SlideShare a Scribd company logo
1 of 47
“
”
Asuhan Keperawatan dengan
Syok
1
Yudi Purnomo
01
02
03
04
Definisi Syok
Klasifikasi Syok dan Tahapan Syok
Jenis dan Patofisioligi Syok
Asuhan Keperawatan Syok
P o k o k B a h a s a n
2
Definisi 3
• Syok adalah kondisi mengancam jiwa yang diakibatkan
ketidakmampuan sistem sirkulasi menyuplai oksigen &
nutrien ke jaringan, ditandai dengan hipoksia dan ketidakadekuatan
fungsi sel yang menyebabkan kegagalan organ dan potensial kematian.
(Brunner & Suddarth’s, 2018).
• Menurut (Brunner & Suddarth’s, 2018), keadekuatan aliran darah ke
jaringan membutuhkan TIGA komponen
– Pompa jantung yang adekuat
– Sistem sirkulasi yang efektif
– Volume darah adekuat
Klasifikasi Syok
Anafilaktik
Neurogenik
Septik
Syok
4
Brunner & Suddarth’s. (2018). Medical-Surgical Nursing. Textbook of Medical-Surgical Nursing, 14th Edition
• Metabolisme aerob 
anaerob
• ↑ kadar asam laktat
• Perubahan tanda klinis
blm tampak
• Saraf simpatis
menstimulasi :
• ↑ pelepasan
katekolamin
• Kontraktilitas
jantung
• Respons neurohormonal:
vasokonstriksi & aliran
darah prioritas ke organ
vital
• Pelepasan aldosteron:
↓ output urin (<30
menit)
• ↑ frekuensi jantung
• ↑ kadar glukosa
• Imbalans elektrolit
• Asidosis metabolik
• Asidosis respiratorik
• Edema perifer
• Takiaritmia ireguler
• Hipotensi
• Pucat
• Kulit dingin
• Penurunan tingkat
kesadaran
• Kerusakan ireversibel
sel dan organ
• Kematian
Initial Compensatory Progressive Refractory
5
Brunner & Suddarth’s. (2018). Medical-Surgical Nursing. Textbook of Medical-Surgical Nursing, 14th Edition
Tahapan Syok
Syok Hipovolemik
6
• Akibat dari penurunan preload
• Etiologi:
– Hemoragik: trauma, perdarahan GI, ruptur
aneurisma
– Non-hemoragik / kehilangan cairan: diare,
muntah, luka bakar.
Kondisi perfusi organ yang tidak adekuat yang
disebabkan oleh hilangnya volume intravaskular
Standl et al., 2018
Patofisiologi Syok Hipovolemik 7
Penurunan volume
intravaskuler
↓ curah jantung
Perembesan cairan
interstisial
Aldosteron, ADH
↑ volume
↑ curah jantung
Kehilangan cairan
berlanjut
↓ perfusi jaringan
↓ curah jantung
Kerusakan
metabolisme sel
Pelepasan
katekolamin
↑ SVR
↓ tekanan sistemik &
pulmonal
Brunner & Suddarth’s. 2018 & Standl et al, 2018
Syok Kardiogenik
8
• Akibat dari penurunan pompa jantung
• Etiologi:
– Disfungsi sistolik: infark miokard, kardiomiopati, hipertensi
pulmonal
– Disfungsi diastolik: hipertropi ventrikel,
kardiomiopati
– Disritmia : bradiaritmia, takiaritmia
– Gangguan Struktur: stenosis atau regurgitasi, ruptur septal
Standl et al., 2018
Patofisiologi Syok Kardiogenik 9
↓ curah jantung
Dispnea
Kompensasi
aldosteron,ADH
Edema sistemik &
pulmonal
↑ volume darah
adekuat
↑ preload, stroke
volume dan HR
Disfungsi miokard
↓ perfusi jaringan
↓ curah jantung
Kerusakan
metabolisme sel
Kompensasi pelepasan
katekolamin
↑ SVR
↑ kebutuhan oksigen miokard
iskemia
Brunner & Suddarth’s. 2018 & Standl et al, 2018
Syok Distributif
10
Etiologi:
Hilangnya regulasi tonus vaskular, dengan volume yang bergeser di dalam
sistem vaskular, dan/atau gangguan permeabilitas sistem vaskular dengan
pergeseran volume intravaskular ke interstitium.
o Sepsis : Infeksi (pneumonia, peritonitis, prosedur invasive)
o Neurogenik : cedera medula spinalis, anastesi spinal, depresi pusat
vasomotor
o Reaksi anafilaktik: reaksi hipersensitivitas (alergik)
Akibat dari dilatasi pembuluh darah besar-besaran → penurunan systemic
vascular resistance (SVR) → penurunan preload
Standl et al., 2018
Infeksi masif
Kehilangan tonus
simpatis
↓ perfusi jaringan
↓ curah jantung
Kerusakan
metabolisme sel
Cedera spinal Reaksi alergi
Pelepasan
endotoksin
Patofisiologi Syok Distributif 11
Pelepasan histamin
Dilatasi
arteriol/venula
↓ Tekanan darah
↓ venous return
↓ stroke volume
↓ suplai oksigen seluler
Brunner & Suddarth’s. 2018 & Standl et al, 2018
Syok Obstruktif
12
• Akibat dari restriksi pengisian diastolik ventrikel
kanan akibat kompresi/penekanan pada jantung
• Etiologi:
– Tamponade jantung
– Tension pneumothorax
– Emboli paru
Standl et al., 2018
Patofisiologi Syok Obstruktif 13
Kompresi Struktural
↓ perfusi jaringan
↓ curah jantung
Kerusakan
metabolisme sel
↓ outflow (aliran keluar)
↓ alir balik vena
↓ stroke volume
↓ suplai oksigen seluler
Brunner & Suddarth’s. 2018 & Standl et al, 2018
Jenis Syok
14
Hipovolemik Distributif Kardiogenik Obstruktif
HR Meningkat
Meningkat
(Normal pada
syok
neurogenik)
Dapat
meningkat atau
menurun
Meningkat
JVP Menurun Menurun Meningkat Meningkat
TD Menurun Menurun Menurun Menurun
Kulit Dingin
Hangat
(Dingin pd
syok berat)
Dingin Dingin
CRT Lambat Lambat Lambat Lambat
Brunner & Suddarth’s. 2018 & Standl et al, 2018
Pengkajian
15
• Fokus pengkajian:
– Airway, Breathing, Circulation (ABC)
– Tanda/Gejala Syok:
Perifer ↓ nadi perifer, kulit dingin dan
lembap/basah, CRT > 2 detik, pucat, sianosis
Renal output urine <0,5 mg/kg/jam, ↑ ureum, ↑
kreatinin, ↑ BJ urine
Serebral ansietas, pusing, agitasi, ↓ kesadaran
Kardiopulmonal ↓ TD, takikardia, disritmia, ↓ JVP, ↓ CVP, takipnea,
↓ SpO2, gagal napas.
Gastrointestinal ↓ bunyi usus, ileus paralitik,
hiper/hipoglikemia
Hepatik ↑ enzim liver (ALT, AST) dan laktat
Vishwanathan et al 2021, Evaluation and management of haemorrhagic shock in polytrauma: Clinical practice guidelines, Elsevier Ltd
Diagnosis Keperawatan pada Syok
16
• Perfusi jaringan perifer tidak efektif, berhubungan
dgn:
– Penurunan volume darah
– Penurunan kontraktilitas jantung
– Gangguan aliran darah sirkulasi
– Vasodilatasi yang luas
Diagnosa lain yang mungkin muncul:
• Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan darah aktif,
perpindahan cairan ke interstisial
• Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahn
preload; kontraktilitas; afterload; blokade simpatis
• Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolik
Intervensi Keperawatan
17
Penanganan Gawat Darurat di IGD
– Airway : menjamin jalan napas paten
– Breathing : memberikan oksigen  pertahankan SaO2 > 95%
– Circulation :
• Hentikan perdarahan eksternal dgn penekanan
langsung
• Pasang akses IV berukuran besar (No. 14 atau 16)
• Pemberian cairan dengan tetesan cepat
• Dosis awal 1 – 2 liter pada dewasa dan 20 ml/kg
pada anak
Vishwanathan et al 2021, Evaluation and management of haemorrhagic shock in polytrauma: Clinical practice guidelines, Elsevier
Ltd
Intervensi Keperawatan Penanganan di IGD
18
Pada pasien trauma, tidak hanya ABC tapi ABCDEFG
– Disability : Periksa tingkat kesadaran, respon pupil dan fungsi sensorik &
motorik
– Exposure : Periksa seluruh permukaan tubuh. Periksa DOTS :
• D – deformity (deformitas)
• O - open wounds (luka terbuka)
• T - tenderness (nyeri tekan)
• S – swelling (bengkak)
– Folley catheter : Kateter urine untuk penilaian produksi urine
– Gastric tube : NGT untuk dekompresi lambung  minimalkan aspirasi
Vishwanathan et al 2021, Evaluation and management of haemorrhagic shock in polytrauma: Clinical practice guidelines, Elsevier
Ltd
Intervensi Keperawatan Lanjutan …
19
Penanganan Lanjut
• Pertahankan patensi airway
• Pertahankan oksigen sesuai kebutuhan pasien
• Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanik (jika perlu),
kebanyakan tidak perlu.
• Pertahankan kateter IV. Akses vena sentral jika memungkinkan
• Beri cairan sesuai order (kristaloid, koloid, produk
darah)
• Beri posisi syok (modified Tredelenburg)
Vishwanathan et al 2021, Evaluation and management of haemorrhagic shock in polytrauma: Clinical practice guidelines, Elsevier
Ltd
Kehilangan Darah Internal Berdasarkan Fraktur
20
Tulang Kehilangan Darah (mL)
Iga
Radius atau ulna
Humerus
Tibia atau fibula
Femur
Pelvis
125
250 - 500
500 - 750
500 - 1000
1000 - 2000
1000 - masif
.
Vishwanathan et al 2021, Evaluation and management of haemorrhagic shock in polytrauma: Clinical practice guidelines,
Elsevier Ltd
Pemberian Posisi pada Syok
21
• Angkat kaki
setinggi ±30 cm
• 300-500 cc darah
dari kaki pindah
ke sirkulasi
sentral
• Kontraindikasi
pada trauma
servikal
Vishwanathan et al 2021, Evaluation and management of haemorrhagic shock in polytrauma: Clinical practice guidelines, Elsevier
Ltd
Intervensi Keperawatan lanjutan ...
22
• Monitor:
– Status kardiopulmonal : HR dan irama; RR; TD; MAP; warna,
suhu, kelembapan kulit, CRT, bunyi paru.
– Status oksigensi: oksimetri nadi, AGD
– Status cairan: I & O; BB harian, jumlah & tipe drainage
(chest tube, nasogastrik, luka).
– Status neurologis: tingkat kesadaran
– Nilai serum serial: Ht, Hb, aPTT
• Beri dukungan psikososial
• Monitor perkembangan komplikasi
Vishwanathan et al 2021, Evaluation and management of haemorrhagic shock in polytrauma: Clinical practice guidelines, Elsevier
Ltd
Kolaborasi Penanganan Spesifik
23
• Syok Hipovolemik
– Hentikan kehilangan cairan
– Kembalikan volume sirkulasi
– Resusitasi cairan dengan 3:1 rule
(3 mL kristaloid untuk tiap 1 mL estimasi kehilangan darah)
Intervensi Keperawatan lanjutan ...
Vishwanathan et al 2021, Evaluation and management of haemorrhagic shock in polytrauma: Clinical practice guidelines, Elsevier
Ltd
• Syok Kardiogenik
– Perlu dinilai masalah utamanya: volume, pompa atau irama?
– Masalah volume : Beri cairan dan nilai kecukupan cairan
– Masalah pompa:
• Bila TDS > 100 mmHg  vasodilator (nitrogliserin)
• Bila TDS 70-100 mmHg tanpa disertai gejala/tanda syok 
inotropik (dobutamine)
• Bila TDS 70-100 mmHg disertai gejala/tanda syok  vasopressor
(dopamine)
• Bila TDS < 70 mmHg disertai gejala/tanda syok  vasopressor kuat (norepinefrin)
– Masalah irama: disesuaikan takiaritmia atau bradiaritmia?
– Tatalaksana lanjutan setelah diatasi (pompa balon intra-aorta, angiografi, intervensi
kardiovaskuler perkutan, bedah).
Penanganan Spesifik (lanjutan ...)
24
Brunner & Suddarth’s. 2018 & Standl et al, 2018
Obat yang digunakan pada pasien syok kardiogenik
25
Obat Kelas Dosis Efek Nursing Implication
Dobutamine Inotropik 2-40 mcg/kg/mnt ↑ kontraktilitas dan
cardiac output
• Berikan via central line
• Monitor HR, TD (memperburuk
hipotensi, perlu tambahan
vasopressor)
• Hentikan jika takidisritmia
• Monitor vasokontriksi perifer
pada dosis sedang - berat
Dopamine Inotropik 5-20 mcg/kg/mnt ↑ kontraktilitas &
vasokonstriksi
Noradrenaline Katekolamin 2-30 mcg/mnt Vasokonstriksi 
↑ resistensi vaskuler
perifer
• Monitor HR > 100x
• Monitor dispnea, edema paru
• Monitor nyeri dada, disritmia
• Monitor gagal ginjal akibat
iskemia
Nitrogliserin Vasodilator Mulai 5 mcg/mnt
Dosis max. 200
mcg/mnt
↓ preload & kebutuhan
oksigen miokard.
Memperbaiki aliran
darah koroner
• Monitor TD dan HR. Refleks takikardia
dapat terjadi
Sasada & Smith (2003), Lynn McHale-Wiegand & Carlson (2005)
Brunner & Suddarth’s. 2018 & Standl et al, 2018
• Syok Septik
– Resusitasi cairan dalam jumlah banyak : 6 – 10 L kristaloid
dan 2 – 4 L koloid pada 6 jam pertama untuk mencapai
taget CVP 8 – 12 mmHg.
– Setelah CVP tercapai 8 – 12 mmHg, namun :
• MAP < 60 mmHg  beri agen vasoaktif (dopamin).
• SaO2 < 70%  transfusi PRC untuk mencapai Ht 30%
– Mulai antibiotik spektrum luas dalam 1 jam
pertama
– Kultur (darah, eksudat, urine, sputum) untuk
antibiotik spesifik
Penanganan Spesifik lanjutan ...
26
Brunner & Suddarth’s. 2018 & Standl et al, 2018
Penanganan spesifik lanjutan…
27
• Syok Anafilaktik
– Epinephrine  vasokonstriksi perifer, bronkhodilatasi dan
menekan efek histamine
– Diphenhydramine (Benadryl)  memblok pelepasan
histamin akibat reaksi alergi
– Pertahankan keadekuatan airway:
• Bronkodilator dgn nebulizer lebih efektif
• Intubasi endotrakeal atau krikotiroidotomi (jika
perlu)
Brunner & Suddarth’s. 2018 & Standl et al, 2018
• Syok Neurogenik
– Stabilisasi spinal (misal cervical collar)
 mencegah bertambahnya kerusakan
spinal cord
– Vasopressor (phenilephrine) 
mempertahankan TD dan perfusi organ
– Atropine  mengatasi bradikardia
– Hati-hati pemberian cairan karena hipotensi bukan akibat
kehilangan cairan
– Pantau hipotermia akibat disfungsi hipotalamus
– Methylprednisolone  cegah kerusakan sekunder spinal cord akibat
pelepasan mediator kimia
Penanganan Spesifik lanjutan ...
28
Vishwanathan et al 2021, Evaluation and management of haemorrhagic shock in polytrauma: Clinical practice guidelines, Elsevier
Ltd
• Syok Obstruktif
– Kenali sedini mungkin agar obstruksi dapat
diatasi segera
– Atasi penyebab obstruksi:
• Cardiac tamponade 
pericardiosentesis
• Tension pneumothorax  needle decompression
atau chest tube insertion
• Emboli paru  terapi trombolitik untuk
mengembalikan sirkulasi paru dan sisi kiri jantung
Penanganan Spesifik lanjutan ...
29
Vishwanathan et al 2021, Evaluation and management of haemorrhagic shock in polytrauma: Clinical practice guidelines, Elsevier Ltd
Resusitasi Cairan Berdasarkan Kelas Syok Hemoragik
30
KELAS I KELAS II KELAS III KELAS IV
Persentase kehilangan darah
<15% 15% - 30% 30% - 40% >40%
Kehilangan darah
(ml)* < 750 750 – 1500 1500 – 2000 > 2000
Frekuensi nadi <100 >100 >120 >140
Tekanan darah Normal Normal Menurun Menurun
Frekuensi napas 14 – 20 20 – 30 30 – 40 >35
Capillary Reffill Normal Lambat (>2 dtk) Lambat (>2 dtk) Tdk terdeteksi
Ekstremitas Normal Pucat Pucat Pucat & dingin
Produksi urin (ml/jam)
>30 20 – 30 10 - 20 0 - 10
Status mental Sadar, haus
Gelisah, agresif, haus Gelisah, agresif,
ngantuk
Ngantuk, bingung, tdk sadar
Penggantian cairan
(hukum 3:1)
Kristaloid Kristaloid, Koloid
Kristaloid, Koloid
dan darah
Kristaloid, Koloid dan
darah
Vishwanathan et al 2021, Evaluation and management of haemorrhagic shock in polytrauma: Clinical practice guidelines, Elsevier Ltd
Resusitasi Cairan lanjutan..
31
1. Tentukan Estimated Blood Volume / EBV
EBV = 70 ml x BB (kg)
2.Tentukan kelas Syok berdasarkan tanda/gejala (lihat tabel) untuk mengetahui
persentase kehilangan darah.
3. Tentukan Estimated Blood Loss / EBL
EBL = Persentase x EBV
Vishwanathan et al 2021, Evaluation and management of haemorrhagic shock in polytrauma: Clinical practice guidelines, Elsevier Ltd
32
Jenis Keterangan
Kristaloid Ringer lactate (RL)
Normal saline (NaCl)
• Lebih Murah
• Efek samping minimal
• Waktu paruh pendek
Koloid Gelofusine Haemaccel
Dextran 70 Hetastarch
Plasma / albumin
• Lebih mahal
• Efek samping lbh banyak
• Waktu paruh 4-6 jam
Darah Whole blood
Packed red cell (PRC)
Cairan IV untuk penanganan syok
Vishwanathan et al 2021, Evaluation and management of haemorrhagic shock in polytrauma: Clinical practice guidelines, Elsevier Ltd
Cara Penggantian Cairan/Darah
33
Estimasi
kehilangan
darah
Penggantian cairan
1000 ml
3000 ml kristaloid ,atau 1000 ml
koloid
1500 ml
1500 ml kristaloid dan 1000 ml koloid , atau
4500 ml kristaloid
2000 ml
1000 ml kristaloid, 1000 ml koloid dan 2 unit darah, atau 3000 ml
kristaloid dan 2 unit darah
Vishwanathan et al 2021, Evaluation and management of haemorrhagic shock in polytrauma: Clinical practice guidelines, Elsevier Ltd
Studi Kasus Syok Kardiogenik
34
Pengkajian Keperawatan Ruangan CICU
Nama : Ny. AT
TTL : Solo, 01-11-1953
Alamat : Jl. Karya Darma Komplek Palazo Blok E No 11
Kelurahan : Pangkalan Mansyur
Kota : Medan Johor, Kota Medan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
No KTP : 1276054111530002
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
Penanggung Jawab : Ny. E
Hub dengan pasien : Anak Kandung
Alamat : Jl. Karya Darma
Komplek Palazo Blok E
No HP : -
No Billing : 23001156
No RM : 0002120195
Tanggal Masuk RS : 04-03-2023
Jam Masuk : 13.20 Wib
Tanggal Pengkajian : 06-03-2023
Diagnosa : CAD NSTEMI
Anterolateral-high lateral, LBBB, Killip IV
Syok KardiogenikADHF, IDCM/NIDCM, DM Tipe 2
dengan komplikasi neuropati, AKI Stage III, dd/
CKD ec DKD
Pengkajian lanjutan..
35
Keadaan Umum
1. Tanda Vital :
•Nadi: 104 x/m
•TD: 100/56 mmHg on support Dobutamin 15
mcg/kg/m, Vascon 0,1 mcg
•RR: 25-30 x/menit
•Suhu: 37,4 0C
•EKG : AF RVR VES (-)
Keasadaran: Compos mentis, kontak tdk
adekuat GCS 15
BB : 45 kg TB : 145 cm
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama:
Nyeri dada (NRS: 3)
b. Riwayat Penyakit Sekarang:
Penderita mengeluh nyeri dada sejak 15 jam SMRS. Nyeri dirasakan terus menerus tidak berkurang dengan
istirahat, nyeri dirasakan berkurang dengan minum obat dibawah lidah, nyeri disertai dengan sesak, batuk
berdahak putih, tanpa demam, lemah badan, keluhan tidak disertai dada berdebar, pingsan. Nyeri seperti
ditindih benda berat, menjalar ke punggung. Penderita memiliki Riwayat mudah lelah saat aktivitas. Sejak 1
tahun SMRS, penderita memiliki riwayat bangun malam hari setelah tidur 2-4 jam yang membaik dengan
posisi duduk. Penderita lebih nyaman tidur dengan posisi duduk sejak 1 bulan SMRS. Riwayat bengkak
tungkai hilang timbul sejak 6 bulan. Penderita memiliki riwayat hipertensi sejak 10 tahun yg lalu, dengan TD
tertinggi 150/.. tidak rutin minum obat, memiliki riwayat DM sejak 10 tahun yang lalu, GDS tertinggi 350,
riwayat merokok disangkal, dan riwayat penyakit jantung di keluarga juga disangkal. Karena keluhannya,
penderita berobat ke RSUD Bandung, pada onset 1 jam dikatakan mengalami serangan jantung.
Pengkajian lanjutan
36
B.Pengkajian Sistem
Sistem Respirasi dan Oksigenasi
a). Sesak napas (+), dengan alat bantu napas O2 10 l/mnt NRM, batuk dahak
putih, bunyi napas terdengar wheezing
b). Kepala: Konjungtiva anemis, Sklera : anikterik
c). Leher: JVP 5+3 cmH2O, trakea ditengah, KGB tidak membesar
Sistem Kardiovaskuler
d). Thorax: Bentuk thorax simetris, Batas sonar dull ICS IV
e).TD: 100/56 mmHg, N 90x/m, RR 25-30x/m, S: 37,4 SatO2: 94%
f).COR: ictus cordis tidak tampak, teraba di ICS VI, lateral LMCS, batas atas
ICS III, batas kanan linea sternalis dextra, batas kiri ICS VI lateral LMCS. BJ
S1S2 reguler, S3 (-), S4 (-), mur-mur (-)
g).Pulmo: Ronkhi +/+ basah halus >2/3 lapang paru, weezing (+)
Sistem Gastrointestinal
h). Abdomen: cembung lembut, hepar dan lien tidak teraba membesar, BU (+) normal
i). Terpasang NGT, residu (+) mual (+), muntah (-)
j). Mulut & Pharyng, mukosa kering, lidah tidak hiperemis, replek menelan (+)
Sistem Muskuloskeletal
k) Tidak ada fraktur, aktivitas dibantu sepenuhnya, eksterimitas bawah edema tungkai,
dan akral terasa dingin.
Sistem Neurologi
l). Ada kesulitan bicara, kelemahan alat gerak (+)
Sistem Urogenital
m) Terpasang Folley cateter, dengan diuresis <0,5 cc/kgbb/jam
Sistem Integumen
n). Tidak terdapat luka, tidak ada benjolan dan suhu hangat
Pengkajian lanjutan
37
C. Pengkajian Resiko
Morse Falls Scale: > 45 (resiko tinggi)
Skrining Resiko Dekubitus: 10 (resiko tinggi)
D. Skrining Nutrisi
Total skor >2 (rujuk ke dietesien u/assesment gizi)
E. Sistem Fungsional
Total skor 0 (pasien sangat tergantung)
F.Data Diagnostik:
(04-03-2023)
Lab: Hb 9,6 / Ht 30 / Eritrosit 3,56 / Leukosit 7000 / Tr 267.000 /MCV
84,3 / MCH 27 / MCHC 32 / GDS 207 / Ur 163 / Kr 3,99 / Na 136 / K 3,3
Kolesterol Total: 109, LDL 79, HDL 19
AGD pH 7,440 / PCO2 28 / PO2 98,8 / HCO3 18,0 / BE -4,9, Sat O2
97,9%
Trop I ; 0,257
(Lab 05/03/2023)
Trop I : 3,84
EKG: AF RVR dengan LBBB
Pengkajian lanjutan
38
Echo cardiography:
Dimensi ruang jantung dalam keadaan normal, LVH (-), Kontraktilitas
menurun dengan EF 37%, Kontraktilitas RV menurun, Global hipokinetik
(+), AR mild,
MR moderate-severe, TR mild-moderate, PR mild.
USG abdomen:
Hidronefrosis ringan ginjal kanan, awal proses kronik ginjal kiri, efusi pleura
bilateral
G.Terapi Medis
Diet lunak DM 1500 kkal/hari (KH: Lemak: 70:20, Protein 0,6-
0,8 gr/kg/hari).
IV RL 1500 cc/24 jam, Dobutamine 15 mcg/kg/m,
Norepineprine 0,1 mcg/kg/m
Aspilet 1x80 mg, CPG 1x75 mg, KSR 1x600 mg, Callos 3x500
mg, Insulin drip mulai 0,5 unit/jam target GD 140-180 mg/dl.
Atorvastatin 1x40 mg, Heparin 12u/kgbb/jam target apt 50-70
detik
Pathway Syok Kardiogenik 39
↓ curah jantung
Dispnea
Kompensasi
aldosteron,ADH
Edema sistemik &
pulmonal
↑ volume darah
adekuat
↑ preload, stroke
volume dan HR
Disfungsi miokard
↓ perfusi jaringan
↓ curah jantung
Kerusakan
metabolisme sel
Kompensasi pelepasan
katekolamin
↑ SVR
↑ kebutuhan oksigen miokard
iskemia
Modifikasi : Brunner & Suddarth’s. 2018 & Standl et al,
2018
Nyeri dada
Gg Pertukaran
gas
Diagnosa Keperawatan
40
1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis iskemia (D. 0077)
2. Penurunan curah jantung b.d perubahan kontraktilitas, preload dan after load (D. 0008)
3. Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan aliran arteri/vena (D. 0009)
4. Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi-perfusi (D. 0003)
5. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d spasme jalan napas (D. 0001)
NCP
41
No Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
1 Nyeri akut b.d agen
pencedera fisiologis
iskemia (D. 0077)
•Gejala dan Tanda Mayor :
Subjektif : Mengeluh
nyeri dada NRS 3
Objektif : Tampak
meringis, gelisah, HR
meningkat / AF RVR, dan
pasien kesulitan tidur
•Gejala dan Tanda Minor :
Pola napas berubah 25-
30 x/m
Nafsu makan berubah,
pasien terpasang NGT,
mual (+)
Diaporesis, akral terasa
dingin
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama
1x24 jam, maka status kenyamanan meningkat
dengan kriteria hasil :
Tingkat nyeri (L.08066)
Ekspektasi : menurun
Kriteria Hasil :
Kemampuan menuntaskan aktivitas: 5
Keluhan nyeri : 4 (cukup menurun)
Meringis : 3 (sedang)
Gelisah : (2) Cukup meningkat
Kesulitan tidur : (2) Cukup meningkat
Ketegangan otot : (2) Cukup meningkat
Mual : (3) sedang
Frekuensi nadi : 1 (memburuk)
Pola napas : 1 (memburuk)
Tekanan darah : 1 (memburuk)
Fungsi berkemih : 1 (memburuk)
Pola tidur : 1 (memburuk)
•Manajemen Nyeri (I.08238)
Observasi :
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri.
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respon nyeri non verbal
Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
nyeri
Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon
nyeri
Identifikasi pengaruh nyeri terhadap kualitas
hidup.
Identifikasi keberhasilan pemberian terapi
komplementer yang sudah diberikan.
Monitor efek samping penggunaan analgetik.
NCP Lanjutan …
42
No Diagnosa
Keperawatan
Kriteria Hasil Intervensi
1 Nyeri akut b.d agen
pencedera fisiologis
iskemia (D. 0077)
Terapeutik :
Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
Fasilitasi istirahat dan tidur
Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri.
Edukasi :
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri.
Jelaskan strategi meredakan nyeri.
Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri.
Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat.
Ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri.
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.
NCP
43
No Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
2 Penurunan curah jantung b.d perubahan
kontraktilitas, preload dan afterload
•Gejala dan Tanda mayor:
a).Subjektif:
Perubahan irama jantung; palpitasi
Perubahan preload; lelah
Perubahan afterload; dispnea
Perubahan kontraktilitas; PND, batuk
b).Objektif :
EKG AF RVR,
Edema tungkai bawah
Distensi vena jugularis 5+3 cmH2O
Hepatomegali, 90/70 dengan support
obat-obatan, nadi teraba lemah, CRT >3
detik, oliguria, pucat, LVEF 35%.
Setelah dilakukan intervensi keperawatan
selama 3 x 24 jam, maka status kenyamanan
meningkat dengan kriteria hasil :
Ekspektasi : meningkat
Kriteria hasil :
Kekuatan nadi perifer : 2 (cukup menurun)
EF : 1 (menurun)
Palpitasi : 2 (cukup meningkat)
EKG aritmia : 2
Lelah ; 1 (meningkat)
Edema : 1
Distensi Vena Jugularis : 1
Dispnea: 1
Oliguria: 1
Pucat: 1
PND: 1
Batuk : 2
Hepatomegali: 2
TD: 1 (memburuk)
•Perawatan Jantung Akut (I. 02076)
Tindakan
Observasi
Identifikasi karakteristik nyeri dada (meliputi
faktor pemicu, dan Pereda, kualitas, lokasi,
radiasi, skala, durasi dan frekuensi).
Monitor EKG 12 sadapan untuk perubahan
ST dan T
Monitor aritmia
Monitor saturasi oksigen
Monitor elektrolit
Monitor enzim jantung
Identifikasi stratifikasi pada SKA (Killip IV,
TIMI 81, CRUSADE 82, GRACE 84 )
NCP 44
No Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
2 Terapeutik
Pertahankan tirah baring minimal 12 jam
Pasang akses vena
Puasakan hingga bebas nyeri/terpasang NGT
Berikan terapi relaksasi
Sediakan lingkungan yang kondusif
Siapkan prosedur PCI
Berikan dukungan emosional dan spiritual.
Edukasi
Anjurkan segera melaporkan nyeri dada
Anjurkan menghindari manuver valsava.
Jelaskan tindakan yang dijalani pasien
Ajarkan teknik menurunkan kecemasan dan ketakutan
NCP 45
No Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
2 Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antiplatelet.
Kolaborasi pemberian antianginal.
Kolaborasi pemberian morpin.
Kolaborasi pemberian inotropik.
Kolaborasi pemberian obat untuk mencegah valsava
manuver.
Kolaborasi pencegahan thrombus dengan antikoagulan.
Kolaborasi pemeriksaan x-ray.
Terima Kasih
46
47
Daftar Pustaka
Brunner & Suddarth’s. (2018). Medical-Surgical Nursing. Textbook of Medical-Surgical Nursing, 14th Editi(3), 19.
https://doi.org/10.1097/01.NAJ.0000921784.61168.1f
Carcillo, J. (2019). Syok. Journal Medicine, 3(1), 4.
Fitria, C. N. (2015). Penanganan Syok. Gaster, 7(2), 593–604. http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas/article/view/3341
Kislitsina, O. N., Rich, J. D., Wilcox, J. E., Pham, D. T., Churyla, A., Vorovich, E. B., Ghafourian, K., & Yancy, C. W. (2018). Shock –
Classification and Pathophysiological Principles of Therapeutics. Current Cardiology Reviews, 15(2), 102–113.
https://doi.org/10.2174/1573403x15666181212125024
Mashudi, S. (2021). PROSES KEPERAWATAN Pendekatan SDKI, SLKI, SIKI (Vol. 4, Issue 1).
Soong, J. T. Y., & Soni, N. (2013). Circulatory shock. Medicine (United Kingdom), 41(2), 64–69.
https://doi.org/10.1016/j.mpmed.2012.11.012
Standl, T., Annecke, T., Cascorbi, I., Heller, A. R., Sabashnikov, A., & Teske, W. (2018). Nomenklatur, Definition und Differenzierung der
Schockformen. Deutsches Arzteblatt International, 115(45), 757–767. https://doi.org/10.3238/arztebl.2018.0757

More Related Content

Similar to Asuhan Keperawatan pada Syok

Presentasi ckd (gagal ginjal kronik)
Presentasi ckd (gagal ginjal kronik)Presentasi ckd (gagal ginjal kronik)
Presentasi ckd (gagal ginjal kronik)Edhy Riawan
 
12 PP Shock Ponek new.ppt
12 PP Shock Ponek new.ppt12 PP Shock Ponek new.ppt
12 PP Shock Ponek new.pptkartika700246
 
202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx
202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx
202948858 makalah-syok-hipovolemik-docxWarnet Raha
 
202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx
202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx
202948858 makalah-syok-hipovolemik-docxSeptian Muna Barakati
 
202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx
202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx
202948858 makalah-syok-hipovolemik-docxSeptian Muna Barakati
 
Stroke Infark_1A_64A.pptx
Stroke Infark_1A_64A.pptxStroke Infark_1A_64A.pptx
Stroke Infark_1A_64A.pptxYogaMahardika10
 
Kelompok 1.pptx
Kelompok 1.pptxKelompok 1.pptx
Kelompok 1.pptxDini700324
 
Penatalaksaan Terkini Syok Pada Bayi Baru Lahir
Penatalaksaan Terkini Syok Pada Bayi Baru LahirPenatalaksaan Terkini Syok Pada Bayi Baru Lahir
Penatalaksaan Terkini Syok Pada Bayi Baru Lahirmsholehkosim
 
Chronic kidney disease
Chronic kidney diseaseChronic kidney disease
Chronic kidney diseaseAni Nuraeni
 
stenosis aorta dan mitral
stenosis aorta dan mitralstenosis aorta dan mitral
stenosis aorta dan mitralSri Nala
 
Askep syok hipovolemik
Askep syok hipovolemikAskep syok hipovolemik
Askep syok hipovolemikLukman ima
 
Askep klien dengan addison AKPER SUBANG
Askep klien dengan addison AKPER SUBANGAskep klien dengan addison AKPER SUBANG
Askep klien dengan addison AKPER SUBANGSurangga Jaya
 

Similar to Asuhan Keperawatan pada Syok (20)

Presentasi ckd (gagal ginjal kronik)
Presentasi ckd (gagal ginjal kronik)Presentasi ckd (gagal ginjal kronik)
Presentasi ckd (gagal ginjal kronik)
 
12 PP Shock Ponek new.ppt
12 PP Shock Ponek new.ppt12 PP Shock Ponek new.ppt
12 PP Shock Ponek new.ppt
 
PPT SIADH.pptx
PPT SIADH.pptxPPT SIADH.pptx
PPT SIADH.pptx
 
Pr cbd via new
Pr cbd via newPr cbd via new
Pr cbd via new
 
Kegawatdaruratan anak
Kegawatdaruratan anakKegawatdaruratan anak
Kegawatdaruratan anak
 
202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx
202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx
202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx
 
202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx
202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx
202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx
 
202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx
202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx
202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx
 
Stroke Infark_1A_64A.pptx
Stroke Infark_1A_64A.pptxStroke Infark_1A_64A.pptx
Stroke Infark_1A_64A.pptx
 
Kelompok 1.pptx
Kelompok 1.pptxKelompok 1.pptx
Kelompok 1.pptx
 
Definisi
DefinisiDefinisi
Definisi
 
Penatalaksaan Terkini Syok Pada Bayi Baru Lahir
Penatalaksaan Terkini Syok Pada Bayi Baru LahirPenatalaksaan Terkini Syok Pada Bayi Baru Lahir
Penatalaksaan Terkini Syok Pada Bayi Baru Lahir
 
Ckd2
Ckd2Ckd2
Ckd2
 
8 Shock Manajemen
8 Shock Manajemen8 Shock Manajemen
8 Shock Manajemen
 
Shock
ShockShock
Shock
 
Chronic kidney disease
Chronic kidney diseaseChronic kidney disease
Chronic kidney disease
 
stenosis aorta dan mitral
stenosis aorta dan mitralstenosis aorta dan mitral
stenosis aorta dan mitral
 
Referat syok interne
Referat syok interneReferat syok interne
Referat syok interne
 
Askep syok hipovolemik
Askep syok hipovolemikAskep syok hipovolemik
Askep syok hipovolemik
 
Askep klien dengan addison AKPER SUBANG
Askep klien dengan addison AKPER SUBANGAskep klien dengan addison AKPER SUBANG
Askep klien dengan addison AKPER SUBANG
 

Recently uploaded

PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxandibtv
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxNadiraShafa1
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRJessieArini1
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxika291990
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptssuser940815
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfAlanRahmat
 
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptxPPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptxnoviariansari
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docxhurufd86
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptmutupkmbulu
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfestidiyah35
 
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARmater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARGregoryStevanusGulto
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfMeiRianitaElfridaSin
 

Recently uploaded (12)

PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
 
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptxPPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
 
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARmater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
 

Asuhan Keperawatan pada Syok

  • 2. 01 02 03 04 Definisi Syok Klasifikasi Syok dan Tahapan Syok Jenis dan Patofisioligi Syok Asuhan Keperawatan Syok P o k o k B a h a s a n 2
  • 3. Definisi 3 • Syok adalah kondisi mengancam jiwa yang diakibatkan ketidakmampuan sistem sirkulasi menyuplai oksigen & nutrien ke jaringan, ditandai dengan hipoksia dan ketidakadekuatan fungsi sel yang menyebabkan kegagalan organ dan potensial kematian. (Brunner & Suddarth’s, 2018). • Menurut (Brunner & Suddarth’s, 2018), keadekuatan aliran darah ke jaringan membutuhkan TIGA komponen – Pompa jantung yang adekuat – Sistem sirkulasi yang efektif – Volume darah adekuat
  • 4. Klasifikasi Syok Anafilaktik Neurogenik Septik Syok 4 Brunner & Suddarth’s. (2018). Medical-Surgical Nursing. Textbook of Medical-Surgical Nursing, 14th Edition
  • 5. • Metabolisme aerob  anaerob • ↑ kadar asam laktat • Perubahan tanda klinis blm tampak • Saraf simpatis menstimulasi : • ↑ pelepasan katekolamin • Kontraktilitas jantung • Respons neurohormonal: vasokonstriksi & aliran darah prioritas ke organ vital • Pelepasan aldosteron: ↓ output urin (<30 menit) • ↑ frekuensi jantung • ↑ kadar glukosa • Imbalans elektrolit • Asidosis metabolik • Asidosis respiratorik • Edema perifer • Takiaritmia ireguler • Hipotensi • Pucat • Kulit dingin • Penurunan tingkat kesadaran • Kerusakan ireversibel sel dan organ • Kematian Initial Compensatory Progressive Refractory 5 Brunner & Suddarth’s. (2018). Medical-Surgical Nursing. Textbook of Medical-Surgical Nursing, 14th Edition Tahapan Syok
  • 6. Syok Hipovolemik 6 • Akibat dari penurunan preload • Etiologi: – Hemoragik: trauma, perdarahan GI, ruptur aneurisma – Non-hemoragik / kehilangan cairan: diare, muntah, luka bakar. Kondisi perfusi organ yang tidak adekuat yang disebabkan oleh hilangnya volume intravaskular Standl et al., 2018
  • 7. Patofisiologi Syok Hipovolemik 7 Penurunan volume intravaskuler ↓ curah jantung Perembesan cairan interstisial Aldosteron, ADH ↑ volume ↑ curah jantung Kehilangan cairan berlanjut ↓ perfusi jaringan ↓ curah jantung Kerusakan metabolisme sel Pelepasan katekolamin ↑ SVR ↓ tekanan sistemik & pulmonal Brunner & Suddarth’s. 2018 & Standl et al, 2018
  • 8. Syok Kardiogenik 8 • Akibat dari penurunan pompa jantung • Etiologi: – Disfungsi sistolik: infark miokard, kardiomiopati, hipertensi pulmonal – Disfungsi diastolik: hipertropi ventrikel, kardiomiopati – Disritmia : bradiaritmia, takiaritmia – Gangguan Struktur: stenosis atau regurgitasi, ruptur septal Standl et al., 2018
  • 9. Patofisiologi Syok Kardiogenik 9 ↓ curah jantung Dispnea Kompensasi aldosteron,ADH Edema sistemik & pulmonal ↑ volume darah adekuat ↑ preload, stroke volume dan HR Disfungsi miokard ↓ perfusi jaringan ↓ curah jantung Kerusakan metabolisme sel Kompensasi pelepasan katekolamin ↑ SVR ↑ kebutuhan oksigen miokard iskemia Brunner & Suddarth’s. 2018 & Standl et al, 2018
  • 10. Syok Distributif 10 Etiologi: Hilangnya regulasi tonus vaskular, dengan volume yang bergeser di dalam sistem vaskular, dan/atau gangguan permeabilitas sistem vaskular dengan pergeseran volume intravaskular ke interstitium. o Sepsis : Infeksi (pneumonia, peritonitis, prosedur invasive) o Neurogenik : cedera medula spinalis, anastesi spinal, depresi pusat vasomotor o Reaksi anafilaktik: reaksi hipersensitivitas (alergik) Akibat dari dilatasi pembuluh darah besar-besaran → penurunan systemic vascular resistance (SVR) → penurunan preload Standl et al., 2018
  • 11. Infeksi masif Kehilangan tonus simpatis ↓ perfusi jaringan ↓ curah jantung Kerusakan metabolisme sel Cedera spinal Reaksi alergi Pelepasan endotoksin Patofisiologi Syok Distributif 11 Pelepasan histamin Dilatasi arteriol/venula ↓ Tekanan darah ↓ venous return ↓ stroke volume ↓ suplai oksigen seluler Brunner & Suddarth’s. 2018 & Standl et al, 2018
  • 12. Syok Obstruktif 12 • Akibat dari restriksi pengisian diastolik ventrikel kanan akibat kompresi/penekanan pada jantung • Etiologi: – Tamponade jantung – Tension pneumothorax – Emboli paru Standl et al., 2018
  • 13. Patofisiologi Syok Obstruktif 13 Kompresi Struktural ↓ perfusi jaringan ↓ curah jantung Kerusakan metabolisme sel ↓ outflow (aliran keluar) ↓ alir balik vena ↓ stroke volume ↓ suplai oksigen seluler Brunner & Suddarth’s. 2018 & Standl et al, 2018
  • 14. Jenis Syok 14 Hipovolemik Distributif Kardiogenik Obstruktif HR Meningkat Meningkat (Normal pada syok neurogenik) Dapat meningkat atau menurun Meningkat JVP Menurun Menurun Meningkat Meningkat TD Menurun Menurun Menurun Menurun Kulit Dingin Hangat (Dingin pd syok berat) Dingin Dingin CRT Lambat Lambat Lambat Lambat Brunner & Suddarth’s. 2018 & Standl et al, 2018
  • 15. Pengkajian 15 • Fokus pengkajian: – Airway, Breathing, Circulation (ABC) – Tanda/Gejala Syok: Perifer ↓ nadi perifer, kulit dingin dan lembap/basah, CRT > 2 detik, pucat, sianosis Renal output urine <0,5 mg/kg/jam, ↑ ureum, ↑ kreatinin, ↑ BJ urine Serebral ansietas, pusing, agitasi, ↓ kesadaran Kardiopulmonal ↓ TD, takikardia, disritmia, ↓ JVP, ↓ CVP, takipnea, ↓ SpO2, gagal napas. Gastrointestinal ↓ bunyi usus, ileus paralitik, hiper/hipoglikemia Hepatik ↑ enzim liver (ALT, AST) dan laktat Vishwanathan et al 2021, Evaluation and management of haemorrhagic shock in polytrauma: Clinical practice guidelines, Elsevier Ltd
  • 16. Diagnosis Keperawatan pada Syok 16 • Perfusi jaringan perifer tidak efektif, berhubungan dgn: – Penurunan volume darah – Penurunan kontraktilitas jantung – Gangguan aliran darah sirkulasi – Vasodilatasi yang luas Diagnosa lain yang mungkin muncul: • Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan darah aktif, perpindahan cairan ke interstisial • Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahn preload; kontraktilitas; afterload; blokade simpatis • Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolik
  • 17. Intervensi Keperawatan 17 Penanganan Gawat Darurat di IGD – Airway : menjamin jalan napas paten – Breathing : memberikan oksigen  pertahankan SaO2 > 95% – Circulation : • Hentikan perdarahan eksternal dgn penekanan langsung • Pasang akses IV berukuran besar (No. 14 atau 16) • Pemberian cairan dengan tetesan cepat • Dosis awal 1 – 2 liter pada dewasa dan 20 ml/kg pada anak Vishwanathan et al 2021, Evaluation and management of haemorrhagic shock in polytrauma: Clinical practice guidelines, Elsevier Ltd
  • 18. Intervensi Keperawatan Penanganan di IGD 18 Pada pasien trauma, tidak hanya ABC tapi ABCDEFG – Disability : Periksa tingkat kesadaran, respon pupil dan fungsi sensorik & motorik – Exposure : Periksa seluruh permukaan tubuh. Periksa DOTS : • D – deformity (deformitas) • O - open wounds (luka terbuka) • T - tenderness (nyeri tekan) • S – swelling (bengkak) – Folley catheter : Kateter urine untuk penilaian produksi urine – Gastric tube : NGT untuk dekompresi lambung  minimalkan aspirasi Vishwanathan et al 2021, Evaluation and management of haemorrhagic shock in polytrauma: Clinical practice guidelines, Elsevier Ltd
  • 19. Intervensi Keperawatan Lanjutan … 19 Penanganan Lanjut • Pertahankan patensi airway • Pertahankan oksigen sesuai kebutuhan pasien • Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanik (jika perlu), kebanyakan tidak perlu. • Pertahankan kateter IV. Akses vena sentral jika memungkinkan • Beri cairan sesuai order (kristaloid, koloid, produk darah) • Beri posisi syok (modified Tredelenburg) Vishwanathan et al 2021, Evaluation and management of haemorrhagic shock in polytrauma: Clinical practice guidelines, Elsevier Ltd
  • 20. Kehilangan Darah Internal Berdasarkan Fraktur 20 Tulang Kehilangan Darah (mL) Iga Radius atau ulna Humerus Tibia atau fibula Femur Pelvis 125 250 - 500 500 - 750 500 - 1000 1000 - 2000 1000 - masif . Vishwanathan et al 2021, Evaluation and management of haemorrhagic shock in polytrauma: Clinical practice guidelines, Elsevier Ltd
  • 21. Pemberian Posisi pada Syok 21 • Angkat kaki setinggi ±30 cm • 300-500 cc darah dari kaki pindah ke sirkulasi sentral • Kontraindikasi pada trauma servikal Vishwanathan et al 2021, Evaluation and management of haemorrhagic shock in polytrauma: Clinical practice guidelines, Elsevier Ltd
  • 22. Intervensi Keperawatan lanjutan ... 22 • Monitor: – Status kardiopulmonal : HR dan irama; RR; TD; MAP; warna, suhu, kelembapan kulit, CRT, bunyi paru. – Status oksigensi: oksimetri nadi, AGD – Status cairan: I & O; BB harian, jumlah & tipe drainage (chest tube, nasogastrik, luka). – Status neurologis: tingkat kesadaran – Nilai serum serial: Ht, Hb, aPTT • Beri dukungan psikososial • Monitor perkembangan komplikasi Vishwanathan et al 2021, Evaluation and management of haemorrhagic shock in polytrauma: Clinical practice guidelines, Elsevier Ltd
  • 23. Kolaborasi Penanganan Spesifik 23 • Syok Hipovolemik – Hentikan kehilangan cairan – Kembalikan volume sirkulasi – Resusitasi cairan dengan 3:1 rule (3 mL kristaloid untuk tiap 1 mL estimasi kehilangan darah) Intervensi Keperawatan lanjutan ... Vishwanathan et al 2021, Evaluation and management of haemorrhagic shock in polytrauma: Clinical practice guidelines, Elsevier Ltd
  • 24. • Syok Kardiogenik – Perlu dinilai masalah utamanya: volume, pompa atau irama? – Masalah volume : Beri cairan dan nilai kecukupan cairan – Masalah pompa: • Bila TDS > 100 mmHg  vasodilator (nitrogliserin) • Bila TDS 70-100 mmHg tanpa disertai gejala/tanda syok  inotropik (dobutamine) • Bila TDS 70-100 mmHg disertai gejala/tanda syok  vasopressor (dopamine) • Bila TDS < 70 mmHg disertai gejala/tanda syok  vasopressor kuat (norepinefrin) – Masalah irama: disesuaikan takiaritmia atau bradiaritmia? – Tatalaksana lanjutan setelah diatasi (pompa balon intra-aorta, angiografi, intervensi kardiovaskuler perkutan, bedah). Penanganan Spesifik (lanjutan ...) 24 Brunner & Suddarth’s. 2018 & Standl et al, 2018
  • 25. Obat yang digunakan pada pasien syok kardiogenik 25 Obat Kelas Dosis Efek Nursing Implication Dobutamine Inotropik 2-40 mcg/kg/mnt ↑ kontraktilitas dan cardiac output • Berikan via central line • Monitor HR, TD (memperburuk hipotensi, perlu tambahan vasopressor) • Hentikan jika takidisritmia • Monitor vasokontriksi perifer pada dosis sedang - berat Dopamine Inotropik 5-20 mcg/kg/mnt ↑ kontraktilitas & vasokonstriksi Noradrenaline Katekolamin 2-30 mcg/mnt Vasokonstriksi  ↑ resistensi vaskuler perifer • Monitor HR > 100x • Monitor dispnea, edema paru • Monitor nyeri dada, disritmia • Monitor gagal ginjal akibat iskemia Nitrogliserin Vasodilator Mulai 5 mcg/mnt Dosis max. 200 mcg/mnt ↓ preload & kebutuhan oksigen miokard. Memperbaiki aliran darah koroner • Monitor TD dan HR. Refleks takikardia dapat terjadi Sasada & Smith (2003), Lynn McHale-Wiegand & Carlson (2005) Brunner & Suddarth’s. 2018 & Standl et al, 2018
  • 26. • Syok Septik – Resusitasi cairan dalam jumlah banyak : 6 – 10 L kristaloid dan 2 – 4 L koloid pada 6 jam pertama untuk mencapai taget CVP 8 – 12 mmHg. – Setelah CVP tercapai 8 – 12 mmHg, namun : • MAP < 60 mmHg  beri agen vasoaktif (dopamin). • SaO2 < 70%  transfusi PRC untuk mencapai Ht 30% – Mulai antibiotik spektrum luas dalam 1 jam pertama – Kultur (darah, eksudat, urine, sputum) untuk antibiotik spesifik Penanganan Spesifik lanjutan ... 26 Brunner & Suddarth’s. 2018 & Standl et al, 2018
  • 27. Penanganan spesifik lanjutan… 27 • Syok Anafilaktik – Epinephrine  vasokonstriksi perifer, bronkhodilatasi dan menekan efek histamine – Diphenhydramine (Benadryl)  memblok pelepasan histamin akibat reaksi alergi – Pertahankan keadekuatan airway: • Bronkodilator dgn nebulizer lebih efektif • Intubasi endotrakeal atau krikotiroidotomi (jika perlu) Brunner & Suddarth’s. 2018 & Standl et al, 2018
  • 28. • Syok Neurogenik – Stabilisasi spinal (misal cervical collar)  mencegah bertambahnya kerusakan spinal cord – Vasopressor (phenilephrine)  mempertahankan TD dan perfusi organ – Atropine  mengatasi bradikardia – Hati-hati pemberian cairan karena hipotensi bukan akibat kehilangan cairan – Pantau hipotermia akibat disfungsi hipotalamus – Methylprednisolone  cegah kerusakan sekunder spinal cord akibat pelepasan mediator kimia Penanganan Spesifik lanjutan ... 28 Vishwanathan et al 2021, Evaluation and management of haemorrhagic shock in polytrauma: Clinical practice guidelines, Elsevier Ltd
  • 29. • Syok Obstruktif – Kenali sedini mungkin agar obstruksi dapat diatasi segera – Atasi penyebab obstruksi: • Cardiac tamponade  pericardiosentesis • Tension pneumothorax  needle decompression atau chest tube insertion • Emboli paru  terapi trombolitik untuk mengembalikan sirkulasi paru dan sisi kiri jantung Penanganan Spesifik lanjutan ... 29 Vishwanathan et al 2021, Evaluation and management of haemorrhagic shock in polytrauma: Clinical practice guidelines, Elsevier Ltd
  • 30. Resusitasi Cairan Berdasarkan Kelas Syok Hemoragik 30 KELAS I KELAS II KELAS III KELAS IV Persentase kehilangan darah <15% 15% - 30% 30% - 40% >40% Kehilangan darah (ml)* < 750 750 – 1500 1500 – 2000 > 2000 Frekuensi nadi <100 >100 >120 >140 Tekanan darah Normal Normal Menurun Menurun Frekuensi napas 14 – 20 20 – 30 30 – 40 >35 Capillary Reffill Normal Lambat (>2 dtk) Lambat (>2 dtk) Tdk terdeteksi Ekstremitas Normal Pucat Pucat Pucat & dingin Produksi urin (ml/jam) >30 20 – 30 10 - 20 0 - 10 Status mental Sadar, haus Gelisah, agresif, haus Gelisah, agresif, ngantuk Ngantuk, bingung, tdk sadar Penggantian cairan (hukum 3:1) Kristaloid Kristaloid, Koloid Kristaloid, Koloid dan darah Kristaloid, Koloid dan darah Vishwanathan et al 2021, Evaluation and management of haemorrhagic shock in polytrauma: Clinical practice guidelines, Elsevier Ltd
  • 31. Resusitasi Cairan lanjutan.. 31 1. Tentukan Estimated Blood Volume / EBV EBV = 70 ml x BB (kg) 2.Tentukan kelas Syok berdasarkan tanda/gejala (lihat tabel) untuk mengetahui persentase kehilangan darah. 3. Tentukan Estimated Blood Loss / EBL EBL = Persentase x EBV Vishwanathan et al 2021, Evaluation and management of haemorrhagic shock in polytrauma: Clinical practice guidelines, Elsevier Ltd
  • 32. 32 Jenis Keterangan Kristaloid Ringer lactate (RL) Normal saline (NaCl) • Lebih Murah • Efek samping minimal • Waktu paruh pendek Koloid Gelofusine Haemaccel Dextran 70 Hetastarch Plasma / albumin • Lebih mahal • Efek samping lbh banyak • Waktu paruh 4-6 jam Darah Whole blood Packed red cell (PRC) Cairan IV untuk penanganan syok Vishwanathan et al 2021, Evaluation and management of haemorrhagic shock in polytrauma: Clinical practice guidelines, Elsevier Ltd
  • 33. Cara Penggantian Cairan/Darah 33 Estimasi kehilangan darah Penggantian cairan 1000 ml 3000 ml kristaloid ,atau 1000 ml koloid 1500 ml 1500 ml kristaloid dan 1000 ml koloid , atau 4500 ml kristaloid 2000 ml 1000 ml kristaloid, 1000 ml koloid dan 2 unit darah, atau 3000 ml kristaloid dan 2 unit darah Vishwanathan et al 2021, Evaluation and management of haemorrhagic shock in polytrauma: Clinical practice guidelines, Elsevier Ltd
  • 34. Studi Kasus Syok Kardiogenik 34 Pengkajian Keperawatan Ruangan CICU Nama : Ny. AT TTL : Solo, 01-11-1953 Alamat : Jl. Karya Darma Komplek Palazo Blok E No 11 Kelurahan : Pangkalan Mansyur Kota : Medan Johor, Kota Medan Pendidikan : SMA Pekerjaan : IRT No KTP : 1276054111530002 Agama : Islam Status Perkawinan : Kawin Penanggung Jawab : Ny. E Hub dengan pasien : Anak Kandung Alamat : Jl. Karya Darma Komplek Palazo Blok E No HP : - No Billing : 23001156 No RM : 0002120195 Tanggal Masuk RS : 04-03-2023 Jam Masuk : 13.20 Wib Tanggal Pengkajian : 06-03-2023 Diagnosa : CAD NSTEMI Anterolateral-high lateral, LBBB, Killip IV Syok KardiogenikADHF, IDCM/NIDCM, DM Tipe 2 dengan komplikasi neuropati, AKI Stage III, dd/ CKD ec DKD
  • 35. Pengkajian lanjutan.. 35 Keadaan Umum 1. Tanda Vital : •Nadi: 104 x/m •TD: 100/56 mmHg on support Dobutamin 15 mcg/kg/m, Vascon 0,1 mcg •RR: 25-30 x/menit •Suhu: 37,4 0C •EKG : AF RVR VES (-) Keasadaran: Compos mentis, kontak tdk adekuat GCS 15 BB : 45 kg TB : 145 cm 2. Riwayat Kesehatan a. Keluhan Utama: Nyeri dada (NRS: 3) b. Riwayat Penyakit Sekarang: Penderita mengeluh nyeri dada sejak 15 jam SMRS. Nyeri dirasakan terus menerus tidak berkurang dengan istirahat, nyeri dirasakan berkurang dengan minum obat dibawah lidah, nyeri disertai dengan sesak, batuk berdahak putih, tanpa demam, lemah badan, keluhan tidak disertai dada berdebar, pingsan. Nyeri seperti ditindih benda berat, menjalar ke punggung. Penderita memiliki Riwayat mudah lelah saat aktivitas. Sejak 1 tahun SMRS, penderita memiliki riwayat bangun malam hari setelah tidur 2-4 jam yang membaik dengan posisi duduk. Penderita lebih nyaman tidur dengan posisi duduk sejak 1 bulan SMRS. Riwayat bengkak tungkai hilang timbul sejak 6 bulan. Penderita memiliki riwayat hipertensi sejak 10 tahun yg lalu, dengan TD tertinggi 150/.. tidak rutin minum obat, memiliki riwayat DM sejak 10 tahun yang lalu, GDS tertinggi 350, riwayat merokok disangkal, dan riwayat penyakit jantung di keluarga juga disangkal. Karena keluhannya, penderita berobat ke RSUD Bandung, pada onset 1 jam dikatakan mengalami serangan jantung.
  • 36. Pengkajian lanjutan 36 B.Pengkajian Sistem Sistem Respirasi dan Oksigenasi a). Sesak napas (+), dengan alat bantu napas O2 10 l/mnt NRM, batuk dahak putih, bunyi napas terdengar wheezing b). Kepala: Konjungtiva anemis, Sklera : anikterik c). Leher: JVP 5+3 cmH2O, trakea ditengah, KGB tidak membesar Sistem Kardiovaskuler d). Thorax: Bentuk thorax simetris, Batas sonar dull ICS IV e).TD: 100/56 mmHg, N 90x/m, RR 25-30x/m, S: 37,4 SatO2: 94% f).COR: ictus cordis tidak tampak, teraba di ICS VI, lateral LMCS, batas atas ICS III, batas kanan linea sternalis dextra, batas kiri ICS VI lateral LMCS. BJ S1S2 reguler, S3 (-), S4 (-), mur-mur (-) g).Pulmo: Ronkhi +/+ basah halus >2/3 lapang paru, weezing (+) Sistem Gastrointestinal h). Abdomen: cembung lembut, hepar dan lien tidak teraba membesar, BU (+) normal i). Terpasang NGT, residu (+) mual (+), muntah (-) j). Mulut & Pharyng, mukosa kering, lidah tidak hiperemis, replek menelan (+) Sistem Muskuloskeletal k) Tidak ada fraktur, aktivitas dibantu sepenuhnya, eksterimitas bawah edema tungkai, dan akral terasa dingin. Sistem Neurologi l). Ada kesulitan bicara, kelemahan alat gerak (+) Sistem Urogenital m) Terpasang Folley cateter, dengan diuresis <0,5 cc/kgbb/jam Sistem Integumen n). Tidak terdapat luka, tidak ada benjolan dan suhu hangat
  • 37. Pengkajian lanjutan 37 C. Pengkajian Resiko Morse Falls Scale: > 45 (resiko tinggi) Skrining Resiko Dekubitus: 10 (resiko tinggi) D. Skrining Nutrisi Total skor >2 (rujuk ke dietesien u/assesment gizi) E. Sistem Fungsional Total skor 0 (pasien sangat tergantung) F.Data Diagnostik: (04-03-2023) Lab: Hb 9,6 / Ht 30 / Eritrosit 3,56 / Leukosit 7000 / Tr 267.000 /MCV 84,3 / MCH 27 / MCHC 32 / GDS 207 / Ur 163 / Kr 3,99 / Na 136 / K 3,3 Kolesterol Total: 109, LDL 79, HDL 19 AGD pH 7,440 / PCO2 28 / PO2 98,8 / HCO3 18,0 / BE -4,9, Sat O2 97,9% Trop I ; 0,257 (Lab 05/03/2023) Trop I : 3,84 EKG: AF RVR dengan LBBB
  • 38. Pengkajian lanjutan 38 Echo cardiography: Dimensi ruang jantung dalam keadaan normal, LVH (-), Kontraktilitas menurun dengan EF 37%, Kontraktilitas RV menurun, Global hipokinetik (+), AR mild, MR moderate-severe, TR mild-moderate, PR mild. USG abdomen: Hidronefrosis ringan ginjal kanan, awal proses kronik ginjal kiri, efusi pleura bilateral G.Terapi Medis Diet lunak DM 1500 kkal/hari (KH: Lemak: 70:20, Protein 0,6- 0,8 gr/kg/hari). IV RL 1500 cc/24 jam, Dobutamine 15 mcg/kg/m, Norepineprine 0,1 mcg/kg/m Aspilet 1x80 mg, CPG 1x75 mg, KSR 1x600 mg, Callos 3x500 mg, Insulin drip mulai 0,5 unit/jam target GD 140-180 mg/dl. Atorvastatin 1x40 mg, Heparin 12u/kgbb/jam target apt 50-70 detik
  • 39. Pathway Syok Kardiogenik 39 ↓ curah jantung Dispnea Kompensasi aldosteron,ADH Edema sistemik & pulmonal ↑ volume darah adekuat ↑ preload, stroke volume dan HR Disfungsi miokard ↓ perfusi jaringan ↓ curah jantung Kerusakan metabolisme sel Kompensasi pelepasan katekolamin ↑ SVR ↑ kebutuhan oksigen miokard iskemia Modifikasi : Brunner & Suddarth’s. 2018 & Standl et al, 2018 Nyeri dada Gg Pertukaran gas
  • 40. Diagnosa Keperawatan 40 1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis iskemia (D. 0077) 2. Penurunan curah jantung b.d perubahan kontraktilitas, preload dan after load (D. 0008) 3. Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan aliran arteri/vena (D. 0009) 4. Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi-perfusi (D. 0003) 5. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d spasme jalan napas (D. 0001)
  • 41. NCP 41 No Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi 1 Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis iskemia (D. 0077) •Gejala dan Tanda Mayor : Subjektif : Mengeluh nyeri dada NRS 3 Objektif : Tampak meringis, gelisah, HR meningkat / AF RVR, dan pasien kesulitan tidur •Gejala dan Tanda Minor : Pola napas berubah 25- 30 x/m Nafsu makan berubah, pasien terpasang NGT, mual (+) Diaporesis, akral terasa dingin Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam, maka status kenyamanan meningkat dengan kriteria hasil : Tingkat nyeri (L.08066) Ekspektasi : menurun Kriteria Hasil : Kemampuan menuntaskan aktivitas: 5 Keluhan nyeri : 4 (cukup menurun) Meringis : 3 (sedang) Gelisah : (2) Cukup meningkat Kesulitan tidur : (2) Cukup meningkat Ketegangan otot : (2) Cukup meningkat Mual : (3) sedang Frekuensi nadi : 1 (memburuk) Pola napas : 1 (memburuk) Tekanan darah : 1 (memburuk) Fungsi berkemih : 1 (memburuk) Pola tidur : 1 (memburuk) •Manajemen Nyeri (I.08238) Observasi : Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri. Identifikasi skala nyeri Identifikasi respon nyeri non verbal Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri Identifikasi pengaruh nyeri terhadap kualitas hidup. Identifikasi keberhasilan pemberian terapi komplementer yang sudah diberikan. Monitor efek samping penggunaan analgetik.
  • 42. NCP Lanjutan … 42 No Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi 1 Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis iskemia (D. 0077) Terapeutik : Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan) Fasilitasi istirahat dan tidur Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri. Edukasi : Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri. Jelaskan strategi meredakan nyeri. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat. Ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri. Kolaborasi : Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.
  • 43. NCP 43 No Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi 2 Penurunan curah jantung b.d perubahan kontraktilitas, preload dan afterload •Gejala dan Tanda mayor: a).Subjektif: Perubahan irama jantung; palpitasi Perubahan preload; lelah Perubahan afterload; dispnea Perubahan kontraktilitas; PND, batuk b).Objektif : EKG AF RVR, Edema tungkai bawah Distensi vena jugularis 5+3 cmH2O Hepatomegali, 90/70 dengan support obat-obatan, nadi teraba lemah, CRT >3 detik, oliguria, pucat, LVEF 35%. Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam, maka status kenyamanan meningkat dengan kriteria hasil : Ekspektasi : meningkat Kriteria hasil : Kekuatan nadi perifer : 2 (cukup menurun) EF : 1 (menurun) Palpitasi : 2 (cukup meningkat) EKG aritmia : 2 Lelah ; 1 (meningkat) Edema : 1 Distensi Vena Jugularis : 1 Dispnea: 1 Oliguria: 1 Pucat: 1 PND: 1 Batuk : 2 Hepatomegali: 2 TD: 1 (memburuk) •Perawatan Jantung Akut (I. 02076) Tindakan Observasi Identifikasi karakteristik nyeri dada (meliputi faktor pemicu, dan Pereda, kualitas, lokasi, radiasi, skala, durasi dan frekuensi). Monitor EKG 12 sadapan untuk perubahan ST dan T Monitor aritmia Monitor saturasi oksigen Monitor elektrolit Monitor enzim jantung Identifikasi stratifikasi pada SKA (Killip IV, TIMI 81, CRUSADE 82, GRACE 84 )
  • 44. NCP 44 No Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi 2 Terapeutik Pertahankan tirah baring minimal 12 jam Pasang akses vena Puasakan hingga bebas nyeri/terpasang NGT Berikan terapi relaksasi Sediakan lingkungan yang kondusif Siapkan prosedur PCI Berikan dukungan emosional dan spiritual. Edukasi Anjurkan segera melaporkan nyeri dada Anjurkan menghindari manuver valsava. Jelaskan tindakan yang dijalani pasien Ajarkan teknik menurunkan kecemasan dan ketakutan
  • 45. NCP 45 No Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi 2 Kolaborasi Kolaborasi pemberian antiplatelet. Kolaborasi pemberian antianginal. Kolaborasi pemberian morpin. Kolaborasi pemberian inotropik. Kolaborasi pemberian obat untuk mencegah valsava manuver. Kolaborasi pencegahan thrombus dengan antikoagulan. Kolaborasi pemeriksaan x-ray.
  • 47. 47 Daftar Pustaka Brunner & Suddarth’s. (2018). Medical-Surgical Nursing. Textbook of Medical-Surgical Nursing, 14th Editi(3), 19. https://doi.org/10.1097/01.NAJ.0000921784.61168.1f Carcillo, J. (2019). Syok. Journal Medicine, 3(1), 4. Fitria, C. N. (2015). Penanganan Syok. Gaster, 7(2), 593–604. http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas/article/view/3341 Kislitsina, O. N., Rich, J. D., Wilcox, J. E., Pham, D. T., Churyla, A., Vorovich, E. B., Ghafourian, K., & Yancy, C. W. (2018). Shock – Classification and Pathophysiological Principles of Therapeutics. Current Cardiology Reviews, 15(2), 102–113. https://doi.org/10.2174/1573403x15666181212125024 Mashudi, S. (2021). PROSES KEPERAWATAN Pendekatan SDKI, SLKI, SIKI (Vol. 4, Issue 1). Soong, J. T. Y., & Soni, N. (2013). Circulatory shock. Medicine (United Kingdom), 41(2), 64–69. https://doi.org/10.1016/j.mpmed.2012.11.012 Standl, T., Annecke, T., Cascorbi, I., Heller, A. R., Sabashnikov, A., & Teske, W. (2018). Nomenklatur, Definition und Differenzierung der Schockformen. Deutsches Arzteblatt International, 115(45), 757–767. https://doi.org/10.3238/arztebl.2018.0757