Perbandingan Pemerintahan - Sistem Pemerintahan Trias Politica di Indonesia
Slide Paparan Kelompok B Rev_1.ppt
1. LAPORAN KELOMPOK B
VKN PKN II ANGKATAN XXII
KEMENTERIAN AGAMA
Ketua : Husnul Maram
Sekertaris : Sri Ilham Lubis
Bendahara : Nadhira Seha Nur
Pencari
Data,
Informasi
: 1. Amrullah
2. Samsi
3. Soritua Harahap
Penyusun
Naskah,
Policye Brief
: 1. Aceng Abdul Aziz
2. Susari
3. Syafruddin baderung
Dokumentas
i, Video,
Animasi
: 1. Ida Bagus Ketut
Surya Dharma
2. Gede Sunarta
3. Johny Tilaar
Transportasi,
Konsumsi
: 1. I Gusti Nyoman
Artawan
2. Andrianto
3. PENDAHULUAN
Visitasi kepemimpinan nasional merupakan salah suatu rangkaian kegiatan dari
Pelatihan Kepemimpinan Nasional yang diselenggarakan oleh Pusdiklat Tenaga
Administrasi Kementerian Agama bekerja sama dengan Lembaga Adminsitrasi Negara.
Tema yang diusung dalam pelatihan tersebut adalah strategi penguatan moderasi
beragama untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Dengan sub tema yang
dikembangkan secara spesifik dari tema tersebut adalah pengembangan tafsir
keagamaan dalam konteks harmonisasi budaya dan agama.
Dalam pesepektif historis, harmonisasi budaya dan agama bukan hal baru. Pada zaman
kerajaan Majapahit telah terjadi proses harmoni antara keduanya. Penduduk kerajaan
Majapahit memiliki kepercayaan yang bermacam-macam. Ada yang memeluk Hindu,
Buddha, ajaran Siwa-Buddha, dan ada yang masih percaya dengan kejawen atau
animisme. Hayam Wuruk sendiri menganut Hindu Siwassidharta dapat hidup
berdampingan dengan ibunya Tribhuana Tunggadewi yang menganut Buddha. Adalah
Syekh Jumadal Kubro atau dikenal dengan Syekh Husain Jamaludin Akbar yang lahir di
Malabar tahun 1310 M dikenal sebagai seorang mubaligh yang diketahui sebagai leluhur
Wali Songo yang mengajarkan agama Islam dengan pendekatan akomodatif terhadap
budaya dan kearifan local di tanah jawa pada zaman kerajaan Majapahit.
4. Lanjutan Pendahuluan…
Dalam penjelasannya, K.H. Abdul Matin, Rois Syuriah PWNU Jawa Timur
mengemukakan bahwa tradisi yang sudah ada sejak zaman kerajaan
Majapahit dilanjutkan dalam tradisi yang ada di NU. Dalam konteks
pengembangan tafsir keagamaan, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama
(PWNU) di Jawa Timur paling produkif merespon problematika umat dan
dinamika social yang ada di dalamnya.
Cara pandang, sikap, dan keteladanan pimpinan PWNU Jawa Timur, program,
kegiatan, dan keputusan-keputusan yang dilahirkan dari forum bahtsul masail
merupakan kunci dalam membangun harmoni atara budaya dan agama di
Jawa Timur. Para Kyai NU juga memberikan kecerdasan pemahaman
keberagamaan dan keberagaman budaya dan agama.
Berdasarkan latar belakang di atas, visitasi kepemimpinan nasional pada
Pelatihan Kepemimpinan Nasional tingkat II Angkatan ke XXII menetapkan
Jawab Timur sebagai lokus visitasi dengan dua tujuan, yaitu Pemerintah
Provinsi Jawa Timur dan PWNU Jawa Timur.
5. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Maksud
VKN PKN II untuk mengidentifikasi keunggulan kompetitif
(competitive advantages) organisasi/instansi yang kita kunjungi
dan memberikan rekomendasi peningkatan (jika dianggap
perlu)
2. Tujuan
VKN PKN II untuk dapat mengaktualisasikan kepemimpinan
strategis di lingkungan unit kerja masing-masing
3. Manfaat
Dapat mengadaptasi, meniru, bahkan bisa memodifikasi
keunggulan kompetitif (competitive advantages)
organisasi/instansi yang kita kunjungi
6. INSTITUSI YANG DIKUNJUNGI
1. Pemerintah Provinsi Jawa Timur
Diterima oleh Gubernur Provinsi Jawa Timur Ibu Khofifah
Indarparawansa dan jajarannya.
2. PWNU Jawa Timur
Diterima oleh :
- Prof. Dr. KH. Ali Maschan Moesa, M.Si (Wakil Rais Syuriah)
- KH. Marzuki Mustamar, MA (Ketua Tanfidziyah)
- Dr. KH. Ramadhan Chotib, M.Ag (Katib Syuriah)
7. LEASSON LEARNT DAN IMPLEMENTASI
Leasson Learnt adalah hikmah yang dapat dipetik dari pembelajaran
locus.
1. Toleransi
2. Kebersamaan
3. Keterbukaan
4. Keberagaman
5. Harmonisasi
6. Komitmen
7. Kepedulian
8. Akomodatif
9. Keberanian
10. Sinergi
11. Responsif
12. Komunikatif
8. LEASSON LEARNT DAN IMPLEMENTASI
DI UNIT ORGANISASI
Leasson Learnt adalah hikmah yang dapat dipetik dari pembelajaran locus.
1. Toleransi
a) Menerima Budaya dan tradisi masyarakat dalam menginplementasikan Ibadah
agamanya.
b) Tidak mengganggu pengamalan keyakinan lain
2. Kebersamaan
a) Setiap permasalahan yang timbul masalah Budaya dan agama baik innternal maupun
external diselesaiakan secara musyawarah.
b) Tolong menolong, setia kawan dan tanggungjawab kebersamaan.
3. Kepedulian
• Sensitif terhadap perkembangan dan situasi yang ada
• Empati terhadap perkembangan lingkungan yang terjadi
4. Akomodatif
Kita mampu menyelesaikan dengan dinamika dilingkungan untuk kepentingan organisasi
5. Keberanian
Sikap mampu mengungkapkan sesuatu itu salah jika salah dan benar jika itu benar
6. Sinergi
Selalu membangun link kerja dengan semua stake holder
9. PENUTUP
Leasson Learnt adalah hikmah yang dapat dipetik dari
pembelajaran locus.
1.Kesimpulan
Pelaksanaan pengembangan tafsir keagamaan dalam konteks
harmonisasi budaya dan agama di Jawa timur :
a. Sejarah membuktikan bahwa harmonisasi sudah ada sejak
jaman Majapahit dan masih berlanjut sampai sekarang
b. PWNU dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur menjamin
keberlanjutan hubungan budaya dan agama yang harmonis
c. Pengembangan tafsir keagamaan menghargai,
memperhatikan, mempertimbangkan pluralitas dalam rangka
tetap menjaga hubungan budaya dan agama harmonis
10. 2. Rekomendasi
a. Harmonisasi budaya dan agama di Jawa Timur perlu
dipertahankan dan ditingkatkan
b. Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Ormas
Keagamaan perlu berkolaborasi dalam menjamin
keberlanjutan hubungan budaya dan agama yang
harmonis
c. Pengembangan tafsir keagamaan yang dipraktekkan
di PWNU dalam rangka tetap menjaga hubungan
budaya dan agama harmonis dapat diadopsi dan
diadaptasi oleh Pemerintah Daerah dan Pemerintah
Pusat
d. المحافظة
على
القديم
الصالح
و
االخذ
بالجديد
االصلح
artinya : “Melestarikan nilai-nilai lama yang baik, dan
mengambil nilai-nilai baru yang lebih baik”.