data dikatakan identik apabila plot residualnya menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu. Nilai varians rata-ratanya sama antara varians satu dengan yang lainnya (Sudjana, 1996). 2.2.2 Pemeriksaan Asumsi Residual Independen Pemeriksaan Asumsi Residual independen dilakukan untuk melihat apakah residual memenuhi asumsi independen. Suatu data dikatakan independen apabila plot residualnya menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu (Sudjana,1996). 2.2.3 Pengujian Asumsi Residual Berdistribusi Normal Pengujian Asumsi Residual berdistribusi normal dilakukan untuk melihat apakah residual memenuhi asumsi berdistribusi normal atau tidak. Kenormalan suatu data dapat dilihat dari plotnya. Apabila plot sudah mendekati garis linier, dapat dikatakan bahwa data tersebut memenuhi asumsi yaitu berdistribusi normal. Uji kenormalan data juga dapat dilihat dari nilai Dhitung yang diperoleh dari hasil uji Kolmogorov Smirnov. Nilai Dhitung dibandingkan dengan nilai α. Hipotesisnya adalah sebagai berikut. H0 : Residual berdistribusi normal H1 : Residual tidak berdistribusi normal α : 0.05
  • 6. Daerah kritis : Tolak H0, jika nilai Dhitung< Dα dan residual tidak berdistribusi normal. Jadi suatu data dapat dikatakan baik apabila data tersebut memenuhi semua asumsi IIDN (Identik, Independen, Distribusi Normal) (Sudjana, 1996). 2.3 Rancangan Faktorial Percobaan faktorial adalah suatu percobaan yang perlakuannya terdiri atas semua kemungkinan kombinasi taraf dari beberapa faktor. Percobaan dengan menggunakan f faktor dengan t taraf untuk setiap faktornya disimbolkan dengan percobaan faktorial ft. Dalam melaksanakan percobaan faktorial, digunakan rancangan dasar, apakah RAL, RAK, RBSL, RBGL, dan sebagainya (Gaspersz, 1999). 2.3.1 Model Linear dan Analisis Ragam Percobaan yang Terdiri dari Dua Faktor dengan RAL Model statistika untuk percobaan faktorial yang terdiri dari dua faktor (faktor A dan B) dengan menggunakan rancangan dasar RAL adalah sebagai berikut :   ijkijjiijkY   (2.1) dimana : ijkY = Nilai pengamatan pada satuan percobaan ke-k yang memperoleh kombinasi perlakuan ij (taraf ke-i dari faktor A dan taraf ke-j dari faktor B).  = Nilai tengah populasi (rata-rata yang sesungguhnya). i = Pengaruh aditif taraf ke-i dari faktor A. j = Pengaruh aditif taraf ke-j dari faktor B.  ij = Pengaruh interaksi taraf ke-i pada faktor A dan taraf ke-j faktor B. ijk = Pengaruh galat dari satuan percobaan ke-k yang memperoleh kombinasi perlakuan ij.
  • 7. 2.3.2 ANOVA (Analysis of Variance) Dalam melakukan analisis data dilakukan hipotesis sebagai berikut. 1. Interaksi H0 :   0ij H1 : Ada pengaruh interaksi terhadap respon yang diamati. 2. Pengaruh Utama Faktor A H0 : 0i H1 : Ada perbedaan respon diantara taraf faktor A yang dicobakan. 3. Pengaruh Utama Faktor B H0 : 0j H1 : Ada perbedaan respon diantara taraf faktor B yang dicobakan. Dalam percobaan faktorial, hipotesis tentang interaksi perlu diuji terlebih dahulu. Jika terdapat pengaruh interaksi (H0 ditolak), maka tidak perlu lagi melakukan pengujian hipotesis pengaruh utama (hipotesis 2 dan 3). Tetapi jika pengujian terhadap hipotesis mengenai interaksi (H0 diterima), maka pengujian terhadap hipotesis mengenai pengaruh utama faktor A dan pengaruh utama faktor B menjadi bermanfaat. Tabel 2.3 Struktur Analysis of Variance (ANOVA) Sumber Keragaman Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah Fhitung Perlakuan ab-1 JKP KTP KTP/KTG A a-1 JK(A) KT(A) KT(A)/KTG B b-1 JK(B) KT(B) KT(B)/KTG AB (a-1)(b-1) JK(AB) KT(AB) KT(AB)/KTG Galat ab(r-1) JKG KTG Total rab-1 JKT - Keterangan : FK = rab Y 2 ... (2.2) JKT =   kji ijk FKY ,, 2 (2.3)
  • 8. JKP = FK r Y ji ij  , 2 . (2.4) JKG = JKPJKT  (2.5) JK(A) =   FK rb a i i   2 (2.6) JK(B) =   FK ra b j j   2 (2.7) JK(AB) = )()( BJKAJKJKP  (2.8) 2.4 Uji Perbandingan Berganda (Uji Tukey) Uji Tukey sering juga disebut dengan uji beda nyata jujur, diperkenalkan oleh Tukey (1953). Prosedurpengujiannya mirip dengan LSD, yaitu mempunyai satu pembanding dan digunakan sebagaialternatif pengganti LSD apabila kita ingin menguji seluruh pasangan rata-rata perlakuan tanparencana. Uji Tukey digunakan untuk membandingkan seluruh pasangan rata-rata perlakuan setelah uji Analisis ragam dilakukan (Setiawan, 2009). Prosedur pengujian dengan Uji Tukey HSD : 1. Langkah pengujian :  Urutkan rata-rata perlakuan (urutan menaik/menurun).  Tentukan nilai Tukey HSD (ω) dengan formula:   r KTG vpq ,  dimana : p = jumlah perlakuan = t. v = derajat bebas galat. r = banyaknya ulangan.  = taraf nyata. q(p,v) = nilai kritis diperoleh dari tabel wilayah nyata student.
  • 9. 2. Kriteria pengujian :  Bandingkan nilai mutlak selisih kedua rata-rata yang akan kita lihat perbedaannya dengannilai HSD dengan kriteria pengujian sebagai berikut : > HSD0.05 maka hasil ui menjadi nyata Jika || ji   < HSD0.05 maka hasil uji tidak nyata 2.5 PT Wiradaya Lintas Sukses (WLS) PT. WLS merupakan perusahaan yang memproduksi solid surface yang biasa digunakan untuk pengganti marmer pada meja resepsionis ataupun meja dapur. Solid surface merupakan produk yang terbuat dari bahan dasar resin. Solid surface sering dipakai sebagai pengganti marmer karena produk dapat dibuat dengan warna, corak warna, maupun bentuk yang beraneka ragam. Bidang usaha PT. WLS ini tergolong bidang usaha yang sedang berkembang cepat mengingat banyaknya perumahan dan apartemen yang terus dibangun sekarang ini. Kesempatan usaha dan kompetisi yang terus berkembang menuntut perusahaan untuk terus meningkatkan kinerjanya agar dapat terus bersaing dengan kompetitor dan memenuhi permintaan konsumen. Timbulnya produk cacat merupakan hal yang pasti terjadi dalam sebuah perusahaan manufaktur. Walaupun demikian, timbulnya produk cacat tersebut harus dikontrol sehingga jumlahnyaseminimal mungkin. Permasalahan yang terjadi adalah sering ditemuinya cacat produk pecah/retak baik ketika saat dipindahkan ataupun sedang dalam proses pengiriman. Hal ini tentunya sangat merugikan karena walaupun masih dapat diperbaiki namun akan sangat mengganggu kelancaran produksi dan distribusi (Salomon, Kosasih, & Angkasa. 2015).
  • 10. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sumber Data Data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari publikasi penelitian Dosen Universitas Tarumanegara atas nama Lithrone Laricha Salomon dan Wilson Kosasih dengan judul “ Perancangan Eksperimen untuk Meningkatkan Kualitas Ketangguhan Material dengan Pendekatan Analisis General Factorial Design “ Pengambilan data dilakukan pada tanggal 13 Desember 2016 pukul 19.00 WIB-Selesai di Jurusan Statistika ITS. 3.2 Variabel Penelitian Variabel yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari variabel terikat dan variabel bebas dengan penjelasan sebagai berikut. a. Variabel Terikat Variabel terikat pada penelitian ini yaitu ketangguhan material (j/m2). ketangguhan material merupakn hasil dari pengaruh variabel bebas yaitu level katalis dan bahan campuran yang digunakan. b. Variabel Bebas Variabel bebas pada penelitian ini yaitu level katalis yang terdiri dari 5 level yaitu 2 ml, 3 ml, 4 ml, 5 ml dan 6 ml. Sedangkan bahan campuran terdiri dari 3 level yaitu Kalsium (Ca), (HWF50) dan (HWF100). 3.3 Rancangan Percobaan Rancangan percobaan pada penelitian ini yaitu desain faktorial dengan 2 faktor yaitu faktor katalis yang terdiri dari 5 level dan fakto bahan campuran yang terdiri dari 3 level. 3.4 Langkah Analisis Langkah analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan karakteristik data hasil ketangguhan material karena pengaruh faktor katalis dan faktor bahan campuran
  • 11. 2. Mendeskripsikan pengaruh faktor katalis, faktor bahan dan interaksi antara faktor katalis dan bahan campuran terhadap ketangguhan material 3. Melakukan uji homogenitas varians untuk mengetahui apakah ketangguhan bahan material karena efek katalis, bahan campuran dan interaksi katalis dengan bahan campuran homogen atau tidak. 4. Melakukan Uji Analisis of Variance (ANOVA) karena efek faktor katalis, faktor bahan campuran dan interaksi antara faktor katalis dan faktor bahan campuran terhadap ketangguhan material 5. Melakukan uji Post Hoc untuk melihat perbedaan ketangguhan material karena efek faktor katalis faktor bahan campuran dan interaksi antara faktor katalis dan faktor bahan campuran. 6. Melakukan pemeriksaan asumsi residual IIDN (Identik, independen dan berdistribusi normal) pada efek faktor katalis, faktor bahan campuran dan interaksi antara faktor katalis dan faktor bahan campuran terhadap ketangguhan material 7. Menginterpretasikan hasil analisis 8. Menarik kesimpulan dan Saran 3.5 Diagram Alir Diagram Alir menggambarkan alur perjalanan dari pembuatan laporan ini, mulai dari proses analisis sampai pemberian kesimpulan dan saran. Diagram alir yang dipakai dalam laporan ini adalah adalah sebagai berikut yang dapat dilihat pada gambar 3.1
  • 12. Gambar 3.1 Diagram Alir Menginputkan Data Karakteristik Data Ketangguhan Material Kesimpulan Tolak H0 Perbandingan Berganda Uji ANOVA Pemeriksaan Asumsi IIDN Gagal Tolak H0
  • 13. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Data Ketangguhan Material Akibat Pengaruh Faktor Katalis dan Bahan Campuran Karakteristik data disini mengambarkan ketangguhan material akibat pengaruh faktor dan bahan campuran. Perlakuan pertama dalam praktikum ini adalah pemberikan katalis dengan 5 level yang berbeda yaitu 2 ml, 3 ml, 4 ml, 5 ml dan 6 ml. Berikut merupakan hasil pengamatan ketangguhan material akibat pengaruh faktor katalis yang dapat dilihat pada tabel 4.1 Tabel 4.1 Data Pengamatan Ketangguhan Material (j/m2) Katalis Rata-Rata Varians Minimum Maksimum Katalis 2 ml 55,73 34,48 47,94 65,99 Katalis 3 ml 59,69 9,38 55,88 64,05 Katalis 4 ml 56,88 104,64 46,56 74,41 Katalis 5 ml 49,48 77,48 40,65 63,30 Katalis 6 ml 40,16 80,01 28,40 52,65 Tabel 4.1 menunjukkan bahwa rata-rata ketangguhan material terbesar terdapat pada katalis 3 ml yaitu sebesar 59,69 j/m2, sedangkan rata-rata ketangguhan material terkecil yaitu terdapat pada katalis 6 ml sebesar 40,16 j/m2. Varians ketangguhan material terbesar yaitu terdapat pada katalis 4 ml, sebesar 104,64 j/m2, sedangkan Varians ketangguhan material terkecil yaitu terdapat pada katalis 3 ml sebesar 9,38 j/m2. Ketangguhan material terbesar terdapat pada katalis 4 ml yaitu sebesar 74,41 j/m2, sedangkan ketangguhan material terkecil terdapat pada katalis 6 ml yaitu sebesar 28,40 74,41 j/m2 . Sehingga dapat diketahui bahwa katalis 4 ml memberikan efek terbesar terhadap ketangguhan material, sedangkan pada katalis 6 ml menurunkan ketangguhan material. Selanjutnya karakteristik ketangguhan material akibat pengaruh faktor bahan campuran dengan 3 bahan yang berbeda yaitu kalsium (Ca), (HWF50), dan (HWF100) yang dapat dilihat pada tabel 4.2 Tabel 4.2 Data Pengamatan Ketangguhan Material (j/m2) Bahan Campuran Rata-Rata Varians Minimum Maksimum Ca 49.09 142,28 28,40 65,99 (HWF50) 59,67 52,47 47,42 74,41 (HWF100) 48,40 50,56 38,99 63,84
  • 14. Tabel 4.2 menunjukkan bahwa rata-rata ketangguhan material terbesar terdapat pada bahan campuran (HWF50) yaitu sebesar 59,67 j/m2, sedangkan rata- rata ketangguhan material terkecil yaitu terdapat pada bahan campuran (HWF100) sebesar 48,40 j/m2. Varians ketangguhan material terbesar yaitu terdapat pada bahan campuran Ca sebesar 142,28 j/m2, sedangkan varians ketangguhan material terkecil yaitu terdapat pada bahan campuran (HWF100) sebesar 9,38 j/m2. Ketangguhan material terbesar terdapat pada bahan campuran (HWF50) yaitu sebesar 74,41 j/m2, sedangkan ketangguhan material terkecil terdapat pada bahan campuran Ca yaitu sebesar 28,40 j/m2. Sehingga dapat diketahui bahwa bahan campuran (HWF50) memberikan efek terbesar terhadap ketangguhan material, sedangkan pada bahan campuran Ca menurunkan ketangguhan material. Karakteristik berikutnya yaitu efek dari faktor katalis dan bahan campuran yang dapat dilihat pada gambar 4.1 Berikut merupakan efek dari faktor katalis dan bahan campuran melalui Main Effect Plot. Gambar 4.1 Grafik Efek Faktor Utama Gambar 4.1 menunjukkan bahwa efek dari faktor katalis mempunyai kecenderungan naik pada level 2 dan selanjutnya turun untuk penambahan jumlah katalis hingga paling rendah pada level 5, sedangkan efek dari faktor bahan campuran mempunyai kecenderungan untuk meningkatkan ketangguhan material pada level 2 yaitu HWF50. Selanjutnya akan dilihat grafik interaction plot. Dimana terdapat pengaruh interaksi antara faktor katalis dan bahan campuran terhadap ketangguhan material yang dapat dilihat pada gambar 4.2. 6ml5ml4ml3ml2ml 60 55 50 45 40 HWF100HWF50Ca Katalis Mean Bahan Campuran Main Effects Plot for Frekuensi Fitted Means
  • 15. Gambar 4.2 Grafik Efek Faktor Interaksi Gambar 4.2 menunjukkan bahwa pengaruh faktor interaksi dari faktor katalis dan bahan campuran terhadap ketangguhan material mempunyai kecenderungan yang sama yaitu kenaikan pada faktor bahan campuran level 2. sedangkan terlihat pada faktor bahan katalis level 1 dimana nilai ketangguhan material turun pada faktor bahan campuran level 2. Pada grafik juga dapat dilihat bahwa nilai maksimum ketangguhan material dicapai pada penggunaan bahan campuran level 2 dan katalis level 3, walaupun demikian nilai ketangguhan untuk penggunaan katalis pada level 3 dengan berbagai macam jenis bahan campuran berfluktuasi sangat tinggi. 4.2 Uji Homogenitas Varians Sebelum melakukan uji ANOVA, langkah yang pertama yaitu melakukan uji homogenitas varians antar perlakuan, dimana uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah ketangguhan bahan material karena efek katalis, bahan campuran dan interaksi katalis dengan bahan campuran homogen atau tidak. berikut merupakan hasil uji homogenitas varians yang dapat dilihat pada gambar 4.3 dengan hipotesis sebagai berikut Hipotesis : H0 : (Homogen) H1 : (Tidak homogen) Taraf Signifikan : α = 0,05 Daerah kritis : Tolak H0, jika χ2 > χ2 α,(k-1) atau P-Value < α 321 70 60 50 40 30 Mean 1 2 3 4 5 Katalis Code Interaction Plot for Frekuensi Fitted Means 0... 22 2 2 1  k 0.... 22 2 2 1  k
  • 16. Gambar 4.3 Hasil Uji Homogenitas Varians Gambar 4.3 menunjukkan bahwa, pada taraf signifikan 5%, diperoleh keputusan untuk tidak menolak H0, karena nilai χ2 hitung sebesar 8,89 yang kurang dari χ2 0,05,8 (15,507), Selain itu juga bisa dilihat bahwa nilai Pvalue sebesar 0,838 yang lebih besar dari α (0,05), sehingga dapat diputuskan bahwa ketangguhan bahan material karena efek katalis, bahan campuran dan interaksi katalis dengan bahan campuran adalah homogen. 4.3 Uji Analisis of Variance (ANOVA) Uji analisis varians dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh katalis dan bahan campuran terhadap ketangguhan material dengan menggunakan rancangan faktorial. Perumusan hipotesis dan hasil analisis sebagai berikut. Hipotesis : 1. Hipotesis efek Level Katalis H0 : αi = 0 (Tidak ada pengaruh yang signifikan level katalis terhadap ketangguhan material) H1 : αi ≠ 0 (Terdapat pengaruh yang signifikan level katalis terhadap ketangguhan material) 2. Hipotesis efek Bahan Campuran H0 : βj = 0 (Tidak ada pengaruh yang signifikan bahan campuran terhadap ketangguhan material) H1 : βj ≠ 0 (Terdapat pengaruh yang signifikan bahan campuran terhadap ketangguhan material) 3. Hipotesis untuk interaksi Katalis Bahan Campuran 5 4 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 120100806040200 95% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs Test Statistic 8,89 P-Value 0,838 Test Statistic 0,40 P-Value 0,963 Bartlett's Test Levene's Test
  • 17. H0 : (αβ)ij = 0 (Tidak ada pengaruh yang signifikan interaksi antara level katalis dan bahan campuran terhadap ketangguhan material) H1 : (αβ)ij ≠ 0 (Terdapat pengaruh yang signifikan interaksi antara level katalis dan bahan campuran terhadap ketangguhan material) Taraf Signifikan : α = 0,05 Daerah kritis : Tolak H0, jika FHitung > Fα, vi,v2 atau Pvalue < α Tabel 4.3 Hasil Uji ANOVA Sumber Varian db Jumlah Kuadrat Rata-rata Jumlah Kuadrat Fhitung Ftabel Pvalue Katalis 4 2045,03 511,26 79,05 0,000 Bahan Campuran 2 1280,45 640,22 98,99 0,000 Interaksi 8 979,31 122,41 18,93 0,000 Galat 30 194,03 6,47 Total 44 4498,82 Tabel 4.3 menunjukkan bahwa pada taraf signifikan 5%, katalis, bahan campuran dan interaksi antara katalis dengan bahan campuran tolak H0, karena nilai FHitung pada katalis sebesar 79,05 yang lebih besar dari FTabel (3,55) dan p-value sebesar 0,000 yang lebih kecil dari α (0,05). Nilai FHitung pada bahan campuran sebesar 98,99 yang lebih besar dari FTabel (3,55) dan p-value sebesar 0,000 yang lebih kecil dari α (0,05) dan pada interaksi antara katalis dan bahan campuran nilai FHitung pada interaksi antara katalis dan bahan campuran sebesar 18,93 yang lebih besar dari FTabel (3,55) dan p-value sebesar 0,000 yang lebih kecil dari α (0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa, katalis, bahan campuran dan interaksi antara katalis dengan bahan campuran berpengaruh signifikan terhadap ketangguhan material. Uji perbandingan berganda dilakukan karena berdasarkan hasil analisis uji ANOVA diasumsikan tolak H0, maka analisis selanjutnya adalah menentukan perlakuan mana yang memberikan respon yang berbeda pada setiap faktornya dan hasil analisisnya adalah sebagai berikut. a. Perbandingan berganda pada faktor katalis Diantara level pada faktor katalis yang digunakan. Hasil analisis uji perbandingan berganda pada takaran katalis dalam ketangguhan material adalah sebagai berikut.
  • 18. Tabel 4.4 Hasil Perhitungan selisih nilai tengah faktor katalis Level 2 3 4 5 6 2 - -2.8456 -1.1500 6.2489 15.5644* 3 2.8456 - 1.6956 9.0944* 18.4100* 4 1.1500 -1.6956 - 7.3989 16.7144* 5 -6.2489 -9.0944* -7.3989 - 9.3156* 6 -15.5644* -18.4100* -16.7144* -9.3156* - Uji Tukey untuk pengaruh takaran katalis terhadap ketangguhan material dengan hipotesis sebagai berikut: hipotesis : H0 : ji   (Perlakuan ke-i berbeda dengan perlakuan ke-j) H1 : ji   (Perlakuan ke-i sama dengan perlakuan ke-j) taraf signifikan :  = 0.05 Daerah Penolakan : Tolak Ho jika, ji YY  < 09,5 4 5238,0 05,0 )5,4(  statistik uji : Tabel 4.5 Hasil Perhitungan uji Tukey pada faktor Katalis Level 2 3 4 5 6 2 - Gagal Tolak Ho Gagal Tolak Ho Tolak Ho Tolak Ho 3 Gagal Tolak Ho - Gagal Tolak Ho Tolak Ho* Tolak Ho 4 Gagal Tolak Ho Gagal Tolak Ho - Tolak Ho Tolak Ho 5 Tolak Ho Tolak Ho Tolak Ho - Tolak Ho 6 Tolak Ho * Tolak Ho Tolak Ho Tolak Ho* - Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa dari enam level takaran katalis yang di berikan pada takatan 2 ml, 3 ml, 4 ml, 5 ml dan 6 ml di dapatkan keputusan bahwa ada 6 kombinasi perrlakuan yang tidak memberikan pengaruh yang berbeda yakni pada kombinasi perlakuan dengan takaran katalis 2ml, 3 ml dan 4 ml Karena memiliki selisih nilai tengah kurang dari nilai Tukey tabel sebesar 5,09. Sedangkan pada 14 kombinasi perlakuan lainnya memiliki selisih nilai tengah kurang dari nilai Tukey tabel sebesar 5,09 sehingga berarti bahwa pada kedua perlakuan (pemberian takaran katalis dalam logam) tersebut memiliki pengaruh yang berbeda terhadap ketangguhan marerial.
  • 19. b. Perbandingan berganda pada faktor bahan campuran Diantara level pada faktor bahan campuran yang digunakan. Hasil analisis uji perbandingan berganda pada jenis bahan campuran dalam ketangguhan material adalah sebagai berikut Tabel 4.6 Hasil Perhitungan selisih nilai tengah pada faktor bahan campuran Level Ca HWF50 HWF100 Ca - -10.5793* 1.3513 HWF50 10.5793* - 11.9307* HWF100 -1.3513 -11.9307* - Uji Tukey untuk pengaruh bahan campuran terhadap ketangguhan material dengan hipotesis sebagai berikut: hipotesis : H0 : ji   (Perlakuan ke-i berbeda dengan perlakuan ke-j) H1 : ji   (Perlakuan ke-i sama dengan perlakuan ke-j) taraf signifikan :  = 0.05 Daerah Penolakan : Tolak Ho jika, ji YY  < 39,8 2 029,2 05,0 )3,2(  statistik uji : Tabel 4.7 Hasil Perhitungan uji Tukey pada faktor Bahan Campuran Level Ca HWF50 HWF100 Ca - Tolak Ho Gagal Tolak Ho HWF50 Tolak Ho - Tolak Ho HWF100 Gagal Tolak Ho Tolak Ho - Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa dari 3 jenis bahan campuran yang di gunakan untuk menguji ketangguhan material yani meliputi bahan Ca, HWF50 dan di dapatkan keputusan bahwa jenis bahan Ca dan HWF100 memberikan pengaruh sama terhadap ketangguhan material. Karena memiliki selisih nilai tengah dari kedua jenis bahan kurang dari nilai Tukey tabel sebesar 8,39. Sedangkan pada jenis bahan Ca-HWF50 dan HWF50-HWF100 memberikan pengaruh berbeda terhadap ketangguhan material karena memiliki selisih nilai tengah lebih dari nilai tukey tabel sebesar 8,39 sehingga di putuskan Tolak Ho yang artinya kedua jenis bahan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap ketagguhan material.
  • 20. 4.4 Pemeriksaan Asumsi Residual IIDN (Identik, Independen dan Berdistribusi Normal) Pemeriksaan asumsi residual IIDN (Identik, Independen, dan Berdistribusi Normal) dilakukan untuk mengetahui apakah hasil data ketangguhan material karena efek faktor katalis, faktor bahan campuran dan interaksi antara faktor katalis dengan bahan campuran memenuhi asumsi residual IIDN atau tidak. Berikut adalah hasil pemeriksaan asumsi residual IIDN yang dapat dilihat pada gambar 4.4 5.02.50.0-2.5-5.0 99 90 50 10 1 Residual Percent 7060504030 5.0 2.5 0.0 -2.5 -5.0 Fitted Value Residual 420-2-4 8 6 4 2 0 Residual Frequency 454035302520151051 5.0 2.5 0.0 -2.5 -5.0 Observation Order Residual Normal Probability Plot Versus Fits Histogram Versus Order Residual Plots Gambar 4.4 Hasil Pemeriksaan Residual IIDN 4.3.1 Analisis Normal Probability Plot Analisis Normal Probability Plot digunakan untuk mengetahui apakah data residual ketangguhan material berdistribusi normal atau tidak. Gambar 4.4 menunjukkan bahwa terdapat plot-plot merah menyebar dan mendekati garis berwarna biru, sehingga dapat diketahui bahwa data residual ketangguhan material berdistribusi normal. 4.3.2 Asumsi Identik Residual Untuk mengetahui residual bersifat identik atau tidak, dapat dilakukan dengan pemeriksaan asumsi residual identik. Gambar 4.4 menunjukkan bahwa
  • 21. plot-plot menyebar dan tidak membentuk pola seperti corong. sehingga dapat dapat diketahui bahwa data residual ketangguhan material bersifat identik. 4.3.3 Asumsi Independen Residual Untuk mengetahui residual independen atau tidak, dapat dilakukan dengan pemeriksaan asumsi residual indepen. Gambar 4.4 menunjukkan bahwa plot-plot tidak membentuk suatu pola atau menyebar. sehingga apat diketahui bahwa residual ketangguhan material bersifat independen. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
  • 22. DAFTAR PUSTAKA Gaspersz, Vincert. 1995. Teknik Analisis Dalam Penelitian Penelitian. Bandung: Tarsito. Montgomery, D.C. 1999. Desain and Analysis of Experiments. New York. Salomon, Lithrone Laricha, Kosasih, Wilson, & Angkasa, Sauw Oscar. 2015. Perancangan Eksperimen untuk Meningkatkan Kualitas Ketangguhan Material dengan Pendekatan Analisis General Factorial Design (Studi Kasus: Produk Solid Surface). Jakaerta: Universitas Tarumanegara Sudjana. 1996. Metode Statistik. Bandung: Tarsito. Wallpole, E. Ronald. 1995. Penghantar Statistika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Widi. (2015, 03). Pengujian Mekanik. Retrieved from http://widimaterial.blogspot.co.id
  • 23. LAMPIRAN Descriptive Statistics:katalis 2 ml, Katalis 3 ml, Katalis 4 ml, ... Variable Mean Variance Minimum Maximum katalis 2 ml 55.73 34.48 47.94 65.99 Katalis 3 ml 59.69 9.38 55.88 64.05 Katalis 4 ml 56.88 104.64 46.56 74.41 Katalis 5 ml 49.48 77.48 40.65 63.30 Katalis 6 ml 40.16 80.01 28.40 52.65 Descriptive Statistics:ca, (HWF50) , (HWF100) Variable Mean Variance Minimum Maximum ca 49.09 142.28 28.40 65.99 (HWF50) 59.67 52.47 47.42 74.41 (HWF100) 48.40 50.56 38.99 63.84