Dokumen ini merangkum percobaan pembuatan garam kompleks tetraamin tembaga(II) sulfat dari reaksi antara CuSO4.5H2O dan NH3. Prosesnya melibatkan pembentukan endapan berwarna ungu setelah ditambah etanol dan didiamkan, yang kemudian disaring dan dikeringkan untuk menghasilkan kristal berwarna biru keunguan dengan rendemen 53%. Sifat-sifat kristal tersebut juga diuji dengan melarutkannya
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Amonium Sulfat SMK-SMAK Bogor
Pembuatan Tetraamintem baga(II) Sulfat
1. PERCOBAAN 5
PEMBUATAN TETRAAMINTEMBAGA(II) SULFAT
Kelompok 8
Nama Anggota :
Siti Holifah (4311413004)
TazqiaTunnisa (4311413008)
Maryanti Dharma Dinata (4311413017)
Anis Widayani (4311413020)
FarichaTunjungsari (4311413024)
2. Data Pengamatan
Warna larutan mula-mula
CuSO4 = berwarna biru muda
NH4 = larutan tidak berwarna
Perubahan yang terjadi ketika kedua larutan
direaksikan adalah menghasilkan warna biru tua.
Perubahan yang terjadi setelah ditambah dengan
alkohol adalah terdapat dua lapisan , lapisan atas biru
tua bening, lapisan bawah berwarna biru tua pekat.
Perubahan yang terjadi setelah penyaringan adalah
menghasilkan Kristal berwarna biru tua.
3. Perubahan yang terjadi setelah dilarutkan dalam:
sedikit air adalah warna biru tua yang berasal dari
Kristal sedikit memudar. Sedangkan air berlebih adalah
warna larutan menjadi biru muda.
Perubahan yang terjadi setelah dipanaskan adalah
tercium bau gas NH3 , warna kertas lakmus biru
menjadi berwarna merah sedangkan lakmus biru tetap
berwarna biru.
Reaksi yang terjadi adalah:
CuSO4.5H2O(s)+H2O(l) Cu(H2O)6 2+ (aq) + SO4
2−
(aq)
Cu(H2O)6 SO4(aq) + 4NH3(qa) Cu(NH3)4SO4(s) +6H2O(l)
4. Massa awal CuSO4.5H2O = 2,5027 gram
Massa tetraamintembaga(II)sulfat = 1,3291 gram
mol =
gram
Mr
=
2,5027
245,5
= 0,0100 mol
CuSO4.5H2O [Cu(H2O)4]SO4 + 2H2O
0,0100 mol 0,0100 mol
Massa tetraamin teoritis = mol x Mr
= 0,0100 x 227,5
= 2,275 gram
6. F. Pembahasan
Percobaan ini adalah mengenai pembuatan garam kompleks. Garam
merupakan hasil reaksi antara asam dan basa, prosesnya disebut netralisasi dimana
sejumlah asam dan basa murni yang ekivalen dicampur dan larutannya diuapkan
sehingga akan tertinggal suatu kristal yang tidak memiliki ciri-ciri khas suatu asam atau
basa
Mula-mula 2,5 gram CuSO4.5H2O direaksikan dengan 5 ml aquades,
kemudian menambahkan 12,5 ml NH3 96% dan mengaduknya hingga homogen.
Larutan CuSO4.5H2O mula-mula berwarna biru, kemudian ketika direaksikan larutan
berubah warna menjadi biru tua. Ammonia pekat bertindak sebagai ligan yang akan
menggantikan ligan pergi (H2O). Ligan NH3 lebih kuat dari pada H2O sehingga akan
lebih mudah bagi NH3 untuk menggantikan H2O Reaksi yang terjadi adalah :
CuSO4.5H2O+ 4NH3 →Cu(NH3)4SO4 + 5H2O
7. Menambahakan etil alkohol pada larutan, melalui dinding
gelas beaker sehingga larutan tertutupi oleh etil alkohol.
Penambahan etanol bertujuan untuk mengikat molekul air
yang terdapat dalam larutan yang mungkin dapat
menggangu proses pengendapan. Menutup larutan dengan
kaca arloji untuk menghindari kontak dengan udara, lalu
mendiamkan selama kurang lebih dua malam, untuk
proses pembentukan kristal. Larutan jangan sampai
mengalami goncangan karena dapat mempengaruhi proses
pengendapan.
Kompleks Cu membutuhkan waktu yang lama untuk
penggantian ligan-ligannya. Senyawa kompleks yang
membutuhkan waktu yang lama dalam penggantian ligan-
ligannya disebut senyawa kompleks lembam
8. Larutan yang dihasilkan berwarna ungu dengan adanya endapan.
Endapan yang terbentuk disaring dengan kertas saring. Kemudian mencuci
dengan campuran ammonia pekat : etil alkohol (1:1) yang bertujuan untuk
menghilangkan pengotor dan kontaminan yang terdapat dalam endapan karena
molekul pelarut ammonia akan menarik molekul-molekul ammonia sisa yang
mungkin tidak bereaksi, sedangkan etil alkohol akan menarik molekul etil
alkohol yang sebelumnya ditambahkan.
Endapan dikeringkan didalam oven agar terbebas dari filtratnya,lalu
menimbang berat setelah pengeringan, dan diperoleh berat sebesar 1,3291
gram.
Kristal yang dihasilkan berwarna ungu yang merupakan Kristal dari garam
kompleks tetraamin tembaga (II) sulfat. Rendemen Kristal yang terbentuk
dihitung,Rendemen yang dihasilkan adalah 53%.
9. Sifat-sifat garam kompleks tetraamin tembaga (II) sulfat
Percobaan terakhir adalah mengenai sifat-sifat garam
kompleks tetraamintembaga (II) sulfat. Untuk mebandingkan sifat
yang ada pada garam kompleks tetraamin tembaga (II) sulfat
dengan melakukan, melarutkan sedikit kristal hasil praktikum
dalam 2,5ml aquades menghasilkan larutan berwarna biru.
Sedangkan jika dilautkan dalam aquades yang berlebih (10ml H2O)
mengahsilkan larutan bewarna biru muda.
Larutan ini merupaka garam tunggal Cu(II) yang memiliki warna
biru baik dalam bentuk hidrat, padat maupun dalam larutan air,
warna ini khas untuk ion tetra akuokuprat(II)
10. Perlakuan selanjutnya adalah memanaskan sedikit kristal Cu(NH3)4SO4
dengan pembakar spiritus secara perlahan. Ketika dipanaskan, kristal
yang mula-mula berwarna biru tua berubah hitam.
Bukan hanya mengalami perubahan warna saja, namun saat
dipanaskan terdapat gas yang dibebasakan, gas tersebut adalah gas
NH3.
Warna coklat pada larutan garam kompleks disebabkan oleh
terbentuknya endapan hitam yang relative banyak. Endapan hitam
berasal dari cu(II) yang teroksidasi menjadi Cu(III) karena adanya
pemanasan dan membebaskan gas NH3 yang mudah dikenali dari
bau yang seperti telur busuk. Sehingga garam kompleks yang
dilarutkan dalam air dan tidak meembentuk ion-ionya namun
menjadi ion-ion kompleksnya.
11. Kesimpulan
Pembuatan kristal Cu(NH3)4SO4 dapat dilakukan
dengan mereaksikan logam tembaga dengan asam
sulfat pekat dan asam nitrat pekat serta dengan air,
proses pembuatan Cu(NH3)4SO4 diperlukan waktu
satu hari sampai terbentuknya kristal, kristal
Cu(NH3)4SO4 merupakan kristal yang berwarna biru
keunguan berbentuk gel yang lembut, massa kristal
Cu(NH3)4SO4 yang diperoleh dari percobaan ini
adalah sebesar 1,3291 gram dan rendemen dari
kristal Cu(NH3)4SO4 adalah sebesar 53 %.