3. Resource Access and Sharing
•Kemampuan menggunakan hardware, software atau
data dimanapun dan kapanpun.
•Karakteristik ini juga yang menentukan siapa saja yang
dapat mengakses sebuah resource dalam sebuah
sistem terdistribusi.
•Salah satu contohnya dalam sebuah web terdapat
.htaccess yang hanya dapat diakses oleh user-user
yang telah memiliki grant access terhadap file tersebut.
4. Openness (Keterbukaan)
•Sebuah keterbukaan dalam sistem terdistribusi
memiliki pengertian kemampuan sebuah sistem dalam
mengembangkan fleksibilitas terhadap peningkatan
kinerja sebuah sistem. Seperti penambahan module
baru dan ketersediaan extension / plugin yang dapat
terkoneksi dengan sistem lain. Contoh karakteristik ini
misalkan sebuah aplikasi web banking yang dapat
terhubung dengan sistem web milik perusahaan
finance.
5. CONCURRENCY
•Semua proses dalam sistem terdistribusi dilakukan
secara concurrency (secara bersama-sama).
•Hal ini dilakukan untuk mencegah inkonsistensi dan
ketidak validan sebuah data dan proses.
•Sebagai contoh dalam sebuah aplikasi web yang
diakses oleh banyak user. Ketika server melakukan
sebuah update. Maka semua user yang mengakses
halaman web tersebut akan langsung mendapatkan
update terbaru tersebut.
6. Scalability
•Skalabilitas memiliki pengertian bahwa sebuah sistem
terdistribusi harus dapat ditingkatkan kinerjanya tanpa
mengubah komponen-komponen di dalamnya.
• Sebagai contoh, sebuah aplikasi web yang digunakan
oleh user yang terlalu banyak. Maka untuk
meningkatkan kinerja dari web tersebut agar tidak
terjadi overload atau system down maka perlu
dilakukan upgrade processor dan ram. Dalam proses
upgrading tersebut, komponen dalam web tidak perlu
diubah.
7. Fault Tolerance (Toleransi Kesalahan)
•Kesalahan pasti terjadi dalam sebuah sistem. Entah itu
disebabkan karena masalah jaringan, power supply,
bencana alam atau human error. Sebuah sistem
terdistribusi dirancang memliki kemampuan untuk
menangani hal-hal tersebut.
•Contoh dalam hal ini adalah dibangunnya sebuah
clustering server. Dimana ketika server utama
mengalami down karena beberapa penyebab
kesalahan, maka extended server langsung
membackup system utama dan menggantikannya.
8. Transparency
•Secara umum, transparansi disini tidak berlaku untuk
user biasa yang mengutamakan fungsionalitas, apakah
ia sedang menggunakan sistem yang terdistribusi atau
tidak. Namun secara khusus bagi seorang pengelola
baik itu developer atau administrator sistem sangat
perlu untuk mengetahui arsitektur dari sistem yang
sedang digunakan karena untuk mempermudah bagi
mereka dalam mengembangkan dan memelihara
sistem tersebut.
10. Model Multiple Server
•Sebuah situs yang jalankan dibeberapa server
•Server menggunakan replikasi atau database
terdistribusi
11. Model Proxy Server
• Proxy server membuat duplikasi beberapa server yang
diakses oleh client
• Penyimpanan lokal untuk item yang sering diakses
• Meningkatkan kinerja
• Mengurangi beban pada server
12. Model Peer To PeeR
• Model sistem terdistribusi dimana sistem dapat sekaligus berfungsi
sebagai client maupun server.
• Sebuah arsitektur di mana tidak terdapat mesin khusus yang melayani
suatu pelayanan tertentu atau mengatur sumber daya dalam jaringan
dan semua kewajiban dibagi rata ke seluruh mesin, yang dikenal
sebagai peer.
• Pola komunikasi yang digunakan berdasarkan aplikasi yang digunakan.
• Peer-to-peer merupakan model yang paling general dan fleksibel.
14. Model Mobile AGENT
•Sebuah program yang berpindah dari satu komputer ke
komputer yang lain.
•Melakukan pekerjaan otomatis contoh untuk install
dan pemeliharan software pada komputer sebuah
organisasi.