SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
PERCOBAAN 5
PEMBUATAN TETRAAMINTEMBAGA(II) SULFAT
Kelompok 8
Nama Anggota :
Siti Holifah (4311413004)
TazqiaTunnisa (4311413008)
Maryanti Dharma Dinata (4311413017)
Anis Widayani (4311413020)
FarichaTunjungsari (4311413024)
Data Pengamatan
 Warna larutan mula-mula
CuSO4 = berwarna biru muda
NH4 = larutan tidak berwarna
 Perubahan yang terjadi ketika kedua larutan
direaksikan adalah menghasilkan warna biru tua.
 Perubahan yang terjadi setelah ditambah dengan
alkohol adalah terdapat dua lapisan , lapisan atas biru
tua bening, lapisan bawah berwarna biru tua pekat.
 Perubahan yang terjadi setelah penyaringan adalah
menghasilkan Kristal berwarna biru tua.
 Perubahan yang terjadi setelah dilarutkan dalam:
sedikit air adalah warna biru tua yang berasal dari
Kristal sedikit memudar. Sedangkan air berlebih adalah
warna larutan menjadi biru muda.
 Perubahan yang terjadi setelah dipanaskan adalah
tercium bau gas NH3 , warna kertas lakmus biru
menjadi berwarna merah sedangkan lakmus biru tetap
berwarna biru.
 Reaksi yang terjadi adalah:
CuSO4.5H2O(s)+H2O(l) Cu(H2O)6 2+ (aq) + SO4
2−
(aq)
Cu(H2O)6 SO4(aq) + 4NH3(qa) Cu(NH3)4SO4(s) +6H2O(l)
 Massa awal CuSO4.5H2O = 2,5027 gram
 Massa tetraamintembaga(II)sulfat = 1,3291 gram
mol =
gram
Mr
=
2,5027
245,5
= 0,0100 mol
 CuSO4.5H2O [Cu(H2O)4]SO4 + 2H2O
0,0100 mol 0,0100 mol
Massa tetraamin teoritis = mol x Mr
= 0,0100 x 227,5
= 2,275 gram
 Menghitung rendemen
𝑟𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 =
gram sesungguhnya
gram teoritis
x 100%
=
1,3291 gram
2,5027 gram
x 100%
= 53 %
F. Pembahasan
Percobaan ini adalah mengenai pembuatan garam kompleks. Garam
merupakan hasil reaksi antara asam dan basa, prosesnya disebut netralisasi dimana
sejumlah asam dan basa murni yang ekivalen dicampur dan larutannya diuapkan
sehingga akan tertinggal suatu kristal yang tidak memiliki ciri-ciri khas suatu asam atau
basa
Mula-mula 2,5 gram CuSO4.5H2O direaksikan dengan 5 ml aquades,
kemudian menambahkan 12,5 ml NH3 96% dan mengaduknya hingga homogen.
Larutan CuSO4.5H2O mula-mula berwarna biru, kemudian ketika direaksikan larutan
berubah warna menjadi biru tua. Ammonia pekat bertindak sebagai ligan yang akan
menggantikan ligan pergi (H2O). Ligan NH3 lebih kuat dari pada H2O sehingga akan
lebih mudah bagi NH3 untuk menggantikan H2O Reaksi yang terjadi adalah :
CuSO4.5H2O+ 4NH3 →Cu(NH3)4SO4 + 5H2O
 Menambahakan etil alkohol pada larutan, melalui dinding
gelas beaker sehingga larutan tertutupi oleh etil alkohol.
 Penambahan etanol bertujuan untuk mengikat molekul air
yang terdapat dalam larutan yang mungkin dapat
menggangu proses pengendapan. Menutup larutan dengan
kaca arloji untuk menghindari kontak dengan udara, lalu
mendiamkan selama kurang lebih dua malam, untuk
proses pembentukan kristal. Larutan jangan sampai
mengalami goncangan karena dapat mempengaruhi proses
pengendapan.
 Kompleks Cu membutuhkan waktu yang lama untuk
penggantian ligan-ligannya. Senyawa kompleks yang
membutuhkan waktu yang lama dalam penggantian ligan-
ligannya disebut senyawa kompleks lembam
Larutan yang dihasilkan berwarna ungu dengan adanya endapan.
Endapan yang terbentuk disaring dengan kertas saring. Kemudian mencuci
dengan campuran ammonia pekat : etil alkohol (1:1) yang bertujuan untuk
menghilangkan pengotor dan kontaminan yang terdapat dalam endapan karena
molekul pelarut ammonia akan menarik molekul-molekul ammonia sisa yang
mungkin tidak bereaksi, sedangkan etil alkohol akan menarik molekul etil
alkohol yang sebelumnya ditambahkan.
Endapan dikeringkan didalam oven agar terbebas dari filtratnya,lalu
menimbang berat setelah pengeringan, dan diperoleh berat sebesar 1,3291
gram.
Kristal yang dihasilkan berwarna ungu yang merupakan Kristal dari garam
kompleks tetraamin tembaga (II) sulfat. Rendemen Kristal yang terbentuk
dihitung,Rendemen yang dihasilkan adalah 53%.
 Sifat-sifat garam kompleks tetraamin tembaga (II) sulfat
 Percobaan terakhir adalah mengenai sifat-sifat garam
kompleks tetraamintembaga (II) sulfat. Untuk mebandingkan sifat
yang ada pada garam kompleks tetraamin tembaga (II) sulfat
dengan melakukan, melarutkan sedikit kristal hasil praktikum
dalam 2,5ml aquades menghasilkan larutan berwarna biru.
Sedangkan jika dilautkan dalam aquades yang berlebih (10ml H2O)
mengahsilkan larutan bewarna biru muda.
 Larutan ini merupaka garam tunggal Cu(II) yang memiliki warna
biru baik dalam bentuk hidrat, padat maupun dalam larutan air,
warna ini khas untuk ion tetra akuokuprat(II)
 Perlakuan selanjutnya adalah memanaskan sedikit kristal Cu(NH3)4SO4
dengan pembakar spiritus secara perlahan. Ketika dipanaskan, kristal
yang mula-mula berwarna biru tua berubah hitam.
 Bukan hanya mengalami perubahan warna saja, namun saat
dipanaskan terdapat gas yang dibebasakan, gas tersebut adalah gas
NH3.
 Warna coklat pada larutan garam kompleks disebabkan oleh
terbentuknya endapan hitam yang relative banyak. Endapan hitam
berasal dari cu(II) yang teroksidasi menjadi Cu(III) karena adanya
pemanasan dan membebaskan gas NH3 yang mudah dikenali dari
bau yang seperti telur busuk. Sehingga garam kompleks yang
dilarutkan dalam air dan tidak meembentuk ion-ionya namun
menjadi ion-ion kompleksnya.
Kesimpulan
 Pembuatan kristal Cu(NH3)4SO4 dapat dilakukan
dengan mereaksikan logam tembaga dengan asam
sulfat pekat dan asam nitrat pekat serta dengan air,
proses pembuatan Cu(NH3)4SO4 diperlukan waktu
satu hari sampai terbentuknya kristal, kristal
Cu(NH3)4SO4 merupakan kristal yang berwarna biru
keunguan berbentuk gel yang lembut, massa kristal
Cu(NH3)4SO4 yang diperoleh dari percobaan ini
adalah sebesar 1,3291 gram dan rendemen dari
kristal Cu(NH3)4SO4 adalah sebesar 53 %.

More Related Content

Similar to Pembuatan Tetraamintem baga(II) Sulfat

Penetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK BogorPenetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK BogorDeviPurnama
 
Laporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrLaporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrDila Adila
 
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...qlp
 
Kelompok 4 (gol asam)
Kelompok 4 (gol asam)Kelompok 4 (gol asam)
Kelompok 4 (gol asam)Eunfie
 
Penetapan kadar Besi II dalam Garam Tunjung (FeSO4.7H2O)
Penetapan kadar Besi II dalam Garam Tunjung (FeSO4.7H2O)Penetapan kadar Besi II dalam Garam Tunjung (FeSO4.7H2O)
Penetapan kadar Besi II dalam Garam Tunjung (FeSO4.7H2O)DeviPurnama
 
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinonlaporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinonqlp
 
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatidentifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatzakirafi
 
Prak 1 anfisko2
Prak 1 anfisko2 Prak 1 anfisko2
Prak 1 anfisko2 zakirafi
 
3. g7 bab 2 perubahan , larutan
3. g7   bab 2 perubahan , larutan3. g7   bab 2 perubahan , larutan
3. g7 bab 2 perubahan , larutanDIAH KOHLER
 
96837935 bundel-kalium-bikromat
96837935 bundel-kalium-bikromat96837935 bundel-kalium-bikromat
96837935 bundel-kalium-bikromatHaris Nurhidayat
 
PPT KELOMPOK 6 KESETIMBANGAN.pptx
PPT KELOMPOK 6 KESETIMBANGAN.pptxPPT KELOMPOK 6 KESETIMBANGAN.pptx
PPT KELOMPOK 6 KESETIMBANGAN.pptxDedeDwika
 
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)Quina Fathonah
 
Praktikum kimia sma kelas x (redoks I)
Praktikum kimia sma kelas x (redoks I)Praktikum kimia sma kelas x (redoks I)
Praktikum kimia sma kelas x (redoks I)Jeny Safitri
 
laporan praktikum analisis kation-10-3.pdf
laporan praktikum analisis kation-10-3.pdflaporan praktikum analisis kation-10-3.pdf
laporan praktikum analisis kation-10-3.pdfmrbajiyo
 
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Ammonium Sulfat
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Ammonium SulfatPenetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Ammonium Sulfat
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Ammonium SulfatRidwan Ajipradana
 
PENGENALAN BEBERAPA UNSUR
PENGENALAN BEBERAPA UNSURPENGENALAN BEBERAPA UNSUR
PENGENALAN BEBERAPA UNSURBudiAbut
 
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Amonium Sulfat SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Amonium Sulfat SMK-SMAK BogorPenetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Amonium Sulfat SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Amonium Sulfat SMK-SMAK BogorDeviPurnama
 

Similar to Pembuatan Tetraamintem baga(II) Sulfat (20)

Penetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK BogorPenetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK Bogor
 
Analisa anion
Analisa anion Analisa anion
Analisa anion
 
Laporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrLaporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam Mohr
 
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
 
Kelompok 4 (gol asam)
Kelompok 4 (gol asam)Kelompok 4 (gol asam)
Kelompok 4 (gol asam)
 
Penetapan kadar Besi II dalam Garam Tunjung (FeSO4.7H2O)
Penetapan kadar Besi II dalam Garam Tunjung (FeSO4.7H2O)Penetapan kadar Besi II dalam Garam Tunjung (FeSO4.7H2O)
Penetapan kadar Besi II dalam Garam Tunjung (FeSO4.7H2O)
 
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinonlaporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
 
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatidentifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
 
Prak 1 anfisko2
Prak 1 anfisko2 Prak 1 anfisko2
Prak 1 anfisko2
 
3. g7 bab 2 perubahan , larutan
3. g7   bab 2 perubahan , larutan3. g7   bab 2 perubahan , larutan
3. g7 bab 2 perubahan , larutan
 
96837935 bundel-kalium-bikromat
96837935 bundel-kalium-bikromat96837935 bundel-kalium-bikromat
96837935 bundel-kalium-bikromat
 
PPT KELOMPOK 6 KESETIMBANGAN.pptx
PPT KELOMPOK 6 KESETIMBANGAN.pptxPPT KELOMPOK 6 KESETIMBANGAN.pptx
PPT KELOMPOK 6 KESETIMBANGAN.pptx
 
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)
 
Praktikum kimia sma kelas x (redoks I)
Praktikum kimia sma kelas x (redoks I)Praktikum kimia sma kelas x (redoks I)
Praktikum kimia sma kelas x (redoks I)
 
laporan praktikum analisis kation-10-3.pdf
laporan praktikum analisis kation-10-3.pdflaporan praktikum analisis kation-10-3.pdf
laporan praktikum analisis kation-10-3.pdf
 
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Ammonium Sulfat
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Ammonium SulfatPenetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Ammonium Sulfat
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Ammonium Sulfat
 
Pengenalan Kation Golongan 1
Pengenalan Kation Golongan 1Pengenalan Kation Golongan 1
Pengenalan Kation Golongan 1
 
PENGENALAN BEBERAPA UNSUR
PENGENALAN BEBERAPA UNSURPENGENALAN BEBERAPA UNSUR
PENGENALAN BEBERAPA UNSUR
 
Analisis Kation
Analisis KationAnalisis Kation
Analisis Kation
 
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Amonium Sulfat SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Amonium Sulfat SMK-SMAK BogorPenetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Amonium Sulfat SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Amonium Sulfat SMK-SMAK Bogor
 

Pembuatan Tetraamintem baga(II) Sulfat

  • 1. PERCOBAAN 5 PEMBUATAN TETRAAMINTEMBAGA(II) SULFAT Kelompok 8 Nama Anggota : Siti Holifah (4311413004) TazqiaTunnisa (4311413008) Maryanti Dharma Dinata (4311413017) Anis Widayani (4311413020) FarichaTunjungsari (4311413024)
  • 2. Data Pengamatan  Warna larutan mula-mula CuSO4 = berwarna biru muda NH4 = larutan tidak berwarna  Perubahan yang terjadi ketika kedua larutan direaksikan adalah menghasilkan warna biru tua.  Perubahan yang terjadi setelah ditambah dengan alkohol adalah terdapat dua lapisan , lapisan atas biru tua bening, lapisan bawah berwarna biru tua pekat.  Perubahan yang terjadi setelah penyaringan adalah menghasilkan Kristal berwarna biru tua.
  • 3.  Perubahan yang terjadi setelah dilarutkan dalam: sedikit air adalah warna biru tua yang berasal dari Kristal sedikit memudar. Sedangkan air berlebih adalah warna larutan menjadi biru muda.  Perubahan yang terjadi setelah dipanaskan adalah tercium bau gas NH3 , warna kertas lakmus biru menjadi berwarna merah sedangkan lakmus biru tetap berwarna biru.  Reaksi yang terjadi adalah: CuSO4.5H2O(s)+H2O(l) Cu(H2O)6 2+ (aq) + SO4 2− (aq) Cu(H2O)6 SO4(aq) + 4NH3(qa) Cu(NH3)4SO4(s) +6H2O(l)
  • 4.  Massa awal CuSO4.5H2O = 2,5027 gram  Massa tetraamintembaga(II)sulfat = 1,3291 gram mol = gram Mr = 2,5027 245,5 = 0,0100 mol  CuSO4.5H2O [Cu(H2O)4]SO4 + 2H2O 0,0100 mol 0,0100 mol Massa tetraamin teoritis = mol x Mr = 0,0100 x 227,5 = 2,275 gram
  • 5.  Menghitung rendemen 𝑟𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 = gram sesungguhnya gram teoritis x 100% = 1,3291 gram 2,5027 gram x 100% = 53 %
  • 6. F. Pembahasan Percobaan ini adalah mengenai pembuatan garam kompleks. Garam merupakan hasil reaksi antara asam dan basa, prosesnya disebut netralisasi dimana sejumlah asam dan basa murni yang ekivalen dicampur dan larutannya diuapkan sehingga akan tertinggal suatu kristal yang tidak memiliki ciri-ciri khas suatu asam atau basa Mula-mula 2,5 gram CuSO4.5H2O direaksikan dengan 5 ml aquades, kemudian menambahkan 12,5 ml NH3 96% dan mengaduknya hingga homogen. Larutan CuSO4.5H2O mula-mula berwarna biru, kemudian ketika direaksikan larutan berubah warna menjadi biru tua. Ammonia pekat bertindak sebagai ligan yang akan menggantikan ligan pergi (H2O). Ligan NH3 lebih kuat dari pada H2O sehingga akan lebih mudah bagi NH3 untuk menggantikan H2O Reaksi yang terjadi adalah : CuSO4.5H2O+ 4NH3 →Cu(NH3)4SO4 + 5H2O
  • 7.  Menambahakan etil alkohol pada larutan, melalui dinding gelas beaker sehingga larutan tertutupi oleh etil alkohol.  Penambahan etanol bertujuan untuk mengikat molekul air yang terdapat dalam larutan yang mungkin dapat menggangu proses pengendapan. Menutup larutan dengan kaca arloji untuk menghindari kontak dengan udara, lalu mendiamkan selama kurang lebih dua malam, untuk proses pembentukan kristal. Larutan jangan sampai mengalami goncangan karena dapat mempengaruhi proses pengendapan.  Kompleks Cu membutuhkan waktu yang lama untuk penggantian ligan-ligannya. Senyawa kompleks yang membutuhkan waktu yang lama dalam penggantian ligan- ligannya disebut senyawa kompleks lembam
  • 8. Larutan yang dihasilkan berwarna ungu dengan adanya endapan. Endapan yang terbentuk disaring dengan kertas saring. Kemudian mencuci dengan campuran ammonia pekat : etil alkohol (1:1) yang bertujuan untuk menghilangkan pengotor dan kontaminan yang terdapat dalam endapan karena molekul pelarut ammonia akan menarik molekul-molekul ammonia sisa yang mungkin tidak bereaksi, sedangkan etil alkohol akan menarik molekul etil alkohol yang sebelumnya ditambahkan. Endapan dikeringkan didalam oven agar terbebas dari filtratnya,lalu menimbang berat setelah pengeringan, dan diperoleh berat sebesar 1,3291 gram. Kristal yang dihasilkan berwarna ungu yang merupakan Kristal dari garam kompleks tetraamin tembaga (II) sulfat. Rendemen Kristal yang terbentuk dihitung,Rendemen yang dihasilkan adalah 53%.
  • 9.  Sifat-sifat garam kompleks tetraamin tembaga (II) sulfat  Percobaan terakhir adalah mengenai sifat-sifat garam kompleks tetraamintembaga (II) sulfat. Untuk mebandingkan sifat yang ada pada garam kompleks tetraamin tembaga (II) sulfat dengan melakukan, melarutkan sedikit kristal hasil praktikum dalam 2,5ml aquades menghasilkan larutan berwarna biru. Sedangkan jika dilautkan dalam aquades yang berlebih (10ml H2O) mengahsilkan larutan bewarna biru muda.  Larutan ini merupaka garam tunggal Cu(II) yang memiliki warna biru baik dalam bentuk hidrat, padat maupun dalam larutan air, warna ini khas untuk ion tetra akuokuprat(II)
  • 10.  Perlakuan selanjutnya adalah memanaskan sedikit kristal Cu(NH3)4SO4 dengan pembakar spiritus secara perlahan. Ketika dipanaskan, kristal yang mula-mula berwarna biru tua berubah hitam.  Bukan hanya mengalami perubahan warna saja, namun saat dipanaskan terdapat gas yang dibebasakan, gas tersebut adalah gas NH3.  Warna coklat pada larutan garam kompleks disebabkan oleh terbentuknya endapan hitam yang relative banyak. Endapan hitam berasal dari cu(II) yang teroksidasi menjadi Cu(III) karena adanya pemanasan dan membebaskan gas NH3 yang mudah dikenali dari bau yang seperti telur busuk. Sehingga garam kompleks yang dilarutkan dalam air dan tidak meembentuk ion-ionya namun menjadi ion-ion kompleksnya.
  • 11. Kesimpulan  Pembuatan kristal Cu(NH3)4SO4 dapat dilakukan dengan mereaksikan logam tembaga dengan asam sulfat pekat dan asam nitrat pekat serta dengan air, proses pembuatan Cu(NH3)4SO4 diperlukan waktu satu hari sampai terbentuknya kristal, kristal Cu(NH3)4SO4 merupakan kristal yang berwarna biru keunguan berbentuk gel yang lembut, massa kristal Cu(NH3)4SO4 yang diperoleh dari percobaan ini adalah sebesar 1,3291 gram dan rendemen dari kristal Cu(NH3)4SO4 adalah sebesar 53 %.