Dokumen tersebut merangkum tentang tebu sebagai komoditas strategis Indonesia. Ada beberapa tantangan seperti ketersediaan lahan, kualitas bibit, dan produktivitas petani yang masih rendah. Untuk mencapai swasembada gula, diperlukan peningkatan produktivitas melalui varietas unggul dan pupuk serta perluasan areal tanam.
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
ย
tugas tbt teh tembakau DAFFA.docx
1. NAMA : DAFFA RIFKI ZUANDA HARAHAP
NPM : 71190713087
PRODI : AGROTEKNOLOGI โ B
MATKUL : TBT TEH,TEMBAKAU TEBU
DOSEN : Dr. Ir. RAHMAD SETIA BUDI, MSc.
โRANGKUMAN DAN PELUANG โ PELUANG
DAN PERMASALAHAN
TANAMAN TEBUโ
MASALAH DAN TANTANGAN
โข Tata Ruang dan alih fungsi lahan
โข Deforestrasi, ketimpangan pemilikan lahan
โข Krisis sumberdaya air dan lahan
โข Inflasi dan Fluktuasi harga pangan
โข Intensifikasi lemah
โข Marjin harga yang tinggi
โข Keuntungan dan Nilai tambah rendah
โข Persaingan bisnis tidak sehat
โข Kualitas SDM pertanian terbatas
โข Kelembagaan petani belum optimal, dll.
PERSPEKTIF SISTEM PERTANIAN- BIOINDUSTRI TERPADU BERLANDASKAN
PARADIGMA BIOKULTURA
A.Pertanian dan Ekosistem
B.Prinsip dan Interaksi Hayati dalam menjaga Keberlanjutan Produktivitas Sistem Pertanian
2. C.Sistem Pertanian-Bioindustri Berkelanjutan (Sustainable Agriculture-Bioindustry System)
D.Sistem Pertanian Intensif Terpadu dengan Paradigma Biokultura
E.Pertanian - Bioindustri Terpadu.
F. Prasyarat dan Peta Jalan menuju Pertanian - Bioindustri Terpadu berlandaskan paradigma
Biokultura.
Industri gula adalah salah satu industri bidang pertanian yang secara nyata memerlukan
keterpaduan antara agribisnis dan agroindustri. Indonesia semula terkenal sebagai negara
pengekspor gula yang cukup besar dan diperhitungkan di dunia, tetapi saat ini justru berubah
menjadi negara pengimpor gula dalam jumlah cukup besar.
Sumber โ sumber Gula
Sukrosa Gula yang kita kenal berasal dari hasil ekstraksi tanaman. Dua tanaman gula yang paling
penting adalah tebu (Saccharum spp.) dan bit (Beta vulgaris), dengan kadar gula bisa mencapai
12% - 20% dari berat kering tanaman. Beberapa tanaman gula komersial lainnya termasuk kurma
(Phoenix dactylifera), dan sorgum (Sorghum vulgare).
Tanaman tebu tergolong tanaman perdu dengan nama latin Saccharum officinarum. Di daerah
Jawa Barat disebut Tiwu, di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur disebut Tebu atau Rosan.
Sistematika tanaman tebu adalah:
Divisi: Spermatophyta
Subdivisi: Angiospermae
Kelas: Monocotyledone
Ordo: Graminales
Famili: Graminae
Genus: Saccharum
Species: Saccarum officinarum Linn. (1753)
Secara morfologi batang tebu dibagi menjadi 2 bagian yaitu node dan internode. Bagian node
terdiri dari lingkaran tumbuh (growth ring), bagian akar (root band), bagian daun (leaf scar),
sedangkan bagian internode terletak di antara node berjumlah 20-30 ruas.
VARIETAS UNGGUL TEBU
Kontribusi varietas tebu terhadap peningkatan produktivitas gula cukup nyata, mengingat
produksi tanaman merupakan hasil kerjasama antara sifat genetis (varietas) dengan faktor
3. lingkungannya. Keunggulan suatu varietas tidak bersifat mutlak atau terus menerus, tetapi dalam
kurun waktu tertentu akan mengalami penurunan (degradasi). Oleh karena itu penggantian
varietas unggul baru merupakan langkah strategis dalam mengatasi permasalahan produktivitas.
Peluang tebu memang menjadi bisnis yang menjanjikan. Hal ini karena permintaan gula di
tengah masyarakat kian tinggi tentunya berimbas akan permintaaan tebu yang kian meningkat.
Kebutuhan bahan tebu di tengah masyarakat memang bisa dibilang sangat tinggi. Sehingga
budidaya tebu ini menjadi celah bisnis yang menjanjikan. Mungkin Anda tertarik untuk
menjalankan bisnis budidaya tebu ini! Jika Anda tertarik dengan bisnis budidaya tebu ini Anda
bisa memilih bisnis ini. Dimana budidaya tebu ini memang biasa dibilang tidak sulit. Yangmana
budidaya tebu ini dapat Anda lakukan dengan mudah. Jika Anda memilih lahan kosong tentunya
bisa dimanfaatkan untuk menjalankan bisnis budidaya tebu ini. Dalam pembudidayaan tebu ini
tidak membutuhkan perawatan khusus sehingga tanaman ini sangat mudah di budidayakan.
Tebu merupakan salah satu komoditas strategis utama yang telah ditetapkan pemerintah untuk
dijadikan produk swasembada. Swasembada merupakan tantangan vs besar karena masih ada
permasalahan usaha tani di hulu mau pun permasalahan industri di hilir, di samping masalah
administrasi birokrasi yang belum mendukung.
Masalah lainnya adalah ketersediaan lahan, kualitas bibit tebu unggul, dan manajemen usaha tani
tebu yang masih belum dapat dipenuhi oleh petani. Hal ini berkontribusi pada rendahnya
produktivitas dan kualitas rendemen gula yang berdampak pada tingginya biaya produksi.
Selain itu, di tingkat produksi persoalan teknik budidaya belum banyak berubah. Ini
mengindikasikan rendahnya kinerja produksi tebu di Indonesia. Pada umumnya petani enggan
menerapkan inovasi teknologi sesuai anjuran karena penetapan rendemen yang sama, baik pada
tebu dengan input tinggi maupun input rendah
Secara garis besar, permasalahan utama gula adalah:
(a) terpisahnya manajemen usaha tani dengan manajemen pengolahan tebu, terlebih pengelolaan
usaha tani oleh petani yang beragam dan tempatnya terpencar-pencar menyebabkan produktivitas
tanaman yang berupa tebu dan rendemen gula relatif rendah;
(b) kapasitas giling yang rendah dan mesin yang sudah berumur tua, berakibat pada rendemen
yang sulit untuk ditingkatkan.
Tingkat produktivitas tebu dan rendemen gula nasional masih rendah karena rendahnya
penerapan teknologi budidaya. Satu hal yang paling menonjol adalah kepras (ratooning) lebih
dari tiga kali, bahkan lebih dari 6 kali tanpa disertai kultur teknis memadai masih dilakukan,
terutama pada areal tebu rakyat.
Untuk mencapai sasaran produksi tersebut, pelaksanaan swasembada gula nasional ditempuh
melalui langkah strategis, yaitu:
4. (a) peningkatan produktivitas dengan langkah operasionalnya mencakup penataan varietas,
penyediaan bibit unggul, percepatan bongkar ratoon, penggunaan pupuk organik, dan bantuan
pengairan;
(b) perluasan areal dengan langkah operasional penyediaan bibit (kultur jaraingan/berjenjang),
perluasan areal tanam, bantuan traktor, dan koordinasi dengan instansi terkait.