2. Lede/lead (paragraf pembuka) yang dramatis dan menghentak.
Lede merupakan bagian penting dalam penceritaan karena
menjadi magnet yang menarik pembaca untuk masuk ke dalam
tubuh/isi cerita.
Contoh: Profil dokter Shelly yang berdinas di Rumah Sakit Darurat
Covid-19 di Wisma Atlet, Jakarta
Jalinan cerita yang mengalir. Tugas rekan-rekan ditulis dengan
metode subbab yang menyebabkan koherensi dalam tulisan tak
terihat.
Saran: Jika tak mendesak, tak perlu ditulis dengan format/model
subbab.
M
A
S
U
K
A
N
U
M
U
M
P
E
N
C
E
R
I
T
A
A
N
3. Kembali pada FAKTA. Penceritaan yang ditulis harus tetap
beralaskan pada fakta karena tulisan kita bukan FIKSI. Hindari
opini dan asumsi umum yang ada di kepala kita..
Contoh: Menjadi mahasiswa yang aktif dalam berorganisasi
kerap kali dipandang sebelah mata dalam hal akademik.
[OPINI/FAKTA?]
Pria yang memiliki hobi lari ini, pernah mengikuti lebih dari 10
Unit Kegiatan Mahasiswa [OPINI/FAKTA?]
M
A
S
U
K
A
N
U
M
U
M
P
E
N
C
E
R
I
T
A
A
N
4. Cerita tentang human interest selalu lebih menarik dan
menghibur. TENGOK LAGI cerita dan kisah Mamma Rosy.
Tulisan itu ada di rubrik kuliner, yang lazimnya membahas
cita rasa makanan. Alih-alih banyak bercerita kriuknya roti
pizza atau asamnya saus, tapi laporan itu dibungkus
dengan latar belakang Mamma Rosy sebagai imigran Italia
di Jakarta.
Contoh: Cerita Masyarakat Adat Kasepuhan Pasir Putih
M
A
S
U
K
A
N
U
M
U
M
P
E
N
C
E
R
I
T
A
A
N