SlideShare a Scribd company logo
1 of 40
Pengelolaan Budidaya
Tanaman Berkelanjutan
pada Lahan Gambut
Sudirman Yahya
Guru Besar Agronomi IPB
Tinggi muka air tanah di bawah
permukaaan tanah
• PP No. 57 Tahun 2016 : 40 cm atau kurang
• Permentan No. 5 Tahun 2018 : 50-70 cm
(rata-rata 60 cm).
• kriteria kesesuaian lahan (kelapa sawit): di
kisaran 50-60 cm.
• pada zona perakaran intensif tanaman: di
kedalaman antara 20 sampai 60 cm
DAMPAK agronomi
• Permukaan air tanah yang dangkal, kurang
dari 60 cm menghambat pertumbuhan dan
perkembangan tanaman melalui gangguan
cekaman genangan, kondisi anaerobik pada
zona perakaran.
– MORFOLOGI AKAR
– FISIOLOGI AKAR
– Pertumbuhan tajuk dan organ reproduktif
MORFOLOGI PERAKARAN
• akar dangkal dan volume perakaran
terbatas rawan terhadap cekaman
kekeringan, terbatasnya jangkauan
penyerapan air dan hara
 struktur tanah gambut yang longgar,
berkurang kemampuan akar menyanggga tegak
berdirinya pohon kelapa sawit, sehingga tumbuh
miring atau tumbang pada umur yang lebih dini.
FISIOLOGI PERAKARAN
• Kondisi anaerobik di zona perakaran
 menghambat respirasi akar guna
menyediakan energi bagi pertumbuhan akar dan
penyerapan unsur hara secara aktif,
mengurangi ketersediaan hara : proses
denitrifikasi dan pencucian hara
menimbulkan kahat (defisiensi) hara tanaman
terutama N, K dan Mg.
Pertumbuhan tajuk dan organ
reproduktif
• Kondisi morfologi dan fisiologi sebagaimana
tersebut di atas menyebabkan pertumbuhan
yang terhambat pula. =:
@sejak tanam atau pada tanaman
muda:pertumbuhan lambat dan tidak seragam,
masa tanaman belum menghasilkan (TBM)
menjadi lebih lama, berarti tertundanya
pencapaian masa tanaman menghasilkan
• Pada tanaman dewasa pada masa TM,
perakaran tanaman bisa rusak,
Ukuran tajuk yang besar untuk transpirasi
tidak diimbangi oleh kemampuan akar menyerap air
dalam jangka melambatnya pembentukan
pelepah baru, terkulai (sengkleh) dan kemudian
mati lebih awal
ukuran tajuk mengecil, berarti daya dukung
terhadap produksi buah semakin berkurang.
Pengaruh terhadap organ reproduktif
(dampak resultante)
• bunga jantan yang melebihi bunga bunga
betina (bakal buah) jumlah tandan
• Ukuran tajuk yang mengecil dan kahat hara
ukuran atau bobot tandan rata-rata
• buah matang lebih awal, belum mencapai
masak fisiologis (kriteria panen), dengan kadar
minyak rendah
BUDIDAYA TANAMAN LAHAN
GAMBUT
• Teknik budidaya berkelanjutan
 Aspek sosial, ekonomi dan lingkungan “for
people, profit and planet”
• Berbagai jenis tanaman ; sistem
perakaran tanaman yang sesuai
dalam vs dangkal
Alternatif jenis tanaman
• Dua ciri utama tanaman yang sesuai
 perakaran yang dangkal (kurang dari 30 cm)
 tajuk yang ringan.
jahe dan
• jagung, kedelai, ubi kayu, talas,
semangka, nenas, lidah buaya,
lada perdu.
Kunci teknik agronomi
• Buka lahan dan peyiapan areal tanam “tanpa
bakar”
• Intensif, lahan marjinal, kesuburan rendah
• Tata air: parit drainase dan tinggi muka air tanah
• Ameliorasi. Perbaikan pH tanah dg kapur atau
dolomit
• Guludan
• Pemupukan yang tepat
Analisis usaha jahe 1 ha
• Bibit 1250 kg x 40.0000 = Rp. 50.000.0000
Naungan jk paranet 34 gulung 3 x100m
Pupuk NPK Mutiara 10 krg
Pupuk kandang 100 krg
Abu
Pestisida(fungisida & inseksida) dan Tenaga kerja
Total investasi kurang lebih Rp. 100 jt.per ha
• Hasil
1 ha = 50 ribu rumpun
Jika per rumpun rata2 = 700 mg, berarti bobot
basah mencapai: 35 ton
Sekarang harga bisa mencapai Rp. 35 000 per kg
dan harga terendah Rp. 20 000, per kg.
Penutup
• Kunci : teknik budidaya pengelolaan
tanaman berkelanjutan:
Buka lahan dan peyiapan areal tanam “tanpa
bakar”
Tata air: parit drainase dan tinggi muka air
tanah
Guludan
Pemilihan jenis tanaman yang tepat.
 Ameliorasi, perbaikan pH tanah dengan
kapur atau dolomit atau abu
Penutup (lanjutan)
Pemeliharaan Intensif, lahan marjinal,
kesuburan rendah dengan pemupukan 4
tepat
cegah genangan
pengendalian hama, penyakit dan gulma
secara ramah lingkungan.
Semnas Gambut_10Nov18_Prof Dr Ir Sudirman Yahya MSc.pptx

More Related Content

Similar to Semnas Gambut_10Nov18_Prof Dr Ir Sudirman Yahya MSc.pptx

Perawatan rosella
Perawatan rosellaPerawatan rosella
Perawatan rosella
Rieke Eva
 

Similar to Semnas Gambut_10Nov18_Prof Dr Ir Sudirman Yahya MSc.pptx (20)

Persentasi padi6(Lahan kering)
Persentasi padi6(Lahan kering)Persentasi padi6(Lahan kering)
Persentasi padi6(Lahan kering)
 
Prospek serai wangi
Prospek serai wangiProspek serai wangi
Prospek serai wangi
 
Teknologi pengembangan sistem surjan
Teknologi pengembangan sistem surjanTeknologi pengembangan sistem surjan
Teknologi pengembangan sistem surjan
 
media-tanam.ppt
media-tanam.pptmedia-tanam.ppt
media-tanam.ppt
 
Teknik budidaya tanaman padi
Teknik budidaya tanaman padiTeknik budidaya tanaman padi
Teknik budidaya tanaman padi
 
Prod dan Kawasan Kedelai - Wajo SEngkang Kementan Des23.pptx
Prod dan Kawasan Kedelai - Wajo SEngkang Kementan Des23.pptxProd dan Kawasan Kedelai - Wajo SEngkang Kementan Des23.pptx
Prod dan Kawasan Kedelai - Wajo SEngkang Kementan Des23.pptx
 
Dbt 4-media-tanam
Dbt 4-media-tanamDbt 4-media-tanam
Dbt 4-media-tanam
 
tugas tbt teh tembakau DAFFA.docx
tugas tbt teh tembakau DAFFA.docxtugas tbt teh tembakau DAFFA.docx
tugas tbt teh tembakau DAFFA.docx
 
Budidaya tanaman jahe
Budidaya tanaman jaheBudidaya tanaman jahe
Budidaya tanaman jahe
 
Budidaya padi dengan metode sri
Budidaya padi dengan metode sriBudidaya padi dengan metode sri
Budidaya padi dengan metode sri
 
Budidaya tanamanpangan, pengertian, faktor
Budidaya tanamanpangan, pengertian, faktorBudidaya tanamanpangan, pengertian, faktor
Budidaya tanamanpangan, pengertian, faktor
 
Prod dan Kawasan Kedelai - JENEPONTO Kementan 11Des23.pptx
Prod dan Kawasan Kedelai - JENEPONTO Kementan 11Des23.pptxProd dan Kawasan Kedelai - JENEPONTO Kementan 11Des23.pptx
Prod dan Kawasan Kedelai - JENEPONTO Kementan 11Des23.pptx
 
Budidaya Tanaman Padi
Budidaya Tanaman PadiBudidaya Tanaman Padi
Budidaya Tanaman Padi
 
budidaya Padi pasang surut
budidaya Padi pasang surut budidaya Padi pasang surut
budidaya Padi pasang surut
 
Materi inovasi pemanfaatan pekarangan
Materi inovasi pemanfaatan pekaranganMateri inovasi pemanfaatan pekarangan
Materi inovasi pemanfaatan pekarangan
 
Perawatan rosella
Perawatan rosellaPerawatan rosella
Perawatan rosella
 
ANALISA DAN BUDIDAYA TALAS BENENG.pptx
ANALISA  DAN BUDIDAYA TALAS BENENG.pptxANALISA  DAN BUDIDAYA TALAS BENENG.pptx
ANALISA DAN BUDIDAYA TALAS BENENG.pptx
 
Budidaya Tananaman Cabe Rawit.pptx
Budidaya Tananaman Cabe Rawit.pptxBudidaya Tananaman Cabe Rawit.pptx
Budidaya Tananaman Cabe Rawit.pptx
 
Budidaya tanaman nilam
Budidaya tanaman nilamBudidaya tanaman nilam
Budidaya tanaman nilam
 
Kedelai Produktvts - TAKALAR Kementan 20-Des23.pptx
Kedelai Produktvts - TAKALAR Kementan 20-Des23.pptxKedelai Produktvts - TAKALAR Kementan 20-Des23.pptx
Kedelai Produktvts - TAKALAR Kementan 20-Des23.pptx
 

Semnas Gambut_10Nov18_Prof Dr Ir Sudirman Yahya MSc.pptx

  • 1. Pengelolaan Budidaya Tanaman Berkelanjutan pada Lahan Gambut Sudirman Yahya Guru Besar Agronomi IPB
  • 2. Tinggi muka air tanah di bawah permukaaan tanah • PP No. 57 Tahun 2016 : 40 cm atau kurang • Permentan No. 5 Tahun 2018 : 50-70 cm (rata-rata 60 cm). • kriteria kesesuaian lahan (kelapa sawit): di kisaran 50-60 cm. • pada zona perakaran intensif tanaman: di kedalaman antara 20 sampai 60 cm
  • 3. DAMPAK agronomi • Permukaan air tanah yang dangkal, kurang dari 60 cm menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman melalui gangguan cekaman genangan, kondisi anaerobik pada zona perakaran. – MORFOLOGI AKAR – FISIOLOGI AKAR – Pertumbuhan tajuk dan organ reproduktif
  • 4. MORFOLOGI PERAKARAN • akar dangkal dan volume perakaran terbatas rawan terhadap cekaman kekeringan, terbatasnya jangkauan penyerapan air dan hara  struktur tanah gambut yang longgar, berkurang kemampuan akar menyanggga tegak berdirinya pohon kelapa sawit, sehingga tumbuh miring atau tumbang pada umur yang lebih dini.
  • 5. FISIOLOGI PERAKARAN • Kondisi anaerobik di zona perakaran  menghambat respirasi akar guna menyediakan energi bagi pertumbuhan akar dan penyerapan unsur hara secara aktif, mengurangi ketersediaan hara : proses denitrifikasi dan pencucian hara menimbulkan kahat (defisiensi) hara tanaman terutama N, K dan Mg.
  • 6. Pertumbuhan tajuk dan organ reproduktif • Kondisi morfologi dan fisiologi sebagaimana tersebut di atas menyebabkan pertumbuhan yang terhambat pula. =: @sejak tanam atau pada tanaman muda:pertumbuhan lambat dan tidak seragam, masa tanaman belum menghasilkan (TBM) menjadi lebih lama, berarti tertundanya pencapaian masa tanaman menghasilkan
  • 7. • Pada tanaman dewasa pada masa TM, perakaran tanaman bisa rusak, Ukuran tajuk yang besar untuk transpirasi tidak diimbangi oleh kemampuan akar menyerap air dalam jangka melambatnya pembentukan pelepah baru, terkulai (sengkleh) dan kemudian mati lebih awal ukuran tajuk mengecil, berarti daya dukung terhadap produksi buah semakin berkurang.
  • 8. Pengaruh terhadap organ reproduktif (dampak resultante) • bunga jantan yang melebihi bunga bunga betina (bakal buah) jumlah tandan • Ukuran tajuk yang mengecil dan kahat hara ukuran atau bobot tandan rata-rata • buah matang lebih awal, belum mencapai masak fisiologis (kriteria panen), dengan kadar minyak rendah
  • 9.
  • 10.
  • 11.
  • 12.
  • 13.
  • 14.
  • 15.
  • 16.
  • 17.
  • 18.
  • 19.
  • 20. BUDIDAYA TANAMAN LAHAN GAMBUT • Teknik budidaya berkelanjutan  Aspek sosial, ekonomi dan lingkungan “for people, profit and planet” • Berbagai jenis tanaman ; sistem perakaran tanaman yang sesuai dalam vs dangkal
  • 21. Alternatif jenis tanaman • Dua ciri utama tanaman yang sesuai  perakaran yang dangkal (kurang dari 30 cm)  tajuk yang ringan. jahe dan • jagung, kedelai, ubi kayu, talas, semangka, nenas, lidah buaya, lada perdu.
  • 22. Kunci teknik agronomi • Buka lahan dan peyiapan areal tanam “tanpa bakar” • Intensif, lahan marjinal, kesuburan rendah • Tata air: parit drainase dan tinggi muka air tanah • Ameliorasi. Perbaikan pH tanah dg kapur atau dolomit • Guludan • Pemupukan yang tepat
  • 23.
  • 24.
  • 25.
  • 26.
  • 27.
  • 28.
  • 29.
  • 30.
  • 31. Analisis usaha jahe 1 ha • Bibit 1250 kg x 40.0000 = Rp. 50.000.0000 Naungan jk paranet 34 gulung 3 x100m Pupuk NPK Mutiara 10 krg Pupuk kandang 100 krg Abu Pestisida(fungisida & inseksida) dan Tenaga kerja Total investasi kurang lebih Rp. 100 jt.per ha • Hasil 1 ha = 50 ribu rumpun Jika per rumpun rata2 = 700 mg, berarti bobot basah mencapai: 35 ton Sekarang harga bisa mencapai Rp. 35 000 per kg dan harga terendah Rp. 20 000, per kg.
  • 32.
  • 33.
  • 34.
  • 35.
  • 36.
  • 37.
  • 38. Penutup • Kunci : teknik budidaya pengelolaan tanaman berkelanjutan: Buka lahan dan peyiapan areal tanam “tanpa bakar” Tata air: parit drainase dan tinggi muka air tanah Guludan Pemilihan jenis tanaman yang tepat.  Ameliorasi, perbaikan pH tanah dengan kapur atau dolomit atau abu
  • 39. Penutup (lanjutan) Pemeliharaan Intensif, lahan marjinal, kesuburan rendah dengan pemupukan 4 tepat cegah genangan pengendalian hama, penyakit dan gulma secara ramah lingkungan.