SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
Diskusi Publik
Pasal-pasal Krusial dalam RUU
Pemilu
Khoirunnisa Nur Agustyati
Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi
• Sistematika RUU Pemilu
• Keserentakan Pemilu
• Ambang Batas Parlemen
• Syarat minimal pencalonan
presiden dan wakil presiden
• Keterwakilan perempuan
• Teknologi pemilu
Outline
Jadwal Keserentakan Pemilu
Kajian Pemilu Serentak
3 Hal yang mendasari Putusan MK No. 55/PUU-XVII/2019
1. Perdebatan para pengubah UUD 1945 atau original intent ketika
amandemen;
2. Penguatan sistem presidensil di Indonesia; dan
3. Menelusuri makna pemilihan umum serentak dalam Putusan
Mahkamah Konstitusi Nomor 14/PUU-XI/2013
Putusan MK 55/PUU-XVII/2019
6 Model Pemilu serentak yang Konstitusional
1. Pemilihan umum serentak untuk memilih anggota DPR, DPD, Presiden/Wakil Presiden, dan anggota
DPRD;
2. Pemilihan umum serentak untuk memilih anggota DPR, DPD, Presiden/Wakil Presiden, Gubernur, dan
Bupati/Walikota;
3. Pemilihan umum serentak untuk memilih anggota DPR, DPD, Presiden/Wakil Presiden, anggota DPRD,
Gubernur, dan Bupati/Walikota;
4. Pemilihan umum serentak nasional untuk memilih anggota DPR, DPD, Presiden/Wakil Presiden; dan
beberapa waktu setelahnya dilaksanakan Pemilihan umum serentak lokal untuk memilih anggota
DPRD Provinsi, anggota DPRD Kabupaten/Kota, pemilihan Gubernur, dan Bupati/Walikota;
5. Pemilihan umum serentak nasional untuk memilih anggota DPR, DPD, Presiden/Wakil Presiden; dan
beberapa waktu setelahnya dilaksanakan Pemilihan umum serentak provinsi untuk memilih anggota
DPRD Provinsi dan memilih gubernur; dan kemudian beberapa waktu setelahnya dilaksanakan pemilihan
umum serentak kabupaten/kota untuk memilih anggota DPRD Kabupaten/Kota dan memilih Bupati dan
Walikota;
6. Pilihan-pilihan lainnya sepanjang tetap menjaga sifat keserentakan pemilihan umum untuk memilih
anggota DPR, DPD, dan Presiden/Wakil Presiden;”
Pemilu Serentak yang Bagaimana?
Ambang Batas Perwakilan
Motivasi Penggunaan Ambang Batas Parlemen
PENYEDERHANAAN
PARTAI POLITIK
MEMBATASI PARTAI
POLITIK KECIL
MEMBATASI PARTAI
POLITIK BARU
SUMBER: ANDREW REYNOLDS AND AUGUST MELLAZ, INDONESIA: AREAS Of ELECTORAL
LAW UNDER DISCUSSION, PERLUDEM-IfES, HLM. 15, 2011 dalam Supriyanto & Mellaz 2011
Ambang Batas dan Bentuk Sistem Kepartaian
Pemilu Partai
Politik
Peserta
Pemilu
Ambang
Batas
Parlemen
di UU
Pemilu
Partai
Politik di
DPR
ENPP Ambang
Batas
Parlemen
Efektif
Partai
Politik di
DPR
ENPP
2009 38 2,50% 9 6,2 1% 14 6,8
2014 12 3,50% 10 8,2 1% 10 8,2
2019 16 4% 9 7,5 1% 11 7,7
Efek Ambang Batas Terhadap Sistem Perwakilan
• Ambang batas mempengaruhi jumlah suara yang tidak terkonversi menjadi kursi
• Dalam sistem pemilu proporsional, suara yang tidak terkonversi menjadi kursi atau suara
terbuang dikenal sebagai wasted votes.
• Suara terbuang adalah total jumlah suara sah pemilih yang diberikan kepada partai politik
dan dalam proses penghitungan perolehan suara-kursi tidak menerima satu pun kursi
perwakilan
• Suara terbuang mempengaruhi proporsionalitas penghitungan perolehan suara-kursi
• Deviasi antara perolehan suara partai politik (dalam persentase) dengan perolehan kursi
(dalam persentase) disebut sebagai disproporsionalitas (Lijphart)
Syarat Minimal Pencalonan Presiden dan
Wakil Presiden
Syarat Minimal Pencalonan Presiden dan Wakil
Presiden
• Syarat minimal pencalonan presiden dan wakil presiden tidak relevan
dengan pemilu serentak dan sistem pemerintahan presidensial
• Adanya syarat minimal pencalonan presiden dan wakil presiden
menyebabkan masyarakat tidak memiliki alternatif pilihan
• Setiap partai politik peserta pemilu bisa mengusung pasangan calon
presiden dan wakil presiden
• Partai politik peserta pemilu sudah melewati berbagai proses seleksi
Keterwakilan Perempuan
Memperkuat Afirmasi Keterwakilan Perempuan
• RUU Pemilu mengatur penempatan nomor
urut perempuan di nomoru urut satu
minimal di 30% daerah pemlihan untuk
semakin membuka peluang keterpilihan bagi
perempuan;
• RUU Pemilu mengatur ketentun diskualifikasi
partai politik yang tidak memenuhi
pencalonan perempuan 30% dalam daftar
calon yang selama ini berada pada Peraturan
KPU;
• Kebijakan afirmasi dalam pemilu tidak hanya
berhenti pada level pencalonan minimal 30%
perempuan dari daftar calon yang diajukan
oleh partai politik. Afirmasi perlu hadir pada
arena kampanye melalui bantuan dana
negara untuk memfasilitasi kampanye
perempuan melalui iklan di media massa
cetak/elektronik dan alat peraga minimal
30% bagi calon anggota legislatif perempuan
di setiap partai politik.
1021
858
386
742
582
308
376
273
124
115
308
80
14
22
16
2
8
3
3
1
235
372
781
272
354
572
277
199
119
19
57
29
15
5
5
6
1
0
0
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
DCT Laki-laki Keterpilihan Laki-Laki DCT Perempuan Keterpilihan Perempuan
Data Pemilu DPR 2019
Teknologi Pemilu
BRAZIL KENYA JERMAN BELANDA PERANCIS
Peroses pemungutan,
penghitungan, dan
rekapitulasi suara yang
melibatkan banyak pekerja
dan potensi manipulasi
suara, menjadi latar
belakang dibalik
penggunaan electronic
voting machine (EVM)
Terjadinya pengelembungan
suara yang berujung pada
konflik di Pemilu 2007,
menjadi pembelajaran bagi
Kenya untuk mengadopsi
result transmission system
(RTS) atau e-recap
Keluarnya putusan
Mahakmah Konstitusi
Jerman yang menilai
penggunaan e-voting
bertentangan dengan
prinsip kerahasian pemilih
menjadi latar belakang
kembalinya pemungutan
suara manual
Munculnya glombang protes
dan kampanye “we don’t
trust the machine” untuk
mempertanyakan
penggunaan e-voting di
Belanda
Penggunaan e-voting untuk
pemilih diluar negeri
dibatalkan oleh
pemerintahan Perancis
menjelang beberapa bulan
sebelum pemilu untuk
meminimalisir resiko cyber
attack
Konteks Penggunaan Teknologi dalam Pemilu
• Teknologi sebagai “alat” untuk mencapai tujuan tertentu dalam pemilu salah satunya menciptakan pemilu yang
berkualitas dan berintegritas.
• Salah satu prinsip electoral integrity ialah transparency dan accountability yang dapat memanfaatkan teknologi
untuk mencapai dan meningkatkan integritas pemilu.
• Teknologi diposisikan sebagai alat untuk membantu electoral governance
• Mempermudah kerja penyelenggara;
• Efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemilu;
• Tidak ada teknologi yang ideal dan terbaik, yang ada penggunaan teknologi pemilu yang sesuai dengan kebutuhan.
Siklus Mempersiapkan dan Evaluasi Teknologi Pungut-Hitung
Identifikasi Masalah
• Berbagai wacana untuk pemanfaatan teknologi pemilu haruslah berlandaskan
pada jawaban terhadap persoalan dan konteks kebutuhan.
• Identifikasi masalah penting: Pertanyaanya “apakah ada permasalahan dalam
pemungutan suara, penghitungan suara, dan rekapitulasi suara di Indonesia?”
• Identifikasi masalah dari feasibility study KPU di 2016
Tahapan Pemungutan
Suara
 proses pemungutan suara menjadi rujukan dunia
internasional;
 Interaksi sosial yang tinggi;
 Perayaan politik 5 yang unik dan meriah;
 Masalah-masalah (Tertukarnya surat suara, Pemilih tidak
terdaftar di DPT, Ketersediaan Surat Suara, manipulasi KPPS)
Tahapan Penghitungan
Suara
 relatif lancar dan sukses. Pesta demokrasi terlihat dalam
proses penghitungan suara;
 Masalah yang muncul; kesalahan pengisian form rekapitulasi,
penghitungan yang lama khususnya untuk pemilu legislatif;
 Wahana interaksi sosial dan pendidikan politik;
 Toleransi terhadap perbedaan.
Tahapan Rekapitulasi  Proeses yang relatif lama;
 Ketegangan/konfilk antar pendukung;
 Perilaku koruptip/manipulasi data hasil pemilu.
Sumber: Samino, Partono 2017, Kajian IT KPU: Pemanfaatan IT dalam Pemungutan, Penghitungan, dan Rekapitulasi
Suaran, Bahan Presentasi Diskusi Media “Indonesia Butuh E-Rekapitulasi, Bukan E-voting”, Jakarta, Maret 14.
Perjalanan Uji Coba E-Rekap di Indonesia
Pengaturan Teknologi di RUU Pemilu
• Kata elektronik disebutkan 44 kali di dalam RUU Pemilu. Kata elektronik mengacu
pada pengiriman hasil pemungutan suara dari TPS Luar Negeri, KTP elektronik,
dan pemberian suara pada Pemilihan Kepala Daerah.
• RUU Pemilu hanya memberikan ruang bagi penggunaan teknologi e-voting di
Pilkada. Sedangkan penggunaan teknologi informasi lainnya tidak diatur dalam
RUU Pemilu.
• RUU Pemilu tidak perlu menyebutkan secara spesifik jenis teknologi informasi
yang digunakan, namun RUU Pemilu perlu menegaskan prinsip dan mekanisme
penggunaan teknologi informasi yang mengedepankan azas pemilu.
• Wewenang baru untuk lembaga yang memiliki kapasitas untuk melakukan tugas-
tugas berkaitan dengan teknologi pemilu, seperti lembaga yang berhak
memberikan sertifikasi dan audit.
• Jenis-jenis pelanggaran khusus terhadap teknologi pungut hitung beserta
sanksinya

More Related Content

Similar to Pemilu Serentak yang Konstitusional

Pilkada serentak dan penguatan demokrasi
Pilkada serentak dan penguatan demokrasiPilkada serentak dan penguatan demokrasi
Pilkada serentak dan penguatan demokrasiElection Commision
 
Contoh laporan akhir panwaslucam 2019
Contoh laporan akhir panwaslucam 2019Contoh laporan akhir panwaslucam 2019
Contoh laporan akhir panwaslucam 2019bangjali8
 
FS-SISTEM-PEMILU-MARUN.pdf
FS-SISTEM-PEMILU-MARUN.pdfFS-SISTEM-PEMILU-MARUN.pdf
FS-SISTEM-PEMILU-MARUN.pdfFatihBirri
 
Pengawasan pemutakhiran daftar pemilih pilgub pilbup
Pengawasan pemutakhiran daftar pemilih pilgub pilbupPengawasan pemutakhiran daftar pemilih pilgub pilbup
Pengawasan pemutakhiran daftar pemilih pilgub pilbupAhsanul Minan
 
25-Bws Kota tasik TPP (21-11).pdf
25-Bws Kota tasik TPP (21-11).pdf25-Bws Kota tasik TPP (21-11).pdf
25-Bws Kota tasik TPP (21-11).pdfLisnhaCimiwSiregar
 
ISU KRUSIAL KERAWANAN TAHAPAN BAGI SAKSI TAHAPAN PEMILU.pptx
ISU KRUSIAL KERAWANAN TAHAPAN BAGI SAKSI TAHAPAN PEMILU.pptxISU KRUSIAL KERAWANAN TAHAPAN BAGI SAKSI TAHAPAN PEMILU.pptx
ISU KRUSIAL KERAWANAN TAHAPAN BAGI SAKSI TAHAPAN PEMILU.pptxPiskaRoles
 
Potensi Kerawanan Pada Tahapan Pilkada 2014
Potensi Kerawanan Pada Tahapan Pilkada 2014Potensi Kerawanan Pada Tahapan Pilkada 2014
Potensi Kerawanan Pada Tahapan Pilkada 2014Election Commision
 
Factsheet 2 "Benarkah Masyarakat Apatis Pada Pemilu"
Factsheet 2 "Benarkah Masyarakat Apatis Pada Pemilu"Factsheet 2 "Benarkah Masyarakat Apatis Pada Pemilu"
Factsheet 2 "Benarkah Masyarakat Apatis Pada Pemilu"Pokja 30
 
Musni Umar: Pentingnya Peran Masyarakat Dalam Menciptakan Pemilu Aman dan Dam...
Musni Umar: Pentingnya Peran Masyarakat Dalam Menciptakan Pemilu Aman dan Dam...Musni Umar: Pentingnya Peran Masyarakat Dalam Menciptakan Pemilu Aman dan Dam...
Musni Umar: Pentingnya Peran Masyarakat Dalam Menciptakan Pemilu Aman dan Dam...musniumar
 
Sistem Pemilu dan Pemilukada.ppt
Sistem Pemilu dan Pemilukada.pptSistem Pemilu dan Pemilukada.ppt
Sistem Pemilu dan Pemilukada.ppthendra800194
 
Langkah strategi membangun demokrasi berkualitas
Langkah strategi membangun demokrasi berkualitasLangkah strategi membangun demokrasi berkualitas
Langkah strategi membangun demokrasi berkualitasElection Commision
 
Pedoman juknis relawan demokrasi 2019
Pedoman juknis relawan demokrasi 2019Pedoman juknis relawan demokrasi 2019
Pedoman juknis relawan demokrasi 2019Dody Wijaya
 
Permasalahan dan antisipasi konflik pemilu 2014
Permasalahan dan antisipasi konflik pemilu 2014Permasalahan dan antisipasi konflik pemilu 2014
Permasalahan dan antisipasi konflik pemilu 2014A-Dian Kec-
 
6b. Evaluasi_pengawasan pemilu serentak 2024 materi pak mitra.pptx
6b. Evaluasi_pengawasan pemilu serentak 2024 materi pak mitra.pptx6b. Evaluasi_pengawasan pemilu serentak 2024 materi pak mitra.pptx
6b. Evaluasi_pengawasan pemilu serentak 2024 materi pak mitra.pptxdede yusuf
 
1. TATAKERJA DAN POLA HUBUNGAN PANWASLU KECAMATAN DALAM KEGIATAN.pptx
1. TATAKERJA DAN POLA HUBUNGAN PANWASLU KECAMATAN DALAM KEGIATAN.pptx1. TATAKERJA DAN POLA HUBUNGAN PANWASLU KECAMATAN DALAM KEGIATAN.pptx
1. TATAKERJA DAN POLA HUBUNGAN PANWASLU KECAMATAN DALAM KEGIATAN.pptxPanwaslihNaganRaya
 

Similar to Pemilu Serentak yang Konstitusional (20)

Pilkada serentak dan penguatan demokrasi
Pilkada serentak dan penguatan demokrasiPilkada serentak dan penguatan demokrasi
Pilkada serentak dan penguatan demokrasi
 
Print penindakan
Print penindakanPrint penindakan
Print penindakan
 
Contoh laporan akhir panwaslucam 2019
Contoh laporan akhir panwaslucam 2019Contoh laporan akhir panwaslucam 2019
Contoh laporan akhir panwaslucam 2019
 
FS-SISTEM-PEMILU-MARUN.pdf
FS-SISTEM-PEMILU-MARUN.pdfFS-SISTEM-PEMILU-MARUN.pdf
FS-SISTEM-PEMILU-MARUN.pdf
 
Pengawasan pemutakhiran daftar pemilih pilgub pilbup
Pengawasan pemutakhiran daftar pemilih pilgub pilbupPengawasan pemutakhiran daftar pemilih pilgub pilbup
Pengawasan pemutakhiran daftar pemilih pilgub pilbup
 
25-Bws Kota tasik TPP (21-11).pdf
25-Bws Kota tasik TPP (21-11).pdf25-Bws Kota tasik TPP (21-11).pdf
25-Bws Kota tasik TPP (21-11).pdf
 
ISU KRUSIAL KERAWANAN TAHAPAN BAGI SAKSI TAHAPAN PEMILU.pptx
ISU KRUSIAL KERAWANAN TAHAPAN BAGI SAKSI TAHAPAN PEMILU.pptxISU KRUSIAL KERAWANAN TAHAPAN BAGI SAKSI TAHAPAN PEMILU.pptx
ISU KRUSIAL KERAWANAN TAHAPAN BAGI SAKSI TAHAPAN PEMILU.pptx
 
Potensi Kerawanan Pada Tahapan Pilkada 2014
Potensi Kerawanan Pada Tahapan Pilkada 2014Potensi Kerawanan Pada Tahapan Pilkada 2014
Potensi Kerawanan Pada Tahapan Pilkada 2014
 
Factsheet 2 "Benarkah Masyarakat Apatis Pada Pemilu"
Factsheet 2 "Benarkah Masyarakat Apatis Pada Pemilu"Factsheet 2 "Benarkah Masyarakat Apatis Pada Pemilu"
Factsheet 2 "Benarkah Masyarakat Apatis Pada Pemilu"
 
Musni Umar: Pentingnya Peran Masyarakat Dalam Menciptakan Pemilu Aman dan Dam...
Musni Umar: Pentingnya Peran Masyarakat Dalam Menciptakan Pemilu Aman dan Dam...Musni Umar: Pentingnya Peran Masyarakat Dalam Menciptakan Pemilu Aman dan Dam...
Musni Umar: Pentingnya Peran Masyarakat Dalam Menciptakan Pemilu Aman dan Dam...
 
Sistem Pemilu dan Pemilukada.ppt
Sistem Pemilu dan Pemilukada.pptSistem Pemilu dan Pemilukada.ppt
Sistem Pemilu dan Pemilukada.ppt
 
Sistem Pemilu dan Pemilukada.ppt
Sistem Pemilu dan Pemilukada.pptSistem Pemilu dan Pemilukada.ppt
Sistem Pemilu dan Pemilukada.ppt
 
Langkah strategi membangun demokrasi berkualitas
Langkah strategi membangun demokrasi berkualitasLangkah strategi membangun demokrasi berkualitas
Langkah strategi membangun demokrasi berkualitas
 
Tinjauan kritis
Tinjauan kritisTinjauan kritis
Tinjauan kritis
 
Pedoman juknis relawan demokrasi 2019
Pedoman juknis relawan demokrasi 2019Pedoman juknis relawan demokrasi 2019
Pedoman juknis relawan demokrasi 2019
 
Permasalahan dan antisipasi konflik pemilu 2014
Permasalahan dan antisipasi konflik pemilu 2014Permasalahan dan antisipasi konflik pemilu 2014
Permasalahan dan antisipasi konflik pemilu 2014
 
6b. Evaluasi_pengawasan pemilu serentak 2024 materi pak mitra.pptx
6b. Evaluasi_pengawasan pemilu serentak 2024 materi pak mitra.pptx6b. Evaluasi_pengawasan pemilu serentak 2024 materi pak mitra.pptx
6b. Evaluasi_pengawasan pemilu serentak 2024 materi pak mitra.pptx
 
Test Test Aja
Test Test AjaTest Test Aja
Test Test Aja
 
1. TATAKERJA DAN POLA HUBUNGAN PANWASLU KECAMATAN DALAM KEGIATAN.pptx
1. TATAKERJA DAN POLA HUBUNGAN PANWASLU KECAMATAN DALAM KEGIATAN.pptx1. TATAKERJA DAN POLA HUBUNGAN PANWASLU KECAMATAN DALAM KEGIATAN.pptx
1. TATAKERJA DAN POLA HUBUNGAN PANWASLU KECAMATAN DALAM KEGIATAN.pptx
 
Tugas pkn revisi 1
Tugas pkn revisi 1Tugas pkn revisi 1
Tugas pkn revisi 1
 

Recently uploaded

UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1RomaDoni5
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxBudyHermawan3
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 

Recently uploaded (9)

UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 

Pemilu Serentak yang Konstitusional

  • 1. Diskusi Publik Pasal-pasal Krusial dalam RUU Pemilu Khoirunnisa Nur Agustyati Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi
  • 2. • Sistematika RUU Pemilu • Keserentakan Pemilu • Ambang Batas Parlemen • Syarat minimal pencalonan presiden dan wakil presiden • Keterwakilan perempuan • Teknologi pemilu Outline
  • 3.
  • 6. 3 Hal yang mendasari Putusan MK No. 55/PUU-XVII/2019 1. Perdebatan para pengubah UUD 1945 atau original intent ketika amandemen; 2. Penguatan sistem presidensil di Indonesia; dan 3. Menelusuri makna pemilihan umum serentak dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 14/PUU-XI/2013
  • 7. Putusan MK 55/PUU-XVII/2019 6 Model Pemilu serentak yang Konstitusional 1. Pemilihan umum serentak untuk memilih anggota DPR, DPD, Presiden/Wakil Presiden, dan anggota DPRD; 2. Pemilihan umum serentak untuk memilih anggota DPR, DPD, Presiden/Wakil Presiden, Gubernur, dan Bupati/Walikota; 3. Pemilihan umum serentak untuk memilih anggota DPR, DPD, Presiden/Wakil Presiden, anggota DPRD, Gubernur, dan Bupati/Walikota; 4. Pemilihan umum serentak nasional untuk memilih anggota DPR, DPD, Presiden/Wakil Presiden; dan beberapa waktu setelahnya dilaksanakan Pemilihan umum serentak lokal untuk memilih anggota DPRD Provinsi, anggota DPRD Kabupaten/Kota, pemilihan Gubernur, dan Bupati/Walikota; 5. Pemilihan umum serentak nasional untuk memilih anggota DPR, DPD, Presiden/Wakil Presiden; dan beberapa waktu setelahnya dilaksanakan Pemilihan umum serentak provinsi untuk memilih anggota DPRD Provinsi dan memilih gubernur; dan kemudian beberapa waktu setelahnya dilaksanakan pemilihan umum serentak kabupaten/kota untuk memilih anggota DPRD Kabupaten/Kota dan memilih Bupati dan Walikota; 6. Pilihan-pilihan lainnya sepanjang tetap menjaga sifat keserentakan pemilihan umum untuk memilih anggota DPR, DPD, dan Presiden/Wakil Presiden;”
  • 8. Pemilu Serentak yang Bagaimana?
  • 10. Motivasi Penggunaan Ambang Batas Parlemen PENYEDERHANAAN PARTAI POLITIK MEMBATASI PARTAI POLITIK KECIL MEMBATASI PARTAI POLITIK BARU SUMBER: ANDREW REYNOLDS AND AUGUST MELLAZ, INDONESIA: AREAS Of ELECTORAL LAW UNDER DISCUSSION, PERLUDEM-IfES, HLM. 15, 2011 dalam Supriyanto & Mellaz 2011
  • 11.
  • 12. Ambang Batas dan Bentuk Sistem Kepartaian Pemilu Partai Politik Peserta Pemilu Ambang Batas Parlemen di UU Pemilu Partai Politik di DPR ENPP Ambang Batas Parlemen Efektif Partai Politik di DPR ENPP 2009 38 2,50% 9 6,2 1% 14 6,8 2014 12 3,50% 10 8,2 1% 10 8,2 2019 16 4% 9 7,5 1% 11 7,7
  • 13. Efek Ambang Batas Terhadap Sistem Perwakilan • Ambang batas mempengaruhi jumlah suara yang tidak terkonversi menjadi kursi • Dalam sistem pemilu proporsional, suara yang tidak terkonversi menjadi kursi atau suara terbuang dikenal sebagai wasted votes. • Suara terbuang adalah total jumlah suara sah pemilih yang diberikan kepada partai politik dan dalam proses penghitungan perolehan suara-kursi tidak menerima satu pun kursi perwakilan • Suara terbuang mempengaruhi proporsionalitas penghitungan perolehan suara-kursi • Deviasi antara perolehan suara partai politik (dalam persentase) dengan perolehan kursi (dalam persentase) disebut sebagai disproporsionalitas (Lijphart)
  • 14. Syarat Minimal Pencalonan Presiden dan Wakil Presiden
  • 15. Syarat Minimal Pencalonan Presiden dan Wakil Presiden • Syarat minimal pencalonan presiden dan wakil presiden tidak relevan dengan pemilu serentak dan sistem pemerintahan presidensial • Adanya syarat minimal pencalonan presiden dan wakil presiden menyebabkan masyarakat tidak memiliki alternatif pilihan • Setiap partai politik peserta pemilu bisa mengusung pasangan calon presiden dan wakil presiden • Partai politik peserta pemilu sudah melewati berbagai proses seleksi
  • 17. Memperkuat Afirmasi Keterwakilan Perempuan • RUU Pemilu mengatur penempatan nomor urut perempuan di nomoru urut satu minimal di 30% daerah pemlihan untuk semakin membuka peluang keterpilihan bagi perempuan; • RUU Pemilu mengatur ketentun diskualifikasi partai politik yang tidak memenuhi pencalonan perempuan 30% dalam daftar calon yang selama ini berada pada Peraturan KPU; • Kebijakan afirmasi dalam pemilu tidak hanya berhenti pada level pencalonan minimal 30% perempuan dari daftar calon yang diajukan oleh partai politik. Afirmasi perlu hadir pada arena kampanye melalui bantuan dana negara untuk memfasilitasi kampanye perempuan melalui iklan di media massa cetak/elektronik dan alat peraga minimal 30% bagi calon anggota legislatif perempuan di setiap partai politik. 1021 858 386 742 582 308 376 273 124 115 308 80 14 22 16 2 8 3 3 1 235 372 781 272 354 572 277 199 119 19 57 29 15 5 5 6 1 0 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 DCT Laki-laki Keterpilihan Laki-Laki DCT Perempuan Keterpilihan Perempuan Data Pemilu DPR 2019
  • 19. BRAZIL KENYA JERMAN BELANDA PERANCIS Peroses pemungutan, penghitungan, dan rekapitulasi suara yang melibatkan banyak pekerja dan potensi manipulasi suara, menjadi latar belakang dibalik penggunaan electronic voting machine (EVM) Terjadinya pengelembungan suara yang berujung pada konflik di Pemilu 2007, menjadi pembelajaran bagi Kenya untuk mengadopsi result transmission system (RTS) atau e-recap Keluarnya putusan Mahakmah Konstitusi Jerman yang menilai penggunaan e-voting bertentangan dengan prinsip kerahasian pemilih menjadi latar belakang kembalinya pemungutan suara manual Munculnya glombang protes dan kampanye “we don’t trust the machine” untuk mempertanyakan penggunaan e-voting di Belanda Penggunaan e-voting untuk pemilih diluar negeri dibatalkan oleh pemerintahan Perancis menjelang beberapa bulan sebelum pemilu untuk meminimalisir resiko cyber attack Konteks Penggunaan Teknologi dalam Pemilu • Teknologi sebagai “alat” untuk mencapai tujuan tertentu dalam pemilu salah satunya menciptakan pemilu yang berkualitas dan berintegritas. • Salah satu prinsip electoral integrity ialah transparency dan accountability yang dapat memanfaatkan teknologi untuk mencapai dan meningkatkan integritas pemilu. • Teknologi diposisikan sebagai alat untuk membantu electoral governance • Mempermudah kerja penyelenggara; • Efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemilu; • Tidak ada teknologi yang ideal dan terbaik, yang ada penggunaan teknologi pemilu yang sesuai dengan kebutuhan.
  • 20. Siklus Mempersiapkan dan Evaluasi Teknologi Pungut-Hitung
  • 21. Identifikasi Masalah • Berbagai wacana untuk pemanfaatan teknologi pemilu haruslah berlandaskan pada jawaban terhadap persoalan dan konteks kebutuhan. • Identifikasi masalah penting: Pertanyaanya “apakah ada permasalahan dalam pemungutan suara, penghitungan suara, dan rekapitulasi suara di Indonesia?” • Identifikasi masalah dari feasibility study KPU di 2016 Tahapan Pemungutan Suara  proses pemungutan suara menjadi rujukan dunia internasional;  Interaksi sosial yang tinggi;  Perayaan politik 5 yang unik dan meriah;  Masalah-masalah (Tertukarnya surat suara, Pemilih tidak terdaftar di DPT, Ketersediaan Surat Suara, manipulasi KPPS) Tahapan Penghitungan Suara  relatif lancar dan sukses. Pesta demokrasi terlihat dalam proses penghitungan suara;  Masalah yang muncul; kesalahan pengisian form rekapitulasi, penghitungan yang lama khususnya untuk pemilu legislatif;  Wahana interaksi sosial dan pendidikan politik;  Toleransi terhadap perbedaan. Tahapan Rekapitulasi  Proeses yang relatif lama;  Ketegangan/konfilk antar pendukung;  Perilaku koruptip/manipulasi data hasil pemilu. Sumber: Samino, Partono 2017, Kajian IT KPU: Pemanfaatan IT dalam Pemungutan, Penghitungan, dan Rekapitulasi Suaran, Bahan Presentasi Diskusi Media “Indonesia Butuh E-Rekapitulasi, Bukan E-voting”, Jakarta, Maret 14.
  • 22. Perjalanan Uji Coba E-Rekap di Indonesia
  • 23. Pengaturan Teknologi di RUU Pemilu • Kata elektronik disebutkan 44 kali di dalam RUU Pemilu. Kata elektronik mengacu pada pengiriman hasil pemungutan suara dari TPS Luar Negeri, KTP elektronik, dan pemberian suara pada Pemilihan Kepala Daerah. • RUU Pemilu hanya memberikan ruang bagi penggunaan teknologi e-voting di Pilkada. Sedangkan penggunaan teknologi informasi lainnya tidak diatur dalam RUU Pemilu. • RUU Pemilu tidak perlu menyebutkan secara spesifik jenis teknologi informasi yang digunakan, namun RUU Pemilu perlu menegaskan prinsip dan mekanisme penggunaan teknologi informasi yang mengedepankan azas pemilu. • Wewenang baru untuk lembaga yang memiliki kapasitas untuk melakukan tugas- tugas berkaitan dengan teknologi pemilu, seperti lembaga yang berhak memberikan sertifikasi dan audit. • Jenis-jenis pelanggaran khusus terhadap teknologi pungut hitung beserta sanksinya

Editor's Notes

  1. Sejumlah Lembaga telah melakukan kajian mengenai pemilu serentak perludem, tahun 2012-2013 Kemitraan, 2011 Pusako, Universitas Andalas, LIPI Keempat Lembaga ini memiliki kesimpulan yang sama, yaitu mendorong pemilu serentak nasional dan pemilu serentak local. Bahkan dari keempat Lembaga ini, masing2 perwakilannya menjadi ahli dalam pengujian materi Perludem. Ahli: Prof. Syamsudin Harris, Prof. Ramlan Surbakti, Prof. Topo Santoso, Dr. Djayadi Hanan (Ahli yang dihadirkan MK) Ahli dari Perludem sebagai pemohon: Didik Supriyanto dan Khairul Fahmi
  2. Untuk dapat mencapai tujuan dan proses dan hasil pemilu, maka yang didorong adalah pemilu serentak nasional dan pemilu serentak daerah. Hal ini yang kemudian menjadi dasari gugatan Perludem dalam Uji Matri di MK.