2. LATAR BELAKANG
Perkembangan pesat teknologi informasi menyebabkan
bertambahnya permintaan suatu sistem, baik berupa perangkat
keras maupun perangkat lunak yang dapat digunakan dengan
baik dan cepat.
Permintaan yang terus bertambah ini tidak sebanding dengan
kemampuan perangkat keras yang ada. Salah satu cara untuk
mengatasi hal itu dibuat pengembangan di sisi perangkat lunak
dengan membuat suatu sistem virtual di mana beberapa
perangkat keras atau komputer dihubungkan dalam jaringan
dan diatur oleh sebuah sistem operasi yang mengatur seluruh
proses yang ada pada setiap komputer tersebut sehingga
memungkinkan proses berjalan dengan cepat. Sistem operasi
yang mengatur proses ini sering disebut sebagai sistem operasi
terdistribusi (distributed operating system) .
2
3. APAKAH SEBENARNYA SISTEM TERDISTRIBUSI ?
Sistem Terdistribusi terdiri dari dua kata, yaitu “Sistem”
dan “Terdistribusi”. Sistem merupakan sekumpulan elemen
yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya dan
membentuk satu kesatuan untuk menyelesaikan satu tujuan
yang spesifik atau menjalankan seperangkat fungsi. Adapun
terdistribusi berasal dari kata “distribus” yang merupakan lawan
kata “sentralisasi”, yang artinya penyebaran, sirkulasi,
penyerahan, pembagian menjadi begian-bagian kecil.
Sistem Terdistribusi adalah Sekumpulan komputer
otonom yang terhubung ke suatu jaringan, dimana bagi
pengguna sistem terlihat sebagai satu komputer. Maksud
komputer otonomi adalah walaupun komputer tidak terhubung
ke jaringan, komputer tersebut tetap data berjalan.
3
4. Infrastruktur Utama dari Aplikasi Sistem Terdistribusi
a. Jaringan komputer baik dalam skala lokal (LAN),
metropolitan (MAN), skala luas (WAN) maupun skala
global (Internet).
b. Beragam perangkat keras dan lunak, serta pengguna yang
barada dan saling terkait dalam sistem jaringan yang
membentuknya.
4
5. Local Area Network (LAN)
Biasanya dimiliki oleh individu atau organisasi, menghubungkan
peralatan pada satu kantor, gedung atau kampus. Dirancang agar
sumberdaya dapat digunakan bersama
Ukurannya terbatas hanya 1-2 km
Biasanya menggunakan satu jenis medium transmisi
Topologi yang biasa digunakan adalah topologi cincin, bus atau
bintang
5
6. Metropolitan Area Network (MAN)
• Menghubungkan satu jaringan LAN dengan jaringan LAN
yang lain.
• Didesain untuk wilayah yang lebih luas.
misalnya : satu kota.
6
7. Wide Area Network (WAN)
Didesain untuk area geografis yang lebih luas lagi
seperti negara, kontinent ataupun dunia
Menggunakan kombinasi antara peralatan komunikasi
publik, swasta ataupun sewaan
7
8. Internet
Bila dua atau lebih jaringan saling berhubungan maka
menjadi suatu internetwork atau internet.
9. Tujuan Sistem Terdistribusi
Mengatasi Bottleneck, di mana tumpukan pekerjaan
pada suatu terminal dapat di distribusikan ke
terminal-terminal lain.
Mendukung layanan yang terbesar, misalnya
layanan penjualan dengan menggunakan terminal-
terminal terbesar di berbagai tempat.
Mandukung sistem kerja jarak jauh, miusalnya
sistem kerja small office home office yang
memungkinkan karyawan untuk bekerja dari rumah
sehingga tidak datang ke kantor.
Memudahkan kerja kelompok, dengan memudahkan
data sharing dan tetap memungkinkan kerja sama
walaupun letak anggota kelompok berjauhan
10. Keuntungan Sistem Terdistribusi
Performance
Kumpulan dari beberapa prosesor akan memberikan
kinerja yang lebih baik dari pada komputer yang terpusat.
Begitu juga kalau dilihat dari sisi biaya.
Distribution
Reliability (Fault tolerance)
Apabila salah satu komponen terjadi kerusakan, system
tetap dapat berjalan.
Incremental Growth
Mudah dalam melakukan penambahan komputer/komponen
Sharing Data/Resources
Berbagi data adalah salah satu hal yang pokok pada
kebanyakan aplikasi.
11. Tantangan Sistem Terdistribusi
a. Keanekaragaman (heterogeneity)
b. Keterbukaan (Openness)
c. Keamanan ( security)
d. Skalabilitas ( scalability)
e. Penangan masalah (error-hadling)
f. Kebersamaan (conccurency)
g. Penyembunyian (transparency)
12. Solusi dalam Pengembangan
Sistem Terdistribusi
1. Agar Komputer – komputer yang beraneka ragam dapat bekerja sama
dengan baik, diperlukan suatu standar operasi yang berlaku diseluruh
Sistem Terditribusi tersebut, Misalnya CORBA.
2. Keterbukaan dapat dilakukan dengan menyertakan documentasi program
yang mudah dipahami programmer lain.
3. Salah satu cara untuk meningkatkan keamanan Sistem Terditribusi ialah
dengan menggunakan enkripsi yang mengirim pesan dalam bentuk sandi.
4. Ukuran Sistem Terdistribusi tidak hanya dapat diperbesar, tetapi dapat pula
diperkecil, sesuai kebutuhan.
5. Dalam Sistem Terdistribusi apabila salah satu komputer mati maka tugas
komputer tersebut dapat digantikan oleh komputer lain.
6. Permintaan yang dating secara bersamaan tidak diperoses semua skaligus,
melainkan dimasukkan dalam antrian dan diproses satu per satu.
7. Penyembunyian berguna untuk memudahkan pemakaian dan
pengembangan Sistem Terdistribusi serta meningkatkan keamanannya.
13. Jenis – Jenis Penyembunyian
Pada Sistem Terdistribusi
a) Penyembunyian Akses
b) Penyembunyian Lokasi
c) Penyembunyian Kebersamaan
d) Penyembunyian Replikasi
e) Penyembuyian Masalah
f) Penyembunyian Skala
14. a). Penyembunyian Akses
Seseorang yang bekerja dalam lingkungan
sistem dapat mengakses berbagai sumber daya
yang berada dalam lingkungan untuk
penyelesaian pekerjaannya. Misalnya seorang
sekretaris dapat mencetak dokumen-dokumennya
secara paralel, yaitu di local printer, yang
langsung tehubung dengan komputer di mejanya
maupun remote printer dalam lingkungan Sistem
Terdistribusi sehingga pekerjaan pencetakan
dokumen dapat segera diselesaikan.
15. b) Penyembunyian Lokasi
Pengguna layanan transaksi tersebar tidak
perlu mengetahui lokasi basis data yang akan
diakses. Pengguna layanan transaksi juga dapat
mengakses basis data dari mana saja sejauh
memiliki fasilitas untuk mengakses basis data
yang bersangkutan. Misalnya nasabah bank yang
melakukan transaksi lewat ATM tidak perlu repot
untuk mengetahui letak basis data yang akan
diakses. Nasabah juga dapat melakukan transaksi
dari ATM bank di manapun.
16. c) Penyembunyian Kebersam
Pengelola data nasabah di bank
misalnya tidak perlu bingung untuk melayani
transaksi untuk nasabah tertentu,karena Sistem
Terdistribusi maupun menangani transaksi
yang terjadi bersama. Sebagai contoh: nasabah
dapat menarik dana dari mesin ATM,
sedangkan pada saat yang sama ada rekanan
dari nasabah tersebut yang melakukan transfer
dana ke rekening nasabah yang sama.
17. d) Penyembunyian Replikasi
Pengguna tidak terpengaruh apakah ia
mengakses basis data orisinil atau replikasi.
Misalnya, pengguna jasa ATM bank tidak perlu
direpotkan dengan basis data orisinil atau
replikasi yang diakses. Contoh: suatu waktu,
sebuah bank yang berpusat di jakarta melakukan
replikasi basis data di Surabaya untuk membantu
melayani transaksi di Surabaya dan sekitarnya.
Nasabah di Surabaya yang semula dilayani oleh
server Jakarta tidak melihat atau direpotkan oleh
prngantian server ini.
18. e) Penyembuyian Masalah
Apabila salah satu computer dalam Sistem
Terdistribusi mengalami masalah kerusakan,
kerusakan tersebut dapat diatasi secara langsung
dan cepat tampa terlihat dan tidak memerlukan
bayak campur tangan dari pengguna. Misalnya
dalam kasus server basisdata bank di Jakarta
down maka transaksi nasabah dilakukan oleh
server basisdata yang di Surabaya. Namun
pergantian server basis data tidak terlihat dan
tidak merepotkan nasabah.
19. f ) Penyembunyian Skala
Pengguna tidak terpengaruh atau
direpotkan apabila komputer-komputer dalam
Sistem Terdistribusi di-upgrade guna
mengkatkan kinerja dan jangkauan layanan.
Misalnya, nasabah ATM tidak terpengaruh
atau terganggu apabila prosesor dan memori
basis data bank ditambah.
20. Arsitektur Sistem Terdistribusi
Arsitektur didefinisikan sebagai suatu rancangan untuk
penyusunan dan operasi komponen-komponen. suatu sistem, di
mana rancangan tersebut mengidentifikasi komponen beserta
fungsi masing-masing komponen, konektivitas/hubungan
antarkomponen, dan mendeskripsikan pemetaan fungsionalitas
ke dalam komponen (rangkuman dari berbagai sumber).
Dengan demikian, arsitektur Sistem Terdistribusi diharapkan
mampu menyediakan gambaran fisik dan logikal dari sistem,
serta mampu menyediakan spesifikasi dari komponen-
komponen sistem beserta hubungan antarkomponen dalam
sistem. Hal-hal yang dijabarkan dalam arsitektur Sistem
Terdistribusi amat penting artinya dalam usaha pengembangan,
implementasi, dan pemeliharaan Sistem Terdistribusi (Gruver,
2003).
21. Jenis Arsitektur Sistem Terdistribusi
Client server, client menghubungi server untuk mendapatkan data,
yang kemudian memformat dan menampilkan pada pengguna.
Arsitektur ini terdiri dari 3 jenis, yaitu arsitektur 2-tier, 3-tier, dan n-
tier.
Tightly caupled (clustered), mesin-mesin terintegrasi yang
menjalankan proses yang sama secara bersamaan dengan membagi
tugas kedalam beberapa bagian yang dijalankan masing-masing
mesin. Apabila proses telah selesai, hasil pengerjaan masing-masing
mesin digabungkan menjadi satu.
Peer-to-peer, arsitektur di mana tidak ada mesin yang menyediakan
layanan atau mengelola sumber daya jaringan sehingga segala
tanggung jawab dibagikan di antara seluruh mesin, dikenal dengan
istilah peer