Kelompok 13 terdiri dari 3 anggota yaitu Citra Dwi Anggraini, Fadly Kurniawan, dan Nur Cahyo Apriyono. Dokumen membahas sejarah perkembangan pariwisata di Indonesia sejak zaman kolonial Belanda hingga Orde Baru.
2.
Menurut Thomas Cook pada tahun 1841 :
Meskipun kegiatan wisata sudah dilakukan manusia sejak ia
berada di permukaan bumi ini, pariwisata (massal) seperti
yang kita kenal sekarang merupakan suatu fenomena sosial
yang tidak bisa dilepaskan, bahkan merupakan bagian dari
kehidupan modern atau “modernity” itu sendiri. Dan
pariwisata baru berkembang pesat sejak tahun 1950, seiring
dengan perkembangan tekhnologi, terutama transportas.
Walaupun demikian tingkat pertumbuhannya tidak
menunjukkan kecenderungan makin besar.
3.
Keseluruhan fenomena dan hubungan –
hubungan yang ditimbulkan oleh kegiatan
wisata / perjalanan dan berdiamnya orang
– orang yang bukan penduduk, asalkan
mereka tidak bermaksud untuk menetap
dan melakukan kegiatan apapun dengan
upah
4.
Berdasarkan Inpres RI No. 9 tahun 1969:
Setiap orang yang berpergian dari tempat
tinggalnya untuk berkunjung ketempat lain dan
menikmati perjalanan dari kunjungan itu.
Berdasarkan Konperensi PBB tahun 1963 :
Setiap orang yang datang kesuatu negara lain
dengan maksud apapun, kecuali dengan maksud
melakukan pekerjaan dan menerima upah.
5. I.
Kebutuhan fisik :
Jenis kebutuhan yang paling primer bagi setiap
manusia.
II.
Kebutuhan keamanan :
Kebutuhan untuk mendapatkan perlindungan dari
faktor – faktor diluar dirinya.
III. Kebutuhan
sosial :
Kebutuhan untuk mengadakan hubungan di antara
sesamanya, perasaan kebersamaan (sense of
belonging)
6. IV.
Kebutuhan akan penghargaan :
Kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan dan
penghargaan dari sesama manusia yang sering
mendapatkan perwujudan dalam bentuk
prestise, gelar, hasil, status sosial dan
sebagainya.
V.
Kebutuhan akan aktualisasi diri :
Kebutuhan yang bersifat pemuasan diri sendiri.
7. •
Perilaku atau tingkah laku manusia, termasuk
mengambil sesuatu keputusan, dan
dipengaruhi oleh berbagai faktor :
1. Nilai – nilai sosial
2. nilai – nilai budaya yang dianutnya
3. lingkungan hidup
4. pendidikan
5. usia
6. jenis kelamin
7. motivasi
8. •
Revolusi Industri di Inggris yang berlangsung kurang
lebih satu abad lamanya, tahun 1750 – 1850,
mengakibatkan terjadinya perubahan – perubahan
radikal dalam struktur kemasyarakatan itu
mempunyai dampak langsung terhadap pola dan
bentuk kegiatan pariwisata, seperti yang kita kenal
ini :
1.
Dengan tumbuhnya pusat – pusat industri di daerah
perkotaan, terjadi pula perubahan pusat kegiatan
kerja dari daerah agraris di pedesaan ke pusat –
pusat industri di daerah perkotaan, sehingga
9. 2.
3.
4.
Tumbuhnya serikat – serikat buruh yang makin lama
makin berkuasa sehingga berhasil mempengaruhi
pemerintahan (melalui parlemen) untuk memberi
jaminan – jaminan sosial yang lebih baik kepada kaum
buruh dan karyawan.
Salah satu dampak positif dari revolusi industri adalah
terjadinya peningkatan kemakmuran. Pertama – tama
tentunya bagi para pengusaha/pemilik pabrik atau
perusahaan, yang pada umumnya terdiri dari “golongan
menengah” masyarakatnya.
Salah satu produksi revolusi industri adalah
ciptakannya lokomotif seperti kereta api. Produk baru
ini akan membuat perjalan menjadi lebih murah. Dengan
demikian tercipta pula sarana untuk melakukan
kegiatan wisata atau berpariwisata.
10. Adanya kebutuhan untuk melarikan diri dari
kejenuhan dan tekanan hidup yang serba
monoton
Adanya pembedaan yang tajam antara “jam kerja”
dan bagian waktu “diluar jam kerja” atau “leisure
time”
Adanya dana lebih (disposable income) karena
tercapainya tingkat kemakmuran tertentu dalam
kehidupan masyarakat
Tersedianya sarana transportasi yang baik
(effisien dan comfortable) dan terjangkau oleh
daya beli masyarakat umum, serta sarana dan
fasilitas lainnya
11.
Industri Pariwisata bukan merupakan satu
kesatuan unit yang berdiri sendiri dan
terdiri dari berbagai kegiatan dan bidang
industri lainnya yang secara langsung atau
tidak langsung di sentuh oleh kegiatan
pariwisata dengan kadar yang berbeda –
beda
12.
Produksi Pariwisata tidak dapat dilihat
sebagai suatu kesatuan unit yang hanya
bersifat tangible dan merupakan gabungan
dan campuran dari berbagai macam
kegiatan, kesan – kesan, suasana hingga
bangunan – bangunan. Produksi pariwisata
juga mempunyai sifat yang khusus :
1. tidak bisa disimpan (perishable)
2. jumlah produksi pariwisata tidak bisa
ditingkatkan (setidak – tidaknya dalam
waktu singkat)
13.
Sistem Pendistribusian produk – produk
pariwisata berjalan terbalik jika
dibandingkan dengan sistem
pendistribusian produk bidang industri
lainnya :
1. produk bidang industri lainnya dibawa ke
tempat atau mendatangi konsumen
2. produksi pariwisata, pihak konsumenlah
yang dibawa atau harus mendatangi produk
tersebut
Dan khususnya dalam usaha pemasaran
produk – produk pariwisata, faktor
kepribadian dan tingkah laku manusia
memegang peranan penting sekali, bahkan
menentukan
14.
Indonesia termasuk dalam kategori negara yang
sedang berkembang. Meskipun sudah mengenal
pariwisata sejak jaman penjajahan belanda, bidang
kepariwisataan baru berkembang sejak jaman
kemerdekaan. Terutama sejak pemerintahan orde
baru. Walaupun demikian, posisi pariwisata
Indonesia dapat dikatakan paling terbelakang,
khususnya jika dibandingkan dengan negara –
negara ASEAN lainnya.
15. a.
Wahana untuk memperluas kesempatan
dan lapangan kerja
b.
Akselerator pertumbuhan dan perluasan
bidang usaha
c.
Sarana peningkatan penerimaan devisa
negara
16.
Pada tahun 1910, gubernur Jenderal
A.W.F. Idenburg (1909 – 1916 )
membentuk “ vereeniging voor toeristen
verkeer” (VTV), suatu badan resmi
pemerintah hindia belanda yang mengatur
arus lalu lintas dan kegiatan pariwisata di
negeri kita.
17. a.
Arus Kunjungan Wisata Asing
makin berkembangnya sarana transportasi
antara eropa dan indonesia serta
tumbuhnya biro – biro perjalanan yang
dapat memberi jasa pelayanan wisata
mengakibatkan arus kunjungan wisatawan
asing ke negara kita
18. b. Akomodasi
banyaknya orang – orang Belanda dan
Eropa lainnya berkunjung ke Indonesia,
kebutuhan akan sarana akomodasi untuk
menampung mereke makin dirasakan,
maka dikota pelabuhan mulai didirikan
hotel – hotel bertaraf internasional
19.
Perang dunia ke II dan masa pendudukan
telah menghentikan segala kegiatan wisata
dan obyek – obyek wisata terbengkalai dan
lebih parah lagi segala sarana wisata
diambil alih oleh para tentara jepang.
20. 1.
Periode 1945 – 1955
2.
Periode 1955 – 1965
3.
Periode 1966 – 1969 (periode transisi)
4.
Periode 1969 – 1984 (Periode Repelita)