1. Newsmail Jiwa Sehat
APRIL 2009
1
PEMILU 2009
Calon Wakil Rakyat
yang Akan Memperjuangkan
Undang-Undang Kesehatan Jiwa
Telah Terpilih
Pemilu Legislatif telah usai, dan Nova
Riyanti Yusuf – yang punya inisial Noriyu
-- boleh berbangga hati, karena ia terpilih
untuk dapat duduk di kursi DPR RI. Nova
adalah calon dengan nomor urut 2 dari
Partai Demokrat untuk daerah pemilihan
II (Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan
luar negeri). Perolehan suaranya di TPS
088 Pondok Indah jauh melampaui caleg-
caleg lainnya. Wanita yang juga
berprofesi sebagai seorang sastrawan ini,
juga menang di luar negeri. Jalannya
mulus untuk duduk sebagai wakil rakyat.
Bagi Jiwa Sehat, Nova adalah calon
istimewa, sebab hanya dia yang
mendengungkan program Undang-
Undang Kesehatan Jiwa dalam kampanyenya. Nova adalah seorang calon
psikiater. Ia kuliah di Bagian Psikiatri FKUI sejak tahun 2004 dan
berencana akan menyelesaikan studinya pada bulan Oktober tahun ini.
Lalu mengapa ia mengkampanyekan Undang-Undang Kesehatan Jiwa
sementara caleg-caleg lain tidak tertarik dengan hal itu?
Dalam blognya (http://noriyu.wordpress.com/), Nova menulis:
Proses globalisasi dan pesatnya kemajuan teknologi informasi memberi
dampak terhadap nilai-nilai sosial dan budaya masyarakat. Sementara
tidak semua orang mempunyai kemampuan yang sama untuk
menyesuaikan dengan berbagai perubahan tersebut. Akibatnya,
gangguan jiwa saat ini telah menjadi masalah kesehatan global.
Nova Riyanti Yusuf
2. Newsmail Jiwa Sehat
APRIL 2009
2
Sayangnya, banyak orang yang tidak menyadari jika mereka mungkin
mengalami masalah kesehatan jiwa, karena masalah kesehatan jiwa
bukan hanya gangguan jiwa berat saja. Justru gejala seperti depresi dan
cemas kurang dikenali masyarakat sebagai masalah kesehatan jiwa.
Inilah yang terjadi di ibukota Jakarta. Kondisi kesehatan jiwa warga
Jakarta saat ini makin memprihatinkan. Menurut data yang ada, dari 8
juta penduduk, 2 juta di antaranya atau satu dari empat menderita
gangguan jiwa ringan berjenis neurotik atau gangguan kecemasan.
Gangguan bisa mengurangi produktivitas sumber daya manusia kita.
Masalah kesehatan jiwa sangat mempengaruhi produktivitas dan kualitas
kesehatan perorangan maupun masyarakat yang tidak mungkin
ditanggulangi oleh sektor kesehatan saja. Mutu SDM tidak dapat
diperbaiki hanya dengan pemberian gizi seimbang namun juga perlu
memperhatikan tiga aspek dasar yaitu fisik/jasmani (organo biologis),
mental-emosional/jiwa (psikoedukatif), dan sosial-budaya/lingkungan
(sosiokultural).
Dengan demikian, sesuai dengan kapasitas dan kapabilitas saya sebagai
seorang psikiater, saya memiliki perhatian yang besar terhadap
persoalan kesehatan jiwa. Saya memiliki keteguhan hati untuk
memberikan warna baru di Komisi IX DPR RI.
Nova menyatakan terharu pada orang-orang dari Departemen Psikiatri
FKUI dan sejumlah lembaga lain yang habis-habisan memperjuangkan
Undang-Undang Kesehatan Jiwa. Namun kerja tersebut gigih namun sia-
sia. Hingga saat ini DPR maupun Pemerintah tidak pernah berniat untuk
membuat undang-undang itu. Walaupun DPR telah membuat Rancangan
Undang-Undang (RUU) Kesehatan yang baru, namun kesehatan jiwa
masih mendapatkan porsi yang tidak memadai. Bahkan menurut salah
satu sumber dari Departemen Psikiatri FKUI, mereka sewaktu rapat
dengan Komisi IX pada tahun 2006 sebenarnya mengajukan 7 pasal,
namun yang masuk dalam RUU hanya 4 pasal. Undang-undang
kesehatan yang umum tidak akan mampu menampung persoalan
kesehatan jiwa yang terbukti lintas sektoral, karena itu diperlukan
undang-undang kesehatan jiwa.
Nova mengatakan bahwa ia mencanangkan program Undang-Undang
Kesehatan Jiwa karena ia amat commit dengan profesinya, walaupun
program undang-undang tersebut tidak umum di antara para caleg. “Dua
poin yang saya sampaikan (memperjuangkan UU Kesehatan Jiwa dan
3. Newsmail Jiwa Sehat
APRIL 2009
3
memajukan program pro-rakyat seperti Jamkesmas ... ) bukan
menunjukkan keterjebakan saya dalam profesi saya di dunia medis
semata. Justru saya ingin menunjukkan bahwa perjuangan saya sangat
spesifik dan profesional.”
Sayangnya apa yang diperjuangkan oleh Nova tidak tersosialisasi dengan
baik. Kami mengetahui bahwa ada caleg yang memperjuangkan Undang-
Undang Kesehatan Jiwa pada saat-saat akhir masa kampanye yang baru
lalu. Padahal seandainya ia menggaungkan hal itu dengan lebih lantang
akan lebih banyak yang memilihnya. Ingat kebanyakan anggota Jiwa
Sehat berada di Jakarta Selatan, daerah pemilihan Nova, di sekitar
Puskesmas Tebet. Jumlah untuk penderita skizofrenia saja yang berobat
di Puskesmas itu ada kurang lebih 100 orang. Dan itu belum termasuk
yang menderita gangguan mental emosional non-psikotik. Belum lagi
ditambah keluarganya. Dapat dibayangkan suara yang ditangguk Nova
jika ia ”berteriak lebih keras” lagi.
Bagaimanapun, kita ucapkan selamat pada Nova atas lolosnya dia ke
DPR RI. Dan akhirnya, kita memang boleh bergembira dan menaruh
seribu harapan dengan terpilihnya Nova. Namun kita tidak boleh lupa
bahwa semuanya takkan terwujud dengan baik jika tidak ada kerja keras
dan kerjasama yang baik. Jadi, mari kita bergandengan tangan untuk
menuju Indonesia tercinta yang sehat jiwa. Tak akan ada yang dapat
terwujud kecuali jika kita bersatu dan melangkah bersama. Acungkan
jempol untuk Nova dan bersiaplah untuk bekerja lagi.
(Dari noriyu.wordpress.com dan www.novariyantiyusuf.com)
[Lili Suwardi]
4. Newsmail Jiwa Sehat
APRIL 2009
4
PUSTAKA & SINEMA
The Soloist, Buku dan Film Baru
tentang Orang dengan Skizofrenia
Buku The Soloist yang ditulis oleh Steve Lopez merupakan kisah nyata
tentang gangguan jiwa, tuna wisma, musik, dan persahabatan. Isinya
adalah kisah tentang Nathaniel Ayers, lelaki kulit hitam penderita
skizofrenia yang punya bakat musik luar biasa, selama mendapat
beasiswa penuh dari Julliard School of Music. Ia menjadi seorang yang
tak berumah, tinggal di jalanan di kota Los Angeles, memainkan karya
Beethoven di sudut jalan dengan biola berdawai dua.
Nathaniel Ayers yang diperankan oleh Jamie Foxx (kiri)
sedang memainkan cello-nya dengan disaksikan oleh Steve
Lopez (kanan), wartawan yang diperankan oleh Robert
Downey, Jr. The Soloist akan ditayangkan di Amerika Serikat
mulai tanggal 24 April 2009.
5. Newsmail Jiwa Sehat
APRIL 2009
5
Ayers menarik perhatian seorang kolumnis Los Angeles Times yang
bernama Steve Lopez, yang kemudian menjadi sahabatnya dan mulai
menulis serangkaian tulisan tentangnya pada tahun 2005.
Pada tahun 2006, Lopez memenangkan NAMI Outstanding Media Award
atas jasa advokasinya melalui kisah Ayers, yang menuntun pada
pembuatan buku dan persetujuan untuk pembuatan film. Persahabatan
Lopez menghubungkan kembali Ayers ke dunia yang lebih luas. Untuk
pertama kalinya dalam satu dasawarsa, Ayers menjadi pemain dalam
sebuah simfoni dan pertandingan baseball. Ia pindah ke Lamp Village,
sebuah program perawatan “rumah perdana” untuk tuna wisma yang
menderita gangguan jiwa.
Jamie Foxx memerankan Ayers. Robert Downey, Jr. berperan sebagai
Lopez. Sang sutradara, Joe Wright, memutuskan untuk membuat film ini
dengan orang-orang asli penghuni jalanan. Komentarnya, “Jika film ini
berhasil menarik perhatian publik tentang gangguan jiwa dan
ketunawismaan, dan menanamkan kesan ‘wajah manusiawi’ terhadap
orang-orang yang hidup di jalanan, film ini akan menguntungkan
kampanye antistigma.”
Lopez berkata, “Saya mencoba untuk menolong Nathaniel. tapi kemudian
saya mempelajari bahwa hal itu merupakan hubungan dua arah antar
manusia,” kata Lopez dalam wawancara dalam rangka tour promosi
bukunya. “Walaupun Anda memberi banyak, Anda mendapat imbalan
batiniah yang besar. Saya tak punya kawan yang menelepon setiap pagi
dan menanyakan bagaimana kabar anak-anak saya. Ia bersemangat
dalam menjalani kehidupan dan senang berbagi waktu bersama. Saya
harap orang-orang dapat terinspirasi oleh hal itu – kekuatan hubungan
antar manusia dan akhirnya menemukan sesuatu yang bermakna dalam
hubungan kasih antar sesama.”
Dalam kehidupan nyata dan dalam buku, Stella March, koordinator
NAMI Stigma Buster memainkan peranan yang sangat penting dalam
mengedukasi Lopez tentang realitas gangguan jiwa. Itu membuat Lopez
menerima Ayers sebagaimana adanya
Ayers berkata , “Aku ingin bermain musik. Aku tak tahu apakah akan
kembali ke masa yang silam, tapi aku ingin bermain musik. Aku tak ingin
konsernya berakhir begitu saja.”
6. Newsmail Jiwa Sehat
APRIL 2009
6
Semoga makin banyak gelandangan psikotik yang seberuntung Ayers.
Tertolong di saat tak beruntung.
(http://www.soloistmovie.com/)
[Lili Suwardi]