Budidaya tanaman pada lahan gambut harus memperhatikan tinggi muka air tanah dan jenis tanaman yang tepat. Tinggi muka air ideal berkisar 50-60 cm, lebih rendah dari itu akan menghambat pertumbuhan tanaman. Tanaman yang cocok untuk lahan gambut memiliki akar dangkal dan tajuk ringan, seperti jahe, jagung, kedelai. Teknik budidaya yang tepat mencakup drainase, ameliorasi tanah, dan pemilihan jenis pupuk
Pemupukan berimbang merupakan konsep pemupukan yang tepat dosis, jenis, waktu dan cara sesuai kebutuhan tanaman dan status kesuburan tanah untuk mendapatkan hasil yang optimal. Rekomendasi pemupukan didasarkan pada hasil uji tanah dan status hara tanah untuk menentukan jenis dan dosis pupuk yang diberikan.
Metode SRI menguntungkan bagi petani karena mampu meningkatkan produksi padi hingga 10 ton per hektar dengan tidak menggunakan pupuk dan pestisida kimia sehingga ramah lingkungan. Untuk mempopulerkan metode ini, dukungan kebijakan pemerintah diperlukan.
Dokumen ini memberikan panduan lengkap tentang penanaman sayuran di sekolah rendah, termasuk pemilihan tapak, persiapan tanah, penanaman benih, penjagaan tanaman, dan pengumpulan hasil. Langkah-langkah penting seperti membersihkan tapak, membuat batas, menanam benih, menyemai, memindahkan anak benih, dan menjaga tanaman dijelaskan secara terperinci. Kaedah penanaman hidroponik dan di dalam pasu juga
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai cara menanam padi di sawah, mulai dari persiapan lahan, pesemaian, penanaman, dan pemeliharaan tanaman padi. Tahapan utama meliputi persiapan lahan dengan membersihkan rumput liar, pencangkulan, pembajakan, dan penggaruan; pesemaian benih dan pemeliharaan; penanaman bibit di sawah dengan jarak tanam tertentu; serta pemeliharaan meliputi pengairan
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis tanaman rambutan dan persyaratan untuk budidaya rambutan. Terdapat 22 jenis rambutan yang dibedakan berdasarkan ciri buahnya. Beberapa jenis populer diantaranya Rambutan Rapiah, Aceh Lebak Bulus, Cimacan, dan Binjai. Budidaya rambutan memerlukan iklim tropis dengan curah hujan 1500-2500 mm/tahun dan suhu 25°C. Tanah yang subur dan
Pemupukan berimbang merupakan konsep pemupukan yang tepat dosis, jenis, waktu dan cara sesuai kebutuhan tanaman dan status kesuburan tanah untuk mendapatkan hasil yang optimal. Rekomendasi pemupukan didasarkan pada hasil uji tanah dan status hara tanah untuk menentukan jenis dan dosis pupuk yang diberikan.
Metode SRI menguntungkan bagi petani karena mampu meningkatkan produksi padi hingga 10 ton per hektar dengan tidak menggunakan pupuk dan pestisida kimia sehingga ramah lingkungan. Untuk mempopulerkan metode ini, dukungan kebijakan pemerintah diperlukan.
Dokumen ini memberikan panduan lengkap tentang penanaman sayuran di sekolah rendah, termasuk pemilihan tapak, persiapan tanah, penanaman benih, penjagaan tanaman, dan pengumpulan hasil. Langkah-langkah penting seperti membersihkan tapak, membuat batas, menanam benih, menyemai, memindahkan anak benih, dan menjaga tanaman dijelaskan secara terperinci. Kaedah penanaman hidroponik dan di dalam pasu juga
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai cara menanam padi di sawah, mulai dari persiapan lahan, pesemaian, penanaman, dan pemeliharaan tanaman padi. Tahapan utama meliputi persiapan lahan dengan membersihkan rumput liar, pencangkulan, pembajakan, dan penggaruan; pesemaian benih dan pemeliharaan; penanaman bibit di sawah dengan jarak tanam tertentu; serta pemeliharaan meliputi pengairan
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis tanaman rambutan dan persyaratan untuk budidaya rambutan. Terdapat 22 jenis rambutan yang dibedakan berdasarkan ciri buahnya. Beberapa jenis populer diantaranya Rambutan Rapiah, Aceh Lebak Bulus, Cimacan, dan Binjai. Budidaya rambutan memerlukan iklim tropis dengan curah hujan 1500-2500 mm/tahun dan suhu 25°C. Tanah yang subur dan
Dokumen ini membahas tentang budidaya tanaman serai wangi (Cymbopogon nardus L. Randle), mulai dari ciri-ciri tanaman, syarat tumbuh, cara bertanam, pemeliharaan, panen, hingga pengendalian hama dan penyakit. Tanaman serai wangi tumbuh berumpun dengan daun hijau tua beraroma wangi apabila diremas. Budidaya tanaman ini memerlukan suhu 180-250C, curah hujan 1800-2500 mm/tahun, dan tanah subur
Sistem Surjan merupakan sistem pengelolaan lahan rawa yang memadukan sistem sawah dan tegalan, memberikan pilihan komoditas seperti padi, palawija, hortikultura, dan perkebunan untuk meningkatkan pangan dan pendapatan serta mengurangi risiko kegagalan panen. Sistem ini didukung oleh teknologi seperti penyiapan lahan, pengelolaan air, pemupukan, pemberian mulsa, varietas unggul, pola tanaman, dan kalender tan
Dokumen tersebut membahas berbagai topik terkait media tanam dan teknologi pertanian di Indonesia, seperti jenis-jenis tanah, pengolahan lahan, budidaya hidroponik, serta perbandingan budidaya tanah dan non-tanah. Secara keseluruhan, dokumen menunjukkan bahwa meski tanah merupakan media tanam utama di Indonesia, pengembangan teknologi pertanian non-tanah seperti hidroponik berpotensi meningkatkan produktivitas pertanian
Penggolongan teknik budidaya padi didasarkan pada sumber air, musim tanam, dan kedalaman air genangan. Budidaya padi umumnya meliputi pembibitan, pengolahan tanah, penanaman bibit, pemupukan, pemeliharaan, dan panen. Faktor lingkungan berpengaruh pada setiap tingkat pertumbuhan tanaman padi.
Dokumen tersebut merangkum tentang tebu sebagai komoditas strategis Indonesia. Ada beberapa tantangan seperti ketersediaan lahan, kualitas bibit, dan produktivitas petani yang masih rendah. Untuk mencapai swasembada gula, diperlukan peningkatan produktivitas melalui varietas unggul dan pupuk serta perluasan areal tanam.
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya tanaman jahe, mencakup jenis-jenis jahe, syarat tumbuh jahe, persyaratan bibit, teknik penanaman, pemeliharaan, dan panen jahe. Jahe dapat dibedakan menjadi tiga varietas berdasarkan ukuran dan warna rimpangnya, yaitu jahe merah, jahe putih besar, dan jahe putih kecil. Tanaman jahe tumbuh baik pada iklim tropis, ketinggian 0-
Dokumen ini membahas tentang budidaya padi di lahan pasang surut, mulai dari sejarah padi pasang surut, pengolahan lahan, pemberian bahan organik, persemaian, penanaman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, panen, hingga penutup yang menegaskan pentingnya pengelolaan tanah dan air untuk keberhasilan budidaya padi di lahan pasang surut.
Dokumen tersebut membahas tentang inovasi pemanfaatan lahan pekarangan rumah untuk meningkatkan ketahanan pangan. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa pekarangan rumah dapat dimanfaatkan sebagai kebun mini untuk menanam berbagai tanaman pangan dan buah-buahan guna memenuhi kebutuhan gizi keluarga. Dokumen juga menyarankan pemanfaatan pekarangan secara kolektif di lingkungan permukiman untuk membent
Tanaman rosella dapat dibudidayakan untuk diambil buah dan seratnya. Buahnya memiliki banyak manfaat kesehatan dan dapat diolah menjadi sirup, sedangkan seratnya berkualitas dan berpotensi diolah menjadi pulp dan karung. Teknik budidaya meliputi persiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemupukan, panen, dan pengolahan serat.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang teknik budidaya tanaman nilam, mulai dari persyaratan ekologi, persiapan lahan dan benih, teknik penanaman, hingga pemeliharaan tanaman. Teknik budidaya nilam memerlukan kondisi yang sesuai seperti curah hujan 2000-2500 mm/tahun dan suhu 24-28°C, persiapan media semai dan lahan yang subur, serta pemeliharaan melalui penyiangan, pemupukan, dan pengendal
Dokumen ini membahas tentang budidaya tanaman serai wangi (Cymbopogon nardus L. Randle), mulai dari ciri-ciri tanaman, syarat tumbuh, cara bertanam, pemeliharaan, panen, hingga pengendalian hama dan penyakit. Tanaman serai wangi tumbuh berumpun dengan daun hijau tua beraroma wangi apabila diremas. Budidaya tanaman ini memerlukan suhu 180-250C, curah hujan 1800-2500 mm/tahun, dan tanah subur
Sistem Surjan merupakan sistem pengelolaan lahan rawa yang memadukan sistem sawah dan tegalan, memberikan pilihan komoditas seperti padi, palawija, hortikultura, dan perkebunan untuk meningkatkan pangan dan pendapatan serta mengurangi risiko kegagalan panen. Sistem ini didukung oleh teknologi seperti penyiapan lahan, pengelolaan air, pemupukan, pemberian mulsa, varietas unggul, pola tanaman, dan kalender tan
Dokumen tersebut membahas berbagai topik terkait media tanam dan teknologi pertanian di Indonesia, seperti jenis-jenis tanah, pengolahan lahan, budidaya hidroponik, serta perbandingan budidaya tanah dan non-tanah. Secara keseluruhan, dokumen menunjukkan bahwa meski tanah merupakan media tanam utama di Indonesia, pengembangan teknologi pertanian non-tanah seperti hidroponik berpotensi meningkatkan produktivitas pertanian
Penggolongan teknik budidaya padi didasarkan pada sumber air, musim tanam, dan kedalaman air genangan. Budidaya padi umumnya meliputi pembibitan, pengolahan tanah, penanaman bibit, pemupukan, pemeliharaan, dan panen. Faktor lingkungan berpengaruh pada setiap tingkat pertumbuhan tanaman padi.
Dokumen tersebut merangkum tentang tebu sebagai komoditas strategis Indonesia. Ada beberapa tantangan seperti ketersediaan lahan, kualitas bibit, dan produktivitas petani yang masih rendah. Untuk mencapai swasembada gula, diperlukan peningkatan produktivitas melalui varietas unggul dan pupuk serta perluasan areal tanam.
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya tanaman jahe, mencakup jenis-jenis jahe, syarat tumbuh jahe, persyaratan bibit, teknik penanaman, pemeliharaan, dan panen jahe. Jahe dapat dibedakan menjadi tiga varietas berdasarkan ukuran dan warna rimpangnya, yaitu jahe merah, jahe putih besar, dan jahe putih kecil. Tanaman jahe tumbuh baik pada iklim tropis, ketinggian 0-
Dokumen ini membahas tentang budidaya padi di lahan pasang surut, mulai dari sejarah padi pasang surut, pengolahan lahan, pemberian bahan organik, persemaian, penanaman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, panen, hingga penutup yang menegaskan pentingnya pengelolaan tanah dan air untuk keberhasilan budidaya padi di lahan pasang surut.
Dokumen tersebut membahas tentang inovasi pemanfaatan lahan pekarangan rumah untuk meningkatkan ketahanan pangan. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa pekarangan rumah dapat dimanfaatkan sebagai kebun mini untuk menanam berbagai tanaman pangan dan buah-buahan guna memenuhi kebutuhan gizi keluarga. Dokumen juga menyarankan pemanfaatan pekarangan secara kolektif di lingkungan permukiman untuk membent
Tanaman rosella dapat dibudidayakan untuk diambil buah dan seratnya. Buahnya memiliki banyak manfaat kesehatan dan dapat diolah menjadi sirup, sedangkan seratnya berkualitas dan berpotensi diolah menjadi pulp dan karung. Teknik budidaya meliputi persiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemupukan, panen, dan pengolahan serat.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang teknik budidaya tanaman nilam, mulai dari persyaratan ekologi, persiapan lahan dan benih, teknik penanaman, hingga pemeliharaan tanaman. Teknik budidaya nilam memerlukan kondisi yang sesuai seperti curah hujan 2000-2500 mm/tahun dan suhu 24-28°C, persiapan media semai dan lahan yang subur, serta pemeliharaan melalui penyiangan, pemupukan, dan pengendal
2. Tinggi muka air tanah di bawah
permukaaan tanah
• PP No. 57 Tahun 2016 : 40 cm atau kurang
• Permentan No. 5 Tahun 2018 : 50-70 cm
(rata-rata 60 cm).
• kriteria kesesuaian lahan (kelapa sawit): di
kisaran 50-60 cm.
• pada zona perakaran intensif tanaman: di
kedalaman antara 20 sampai 60 cm
3. DAMPAK agronomi
• Permukaan air tanah yang dangkal, kurang
dari 60 cm menghambat pertumbuhan dan
perkembangan tanaman melalui gangguan
cekaman genangan, kondisi anaerobik pada
zona perakaran.
– MORFOLOGI AKAR
– FISIOLOGI AKAR
– Pertumbuhan tajuk dan organ reproduktif
4. MORFOLOGI PERAKARAN
• akar dangkal dan volume perakaran
terbatas rawan terhadap cekaman
kekeringan, terbatasnya jangkauan
penyerapan air dan hara
struktur tanah gambut yang longgar,
berkurang kemampuan akar menyanggga tegak
berdirinya pohon kelapa sawit, sehingga tumbuh
miring atau tumbang pada umur yang lebih dini.
5. FISIOLOGI PERAKARAN
• Kondisi anaerobik di zona perakaran
menghambat respirasi akar guna
menyediakan energi bagi pertumbuhan akar dan
penyerapan unsur hara secara aktif,
mengurangi ketersediaan hara : proses
denitrifikasi dan pencucian hara
menimbulkan kahat (defisiensi) hara tanaman
terutama N, K dan Mg.
6. Pertumbuhan tajuk dan organ
reproduktif
• Kondisi morfologi dan fisiologi sebagaimana
tersebut di atas menyebabkan pertumbuhan
yang terhambat pula. =:
@sejak tanam atau pada tanaman
muda:pertumbuhan lambat dan tidak seragam,
masa tanaman belum menghasilkan (TBM)
menjadi lebih lama, berarti tertundanya
pencapaian masa tanaman menghasilkan
7. • Pada tanaman dewasa pada masa TM,
perakaran tanaman bisa rusak,
Ukuran tajuk yang besar untuk transpirasi
tidak diimbangi oleh kemampuan akar menyerap air
dalam jangka melambatnya pembentukan
pelepah baru, terkulai (sengkleh) dan kemudian
mati lebih awal
ukuran tajuk mengecil, berarti daya dukung
terhadap produksi buah semakin berkurang.
8. Pengaruh terhadap organ reproduktif
(dampak resultante)
• bunga jantan yang melebihi bunga bunga
betina (bakal buah) jumlah tandan
• Ukuran tajuk yang mengecil dan kahat hara
ukuran atau bobot tandan rata-rata
• buah matang lebih awal, belum mencapai
masak fisiologis (kriteria panen), dengan kadar
minyak rendah
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20. BUDIDAYA TANAMAN LAHAN
GAMBUT
• Teknik budidaya berkelanjutan
Aspek sosial, ekonomi dan lingkungan “for
people, profit and planet”
• Berbagai jenis tanaman ; sistem
perakaran tanaman yang sesuai
dalam vs dangkal
21. Alternatif jenis tanaman
• Dua ciri utama tanaman yang sesuai
perakaran yang dangkal (kurang dari 30 cm)
tajuk yang ringan.
jahe dan
• jagung, kedelai, ubi kayu, talas,
semangka, nenas, lidah buaya,
lada perdu.
22. Kunci teknik agronomi
• Buka lahan dan peyiapan areal tanam “tanpa
bakar”
• Intensif, lahan marjinal, kesuburan rendah
• Tata air: parit drainase dan tinggi muka air tanah
• Ameliorasi. Perbaikan pH tanah dg kapur atau
dolomit
• Guludan
• Pemupukan yang tepat
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31. Analisis usaha jahe 1 ha
• Bibit 1250 kg x 40.0000 = Rp. 50.000.0000
Naungan jk paranet 34 gulung 3 x100m
Pupuk NPK Mutiara 10 krg
Pupuk kandang 100 krg
Abu
Pestisida(fungisida & inseksida) dan Tenaga kerja
Total investasi kurang lebih Rp. 100 jt.per ha
• Hasil
1 ha = 50 ribu rumpun
Jika per rumpun rata2 = 700 mg, berarti bobot
basah mencapai: 35 ton
Sekarang harga bisa mencapai Rp. 35 000 per kg
dan harga terendah Rp. 20 000, per kg.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38. Penutup
• Kunci : teknik budidaya pengelolaan
tanaman berkelanjutan:
Buka lahan dan peyiapan areal tanam “tanpa
bakar”
Tata air: parit drainase dan tinggi muka air
tanah
Guludan
Pemilihan jenis tanaman yang tepat.
Ameliorasi, perbaikan pH tanah dengan
kapur atau dolomit atau abu
39. Penutup (lanjutan)
Pemeliharaan Intensif, lahan marjinal,
kesuburan rendah dengan pemupukan 4
tepat
cegah genangan
pengendalian hama, penyakit dan gulma
secara ramah lingkungan.