SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Download to read offline
Strategi Penanganan Tindak Pidana
Pemilu 2024
Dede Kania
Dosen UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Pemilu Berkualitas
dan Berintegritas
Regulasi
Berkeadilan
Penegakan
Hukum
Proses
Penegakan Hukum Pemilu
Hakikat Penegakan Hukum Pemilu
ialah upaya untuk mewujudkan
penyelenggaraan pemilu yang
berkeadilan, menjamin kepastian
hukum, menjunjung tinggi nilai
kebenaran, moral, etika, dan
integritas, serta membawa
kemaslahatan bagi kehidupan
demokrasi konstitusional Indonesia
yang berkeadaban mulia dan
berkeadilan.
Keadilan Pemilu
Kondisi dimana seluruh prosedur
dan Tindakan penyelenggara
dilakukan seuai regulasi pemilu
Tersedia kerangka hukum dan
setara dalam perlakukan
terhadap peserta, dan pemilih
Penyelenggara independent,
integritas dalam pemiungutan
Proses penyelesaian
pelanggaran atau sengketa tepat
waktu
Fungsi Hukum Pemilu
Sebagai sarana perlindungan hak
politik untuk dipilih (right to be
elected).
Sebagai sarana pelembagaan konflik
dalam proses pemilihan.
Sebagai sarana untuk mewujudkan
tritujuan hukum (keadilan,
kemanfaatan, dan kepastian) dalam
proses pemilihan.
Penegakan Hukum
dan Legitimasi Pemilu
Apabila praktek penyimpangan, kecurangan atau
pelanggaran cukup banyak terjadi maka legitimasi proses
penyelenggaraan pemilu akan dipertanyakan.
Pemilu sebagai arena kompetisi untuk mendapat dan
mempertahankan kursi akan melahirkan keberatan,
pengaduan, dan gugatan. Untuk menjaga integritas proses
dan hasil pemilu diperlukan mekanisme menampung dan
menindaklanjuti seluruh keberatan, pengaduan dan
gugatan secara efektif, adil dan tepat waktu.
Legitimasi pemilu dan kepercayaan publik terhadap institusi
demokrasi setidaknya atau sebagian terhantung pada
bagaimana negara merespon dan menindaklanjuti
pengaduan warga masyarakat. Proses pemilu yang kredibel
menjadi fondasi bagi pemerintahan yang memiliki
legitimasi.
UU No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilu
Perbawaslu No. 7 Tahun 2022 tentang Penanganan Temuan
dan Laporan Penanganan Pelanggaran Pemilu
Perbawaslu No. 31 Tahun 2018 Tentang Sentra Penegakan
Hukum Terpadu
Dasar Hukum
Pelanggaran Pemilu
adalah tindakan yang
bertentangan atau tidak
sesuai dengan peraturan
perundang-undangan
yang mengatur mengenai
terkait Pemilu
Perbawaslu 7/2022 Pasal 1 angka 35
Tindak Pidana Pemilu adalah
pelanggaran dan/atau
kejahatan terhadap ketentuan
tindak pidana Pemilu
sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang yang
mengatur mengenai Pemilu.
Perbawaslu 8/2022 Pasal 1 angka 38
Pelaku Tindak Pidana Pemilu
setiap orang.
petugas KPU, KPU provinsi, KPU kabupaten/kota, PPK, PPS dan PPLN.
aparatur sipil negara, anggota Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian
Negara republik Indonesia, kepala desa, perangkat desa, dan/atau anggota
permusyawaratan desa.
pelaksana, peserta dan/atau tim kampanye.
seorang majikan/atasan.
Panwaslu dan Bawaslu.
Ketua/Wakil Ketua/ketua muda/hakim agung/hakim konstitusi, hakim pada semua badan
peradilan, ketua/wakil ketua dan/atau anggota Badan Pemeriksa keuangan, Gubernur, Deputi
Gubernur Senior, dan/atau deputi gubernur bank Indonesia serta direksi, komisaris, dewan
pengawas, dan/atau karyawan badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah.
Perusahaan pencetak suara.
pelaksana kegiatan penghitungan cepat.
Pimpinan partai politik atau gabungan pimpinan partai politik
Tindak Pidana Pemilu
memberikan keterangan tidak benar
dalam pengisian data diri daftar pemilih
Kepala desa dilarang yang melakukan
tindakan menguntungkan atau
merugikan perserta pemil
Setiap orang dilarang mengacaukan,
menghalangi atau mengganggu
jalannya kampanye pemilu
Setiap orang dilarang melakukan
kampanye pemilu di luar jadwal yang
telah ditetapkan KPU
Pelaksana kampanye pemilu dilarang
melakukan pelanggaran larangan
kampanye
Dilarang memberikan keterangan tidak
benar dalam laporan dana kampanye
pemilu
Majikan yang tidak membolehkan pekerjanya untuk
memilih
Dilarang menyebabkan orang lain kehilangan hak
pilihnya
Orang yang baik ancaman, baik kekerasan atau
kekuasaan yang ada padanya menghalangi seseorang
untuk terdaftar sebagai Pemilih dalam Pemilu
Dilarang menetapkan jumlah surat suara yang dicetak
melebihi jumlah yang ditentukan
menjanjikan atau memberikan uang kepada Pemilih
memberikan suaranya lebih dari satu kali
Penanganan Tindak Pidana Pemilu
Penerimaan Laporan
atau Temuan
(Bawaslu/SG)
Penyelidikan
dan Penyidikan
(Kepolisian)
Penuntutan
(Kejaksaan)
Persidangan
(PN)
Problematika penegakan
hukum Pemilu
Aspek norma hukum
Aspek struktur
penegakan hukum
Aspek budaya
hukum
Problem dalam Aspek
Norma
Inharmoni aturan antara penyelenggara
(KPU dan Bawaslu)
Perbedaan tafsir hukum antara
penyelenggara dengan penyelenggara
Perbedaan tafsir hukum antara
penyelenggara dengan APH pada SG
Kategori TPP sebagai tipisus atau biasa?
Over kriminalisasi
Bentuk pemidanaan jauh dari tujuan
penjeraan
Problem dalam Aspek Struktur
Penegakan Hukum
Pemahaman
APH terkait
pidana
pemilu
Konsistensi
APH dalam
penegakan
hukum
pemilu
Terbatasnya
waktu
penanganan
Sentra
Gakkumdu
hanya
menjadi
sebuah forum
koordinasi,
bukan
institusi
mandiri,
kewenangan
terbatas.
Penggunaan
diskresi
dalam
penyelesaian
tindak pidana
pemilu
Terdapat
beberapa
celah hukum
yang
membuat sulit
menjerat
pelaku TPP
Bawaslu tidak
memiliki
kewenangan
pemanggilan
paksa
Problem dalam
Aspek Budaya
Pendidikan politik masyarakat masih
rendah
adanya pemahaman di kalangan
masyarakat bahwa hasil pemilu tidak
berpengaruh terhadap kehidupan atau
kesejahteraan mereka sehingga mereka
cenderung menjadi apatis
adanya budaya ewuh pakewuh karena
para pelanggar pemilu umumnya masih
ada hubungan tetangga, saudara /
keluarga mereka sendiri, atau setidaknya
mereka saling kenal mengenal
Strategi dan Solusi Penguatan Penegakan Hukum
Tindak Pidana Pemilu
Perlu dirumuskannya definisi
konseptual terkait tindak pidana
pemilu secara komprehensif
mencakup berbagai aspek.
Perlunya penguatan kompetensi
penegak hukum tindak pidana
pemilu dalam menangani perkara
secara cermat, teliti, hati-hati, dan
tidak tergesa-gesa, mengingat
keterbatasan waktu dalam
penanganan perkara.
Batasan waktu penanganan
perkara pun perlu dirumuskan dan
dihitung secara proporsional. •
Perlu adanya pengaturan
konsekuensi terhadap batasan
waktu penanganan perkara agar
menjamin kepastian hukum.
Penguatan eksistensi lembaga
Sentra Gakkumdu sebagai pusat
aktivitas penegakan hukum tindak
pidana Pemilu.
Perlu penguatan sinergitas,
harmonisasi, kerja sama,
kolaborasi, antara pengawas
pemilu atau Bawaslu, kepolisian,
dan kejaksaan guna memperkuat
kesamaan persepsi dalam
penanganan tindak pidana pemilu.
Penguatan kewenangan Bawaslu
untuk melakukan pemanggilan
paksa terhadap seseorang untuk
dimintai kesaksiannya dan terlapor
untuk dimintai keterangannya.
Melakukan pendidikan politik,
pendidikan demokrasi, dan
pendidikan hukum kepemiluan
guna meningkatkan partisipasi dan
budaya politik masyarakat.
Perlu adanya pengaturan jaminan
perlindungan terhadap pelapor
dan saksi dalam penanganan
tindak pidana pemilu
Terima kasih
Hatur nuhun
dedekania@uinsgd.ac.id

More Related Content

Similar to 25-Bws Kota tasik TPP (21-11).pdf

Urgensi pengawasan partisipatif
Urgensi pengawasan partisipatifUrgensi pengawasan partisipatif
Urgensi pengawasan partisipatif
Ahsanul Minan
 
Prinsip_Dasar_Pemilu_di_Indonesia.pptx
Prinsip_Dasar_Pemilu_di_Indonesia.pptxPrinsip_Dasar_Pemilu_di_Indonesia.pptx
Prinsip_Dasar_Pemilu_di_Indonesia.pptx
ChandraSetyawan10
 
Training penanganan pelanggaran pwmilu untuk staf sekretariat panwas pemilu p...
Training penanganan pelanggaran pwmilu untuk staf sekretariat panwas pemilu p...Training penanganan pelanggaran pwmilu untuk staf sekretariat panwas pemilu p...
Training penanganan pelanggaran pwmilu untuk staf sekretariat panwas pemilu p...
Maiton Gurik Putra Papua
 
Titi Anggraini_Menjadi Pemilih Cerdas dan Bermartabat.pdf
Titi Anggraini_Menjadi Pemilih Cerdas dan Bermartabat.pdfTiti Anggraini_Menjadi Pemilih Cerdas dan Bermartabat.pdf
Titi Anggraini_Menjadi Pemilih Cerdas dan Bermartabat.pdf
fadil529224
 

Similar to 25-Bws Kota tasik TPP (21-11).pdf (20)

Tugas pkn revisi 1
Tugas pkn revisi 1Tugas pkn revisi 1
Tugas pkn revisi 1
 
Urgensi pengawasan partisipatif
Urgensi pengawasan partisipatifUrgensi pengawasan partisipatif
Urgensi pengawasan partisipatif
 
Isu Krusial dalam Pilkada 2018
Isu Krusial dalam Pilkada 2018Isu Krusial dalam Pilkada 2018
Isu Krusial dalam Pilkada 2018
 
Demokrasi-PPKN kls XI
Demokrasi-PPKN kls XIDemokrasi-PPKN kls XI
Demokrasi-PPKN kls XI
 
electoral-justice-handbook-overview-ID.pdf
electoral-justice-handbook-overview-ID.pdfelectoral-justice-handbook-overview-ID.pdf
electoral-justice-handbook-overview-ID.pdf
 
APEL KESIAPSIAGAAN SATLINMAS DALAM PENGAMANAN PEMILU.pptx
APEL KESIAPSIAGAAN SATLINMAS DALAM PENGAMANAN PEMILU.pptxAPEL KESIAPSIAGAAN SATLINMAS DALAM PENGAMANAN PEMILU.pptx
APEL KESIAPSIAGAAN SATLINMAS DALAM PENGAMANAN PEMILU.pptx
 
BIMTEK 1. PENANGANAN PELANGGARAN.pptx
BIMTEK 1. PENANGANAN PELANGGARAN.pptxBIMTEK 1. PENANGANAN PELANGGARAN.pptx
BIMTEK 1. PENANGANAN PELANGGARAN.pptx
 
PEMILU 2014.pptx
PEMILU 2014.pptxPEMILU 2014.pptx
PEMILU 2014.pptx
 
kode etik
kode etikkode etik
kode etik
 
Purple and Orange Business Workplan Presentation.pptx
Purple and Orange Business Workplan Presentation.pptxPurple and Orange Business Workplan Presentation.pptx
Purple and Orange Business Workplan Presentation.pptx
 
Sekolah kader pengawas pemilu
Sekolah kader pengawas pemiluSekolah kader pengawas pemilu
Sekolah kader pengawas pemilu
 
PPT_TUGAS_MTK-EKONOMI_LOGARITMA.pptx
PPT_TUGAS_MTK-EKONOMI_LOGARITMA.pptxPPT_TUGAS_MTK-EKONOMI_LOGARITMA.pptx
PPT_TUGAS_MTK-EKONOMI_LOGARITMA.pptx
 
pengawas pemilu.pptx
pengawas pemilu.pptxpengawas pemilu.pptx
pengawas pemilu.pptx
 
Prinsip_Dasar_Pemilu_di_Indonesia.pptx
Prinsip_Dasar_Pemilu_di_Indonesia.pptxPrinsip_Dasar_Pemilu_di_Indonesia.pptx
Prinsip_Dasar_Pemilu_di_Indonesia.pptx
 
Bawaslu Dompu-Pengawasan Pemilu 2024 (1).pptx
Bawaslu Dompu-Pengawasan Pemilu 2024 (1).pptxBawaslu Dompu-Pengawasan Pemilu 2024 (1).pptx
Bawaslu Dompu-Pengawasan Pemilu 2024 (1).pptx
 
Presentasi Pemilih Pemula .pptx
Presentasi Pemilih Pemula .pptxPresentasi Pemilih Pemula .pptx
Presentasi Pemilih Pemula .pptx
 
Komitmen moral polisi new1;AKBP H.DADANG DJOKO KARYANTO,AMd Mar,SH,SIP,MH.
Komitmen moral polisi new1;AKBP H.DADANG DJOKO KARYANTO,AMd Mar,SH,SIP,MH.Komitmen moral polisi new1;AKBP H.DADANG DJOKO KARYANTO,AMd Mar,SH,SIP,MH.
Komitmen moral polisi new1;AKBP H.DADANG DJOKO KARYANTO,AMd Mar,SH,SIP,MH.
 
Pemilu untuk Kita.ppt
Pemilu untuk Kita.pptPemilu untuk Kita.ppt
Pemilu untuk Kita.ppt
 
Training penanganan pelanggaran pwmilu untuk staf sekretariat panwas pemilu p...
Training penanganan pelanggaran pwmilu untuk staf sekretariat panwas pemilu p...Training penanganan pelanggaran pwmilu untuk staf sekretariat panwas pemilu p...
Training penanganan pelanggaran pwmilu untuk staf sekretariat panwas pemilu p...
 
Titi Anggraini_Menjadi Pemilih Cerdas dan Bermartabat.pdf
Titi Anggraini_Menjadi Pemilih Cerdas dan Bermartabat.pdfTiti Anggraini_Menjadi Pemilih Cerdas dan Bermartabat.pdf
Titi Anggraini_Menjadi Pemilih Cerdas dan Bermartabat.pdf
 

Recently uploaded (7)

aspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niaga
aspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niagaaspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niaga
aspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niaga
 
Potensi Pelanggaran pemilu 2024 kesiapan
Potensi Pelanggaran pemilu 2024 kesiapanPotensi Pelanggaran pemilu 2024 kesiapan
Potensi Pelanggaran pemilu 2024 kesiapan
 
materi hukum perbankan di Indonesia untuk perguruan tinggi
materi hukum perbankan di Indonesia  untuk perguruan tinggimateri hukum perbankan di Indonesia  untuk perguruan tinggi
materi hukum perbankan di Indonesia untuk perguruan tinggi
 
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forumpilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
 
PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptx
PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptxPPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptx
PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptx
 
materi hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usahamateri hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usaha
 
interpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxinterpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptx
 

25-Bws Kota tasik TPP (21-11).pdf

  • 1. Strategi Penanganan Tindak Pidana Pemilu 2024 Dede Kania Dosen UIN Sunan Gunung Djati Bandung
  • 3. Penegakan Hukum Pemilu Hakikat Penegakan Hukum Pemilu ialah upaya untuk mewujudkan penyelenggaraan pemilu yang berkeadilan, menjamin kepastian hukum, menjunjung tinggi nilai kebenaran, moral, etika, dan integritas, serta membawa kemaslahatan bagi kehidupan demokrasi konstitusional Indonesia yang berkeadaban mulia dan berkeadilan.
  • 4. Keadilan Pemilu Kondisi dimana seluruh prosedur dan Tindakan penyelenggara dilakukan seuai regulasi pemilu Tersedia kerangka hukum dan setara dalam perlakukan terhadap peserta, dan pemilih Penyelenggara independent, integritas dalam pemiungutan Proses penyelesaian pelanggaran atau sengketa tepat waktu
  • 5. Fungsi Hukum Pemilu Sebagai sarana perlindungan hak politik untuk dipilih (right to be elected). Sebagai sarana pelembagaan konflik dalam proses pemilihan. Sebagai sarana untuk mewujudkan tritujuan hukum (keadilan, kemanfaatan, dan kepastian) dalam proses pemilihan.
  • 6. Penegakan Hukum dan Legitimasi Pemilu Apabila praktek penyimpangan, kecurangan atau pelanggaran cukup banyak terjadi maka legitimasi proses penyelenggaraan pemilu akan dipertanyakan. Pemilu sebagai arena kompetisi untuk mendapat dan mempertahankan kursi akan melahirkan keberatan, pengaduan, dan gugatan. Untuk menjaga integritas proses dan hasil pemilu diperlukan mekanisme menampung dan menindaklanjuti seluruh keberatan, pengaduan dan gugatan secara efektif, adil dan tepat waktu. Legitimasi pemilu dan kepercayaan publik terhadap institusi demokrasi setidaknya atau sebagian terhantung pada bagaimana negara merespon dan menindaklanjuti pengaduan warga masyarakat. Proses pemilu yang kredibel menjadi fondasi bagi pemerintahan yang memiliki legitimasi.
  • 7. UU No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilu Perbawaslu No. 7 Tahun 2022 tentang Penanganan Temuan dan Laporan Penanganan Pelanggaran Pemilu Perbawaslu No. 31 Tahun 2018 Tentang Sentra Penegakan Hukum Terpadu Dasar Hukum
  • 8. Pelanggaran Pemilu adalah tindakan yang bertentangan atau tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai terkait Pemilu Perbawaslu 7/2022 Pasal 1 angka 35
  • 9. Tindak Pidana Pemilu adalah pelanggaran dan/atau kejahatan terhadap ketentuan tindak pidana Pemilu sebagaimana diatur dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai Pemilu. Perbawaslu 8/2022 Pasal 1 angka 38
  • 10. Pelaku Tindak Pidana Pemilu setiap orang. petugas KPU, KPU provinsi, KPU kabupaten/kota, PPK, PPS dan PPLN. aparatur sipil negara, anggota Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara republik Indonesia, kepala desa, perangkat desa, dan/atau anggota permusyawaratan desa. pelaksana, peserta dan/atau tim kampanye. seorang majikan/atasan. Panwaslu dan Bawaslu. Ketua/Wakil Ketua/ketua muda/hakim agung/hakim konstitusi, hakim pada semua badan peradilan, ketua/wakil ketua dan/atau anggota Badan Pemeriksa keuangan, Gubernur, Deputi Gubernur Senior, dan/atau deputi gubernur bank Indonesia serta direksi, komisaris, dewan pengawas, dan/atau karyawan badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah. Perusahaan pencetak suara. pelaksana kegiatan penghitungan cepat. Pimpinan partai politik atau gabungan pimpinan partai politik
  • 11. Tindak Pidana Pemilu memberikan keterangan tidak benar dalam pengisian data diri daftar pemilih Kepala desa dilarang yang melakukan tindakan menguntungkan atau merugikan perserta pemil Setiap orang dilarang mengacaukan, menghalangi atau mengganggu jalannya kampanye pemilu Setiap orang dilarang melakukan kampanye pemilu di luar jadwal yang telah ditetapkan KPU Pelaksana kampanye pemilu dilarang melakukan pelanggaran larangan kampanye Dilarang memberikan keterangan tidak benar dalam laporan dana kampanye pemilu Majikan yang tidak membolehkan pekerjanya untuk memilih Dilarang menyebabkan orang lain kehilangan hak pilihnya Orang yang baik ancaman, baik kekerasan atau kekuasaan yang ada padanya menghalangi seseorang untuk terdaftar sebagai Pemilih dalam Pemilu Dilarang menetapkan jumlah surat suara yang dicetak melebihi jumlah yang ditentukan menjanjikan atau memberikan uang kepada Pemilih memberikan suaranya lebih dari satu kali
  • 12. Penanganan Tindak Pidana Pemilu Penerimaan Laporan atau Temuan (Bawaslu/SG) Penyelidikan dan Penyidikan (Kepolisian) Penuntutan (Kejaksaan) Persidangan (PN)
  • 13. Problematika penegakan hukum Pemilu Aspek norma hukum Aspek struktur penegakan hukum Aspek budaya hukum
  • 14. Problem dalam Aspek Norma Inharmoni aturan antara penyelenggara (KPU dan Bawaslu) Perbedaan tafsir hukum antara penyelenggara dengan penyelenggara Perbedaan tafsir hukum antara penyelenggara dengan APH pada SG Kategori TPP sebagai tipisus atau biasa? Over kriminalisasi Bentuk pemidanaan jauh dari tujuan penjeraan
  • 15. Problem dalam Aspek Struktur Penegakan Hukum Pemahaman APH terkait pidana pemilu Konsistensi APH dalam penegakan hukum pemilu Terbatasnya waktu penanganan Sentra Gakkumdu hanya menjadi sebuah forum koordinasi, bukan institusi mandiri, kewenangan terbatas. Penggunaan diskresi dalam penyelesaian tindak pidana pemilu Terdapat beberapa celah hukum yang membuat sulit menjerat pelaku TPP Bawaslu tidak memiliki kewenangan pemanggilan paksa
  • 16. Problem dalam Aspek Budaya Pendidikan politik masyarakat masih rendah adanya pemahaman di kalangan masyarakat bahwa hasil pemilu tidak berpengaruh terhadap kehidupan atau kesejahteraan mereka sehingga mereka cenderung menjadi apatis adanya budaya ewuh pakewuh karena para pelanggar pemilu umumnya masih ada hubungan tetangga, saudara / keluarga mereka sendiri, atau setidaknya mereka saling kenal mengenal
  • 17. Strategi dan Solusi Penguatan Penegakan Hukum Tindak Pidana Pemilu Perlu dirumuskannya definisi konseptual terkait tindak pidana pemilu secara komprehensif mencakup berbagai aspek. Perlunya penguatan kompetensi penegak hukum tindak pidana pemilu dalam menangani perkara secara cermat, teliti, hati-hati, dan tidak tergesa-gesa, mengingat keterbatasan waktu dalam penanganan perkara. Batasan waktu penanganan perkara pun perlu dirumuskan dan dihitung secara proporsional. • Perlu adanya pengaturan konsekuensi terhadap batasan waktu penanganan perkara agar menjamin kepastian hukum. Penguatan eksistensi lembaga Sentra Gakkumdu sebagai pusat aktivitas penegakan hukum tindak pidana Pemilu. Perlu penguatan sinergitas, harmonisasi, kerja sama, kolaborasi, antara pengawas pemilu atau Bawaslu, kepolisian, dan kejaksaan guna memperkuat kesamaan persepsi dalam penanganan tindak pidana pemilu. Penguatan kewenangan Bawaslu untuk melakukan pemanggilan paksa terhadap seseorang untuk dimintai kesaksiannya dan terlapor untuk dimintai keterangannya. Melakukan pendidikan politik, pendidikan demokrasi, dan pendidikan hukum kepemiluan guna meningkatkan partisipasi dan budaya politik masyarakat. Perlu adanya pengaturan jaminan perlindungan terhadap pelapor dan saksi dalam penanganan tindak pidana pemilu