SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
1
PERENCANAAN RASIONALISTIK,
PERENCANAAN PROSEDURAL,
POLICY ANALYSIS
Latar Belakang
 Pemikiran perencanaan rasionalistik merupakan
pemikiran dasar dan klasik dari proses perencanaan.
 Filosofi rasionalisme itu sendiri merupakan
pemikiran dasar dari manusia, karena berdasar pada
akal-budi manusia.
 Oleh karena itu, agar sebuah rencana dapat
diterima oleh ‘client’-nya, perencana menggunakan
pendekatan rasionalistik, untuk menyamakan
persepsi rasionalnya.
 Pendekatan rasionalistik dikembangkan dengan
berbagai tema, misalnya: policy analysis, dan
procedural planning.
2
Tujuan
Pada akhir pertemuan, mahasiswa mampu
menjelaskan konsep dasar dan karakteristik aliran
pemikiran perencanaan rasionalistik, prosedural
dan policy analysis, serta membedakannya
dengan aliran pemikiran perencanaan yang lain.
3
KONSEP DASAR
RASIONALISTIK dan PROCEDURAL
PLANNING
4
KONSEP DASAR
5
Akal budi (rasio) manusia adalah dasar dari kepastian pengetahuan.Akal budi (rasio) manusia adalah dasar dari kepastian pengetahuan.
Manusia mendapatkan pengetahuan karena kemampuan akalnya diManusia mendapatkan pengetahuan karena kemampuan akalnya di
dalam menangkap obyek dan gejala yang terdapat di alam.dalam menangkap obyek dan gejala yang terdapat di alam.
Akal budi (rasio) manusia merupakan ukuran yang digunakanAkal budi (rasio) manusia merupakan ukuran yang digunakan
universal untuk menjelaskan gejala yang ditangkap melalui inderawi.universal untuk menjelaskan gejala yang ditangkap melalui inderawi.
Hal-hal yang ditangkap oleh alat-alat inderawi (empirisme) harusHal-hal yang ditangkap oleh alat-alat inderawi (empirisme) harus
ditanggapi dengan sikap ragu-ragu, karena kelemahan dari alat-alatditanggapi dengan sikap ragu-ragu, karena kelemahan dari alat-alat
tersebut. Bagi penganut rasionalisme, hal-hal yang ditangkap inderawitersebut. Bagi penganut rasionalisme, hal-hal yang ditangkap inderawi
harus dianggap sebagai sesuatu yangharus dianggap sebagai sesuatu yang chaoschaos, belum jelas., belum jelas.
Hal-hal yang ditangkap oleh alat-alat inderawi diperlukan untukHal-hal yang ditangkap oleh alat-alat inderawi diperlukan untuk
merangsang akal dan memberikan bahan-bahan yang menyebabkanmerangsang akal dan memberikan bahan-bahan yang menyebabkan
akal dapat bekerja, sehingga mampu menciptakan rasio tertentu.akal dapat bekerja, sehingga mampu menciptakan rasio tertentu.
Kebenaran rasionalis diukur berdasarkan kepada standar rasioKebenaran rasionalis diukur berdasarkan kepada standar rasio
tertentu yang telah disepakati, yang biasa dikenal sebagaitertentu yang telah disepakati, yang biasa dikenal sebagai teoriteori..
Jika yang diandalkan hanyalah semata-mata rasio saja, makaJika yang diandalkan hanyalah semata-mata rasio saja, maka
pengetahuan yang diperoleh adalah pengetahuan filsafat. Oleh karenapengetahuan yang diperoleh adalah pengetahuan filsafat. Oleh karena
itu, rasionalisme biasanya digabungkan dengan empirisme,itu, rasionalisme biasanya digabungkan dengan empirisme,
melahirkan pengetahuan ilmiah (melahirkan pengetahuan ilmiah (scientific knowledgescientific knowledge), yang biasa), yang biasa
dikenal sebagai positivistik.dikenal sebagai positivistik.
Tokoh: Rene Descartes (1596-1650); Lakatos.Tokoh: Rene Descartes (1596-1650); Lakatos.
PROSES DASAR RASIONALISTIK
 Pemikir rasionalistik mengedepankan
pemikirannya terlebih dahulu, dalam bentuk
konsep atau teori-teori, sebagai landasan untuk
melakukan suatu tindakan atau kegiatan.
 Pemikir rasionalistik berbeda dengan pemikir
positivistik, yang mengedepankan pengalaman
sebagai pembuktian pemikiran-pemikiran
(konsep atau teori), sebelum menggunakannya
sebagai dasar melakukan suatu tindakan.
6
7
PROSES RASIONALISTIKPROSES RASIONALISTIK
GejalaGejala
GejalGejal
aa
GejalaGejala
PANCAPANCA
INDRAINDRA
Kepercayaan
PERSEPSIPERSEPSI TINDAKANTINDAKAN
PROSESPROSES
ANALISIS PENENTUANANALISIS PENENTUAN
TINDAKANTINDAKAN
ANALISISANALISIS
PENENTUANPENENTUAN
DASAR TINDAKANDASAR TINDAKAN
TEORITEORI
Pengetahuan
Nilai-nilai
OTAK
Pengalaman
PROSES POSITIVISTIK
8
GejalaGejala
GejalaGejala
GejalaGejala
GejalaGejala
PANCAPANCA
INDRAINDRA
RASIORASIO
Pengetahuan
Nilai-nilai
Kepercayaan
PERSEPSIPERSEPSI TINDAKANTINDAKAN
Pengalaman
PROSESPROSES
PENGUMPULANPENGUMPULAN
DATADATA
PROSESPROSES
ANALISIS PENGAMBILANANALISIS PENGAMBILAN
KEPUTUSANKEPUTUSAN
OTAK
TANGGAPANTANGGAPAN
TEORITEORI
KARAKTERISTIK RASIONALISTIK
 Mengedepankan penerimaan akal, daripada
tangkapan gejala melalui alat-alat inderawi.
 Akal bekerja dengan memperhatikan pertimbangan
faktor gejala (phenomenon) yang ditangkap,
pengetahuan (knowledge), nilai-nilai (values), dan
kepercayaan (beliefs).
 Pengalaman digunakan sebagai salah satu faktor
untuk mempengaruhi kerja akal, tetapi bukan
merupakan faktor pertimbangan utama.
Pengalaman hanya memperkaya kepercayaan akan
teori yang dikuasai.
 Lingkungan luar amat berpengaruh dalam
penentuan persepsi oleh akal.
9
PENGARUH RASIONALISTIK PADA PEMIKIRAN
PERENCANAAN
 Perencanaan pembangunan harus dilakukan dengan
penjelasan-penjelasan yang masuk diakal manusia.
 Penggunaan metoda perencanaan yang bersifat ilmiah.
 Penggambaran kondisi hasil implementasi rencana dijabarkan
dalam visualisasi yang sesuai rasio manusia.
 Memunculkan pola berpikir yang komprehensif
(comprehensive-planning) sebagai upaya untuk
mempertimbangkan segala sesuatu, agar dapat sesuai dengan
akal (rasio) manusia.
 Penggunaan model-model dan pendekatan proses
perencanaan yang sesuai dengan model-model berpikir
manusia (analogis).
 Penggunaan model-model perencanaan yang fleksibel dan
adaptatif terhadap perubahan pola berpikir manusia.
10
11
PERENCANA
Pengetahuan Perencanaan
• Pendekatan
• Metoda
• Teknik
Pengalaman
STAKEHOLDERS
Pengetahuan
Pengalaman
Nilai-nilai
Kepercayaan
PROSES
PENYAMAAN
PERSEPSI
• Perdebatan ilmu
• Perdebatan pengetahuan
PENDEKATAN
RASIONALISTIK
MELALUI PENYAMAAN
RASIO DAN LOGIKA
RENCANA
DITERIMA OLEH
STAKEHOLDERS
PROSESPROSES
PEMANFAATANPEMANFAATAN
RASIONALISTIK OLEHRASIONALISTIK OLEH
PERENCANAPERENCANA
PROSES DASAR PERENCANAAN
RATIONALISTIK
1. Identifikasi nilai-nilai sebagai tujuan dan sasaran
perencanaan.
2. Identifikasi berbagai alternatif yang dapat
digunakan untuk mencapai tujuan.
3. Memprediksi berbagai konsekuensi yang
mungkin mengikuti pada setiap alternatif.
4. Memperbandingkan berbagai konsekuensi
tersebut, dihubungkan dengan tujuan dan
sasaran yang hendak dicapai.
5. Menseleksi alternatif yang memiliki
konsekuensi yang paling terkait dengan tujuan
dan sasaran yang hendak dicapai.
12
13
14
KONSEP DASARKONSEP DASAR
POLICY ANAYISISPOLICY ANAYISIS
DALAMDALAM
PERENCANAANPERENCANAAN
KONSEP DASAR
 Policy analysis merupakan aliran pemikiran perencanaan
yang secara umum memanfaatkan kapasitas ilmu
pengetahuan perencana untuk menyelenggarakan proses
perencanaan.
 Stakeholders, termasuk masyarakat, cenderungan berperan
sebagai obyek yang mendapatkan manfaat dari proses
perencanaan.
 Pendekatan rasionalistik digunakan oleh para perencana
untuk mempertemukan dan menyamakan persepsi antara
perencana sebagai pencetus dan perumus konsep dengan
masyarakat yang dimintai pendapatnya.
 Penyamaan persepsi dilakukan dengan pertemuan antara
perencana dengan masyarakat dan stakeholders lainnya.
15
PRINSIP DASAR-2
 Peran penentu kebijakan amat menonjol di dalam
perencanaan pembangunan. Para penentu kebijakan
tersebut terdiri dari berbagai pihak (pemerintah dan
sebagainya) yang dapat menyusun dan merencanakan
berbagai arahan dan pedoman pembangunan, yang dapat
diterima dan diyakini oleh masyarakat, dan pada akhirnya
dilaksanakan oleh masyarakat.
 Peran para perencana pembangunan amat menonjol, karena
mereka menguasai berbagai teknik analisis kebijakan dan
perencanaan yang dapat meyakinkan masyarakat untuk
melaksanakannya. Perencana memanfaatkan kemampuan
dan penguasaan ilmu yang dimilikinya untuk mengarahkan
dan merencanakan pembangunan masyarakat, dengan
meyakinkan (secara analisis-rasional) masyarakat untuk
mendukungnya.
16
Posisi Policy Analysis
 Menurut Friedmann, Policy Analysis dipengaruhi oleh dua
pemikiran utama, yaitu:
1. Engineering system, yang mengedepan implementatatif-praktis
sebagai fokus perencanaan.
2. Konsep rational-ilmiah, untuk meyakinkan benarnya sebuah proses
perencanaan terhadap stakeholders.
 Akar policy analysis adalah pada dasar paradigma
perencanaan yang dikembangkan melalui pemikiran
makro-ekonomi yang dikembangkan oleh Adam Smith,
yang kemudian mempengaruhi munculnya model-model
perencanaan yang scientific-engineering, yang
menyatakan bahwa perencanaan harus dikembangkan
dengan penjelasan-penjelasan rasional, yang dapat
diterima melalui kajian ilmiah.
17
Teori Perencanaan
© HW-2004 18
POLICY ANALYSISPOLICY ANALYSIS
Aliran ini berkembang paling akhir dibandingnkaAliran ini berkembang paling akhir dibandingnka
aliran pemikiran perencanaan yang lain.aliran pemikiran perencanaan yang lain.
Policy Analysis berkembang dan dimanfaatkanPolicy Analysis berkembang dan dimanfaatkan
untuk menggabungkan pemikiran yang bersifatuntuk menggabungkan pemikiran yang bersifat
rasional-ilmiah oleh para perencana denganrasional-ilmiah oleh para perencana dengan
kebutuhan dan keinginan masyarakatkebutuhan dan keinginan masyarakat
berdasarkan persepsi perencana.berdasarkan persepsi perencana.
Engineering,Engineering,
Rationalistic,Rationalistic,
Scientific,Scientific,
Quantitative.Quantitative.
InkrementalInkremental
PragmatisPragmatis
PraktisPraktis
19
PROSES DASARPROSES DASAR
POLICY ANAYSISPOLICY ANAYSIS
DALAM PERENCANAANDALAM PERENCANAAN
PROSES POLICY ANALYSIS
Proses perencanaan yang digunakan adalah yang bersifat
rasional, dengan tahapan-tahapan pada umumnya adalah:
1. Formulasi tujuan dan sasaran.
2. Identifikasi berbagai alternatif yang dapat digunakan untuk
mencapai tujuan dan sasaran.
3. Prediksi terhadap berbagai konsekuensi dari masing-masing
alternatif.
4. Evaluasi terhadap masing-masing konsekuensi dikaitkan dengan
tujuan dan sasaran yang akan dicapai.
5. Pengambilan keputusan atas alternatif yang terbaik untuk
dilaksanakan.
6. Implementasi melalui berbagai institusi yang ada.
7. Umpan balik terhadap setiap hasil dari tahapan pelaksanaan.
20
21
FORMULASI MASALAH
•Konteks
•Tujuan
•Kriteria
•Hipotesis
FORMULASI MASALAH
•Konteks
•Tujuan
•Kriteria
•Hipotesis
PENGUMPULAN DATA
DAN ALTERNATIF
•Kenyataan
•Kemungkinan
•Alternatif
•Pembiayaan
PENGUMPULAN DATA
DAN ALTERNATIF
•Kenyataan
•Kemungkinan
•Alternatif
•Pembiayaan
INTERPRESTASI
•Kuantitatif
•Tak-terukur
•Ketidakjelasan
•Kesimpulan
INTERPRESTASI
•Kuantitatif
•Tak-terukur
•Ketidakjelasan
•Kesimpulan
EKSPLANASI
•Model pendekatan
•Asumsi-asumsi
•Komputasi
•Hasil
EKSPLANASI
•Model pendekatan
•Asumsi-asumsi
•Komputasi
•Hasil
DISETUJUIDISETUJUI
TINDAKANTINDAKAN
DITOLAK
Policy AnalysisPolicy Analysis
ProcessProcess
KESIMPULAN
 Perencanaan rasionalistik mengedepankan konsep dan
gagasan yang dapat diterima oleh akal, khususnya
rasio dari para planning-stakeholders.
 Dalam procedural-planning, pendekatan rasionalistik
dicerminkan dari tahapan-tahapan proses yang
dianalogikan dalam sebuah sekuens tahapan-tahapan
yang dapat diterima oleh rasio para planning-
stakeholders.
 Dalam policy-analysis planning, pendekatan
rasionalistik digunakan untuk memasukkan konsep
dan gagasan yang muncul dari rasional perencana
kedalam rasio masyarakat atau stakeholders.
22
TUGAS
 Buat Masalah yang berkaitan dengan
perencanaan rasional..
 Diskusikan dengan kelompok (3 kelompok),
masing2 kelompok punya tema yang berbeda
 Presentasikan minggu depan beserta
kumpulkan laporan nya
23
Daftar Pustaka
 Faludi, Andreas. 1974. Planning Theory, Pergamon Press.
 Forester, J. (1999). The Deliberative Practitioner: Encouraging
Participatory Planning Process. Cambridge: MIT Press.
 Friedmann, J. (1987). Planning In The Public Domain: From
Knowledge To Action. Princeton: Princeton University Press.
 Mandelbaum, S., L. Mazza, dan R.W. Burchell (eds.) (1996).
Explorations In Planning Theory. New Brunswick: CUPR
Rutgers State University.
 Campbell, S. dan S.S. Fainstein (eds.) (1996). Reading In
Planning Theory. Cambridge: Blackwell.
 Allmedinger, P. dan M. Tewdwr-Jones (eds.). Planning Futures:
New Directions for Planning Theory. London: Routledge.
24
25

More Related Content

What's hot

JENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
JENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAJENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
JENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAInstitut Teknologi Medan
 
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007Yogan Daru Prabowo
 
Pusat Pelayanan dan Interaksi Keruangan Kawasan Perkotaan Yogyakarta
Pusat Pelayanan dan Interaksi Keruangan Kawasan Perkotaan YogyakartaPusat Pelayanan dan Interaksi Keruangan Kawasan Perkotaan Yogyakarta
Pusat Pelayanan dan Interaksi Keruangan Kawasan Perkotaan Yogyakartabramantiyo marjuki
 
Perencanaan Pembangunan dengan Aplikasi Data Spasial
Perencanaan Pembangunan dengan Aplikasi Data Spasial Perencanaan Pembangunan dengan Aplikasi Data Spasial
Perencanaan Pembangunan dengan Aplikasi Data Spasial Dadang Solihin
 
Pedoman Layout Peta Sesuai SNI - Indonesia National Standar of Mapping/Layouting
Pedoman Layout Peta Sesuai SNI - Indonesia National Standar of Mapping/LayoutingPedoman Layout Peta Sesuai SNI - Indonesia National Standar of Mapping/Layouting
Pedoman Layout Peta Sesuai SNI - Indonesia National Standar of Mapping/LayoutingMgs Zulfikar Rasyidi
 
2 bahan ajar sejarah perencanaan kota DI DUNIA
2 bahan ajar sejarah perencanaan kota DI DUNIA 2 bahan ajar sejarah perencanaan kota DI DUNIA
2 bahan ajar sejarah perencanaan kota DI DUNIA Benny Iskandar
 
Substansi studio perencanaan wilayah
Substansi studio perencanaan wilayahSubstansi studio perencanaan wilayah
Substansi studio perencanaan wilayahAgus Dwi Wicaksono
 
Isu pengembangan wilayah
Isu pengembangan wilayah  Isu pengembangan wilayah
Isu pengembangan wilayah Hafida Siti
 
Kajian formulasi perhitungan kwt kzb kdb
Kajian formulasi perhitungan kwt kzb kdbKajian formulasi perhitungan kwt kzb kdb
Kajian formulasi perhitungan kwt kzb kdbindra_sugito
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)Penataan Ruang
 
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)bintang purba
 
Perumusan isu strategis
Perumusan isu strategisPerumusan isu strategis
Perumusan isu strategisardinmarL
 
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan DaerahPenyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan DaerahDadang Solihin
 
Materi Teknis RTRW Tangerang Selatan
Materi Teknis RTRW Tangerang SelatanMateri Teknis RTRW Tangerang Selatan
Materi Teknis RTRW Tangerang Selatanjoihot
 

What's hot (20)

JENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
JENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAJENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
JENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
 
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
 
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPN) 2015-2025
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPN) 2015-2025Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPN) 2015-2025
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPN) 2015-2025
 
Pusat Pelayanan dan Interaksi Keruangan Kawasan Perkotaan Yogyakarta
Pusat Pelayanan dan Interaksi Keruangan Kawasan Perkotaan YogyakartaPusat Pelayanan dan Interaksi Keruangan Kawasan Perkotaan Yogyakarta
Pusat Pelayanan dan Interaksi Keruangan Kawasan Perkotaan Yogyakarta
 
Perencanaan Pembangunan dengan Aplikasi Data Spasial
Perencanaan Pembangunan dengan Aplikasi Data Spasial Perencanaan Pembangunan dengan Aplikasi Data Spasial
Perencanaan Pembangunan dengan Aplikasi Data Spasial
 
Proyeksi penduduk
Proyeksi pendudukProyeksi penduduk
Proyeksi penduduk
 
Pertemuan ke 3 - perencanaan sosial
Pertemuan ke 3 - perencanaan  sosialPertemuan ke 3 - perencanaan  sosial
Pertemuan ke 3 - perencanaan sosial
 
Pedoman Layout Peta Sesuai SNI - Indonesia National Standar of Mapping/Layouting
Pedoman Layout Peta Sesuai SNI - Indonesia National Standar of Mapping/LayoutingPedoman Layout Peta Sesuai SNI - Indonesia National Standar of Mapping/Layouting
Pedoman Layout Peta Sesuai SNI - Indonesia National Standar of Mapping/Layouting
 
Rancang kota yang baik
Rancang kota yang baikRancang kota yang baik
Rancang kota yang baik
 
2 bahan ajar sejarah perencanaan kota DI DUNIA
2 bahan ajar sejarah perencanaan kota DI DUNIA 2 bahan ajar sejarah perencanaan kota DI DUNIA
2 bahan ajar sejarah perencanaan kota DI DUNIA
 
Substansi studio perencanaan wilayah
Substansi studio perencanaan wilayahSubstansi studio perencanaan wilayah
Substansi studio perencanaan wilayah
 
Isu pengembangan wilayah
Isu pengembangan wilayah  Isu pengembangan wilayah
Isu pengembangan wilayah
 
Kajian formulasi perhitungan kwt kzb kdb
Kajian formulasi perhitungan kwt kzb kdbKajian formulasi perhitungan kwt kzb kdb
Kajian formulasi perhitungan kwt kzb kdb
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
 
Struktur ruang
Struktur ruangStruktur ruang
Struktur ruang
 
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
 
Perumusan isu strategis
Perumusan isu strategisPerumusan isu strategis
Perumusan isu strategis
 
Administrasi Pembangunan
Administrasi PembangunanAdministrasi Pembangunan
Administrasi Pembangunan
 
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan DaerahPenyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Materi Teknis RTRW Tangerang Selatan
Materi Teknis RTRW Tangerang SelatanMateri Teknis RTRW Tangerang Selatan
Materi Teknis RTRW Tangerang Selatan
 

Similar to S1 teoper-6-perencanaan rasional-ok

rpp_108920.pdf
rpp_108920.pdfrpp_108920.pdf
rpp_108920.pdfKevinLaia
 
ILMU PEMERINTAHAN
ILMU PEMERINTAHAN ILMU PEMERINTAHAN
ILMU PEMERINTAHAN Sri Suwanti
 
Beberapa model analisis data
Beberapa model analisis dataBeberapa model analisis data
Beberapa model analisis dataIr. Zakaria, M.M
 
Filosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajianFilosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajianSigit Kindarto
 
METODE PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF
METODE PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIFMETODE PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF
METODE PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIFSanjaya Koembara
 
Filsafat dan metodologi ilmu pemerintahan (prof tjahya)
Filsafat dan metodologi  ilmu  pemerintahan (prof tjahya)Filsafat dan metodologi  ilmu  pemerintahan (prof tjahya)
Filsafat dan metodologi ilmu pemerintahan (prof tjahya)DIP IPDN Angkatan 3
 
KELOMPOK II PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF.pptx
KELOMPOK II PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF.pptxKELOMPOK II PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF.pptx
KELOMPOK II PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF.pptxJianPremor3
 
Pengembangan Dakwah A3
Pengembangan Dakwah A3Pengembangan Dakwah A3
Pengembangan Dakwah A3LBB. Mr. Q
 
01-PENGERTIAN-TEORI-DLM-AKUNTANSI.pdf
01-PENGERTIAN-TEORI-DLM-AKUNTANSI.pdf01-PENGERTIAN-TEORI-DLM-AKUNTANSI.pdf
01-PENGERTIAN-TEORI-DLM-AKUNTANSI.pdfRidwanUntad1
 
PERTEMUAN 1 HAKIKAT SAINS.ppt
PERTEMUAN 1 HAKIKAT SAINS.pptPERTEMUAN 1 HAKIKAT SAINS.ppt
PERTEMUAN 1 HAKIKAT SAINS.pptvalentinoromli
 
Bangunan dasar ilmu pengetahuan & sarana ilmiah kelompok V.pptx
Bangunan dasar ilmu pengetahuan & sarana ilmiah kelompok V.pptxBangunan dasar ilmu pengetahuan & sarana ilmiah kelompok V.pptx
Bangunan dasar ilmu pengetahuan & sarana ilmiah kelompok V.pptxMuhammadSyeikhoni2
 
Makalah pancasila
Makalah pancasilaMakalah pancasila
Makalah pancasilaasuferu
 

Similar to S1 teoper-6-perencanaan rasional-ok (20)

rpp_108920.pdf
rpp_108920.pdfrpp_108920.pdf
rpp_108920.pdf
 
ILMU PEMERINTAHAN
ILMU PEMERINTAHAN ILMU PEMERINTAHAN
ILMU PEMERINTAHAN
 
Yeyey
YeyeyYeyey
Yeyey
 
Buku kualitatif
Buku kualitatifBuku kualitatif
Buku kualitatif
 
Beberapa model analisis data
Beberapa model analisis dataBeberapa model analisis data
Beberapa model analisis data
 
Filosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajianFilosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajian
 
Induktif
InduktifInduktif
Induktif
 
METODE PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF
METODE PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIFMETODE PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF
METODE PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF
 
Filsafat dan metodologi ilmu pemerintahan (prof tjahya)
Filsafat dan metodologi  ilmu  pemerintahan (prof tjahya)Filsafat dan metodologi  ilmu  pemerintahan (prof tjahya)
Filsafat dan metodologi ilmu pemerintahan (prof tjahya)
 
Seminar sosiologi
Seminar sosiologiSeminar sosiologi
Seminar sosiologi
 
KELOMPOK II PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF.pptx
KELOMPOK II PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF.pptxKELOMPOK II PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF.pptx
KELOMPOK II PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF.pptx
 
Metode penelitian
Metode penelitianMetode penelitian
Metode penelitian
 
Pengembangan Dakwah A3
Pengembangan Dakwah A3Pengembangan Dakwah A3
Pengembangan Dakwah A3
 
Filsafat Iptek
Filsafat IptekFilsafat Iptek
Filsafat Iptek
 
01-PENGERTIAN-TEORI-DLM-AKUNTANSI.pdf
01-PENGERTIAN-TEORI-DLM-AKUNTANSI.pdf01-PENGERTIAN-TEORI-DLM-AKUNTANSI.pdf
01-PENGERTIAN-TEORI-DLM-AKUNTANSI.pdf
 
Metodologi
MetodologiMetodologi
Metodologi
 
Metodologi ilmu pemerintahan
Metodologi ilmu pemerintahanMetodologi ilmu pemerintahan
Metodologi ilmu pemerintahan
 
PERTEMUAN 1 HAKIKAT SAINS.ppt
PERTEMUAN 1 HAKIKAT SAINS.pptPERTEMUAN 1 HAKIKAT SAINS.ppt
PERTEMUAN 1 HAKIKAT SAINS.ppt
 
Bangunan dasar ilmu pengetahuan & sarana ilmiah kelompok V.pptx
Bangunan dasar ilmu pengetahuan & sarana ilmiah kelompok V.pptxBangunan dasar ilmu pengetahuan & sarana ilmiah kelompok V.pptx
Bangunan dasar ilmu pengetahuan & sarana ilmiah kelompok V.pptx
 
Makalah pancasila
Makalah pancasilaMakalah pancasila
Makalah pancasila
 

More from Ary Ajo

Teknik evaluasi day 5
Teknik evaluasi day 5Teknik evaluasi day 5
Teknik evaluasi day 5Ary Ajo
 
Analisis kebijakan-publik1
Analisis kebijakan-publik1Analisis kebijakan-publik1
Analisis kebijakan-publik1Ary Ajo
 
Presentation rdtr kota
Presentation rdtr kotaPresentation rdtr kota
Presentation rdtr kotaAry Ajo
 
Sistem jaringan prasarana utama
Sistem jaringan prasarana utamaSistem jaringan prasarana utama
Sistem jaringan prasarana utamaAry Ajo
 
Digital 132594 t 27835-identifikasi persepsi-pendahuluan
Digital 132594 t 27835-identifikasi persepsi-pendahuluanDigital 132594 t 27835-identifikasi persepsi-pendahuluan
Digital 132594 t 27835-identifikasi persepsi-pendahuluanAry Ajo
 
Bima pelabuhan
Bima pelabuhanBima pelabuhan
Bima pelabuhanAry Ajo
 
154680320 amdal-pelabuhan
154680320 amdal-pelabuhan154680320 amdal-pelabuhan
154680320 amdal-pelabuhanAry Ajo
 
148516883 konsep-pengelolaan-pesisir
148516883 konsep-pengelolaan-pesisir148516883 konsep-pengelolaan-pesisir
148516883 konsep-pengelolaan-pesisirAry Ajo
 
1.pengantar tgpl
1.pengantar tgpl1.pengantar tgpl
1.pengantar tgplAry Ajo
 
1.kontrak tgpl
1.kontrak tgpl1.kontrak tgpl
1.kontrak tgplAry Ajo
 
Ekonomi wilayah
Ekonomi wilayahEkonomi wilayah
Ekonomi wilayahAry Ajo
 
Pengertian proses-manfaat amdal
Pengertian proses-manfaat amdalPengertian proses-manfaat amdal
Pengertian proses-manfaat amdalAry Ajo
 
Komunikasi data
Komunikasi dataKomunikasi data
Komunikasi dataAry Ajo
 
S1 teoper-2-konsep dasar perencanaan pembangunan
S1 teoper-2-konsep dasar perencanaan pembangunanS1 teoper-2-konsep dasar perencanaan pembangunan
S1 teoper-2-konsep dasar perencanaan pembangunanAry Ajo
 

More from Ary Ajo (14)

Teknik evaluasi day 5
Teknik evaluasi day 5Teknik evaluasi day 5
Teknik evaluasi day 5
 
Analisis kebijakan-publik1
Analisis kebijakan-publik1Analisis kebijakan-publik1
Analisis kebijakan-publik1
 
Presentation rdtr kota
Presentation rdtr kotaPresentation rdtr kota
Presentation rdtr kota
 
Sistem jaringan prasarana utama
Sistem jaringan prasarana utamaSistem jaringan prasarana utama
Sistem jaringan prasarana utama
 
Digital 132594 t 27835-identifikasi persepsi-pendahuluan
Digital 132594 t 27835-identifikasi persepsi-pendahuluanDigital 132594 t 27835-identifikasi persepsi-pendahuluan
Digital 132594 t 27835-identifikasi persepsi-pendahuluan
 
Bima pelabuhan
Bima pelabuhanBima pelabuhan
Bima pelabuhan
 
154680320 amdal-pelabuhan
154680320 amdal-pelabuhan154680320 amdal-pelabuhan
154680320 amdal-pelabuhan
 
148516883 konsep-pengelolaan-pesisir
148516883 konsep-pengelolaan-pesisir148516883 konsep-pengelolaan-pesisir
148516883 konsep-pengelolaan-pesisir
 
1.pengantar tgpl
1.pengantar tgpl1.pengantar tgpl
1.pengantar tgpl
 
1.kontrak tgpl
1.kontrak tgpl1.kontrak tgpl
1.kontrak tgpl
 
Ekonomi wilayah
Ekonomi wilayahEkonomi wilayah
Ekonomi wilayah
 
Pengertian proses-manfaat amdal
Pengertian proses-manfaat amdalPengertian proses-manfaat amdal
Pengertian proses-manfaat amdal
 
Komunikasi data
Komunikasi dataKomunikasi data
Komunikasi data
 
S1 teoper-2-konsep dasar perencanaan pembangunan
S1 teoper-2-konsep dasar perencanaan pembangunanS1 teoper-2-konsep dasar perencanaan pembangunan
S1 teoper-2-konsep dasar perencanaan pembangunan
 

S1 teoper-6-perencanaan rasional-ok

  • 2. Latar Belakang  Pemikiran perencanaan rasionalistik merupakan pemikiran dasar dan klasik dari proses perencanaan.  Filosofi rasionalisme itu sendiri merupakan pemikiran dasar dari manusia, karena berdasar pada akal-budi manusia.  Oleh karena itu, agar sebuah rencana dapat diterima oleh ‘client’-nya, perencana menggunakan pendekatan rasionalistik, untuk menyamakan persepsi rasionalnya.  Pendekatan rasionalistik dikembangkan dengan berbagai tema, misalnya: policy analysis, dan procedural planning. 2
  • 3. Tujuan Pada akhir pertemuan, mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar dan karakteristik aliran pemikiran perencanaan rasionalistik, prosedural dan policy analysis, serta membedakannya dengan aliran pemikiran perencanaan yang lain. 3
  • 4. KONSEP DASAR RASIONALISTIK dan PROCEDURAL PLANNING 4
  • 5. KONSEP DASAR 5 Akal budi (rasio) manusia adalah dasar dari kepastian pengetahuan.Akal budi (rasio) manusia adalah dasar dari kepastian pengetahuan. Manusia mendapatkan pengetahuan karena kemampuan akalnya diManusia mendapatkan pengetahuan karena kemampuan akalnya di dalam menangkap obyek dan gejala yang terdapat di alam.dalam menangkap obyek dan gejala yang terdapat di alam. Akal budi (rasio) manusia merupakan ukuran yang digunakanAkal budi (rasio) manusia merupakan ukuran yang digunakan universal untuk menjelaskan gejala yang ditangkap melalui inderawi.universal untuk menjelaskan gejala yang ditangkap melalui inderawi. Hal-hal yang ditangkap oleh alat-alat inderawi (empirisme) harusHal-hal yang ditangkap oleh alat-alat inderawi (empirisme) harus ditanggapi dengan sikap ragu-ragu, karena kelemahan dari alat-alatditanggapi dengan sikap ragu-ragu, karena kelemahan dari alat-alat tersebut. Bagi penganut rasionalisme, hal-hal yang ditangkap inderawitersebut. Bagi penganut rasionalisme, hal-hal yang ditangkap inderawi harus dianggap sebagai sesuatu yangharus dianggap sebagai sesuatu yang chaoschaos, belum jelas., belum jelas. Hal-hal yang ditangkap oleh alat-alat inderawi diperlukan untukHal-hal yang ditangkap oleh alat-alat inderawi diperlukan untuk merangsang akal dan memberikan bahan-bahan yang menyebabkanmerangsang akal dan memberikan bahan-bahan yang menyebabkan akal dapat bekerja, sehingga mampu menciptakan rasio tertentu.akal dapat bekerja, sehingga mampu menciptakan rasio tertentu. Kebenaran rasionalis diukur berdasarkan kepada standar rasioKebenaran rasionalis diukur berdasarkan kepada standar rasio tertentu yang telah disepakati, yang biasa dikenal sebagaitertentu yang telah disepakati, yang biasa dikenal sebagai teoriteori.. Jika yang diandalkan hanyalah semata-mata rasio saja, makaJika yang diandalkan hanyalah semata-mata rasio saja, maka pengetahuan yang diperoleh adalah pengetahuan filsafat. Oleh karenapengetahuan yang diperoleh adalah pengetahuan filsafat. Oleh karena itu, rasionalisme biasanya digabungkan dengan empirisme,itu, rasionalisme biasanya digabungkan dengan empirisme, melahirkan pengetahuan ilmiah (melahirkan pengetahuan ilmiah (scientific knowledgescientific knowledge), yang biasa), yang biasa dikenal sebagai positivistik.dikenal sebagai positivistik. Tokoh: Rene Descartes (1596-1650); Lakatos.Tokoh: Rene Descartes (1596-1650); Lakatos.
  • 6. PROSES DASAR RASIONALISTIK  Pemikir rasionalistik mengedepankan pemikirannya terlebih dahulu, dalam bentuk konsep atau teori-teori, sebagai landasan untuk melakukan suatu tindakan atau kegiatan.  Pemikir rasionalistik berbeda dengan pemikir positivistik, yang mengedepankan pengalaman sebagai pembuktian pemikiran-pemikiran (konsep atau teori), sebelum menggunakannya sebagai dasar melakukan suatu tindakan. 6
  • 7. 7 PROSES RASIONALISTIKPROSES RASIONALISTIK GejalaGejala GejalGejal aa GejalaGejala PANCAPANCA INDRAINDRA Kepercayaan PERSEPSIPERSEPSI TINDAKANTINDAKAN PROSESPROSES ANALISIS PENENTUANANALISIS PENENTUAN TINDAKANTINDAKAN ANALISISANALISIS PENENTUANPENENTUAN DASAR TINDAKANDASAR TINDAKAN TEORITEORI Pengetahuan Nilai-nilai OTAK Pengalaman
  • 9. KARAKTERISTIK RASIONALISTIK  Mengedepankan penerimaan akal, daripada tangkapan gejala melalui alat-alat inderawi.  Akal bekerja dengan memperhatikan pertimbangan faktor gejala (phenomenon) yang ditangkap, pengetahuan (knowledge), nilai-nilai (values), dan kepercayaan (beliefs).  Pengalaman digunakan sebagai salah satu faktor untuk mempengaruhi kerja akal, tetapi bukan merupakan faktor pertimbangan utama. Pengalaman hanya memperkaya kepercayaan akan teori yang dikuasai.  Lingkungan luar amat berpengaruh dalam penentuan persepsi oleh akal. 9
  • 10. PENGARUH RASIONALISTIK PADA PEMIKIRAN PERENCANAAN  Perencanaan pembangunan harus dilakukan dengan penjelasan-penjelasan yang masuk diakal manusia.  Penggunaan metoda perencanaan yang bersifat ilmiah.  Penggambaran kondisi hasil implementasi rencana dijabarkan dalam visualisasi yang sesuai rasio manusia.  Memunculkan pola berpikir yang komprehensif (comprehensive-planning) sebagai upaya untuk mempertimbangkan segala sesuatu, agar dapat sesuai dengan akal (rasio) manusia.  Penggunaan model-model dan pendekatan proses perencanaan yang sesuai dengan model-model berpikir manusia (analogis).  Penggunaan model-model perencanaan yang fleksibel dan adaptatif terhadap perubahan pola berpikir manusia. 10
  • 11. 11 PERENCANA Pengetahuan Perencanaan • Pendekatan • Metoda • Teknik Pengalaman STAKEHOLDERS Pengetahuan Pengalaman Nilai-nilai Kepercayaan PROSES PENYAMAAN PERSEPSI • Perdebatan ilmu • Perdebatan pengetahuan PENDEKATAN RASIONALISTIK MELALUI PENYAMAAN RASIO DAN LOGIKA RENCANA DITERIMA OLEH STAKEHOLDERS PROSESPROSES PEMANFAATANPEMANFAATAN RASIONALISTIK OLEHRASIONALISTIK OLEH PERENCANAPERENCANA
  • 12. PROSES DASAR PERENCANAAN RATIONALISTIK 1. Identifikasi nilai-nilai sebagai tujuan dan sasaran perencanaan. 2. Identifikasi berbagai alternatif yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan. 3. Memprediksi berbagai konsekuensi yang mungkin mengikuti pada setiap alternatif. 4. Memperbandingkan berbagai konsekuensi tersebut, dihubungkan dengan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai. 5. Menseleksi alternatif yang memiliki konsekuensi yang paling terkait dengan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai. 12
  • 13. 13
  • 14. 14 KONSEP DASARKONSEP DASAR POLICY ANAYISISPOLICY ANAYISIS DALAMDALAM PERENCANAANPERENCANAAN
  • 15. KONSEP DASAR  Policy analysis merupakan aliran pemikiran perencanaan yang secara umum memanfaatkan kapasitas ilmu pengetahuan perencana untuk menyelenggarakan proses perencanaan.  Stakeholders, termasuk masyarakat, cenderungan berperan sebagai obyek yang mendapatkan manfaat dari proses perencanaan.  Pendekatan rasionalistik digunakan oleh para perencana untuk mempertemukan dan menyamakan persepsi antara perencana sebagai pencetus dan perumus konsep dengan masyarakat yang dimintai pendapatnya.  Penyamaan persepsi dilakukan dengan pertemuan antara perencana dengan masyarakat dan stakeholders lainnya. 15
  • 16. PRINSIP DASAR-2  Peran penentu kebijakan amat menonjol di dalam perencanaan pembangunan. Para penentu kebijakan tersebut terdiri dari berbagai pihak (pemerintah dan sebagainya) yang dapat menyusun dan merencanakan berbagai arahan dan pedoman pembangunan, yang dapat diterima dan diyakini oleh masyarakat, dan pada akhirnya dilaksanakan oleh masyarakat.  Peran para perencana pembangunan amat menonjol, karena mereka menguasai berbagai teknik analisis kebijakan dan perencanaan yang dapat meyakinkan masyarakat untuk melaksanakannya. Perencana memanfaatkan kemampuan dan penguasaan ilmu yang dimilikinya untuk mengarahkan dan merencanakan pembangunan masyarakat, dengan meyakinkan (secara analisis-rasional) masyarakat untuk mendukungnya. 16
  • 17. Posisi Policy Analysis  Menurut Friedmann, Policy Analysis dipengaruhi oleh dua pemikiran utama, yaitu: 1. Engineering system, yang mengedepan implementatatif-praktis sebagai fokus perencanaan. 2. Konsep rational-ilmiah, untuk meyakinkan benarnya sebuah proses perencanaan terhadap stakeholders.  Akar policy analysis adalah pada dasar paradigma perencanaan yang dikembangkan melalui pemikiran makro-ekonomi yang dikembangkan oleh Adam Smith, yang kemudian mempengaruhi munculnya model-model perencanaan yang scientific-engineering, yang menyatakan bahwa perencanaan harus dikembangkan dengan penjelasan-penjelasan rasional, yang dapat diterima melalui kajian ilmiah. 17
  • 18. Teori Perencanaan © HW-2004 18 POLICY ANALYSISPOLICY ANALYSIS Aliran ini berkembang paling akhir dibandingnkaAliran ini berkembang paling akhir dibandingnka aliran pemikiran perencanaan yang lain.aliran pemikiran perencanaan yang lain. Policy Analysis berkembang dan dimanfaatkanPolicy Analysis berkembang dan dimanfaatkan untuk menggabungkan pemikiran yang bersifatuntuk menggabungkan pemikiran yang bersifat rasional-ilmiah oleh para perencana denganrasional-ilmiah oleh para perencana dengan kebutuhan dan keinginan masyarakatkebutuhan dan keinginan masyarakat berdasarkan persepsi perencana.berdasarkan persepsi perencana. Engineering,Engineering, Rationalistic,Rationalistic, Scientific,Scientific, Quantitative.Quantitative. InkrementalInkremental PragmatisPragmatis PraktisPraktis
  • 19. 19 PROSES DASARPROSES DASAR POLICY ANAYSISPOLICY ANAYSIS DALAM PERENCANAANDALAM PERENCANAAN
  • 20. PROSES POLICY ANALYSIS Proses perencanaan yang digunakan adalah yang bersifat rasional, dengan tahapan-tahapan pada umumnya adalah: 1. Formulasi tujuan dan sasaran. 2. Identifikasi berbagai alternatif yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan dan sasaran. 3. Prediksi terhadap berbagai konsekuensi dari masing-masing alternatif. 4. Evaluasi terhadap masing-masing konsekuensi dikaitkan dengan tujuan dan sasaran yang akan dicapai. 5. Pengambilan keputusan atas alternatif yang terbaik untuk dilaksanakan. 6. Implementasi melalui berbagai institusi yang ada. 7. Umpan balik terhadap setiap hasil dari tahapan pelaksanaan. 20
  • 21. 21 FORMULASI MASALAH •Konteks •Tujuan •Kriteria •Hipotesis FORMULASI MASALAH •Konteks •Tujuan •Kriteria •Hipotesis PENGUMPULAN DATA DAN ALTERNATIF •Kenyataan •Kemungkinan •Alternatif •Pembiayaan PENGUMPULAN DATA DAN ALTERNATIF •Kenyataan •Kemungkinan •Alternatif •Pembiayaan INTERPRESTASI •Kuantitatif •Tak-terukur •Ketidakjelasan •Kesimpulan INTERPRESTASI •Kuantitatif •Tak-terukur •Ketidakjelasan •Kesimpulan EKSPLANASI •Model pendekatan •Asumsi-asumsi •Komputasi •Hasil EKSPLANASI •Model pendekatan •Asumsi-asumsi •Komputasi •Hasil DISETUJUIDISETUJUI TINDAKANTINDAKAN DITOLAK Policy AnalysisPolicy Analysis ProcessProcess
  • 22. KESIMPULAN  Perencanaan rasionalistik mengedepankan konsep dan gagasan yang dapat diterima oleh akal, khususnya rasio dari para planning-stakeholders.  Dalam procedural-planning, pendekatan rasionalistik dicerminkan dari tahapan-tahapan proses yang dianalogikan dalam sebuah sekuens tahapan-tahapan yang dapat diterima oleh rasio para planning- stakeholders.  Dalam policy-analysis planning, pendekatan rasionalistik digunakan untuk memasukkan konsep dan gagasan yang muncul dari rasional perencana kedalam rasio masyarakat atau stakeholders. 22
  • 23. TUGAS  Buat Masalah yang berkaitan dengan perencanaan rasional..  Diskusikan dengan kelompok (3 kelompok), masing2 kelompok punya tema yang berbeda  Presentasikan minggu depan beserta kumpulkan laporan nya 23
  • 24. Daftar Pustaka  Faludi, Andreas. 1974. Planning Theory, Pergamon Press.  Forester, J. (1999). The Deliberative Practitioner: Encouraging Participatory Planning Process. Cambridge: MIT Press.  Friedmann, J. (1987). Planning In The Public Domain: From Knowledge To Action. Princeton: Princeton University Press.  Mandelbaum, S., L. Mazza, dan R.W. Burchell (eds.) (1996). Explorations In Planning Theory. New Brunswick: CUPR Rutgers State University.  Campbell, S. dan S.S. Fainstein (eds.) (1996). Reading In Planning Theory. Cambridge: Blackwell.  Allmedinger, P. dan M. Tewdwr-Jones (eds.). Planning Futures: New Directions for Planning Theory. London: Routledge. 24
  • 25. 25