1. Dokumen tersebut membahas tentang upaya pelestarian hutan dan sumber daya air. Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap implementasi kebijakan pembangunan berkelanjutan seperti deforestasi, eksploitasi sumber daya alam, dan kebijakan pemerintah daerah.
1. 1
Jurnal :
MENJAGA , MELESTARIKAN SETETES SUMBER MATA AIR,
DAN MEWASPADAI JATUHNYA TETESAN AIR MATA
BURHAN SESA
STISIP VETERAN PALOPO
ABSTRAK
Ancaman atas kerusakan lingkungan dari aktivitas kegiatan dalam peningkatan pembangunan menjadi
sebuah penomenal akibat dari kemajuan tehnologi dan perubahan peradaban manusia,pengrusakan hutan
dan pencemaran lingkungan dari hari ke hari menjadi ancaman serius terhadap keberlangsungan
lingkungan yang harmonis. Salah satu penyebab, diduga akibat pembukaan lahan baru/alih fungsi lahan,
yang mengakibatkan deforestasi hutan baik dari segi kuantitas maupun kualitas mengalami penurunan
fungsi secara signifikan. Pembukaan lahan yang dilakukan, tidak dikuti kaidah konsep ekologi
berkelanjutan, dengan pertimbangan desakan ekoniomi masyarakat yang mau tidak mau solusi yang dapat
memberikan solusi atas himpitan dan kebutuhan ekonomi, kebutuhan sosial yang semakin garang, ya
dengan menebang pohon, atau membuka areal perkebunan, maupun dari kebijakan Pemerintah Daerah
dalam memberikan kemudahan bagi investor, memberikan Iizn HGU atas areal perkebunan,
pertambangan, Kehutanan, yang kesemuanya merupakan alih fungsi lahan produktif. Rusaknya ekosistem
yang ada dihutan tersebut dan disekitar hutan, pada dasarnya mengundang dan mempercepat prosesi
pengrusakana fungsi hutan, dsan sekaligus menjadi ancaman kehidupan, disetiap komponen yang ada di
bumi ini termasuk hilangnya sumber mata air untuk kehidupan seluruh manusia dan mahluk hidup
lainnya.
Untuk mencapai harapan tersebut diperlukan sebuah kebijakan pembangunan berkelanjutan, untuk
memperbaiki. menjaga kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan
ekonomi dan keadilan sosial. Ancaman kerusakan hutan yang berdampak pada lingkungan hidup dan
pranata ekosistem lingkungan lainnya, cepat atau lambat secerca tetesan mata air, pada musim kemarau
(La Nina), diprediksi akan menimbulkan bahaya/ dampak kekeringan, kebakaran hutan dan lahan,
demikian pula saat datangnya musin penghujan (Elnino). berbalik menjadi tetesan air mata/ malapetaka,
dimana siap atau tidak siap, suka atau tidak suka ancaman Banjir, longsor dan erosi akan hadir
menghancurkan sarana dan prasarana pembangunan, dan kehidupan manusia, mahluk hidup
lainnya.Jatuhnya korban jiwa yang tertimbun tanah longsor, terbawah arus banjir, terjadi isolasi, putusnya
mata rantai kehidupan, arus komunikasi dan transportasi antar desa, antar kota. Kondisi tersebut semua
pihak hanya tinggal terdiam dan terpaku menyaksikan amarah alam yang tidak lagi bersahabat dengan
manusia......... mungkin Tuhan mulai bosan, alam sudah mulai bosan,.......tanyakan sama rumput yang
masih bergoyang, oooh,oooh.(syair lagu Ebit G.Ade).
Kata kunci; hutan, sumber mata air kehidupan, manusia dan mahluk hidup.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Panorama alam nan indah, dari kelompok hutan menghijau diseberang sana, selain
memberikan nuansa eksotis, seperti air terjun disanalah tumbu berkembang suatu
kondisi ekologi lingkungan yang dihuni oleh jutaan plora fauna beraneka ragam species
endemik dalam sebuah kehidupan harmonis yang menjanjikan sebuah pemandangan
indah, suara gemercik air terjun, suara burung berkicau, tiba-tiba menghilang entah
2. 2
kemana rimbahnya, hentakan denyut jantung berdebar-debar takkala menyaksikan
sebuah pemandangan yang tidak lasim, tumbangnya pepohonan hijau dan besar, konon
kabarnya sebagai paru paru dunia, dan sumber mata air kehidupan mahluk hidup yang
menjanjikan, menjadi sebuah lokasi perladangan, usaha eksploitasi tambang dengan
pertimbangan dengan hadirnya Investor membangun daerah, akan terbuka lapangan
kerja, lapanagn usaha, PAD dll. Janji dari Pemerintah Daerah tidak berlangsung lama,
Janji akan membawah perubahan posistif bagi warga masyarakat lokal, seperti meretas
penganggguran, akan meretas kemiskinan, memperbaiki dan meningkatkan
pembangunan fasilitas infrastruktur daerah, eeeh ternyata bukannya perubahan positif,
tapi kemurkaan alam yang menghancurkan impian dan harapan kehidupan masa depan
ketika alam berbalik menjadi murka, longsor, erosi banjir yang menimbulkan malapetaka
bencana alam, sungguh mengerikan.
Tetesan air mata, isak tangis mengiringi pemandangan yang memilukan, mengharukan,
takkala alam tidak bersahabat dengan manusia, mempora-porandakkan, dan meluluh-
rantakkan permukiman masyarakat, longsor menghancurkan dan menimbun anak
sauadara, anak cucu, orang orang yang tidak berdosa, memisahkan sanak keluarga, dan
datangnya banjir yang menghanyutkan sejuta kenangan dan harapan yang terbangun.
Manusia dalam memanfaatkan sumber daya alam akan menimbulkan perubahan
terhadap ekosistem yang akan mempengaruhi kelestarian sumber daya alam itu
sendiri. Eksploitasi dan pemanfaatan sumber daya alam yang melebihi ambang batas
daya dukung lahan dan tanpa memperhatikan aspek kelestariannya akan mendorong
terjadinya erosi dan longsor, seperti yang banyak terjadi sekarang ini. Akibat dari
deforestasi tersebut menyebabkan terganggunya sumber sumber mata air, terjadinya
degradasi lahan, pendangkalan sungai akibat tingginya bawaan sedimentasi lumpur, dan
terganggunya sistem hidrologi Daerah Aliran Sungai (DAS). Maupun dampak sosial
yang tak berbilang, putusnya mata rantai komunikasi putusnya sarana dan prasarana,
fasilitas publik, hilangnya rumah warga yang tertimbun dan terbawah air, hilangnya
tempat mencari nafkah /mata pencaharian tetap (bertani kebun).
Menurut Moeljarto Tjokrowinoto, 2007, Pergeseran orintasi pembangunan pertumbuhan,
ekonomi ke orientasi Pembangunan berkelanjutan, dapat diwujudkan melalui
ketertkaitan (interlinkages) yang tepat antara alam, aspek sosio-ekonomis, dan kultur
tidak saja berkonsentrasi pada isu-isu lingkungan. Lebih luas daripada itu, pembangunan
berkelanjutan mencakup tiga hal pokok yang meliputi kebijakan dibidang pembangunan
3. 3
ekonomi, pembangunan sosial dan perlindungan lingkungan. Dokumen-dokumen PBB,
terutama dokumen hasil World Summit 2005 menyebut ketiga hal dimensi tersebut saling
terkait dan merupakan pilar pendorong bagi pembangunan berkelanjutan. Ekosistem
hutan mengalami ancaman berupa penebangan hutan (deforestasi), fragmentasi dan
konversi menjadi bentuk pemanfaatan lain. Jika penggundulan hutan terjadi secara terus
menerus, maka akan mengancam spesies flora dan fauna dan merusak sumber mata air,
sumber penghidupan manusia dan mahluk hidup lainnya. Melestarikan hutan berarti
menyelamatkan semua komponen kehidupan, hutan yang terjaga akan memberikan tata
air yang baik pada daerah hilirnya sehingga akan menyelamatkan semua kegiatan
umumnya dan kegiatan ekonomi khususnya, selain itu hutan yang terjaga akan
memberikan manfaat sangat besar bagi lingkungan, hutan sebagai paru-paru dunia akan
mengurangi pemanasan bumi, mengurangi kekeringan saat musim kemarau (Elnino) dan
mengurangi resiko longsor dan banjir saat musim hujan(La Nina)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian tersebut di atas, maka secara umum rumusan masalah
yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Upaya-upaya apa yang perlu dilakukan masyarakat dan Pemerintah Kota
Palopo dalam mengantisipasi, menjaga, melestarikan sumber mata air. Agar
tidak terjadi kerusakan, pengcemaran air.?
2. Faktor-Faktor apa yang berpengaruh terhadap implementasi Kebijakan
pembangunan berkelanjutan?
C. Tujuan Penelitian
Dari gambaran sebagaimana yang diuraikan pada latar belakang, maka secara
umum tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini , yaitu:
a. Menganalisis dan menjelaskan konsep perlindungan pengelolaan Hutan, dan
sumber mata air, secara berkelanjutan.
b. Menganalisis dan mengidentifikasi faktor-faktor berpengaruh terhadap
kebijakan Pemerintah Kota Palopo.
D. Mamfaat Penelitian
Berdasarkan permasalahan dan tujuan yang duraikan sebelumnya, maka secara
umum mamfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini. Yaitu:
4. 4
a. Untuk Pemerintah Kota Palopo, diharapkan dengan penelitian ini, khususnya
yang berhubungan dengan pelestarian hutan dan pengelolaan sumber Mata
air, (cashment Area), untuk menganalisis dan menjelaskan konsep
perlindungan, pengelolaan sumber mata air, dalam menunjang ketersediaan,
serta kerusakan maupun terjadinya pencemaran air.
b. Untuk pihak swasta/ investor, agar mengetahui, dan mengantisipasi sejauh
mana hak dan kewajiban yang perlu diantisipasi/dipersiapkan sebelum
melakukan kegiatan dalam rangka menjaga, dan melestarikan hutan sebagai
sumber mata air.
c. Untuk masyarakat, diharapkan menjadi pembelajaran untuk tidak melakukan
pengrusakan hutan, dan merusak sumber mata air karena akan menimbulkan
dampak, malapetaka dan selanjutnya diharapkan untuk menjaga, memelihara
dan melestarikan hutan dan sumber mata air.
d. Untuk Peneliti/Mahasiswa, dijadikan sebagai bahan perbandingan dan
penelusuran lebih lanjut, pengkajian, model pendekatan dalam merumuskan
penelitian selanjutnya dalam bidang ini.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Beberapa Pengertian
1. Hutan
a. Menurut Wikipedia Ensiklopedia, 2009, Hutan adalah sebuah kawasan yang
ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan dan tumbuhan lainnya. Kawasan-kawasan
semacam ini terdapat di wilayah-wilayah yang luas di dunia dan berfungsi sebagai
penampung karbon dioksida (carbon dioxide sink),habitat hewan, modulator arus
hidrologika, serta pelestari tanah, dan merupakan salah satu aspekbiosfer Bumi yang
paling penting.
b. Menurut Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, pengertian
hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya
alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungan, yang
satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan. Definisi hutan yang disebutkan di
atas, terdapat unsur-unsur yang meliputi: a. Suatu kesatuan ekosistem b. Berupa
hamparan lahan c. Berisi sumberdaya alam hayati beserta alam lingkungannya yang
5. 5
tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. d. Mampu memberi manfaat secara
lestari. Hutan adalah bentuk kehidupan yang tersebar di seluruh dunia. Kita dapat
menemukan hutan baik di daerah tropis maupun daerah beriklim dingin, di dataran
rendah maupun di pegunungan, di pulaukecil maupun di benua besar.
c. Soerianegara dan Indrawan (1982) mengemukakan Hutan adalah masyarakat tumbuh-
tumbuhan yang dikuasai atau didominasi oleh pohon-pohon dan mempunyai keadaan
lingkungan yang berbeda dengan keadaan diluar hutan.
d. Arief (1994) mengemukakan bahwa Hutan adalah masyarakat tumbuh-tumbuhan dan
binatang yang hidup dalam lapisan dan di permukaan tanah dan terletak pada suatu
kawasan, serta membentuk suatu kesatuan ekosistem yang berada dalam
keseimbangan dinamis.
Hutan merupakan suatu kumpulan tetumbuhan, terutama pepohonan atau tumbuhan
berkayu lain, yang menempati daerah yang cukup luas. Keunggulan yang lebih penting bagi
hutan dari sumberdaya alam lain adalah merupakan sumber daya alam yang dapat
diperbaharui. Sumber-sumber hutan tidak akan kunjung habis dan kering , ia akan selalu ada
asalkan diurus dan dijaga sebaik-baiknya. Pengelolaan sumber kehutanan modern
berdasarkan sifat renewable dan potensi serba guna bagi kesejahteraan rakyat sepanjang masa
. (Mubyarto, 1985) Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh
pepohonan dan tumbuhan lainnya.Hutan adalah suatu wilayah yang memiliki banyak tumbuh-
tumbuhan lebat yang berisi antara lain pohon, semak, paku-pakuan, rumput, jamur dan lain
sebagainya serta menempati daerah yang cukup luas. Hutan berfungsi sebagai penampung karbon
dioksida (carbon dioxide sink), habitat hewan, modulator arus hidrologika, dan pelestari tanah serta
merupakan salah satu aspek biosfer bumi yang paling penting. Hutan adalah bentuk kehidupan yang
tersebar di dingin, di dataran rendah maupun di pegunungan, di pulau kecil maupun di benua besar.
Menurut Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, pengertian hutan adalah suatu
kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi
pepohonan dalam persekutuan alam lingkungan, yang satu dengan yang lainnya tidak dapat
dipisahkan. Definisi hutan yang disebutkan di atas, terdapat unsur-unsur yang meliputi:a). Suatu
kesatuan ekosistem b). Berupa hamparan lahan c). Berisi sumberdaya alam hayati beserta
alam lingkungannya yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. d). Mampu
memberi manfaat secara lestari. Keempat ciri pokok dimiliki suatu wilayah yang dinamakan
hutan, merupakan rangkaian kesatuan komponen yang utuh dan saling ketergantungan
terhadap fungsi ekosistem di bumi. Eksistensi hutan sebagai subekosistem global
menenpatikan posisi penting sebagai paru-paru dunia (Zain 1996).
6. 6
Tekanan penduduk dan ekonomi yang semakin besar mengakibatkan pengambilan hasil
hutan semakin intensif, gangguan terhadap hutan semakin besar sehingga fungsi hutan
juga berubah, beberapa fungsi hutan dan manfaatnya bagi manusia dan kehidupan
lainnya adalah Air sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia, yang berarti
besar peranannya dalam kesehatan manusia. Di dalam air, bisa saja terdapat Phatogenic
organisme yang dapat mengganggu kesehatan manusia, seperti; Salmonella typhi yang
dapat menyebabkan penyakit demam typhoid, Sighella dysentriae yang menyebabkan
penyakit disentri basiler, Salmonella paratyphi yang menyebabkan penyakit demam para
typhoid. Di dalam air juga bisa saja terdapat non phatogenic organisme yang dapat
mengganggu dan menimbulkan kerugian bagi manusia, seperti Actinomycetes dan Algae
yang terdapat dalam air kotor dapat menimbulkan rasa dan bau yang tidak diharapkan.
Pengertian Hutan secara biofisik adalah sebuah wilayah yang ditumbuhi oleh pepohonan dan
tumbuhan lainnya dengan kerapatan tertentu sehingga terbentuk iklim setempat yang berbeda
dengan sekitarnya. Hutan terdapat di wilayah-wilayah yang luas di dunia, namun sekarang
terus berkurang secara drastis. Hutan berfungsi sebagai penyimpan karbon dioksida
(carbondioxide sink), habitat hewan, menjaga sistem hidrologi (penyimpanan air), konservasi
tanah, dan fungsi-fungsi lainnya yang menentukan keberlangsungan bumi ini.
Hutan adalah suatu bentuk ekosistem yang tersebar di seluruh dunia. Hutan dapat
ditemukan di daerah tropis, sub tropis maupun daerah beriklim dingin, Hutan terdapat di
dataran rendah maupun di pegunungan, Hutan terdapat di pulau-pulau kecil maupun di
dataran benua. Hutan yang didominasi oleh pepohonan yang merupakan tumbuhan berukuran
besar dan tinggi dengan masa hidup bertahun-tahun bahkan beratus tahun. Pohon-pohon yang
mendominasi hutan mempunyai tajuk yang menyatu yang biasa disebut “Kanopi“.Menurut
UU No. 41 tahun1999, hutan diartikan sebagai lapangan pertumbuhan pohon-pohon yang
secara menyeluruh merupakan persekutuan hidup alam hayati beserta alam lingkungan,
Hutan diartikan sebagai suatu asosiasi sehingga antara jenis pohon yang satu dan jenis pohon
lain yang terdapat di dalamnya akan saling tergantung. Jenis-jenis tanaman yang tidak
menyukai sinar matahari penuh tentu memerlukan perlindungan dari tanaman yang penuh
akan memperoleh keuntungan dari tanaman yang hidup di bawahnya karena mampu menjaga
kelembaban dan suhu yang diperlukan oleh tanaman tinggi tersebut.
7. 7
Meskipun jargon pembangunan berkelanjutan sudah dipopulerkan sejak tahun 1980-an,
pada kenyataannya pelaksanaan pembangunan di lndonesia, termasuk di provinsi Bengkulu,
masih menittkberatkan pada pembangunan ekonomi jangka pendek. Para kepala daerah
berupaya keras untuk meningkatkan PAD. Kawasan konservasi dan hutan lindung yang
tidak boleh dieksploitasi dianggap sebagai penghambat pembangunan. Ada keinginan
sebagian pejabat dan masyarakat untuk mengalihfungsikan kawasan konservasi dan hutan
lindung mienjadi kawasan budidaya sehingga dapat diolah dan menghasilkan uang.
Sebagai sumber daya alam, hutan mempunyai multi fungsi sangat penting bagi
kehidupan. Tajuk pohon yang banyak dan berlapis-lapis pada tanaman yang ada di hutan
akan sangan membantu untuk menahan energi potensial air hujan yang jatuh sehingga
aliran air tuidak terlalu besar , hal ini akan mengurangi kerusakan tanah , baik erosi
percikan maupun erosi alur. Kondisi ini akan membantu kesuburan tanah dan penyerapan
air tanah. Secara global hutan adalah paru-paru dunia karena akan menyerap
karbondioksida di udara dan melepaskan oksigen yang lebih banyak yang sangat
bermanfaat bagi makhluk hidup di dunia.
Menurut Departemen Pertanian, 2006. Kawasan hutan pegunungan merupakan hulu
Daerah Aliran Sungai (DAS) yang berfungsi sebagai penyangga tata air daerah hilir, pleh
karena itu perlu dilakukan pengelolaan lahan yang tepat agar dapat melakukan pelestarian
Sumber Daya Alam dan lingkungan terutama kawasan hilir yang akan mempengaruhi
kegiatan pertanian dan ekonomi setempat.
2. Pengertian air
Secara alamiah air merupakan kekayaan alam yang dapat diperbaharui dan
mempunyai daya regenerasi yaitu selalu mengalami sirkulasi dan mengikuti daur.
Daur hidrologi diberi batasan sebagai tahapan-tahapan yang dilalui air dari atmosfer,
penguapan dari tanah atau laut, kondensasi untuk membentuk awan, presipitasi akumulasi di
dalam tanah maupun tubuh air dan menguap kembali.
Pengertian air adalah senyawa kimia yang merupakan hasil ikatan dari unsur hidrogen
(H2) yang bersenyawa dengan unsur oksigen (O) dalam hal ini membentuk senyawa H2O.
Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi
ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan air yang
utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air minum. Hal ini terutama untuk
mencukupi kebutuhan air di dalam tubuh manusia itu sendiri.
8. 8
Mata Air Mata air adalah sebuah keadaan alami di mana air tanah mengalir keluar
dari akuifer menuju permukaan tanah. Mata air merupakan bagian dari hidrosfer. Mata air
dapat terjadi karena air permukaan meresap ke dalam tanah dan menjadi air tanah. Air
tanah kemudian mengalir melalui retakan dan celah di dalam tanah yang dapat berupa celah
kecil sampai gua bawah tanah. Air tersebut pada akhirnya akan menyembur keluar dari
bawah tanah menuju permukaan dalam bentuk mata air. Keluarnya air menuju permukaan
tanah, dapat merupakan akibat dari akuifer terbatas, di mana permukaan air tanah berada di
elevasi yang lebih tinggi dari tempat keluar air.
Adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah. Maka air yang
berasal dari dalam tanah dalam, hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitasnya sama
dengan keadaan air dalam.
B. Permasalahan dalam pengelolaan Hutan yang tidak ramah lingkungan
Kebakaran hutan yang sering terjadi akan membumi-hanguskan habitat satwa,
mengurangi keragaman hayati dan menghilangkan kesuburan tanah, rusaknya siklus
hidrologi serta akan menimbulkan pemanasan global. Banyaknya perladangan berpindah
akan semakin meningkatkan ancaman kerusakan hutan , karena umumnya masyarakat
tidak memperhatikan aturan – aturan yang benar untuk menjaga kelestarian hutan dalam
melakukan aktivitasnya di ladang (Marison Guciano, 2009).
Menurut FAO masalah lingkungan di negara-negara berkembang sebagian besar
disebabkan karena eksploitasi lahan yang berlebihan , perluasan penanaman dan
penggundulan hutan. Bersamaan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan
industrialisasi, permasalahan penggunaan lahan sudah umum terjadi . Termasuk rencana
alih fungsi lahan ang berkenaan dengan pembukaan /pencetakan sawah baru yang
menggorogoti hutan, lahan produktif.
Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia mengeksploitasi sumberdaya alam
mengolahnya menjadi produk-produk alam dan yang sesuai dengan keperluannya.
Sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan peningkatan gaya hidup maka kebutuhan
akan sumberdaya alam meningkat. Eksploitasi sumberdaya alam dan pemanfaatanya
yang didasarkan pada kepentingan ekonomi jangka pendek telah menimbulkan dua sisi
kerusakan lingkungan. Di satu sisi terjadilah penyusutan sumberdaya alam dan di sisi
lain terjadilah penumpukan limbah yang mengakibatkan polusi.
Jika pembangunan yang hanya mementingkan kepentingan ekonomi jangka pendek
9. 9
diteruskan, maka kerusakan lingkungan akan semakin parah sehlngga generasi
mendatang tidak lagi memiliki sumberdaya alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
dan akan hidup dalam kondisi lingkungan yang tidak sehat. Agar kita dapat mewariskan
lingkungan dalam keadaan baik sehingga generasi mendatang masih dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya maka kita perlu melaksanakan pembangunan tanpa merusak
lingkungan, atau yang disebut pembangunan berkelanjutan.
C. PELESTARIAN HUTAN
Mengelolah sumber daya alam yang berkaitan dengan hutan, biasanya akan
berhubungan dengan pegunungan, Lahan di pegunungan yang masih merupakan
kawasan hutan adalah lahan yang sangat banyak memberikan manfaat untuk pertanian,
perkebunan,peternakan, selain itu hutan juga sangat penting untuk menjaga fungsi
lingkungan Daerah Aliran Sungai (DAS) dan penyangga daerah untuk kepentingan
pertanian dan pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat.
Dalam Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 Tentang Pengendalian dan
Pengolaan Lingkungan Hidup, Pelestarian dalam pengertian yang luas merupakan salah
satu penerapan yang penting dari ekologi. Tujuan dari pelestarian yang sebenarnya
adalah memastikan pengawetan kualitas lingkungan yang mengindahkan estetika dan
kebutuhan maupun hasilnya serta memastikan kelanjutan hasil tanaman, hewan, bahan-
bahan yang berguna dengan menciptakan siklus keseimbangan antara pengelolaan,
pemamfaatan dan pembaharuan sumber daya alam. Dalam artian untuk mencegah
terjadinya kerusakan hutan maka dipandang perlu dalam pemamfaatannya dilakukan
kebijakan dalam bentuk pengendalian, mana yang dapat dieksploitasi dan mana yang
sesungguhnya perlu perlindungan.
Kesadaran lingkungan harus ditumbuh kembangkan pada masyarakat sejak dini .
mengingat akan kebutuhan sosial dan ekonomi masyarakat yang semakin besar, maka
mau atau tidak mau, suka atau tidak suka, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
sebagian warga masyarakat bertumpuh pada sumber daya alam. Agar kondisi ini tetap
lestari maka informasi tentang dampak dampak lingkungan, senantiasa disampaikan
sehingga akan meningkatkan kesadaran akan pentingnya lingkungan.
Menurut Djaenudin, D. 1994, kawasan hutan perlu dipertahankan berdasarkan
pertimbangan fisik, iklim dan pengaturan tata air serta kebutuhan sosial ekonomi
10. 10
masyarakat dan Negara. Hutan yang dipertahankan terdiri dari hutan lindung, hutan
suaka alam, hutan wisata, hutan konservasi, hutan produksi terbatas dan hutan produksi.
Berikut ini pengertian dari berbagai jenis hutan tersebut, antara lain: (1) Hutan
lindung adalah hutan yang perlu dibina dan dipertahankan sebagai hutan dengan
penutupan vegetasi secara tetap untuk kepentingan hidroorologi, yaitu mengatur tata air,
mencegah banjir dan erosi, memelihara keawetan dan kesuburan tanah baik dalam
kawasan hutan bersangkutan maupun kawasan yang dipengaruhi di sekitarnya;
(2) Hutan suaka alam adalah hutan yang perlu dipertahankan dan dibina
keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, tipe ekosistem, gejala dan keunikan alam
bagi kepentingan plasma nutfah dan pengetahuan, wisata dan lingkungan; (3) Hutan
wisata adalah hutan yang dipertahankan dengan maksud untuk mengembangkan
pendidikan, rekreasi dan olahraga; (4) Hutan konservasi adalah hutan yang
dipertahankan untuk keberadaan keanekaragaman jenis plasma nutfah dan tempat hidup
dan kehidupan satwa tertentu; (5) Hutan produksi terbatas adalah kawasan hutan
untuk menghasilkan kayu hutan yang hanya dapat dieksploitasi secara terbatas dengan
cara tebang pilih serta; (6) Hutan produksi adalah kawasan hutan yang diperuntukkan
sebagai kebutuhan perluasan, pengembangan wilayah misalnya transmigrasi pertanian
dan perkebunan, industry dan pemukiman dan lain-lain.
Di dalam hutan-hutan tersebut di atas tidak boleh dilakukan kegiatan yang
mengakibatkan terganggunya fungsi hutan tersebut. Hutan mempunyai fungsi pelindung
terhadap tanah dari tetesan hujan yang jatuh dari awan yang mempunyai energi tertentu,
karena gerak jatuhnya itu dengan energi tertentu tetesan hujan akan memukul permukaan
tanah dan melepaskan butiran tanah sehingga akan terjadi erosi percikan.
Air hujan yang tidak meresap ke dalam tanah akan mengalir di atas permukaan
tanah, aliran air ini mempunyai energi tertentu juga, makin curam dan panjangnya lereng
tempat air mengalir makin besar energinya, energi yang ada pada aliran permukaan ini
akan mengelupaskan permukaan tanah sehingga terjadi erosi permukaan. Aliran
permukaan dapat juga menyebabkan terbentuknya alur permukaan tanah yang disebut
dengan erosi alur.
Jika ada hutan maka tetesan air hujan akan jatuh pada tajuk-tajuk tanaman yang
ada di hutan tersebut, terlebih lagi bila tajuk tersebut berlapis-lapis sebagian air hujan
tersebut, akan menguap kembali ke udara dan sebagian lagi akan jatuh ke tanah melalui
tajuk- tajuk tanaman dari yang teratas sampai ke tajuk tanaman yang terendah, akibatnya
11. 11
energi kinetic air hujan tersebut di patahkan atau diturunkan kekuatannya oleh tajuk-
tajuk tanaman yang berlapis tadi, hingga akhirnya air hujan yang jatuh pada tanah dari
tajuk yang terndah energinya hanya yang kecil saja sehingga kekuatan pukulan air hujan
pada permukaan tanah tidak besar, dengan demikian erosi percikan hanya kecil.
Sebagian air yang jatuh di tajuk akan mengalir melalui dahan ke batang pokok
dan selanjutnya mengalir ke bawah melalui batang pokok sampai ke tanah. Di dalam
hutan di atas permukaan tanah terdapat seresah yaitu, daun, dahan dan kayu yang
membusuk. Seresah- seresah tersebut dapat menyerap air dan dapat membuat tanah
mejadi gembur dan membuat air mudah meresap ke dalam tanah. Karena penyerapan air
oleh seresah dan air meresap ke dalam tanah aliran air permukaan menjadi kecil dengan
demikian erosi lapisan dan erosi alur jadi kecil.
Apabila hutan tidak dipertahankan atau dilestarikan fungsi perlindungan hutan terhadap
tanah akan hilang sehingga akan terjadi erosi bahkan longsor seperti yang banyak terjadi
sekarang ini bila musim hujan datang. Erosi akan semakin besar dengan besarnya
intensitas hujan serta makin curam dan panjangnya lereng. Akibat adanya erosi
kesuburan tanah akan berkurang karena lapisan atas sudah terkikis dan terbawa oleh air
sehingga akan menurunkan produksi tanaman dan pendapatan petani (Sinukaban, N.
1994).
D. Pelestarian Hutan
Nilai ekonomi yang dihasilkan dari masing-masing tipe pemanfaatan sumber daya
alam (hasil hutan kayu, non kayu, tambang, perikanan, pertanian, pariwisata, dll) serta
nilai ekonomi dari jasa lingkungan yang disediakan oleh kawasan hutan , hendaknya
tidak dilihat sebagai nilai-nilai yang terpisah satu sama lain, karena setiap kegiatan
pemanfaatan sumber daya alam (kegiatan ekonomi lain) tidak berdiri sendiri, melainkan
saling berinteraksi dan saling memberikan dampak satu sama lain. (TFGD (Technical
Focus Group Discussion), 2006).
Manfaat atau fungsi hutan bagi kehidupan manusia secara langsung maupun tidak
langsung sangat banyak dan beragam. Hutan tidak saja sebagai sumber kayu dan hasil
hutan lainnya yang memberikan manfaat ekonomi. Secara tidak langsung hutan akan
memberikan pengaruh pada kehidupan di hilirnya.
Hutan juga mempunyai fungsi perlindungan terhadap tata air. Dengan adanya seresah di
lantai hutan dan struktur tanah gembur, air hujan terserap seresah dan masuk ke dalam
12. 12
tanah. Karena itu dalam musim hujan debit maksimum air dapat dikurangi, dengan
demikian bahaya banjir berkurang.
Hujan yang jatuh ke bumi baik langsung menjadi aliran maupun tidak langsung melalui
vegetasi atau media lainnya akan membentuk siklus aliran air mulai dari tempat yang
tinggi (gunung, pegunungan ) menuju ke tempat yang rendah baik di permukaan tanah
maupun di dalam tanah yang berakhir di laut.
Sebagian air hujan yang jatuh di permukaan tanah meresap ke dalam tanah dalam bentuk
infiltrasi, perkolasi, kapiler. Aliran air tanah dapat dibedakan menjadi aliran tanah
dangkal, aliran tanah dalam, aliran tanah antara dan aliran tanah dasar. Disebut aliran
tanah dasar karena aliran ini merupakan aliran yang mengisi sisten jaringan sungai. Hal
ini dapat di lihat pada musim kemarau aliran ini akan tetap secara kontinyu apabila
kondisi hutan baik (Kodoatie, R.2005). Oleh sebab itu kilta perlu melestarikan hutan.
Banyaknya air hujan yang meresap ke dalam tanah, persediaan air tanah akan bertambah.
Sebagian air tanah akan keluar lagi di daerah yang lebih rendah sebagai mata air, dengan
bertambahnya cadangan air tanah, mata air serta sumur yang hidup di musim kemarau
juga lebih banyak daripada tanpa adanya hutan. Jadi, efek hutan adalah mengurangi
resiko kekurangan air dalam musim kemarau.
Air sebagai sumber kehidupan mempunyai berbagai macam fungsi . Di sisi lain air juga
merupakan bagian dari sumber daya alam . Fungsi air sebagai sumber kehidupan adalah
memenuhi kebutuhan air baku untuk rumah tangga, pertanian, industry , pariwisata,
pertahanan, pertambangan, ketenagaan dan perhubungan. Sebagai sumber daya alam air
juga harus dilestarikan agar ketersediaan air dipermukaan bumi ini bisa
berkesinambungan. Dengan melestarikan hutan berarti kita juga melestarikan
ketersediaan air sebagai sumber daya alam.
Banyaknya air yang tersedia di permukaan bumi ini akan sangat membantu kehidupan
manusia karena air diantaranya akan banyak memberikan manfaat ekonomi. Di daerah
daerah yang pengairannya baik pertanian tidak lagi bergantung pada hujan , petani dapat
merencanakan pola pergiliran tanaman dengan lebih baik.
E. FUNGSI DAN MANFAAT HUTAN
a. Mamfaat Hutan
13. 13
Hutan memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan manusia, mulai dari
pengatur tata air, paru-paru dunia, sampai pada kegiatan industri. Pamulardi (1999)
menerangkan bahwa dalam perkembangannya hutan telah dimanfaatkan untuk berbagai
penggunaan, antara lain pemanfaatan hutan dalam bidang Hak Pengusahaan Hutan,
Hak Pemungutan Hasil Hutan dan Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri. Sebagai
salah satu sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan
manusia, manfaat hutan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : manfaat tangible
(langsung/nyata) dan manfaat intangible (tidak langsung/tidak nyata).
Manfaat tangible atau manfaat langsung hutan antara lain : kayu, hasil hutan
ikutan, dan lain-lain. Sedangkan manfaat intangible atau manfaat tidak langsung hutan
antara lain : pengaturan tata air, rekreasi, pendidikan, kenyamanan lingkungan, dan
lain-lain (Affandi & Patana, 2002). Selanjutnya Arief (2001) menjelaskan manfaat
tangible diantaranya berupa hasil kayu dan non kayu. Hasil hutan kayu dimanfaatkan
untuk keperluan kayu perkakas, kayu bakar dan pulp. Sedangkan hasil-hasil hutan yang
termasuk non kayu antara lain rotan, kina, sutera alam, kayu putih, gondorukem dan
terpentin, kemeyan dan lain-lain. Berdasarkan kemampuan untuk dipasarkan, manfaat
hutan juga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : manfaat marketable dan manfaat non-
marketable. Manfaat hutan non-marketable adalah barang dan jasa hutan yang belum
dikenal nilainya atau belum ada pasarnya, seperti : beberapa jenis kayu lokal, kayu
energi, binatang, dan seluruh manfaat intangible hutan.
b. Fungsi Hutan
Dalam Undang-undang nomor 41 tahun 1999 tentang kehutanan, hutan
mempunyai tiga fungsi, yaitu fungsi konservasi, fungsi lindung, dan fungsi produksi.
Selanjutnya pemerintah menetapkan hutan berdasarkan fungsi pokoknya ada tiga,
yaitu hutan konservasi, hutan lindung, dan hutan produksi. 1. Penghasil Kayu
Bangunan, Di hutan tumbuh beraneka spesies pohon yang menghasilkan kayu
dengan berbagai ukuran dan kualitas yang dapat digunakan untuk bahan bangunan
dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.
1. Sumber Hasil Hutan Non-Kayu. Tingkat biodiversitas hutan alami sangat
tinggi dan memberikan banyak manfaat bagi manusia yang tinggal di sekeliling
14. 14
hutan. Selain kayu bangunan, hutan juga menghasilkan beraneka hasil yang dapat
dimanfaatkan sebagai obat-obatan, sayuran dan keperluan rumah tangga lainnya.
2. Cadangan Karbon Salah satu fungsi hutan yang penting adalah sebagai
cadangan karbon di alam karena karbon disimpan dalam bentuk biomassa
vegetasinya. Alih fungsi/guna lahan hutan mengakibatkan peningkatan emisi
kabon dioksida di atmosfer yang berasal dari pembakaran dan peningkatan
mineralisasi bahan organik tanah selama pembukaan lahan serta berkurangnya
vegetasi sebagai sumber karbon. Hutan menempati ruang dalam bumi yang terdiri
dari komponen tanah, hidrologi, udara atau atmosfer, iklim yang dinamakan
lahan. Lahan sangat bermanfaat untuk kepentingan manusia dan bernilai ekonomi
tinggi.
3. Hiburan, Hutan digunakan sebagai tempat perburuan dan tempat wisata yang
merupakan sumber pendapatan daerah.
4. Habitat Bagi Fauna, Hutan merupakan habitat penting bagi aneka flora dan
fauna. Konversi hutan menjadi bentuk penggunaan lahan lainnya akan
menurunkan populasi flora dan fauna yang sensitif sehingga tingkat
keanekaragaman hayati berkurang.
5. Sumber Tambang dan Mineral Berharga Lainnya, Di bawah hutan sering
terdapat barang mineral berharga yang merupakan bahan tambang yang
bermanfaat bagi kebutuhan hidup
Dalam Pasal 1 angka (4 s/d 11) UU No. 41 Tahun 1999, hutan dibagi kepada 8
(delapan) jenis, yaitu: a. Hutan negara adalah hutan yang berada pada tanah yang tidak
dibebani hak atas tanah. b. Hutan hak adalah hutan yang berada pada tanah yang
dibebani hak atas tanah. a. Hutan adat adalah hutan negara yang berada dalam wilayah
masyarakat hukum adat. b. Hutan produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai
fungsi pokok memproduksi hasil hutan. c. Hutan lindung adalah kawasan hutan yang
mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk
mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan
memelihara kesuburan tanah. d. Hutan konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas
tertentu, yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan
15. 15
satwa serta ekosistemnya. e. Kawasan hutan suaka alam adalah hutan dengan ciri khas
tertentu, yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman
tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya, yang juga berfungsi sebagai wilayah sistem
penyangga kehidupan. f. Kawasan hutan pelestarian alam adalah hutan dengan ciri khas
tertentu, yang mempunyai fungsi pokok perlindungan sistem penyangga kehidupan,
pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari
sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.
Departemen Kehutanan dan Perkebunan (1999) menerangkan hutan lindung
adalah hutan yang diperuntukan bagi perlindungan tata tanah dan air bagi kawasan di
sekitarnya. Hutan konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu yang
diperuntukan bagi perlindungan alam, pengawetan jenis-jenis flora dan fauna, wisata
alam dan keperluan ilmu pengetahuan. Hutan produksi adalah hutan yang diperuntukan
bagi produksi kayu dan hasil hutan lainnya untuk mendukung perekonomian negara dan
perekonomian masyarakat.
Fungsi hutan ditinjau dari kepentingan sosial ekonomi, sifat alam sekitarnya,
dan sifat-sifat lainnya yang berkenan dengan kehidupan manusia, dapat dikatakan bahwa
hutan berperan sebagai sumber daya. Dengan kondisi ini, sumber daya hutan menjadi
salah satu modal pembangunan, baik dari segi produksi hasil hutan atau fungsi plasma
nutfah maupun penyanggah kehidupan. Peranan tersebut menjadi salah satu modal dasar
pembangunan berbagai segi, tergantung pada keadaan dan kondisi setempat. Oleh karena
agar sumbe
Secara ekologi fungsi hutan adalah sebagai penyerap air hujan untuk mencegah
terjadinya erosi. Hutan mempunyai peranan penting dalam mengatur aliran air ke daerah
pertanian dan perkotaan, baik lokal, regional maupun global. Sebagai contoh, 50 %
sampai 80 % dari kelembaban yang ada di udara di atas hutan tropik berasal dari hutan
melalui proses transpirasi dan respirasi. Jika hutan dirambah presipitasi atau curah hujan
yang turun akan berkurang dan suhu udara akan naik (Miller, 1993).
Hutan sebagai sebuah ekosistem berfungsi:
Untuk menjaga keseimbangan sistem ekologi lingkungan hidup,
Gudang penyimpanan plasma nutfah,
Mempertahankan degradasi tanah dan erosi,
Sumber kayu industri dan penggergajian lokal,
Sumber hasil bagi penduduk setempat, dan
16. 16
III. METODE PENELITIAN
Dalam kegiatan penelitian ini, diharapkan penataan, pengembangan Ruang
Terbuka Hijau-RTH dalam wilayah Kota Palopo, terlaksana dengan baik, dengan
membuka ruang publik sebanyak-banyaknya, sebagai salah satu upaya Pemerintah Kota
Palopo dalam mewujudkan masyarakat yang sehat, dinamis dan berbudaya, yang saling
menghormati dan saling menyayangi antar manusia, hewan, binatang dan tumbuhan,
atas kebutuhan dan kehidupan mahluk hidup diatas permukaan bumi tercinta. Dalam
memperindah, mempersolek sebuah Kota, sebagai Kota Jasa,Perdagangan, Wisata dan
Industri, seyogianya Kota Palopo sebagai Zamrut urat nadi perekonomian yang
menghubungkan antara Bagian Utara Propinsi Sulawesi Utara ( Manado/ Gorontalo)
dengan Bagian selatan Propinsi Sulawesi Selatan,(Makassar) dan sebagai wisata daerah
destinasi tujuan OTW Tana Toraja, Bunaken dan Wakatobi Sulawesi tenggara dll.
Penataan, Pengembangan Ruang Terbuka Hijau-RTH secara umum
menggunakan metode :
a. Action Reseach, menurut Sugiyono,2012, adalah suatu proses yang
menghendaki terjadinya suatu perubahan dalam situasi tertentu untuk menguji
prosedur yang diperkirakan akan menghasilkan perubahan yang lebih baik,
dengan jalan mengubah situasi dalam artian sebuah lahan hutan produktif,
dapat dikelola/ dimamfaatkan , dieksploitasi secara prosedural dengan tidak
mengabaikan kaidah ekologi lingkungan hidup, sehingga fungsi hutan sebagai
fungsi hydrology, sumber air baku dapat terjaga,terkendali dengan baik dalam
pemamfaatannya,sehingga tidak menimbulkan dampak pengrusakan cashment
areal sumber air baku, maupun terjadinya pencemaran air..
b. Policy Research (penelitian Kebijakan), yaitu kegiatan yang dimulai dengan
memperhatikan terjadi masalah,dimana terjadinya masalah akibat dari sebuah
kebijakan dari manajer atau pengambil keputusan, Oleh Majchrzak dalam
Sugiyono, 2012, Policy Research adalah sebuah proses penelitian yang
dilakukan pada atau menganalisis masalah masalah sosial yang mendasar,
sehingga hasil penelitian tersebut dapat direkomendasikan/ disarankan kepada
pembuat keputusan untuk segera bertindak secara praktis dalam
menyelesaikan masalah tersebut Seperti terjadinya kerusakan lingkungan
17. 17
(hutan) Peraturan Pemerintah NO. 27/2012, Tentang Izin Lingkungan,atas
pemberian izin prinsip oleh Kepala Daerah,ada masalah besar yang
ditimbulkan berupa terjadinya deforestasi terhadap fungsi hutan,Fungsi
Hydrology, sumber mata air untuk kebutuhan PDAM, Pertanian, Industri
dll.Bahwa dengan pemberian Izin dalam eksploitasi hutan pada sumber mata
air berdampak menurunnya kapasitas debit air tersedia, baik untuk komsumsi
air minum, maupun pertanian. Maka dalam penelitian ini disarankan/
direkomendasikan kepada Pimpinan Daerah (Bupati/Walikota) untuk segera
meninjau/ mempertimbangkan pemberian Izin yang diduga merusak
lingkungan..
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
a.Pembangunan Berkelanjutan (sustainable Development)
Menurut Emil Salim: pembangunan berkelanjutan adalah suatu proses
pembangunan yang mengoptimalkan manfaat dari sumber daya alam dan sumber
daya manusia, dengan menyerasikan sumber daya alam dengan manusia dalam
pembangunan sedang menurut UU No.32 Tahun 2009 tentang Pengendalian dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, pada Pasal I bahwa lingkungan adalah kesatuan
ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan perikehidupan dan kesejahteraan
manusia serta makhluk lainnya
Pembangunan berkelanjutan adalah suatu proses pembangunan (lahan, kota,
bisnis, masyarakat, dsb) yang berprinsip "memenuhi kebutuhan sekarang tanpa
mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan" (menurut Laporan
Brundtland dari PBB, 1987). Pembangunan berkelanjutan ( sustainable
development.) adalah urgensi bagaimana memperbaiki kehancuran lingku-
ngan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial.
Dalam pembangunan berkelanjutan sangat berkaitan erat dengan pertumbuhan
ekonomi dan bagaimana mencari jalan untuk memajukan ekonomi dalam jangka
panjang, tanpa menghabiskan modal alam. Namun untuk sebagian orang lain,
konsep "pertumbuhan ekonomi" itu sendiri bermasalah, karena sumberdaya bumi
itu sendiri terbatas.
Pembangunan berkelanjutan yaitu suatu upaya sadar yang terencana yang
memadukan lingkungan hidup termasuk sumber daya ke dalam proses
18. 18
pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup
generasi saat ini dan generasi di masa mendatang. Pembangunan berkelanjutan
merupakan pembangunan yang menekankan pada kegiatan ekonomi yang optimal,
namun tetap mempertahankan kelestarian lingkungan sebagai bagian dari upaya
menjaga pembangunan tersebut dalam kurun waktu yang panjang. Pembangunan
berkelanjutan menghendaki pemanfaatan lingkungan sumber daya alam tidak
hanya di masa sekarang, namun tetap juga optimal di masa mendatang.
Pembangunan berkelanjutan tidak hanya berkonsentrasi terhadap isu-isu
lingkungan. Tetapi pembangunan berkelanjutan lebih luas dari itu, karena
mencakup 3 lingkup kebijakan, diantaranya yaitu pembangunan sosial,
pembangunan ekonomi, dan perlindungan lingkungan Pembangunan berkelanjutan
adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa harus
mengurangi kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan dari generasi yang akan
datang
b. Ciri-Ciri Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan yang berkelanjutan harus mencerminkan tindakan yang mampu
melestarikan lingkungan alamnya. Pembangunan berkelanjutan mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut.
1. Memberi kemungkinan pada kelangsungan hidup dengan jalan melestarikan fungsi
dan kemampuan ekosistem yang mendukungnya, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
2. Memanfaatkan sumber daya alam dengan memanfaatkan teknologi yang tidak
merusak lingkungan.
3. Memberikan kesempatan kepada sektor dan kegiatan lainnya untuk berkembang
bersama-sama di setiap daerah, baik dalam kurun waktu yang sama maupun kurun
waktu yang berbeda secara berkesinambungan.
4. Meningkatkan dan melestarikan kemampuan dan fungsi ekosistem untuk memasok,
melindungi, serta mendukung sumber alam bagi kehidupan secara berkesinambungan.
5. Menggunakan prosedur dan tata cara yang memerhatikan kelestarian fungsi dan
kemampuan ekosistem untuk mendukung kehidupan, baik masa kini maupun masa
yang akan datang.
19. 19
Menteri Kependudukan dan Lingkungan Hidup (1990), menggariskan kebijakan lingkungan
dalam kaitannya dengan pembangunan yang berkelanjutan yang kaitanya dengan menjaga,
melestarikan sumber mata air yaitu.
1. Memenuhi kebutuhan dasar manusia, antara lain pangan, papan, sandang, energi, air,
dan sanitasi harus dapat memenuhi standar minimum bagi golongan ekonomi lemah.
2. Memastikan tercapainya jumlah penduduk yang berkelanjutan. Jumlah penduduk
yang mampu mendukung pembangunan berkelanjutan adalah penduduk yang stabil
dan sesuai dengan daya dukung lingkungannya. Laju pertumbuhan penduduk yang
tinggi (> 2% per tahun), seperti yang terjadi di negara-negara sedang berkembang
perlu ada penurunan penduduk menuju tingkat pertumbuhan 0% (zero population
growth).
3. Menjaga kelestarian dan meningkatkan sumber daya dengan penciptaan dan perluasan
lapangan kerja, pelestarian, dan penggunaan energi secara efisien, pencegahan
pencemaran (air dan udara) sedini mungkin.
4. Berorientasi pada teknologi dalam pengelolaan resiko, antara lain penciptaan inovasi
teknologi dan penggunaan teknologi yang ramah lingkungan.
5. Menggabungkan kepentingan lingkungan dan ekonomi dalam pengambilan
keputusan. Misalnya, kebijakan efisiensi penggunaan energi dengan biaya produksi
yang minimal dapat menggunakan energi semaksimal mungkin.
c.Tujuan pembangunan berkelanjutan, Yaitu:
1. Untuk memberikan keadilan pembangunan yang merata kepada seluruh masyarakat,
baik pada generasi sekarang pada generasi yang akan datang. Karena prinsip dasar
yang dianut adalah memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa harus mengorbankan
kebutuhan generasi selanjutnya.
2. Untuk menyeimbangkan antara 3 komponen lingkungan, social dan ekonomi. Artinya
untuk mencapai pembangunan yang diinginkan, tidak boleh mengorbankan salah satu
komponen tersebut. Semua harus berjalan beriringan.
3. Yang terakhir adalah apa saja tujuan pembangunan berkelanjutan yang disebutkan
tersebut menitikberatkan pada kualitas, sehingga hasil pembangunan akan tampak
nyata.
20. 20
Berbagai metoda dan upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan sumber daya
alam, antara lain adalah:
1. Pelestarian tanah, merupakan salah satu upaya dalam pelestarian tanah yang dapat
dilakukan oleh semua elemen/unsur masyarakat, dengan cara menggalakkan kegiatan
menanam pohon atau penghijauan kembali (reboisasi) terhadap tanah yang semula gundul.
Untuk daerah perbukitan atau pegunungan yang posisi tanahnya miring perlu dibangun
terasering atau sengkedan, sehingga mampu menghambat laju aliran air hujan.Kebijakan
Pemerintah dalam wujud ini dapat dilksanakan dengan penanamanan sejuta pohon, pada
puncak hari Lingkungan Hidup atau pada acara HUT Kabupaten/Kota, atau hari-hari
Nasional lainnya.
2. Pelestarian udara, Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena setiap organisme/
mahluk hidup pasti bernapas dan tentunya memerlukan udara. Upaya yang dapat dilakukan
untuk menjaga agar udara tetap bersih dan sehat antara lain:
1) Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita. Atas kebijakan
pemerintah melakukan gerakan penanaman sejuta pohon, dengan sistim “OMOT’ One men
one tree, Tanaman dapat menyerap gas-gas yang berbahaya bagi manusia. Tanaman mampu
memproduksi oksigen melalui proses fotosintesis. Di samping itu tumbuhan juga
mengeluarkan uap air, sehingga kelembapan udara akan tetap terjaga.
2) Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran, utamanya bagi
kenderaan bermotor dengan menggunakan bahan bakar yang dianjurkan, serta menggunakan
yang ramah lingkungan. Selain itu untuk menjaga pencemaran udara, dimohon kiranya warga
masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran hutan yang menimbulkan berbagai dampak
lingkungan. termasuk kegiatan industri merupakan penyumbang terbesar kotornya udara di
perkotaan dan kawasan industri. Salah satu upaya pengurangan emisi gas berbahaya ke udara
adalah dengan menggunakan bahan industri yang aman bagi lingkungan, serta pemasangan
filter pada cerobong asap pabrik.
3) Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan
ozon di atmosfer.Gas freon yang digunakan untuk pendingin pada AC maupun kulkas serta
dipergunakan di berbagai produk kosmetika, adalah gas yang dapat bersenyawa dengan gas
ozon, sehingga mengakibatkan lapisan ozon menyusut
21. 21
3. Pelestarian hutan Eksploitasi hutan yang terus menerus berlangsung sejak dahulu hingga
kini tanpa diimbangi dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan hutan menjadi
rusak. Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan:
a) Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.
b) Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.
c) Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.
d) Menerapkan sistem tebang–tanam dalam kegiatan penebangan hutan.
e) Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai
pengolahan hutan.
A. Partisipasi Masyarakat dalam menjaga hutan
Peran serta masyarakat merupakan faktor penting dalam pembangunan, sehingga
hampir semua negara mengakui adanya kebutuhan akan partisipasi dalam semua proses
pembangunan. Hal ini terlihat dengan munculnya konsep pembangunan dari bawah yang
melibatkan peranserta masyarakat (bottom up) untuk mengimbangi modus konsep
pembangunan dari atas (top down) (Zulkarnain dan Dodo, 1999) Peran serta masyarakat
yang sesungguhnya merupakan suatu cara untuk membahas insentif material yang mereka
butuhkan (Gullet, 1989). Tjokroamidjojo (1996), mengatakan berhasilnya pencapaian tujuan-
tujuan pembangunan memerlukan keterlibatan aktif dari masyarakat pada umumnya. Tidak
saja dari pengambil kebijaksanaan tertinggi, para perencana, pegawai pelaksana operasional,
tetapi juga dari petani-petani, nelayan, buruh, pedagang kecil, pengusaha, dan lain Menurut
Soetrisno (1995), keterlibatan masyarakat menjadi penting artinya dalam perencanaan
pembangunan sebagai berikut, Pertama: berupaya memadukan model top down dan bottom
up agar program pembangunan tersebut dapat diterima sepenuh hati; Kedua: memotivasi
rakyat untuk menumbuhkan rasa melu handarbeni terhadap hasil pembangunan. Kesadaran
berpartisipasi ini sangat penting juga dalam rangka menciptakan hutan berkelanjutan.
Peranserta masyarakat dalam pengelolaan hutan berarti adanya tindakan nyata yang
dilakukan masyarakat dalam berbagai upaya pelestarian hutan. Partisipasi masyarakat
tersebut dalam Pasal 6 ayat (1) UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup disebutkan: Setiap orang mempunyai hak dan kewajiban untuk berperanserta dalam
rangka pengelolaan lingkungan hidupî. Dipertegas dalam penjelasan bahwa hak dan
kewajiban setiap orang sebagai anggota masyarakat untuk berperanserta dalam kegiatan
22. 22
pengelolaan lingkungan hidup mencakup baik tahap perencanaan maupun tahap-tahap
pelaksanaan dan
Hubeis (1990), menambahkan bahwa bentuk peranserta masyarakat akan sangat dipengaruhi
oleh latar belakang lingkungan budaya di mana mereka bertempat tinggal. Kearifan lokal
merupakan salah satu manifestasi kebudayaan sebagai sistem yang cenderung memegang erat
tradisi sebagai sarana untuk memecahkan persoalan yang kerap dihadapi oleh masyarakat
lokal.
B. Dampak Ketidak Perdulian Terhadap Alam
Banyak dampak negatif yang ditimbulkan akibat tidak perduli dan memperhatikan
alam,diantaranya:
1) Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir menunjukkan peristiwa yang berkaitan
dengan masalah tanah.
2) Udara yang kotor karena debu atau pun asap sisa pembakaran menyebabkan kadar oksigen
berkurang. Keadaan ini sangat membahayakan bagi kelangsungan hidup setiap organisme.
3) Rusak-nya lapisan ozon dan kadar gas rumah kaca di atmosfer, lebih cenderung disebabkan
oleh kenaikan gas CFC (gas buatan manusia) yang banyak digunakan dalam industri
(karet,plastik busa, AC dan alat pendingin lainnya).
4) Timbulnya pemanasan global, yang dampaknya sangat besar, dan akan menyebabkan
terjadinya perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut.
Dan masih banyak dampak yang lain akibat ketidak perdulian terhadap lingkngan
alam, yang tidak sempat penulis ujarkan satu persatu.
Banyak hutan sekunder dimanfaatkan secara intensif serta sedikit banyaknya
sistematis dan permanen. Hal ini terjadi terutama didekat pemukiman penduduk, di mana
hasil-hasilnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat dan sebagian
kecil untuk dijual. Sebagian besar dari hutan-hutan sekunder berada di dalam siklus
pemanfaatan yang kontinyu, di mana hutan-hutan tersebut dibuka (ditebang) untuk tujuan
pertanian dan kemudian diikuti dengan regenerasi hutan untuk mengembalikan
produktivitasnya (sistem perladangan berpindah). Akibat tekanan pemanfaatan yang sangat
tinggi, seringkali timbul bahaya pemanfaatan yang berlebihan. Bentuk pemanfaatan yang
dilakukan saat ini meliputi pengambilan kayu (kayu pertukangan dan kayu bakar) dan hasil
hutan non-kayu, pemíberaían hutan
C. Fungsi Ekosistem hutan bagi kehidupan manusia dan mahluk hidup
23. 23
Hutan merupakan satu ekosistem yang sangat penting di muka bumi ini, dan sangat
mempengaruhi proses alam yang berlangsung di bumi kita ini. Ada 7 fungsi hutan yang
sangat membantu kebutuhan dasar “basic needs” kehidupan manusia, yaitu:
- Hidrologis, hutan merupakan gudang penyimpan air dan tempat menyerapnya
air hujan maupun embun yang pada khirnya akan mengalirkannya ke sungai-
sungai melalui mata air-mata air yang berada di hutan. Dengan adanya hutan,
air hujan yang berlimpah dapat diserap dan diimpan di dalam tanah dan tidak
terbuang percuma.
- Hutan pula merupakan tempat memasaknya makanan bagi tanaman-tanaman,
dimana di dalam hutan ini terjadi daur unsur haranya (nutrien, makanan bagi
tanaman) dan melalui aliran permukaan tanahnya, dapat mengalirkan
makanannya ke area sekitarnya. Bayangkan jika kita tak punya lagi dapur
alami bagi tanaman-tanaman sekitarnya ataupun bagi tanaman-tanaman air
yaang ada di sungai-sungai, maka bumi Minahasa akan merana.
- Hutan memiliki jenis kekayaan dari berbagai flora dan fauna sehingga fungsi
hutan yang penting lagi adalah sebagai area yang memproduksi embrio-
embrio flora dan fauna yang bakal menembah keanegaragaman hayati.
Dengan salah satu fungsi hutan ini, dapat mempertahankan kondisi ketahanan
ekosistem di satu wilayah.
Fungsi penting hutan lainnya adalah sebagai pengatur iklim, melalui kumpulan pohon-
pohonnya dapat memproduksi Oksigen (O2) yang diperlukan bagi kehidupan manusia dan
dapat pula menjadi penyerap carbondioksida (CO2) sisa hasil kegiatan manusia, atau menjadi
paru-paru wilayah setempat bahkan jika dikumpulkan areal hutan yang ada di daerah tropis
ini, dapat menjadi paru-paru dunia. Siklus yang terjadi di hutan, dapat mempengaruhi iklim
suatu wilayah.
Potensi sumber daya berupa hasil Hutan merupakan salah satu potensi yang dapat
memberikan konstribusi/ sumbangan hasil alam yang cukup besar bagi devisa negara,
terutama di bidang industri, pertambangan, selain kayu hutan juga menghasilkan bahan-bahan
lain seperti damar, kopal, terpentein, kayu putih, rotan serta tanaman-tanaman obat.
Selain itu kehadiran panorama Hutan yang menyediakan estetika alam nan menawan
setidak setelah mendapatkan perhatian masyarakat / Pemerintah Lokal melakukan penataan,
pengembangan secara profesional untuk dikembangkan sebagai salah satu daya tarik obyek
wisata alam, seperti air terjun, keterseiaan plora fauna endemik, seperti tumbuhan anggerek
24. 24
bulan, burung margasatwa dan binatang langkah, akan menjadi “ICON” daya tarik tersediri
yang mampu mendulung pundi-pundi ekonomi, memberikan peluang usaha dan kesempatan
kerja bagi masyarakat lokal. Atas kehadiran keindahan alam yang mempesona, dan ditunjang
beberapa kegiatan ekonomi kreatif masyarakat sekitar, seperti penyiapan oleh-oleh, handy
crapt, industri rumahan, seperti pembuatan manik-manik, kue tradisonal, baju kos lambang
daerah, dll.
2. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan masyarakat yang secara langsung
membawa dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
1. Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan).
2. Perburuan liar.
3. Merusak hutan bakau.
4. Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.
5. Pembuangan sampah di sembarang tempat.
6. Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS).
7. Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.
Dampak terjadinya kerusakan lingkungan akibat kegiatan penebangan pohon
(hutan) antara lain :
a. Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai
dampak adanya kawasan industri.
b. Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan
air dan kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan
hutan.
c. Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan.
Sumber masalah kerusakan lingkungan terjadi sebagai akibat dilampauinya
daya dukung lingkungan, yaitu tekanan penduduk terhadap lahan yang berlebihan.
Kerusakan klingkungan hanyalah akibat atau gejala saja , karena itu penanggulangan
kerusakan lingkungan itu sendiri hanyalah merupakan penanggulangan yang sistematis,
yaitu penanggulangannya harus dilakukan lebih mendasar yang berarti menanggulangi
penyebab dari kerusakan lingkungan. Karena itu sebab keruskan lingkungan yang berupa
tekanan penduduk terhadap sumber daya alam yang berlebih harus ditangani. Namun
untuk perladangan yang luas perlu dilakukan usaha tani yang memenuhi kaidah-kaidah
pelestarian hutan dan harus ada pencegahan perladangan berpindah (nomadent)
25. 25
D. Rehabilitasi dan Reklamasi Lahan Kritis
Pengendalian lahan kritis dilaksanakan melalui beberapa usaha sebagai berikut.
1) Penghijauan dan Reboisasi, Usaha penghijauan tanah dan reboisasi lahan hutan telah
dilakukan dengan pola inpres (instruksi presiden), sejak tahun 1976. Untuk lebih
mempercepat usaha mengurangi lahan kritis, lahan tersebut justru dimanfaatkan untuk
keperluan pembangunan perkebunan, transmigrasi, peternakan, dan bentuk pembangun an
lainnya sekaligus untuk rehabilitasi.
2) Resettlement dan Pengendalian Peladang Berpindah, Untuk mengendalikan peladang
berpindah diperlukan pendekatan yang lebih menyeluruh. Dalam hubungan ini perlu
dikembangkan pendekatan dengan cara pendekatan fisik dan alam, pendekatan
sosioantropologi, dan pendekatan pengembangan institusi. Setelah pendekatan-
pendekatan tersebut berhasil, baru dilakukan penataan pemukiman (resettlement).
Seringnya terjadi pembakaran hutan pada lahan-lahan perkebunan yang besar
memberikan dampak yang buruk pada hutan disekitarnya. Oleh sebab itu perlu dihindari
pembukaan lahan baru dengan cara pembakaran hutan. Kebakaran hutan juga dapat
terjadi bila tidak hati-hati terhadap api, membuang sisa rokok yang tidak pada tempatnya
akan dapat menjadi sumber api, embakar sampah atau sisa tanaman yang ada di ladang
tanpa pengawasan dan penjagaan juga dapat menjadi sumber kebakaran.
Biaya yang dikeluarkan untuk reboisasi dan penghijauan sudah sangat besar
namun hasilnya tidak menggembirakan , banyak pohon yang ditanam untuk penghijauan
dan reboisasi dimatikan lagi oleh penduduk karena perpindahan ladang dan pembukaan
lahan baru, untuk itu salah satu cara yang dapat dilakukan untuk reboisasi adalah dengan
sistem tumpang sari, dalam sistem ini peladang diperbolehkan menanam tanaman
pangan diantara larikan pohon dengan perjanjian petani memelihara pohon hutan yang
ditanam dan setelah kira-kira lima tahun waktu pohon sudah besar petani harus pindah,
namun dalam kenyataan petani banyak tidak memelihara pohon atau bahkan mematikan
pohon tersebut karena dianggap mengganggu tanaman usaha taninya sehingga tidak
jarang mereka menetap di tempat tersebut
Sebagian besar orang percaya bahwa manusia membutuhkan 8–10 gelas (sekitar dua
liter) per hari. Namun hasil penelitian yang diterbitkan Universitas Pennsylvania pada
26. 26
tahun 2008 menunjukkan bahwa konsumsi sejumlah 8 gelas tersebut tidak terbukti banyak
membantu dalam menyehatkan tubuh. Malah kadang-kadang untuk beberapa orang, jika
meminum air lebih banyak atau berlebihan dari yang dianjurkan dapat menyebabkan
ketergantungan. Literatur medis lainnya menyarankan konsumsi satu liter air per hari, dengan
tambahan bila berolahraga atau pada cuaca yang panas. Manusia diperkirakan hanya bertahan
hidup tanpa mengkonsumsi air atau menahan haus sekitar tiga sampai lima hari. Sementara
tanpa makan, dengan tetap mengkonsumsi air, manusia masih mampu bertahan hidup hingga
delapan minggu. Namun dengan meminum air dari sumber air yang bagus dan kondisi
fisiknya baik, seseorang akan bisa bertahan hidup lebih dari delapan minggu.
Dari volume air tawar yang ada, ternyata tidak semua air tawar baik dikonsumsi oleh
manusia dan makhluk hidup. Hal ini karena terjadinya pencemaran. Dahulu kala, sebelum
terjadinya pencemaran, air permukaan tanah seperti yang ada di sungai, danau, layak
dikonsumsi. Secara alamiah air permukaan tanah masih mampu menetralisir dari berbagai
muatan yang merugikan bila dikonsumsi, seperti racun dan kotoran, sehingga tetap layak
dikonsumsi. Sekarang ini, air yang masih layak untuk dikonsumsi tinggal air tanah. Itupun
tidak semua air tanah, karena sudah terjadi pencemaran dan mulai terkontaminasinya air
tanah dengan air laut yang merembes jauh ke dalam tanah. Para ahli hidrogeologi
berpendapat, sumber mata air yang paling layak dan paling bagus dikonsumsi adalah sumber
air yang berasal dari mata air pegunungan vulkanik.
Dari hasil penelitian para ahli hidrogeologi menemukan fakta bahwa mata air
pegunungan vulkanik memenuhi ketiga syarat karakteristik sumber air tanah, yaitu kualitas,
kuantitas, dan kontinuitas. Kuantitas dipengaruhi oleh curah hujan, siklus air dan kondisi
hidrogeologis area di sekitar sumber daya air tersebut. Kualitas dipengaruhi oleh faktor alami
(kondisi serta komposisi tanah dan batuan) maupun aktivitas manusia (pertanian, pencemaran
rumah tangga, industri, dan lain sebagainya Terbentuknya air tanah bermula dari siklus
hidrologi, dimana awan tersusun oleh jutaan tetes kecil air, yang sangat ringan, sehingga
tetesan ini dapat melayang di udara, kemudian Air adalah salah satu di antara pembawa
penyakit yang berasal dari tinja untuk sampai kepada manusia. Supaya air yang masuk
ketubuh manusia baik berupa makanan dan minuman tidak menyebabkan penyakit, maka
pengolahan air baik berasal dari sumber, jaringan transmisi atau distribusi adalah mutlak
diperlukan untuk mencegah terjadinya kontak antara
Air kita perlukan untuk proses hidup dalam tubuh kita, tumbuhan dan juga hewan.
Sebagian besar tubuh kita, tumbuhan dan hewan terdiri atas air. Air juga kita perlukan untuk
27. 27
berbagai keperluan rumah tangga, pengairan pertanian, industri, rekreasi dan lain-lain.
Sumber air bermacam-macam, ada tiga sumber air yang paling banyak ditemukan, yakni air
hujan, air permukaan, dan air tanah.
a. Air Permukaan, Air permukaan adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada
umumnya air permukaan ini mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh
lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, dan sebagainya. Air permukaan dapat
diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama, yaitu : (1). Perairan tergenang, dan (2).
Badan air mengalir.
b. Air Tanah, Menurut Totok Sutrisno, 2004, Air tanah merupakan air yang berada di bawah
permukaan air tanah. Air tanah merupakan sumber utama, tapi bukan satu-satunya sumber
air minum. Maka kelayakan air tanah tersebut menjadi persoalan utama. Air tanah adalah
air yang keluar dengan sendirinya kepermukaan tanah. Mata air yang berasal dari tanah
dalam, hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kuantitas/ kualitasnya sama dengan
keadaan air dalam.
E.Pengelolaan Sumber Mata Air untuk Air Bersih
Pembangunan yang dilaksanakan karena kemajuan IPTEK di Indonesia, telah berhasil
meningkatkan kesehatan bangsa. Namun di dalam keberhasilan tersebut terdapat beberapa
kendala. Salah satu diantaranya adalah kekurangan air bersih, yaitu air yang jernih, tidak
berwarna, tawar dan tidak berbau. Ketersediaan air bersih sejak dahulu sudah menjadi salah
satu ciri kesejahteraan masyarakat. Tanpa air bersih tidak mungkin terwujud masyarakat yang
sehat. Air bersih merupakan barang yang semakin penting juga langka, karena air bersih
sangat dibutuhkan oleh masyarakat dan pelaksana industri. Sebaliknya karena perkembangan
IPTEK, mutu airpun dapat diperbaharui.
Air merupakan kebutuhan pokok makhluk hidup baik manusia, hewan maupun
tumbuh-tumbuhan. Dan untuk kelangsungan hidupnya, harus tersedia air dalam bentuk
cukup. Manusia dan makhluk hidup lainnya yang tidak hidup dalam air, senantiasa mencari
tempat tinggal dekat air supaya mudah untuk mengambil air untuk keperluan hidupnya.
Semakin meningkatnya jumlah penduduk di pada sebuah daerah, meningkat pula
keperluan air bersih untuk keperluan sehari-hari. Namun hingga sekarang belum semua
warga dapat menikmati air bersih secara layak, karena belum semua warga memiliki saluran
air bersih/ PDAM. Para pemakai mata air ini dikelompokan menjadi tiga, yaitu pelanggan,
28. 28
membeli diwarung air yang dikelola, dan yang mengambil sendiri di mata air. Kemampuan
penyediaan air bersih untuk kehidupan sehari-hari bagi manusia adalah hal yang sangat
penting. Air, tanah dan manusia adalah hal yang tidak dapat dipisahkan.
Ketersediaan air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari merupakan masalah yang
cukup pelik, baik pada musim penghujan maupun musim kemarau, warga memperoleh air
bersih dari mata air yang dialirkan ke warung air, dan warga memperoleh dengan membeli
air. Air bersih adalah air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak terlebih
dahulu (DepKes RI, 2002). Menurut Totok (2004) peningkatan kuantitas air adalah syarat
kedua setelah kualitas, karena semakin maju tingkat hidup seseorang meningkat pula
kebutuhan air dari masyarakat tersebut. Untuk maksud seperti itu, tersebut berbagai
ekelembagaan di pedesaan telah mengelola sumber mata air dengan cara dibuatkan bak
penampungan air yang kemudian dialirkan kewarung air dan rumah pelanggan.
Pengelolaan sumberdaya air adalah upaya merencanakan, malaksanakan, memantau
dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya
air dan pengendalian daya rusak air. (UU No7, 2004). Pengelolaan sumber daya air
mencakup kepentingan lintas sektoral dan lintas wilayah yang memerlukan keterpaduan
untuk menjaga dan memanfaatkan sumber air. Pengelolaan sumber daya air dilakukan
melalui koordinasi antara pemerintah daerah dan masyarakat.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 907/MENKES/SK/VII/2002, bahwa
setiap pengelola sumber daya air diwajibkan melakukan pengelolaan dan pengawasan sumber
mata air, dengan cara :
1. Menjamin air yang diproduksi memenuhi syarat-syarat kesehatan, dengan
melakukan pemeriksaan secara berkala terhadap kualitas air yang diproduksi
2. Melakukan pengamanan terhadap sumber air baku yang dikelola dari segala
bentuk pencemaran sesuai denga peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam melakukan pengelolaan terhadap sumber air yang memperoleh
pengawasan dari pemerintah dan instansi terkait (Dinas Kesehatan)
1. Program Kali Bersih
Untuk meningkatkan daya dukung lingkungan demi menunjang keberhasilan kegiatan
pembangunan di semua sektor maka ditempuh usaha program kali bersih. Seperti yang
diamanahakan dalam Undang-Undang Nomor 8 tahun 2008, Tentang Pengolahan
SAMPAH, Program kali bersih ini mempunyai beberapa tujuan antara lain sebagai
berikut.
29. 29
1) Mencegah penurunan kualitas dan daya guna air sekaligus menaikkan kualitas dan
daya guna air. Program kali bersih ditujukan khususnya pada sumber-sumber air yang
kualitasnya sangat buruk.Dengan tidak melakukan kebiasaan membuang sampah dikali/
Sungai atau drainase.
2) Persiapan bagi pelaksanaan peraturan peme rintah tentang pengendalian pencemaran
air.
3) Pengembangan kelembagaan pengelolaan lingkungan hidup,pemberdayaan kelompok
kelompok tani, LSM, pemerhati lingkungan, KSDA dll.
Kelayakan air
Kelayakan air dapat diukur secara kualitas dan kuantitas. Kualitas air adalah sifat air
dan kandungan makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain dalam air.
1. Persyaratan Fisik
Menurut Kusnaedi (2004), syarat-syarat sumber mata air yang bisa digunakan sebagai
air bersih adalah sebagai berikut :
a. Kekeruhan, Air yang berkualitas harus memenuhi persyaratan fisik seperti berikut
jernih atau tidak keruh. Air yang keruh disebabkan oleh adanya butiran-butiran
koloid dari bahan tanah liat. Semakin banyak kandungan tanah liat maka air
semakin keruh. Derajat kekeruhan dinyatakan dengan satuan unit.
b. Tidak berwarna, Air untuk keperluan rumah tangga harus jernih. Air yang berwarna
berarti mengandung bahan-bahan lain yang berbahaya bagi kesehatan
2. Program Pengendalian Intrusi Air Asin
Bentuk pengendalian penyusupan air asin dapat disesuaikan dengan kondisi
lingkungan yang ada, misalnya sebagai berikut.
1) Mengendalikan tingkat pemompaan air tanah.
2) Menambah masukan air tanah dengan memperbanyak tumbuhan dan sumur resapan.
3) Mengendalikan perluasan pemukiman perkotaan.
4) Melindungi daerah resapan atau daerah tangkapan hujan (recharge area).
5) Memberi prioritas pelayanan Perusahaan Air Minum (PAM) di daerah yang rawan air tawa
3. Pengelolaan Pantai dan Lautan
30. 30
Dalam mengelola wilayah pantai dan lautan di per lukan kebijaksanaankebijaksanaan
sebagai berikut.
1) Pemanfaatan sumber daya alam di wilayah pantai dan lautan yang dapat diperbarui perlu
dilakukan dalam batas kemampuan regene rasi, sedangkan untuk sumber daya alam yang
tidak dapat diperbarui, dilakukan dengan bijaksana dan rasional.
2) Inventarisasi tingkat pemanfaatan lahan wi la yah pantai untuk berbagai kegiatan yang
perlu dikendalikan. Untuk itu, diperlukan adanya pembagian daerah, mana yang
merupakan kawasan lindung, kawasan penyangga, dan kawasan budi daya.
3) Pengelolaan wilayah pantai dan lautan dapat dikembangkan dengan 3 alternatif, yaitu
pembagian wilayah laut, kepulauan, dan ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) serta diatur oleh
sistem koordinasi antardepartemen di tingkat pusat.
Dengan perkembangan peradaban serta semakin bertambahnya jumlah penduduk di
dunia ini, dengan sendirinya menambah aktivitas kehidupannya yang mau tidak mau
menambah pengotoran atau pencemaran air yang pada hakikatnya dibutuhkan. Padahal
beberapa abad yang lalu, mausia dalam memenuhi kebutuhan akan air (khususnya air
minum) cukup mengambil dari sumber sumber air yang ada di dekatnya dengan
menggunakan peralatan yang sederhana. Namun sekarang ini, khususnya di kotayang
sudah langka akan sumber air minum yang bersih tidak mungkin mengunakan cara
demikian. Di mana-mana air sudah tercemar, dan ini berarti harus menggunakan suatu
peralatan yang modern untuk mendapatkan air minum agar terbebas dari berbagai
penyakit.
Daerah-daerah hilir hutan pegunungan masyarakatnya akan merasakan manfaat
yang sangat menguntungkan bila pelestarian hutan terjaga, keseimbangan ekosistem
dalam hutan akan memelihara tata air di sekitarnya , masyarakat yang ada di dataran
rendah bisa memanfaatkan sumberdaya air yang tersedia untuk keperluan hidupnya
maupun untuk aktivitas perekonomian.
Secara tidak langsung sumber daya air akan memberikan manfaat ekonomi pada rumah
tangga dan pertanian . Rumah tangga yang mempunyai industri akan membutuhkan air
untuk usahanya, petani dalam berusaha tani juga sangat membutuhkan air, baik untuk
penyemprotan maupun untuk kebutuhan tanaman itu sendiri. Tanaman yang kekurangan
air pertumbuhannya akan terganggu, pduktivitas akan berkurang bahkan akan terancam
31. 31
mati. Sebaliknya bila sumber air tersedia tanaman akan tumbuh dengan baik dan
produksinya akan tinggi.
Selain dari manfaat yang tidak langsung , masyarakat disekitar kawasan hutan juga bisa
memanfaatkan hasil hutan langsung dengan tidak secara berlebihan dan tetap berusaha
adanya pembaharuan untuk menjaga kelestariannya. Hasil hutan yang didapatkan bisa
untuk konsumsi sendiri atau untuk di jual sehingga dapat menjadi pendapatan tambahan.
Manusia harus ingat bahwa kebutuhan terus meningkat dan berubah dari waktu ke
waktu, untuk dapat mendukung kebutuhan yang meningkat dan berubah itu perlu
adanya sumberdaya yang berkesinambungan . Lingkungan kita merupakan sumberdaya,
karena itu harus kita manfaatkan dengan bijaksana agar daya dukung terlanjutkan dapat
terpelihara untuk dapat menjamin tingkat hidup yang makin tinggi.
Dari uraian – uraian yang telah disebutkan sebelumnya jelas bahwa banyak manfaat
ekonomi yang akan diperoleh bila kita melestarikan hutan. Selain dari dalam hutan itu
sendiri di wilayah sekitar huta dan di daerah hilirnya manfaat ekonomi akan banyak
diperoleh.
4.PELESTARIAN HUTAN DAN LINGKUNGAN
Ancaman kerusakan hutan dari hari ke hari semakin meningkat, sebagian
besar kerusakan hutan adalah karena adanya pembukaan lahan baru yang tidak
mengikuti kaidah ekologi atau lingkungan . Banyak sekali hutan dirusak hanya untuk
kepentingan tertentu dari individu maupun kelompok atau institusi tanpa ada
pertimbangan untuk pelestariannya. Adanya pengembangan wilayah pemukiman, atau
daerah pemekaran yang membutuhkan lahan baru untuk pembangunan daerahnya akan
mengakibatkan dibukanya hutan. Akibat dari semuanya ini akan merusak keseimbangan
ekosistem lingkungan, hutan yang sudah banyak rusak akan memberi pengaruh buruk
pada lingkungan.
Menurut Mubyarto, 2004,Jika hutan kita menjadi gundul atau terbakar, sehingga
lingkungan hidup kita rusak, siapa biang keladinya? Penduduk miskin di hutan-hutan
dan sekitar hutan menebang hutan negara untuk memperoleh penghasilan untuk makan.
Tetapi kayu-kayu yang diperolehnya ditampung calo-calo untuk dijual, dan kemudian
dijual lagi untuk ekspor, yang semuanya “demi keuntungan”. Siapa yang paling bersalah
dalam proses perusakan lingkungan ini. Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi
fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam sepertitanah, air, energi surya, mineral,
32. 32
serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan
kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan
lingkungan fisik tersebut. Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik.
Komponen abiotik adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim,
kelembaban, cahaya, bunyi. Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang
bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia dan mikro-organisme (virus dan bakteri).
Lingkungan, di Indonesia sering juga disebut “lingkungan hidup“. Misalnya dalam
Undang-Undang no. 32 tahun 2009 tentang Pengendalian dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup, definisi Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia, dan perilakunya, yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Melestarikan hutan berarti kita melestarikan lingkungan hidup, karena dengan
menyelamatkan hutan kita juga menyelamatkan semua komponen kehidupan. Jika kita
mengetahui mengenai sesuatu mengenai potensi alam dan faktor-faktor yang membatasi
kita dapat menentukan penggunaan terbaik. Ekosistem-ekosistem baru yang
berkembang yang diciptakan manusia , seperti pertanian padang rumput, gurun pasir
yang diairi, penyimpanan-penyimpanan air, pertanian tropika akan bertahan untuk
jangka waktu lama hanya jika keseimbangan-keseimbangan material dan energi tercapai
antara komponen-komponen biotik dan fisik. Karena itu penting sekali untuk
melestarikan hutan.
Melakukan pelestarian hutan sama dengan menyelamatkan ekosistem dari hutan itu
sendiri, ekosistem terbentuk oleh komponen hidup dan tak hidup di suatu tempat yang
berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur. Keteraturan itu terjadi oleh
adanya arus materi dan energi yang terkendalikan oleh arus informasi antara komponen
dalam ekosistem itu. Masing-masing komponen mempunyai fungsi atau relung , selama
masing-masing komponen itu melakukan fungsinya dan bekerja sama dengan baik ,
keteraturan ekosistem itupun terjaga. Keteraturan ekosistem menunjukkan ekosistem
tersebut ada dalam suatu keseimbangan tertentu . Keseimbangan itu tidak bersifat statis
malainkan dinamis , ia selalu berubah-ubah , kadang-kadang perubahan itu besar dan
kadang-kadang kecil. Perubahan itu dapat terjadi secara alamiah maupun sebagai
perbuatan manusia..
Dari uraian – uraian tersebut kita bisa melihat bahwa unsur-unsur yang ada dalam
lingkungan hidup tidak secara tersendiri melainkan secara terintegrasi sebagai
33. 33
komponen yang berkaitan dalam suatu sistem, dengan menyelamatkan hutan kita berarti
menyelamatkan lingkungan, hutan yang mempunyai multi fungsi akan menyelamatkan
semua komponen kehidupan di bumi ini bila kita melestarikannya. Manfaat pelestarian
hutan bagi lingkungan sangat banyak, secara global hutan merupakan paru-paru dunia dan dapat
mengurangi pemanasan suhu bumi, mencegah kekeringan saat kemarau dan mencegah banjir
dan longsor saat musim hujan.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Hutan adalah suatu wilayah yang memiliki banyak tumbuh-tumbuhan lebat
yang berisi antara lain pohon, semak, paku-pakuan, rumput, jamur. dan
beraneka ragam jenisnya dengan tingkat kerusakan yang cukup tinggi akibat
pembakaran hutan, penebangan liar, alih fungsi lahan, dan lain sebagainya
2. Panorama Hutan yang menyediakan estetika alam nan menawan setidaknya
setelah mendapatkan perhatian masyarakat / Pemerintah Lokal melakukan
penataan, pengembangan secara profesional untuk dikembangkan sebagai
salah satu daya tarik obyek wisata alam, seperti air terjun, ketersediaan
keberlangsungan plora fauna endemik, seperti tumbuhan anggerek bulan,
burung margasatwa dan binatang langkah, akan menjadi “ICON” daya tarik
tersediri yang mampu mendulung pundi-pundi ekonomi, memberikan peluang
usaha dan kesempatan kerja bagi masyarakat lokal.
3. Potensi sumber daya berupa hasil Hutan merupakan salah satu potensi PAD,
Devisa Negara yang dapat memberikan konstribusi/ sumbangan hasil alam
yang cukup besar bagi devisa negara, terutama di bidang industri,
pertambangan, selain kayu hutan juga menghasilkan bahan-bahan lain seperti
damar, kopal, terpentein, kayu putih, rotan serta tanaman-tanaman obat
3. Hutan yang merupakan Sumber mata air (cashment area) akan memberikan
manfaat ekonomi pada rumah tangga dan pertanian, industri wisata, maka
perlu dijaga, dipelihara, dilestarikan agar memiliki nilai ekonomi, sosial.
4. Melestarikan hutan berarti kita melestarikan lingkungan hidup, dan sekaligus
mengantisipasi terjadinya tetesan air mata, serta jatuhnya korban jiwa sia-sia
dan kerugian material lainnya.
34. 34
B. saran
1. Dengan menjaga, memelihara dan menyelamatkan hutan, berarti telah
menyelamatkan manusia dan mahluk hidup, lingkungan, termasuk semua
komponen kehidupan di bumi.
2. Untuk mengantisipasi terjadinya kerusakan dan pencemaran lingkungan, maka
pemerintah, pihak berkopenten, masyarakat untuk senantiasa menjaga sumber
mata air agar tetap lestari, serta mengantisipasi dampak negatif yang
ditimbulkan berupa erosi longsor, dan banjir yang memprorakporandakan serta
menimbulkan korban jiwa dan harta benda
3. Masyarakat kiranya meningkatkan kepedulian,untuk tidak membuang sampah
pada sungai, drainase/got, karena dengan perbuatan tersebut, cepat atau lambat
akan menimbulkan masalah dan kerugian besar, berupa timbulnya wabah
penyakit dan banjir.
35. 35
DAFTAR PUSTAKA
Arief A. 2001. Hutan dan Kehutanan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Arsyad, S. 1980. Pengawetan Tanah dan Air. Departemen Ilmu Tanah. IPB> Bogor.
Adimihardja, A. 2002. Teknologi Pengelolaan Lahan Kering Menuju Pertanian
Produktif dan Ramah Lingkungan. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Tanah dan Agroklimat. Departemen Pertanian. Bogor.
Djaenudin. 1994. Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Pertanian dan Tanaman.
Kodoatie, R.J. 2005. Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu. Andi Offset. Yogyakarta.
Mubyarto, 1985. Pengantar Ekonomi Pertanian. Lembaga Penelitian, Pendidikan dan
Pengembangan Ekonomi dan Sosial. Jakarta.
Mubyarto,2004. Ekonomi Rakyat Dan Reformasi. Kebijakan.http://www.ekonomi
rakyat.org.
Morison Guciano, 2009. Ihwal Komitmen Pelestarian Hutan. Harian Kompas.
Odum, E. P. . Fundamentals Of Ecology. Toppan Company. LTD. Tokyo. Japan.
Ridker, Ronald. 1982. Sumberdaya Lingkungan dan Pendudk. Pusat Penelitian dan Studi
Kependudukan. UGM. Yogyakarta.
Sandy, 1980. Masalah Tata Guna Lahan, Tata lingkungan di Indonesia. Jurusan
Geografi. Univ. Indonesia. Jakarta.
Soemarwoto, Otto. 1983. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Djambatan.
Jakarta.
Sosrodarsono, S. 1983 . Hidrologi Untuk Pengairan. Pradnya. Paramita. Jakarta.
Sinukaban , N. 1994 . Membangan Pertanian Menjadi Industri Yang Lestari Dengan
Pertanian Konservasi. IPB . Bogor.
Sitorus, S. 2004. Evaluasi Sumberdaya Lahan. Tarsito. Bandung.
Zain, AS. 1996. Hukum lingkungan Konservasi Hutan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Departemen Kehutanan dan Perkebunan. 1999. Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999
tentang Kehutanan. Jakarta: Dephutbun RI.
Kementerian Lingkungan Hidup,2009, UU.Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
Pengendalian dan Pengelolan Lingkungan hidup.
Keputusan Menteri Kesehatan No. 907/MENKES/SK/VII/2002,Tentang Pengelolaan Air
Bersih