Ekosistem mangrove memberikan berbagai fungsi penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan sumber daya alam serta mata pencarian masyarakat, meskipun saat ini terancam kerusakan akibat perubahan iklim, pembangunan, dan aktivitas manusia yang tidak berkelanjutan.
2. ENVIRONMENT 2
Mangrove?
Hutan mangrove merupakan suatu ekosistem tumbuhan
yang tumbuh disepanjang zona intertidal mulai dari pantai,
muara dan sungai di daerah tropik dan subtropik yang kaya
akan keanekaragaman hayati (Kabir, et al. 2014 dan Cuenca,
et al. 2015).
L A H A N
M A N G R O V E
3. ENVIRONMENT 3
“
”
Jenis-jenis tumbuhan mangrove yang terdapat di hutan
mangrove indonesia ialah sekitar 89 jenis yang terdiri dari 35 jenis
pohon, 9 jenis perdu, 5 jenis terna, 9 jenis liana, 29 jenis epifit, seserta
2 jenis parasit ( ningsi 2008). Dari banyaknya jenis mangrove di
indonesia, mangrove utama yang banyak dijumpai ialah jenis api-api
(avicennia sp.), Bakau (rhizophora sp.), Tancang (bruguiera sp.), Dan
bogem ataupun pedada (sonneratia sp.).
L A H A N
M A N G R O V E
4. ENVIRONMENT
Berdasarkan Peta Mangrove Nasional yang Tahun 2021, diketahui bahwa total luas mangrove Indonesia seluas 3.364.076 Ha. Dengan 3 (tiga) klasifikasi
kategori kondisi mangrove sesuai dengan persentase tutupan tajuk, yaitu mangrove lebat, mangrove sedang, dan mangrove jarang.
Merujuk pada SNI 7717-2020, kondisi mangrove lebat adalah mangrove dengan tutupan tajuk > 70%, mangrove sedang dengan tutupan tajuk 30-70%,
mangrove jarang dengan tutupan tajuk <30%.
4
5. ENVIRONMENT 5
PETA SEBARAN MANGROVE DI INDONESIA YANG DITANDAI WARNA HIJAU PADA PETA (NASA, 2010).
L A H A N
M A N G R O V E
Kawasan mangrove terluas di Indonesia berada di Provinsi Papua dan Papua Barat dengan luasan mencapai 50,4% dari total luasan mangrove di Indonesia. Luasan
mangrove terbesar kedua sebesar 19,7% berada di pesisir Pulau Kalimantan, dan ketiga sebesar 17,8% berada di pesisir Pulau Sumatera(Bakosurtanal, 2009 dalam
Jamaluddin, 2018)
6. ENVIRONMENT 6
L A H A N
M A N G R O V E
Pembagian zona mangrove di Kabupaten Mimika, Papua, Indonesia dari garis pantai hingga 20 km ke dalam dengan
spesies dominan (spesies tebal adalah spesies dominan)
7. ENVIRONMENT 7
FUNGSI
INFORMATION
INFORMATION
INFORMATION
Fungsi biologis; merupakan daerah asuhan
(nursery ground), daerah untuk mencari makan
(feeding ground) dan daerah pemijahan
(spawning ground) dari berbagai biota laut,
tempat bersarangnya burung, habitat alami bagi
berbagai jenis biota, sumber plasma nutfah
(hewan, tumbuhan dan mikroorganisme) dan
pengontrol penyakit malaria.
FISIK
SOSIAL
EKONOMI
BIOLOGIS
Fungsi fisik; menjaga garis pantai agar tetap stabil,
melindungi pantai dari erosi (abrasi) dan intrusi air laut,
peredam gelombang dan badai, penahan lumpur,
penangkap sedimen, pengendali banjir, mengolah
bahan limbah, penghasil detritus, memeliharai kualitas
air, penyerap CO2 dan penghasili O2 serta mengurangi
resiko terhadap bahayai tsunami.
Fungsi sosial ekonomi; sumber mata pencarian
produksi berbagai hasil hutan (kayu, arang,
obat dan makanan), sumber bahan bangunan
dan kerajinan, tempat wisata alam, objek
pendidikan dan penelitian, areal pertambakan,
tempat pembuatan garam dan areal
perkebunan.
L A H A N
M A N G R O V E
8. ENVIRONMENT 8
Manfaat Lahan
Mangrove
Pemanfaatan mangrove bagi masyarakat dapat
memberikan manfaat ekonomi dan sosial, namun perlu
dilakukan secara berkelanjutan agar keberlangsungan
ekosistem mangrove dapat terjaga dan manfaatnya
dapat dinikmati oleh generasi yang akan datang.
SUMBER PENGHIDUPAN
KONSERVASI
LINGKUNGAN
BUDAYA DAN
TRADISI
PARIWISATA
SUMBER KAYU BAKAR DAN
BAHAN BANGUNAN
L A H A N
M A N G R O V E
9. ENVIRONMENT 9
UNSUR BIOTIK DAN ABIOTIK DALAM
EKOSISTEM MANGROVE
•
Tumbuhan mangrove: Tumbuhan mangrove adalah unsur biotik yang
paling penting dalam ekosistem mangrove karena berperan sebagai
produsen. Tumbuhan mangrove tumbuh di daerah pasang-surut dan
mampu bertahan dalam kondisi tanah yang berlumpur, dengan kadar
garam yang tinggi, dan pasokan air yang terbatas. Tumbuhan mangrove
memiliki akar yang kuat dan cabang yang bercabang-cabang yang
berfungsi sebagai tempat perlindungan dan tempat berkembang biak bagi
berbagai jenis organisme.
•
Hewan: Hewan seperti burung, ikan, udang, kepiting, dan moluska juga
termasuk dalam unsur biotik dalam ekosistem mangrove. Burung sering
kali menggunakan tumbuhan mangrove sebagai tempat berkembang biak
dan mencari makan. Sementara itu, ikan, udang, kepiting, dan moluska
menggunakan tumbuhan mangrove sebagai tempat berlindung dan
mencari makanan.
•
Air: Air adalah unsur abiotik yang sangat penting dalam ekosistem
mangrove. Air di daerah pasang-surut mengalami perubahan tinggi
rendahnya setiap harinya. Tumbuhan mangrove membutuhkan air untuk
tumbuh dan berkembang. Selain itu, air di ekosistem mangrove juga
menjadi tempat hidup bagi berbagai jenis organisme seperti ikan, udang,
dan kepiting.
•
Tanah: Tanah di ekosistem mangrove sangat khas dan berbeda dengan
tanah di daerah lainnya. Tanah di ekosistem mangrove biasanya sangat
basah dan memiliki kadar garam yang tinggi. Tanah ini juga merupakan
habitat bagi berbagai jenis bakteri, jamur, dan mikroorganisme yang
memegang peran penting dalam daur biogeokimia dan siklus nutrisi di
dalam ekosistem mangrove.
•
Iklim: Iklim di daerah tropis atau subtropis mempengaruhi keberadaan
ekosistem mangrove. Suhu dan kelembapan di ekosistem mangrove
sangat penting untuk pertumbuhan tumbuhan mangrove dan
keseimbangan ekosistem mangrove. Pola hujan yang teratur juga
mempengaruhi pasokan air di ekosistem mangrove.
Biotik Abiotik
L A H A N
M A N G R O V E
10. ENVIRONMENT 10
FAKTOR YANG MENYEBABKAN LAHAN
MANGROVE KEHILANGAN KEMAMPUAN FISIK
L A H A N
M A N G R O V E
Perubahan Iklim: Perubahan iklim seperti peningkatan suhu, kenaikan
permukaan air laut, dan perubahan curah hujan dapat berdampak negatif pada
kesehatan lahan mangrove. Peningkatan suhu dapat menyebabkan stres
panas pada tumbuhan, sedangkan kenaikan permukaan air laut dan perubahan
curah hujan dapat menyebabkan banjir dan abrasi pantai.
Penebangan Lahan Mangrove: Penebangan lahan mangrove untuk keperluan
ekonomi seperti pembangunan tambak atau penggundulan kayu bakar dapat
merusak kesehatan ekosistem mangrove. Tanah yang terbuka akibat
penebangan membuat lahan mangrove lebih rentan terhadap erosi dan
kehilangan kesuburan tanah.
Pencemaran Air: Pencemaran air yang disebabkan oleh limbah industri,
pertanian, atau kegiatan pemukiman dapat mempengaruhi kesehatan lahan
mangrove. Pencemaran dapat menyebabkan penurunan kualitas air dan
berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan mangrove.
Gangguan Ekosistem: Gangguan pada ekosistem seperti penangkapan ikan
yang berlebihan atau aktivitas manusia lainnya dapat mempengaruhi
kesehatan lahan mangrove. Gangguan tersebut dapat mengurangi
keberagaman hayati dan mengganggu keseimbangan ekosistem mangrove.
Perubahan Sungai: Perubahan aliran air sungai seperti pengurangan atau
peningkatan debit air sungai dapat mempengaruhi kesehatan lahan mangrove.
Pengurangan air sungai dapat menyebabkan kekeringan, sedangkan
peningkatan air sungai dapat menyebabkan banjir dan mengganggu kestabilan
tanah di lahan mangrove.
11. ENVIRONMENT 11
Kerusakan
Biotik
Unsur biotik dalam ekosistem mangrove seperti tumbuhan
mangrove, hewan dan mikroorganisme memiliki peran
penting dalam menjaga keberlangsungan ekosistem tersebut.
Jika unsur biotik dalam ekosistem mangrove rusak, maka
keberadaan ekosistem mangrove dapat terancam.
L A H A N
M A N G R O V E
12. ENVIRONMENT 12
Kerusakan
Abiotik
Tumpahan minyak berdampak negatif pada mangrove. Efek tumpahan
minyak berupa gangguan terhadap fisik tumbuhan karena terselimuti oleh
minyak. Pengaruh minyak terhadap sistem perakaran mangrove adalah
pada permukaan kulit, akar penyangga, dan pneumatofor yang berfungsi
dalam pertukaran CO2 dan O2 akan tertutup minyak. Hal tersebut akan
menurunkan tingkat oksigen dalam ruang akar 1-2% dalam waktu 2 hari
(Clark, 1986). Minyak menyelimuti lentisel pada akar nafas atau
pneumatofor sehingga menghambat pertukaran gas (sesak napas) dan
manrove dapat mati lemas, menyebabkan kelaparan, gangguan fisik lain,
sehingga mangrove mati. Jenis mangrove yang sangat peka yaitu
Avicennia, Sonneratia (Muarif dkk., 2016)
13. ENVIRONMENT 13
Kerusakan lahan mangrove berdampak
pada penurunan keanekaragaman hayati,
ketersediaan air, dan peningkatan erosi
dan abrasi pantai. Hal ini dapat
mengancam keberlangsungan. Berikut ini
beberapa spesies yang terancam akibat
kerusakan vegetasi mangrove, Gurita
Bakau (Mugil cephalus), Kakap Putih
(Lutjanus erythropterus), Kerapu Macan
(Epinephelus fuscoguttatus), Bandeng
(Chanos chanos), Tuntong laut (Batagur
borneoensis) dan Kepiting bakau.
Terganggunya
Ekosistem Lahan
Mangrove
Peningkatan Resiko
Bencana
Emisi Gas rumah
Kaca
Lahan mangrove yang rusak dapat
meningkatkan risiko bencana alam
seperti banjir dan tsunami. Mangrove
berfungsi sebagai perlindungan alami
dari gelombang laut dan badai. Jika
lahan mangrove rusak, fungsi ini tidak
dapat berjalan dengan optimal dan
dapat meningkatkan risiko bencana.
Kerusakan lahan mangrove juga dapat
menyebabkan emisi gas rumah kaca
yang berdampak pada perubahan iklim
global. Lahan mangrove berperan
dalam menyimpan karbon dan
mencegah emisi gas rumah kaca, tetapi
jika lahan mangrove rusak, karbon
akan dilepaskan ke atmosfer dan
meningkatkan emisi gas rumah kaca.
L A H A N
M A N G R O V E
DAMPAK DARI LAHAN MANGROVE YANG MENGALAMI
KERUSAKAN UNSUR BIOTIK DAN ABIOTIK
14. ENVIRONMENT 14
STRENGTHS
Mangrove memiliki kemampuan untuk menyerap
karbon dioksida (CO2) lebih banyak dibandingkan
dengan tanaman lain, sehingga dapat membantu
mengurangi efek rumah kaca dan mitigasi perubahan
iklim. Mangrove memiliki kemampuan untuk menjaga
keseimbangan ekosistem di daerah pesisir, termasuk
memberikan perlindungan dari bencana alam seperti
banjir dan tsunami.
THREATS
WEAKNESSES
OPPORTUNITIES
SWOT
Perubahan iklim dapat menyebabkan kenaikan
permukaan air laut dan peningkatan intensitas cuaca
ekstrem, yang dapat merusak lahan mangrove dan
mengancam keberlangsungan hidupnya.
Terdapat ancaman dari kegiatan ilegal, seperti
penangkapan ikan secara tidak bertanggung jawab dan
pembalakan kayu bakau ilegal, yang dapat merusak
ekosistem mangrove dan mengancam
keberlangsungan sumber daya alam yang dimilikinya.
Lahan mangrove rentan terhadap kerusakan dan
degradasi, terutama akibat perusakan oleh manusia,
perubahan iklim, dan polusi. Masyarakat lokal tidak selalu
memahami pentingnya mangrove dalam menjaga
keseimbangan ekosistem dan sumber daya alam,
sehingga mereka dapat merusak dan memanfaatkan lahan
mangrove secara tidak bertanggung jawab.
Peran lahan mangrove dalam mitigasi perubahan iklim dan
pengurangan risiko bencana semakin diakui oleh
masyarakat dan pemerintah, sehingga terdapat peluang
untuk memperoleh dukungan dan sumber daya yang
dibutuhkan untuk mengembangkan lahan mangrove.
Terdapat peluang untuk mengembangkan ekonomi
berbasis mangrove, seperti pengembangan pariwisata
alam dan industri kayu bakau yang berkelanjutan.
L A H A N
M A N G R O V E
16. Mangrove sebagai ekosistem lahan basah memberikan fungsi dan manfaat
dalam segi fisik, ekonomi dan biologi namun ekosistem mangrove dapat
mengalami penurunan fungsi jika terjadi kerusakan lahan dan pemanfaatan
yang tidak konservatif. Maka dari itu untuk tetap merasakan manfaat
mangrove secara optimal diperlukan pengelolaan berkelanjutan dan edukasi
tehadap masyrakat akan pentingnya menjaga lahan mangrove.
KESIMPULAN