SlideShare a Scribd company logo
1 of 55
H.ARI PUJIATNO
KASI BINA KEPENGHULUAN
WILAYAH III
MANADO, 28 AGUSTUS 2019
PENGHITUNGAN ANGKA
KREDIT PENGHULU
DASAR HUKUM
1.Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi Nomor
9 Tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Penghulu
1.Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
PER/62/M.PAN/6/2005 tentang Jabatan Fungsional Penghulu dan Angka
Kreditnya;
1.Peraturan Bersama Menteri Agama dan Kepala Badan Kepegawaian Negara
Nomor 20 Tahun 2005 dan Nomor 14 A Tahun 2005 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Jabatan Fungsional Penghulu dan Angka Kreditnya.
Peraturan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Nomor : DJ.II/426
Tahun 2008 tentang Petunjuk teknis pelaksanaan tugas dan penilaian angka kredit
jabatan fungsional penghulu
Pengertian
Jabatan Fungsional Penghulu adalah
jabatan sebagai pegawai pencatat nikah yang
mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung
jawab, dan wewenang untuk melakukan
pelayanan dan bimbingan nikah atau rujuk,
pengembangan kepenghuluan, dan
bimbingan masyarakat Islam
Pejabat Fungsional Penghulu yang
selanjutnya disebut Penghulu adalah PNS
yang diberi tugas, tanggung jawab,
wewenang dan hak untuk melakukan
kegiatan pelayanan dan bimbingan nikah
atau rujuk, pengembangan kepenghuluan,
dan bimbingan masyarakat Islam
3.Pelayanan dan Bimbingan Nikah atau Rujuk adalah
kegiatan yang diselenggarakan untuk mendukung
terlaksananya proses nikah atau rujuk dengan baik
3.Pengembangan Kepenghuluan adalah kegiatan atau
upaya yang dilakukan oleh Penghulu meliputi
koordinasi dan sosialisasi tentang perkawinan
3.Bimbingan Masyarakat Islam adalah kegiatan atau
upaya yang dilakukan Penghulu meliputi pembinaan
masyarakat Islam
Kepala KUA adalah Penghulu dengan tugas
tambahan sebagai Kepala KUA
Amanah Permenpan Kepada Menteri Agama
TUGAS JAFUNG PENGHULU
Tugas Jabatan Fungsional Penghulu
yaitu melaksanakan kegiatan
pelayanan dan bimbingan nikah atau
rujuk, pengembangan
kepenghuluan, dan bimbingan
masyarakat Islam
Kategori dan Jenjang Jabatan
1.Jabatan Fungsional Penghulu merupakan Jabatan
Fungsional kategori keahlian, terdiri atas:
• Penghulu Ahli Pertama;
• Penghulu Ahli Muda;
• Penghulu Ahli Madya; dan
• Penghulu Ahli Utama
2.Penetapan jenjang Pangkat dan Jabatan Fungsional
Penghulu ditetapkan berdasarkan Angka Kredit yang
diperoleh setelah ditetapkan oleh Pejabat yang Berwenang
menetapkan Angka Kredit,
Unsur dan Sub Unsur Kegiatan penghulu
1.Unsur kegiatan tugas Jabatan Fungsional
Penghulu yang dapat dinilai Angka Kreditnya, terdiri
atas:
• unsur utama; dan
• unsur penunjang.
2.Unsur utama, terdiri atas:
• pendidikan;
• pelayanan dan bimbingan nikah atau rujuk;
• pengembangan kepenghuluan;
• bimbingan masyarakat Islam; dan
• pengembangan profesi.
Sub-unsur dari unsur utama, terdiri atas:
1.pendidikan, meliputi:1
• pendidikan sekolah dan memperoleh ijazah/gelar;
• pendidikan dan pelatihan (diklat) fungsional
• kepenghuluan serta memperoleh Surat Tanda Tamat
Pendidikan dan Pelatihan (STTPP); dan
• pendidikan dan pelatihan (diklat) jabatan;
2.pelayanan dan bimbingan
nikah atau rujuk, meliputi2
• perencanaan kegiatan kepenghuluan;
• pemeriksaan permohonan nikah atau rujuk;
• bimbingan calon pengantin;
• pelayanan nikah atau rujuk; dan
• bimbingan perkawinan
3.pengembangan kepenghuluan, meliputi:3
• koordinasi tentang perkawinan; dan
• sosialisasi tentang perkawinan;
4.bimbingan masyarakat Islam, adalah
pembinaan masyarakat Islam;4
5.pengembangan profesi, meliputi:5
• penyusunan Karya Tulis/Karya Ilmiah di bidang kepenghuluan dan
hukum Islam;
• penerjemahan/penyaduran buku dan karya ilmiah di bidang
kepenghuluan dan hukum Islam; dan
• penyusunan pedoman/petunjuk teknis kepenghuluan dan hukum Islam.
Unsur Penunjang, terdiri atas:
1.menjadi pengajar/pelatih di
bidang kepenghuluan dan
hukum Islam;
1.berperan serta dalam
seminar/lokakarya/konferensi
di bidang kepenghuluan dan
hukum Islam;
1.keanggotaan dalam organisasi
profesi;
1. keanggotaan dalam Tim
Penilai;
melakukan kegiatan
pengabdian masyarakat;
perolehan penghargaan/tanda
jasa; dan
perolehan ijazah/gelar
kesarjanaan.
menjadi anggota delegasi misi
keagamaan;
Ketentuan pelaksanaan tugas
Dalam hal unit kerja tidak terdapat Penghulu yang sesuai dengan
jenjang jabatannya untuk melaksanakan kegiatan, Penghulu yang
berada satu tingkat di atas atau satu tingkat di bawah jenjang
jabatannya dapat melakukan kegiatan tersebut berdasarkan
penugasan secara tertulis dari pimpinan unit kerja yang bersangkutan
2.Penilaian Angka Kreditnya adalah:
• Penghulu yang melaksanakan tugas Penghulu yang berada satu tingkat di atas jenjang
jabatannya, Angka Kredit yang diperoleh ditetapkan 80% (delapan puluh persen) dari
Angka Kredit setiap butir kegiatan; dan
• Penghulu yang melaksanakan tugas Penghulu di bawah jenjang jabatannya, Angka Kredit
yang diperoleh ditetapkan 100% (seratus persen) dari Angka Kredit setiap butir kegiatan.
PENGANGKATAN DALAM JABATAN
Pengangkatan PNS ke dalam Jabatan Fungsional
Penghulu dilakukan melalui:
1.pengangkatan
pertama;
1.perpindahan dari
jabatan lain; dan
1.promosi.
Syarat Pengangkatan Pertama
1.berstatus sebagai PNS;
1.memiliki integritas dan moralitas yang baik;
1.sehat jasmani dan rohani dibuktikan dengan surat keterangan sehat dari dokter
pemerintah;
berijazah paling rendah S-1 (Strata-Satu)/ di bidang agama Islam;
mengikuti dan lulus uji kompetensi teknis, kompetensi manajerial, dan kompetensi sosial
kultural sesuai standar kompetensi yang telah disusun oleh instansi pembina; dan
penilaian prestasi kerja paling rendah bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir
Katentuan lain pengangkatan pertama
1. Pengangkatan pertama adalah untuk mengisi lowongan kebutuhan Jabatan
Fungsional Penghulu yang telah ditetapkan dari calon PNS.
1. Calon PNS setelah diangkat sebagai PNS dan telah mengikuti dan
lulus uji kompetensi, paling lama 1 (satu) tahun harus diangkat dalam
Jabatan Fungsional Penghulu.
1. Penghulu sebagaimana dimaksud pada angka 2, paling lama 3 (tiga)
tahun harus mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan fungsional di
bidang kepenghuluan, dan memperoleh sertifikat penghulu.
Penghulu yang belum mengikuti dan/atau tidak lulus pendidikan dan
pelatihan fungsional sebagaimana dimaksud pada angka 3, diberhentikan
dari jabatannya.
Syarat Pengangkatan Perpindahan dari
Jabatan Lain
1.berstatus PNS;
1.memiliki integritas dan moralitas yang baik;
1.sehat jasmani dan rohani;
berijazah paling rendah S-1 (Strata-Satu) di bidang agama Islam;
mengikuti dan lulus uji kompetensi teknis, kompetensi manajerial, dan kompetensi sosial
kultural sesuai standar kompetensi yang telah disusun oleh instansi pembina;
memiliki sertifikat diklat calon penghulu;
memiliki pengalaman dalam pelaksanaan tugas di bidang kepenghuluan paling sedikit 2
(dua) tahun;
nilai prestasi kerja paling kurang bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir; dan
9.berusia paling tinggi:
• 53 (lima puluh tiga) tahun bagi yang akan
menduduki Jabatan Fungsional Penghulu
Ahli Pertama dan Penghulu Ahli Muda;
• 55 (lima puluh lima) tahun bagi yang akan
menduduki Jabatan Fungsional Penghulu
Ahli Madya; dan
• 60 (enam puluh) tahun bagi yang akan
menduduki Jabatan Fungsional Penghulu
Ahli Utama untuk PNS yang telah
menduduki Jabatan Pimpinan Tinggi
Ketentuan lain dari perpindahan
• Perpindahan
ke Jabatan
Fungsional
Penghulu
harus
mempertimb
angkan
kebutuhan
untuk
jenjang
Jabatan
Fungsional
yang akan
diduduki
• Pangkat yang
ditetapkan bagi
PNS dimaksud
adalah sama
dengan yang
dimilikinya dan
jenjang jabatan
yang ditetapkan
sesuai dengan
jumlah Angka
Kredit yang
ditetapkan oleh
pejabat yang
berwenang
menetapkan
Angka Kredit
• Jumlah
Angka Kredit
sebagaimana
dimaksud
pada angka 2
ditetapkan
dari unsur
utama dan
unsur
penunjang.
Syarat Pengangkatan Melalui Promosi
1.mengikuti & lulus uji
kompetensi teknis,
kompetensi manajerial,
dan kompetensi sosial
kultural sesuai dengan
standar kompetensi yang
telah disusun oleh
instansi pembina; &
nilai
prestasi
kerja paling
sedikit
bernilai baik
dalam 2
(dua) tahun
terakhir
Pengangkatan dalam
Jabatan Fungsional
Penghulu melalui
dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan
peraturan perundang-
undangan.
KOMPETENSI PENGHULU
Kompetensi Penghulu, meliputi:
• kompetensi teknis;
• kompetensi manajerial; dan
• kompetensi sosial-kultural.
Keputusan Dirjen Bimas Islam Nomor 102 Tahun
2013 tentang Penetapan Standar Kompetensi
Penghulu akan disesuaikan dengan PP Nomor 11
Tahun 2017
PELANTIKAN DAN PENGAMBILAN SUMPAH /
JANJI
Tata cara
pelantikan akan
diatur oleh
Direktur Jenderal
Bimbingan
Masyarakat Islam
Setiap PNS yang
akan diangkat
menjadi Penghulu
wajib dilantik dan
diambil
sumpah/janji
menurut agama
Islam
PENILAIAN KINERJA PENGHULU
1.Pada awal tahun, setiap Penghulu harus menyusun SKP yang akan
dilaksanakan dalam 1 (satu) tahun berjalan.
1.SKP Penghulu disusun berdasarkan penetapan kinerja unit kerja yang
bersangkutan.
SKP untuk masing-masing jenjang jabatan diambil dari kegiatan sebagai
turunan dari penetapan kinerja unit dengan mendasarkan kepada
tingkat dan syarat kompetensi untuk masing-masing jenjang jabatan.
SKP yang telah disusun harus disetujui dan ditetapkan oleh atasan langsung
1.Penilaian kinerja Jabatan Fungsional Penghulu
dilakukan oleh atasan langsung
Penilaian kinerja penghulu ditetapkan berdasarkan
pencapaian Angka Kredit setiap tahun.
Pencapaian Angka Kredit Kumulatif digunakan
sebagai salah satu syarat untuk kenaikan pangkat
dan/atau kenaikan jabatan.
Pencapaian Angka Kredit Kumulatif merupakan
penjumlahan pencapaian Angka Kredit pada setiap tahun
Penghulu setiap tahun mengumpulkan Angka Kredit dari unsur
diklat, tugas jabatan, pengembangan profesi, dan unsur
penunjang dengan jumlah Angka Kredit paling kurang sebagai
berikut:
• 12,5 (dua belas koma lima) untuk Penghulu Ahli Pertama;
• 25 (dua puluh lima) untuk Penghulu Ahli Muda;
• 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) untuk Penghulu Ahli Madya; dan
• 50 (lima puluh) untuk Penghulu Ahli Utama.
Jumlah Angka Kredit pada angka 1 huruf d, tidak berlaku bagi
Penghulu yang menduduki pangkat tertinggi dalam jenjang
jabatan yang didudukinya
Jumlah Angka Kredit sebagai dasar untuk penilaian SKP.
Ketentuan jumlah angka kredit
1.Jumlah Angka Kredit Kumulatif paling rendah yang harus dicapai
Penghulu, yaitu:
• paling sedikit 80% (delapan puluh persen) Angka Kredit berasal dari
unsur utama; dan
• paling banyak 20% (dua puluh persen) Angka Kredit berasal dari unsur
penunjang.
Penghulu Ahli Muda yang akan naik jabatan setingkat lebih tinggi
menjadi Penghulu Ahli Madya, Angka Kredit yang disyaratkan 6
(enam) berasal dari sub-unsur pengembangan profesi.
Penghulu Ahli Madya yang akan naik jabatan setingkat lebih tinggi
menjadi Penghulu Ahli Utama, Angka Kredit yang disyaratkan 12
(dua belas) berasal dari sub-unsur pengembangan profesi.
1. Penghulu yang telah memenuhi syarat untuk
kenaikan jenjang jabatan setingkat lebih tinggi tetapi
belum tersedia lowongan pada jenjang jabatan yang
akan diduduki, setiap tahun wajib mengumpulkan
Angka Kredit, paling sedikit:
• 10 (sepuluh) untuk Penghulu Ahli Pertama;
• 20 (dua puluh) untuk Penghulu Ahli Muda; dan
• 30 (tiga puluh) untuk Penghulu Ahli Madya.
Penghulu Ahli Utama yang menduduki pangkat
tertinggi dari jabatannya, setiap tahun sejak
menduduki pangkatnya wajib mengumpulkan paling
rendah 25 (dua puluh lima) Angka Kredit dari
kegiatan tugas jabatan dan pengembangan profesi
Ketentuan angka kredit dari karya ilmiah
1.Penghulu yang secara bersama-sama membuat
Karya Tulis/Karya Ilmiah di bidang kepenghuluan
dan hukum Islam, diberikan Angka Kredit dengan
ketentuan sebagai berikut:
• apabila terdiri dari 2 (dua) orang penulis, pembagian Angka Kredit yaitu 60% (enam
puluh persen) bagi penulis utama dan 40% (empat puluh persen) bagi penulis
pembantu;
• apabila terdiri dari 3 (tiga) orang penulis, pembagian Angka Kredit yaitu 50% (lima
puluh persen) bagi penulis utama dan masing-masing 25% (dua puluh lima persen)
bagi penulis pembantu; dan
• apabila terdiri dari 4 (empat) orang penulis, pembagian Angka Kredit yaitu 40%
(empat puluh persen) bagi penulis utama dan masing-masing 20% (dua puluh
persen) bagi penulis pembantu.
• apabila tidak terdapat atau tidak dapat ditentukan penulis utama dan penulis
pembantu, pembagian Angka Kredit yaitu sebesar proporsi yang sama untuk setiap
penulis.
Jumlah penulis pembantu, paling banyak 3 (tiga)
orang.
PENILAIAN DAN PENETAPAN ANGKA
KREDIT
1.Untuk mendukung objektivitas dalam penilaian kinerja, Penghulu
mendokumentasikan hasil kerja yang diperoleh sesuai dengan SKP
yang ditetapkan setiap tahunnya.
Untuk kelancaran penilaian dan penetapan Angka Kredit, setiap
Penghulu wajib mencatat, menginventarisasi seluruh kegiatan yang
dilakukan dan mengusulkan Daftar Usulan Penilaian dan Penetapan
Angka Kredit (DUPAK).
DUPAK sebagaimana dimaksud pada angka 2 memuat kegiatan
sesuai dengan SKP yang ditetapkan setiap tahunnya, dengan
dilampiri bukti fisik.
Penilaian dan penetapan Angka Kredit dilakukan sebagai bahan
pertimbangan dalam penilaian kinerja Penghulu
Pejabat yang Mengusulkan Angka Kredit
1.Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang
membidangi pembinaan kantor urusan agama dan
keluarga sakinah Kementerian Agama kepada
Pejabat Pimpinan Tinggi Madya yang membidangi
bimbingan masyarakat islam Kementerian Agama
untuk Angka Kredit bagi Penghulu Ahli Madya dan
Penghulu Ahli Utama; dan
1.Pimpinan Kantor Wilayah Kementerian Agama
Kabupaten/Kota kepada Pimpinan Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi untuk Angka Kredit
bagi Penghulu Ahli Pertama dan Ahli Muda di
lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama
Pejabat yang Berwenang Menetapkan Angka
Kredit
Pejabat Pimpinan Tinggi Madya yang membidangi bimbingan
masyarakat islam Kementerian Agama untuk Angka Kredit bagi
Penghulu Ahli Madya dan Penghulu Ahli Utama; dan
Pimpinan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota
kepada Pimpinan Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi untuk Angka Kredit bagi Penghulu Ahli Pertama dan
Ahli Muda di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama
Tim Penilai
1.Tim Penilai Pusat bagi Pejabat
Pimpinan Tinggi Madya yang
membidangi bimbingan masyarakat
islam Kementerian Agama untuk
Angka Kredit bagi Penghulu Ahli
Madya dan Penghulu Ahli Utama; dan
1.Tim Penilai Kantor Wilayah bagi
Pimpinan Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi untuk
Angka Kredit bagi Penghulu Ahli
Pertama dan Ahli Muda di lingkungan
Kantor Wilayah Kementerian Agama
Kriteria tim dan komposisi
Tim Penilai terdiri atas pejabat yang berasal dari unsur teknis yang
membidangi kepenghuluan, unsur kepegawaian, dan Penghulu.
Susunan keanggotaan Tim Penilai, terdiri atas:
• seorang Ketua merangkap anggota;
• seorang Sekretaris merangkap anggota; dan
• paling sedikit 3 (tiga) orang anggota
Anggota tim penilai harus ganjil
Ketua Tim Penilai sebagaimana dimaksud angka 2 huruf a, paling rendah
Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama atau Penghulu Ahli Madya.
Sekretaris Tim Penilai sebagaimana dimaksud angka 2 huruf b, berasal dari
unsur kepegawaian pada instansi masing-masing.
Anggota Tim Penilai sebagaimana dimaksud angka 2 huruf c, paling sedikit 2
(dua) orang Penghulu
1.Syarat untuk menjadi anggota Tim Penilai, yaitu:
• menduduki jabatan/pangkat paling rendah sama dengan
jabatan/pangkat Penghulu yang dinilai;
• memiliki keahlian serta kemampuan untuk menilai kinerja
Jabatan Fungsional Penghulu; dan
• aktif melakukan penilaian.
Apabila jumlah anggota Tim Penilai tidak dapat dipenuhi dari
Penghulu, anggota Tim Penilai dapat diangkat dari PNS lain
yang memiliki kompetensi untuk menilai kinerja Penghulu.
1.Pembentukan dan susunan Anggota Tim Penilai ditetapkan
oleh:
• Pejabat Pimpinan Tinggi Madya yang membidangi bimbingan
masyarakat islam Kementerian Agama bagi Tim Penilai Pusat;
dan
• Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama pada Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi bagi Tim Penilai Kantor Wilayah
KENAIKAN PANGKAT KENAIKAN JABATAN
Persyaratan dan mekanisme kenaikan
pangkat dan Jabatan bagi Fungsional
Penghulu dilakukan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Kenaikan pangkat dan/atau jabatan
dilakukan dengan memperhatikan
ketersediaan kebutuhan jabatan.
Selain memenuhi syarat kinerja, Penghulu
yang akan dinaikkan jabatannya setingkat
lebih tinggi harus mengikuti dan lulus uji
kompetensi
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme
Penghulu diikutsertakan pelatihan
Pelatihan yang diberikan kepada Penghulu, dalam bentuk:
• pelatihan fungsional;
• pelatihan teknis; dan
• pelatihan manajerial
3.Selain pelatihan, Penghulu dapat mengembangkan
kompetensinya melalui program pengembangan kompetensi
lainnya dalam bentuk:
• short course;
• seminar;
• lokakarya (workshop); atau
• konferensi
KEBUTUHAN PNS DALAM JABATAN FUNGSIONAL
PENGHULU
1.Penetapan kebutuhan PNS dalam Jabatan Fungsional
Penghulu dihitung berdasarkan beban kerja yang
ditentukan dari indikator:
• jumlah peristiwa nikah;
• jumlah penduduk yang beragama islam; dan
• luas wilayah dan kondisi geografis terdalam, terluar, dan kepulauan.
2.Pedoman perhitungan kebutuhan Jabatan Fungsional
Penghulu diatur lebih lanjut oleh Menteri Agama selaku
pimpinan instansi pembina setelah mendapat
persetujuan dari Menteri
PEMBERHENTIAN DARI JABATAN
mengundurkan diri dari jabatan;
diberhentikan sementara sebagai PNS;
menjalani cuti di luar tanggungan negara;
menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan;
ditugaskan secara penuh pada Jabatan Pimpinan Tinggi, Jabatan
Administrator, Jabatan Pengawas, dan Jabatan Pelaksana; atau
tidak memenuhi persyaratan jabatan
1.Penghulu yang diberhentikan karena
alasan sebagaimana dimaksud pada
angka 2 s.d angka 5, dapat diangkat
kembali sesuai dengan jenjang jabatan
terakhir apabila tersedia kebutuhan
Jabatan Fungsional Penghulu.
1.Pengangkatan kembali dalam
Jabatan Fungsional Penghulu,
dilakukan dengan menggunakan
Angka Kredit terakhir yang dimiliki
dan dapat ditambah dengan Angka
Kredit dari pengembangan profesi.
TUGAS INSTANSI PEMBINA
menyusun pedoman formasi Jabatan Fungsional Penghulu;
menyusun Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Penghulu;
1.menyusun petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis Jabatan Fungsional Penghulu;
menyusun standar kualitas hasil kerja dan pedoman penilaian kualitas hasil kerja Penghulu;
menyusun pedoman penulisan Karya Tulis/Karya Ilmiah yang bersifat inovatif di bidang
perpenghuluan dan agama islam;
menyusun kurikulum pelatihan Jabatan Fungsional Penghulu;
menyelenggarakan pelatihan Jabatan Fungsional Penghulu;
membina penyelenggaraan pelatihan fungsional Penghulu pada lembaga pelatihan;
menyelenggarakan uji kompetensi Jabatan Fungsional Penghulu;
menganalisis kebutuhan pelatihan fungsional di bidang tugas Jabatan Fungsional
Penghulu;
melakukan sosialisasi petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis Jabatan
Fungsional Penghulu;
1. mengembangkan sistem informasi Jabatan Fungsional Penghulu;
10.memfasilitasi pelaksanaan tugas pokok Jabatan Fungsional Penghulu;
memfasilitasi pembentukan organisasi profesi Jabatan Fungsional Penghulu;
memfasilitasi penyusunan dan penetapan kode etik profesi dan kode perilaku
Jabatan Fungsional Penghulu;
melakukan akreditasi pelatihan fungsional dengan mengacu kepada ketentuan yang
telah ditetapkan oleh Lembaga Administrasi Negara; dan
melakukan pemantauan dan evaluasi penerapan Jabatan Fungsional Penghulu
ORGANISASI PROFESI
Jabatan Fungsional Penghulu wajib memiliki 1 (satu) organisasi profesi.
Penghulu wajib menjadi anggota organisasi profesi Jabatan Fungsional Penghulu.
Pembentukan organisasi profesi difasilitasi oleh instansi pembina.
Organisasi profesi wajib menyusun kode etik dan kode perilaku profesi.
1.Organisasi profesi Jabatan Fungsional Penghulu mempunyai tugas:
• menyusun kode etik dan kode perilaku profesi;
• memberikan advokasi; dan
• memeriksa dan memberikan rekomendasi atas pelanggaran kode etik dan kode perilaku
profesi.
Kode etik dan kode perilaku profesi sebagaimana dimaksud pada angka 5 huruf a ditetapkan oleh
organisasi profesi Jabatan Fungsional Penghulu setelah mendapat persetujuan dari pimpinan
instansi pembina.
6.Ketentuan lebih lanjut mengenai syarat dan tata cara pembentukan organisasi profesi Jabatan
Fungsional Penghulu dan hubungan kerja instansi pembina dengan organisasi profesi Jabatan
Fungsional Penghulu diatur dengan Peraturan Menteri Agama
KETENTUAN LAIN-LAIN
1.Penghulu yang mendapat tugas tambahan sebagai Kepala
KUA Kecamatan dapat diberi tambahan Angka Kredit 15%
(lima belas persen) dari Angka Kredit penjenjangan untuk
kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi.
Penghulu yang bertugas di daerah tipologi D1 dan D2, dapat
diberi tambahan Angka Kredit 15 % (lima belas persen) dari
angka kredit penjenjangan untuk kenaikan pangkat setingkat
lebih tinggi.
1.Pemberian tambahan Angka Kredit sebagaimana dimaksud
pada angka 1 dan angka 2 diberikan untuk satu kali kenaikan
pangkat/jenjang selama melaksanakan tugas.
Kriteria dan penetapan daerah tipologi D1 dan D2
sebagaimana dimaksud pada angka 2 lebih lanjut ditetapkan
oleh Menteri Agama selaku pimpinan instansi pembina
Jabatan Fungsional Penghulu
5.Dalam hal Penghulu yang mendapat tugas tambahan sebagai
Kepala KUA Kecamatan mendapat penghargaan sebagai Kepala
KUA Kecamatan Teladan diberi Angka Kredit untuk kenaikan
pangkat/jabatan dengan ketetuan:
• 25 % (dua puluh lima persen) Angka Kredit yang dipersyaratkan
untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi dan diakui sebagai
tugas pokok dalam PAK, bagi Kepala KUA Kecamatan Teladan I, II,
dan III Tingkat Provinsi; dan
• 15 % (dua puluh lima persen) Angka Kredit yang dipersyaratkan
untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi dan diakui sebagai
tugas pokok dalam PAK, bagi Kepala KUA Kecamatan Teladan I, II,
dan III Tingkat Kabupaten/Kota
Angka Kredit penghargaan sebagaimana angka 5 diberikan dalam
masa satu kali kenaikan jabatan.
6.Penghulu yang mendapatkan Angka Kredit penghargaan
sebagaimana dimaksud pada angka 5 dan 6, pada saat yang
bersamaan tidak dapat diberikan Angka Kredit tambahan
pelaksanaan tugas sebagai Kepala KUA
1.Untuk kepentingan
organisasi dan
pengembangan karier,
Penghulu dapat
dipindahkan ke dalam
jabatan lainnya sesuai
dengan ketentuan
peraturan perundang-
undangan.
1.Pembentukan
organisasi profesi
paling lama 5 (lima)
tahun
1.Pengangkatan dalam
Jabatan Fungsional
Penghulu berdasarkan
Peraturan Menteri ini
tidak dapat dilakukan
sebelum pedoman
perhitungan kebutuhan
Jabatan Fungsional
Penghulu ditetapkan
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9
TAHUN 2019 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENGHULU
RINCIAN KEGIATAN TUGAS JABATAN UNTUK JABATAN
FUNGSIONAL PENGHULU
 Lanjutan (1)
RINCIAN KEGIATAN TUGAS JABATAN UNTUK JABATAN
FUNGSIONAL PENGHULU
 Lanjutan (2)
RINCIAN KEGIATAN TUGAS JABATAN UNTUK JABATAN
FUNGSIONAL PENGHULU
RINCIAN KEGIATAN TUGAS JABATAN UNTUK JABATAN
FUNGSIONAL PENGHULU
 Lanjutan (3)
 Lanjutan (4)
RINCIAN KEGIATAN TUGAS JABATAN UNTUK JABATAN
FUNGSIONAL PENGHULU
 Lanjutan (5)
RINCIAN KEGIATAN TUGAS JABATAN UNTUK JABATAN
FUNGSIONAL PENGHULU
 Lanjutan (6)
RINCIAN KEGIATAN TUGAS JABATAN UNTUK JABATAN
FUNGSIONAL PENGHULU
 Lanjutan (7)
RINCIAN KEGIATAN TUGAS JABATAN UNTUK JABATAN
FUNGSIONAL PENGHULU
 Lanjutan (8)
RINCIAN KEGIATAN TUGAS JABATAN UNTUK JABATAN
FUNGSIONAL PENGHULU
Ak jafung penghulu perspektif peraturan ari pujiatno manado

More Related Content

What's hot

HIJRAH: Berubah, Berpindah, Change, Inovasi
HIJRAH: Berubah, Berpindah, Change, InovasiHIJRAH: Berubah, Berpindah, Change, Inovasi
HIJRAH: Berubah, Berpindah, Change, InovasiTri Widodo W. UTOMO
 
Doa Pelantikan Pejabat
Doa Pelantikan Pejabat Doa Pelantikan Pejabat
Doa Pelantikan Pejabat Munawar Shodiq
 
Madzhab imam hambali
Madzhab imam hambaliMadzhab imam hambali
Madzhab imam hambaliFindha Ad
 
Pergaulan remaja yang islami
Pergaulan remaja yang islamiPergaulan remaja yang islami
Pergaulan remaja yang islamidela aristi
 
Bacaan shalawat untuk shalat tarawih
Bacaan shalawat untuk shalat tarawihBacaan shalawat untuk shalat tarawih
Bacaan shalawat untuk shalat tarawihkhairulfisika
 
Ppt visi keluarga muslim kpn
Ppt visi keluarga muslim kpnPpt visi keluarga muslim kpn
Ppt visi keluarga muslim kpnWildan Nuruzzaman
 
358989235-Akhlak-Budaya-Arab-Saudi.ppt
358989235-Akhlak-Budaya-Arab-Saudi.ppt358989235-Akhlak-Budaya-Arab-Saudi.ppt
358989235-Akhlak-Budaya-Arab-Saudi.pptnikmahsanisiregar
 
Makna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia Modern
Makna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia ModernMakna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia Modern
Makna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia ModernIdrus Abidin
 
Manajemen maskulinitas dan feminitas orang tua dalam pengasuhan anak kita
Manajemen maskulinitas dan feminitas orang tua dalam pengasuhan anak kitaManajemen maskulinitas dan feminitas orang tua dalam pengasuhan anak kita
Manajemen maskulinitas dan feminitas orang tua dalam pengasuhan anak kitaFera Marentika
 
nikah menurut islam
nikah menurut islamnikah menurut islam
nikah menurut islamanggi_andini
 
Msteri Pesantren Ramadhan tema Akidah AKhlak
Msteri Pesantren Ramadhan tema Akidah AKhlakMsteri Pesantren Ramadhan tema Akidah AKhlak
Msteri Pesantren Ramadhan tema Akidah AKhlakAliAlBayuri
 
Teknik penyusunan perencanaan kegiatan kepenghuluan
Teknik penyusunan perencanaan kegiatan kepenghuluanTeknik penyusunan perencanaan kegiatan kepenghuluan
Teknik penyusunan perencanaan kegiatan kepenghuluanMushoddik Indisav
 
Pentingnya Menghormati Orangtua
Pentingnya Menghormati OrangtuaPentingnya Menghormati Orangtua
Pentingnya Menghormati OrangtuaRamadhan Setiady
 

What's hot (20)

Mengenai dakwah TPA/TPQ
Mengenai dakwah TPA/TPQMengenai dakwah TPA/TPQ
Mengenai dakwah TPA/TPQ
 
HIJRAH: Berubah, Berpindah, Change, Inovasi
HIJRAH: Berubah, Berpindah, Change, InovasiHIJRAH: Berubah, Berpindah, Change, Inovasi
HIJRAH: Berubah, Berpindah, Change, Inovasi
 
Ppt pacaran
Ppt pacaranPpt pacaran
Ppt pacaran
 
Doa Pelantikan Pejabat
Doa Pelantikan Pejabat Doa Pelantikan Pejabat
Doa Pelantikan Pejabat
 
Pencegahan kdrt
Pencegahan kdrtPencegahan kdrt
Pencegahan kdrt
 
Madzhab imam hambali
Madzhab imam hambaliMadzhab imam hambali
Madzhab imam hambali
 
Pergaulan remaja yang islami
Pergaulan remaja yang islamiPergaulan remaja yang islami
Pergaulan remaja yang islami
 
Bacaan shalawat untuk shalat tarawih
Bacaan shalawat untuk shalat tarawihBacaan shalawat untuk shalat tarawih
Bacaan shalawat untuk shalat tarawih
 
Kumpulan doa umroh
Kumpulan doa umrohKumpulan doa umroh
Kumpulan doa umroh
 
Ppt visi keluarga muslim kpn
Ppt visi keluarga muslim kpnPpt visi keluarga muslim kpn
Ppt visi keluarga muslim kpn
 
358989235-Akhlak-Budaya-Arab-Saudi.ppt
358989235-Akhlak-Budaya-Arab-Saudi.ppt358989235-Akhlak-Budaya-Arab-Saudi.ppt
358989235-Akhlak-Budaya-Arab-Saudi.ppt
 
Makna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia Modern
Makna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia ModernMakna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia Modern
Makna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia Modern
 
Manajemen maskulinitas dan feminitas orang tua dalam pengasuhan anak kita
Manajemen maskulinitas dan feminitas orang tua dalam pengasuhan anak kitaManajemen maskulinitas dan feminitas orang tua dalam pengasuhan anak kita
Manajemen maskulinitas dan feminitas orang tua dalam pengasuhan anak kita
 
KEBIJAKAN KEMENAG.pptx
KEBIJAKAN KEMENAG.pptxKEBIJAKAN KEMENAG.pptx
KEBIJAKAN KEMENAG.pptx
 
nikah menurut islam
nikah menurut islamnikah menurut islam
nikah menurut islam
 
Msteri Pesantren Ramadhan tema Akidah AKhlak
Msteri Pesantren Ramadhan tema Akidah AKhlakMsteri Pesantren Ramadhan tema Akidah AKhlak
Msteri Pesantren Ramadhan tema Akidah AKhlak
 
Teknik penyusunan perencanaan kegiatan kepenghuluan
Teknik penyusunan perencanaan kegiatan kepenghuluanTeknik penyusunan perencanaan kegiatan kepenghuluan
Teknik penyusunan perencanaan kegiatan kepenghuluan
 
Pentingnya Menghormati Orangtua
Pentingnya Menghormati OrangtuaPentingnya Menghormati Orangtua
Pentingnya Menghormati Orangtua
 
Mengembalikan Fungsi dan Peran Ibu
Mengembalikan Fungsi dan Peran IbuMengembalikan Fungsi dan Peran Ibu
Mengembalikan Fungsi dan Peran Ibu
 
Power ikhlas bsi
Power ikhlas bsiPower ikhlas bsi
Power ikhlas bsi
 

Similar to Ak jafung penghulu perspektif peraturan ari pujiatno manado

Materi sosialisasi manajemen pns sesuai pp 11 tahun 2017
Materi sosialisasi manajemen pns sesuai pp 11 tahun 2017Materi sosialisasi manajemen pns sesuai pp 11 tahun 2017
Materi sosialisasi manajemen pns sesuai pp 11 tahun 2017Abdi Sri Kuncoro
 
Sosialisasi manajemen pns sesuai pp 11 tahun 2017
Sosialisasi manajemen pns sesuai pp 11 tahun 2017Sosialisasi manajemen pns sesuai pp 11 tahun 2017
Sosialisasi manajemen pns sesuai pp 11 tahun 2017Siti Sahati
 
Manajemen-PNS-Sesuai-PP-11-Th-2017.ppt
Manajemen-PNS-Sesuai-PP-11-Th-2017.pptManajemen-PNS-Sesuai-PP-11-Th-2017.ppt
Manajemen-PNS-Sesuai-PP-11-Th-2017.pptYemimaGraceTangke
 
2. 101 -Materi Sosialisasi Manajemen PNS sesuai PP 11 Tahun 2017.ppt
2. 101 -Materi Sosialisasi Manajemen PNS sesuai PP 11 Tahun 2017.ppt2. 101 -Materi Sosialisasi Manajemen PNS sesuai PP 11 Tahun 2017.ppt
2. 101 -Materi Sosialisasi Manajemen PNS sesuai PP 11 Tahun 2017.pptatharkia93
 
Bahan Tayang Analisis SANRI 6 dan 7
Bahan Tayang Analisis SANRI 6 dan 7Bahan Tayang Analisis SANRI 6 dan 7
Bahan Tayang Analisis SANRI 6 dan 7Heru Syah Putra
 
Peningkatan kompetensi pns melalui diklat administrasi
Peningkatan kompetensi pns melalui diklat administrasiPeningkatan kompetensi pns melalui diklat administrasi
Peningkatan kompetensi pns melalui diklat administrasiOktav77
 
3-Materi klasikal agenda 3 _2022.pptx
3-Materi  klasikal  agenda 3 _2022.pptx3-Materi  klasikal  agenda 3 _2022.pptx
3-Materi klasikal agenda 3 _2022.pptxApriyantoAPahrun
 
Sosialisasi Sistem Kerja.pptx
Sosialisasi Sistem Kerja.pptxSosialisasi Sistem Kerja.pptx
Sosialisasi Sistem Kerja.pptxAbulHasanAsyari2
 
ATURAN DASAR KEPEGAWAIAN Aparatur Sipil Negara.pptx
ATURAN DASAR KEPEGAWAIAN Aparatur Sipil Negara.pptxATURAN DASAR KEPEGAWAIAN Aparatur Sipil Negara.pptx
ATURAN DASAR KEPEGAWAIAN Aparatur Sipil Negara.pptxsabarpsormin1
 
Peraturan Menteri PAN RB No 52 Tahun 2022.pdf
Peraturan Menteri PAN RB No 52 Tahun 2022.pdfPeraturan Menteri PAN RB No 52 Tahun 2022.pdf
Peraturan Menteri PAN RB No 52 Tahun 2022.pdfIPeKBPenyuluhKB
 
Permenpan Nomor 13 Tahun 2019.pdf
Permenpan Nomor 13 Tahun 2019.pdfPermenpan Nomor 13 Tahun 2019.pdf
Permenpan Nomor 13 Tahun 2019.pdfMutiahNuraini2
 
Permenpan Nomor 13 Tahun 2019.pdf
Permenpan Nomor 13 Tahun 2019.pdfPermenpan Nomor 13 Tahun 2019.pdf
Permenpan Nomor 13 Tahun 2019.pdfAKHMADMUTTAQIN4
 
5. permenpan nomor 13 tahun 2019
5. permenpan nomor 13 tahun 20195. permenpan nomor 13 tahun 2019
5. permenpan nomor 13 tahun 2019KutsiyatinMSi
 
UU ASN (kem dalam negeri)
UU ASN (kem dalam negeri)UU ASN (kem dalam negeri)
UU ASN (kem dalam negeri)Ilham Ismail
 
Permen 27 th-2008-standar kualifikasi akademik dan kompetensi konselor
Permen 27 th-2008-standar kualifikasi akademik dan kompetensi konselorPermen 27 th-2008-standar kualifikasi akademik dan kompetensi konselor
Permen 27 th-2008-standar kualifikasi akademik dan kompetensi konselorSMPK Stella Maris
 

Similar to Ak jafung penghulu perspektif peraturan ari pujiatno manado (20)

Materi sosialisasi manajemen pns sesuai pp 11 tahun 2017
Materi sosialisasi manajemen pns sesuai pp 11 tahun 2017Materi sosialisasi manajemen pns sesuai pp 11 tahun 2017
Materi sosialisasi manajemen pns sesuai pp 11 tahun 2017
 
Sosialisasi manajemen pns sesuai pp 11 tahun 2017
Sosialisasi manajemen pns sesuai pp 11 tahun 2017Sosialisasi manajemen pns sesuai pp 11 tahun 2017
Sosialisasi manajemen pns sesuai pp 11 tahun 2017
 
Manajemen-PNS-Sesuai-PP-11-Th-2017.ppt
Manajemen-PNS-Sesuai-PP-11-Th-2017.pptManajemen-PNS-Sesuai-PP-11-Th-2017.ppt
Manajemen-PNS-Sesuai-PP-11-Th-2017.ppt
 
2. 101 -Materi Sosialisasi Manajemen PNS sesuai PP 11 Tahun 2017.ppt
2. 101 -Materi Sosialisasi Manajemen PNS sesuai PP 11 Tahun 2017.ppt2. 101 -Materi Sosialisasi Manajemen PNS sesuai PP 11 Tahun 2017.ppt
2. 101 -Materi Sosialisasi Manajemen PNS sesuai PP 11 Tahun 2017.ppt
 
Bahan Tayang Analisis SANRI 6 dan 7
Bahan Tayang Analisis SANRI 6 dan 7Bahan Tayang Analisis SANRI 6 dan 7
Bahan Tayang Analisis SANRI 6 dan 7
 
Peningkatan kompetensi pns melalui diklat administrasi
Peningkatan kompetensi pns melalui diklat administrasiPeningkatan kompetensi pns melalui diklat administrasi
Peningkatan kompetensi pns melalui diklat administrasi
 
3-Materi klasikal agenda 3 _2022.pptx
3-Materi  klasikal  agenda 3 _2022.pptx3-Materi  klasikal  agenda 3 _2022.pptx
3-Materi klasikal agenda 3 _2022.pptx
 
Penetapan kinerja
Penetapan kinerjaPenetapan kinerja
Penetapan kinerja
 
Materi_ASTON_BKD.pptx
Materi_ASTON_BKD.pptxMateri_ASTON_BKD.pptx
Materi_ASTON_BKD.pptx
 
Sosialisasi Sistem Kerja.pptx
Sosialisasi Sistem Kerja.pptxSosialisasi Sistem Kerja.pptx
Sosialisasi Sistem Kerja.pptx
 
ATURAN DASAR KEPEGAWAIAN Aparatur Sipil Negara.pptx
ATURAN DASAR KEPEGAWAIAN Aparatur Sipil Negara.pptxATURAN DASAR KEPEGAWAIAN Aparatur Sipil Negara.pptx
ATURAN DASAR KEPEGAWAIAN Aparatur Sipil Negara.pptx
 
Peraturan Menteri PAN RB No 52 Tahun 2022.pdf
Peraturan Menteri PAN RB No 52 Tahun 2022.pdfPeraturan Menteri PAN RB No 52 Tahun 2022.pdf
Peraturan Menteri PAN RB No 52 Tahun 2022.pdf
 
Permenpan Nomor 13 Tahun 2019.pdf
Permenpan Nomor 13 Tahun 2019.pdfPermenpan Nomor 13 Tahun 2019.pdf
Permenpan Nomor 13 Tahun 2019.pdf
 
Permenpan Nomor 13 Tahun 2019.pdf
Permenpan Nomor 13 Tahun 2019.pdfPermenpan Nomor 13 Tahun 2019.pdf
Permenpan Nomor 13 Tahun 2019.pdf
 
5. permenpan nomor 13 tahun 2019
5. permenpan nomor 13 tahun 20195. permenpan nomor 13 tahun 2019
5. permenpan nomor 13 tahun 2019
 
UU ASN (kem dalam negeri)
UU ASN (kem dalam negeri)UU ASN (kem dalam negeri)
UU ASN (kem dalam negeri)
 
Adk
AdkAdk
Adk
 
BAHAN_KABUPATEN_MALANG (1).pptx
BAHAN_KABUPATEN_MALANG (1).pptxBAHAN_KABUPATEN_MALANG (1).pptx
BAHAN_KABUPATEN_MALANG (1).pptx
 
Permen 27 th-2008-standar kualifikasi akademik dan kompetensi konselor
Permen 27 th-2008-standar kualifikasi akademik dan kompetensi konselorPermen 27 th-2008-standar kualifikasi akademik dan kompetensi konselor
Permen 27 th-2008-standar kualifikasi akademik dan kompetensi konselor
 
Permendiknas no.-27-tahun-2008
Permendiknas no.-27-tahun-2008 Permendiknas no.-27-tahun-2008
Permendiknas no.-27-tahun-2008
 

Recently uploaded

RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfNezaPurna
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...citraislamiah02
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorDi Prihantony
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxwansyahrahman77
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...mayfanalf
 
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024DEDI45443
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1RomaDoni5
 

Recently uploaded (12)

RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
 
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 

Ak jafung penghulu perspektif peraturan ari pujiatno manado

  • 1. H.ARI PUJIATNO KASI BINA KEPENGHULUAN WILAYAH III MANADO, 28 AGUSTUS 2019 PENGHITUNGAN ANGKA KREDIT PENGHULU
  • 2. DASAR HUKUM 1.Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi Nomor 9 Tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Penghulu 1.Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/62/M.PAN/6/2005 tentang Jabatan Fungsional Penghulu dan Angka Kreditnya; 1.Peraturan Bersama Menteri Agama dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 20 Tahun 2005 dan Nomor 14 A Tahun 2005 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Penghulu dan Angka Kreditnya. Peraturan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Nomor : DJ.II/426 Tahun 2008 tentang Petunjuk teknis pelaksanaan tugas dan penilaian angka kredit jabatan fungsional penghulu
  • 3. Pengertian Jabatan Fungsional Penghulu adalah jabatan sebagai pegawai pencatat nikah yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan pelayanan dan bimbingan nikah atau rujuk, pengembangan kepenghuluan, dan bimbingan masyarakat Islam Pejabat Fungsional Penghulu yang selanjutnya disebut Penghulu adalah PNS yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak untuk melakukan kegiatan pelayanan dan bimbingan nikah atau rujuk, pengembangan kepenghuluan, dan bimbingan masyarakat Islam
  • 4. 3.Pelayanan dan Bimbingan Nikah atau Rujuk adalah kegiatan yang diselenggarakan untuk mendukung terlaksananya proses nikah atau rujuk dengan baik 3.Pengembangan Kepenghuluan adalah kegiatan atau upaya yang dilakukan oleh Penghulu meliputi koordinasi dan sosialisasi tentang perkawinan 3.Bimbingan Masyarakat Islam adalah kegiatan atau upaya yang dilakukan Penghulu meliputi pembinaan masyarakat Islam Kepala KUA adalah Penghulu dengan tugas tambahan sebagai Kepala KUA
  • 5. Amanah Permenpan Kepada Menteri Agama
  • 6. TUGAS JAFUNG PENGHULU Tugas Jabatan Fungsional Penghulu yaitu melaksanakan kegiatan pelayanan dan bimbingan nikah atau rujuk, pengembangan kepenghuluan, dan bimbingan masyarakat Islam
  • 7. Kategori dan Jenjang Jabatan 1.Jabatan Fungsional Penghulu merupakan Jabatan Fungsional kategori keahlian, terdiri atas: • Penghulu Ahli Pertama; • Penghulu Ahli Muda; • Penghulu Ahli Madya; dan • Penghulu Ahli Utama 2.Penetapan jenjang Pangkat dan Jabatan Fungsional Penghulu ditetapkan berdasarkan Angka Kredit yang diperoleh setelah ditetapkan oleh Pejabat yang Berwenang menetapkan Angka Kredit,
  • 8. Unsur dan Sub Unsur Kegiatan penghulu 1.Unsur kegiatan tugas Jabatan Fungsional Penghulu yang dapat dinilai Angka Kreditnya, terdiri atas: • unsur utama; dan • unsur penunjang. 2.Unsur utama, terdiri atas: • pendidikan; • pelayanan dan bimbingan nikah atau rujuk; • pengembangan kepenghuluan; • bimbingan masyarakat Islam; dan • pengembangan profesi.
  • 9. Sub-unsur dari unsur utama, terdiri atas: 1.pendidikan, meliputi:1 • pendidikan sekolah dan memperoleh ijazah/gelar; • pendidikan dan pelatihan (diklat) fungsional • kepenghuluan serta memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP); dan • pendidikan dan pelatihan (diklat) jabatan; 2.pelayanan dan bimbingan nikah atau rujuk, meliputi2 • perencanaan kegiatan kepenghuluan; • pemeriksaan permohonan nikah atau rujuk; • bimbingan calon pengantin; • pelayanan nikah atau rujuk; dan • bimbingan perkawinan
  • 10. 3.pengembangan kepenghuluan, meliputi:3 • koordinasi tentang perkawinan; dan • sosialisasi tentang perkawinan; 4.bimbingan masyarakat Islam, adalah pembinaan masyarakat Islam;4 5.pengembangan profesi, meliputi:5 • penyusunan Karya Tulis/Karya Ilmiah di bidang kepenghuluan dan hukum Islam; • penerjemahan/penyaduran buku dan karya ilmiah di bidang kepenghuluan dan hukum Islam; dan • penyusunan pedoman/petunjuk teknis kepenghuluan dan hukum Islam.
  • 11. Unsur Penunjang, terdiri atas: 1.menjadi pengajar/pelatih di bidang kepenghuluan dan hukum Islam; 1.berperan serta dalam seminar/lokakarya/konferensi di bidang kepenghuluan dan hukum Islam; 1.keanggotaan dalam organisasi profesi; 1. keanggotaan dalam Tim Penilai; melakukan kegiatan pengabdian masyarakat; perolehan penghargaan/tanda jasa; dan perolehan ijazah/gelar kesarjanaan. menjadi anggota delegasi misi keagamaan;
  • 12. Ketentuan pelaksanaan tugas Dalam hal unit kerja tidak terdapat Penghulu yang sesuai dengan jenjang jabatannya untuk melaksanakan kegiatan, Penghulu yang berada satu tingkat di atas atau satu tingkat di bawah jenjang jabatannya dapat melakukan kegiatan tersebut berdasarkan penugasan secara tertulis dari pimpinan unit kerja yang bersangkutan 2.Penilaian Angka Kreditnya adalah: • Penghulu yang melaksanakan tugas Penghulu yang berada satu tingkat di atas jenjang jabatannya, Angka Kredit yang diperoleh ditetapkan 80% (delapan puluh persen) dari Angka Kredit setiap butir kegiatan; dan • Penghulu yang melaksanakan tugas Penghulu di bawah jenjang jabatannya, Angka Kredit yang diperoleh ditetapkan 100% (seratus persen) dari Angka Kredit setiap butir kegiatan.
  • 13. PENGANGKATAN DALAM JABATAN Pengangkatan PNS ke dalam Jabatan Fungsional Penghulu dilakukan melalui: 1.pengangkatan pertama; 1.perpindahan dari jabatan lain; dan 1.promosi.
  • 14. Syarat Pengangkatan Pertama 1.berstatus sebagai PNS; 1.memiliki integritas dan moralitas yang baik; 1.sehat jasmani dan rohani dibuktikan dengan surat keterangan sehat dari dokter pemerintah; berijazah paling rendah S-1 (Strata-Satu)/ di bidang agama Islam; mengikuti dan lulus uji kompetensi teknis, kompetensi manajerial, dan kompetensi sosial kultural sesuai standar kompetensi yang telah disusun oleh instansi pembina; dan penilaian prestasi kerja paling rendah bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir
  • 15. Katentuan lain pengangkatan pertama 1. Pengangkatan pertama adalah untuk mengisi lowongan kebutuhan Jabatan Fungsional Penghulu yang telah ditetapkan dari calon PNS. 1. Calon PNS setelah diangkat sebagai PNS dan telah mengikuti dan lulus uji kompetensi, paling lama 1 (satu) tahun harus diangkat dalam Jabatan Fungsional Penghulu. 1. Penghulu sebagaimana dimaksud pada angka 2, paling lama 3 (tiga) tahun harus mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang kepenghuluan, dan memperoleh sertifikat penghulu. Penghulu yang belum mengikuti dan/atau tidak lulus pendidikan dan pelatihan fungsional sebagaimana dimaksud pada angka 3, diberhentikan dari jabatannya.
  • 16. Syarat Pengangkatan Perpindahan dari Jabatan Lain 1.berstatus PNS; 1.memiliki integritas dan moralitas yang baik; 1.sehat jasmani dan rohani; berijazah paling rendah S-1 (Strata-Satu) di bidang agama Islam; mengikuti dan lulus uji kompetensi teknis, kompetensi manajerial, dan kompetensi sosial kultural sesuai standar kompetensi yang telah disusun oleh instansi pembina; memiliki sertifikat diklat calon penghulu; memiliki pengalaman dalam pelaksanaan tugas di bidang kepenghuluan paling sedikit 2 (dua) tahun; nilai prestasi kerja paling kurang bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir; dan
  • 17. 9.berusia paling tinggi: • 53 (lima puluh tiga) tahun bagi yang akan menduduki Jabatan Fungsional Penghulu Ahli Pertama dan Penghulu Ahli Muda; • 55 (lima puluh lima) tahun bagi yang akan menduduki Jabatan Fungsional Penghulu Ahli Madya; dan • 60 (enam puluh) tahun bagi yang akan menduduki Jabatan Fungsional Penghulu Ahli Utama untuk PNS yang telah menduduki Jabatan Pimpinan Tinggi
  • 18. Ketentuan lain dari perpindahan • Perpindahan ke Jabatan Fungsional Penghulu harus mempertimb angkan kebutuhan untuk jenjang Jabatan Fungsional yang akan diduduki • Pangkat yang ditetapkan bagi PNS dimaksud adalah sama dengan yang dimilikinya dan jenjang jabatan yang ditetapkan sesuai dengan jumlah Angka Kredit yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan Angka Kredit • Jumlah Angka Kredit sebagaimana dimaksud pada angka 2 ditetapkan dari unsur utama dan unsur penunjang.
  • 19. Syarat Pengangkatan Melalui Promosi 1.mengikuti & lulus uji kompetensi teknis, kompetensi manajerial, dan kompetensi sosial kultural sesuai dengan standar kompetensi yang telah disusun oleh instansi pembina; & nilai prestasi kerja paling sedikit bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Penghulu melalui dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
  • 20. KOMPETENSI PENGHULU Kompetensi Penghulu, meliputi: • kompetensi teknis; • kompetensi manajerial; dan • kompetensi sosial-kultural. Keputusan Dirjen Bimas Islam Nomor 102 Tahun 2013 tentang Penetapan Standar Kompetensi Penghulu akan disesuaikan dengan PP Nomor 11 Tahun 2017
  • 21. PELANTIKAN DAN PENGAMBILAN SUMPAH / JANJI Tata cara pelantikan akan diatur oleh Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Setiap PNS yang akan diangkat menjadi Penghulu wajib dilantik dan diambil sumpah/janji menurut agama Islam
  • 22. PENILAIAN KINERJA PENGHULU 1.Pada awal tahun, setiap Penghulu harus menyusun SKP yang akan dilaksanakan dalam 1 (satu) tahun berjalan. 1.SKP Penghulu disusun berdasarkan penetapan kinerja unit kerja yang bersangkutan. SKP untuk masing-masing jenjang jabatan diambil dari kegiatan sebagai turunan dari penetapan kinerja unit dengan mendasarkan kepada tingkat dan syarat kompetensi untuk masing-masing jenjang jabatan. SKP yang telah disusun harus disetujui dan ditetapkan oleh atasan langsung
  • 23. 1.Penilaian kinerja Jabatan Fungsional Penghulu dilakukan oleh atasan langsung Penilaian kinerja penghulu ditetapkan berdasarkan pencapaian Angka Kredit setiap tahun. Pencapaian Angka Kredit Kumulatif digunakan sebagai salah satu syarat untuk kenaikan pangkat dan/atau kenaikan jabatan. Pencapaian Angka Kredit Kumulatif merupakan penjumlahan pencapaian Angka Kredit pada setiap tahun
  • 24. Penghulu setiap tahun mengumpulkan Angka Kredit dari unsur diklat, tugas jabatan, pengembangan profesi, dan unsur penunjang dengan jumlah Angka Kredit paling kurang sebagai berikut: • 12,5 (dua belas koma lima) untuk Penghulu Ahli Pertama; • 25 (dua puluh lima) untuk Penghulu Ahli Muda; • 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) untuk Penghulu Ahli Madya; dan • 50 (lima puluh) untuk Penghulu Ahli Utama. Jumlah Angka Kredit pada angka 1 huruf d, tidak berlaku bagi Penghulu yang menduduki pangkat tertinggi dalam jenjang jabatan yang didudukinya Jumlah Angka Kredit sebagai dasar untuk penilaian SKP.
  • 25. Ketentuan jumlah angka kredit 1.Jumlah Angka Kredit Kumulatif paling rendah yang harus dicapai Penghulu, yaitu: • paling sedikit 80% (delapan puluh persen) Angka Kredit berasal dari unsur utama; dan • paling banyak 20% (dua puluh persen) Angka Kredit berasal dari unsur penunjang. Penghulu Ahli Muda yang akan naik jabatan setingkat lebih tinggi menjadi Penghulu Ahli Madya, Angka Kredit yang disyaratkan 6 (enam) berasal dari sub-unsur pengembangan profesi. Penghulu Ahli Madya yang akan naik jabatan setingkat lebih tinggi menjadi Penghulu Ahli Utama, Angka Kredit yang disyaratkan 12 (dua belas) berasal dari sub-unsur pengembangan profesi.
  • 26. 1. Penghulu yang telah memenuhi syarat untuk kenaikan jenjang jabatan setingkat lebih tinggi tetapi belum tersedia lowongan pada jenjang jabatan yang akan diduduki, setiap tahun wajib mengumpulkan Angka Kredit, paling sedikit: • 10 (sepuluh) untuk Penghulu Ahli Pertama; • 20 (dua puluh) untuk Penghulu Ahli Muda; dan • 30 (tiga puluh) untuk Penghulu Ahli Madya. Penghulu Ahli Utama yang menduduki pangkat tertinggi dari jabatannya, setiap tahun sejak menduduki pangkatnya wajib mengumpulkan paling rendah 25 (dua puluh lima) Angka Kredit dari kegiatan tugas jabatan dan pengembangan profesi
  • 27. Ketentuan angka kredit dari karya ilmiah 1.Penghulu yang secara bersama-sama membuat Karya Tulis/Karya Ilmiah di bidang kepenghuluan dan hukum Islam, diberikan Angka Kredit dengan ketentuan sebagai berikut: • apabila terdiri dari 2 (dua) orang penulis, pembagian Angka Kredit yaitu 60% (enam puluh persen) bagi penulis utama dan 40% (empat puluh persen) bagi penulis pembantu; • apabila terdiri dari 3 (tiga) orang penulis, pembagian Angka Kredit yaitu 50% (lima puluh persen) bagi penulis utama dan masing-masing 25% (dua puluh lima persen) bagi penulis pembantu; dan • apabila terdiri dari 4 (empat) orang penulis, pembagian Angka Kredit yaitu 40% (empat puluh persen) bagi penulis utama dan masing-masing 20% (dua puluh persen) bagi penulis pembantu. • apabila tidak terdapat atau tidak dapat ditentukan penulis utama dan penulis pembantu, pembagian Angka Kredit yaitu sebesar proporsi yang sama untuk setiap penulis. Jumlah penulis pembantu, paling banyak 3 (tiga) orang.
  • 28. PENILAIAN DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT 1.Untuk mendukung objektivitas dalam penilaian kinerja, Penghulu mendokumentasikan hasil kerja yang diperoleh sesuai dengan SKP yang ditetapkan setiap tahunnya. Untuk kelancaran penilaian dan penetapan Angka Kredit, setiap Penghulu wajib mencatat, menginventarisasi seluruh kegiatan yang dilakukan dan mengusulkan Daftar Usulan Penilaian dan Penetapan Angka Kredit (DUPAK). DUPAK sebagaimana dimaksud pada angka 2 memuat kegiatan sesuai dengan SKP yang ditetapkan setiap tahunnya, dengan dilampiri bukti fisik. Penilaian dan penetapan Angka Kredit dilakukan sebagai bahan pertimbangan dalam penilaian kinerja Penghulu
  • 29. Pejabat yang Mengusulkan Angka Kredit 1.Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang membidangi pembinaan kantor urusan agama dan keluarga sakinah Kementerian Agama kepada Pejabat Pimpinan Tinggi Madya yang membidangi bimbingan masyarakat islam Kementerian Agama untuk Angka Kredit bagi Penghulu Ahli Madya dan Penghulu Ahli Utama; dan 1.Pimpinan Kantor Wilayah Kementerian Agama Kabupaten/Kota kepada Pimpinan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi untuk Angka Kredit bagi Penghulu Ahli Pertama dan Ahli Muda di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama
  • 30. Pejabat yang Berwenang Menetapkan Angka Kredit Pejabat Pimpinan Tinggi Madya yang membidangi bimbingan masyarakat islam Kementerian Agama untuk Angka Kredit bagi Penghulu Ahli Madya dan Penghulu Ahli Utama; dan Pimpinan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota kepada Pimpinan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi untuk Angka Kredit bagi Penghulu Ahli Pertama dan Ahli Muda di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama
  • 31. Tim Penilai 1.Tim Penilai Pusat bagi Pejabat Pimpinan Tinggi Madya yang membidangi bimbingan masyarakat islam Kementerian Agama untuk Angka Kredit bagi Penghulu Ahli Madya dan Penghulu Ahli Utama; dan 1.Tim Penilai Kantor Wilayah bagi Pimpinan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi untuk Angka Kredit bagi Penghulu Ahli Pertama dan Ahli Muda di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama
  • 32. Kriteria tim dan komposisi Tim Penilai terdiri atas pejabat yang berasal dari unsur teknis yang membidangi kepenghuluan, unsur kepegawaian, dan Penghulu. Susunan keanggotaan Tim Penilai, terdiri atas: • seorang Ketua merangkap anggota; • seorang Sekretaris merangkap anggota; dan • paling sedikit 3 (tiga) orang anggota Anggota tim penilai harus ganjil Ketua Tim Penilai sebagaimana dimaksud angka 2 huruf a, paling rendah Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama atau Penghulu Ahli Madya. Sekretaris Tim Penilai sebagaimana dimaksud angka 2 huruf b, berasal dari unsur kepegawaian pada instansi masing-masing. Anggota Tim Penilai sebagaimana dimaksud angka 2 huruf c, paling sedikit 2 (dua) orang Penghulu
  • 33. 1.Syarat untuk menjadi anggota Tim Penilai, yaitu: • menduduki jabatan/pangkat paling rendah sama dengan jabatan/pangkat Penghulu yang dinilai; • memiliki keahlian serta kemampuan untuk menilai kinerja Jabatan Fungsional Penghulu; dan • aktif melakukan penilaian. Apabila jumlah anggota Tim Penilai tidak dapat dipenuhi dari Penghulu, anggota Tim Penilai dapat diangkat dari PNS lain yang memiliki kompetensi untuk menilai kinerja Penghulu. 1.Pembentukan dan susunan Anggota Tim Penilai ditetapkan oleh: • Pejabat Pimpinan Tinggi Madya yang membidangi bimbingan masyarakat islam Kementerian Agama bagi Tim Penilai Pusat; dan • Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi bagi Tim Penilai Kantor Wilayah
  • 34. KENAIKAN PANGKAT KENAIKAN JABATAN Persyaratan dan mekanisme kenaikan pangkat dan Jabatan bagi Fungsional Penghulu dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Kenaikan pangkat dan/atau jabatan dilakukan dengan memperhatikan ketersediaan kebutuhan jabatan. Selain memenuhi syarat kinerja, Penghulu yang akan dinaikkan jabatannya setingkat lebih tinggi harus mengikuti dan lulus uji kompetensi
  • 35. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme Penghulu diikutsertakan pelatihan Pelatihan yang diberikan kepada Penghulu, dalam bentuk: • pelatihan fungsional; • pelatihan teknis; dan • pelatihan manajerial 3.Selain pelatihan, Penghulu dapat mengembangkan kompetensinya melalui program pengembangan kompetensi lainnya dalam bentuk: • short course; • seminar; • lokakarya (workshop); atau • konferensi
  • 36. KEBUTUHAN PNS DALAM JABATAN FUNGSIONAL PENGHULU 1.Penetapan kebutuhan PNS dalam Jabatan Fungsional Penghulu dihitung berdasarkan beban kerja yang ditentukan dari indikator: • jumlah peristiwa nikah; • jumlah penduduk yang beragama islam; dan • luas wilayah dan kondisi geografis terdalam, terluar, dan kepulauan. 2.Pedoman perhitungan kebutuhan Jabatan Fungsional Penghulu diatur lebih lanjut oleh Menteri Agama selaku pimpinan instansi pembina setelah mendapat persetujuan dari Menteri
  • 37. PEMBERHENTIAN DARI JABATAN mengundurkan diri dari jabatan; diberhentikan sementara sebagai PNS; menjalani cuti di luar tanggungan negara; menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan; ditugaskan secara penuh pada Jabatan Pimpinan Tinggi, Jabatan Administrator, Jabatan Pengawas, dan Jabatan Pelaksana; atau tidak memenuhi persyaratan jabatan
  • 38. 1.Penghulu yang diberhentikan karena alasan sebagaimana dimaksud pada angka 2 s.d angka 5, dapat diangkat kembali sesuai dengan jenjang jabatan terakhir apabila tersedia kebutuhan Jabatan Fungsional Penghulu. 1.Pengangkatan kembali dalam Jabatan Fungsional Penghulu, dilakukan dengan menggunakan Angka Kredit terakhir yang dimiliki dan dapat ditambah dengan Angka Kredit dari pengembangan profesi.
  • 39. TUGAS INSTANSI PEMBINA menyusun pedoman formasi Jabatan Fungsional Penghulu; menyusun Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Penghulu; 1.menyusun petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis Jabatan Fungsional Penghulu; menyusun standar kualitas hasil kerja dan pedoman penilaian kualitas hasil kerja Penghulu; menyusun pedoman penulisan Karya Tulis/Karya Ilmiah yang bersifat inovatif di bidang perpenghuluan dan agama islam; menyusun kurikulum pelatihan Jabatan Fungsional Penghulu; menyelenggarakan pelatihan Jabatan Fungsional Penghulu; membina penyelenggaraan pelatihan fungsional Penghulu pada lembaga pelatihan; menyelenggarakan uji kompetensi Jabatan Fungsional Penghulu;
  • 40. menganalisis kebutuhan pelatihan fungsional di bidang tugas Jabatan Fungsional Penghulu; melakukan sosialisasi petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis Jabatan Fungsional Penghulu; 1. mengembangkan sistem informasi Jabatan Fungsional Penghulu; 10.memfasilitasi pelaksanaan tugas pokok Jabatan Fungsional Penghulu; memfasilitasi pembentukan organisasi profesi Jabatan Fungsional Penghulu; memfasilitasi penyusunan dan penetapan kode etik profesi dan kode perilaku Jabatan Fungsional Penghulu; melakukan akreditasi pelatihan fungsional dengan mengacu kepada ketentuan yang telah ditetapkan oleh Lembaga Administrasi Negara; dan melakukan pemantauan dan evaluasi penerapan Jabatan Fungsional Penghulu
  • 41. ORGANISASI PROFESI Jabatan Fungsional Penghulu wajib memiliki 1 (satu) organisasi profesi. Penghulu wajib menjadi anggota organisasi profesi Jabatan Fungsional Penghulu. Pembentukan organisasi profesi difasilitasi oleh instansi pembina. Organisasi profesi wajib menyusun kode etik dan kode perilaku profesi. 1.Organisasi profesi Jabatan Fungsional Penghulu mempunyai tugas: • menyusun kode etik dan kode perilaku profesi; • memberikan advokasi; dan • memeriksa dan memberikan rekomendasi atas pelanggaran kode etik dan kode perilaku profesi. Kode etik dan kode perilaku profesi sebagaimana dimaksud pada angka 5 huruf a ditetapkan oleh organisasi profesi Jabatan Fungsional Penghulu setelah mendapat persetujuan dari pimpinan instansi pembina. 6.Ketentuan lebih lanjut mengenai syarat dan tata cara pembentukan organisasi profesi Jabatan Fungsional Penghulu dan hubungan kerja instansi pembina dengan organisasi profesi Jabatan Fungsional Penghulu diatur dengan Peraturan Menteri Agama
  • 42. KETENTUAN LAIN-LAIN 1.Penghulu yang mendapat tugas tambahan sebagai Kepala KUA Kecamatan dapat diberi tambahan Angka Kredit 15% (lima belas persen) dari Angka Kredit penjenjangan untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi. Penghulu yang bertugas di daerah tipologi D1 dan D2, dapat diberi tambahan Angka Kredit 15 % (lima belas persen) dari angka kredit penjenjangan untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi. 1.Pemberian tambahan Angka Kredit sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan angka 2 diberikan untuk satu kali kenaikan pangkat/jenjang selama melaksanakan tugas. Kriteria dan penetapan daerah tipologi D1 dan D2 sebagaimana dimaksud pada angka 2 lebih lanjut ditetapkan oleh Menteri Agama selaku pimpinan instansi pembina Jabatan Fungsional Penghulu
  • 43. 5.Dalam hal Penghulu yang mendapat tugas tambahan sebagai Kepala KUA Kecamatan mendapat penghargaan sebagai Kepala KUA Kecamatan Teladan diberi Angka Kredit untuk kenaikan pangkat/jabatan dengan ketetuan: • 25 % (dua puluh lima persen) Angka Kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi dan diakui sebagai tugas pokok dalam PAK, bagi Kepala KUA Kecamatan Teladan I, II, dan III Tingkat Provinsi; dan • 15 % (dua puluh lima persen) Angka Kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi dan diakui sebagai tugas pokok dalam PAK, bagi Kepala KUA Kecamatan Teladan I, II, dan III Tingkat Kabupaten/Kota Angka Kredit penghargaan sebagaimana angka 5 diberikan dalam masa satu kali kenaikan jabatan. 6.Penghulu yang mendapatkan Angka Kredit penghargaan sebagaimana dimaksud pada angka 5 dan 6, pada saat yang bersamaan tidak dapat diberikan Angka Kredit tambahan pelaksanaan tugas sebagai Kepala KUA
  • 44. 1.Untuk kepentingan organisasi dan pengembangan karier, Penghulu dapat dipindahkan ke dalam jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. 1.Pembentukan organisasi profesi paling lama 5 (lima) tahun 1.Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Penghulu berdasarkan Peraturan Menteri ini tidak dapat dilakukan sebelum pedoman perhitungan kebutuhan Jabatan Fungsional Penghulu ditetapkan
  • 45.
  • 46. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2019 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENGHULU RINCIAN KEGIATAN TUGAS JABATAN UNTUK JABATAN FUNGSIONAL PENGHULU
  • 47.  Lanjutan (1) RINCIAN KEGIATAN TUGAS JABATAN UNTUK JABATAN FUNGSIONAL PENGHULU
  • 48.  Lanjutan (2) RINCIAN KEGIATAN TUGAS JABATAN UNTUK JABATAN FUNGSIONAL PENGHULU
  • 49. RINCIAN KEGIATAN TUGAS JABATAN UNTUK JABATAN FUNGSIONAL PENGHULU  Lanjutan (3)
  • 50.  Lanjutan (4) RINCIAN KEGIATAN TUGAS JABATAN UNTUK JABATAN FUNGSIONAL PENGHULU
  • 51.  Lanjutan (5) RINCIAN KEGIATAN TUGAS JABATAN UNTUK JABATAN FUNGSIONAL PENGHULU
  • 52.  Lanjutan (6) RINCIAN KEGIATAN TUGAS JABATAN UNTUK JABATAN FUNGSIONAL PENGHULU
  • 53.  Lanjutan (7) RINCIAN KEGIATAN TUGAS JABATAN UNTUK JABATAN FUNGSIONAL PENGHULU
  • 54.  Lanjutan (8) RINCIAN KEGIATAN TUGAS JABATAN UNTUK JABATAN FUNGSIONAL PENGHULU