2. Latar Belakang
Pemikiran perencanaan rasionalistik merupakan
pemikiran dasar dan klasik dari proses perencanaan.
Filosofi rasionalisme itu sendiri merupakan
pemikiran dasar dari manusia, karena berdasar pada
akal-budi manusia.
Oleh karena itu, agar sebuah rencana dapat
diterima oleh ‘client’-nya, perencana menggunakan
pendekatan rasionalistik, untuk menyamakan
persepsi rasionalnya.
Pendekatan rasionalistik dikembangkan dengan
berbagai tema, misalnya: policy analysis, dan
procedural planning.
2
3. Tujuan
Pada akhir pertemuan, mahasiswa mampu
menjelaskan konsep dasar dan karakteristik aliran
pemikiran perencanaan rasionalistik, prosedural
dan policy analysis, serta membedakannya
dengan aliran pemikiran perencanaan yang lain.
3
5. KONSEP DASAR
5
Akal budi (rasio) manusia adalah dasar dari kepastian pengetahuan.Akal budi (rasio) manusia adalah dasar dari kepastian pengetahuan.
Manusia mendapatkan pengetahuan karena kemampuan akalnya diManusia mendapatkan pengetahuan karena kemampuan akalnya di
dalam menangkap obyek dan gejala yang terdapat di alam.dalam menangkap obyek dan gejala yang terdapat di alam.
Akal budi (rasio) manusia merupakan ukuran yang digunakanAkal budi (rasio) manusia merupakan ukuran yang digunakan
universal untuk menjelaskan gejala yang ditangkap melalui inderawi.universal untuk menjelaskan gejala yang ditangkap melalui inderawi.
Hal-hal yang ditangkap oleh alat-alat inderawi (empirisme) harusHal-hal yang ditangkap oleh alat-alat inderawi (empirisme) harus
ditanggapi dengan sikap ragu-ragu, karena kelemahan dari alat-alatditanggapi dengan sikap ragu-ragu, karena kelemahan dari alat-alat
tersebut. Bagi penganut rasionalisme, hal-hal yang ditangkap inderawitersebut. Bagi penganut rasionalisme, hal-hal yang ditangkap inderawi
harus dianggap sebagai sesuatu yangharus dianggap sebagai sesuatu yang chaoschaos, belum jelas., belum jelas.
Hal-hal yang ditangkap oleh alat-alat inderawi diperlukan untukHal-hal yang ditangkap oleh alat-alat inderawi diperlukan untuk
merangsang akal dan memberikan bahan-bahan yang menyebabkanmerangsang akal dan memberikan bahan-bahan yang menyebabkan
akal dapat bekerja, sehingga mampu menciptakan rasio tertentu.akal dapat bekerja, sehingga mampu menciptakan rasio tertentu.
Kebenaran rasionalis diukur berdasarkan kepada standar rasioKebenaran rasionalis diukur berdasarkan kepada standar rasio
tertentu yang telah disepakati, yang biasa dikenal sebagaitertentu yang telah disepakati, yang biasa dikenal sebagai teoriteori..
Jika yang diandalkan hanyalah semata-mata rasio saja, makaJika yang diandalkan hanyalah semata-mata rasio saja, maka
pengetahuan yang diperoleh adalah pengetahuan filsafat. Oleh karenapengetahuan yang diperoleh adalah pengetahuan filsafat. Oleh karena
itu, rasionalisme biasanya digabungkan dengan empirisme,itu, rasionalisme biasanya digabungkan dengan empirisme,
melahirkan pengetahuan ilmiah (melahirkan pengetahuan ilmiah (scientific knowledgescientific knowledge), yang biasa), yang biasa
dikenal sebagai positivistik.dikenal sebagai positivistik.
Tokoh: Rene Descartes (1596-1650); Lakatos.Tokoh: Rene Descartes (1596-1650); Lakatos.
6. PROSES DASAR RASIONALISTIK
Pemikir rasionalistik mengedepankan
pemikirannya terlebih dahulu, dalam bentuk
konsep atau teori-teori, sebagai landasan untuk
melakukan suatu tindakan atau kegiatan.
Pemikir rasionalistik berbeda dengan pemikir
positivistik, yang mengedepankan pengalaman
sebagai pembuktian pemikiran-pemikiran
(konsep atau teori), sebelum menggunakannya
sebagai dasar melakukan suatu tindakan.
6
9. KARAKTERISTIK RASIONALISTIK
Mengedepankan penerimaan akal, daripada
tangkapan gejala melalui alat-alat inderawi.
Akal bekerja dengan memperhatikan pertimbangan
faktor gejala (phenomenon) yang ditangkap,
pengetahuan (knowledge), nilai-nilai (values), dan
kepercayaan (beliefs).
Pengalaman digunakan sebagai salah satu faktor
untuk mempengaruhi kerja akal, tetapi bukan
merupakan faktor pertimbangan utama.
Pengalaman hanya memperkaya kepercayaan akan
teori yang dikuasai.
Lingkungan luar amat berpengaruh dalam
penentuan persepsi oleh akal.
9
10. PENGARUH RASIONALISTIK PADA PEMIKIRAN
PERENCANAAN
Perencanaan pembangunan harus dilakukan dengan
penjelasan-penjelasan yang masuk diakal manusia.
Penggunaan metoda perencanaan yang bersifat ilmiah.
Penggambaran kondisi hasil implementasi rencana dijabarkan
dalam visualisasi yang sesuai rasio manusia.
Memunculkan pola berpikir yang komprehensif
(comprehensive-planning) sebagai upaya untuk
mempertimbangkan segala sesuatu, agar dapat sesuai dengan
akal (rasio) manusia.
Penggunaan model-model dan pendekatan proses
perencanaan yang sesuai dengan model-model berpikir
manusia (analogis).
Penggunaan model-model perencanaan yang fleksibel dan
adaptatif terhadap perubahan pola berpikir manusia.
10
11. 11
PERENCANA
Pengetahuan Perencanaan
• Pendekatan
• Metoda
• Teknik
Pengalaman
STAKEHOLDERS
Pengetahuan
Pengalaman
Nilai-nilai
Kepercayaan
PROSES
PENYAMAAN
PERSEPSI
• Perdebatan ilmu
• Perdebatan pengetahuan
PENDEKATAN
RASIONALISTIK
MELALUI PENYAMAAN
RASIO DAN LOGIKA
RENCANA
DITERIMA OLEH
STAKEHOLDERS
PROSESPROSES
PEMANFAATANPEMANFAATAN
RASIONALISTIK OLEHRASIONALISTIK OLEH
PERENCANAPERENCANA
12. PROSES DASAR PERENCANAAN
RATIONALISTIK
1. Identifikasi nilai-nilai sebagai tujuan dan sasaran
perencanaan.
2. Identifikasi berbagai alternatif yang dapat
digunakan untuk mencapai tujuan.
3. Memprediksi berbagai konsekuensi yang
mungkin mengikuti pada setiap alternatif.
4. Memperbandingkan berbagai konsekuensi
tersebut, dihubungkan dengan tujuan dan
sasaran yang hendak dicapai.
5. Menseleksi alternatif yang memiliki
konsekuensi yang paling terkait dengan tujuan
dan sasaran yang hendak dicapai.
12
15. KONSEP DASAR
Policy analysis merupakan aliran pemikiran perencanaan
yang secara umum memanfaatkan kapasitas ilmu
pengetahuan perencana untuk menyelenggarakan proses
perencanaan.
Stakeholders, termasuk masyarakat, cenderungan berperan
sebagai obyek yang mendapatkan manfaat dari proses
perencanaan.
Pendekatan rasionalistik digunakan oleh para perencana
untuk mempertemukan dan menyamakan persepsi antara
perencana sebagai pencetus dan perumus konsep dengan
masyarakat yang dimintai pendapatnya.
Penyamaan persepsi dilakukan dengan pertemuan antara
perencana dengan masyarakat dan stakeholders lainnya.
15
16. PRINSIP DASAR-2
Peran penentu kebijakan amat menonjol di dalam
perencanaan pembangunan. Para penentu kebijakan
tersebut terdiri dari berbagai pihak (pemerintah dan
sebagainya) yang dapat menyusun dan merencanakan
berbagai arahan dan pedoman pembangunan, yang dapat
diterima dan diyakini oleh masyarakat, dan pada akhirnya
dilaksanakan oleh masyarakat.
Peran para perencana pembangunan amat menonjol, karena
mereka menguasai berbagai teknik analisis kebijakan dan
perencanaan yang dapat meyakinkan masyarakat untuk
melaksanakannya. Perencana memanfaatkan kemampuan
dan penguasaan ilmu yang dimilikinya untuk mengarahkan
dan merencanakan pembangunan masyarakat, dengan
meyakinkan (secara analisis-rasional) masyarakat untuk
mendukungnya.
16
17. Posisi Policy Analysis
Menurut Friedmann, Policy Analysis dipengaruhi oleh dua
pemikiran utama, yaitu:
1. Engineering system, yang mengedepan implementatatif-praktis
sebagai fokus perencanaan.
2. Konsep rational-ilmiah, untuk meyakinkan benarnya sebuah proses
perencanaan terhadap stakeholders.
Akar policy analysis adalah pada dasar paradigma
perencanaan yang dikembangkan melalui pemikiran
makro-ekonomi yang dikembangkan oleh Adam Smith,
yang kemudian mempengaruhi munculnya model-model
perencanaan yang scientific-engineering, yang
menyatakan bahwa perencanaan harus dikembangkan
dengan penjelasan-penjelasan rasional, yang dapat
diterima melalui kajian ilmiah.
17
20. PROSES POLICY ANALYSIS
Proses perencanaan yang digunakan adalah yang bersifat
rasional, dengan tahapan-tahapan pada umumnya adalah:
1. Formulasi tujuan dan sasaran.
2. Identifikasi berbagai alternatif yang dapat digunakan untuk
mencapai tujuan dan sasaran.
3. Prediksi terhadap berbagai konsekuensi dari masing-masing
alternatif.
4. Evaluasi terhadap masing-masing konsekuensi dikaitkan dengan
tujuan dan sasaran yang akan dicapai.
5. Pengambilan keputusan atas alternatif yang terbaik untuk
dilaksanakan.
6. Implementasi melalui berbagai institusi yang ada.
7. Umpan balik terhadap setiap hasil dari tahapan pelaksanaan.
20
21. 21
FORMULASI MASALAH
•Konteks
•Tujuan
•Kriteria
•Hipotesis
FORMULASI MASALAH
•Konteks
•Tujuan
•Kriteria
•Hipotesis
PENGUMPULAN DATA
DAN ALTERNATIF
•Kenyataan
•Kemungkinan
•Alternatif
•Pembiayaan
PENGUMPULAN DATA
DAN ALTERNATIF
•Kenyataan
•Kemungkinan
•Alternatif
•Pembiayaan
INTERPRESTASI
•Kuantitatif
•Tak-terukur
•Ketidakjelasan
•Kesimpulan
INTERPRESTASI
•Kuantitatif
•Tak-terukur
•Ketidakjelasan
•Kesimpulan
EKSPLANASI
•Model pendekatan
•Asumsi-asumsi
•Komputasi
•Hasil
EKSPLANASI
•Model pendekatan
•Asumsi-asumsi
•Komputasi
•Hasil
DISETUJUIDISETUJUI
TINDAKANTINDAKAN
DITOLAK
Policy AnalysisPolicy Analysis
ProcessProcess
22. KESIMPULAN
Perencanaan rasionalistik mengedepankan konsep dan
gagasan yang dapat diterima oleh akal, khususnya
rasio dari para planning-stakeholders.
Dalam procedural-planning, pendekatan rasionalistik
dicerminkan dari tahapan-tahapan proses yang
dianalogikan dalam sebuah sekuens tahapan-tahapan
yang dapat diterima oleh rasio para planning-
stakeholders.
Dalam policy-analysis planning, pendekatan
rasionalistik digunakan untuk memasukkan konsep
dan gagasan yang muncul dari rasional perencana
kedalam rasio masyarakat atau stakeholders.
22
23. TUGAS
Buat Masalah yang berkaitan dengan
perencanaan rasional..
Diskusikan dengan kelompok (3 kelompok),
masing2 kelompok punya tema yang berbeda
Presentasikan minggu depan beserta
kumpulkan laporan nya
23
24. Daftar Pustaka
Faludi, Andreas. 1974. Planning Theory, Pergamon Press.
Forester, J. (1999). The Deliberative Practitioner: Encouraging
Participatory Planning Process. Cambridge: MIT Press.
Friedmann, J. (1987). Planning In The Public Domain: From
Knowledge To Action. Princeton: Princeton University Press.
Mandelbaum, S., L. Mazza, dan R.W. Burchell (eds.) (1996).
Explorations In Planning Theory. New Brunswick: CUPR
Rutgers State University.
Campbell, S. dan S.S. Fainstein (eds.) (1996). Reading In
Planning Theory. Cambridge: Blackwell.
Allmedinger, P. dan M. Tewdwr-Jones (eds.). Planning Futures:
New Directions for Planning Theory. London: Routledge.
24