2. KESULITAN
BELAJARkondisi dimana anak dengan kemampuan intelegensi rata-rata atau di atas
rata-rata, namun memiliki ketidakmampuan atau kegagalan dalam belajar yang
berkaitan dengan hambatan dalam proses persepsi, konseptualisasi, berbahasa,
memori, serta pemusatan perhatian, penguasaan diri, dan fungsi integrasi
sensorik motorik.
(Clement, dalam Weiner, 2003).
6. SEBAB YANG BERSIFAT FISIK
Karena sakit
Karena kurang sehat
Sebab karena cacat tubuh
7. SEBAB–SEBAB KESULITAN
BELAJAR KARENA ROHANI
Intelegensi
Bakat
Minat
Motivasi
Faktor kesehatan mental
Tipe-tipe khusus seorang pelajar (visual, motoris, dan
campuran)
10. Yaitu faktor-faktor seperti cara mendidik anak oleh orang tua mereka di rumah.
Anak-anak yang tidak mendapatkan perhatian yang cukup tentunya akan berbeda
dengan anak-anak yang cukup mendapatkan perhatian, atau anak yang terlalu
diberikan perhatian. Selain itu juga bagimana hubungan orang tua dengan anak,
apakah harmonis, atau jarang bertemu, atau bahkan terpisah.
SOCIAL
12. JENIS-JENIS
KESULITAN BELAJAR
Dilihat dari jenis kesulitan belajar
Dilihat dari bidang studi yang dipelajari
Dilihat dari sifat kesulitannya
Dilihat dari segi factor penyebabnya
13. LEARNING
DISABILITY
Diantara faktor-faktor yang dapat dipandang sebagai faktor
khusus ini ialah sindrom psikologis berupa learning disability
(ketidakmampuan belajar). Sindrom (syndrome) yang berarti
satuan gejala yang muncul sebagai indikator adanya
keabnormalan psikis (Reber,1998) yang menimbulkan
kesulitan belajar
14. faktor
khusus
Disleksia (dyslexia), yakni ketidakmampuan membaca.
Disgrafia (dysgraphia), yakni ketidakmampuan belajar menulis.
Diskalkulia (dyscalculia), yakni ketidakmampuan belajar matematika.
15. Underachiever
Rimm (dalam Del Siegle & McCoah,2008) menyatakan ketika siswa tidak
menampilkan potensinya, maka ia termasuk underachiever. Semiawan (1997: 209)
menyebutkan ”underachievement adalah kinerja yang secara signifikan berada di
bawah potensinya”. Makmun (2001: 274) juga mengungkapkan bahwa yang
dimaksud ”underachiever adalah mereka yang prestasinya ternyata lebih rendah
dari apa yang diperkirakan berdasar hasil tes kemampuan belajarnya”.
16. 1) Ciri-ciri underachiever:
a) Prestasi tidak konsisten: kadang bagus, kadang tidak.
b) Tidak menyelesaikan pekerjaan rumah (PR).
c) Rendah diri.
d) Takut gagal (atau sukses).
e) Takut menghadapi ulangan.
f) Tidak punya inisiatif.
g) Malas, bahkan depresi.
2) Penyebab underachiever :
Penyebab underachiever, Butler-Por (dalam
oxfordbrooks.ac.uk,2006) menyatakan bahwa underachievement
bukan disebabkan karena ketidakmampuan untuk melakukan
suatu dengan lebih baik,tetapi karena pilihan-pilihan yang
dilakukan dengan sadar atau tidak sadar.
17. Slow
leaner
“Slow learning adalah anak dengan tingkat
penguasaan materi yang rendah, padahal materi
tersebut merupakan prasyarat bagi kelanjutan di
pelajaran selanjutnya, sehingga mereka sering
harus mengulang”.
“Slow learning yaitu suatu istilah nonteknis yang
dengan berbagai cara dikenakan pada anak-anak
yang sedikit terbelakang secara mental, atau
yang berkembang lebih lambat daripada
kecepatan normal”.
-Chaplin,( 2005 : 468)
-Burton, (dalam Sudrajat;2008)
18. DIAGNOSIS KESULITAN
BELAJAR
Diagnosis adalah keputusan atau penentu mengenai hasil dari pengolahan data
tentang siswa yang mengalami kesulitan belajar dan jenis kesulitan yang dialami
siswa. Sebelum menetakan alternatif pemecahan masalah kesulitan belajar siswa,
guru sangat dianjurkan untuk terlebih dahulu melakukan identifikasi (upaya
mengenali gejala dengan cermat) terhadap fenomena yang menunjukkan
kemungkinan adanya kesulitan belajar yang melanda siswa tersebut. Upaya seperti
ini disebut diagnosis yang bertujuan menetapkan “jenis penyakit” yakni jenis
kesulitan belajar siswa.
19. ANALISIS HASIL DIAGNOSIS
KESULITAN BELAJAR
Data dan informasi yang diperoleh guru melalui diagnostik
kesulitan belajar tadi perlu dianalisis sedemikian rupa,
sehingga jenis kesulitan khusus yang dialami siswa yang
berprestasi rendah itu dapat diketahui secara pasti.
20. Kesimpulan
Dalam analisis kesulitan pembelajaran dapat dilalui dengan identifikasi kesulitan belajar, mengadakan
diagnosis kesulitan belajar, melakukan bimbingan dan konseling belajar, dan kemudian menetapkan model
pembelajaran serta mengatasi kesulitan belajar.
Pada dasarnya semua anak memiliki kemampuan, walaupun mungkin saja kemampuan yang dimiliki
berbeda satu dengan yang lainnya. pada tingkat pendidikan dasar berbagai kemampuan tersebut masih
memiliki relasi yang kuat, membaca, menulis, serta berhitung. Masalah yang mungkin ada pada pada salah satu
kemampuan tersebut dapat menggangu kemampuan yang lain.
Dengan demikian apa yang kita sering lakukan baik sebagai seorang orang tua, ataupun seorang guru
dengan mengatakan seorang anak yang mendapatkan nilai yang rendah merupakan anak yang bodoh dan gagal
perlu menjadi perhatian kita. Karena sebagaimana kita ketahui bahwa mungkin saja anak hanya mengalami
gangguan pada salah satu kemampuan tadi, dan ia tidak tahu bagaimana mengatasi masalah tersebut.